Anda di halaman 1dari 27

KATA PENGANTAR

Asalammu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdullilahhirabil’alamin puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah


SWT, karena atas rahmat-Nya penulisan makalah " ASEAN " dalam mata
kuliah Sejarah Asia Tenggara ini.

          Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada


semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis
mengakui bahwa dalam penulisan makalah ini banyak kekurangan, hal ini
disebabkan keterbatasan dan kemampuan penulis. Namun penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

           Pada akhirnya, makalah ini diharapkan mampu memberikan manfaat


dan menambah wawasan bagi semua pihak pada umumnya, dan bagi penulis
pada khususnya. 

Wasalammualaikum Wr.Wb.

Lhoksukon, 27 September 2021


BAB I
PENDAHULUAN

1.1            Latar Belakang Masalah

Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) yang pada awal


pembentukannya pada tahun 1967, lebih ditujukan pada kerjasama yang
berorientasi politik untuk mencapai perdamaian dan keamanan di kawasan
Asia Tenggara, dalam perjalanannya berubah menjadi kerjasama regional
dengan memperkuat semangat stabilitas ekonomi dan sosial di kawasan Asia
Tenggara, antara lain melalui percepatan pertumbuhan ekonomi, kemajuan
sosial dan budaya dengan tetap memperhatikan kesetaraan dan kemitraan,
sehingga menjadi landasan untuk terciptanya masyarakat yang sejahtera dan
damai. ASEAN yang resmi terbentuk pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok,
Thailand adalah merupakan kerjasama regional didirikan oleh lima negara di
kawasan Asia Tenggara yaitu; Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura dan
Thailand berdasarkan kesepakatan ”Deklarasi Bangkok” yang ditanda tangani
secara bersama-samadan isinya sebagai berikut :

”Membentuk suatu landasan kokoh dalam meningkatkan kerjasama regional


di kawasan Asia Tenggara dengan semangat keadilan dan kemitraaan dalam
rangka menciptakan perdamaian, kemajuan dan kemakmuran kawasan.”

Sejak awal didirikan ASEAN bercita-cita mewujudkan Asia Tenggara


bersatusehingga keanggotaan ASEAN terus mengalami perluasan menjadi
sepuluh negaraanggota yaitu Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura,
Thailand, Brunei Darussalamtahun 1984, Vietnam tahun 1995, Laos tahun
1997, Myanmar tahun 1997, danCambodia tahun 1999. Pada saat yang
bersamaan kawasan Asia Tenggara menghadapi persoalan-persoalan baru
yang muncul baik secara internal maupun eksternal.

1.2 Kerangka Permasalahan

Dari uraian latar belakang tersebut di atas dapat dirumuskan


permasalahan

1.      Bagaimana sejarah berdirinya ASEAN ?

2.      Apa prinsip-prinsip ASEAN ?

3.      Apa Simbol dan arti dari logo ASEAN ?

4.      Apa saja tujuan berdirinya ASEAN ?

5.      Apa Tujuan dibentuknya Piagam Asean (Asean Chartered) ?

6.      Bagaimana struktur dalam ASEAN ?

7.      Bagaimana sistem pelaksanaan ASEAN ?

8.      Apa prospek ke depan ASEAN ?


1.3            Tujuan dan Maksud Penyusunan Masalah

1.      Untuk mengetahui sejarah berdirinya ASEAN.

2.      Untuk mengetahui prinsip-prinsip ASEAN.

3.      Untuk mengenal simbol dan arti dari Logo ASEAN.

4.      Untuk mengetahui tujuan berdirinya ASEAN.

5.      Untuk mengetahui apa saja tujuan dari Piagam ASEAN.

6.      Mengetahui struktur keorganisasian dalam ASEAN.

7.      Mengetahui proses pelaksanaan ASEAN.

8.      Mengetahui prospek ke depan dari ASEAN.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1       SEJARAH BERDIRINYA ASEAN

ASEAN adalah kepanjangan dari Association of South East Asia Nations.


ASEAN disebut juga sebagai Perbara yang merupakan singkatan dari
Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara. Gedung sekretarian ASEAN
berada di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Indonesia. ASEAN didirikan
tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok. ASEAN diprakarsai oleh 5 menteri luar
negeri dari wilayah Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina
dan Singapura

1. Perwakilan Indonesia : Adam Malik

2. Perwakilan Malaysia : Tun Abdul Razak

3. Perwakilan Thailand : Thanat Koman

4. Perwakilan Filipina : Narcisco Ramos

5. Perwakilan Singapura : S. Rajaratnam

2.2       Prinsip Utama ASEAN

Prinsip-prinsip utama ASEAN digariskan seperti berikut:

·         Menghormati kemerdekaan, kesamaan, integritas dan identitas nasional


semua negara

·         Setiap negara memiliki hak untuk menyelesaikan permasalahan


nasionalnya tanpa ada campur tangan dari luar

·         Penyelesaian perbedaan atau perdebatan antar negara dengan aman

·         Menolak penggunaan kekuatan dan kekerasan

·         Meningkatkan kerjasama yang efektif antara anggota

ASEAN dikukuhkan oleh lima negara pengasas; Indonesia, Malaysia, Filipina,


Singapura dan Thailand di Bangkok Proses pembentukan ASEAN dibuat
dalam sebuah penandatanganan perjanjian yang dikenal dengan nama
“Deklarasi Bangkok”. Adapun yang bertanda tangan pada Deklarasi Bangkok
tersebut adalah para menteri luar negeri saat itu, yaitu Bapak Adam Malik
(Indonesia), Narciso R. Ramos (Filipina), Tun Abdul Razak (Malaysia), S.
Rajaratnam (Singapura), dan Thanat Khoman (Thailand). Pada tanggal 8
Januari 1984, seminggu setelah mencapai kemerdekaannya, negara Brunei
masuk menjadi anggota ASEAN. 11 tahun kemudian, tepatnya tanggal 28 Juli
1995. Laos dan Myanmar menjadi anggota dua tahun kemudianya, yaitu pada
tanggal 23 Juli 1997. Walaupun Kamboja sudah menjadi anggota ASEAN
bersama sama Myanmar dan Laos, Kamboja terpaksa menarik diri disebabkan
masalah politik dalam negara tersebut. Namun, dua tahun kemudian Kamboja
kembali masuk menjadi anggota ASEAN pada 30 April 1999.

2.3       LOGO ASEAN 

Logo ASEAN membawa arti ASEAN yang stabil, aman, bersatu dan dinamik.
Warna logo ada 4 yaitu biru, merah, putih dan kuning. Warna tersebut
merupakan warna utama lambang negara-negara ASEAN. Warna biru
melambangkan keamanan dan kestabilan. Merah bermaksud semangat dan
dinamisme sedangkan putih menunjukkan ketulenan dan kuning
melambangkan kemakmuran. Sepuluh tangkai padi melambangkan cita-cita
pelopor pembentuk ASEAN di Asia Tenggara, yaitu bersatu dan bersahabat.
Bulatan melambangkan kesatuan ASEAN. \

Anggota-anggota Asean

 Anggota ASEAN yang dulunya hanya lima negara di Asia tenggara, sekarang
telah menjadi sepuluh negara, yaitu sebagai berikut:

1. Filipina negara pendiri


2. Indonesia negara pendiri
3. Malaysia negara pendiri
4. Singapura negara pendiri
5. Thailand negara pendiri
6. Brunei Darussalam bergabung pada 7 Januari 1984
7. Vietnam bergabung pada 28 Juli 1995
8. Laos bergabung pada 23 Juli 1997
9. Myanmar bergabung pada 23 Juli 1997
10. Kamboja bergabung pada 16 Desember 1998

Bisa dikatakan saat ini anggota ASEAN adalah hampir semua negara wilayah


asia tenggara, kecuali Timor leste dan papua nugini
Alasan Mengapa negara Timor Leste belum bergabung ?
Seperti yang telah kita tahu bahwa Timor Leste dulunya adalah negara bagian
dari Republik Indonesia. oleh ASEAN saat ini negara Timor Lestes mendapat
status pemerhati dalam Asean, setelah mendapat banyak protes dari negara
negara Anggota ASEAn yang tidak mendukung Timor leste untuk masuk
menjadi anggota ASEAN, yang berdasar rasa hormat kepada negara Indonesia.
Sejak restorasi kemerdekaan Timor-Leste pada Mei 2002, ASEAN telah banyak
membantu Timor-Leste. Timor-Leste telah diundang untuk hadir dalam
beberapa pertemuan ASEAN. Meskipun begitu, Timor-Leste masih tetap
berstatus observer. Mantan Menlu Timor Leste yang sekarang menjadi
Presiden, Ramos Horta, pernah menyatakan tidak berminat menjadi anggota
ASEAN, karena Timor-Leste dinilai bukan negara Asia (Tenggara), melainkan
negara Pasifik atau Australia. Berbeda dengan rekannya Xanana Gusmao yang
menyatakan bahwa akan lebih menguntungkan bagi Timor Leste apabila
berafiliasi dengan ASEAN dibandingkan dengan apabila bergabung dengan
Pacific Islands Forum. Perkembangan terakhir mengindikasikan bahwa Timor-
Leste sangat berminat untuk menjadi anggota ASEAN. Bahkan Pemerintah
Timor-Leste melalui Kementerian Luar Negerinya telah menargetkan bahwa
Timor-Leste akan menjadi anggota ASEAN pada tahun 2012, hal ini sangat
didukung oleh pemerintah Indonesia juga negara-negara anggota ASEAN
lainnya seperti Filipina, Malaysia, Thailand, Singapura dan lain-lain. Hal ini
dapat dilihat bahwa Pemerintah Timor-Leste juga telah membuka Sekretariat
Nasional ASEAN di Dili pada awal bulan Februari 2009, dimana sekretariat ini
akan berfungsi untuk mempersiapkan tahapan-tahapan menjadi keanggotaan
ASEAN.

                                                                                        

2.4       TUJUAN DIBENTUKNYA ASEAN

Tujuan terbentuknya ASEAN tercantum dalam naskah Deklarasi Bangkok,


antara lain sebagai berikut.

1. Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, serta


pengembangan kebudayaan di kawasan ASEAN melalui usaha bersama
dalam semangat dan persahabatan untuk memperkukuh landasan
sebuah masyarakat bangsa-bangsa Asia Tenggara yang sejahtera dan
damai.
2. Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional dengan jalan
menghormati keadilan dan ketertiban hukum di dalam negara-negara di
kawasan ASEAN. Selain itu, juga mematuhi prinsip-prinsip Piagam PBB.
3. Meningkatkan kerja sama yang aktif serta saling membantu satu dengan
yang lain di dalam menangani masalah kepentingan bersama yang
menyangkut berbagai bidang. Misalnya, di bidang ekonomi, sosial,
kebudayaan, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi.
4. Saling memberikan bantuan dalam bentuk sarana pelatihan dan
penelitian dalam bidang pendidikan, profesional, teknik, dan
administrasi.
5. Meningkatkan kerja sama yang lebih efektif dalam meningkatkan
penggunaan pertanian serta industri, perluasan perdagangan komoditas
internasional, perbaikan sarana pengangkutan dan komunikasi, serta
peningkatan taraf hidup mereka.
6. Memelihara kerja sama yang lebih erat dan bergabung dengan
organisasi internasional dan regional lainnya untuk menjajaki segala
kemungkinan saling bekerja sama secara lebih erat di antara mereka
sendiri.

2.5       TUJUAN DIBENTUKNYA PIAGAM ASEAN (ASEAN CHARTERED).

Tahun 2007 bisa dikatakan bersejarah bagi ASEAN. Kawasan ini memiliki
tampilan baru. Ada harapan ASEAN akan terstruktur dan tersistematis.Semua
itu ditandai dengan ditandatanginya Piagam ASEAN (ASEAN Charter) sebagai
kerangka “konstitusi bersama” ASEAN. Keberadaan sebuah piagam agar bisa
lebih mengikat negara-negara anggota sebenarnya sudah cukup lama
dikumandangkan di kalangan pemikir ASEAN. Akan tetapi, baru pada
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN tahun 2003 di Bali, keinginan ASEAN
untuk memiliki sebuah piagam bersama itu mulai dikonkretkan. Ibarat
sebuah perusahaan yang harus memiliki status hukum yang jelas, apakah itu
perseroan terbatas (PT) atau perusahaan dagang (PD), ASEAN sebagai
organisasi regional yang sudah berusia 40 tahun ini memang sudah
seharusnya punya status hukum. Idealnya, dengan adanya status hukum itu,
ASEAN lebih punya keleluasaan untuk bekerja sama dengan berbagai pihak,
khususnya kalangan pebisnis. Dia (ASEAN) juga bisa memiliki aset, visi, dan
misi, serta alat/perangkat untuk mewujudkan visi dan misinya tersebut.
Piagam ASEAN memang tidak otomatis akan mengubah banyak hal di ASEAN.
Malah, piagam itu sesungguhnya makin mengekalkan banyak kebiasaan lama.
Misalnya, pengambilan keputusan di ASEAN tetap dengan cara konsensus dan
KTT ASEAN menjadi tempat tertinggi untuk pengambilan keputusan jika
konsensus tidak tercapai atau jika sengketa di antara anggota terjadi. Meski
demikian, piagam tersebut hadir di saat yang pas, yaitu ketika kawasan Asia
Tenggara ini terus berubah dan negara-negara ASEAN semakin memperluas
cakupan kerja sama yang lebih kukuh ke Asia Timur (Jepang, Korea Selatan,
dan China), Asia Tengah (India), serta ke selatan (Australia dan Selandia
Baru). Juga, KTT Asia Timur yang diselenggarakan beriringan dengan KTT
ASEAN.

Tujuan dibentuknya Piagam Asean adalah sebagai berikut

1.      Permudah kerja sama

Adanya Piagam ASEAN secara organisatoris akan membuat negara anggota


ASEAN relatif akan lebih terikat kepada berbagai kesepakatan yang telah
dibuat ASEAN. Secara teoretis, piagam itu akan semakin mempermudah kerja
sama yang dibuat ASEAN dengan mitra-mitra dialognya. Jika pada masa lalu
mitra ASEAN terkadang mengeluh bahwa kesepakatan yang telah dibuat
dengan ASEAN ternyata hanya dilaksanakan dan dipatuhi oleh beberapa
negara anggota ASEAN, kini kekhawatiran itu bisa dikurangi. Mekanisme kerja
yang lebih jelas di ASEAN seperti tertuang dalam Piagam ASEAN itu juga akan
mempermudah mitra-mitra atau calon-calon mitra yang ingin berurusan
dengan ASEAN. Begitu pula bila di kemudian hari terjadi persengketaan,
Piagam ASEAN telah membuat pengaturan umum untuk penyelesaian
sengketa itu. Lebih penting lagi secara politis, ASEAN kini menegaskan dirinya
sebagai organisasi yang menghormati serta bertekad untuk menjunjung tinggi
hak asasi manusia (HAM) dan nilai-nilai demokrasi. Piagam meminta ASEAN
menghargai HAM. Meski saat ini pelaksanaan kedua hal itu masih jauh dari
ideal, setidaknya ASEAN sudah mengakui bahwa penghormatan atas HAM dan
demokrasi sebagai nilai-nilai dasar, sama seperti umumnya negara maju.
Dengan demikian, hambatan psikologis untuk bekerja sama dengan negara-
negara ASEAN seperti sering terdengar selama ini dari beberapa negara maju,
setidaknya sudah bisa dikurangi meski hambatan belum sepenuhnya bisa
dihapuskan.

2.      Tantangan internal

Keberhasilan ASEAN melahirkan sebuah piagam bersama tidak otomatis


bermakna ASEAN yang semakin solid. Tantangan terbesar justru berada di
lingkungan internal ASEAN sendiri, khususnya bagaimana agar benar-benar
bisa mengimplementasikan piagam itu sehingga ASEAN menjadi kekuatan
yang menyatu dan tidak terpecah belah.Bagaimanapun, kehadiran Piagam
ASEAN, yang di dalamnya mengharuskan para anggota mematuhi apa-apa
yang sudah diputuskan bersama oleh ASEAN, akan menimbulkan
ketidaknyamanan bagi beberapa pihak. Mereka ini sebenarnya menaruh
keberatan atas keputusan bersama itu. Meski demikian, Piagam ASEAN
memang telah didesain sedemikian rupa sehingga tidak terlalu keras terhadap
para anggotanya yang belum bisa menaati kesepakatan-kesepakatan yang
telah dibuat.Celah-celah untuk kompromi yang sering kali diistilahkan banyak
kalangan sebagai cara ASEAN (the ASEAN way) masih banyak diakomodasi di
dalam piagam tersebut. Di bidang ekonomi, misalnya, Piagam ASEAN
menjamin hak negara-negara anggota untuk berpartisipasi secara fleksibel
dalam pelaksanaan komitmen-komitmen ekonomi di ASEAN. Begitu pula
dalam pelaksanaan prinsip-prinsip “politik” ASEAN, seperti khususnya
demokrasi dan penghormatan dan jaminan atas hak-hak asasi manusia, asas
yang fleksibel tetap dipertahankan.Satu hal penting dalam Piagam ASEAN
yang memang sudah selayaknya dilakukan adalah menjadikan organisasi ini
sebagai organisasi yang berorientasi pada rakyat atau bukan organisasi
birokrat semata. Dengan demikian, dibuka bahkan didorong kesempatan lebih
besar kepada warga masyarakat ASEAN untuk berinteraksi satu sama lain
dengan lebih intens.Pergaulan rakyat ASEAN di kawasan regional dan
internasional itu tentu akan berkontribusi positif kepada kerja sama ASEAN
dengan mitra-mitranya di seluruh kawasan.

3.      Langkah paling maju

Ada tiga rencana ASEAN yang dituliskan di piagam itu. Tiga hal itu adalah
menginginkan lahirnya Komunitas Ekonomi ASEAN, Komunitas Keamanan
ASEAN, dan Komunitas Sosial Budaya ASEAN.Jangan skeptis dulu dengan
rencana pembentukan komunitas itu. Atau jangan melihat realitas sekarang
jika ingin menilai prospek pembentukan tiga jenis komunitas itu. ASEAN bisa
saja tidak terlihat berwibawa, melihat realitas sekarang, dengan mayoritas
anggotanya punya masalah tersendiri yang tergolong berat. Beberapa di
antaranya bahkan masih tergolong negara paria.Sesungguhnya, rencana
pembentukan komunitas itu merupakan refleksi dari tajamnya visi para
pemikir ASEAN. Piagam itu disusun para pakar atau figur terkenal di ASEAN.
Wakil dari Indonesia adalah mantan Menteri Luar Negeri Ali Alatas.Mantan
Menteri Luar Negeri Ali Alatas terkesan jengkel dengan analisis pengamat yang
relatif selalu skeptis melihat ASEAN. “Mereka itu kadang genit, ya,” demikian
kalimat lucu dari Ali Alatas mengomentari piagam yang disambut dingin oleh
pengamat.

4.      Piagam merefleksikan pandangan jauh ke depan.

Bahkan, piagam secara tersirat akan membuat ASEAN malu jika tidak bisa
memenuhinya di kemudian hari. Inilah sumbangsih para pemikir ASEAN. Ini
merupakan bukti bahwa para pakar ASEAN tidak dungu, tetapi punya sudut
pandang yang strategis menuju masa depan. Hal ini diperkuat lagi dengan
rencana pemerintah ASEAN, yang pada November lalu, di Singapura, sudah
menandatangani deklarasi pembentukan Komunitas Ekonomi ASEAN pada
tahun 2015. Bahkan, pada tahun 2008 sudah ada langkah untuk
mewujudkan komunitas ekonomi ini. Tujuan akhirnya adalah aliran barang,
jasa, warga yang relatif lebih bebas di ASEAN. Ini strategis mengingat contoh
empiris, negara kaya di dunia menjadi makmur karena mobilitas itu. Para
teknokrat ekonomi dan para figur terkenal ASEAN sudah memberi contoh soal
penyusunan langkah ke depan. Sekarang ini, eksekusinya ada di lingkungan
pemerintah di ASEAN yang sarat problem, bahkan masih suka menyiksa
rakyat. Apakah junta Myanmar tahu piagam, atau lebih percaya piagam
ketimbang paranormal? Ini hanya contoh kecil. Tetapi sudahlah, semoga
waktu akan mengubah perangai dan perilaku sebagian pemerintahan di
ASEAN, yang juga masih sering sekadar berkomitmen dan tidak bertindak
nyata. Setidaknya mereka masih mau menorehkan sejarah baru dengan
menandatangani Piagam ASEAN dan juga cetak biru Komunitas Ekonomi
ASEAN 2015

5.      Strategis

Piagam itu sendiri dinilai strategis karena akan menjadi landasan hukum yang
menjamin integrasi politik, sosial, ekonomi, budaya, keamanan, demokratisasi,
perlindungan hak asasi, dan pelestarian lingkungan.Pembuatan piagam
merupakan terobosan penting dalam sejarah ASEAN, yang selama 40 tahun
lebih bersifat peguyuban. Dalam menghadapi tantangan 40 tahun kedua,
ASEAN memang membutuhkan pijakan hukum yang lebih jelas dalam
membangun blok politik dan ekonomi.

2.6       STRUKTUR ASEAN

Struktur organisasi ASEAN telah mengalami perkembangan dan


penyempurnaan sejak pembentukannya sampai sekarang.

1) Sebelum KTT pertama di Bali 1979

Struktur organisasi ASEAN sebelum KTT di Bali adalah sebagai berikut :-


Sidang Tahunan Para Menteri- Standing Committee- Komite-komite Tetap dan
Khusus- Secretariat nasional ASEAN pada setiap ibu kota Negara-negara
anggota ASEAN.
2) Sesudah KTT di Bali 1979

Setelah berlangsung KTT ASEAN di Bali tahun 1976, struktur organisasi


ASEAN mengalami perubahan, yaitu sebagai berikut :

1. Pertemuan para kepala pemerintah (Summit Meeting). Pertemuan ini


merupakan kekuasaan tertinggi dalam ASEAN.

2. Sidang tahunan menteri-menteri luar negeri ASEAN (Annual Ministerial


Meeting).

3. Sidang para menteri ekonomi.

4. Sidang para menteri non-ekonomi.

5. Standing Committee.

6. Komite-komite ASEAN.

3) Sekertariat ASEAN (ASEAN Secretariat)

Pejabat yang pernah menjadi Sekretariat Jenderal Sekretariat ASEAN adalah


sebagai berikut :

-HR. Dharsono Indonesia (1977-1978)

- Umarjani Notowijono Indonesia (1978-1979)

- Datok Ali Bin Abdullah Malaysia (1979-1980)

- Narciso G Reyes Filipina (1980-1982)

- Chan Kai Yu Singapura (1982-1984)

- Pan Wannamethee Thailand (1984-1986)

- Roderick Yong Brunai Darusalam (1986-1989)

-Rusli Noor Indonesia (1989-1993)

- Datok Ajit Singh Malaysia (1993-1998)

-Rodolf Certeza Severio, Jr Filipina (1998-2002)

-Ong Keng Yong Singapura (2003-sekarang)


Tugas dari sekretariat ASEAN pada saat ini adalah selain bertanggung jawab
atas pelaksanaan tugas-tugas yang ditetapkan oleh Sidang Tahunan para
Menteri Luar Negeri dan Standing Committee juga juga bertugas
menyelaraskan, memperlancar serta memonitor kemajuan pelaksanaan
kegiatan ASEAN dan bertindak sebagai badan administrative untuk membantu
peningkatan implementasi secara efektif proyek-proyek dan kegiatan-kegiatan
ASEAN.

Secretariat ASEAN juga berfungsi sebagai jalur komunikasi resmi antara


ASEAN dengan organisasi-organisasiregional/Internasional.Perkembangan
ASEAN.Berdasarkan Deklarasi Bangkok tanggal 8 Agustus 1967 sebenarnya
latar belakang pembentukan ASEAN, adalah bersifat politik, seperti terlihat
dalam konsideran Deklarasi sebagai berikut :

Mengingat :

Bahwa Negara Asia Tenggaralah yang sama-sama bertanggung jawab untuk


memperkuat stabilitas ekonomi dan sosial budaya kawasan ini dan menjamin
pembangunan nasional mereka yang berlangsung secara damai dan progresif
dan bahwa mereka telah bertekat untuk menjaga stabilitas dan keamanan
mereka dari campur tangan pihak luar dalam segala bentuk manifestasinya
demi memelihara identitas nasional mereka sesuai dengan cita-cita dan
aspirasi-aspirasi rakyat mereka.

Menyatakan :

bahwa semua pangkalan militer asing bersifat sementara dan hanya berada
dengan persetujuan Negara-negara yang bersangkutan serta tidak
dimaksudkan untuk digunakan secara langsung atau tidak langsung untuk
melakukan subversi terhadap kemerdekaan dan kebebasan nasional Negara-
negara dikawasan ini atau merugikan proses pembangunan nasional mereka
yang berlangsung dengan tertib.

Pada KTT ASEAN di Bali tanggal 23-24 Februari telah ditandatangani 3


dokumen penting yang berikut :

1. Daclaration of ASEAN Concord (Deklarasi Kesepakatan ASEAN).


2. Treaty of Amity and Cooperation in South east Asia (Perjanjian
Persahabatan dan Kerjasama di Asia Tenggara).
3. Agreement on the Establishment of ASEAN Secretariat (Perjanjian
Pembentukan ASEAN Sekretaria).

Dalam deklarasi kesepakatan ASEAN ditegaskan bahwa mereka terikat pada


Deklarasi-deklarasi Bandung, Bangkok, Kuala Lumpur serat piagam PBB dan
berusaha untuk membina perdamayan kemajuan, kemakmuran dan
kesejahteraan rakyat negara-negara anggota serta berikhtiar untuk
memantapkan hasil-hasil ASEAN dan pemperluas kerjasama ASEAN dalam
bidang-bidang ekonomi, sosial, budaya dan politik.Sebagai kerangka
kerjasama ASEAN mereka menetapkan bidang kegiatan : politik, ekonomi,
sosial, keamanan dan perbaikan mekanisme ASEAN.

Dalam mengadakan perjanjian mereka berpedoman pada azas-azas :

1. Saling menghormati kemerdekaan, kedaulatan-kedaulatan persamaan


keutuhan wilayah dan kepribadian nasional dari semua bangsa.
2. Hak setiap Negara untuk melangsungkan kehidupan nasionalnya bebas
dari campur tangan, subversi atau tekanan dari luar.
3. Tidak campurtangan mengenai urusan dalam negeri satu sama lain.
4. Penyelesaian perselisihan atau persengketaan dengan cara-cara damai.
5. Penolakan ancaman dengan kekerasan atau penggunaan kekerasan.
6. Kerjasama yang efektif antara mereka.

KTT ASEAN ke-II di Kuala Lumpur 4-5 Agustus 1977,

pada pokoknya telah meninjau hasil kerja dan kemajuan secara umum yang
dicapai ASEAN selama 10 tahun sejak berdirinya tahun 1967.Kerjasama
ASEAN Dalam Bidang Ekonomi.Sejak KTT Bali tahun 1976, para menteri
ekonomi ASEAN meningkatkan kegiatan dan sampai saat ini banyak kemajuan
yang telah dicapai dalam bidang kerjasama ekonomi ASEAN.

Pedoman pelaksanaan dibidang kerjasama ekonomi terdapat dalam Deklarasi


Kesepakatan ASEAN yang menyatakan bahwa dalam rangka kerjasama di
bidang ini, beberapa program kegiatan telah disetujui, antara lain meliputi :

1. Komoditi utama, terutama pangan dan energi.

2. Kerjasama bidang Industri.

3. Kerjasama bidang Perdagangan.

4. Pendekatan bersama atas persoalan komoditi internasional dan persoalan


ekonomi diluar kawasan ASEAN.

5. Mekanisme kerjasama ekonomi ASEAN.

Dalam kerjasama ASEAN dalam bidang ekonomi dilakukan dalam sektor-


sektor sebagaiberikut :

- Sektor Perdagangan dan Pariwisata.

- Sektor Pangan, Pertanian dan Kehutanan.

- Sektor Industri, Pertambangan dan Energi.


Kerjasama ASEAN Dalam Bidang Sosial Budaya.

Didalam Deklarasi Kesepakatan ASEAN khusus untuk bidang Sosial Budaya


ditetapkan kerangka kerjasama sebagai berikut :

Sosial

1. Kerjasama dalam bidang pembangunan nasional, dengan menekankan


pada kesejahteraan golongan berpendapatan rendah dan penduduk
pedesaan, melalui perluasan kesempatan kerja yang produktif dengan
pembayaran yang wajar.
2. Bantuan bagi ikut sertanya secara aktif semua sector dan lapisan
masyarakat ASEAN terutama kaum wanita dan pemuda, dalam usaha-
usaha pembangunan.
3. Intensifikasi dan perluasan kerjasama yang telah ada dalam
menanggulangi masalah perkembangan penduduk didalam wilayah
ASEAN dan dimana mungkin, menyusun strategi baru dalam
bekerjasama dengan badan-badan internasional yang bersangkutan.
4. Intensifikasi kerjasama antara Negara-negara anggota sebagaimana juga
dengan badan-badan internasional yang berhubungan dengan itu dalam
pencegahan dan pemberantasan penyalagunaan narkotika dan
pengedaran obat bius secara tidak sah.

Kebudayaan dan Penerangan

1. Diperkenalkannya pelajaran mengenai ASEAN, Negara-negara anggotanya


dan bahasa-bahasa nasionalnya sebagai bagian dari kurikulum di sekolah-
sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan lainnya di negara-negara anggota.

2. Bantuan kepada para cendikiawan, penulis, artis dan wakil masa media
ASEAN untuk memungkinkan mereka memainkan peranan yang aktif dalam
memupuk rasa kepribadian dan persahabatan regional.

3. Menyebar luaskan pengkajian masalah-masalah Asia Tenggara melalui


kerjasama yang lebih erat antara lembaga-lembaga nasional.

Dana ASEAN (ASEAN Fund).

Disamping anggaran rutin untuk perbelanjaan ASEAN secretariat, masih ada


suatu biaya untuk keperluan proyek-proyek ASEAN diluar anggaran rutin
yang disebut “Dana ASEAN”.Sebagaimana tercantum dalam pasal II ayat 1 dan
2 Agroement for the Estabilishmsent of a Fund the association of South East
Asean Nations yang ditandatangani oleh wakil-wakil 5 negara ASEAN pada
tanggal 17 Desember 1969, maka setiap Negara anggota diwajibkan membayar
(menyediakan) 1 juta US $ untuk dana pembiayaan proyek-proyek
ASEAN.Dana ini diwajibkan disimpan dimasing-masing Negara anggota
sendiri, dalam suatu rekening bank yang disebut “ASEAN Fund National
Account Indonesia” di bank Indonesia.

2.7       Implementation of the ASEAN COMMUNITY

Untuk menjawab analisis mengenai prospek ASEAN Community, ada


baiknyajika kita mengetahui beberapa kerjasama terkait dengan pilar
komunitasnya.

1.      Komunitas Keamanan ASEAN (ASEANSecurity Community/ ASC)

Komunitas Keamanan ASEAN memberikan mekanisme pencegahan


danpenanganan konflik secara damai. Hal ini dilakukan antara lain
melaluikonsultasi bersama untuk membahas masalah-masalah politik-
keamanankawasan seperti keamanan maritim, perluasan kerjasama
pertahanan, sertamasalah-masalah keamanan non-tradisional (kejahatan
lintas negara,kerusakan lingkungan hidup dan lain-lain). Dengan derajat
kematangan yangada, ASEAN diharapkan tidak lagi menyembunyikan
masalah-masalah dalamnegeri yang berdampak pada stabilitas kawasan
dengan berlindung padaprinsip-prinsipnon-interference.Pencapaian Komunitas
Keamanan ASEANmelalui Rencana Aksi yang termuat dalam Vientiane Action
Programme (VAP) diwujudkan melalui sejumlah komponen yang terdiri dari
political,development, sharing and shaping of norms,conflict preventio,conflict
resolution,dan post-conflict peace building .Implementasi Rencana Aksi
Komunitas Keamanan ASEAN, di dalam komponen shaping and sharing of
norms´ ditandai terutama dengan upayaperumusan Piagam ASEAN. Sesuai
dengan Cebu Declaration on theBlueprint of the ASEAN Charter

yang disahkan pada KTT ke-12 ASEAN,penyusunan Piagam ASEAN dilakukan


oleh High Level Task  Force on theDrafting of  ASEAN Charter  (HLTF) dan
ditargetkan untuk diselesaikansebelum KTT ke-13 ASEAN di Singapura, bulan
Nopember 2007.Piagam ASEAN akan mengubah ASEAN sebagai suatu rule
based organization. Hal ini dibutuhkan mengingat selama ini, karakter
ASEANsebagai sebuah asosiasi yang bersifat longgar tidak lagi dirasakan
cukupmengakomodasi potensi kerjasama dan menanggapi tantangan
integrasikawasan dan globalisasi.

1.      Komunitas Keamanan ASEAN (ASEANSecurity Community/ASC)

Komunitas ini ditujukan untuk mempercepat kerjasama politik keamanandi


ASEAN untuk mewujudkan perdamaian di kawasan, termasuk
denganmasyarakat internasional. Komunitas Keamanan ASEAN bersifat
terbuka,berdasarkan pendekatan keamanan komprehensif, dan tidak
ditujukanuntuk membentuk suatu pakta pertahanan / aliansi militer,
maupunkebijakan luar negeri bersama (common foreign policy).Komunitas
Keamanan ASEAN juga mengacu kepada berbagai instrumenpolitik ASEAN
yang telah ada sepertiZone Of Peace, Freedom And Neutrality(ZOPFAN),Treaty
of Amity and Cooperation in Southeast Asia(TAC), danTreaty on Southeast Asia
Nuclear Weapon-Free Zone(SEANWFZ) selain menaati Piagam PBB dan
prinsip-prinsip hukuminternasional terkait lainnya.Mekanisme koordinasi
antar badan-badan sektoral ASEAN yangmenangani Komunitas Keamanan
ASEAN dilakukan melalui ASEANSecurity Community Coordinating
Conference(ASCCO). Pertemuan ke-1ASCCO pada bulan September 2006,
menekankan percepatanimplementasi Rencana Aksi Komunitas Keamanan
ASEAN di bidangconflict resolution, post conflict peace building,good
governance,combating corruptionserta promosi dan perlindungan HAM. Selain
itu,disepakati perlunya memperhatikan isuhuman security.

Beberapa perkembangan mengenai implementasi Rencana AksiKomunitas


Keamanan ASEAN adalah sebagai berikut:

1. Piagam ASEAN

2. Traktat Bantuan Hukum Timbal Balik di Bidang Pidana (Treaty onMutual


Legal Assistance in Criminal Matters/MLAT)

3. Konvensi ASEAN tentang Pemberantasan Terorisme (ASEAN

Convention on Counter Terrorism/ACCT)

4. ASEANDefence Ministers Meeting (ADMM)

5. Rencana Pembentukan Traktat Ekstradisi ASEAN

6. Penyelesaian Sengketa Laut China Selatan

2.      Kawasan Damai, Bebas Dan Netral (Zone Of Peace, Freedom And


Neutrality Declaration/ZOPFAN)

Pedoman pelaksanaan ZOPFAN dirumuskan lebih lanjut pada April


1972,sebagai berikut :

a. Observance of the Charter of the United Nations, the Declaration on the


Promotionof World Peace and Cooperation of the Bandung Declaration of
1955, the Bangkok Declaration of 1967 and the Kuala Lumpur
Declaration of 1971;
b. Mutual respect for the independence, sovereignty, equality, territorial
integrity and national identity of all nations within and without the
region;
c. The right of every state to lead its national existence free from external
interference,subversion or coercion;
d. Non-interference in the internal affairs of zonal states;
e. Refraining from inviting or giving consent to intervention by external
powers indomestic or regional affairs of zonal states;
f. Settlement of differences or disputes by peaceful means in accordance
with theCharter of the United Nations;
g. Renunciation of the threat, or use of force in the conduct of international
relations;\Refraining from the use of armed forces for any purposes in
the conduct of international relations except for individual or collective
self-defence in accordancewith the Charter of the United Nations;
h. Abstention from involvement in any conflict of powers outside the zone
from enteringinto any agreement which would be inconsistent with the
objectives of the zone
i. The absence of foreign military bases in the territories of zonal states
j. Prohibition of the use, storage, passage or testing of nuclear weapons
and their components within the zone
k. The right to trade freely with any country or international agency
irrespective of differences in socio-political systems
l. The right to receive aid freely for the purpose of strengthening national
resilienceexcept when the aid is subject to conditions inconsistent with
the objectives of thezone and
m. Effective regional cooperation among the zonal states.

3.      Traktat Persahabatan dan Kerjasama (Treaty Of


AmityAndCooperation/TAC)PRINSIP ASEAN = Perjanjian Persahabatan dan
Kerjasama (Treaty of Amity and Cooperation) (Bali,1976) :

1.Saling menghormati kemerdekaan,kedaulatan, dan integritas wilayahsemua


bangsa

2.Setiap negara berhak memelihara keberadaannya dari campur tangan,


subversi, kekerasan dari kekuatan luar

3.Tidak mencampuri urusan dalam negeri lain

4.Menyelesaikan perbedaan pendapat dan pertikaian dengan jalandamai

5. Menolak ancaman penggunaan kekerasan

4.Kawasan Bebas Senjata Nuklir Di Asia Tenggara (South-East AsiaNuclear


Weapon Free Zone/SEANWFZ)

5. Forum Regional ASEAN (ASEAN Regional Forum/ARF) ASEAN Regional


Forum (ARF) diprakarsai oleh ASEAN pada tahun1994, sebagai forum untuk
saling tukar pandangan dan informasi baginegara-negara Asia-Pasifik
mengenai masalah masalah politik dankeamanan, baik regional maupun
internasional/ Sasaran yang hendak dicapai melalui ARF adalah mendorong
saling percaya (confidence building measures) melalui transparansi
danmencegah kemungkinan timbulnya ketegangan maupun konflik dikawasan
Asia Pasifik.

Proses kerjasama ARF terbagi atas 3 tahap yaitu tahap Confidence Building
Measure,(CBMs), Preventive Diplomacy (PD) dan Conflict Resolution(CR). Saat
ini, ARF melangkah ke tahap kedua sambil tetapmelaksanakan tahap pertama.
Dalam kaitan tersebut pertemuan ISG,berubah nama menjadi ISG CBMs and
PD.
6.      Upaya Pembentukan Mekanisme HAM ASEAN

7.      Kerjasama di Bidang Pemberantasan Kejahatan Lintas Negara,Hukum,


Imigrasi dan Kelembagaan antar Parlemen

2.      Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community/AEC)

a. Kerjasama di Sektor IndustriASEAN Industrial Cooperation(AICO)yang


ditandatangani pada bulanApril 1996 dan berlaku efektif pada bulan
Nopember 1999 merupakaninsiatif kerjasama di sektor industri yang
saat ini terus dikembangkan.AICO merupakan skema kerjasama antara
dua atau lebih perusahaan dikawasan ASEAN dalam pemanfaatan
berbagai sumber daya yang dimilikioleh masing-masing perusahaan,
dalam rangka memproduksi suatu barangyang bertujuan meningkatkan
daya saing perusahaan ASEAN. AICOmenyediakan prasarana untuk
menerapkan prinsipeconomic of scale and scopeyang didukung oleh
pajak yang rendah untuk meningkatkantransaksi di ASEAN,
menumbuhkan kesempatan investasi dari dalam danluar ASEAN, serta
menciptakan pasar regional yang lebih besar.Perusahaan perusahaan
yang memanfaatkan skema kerjasama ini antaralain akan mendapatkan
preferensi berupa pengenaan bea masuk hingga5%.AICO diharapkan
akan mendorong kerjasama industri antarnegaraASEAN dan mendorong
investasi pada industri berbasis teknologi dankegiatan yang memberikan
nilai tambah pada produk industri. AICO jugamemberikan kesempatan
luas kepada perusahaan di negara ASEAN untuk saling bekerjasama
guna menghasilkan produk dengan menikmatipreferensi tarif. Insentif
lain yang juga diberikan kepada perusahaan yangbekerjasama dalam
payung AICO berupa akreditasi kandungan lokal sertainsentif non-tarif
lainnya yang dapat diberikan oleh masing-masing negaraanggota.
b. Kerjasama di Sektor Perdagangan

1.      AFTA (ASEAN Free Trade Area)

Momen penting pengembangan kerjasama di bidang ekonomi dicapaipada


1992 ketika ASEAN menyepakati Kerangka Persetujuanmengenai Peningkatan
Kerjasama Ekonomi ASEAN (Framework Agreement on Enhancing
ASEANEconomic Cooperationyangberfungsi sebagai payung bagi semua
bentuk kerjasama ekonomiASEAN di masa mendatang. Pada tahun yang
sama, ASEAN jugamenyepakati pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas
ASEAN(AFTA).Pembentukan AFTA ditujukan untuk meningkatkan daya tarik
ASEAN sebagai basis produksi melalui pengembangan pasar regional.AFTA
diwujudkan dengan cara menghilangkan hambatan-hambatanperdagangan,
berupa tarif maupun non tariff dalam waktu 15 tahunkedepan terhitung
tanggal 1 Januari 1993 dengan menggunakan skemaCommon Effective
Preferential Tarif (CEPT) sebagai mekanismeutamanya. Pembentukan AFTA
sebagai kelompok ekonomi regionaltidak bertentangan dengan sistem
perdagangan global (sistem GATT)yang ada, tetapi justru akan menunjang
secara komplementer sistemglobal tersebut.Berdasarkan pasal XXIV GATT,
negara anggota GATTdiperkenankan membentuk suatu wilayah perdagangan
bebas (freetrade area) dan suatu customs unionatas dasar aturan-aturan
khususyang tidak merugikan negara-negara di luar wilayah tersebut.Di tingkat
regional, pelaksanaan CEPT-AFTA diawasi, dikoordinir dan dikaji ulang oleh
Dewan AFTA(AFTACouncil)yang anggotanyaterdiri dari para Menteri
Perdagangan ASEAN yang dalam tugasnya dibantu oleh Pejabat Senior
Ekonomi ASEAN (SEOM). Dewan AFTAdiserahi tugas untuk membantu
mencari penyelesaian terhadapberbagai sengketa perdagangan yang terjadi di
antara negara-negaraASEAN dan bertanggung jawab kepada Pertemuan
ASEANEconomicMinisters(AEM).Dalam perkembangannya, pelaksanaan AFTA
telah mengalamibeberapa kali percepatan. Pada tahun 1995 disepakatiAgenda
of Greater Economic Integrationyang antara lain berisi komitmen untuk
mempercepat pemberlakuan AFTA dari 15 tahun menjadi 10 tahun,atau yang
semula tahun 2008 menjadi 2003. Pada KTT ke-6 ASEANdi Hanoi, para
Pemimpin ASEAN menetapkanStatement of Bold Measuresyang juga berisikan
komitmen mereka terhadap AFTA dankesepakatan untuk mempercepat
pemberlakuan AFTA dari tahun 2003menjadi tahun 2002 bagi enam negara
penandatangan skema CEPT,yaitu Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia,
Filipina, Singapura danThailand.

2.      FTA (Perdagangan Bebas dengan Mitra Wicara)

Disamping berupaya mewujudkan integrasi ekonomi ASEAN, negara-negara


anggota ASEAN juga tetap mempertahankan sifat terbukaterhadap negara-
negara lain dengan menjalin kerjasama di berbagaibidang. KTT ASEAN+3
(China, Jepang, Korea) yang diselenggarakanbersamaan dengan
penyelenggaraan KTT Informal ke-3 ASEAN diManila tanggal 27-28 Nopember
1999 menghasilkan Joint Statement on Cooperation in East Asiasebagai wujud
komitmen ASEAN dalammengembangkan kerjasama dengan Mitra
Wicara.Jadwal pencapaian FTA masing-masing adalah: dengan China(ASEAN-
6 tahun 2010, CLMV tahun 2015), India (Brunei, Indonesia,Malaysia,
Singapore dan Thailand tahun 2011, CLMV dan Philippinestahun 2016),
Jepang (2012), Korea (ASEAN-6 tahun 2010, Vietnamtahun 2016, dan CLM
tahun 2018).

3.      Kerjasama di Sektor Jasa

4.      Kerjasama di Sektor Investasi

5.      Kerjasama di Sektor Komoditi dan SDA

6.      Kerjasama di Sektor Usaha Kecil dan Menengah

7.      Kerjasama Ekonomi Sub-Regional

8.      Kerjasama Pembangunan ASEAN

3.      Komunitas Sosial-Budaya ASEAN (ASEAN Socio-Cultural


Community/ASCC)

Pelaksanaan kerjasama fungsional ASEAN dalam upaya mencapai


KomunitasSosial Budaya ASEAN disesuaikan dengan VAP 2004-2010.
Pelaksanaan danpemantauan implementasi Rencana Aksi Komunitas Sosial
Budaya ASEANdilakukan oleh badan-badan ASEAN terkait serta dicerminkan
dalam laporanSekretaris Jenderal ASEAN kepada KTT ASEAN.Kerjasama sosial
budaya mencakup bidang-bidang kebudayaan, penerangan,pendidikan,
lingkungan hidup, ilmu pengetahuan dan teknologi, penangananbencana
alam, kesehatan, ketenagakerjaan, pembangunan sosial,
pengentasankemiskinan, pemberdayaan perempuan, kepemudaan,
penanggulangannarkoba, peningkatan administrasi dan kepegawaian publik,
serta YayasanASEAN.

2.8  Prospek ASEAN COMMUNITY

Sebagai badan perhimpunan bangsa-bangsa di Asia Tenggara, eksistensi


ASEAN (Association of Souteast Asian Nation)telah memperlihatkan peran
vitalnya selama 41tahun -- sejak didirikan melalui Deklarasi Bangkok di
Thailand, 8 Agustus 1967.Meski cita-cita yang diidealkan ± khususnya dalam
konteks menjamin stabiltaskawasan ± belum sepenuhnya terealisasi, ASEAN
telah menjadi wadah strategis yangmampu mewujudkan kerja sama antar
bangsa sehingga memungkinkan tertanamnyaspirit kebersamaan dan saling
percaya.Pada tahun 2003, eksistensi ASEAN mulai menunjukkan
komitmennya sebagaiperhimpunan yang peka dalam merespon fenomena
global yang sedang melanda negara-negara di dunia. Dibuktikan dengan
diselenggarakannya KTT ASEAN di Bali, 7 Oktober 2003. Pada waktu itu para
kepala pemerintahan kesepuluh negara anggotamenandatangani Deklarasi
Kesepakatan Bali II(Bali Concord II).Dalam deklarasi itutercantum sebuah
keputusan bersama untuk membentuk suatu Komunitas ASEAN
yangditargetkan pada tahun 2020.Komunitas ASEAN tersebut terdiri atas
Komunitas Keamanan ASEAN,Komunitas Ekonomi ASEAN dan Komunitas
Sosial-Budaya ASEAN. Denganterbentuknya Komunitas ASEAN tersebut
diharapkan masyarakat Asia Tenggara tidak gagap dalam menghadapi pasar
barang, jasa, dan tenaga kerja global yang begitu bebas.Namun demikian,
pembentukan Komunitas ASEAN yang semula ditargetkan pada tahun2020
itu, pada KTT di Cebu, Filipina, Januari 2007, ternyata dipercepat menjadi
2015.Keputusan ini layak diapresiasi mengingat target yang dicanangkan
sebelumnyapada Bali Concord II terlalu lama. Di samping itu keputusan
tersebut juga menunjukkankuatnya komitmen di antara negara-negara
anggota dalam upaya mewujudkanmasyarakat dilingkungan Asia Tenggara
lebih baik di masa-masa yang akandatang.Masa depan ASEAN, bagaimana
ASEAN enam tahun ke depan?Komunike bersama para menteri luar negeri
ASEAN di Phuket, 20 Juli 2009,menyatakan, ASEAN akan berkiprah secara
global dan turut berperan dalam dunia yangsemakin terintegrasi, memperkuat
peran Sekretariat ASEAN dan badan-badan yangdiamanatkan Piagam ASEAN
menjelang terwujudnya Komunitas ASEAN 2015.Shared valued baru, ASEAN
sebagai sentra kendali, adalah pilihan politik. Hard choicesdalam buku Donald
Emmerson mengungkap perlunya kelihaian ASEAN untuk menguraitantangan
internal secara nyata serta mengayunkan langkah ke luar, regionalisme
baruini, di tengah proses integrasi, keamanan, dan tuntutan demokrasi.Uraian
tantangan internal guna mewujudkan komunitas ASEAN telah ditulisdengan
baik dalam cetak biru tiga pilar utama komunitas ASEAN. Tantangan besar
kedepan adalah implementasinya. Di sinilah peran sentral dan leadership
Indonesia untuk mengawal dan memperjuangkan implementasinya.ASEAN
yang prorakyat dan menjadi milik masyarakat, serta ASEAN
yangmemasyarakat adalah pesan masa kini dan satu dasawarsa ke depan.
ASEAN baru harusmampu menciptakan kualitas hidup yang lebih baik dan
menciptakan peta kehidupanregional yang lebih baik, berkualitas, dan
bermartabat.Lingkar di dalam ASEAN yang semakin demokratis dan
menghormati hak asasimanusia, dibarengi pergaulan ASEAN yang lebih luas
dan diperhitungkan dunia, akanmenjadikan ASEAN semakin relevan dan
dibutuhkan keberadaannya. Terwujudnya tigapilar komunitas ASEAN adalah
tuntutan zaman, tak hanya bagi keberadaan organisasiASEAN, lebih dari itu,
menjadikan ASEAN sebagai kawasan yang aman, mampumemberi harapan
bagi rakyatnya, dan menjanjikan ruang kehidupan ekonomi yang
lebihbaik.Gambaran makro ASEAN dengan wajah baru ke depan dengan
tingkatpendalaman dan perluasan kerja sama dengan berbagai negara mitra
wicara (AS, UniEropa, Australia, Selandia Baru. India, China, Jepang, Korea
Selatan, dan Rusia) memberi optimisme bahwa kawasan mampu menciptakan
peluang dan sekaligusmengubah tantangan menjadi peluang.Indonesia
sebagai salah satu pendiri ASEAN harus mampu mengawal danmenunjukkan
kepemimpinannya dalam ASEAN dalam menyongsong terwujudnyakomunitas
ASEAN 2015. Ini menjadi kepentingan dan tugas bersama.
BukankahMukadimah Piagam ASEAN dimulai dengan WE, The
Peoples.TantanganPercepatan pembentukan Komunitas ASEAN dari 2020
menjadi 2015,sebagaimana disepakati para Kepala Negara ASEAN pada KTT
ke-12 ASEAN,memberikan tantangan tersendiri bagi ASEAN untuk
mewujudkannya. PercepatanKomunitas ASEAN juga menyimpan tantangan
bagi ASEAN untuk dapat menjagakeseimbangan pencapaian dari ketiga
pilarnya agar saling mendukung dan berjalan secarabersama-sama
sebagaimana diamanatkan dalam BaliConcord II.Menurut kami, terdapat tiga
tantangan besar yang dihadapi oleh upayaimplementasi Komunitas ASEAN,
yaitu Tugas raksasa tentu memunculkan tantangan besar pula. Ada tiga
tantangan yangdapat diidentifikasi. Pertama, pada tataran paradigma.
Gagasan ASEAN Communitymengharuskan perubahan substansial dalam
mentalitas negara-negara anggota, yaitu tiapnegara anggota harus memiliki
keinginan untuk meninggalkan kerangka berpikir paradigma realis. Dalam arti
praktis ini berarti ASEAN harus ditransformasikan dariinstitusi yang
diarahkan oleh negara anggotanya (member-driven institution)
menjadiinstitusi yang digerakkan oleh misinya (mission-driven institution).
Jika ini dilakukan,ASEAN sebagai institusi harus diberikan otoritas yang jauh
lebih besar untuk meregulasiperilaku negara anggotanya dan mengharuskan
pelibatan aktor nonnegara yang lebihbesar.Kedua, pada tataran operasional
kebijakan. Gagasan ASEAN Communitymemperkuat kecenderungan ASEAN
sebagai institusi yang memiliki tugas amat banyak (multipurpose institution).
Ini berarti harus ada kerja sama lebih erat tak
hanyaantardepartemen/kementerian negara-negara anggota ASEAN, tetapi
juga antara berbagaikementerian di dalam negara anggota. Hal ini disebabkan
ASEAN Community mencakuphampir seluruh bidang kerja sama. Penyebab
lainnya adalah agar aneka kesepakatan padatataran regional dapat segera
diimplementasikan pada tataran nasional dan untuk menghindarkan
terjadinya pandangan-pandangan yang bersifatparokhial (departmentalism)
pada tataran nasional. Konsekuensi akhir dari kerja sama semacam
inimengharuskan adanya transformasi citra ASEAN dari institusi yang semata-
mata untuk komunitas diplomatik menjadi institusi untuk seluruh pembuat
kebijakan.Ketiga, pada tataran hasil. Tantangannya adalah apakah gagasan
ASEANCommunity akan dapat memperkecil kesenjangan di antara negara-
negara anggotanya?Secara ekonomi, misalnya, apakah pada tahun 2020 nanti
pendapatan perkapitaKamboja, Laos, Vietnam, Filipina, dan Indonesia akan
mendekati Singapura? Sebagaicatatan pendapatan per kapita Singapura kini
50 kali lipat lebih besar dari Kamboja,Laos, dan Vietnam, serta 20 dan 30 kali
lipat lebih besar dari Filipina dan Indonesia.Demikian juga dalam konteks
keamanan, apakah melalui ASEAN SecurityCommunity lingkungan demokratis
akan lebih mudah diwujudkan di seluruh negaraanggota ASEAN? Sebenarnya,
hingga kini hanya tiga negara anggota ASEAN yangdapat dikategorikan
menganut sistem politik demokratis, yaitu Indonesia, Filipina danThailand.
Pertanyaan yang mirip juga dapat diajukan dalam konteks sosio-
kultural.Apakah ASEAN Socio-cultural Community akan menjadi instrumen
kebijakan yangampuh guna memperbaiki nasib orang-orang miskin, misalnya
di Indonesia?

Di samping itu, berikut ialah gasis besar tantangan ASEAN Community 2015 :

1.      Tantangan Political-Security Community (APSC)Tantangan ke depan bagi


ASEAN dalam implementasi komponen´shaping and sharing of norms´dari
Komunitas Keamanan ASEAN, antara lain adalahperumusan sebuah traktat
ekstradisi ASEAN (ASEANextradition treaty) yangjuga telah diamanatkan
dalam BaliConcord 1976. Dalam hal ini, para pejabattinggi ASEAN di bidang
hukum (ASLOM) dalam pertemuannya yang ke-11 diSiem Reap, Kamboja,
bulan Januari 2007 telah menyepakati pembentukankelompok kerja (working
group) untuk memulai proses perumusan traktatdimaksud.Walau beberapa
target capaian dalam komponen ´conflict prevention´ dan´shaping and sharing
of norms´telah diraih, ASEAN perlu untuk mendorongpencapaian komponen-
komponen Rencana Aksi Komunitas Keamanan ASEANlainnya, terutama
dalam komponen´political development´(antara lain terkaitdengangood
governance,combatting corruptiondan promosi dan perlindunganHAM),´conflict
resolution´, dan´post-conflict peace building´.Hal ini telahdicermati dalam
ASEANSecurity Community Coordinating Conference(ASCCO) ke-1 di Jakarta,
bulan September 2006.

2.      Tantangan ASEAN Economic Community (AEC)Pembentukan AEC


dituntut untuk menciptakan sebuah kawasan ASEAN yangstabil, makmur,
dan berdaya saing tinggi. AEC akan menciptakan bebasnya arusbarang, jasa,
investasi dan aliran modal yang lebih bebas, pembangunan ekonomiyang
setara serta dapat mengurangi kesenjangan sosial ekonomi pada tahun
2020.Imlementasi AEC menjadikan ASEAN sebagai suatu pasar tunggal dan
basisproduksi, mengubah keanekaragaman yang menjadi karakter kawasan,
menjadipeluang bisnis yang saling melengkapi serta membuat ASEAN menjadi
lebihdinamis dan menjadi segmen yang lebih kuat sebagai bagian dari rantai
pasok global (global supply chain)tak akan berjalan dengan semudah
membalikkantelapak tangan. Tantangan terberat menurut kami ialah
efektivitas AEC untuk menjadikan ASEAN sebagai kawasan yang mempunyai
daya saing tinggi dengantingkat pembangunan ekonomi yang merata dan
terintegrasi dalam ekonomiglobal.Tantangan lain ialah, kemampuan AEC
untuk memberikan peluang bagi negaraASEAN untuk memperluas cakupan
skala ekonomi, mengurangi kemiskinan dankesenjangan sosial ekonomi,
meningkatkan daya tarik sebagai tujuan bagiinvestor dan wisatawan,
mengurangi biaya transaksi perdagangan, memperbaikifasilitas perdagangan
dan bisnis, serta meningkatkan daya saing sektor UKM.Disamping itu,
pembentukan AEC juga dituntut memberikan kemudahan danpeningkatan
akses pasar intra-ASEAN serta meningkatkan transparansi danmempercepat
penyesuaian peraturan-peraturan dan standarisasi domestik.

3.      Tantangan ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC)Dalam


mewujudkan Komunitas Sosial-Budaya ASEAN 2015, terdapat
beberapatantangan dan peluang yang dihadapi, antara lain:

a.       Koordinasi antar badan-badan sektoral ASEAN

Isu-isu sosial-budaya yang beragam dan bersifat lintas sektoral memerlukan


suatukoordinasi yang efektif sehingga program badan-badan sektoral dapat
terlaksanadengan baik. Sejak tahun 2006 telah diupayakan fungsi koordinasi
yang lebihmenyeluruh melalui penyelenggaranSocial Coordinating Conference
onASEANSocio-Cultural Community(SOC-COM).

b. ASEAN awarenessdi kalangan masyarakat ASEAN

ASEAN perlu melakukan upaya untuk menumbuhkan ASEAN

Awareness danrasa kepemilikan ASEAN oleh masyarakatnya. Pencapaian


Komunitas Sosial-Budaya ASEAN akan menunjang perwujudan Komunitas
Keamanan ASEAN danKomunitas Ekonomi ASEAN. Upaya peningkatan
ASEANawarenessperludilaksanakan dengan :

i.                    Menjadikan kalangan pemuda sebagai sasaran utama


mengingat ´rasa kekitaan´ASEAN (we feeling) harus ditumbuhkan sejak dini.
Generasi muda akanmewarisi dan merasakan manfaat terbentuknya
Komunitas Sosial BudayaASEAN 2015.

ii.                  Menjadikan ASEAN sebagai organisasi yang berorientasi pada


masyarakat(people-centred organization), sehingga kegiatannya dapat
langsung dirasakanmanfaatnya oleh masyarakat luas. Selain itu, ASEAN perlu
mempertimbangkanaspirasi masyarakat dalam proses pengambilan
keputusan.

c. Kawasan ASEAN Bebas Narkoba 2015(A Drug FreeASEAN2015)


Pada akhir dekade 1990-an, para pemimpin ASEAN melihat
adanyakecenderungan yang mengkhawatirkan dan bersifat jangka panjang
mengenaibahaya peningkatan peredaran dan penyalahgunaan narkoba di
kawasan ASEAN.Sebagai upaya untuk menanggulanginya, pada tahun 2000
disepakati Bangkok Declaration in Pursuit of Drug FreeASEAN. Hal ini
ditegaskan kembali dalamRencana Aksi Komunitas Sosial Budaya
padaVientiane Action Programme(VAP), yaitu mewujudkan suatu kawasan
ASEAN Bebas Narkoba 2015. Dalamkaitan ini, perlu dilakukan upaya bersama
dalam menyelaraskan strategi danlangkah nasional di negara anggota ASEAN.

d. Penanggulangan bahaya wabah penyakit menular

Pada akhir dekade 1990-an, wabah penyakit SARS menjalar ke kawasan


AsiaTenggara. Sementara sejak awal penyakit flu burung. Untuk itu, ASEAN
perlumengantisipasi terjadinya ancaman pandemi penyakit menular. Sebagai
langkahpreventif, ASEAN telah membangun networking dengan negara di luar
kawasandan organisasi internasional.Misalnya, dalamstock piling antiviral
drugs and personnel protective equipment di salah satu negara ASEAN. Selain
itu, kekhawatiran terhadap meningkatnyapenderita HIV/AIDS di kawasan
telah mendorong para Pemimpin ASEAN untuk menyepakati ASEAN
Commitment on HIV/AIDS.

e. Kesetaraan Gender, Pemajuan dan Perlindungan Wanita

Tantangan bagi kerjasama ASEAN di bidang wanita disebabkan oleh


adanyaperbedaan sistem politik dan kebijakan masing-masing negara anggota
ASEAN.Oleh karenanya, dalam menghadapi tantangan ini, negara-negara
anggota ASEANperlu berupaya untuk membentuk persamaan persepsi dan
prinsip-prinsip dasar dalam pemajuan kerjasama regional di bidang wanita.
Sejauh ini, ASEAN telahmemiliki 4 deklarasi terkait isu wanita yaitu:

(i)                 Declaration on the Advancement of Women inASEAN, 1988;

(ii)               Declaration on HIV and AIDS, 2001;

(iii)             Declaration against Trafficking in Persons Particularly Women and


Children,2004; dan

(iv)             Declaration on the Elimination of Violence against Women

(DEVAW), tahun 2004. Selain itu juga telah tersusunWork Plan on


WomensAdvancement and Gender Equality (2005-2010)serta Work Plan
toOperationalizethe Declaration on the Elimination of Violence against Women
in ASEAN.

Peran Indonesia dalam Mewujudkan ASEAN Community


Dalam pembentukan Komunitas ASEAN, Indonesia memainkan peran utama
(leading role) sebagai salah satu perumus Komunitas ASEAN dan penggagas
konsepKomunitas Keamanan ASEAN. ASEAN yang dulunya asosiasi bersifat
longgar kinisedang beralih menjadi organisasi yang lebih terarah dan
terintegrasi. Selain itu,Indonesia juga memainkan peran aktifnya pada saat
menjadi Ketua Panitia Tetap(Pantap) ASEAN tahun 2003 yang menghasilkan
pembentukan Komunitas ASEAN padaKTT ke-9 ASEAN di Bali.Sebagai
penggagas dan perumus Komunitas ASEAN, Indonesia perlumemastikan
bahwa rencana kegiatan yang mendorong terwujudnya Komunitas
ASEANdapat terealisasi. Dalam menindaklanjuti konsep Komunitas ASEAN,
Indonesia terusmemainkan peran aktifnya dalam implementasiPlan of
Action(PoA) danViantianneAction Programme(VAP) yang dihasilkan dalam KTT
ke-10 ASEAN di Vientiane, Laostahun 2004.Departemen Luar Negeri
sebagaifocal point dalam kerjasama ASEAN saat initengah berupaya keras
untuk menumbuhkan dan memperkuat ´rasa kekitaan´ (we feeling)di kalangan
masyarakat Indonesia. Komitmen ini diwujudkan dalam bentuk kegiatan-
kegiatan sosialisasi mengenai ASEAN dan perkembangan menuju Komunitas
ASEANmelalui penyelenggaraan seminar,roundtable discussion, dialog
interaktif, work shop,festival film ASEAN, dan lain-lain. Melalui kegiatan-
kegiatan tersebut, diharapkanmasyarakat Indonesia dapat lebih mengenal
ASEAN dan merasakan manfaat, sertamempunyai rasa memiliki dari
pembentukan Komunitas ASEAN.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

ASEAN merupakan wujud nyata kerjasama regional negara-negara di


AsiaTenggara. ASEAN telah mengalami perkembangan pesat dan tengah
berubah dari sebuahperhimpunan negara-negara di kawasan Asia Tenggara
yang longgar menjadi suatuorganisasi yang lebih terstruktur, terintegrasi
menuju perwujudan komunitas tunggal.Perkembangan ini telah menandai
makin solidnya jalinan kerjasama antar anggota untuk menciptakan cara
pandang dan visi yang sama.Pada Visi ASEAN 2020, yang disepakati di Kuala
Lumpur tahun 1997,disebutkan mengenai cita-cita ASEAN untuk menjadi
suatu komunitas negara-negaraAsia Tenggara yang terbuka, damai, stabil dan
sejahtera, saling peduli, diikat bersamadalam kemitraan yang dinamis di
tahun 2020. Visi ini lebih ditegaskan melalui BaliConcord II yang dihasilkan
pada KTT ke-9 ASEAN di Bali tahun 2003 yangmenyepakati pembentukan
Komunitas ASEAN (ASEAN Community).Pembentukan Komunitas ASEAN
merupakan upaya ASEAN untuk lebihmempererat integrasinya dalam
menghadapi perkembangan konstelasi politik internasional. Selain itu, juga
merupakan upaya ASEAN untuk menyesuaikan carapandang agar dapat lebih
terbuka dalam membahas permasalahan domestik yangberdampak kepada
kawasan.Pencapaian Komunitas ASEAN semakin kuat dengan
ditandatanganinya CebuDeclaration on the Acceleration of the Establishment
of an ASEAN Community by2015´ oleh para Pemimpin ASEAN pada KTT ke-12
ASEAN di Cebu, Filipina, 13Januari 2007.Dengan ditandatanganinya
Deklarasi ini, para Pemimpin ASEAN menyepakatipercepatan pembentukan
Komunitas ASEAN dari tahun 2020 menjadi tahun 2015.Melalui tiga pilar
kerjasama Komunitas ASEAN, ASEAN bertekad untuk lebihmenyeimbangkan
pemajuan kerjasama ASEAN di bidang politik-keamanan, ekonomidan sosial
budaya. Integrasi yang lebih erat di bidang politik, ekonomidan sosial-
budayadiharapkan akan membentuk suatu Komunitas ASEAN yang
memberikan manfaat padameningkatnya kepercayaan dan kenyamanan
diantara negara-negara anggota dalammewujudkan kesejahteraan bagi
masyarakat ASEAN dan daya saing kawasan.

Saran

Untuk menghadapi berbagai tantangan yang dihadapi oleh ASEAN Community


dimasa kini dan mendatang, baik besar maupun kecil, jawabannya ialah
merujuk padakomitmen tiap negara anggota dalam mengoptimalkan peranan
dan eksistensi mereka didalam keluarga besar ASEAN.Implementasi dari
Piagam ASEAN ialah penting bagi eksistensi organisasiregional ini.
Transformasi ASEAN yang usianya mencapai 42 tahun kiranya
dapatdiwujudkan dengan adanya Piagam ASEAN ini. Untuk itu, diperlukan
sinergisitas antar negara-negara anggota untuk menghilangkan hambatan-
hambatan kerjasama darieksternal maupun internal.Untuk mempercepat
berlakunya Piagam ASEAN ini, negara-negara anggotaASEAN diharapkan
dapat segera melakukan ratifikasi. Piagam ini akan dilengkapi dengan
Protokol, Terms of Reference, Rules of Procedure, dan berbagai
perjanjianpelengkapnya. Piagam ASEAN perlu dijabarkan ke dalam peraturan-
peraturan domestik dan perlu mendapatkan dukungan dari para stake holders
nasional. Perlu dilakukansosialisasi kepada para stake holders agar dapat
memahami dan dapat mempersiapkandiri menghadapi pemberlakuan Piagam
ASEAN dan pembentukan Komunitas ASEAN.Selain itu, ASEAN dalam
mewujudkan Komunitasnya, diperlukan optimalisasihubungan eksternal
dengan Negara non anggota guna memperkokoh ketahanan regionalASEAN,
menjalin kemitraan global untuk pertumbuhan ASEAN.
DAFTAR PUSTAKA

ASEAN Selayang Pandang , DIREKTORAT JENDERAL KERJASAMA


ASEANDEPARTEMEN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA 2007.

CPF. Luhulima,dkk, Masyarakat Asia Tenggara Menuju Komunitas ASEAN


2015

Pustaka Pelajar, Yogyakarta; 2008.T. May Rudy, Administrasi dan Organisasi


Internasional, PT. Refika Aditama,Bandung, 2005.

THE ASEAN CHARTER, 2007.http://www.kompas.com. Edisi Selasa 11


Agustus 2009, Djauhari Oratmangun Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN,
Departemen Luar Negeri RI. Diakses pada Sabtu, 21Nopember 2009

http://www.scribd.com/doc/52477259/mGVVaakalah-ASEAN-COMMUNITY

Anda mungkin juga menyukai