Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ORGANISASI DAN INSTITUSI INTERNASIONAL

ASEAN

Dosen Pengampu:
Dr. Sugito, S.IP., M.SI.
Kelompok 8
Anggota kelompok:
20220510257 Satrio Wicaksono
20220510258 Jelita Puji Hastuti
20220510265 Ghulam Ali Masyhari
20220510267 Nurfadila Syukur
20220510293 Muhammad Thoriq Haqqoni
20220510316 Annisa Sholeha Nurrochim

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
TAHUN 2023/2024
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) merupakan suatu


organiasasi regional yang didirikan pada 8 Agustus 1967 di Bangkok oleh lima
negara pendiri, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand.
ASEAN memiliki 10 anggota yang terdiri dari Indonesia, Brunei Darussalam,
Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Organisasi ASEAN bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi,
kemajuan sosial, dan perkembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara, serta
memelihara perdamaian dan stabilitas regional kawasan Asia Tenggara. selain itu,
Organisasi ASEAN berupaya untuk meningkatkan stabilitas politik dan ekonomi di
wilayah tersebut melalui dialog, konsensus, dan kerja sama yang erat di berbagai
bidang. Salah satu prinsip utama ASEAN adalah "non-interference", dimana setiap
anggota menghormati kedaulatan politik dan prinsip non-intervensi terhadap
urusan dalam negeri negara anggota lainnya.
Dalam mencapai tujuannya ASEAN meningkatkan kerja sama yang aktif
dan saling membantu dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, teknologi, dan
administrasi. Selain itu, ASEAN juga saling memberikan bantuan dalam bidang
fasilitas latihan dan penelitian pada bidang pendidikan, kejuruan, teknik, dan
administrasi. Memperkuat kerja sama dalam memerangi terorisme dan kejahatan
transnasional, serta memperkuat kerja sama dalam membangun perdagangan dan
investasi yang seimbang dan adil. mengembangkan sumber daya manusia melalui
kerja sama serta di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk pemberdayaan
rakyat ASEAN dan penguatan komunitas ASEAN.
Awal terbentuknya ASEAN Community (Komunitas ASEAN) bermula saat
Deklarasi Bali Concord II pada KTT ASEAN ke-9 di Nusa Dua Bali pada tahun
2020. Terdapat tiga pilar dalam masyarakat ASEAN yakni ASEAN Economic
Community (AEC), ASEAN Political Security Community (APSC) dan
ASEANSocioCultural Community (ASCC).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana ASEAN menciptakan kedamaian di asia tenggara?
2. Bagaimana cara ASEAN membangun kedamaian?
BAB II

PEMBAHASAN

1. Bagaimana ASEAN menciptakan kedamaian di asia tenggara?

ASEAN (Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara) adalah sebuah organisasi


regional yang telah memainkan peran yang semakin penting dalam
mempromosikan kerjasama ekonomi, politik, dan sosial di Asia Tenggara. Dengan
sejarah yang mencapai lebih dari lima puluh tahun, ASEAN telah menjadi salah
satu entitas politik dan ekonomi yang signifikan di kawasan ini. ASEAN
merupakan wadah interaksi untuk saling mempererat kerja sama dalam menjaga
perdamaian, keamanan, dan stabilitas di kawasan. Sebagai payung kerjasama antar
negara di Asia Tenggara, ASEAN mempunyai tanggung jawab yang besar dalam
perkembangan dan kehidupan hubungan diplomatik antar negara di Asia Tenggara.
Tidak hanya dalam hubungan diplomatik yang menguntungkan dalam wilayah
regional, ASEAN juga diharapkan mampu menjadi penghubung dan mediator bagi
persengketaan yang timbul diantara para anggota ASEAN. ASEAN sendiri
mempunyai mekanisme penyelesaian konflik yang diambil dari enam dokumen
utama yaitu:

1. Deklarasi bangkok (ASEAN Declaration)

Deklarasi bangkok atau ASEAN Declaration diangkat pada 8


agustus 1967 yang menjadi cikal bakal terbentuknya ASEAN. Dengan
diangkatnya deklarasi bangkok diharapkan dapat memajukan kerjasama
regional baik dalam kemitraan maupun kemakmuran terutama bagi
perdamaian kawasan. Hal ini menjadi penyebab adanya rujukan maupun
referensi dalam penyelesaian konflik pada deklarasi bangkok ini.

2. Deklarasi ASEAN 1 (ARSAN Concord)

Deklarasi ASEAN 1 atau disebut juga ASEAN Concord 1


ditandatangani pada 24 Februari 1976 yang berisi tentang prinsip-prinsip
umum yang memiliki kaitan dengan tujuan khusus yaitu dalam mengelola
perselisihan dan memperluas kerjasama diantara negara-negara anggota,
salah satunya yaitu ambisi untuk membentuk sebuah Zone of Peace,
Freedom and Neutrality (ZOPFAN) DI Asia Tenggara.

3. The Treaty of Amity and Cooperation (TAC)

Treaty of Amity and Cooperation diberlakukan pada tanggal 24


februari 1976 di Bali, dimana perjanjian ini memberikan pedoman khusus
di bidang manajemen konflik, terutama yang berkaitan dengan penyelesaian
sengketa secara damai. TAC dijadikan conduct (COC) yang efektif
membangun hubungan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat. TAC
juga menjadi instrumen untuk menyelesaikan sengketa dengan cara-cara
damai dan sebagai kunci cara bersikap pada anggotanya dalam memajukan
perdamaian dan stabilitas regional.

4. ASEAN Concord II

ASEAN Concord II ditandatangani pada 7 oktober 2003 yang mana


menyatakan bahwa ‘dibentuk komunitas ASEAN (ASEAN Community)
yang terdiri dari tiga pilar, yaitu kerjasama politik dan keamanan (ASEAN
Security Community), kerjasama ekonomi (ASEAN Economy
Community), dan kerjasama sosial budaya( ASEAN Socio-Cultural
Community) yang terjalin erat dan saling memperkuat satu sama lain
dengan tujuannya yaitu menjamin perdamaian yang langgeng, stabil, dan
kemakmuran bersama di kawasan.

5. ASEAN Political and Security Community (APSC)


Mempunyai tujuan untuk menjamin adanya lingkungan yang
harmonis, demokratis, dan adil di negara – negara kawasan Asia Tenggara.
Dimana para anggota APSC bersepakat jika ada perselisihan maupun
perbedaaan intra-regional diantara mereka maka akan diselesaikan dengan
mengandalkan proses damai.

6. ASEAN Charter

Piagam ASEAN atau ASEAN Charter ditandatangani Pada 20


November 2007 tepatnya di Singapura. Piagam ini bertujuan untuk
menjadikan ASEAN sebagai suatu organisasi internasional dengan dasar
hukum dan aturan yang kuat serta jelas, dengan dasar hukum dan aturan
yang kuat serta jelas, organisasi ini diharapkan memiliki struktur yang
efektif dan efisien. Piagam ini juga berisikan tentang menegaskan kembali
mengenai prinsip-prinsip yang terdapat dalam deklarasi, perjanjian, serta
kesepakatan ASEAN.

Jika dilihat dari bagaimana letak ASEAN berada yaitu yang berada di antara
Samudra Hindia dan Samudra Pasifik, serta diapit benua Asia dan Australia
membuat ASEAN berperan penting dalam menajaga perdamaian -sebab lokasinya
yang sangat strategis, terutama dalam Kawasan Asia dan Indo-Pasifik. Stabilitas
yang ada harus selalu tetap terjaga karena ini merupakan fondasi yang sangat
penting untuk ASEAN menjadi pusat ekonomi dunia. Dalam konferensi yang sudah
dilakukan ASEAN, Konferensi Tingkat Tinggi Ke-43 ASEAN 2023 yang diadakan
pada tanggal 5-7 September kemarin, tepatnya berada di Kota Jakarta. Terdapat
sejumlah poin utama yang ingin diraih oleh ASEAN.

Pertama, pentingnya membangun visi jangkan Panjang Bersama untuk


seluruh anggota yang berada di ASEAN. Kedua, memperkuat pertahanan yang ada
di ASEAN dalam menghadapi perkembangan zaman. Ketiga, mendorong ASEAN
agar menjadi pusat pertumbuhan ekonomi.

Dan yang terakhir menjadikan Kawasan Indo-Pasifik menjadi Kawasan


yang tenang, tentram, dan damai. Dengan adanya poin-poin utama yang disebutkan
tadi, secara tidak langsung ASEAN meminta seluruh anggotanya untuk
membangun rencana jangka Panjang Bersama, guna meningkatkan ketahanan dan
keamanan wilayah ASEAN supaya menjadi pusat pertumbuhan ekonomi. Mengapa
harus ASEAN bekerja sama dalam membangun kemanan Bersama?. Kemanan di
Kawasan ASEAN, termasuk Kawasan Asia dan Indo-Pasifik, sangatlah penting.
Negara-negara yang berada dalam Kawasan ini mempunyai dampak ekonomi yang
begitu signifikan terhadap ASEAN dan juga kepada komunitas internasional.

Pada pertemuan KTT ASEAN kemarin, delegasi ASEAN juga menggelar


pertemuan negara adidaya. Pertemnuan antara Amerika dan Cina. Cina melakukan
dengan forum KTT ke-16 ASEAN, sedangkan Amerika menggunakan KTT ke-11
ASEAN-AS. Pada sesi di mana Amerika dan Cina memberikan gagasan, terdapat
perbedaan gagasan antara Amerika dan Cina, Amerika yang diwakili oleh Kamala
Harris membahas tentang geopolitik, sedangkan Cina, membahas mengenai
penawaran kerja sama dengan Bahasa geoekonomi.

Kedua gagasan yang berbeda tersebut mengindikasikan bahwasannya


ASEAN merupakan peran yang cukup strategis. Bagaimana ASEAN menyikapi
kedua gagasan tersebut. ASEAN akan merujuk kepada piagam-piagam ASEAN,
yang mengedepankan perdamaian, kerja sama, serta kemajuan ekonomi Bersama.
Meski demikian ASEAN tetap menjalin hubungan dengan harmonis tanpa
terkecuali. Dengan demikian ASEAN dapat berperan sebagai jembatan diplomasi,
ruang kolaborasi, dan juga perubahan bagi kemajuan yang lebih baik.

2. Bagaimana cara ASEAN membangun kedamaian?

Konflik antara Thailand-Kamboja terkait Candi Preah Vihear serta sengketa


di Kepulauan Spratly adalah masalah yang memerlukan pendekatan yang lebih dari
sekadar penyelesaian hukum atau kekuatan militer. Konflik semacam ini
menciptakan ketegangan yang dalam dan memerlukan pendekatan yang
berkelanjutan. Budaya perdamaian menjadi krusial dalam menghadapi situasi
semacam ini. Dalam konteks ini, ASEAN-IPR (Institut Perdamaian ASEAN)
menjadi penting sebagai sarana untuk memfasilitasi dialog, pelatihan, dan praktik
perdamaian. Peningkatan peran ASEAN-IPR dapat menciptakan platform yang
lebih solid bagi negara-negara yang terlibat untuk berbicara, mendengarkan, dan
memahami perspektif masing-masing(Sukma Dewi Baiq Yayan et al., 2023).

ASEAN-IPR dapat menyediakan wadah bagi negara-negara anggota untuk


berpartisipasi dalam pelatihan, diskusi, dan praktik perdamaian yang bersifat
inklusif. Dengan demikian, mereka dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik
mengenai persamaan kepentingan, budaya, dan aspirasi satu sama lain. Melalui
pendekatan ini, negara-negara yang bersengketa bisa membangun kepercayaan satu
sama lain, yang merupakan fondasi penting untuk menyelesaikan konflik jangka
panjang. Selain itu, peran ASEAN-IPR dapat membantu menciptakan pandangan
bersama tentang nilai-nilai perdamaian yang diakui secara luas di seluruh kawasan.
Hal ini dapat memberikan landasan bagi solusi jangka panjang yang
memperhitungkan kepentingan bersama dan kesejahteraan kawasan secara
keseluruhan. Dengan membantu negara-negara anggota untuk berkomunikasi,
bernegosiasi, dan menemukan titik tengah, ASEAN-IPR dapat menjadi alat yang
efektif dalam membangun budaya perdamaian yang kokoh di Asia
Tenggara(Sukma Dewi Baiq Yayan et al., 2023).

Konflik antar-negara di ASEAN memerlukan penyelesaian yang tidak


hanya efektif tetapi juga berkelanjutan. Salah satu solusi yang diusulkan adalah
melalui lebih banyak penerapan Traktat Persahabatan dan Kerjasama sebagai
mekanisme resolusi konflik. Traktat ini memberikan landasan bagi negara-negara
anggota ASEAN untuk menyelesaikan perselisihan mereka dengan cara yang
teratur dan sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah disepakati. Penggunaan lebih
lanjut dari Traktat ini dapat menjadi fondasi bagi dialog dan negosiasi yang lebih
terstruktur dan terkontrol antara negara-negara yang bersengketa. Selain itu, ada
saran untuk mempertimbangkan penggunaan Majelis Tinggi atau mekanisme
fasilitator konflik. Ini merupakan langkah proaktif untuk memfasilitasi dialog yang
lebih formal dan mendalam antara pihak-pihak yang terlibat. Majelis Tinggi dapat
menjadi wadah untuk mengatasi konflik secara langsung, memfasilitasi
pembicaraan yang lebih terarah, serta membantu menciptakan solusi yang dapat
diterima oleh semua pihak terlibat. Langkah-langkah ini, jika diterapkan dengan
baik, dapat memberikan struktur yang jelas dalam menangani konflik antar-negara
anggota ASEAN. Mereka mendorong dialog yang lebih mendalam, pembahasan
solusi yang adil, dan penerapan keputusan yang dapat diterima bersama. Dengan
demikian, memperkuat dan lebih sering menggunakan mekanisme resolusi konflik
yang ada di bawah payung ASEAN dapat menjadi langkah penting dalam menjaga
stabilitas dan kedamaian di kawasan ini(Indrawan, 2021).

BAB II

KESIMPULAN

ASEAN adalah salah satu organisasi Internasional yang berskala regional


khusus hanya kawasan negara Asia Tenggara. Organisasi ini terdapat salah satu
tujuan yaitu memelihara perdamaian dan stabilitas antar sesama negara Asia
Tenggara. Kiat-kiat ASEAN dalam ikut serta menciptakan perdamaian sesama di
Asia Tenggara menjadi wadah interaksi untuk saling kerja sama dalam menjaga
perdamaian dan keamanan. Dalam menunjang keberlangsungan citra perdamaian
dan keamanan ini, ASEAN menggunakan mediasi alat politik hubungan diplomasi
yang menguntungkan wilayah regional ASEAN dan berharap menjadi penghubung
dan mediator dalam berbagai instrumen yang diadakan dan diselenggarakan di
antara negara ASEAN tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Acharya, A. (2009). Constructing a security community in Southeast Asia:


ASEAN and the problem of regional order: Second edition. Constructing
a Security Community in Southeast Asia: ASEAN and the Problem of
Regional Order: Second Edition, 2(June), 1–322.
https://doi.org/10.4324/9780203939239

Dewanta, I. P. (2018). Implementasi Prinsip Non-Intervensi Sebagai Asean


Way Dan Implikasinya Terhadap Penyelesaian Sengketa Secara Damai
Atas Pelanggaran Ham Di Negara-Negara Anggota. Angewandte Chemie
International Edition, 6(11), 951–952., 179.
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/13030/Skripsi
ILHAM PUTRA DEWANTA 14410553.pdf?sequence=1

Indrawan, J. (2021). Mekanisme Resolusi Konflik di ASEAN: ASEAN


Sebagai Fasilitator Konflik. Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional,
17(2), 172–185. https://doi.org/10.26593/jihi.v17i2.3830.172-185

Karisma, G. (2022). ASE AN WAY Versus Isu HAM dan Demokrasi (Gap
Antara Old Mechanism dan New Issues). Jurnal Analisis Sosial Politik,
6(1), 1–12. https://jasp.fisip.unila.ac.id/index.php/JASP/article/view/87
Prayetno, A. (2015). Kerja Sama Komunitas Asean 2015 Dalam Menghadapi
ATHG (Ancaman, Tantangan, Hambatan Dan Ganguan). Prosiding
Seminar Nasional Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas
Terbuka, 577–586.

Sukma Dewi Baiq Yayan, Syaiful Anam, & Nala Estriany Heavy. (2023).
Peran asean-ipr dalam membangun budaya perdamaian di asia tenggara.
Mataram Repository Program Studi Hubungan Internasional, 1–24.
https://doi.org/http://eprints.unram.ac.id/id/eprint/43085

Triwahyuni, D. (2010). Dilema Keamanan Asean Dalam Konflik Laut Cina


Selatan. Repository UNIKOM, 1–15.
https://repository.unikom.ac.id/33219/1/%28PERTEMUAN V%29
DILEMA KEAMANAN ASEAN.pdf

Yusuf, R. I. (2020). Asean’s Regional Mechanism; Asean dan Perdamaian


Kawasan Melalui Security Community. Jurnal Sosial Politik Peradaban,
1(2), 17–23.

Anda mungkin juga menyukai