Dosen :
Disusun Oleh :
Dini Muliani
2024
ASEAN
Dini Muliani
Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial
Abstrak
1. Pendahuluan
(A) Pertemuan Tahunan Menteri Luar Negeri, yang harus dengan rotasi dan
disebut Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN. Pertemuan Khusus Menteri
Luar Negeri dapat diselenggarakan sesuai kebutuhan.
(B) Berdiri komite, di bawah pimpinan Menteri Luar Negeri dari negara tuan
rumah atau wakilnya dan memiliki sebagai anggotanya Duta terakreditasi
dari negara-negara anggota lain, untuk melanjutkan karya Asosiasi di
antara Rapat Menteri Luar Negeri.
(C) Ad-Hoc Komite dan Komite Tetap spesialis menjabat pada bidang
tertentu.
(D) Sekretariat Nasional di masing-masing negara anggota untuk
melaksanakan pekerjaan asosiasi atas nama negara itu dan untuk melayani
Pertemuan Tahunan atau khusus dari Menteri Luar Negeri.
Keempat, bahwa Asosiasi ini terbuka bagi partisipasi pada semua Negara di
Wilayah Asia Tenggara untuk melaksanakan prinsip dan tujuan. Kelima, bahwa
Asosiasi mewakili kehendak kolektif dari bangsa-bangsa di Asia Tenggara untuk
mengikat diri bersama-sama dalam persahabatan dan kerja sama dan, melalui
upaya bersama dan pengorbanan, aman bagi masyarakat mereka dan untuk anak
cucu berkat-berkat kedamaian, kebebasan dan kemakmuran.
2. Pembahasan
Bidang pendidikan yang merupakan dimensi kerja sama dalam Pilar Sosial
Budaya memiliki peranan yang penting guna membangun sumber daya yang
terdidik, kompetitif, inovatof dan berkualitas di era ASEAN Community. Negara-
negara anggota ASEAN akan memiliki daya saing dalam tingkat ASIA dan global
jika memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Sejalan dengan ASEAN
Connectivity yang difokuskan pada tiga dimensi dapat diterapkan dalam bidang
pendidikan melalui lima langkah implementasi konektivitas ASEAN melalui
pendidikan. Perbaikan sarana dan prasarana dalam institusi pendidikan akan
mendukung suasana yang kondusif dalam proses belajar mengajar. Konektivitas
infrastruktur akan mempermudah mobilitas para generasi muda ASEAN untuk
menempuh pendidikan lintas wilayah ASEAN. Konektivitas institusional juga
akan menghasilkan SDM yang bukan hanya memiliki pengetahuan namun juga
memiliki ketrampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri di ASEAN. Pada
level regional, konektivitas melalui ASEAN University Network akan
membangun standar kualitas antar anggota AUN dapat dijadikan sebagai tolak
ukur standar kualitas Perguruan Tinggi di ASEAN.
Selain itu, ASEAN juga fokus pada pembangunan konektivitas fisik, institusional,
dan antar masyarakat sebagai bagian dari Master Plan for ASEAN Connectivity
(MPAC) 2025. Dalam konteks pendidikan, konektivitas tersebut mencakup
peningkatan infrastruktur pendidikan, pemanfaatan inovasi digital, kerjasama
antar universitas, dan keterlibatan generasi muda dalam membangun ASEAN
yang tangguh.
Saran:
4. Pustaka Acuan
DR. Mhd. Saeri, M.Hum, 2013, ASEAN YANG BERDAYA SAING, INOVATIF,
DAN DINAMIS. (PSA Universitas Riau).