Anda di halaman 1dari 12

Perkembangan

Ekonomi Era
Demokrasi Terpimpin

1
Latar belakang
Pada tahun 1959 hingga 1967, Indonesia berada di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno dan konsep
"Demokrasi Terpimpin" diterapkan. Era ini ditandai oleh sentralisasi kekuasaan di tangan Soekarno, yang
mengakibatkan pengendalian pemerintah yang kuat terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk ekonomi.

Dalam upaya untuk mencapai cita-cita sosialisme dan nasionalisme, Soekarno mengambil alih perusahaan-
perusahaan asing dan mengendalikan sebagian besar ekonomi nasional. Hal ini mengarah pada nasionalisasi
dan pengambilalihan banyak perusahaan swasta dan asing oleh pemerintah. Meskipun tujuannya adalah untuk
memajukan kesejahteraan rakyat, kebijakan ekonomi yang sangat terpusat ini seringkali menghambat
pertumbuhan ekonomi.

Era Demokrasi Terpimpin Soekarno juga ditandai oleh hubungan politik yang kompleks, seperti konflik dengan
negara-negara Barat dan pendekatan anti-imperialisme. Dampak besar dari periode ini terhadap pembangunan
ekonomi adalah bahwa banyak usaha swasta dan asing berkurang perannya, dan pemerintah mengambil peran
sentral dalam mengatur sektor ekonomi. Akibatnya, perkembangan ekonomi selama masa ini cukup terbatas
dan sering tidak efisien. 2
Kebijakan ekonomi
Kebijakan ekonomi pemerintahan Soekarno melibatkan beberapa pendekatan,
termasuk nasionalisasi dan konfrontasi. Nasionalisasi mengacu pada upaya
pemerintah untuk mengambil alih atau mengontrol sektor-sektor kunci
ekonomi, seperti perbankan dan industri. Konfrontasi adalah kebijakan politik
luar negeri yang berdampak pada sektor ekonomi dengan meningkatkan
ketegangan dengan negara-negara lain, terutama dalam hubungan politik dan
perdagangan. Kedua kebijakan ini dapat berdampak positif atau negatif
tergantung pada implementasinya dan situasi ekonomi saat itu.

3
Dampak Ekonomi
Era Demokrasi Terpimpin di Indonesia ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang lambat, inflasi
yang tinggi, dan defisit anggaran yang signifikan. Kebijakan ekonomi yang diterapkan pada masa itu,
seperti industri substitusi impor (ISI) dan pengelolaan ekonomi yang ringkas, dapat dianggap sebagai
faktor yang berkontribusi terhadap situasi tersebut.Inflasi tinggi bisa terjadi akibat kebijakan moneter
yang kurang tepat dan mencetak uang secara berlebihan. Defisit anggaran yang signifikan juga dapat
muncul karena belanja pemerintah yang melebihi penerimaan, yang pada gilirannya dapat
mempengaruhi stabilitas perekonomian.Penting untuk dicatat bahwa dampak ekonomi ini dapat
dilihat sebagai hasil dari berbagai faktor, termasuk kebijakan ekonomi, situasi politik, dan kondisi
global pada masa itu. Analisis terhadap periode ini cenderung kontroversial dan dapat bervariasi
4
tergantung pada sudut pandang yang diambil.
Pengaruh Global
Dalam konteks demokrasi terpimpin, pengaruh
global, hubungan internasional, dan diplomasi
dapat memainkan peran kunci dalam membangun
kerjasama ekonomi dengan negara-negara lain.
Keterlibatan dalam komunitas internasional
melalui diplomasi dapat memperluas akses pasar,
meningkatkan investasi asing, dan memperkuat
kerjasama perdagangan, yang pada gilirannya
dapat mendukung pertumbuhan ekonomi.

5
Perubahan Politik
Pada pertengahan 1960an, perpolitikan dan perekonomian di Indonesia
berada di dalam bencana. Setelah kemerdekaan di tahun 1945 (dan
penghentian konflik dengan Belanda di tahun 1949), negara muda ini
dilanda dengan politik internal yang berbahaya karena beberapa kekuatan
politik - termasuk militer, nasionalis, partai-partai Islam, dan komunis -
saling berlawanan satu sama lain. Selama satu dekade, Sukarno,
Presiden pertama Indonesia, cukup sukses untuk membendung ancaman
dari kekuatan-kekuatan ini dengan menggunakan kekuatan kharismanya.
Namun, pada pertengahan 1960an, kegagalannya terbukti nyata.

6
Masa Transisi
Masa Transisi 1966-1967Berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melalui sejarah
panjang perjuangan para pahlawan kemerdekaan dalam menumpas penjajahan 350 tahun Hindia
Belanda. Memasuki fase kemerdekaan atau masa transisi di Indonesia, serentetan kejadian yang
melukai negeri juga bukannya tidak terjadi. Pasca kemerdekaan, Indonesia kembali dihadapkan pada
banyak pergolakan. Sejarah Indonesia pasca kemerdekaan dapat dirunut berdasarkan garis waktu atau
timeline yang terjadi sepanjang masa perjuangan setelah kemerdekaan. Pertengahan 1960-an
merupakan masa transisi di Indonesia, dimana terjadi pergantian kepemimpinan dari Ir. Soekarno
kepada Jenderal Soeharto, atau kita mengenalnya dengan sebutan orde baru. Pergolakan politik
terbesar yang terjadi dimulai ketika 7 perwira senior TNI tewas pada 30 September 1965 dengan
dugaan dibunuh oleh pemberontakan PKI.

7
Garis waktu yang pertama adalah masa 1966-1967 yang dikenal sebagai masa transisi ke orde baru. Orde
baru sendiri lahir sebagai upaya untuk mengoreksi total penyimpangan yang dilakukan pada masa Orde
Lama. Di masa ini dimulai penataan kembali seluruh aspek kehidupan rakyat, bangsa, dan negara
Indonesia, melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen, serta menyusun kembali
kekuatan bangsa untuk menumbuhkan stabilitas nasional guna mempercepat proses pembangunan. 1).Aksi-
aksi Tritura Pada masa transisi ini terjadi pergolakan politik, militer hingga lingkup sosial masyarakat. Hal
ini terbukti ketika para mahasiswa Jakarta membentuk organisasi federasi bernama Kesatuan Aksi
Mahasiswa Indonesia (KAMI). Berbagai tindakan pemuda dan mashasiswa pada masa transisi ini salah
satunya aksi Tritura, dimana ada 3 tuntutan yang disampaikan kepada pemerintah, yaitu pembubaran PKI,
Pembersihan Kabinet dari Unsur G30 S PKI, dan Penurunan Harga atau Perbaikan Ekonomi.2).Surat
Perintah Sebelas Maret atau (Supersemar) Surat perintah ini diterbitkan sebagai akibat demonstrasi yang
dilakukan pemuda dan mahasiswa pada tanggal 11 Maret 1966, sehingga pemerintah mengadakankan
sidang kabinet dalam mengatasi krisis.3).Dualisme Kepemimpinan Nasional.Supersemar membuat
Soeharto memiliki kuasa sebagai pelaksana pemerintahan, sementara Soekarno sebagai pimpinan
pemerintahan.

8
Hal ini menimbulkan Dualisme Kepemimpinan Nasional yang akhirnya menyebabkan pertentangan
politik di kalangan masyarakat, sehingga muncullah pendukung Soekarno dan pendukung Soeharto.
Demi menjaga keutuhan bangsa, Soekarno menyerahkan kekuasan pemerintahan kepada pengemban
Tap. MPRS. No. IX/MPRS/1966 Jenderal Soeharto pada 23 Februari 1967. Pada 7-12 Maret 1967
diselenggarakan Sidang Istimewa MPRS dengan tema utama mengenai pertanggungjawaban presiden
selaku mandataris MPRS. Akhir masa pemerintahan Soekarno Akhirnya, pada 22 Juni 1966, Presiden
Soekarno menyampaikan pidato NAWAKSARA dalam persidangan MPRS berisi 9 persoalan yang
dianggap penting. Lantaran isi pidato tersebut hanya sedikit yang menyinggung tentang G 30 S PKI
maka pengabaian peristiwa itu tak memuaskan anggota MPRS. Pada 10 Januari 1967, Presiden
menyampaikan surat kepada pimpinan MPRS yang berisi Pelengkap Nawaksara (Pelnawaksara). Setelah
membahas pelnawaksara pada 21 Januari 1967, pimpinan MPRS menyatakan bahwa Presiden telah alpa
dalam memenuhi ketentuan konstitusional. Sehingga, pada 22 Februari 1967 tepat pukul 19.30 Presiden
Soekarno membacakan pengumuman resmi pengunduran dirinya. Maka pada 12 Maret 1967 Jenderal
Soeharto dilantik menjadi Pejabat Presiden Republik Indonesia oleh Ketua MPRS Jenderal Abdul Haris
Nasution. Setelah setahun menjadi pejabat presiden, Soeharto dilantik menjadi Presiden Republik
9 Indonesia pada tanggal 27 Maret 1968 dalam Sidang Umum V MPRS.
Kesimpulan
kesimpulan mengenai pengaruh Demokrasi Terpimpin terhadap
perkembangan ekonomi Indonesia dapat bervariasi tergantung pada
perspektif. Beberapa melihat dampak positif seperti stabilitas politik,
sementara yang lain menyoroti keterbatasan dalam partisipasi
masyarakat. Sebaiknya, tinjau ulang sumber daya dan literatur untuk
merinci argumen-argumen tersebut.

10
Pertanyaan
1. Bagaimana konsep "Demokrasi Terpimpin"
yang diterapkan pada masa itu memengaruhi
struktur ekonomi Indonesia?

2. Apa dampak nasionalisasi dan


pengambilalihan perusahaan swasta dan asing
oleh pemerintah terhadap pertumbuhan
ekonomi selama masa Demokrasi Terpimpin?

3. 3. Bagaimana konflik politik dengan negara-


negara Barat pada masa itu memengaruhi
hubungan perdagangan dan investasi
11
Indonesia?
TERIMA KASIH

12

Anda mungkin juga menyukai