Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

RUMINANSIA BESAR ( SAPI )

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK 6

MUHAMMAD ALFARISI (12280114251)

BAI HAQI HAKIM (12280113385)

MAULLANA ABIL ASROR (12280113791)

GALUH AUDIA PRATAMA (12280113401)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUSKA

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kamipanjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah,dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Ruminansia besar
(sapi).

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan


bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Dan harapan
kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
parapembaca untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi

.Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami


yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2

BAB I.......................................................................................................................3

PENDAHULUAN...................................................................................................3

1. LATAR BELAKANG..................................................................................3

2. RUMUSAN MASALAH..............................................................................4

3. TUJUAN PEMBAHASAN...........................................................................4

BAB II......................................................................................................................5

PEMBAHASAN......................................................................................................5

1. TAKSONOMI SAPI POTONG....................................................................5

2. SEBARAN POPULASI SAPI POTONG.....................................................6

3. KEBIASAAN HIDUP SAPI POTONG.......................................................7

4. KEBUTUHAN PAKAN DAN NUTRISI SAPI POTONG..........................7

5. REPRODUKSI SAPI POTONG...................................................................8

6. TUJUAN PRODUKSI SAPI POTONG.......................................................8

7. TATA LAKSANA PEMELIHARAAN SAPI POTONG............................9

8. JENIS DAN KARAKTERISTIK SAPI TROPIS DAN SUB TROPIS......11

BAB III..................................................................................................................13

PENUTUP..............................................................................................................13

A. KESIMPULAN...........................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Sapi adalah hewan ternak terpenting dari jenis – jenis hewan ternak
yang dipelihara manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga
kerja dan kebutuhan manusia lainnya. Ternak sapi menghasilkan sekitar 50
% kebutuhan daging di dunia, 95 % kebutuhan susu, dan kulitnya
menghasilkan sekitar 85 % kebutuhan kulit untuk sepatu. Sapi potong
adalah salah satu genus dari famili Bovidae. Ternak atau hewan – hewan
lainnya yang termasuk famili ini adalah bison, banteng (bibos), kerbau
(babalus), kerbau Afrika (Syncherus), dan anoa Sapi potong asli Indonesia
adalah sapi potong yang sejak dahulu kala sudah terdapat di Indonesia,
sedangkan sapi lokal adalah sapi potong yang asalnya dari luar Indonesia,
tetapi sudah berkembang biak dan dibudidayakan lama sekali di Indonesia.

2. RUMUSAN MASALAH

1. Ingin mengetahui taksonomi sapi potong


2. Ingin mengetahui sebaran populasi sapi potong
3. Ingin mengetahui kebiasaan hidup sapi potong
4. Ingin mengetahui kebutuhan pakan dan nutrisi sapi potong
5. Ingin mengetahui reproduksi sapi potong
6. Ingin mengetahui tujuan produksi sapi potong
7. Ingin mengetahui tata laksana pemeliharaan sapi potong
8. Ingin mengetahui jenis dan karakteristik sapi iklim tropois dan
subtropis

3. TUJUAN PEMBAHASAN

1. Mengetahui taksonomi sapi potong


2. Mengetahui sebaran populasi sapi potong
3. Mengetahui kebiasaan hidup sapi potong
4. Mengetahui kebutuhan pakan dan nutrisi sapi potong
5. Mengetahui reproduksi sapi potong
6. Ingin mengetahui tujuan produksi sapi potong
7. Ingin mengetahui tata laksana pemeliharaan sapi potong
8. Ingin mengetahui jenis dan karakteristik sapi iklim tropois dan
subtropic
BAB II

PEMBAHASAN

1. TAKSONOMI SAPI POTONG

Bangsa (breed) sapi adalah sekumpulan ternak yang memiliki


karakteristik tertentu yang sama. Atas dasar karakteristik tersebut, mereka
dapat dibedakan dari ternak lainnya meskipun masih dalam spesies yang
sama. Karakteristik yang dimiliki dapat diturunkan ke generasi berikutnya.
Sapi potong merupakan salah satu sumber daya penghasil bahan makanan
berupa daging yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Sapi dapat
menghasilkan berbagai macam kebutuhan manusia, terutama bahan
makanan berupa daging, disamping hasil ikutan lainnya seperti pupuk
kandang, kulit dan tulang (Wahyono dan Hardianto, 2004).
Menurut Blakely and Bade, (1992) bangsa sapi mempunyai
klasifikasi taksonomi sebagai berikut: Phylum: Chordata, Subphylum:
Vertebrata, Class :Mamalia, Sub class: Theria, Infra class: Eutheria, Ordo:
Artiodactyla, Sub ordo: Ruminantia, Infra ordo: Pecora, Famili: Bovidae,
Genus: Bos (cattle), Group : Taurinae Spesies: Bos taurus (sapi Eropa),
Bos indicus (sapi India/sapi zebu), Bos sondaicus (banteng/sapi Bali).
Jenis sapi keturunan Bos indicus adalah sapi Brahman, Ongole dan
Peranakan Ongole (PO). Sapi keturunan Bos taurus antara lain Aberdeen
Angus, Hereford, Shorthon, Charolais, Simmental dan Limousin.
Keturunan Bos sondaicus atau sapi asli lndonesia yaitu sapi Bali, sapi
Madura, sapi Jawa, sapi Sumatera dan sapi lokal lainnya.

2. SEBARAN POPULASI SAPI POTONG

Populasi sapi di Indonesia masih belum bisa memenuhi kebutuhan


daging sapi bagi masyarakat Indonesia. Penyebabnya adalah karena
rendahnya produktivitas dan mutu genetik dari ternak sapi itu sendiri.
Pemerintah Indonesia khususnya dinas pertanian subsektor peternakan
melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan produktivitas ternak sapi
dalam mewujudkan swasembada daging sapi di Indonesia. Upaya yang
dilakukan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk
meningkatkan produktivitas ternak sapi tersebut adalah dengan
menerapkan inovasi program UPSUS SIWAB.
Program UPSUS SIWAB merupakan program dari kementrian
pertanian dalam upaya meningkatkan produktivitas dan pupolasi ternak
sapi di indonesia dengan tujuan tercapainya swasembada daging sapi di
indonesia. Program UPSUS SIWAB ini tercantum dalam peraturan
Menteri Pertanian No. 48/Permentan/PK.210/10/2016. Program UPSUS
SIWAB terdapat sub-program atau inovasi-inovasi seperti inseminasi
buatan (IB), manajemen pemeliharaan ternak, pakan, gangguan reproduksi
dan lain-lainnya. Upaya dalam mencapai terwujudnya program UPSUS
SIWAB tersebut langkah pertama yang harus dilakukan yaitu memberikan
penyuluhan terhadap peternak mengenai informasiinformasi yang
mendukung Program UPSUS SIWAB. Penyuluhan yang diberikan pada
peternak akan sangat membantu peternak dalam menerapkan inovasi-
inovasi dalam program UPSUS SIWAB tersebut.

3. KEBIASAAN HIDUP SAPI POTONG

perilaku umum sapi menjadi dasar penanganan sapi yang efektif


dan minimum stress. Oleh karena itu setiap orang yang terlibat dalam
penanganan sapi harus belajar dan memahami prinsip-prinsip penanganan
sapi minimum stres.
 Sapi merupakan kawanan ternak, mereka merasa lebih aman jika
dikerubuni dan melihat satu sama lain.⠀
 Sapi cenderung saling mengikuti satu sama lain, dan seekor sapi di
depan sebagai pemimpin akan membantu pergerakan mereka tetap
mengalir.⠀
 Sapi suka dipindahkan dalam kawanan dan mereka tidak suka
diasingkan. Jangan mengisolasi sapi dari kawanan. Mereka
menjadi stress dan tidak dapat di kontrol.⠀
 Sapi selalu memerlukan akses makanan dan air segar yang bersih
untuk memenuhi nutrisi

4. KEBUTUHAN PAKAN DAN NUTRISI SAPI POTONG

Dari tabel di atas, dapat kita ambil contoh kebutuhan nutrisi untuk
hidup pokok sapi perah dengan berat 400kg membutuhkan pakan sapi
dengan kandungan energi metabolis (ME) sebesar 11.900 kkal, 3,15 kg
TDN, 373 gr protein, 15 gr kalsium, dan 13 gr phospor.
Sementara untuk menghasilkan 1 kg susu dengan kadar lemak 3,0
persen, sapi membutuhkan 1.070 kkal ME, 0,282 gr TDN, 77 gr protein,
2,5 gr kalsium, dan 1,70gr phospor.

5. REPRODUKSI SAPI POTONG

Menurut Soetarno (2000), reproduksi atau pengembangbiakan adalah


suatu proses akan dihasilkannya individu baru akibat dari bersatunya atau
ditunasinya sel telur dari ternak betina oleh sel sperma ternak jantan, baik
kawin secara langsung (kawin alami), maupun secara inseminasi buatan.
Reproduksi merupakan proses perkembangan suatu makhluk
hidup, mulai saat bersatunya sel telur betina dengan mani jantan menjadi
makhluk hidup baru yang disebut dengan zigot, disusul dengan
kebuntingan dan diakhiri dengan kelahiran anak. Pada ternak proses
produksi dimulai sejak hewan betina dan hewan jantan mencapai dewasa
kelamin atau masa pubertas (Hardjosubroto, 1994). Reproduksi adalah
suatu fungsi tubuh yang secara fisiologi tidak vital bagi kehidupan tetapi
sangat penting bagi kelanjutan keturunan suatu jenis atau bangsa
(Toliehere, 1981).
Tujuan manajemen reproduksi adalah untuk menghasilkan panen
anak sapi/pedet (calf crop) yang tinggi dan memperoleh pedet dengan
kualitas yang baik. Langkah-langkah dalam manajemen reproduksi
menurut Ngadiyono (2012), adalah sebagai berikut :
 Persiapan, terutama pemilihan calon induk maupun pejantan yang
akan digunakan.
 Pelaksanaan, meliputi deteksi birahi, penentuan saat yang tepat
untuk dikawinkan, kebuntingan, kelahiran/partus, laktasi
(menyusui), dan penyapihan.

6. TUJUAN PRODUKSI SAPI POTONG

Sapi sebagai sumber makanan hewani yang berprotein dan gizi tinggi.
Adapun tujuan produksi sapi yaitu:
 Untuk memenuhi kebutuhan pasokan daging sapi di Indonesia
 Untuk mengurangi pengangguran
 Untuk mencukupi permintaan akan daging sapi
 Untuk memperluas peternakan sapi potong di Indonesia
 Meningkatkan pendapatan
 Meningkatkan kesejahteraan petani

7. TATA LAKSANA PEMELIHARAAN SAPI POTONG

Sapi potong merupakan ternak yang banyak dibudidayakan di


Indonesia. Ternak ini memberikan kontribusi pemenuhan pangan sumber
protein hewani bagi masyarakat Indonesia. Keberhasilan budidaya ternak
sapi potong terletak pada tata laksana pemeliharaannya. Prinsip
pemeliharaan ternak yaitu perlindungan, tanggung jawab, dan
kesejahteraan terhadap makhluk hidup.
Beberapa hal yang harus menjadi perhatian dalam pemeliharaan
ternak yaitu pemeliharaan ternak harus disesuaikan dengan usia ternak
dengan meminimalkan penderitaan ternak, Kondisi kehidupan dan
pengelolaan lingkungan harus mempertimbangkan kebutuhan ternak. Hal
ini bertujuan untuk memberi kebebasan gerak yang cukup dan kesempatan
yang cukup untuk mengekspresikan perilakunya, memfasilitasi
berkelompok dengan ternak lain, terutama sejenis, mencegah perilaku
yang abnormal, luka, dan penyakit dan memberi ruang yang cukup untuk
menjaga kalau ada bahaya, rusaknya fasilitas fisik, dan lain-lain.
Pengangkutan ternak hidup harus dilakukan dengan cara hati-hati,
sehingga mengurangi stress, luka, dan penderitaan.
Ternak harus punya akses ke padang gembalaan atau lapangan
terbuka dan harus mampu menggunakannya sepanjang kondisi fisiologis
ternak; cuaca dan lingkungannya memungkinkan. Kandang ternak harus
mempunyai lantai yang rata dan tidak licin,. dilengkapi dengan area
istirahat yang cukup luas, nyaman, bersih dan kering. Dalam usaha sapi
potong pakan yang tersedia harus mencukupi bagi kebutuhan sapi baik
dari segi kualitas maupun kuantitas. Bahan pakan sapi potong terdiri dari
pakan hijauan berserat dan konsentrat. Pakan yang berimbang dan
berkualitas menghasilkan kualitas sapi potong yang baik pula. Pencegahan
penyakit dan kesehatan hewan juga menjadi faktor penentu dalam
keberhasilan.
Sistem pemeliharaan sapi potong dikategorikan dalam tiga yaitu
sistem pemeliharaan intensif yaitu ternak dikandangkan, sistem
pemeliharaan semi intensif yaitu ternak dikandangkan pada malam hari
dan dilepas di padang pengembalaan pada pagi hari dan sistem
pemeliharan ekstensif yaitu ternak dilepas di padang pengembalaan.
Pemeliharaan secara intensif adalah sapi yang dipelihara dalam kandang
tertentu, tidak dipekerjakan tetapi hanya diberi pakan dengan nilai nutrisi
yang optimal untuk meningkatkan berat badan dan kesehatan kambing
yang maksimal. Produktivitas sapi yang dipelihara secara intensif dapat
ditunjang dengan pemberian pakan hijauan maupun konsentrat yang baik
dengan komposisi yangsesuai, penanggulangan penyakit, penanganan
pasca panen dan pemasaran serta jenis bangsa Sapi dan umurnya
(Hernowo, 2006). Pemeliharaan secara ekstensif yaitu
sistem pemeliharaan dimana ternak dilepas di padang pengembalaan.
Sistem pemeliharaan ini sendiri sudah mulai berkurang. Keuntungan
sistem ini adalah pengunaan bahan pakan hasil ikutan dari beberapa
industri lebih intensif dibandingkan dengan sistem ekstensif. Kelemahan
terletak pada modal yang dipergunakan lebih tinggi, masalah penyakit dan
limbah peternakan (Safitri, 2011).
Pada sistem pemeliharaan semi intensif, umumnya ternak
dipelihara dengan cara sapi-sapi ditambatkan atau digembalakan di ladang,
kebun, atau pekarangan yang rumputnya tumbuh subur pada siang hari.
Sore harinya, sapi tersebut dimasukkan kedalam kandang sederhana dan
lantainya dari tanah yang dipadatkan. Pada malam hari, sapi diberi pakan
tambahan berupa hijauan. Dapat 17 juga ditambah pakan penguat berupa
dedak halus yang dicampur dengan sedikit garam. Dalam hal perawatan,
kandang sapi dibersihkan setiap hari atau minimal seminggu sekali.
Sementara sistem intensif adalah sapi-sapi dikandangkan dan seluruh
pakan disediakan oleh peternak. Sapi deiberikan pakan sebaik mungkin
sehingga cepat besar dan gemuk. Kotorannya pun bisa terkumpul salam
satutempat sehingga mudah dibersihkan dan dimanfaatkan untuk
keperluan lain (Haryanti, 2009).

8. JENIS DAN KARAKTERISTIK SAPI TROPIS DAN SUB TROPIS

Sapi merupakan salah satu hewan piaraan, disetiap daerah atau


negara berbeda sejarah penjinakkannya di Mesir, India, Mesopotamia
8000 tahun SM telah mengenal sapi piaraan. Akan tetapi, di daratan Eropa
dan Cina baru dikenal pada sekitar 6000 tahun SM. Hal ini disebabkan
karena disetiap daerah atau negara perkembangannya berbeda-beda. Pada
umumnya bangsa sapi yang tersebar di seluruh penjuru belahan dunia
berasal dari bangsa sapi primitive yang telah mengalami domestikasi
(penjinakkan). Pada garis besarnya sapi dapat digolongkan menjadi tiga
kelompok yaitu :
a. Bos indicus (zebu/ sapi berponok)
Bos indicus berkembang di India dan akhirnya menyebar ke berbagai
Negara, terlebih daerah tropis seperti Asia tenggara ( termasuk Indonesia ),
Afrika, Amerika, dan Australia.
b. Bos taurus
Bos taurus adalah bangsa sapi yang menurunkan bangsa-bangsa sapi
potong dan perah di Eropa. Golongan ini akhirnya menyebar ke seluruh
penjuru dunia, terlebih Amerika, Australia, dan Selandia Baru. Belakangan
ini keturunan Bos Taurus telah banyak diternakkan dan dikembangkan di
Indonesia.
c. Bos sondaicus (Bos bibos)
Golongan sapi ini merupakan sumber asli bangsa-bangsa sapi di Indonesia.
Sapi yang kini ada merupakan keturunan banteng (Bos bibos), dewasa ini
kita kenal dengan nama sapi Bali, sapi Madura, sapi Jawa, sapi Sumatera,
dan sapi lokal lainnya (Setiadi, 2001).
Bedasarkan iklimnya, sapi dapat dibedakan menjadi dua kelompok
yaitu sapi tropis dan subtropis, setiap kelompok sapi berbeda satu dengan
yang lainnya kelompok sapi tropis secara umum memiliki ciri-ciri
mencolok yang sangat mudah dibedakan dengan kelompok sapi yang lain
(Panjono, 2012). Adapun ciri-ciri dari bangsa sapi tropis sebagai berikut :
 Pada umumnya sapi memiliki ponok.
 Pada bagian ujung telinga meruncing.
 Kepalanya longgar dan tipis, kurang lebih 5-6 mm.
 Timbunan lemak terdapat di bawah maupun dalam kulitnya dan
otot-ototnya rendah.
 Garis punggung pada bagian tengah berbentuk cekung.
 Bahunya pendek, halus, dan rata.
 Kakinya panjang sehingga gerakannya lincah.
 Pertumbuhannya lambat sehingga pada umur 5 tahun baru bisa
dicapai berat maksimal.
 Bentuk tubuh sempit dan kecil serta berat timbangan sekitar 250-
650 kg.
 Ambingnya kecil sehingga produksi susu rendah.
 Tahan terhadap suhu tinggi dan kehausan.
 Pada umumnya badannya tahan terhadap gigitan nyamuk dan
serangga lainnya.

Bangsa sapi tropis memiliki ciri-ciri yang sangat berbeda dengan sapi
subtropis hal tersebut disebabkan karena adanya pengaruh genetik.
Adapun ciri-ciri dari bangsa sapi subtropis adalah sebagai berikut :

 Sapi subtropis tidak memiliki ponok.


 Ujung telinga berbentuk tumpul atau bulat.
 Kepala pendek dan berdahi lebar.
 Kulit tebal yang rata-ratanya 7-8 mm.
 Garis punggung lurus dan rata.
 Tulang pinggang lebar dan menonjol keluar, serta rongga dada
berkembang baik.
 Memiliki bulu panjang dan kasar.
 Kaki pendek sehingga gerakannya lambat.
 Sapi ini cepat tumbuh dewasa kerena umur 4 tahun bisa dicapai
pertumbuhan maksimal.
 Tidak tahan terhadap suhu tinggi, relatif banyak minum, dan
kotorannya basah.
 Sapi dewasa bisa mencapai 800-900 kg.

Di Indonesia terdapat beberapa jenis sapi dari bangsa tropis,


beberapa jenis sapi tropis yang sudah cukup populer dan banyak
berkembang biak di indonesia adalah sebagai berikut :
 Sapi Bali
 Sapi Madura
 Sapi Ongole
 Sapi American Brahman

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sapi adalah hewan ternak terpenting dari jenis – jenis hewan ternak
yang dipelihara manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga
kerja dan kebutuhan manusia lainnya. Ternak sapi menghasilkan sekitar 50
% kebutuhan daging di dunia, 95 % kebutuhan susu, dan kulitnya
menghasilkan sekitar 85 % kebutuhan kulit untuk sepatu.
bangsa sapi mempunyai klasifikasi taksonomi sebagai berikut:
Phylum: Chordata, Subphylum: Vertebrata, Class :Mamalia, Sub class:
Theria, Infra class: Eutheria, Ordo: Artiodactyla, Sub ordo: Ruminantia,
Infra ordo: Pecora, Famili: Bovidae, Genus: Bos (cattle), Group : Taurinae
Spesies: Bos taurus (sapi Eropa), Bos indicus (sapi India/sapi zebu), Bos
sondaicus (banteng/sapi Bali).
Sapi sebagai sumber makanan hewani yang berprotein dan gizi
tinggi. Adapun tujuan produksi sapi yaitu:
 Untuk memenuhi kebutuhan pasokan daging sapi di Indonesia
 Untuk mengurangi pengangguran
 Untuk mencukupi permintaan akan daging sapi
 Untuk memperluas peternakan sapi potong di Indonesia
 Meningkatkan pendapatan
 Meningkatkan kesejahteraan petani
Di Indonesia terdapat beberapa jenis sapi dari bangsa tropis,
beberapa jenis sapi tropis yang sudah cukup populer dan banyak
berkembang biak di indonesia adalah sebagai berikut :
 Sapi Bali
 Sapi Madura
 Sapi Ongole
 Sapi American Brahman

B. DAFTAR PUSTAKA
(Williamson dan Payne, 1993).
http://eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2589/3/BAB%20II.pdf
http://cybex.pertanian.go.id/detail-print.php?id=89763
https://disnakkeswan.ntbprov.go.id/memahami-naluri-alami-dan-perilaku-
umum-sapi-menjadi-dasar-penanganan-sapi-yang-efektif-dan-minimum-
stress-2/

Anda mungkin juga menyukai