Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

PPKN

DI

OLEH:

KELOMPOK 4

RASMA.R.S

NURUL AIN

SRY WAHYUNI

SURYANI SULAIMAN

RIFKI AHYATULLAH

MUH.RAIHAN

SMAN 2 PINRANG 2021/2022


KATA PENGANTAR

Selama lima dasawarsa ASEAN berdiri (1967-2017) telah banyak


capaian dan dedikasi yang diberikan oleh ASEAN kepada negara
anggotanya. ASEAN berkembang menjadi organisasi yang semakin
matang dan dinamis, dibuktikan dengan ketahanannya menghadapi
berbagai tantangan di tingkat regional maupun global. ASEAN juga
terbukti berhasil menjaga keamanan, dan stabilitas di kawasan -
mencegah potensi konflik terbuka di kawasan, sehingga
memungkinkannya menjadi engine of growth, daya tarik investasi dan
pembangunan ekonomi yang unik. Hal ini tidak terlepas dari
sumbangsih dan kontribusi yang telah diberikan oleh Indonesia sebagai
salah satu founding fathers ASEAN dan negara anggota ASEAN dengan
jumlah penduduk serta kondisi geografis terbesar. Indonesia memiliki
kepentingan yang tinggi untuk memastikan ASEAN menjadi organisasi
yang kuat secara internal, dan dipertimbangkan secara serius oleh dunia
internasional. Sejak ASEAN berdiri tahun 1967, Indonesia tiga kali
menjabat sebagai Ketua ASEAN yakni pada tahun 1976, 2003 dan 2011.
Beberapa sumbangsih Indonesia di ASEAN: Untuk isu Laut China
Selatan, Indonesia adalah honest broker dan berperan aktif dalam
menggulirkan prakarsa dan inovasi berupa berbagai interim measures.
Indonesia turut memainkan peran disepakatinya 2 (dua) interim
measures yaitu: (1) Joint Statement on the Application of CUES dan (2)
Hotline of Communications.

PERAN INDONESIA DALAM ASEAN


Peran Indonesia dalam ASEAN sangat besar. Tidak hanya dalam bidang
ekonomi, peran Indonesia dalam bidang keamanan juga sangat besar. Sebagai
salah satu pendiri Asean, Indonesia juga telah mendapat kepercayaan untuk
mengadakan beberapa kali Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN.
Adapun KTT ASEAN yang pernah diselenggarakan di Indonesia antara lain,
KTT ASEAN Ke-1 yang dilaksanakan pada 23-24 Februari 1976 di Bali. Dalam
KTT tersebut terdapat kesepakatan tentang pembentukan sekretariat ASEAN
yang berpusat di Jakarta dengan Sekretaris Jendral “Sekjen” pertamanya ialah
putra Indonesia yang bernama H.R. Dharsono.
KTT ASEAN Ke-9 yang dilaksanakan pada 7-8 Oktober 2003 di Bali. Dalam
KTT tersebut Indonesia mengusulkan pembentukan Komunitas Asean “Asean
Community” yang mencakup bidang ekonomi, sosial, budaya serta keamanan.
KTT ASEAN Ke-18 yang dilaksanakan pada tanggal 4-8 Mei 2011 di Jakarta.
Dan KTT ASEAN Ke-19 yang dilaksanakan pada 17-19 Nopember 2011 di Bali.
Dalam konferensi tersebut di dapat kesepakatan tentang kawasan bebas
sejata nuklir di Asia Tenggara atau yang dikenal dengan Southeast Asia
Nuclear Weapon Free Zone “SEANWFZ”.
Indonesia berperan aktif dalam proses negosiasi Kerangka Code of Conduct
(CoC), salah satunya dengan dihasilkannya draft awal Kerangka CoC di Bali
pada bulan Februari 2017, untuk dikembangkan dalam pertemuan-
pertemuan Joint Working Group (JWG) selanjutnya. Indonesia berperan
penting untuk memastikan sentralitas ASEAN, contohnya dalam
memprakarsai dikeluarkannya Joint Statement of the Foreign Ministers of
ASEAN Member States on the Maintenance of Peace, Security and Stability in
the Region pada bulan Juli 2016. Di bidang maritim, Indonesia terus
mendorong penguatan kerja sama keamanan maritim, terutama dalam
penanggulangan isu illegal, unreported, and unregulated fishing (IUUF). Selain
itu, Indonesia adalah negara pendorong implementasi EAS Statement on
Enhancing Regional Maritime Cooperation yang diprakarsai Indonesia
Indonesia dan disepakati tahun 2015. Indonesia adalah negara pendorong
upaya dan kerja sama penanggulangan terorisme, radikalisme dan violent
extremism melalui implementasi ASEAN Convention on Counter Terrorism
dan instrumen internasional terkait lainnya secara efektif. Indonesia menjadi
inisiator pembentukan ASEAN Seaport Interdiction Task Force (ASITF)
dengan menjadikan seaport sebagai daerah perbatasan pengawasan
Narkotika dan Prekursor Narkotika selain airport. Indonesia juga berperan
aktif dalam merespon perkembangan isu Rakhine State dengan mendorong
dibukanya akses bantuan kemanusiaan ke Rakhine State, memberikan
bantuan kemanusiaan, menawarkan berbagai inisiatif untuk membantu
rekonsiliasi nasional dan interfaith dialogue, serta mendorong Myanmar
memberikan update secara berkala mengenai perkembangan situasi di
Rakhine. Indonesia telah menjadi driving force yang sangat diperhitungkan
dalam rangkaian perundingan RCEP. Di bawah kepemimpinan Indonesia,
telah dicapai kemajuan dengan disepakatinya Chapter on Small Medium
Enterprises (SMEs) dan Chapter on Economic and Technical Cooperation
(ECOTECH). Indonesia terlibat aktif dalam upaya pengembangan start-up
business melalui penguatan pilot project berupa inkubator pelatihan di
bidang peningkatan produksi, akses pasar, akses finansial, dan pengembangan
peraturan serta sumber daya manusia. Dalam isu Konektivitas ASEAN,
Indonesia (bersama Filipina) berhasil mencapai kesepakatan di bidang
konektivitas yang telah dinegosiasikan secara intensif selama kurun waktu
lima tahun terakhir. Tercapai kemajuan dalam mengimplementasikan jalur
pelayaran Roll On-Roll Off (RO-RO) kargo dengan rute Davao-General Santos-
Bitung, yang merupakan salah satu proyek konektivitas. Dalam isu pekerja
migran, Indonesia berhasil meyakinkan disepakatinya Vientiane Declaration
on Transition from Informal Employment to Formal Employment toward
Decent Work Promotions. Deklarasi ini menggarisbawahi upaya untuk
menghapuskan diskriminasi di lingkungan kerja serta memberikan jaminan
perlindungan, terutama bagi para pekerja informal. Dalam isu
penanggulangan bencana, telah disepakati inisiatif Indonesia tentang
Declaration on One ASEAN, One Response yang ditandatangani oleh seluruh
Kepala Negara ASEAN pada bulan September 2016 ASEAN telah menyepakati
inisiatif Indonesia dalam Joint Statement on SocialWelfare and Development
“Strengthening Social Welfare Development in Pursuing ASEAN Community
Vision 2025” yang memberikan penekanan terhadap peningkatan
aksesibilitas dan perlindungan kelompok rentan (kaum difabel). Kementerian
Luar Negeri terus membentuk dan menggerakkan Pusat Studi ASEAN, yang
saat ini berjumlah 68 yang tersebar di seluruh Indonesia, untuk ikut serta
mendiseminasikan informasi kepada masyarakat luas dan memberikan
rekomendasi kebijakan.

 Indonesia sebagai salah satu negara pendiri ASEAN


Indonesia merupakan salah satu negara pendiri ASEAN. ASEAN resmi
didirikan sejak ditandatanganinya Deklarasi ASEAN pada tanggal 8
Agustus 1967 oleh lima negara pendiri. Dilansir dari situs resmi ASEAN,
lima menteri luar negeri yang menandatangani adalah Adam Malik dari
Indonesia, Narcisco R. Ramos dari Filipina, Tun Abdul Razak dari
Malaysia, S. Rajaratnam dari Singapura, dan Thanat Khoman dari
Thailand.

 Indonesia sebagai lokasi kantor sekretariat ASEAN


Disadur
dari Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan
Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia tenggara (ASEAN) mengenai
Ketuanrumahan dan Pemberian Keistimewaan dan Kekebalan kepada
Sekretariat ASEAN Pasal 1 butir 16 menyebutkan bahwa: “Sekretariat"
adalah Sekretariat tetap untuk ASEAB yang didirikan berdasarkan
Persetujuan mengenai Pendirian Sekretaria ASEAN yang ditandatangani
pada 24 Februari 1967. Lokasi Sekretariat adalah di Jalan
Sisingamangaraja No. 70A, Kebayoran Baru, Jakarta 1211 sebagaimana
ditunjukkan dalam Lampiran 1, yang dapat dipihdahkan ke lokasi lain
apa bisa disepakati oleh Para Pihak.

 Indonesia mengagas pembentukan ASEAN Security


Community (ASC)
Indonesia melalui Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda menggagas ide
pembentukan ASC pada bulan Juni tahun 2003. Rizal Sukma dalam
jurnal The Future of ASEAN: Towards a Security Community (2003)
menyebutkan bahwa melalui ASC Indonesia berharap mendapatkan
peran strategis sebagai pusat yang strategis di ASEAN dan sentralitas
diplomatis di komunitas internasional. Dari gagasan ASC tersebut,
kemudian lahirlah tiga buah pilar komunitas ASEAN yaitu:
1. ASEAN Political and Security Community merupakan kerja sama ASEAN
di bidang politik dan keamanan
2. ASEAN Social and Culture Community yakni kerja sama ASEAN di
bidang sosial dan budaya
3. ASEAN Economic Community yaitu kerja sama ASEAN di bidang
ekonomi.

 meningkatkan demokrasi ASEAN


Indonesia merupakan negara demokrasi terbesar di ASEAN yang
berperan meningkatkan demokrasi antaranggota ASEAN. Hal ini
dibuktikan dengan peran I yang menjunjung tinggi demokrasi juga
penegakan hak asasi manusia. Indonesia berperan dalam ASEAN
Political and Security Community (APSC) Blueprint Indonesia adalah
salah satu pelopor APSC Blueprint atau cetak biru APSC. Dilansir dari
situs resmi ASEAN, cetak biru APSC mendukung perwujudan komunitas
ASEAN yang berbasis aturan dengan nilai dan norma bersama, kawasan
yang kohesif , damai, stabil, dan tangguh, tanggung jawab bersama
untuk keamanan yang komprehensif, serta kawasan yang dinamis dan
berwawasan

 Indonesia bekerja sama menanggulangi narkotika dan


obat-obatan
terlarang Indonesia bekerja sama dengan negara ASEAN lainnya untuk
menanggulangi penggunaan narkotika, psikotropika dan obat-obatan
terlarang lainnya dengan menandatangani Deklarasi ASEAN Bebas
Narkoba (A Drug-Free ASEAN Declaration). Dalam perjanjian tersebut
dituliskan bahwa penyalahgunaan narkoba dapat membahayakan tatan
moral masyarakat. Baca juga: Bentuk Kerja Sama ASEAN di Bidang
Pendidikan Perdagangan obat-obatan terlarang juga berkaitan erat
dengan kejahatan transnasional seperti pencucian uang dan
penyelundupan senjata yang dapat menimbulkan ancaman politik dan
keamanan serius. Maka dari itu, Indonesia dan negara-negara lainnya di
ASEAN bekerja sama untuk meningkatkan sumber daya manusia dan
membantu mengekang peredaran gelap, produksi dan peredaran
narkoba, penegakan hukum, rehabilitasu, pencegahan, dan penyuluhan
narkoba kepada masyarakat

 Memastikan sentralitas ASEAN


Selain sebagai penggagas, Indonesia juga berperan dalam memastikan
sentralitas atau kesatuan ASEAN itu sendiri. Wujud dan peran tersebut
terlihat saat Indonesia ikut memprakarsai dikeluarkannya Joint
Statement of the Foreign Ministers of ASEAN Member States on the
Maintenance of Peace, Security, and Stability in the Region pada Juli
2016 lalu

 Turut serta pada isu pekerja migran di ASEAN


Ketika isu pekerja migran mencuat, Indonesia pun tutur menyakinkan
tersepakatinya Vientiane Declaration on Transition from Informal
Employment to Formal Employment Toward Decent Work Promotions.
Secara khusus, deklarasi ini menggaris besarkan pada bentuk dan upaya
untuk menghapuskan diskriminasi di lingkungan kerja, serta
memberikan jaminan perlindungan. Khususnya, bagi para pekerja yang
berbasis di sektor informal.
Peran Indonesia dalam ASEAN tentu diwujudkan tidak hanya sebatas
karena peran Indonesia sebagai salah satu pemrakarsanya saja. Tapi
juga karena sikap politik Indonesia yang bebas-aktif dan ingin
berkontribusi mendorong kawasan Asia Tenggara yang memiliki
stabilitas ekonomi, politik, dan keamanan yang kuat.Tidak hanya itu saja,
peran Indonesia dalam ASEAN juga pernah mendapatkan apresiasi Dewan
Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) karena peran Indonesia bagi
wilayah Asia Tenggara.
Kala itu, selama menjadi anggota tidak tetap DK PBB, Indonesia sukses
menjembatani upaya perdamaian dunia. Apresiasi ini juga diberikan secara
khusus oleh PBB dalam KTT ke-10 ASEAN PBB yang dilakukan Bangkok,
Thailand pada 3 November 2019 lalu

Anda mungkin juga menyukai