Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

PENGARUH ORGANISASI
ASSOCIATION OF SOUTH-EAST ASIA NATION
BAGI NEGARA-NEGARA DI ASIA TENGGARA

DISUSUN OLEH:
1. GRACE JAYANTI SINAGA
2. MATTEWU JAYA KESUMA
3. WAHINDA
4. ALVIANIE CANTIKA PUTRI
5. SHOPIANA RAMADANI

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU


SMAN 24 BATAM
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamua’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.


Dengan bismillah kami ucapkan puji dan syukur kami atas kehadirat Allah
Subhanahu wata’ala, yang telah memberi kita nikmat iman dan islam. Solawat
dan salam kita haturkan kepada Nabi besar Muhammad Shallallahu alaihi
wassalam, yang mana telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam
yang terang menderang seperti sekarang ini.
Pada kesempatan kali ini, kami dari kelompok 6 telah menyelesaikan makalah
yang berjudul “MAKALAH PENGARUH ORGANISASI ASSOCIATION OF
SOUTH-EAST ASIA NATION BAGI NEGARA-NEGARA DI ASIA
TENGGARA”. Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami dengan hati dan tangan terbuka mengharapkan
saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah yang akan kami
buat untuk kedepannya lagi. Selanjutnya, kami ucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah memberikan bantuan moral dan doa baik secara langsung
maupun yang tidak langsung dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Batam, 16 Februari 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


ASEAN adalah singkatan dari Association of South-East Asia Nation atau
apabila diterjemahkan dalam Indonesia berarti Persatuan Bangsa – Bangsa Asia
Tenggara. Organisasi internasional regional ASEAN didirikan pada tanggal
8Agustus 1967 di Bangkok, melalui penandatanganan Deklarasi Bangkok
(“Bangkok Declaration”), atau sering juga disebut “ASEAN Declaration”, oleh
Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand dan Philipina.
Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan persahabatan dan kerjasama di
bidang pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan pengembangan kebudayaan
negara- negara anggotanya. Sehubungan dengan latar belakang negara-negara
anggota ASEAN yang beraneka ragam, bentuk dari kerjasama yang ada harus
dilandasi dengan faktor-faktor kebersamaan supaya ASEAN dapat berkembang
menjadi organisasi internasional regional yang efektif.
Pada dasarnya dibentuknya ASEAN adalah untuk menciptakan kawasan Asia
Tenggara dalam suasana persahabatan, kemakmuran dan kedamaian. Lebih
penting lagi secara politis, ASEAN menegaskan dirinya sebagai organisai yang
menghormati serta bertekad untuk menjujung tinggi hak asasi manusia (HAM)
dan nilai-nilai demokrasi. Hal ini sesuai dengan Isi Deklarasi Bangkok 8 Agustus
1967.
Pada tanggal 8 Agustus 1967, perwakilan dari 5 negara bersepakat untuk
menandatangani Deklasari Bangkok usai membahas rencana pembentukan sebuah
organisasi regional di kawasan Asia Tenggara. Deklarasi Bangkok lantas menjadi
landasan pendirian ASEAN.
Adapun 5 tokoh itu adalah:
1. Adam Malik (Menteri Luar Negeri Indonesia)
2. Narsisco Ramos (Menteri Luar Negeri Filipina)
3. Tun Abdul Razak (Wakil Perdana Menteri Malaysia)
4. Sinnathamby Rajaratnam (Menteri Luar Negeri Singapura)
5. Thanat Khoman (Menteri Luar Negeri Thailand).
Penandatanganan Deklarasi Bangkok menandai bahwa ASEAN secara resmi
telah didirikan dan mengusung misi, One Vision, One Identity, One Community
(Satu Visi, Satu identitas, dan Satu Komunitas).
Dikutip dari laman Kemenlu RI, isi deklarasi Bangkok pada 8 Agustus 1967
adalah sebagai berikut:
• Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan perkembangan
kebudayaan di kawasan Asia Tenggara;
• Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional;
• Meningkatkan kerja sama dan saling membantu untuk kepentingan bersama
dalam bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi;
• Memelihara kerja sama yang erat di tengah-tengah organisasi regional dan
internasional yang ada;
• Meningkatkan kerja sama untuk memajukan pendidikan, latihan, dan penelitian
di kawasan Asia Tenggara.

1.2 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui definisi ASEAN
2. Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan ASEAN
3. Untuk mengetahui dampak ASEAN pada dunia

1.3 Manfaat Penulisan


1. Agar dapat mengetahui definisi ASEAN
2. Agar dapat mengetahui sejarah dan perkembangan ASEAN
3. Agar dapat menegetahui dampak ASEAN pada dunia
BAB II
ISI
2.1 Latar Belakang berdirinya ASEAN
Sejarah Deklarasi Bangkok tidak dapat dilepaskan dari latar belakang
didirikanya ASEAN, mengingat deklarasi itu merupakan penanda munculnya
organisasi lingkup Asia Tenggara tersebut. Sejarah dibentuknya ASEAN
dilatarbelakangi dengan adanya pertentangan dua negara adikuasa, yakni Amerika
Serikat dan Uni Soviet pasca Perang Dunia II. Kedua negara ini, terlibat Perang
Dingin selama berpuluh-puluh tahun sejak 1947. Dikutip dari ASEAN: Selayang
Pandang Edisi 20 (2012), kawasan Asia Tenggara dijadikan sebagai area
persaingan ideologi dua negara adikuasa dalam masa Perang Dingin itu.
Sebagai contoh Perang saudara yang terjadi di Vietnam. Secara tidak langsung
Perang Vietnam merupakan perang kepentingan antara Blok Timur (Uni Soviet)
melawan Blok Barat (Amerika Serikat). Berbagai situasi tersebut, tentunya dapat
mengganggu stabilitas dan keamanan negara-negara Asia Tenggara. Maka itu,
diperlukan sebuah lembaga atau organisasi yang berperan sebagai wadah yang
harapannya berfungsi untuk melindungi, mengayomi, serta mempersatukan
negara-negara Asia Tenggara.
Sebelum ASEAN dibentuk, di kawasan Asia Tenggara sebenarnya sudah
pernah ada beberapa organisasi sejenis. Misalnya, SEATO (South East Asia Treaty
Organization) pada 1954, Association of Southeast Asia (ASA) pada 1961, dan
Malaysia-Philipina-Indonesia (Maphilindo) pada 1963.

Namun, ketiga organisasi ini belum dapat memberikan imbas yang jelas kepada
negara-negara Asia Tenggara. Hal ini sebenarnya dilatarbelakangi banyaknya
perbedaan kepentingan dan ideologi dari anggota-anggotanya. Negara-negara
Asia Tenggara secara karakterisitik memang memiliki berbagai perbedaan
meliputi budaya, agama, latar belakang, ideologi, perekonomian, dan lainnya.

Kemudian, pada perkembangannya pembentukan sebuah organisasi di lingkungan


Asia Tenggara sepertinya diperlukan. Hal ini terutama sebagai upaya menghindari
perngaruh dari blok Barat dan Timur selama Perang Dingin. Beberapa negara
seperti Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Filipina melakukan
kesepakatan untuk memadukan perbedaan dengan membentuk sebuah
perhimpunan yang lebih solid.

Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara atau ASEAN kemudian didirikan


pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand, dengan ditandatanganinya
Deklarasi ASEAN (Bangkok Declaration) oleh para Founding Fathers ASEAN
yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand. Brunei Darussalam
kemudian bergabung pada 7 Januari 1984, Vietnam pada 28 Juli 1995, Laos PDR
dan Myanmar pada 23 Juli 1997, dan Kamboja pada 30 April 1999, membentuk
apa yang sekarang menjadi sepuluh Negara Anggota ASEAN.

A. Visi dan Misi ASEAN


Tujuan Forum Regional ASEAN dituangkan dalam Pernyataan Ketua ARF
Pertama (1994), yaitu:
• Untuk mendorong dialog dan konsultasi yang konstruktif tentang isu-isu
politik dan keamanan yang menjadi perhatian dan kepentingan bersama;
Dan
• Untuk memberikan kontribusi yang signifikan terhadap upaya membangun
kepercayaan dan diplomasi preventif di kawasan Asia-Pasifik.
Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN ke-27 (1994) menyatakan bahwa “ARF dapat
menjadi Forum Asia-Pasifik konsultatif yang efektif untuk mempromosikan
dialog terbuka tentang kerja sama politik dan keamanan di kawasan. Dalam
konteks ini, ASEAN harus bekerja sama dengan mitra ARF untuk menghasilkan
pola hubungan yang lebih dapat diprediksi dan konstruktif di Asia Pasifik
Adapun visi dan misi asean dalam ACWO sebagai berikut.
• Visi
Asean Confederation of Women’s Organizations (ACWO) mencita-citakan
Komunitas ASEAN yang memiliki jaringan organisasi perempuan yang kuat
dengan beragam konteks budaya, agama, tradisi dan sejarah yang membedakan
kawasan ASEAN; bekerja sama dalam persahabatan, keikhlasan, kerukunan,
saling menghargai dan percaya; memberikan kontribusi berarti bagi kesetaraan
gender, kemajuan masyarakat ASEAN dan proses integrasi regional
• Misi

1. Mengkoordinasikan dan bertindak sebagai konfederasi organisasi perempuan


nasional negara-negara anggota ASEAN secara tertib
2. Mengamankan semua reformasi yang diperlukan untuk memberi arti penuh
pada persamaan hak asasi manusia, status dan kesempatan
3. Mendesak para wanita di negara-negara anggota ASEAN untuk menyadari dan
menerima tanggung jawab mereka dalam menjalankan hak dan pengaruh
mereka dalam kehidupan publik dan pribadi untuk memastikan penghormatan
terhadap martabat manusia tanpa membedakan jenis kelamin, ras,
kepercayaan atau status
4. Untuk mempromosikan kerja sama, perdamaian dan pengertian, dan
meningkatkan dukungan timbal balik di antara perempuan melalui kontak
internasional
5. Berpartisipasi dan bekerja sama dalam upaya konstruktif bagi pembangunan
nasional dan daerah
6. Melayani dan bertindak sebagai pusat sumber daya untuk mengumpulkan dan
menyebarluaskan informasi, berita dan materi lainnya yang relevan dengan
tujuan ACWO
7. Melaksanakan program studi, penelitian dan pelatihan yang berkaitan dengan
perempuan, anak dan keluarga di kawasan ASEAN
8. Menyediakan forum pertukaran dan diskusi tentang isu-isu yang berkaitan
dengan kemajuan perempuan di segala bidang dan kesejahteraan kawasan
ASEAN terutama yang berkaitan dengan perempuan, anak dan keluarga
9. Memperkuat kerjasama dengan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) dan
organisasi dan badan internasional dan regional terkait lainnya

B. Tujuan dibentuknya ASEAN


Sebagaimana tertuang dalam Deklarasi ASEAN, maksud dan tujuan ASEAN
adalah:
1. Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan pengembangan
kebudayaan di kawasan melalui usaha bersama dalam semangat kesetaraan
dan kemitraan untuk memperkokoh landasan masyarakat Bangsa-bangsa Asia
Tenggara yang sejahtera dan damai;
2. Untuk memajukan perdamaian dan stabilitas kawasan dengan menjunjung
tinggi keadilan dan supremasi hukum dalam hubungan antar negara-negara
kawasan dan ketaatan pada prinsip-prinsip Piagam Perserikatan Bangsa-
Bangsa;
3. Memajukan kerja sama aktif dan saling membantu dalam hal-hal yang
menjadi kepentingan bersama di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknik, ilmu
pengetahuan dan administrasi;
4. Saling memberi bantuan dalam bentuk fasilitas pelatihan dan penelitian di
bidang pendidikan, profesi, teknik, dan administrasi;
5. Untuk bekerja sama secara lebih efektif untuk pemanfaatan yang lebih besar
dari pertanian dan industri mereka, perluasan perdagangan mereka, termasuk
studi tentang masalah perdagangan komoditas internasional, peningkatan
fasilitas transportasi dan komunikasi mereka dan peningkatan standar hidup
mereka. Orang-orang;
6. Untuk mempromosikan studi Asia Tenggara; Dan
7. Memelihara kerjasama yang erat dan bermanfaat dengan organisasi
internasional dan regional yang ada dengan maksud dan tujuan yang sama,
dan menjajaki semua jalan untuk kerjasama yang lebih erat di antara mereka
sendiri.

C. Fungsi Organisasi ASEAN


ASEAN adalah singkatan dari Association of Southeast Asian Nations yang
merupakan suatu perhimpunan negara-negara yang berada di kawasan Asia
Tenggara. Adapun fungsi dari ASEAN adalah sebagai berikut.

• Dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi, sosial, dan budaya di kawasan


Asia Tenggara sendiri.
• Dapat meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional, dengan
menghormati keadilan dan tertib hukum dalam kawasan Asia Tenggara
agar menghindari dari bahaya akibat jika tidak ada keadilan dalam
masyarakat.
• Meningkatkan kerja sama dan menyelesaikan permasalahan yang
berhubungan dengan kepentingan bersama dalam bidang ekonomi, sosial,
budaya, teknik, ilmu pengetahuan dan administrasi.
• Saling memberikan bantuan dalam bentuk sarana latihan dan penelitian di
bidang pendidikan, profesi, teknik, dan administrasi.
• Bekerja sama dalam memanfaatkan dengan maksimal bidang pertanian dan
industri, memperluas pasar, komoditas internasional seperti bekerja sama
dengan politik luar negeri Indonesia, memperbaiki sarana distribusi dan
komunikasi , serta dalam memperbaiki taraf hidup penduduk.
• Meningkatkan pendidikan tentang Asia Tenggara.
• Menjaga dan memelihara hubungan kerja sama yang baik dengan
organisasi internasional yang ada.
• Dapat melindungi hak-hak pekerja migran dan hak dan kewajiban warga
negara.
• Menghargai hak asasi manusia serta kemerdekaan fundamental tanpa ada
membeda-bedakan warna, kulit, jenis kelamin, agama dan bahasa.
• Menjadikan pusat bagi kegiatan bangsa-bangsa dalam mencapai kerja sama
yang baik untuk mencapai tujuan dari PBB.
• ASEAN juga dapat membantu meningkatkan dan mendorong kawasan
pariwisata yang ada di wilayah Asia Tenggara.
Dengan demikian, maka pada dasarnya fungsi ASEAN adalah untuk
meningkatkan kerjasama dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya di kawasan
Asia Tenggara.

D. Peran Indonesia sebagai anggota ASEAN


Peran Indonesia sebagai anggota ASEAN dalam membantu menyelesaikan
masalah Kamboja adalah menyelenggarakan Jakarta Informal Meeting (JIM). JIM
adalah sebuah perundingan perdamaian antara Kamboja dengan Vietnam yang
dibantu oleh Indonesia. JIM dilaksanakan sebanyak dua kali, yaitu pada Juli 1987
dan Februari 1989 di Jakarta.
Hasil dari JIM I adalah tercapainya gencatan senjata setelah Kamboja dan
Vietnam dipertemukan. Seluruh tawanan perang dibebaskan, serta seluruh
pasukan militer Vietnam ditarik dari Kamboja. Setelah perjanjian Paris
ditandatangani, Kamboja mulai membangun kembali pemerintahannya yang
dibantu oleh negara-negara lain di bawah PBB.

E. Prestasi
Pada tahun kesepuluh Forum Regional ASEAN, para Menteri Asean Regional
Forum bertemu di Phnom Penh pada tanggal 18 Juni 2003 dan menyatakan bahwa
“walaupun sangat beragam keanggotaannya, forum tersebut telah mencapai rekor
pencapaian yang telah berkontribusi pada pemeliharaan perdamaian, keamanan
dan kerja sama di kawasan.” Mereka mengutip secara khusus:
1. Kegunaan ARF sebagai tempat untuk dialog dan konsultasi multilateral dan
bilateral dan pembentukan prinsip-prinsip yang efektif untuk dialog dan kerja
sama, menampilkan pengambilan keputusan melalui konsensus, tanpa campur
tangan, kemajuan bertahap dan bergerak dengan kecepatan yang nyaman bagi
semua.
2. Kesediaan di antara peserta ARF untuk membahas berbagai masalah
keamanan dalam pengaturan multilateral.
3. Rasa saling percaya secara bertahap dibangun melalui kegiatan kerjasama.
4. Penanaman kebiasaan dialog dan konsultasi masalah politik dan keamanan.
5. Transparansi yang dipromosikan oleh langkah-langkah ARF seperti pertukaran
informasi yang berkaitan dengan kebijakan pertahanan dan publikasi buku
putih pertahanan dan
6. Jaringan berkembang di antara pejabat keamanan nasional, pertahanan dan
militer peserta ARF.

BAB III
PENUTUP

Demikianlah Makalah ini kami susun. Semoga makalah ini dapat diterima dan
bermanfaat bagi kita semua. Tidak lupa kami ucapkan syukur kepada Allah,
Tuhan yang Maha Esa karena atas segala Rahmat dan Hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Segala saran dan kritik yang membangun sangatlah
kami harapkan dari semua pihak, karena kami menyadari bahwa makalah kami
masih jauh dari kata sempurna. Saran dan kritik tersebut semoga saja dapat
menjadi acuan atau pelajaran bagi kami semua untuk dapat menjadi lebih baik
lagi di hari esok. Atas segala waktu dan perhatian Bapak/Ibu, kami ucapkan
terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai