Anda di halaman 1dari 3

Dinda Kusuma Mamayu Utami / 071711133061 / Kelas B / Week 6

Lingkaran Konsentris Politik Luar Negeri RI

Teori lingkaran konsentris politik luar negeri RI dalam tujuannya untuk mencapai kepentingan
nasional yang mencakup kesejahteraan, integrasi, ideologi negara, keamanan, dan kedaulatan, sudah ada
sejak era pemerintahan Orde Baru dimana menteri luar negeri yang saat itu bertugas, Ali Alatas,
mencetuskan adanya asas baru yang dimaksudkan sebagai sarana bagi Indonesia untuk memposisikan
dirinya dalam menganalisa dan menghadapi masalah-masalah yang konkrit dalam skala internasional serta
digunakan juga sebagai alat bantu untuk mempermudah dan memperlancar Indonesia dalam menjalankan
hubungan diplomatik dengan negara lain. Yang dimaksudkan dengan lingkaran konsentris disini adalah
sebuah pola penyusunan prioritas dalam praktek politik luar negeri sehingga mampu memberikan kontribusi
optimal terhadap pembangunan nasional (Setiawan, 2012). Jika di definisikan, lingkaran konsentris dapat
diartikan sebagai dua atau lebih lingkaran yang memiliki pusat yang sama yang dihubungkan dengan suatu
bentuk pencapaian target serta sasaran, dalam ruang lingkup dimana politik luar negeri RI akan
diimplementasikan, dipengaruhi, serta mempengaruhi masalah-masalah internasional. Lebih jauhnya,
lingkaran konsentris juga dipakai sebagai acuan dalam menakar kedekatan geografis dan kepentingan
nasional dalam kebijakan luar negeri, apakah sudah sesuai dengan target serta sasaran awal yang diinginkan
oleh Indonesia khususnya untuk pembangunan nasional yang telah dituliskan dalam pancasila serta Undang-
Undang Dasar demi kesejahteraan rakyat Indonesia atau malah berubah menjadi ancaman yang dapat
membahayakan hubungan diplomatik dengan negara lain. Lingkaran konsentris politik luar negeri Indonesia
membagi dimensinya menjadi 3 bagian, yaitu :

1. Dimensi Regional, dimana dimensi ini berhubungan dengan kenyataan yang ada dalam geografis
Indonesia, dan berpengaruh dalam implementasi politik luar negeri yang menyangkut kepentingan
regional ataupun internasional
2. Dimensi Organasional, merupakan posisi atau pandangan Indonesia dalam hal politik internasional,
dimana keanggotaan Indonesia digunakan sebagai sarana untuk melangsungkan hubungan
internasional
3. Dimensi Fungsional, adalah dimensi dimana Indonesia menjelaskan peran dan fungsinya didalam
suatu hubungan internasional atau hubungan diplomatik dengan negara lain, seperti peran Indonesia
di dunia internasional yaitu sebagai negara berkembang dan salah satu negara penghasil minyak
terbesar di dunia.

Ruang lingkup lingkaran konsentris politik luar negeri Indonesia dapat dibagi dalam beberapa
bagian dengan aspek cakupan yang berbeda-beda, seperti dalam aspek geografis, geostrategis,
geopolitik, sosial dan budaya, serta ekonomi. Dalam aspek geografis, geostrategis, dan geopolitik
dimana wilayah cakupannya merupakan wilayah yang paling dekat dengan letak geografis Indonesia
yaitu antara lain wilayah Asia Tenggara, Asia Timur, serta Pasifik Selatan, dimana wilayah-wilayah ini
biasa disebut sebagai Sphere of Primary Strategic. Kerjasama yang dilakukan dalam lingkup geografis,
geostrategis, dan geopolitik ini antara lain adalah pembentukan ASEAN (Association of Southeast Asian
Nations), yang merupakan sebuah organisasi geopolitik dari negara-negara di Asia Tenggara yang
dibentuk di Bangkok, 8 Agustus 1967 yang didirikan berdasarkan Deklarasi Bangkok oleh Indonesia,
Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Kerjasama selanjutnya adalah dilaksanakannya ARF
(ASEAN Regional Forum) yang dibentuk pada tahun 1994 dan dengan ASEAN sebagai penggerak
utamanya, dimana forum ini digunakan sebagai wadah bagi dialog serta konsultasi hal-hal yang
berkaitan dengan politik dan persamaan pemikiran serta pandangan antara negara-negara yang
tergabung dalam ARF demi stabilitas serta keamanan kawasan. Kerjasama lain dalam lingkup geografis,
geostrategis, dan geopolitik lainnya adalah diselenggarakannya APEC (Asia-Pacific Economic
Cooperation), atau sebuah forum kerjasama ekonomi di Asia-Pasifik yang diikuti oleh 21 negara dalam
lingkar pasifik demi mengukuhkan pertumbuhan ekonomi, mendorong perdagangan bebas di Asia-
Pasifik, serta mempererat ikatan dalam komunitas.

Perwujudan selanjutnya dalam lingkup lingkaran konsentris politik luar negeri Indonesia adalah
aspek sosial dan budaya, dimana Indonesia menjalin kerjasama dengan negara-negara di Timur Tengah
karena didasari oleh mayoritas masyarakat Indonesia yang beragama Islam sama seperti mayoritas
masyarakat di Timur Tengah, sehingga mempermudah dalam menjalin berbagai macam kerjasama.
Indonesia juga menjalin hubungan diplomatik dengan negara-negara non-blok maupun kelompok negara
G-15. Yang terakhir yaitu dalam aspek ekonomi, dimana Indonesia banyak bekerjasama dengan negara -
negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa, yang memungkinkan untuk bekerja sama dilihat dari
banyaknya badan-badan ekonomi internasional yang menaunginya.

Dalam pelaksanaannya politk luar negeri Indonesia dipengaruhi oleh faktor-faktor determinan, atau
faktor-faktor yang menentukan dan mempengaruhi perumusan politik luar negeri Indonesia. Faktor
tersebut antara lain :

1. Peran negara, meliputi penduduk dan wilayahnya dalam masalah-masalah bertaraf internasional.
Penduduk yang berjumlah besar jika tidak diimbangi dengan kualitas sumber daya manusianya
yang baik akan membuat Indonesia tidak cukup berani dalam mengambil tindakan serta
menjalani politik luar negerinya (Suryadinata;14), sedangkan dengan adanya batas-batas wilayah
yang jelas, suatu negara dapat membangun strategi politik yang lebih jelas demi melindungi
kedaulatan negaranya.
2. Kapabilitas untuk mewujudkan sektor pemberdayaan sumberdaya manusia, perekonomian, dan
pertahanan di Indonesia
3. Persepsi di dalam menghadapi ancaman asing serta adanya bantuan dari luar negeri guna
mendukung upaya pembangunan nasional demi Indonesia yang lebih baik.
4. Kualitas kepemimpinan. Jika seorang pemimpin di Indonesia memiliki kualitas yang mumpuni
maka dapat mendukungnya untuk mengeluarkan keputusan-keputusan diplomatik yang baik
demi keberlangsungan politik luar negeri Indonesia yang lebih maju.

Jadi dapat disimpulkan bahwa politik luar negeri Indonesia harus diperjuangkan demi tercapainya
kepentingan nasional, walaupun banyak faktor-faktor determinan yang dapat terus mempengaruhi politik
luar negeri Indonesia, baik dalam segi positif maupun negatif sehingga tidak akan menyebabkan perpecahan
dan perang saudara demi mewujudkan kepentingan nasional guna menjaga perdamaian internasional.

Referensi :

Suryadinata, Leo, 1998. “Faktor-Faktor Determinan Politik Luar Negeri Indonesia : Mencari Penjelasan”,
dalam Politik Luar Negeri Indonesia di Bawah Soeharto, [terj,], Jakarta, LP3ES, hlm. 7-27.

Anda mungkin juga menyukai