Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

SEJARAH INDONESIA
Peran Indonesia dalam Perdamaian Dunia

Association of Southeast Asian Nations (ASEAN)

Disusun oleh :
XII IPS 1
1. Adiesta Aulia P. (01)
2. Selfina Ananta (24)
3. Talitha Rahma K. (27)
4. Valentino Maulana B. (28)

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR


SMA NEGERI 2 MEJAYAN
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan nikmat-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “ Peran Aktif Indonesia dalam Association of Southeast Asian Nations
(ASEAN)”.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Sejarah Indonesia dengan tenggang waktu yang diberikan
satu minggu hingga makalah ini dapat di selesaikan.

Penyusunan makalah ini tidak dapat diselesaikan tanpa dukungan dan partisipasi dari semua pihak. Untuk
itu perkenankan kami menyampaikan terima kasih kepada Bu Titik Sukarti sebagai guru mata pelajaran
Sejarah Indonesia yang telah memberikan petunjuk dan bimbingannya.

Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik
dan saran sangat dibutuhkan untuk kesempurnaan makalah ini di kesempatan yang akan datang.

Madiun, Januari 2023

Penyusun

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lima negara pendiri ASEAN adalah Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand
melalui penandatanganan Deklarasi Bangkok. Mengutip laman resmi Sekretariat Nasional ASEAN,
latar belakang terbentuknya ASEAN adalah keinginan kuat dari para pendirinya untuk menciptakan
kawasan Asia Tenggara yang damai, aman, stabil dan sejahtera. Hal tersebut mengemuka karena
situasi di kawasan pada era 1960-an berhadapan dengan situasi rawan konflik.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Latar Belakang Pembentukan ASEAN?
2. Bagaimana Perkembangan ASEAN?
3. Bagaimana Bentuk Kerja Sama ASEAN?
4. Bagaimana Peran ASEAN Dalam Menyelesaikan Permasalahan Antarnegara Anggota?
5. Bagaimana Peran Indonesia Dalam Lingkungan Negara-Negara ASEAN?
6. Bagaimana Keuntungan Indonesia dengan Bergabung Dalam ASEAN?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Latar Belakang Pembentukan ASEAN
2. Untuk mengetahui Perkembangan ASEAN
3. Untuk mengetahui Bentuk Kerja Sama ASEAN
4. Untuk mengetahui Peran ASEAN Dalam Menyelesaikan Permasalahan Antarnegara Anggota
5. Untuk mengetahui Peran Indonesia Dalam Lingkungan Negara-Negara ASEAN
6. Untuk mengeatui Keuntungan Indonesia dengan Bergabung Dalam ASEAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pembentukan ASEAN


Pada zaman dahulu kawasan Asia Tenggara menjadi sasaran imperialisme dan kolonialisme
bangsa-bangsa Barat. Hampir seluruh negara di kawasan Asia Tenggara pernah merasakan penjajahan
bangsa-bangsa Barat. Perasaan senasib sebagai bekas negara terjajah membuat beberapa negara di
kawasan Asia Tenggara berinisiatif membentuk kerja sama antarnegara di kawasan Asia Tenggara.
Inisiatif pembentukan organisasi kerja sama antarnegara di kawasan Asia Tenggara juga didasari
persamaan berikut.
a. Persamaan di bidang kebudayaan, bahasa, adat, tata krama, dan pola kehidupan.
b. Persamaan senasib akibat kolonialisme bangsa asing.
c. Persamaan letak geografis yang strategis dalam percaturan politik dan ekonomi internasional.
d. Berakhirnya konfrontasi di kawasan Asia Tenggara, yaitu antara Indonesia, Malaysia, dan
Filipina.
Pada 8 Agustus 1967 keinginan membentuk organisasi kerja sama antarnegara di kawasan
Asia Tenggara tersebut terwujud. Lima tokoh dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan
Filipina mengadakan pertemuan di Bangkok, Thailand. Pertemuan tersebut menghasilkan
kesepakatan mengenai pembentukan organisasi yang bernama Association of Southeast Asian Nations
(ASEAN). Pertemuan tersebut kemudian dikenal dengan nama Deklarasi Bangkok. Deklarasi
Bangkok ditandatangani oleh lima tokoh, yaitu Adam Malik (Indonesia), Tun Abdul Razak
(Malaysia), S. Rajaratnam (Singapura). Thanat Khoman (Thailand), dan Narcisco Ramos (Filipina).
Pembentukan ASEAN diharapkan mampu menjadi wadah yang menaungi bangsa-bangsa di
kawasan Asia Tenggara. Adapun tujuan pembentukan ASEAN sebagai berikut.
a. Mempercepat pertumbuhan ekonomi, sosial, dan kebudayaan bangsa-bangsa di kawasan Asia
Tenggara.
b. Meningkatkan stabilitas dan keamanan regional serta mematuhi prinsip-prinsip Piagam PBB.
c. Meningkatkan kerja sama di bidang ekonomi, sosial, politik, administrasi, dan iptek.
d. Saling membantu dalam kegiatan pelatihan dan penelitian bidang pendidikan, profesi, teknik, dan
administrasi.
e. Bekerja sama dalam bidang pertanian, industri, perluasan perdagangan, transportasi, dan
komunikasi.
f. Memelihara kerja sama bidang organisasi regional dan internasional.
g. Mengadakan pembahasan bersama mengenai permasalahan di kawasan Asia Tenggara khususnya
dan kawasan Asia pada umumnya.

B. Perkembangan ASEAN
Pada awal pembentukannya ASEAN hanya beranggotakan lima negara pendiri, yaitu
Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina. Dalam perkembangannya, lima negara di
kawasan Asia Tenggara selanjutnya menyusul bergabung dalam ASEAN, yaitu Brunei Darussalam (8
Januari 1984). Vietnam (28 Juli 1995); Laos dan Myanmar (23 Juli 1997), serta Kamboja (30 April
1999).
Sejak dibentuk pada 8 Agustus 1967, ASEAN telah mengalami banyak perkembangan. Salah
satu perkembangan tersebut ditandai dengan diadakannya Konferensi Tingkat Tinggi I ASEAN yang
diselenggarakan di Bali pada 23-25 Februari 1976. Konferensi tersebut menghasilkan keputusan
mengenai Agreement on the Establishment of the ASEAN Secretariat, yaitu pembentukan Sekretariat
ASEAN yang dikepalai seorang sekretaris jenderal. Sejak 7 Januari 1976, kedudukan Sekretariat
ASEAN berada di kantor Departemen Luar Negeri Indonesia. Pada 1981 diresmikan kantor
sekretariat ASEAN di Jakarta.
Dalam ulang tahun ke-40 ASEAN pada 2007, para kepala negara ASEAN menandatangani
ASEAN Charter (Piagam ASEAN). Piagam tersebut mengubah ASEAN dari organisasi bersifat
longgar (loose organization) menjadi organisasi yang berdasarkan hukum (rules-based organization).
Piagam ASEAN mulai diberlakukan pada 15 Desember 2008. Selain itu, Piagam ASEAN
menegaskan ASEAN sebagai organisasi internasional yang memiliki dasar hukum kuat dengan aturan
jelas serta memiliki struktur organisasi efektif dan efisien. Piagam ASEAN berguna dalam
memberikan kerangka kerja hukum dan kelembagaan ASEAN.
Pada 2011 Indonesia terpilih sebagai ketua ASEAN. Sejak saat itu, pemerintah Indonesia
mulai mengarahkan ASEAN untuk mencapai suatu komunitas ekonomi yang kukuh pada 2015.
Selain itu, terdapat tiga prioritas utama yang ingin dicapai oleh ASEAN. Pertama, kemajuan
signifikan dalam pencapaian komunitas ASEAN 2015. Kedua, pemeliharaan kondisi kawasan Asia-
Pasifik yang aman dan stabil. Ketiga, menggulirkan visi ASEAN untuk sepuluh tahun ke depan sesuai
tema "ASEAN Community in Global Community of Nations".
Hingga 2017 telah banyak capaian yang diberikan ASEAN kepada negara anggotanya.
ASEAN berkembang menjadi organisasi yang makin matang dan dinamis, dibuktikan dengan
ketahanannya menghadapi berbagai tantangan di tingkat regional maupun global. ASEAN juga
terbukti berhasil menjaga keamanan dan stabilitas di kawasan Asia Tenggara serta mencegah potensi
konflik terbuka di kawasan Asia Tenggara. Berbagai keberhasilan ASEAN tidak terlepas dari
kontribusi yang telah diberikan Negara anggota ASEAN, salah satunya Indonesia. Indonesia memiliki
kepentingan tinggi untuk memastikan ASEAN menjadi organisasi kuat secara internal dan
dipertimbangkan secara serius oleh dunia internasional.
Pada 3-5 April 2019 negara-negara anggota ASEAN menyelenggarakan Pertemuan Pejabat
Tinggi Kesehatan ASEAN (Senior Official Meeting on Health Development/SOMHD) di Siem Reap,
Kamboja. Dalam pertemuan tersebut disepakati bahwa Indonesia akan menjadi Ketua Kerja Sama
Kesehatan ASEAN untuk periode 2020-2021. Pertemuan itu juga menyepakati Indonesia sebagai tuan
rumah bagi Pertemuan ASEAN SOMHD ke-15 yang diselenggarakan pada April 2020. Kesepakatan
penunjukan Indonesia menjadi Ketua Kerja Sama Kesehatan ASEAN 2020-2021 merupakan
kepercayaan atas peran aktif Indonesia pada forum kerja sama kesehatan di ASEAN.

C. Bentuk Kerja Sama ASEAN


Demi meraih tujuan yang telah disepakati, ASEAN telah menghasilkan berbagai bentuk kerja
sama, baik antarnegara anggota ASEAN maupun dengan negara di luar anggota ASEAN, Berbagai
bentuk kerja sama dalam ASEAN digolongkan dalam beberapa bidang berikut.
a. Bidang Politik dan Keamanan
Kerja sama dalam bidang politik dan keamanan bertujuan memajukan perdamaian kawasan
dengan meningkatkan kemajuan kawasan. Dalam membangun kerja sama di bidang politik dan
keamanan, para pemimpin ASEAN sepakat membentuk ASEAN Community Security (ASC).
Adapun tujuan ASC adalah menciptakan kawasan yang damai di antara negara-negara anggota
ASEAN dan negara-negara lain. Selain itu, ASEAN Community Security bertujuan menciptakan
lingkungan yang demokratis dan harmonis. ASEAN Community Security juga bertujuan menciptakan
kemajuan kawasan yang didasari semangat percaya diri, saling menghormati, dan solidaritas.
b. Bidang Ekonomi
Kerja sama ekonomi antarnegara ASEAN dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan
ekonomi di kawasan Asia Tenggara. Kerja sama ekonomi antara negara-negara ASEAN
dipertegas dalam Konferensi Tingkat Tinggi VI ASEAN yang diselenggarakan di Singapura pada
1992. Dalam konferensi tersebut, negara-negara ASEAN berusaha meningkatkan kerja sama
ekonomi yang mengarah pada terbentuknya perdagangan bebas atau ASEAN Free Trade Area
(AFTA). Pembentukan kerja sama tersebut dilatarbelakangi oleh beberapa faktor berikut.
1) Mencuatnya isu-isu ekonomi setelah berakhirnya tantangan politik dan militer yang dihadapi
ASEAN pada masa Perang Dingin.
2) Kemajuan negara Singapura yang miskin sumber daya alam tetapi mengandalkan sektor
perdagangan sebagai sumber utama penghidupan.
3) Keinginan menarik investor asing.
4) Mengejar ketertinggalan dari kerja sama regional di kawasan lain yang telah terbentuk di
Amerika dan Eropa.
Pada 2006 anggota ASEAN berupaya mengintegrasi ekonomi ASEAN guna mencapai
kemakmuran masyarakat yang merata dan berkelanjutan dengan mencetuskan Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA). Selanjutnya, pada 2015 negara-negara ASEAN sepakat membentuk
komunitas ASEAN (ASEAN Community). Komunitas ASEAN bertujuan memajukan negara
yang lemah.
c. Bidang Sosial
Dalam bidang sosial, kerja sama difokuskan pada penekanan kesejahteraan golongan
herpendapatan rendah dan penduduk perdesaan melalui perluasan kesempatan kerja yang
produktif dengan pembayaran yang layak. Intensifikasi dan perluasan kerja sama dilakukan untuk
menanggulangi masalah perkembangan penduduk di wilayah ASEAN, pencegahan dan
pemberantasan penyalahgunaan narkotika, serta peredaran obat-obatan terlarang Kerja sama
dalam bidang sosial juga tampak dalam upaya negara-negara ASEAN mempromosikan diri
melalui lembaga-lembaga pendidikan di setiap negara.
d. Latihan Militer Bersama
Latihan militer bersama negara-negara ASEAN bertujuan untuk meningkatkan keamanan
wilayah. Misalnya, latihan militer Angkatan dengan sandi Elang Malindo merupakan latihan
militer Angkatan Udara Indonesia dan Malaysia. Namun, negara negara Anggota ASEAN tetap
menghindari pembentukan fakta atau persekutuan militer.
Hubungan kerja sama ASEAN harus mengikuti atau menghormati prinsip-prinsip dalam
perjanjian persahabatan dan kerja sama di Asia Tenggara yang di tandatangani tanggal 24
Februari 1976 di Bali. Isi perjanjian tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesamaan, integrasi wilayah nasional dan
identitas nasional setiap negara
2. Tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain
3. Penyelesaian sengketa dengan cara dan damai
4. Menghindari penggunaan atau ancaman melalui kekuatan militer
5. Kerja sama yang efektik antara negara anggota.

D. Peran ASEAN Dalam Menyelesaikan Permasalahan Antarnegara Anggota


Peranan ASEAN Dalam Penyelesaian Sengketa Antar Negara Anggota Berdasarkan Piagam
ASEAN Tahun 2008. Hubungan internasional antara negara dengan negara tidak selalu terjalin
dengan baik, namun terkadang sering terjadi perselisihan. Upaya penyelesaian sengketa ditujukan
untuk menciptakan hubungan yang lebih baik berdasarkan prinsip perdamaian dan keamanan
internasional. Ada dua jenis sengketa yang diajukan dalam hukum internasional yakni sengketa
hukum dan sengketa politik. Dalam upaya penyelesaian sengketa ini ada dua cara yang dapat
ditempuh oleh pihak yang bersengketa penyelesaian sengketa dengan menggunakan perang dan
dengan jalan damai. Pada organisasi ASEAN penyelesaian sengketa dilakukan dengan jalan dimai
dengan melakukan negosiasi, mediasi, jasa baik, penyedian The High Council untuk menyelesaikan
sengketa. Dalam penelitian ini menjelaskan peranan ASEAN dalam penyelesaian perselisihan antar
negara anggota yang didasrakan pada Piagam ASEAN tahun 2008. Permasalahan dalam penelitian ini
adalah :
1) Bagaimanakah pengaturan penyelesaian perselisihan dalam kerangka kerja sama ASEAN
2) Faktor apa yang melatarbelakangi terjadinya sengketa
3) Sejauh mana posisi ASEAN dalam penyelesaian sengkela kamboja dengan Thailand.

Penelitian yang digunakan yuridis normatif dan sosiologis yang bertujuan untuk melihat
bagiamana pengaturan dan pelaksanaan dari pengaturan tersebut dan aplikasi dari pengaturan
tersebut. Masalah dalam penelitian ini adalah :

1) Bagaimanakah pengaturan penyelesaian perselisihan dalam kerangka kerja sama ASEAN


2) Faktor apa yang melatarbelakangi terjadinya perselisihan
3) Sejauh mana keterlibatan ASEAN dalam penyelesaian sengkeia kamboja dengan Thailand.

Peneltian yang digunakan yuridis normatif dan sosiologis yang bertujan untuk melihat
bagiamana pengaturan dan pelaksanaan dari pengaturan tersebut dan aplikasi dari pengaturan
tersebut.

E. Peran Indonesia Dalam Lingkungan Negara-Negara ASEAN


Peran Indonesia dalam lingkungan negara-negara ASEAN dapat dilihat dalam berbagai
bidang antara lain bidang keamanan, ekonomi, dan sosial budaya. Peran Indonesia di kawasan asia
tenggara juga tidak terlepas dari politik luar negeri bebas aktif.
1. Penggagas kelahiran ASEAN
Indonesia juga menjadi salah satu penggagas lahirnya kerja sama negara-negara ASEAN. Pada
waktu itu, Indonesia diwakili oleh menteri luar negeri Adam Malik, menjekaskan visi Indonesia
tentang kawasan Asia Tenggara yang berdiri di ats kaki sendiri, mampu mempertahankan diri
sendiri terhadap pengaruh-pengaruh negative dari luar kawasan. Visi itu dapat terwujud jika ada
kerja sama yang efektif antara negara-negara di kawasan tersebut.
2. Pembentukan komunitas keamanan ASEAN
Dalam bidang politik, Indonesia berhasil meluncurkan gagasan untuk membentuk komunitas
keamanan ASEAN yang akan meningkatkan kerja sama politik dan keamanan. Indonesia
mengedepankan proses pembangunan politik di kawasan itu guna mengatasi perbedaan sistem
politik yang terlalu mencolok di antara sesame ASEAN. Peran Indonesia dalam bidang politik ini
hanya menyangkut pertahanan militer tetapi lebih luas, yaitu menyangkut hal-hal non-militer,
seperti kejahatan lintas negara, terorisme, separatism, perampokan, dan sebagainya.
3. Menganjurkan penghargaan serta perlindungan terhadap HAM
Indonesia juga mendorong negara-negara ASEAN agar lebih demokratis dan menghargai serta
melindungi HAM penduduknya. Selain itu, negara-negara ASEAN harus memiliki norma-norma
pergaulan antar negara yang disepakati dan dihormati bersama. Indonesia belakangan ini
mendorong Myanmar agar lebih demokratis dan menghargai hak-hak asasi manusia.
4. Memfasilitasi pemerintah Filipina dengan gerakan pembebasan Moro
Atas pemerintahan dari pemerintah Filipina, Indonesia membantu usaha perdamaian antara
pemerintah Filipina dengan gerakan pembebasan muslim Moro. Beberpa pertemuan antara
keduanya berlangsung pada tahun 1874. Pemerintah Indonesia menginginkan agar pemerintah
Filipina dapat menjamin kebebasan beragama bagi umat muslim dan dapat hidup berdampingan
secara damai di Filipina.

F. Keuntungan Indonesia dengan Bergabung Dalam ASEAN


Sebagai sebuah organisasi regional di kawasan Asia Tenggara yang bersifat non militer dan
non politik, ASEAN telah mampu menciptakan stabilitas perdamaian dan keteraturan dikawasan
sehingga membantu Indonesia Untuk melanjutkan Program-program pembangunan di segala bidang
dan mendorong Indonesia untuk menjadi bangsa yang lebih maju dada intinya hubungan Indonesia
dengan ASEAN Saling menguntungkan. ASEAN Memberikan beberapa mamfaat bagi negara-negara
anggotanya. Manfaat tersebut meliputi:
1. Memenuhi kebutuhan dalam negeri akan barang jasa
2. Memperluas pasar hasil produksi barang jasa
3. Memperluas lapangan pekerjaan
4. Memamfaatkan sumber daya alam
5. Menambah defisa negara
6. Mengurangi ketimpangan antara negara maju dengan Negara berkembang di wilayah Aisa
Tenggara
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) atau Perhimpunan bangsa-bangsa Asia
Tenggara ialah organisasi regional yang beranggotakan 10 (sepuluh) negara-negara Asia Tenggara.
ASEAN dibentuk oleh lima negara yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand, pada
tanggal 8 Agustus 1967 bertempat di Bangkok melalui penandatanganan Deklarasi Bangkok. Sebagai
subjek hukum internasional, ASEAN dilengkapi legal personality. Legal personality ASEAN terdapat
pada pasal 3 Piagam ASEAN. Dengan dimilikinya legal personality maka ASEAN memiliki
kapasitas (legal capacity) untuk membuat perjanjian internasional dengan sesama organisasi
internasional, negara atau subjek Hukum Internasional lainnya, dapat mempunyai hak legislasi pasif
dan hak legislasi aktif, memiliki hak untuk mengajukan pengaduan internasional serta dapat
mempunyai otonomi keuangan dan kapasitasnya untuk mempunyai anggaran sendiri. Sebagai
organisasi internasional ASEAN memiliki perbedaan karakteristik dengan Uni Eropa. Perbedan
tersebut diantaranya Supranational Organization dan Inter Governmental Organization, struktur
organisasi, kewenangan, common currency, parlemen dan pengambilan keputusan.

B. Saran
Negara kita, Indonesia merupakan salah satu anggota ASEAN. Untuk itu, kita harus
membantu mewujudkan cita-cita atau tujuan dari ASEAN itu sendiri. Karena bagaimanapun, tujuan
tersebut merupakan keinginan dari bangsa kita sendiri. Selain itu, sebagai negara anggota ASEAN
yang terbesar, kita harus lebih menunjukkan partisipasi kita dalam menunjukkan tujuan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai