Anda di halaman 1dari 23

KELOMPOK 3

Disusun Oleh :

Nikita Yuzambia Arum (21102033)


Suci Azellyta (21102051)
Dimas Febrian (21102071)
R.M Hafid Panji Herlambang (18102055)
Politik Luar Negeri
Indonesia Era Orde
Baru
Dalam perwujudan operasionalnya politik luar negeri suatu negara
senantiasa menyesuaikan diri dengan perubahan dan perkembangan yang
terjadi di sekitarnya. Penyesuaian itu bagi Indonesia berarti aktif berperan
dalam mengusahakan agar perubahan dan perkembangan itu mengarah
kepada terwujudnya dunia yang lebih damai, lebih adil dan lebih sejahtera
menuju sasaran-sasaran kepentingan nasional. Karena itu, diplomasi
Indonesia merupakan suatu upaya besar untuk menghimpun berbagai
unsur kekuatan nasional secara maksimal guna mempertahankan
kepentingan nasional secara langsung.
1.
Transisi politik luar negeri Indonesia dari orde Lama ke Orde Baru dapat dilihat
dari kebijakan luar negeri Indonesia yang tidak lagi berlandaskan faham berdikari
atau usaha untuk dapat mandiri dan menutup diri dari bantuan asing, namun
perlahan – lahan bergeser ke arah orientasi ke luar dengan cara membangun
hubungan persahabatan dengan pihak asing terutama negara-negara Barat.
Orientasi ke dalam tetap dilakukan oleh Soeharto, hanya saja dalam
implementasinya, kebijakan – kebijakan tersebut dilakukan dengan dukungan dan
hubungan dengan pihak asing yang bertujuan untuk melancarkan pembangunan
itu sendiri. Kebijakan yang digunakan pun kebijakan pintu terbuka, dengan
meningkatkan investasi asing dan mencari bantuan dana untuk merehabilitasi
ekonomi Indonesia.

2.
Era orde baru (orba) merupakan era yang identik dengan pemerintahan
presiden soeharto yang dimulai pada tanggal 12 maret 1967 sampai dengan
21 mei 1998. Pada masa pemerintahan di era orde baru (orba) ini
mengalami masa transisi dari orde lama (orla) yang ditandai dengan
terjadinya pergeseran pusat perhatian utama pemerintah yang terfokus dari
masalah pembangunan bangsa ke masalah pembangunan ekonomi yang
serius.
Pada masa pemerintahan di era Orde Baru (Orba) ini mengalami masa
transisi dari Orde Lama (Orla) yang ditandai dengan terjadinya pergeseran
pusat perhatian utama pemerintah yang terfokus dari masalah pembangunan
bangsa ke masalah pembangunan ekonomi yang serius. Tidak hanya politik
dalam negeri saja tetapi politik luar negeri indonesia (polugri) ikut serta
dalam pembangunan ekonomi yang ada di indonesia.
3.
Kebijakan yang diambil dalam polugri masa pemerintahan Soeharto
dapat dibagi menjadi dua masa, sebab kebijakan tersebut kental sekali
dengan berbagai kepentingan dari beberapa kelompok kepentingan. Dua
masa itu adalah periode sebelum pemilu 1982, di mana Soeharto masih
kental kecenderungan dan ketergantungannya pada para elit politik dan
ekonomi negara termasuk pada kekuatan ABRI dalam membuat
keputusan-keputusan polugri; Sedangkan periode yang kedua yaitu
sesudah pemilu 1982. Kondisi perekonomian yang sangat buruk pada
awal orde baru menjadi aspek yang sangat mendesak untuk segera
ditangani.

4.
Sehingga pemerintah mengambil langkah dengan mencari bantuan luar
negeri, beberapa upaya yang dilakukan adalah :

01 Mencari persediaan pangan berupa gandum dan beras

Mencari dana dalam bentuk dollar untuk membiayai


02 kebutuhan rutin Negara

03 Mencari penyedia alat komunikasi yang


mendapat menjamin keamanan

5.
Upaya tersebut dilakukan utamanya dengan menargetkan Negara-negara
barat. Hal ini terjadi karena realitas Indonesia di era orde lama yang
berkonfrontasi dengan PKI melalui peristiwa G-30S/PKI yang berimplikasi
pada memburuknya hubungan yang dimiliki antara Indonesia dengan
Negara-negara komunis. Sehingga Amerika Serikat adalah Negara yang
diharapkan dapat memberikan bantuan. Pada akhirnya hal inilah yang
kemudian menjadikan politik luar negeri Indonesia di Era Orde Baru
cenderung lebih condong ke blok barat dimana Amerika merupakan patron
utama blok ini.
Sejalan dengan politik luar negeri sebagai upaya aktualisasi kepentingan
nasional, maka Polugri yang dijalankan di era orde baru dilakukan dengan
menempuh berbagai upaya untuk mewujudkan kepentingan nasional. Hal ini
dilakukan dengan melibatkan berbagai actor termasuk kelompok militer dan
islam. 6.
Kemunculan komunitas islam pada orde baru sangat terkait dengan
dengan kenyataan bahwa komunitas ini telah menjadi mitra militer
dalam upaya pemberantasan PKI pada periode awal orde baru. Kondisi
tersebut diletakkan dalam kerangka pencitraan dimana kelompok
komunis yang menjadi salah satu kekuatan penting pada orde lama
dicitrakan sebagai kelompok anti-Tuhan dan kafir.
Dengan demikian, bersama dengan kelompok militer, kelompok islam
turut melakukan upaya pemberantasan komunis.
Selama Orde baru, terjadi pembagian dalam mengurus perumusan
politik luar negeri dimana Deplu mengurus urusan politik sementara
kelompok militer mengurus urusan keamanan. Tetapi hal ini tak
membuat perselisihan antar kedua kelompok tak terjadi karena semakin
lama kekuatan militer semakin menguasai urusan perumusan politik luar
negeri Indonesia pada masa Orde Baru.
7.
Hal ini terlihat pada Departemen Luar Negeri memiliki peran yang penting
dalam pembuatan politik luar negeri pada era Soekarno, namun peran Deplu
semakin menurun pada era Soeharto dikarenakan masuknya kekuatan
militer dalam Deplu. Hingga pada akhirnya, peran militer dilembagakan
dalam Deplu pada tahun 1970 dengan membentuk Direktorat Keamanan dan
Penerangan dan Laksus yang sama-sama diketuai oleh seorang perwira
militer. 

8.
Tatanan Politik Dalam
Negeri Yang Mempengaruhi
1. Pembangunan Politik
Menurut Amirmachmud menjelaskan bahwa pembangunan politik ialah
suatu proses berbangsa dan bernegara serta juga untuk mencapai tingkat
pertumbuhan dan penataan kehidupan politik atas dasar kemampuan
sendiri atau dapat mendukung pertumbuhannya sendiri di Indonesia proses
penataan tersebut tidak sepenuhnya mengandalkan kemampuannya sendiri
mengingat pada saat awal stabilitas politik keamanan maupun ekonominya
masih sangat rawan.

a). Sistem Nilai Pancasila


Di bawah kepemimpinan Soeharto keadaan sedikit berbeda, dimana
dicapai consensus nasional melalui Sidang Umum MPR tahun 1978
tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4).

9.
Adanya konsensus “asas tunggal” berpengaruh pada penentuan polugri, yaitu
bahwa Indonesia tidak ingin tergabung dalam negara komunis maupun negara
Islam meski mayoritas rakyat Indonesia beragama Islam. Kesan keragu-
raguannya itu terlihat apalagi ketika Indonesia akan bergabung dalam
organisasi dunia Islam yaitu OKI yang didirikan tahun 1970 dan piagam
pembentukkannya ditandatangani tahun 1972. Namun demikian, dalam
perkembangannya memperlihatkan bahwa Indonesia tidak dapat mengabaikan
opini masyarakat muslimnya dalam persoalan internasional dari perspektif
Islam, sehingga pada akhirnya Indonesia memutuskan untuk bergabung
dengan OKI. Sikap demikian, sedikit banyak mencerminkan kebijakan
Soeharto yang tetap berusaha menghilangkan keberpihakan agama, rasa atau
kelompok tertentu dalam politiknya. Kemurnian Pancasila dalam polugri pada
dasarnya haruslah terlefleksi pada prinsip-prinsip bebas dan aktif, di mana
tidak berpihak pada salah satu blok.
10.
b). Nasionalisme
Menurut Mochtar Kusumaatmadja, perbedaan , mendasar dari kedua
konsep tersebut adalah “konsep kepulauan” pada dasarnya merupakan
konsep wilayah sedangkan “wawasan Nusantara” merupakan konsep
politik. Namun kedua konsep tersebut merefleksikan perhatian Indonesia
terhadap pemeliharaan persatuan Indonesia. Konsep “wawasan Nusantara”
tersebut kemudian menjadi dasar doktrin pertahanan ABRI.

11.
Sifat Tatanan Politik Dalam
Negeri
Awal kepemimpinan Soeharto yang dimulai tahun 1966 masih dibayangi berbagai
persoalan politik, keamanan dan ekonomi dalam negeri. Pertama adalah pasca
persoalan politik dalam negeri tahun 1965. Kedua, suasana psikologis politik yang
demikian berdampak pada keamanan negara, dimana situasi pada saat itu sangat
kacau dan terjadinya radikalisme. Ketiga ialah terkait dengan persoalan ekonomi.
Dalam jangka pendek, dua landasan kebijakan yang diprioritaskan adalah
stabilitas dan pembangunan ekonomi. Kemudian kedua landasan tersebut
dioperasionalkan dalam pelaksanaannya sebagai berikut: Pertama, rehabiltasi
pembangunan ekonomi, dimaksudkan untuk mengontrol inflasi dan pemenuhan
kebutuhan pokok rakyat, memperbaiki infrastruktur dan meningkatkan ekspor.
Kedua, isu komunisme dan stabilitas keamanan tetap menjadi isu sentral politik
ideologi, yang merupakan konsekuensi logis atas ketakutan Indonesia akan
berkembangnya komunisme.
●  12.
Slide untuk judul besar

Slide judul tak usah kasi no halaman …..


Isi materinya lanjutan
disini ciiii

Ukuran 18, Font Times New

13.
Isi materi …

14.
Isi materi ….

15.
Isi materi …..

16.
Thank you for reading

Referensi
BUAT LINK ATAU PUN BUKU, POKOKNYA
SLIDE KHUSUS BUAT REFERENSII YAWWWW

Anda mungkin juga menyukai