PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara terbesar di kawasan Asia Tenggara, baik dari segi
luas wilayah maupun jumlah populasi. Wilayah Indonesia yang terbentang dari
Sabang di ujung Pulau Sumatera hingga ke Merauke di Pulau Papua, yang terdiri
dunia. Dari segi jumlah populasi, Indonesia turut pula mengungguli negara
bukan semata karena jumlah populasi yang mencapai hampir 250 juta
negara-negara besar, namun mencakup pula dari aspek politik dan keamanan.
geografis, Indonesia memiliki 2/3 perairan di Asia Tenggara dan berada di jalur
perdagangan internasional atau Sea Lanes of Trade (SLOT) dan jalur komunikasi
dua samudra besar, Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Di tingkat regional
1
menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang baik dan positif sekaligus
Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN). Hal ini juga didukung dengan prinsip
yang dianut Indonesia yaitu politik luar negeri yang bersifat bebas dan aktif.
Malaysia, Filipina, Thailand, dan Singapura, yang dibentuk pada 8 Agustus 1967.
2
Politik luar negeri bebas aktif yang dipegang teguh oleh Indonesia turut
terjadi antara dua kekuatan besar, China dan Amerika Serikat di Laut China
terhadap Kuil Preah Vihear, Indonesia sukses sebagai mediator ketika Menteri
Lebih lanjut lagi, Indonesia selaku ketua ASEAN pada tahun 2011 senantiasa
menjabat sebagai ketua ASEAN sejak tanggal 1 Januari 2011 hingga akhir tahun
Bambang Yudhoyono pada saat penutupan KTT ASEAN ke-17 di Hanoi, Vietnam.
perdagangan pada tahun 2011 yang mencapai 1,6 triliun Dollar AS per tahun.3
3
kawasan Asia Tenggara (ASEAN). Upaya Indonesia menjadi leader state ini
menjaga stabilitas dan keamanan kawasan Asia Tenggara. Setiap konflik dan
melibatkan penggunaan kekuatan militer (hard power). Hal ini sejalan pula
Indonesia dan China, merupakan dua negara yang terletak di kawasan yang
sama, Asia Pasifik. Di samping sebagai mitra strategis Indonesia, kedua negara
ini dikenal pula dengan jumlah populasi penduduk yang padat yang sekaligus
4
kenyataan bahwa China sedang melakukan modernisasi militer, Indonesia di
melakukan diplomasi pertahanan dengan China, sebagai salah satu usaha untuk
Strategic Partnership pada tahun 2005 di Jakarta. Kedua negara juga saling
negeri yang kuat, yaitu Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), dibentuk.6
Hal ini penting untuk menyiapkan industri pertahanan yang mandiri di masa
depan.
bidang pertahanan Indonesia yang lebih terencana dan lebih rapi, terutama
5
serta kelembagaan. Penguatan postur pertahanan Indonesia terlihat hampir
merata di ketiga postur pertahanan, yaitu darat, laut, dan udara. Berbeda
udara.7
tanpa menggantungkannya pada negara lain. Semua ini merupakan tujuan yang
bersama menjaga stabilitas kawasan dan menjadi penengah dalam konflik yang
6
Berdasarkan paparan latar belakang usaha Indonesia untuk menjadi leader
pertahanan dengan China dan membangun kebijakan MEF. Dalam hal ini, upaya,
yang diterapkan pada masa presiden sebelum maupun setelah Presiden Susilo
kebijakan tersebut?
7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
diplomasi pertahanan.
Asia Tenggara.
8
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
pertahanan.
D. Studi Literatur
Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Artikel ilmiah ini ditulis oleh Greta Nabbs-
Indonesia dan China diwarnai dengan hubungan kedua negara yang mengalami
9
pasang surut, bersahabat melawan sisa ketidakpercayaan, namun Indonesia
kunci penengah ketegangan yang terjadi antar negara di kawasan. Realita ini
dan suplai energi dari Indonesia yang menjadi salah satu kepentingan nasional
negara China.
terjadi antara China dengan beberapa negara Asia Tenggara tidak menghalangi
disalahgunakan oleh Naga Asia tersebut. Artikel ilmiah ini berjudul “Southeast
10
menyelesaikannya dengan cara damai. Turbulensi tersebut diantaranya adalah
klaim China atas teritori Indonesia di Kepulauan Natuna dan isu Partai Komunis
Artikel ilmiah lainnya berjudul “Indonesia and the Emerging Sino-US Rivalry
in Southeast Asia,” yang ditulis oleh Rizal Sukma.10 Artikel ilmiah ini memaparkan
tentang posisi Indonesia di tengah rivalitas China dan Amerika Serikat terhadap
terjadi antara dua negara besar tersebut. Indonesia dalam merespon hal ini
adalah dengan bersikap netral dan tidak memihak salah satu negara.
Rivalitas yang terjadi antara China dan Amerika Serikat, salah satu
Serikat maupun China. Salah satu upaya Indonesia adalah diplomasi pertahanan
mengajak China untuk bersama menjaga stabilitas kawasan dan melalui upaya
11
Literatur berikutnya adalah artikel ilmiah yang ditulis oleh Prashanth
dimulai sejak awal abad pertama Masehi dimana saat biarawan dari China kuno
mulus, dimana turbulensi sempat terjadi di antara kedua negara seperti pada
pemerintah China pada tahun 2001 yang akhirnya berhasil dikukuhkan melalui
deklarasi bersama kedua negara pada tahun 2005. Sejak saat itu, kedua belah
12
Secara spesifik di sektor pertahanan, melalui Deklarasi Kemitraan Strategis
personil militer dari kedua negara. Selain itu, Indonesia dan China juga bermitra
melalui nota kesepahaman antara kedua negara. Selain itu, pada Juni 2011, PLA
dan TNI mengadakan latihan bersama pasukan khusus melalui kerjasama yang
Artikel ilmiah kelima ditulis oleh Natasha Hamilton-Hart dan Dave McRae
dalam artikel ilmiah berjudul “Indonesia: Balancing the United States and China,
Action) yang juga ditandatangani pada tahun 2010. Pada Oktober 2013,
lingkup yang luas, mulai dari aktivitas kerjasama pendidikan hingga militer.
13
2000. Delegasi militer Indonesia berkunjung ke China pada tahun 2o00 dan
2001. Pertemuan ini turut dihadiri pula oleh Duta Besar Indonesia untuk China
di Beijing. Pada tahun 2002, Menteri Pertahanan Indonesia, Matori Abdul Djalil
China.
yang membuat pertemuan tingkat tinggi antar pejabat militer kedua negara
meningkat sejak saat itu. Latihan bersama personil militer kedua negara yang
dinamai Sharp Knife yang diikuti oleh pasukan khusus dari Indonesia (Kopassus)
terkait masalah dalam penelitian ini juga ditemukan dalam bentuk buku. Sebuah
PT. Pindad (Persero) saat ini. Dalam buku karangannya tersebut, Silmy
tren yang ada di dunia yang terdiri dari lembaran demi lembaran yang
14
mendokumentasikan policy dan ikhtiar pemerintah Indonesia dalam
Buku ini juga mengulas tentang apa saja yang harus dilakukan Indonesia untuk
diterbitkan pada tahun 2014, tahun dimana jabatan Presiden Susilo Bambang
Literatur berikutnya adalah berupa tesis, salah satu tesis yang diteliti oleh
Iwan Sulistyo dalam tesis yang berjudul “Kebijakan Pertahanan Indonesia 1998-
pemimpin lainnya, dan turut dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Tesis Iwan Sulistyo ini meneliti kebijakan pertahanan di interval waktu 1998-
2010, dimana selama interval waktu itu, empat presiden Indonesia memangku
jabatan secara silih berganti. Iwan membagi interval waktu 1998-2010 menjadi
15
Dalam setiap kebijakan pertahanan yang dirumuskan masing-masing
masa B.J. Habibie dan Abdurrahman Wahid (Gus Dur), kebijakan pertahanan
Indonesia turut dipengaruhi oleh beban krisis ekonomi tahun 1997 dan adanya
postur pertahanan secara merata di tiga matra TNI, darat, laut, maupun udara.
Pada masa ini, pemerintah juga mulai memperhatikan bagaimana cara yang
16
dan perbatasan negara, dan anggaran.18 Selain itu dijelaskan pula sasaran dan
dijelaskan pula mengenai arah pembangunan TNI di tiga matra, yaitu darat, laut
dan udara. Pada bab selanjutnya, Luthfi juga memasukkan kajian dalam
RMA.19
E. Kerangka Konseptual
1. Teori Hegemoni
dari satu pihak terhadap pihak lainnya. Hegemoni memiliki keterkaitan erat
17
negara tertentu terhadap negara-negara lain di kawasan. Menurut Antonio
Gramsci, dalam masyarakat memang selalu ada yang memerintah dan yang
tertentu.20
dominasi suatu bangsa atas bangsa yang lain melalui instrumen politik dan
ada superioritas dari pihak tertentu. Lebih lanjut, hegemoni adalah posisi
18
norma-norma dalam sistem internasional berdasarkan keinginan dan
ciri-ciri kekuasaan hegemoni adalah seperti unit mata uang yang efektif di
tingkat internasional, postur militer yang kuat dengan aliansi dan pangkalan
ekonomi dan militer, (3) soft power, dan (4) kontrol terhadap jalur
komunikasi internasional.23
19
ekonomi dan militer, memberikan pengaruh hegemoni di kawasan tersebut
pemimpin regional dari negara-negara yang ada di kawasan itu. Lebih lanjut,
identitasnya sendiri
regional lain
global.
20
2. Diplomasi Pertahanan
yang dilakukan suatu negara memiliki tujuan yang sama sebagaimana tujuan
politik luar negeri suatu negara. Namun meskipun keduanya terkesan sama,
terdapat perbedaan antara politik luar negeri dan diplomasi. Apabila fungsi
dari diplomasi itu sendiri. Misalnya dalam bidang ekonomi, dikenal diplomasi
oleh Inggris melalui Strategic Defence Review pada tahun 1998, yang
21
ditujukan untuk mengintegrasikan instrumen militer dan diplomatik terkait
Mayor Laut (P) Salim dalam artikel ilmiah berjudul “Peningkatan Kerjasama
luas, mulai dari peran militer sampai peran non-tradisional, seperti penjaga
22
dengan sekutunya, saat ini kerjasama militer juga dilakukan antar negara
23
3. Kepentingan Nasional
dalamnya yang seringkali digunakan sebagai pedoman atau tolak ukur bagi
negara relatif tetap dan sama, yaitu untuk menciptakan keamanan (security)
24
berdasarkan pelaksanaannya (compatibility), dan berdasarkan
kekhususannya (specificity).36
25
adalah kepentingan nasional yang bersifat khusus, misalnya
kebijakan MEF.
Bangsa (LBB) yang didirikan pada masa setelah Perang Dunia I. Negara-
oleh satu atau lebih anggota terhadap yang lain akan ditentang keras dan
26
adalah dengan mengelola kekuatan militer dengan benar. Untuk dapat
kerjasama yang erat antar anggota sebagai upaya untuk melawan ancaman
ilegal, polusi dan aksi bersama dalam menangnai bencana alam.39 Selain
27
Lebih lanjut, Inis L. Claude, Jr. menyatakan bahwa keamanan kolektif
secara agresif. Tatanan dunia yang aman dapat dijaga dengan tindakan
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah
menjelaskan hubungan antara dua atau lebih gejala atau variabel. Penelitian
28
lampau dengan fungsi utama sebagai catatan atau bukti suatu peristiwa,
kabar, tesis, salinan pidato presiden, laporan, maupun artikel online yang
penelitian ini.
a. Jenis Data
Jenis data yang digunakan penulis pada penelitian ini adalah data
berupa bahan hukum primer. Bahan hukum primer adalah bahan hukum
29
Sebagai data primer, penulis menggunakan Buku Putih Pertahanan
Indonesia.
30
3) Salinan Pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait
dan artikel dari internet. Adapun data sekunder yang dibutuhkan adalah
b. Sumber Data
majalah, tesis, juga artikel online yang didapatkan penulis dari pelbagai
31
1) Kantor Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia di Jakarta
Indonesia di Jakarta
data hasil penelitian adalah teknik analisa data kualitatif. Dalam menganalisa
analisa kualitatif.
32
4. Kerangka Berpikir
Indonesia
Pembangunan Kebijakan
Kekuatan Pokok
Minimum/Minimum
Essential Force (MEF)
Industri Pertahanan
Domestik
China
33
BAB II
DESKRIPSI LOKASI DAN PENYAJIAN DATA
A. Deskripsi Lokasi
benua, Benua Asia dan Benua Australia, dan dua samudra, Samudra Hindia
dan Samudra Pasifik. Letak negara Indonesia yang berada di antara dua
jumlah pulau sebanyak 17.508 pulau,46 yang terbentang dari Sabang sampai
Merauke.
Malaysia di Pulau Kalimantan, Papua Nugini di Pulau Papua, dan Timor Leste
di Pulau Timor (lihat gambar 2.1). Selain itu Indonesia juga memiliki beberapa
34
tergabung dalam ASEAN, diantaranya Singapura, Thailand, Filipina,
Indonesia termasuk salah satu negara terluas di dunia, dengan total luas
km2, dan luas wilayah perairan 93.000 km2, serta garis pantai sepanjang
terdiri dari 51,7% dan lainnya (built-up areas, jalan, tanah tandus, dan tanah
kosong) terdiri dari 17,1%.49 Lahan untuk pertanian dibagi lagi menjadi tiga
bagian yang terdiri dari 13% arable land (tanaman yang memerlukan
setelah dipanen, seperti: jeruk, kopi, karet), dan padang rumput permanen
6,1%.50
sangat bervariasi, dengan ratusan adat, tradisi, dan budaya, dimana etnis
Jawa sebagai etnis terbanyak di Indonesia. Menurut data dari Badan Pusat
Statistik (BPS) Indonesia, diketahui bahwa Indonesia terdiri dari 1.128 etnis.51
Kelompok etnis Jawa sebanyak 40,1%; Sunda 15,5%; Melayu 3,7%; Batak 3,6%;
Madura 3%; Betawi 2.9%; Minangkabau 2.7%, Bugis 2,7%; Banten 2%; dan
beberapa suku lainya seperti Banjar, Bali, Aceh, Dayak, Sasak, Tionghoa, dan
35
sebagai bahasa nasional, bahasa Inggris, dan lebih dari 700 bahasa daerah
yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konguchu, dengan agama
Dengan China dan India berada di posisi pertama dan kedua. Akan tetapi,
laporan terbaru dari PBB menyatakan bahwa tujuh tahun dari sekarang,
36
ada di Asia (Bangladesh, China, India, Indonesia dan Pakistan), dua berada
lingkungan yang bersih dan sehat, sanitasi yang buruk, jumlah penduduk
orang atau 10,96 persen, relatif menurun dari periode yang sama tahun lalu
yang tercatat 28,6 juta orang atau 11,46 persen.58 Penurunan angka
jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan turun sebanyak 0,15 juta orang
(dari 10,51 juta orang pada Maret 2014 menjadi 10,36 juta orang pada
orang (dari 17,77 juta orang pada Maret 2014 menjadi 17,37 juta orang pada
data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencapai 7,24 juta orang (per Agustus
2014), dimana jumlah ini meningkat dari 7,15 juta dari posisi Februari 2014
37
Bahkan apabila dibandingkan dengan Thailand, sebagai negara yang
pengangguran di Thailand tercatat pada angka 0,56 persen dan ini sudah
negara bekas jajahan Belanda yang dulu sempat memiliki nama Hindia
by descent/ius sanguinis).
38
Terakhir adalah lembaga yudikatif yang dipegang oleh Mahkamah Agung
(MA), Komisi Yudisial (KY) dan Mahkamah Konstitusi (MK). Warna bendera
Supratman.65
Bruto/PDB (in PPP) USD 2,839 triliun (2015) yang mengalami peningkatan
sejak tahun 2013 dan 2014, masing-masing senilai USD 2,582 triliun dan USD
tinggi, sering disebut sebagai calon layak untuk menjadi salah satu anggota
bahan bakar mineral, lemak hewani atau nabati (termasuk minyak sawit),
mesin listrik, karet, mesin, dan peralatan mekanik.68 Nilai ekspor Indonesia
mencapai USD 152,5 miliar (2015), menurun dari tahun 2014 sebesar USD 176
39
Serikat, dengan barang impor berupa bahan bakar mineral, ketel uap,
mesin, peralatan mekanik, besi dan baja, dan bahan makanan.70 Nilai impor
Republik Rakyat China, atau lebih sering disingkat China, adalah negara
peradaban sejak 4.000 tahun yang lalu.72 Negara China terletak di Benua
Asia, tepatnya di kawasan Asia Timur, berbatasan dengan Laut China Timur,
Teluk Korea, Laut Kuning, Laut China Selatan, dan Vietnam (lihat gambar
2.2).73 Negara ini memiliki total luas wilayah 9.596.960 km2, dengan luas
daratan 9.326.410 km2, luas wilayah perairan 270.550 km2, dan garis pantai
dengan panjang 14.500 km, membuat China sebagai salah satu negara yang
Memiliki kesamaan dengan Indonesia, negara ini juga kaya akan sumber
daya alam seperti batubara, bijih besi, minyak bumi, gas alam, selain itu ada
40
juga merkuri, timah, tungsten, mangan, molibdenum, vanadium, aluminium,
seng, uranium, potensi tenaga air (terbesar di dunia), dan tanah yang
subur.76
Agama mayoritas di negara ini adalah Buddha, agama lain yang terdapat
sebagai bahasa nasional. Etnis Han merupakan etnis yang paling banyak
etnis Zhuang yang hanya 1,3%, dan etnis lainnya sebanyak 7,1% seperti etnis
Hui, Manchu, Uighur, Miao, Yi, Tujia, Tibetan, Mongol, Dong, Buyei, Yao, Bai,
Korean, Hani, Li, Kazakh, dan Dai.78 Dalam jangka waktu setahun, populasi
2014, populasi di negara ini tercatat 1,364 miliar jiwa,79 meningkat menjadi
1,367 miliar pada tahun 2015.80 Jika dikalkulasikan dengan lebih rinci, China
setahun.
berpenduduk 14 juta jiwa.81 Negara ini terdiri dari 23 provinsi (Anhui, Fujian,
Sichuan, Yunnan, Zhejiang, dan Taiwan), lima wilayah otonom (Guangxi, Nei
Mongol (Inner Mongolia), Ningxia, Xinjiang Uygur, dan Xizang (Tibet)), dua
41
wilayah administratif khusus (Hong Kong dan Macau), dan empat
serta perdana menteri dan para wakil perdana menteri. Presiden China saat
China saat ini adalah Li Keqiang, dengan empat wakil perdana menteri yaitu
Kongres Rakyat Nasional atau dalam bahasa China disebut Quanguo Renmin
Daibiao Dahui, yang terdiri dari 2.987 anggota yang merupakan perwakilan
dari kota, daerah, dan provinsi, untuk masa jabatan lima tahun.85 Lembaga
42
transportasi dan komunikasi.86 Hakim agung ditunjuk oleh Kongres Rakyat
Nasional dengan masa jabatan lima tahun dan terbatas selama 2 periode
jabatan, sementara hakim lainnya dicalonkan oleh hakim agung dan ditunjuk
pesat adalah adanya dukungan dari sektor ekspor berupa barang elektronik,
mebel, pakaian dan tekstil. Nilai ekspor China selama dua tahun terakhir
mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2014 senilai USD 2,24 triliun
meningkat menjadi USD 2,27 triliun pada tahun 2015.90 Meskipun produk
domestik bruto per kapita China masih rendah dibandingkan standar Barat,
banyak ahli berspekulasi produk domestik bruto (PDB) China akan melebihi
43
B. Penyajian Data
dan operasi militer selain perang. Sebagai negara yang merdeka dan
bersenjata (TNI) yang telah terlatih dan tangguh. Sebagai contoh adalah
menjaga batas negara, sebagai salah satu dari bentuk dari pertahanan
dari negara lain di wilayah laut Indonesia, baik itu batas Teritorial, batas
44
kelangsungan hidup bangsa Indonesia. Adapun tujuan pertahanan negara
menjaga sistem ideologi dan politik negara. Kedua, menjaga keutuhan NKRI
wilayah, dan sumber daya nasional lainnya, serta dipersiapkan secara dini
(11), dan berada di atas Australia (13).97 Militer Indonesia terbagi menjadi tiga
matra yakni TNI Angkatan Darat (TNI-AD) yang dibentuk pada tanggal 5
Oktober 1945,98 TNI Angkatan Laut (TNI-AL) yang dibentuk pada tanggal 10
September 1945,99 dan TNI Angkatan Udara (TNI-AU) yang dibentuk pada
45
tanggal 9 April 1946.100 Ketiga matra TNI ini memiliki fungsi dan tugas yang
Indonesia.
Untuk kekuatan, saat ini kekuatan tentara aktif yang dimiliki Indonesia
berdasarkan data dari The Military Balance 2014 adalah 395.500 personil,
yang terdiri atas 300.400 tentara Angkatan Darat, 65.000 personil Angkatan
Gambar 2.3. Lambang TNI-AD, TNI-AL dan TNI-AU (dari kiri ke kanan)
Sumber: www.tniad.mil.id, www.tnial.mil.id, www.tni-au.mil.id
dengan pelbagai macam alutsista, seperti main battle tank jenis Leopard
serta 350 tank ringan seperti AMX dan Scorpion. Militer Indonesia juga
46
Casspir, dan Barracuda. Jumlah artileri yang dimiliki TNI-AD mencapai 1.907,
kapal selam Cakra, 6 kapal perang, 23 kapal perang kecil, 11 frigate, 72 kapal
Hercules, 444 pesawat militer, dan pelbagai jenis helikopter yang totalnya
187 unit.105
Mengenai gelar, untuk matra darat pada saat ini TNI Angkatan Darat
tahun terakhir (2010-2014). Jika dilihat dari PDB Indonesia, jumlah anggaran
47
pertahanan Indonesia mencapai Rp86,3 triliun pada 2014, dimana angka ini
hanya 0,9 persen dari besaran PDB Indonesia (lihat tabel 2.2). Apabila
Indonesia bisa mencapai angka 2 persen, maka ada peluang bagi kemajuan
48
pemerintah semakin menyadari pentingnya mengatasi pelbagai persoalan
di bidang pertahanan.
(elektronik).110
bermula pada era kolonial Belanda. Pada 1808, Herman Willem Daendels,
senjata bagi serdadu Belanda, bengkel ini dikenal dengan nama Constructie
49
Winkel (CW). Selain CW, Daendels juga membangun sebuah pabrik amunisi
Proyektiel Fabriek (PF). Pabrik dan bengkel inilah yang menjadi fondasi
pembentuk PT Pindad.111
Produk Militer terdiri atas Divisi Amunisi, Divisi Senjata, serta Unit Bisnis
atas Divisi Mekanik, Listrik, Forging, dan Pengecoran serta Unit Bisnis Tool
oleh PT Pindad, bahkan ada beberapa produk yang telah mendunia, produk
oleh pasukan pemelihara perdamaian PBB di Lebanon dan Suriah. Selain itu
ada juga produk pelbagai jenis senjata, peluru kaliber, rifles, senapan serbu,
Borsig Southeast Asia (konstruksi dan pemeliharaan turbin uap dan gas), dan
pesawat terbang).114
50
Di matra udara, PT Dirgantara Indonesia (PT DI) hadir untuk menjawab
(PT IPTN), yang sudah disandang badan usaha strategis ini sejak kurang
digunakan, didirikan oleh Dr. B.J. Habibie, pada 28 April 1976.116 Perusahaan
ini sudah bisa menghasilkan pelbagai macam produk, baik produk pesawat
maupun produk yang bersifat jasa, dan menyerahkan produk dan jasa
tersebut kepada konsumen dalam dan luar negeri. Produk tersohor mereka
Gubernur Jenderal Van der Capellen, adalah orang yang mencetuskan ide
51
(PAL) pada 27 Desember 1949, setelah Indonesia memperoleh
wilayah Asia pada saat itu. Pada tahun 1979, Bea dan Cukai membeli kapal
FPB 28 sebanyak 24 unit dari PT PAL, dengan komponen kapal dari Belgia
Shipbuilding Company (BSC)). Setelah melihat hasil kerja PT PAL, Bea dan
Cukai mengakui bahwa kapal buatan PT PAL lebih baik daripada buatan BSC,
yang membuat Bea dan Cukai memesan lima FPB 28 lagi langsung kepada
Pada 1983, mulai dibangun kapal pertama di PT PAL, dan disusul kapal kedua
pada tahun 1985. Kapal pertama diberi nama Minas, sedangkan kapal kedua
bernama Melahin.121
pada 1957 di Desa Menang, Madiun, Jawa Timur. TNI Angkatan Udara
52
Dahana memperoleh sertifikasi ISO 9002:1994, yang kemudian ditingkatkan
2. Alutsista TNI AD, TNI AL, dan TNI AU Tahun 2008 (Pra Implementasi
Kebijakan MEF)
pasca tahun 2008 (setelah implementasi MEF). Kebijakan MEF yang mulai
Dalam kebijakan MEF, salah satu target yang ingin dicapai Indonesia adalah
sebesar 0,89% dari total GDP Indonesia. Dari segi jumlah personil militer,
Indonesia memiliki 297.000 personil militer aktif pada tahun 2008.126 Tabel
2.3 di bawah ini menampilkan data tahun 2008 terkait jumlah persenjataan
53
Air Force
Army (TNI AD) Unit (s) Navy (TNI AL) Unit (s) Unit (s)
(TNI AU)
Attack Aircraft Combat
50 − 69
Helicopters Carriers Aircrafts
Main Battle Corvette
– 26
Tanks (MBT) Warships
Frigates 7
Submarines 2
Nuclear
−
Submarines
Amphibious
4
Warfare Ships
Patrol Boats 30
Tabel 2.3. Jumlah Persenjataan (Alutsista) TNI-AD, TNI-AL, dan TNI-AU Tahun 2008
Sumber: Nation Master127
persenjataan TNI masih kurang merata. Di matra darat, pada tahun 2008,
Indonesia bahkan belum memiliki tank tempur utama (main battle tanks).
tersebut. Indonesia berada di peringkat ketiga setelah SAS Inggris Raya dan
MOSSAD Israel.128
54
3. Sejarah Kerjasama Pertahanan Indonesia−China
penanda era baru dalam peningkatan hubungan bilateral kedua negara. Hal
China Free Trade Area (ACFTA) pada masa Presiden Megawati tidak
bebas antara Indonesia sebagai negara anggota ASEAN dengan China baru
dijajaki sejak awal tahun 2000-an. Hubungan yang terjalin saat itu juga hanya
kedua negara.
55
Terdapat beberapa aktivitas kunjungan para pejabat militer kedua
negara pada tahun 2003. Tercatat pada tanggal 3-6 November 2003, Kepala
Staf TNI AD saat itu, Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu berangkat bersama
November 2003, Kepala Badan Intelijen Strategis TNI, Mayor Jenderal TNI
strategis. Sebelumnya, pada tanggal 11-23 Oktober 2003, Letkol Tek Naviardi
56
difokuskan untuk memperkuat kerjasama politik dan keamanan,
dalam paragraf kedua dari isi naskah perjanjian yang ditandatangani kedua
negara.
Kami sepakat bahwa Indonesia dan China telah menjadi dua mitra
penting dalam kerjasama, dan untuk itu, sebagai dua negara
berkembang yang utama, kami harus membangun perspektif
strategis dalam memusatkan perhatian pada kepentingan jangka
panjang kami dan membawa hubungan kami ke tataran baru demi
keuntungan kedua negara dan rakyat kami serta untuk memberi
sumbangan baru bagi solidaritas dan kerjasama antar negara-
negara berkembang serta pada perdamaian dan pembangunan
umat manusia.130
saling percaya dan keyakinan dalam bidang pertahanan dan militer dengan
negara juga menyatakan akan bekerjasama dengan erat pada isu maritim
57
melalui perbaikan peningkatan kemampuan sumber daya manusia dan
MoU ini ditandatangani oleh Menteri Pertahanan kedua negara saat itu, dari
pihak Indonesia oleh Juwono Sudarsono dan dari pihak China oleh Cao
sebagai berikut.
58
Perjanjian ini mulai berlaku sejak tanggal penandatanganan perjanjian,
antara Indonesia dan China yang berlangsung tujuh kali dalam satu
59
membicarakan pelbagai hal dengan Wakil Ketua Komisi Militer Pusat
China, Fan Changlong. Menurut Fan, Indonesia dan China telah menjalin
kerjasama untuk waktu yang cukup lama dan kedua negara harus
Beijing pada 28 Juli 2005. Perjanjian ini mulai berlaku sejak tanggal
60
setiap lima tahun berikutnya. Cara pengakhiran perjanjian dapat
berlaku berakhir.
Indonesia, teknologi militer China telah memasuki taraf maju dan sudah
ketika Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) Laksamana TNI Tedjo Edhy
dimana TNI AL telah menerima misil varian C-705 dan telah melalui tahap
uji coba yang dilakukan di Selat Sunda. Selain kerjasama produksi misil,
61
China.135 Hingga tahun 2014, beberapa rudal yang telah digunakan TNI
selama lima tahun dan dapat diperpanjang otomatis setiap lima tahun
62
pertahanan yang layak di Indonesia supaya jalur minyak ke China
terjamin. Dari sisi inilah dapat dilihat kepentingan ekonomi dua negara
Jakarta pada 21 Januari 2010. Perjanjian ini mulai berlaku sejak tanggal
63
yaitu 29 April 2011, dengan masa berlaku dan cara pengakhiran perjanjian
April 2005]
Beijing pada 23 Maret 2012. Perjanjian ini mulai berlaku sejak tanggal
perjanjian selama lima tahun dan akan diperpanjang otomatis setiap lima
dengan cara pemberitahuan tertulis dari salah satu pihak enam bulan
sebelumnya.
awal diberikan oleh China. Tindak lanjut dari MoU ini adalah dengan
2012. Komite Kerjasama Maritim ini diketuai bersama oleh Wakil Menteri
64
dari wakil-wakil instansi pemerintah terkait dari masing-masing pihak.
(VTS) di Selat Lombok dan Selat Sunda tentunya akan sangat membantu
yang rusak akibat tsunami Aceh pada tahun 2006 dan pendirian pusat
strategis ini.136
65
antara negara pantai dan negara pengguna Selat Malaka dan
Singapura.
dan pelatihan.
internasional.137
66
BAB III
PEMBAHASAN
2014)
1. Lokasi/Letak Negara
negara kepulauan terbesar di dunia, dengan jumlah lebih dari 17.000 pulau,
Sabang sampai Merauke. Letak negara Indonesia diapit oleh dua samudra
besar (Samudra Pasifik dan Samudra Hindia), dan dua benua (Benua Asia
dan Benua Australia) serta berbatasan langsung dengan negara lain dan
lautan bebas.
jenis multi-sea and insular location,138 yaitu negara dengan banyak batas
lautnya. Selain Indonesia, negara yang termasuk dalam jenis ini adalah
negara, baik politik, maupun sosial dan ekonomi. Masalah yang dihadapi
67
Dari posisi tersebut peran Indonesia menjadi sangat penting bagi dunia
Lokasi negara Indonesia juga menjadi salah satu jalur pelayaran dunia (sea
tiga matra TNI, darat, laut dan udara, untuk menjaga luas wilayah dan
kedaulatan negara.
dasar yang sekaligus menjadi politik luar negeri Indonesia yaitu “bebas
aktif”. Dengan politik luar negeri bebas aktif, ini berarti bahwa Indonesia
tidak akan masuk ke dalam aliansi formal manapun, akan tetapi secara aktif
68
negara-negara di dunia, dan turut menjaga perdamaian dunia. Dalam
pada prinsip bebas aktif tersebut dengan bersikap netral dan berupaya
bersama.
Jika dilihat dari sudut pandang politik luar negeri Indonesia yang
kerjasama tidak hanya dengan mitra dari Barat, seperti Amerika Serikat,
Jerman, Perancis, dan Inggris Raya, namun juga dengan mitra dari Timur,
3. Kepentingan Nasional
69
merupakan salah satu kepentingan nasional yang ingin dicapai oleh
perimbangan kekuatan sehingga tidak ada satu pihak yang lebih dominan.
4. Aktor/Decision Maker
70
Umum Pertahanan Negara ini ditetapkan sebagai dasar bagi Menteri
pertahanan.141
laut, dan udara, menjadi dasar dalam penentuan kebijakan yang akan
71
diambil pada tahap berikutnya. Kemandirian industri pertahanan Indonesia
kuat dari segi kemampuan militer, seperti Amerika Serikat, Rusia, Jerman,
inovasi. Dalam hal inilah Indonesia perlu menjalin kerjasama dengan negara-
negara yang telah mandiri dalam produksi alutsista. Sebagai langkah awal
Pertahanan (KKIP) yang secara umum berisi kebijkan nasional yang bersifat
6. Instabilitas Kawasan
Ancaman militer berupa invasi atau agresi dari negara lain diperkirakan
kecil. Akan tetapi, meningkatnya tensi dan konflik yang terjadi di kawasan
luar negeri bebas aktif. Konflik Laut China Selatan yang diperebutkan oleh
72
enam negara di kawasan Asia Pasifik mengharuskan Indonesia selaku
sebagai salah satu upaya untuk melindungi kedaulatan dan menjaga tetap
kepulauan terbesar di dunia, hal yang mutlak bagi Indonesia untuk memiliki
kebijakan pertahanan yang dapat melindungi wilayah Indonesia yang terdiri dari
kesadaran akan hak dan kewajiban seluruh warga negara serta keyakinan pada
keutuhan wilayah NKRI, dan keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk
mencakup upaya untuk menjaga sistem ideologi negara dan sistem politik
73
yang tercantum dalam Buku Putih Pertahanan Indonesia, Indonesia
bebas aktif.
Kedua negara telah menjalin hubungan diplomatik sejak 13 April 1950,145 dan
menyediakan dana dan dukungan politik bagi PKI.146 Setelah lebih dari dua
74
China, Qian Qichen di Tokyo, saat kedua negara turut menghadiri upacara
Tahun 2005 merupakan tahun yang penting bagi kedua negara. Dimana
negara untuk membebaskan dunia dan segala bentuk penjajahan bisa lebih
mudah diwujudkan. Terkait hal ini, China memiliki hak veto di PBB. Kedua,
dalam memberantas korupsi, bisa belajar banyak dari bangsa China. Negeri
75
komunis tersebut tidak segan menghukum mati walikota dan pejabat tinggi
kecil dan menengah (UKM), Indonesia bisa belajar juga dari China. Pelbagai
produk China yang terdapat di Indonesia, tidak sedikit yang merupakan hasil
kerja industri rumah tangga dari China. Kunjungan timbal balik yang
yang baru.
Salah satu sektor yang menjadi fokus utama kedua negara adalah sektor
pada April 2005. Sebagai bukti keseriusan kerjasama kedua negara di sektor
Rakyat China (saat itu) Cao Gangchuan, di Beijing, pada 7 November 2007.153
76
Kerjasama ini mencakup kerjasama di bidang kelembagaan, kerjasama di
pendidikan (pertukaran siswa militer) dan pelatihan. Pada tahun yang sama,
negara.155 Jakarta tetap menganut politik luar negeri bebas aktif. Kerjasama
kedua negara. Kerjasama ini juga tidak mengartikan bahwa Indonesia telah
oleh Kepala Staf Umum Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA). Dengan
selalu bergantung pada satu negara saja, terutama negara Amerika Serikat,
yang selama ini dikenal sebagai eksportir alat utama sistem persenjataan
77
(alutsista) terbesar di dunia (lihat tabel 3.1). Berbicara tentang
ketergantungan pada satu negara, peristiwa pada masa Orde Baru bisa
dijadikan sebagai pelajaran penting bagi Indonesia. Saat itu Amerika Serikat
membuka diri dengan negara-negara tertentu saja. Akan tetapi, atas dasar
memasok alutsista dari pelbagai negara, baik negara Barat maupun Timur.
dua hal, yaitu dalam hal citra sebagai negara yang berimbang (tidak
cenderung lebih efisien karena usia pakai dan mesinnya lebih lama, yaitu
hingga 30-40 tahun. Sementara peralatan yang dibeli dari Timur (China dan
pemakaian jangka pendek, yakni 5-10 tahun. Mesin pesawat tempur Sukhoi
setelah pemakaian selama 500 jam harus diganti atau diperbaiki, sementara
mesin pesawat tempur F-16 dari Amerika Serikat bisa mencapai 15.000
78
No. Exporter Share of World Exports (%)
1. USA 30.2
2. Russia 28.9
3. Germany 8.6
4. France 8.3
5. UK 4.2
6. Netherlands 3.0
7. Italy 2.4
8. China 2.0
9. Sweden 1.8
10. Israel 1.6
Tabel 3.1. The 10 Largest Exporters of Major Conventional Weapons in 2002-2006
Sumber: SIPRI Year Book 2007158
baik. Hal ini ditandai dengan kunjungan pejabat tinggi militer kedua negara
79
luar negeri dan melakukan pembicaraan. Pada peringatan 60 tahun
Angkatan Laut China, Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) Laksamana TNI
Tedjo Edhy Purdijatno dan Kepala Staf Angkatan Laut China Laksamana Wu
kerjasama pertahanan.
salah satu upaya China untuk mencapai kepentingan nasional mereka. China
layak di Indonesia supaya jalur minyak ke China bisa terjamin. Akan tetapi,
kerjasama ini tidak hanya menguntungkan pihak China saja. Indonesia juga
untuk memajukan industri pertahanan dalam negeri. Hal ini menjadi salah
satu tujuan kerjasama bilateral yang ingin dicapai kedua negara, saling
nasional masing-masing.
80
Dari Indonesia sendiri, upaya penguatan postur pertahanan Indonesia
oleh Indonesia adalah memenuhi kebutuhan akan alat angkut militer untuk
ketiga matra, yaitu Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), dan Angkatan
Udara (AU).163
7 Tahun 2008 Tentang Kebijakan Umum Pertahanan Negara. Salah satu isi
adalah Buku Putih Pertahanan Republik Indonesia 2008, yang memuat isi
jauh lebih lengkap dari yang sebelumnya, Buku Putih Pertahanan 2003.
81
memehuni kebutuhan di dalam negeri maupun untuk dipasarkan ke negara
negara lainnya yang menguasai teknologi dengan lebih baik. Dalam hal ini,
Indonesia tidak dapat terlepas dari hubungan bilateral yang terjalin dengan
amunisi;
82
laut dan udara, termasuk di dalamnya produksi komponen suku
cadang;
83
Peraturan Presiden, Peraturan Menteri Pertahanan dan penyusunan
Buku Putih Pertahanan yang baru, merupakan salah satu wujud keseriusan
terarah.
sebenarnya bukan hanya customer atau pembeli dari barang dan jasa yang
industri pertahanan.169
84
Upaya untuk bisa memberdayakan industri strategis, terutama industri
oleh Indonesia.170
dana bernilai besar, dan tentunya dengan suku bunga perbankan yang
dapatkan dan hal ini membuatnya kalah bersaing. Sebagai contoh, regulasi
rendah. Tidak adanya proteksi dan beban utang yang tinggi membuat
85
pesawat terbang seperti Airbus, berperan sebagai subkontrak program
yaitu untuk jenis A330, A340 dan A380. Boeing juga mensubkontrakkan
untuk Boeing 757. Demikian juga dengan Mitsubishi Heavy Industry yang
pelbagai negara, seperti Singapura, Jerman dan Turki. Selain itu, untuk
tetap. Produk yang telah dikuasai antara lain Kapal Landing Platform Dock
Tugboat dan Anchor Handling Tug/Supply sampai dengan klas 6.000 BHP,
Kapal Ikan sampai dengan 600 GRT dan Kapal Ferry dan Penumpang sampai
senapan serbu SS2 yang diakui sebagai salah satu senjata serbu terbaik
dunia. Oleh Pindad, SS2 telah diproduksi menjadi beberapa versi, SS2-V1,
SS2-V2 dan SS2-V4. SS2 adalah senapan serbu generasi baru kaliber 5,56 x 45
mm dengan laras kisar 7. SS2 cukup ringan, handal dan memiliki akurasi
86
maupun optical sight. Bahkan dapat pula dilengkapi dengan pelbagai
aksesoris seperti silencer, sangkur, pelbagai tipe pelontar granat dan yang
karena telah mampu menjelma menjadi salah satu negara dengan produsen
senapan serbu SS-2, produk andalan Pindad lainnya adalah senapan serbu
SS-1, senapan sniper SPR-2, senapan antiteror PM-2, senapan SSX dan
pemerintah.
adanya intervensi apalagi disrupsi dari pihak yang tidak penting. Indonesia
mereka berkembang sesuai dengan visi dan misi bisnisnya akan membantu
87
mendukung modernisasi persenjataan militer dan upaya produksi
Indonesia ini baru sebatas perumusan regulasi berupa pinjaman dana dari
adalah Amerika Serikat, selaku eksportir alutsista terbesar dunia (lihat tabel
bahkan ada yang sudah dipesan dan dibeli sejumlah negara di dunia.
Pertahanan Republik Indonesia pada 7 Juli 2009 dan akan digunakan oleh
TNI AD. Total 60 unit panser 6x6 yang dipesan oleh Dephan merupakan
bagian dari pesanan Dephan yang lain berupa panser pengintai sebanyak
patroli maritim tipe CN235-220 seharga USD80 juta, yang dijadwalkan selesai
88
dipesan oleh TNI AL.179 Upaya mempromosikan pengadaan alutsista dalam
walaupun terkendala masalah anggaran. Hal ini dapat dilihat dari upaya
Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010. Sedangkan pada tahun 2009 telah
89
pertahanan Indonesia dalam merefleksikan kekuatan yang optimal
bagian dari kebijakan luar negeri yang tetap berpegang teguh pada prinsip
politik luar negeri Indonesia, bebas aktif. Prinsip yang dipegang oleh
90
kerjasama tidak hanya dengan mitra dari Barat, seperti Amerika Serikat,
Jerman, Perancis, dan Inggris Raya, namun juga dengan mitra dari Timur,
atau Blok Timur yang diikuti suatu negara. Kerjasama internasional yang
tahun 2024. Kebijakan MEF dibagi menjadi tiga Rencana Strategis (Renstra),
91
antara kebutuhan dan yang sanggup diolah sendiri sebagai bagian dari
produksi dalam negeri dan impor. Tabel 3.2 berikut ini menampilkan
92
Produksi Dalam Negeri Impor
Kelebihan
Komoditas sudah tersedia di
Interdependensi teknologi
pasar alutsista (legal)
dan otonomi penggunaan alat
internasional, atau bisa juga
dalam operasi militer
commercial off-the-shelf
Bagus untuk moral prajurit
(COTS)
dan warga negara. Alutsista
Membuka peluang untuk
buatan dalam negeri sebagai
‘mencuri’ atau mengambil-alih
kebanggaan nasional
teknologi militer dari
Dapat memicu pertumbuhan
produsen internasional
industri pendukung (tier
Menjadi landasan atau
suppliers) bagi industri
penguat kerjasama keamanan
pertahanan inti
dengan negara lain (aliansi)
Kekurangan
Membutuhkan biaya besar
bagi proses research &
Harga alutsista yang mahal
development, pembangunan
dan pembelian mesti
infrastruktur, dan investasi
dilakukan secara berjenjang
jangka panjang
Ketergantungan teknologi
Kesenjangan teknologi militer
Tidak mendapatkan alutsista
(techonological gap) dengan
dengan kualitas premium
negara lain yang sudah lebih
(negara produsen melarang
dulu memiliki teknologi
transfer teknologi yang
canggih dalam bidang militer,
strategis dan sensitif bagi
sehingga produk nasional
keamanan nasional negaranya
memiliki kapabilitas minor
kepada negara pembeli)
Industri pertahanan
Keterikatan atau dependensi
berpotensi menjadi ‘proyek
politik (negara terikat
rugi,’ karena dibangun semata
perjanjian untuk tidak
demi kebanggaan nasional
memobilisasi alutsista pada
atau embargo negara
kondisi tertentu yang
produsen komponen alutsista,
disyaratkan oleh produsen,
sehingga alutsista nasional
misalnya negara pengguna
kemudian sulit dipasarkan ke
dituduh sebagai pelanggar
luar negeri karena tidak
HAM)
kompetitif (teknologi minor,
harga mahal)
Tabel 3.2. Perbandingan Pengadaan Alutsista Produk Nasional dan Impor
Sumber: Haripin183
Peralatan (TOP) dan Daftar Susunan Personil dan Peralatan (DSPP) personil
93
dan materiil satuan TNI. Revitalisasi adalah peningkatan strata satuan atau
Pagu Komponen
Jumlah
Anggaran Utama Cadangan Pendukung
Ideal 1,0% 1,5% 2,5% 5,0%
Wajar 0,5% 1,0% 1,5% 3,0%
Minimal 0,25% 0,75% 1,0% 2,0%
Tabel 3.3. Variasi Pagu Anggaran Pertahanan Indonesia (% PDB)
Sumber: Andi Widjajanto dalam Connie Rahakundini Bakrie185
sebesar 3% dari total PDB Indonesia. Level yang paling tinggi adalah
94
kebutuhan ideal. Pada level ini, dipelukan alokasi dana sebesar 5% dari total
PDB Indonesia.186
Tabel 3.4. Matriks Pendanaan Rencana Strategis Kementerian Pertahanan dan TNI Tahun
2010-2014 (dalam miliar Rupiah)
Sumber: Lampiran Rencana Kerja Pertahanan Negara 2012, Berita Negara 585-2011188
MEF pertama direalisasikan pada tahun 2010. Diantara ketiga matra TNI, TNI
Angkatan Darat (TNI AD) adalah yang paling besar dalam pembagian porsi
dilihat dalam grafik 3.1 di bawah ini. Dalam data yang disajikan pada grafik
95
mempercepat realisasi MEF. Anggaran tersebut akan dibagi menjadi tiga
porsi anggaran. Pertama, Rp50 triliun dana on top untuk percepatan MEF.
Kedua, Rp55 triliun untuk pengadaan alutsista. Ketiga, Rp45 triliun untuk
30,000.00
25,000.00
20,000.00
15,000.00
10,000.00
5,000.00
0.00
2010 2011 2012 2013 2014
TNI AD 20,041.38 20,344.34 23,815.55 26,093.35 28,214.13
TNI AL 8,316.06 8,431.89 11,817.05 14,288.80 17,225.00
TNI AU 6,083.79 7,775.86 9,812.89 12,516.25 14,446.09
Grafik 3.1. Peningkatan Pendanaan MEF Tahap I di Tiga Matra TNI, Periode 2010-2014 (dalam
miliar Rupiah)
Sumber: Lampiran Rencana Kerja Pertahanan Negara 2012, Berita Negara 585 190
harus dialokasikan adalah 2% dari total PDB (lihat kembali tabel 3.3).
Indonesia untuk membangun kebijakan MEF dapat dilihat dari upaya dalam
96
memberdayakan segenap potensi sumber daya nasional, termasuk dengan
pertahanan di Indonesia.191
modernisasi alutsista dalam tiga tahapan untuk jangka waktu lima belas
97
Pada interval waktu 2009-2014, pemerintah sedang gencar membeli
produk alat utama sistem senjata (alutsista) dari sejumlah negara, seperti
tank berat Leopard dari Jerman, Sukhoi dari Rusia, dan pemerintah juga
yang bijak dalam transfer teknologi yang jelas. Dengan adanya Undang-
dengan jelas. Tanpa adanya regulasi yang jelas, pemerintah bisa dianggap
alasan. Sebagai dua negara yang memiliki beberapa kesamaan seperti terletak
di kawasan yang sama, dua dari sekian banyak negara yang memiliki populasi
positif, maka peluang Indonesia untuk terus berkembang akan terbuka lebar
perubahan bagi Indonesia yang lebih baik, secara khusus di sektor pertahanan.
98
hubungan Indonesia dan China, diplomasi ini juga sebagai upaya untuk
kebijakan Minimum Essential Force (MEF). Dalam MEF ini, Indonesia memiliki
kesamaan pula dengan China, yaitu upaya untuk melakukan modernisasi militer.
Modernisasi militer yang telah dilakukan China sejak tahun 1997 dapat
bermanfaat bagi Indonesia melalui kerjasama yang dijalin kedua negara. Baik
1. Mitra Strategis
99
menyalahgunakan kekuatan militernya. Dengan kata lain, diplomasi
dijalin Indonesia dan China turut dicantumkan pula dalam Buku Putih
Pasifik.193
Indonesia merupakan salah satu negara yang kuat di kawasan Asia yang
100
sebagai pemimpin de facto ASEAN, pertumbuhan ekonomi yang positif dan
pasar yang besar. Dengan pelbagai modal ini, Indonesia tampil percaya diri
menjadi salah satu pemain yang diperhitungkan hingga tingkat global. Bagi
negara yang saat ini mampu menjadi penyeimbang bagi Amerika. China
merupakan negara yang memiliki ekonomi, politik dan keamanan yang kuat
di kawasan. Pernyataan terhadap hal ini turut pula ditekankan oleh Atase
menyatakan bahwa China adalah salah satu mitra kerjasama yang penting
di kawasan, terutama klaim atas Laut China Selatan, sekaligus sebagai reaksi
101
ancaman bagi negara lain. Hal ini sesuai dengan kebijakan kebangkitan
China dengan beberapa negara kawasan, yaitu sengketa Laut China Selatan.
Sementara sengketa yang lebih spesifik adalah sengketa antara China dan
102
a. Faktor Internal
bahwa dari tahun 1979 hingga 1997, pertumbuhan rata-rata PDB China
Grafik 3.2. Produk Domestik Bruto (PDB) China, 2006-2014 (in USD Billion)
Sumber: Trading Economics (World Bank Group)199
Berdasarkan grafik 3.2 dan tabel 3.5, Produk Domestik Bruto (PDB)
China dari tahun 2006 hingga tahun 2014 terus mengalami peningkatan.
konstan terjadi dari tahun ke tahun, dan nilainya berada di atas USD500
103
yaitu senilai USD1.452, 77 miliar. Seiring pertumbuhan ekonomi China
tidak termasuk dalam agenda politik China, dimana fokus utama Deng
104
dalam China’s White Paper on National Defense 2008, Chapter XII,
pertahanan.205
Asia. China adalah salah satu dari beberapa negara di dunia yang
105
Ketiga, membangun kekuatan militer yang lebih kuat. Secara
kapal selam nuklir, dan kapal rudal supersonik. Selain itu China juga
Serikat, hingga tahun 2014, China memiliki 7.000 tank, untuk menyokong
Song, 4 unit Yuan, dan 12 kapal selam kelas Kilo.210 Untuk Angkatan
Udara, ditargetkan pada tahun 2020, China akan memiliki 600 pesawat
106
Peningkatan Kekuatan Militer China
China.
Provinsi Jiangxi. PLA terdiri dari tiga angkatan bersenjata utama, yaitu
Ground Force (Army), Navy, dan Air Force.214 Di luar tiga angkatan utama
ini, China juga memiliki Second Artillery Force (Strategic Missile Forces)
dan People’s Armed Police. Berdasarkan data dari The Military Balance
2014, China memiliki 2,233 juta personil militer aktif yang terbagi ke
(AL) sebanyak 235.000 personil dan PLA-Air Force (AU) yang berjumlah
orang.215
107
Peningkatan mengenai kekuatan militer China, dapat dilihat dari
perang permukaan yang terdiri dari dua kapal perusak Type 052C
Amerika Serikat), tiga fregat Type 054A, dan sembilan korvet Type
056.217 Di samping itu, Angkatan Laut China juga menerima satu kapal
selam nuklir dan empat kapal selam non-nuklir dari industri pertahanan
dalam negeri, melengkapi 100 unit kapal rudal (missile boat) terbaru,
China. Salah satu industri pertahanan China dalam hal produksi ekspor
modern seperti kapal induk, kapal selam, pesawat jet tempur, bahkan
peluru kendali balistik jarak pendek sampai jarak jauh termasuk sistem
rudal anti kapal induk dengan nama Dong Feng 21D (DF-21D).220 Para
baru ini dapat menembus pertahanan kapal induk Amerika Serikat yang
paling kuat dengan jarak tempuh sampai di luar perairan China. Rudal
versi baru ini diyakini pula akan mengubah atmosfir keamanan di Asia
108
pertahanan China pada awalnya menjiplak teknologi militer Rusia,
militer yang modern tetapi juga meliputi institusi, hubungan sipil dan
masa depan.
2) Pilar kedua adalah reformasi sistem dan institusi. Tujuan dari pilar
pelbagai jenis peralatan militer yang semakin canggih dan lengkap (lihat
109
kekuatan di matra laut dan udara demi menjaga kedaulatan dan
keamanan China.
110
b. Faktor Eksternal
bersenjata tidak selalu berupa perang terbuka yang terjadi antar negara,
conflict.224
dalam hal ini kawasan Asia Pasifik, dimana instabilitas kawasan tersebut
111
3. Upaya Bersama untuk Menjaga Perdamaian dan Stabilitas Kawasan
Hal ini telah ditegaskan pula dalam Buku Putih Pertahanan Indonesia 2008
Tercatat beberapa konflik yang pernah terjadi di kawasan ini, bahkan masih
ada yang terus berlanjut hingga saat ini, seperti sengketa Laut China
Selatan. Selain Laut China Selatan, konflik lainnya yang menimpa region
tersebut antara lain konflik China-Taiwan yang lebih dikenal dengan Krisis
112
terjadi ketegangan dikarenakan adanya klaim wilayah Natuna oleh China
pada tahun 1993. Akan tetapi, berhasil diselesaikan dengan cara damai
ego masing-masing yang justru dapat merugikan kedua negara. Dari sudut
dialog dan kerjasama. Terkait konflik yang terjadi antara China dan beberapa
negara ASEAN mengenai klaim tumpang tindih di Laut China Selatan, China-
China Sea. Code of Conduct ini merupakan salah satu upaya yang ditempuh
menjadi penengah dalam setiap konflik atau perselisihan yang terjadi antar
masalah secara damai. Hal ini sejalan pula dengan kepentingan nasional
113
Jika dilihat dari sudut pandang kepentingan nasional, kedua negara baik
Gambar 3.1. Jalur Pengangkutan Minyak dan Gas Bumi bagi Negara-negara Asia Timur,
khususnya China
Sumber: Jurnal Universitas Pertahanan227
adalah Selat Malaka, Selat Sunda dan Selat Lombok. Selat Malaka
merupakan salah satu SLOC paling strategis di dunia dan lalu lintas
114
kepentingan untuk membawa produk China ke Timur Tengah, Afrika dan
militer yang membuat lalu lintas di jalur ALKI sangat sibuk sehingga
Kebijakan MEF)
personil militer aktif, jumlah persenjataan (alutsista) darat, laut, dan udara, dan
115
1. Jumlah Personil Militer Aktif
Jumlah
Negara AD AL AU Personil Paramiliter Cadangan
Aktif
Brunei 4.900 1.000 1.100 7.000 2.250 700
Filipina 86.000 24.000 15.000 125.000 40.500 131.000
Indonesia 300.400 65.000 30.100 395.500 281.000 400.000
Kamboja 75.000 2.800 1.500 124.300 67.000 45.000
Laos 25.600 − 3.500 29.100 100.000 −
Malaysia 80.000 14.000 15.000 109.000 24.600 51.600
Myanmar 375.000 16.000 15.000 406.000 107.250 −
Singapura 50.000 9.000 13.500 72.500 75.100 312.500
Thailand 245.000 69.850 46.000 360.850 92.700 245.000
Vietnam 412.000 40.000 30.000 482.000 40.000 5.000.000
Tabel 3.8. Perbandingan Kekuatan Personil Militer Aktif Negara-negara di Asia Tenggara
(2014)
Sumber: The Military Balance 2014229
negara Asia Tenggara dari segi jumlah personil militer aktif sangat
bervariasi. Vietnam adalah negara yang memiliki jumlah personil militer aktif
a) Angkatan Darat
Tabel 3.9. Perbandingan Kekuatan Peralatan Angkatan Darat Negara-negara di Asia Tenggara
(2014)
Sumber: The Military Balance 2014230
Malaysia yaitu sebanyak 142 unit. Indonesia juga berada di posisi ketiga
memiliki MBT, AIFV, dan Recce. Sementara Laos belum memiliki AIFV dan
Recce. Begitu pula Filipina yang belum memiliki MBT dan Recce.
117
unggul jika dibandingkan dengan negara lainnya seperti Vietnam,
b) Angkatan Laut
empat negara Asia Tenggara yang memiliki kapal selam, yaitu Indonesia,
139 unit. Dari jumlah patrol and coastal combatants, Myanmar unggul
dengan jumlah 113 unit, disusul oleh Thailand (80 unit), Indonesia (72
unit) dan Vietnam (68 unit). Indonesia terlihat merata dengan memiliki
semua peralatan dan unggul dari jumlah logistic & support sebanyak 32
unit.
118
c) Angkatan Udara
Asia Tenggara dapat dilihat dalam tabel 3.11 di bawah ini. Negara yang
sebanyak 295 unit, disusul oleh Indonesia yang memiliki pesawat tempur
Asia Tenggara yang memiliki pesawat tempur berjumlah di atas 200 unit.
119
100-20, 1 F-27- Hawk, 39 Bell
500 205 (UH-1H
Friendship, 1 Iroquois)
N-22B Nomad,
1 Turbo
Commander
690A, 1 PAX,
40 TRG
8 F-5E Tiger II,
4 F-5F Tiger II,
7 F-16A
Fighting
Falcon, 3 F-
16B Fighting
Falcon, 2 Su-
27SK Flanker,
3 Su-27SKM
10 AS332
Flanker, 2 Su-
Super Puma, 1
30MK Flanker,
SA330SM
9 Su-30MK2
Puma, 4
Flanker, 3 B-
SA330J
Indonesia 209 737-200, 2 CN- 31
Puma, 4
235M-220
SA330L
MPA, 1 KC-
Puma, 12
130B Hercules,
EC120B
4 C-130B
Colibri
Hercules, 3 C-
130H Hercules,
6 C-212
Aviocar (NC-
212), 5 CN-235-
110, 6 F-27-
400M
Troopship, 5
PAX, 126 TRG
3 Mi-17 Hip H,
2 An-24RV
2+ Z-9, 2 Mi-
Coke, 1 BN-2
26 Halo, 4 Mi-
Islander, 5 P-
8 Hip, 2
Kamboja 15 92 Echo (pilot 15+
AS350
trg/recce), 2
Ecureuil, 2
Y-12 (II), 5 L-
AS355F2
39 Albatros
Ecureuil II
120
12 Mi-17 Hip
4 An-2 Colt, 3
H, 1 Mi-6
An-26 Curl, 1
Hook, 1 Mi-26
An-74 Coaler,
Halo, 1 Ka-32T
Laos 23 5 Y-7, 1 Y-12, 1 27
Helix C, 9 Mi-
Yak-40 Coding
8 Hip, 3
(VIP), 8 Yak-18
SA360
Max
Dauphin
49 F-7
Airguard, 10 7 Mi-35P
FT-7, 18 MiG- Hind, 11 Mi-17
29 Fulcrum, 6 Hip H, 9
MiG-29SE SA316
Fulcrum, 6 Alouette III,
MiG-29UB 10 PZL W-3
Myanmar 175+ 73
Fulcrum, 22 A- Sokol, 12 Bell
5M Fantan, 2 205, 6 Bell
An-12 Cub, 4 206 Jet
Cessna 180 Ranger, 18
Skywagon, 1 PZL Mi-2
Cessna 550 Hoplite
Citation II, 3 F-
121
27 Friendship,
5 PC-6A/B
Turbo Porter,
4 PAX,
45+TRG
20 F-5S Tiger
II, 9 F-5T Tiger
II, 24 F-15SG
Eagle, 20 F-
16C Fighting 19 AH-64D
Falcon, 40 F- Apache, 6 S-
16D Fighting 70B Seahawk,
Falcon, 4 A- 6 CH-47D
4SU Super Chinook, 10
Skyhawk, 10 CH-47SD
TA-4SU Super Super D
Singapura 178 Skyhawk, 5 F- 76 Chinook, 18
50 Maritime AS332M
Enforcer, 4 Super Puma,
G550-AEW, 1 (incl 5 SAR),
KC-130 H- 12 AS532UL
Hercules, 4 Cougar, 5
KC-135R EC120B
Stratotanker, Colibri
4 KC-130B
Hercules, 5 C-
130H Hercules,
4 PAX, 24 TRG
1 F-5B
Freedom
2 Bell 412
Fighter, 21 F-
Twin Huey, 2
5E Tiger II, 3 F-
Bell 412SP
5F Tiger II, 39
Twin Huey, 1
F-16A Fighting
Bell 412HP
Falcon, 15 F-
Twin Huey, 6
Thailand 295 16B Fighting 31
Bell 412EP
Falcon, 8
Twin Huey, 3
Gripen C, 4
S-92A Super
Gripen D, 17
Hawk, 17 Bell
AU-23A
205 (UH-1H
Peacemaker,
Iroquois)
2IAI-201TH
Arawa, 5
122
DA42 MPP
Guardian, 2
Saab 340
Erieye, 6 C-
130H Hercules,
6 C-130H-30
Hercules, 2
Saab 340B, 3
ATR-72, 3
Beech 200
King Air, 8 BT-
67, 1
Commander
690, 6
DA42M, 4 N-
22B Nomad,
10 PAX, 119
TRG
25 MiG-21bis
Fishbed L&N,
8 MiG-21UM
Mongol B, 30
Su-
22M3/M4/UM 26 Mi-24
Fitter, 6 Su- Hind, 6 Mi-17
27SK Flanker, Hip H, 14 Mi-8
Vietnam 163 5 Su-27UBK 62 Hip, 4 Mi-171,
Flanker, 23 Su- 12 Bell 205
30MK2 (UH-1H
Flanker, 6 An- Iroquois)
2 Colt, 12 An-
26 Curl, 1 M-28
Bryza, 18 L-39
Albatros, 30
Yak-52
Tabel 3.11. Perbandingan Kekuatan Peralatan Angkatan Udara Negara-negara di Asia
Tenggara (2014)
Sumber: The Military Balance 2014232
belum memiiki satu unit pun main battle tanks (MBT), namun pada tahun
123
2014, kekuatan alutsista Indonesia telah didukung oleh dua unit MBT
(lihat kembali tabel 2.3 untuk mengetahui data jumlah alutsista TNI pada
tahun 2008). Kedua unit MBT yang dimiliki Indonesia tersebut diperoleh
dari pabrik Krauss-Maffei Wegmann, Jerman. Jenis MBT yang dibeli dari
Jerman tersebut adalah varian Leopard 2A4.233 Selain tank tempur utama
(MBT), Indonesia turut pula membeli 2 unit kendaraan tempur lapis baja
Gambar 3.2. Main Battle Tank (MBT) Leopard 2A4 saat tiba di Pelabuhan Tanjung
Priok, Jakarta, September 2013.
Sumber: arc.web.id
tank AMX-10P, yang diimpor dari Inggris Raya. MBT Leopard yang dibeli
dari Jerman merupakan tank kelas utama yang tidak ada dalam
124
ada yang bergeser, baik lebih cepat atau ditunda dari rencana semula. Di
adalah kapal patroli di matra laut dimana pada tahun 2008 Indonesia
unit. Selain dari Jerman dan Inggris Raya, Indonesia membeli pula
Rusia, pesawat tempur F-16 dan pesawat angkut Hercules dari Amerika
Serikat, pesawat tempur T-50i Golden Eagle dari Korea Selatan serta
laut maupun udara. Bagi Indonesia, produk dari Timur seperti dari China
dan Rusia kurang efisien dalam hal usia pakai produk. Persenjataan dari
Barat cenderung lebih efisien karena usia pakai dan mesinnya lebih lama,
yaitu hingga 30-40 tahun. Sementara peralatan yang dibeli dari Timur
125
(China dan Rusia), walaupun gelagar suaranya lebih meyakinkan,
Mesin pesawat tempur Sukhoi setelah pemakaian selama 500 jam harus
China. Menurut Purnomo, rudal buatan China tersebut sudah pas dan
cocok dari segi kualitas dan cost.236 Penggunaan rudal buatan China oleh
126
3. Anggaran Pertahanan
Anggaran Anggaran
PDB
Negara Pertahanan Pertahanan % PDB
(USD juta)
(USD juta) (Rp triliun)
Brunei 418,886 4,859 16.111 2,6
Filipina 3.536 41,020 272.017 1,3
Indonesia 7.815 90,655 868.345 0,9
Kamboja 243,984 2,830 15.249 1,6
Laos 22,282 0,258 11.141 0,2
Malaysia 4.686 54,363 312.435 1,5
Myanmar − − − −
Singapura 9.832 114,051 297.941 3,3
Thailand 5.808 67,381 387.252 1,5
Vietnam 3.770 43,738 171.391 2,2
Tabel 3.12. Perbandingan Anggaran Pertahanan Negara-negara di Asia Tenggara (2013)
Sumber: World Bank238
kedua paling kecil (0,9%) setelah Laos (0,2%). Dari segi ekonomi (PDB),
tergabung dalam salah satu anggota ASEAN. Sebagai salah satu negara yang
nasional yang ingin dicapai melalui dibentuknya ASEAN tersebut. Salah satu
salah satu negara yang turut memprakarsai ASEAN. Sebagai salah satu pendiri
127
ASEAN, Indonesia berusaha mempertahankan kepemimpinan yang telah
Tenggara.
Indonesia memiliki pengaruh yang kuat di Asia Tenggara. Hal ini didukung
jumlah penduduk yang hampir mencapai 250 juta jiwa. Secara politik
Indonesia sering disebut sebagai pemimpin de facto ASEAN. Dari segi ekonomi,
memiliki pertumbuhan ekonomi yang baik dan positif, serta pasar yang besar.
seharusnya dimasukkan ke dalam grup BRIC (Brazil, Russia, India and China),
dunia. Letak geografis Indonesia ini terkait dengan lokasi Indonesia yang
128
menjadi jalur komunikasi dan jalur perdagangan dunia (lihat kembali gambar
3.1). Mulai dari negara-negara besar seperti China dan Amerika Serikat, juga
Malaka. Selat Malaka adalah salah satu jalur komunikasi paling strategis di dunia
jumlah total kapasitas armada niaga melintasi selat ini.240 Indonesia menyadari
Hindia dan Laut China Selatan, dimana setiap hari sekitar 400 kapal melewati
Selat Malaka yang menjadikannya salah satu jalur laut terpadat di dunia.241
Selain Selat Malaka, Indonesia juga memiliki jalur komunikasi dan jalur
ALKI I dan Selat Lombok sebagai pintu gerbang ALKI II. Kedua selat ini juga
dilewati untuk sebagai jalur niaga ke pasaran di Timur Tengah, Afrika dan Eropa.
Selat Malaka sebagai jalur komunikasi dan jalur perdagangan yang penting
dan strategis, serta dekat dengan Laut China Selatan, Indonesia memiliki
Selatan. Konflik teritorial tumpang tindih yang terjadi di Laut China Selatan
Natuna dan Selat Malaka. Meskipun Indonesia tidak termasuk negara yang
129
Sebagai negara yang menganut prinsip bebas aktif, Indonesia senantiasa
saling menguntungkan.
yang komprehensif, laut harus bebas dari ancaman kekerasan, bebas dari
bahaya navigasi, bebas dari kesusahan sumber daya alam dan bebas dari
laut bebas dari kelompok orang yang membahayakan dan menganggu aktivitas
bersenjata, atau terorisme. Bebas dari bahaya navigasi berarti bahwa laut bebas
dari ancaman yang ditimbulkan oleh kondisi geografis yang buruk, atau tidak
pelayaran. Bebas dari kesusahan sumber daya alam berarti bahwa laut bebas
perusakan ekosistem laut. Bebas dari ancaman pelanggaran hukum berarti laut
130
Sebagai satu-satunya organisasi kawasan yang menjadi wadah aktivitas
kepentingan dan demi keuntungan bersama. Dalam kurun waktu yang cukup
lama, negara Indonesia dan mantan Presiden Soeharto dianggap sebagai big
brother ASEAN. Pada masa itu, dalam setiap persidangan yang digelar ASEAN,
sikap yang diambil Indonesia pada umumnya kemudian diadopsi menjadi sikap
sama perdagangan bebas di kawasan Asia Pasifik tersebut. APEC lahir setelah
oleh semua negara anggota ASEAN lain.243 Indonesia telah berkali-kali pula
dipercaya untuk menjadi pemimpin dalam pelbagai pertemuan dan forum yang
2013, pemimpin ASEAN Ministerial Meeting, KTT ASEAN, Southeast Asian Nuclear-
131
Di samping itu, Indonesia juga sering dipercaya sebagai pihak penengah
mata internasional yang dipandang ‘bersahabat’, mild and always in the middle,
konflik Laut China Selatan, konflik di Filipina Selatan (peran Indonesia dalam
Final Peace Agreement 1996), menjadi fasilitator dalam konflik di Timur Tengah
antara Thailand dan Kamboja dalam sengketa perbatasan terhadap Kuil Preah
Vihear.
economies dan Indonesia sebagai tuan rumah dari kantor sekretariat ASEAN.244
merupakan presiden Indonesia yang memiliki latar belakang militer yang juga
132
perilaku kepresidenan yang khas serta fasih dalam berkomunikasi
muncul dengan serangkaian inisiatif baru yang segar dan kreatif yang memicu
mengenai ASEAN Community yang dicanangkan pada KTT ASEAN 2003 di Bali,
secara tidak langsung menjadikan Indonesia kembali pada driving seat ASEAN.
krusial dalam guliran proses ASEAN Community tersebut, yaitu ASEAN Security
Community.
Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sejak tahun 2010 hingga 2014, nilainya
tercatat berada di atas USD800 miliar (lihat kembali tabel 2.2). Keempat,
keputusan penting ASEAN, tak ubahnya dengan New York sebagai kota tempat
ASEAN, tentunya akan berimbas pada naiknya leverage Indonesia di mata dunia,
yang secara tidak langsung pada gilirannya nanti akan membuat Indonesia
133
menjadi negara yang lebih disegani dan dihormati dalam pergaulan
internasional.
China dalam melakukan diplomasi pertahanan didasari oleh tiga hal. Pertama,
China adalah mitra strategis Indonesia. Kedua, modernisasi militer China, yang
Indonesia melalui kebijakan MEF. Ketiga, upaya bersama Indonesia dan China
untuk menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan Asia Pasifik, yang telah
Akan tetapi, upaya Indonesia untuk menjadi leader state di Asia Tenggara
Tenggara. Hal ini dapat ditinjau dari kedua upaya yang dilakukan Indonesia,
belah pihak. Akan tetapi, satu fakta yang tidak dapat dinafikan adalah hubungan
134
pada awal tahun 2000-an, pun itu belum resmi atau belum terikat perjanjian.
2005. Contoh peningkatan tersebut adalah investasi modal dari China untuk
Jerman, Inggris Raya dan Prancis. Pasalnya, kerjasama yang dijalin Indonesia
negara tersebut sepakat untuk membangun bersama tiga unit kapal selam.
135
Indonesia menjalin kerjasama pula dengan Rusia dalam memproduksi
dengan Rusia ini diyakini akan semakin memperkuat kapabilitas angkatan laut
bagi Indonesia senilai US$1 miliar pada tahun 2006 untuk kebutuhan belanja
alutsista dari China. Persenjataan dari Barat cenderung lebih efisien karena usia
pakai dan mesinnya lebih lama, yaitu hingga 30-40 tahun. Sementara peralatan
yang dibeli dari Timur (China dan Rusia), walaupun gelagar suaranya lebih
meyakinkan, cenderung baik untuk pemakaian jangka pendek, yakni 5-10 tahun.
Mesin pesawat tempur Sukhoi setelah pemakaian selama 500 jam harus diganti
atau diperbaiki, sementara mesin pesawat tempur F-16 dari Amerika Serikat bisa
hingga renstra III (2024) baru mencapai renstra I (2009-2014) pada masa rezim
penggantian alutsista TNI yang dikategorikan dalam kondisi kritis dan tidak
136
kedaulatan dan keutuhan NKRI dengan mengedepankan sinkronisasi kekuatan
Menurut Dirjen Strahan Kemenhan RI, Mayor Jenderal TNI Puguh Santoso,
memiliki prasyarat kekuatan baik dari segi ekonomi maupun militer, ketiga,
alutsista yang mendesak dalam jangka waktu lima tahun antara tahun 2010-
137
Tentang Kebijakan Penyelarasan Minimum Essential Force Komponen Utama.
Dalam hal capaian MEF, jika dilihat dari masing-masing matra, TNI AD telah
ringan jenis AMX dan Scorpion, kendaraan angkut tempur jenis Anoa, Stormer,
Black Fox, Commando Ranger, Saracen, Casspir, dan Barracuda. Sementara TNI
AL didukung oleh pelbagai kapal seperti kapal selam Cakra, kapal perang, kapal
perang kecil, 11 frigates, kapal patroli, korvet, serta kapal pendukung dan
logistik. Adapun TNI AU, Indonesia adalah negara kedua terbanyak yang
memiliki pesawat tempur di Asia Tenggara yaitu 209 unit, setelah Thailand 295
unit. Beberapa jenis peswat tempur Indonesia adalah Sukhoi F-5 Tiger, F-16 A
dan F-16 B, serta pesawat angkut Hercules, pesawat militer dan ratusan
daerah militer (KODAM) yang tersebar mulai dari Pulau Sumatera hingga Papua.
KODAM terbagi lagi dalam beberapa unit di bawahnya yaitu komando resimen
(KODIM) terletak di wilayah setingkat kota atau kabupaten dan komando rayon
Untuk matra laut, Indonesia memiliki dua armada wilayah yang terletak di
138
diimplementasikan pada tahun 2010. Sejak tahun 2010 hingga tahun 2014,
harus tetap menjaga dan memperkuat hubungan dengan negara lainnya yang
139
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari analisis yang telah dilakukan terhadap upaya Indonesia menjadi leader
pelbagai modal seperti lokasi negara yang strategis, memainkan pelbagai peran
penting di kawasan, pertumbuhan ekonomi yang baik dan positif, luas wilayah
dan populasi yang besar, juga memiliki jalur-jalur strategis pertahanan dan
oleh pelbagai faktor seperti lokasi/letak negara, politik luar negeri Indonesia,
2005. Melalui pendekatan dan penguatan kerjasama dengan China selaku the
140
nasional. Adapun alasan Indonesia melakukan diplomasi pertahanan dengan
China didasari oleh tiga alasan utama, yaitu mitra strategis, modernisasi militer
China dimana Indonesia juga sedang berupaya keras memodernisasi militer dan
(Renstra) dan akan dijalankan untuk jangka waktu 15 tahun, yaitu hingga tahun
dengan China, akan tetapi Indonesia perlu pula menjalin kerjasama dengan
Prancis dan Inggris Raya (lihat kembali tabel 3.1 untuk mengetahui data negara-
141
negara pengekspor alutsista terbesar dunia). Tentunya, penguatan kerjasama
antara postur dan doktrin ini. Selain itu, upaya Indonesia dalam mencapai
Kajian ini menarik untuk dilakukan mengingat level yang dicapai Indonesia baru
B. Saran
sangat diperlukan.
142
2. Bagi Kementerian Pertahanan dan Kementerian Luar Negeri RI
ayat 1 disebutkan bahwa salah satu Komponen Cadangan terdiri atas warga
negara.
1
Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, Defence Media Center/PPID, “Kemhan
Selenggarakan ASEAN Defense Senior Officials Meeting-Working Group,”
http://dmc.kemhan.go.id/post-kemhan-selenggarakan-asean-defense-senior-officials-
meeting-working-group.html, 15-04-2016, 02:06 WIB, Surakarta.
2
Nugraha, Pepih, “Penyelesaian Konflik Thailand-Kamboja,”
http://internasional.kompas.com/read/2011/02/22/17270840/Penyelesaian.Konflik.Thailan
d-Kamboja, 15-04-2016, 02:34 WIB, Surakarta.
3
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, “Indonesia sebagai Ketua
ASEAN,” https://situs.polkam.go.id/indonesia-sebagai-ketua-asean/, 15-04-2016, 02:45
WIB, Surakarta.
4
Ibid.
5
Suryanto, “Indonesia Prioritaskan Tiga Hal Saat Pimpin ASEAN,”
http://www.antaranews.com/berita/241559/indonesia-prioritaskan-tiga-hal-saat-pimpin-
asean, 15-04-2016, 03:34 WIB, Surakarta.
6
Karim, Silmy, Membangun Kemandirian Industri Pertahanan Indonesia, Gramedia, Jakarta,
2014, hlm. 29.
143
7
Ibid., hlm. 85.
8
Nabbs-Keller, Greta, “Growing Convergence, Greater Consequence: The Strategic
Implications of Closer Indonesia-China Relations,” Security Challenges, Vol. 7, No. 3,
hlm. 23-41, 2011 [pdf]. Diunduh di laman
http://www.regionalsecurity.org.au/Resources/Documents/vol7no3Nabbs-Keller.pdf,
05-04-2016, 08:23 WIB, Surakarta.
9
Roy, Denny, “Southeast Asia and China: Balancing or Bandwagoning?”, Journal of
International and Strategic Affairs, Vol. 27, No. 2, Institute of Southeast Asian Studies,
Singapore, 2005, hlm. 305-322 [pdf]. Diunduh di laman
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact
=8&ved=0ahUKEwiqivvcgYnMAhUUkY4KHVAHD10QFgggMAA&url=http%3A%2F%2Fww
w.ou.edu%2Fuschina%2Ftexts%2FRoy2005SEAsiaChina.pdf&usg=AFQjCNEiuOxEQHq-
I8xGDk92AlKvGNiGLA, 05-04-2016, 10:24 WIB, Surakarta.
10
Sukma, Rizal, “Indonesia and the Emerging Sino-US Rivalry in Sutheast Asia,” London School
of Economics and Political Science, hlm. 42-46, 2012 [pdf]. Diunduh di laman
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact
=8&ved=0ahUKEwjZqZXw9ojMAhVKHZQKHRHhDRUQFggbMAA&url=http%3A%2F%2Fw
ww.lse.ac.uk%2FIDEAS%2Fpublications%2Freports%2Fpdf%2FSR015%2FSR015-SEAsia-
Sukma-.pdf&usg=AFQjCNHaidjKnroi4a7E3PdSi9eWJoXoQw, 05-04-2016, 09:32 WIB,
Surakarta.
11
Prameswaran, Prashanth, “The Limits to Sino-Indonesian Relations”, China Brief Journal,
Vol. 12, No. 8, hlm. 2-6, the Jamestown Foundation, 2012 [pdf]. Diunduh di laman
http://www.jamestown.org/programs/chinabrief/single/?tx_ttnews%5Btt_news%5D=392
56&cHash=54c840e36d4ad26e3a3162ead441e805#.VwwKXk997IW, 05-04-2016, 04:12
WIB, Surakarta.
12
Hamilton-Hart, Natasha, and Dave McRae, Indonesia: Balancing the United States and China,
Aiming for Independence, the United States Studies Centre, the University of Sydney,
Sydney, New Southwales, 2015, hlm. 8-9.
13
Ibid., hlm. xi.
14
Ibid., hlm. 28.
15
Sulistyo, Iwan, Kebijakan Pertahanan Indonesia 1998-2010 dalam Merespon Dinamika
Lingkungan Strategis di Asia Tenggara, Tesis Universitas Gadjah Mada, Program Pasca
Sarjana Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik, Yogyakarta,
2012.
16
Ibid., hlm. 68.
17
Luthfi, R. Mokhamad, “Implementasi Revolution in Military Affairs (RMA) dalam Kebijakan
Pertahanan Indonesia,” Tesis Universitas Indonesia, Program Pasca Sarjana Ilmu
Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Depok, Juni 2012.
18
Ibid., hlm. 55.
19
Ibid., hlm. 68.
20
Yilmaz, Sait, “State, Power, and Hegemony”, International Journal of Business and Social
Science, Vol. 1, No. 3, hlm. 3, Beykent University of Strategic Research Center (BUSRC),
Turkey, 2010 [pdf]. Diunduh di laman
https://ijbssnet.com/journals/Vol._1_No._3_December_2010/20.pdf, 20-04-2016, 09:30
WIB, Surakarta.
21
Organski, A.F.K. and Kugler, Jacek, “The War Ledger”, 1980, dan Kugler, Jacek and Lemke,
Douglas (eds.), “Parity and War”, 1996, dimuat dalam Carlsnaes, Walter, Thomas Risse,
Beth A. Simmons, Handbook of International Relations, SAGE Publications, London,
144
2004, diterjemahkan oleh Imam Baehaqie, Handbook Hubungan Internasional, Penerbit
Nusa Media, Bandung, 2013, hlm. 731.
22
Yilmaz, Sait, op.cit., hlm. 4.
23
Yilmaz, Sait, op.cit., hlm. 5.
24
Betz, Joachim, and Ian Taylor, “The Rise of (New) Regional Powers in Asia, Africa, Latin
America–Contribution to Regional and World Peace or Protracted Conflicts?”, hlm. 2,
European Consortium for Political Research, Helsinki, 2007 [doc]. Diunduh di laman
http://www.webarchive.org.uk/wayback/archive/20070202120000/http://www.essex.ac
.uk/ECPR/events/jointsessions/helsinki/long_ws_outlines/ws9.doc, 20-04-2016, 12:11
WIB, Surakarta.
25
Beck, Martin, “The Concept of Regional Power: The Middle East as a Deviant Case?”,
Conference Paper Regional Powers in Asia, Africa, Latin America, the Near and the Middle
East, hlm. 2, German Institute of Global and Area Studies (GIGA), Hamburg, 2006 [pdf].
Diunduh di laman http://web.archive.org/web/20070628064247/http://www.giga-
hamburg.de/content/forumregional/pdf/giga_conference_RegionalPowers_0612/giga_
RegPowers0612_paper_beck.pdf, 20-04-2016, 13:10 WIB, Surakarta.
26
Roy, S.L., Diplomacy (edisi Bahasa Indonesia, diterjemahkan oleh Herwanto dan Mirsawati),
CV. Rajawali Press, Jakarta, 1991, hlm. 5.
27
Thucydide, “AFRI-2002, Volume III-The Defence Diplomacy, Main Component of the
Preventive Diplomacy, Toward A New Symbiosis Between Diplomacy and Defence”, 1
Januari 2003, http://www.afri-ct.org/The-defence-diplomacy-main?lang=fr, dimuat
dalam Hartono, Budi, Telaah Mengenai Diplomasi Pertahanan: Perkembangan dan Varian,
hlm. 2 [pdf].
https://www.academia.edu/8260395/Telaah_Mengenai_Diplomasi_Pertahanan_Perke
mbangan_dan_Varian, 30-03-2016, 21:36 WIB, Surakarta.
28
Salim, Mayor Laut (P), “Peningkatan Kerjasama Pertahanan Indonesia di Kawasan Asia
Tenggara Guna Mendukung Diplomasi Pertahanan dalam Rangka Mewujudkan
Stabilitas Kawasan,” Kasubdit Kerjasama-Pusat Pengkajian Maritim, Sekolah Staf dan
Komando Angkatan Laut, Jakarta, 2012, hlm. 2 [pdf], http://pusjianmar-
seskoal.tnial.mil.id/Portals/0/Peningkatan%20Kerjasama%20Pertahanan%20Indonesia%20
di%20Kawasan%20Asia%20Tenggara.pdf, 30-03-2016, 22:01 WIB, Surakarta.
29
Yasuhiro, Matsuda, “An Essay on China’s Military Diplomacy: Examination of Intentions in
Foreign Strategy,” NIDS Security Reports, No. 7, The National Institute for Defense
Studies (NIDS), Tokyo, Desember 2006, hlm. 3.
30
Singh, Bhubhindar, dan See Seng Tan, “Defence Diplomacy in Southeast Asia, From ‘Boots’
to ‘Brogues’: the Rise of Defence Diplomacy in Southeast Asia,” S. Rajaratnam School
of International Studies (RSIS), Singapore, 2011, dimuat dalam Simatupang, Goldy Evi
Grace, Diplomasi Pertahanan ASEAN dalam Rangka Stabilitas Kawasan, Forum Kajian
Pertahanan dan Maritim, 2013 (online), lihat selengkapnya dalam
http://www.fkpmaritim.org/diplomasi-pertahanan-asean-dalam-rangka-stabilitas-
kawasan/, 30-03-2016, 22:23 WIB, Surakarta.
31
Koerner, Wolfgang, “Security Sector Reform: Defence Diplomacy,” Parliamentary
Information and Research Service: Library of Parliament, 2006 & United Kingdom,
Defence Diplomacy, Ministry of Defence Policy Paper No. 1, hlm. 2-3, dimuat dalam
Hartono, Budi, hlm. 3.
32
Singh, Bhubhindar, loc.cit.
33
Morgenthau, Hans J., Politics among Nations: the Struggle for Power and Peace, McGraw-Hill
Humanities, United States, 1948, hlm. 13.
145
34
Mas’oed, Mohtar, Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi, PT. Pustaka LP3ES,
Jakarta, 1994, op.cit., hlm. 146.
35
Ibid., hlm. 18.
36
Roskin, Michael G., National Interest: From Abstraction to Strategy, Strategic Studies
Institute, United States, 1994, hlm. 6.
37
Martin, L. L., “Institution and Cooperation: Sanctions during the Falkland Islands Conflict,”
International Security, Vol. 14 No. 4 (Spring, 1992), pp. 174-175, dimuat dalam
Mwagwabi, Lawrence, The Theory of Collective Security and Its Limitations in Explaining
International Organization: A Critical Analysis, MA Diplomacy, hlm. 1 [pdf],
https://www.academia.edu/760834/Theory_of_Collective_Security_and_Its_Limitations
_in_Explaining_International_Organization_A_Critical_Analysis?auto=download, 15-04-
2016, 07:11 WIB, Surakarta.
38
Mearscheimer, J. J., “The Promise of International Institutions”, International Security, Vol.
19, No. 3 (Winter 1994/1995), pp 26 -27, dimuat dalam Mwagwabi, Ibid..
39
Cohen, Richard, and Michael Mihalka, Cooperative Security: New Horizons for International
Order, the Marshall Center Papers No. 3, George C. Marshall European Center for
Security Studies, Germany, hlm. 14.
40
Roberts, A., and B. Kingsbury, “Introduction: The UN’s Role in International Society since
1945”, in A. Roberts and B. Kinsgsbury (eds.) United Nations, Divided World, (Oxford:
Clarendon Press, 1993), p. 30, dimuat dalam Mwagwabi, Ibid., hlm. 2.
41
Johnson, H. C., and G. Niemeyer, “Collective Security: The Validity of an Ideal,” International
Organization, Vol. 8 (1954), pp 19-20, dimuat dalam Mwagwabi, Ibid., hlm. 3.
42
Claude Jr., Inis L., “Collective Security as an Approach to Peace,” McGraw Hill Inc., New
York, United States, 1984, hlm. 356 [pdf]. Diakses di laman
https://blackboard.angelo.edu/bbcswebdav/institution/...3/Claude.pdf, 15-04-2016, 08:10
WIB, Surakarta.
43
Silalahi, Ulber, Metode Penelitian Sosial, PT. Refika Aditama, Bandung, 2012, hlm. 30.
44
Ratna, Nyoman Kutha, Metodologi Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2010, hlm. 23.
45
Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosda Karya, Bandung, 2002, hlm.
36.
46
Portal Nasional Republik Indonesia, “Geografi Indonesia,” http://indonesia.go.id/in/sekilas-
indonesia/geografi-indonesia, 06-03-2016, 22:07 WIB, Surakarta.
47
CIA World Factbook, “East & Southeast Asia: Indonesia-Map,”
https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/id.html, 06-03-2016,
22:20 WIB, Surakarta.
48
CIA World Factbook, “East & Southeast Asia: Indonesia-Geography,”
https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/id.html, 06-03-2016,
22:23 WIB, Surakarta.
49
Ibid.
50
Ibid.
51
JPNN, “Indonesia Miliki 1.128 Suku Bangsa,” http://www.jpnn.com/berita.detail-57455, 08-03-
2016, 11:48 WIB, Surakarta.
52
CIA World Factbook, “East & Southeast Asia: Indonesia-People & Society,”
https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/id.html, 08-03-2016,
12:27 WIB, Surakarta.
53
Ibid.
146
54
Indonesia Investments, “Penduduk Indonesia,” http://www.indonesia-
investments.com/id/budaya/demografi/item67, 08-03-2016, 12:13 WIB, Surakarta.
55
The World Bank, “Total Population,” http://data.worldbank.org/indicator/SP.POP.TOTL, 08-
03-2016, 13:19 WIB, Surakarta.
56
Adzani, Fadli, “Geser China, India Akan Jadi Negara dengan Penduduk Terbanyak,”
http://www.cnnindonesia.com/internasional/20150730171519-113-69169/geser-china-
india-akan-jadi-negara-dengan-penduduk-terbanyak/, 08-03-2016, 13:52 WIB, Surakarta.
57
Ibid.
58
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK),
“Jumlah Penduduk Miskin Indonesia 27,7 Juta Orang,”
http://www.kemenkopmk.go.id/artikel/jumlah-penduduk-miskin-indonesia-277-juta-
orang, 08-03-2016, 12:10 WIB, Surakarta.
59
Ibid.
60
Puspaningtyas, Lida, Satria Kartika Yudha, “Pengangguran Thailand Terendah di Dunia,”
http://www.republika.co.id/berita/koran/halaman-1/15/02/04/nj8g33-pengangguran-
thailand-terendah-di-dunia, 08-03-2016, 14:41 WIB, Surakarta.
61
Ibid.
62
CIA World Factbook, “East & Southeast Asia: Indonesia-Government,”
https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/id.html, 08-03-2016,
20:25 WIB, Surakarta.
63
Portal Nasional Republik Indonesia, “Politik dan Pemerintahan,”
http://www.indonesia.go.id/in/sekilas-indonesia/politik-dan-pemerintahan, 08-03-2016,
20:35 WIB, Surakarta.
64
Ibid.
65
CIA World Factbook: Indonesia-Government, loc.cit.
66
CIA World Factbook, “East & Southeast Asia: Indonesia-Economy,”
https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/id.html, 08-03-2016,
22:54 WIB, Surakarta.
67
Indonesia Investments, “Ekonomi Indonesia,” http://www.indonesia-
investments.com/id/budaya/ekonomi/item177, 08-03-2016, 22:25 WIB, Surakarta.
68
CIA World Factbook: Indonesia-Economy, loc.cit.
69
CIA World Factbook: Indonesia-Economy, loc.cit.
70
CIA World Factbook: Indonesia-Economy, loc.cit.
71
CIA World Factbook: Indonesia-Economy, loc.cit.
72
BBC News, “China Country Profile,” http://www.bbc.com/news/world-asia-pacific-13017877,
09-03-2016, 18:12 WIB, Surakarta.
73
CIA World Factbook, “East & Southeast Asia: China-Geography,”
https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/ch.html, 09-03-2016,
18:35 WIB, Surakarta.
74
KBRI Beijing, Republik Rakyat China, “China”,
http://www.kemlu.go.id/beijing/id/Pages/China.aspx, 09-03-2016, 18:40 WIB, Surakarta.
75
Global Security, “China-Map,”
http://www.globalsecurity.org/military/world/china/images/china_sm03.gif, 09-03-2016,
18:45 WIB, Surakarta.
76
CIA World Factbook, China-Geography, loc.cit.
147
77
BBC News, loc.cit.
78
CIA World Factbook: China-People and Society, loc.cit.
79
The World Bank, “China,” http://www.worldbank.org/en/country/china, 09-03-2016, 18:56
WIB, Surakarta.
80
CIA World Factbook: China-People and Society, loc.cit.
81
CIA World Factbook, “East & Southeast Asia: China-Government,”
https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/ch.html, 09-03-2016,
19:24 WIB, Surakarta.
82
Ibid.
83
Ibid.
84
China Today, “China Government,” http://www.chinatoday.com/gov/a.htm, 09-03-2016,
20:38 WIB, Surakarta.
85
CIA World Factbook: China-Government, loc.cit.
86
CIA World Factbook: China-Government, loc.cit.
87
CIA World Factbook: China-Government, loc.cit.
88
Aljazeera, “Country Profile: China,” http://www.aljazeera.com/news/asia-
pacific/2012/11/20121159853718909.html, 09-03-2016, 21:27 WIB, Surakarta.
89
The World Bank, “China-Overview,”
http://www.worldbank.org/en/country/china/overview#2, 09-03-2016, 21:43 WIB,
Surakarta.
90
CIA World Factbook: China-Economy, loc.cit.
91
Aljazeera, loc.cit.
92
Moskos, Charles C., et. al., Militer Pasca Perang Dingin: Militer Posmo Seri Kajian Sosiologi
Militer, Prenada Media Group, Jakarta, 2010, xiii.
93
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara, Pasal 1 ayat 1.
94
Karim, Silmy, op. cit., hlm. 7-8.
95
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara, Pasal 1 ayat 2.
96
Global Firepower (GFP) adalah situs yang menyediakan tentang analisis kekuatan militer
dari beberapa negara di dunia. Situs GFP memberikan informasi dari 100 negara dengan
militer terkuat, dengan menggunakan beberapa faktor penilaian. Diantara faktor-faktor
penilaian tersebut adalah jumlah penduduk, anggaran militer, utang luar negeri, jumlah
alutsista, dan faktor lainnya. Lihat keterangan selengkapnya dalam
http://www.globalfirepower.com/countries-listing.asp.
97
Global Firepower, “Countries Ranked by Military Strength (2016),”
http://www.globalfirepower.com/countries-listing.asp, 10-03-2016, 19:04 WIB,
Surakarta.
98
TNI-AD, “Sejarah,” http://www.tniad.mil.id/index.php/sample-page-2/sejarah/, 11-03-2016,
14:24 WIB, Surakarta.
99
TNI-AL, “Sejarah TNI Angkatan Laut,”
http://www.tnial.mil.id/Aboutus/Sejarah/SejarahTNIAngkatanLaut.aspx, 11-03-2016,
14:27 WIB, Surakarta.
100
TNI-AU, “Sejarah TNI Angkatan Udara,” http://tni-au.mil.id/content/sejarah-tni-angkatan-
udara, 11-03-2016, 14:28 WIB, Surakarta.
101
Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 Tentang Tentara Nasional Indonesia, Pasal 7 ayat 1.
148
102
The International Institute for Strategic Studies (IISS), The Military Balance 2014: The Annual
Assessment of Global Military Capabilities and Defence Economics, London, United
Kingdom, 2014, hlm. 247. File tersedia dalam format PDF, dapat diunduh melalui
http://www.libramar.net/news/the_military_balance_2014/2015-05-06-2362, 01-04-2016,
07:13 WIB, Surakarta.
103
“The Military Balance 2014”, Routledge, 5 Februari 2014, hlm. 247 dimuat dalam Karim,
Silmy, op.cit., hlm. 13.
104
Ibid.
105
Ibid.
106
Ibid., hlm. 14.
107
Australian Government–Department of Defence, Defence Economic Trends in the Asia-
Pacific, Defence Intelligence Organisation, No. 003, March 2015, hlm. 14. Defence
Economic Trends analyses significant trends in defence funding in the Asia-Pacific region.
It draws together official defence budgets and national economic data to illustrate trends
over time. It also enables comparisons between individual countries or regions.
108
Kertiyasa, Martin Bagya, “Perbandingan Anggaran Pertahanan Negara ASEAN,”
http://economy.okezone.com/read/2014/10/07/20/1048969/perbandingan-anggaran-
pertahanan-negara-asean, 14-03-2016, 04:39 WIB, Surakarta.
109
Karim, Silmy, op.cit., hlm. 98.
110
Ibid.
111
Karim, Silmy, op.cit., hlm. 101.
112
Karim, Silmy, op.cit., hlm. 111
113
Karim, Silmy, op.cit., hlm. 107 & 110-113.
114
Karim, Silmy, op.cit., hlm. 116.
115
Karim, Silmy, op.cit., hlm. 119.
116
Ibid.
117
Karim, Silmy, op.cit., hlm. 126.
118
Karim, Silmy, op.cit., hlm. 130.
119
Karim, Silmy, op.cit., hlm. 138.
120
Karim, Silmy, op.cit., hlm. 140.
121
Karim, Silmy, op.cit., hlm. 141.
122
Dahana merupakan salah satu kosakata dalam bahasa Sanskerta yang berarti “api”.
123
Hispano-Suiza adalah perusahaan asal Spanyol yang bergerak di bidang otomotif dan
permesinan, yang didirikan pada 14 Juni 1904 oleh Damia Mateu Bisa dan Marc Birkigt.
CEO perusahaan saat ini dipegang oleh Helene Moreau-Leroy. Lihat informasi
selengkapnya di http://www.hispano-suiza-sa.com/company, 14-03-2016, 05:01 WIB,
Surakarta.
124
Karim, Silmy, op.cit., hlm. 142.
125
Karim, Silmy, op.cit., hlm. 145.
126
Nation Master, “Indonesia Military Stats,” http://www.nationmaster.com/country-
info/profiles/Indonesia/Military/All-stats, 16-05-2016, 11:01 WIB, Surakarta.
127
Ibid.
149
128
GNFI, “World’s Best Special Force,”
http://www.goodnewsfromindonesia.org/2009/08/08/worlds-best-special-force, 16-05-
2016, 11:17 WIB, Surakarta.
129
Kedutaan Besar Republik Indonesia di Beijing, Republik Rakyat China Merangkap Mongolia,
“Laporan Tahunan KBRI Beijing,” hlm. 70, dimuat dalam Utami, Sri Yuli, Implementasi
Deklarasi Kemitraan Strategis 2005 dan Prospeknya terhadap Hubungan Indonesia-China
dalam Bidang Militer, Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Hasanuddin, Makassar, hlm. 56.
130
Deklarasi Bersama antara Republik Indonesia dan Republik Rakyat China mengenai
Kemitraan Strategis, Jakarta, 25 April 2005, hlm. 1. Naskah Deklarasi dapat dilihat di
bagian Lampiran. Tersedia dalam format file PDF dan dapat diunduh melalui
http://treaty.kemlu.go.id/index.php/treaty/download/1758, 29-03-2016, 23:13 WIB,
Surakarta.
131
Tribun News, “RI dan Tiongkok Perkuat Kerjasama Bidang Pertahanan,”
http://www.tribunnews.com/nasional/2014/07/24/ri-dan-tiongkok-perkuat-kerjasama-
bidang-pertahanan, 18-05-2016, 07:01 WIB, Surakarta.
132
Xinhua, “Chinese Military Official Meets Indonesian Defense Minister,”
http://news.xinhuanet.com/english/china/2014-09/21/c_127012896.htm, 18-05-2016, 07:13
WIB, Surakarta.
133
Kompas, “Indonesia Melirik Teknologi Militer China”,
http://internasional.kompas.com/read/2009/05/09/13105690/indonesia.melirik.teknologi
.militer.china, 30-03-2016, 00:53 WIB, Surakarta.
134
VOA Indonesia, “Indonesia dan TIongkok akan Produksi Misil Bersama,”
http://www.voaindonesia.com/content/indonesia-dan-tiongkok-akan-produksi-misil-
bersma/1489895.html, 18-05-2016, 06:50 WIB, Surakarta.
135
Defense Update, “China, Indonesia Expand Military Cooperation,” http://defense-
update.com/20120729_china-indonesia-military-cooperation.html, 18-05-2016, 07:56
WIB, Surakarta.
136
Hanggarini, Peni, “Interaksi China dengan ASEAN: Antara Kepentingan Nasional vs Identitas
Bersama”, dimuat dalam Simatupang, Goldy Evi Grace, Kepentingan Indonesia dalam
Kerjasama Maritim Indonesia-China, Jurnal Quarterdeck, Vol.6, No. 8, hlm. 14-15, Forum
Kajian Pertahanan dan Maritim (FKPM), Jakarta, 2013 [pdf]. Diunduh di laman
http://www.fkpmaritim.org/wp-content/uploads/2013/03/Quarterdeck-Februari.pdf, 20-
04-2016, 14:19 WIB, Surakarta.
137
Simatupang, Goldy Evi Grace, Ibid., hlm. 15.
138
Hayati, Sri, dan Ahmad Yani, Geografi Politik, PT Refika Aditama, Bandung, 2011, hlm. 24.
139
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara.
140
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2008 Tentang Kebijakan Umum
Pertahanan Negara.
141
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2010 Tentang Kebijakan Umum
Pertahanan Negara Tahun 2010-2014.
142
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2010 Tentang Komite Kebijakan
Industri Pertahanan, Pasal 3 ayat 2.
143
Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, Buku Putih Pertahanan Indonesia 2008,
Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, Jakarta, 2008, hlm. 43 [pdf]. Dapat
diunduh di https://www.kemhan.go.id/wp-
content/uploads/2015/12/04f92fd80ee3d01c8e5c5dc3f56b34e31.pdf.
144
Ibid., hlm. 44.
150
145
China Radio International, “Catatan Peristiwa Penting dalam Hubungan Bilateral China-
Indonesia”, http://indonesian.cri.cn/481/2009/09/30/1s102390.htm, 29-03-2016, 22:41
WIB, Surakarta.
146
Sukma, Rizal, The Rise of China: Response from Southeast Asia and Japan in Chapter 5-
Indonesia’s Response to the Rise of China: Growing Comfort amid Uncertainties, the
National Institute for Defense Studies (NIDS), Tokyo, Japan, 2009, hlm. 140 [pdf].
Selengkapnya lihat dalam
http://www.nids.go.jp/english/publication/joint_research/series4/pdf/4-5.pdf, 29-03-
2016, 22:52 WIB, Surakarta.
147
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, “Profil Negara dan Kerjasama: China”,
http://www.kemlu.go.id/id/kebijakan/detail-kerjasama-bilateral.aspx?id=87, 29-03-2016,
23:01 WIB, Surakarta.
148
Sukma, Rizal, op.cit., hlm. 142.
149
Naskah Deklarasi dapat dilihat di bagian Lampiran. Tersedia dalam format file PDF dan
dapat diunduh melalui http://treaty.kemlu.go.id/index.php/treaty/download/1758, 29-
03-2016, 23:13 WIB, Surakarta.
150
Wawancara Khusus Wartawan China Radio International dengan Duta Besar Republik
Rakyat China untuk Indonesia, Lan Lijun pada 1 Januari 2006, tentang Hubungan China-
Indonesia tahun 2005, dimuat dalam Ministry of Foreign Affairs of the People’s Republic
of China, “Hubungan China-Indonesia Tahun 2005”,
http://www.fmprc.gov.cn/ce/ceindo/indo/xwdt/t232178.htm, 29-03-2016, 23:25 WIB,
Surakarta.
151
Maszudi, Eddy, “Makna Kunjungan SBY ke China”,
http://www.suaramerdeka.com/harian/0507/27/opi3.htm, 29-03-2016, 23:46 WIB,
Surakarta. Eddy Maszudi adalah pengamat masalah politik internasional, Ketua Umum
Centre Strategic for Development and International Relations (CSDIR).
152
Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, Buku Putih Pertahanan Indonesia 2008,
Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, Jakarta, 2008, hlm. 148.
153
Ibid.
154
Hamilton-Hart, Natasha, op. cit., hlm. 8.
155
Suryanto, “Indonesia Tidak Bentuk Pakta Pertahanan dengan China”,
http://www.antaranews.com/berita/82933/indonesia-tidak-bentuk-pakta-pertahanan-
dengan-china, 30-03-2016, 00:01 WIB, Surakarta.
156
Wawancara dengan J. Sudarsono, dimuat dalam Sulistyo, Iwan, Kebijakan Pertahanan
Indonesia 1998-2010 dalam Merespon Dinamika Lingkungan Strategis di Asia Tenggara,
Tesis Universitas Gadjah Mada, Program Pasca Sarjana Ilmu Hubungan Internasional,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Yogyakarta, 2012, hlm. 91.
157
East Asian Strategic Review 2007, hlm. 159, dimuat dalam Sulistyo, Iwan, Ibid.
158
SIPRI Year Book 2007, Armament, Disarmament and International Security, CM Gruppen,
Bromma, Swedia, 2007, hlm. 17. SIPRI (Stockholm International Peace Research Institute)
merupakan lembaga internasional independen (think tank) yang didedikasikan untuk
penelitian dalam isu konflik, kontrol persenjataan dan pelucutan senjata.
159
Kompas, “Indonesia Melirik Teknologi Militer China”, loc. cit.
160
Ibid., pernyataan ini dinyatakan langsung oleh Atase Pertahanan (Athan) Republik
Indonesia-China, Kolonel Infantri Yayat Sudrajat, di Beijing, Sabtu, 9 Mei 2009.
161
Ibid.
151
162
Khoiriyah, Ruisa, “China Ingin Ikut Mendanai Industri Senjata Indonesia”,
http://www.krakatausteel.com/?page=viewnews&action=view&id=186, 30-03-2016,
01:12 WIB, Surakarta.
163
WIRA: Media Informasi Departemen Pertahanan, Vol. 18, No. 5, Januari-Februari 2007,
Departemen Pertahanan Indonesia, hlm. 41, dimuat dalam Sulistyo, Iwan, op. cit., hlm.
96.
164
Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2008 Tentang Kebijakan Umum Pertahanan Negara.
165
Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 15 Tahun 2009 Tentang Pembinaan Teknologi dan
Industri Pertahanan, Pasal 1 ayat 6.
166
Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 15 Tahun 2009 Tentang Pembinaan Teknologi dan
Industri Pertahanan, Pasal 3.
167
Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 15 Tahun 2009 Tentang Pembinaan Teknologi dan
Industri Pertahanan, Pasal 8 butir a-d.
168
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Industri Pertahanan,
Pasal 28 ayat 1.
169
Karim, Silmy, op. cit., hlm. 152.
170
Kina (Karya Indonesia): Media Ekuitas Produk Indonesia, Edisi 2, 2012, Pusat Komunikasi
Publik, Kementerian Perindustrian, Jakarta, hlm. 58-59.
171
Ibid.
172
Ibid.
173
Ibid.
174
Ibid.
175
Okezone, “Enam Senjata Buatan Pindad Ini Bikin Indonesia Kian Ditakuti,”
http://news.okezone.com/read/2016/03/11/337/1332954/enam-senjata-buatan-pindad-ini-
bikin-indonesia-kian-ditakuti,
http://news.okezone.com/read/2016/03/11/337/1332954/enam-senjata-buatan-pindad-ini-
bikin-indonesia-kian-ditakuti?page=2, 01-04-2016, 10:30 WIB, Surakarta.
176
WIRA: Media Informasi Departemen Pertahanan, Vol. 22, No. 3, November-Desember 2009,
hlm. 8, dimuat dalam Sulistyo, Iwan, op. cit., hlm. 97.
177
Kompas, “Pagi Ini, Panser Pindad Masuk Dephan”,
http://nasional.kompas.com/read/2009/07/07/0033349/Pagi.Ini..Panser.Pindad.Masuk.D
ephan, 30-03-2016, 02:11 WIB, Surakarta.
178
Jakarta Globe, “Indonesia Seeks to Bolster Defense Industry”, 11 Desember 2009,
http://thejakartaglobe.com/home/indonesia-seeks-to-bolster-defense-industry/346969,
30-03-2016, 02:32 WIB, Surakarta, dimuat dalam Sukma, Rizal, Asia Pacific Countries’
Security Outlook and Its Implications for the Defense Sector in Chapter 1-Indonesia’s
Security Outlook, Defence Policy and Regional Cooperation, the National Institute for
Defense Studies (NIDS), Tokyo, Japan, 2010, hlm. 18 [pdf]. Selengkapnya lihat dalam
http://www.nids.go.jp/english/publication/joint_research/series5/pdf/5-1.pdf, 30-03-
2016, 02:20 WIB, Surakarta.
179
Hadiwerdoyo, Cyrillus Harinowo, “The Rise of the Indonesian Strategic Industry”,
http://www.thejakartapost.com/news/2009/12/28/the-rise-indonesian-strategic-
industry.html, 30-03-2016, 02:25 WIB, Surakarta, dimuat dalam Sukma, Rizal, Ibid.
180
Peraturan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2012 Tentang Kebijakan
Penyelarasan Minimum Essential Force Komponen Utama.
181
Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia, “Lampiran Pidato Kenegaraan
Presiden Republik Indonesia Tanggal 15 Agustus 2014, dalam rangka Hari Ulang Tahun
152
Republik Indonesia ke-69,” Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas),
Jakarta, 2014, hlm. IX-3 [pdf]. Selangkapnya lihat dalam
http://bappenas.go.id/files/7114/1448/8937/Lampid_2014.pdf, 31-03-2016, 13:16 WIB,
Surakarta.
182
Sjamsoeddin, Sjafrie, “Pemenuhan Kebutuhan Kekuatan Pokok Minimum TNI (Minimum
Essential Force), dalam Departemen Pertahanan Republik Indonesia, Warta Departemen
Pertahanan Republik Indonesia, Edisi Khusus 2005, 2005, hlm. 7-10 & Wawancara
dengan Andi Widjajanto, dimuat dalam Sulistyo, Iwan, hlm. 87-88.
183
Haripin, Muhamad, “Mengelola Ekonomi Pertahanan Indonesia: Studi Awal tentang
Anggaran Pertahanan dan Alat Utama Sistem Persenjataan”, Makalah Seminar di Pusat
Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta, 26 April 2011, dimuat
dalam Karim, Silmy, op.cit., hlm. 377.
184
Lampiran dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2012 Tentang
Kebijakan Penyelarasan Minimum Essential Force Komponen Utama, hlm. 6.
185
Widjajanto, A., ‘Sambutan’ dalam Bakrie, C.R., Pertahanan Negara dan Postur TNI Ideal,
Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2007, hlm. xxix, ditampilkan dalam bentuk tabel oleh
penulis, dimuat dalam Sulistyo, Iwan, hlm. 89.
186
Dari tabel yang ditampilkan, terdapat tiga komponen, yaitu komponen Utama, Cadangan,
dan Pendukung. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002
Tentang Pertahanan Negara, Pasal 1 pada butir ke-5,menyatakan bahwa yang disebut
dengan “Komponen Utama” adalah Tentara Nasional Indonesia yang siap digunakan
untuk melaksanakan tugas-tugas pertahanan. Selanjutnya butir ke-6, menyatakan
bahwa “Komponen Cadangan” adalah sumber daya nasional yang telah disiapkan
untuk dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat kekuatan dan
kemampuan komponen utama. Butir ke-7 menyatakan bahwa yang disebut
“Komponen Pendukung” adalah sumber daya nasional yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen utama dan komponen cadangan.
Sumber daya nasional adalah sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber
daya buatan (Butir 8). Lebih lanjut mengenai Komponen Cadangan dan Komponen
Pendukung, dalam Pasal 8 ayat 1 disebutkan bahwa Komponen Cadangan, terdiri atas
warga negara, sumber daya alam, sumber daya buatan, serta sarana dan prasarana
nasional yang telah disiapkan untuk dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar
dan memperkuat komponen utama. Pasal 8 ayat 2 disebutkan bahwa Komponen
Pendukung, terdiri atas warga negara, sumber daya alam, sumber daya buatan, serta
sarana dan prasarana nasional yang secara langsung atau tidak langsung dapat
meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen utama dan komponen cadangan.
187
Lihat Peraturan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2011 Tentang
Kebijakan Perencanaan Pertahanan Negara Tahun 2012 (Berita Negara RI Tahun 2011
Nomor 582), dimuat dalam Luthfi, R. Mokhamad, Implementasi Revolution in Military
Affairs (RMA) dalam Kebijakan Pertahanan Indonesia, Tesis Universitas Indonesia,
Program Pasca Sarjana Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Depok, Juni 2012, hlm. 75.
188
Lampiran Rencana Kerja Pertahanan Negara 2012, Berita Negara 585-2011 (diolah kembali
oleh R. Mokhamad Luthfi), dimuat dalam Luthfi, R. Mokhamad, Ibid.
189
Jusuf, Widodo S., “Kemhan Miliki Rp150 Triliun untuk Persenjataan,”
http://www.antaranews.com/berita/293033/kemhan-miliki-rp150-triliun-untuk-
persenjataan, 31-03-2016, 14:14 WIB, Surakarta.
190
Ibid.
191
Wulansari, Eka Martiana, “Pemberdayaan Industri Pertahanan Nasional dalam Undang-
Undang Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Industri Pertahanan,” Jurnal Legislasi Indonesia,
153
Vol. 10 No. 03, Bagian Politik Hukum dan Hak Asasi Manusia, Deputi Perundang-
undangan, Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Jakarta,
September 2013, hlm. 303.
192
Ibid.
193
Buku Putih Pertahanan Indonesia 2008, hlm. 148.
194
Sihombing, Lisbet, “Peningkatan Kekuatan Militer China,” Jurnal Hubungan Internasional,
Vol. IV, No. 05, hlm. 5, Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi (P3DI) Setjen
DPR-RI, Jakarta, 2012.
195
Purwanto, Adi Joko, “Peningkatan Anggaran Militer Cina dan Implikasinya terhadap
Keamanan di Asia Timur,” Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional, Vol. 07, No. 01,
hlm. 4, Spektrum, 2010. Adi Joko Purwanto adalah lulusan S2 Ilmu Hubungan
Internasional FISIP UGM Yogyakarta dan Staf Pengajar di Hubungan Internasional
Universitas Wahid Hasyim.
196
Ibid.
197
Banlaoi, Rommel C., Southeast Asian Perspectives on the Rise of China: Regional Security after
9/11, National Defense College of the Philippines, Quezon City, 2003, hlm. 98 [pdf].
Diunduh di laman
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact
=8&ved=0ahUKEwiR2LmSxcjLAhWSj44KHTSKBKgQFggbMAA&url=http%3A%2F%2Fww
w.comw.org%2Frma%2Ffulltext%2F0306banlaoi.pdf&usg=AFQjCNEmAWKdHFMWPOlRV
LAWm6z4AQIGew&sig2=3FCHzxkHQ5X3QCTcbSVtjQ, 14-03-2016, 05:43 WIB, Surakarta.
198
Ibid.
199
Trading Economics, “China GDP,” http://www.tradingeconomics.com/china/gdp, 14-03-
2016, 06:26 WIB, Surakarta.
200
Ibid.
201
Vanaga, Nora, “China’s Military Rise: The Lack of Transparency and Internal Political
Uncertainty”, Strategic Review No. 08, National Defence Academy of Latvia, Center for
Security and Strategic Research, Riga, 2014, hlm. 2 [pdf]. Diunduh di laman
http://www.naa.mil.lv/~/media/NAA/AZPC/Publikacijas/SA-8-China.ashx, 14-03-2016,
05:24 WIB, Surakarta.
202
Ibid.
203
Bitzinger, R.A., “Modernizing China’s Military, 1997-2012: China Perspectives.” Special
feature. No. 04/2011, pp.7-15, dimuat dalam Vanaga, Nora, loc.cit.
204
Vanaga, Nora, op.cit., hlm. 3.
205
China’s National Defence, “White Paper on National Defense 2008 [pdf],”
http://www.globalsecurity.org/military/world/china/doctrine.htm, 14-03-2016, 07:04
WIB, Surakarta.
206
Global Security, “China’s Defense Budget,”
http://www.globalsecurity.org/military/world/china/budget.htm, 14-03-2016, 08:15 WIB,
Surakarta.
207
Bitzinger, R.A., “Modernizing China’s Military, 1997-2012. China Perspectives.” Special
feature. No. 04/2011, pp. 9, dimuat dalam Vanaga, Nora, op.cit., hlm. 4.
208
Vanaga, Nora, op.cit., hlm. 4.
209
Departemen Pertahanan Amerika Serikat mengeluarkan laporan tahunan secara berkala
yang berisi tentang data militer China, dan informasi lainnya terkait kekuatan militer
China. Lihat keterangan selengkapnya dalam
154
http://www.globalsecurity.org/military/library/report/2014/2014-prc-military-
security.pdf, 14-03-2016, 10:30 WIB, Surakarta.
210
Goldstein, L., Murray W., “Undersea Dragons: China’s Maturing Submarine Force.”
International Security. Vol. 28, No. 4, pp. 161-196, dimuat dalam Vanaga, Nora, op.cit.,
hlm. 4.
211
Bitzinger, R.A., “Modernizing China’s Military, 1997-2012. China Perspectives.” Special
feature. No. 04/2011, pp. 10-13, dalam Vanaga, Nora, op.cit., hlm. 4.
212
Dreyer J.T., “China’s Power and Will: The PRC’s Military Strength and Grand Strategy,”
Foreign Policy Research Institute, pp. 653, dimuat dalam Vanaga, Nora, op.cit., hlm. 4.
213
China Daily, “Hu Jintao’s Report at 17th Party Congress,”
http://www.chinadaily.com.cn/china/2007-10/25/content_6225092_9.htm, 14-03-2016,
14:03 WIB, Surakarta.
214
China Today, “China Military and Armed Force (People’s Liberation Army, PLA),”
http://www.chinatoday.com/arm/china-military.htm, 06-04-2016, 08:11 WIB, Surakarta.
215
Global Security, “Military Personnel,”
http://www.globalsecurity.org/military/world/china/pla-personnel.htm & The
International Institute for Strategic Studies (IISS), The Military Balance 2014: The Annual
Assessment of Global Military Capabilities and Defence Economics, London, United
Kingdom, 2014, hlm. 247 [pdf], diunduh di laman
http://www.libramar.net/news/the_military_balance_2014/2015-06-04-2016, 09:02 WIB,
Surakarta. (Data diolah oleh penulis).
216
Sistem Tempur Aegis (Aegis Combat System) adalah sistem persenjataan terpadu yang
digunakan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat. Dikembangkan oleh perusahaan
elektronik Amerika Serikat, Radio Corporation of America (RCA) pada Divisi Radar dan
Rudal. Sekarang ini, Aegis diproduksi oleh Lockheed Martin, perusahaan global asal
Amerika Serikat berbasis teknologi canggih yang bergerak di bidang industri dirgantara,
pertahanan, dan keamanan. Sistem Tempur Aegis merupakan sistem pertahanan yang
sangat canggih dan mumpuni yang ada saat ini. Penggunaannya menggunakan
teknologi komputer dan radar untuk melacak dan mengendalikan senjata dengan
tujuan menghancurkan musuh.
217
Sontani, Roni, et. al., Majalah Angkasa: Lomba Senjata di Asia Pasifik, Kompas Gramedia,
Jakarta, 2014, hlm. 14.
218
Ibid.
219
Sontani, Roni, loc.cit., hlm. 7.
220
Sumakul, Willy F., “China dan Amerika Serikat di Asia Pasifik: Not A Zero Sum Game?
(Bagian 2)”, Quarterdeck, Vol. 5, No. 10, hlm. 10-13, 2012 [pdf]. Diunduh di laman
http://www.fkpmaritim.org/wp-content/uploads/2012/08/QUARTERDECK-EDISI-
APRIL.pdf, 06-04-2016, 07:13 WIB, Surakarta.
221
Purwanto, Adi Joko, op.cit., hlm. 7-8.
222
Hendrajit Adalah Direktur Eksekutif Global Future Institute dan Pakar Politik Internasional.
Global Future Institute yang disebut juga sebagai GFI didirikan pada tanggal 11 Oktober
2007. GFI diprakarsai oleh lima orang pendirinya, yaitu Hendrajit, Harri Samputra Agus,
Adriyanto, Joko Wiyono, dan Hamzah Fansyuri. Ide pembentukan GFI adalah karena
kepedulian untuk memainkan peran politik luar negeri Indonesia di tengah
meningkatnya persaingan berskala global di antara kekuatan dunia seperti Amerika
Serikat, Republik Rakyat China, Uni Eropa dan Rusia. Selengkapnya lihat dalam
http://www.theglobal-review.com/aboutgfi.php?lang=en&id=1, 15-03-2016, 05:54 WIB,
Surakarta.
155
223
Smith, R.P., “Models of Military Expenditure,” Journal of Applied Econometrics, Vol. 4,
No.4, John Wiley & Sons, 1989, dimuat dalam Adi Joko Purwanto, op.cit., hlm. 9.
224
Purwanto, Adi Joko, op.cit., hlm. 9.
225
Purwanto, Adi Joko, op.cit., hlm. 10.
226
Simatupang, Goldy Evi Grace, op.cit., hlm. 14.
227
Tjandra, B. Wisnu, “Strategi Pertahanan Alur Laut Kepulauan Indonesia I-Selat Sunda”,
Jurnal Universitas Pertahanan, dimuat dalam Simatupang, Goldy Evi Grace, Ibid., hlm.
15.
228
Mangindaan, Robert, “Kepentingan Nasional Indonesia dalam ASEAN Maritime Forum”,
dimuat dalam Simatupang, Goldy, Ibid., hlm. 15.
229
The International Institute for Strategic Studies (IISS), The Military Balance 2014: The Annual
Assessment of Global Military Capabilities and Defence Economics, London, United
Kingdom, 2014, hlm. 247. File tersedia dalam format PDF, dapat diunduh melalui
http://www.libramar.net/news/the_military_balance_2014/2015-05-06-2362, 01-04-2016,
07:13 WIB, Surakarta. Data diolah oleh penulis dari The Military Balance 2014.
230
Data diolah oleh penulis dari The Military Balance 2014. Keterangan: MBT (Main Battle Tank),
LT (Light Tank), AIFV (Armored Infantry Fighting Vehicle), APC (Armored Personnel
Carrier), Recce (Reconnaissance) dan ACV (Air Cushion Vehicle). ACV = AIFV+APC+Recce.
Keterangan dikutip dari Sulistyo, Iwan, op.cit., hlm. 111.
231
Data diolah oleh penulis dari The Military Balance 2014.
232
Data dioleh oleh penulis dari The Military Balance 2014. Total berarti jumlah yang capable.
233
Leopard 2A4 dipersenjatai dengan senapan smoothbore 120 mm yang telah dikembangkan
oleh pabrik Rheinmetall (joint venture with Krauss-Maffei Wegmann). Jenis MBT ini
dapat menembakkan dua jenis amunisi, yaitu APFSDS-T dan HEAT-MP-T. APFSDS-T dan
HEAT-MP-T. APFSDS-T memiliki jangkauan tembakan hingga 2.000 m, sementara HEAT-
MP-T memiliki jangkauan tembakan yang lebih efektif terhadap soft and hard targets.
234
Army Recognition, “Indonesia Takes Delivery of First Leopard 2A4 Tanks and Marder
Armoured Vehicles from Germany,”
http://www.armyrecognition.com/september_2013_defense_industry_military_news_u
k/indonesia_takes_delivery_first_leopard_2a4_tanks_and_marder_armoured_vehicles
_from_germany_2509133.html, 17-05-1016, 23:42 WIB, Surakarta.
235
Jakarta Greater, “Cepat atau Lambat TNI Akan Menjadi Macan Asia,” http://www.theglobal-
review.com/content_detail.php?lang=id&id=13677&type=115#.Vuk7a1V97IW, 18-05-2016,
01:17 WIB, Surakarta.
236
Jakarta Greater, “Menhan: TNI Cocok dengan Rudal China,”
http://jakartagreater.com/menhan-tni-pas-dan-cocok-dengan-rudal-china/, 18-05-2016,
01:48 WIB, Surakarta.
237
Ibid.
238
Data diolah dari World Bank, dimuat dalam Kertiyasa, Martin Bagya, “Perbandingan
Anggaran Pertahanan Negara ASEAN,”
http://economy.okezone.com/read/2014/10/07/20/1048969/perbandingan-anggaran-
pertahanan-negara-asean, 15-04-2016, 04:39 WIB, Surakarta.
239
Ghosh, Arijit, “BRIC Should Include Indonesia, Morgan Stanley Says”,
http://www.bloomberg.com/apps/news%3Fpid%3Demail_en%26sid%3Da31Sp.fWxG1A,
26-04-2016, 04:34 WIB, Surakarta.
156
240
Vaughn, Bruce, “Indonesia: Domestic Politics, Strategic Dynamics, and U.S. Interests”,
Congressional Research Service, 2011, dimuat dalam Simatupang, Goldy Evi Grace,
Kepentingan Indonesia dalam Kerjasama Maritim Indonesia-China.
241
Indo Defense, “Indonesia Menyadari Pentingnya Selat Malaka”, http://indo-
defense.blogspot.co.id/2012/06/indonesia-menyadari-pentingnya-selat.html, 26-04-
2016, 05:06 WIB, Surakarta.
242
Ibid.
243
Dahlan, Ahmad, “Kepemimpinan Indonesia di ASEAN”,
http://www.suaramerdeka.com/harian/0710/24/opi04.htm, 20-04-2016, 06:15 WIB,
Surakarta. Ahmad Dahlan adalah alumnus Saitama University, Jepang, dan kini bekerja
di Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.
244
Ibid.
245
Shekhar, Vibhanshu, “Indonesia’s Military Modernisation”, Indian Council of World Affairs
(ICWA), New Delhi, 2013, hlm. 2-3. Dr. Vibhanshu Shekhar adalah peneliti di Indian
Council of World Affairs, New Delhi.
246
Wawancara dengan J. Sudarsono, dimuat dalam Sulistyo, Iwan, Kebijakan Pertahanan
Indonesia 1998-2010 dalam Merespon Dinamika Lingkungan Strategis di Asia Tenggara,
Tesis Universitas Gadjah Mada, Program Pasca Sarjana Ilmu Hubungan Internasional,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Yogyakarta, 2012, hlm. 91.
247
Margono, Among, “Kebijakan Modernisasi Alutsista TNI Dihadapkan pada Tuntutan Tugas”,
Jurnal Yudhagama, Vol. 32, No. 1, hlm. 14, Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat,
Jakarta, 2012.
248
Santoso, Puguh, “Strategi Modernisasi Alutsista TNI dalam Mewujudkan Pertahanan
Negara yang Tangguh”, Jurnal Yudhagama, Vol. 32, No. 1, hlm. 6-7, Dinas Penerangan
TNI Angkatan Darat, Jakarta, 2012.
249
Iskandar, Nanda, “Strategi Modernisasi Militer Indonesia dalam Penyeimbangan Kekuatan
Militer dengan Negara-negara di Asia Tenggara Tahun 2008-2014”, Jurnal FISIP UNRI,
Vol. 1, No. 2, hlm. 6, Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Riau, Pekanbaru, 2014.
157