1. Isi Supersemar yakni: Mengambil segala tindakan yang dianggap perlu untuk terjaminnya
keamanan dan ketenangan serta kestabilan jalannya pemerintahan dan jalannya Revolusi,
serta menjamin keselamatan pribadi dan kewibawaan Pimpinan Presiden/Panglima
Tertinggi/Pemimpin Besar Revolusi/Mandataris MPRS, demi untuk keutuhan Bangsa dan
Negara Republik Indonesia, dan melaksanakan dengan pasti segala ajaran Pemimpin Besar
Revolusi.
Mengadakan koordinasi pelaksanaan perintah dengan Panglima-Panglima Angkatan Lain
dengan sebaik-baiknya
Supaya melaporkan segala sesuatu yang bersangkut paut dalam tugas dan tanggung
jawabnya seperti tersebut di atas.
2. Demokrasi Pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan, yang berketuhanan, berperikemanusiaan yang adil dan
beradab, mempersatukan Indonesia, dan bertujuan mencapai keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia. Oleh karena itu, perwujudan demokrasi di Indonesia tidak bisa lepas dari
Pancasila sebagai dasar negara. Semua sila dalam Pancasila memiliki kedudukan yang
sama dan setara. Sehingga, keterkaitan antara silanya menjadi satu kesatuan membentuk
demokrasi. Peran Pancasila dalam bidang politik, sosial, dan ekonomi, serta penyelesaian
masalah nasional melalui permusyawaratan untuk mencapai mufakat adalah wujud dari
demokrasi Pancasila itu sendiri.
3. Ciri-ciri demokrasi Pancasila adalah: Kedaulatan ada di tangan rakyat. Selalu berdasarkan
kekeluargaa dan gotong royong. Cara pengambilan keputusan melalui musyawarah untuk
mencapai mufakat. Adanya keselarasan antara hak dan kewajiban. Menghargai hak asasi
manusia. Ketidaksetujuan terhadap kebijakan pemerintah disalurkan melalui wakil-wakil
rakyat. Tidak menganut sistem partai tunggal. Pemilihan umum dilaksanakan secara
langsung, bebas, terbuka, jujur, dan adil. Tidak adanya dikatator mayoritas dan tirani
minoritas. Mendahulukan kepentingan rakyat atau kepentingan umum.
4. Tiga kekuatan sosial politik itu adalah:
5. Pemerataan Pembangunan
Pertumbuhan ekonomi
Stabilitas ekonomi
poin pertama, yaitu pemerataan pembangunan, hal ini berarti
pembangunan tidak hanya berpusat di Pulau Jawa saja. Kalau kalian
udah belajar tentang Orde Baru sebelumnya, tentu kalian tahu kalau
SEJARAH INDONESIA
Nah, kebijakan era Orde Baru di bidang pembangunan, bisa dilihat lewat
pembangunan jangka pendek dan pembangunan jangka panjang. Kalau
jangka pendek, biasa disebut sebagai pembangunan lima tahun (Pelita)
dan pembangunan jangka panjang dilaksanakan selama 25-30 tahun.
Pada tahun 1965, terjadi konfrontasi antara Indonesia dengan Malaysia dan
Singapura. Untuk memulihkan hubungan diplomatik, dilakukan
penandatanganan perjanjian antara Indonesia yang diwakili oleh Adam
Malik dan Malaysia yang diwakili oleh Tun Abdul Razak pada tanggal 11
Agustus 1966 di Jakarta. Pemulihan hubungan diplomatik dengan Singapura
melalui pengakuan kemerdekaan Singapura pada tanggal 2 Juni 1966.
3. Memperkuat Kerja Sama Regional dan Internasional
Indonesia mulai memperkuat kerjasama baik regional dan internasional
dengan melakukan beberapa upaya, yaitu:
9. Pemerintah Orde Baru memberlakukan UU No.1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal
Asing (PMA). Dengan UU PMA ini, pemerintah Orde Baru ingin menunjukkan bahwa
pemerintah Orde Baru tidak memusuhi investor asing dengan menuduh sebagai kaki
tangan imperialisme. Pemerintah Orde Baru memandang bahwa modal asing merupakan
prasyarat yang dibutuhkan oleh sebuah negara yang ingin membangun perekonomiannya.
Dengan bantuan modal investor asing, pemerintah mendorong dan mengembangkan agar
mereka memperbanyak investasi dalam berbagai bidang ekonomi. Oleh karena itu,
lapangan kerja akan segera tercipta dengan cepat tanpa menunggu pemerintah memiliki
uang terlebih dahulu untuk menggerakan roda pembangunan nasional.Upaya lain dalam
memperbaiki permasalahan ekonomi yang dihadapi masa Orde Baru adalah menerbitkan
UU Penanaman Modal Dalam Negeri (UUPMDN) No. 6 Tahun 1968. Dalam UUPMDN
terdapat satu klausal yang menarik, yaitu dalam penanaman modal dalam negeri,
perusahaan-perusahaan Indonesia harus menguasai 51% sahamnya.
10. Intinya peristiwa ttg demo mahasiswa ttg investor asing mahasiswa berpikir soeharto
berpihak pada investor asing.
Menstabilkan kondisi politik Pada masa Orde Baru, Presiden Soeharto menerapkan
kebijakan fusi partai politik atau penyederhaan (penggabungan) partai pada 1973. Tujuan
fusi parpol adalah menciptakan stabilitas politik kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pembentukan ASEAN Pada 8 Agustus 1967, berdiri sebuah organisasi geopolitik dan
ekonomi dari negara-negara Asia Tenggara yang bernama ASEAN.
13. Adili Soeharto dan pengikutnya Selama Soeharto memimpin, kondisi perekonomian di
Indonesia karut-marut, terutama setelah mengalami krisis moneter tahun 1998. Akibatnya,
para mahasiswa melakukan gerakan untuk menurunkan Soeharto dari jabatannya.
Amendemen UUD 1945 Isi agenda reformasi yang selanjutnya adalah melakukan
amendemen atau perubahan terhadap UUD 1945. Sewaktu Soeharto berkuasa, tidak ada
hukum yang diterapkan untuk membatasi jabatan atas presiden atau menteri. Oleh sebab
itu, Soeharto bisa dibilang dapat memimpin selama yang ia mau.
Otonomi daerah seluas-luasnya Agenda Reformasi di bidang pembagian kekuasaan antara
pusat dan daerah adalah otonomi daerah diperluas. Pada masa Orde Baru, Soeharto hanya
melakukan pengembangan di satu titik saja, yaitu di Pulau Jawa. Maka dari itu, pada era
Reformasi, diharapkan dapat membuka jalan bagi otonomi daerah.
Hapus dwifungsi ABRI Sebelum menjadi Presiden Indonesia, Soeharto menjabat sebagai
Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad). Setelah ia memimpin
Indonesia, Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) menjadi memiliki dua fungsi,
yaitu fungsi keamanan dan sosial politik. Dwifungsi menyebutkan bahwa ABRI memiliki dua
tugas, yaitu pertama menjaga keamanan dan ketertiban negara dan kedua memegang
kekuasaan dan mengatur negara. Adanya dwifungsi menimbulkan permasalahan pada
masa Orde Baru. Pasalnya, dapat dikatakan bahwa ABRI menjadi sebuah kekuatan besar
yang tidak memihak rakyat sipil.
Hapus Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN)
Tegakkan supremasi hokum
14. Tanggal 21 Mei 1998 ditandai sebagai berakhirnya era Orde Baru dan
dimulainya era Reformasi, sekitar pukul 09.00 WIB dibacakan di Istana
Merdeka, ditandatangani langsung oleh presiden Republik Indonesia
ke-dua ini dan tertanggal 21 Mei 1998,
15. Partai Golongan Karya Mendominasi bidang politik
Hasil pembangunan tidak merata
Munculnya krisis ekonomi
Retaknya kekuasaan Orde Baru
Gerakan antikemapanan
16. penolakan pidato pertanggungjawaban presiden Habibie di hadapan seluruh anggota MPR
dilakukan dengan voting atau pemungutan suara untuk menentukan apakah MPR menerima
atau menolak tanggapan dari laporan pertanggungjawaban presiden Habibie hasil dari foto
tersebut sejumlah 355 anggota menolak laporan pertanggungjawaban 322 anggota menerima
laporan pertanggungjawaban presiden Habibie 9 suara yang dinyatakan offside dan sebanyak 4
suara yang dinyatakan tidak sah ditolaknya laporan pertanggungjawaban presiden Habibie
SEJARAH INDONESIA
karena dianggap telah gagal dalam melaksanakan amanat dari rakyat serta telah melakukan
pelanggaran terhadap ketetapan MPR seperti tidak mengusik jumlah harta kekayaan presiden
Soeharto dan memberikan otonomi kepada Timor timur sehingga Timor timur melepaskan diri
dari negara kesatuan republik Indonesia pada tahun 1999.
17. Kebebasan Pers
Pemilu bebas dan demokratis
Otonomi Daerah
Berakhirnya diskriminasi terhadap etnis tionghoa
Lahirnya komnas perempuan
Kemerdekaan Timor Leste
INTINYA FOKUS PADA PEREKONOMIAN INDONESIA
18. Ya nnti
19. Krisis politik pada masa orde baru mendorong munculnya reformasi dan tuntutan mahasiswa.
Banyak yang menjadi penyebab munculnya krisis politik, di antaranya:
Kenyataan bahwa MPR sebagai wakil rakyat diangkat berdasarkan asas kekeluargaan
(nepotisme)
Rasa tidak percaya kepada pemerintah, DPR, dan MPR
Banyak undang-undang yang dirasa tidak adil
Banyaknya ketimpangan ekonomi
Tingginya tekanan pemerintah pada pihak oposisi
Tidak adanya pembatasan masa jabatan presiden
Munculnya konflik antaragama dan etnis menjelang pemilu 1997
Jadi, jawabannya krisis politik muncul karena adanya ketidakpercayaan masyarakat kepada
pemerintah, ketidakadilan pemerintah dalam penegakan hukum, dan penolakan Soeharto
sebagai presiden setelah pemilu 1997.
20. Krisi ekonomi dan demo mahasiswa Pada 12 Mei 1998, terjadi Tragedi Trisakti, empat
mahasiswa Universitas Trisakti tewas tertembak oleh aparat keamanan saat
berdemonstrasi yang kemudian dikenal sebagai pahlawan reformasi.