Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Domba Pedaging dan Penghasil Wol

Kelompok 3

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Peternakan

Disusun oleh

PROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat yang
diberikan-Nya sehingga tugas Makalah yang berjudul “Domba Pedaging dan
Domba Penghasil Wol” ini dapat kami selesaikan. Makalah ini kami buat sebagai
kewajiban untuk memenuhi tugas. Makalah ini kami mengumpulkan data dengan
cara membaca buku-buku dan artikel yang sesuai dengan masalah domba
pedaging dan domba penghasil wol.tugas.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mohon kritik
dan saran demi perbaikan karya mendatang.

Semoga makalah ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan

Jatinangor, Oktober 2017

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................................2
PENDAHULUAN..............................................................................................................3
1.1. Latar Belakang....................................................................................................3
1.1.1. Perumusan masalah.....................................................................................4
1.1.2. Tujuan...........................................................................................................4
1.1.3. Kegunaan Penulisan......................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................................5
HASIL PEMBAHASAN......................................................................................................6
NOTULEN DISKUSI........................................................................................................10
PENUTUP.....................................................................................................................11
5.1 Kesimpulan.......................................................................................................11
5.2 Saran.................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA 12

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Domba adalah ruminansia dengan rambut tebal dan dikenal orang banyak
karena dipelihara untuk dimanfaatkan dagingnya. Di beberapa negara terdapat
jenis domba yang juga dimanfaatkan rambut (disebut wol), dan susunya. Yang
paling dikenal orang adalah domba peliharaan (Ovis aries), yang diduga keturunan
dari moufflon liar dari Asia Tengah selatan dan barat-daya. Domba merupakan
ternak yang pertama kali didomestikasi, dimulai dari daerah Kaspia, Iran, India,
Asia Barat, Asia Tenggara, dan Eropa samapai ke Afrika. Di Indonesia, domba
terkelompok menjadi beberapa jenis yaitu Domba Ekor Tipis (DET), Domba Ekor
Gemuk (DEG) dan Domba Priangan atau dikenal juga sebagai Domba Garut.
Saatini juga terdapat bagian domba yang dimanfaatkan sebagai bahan kecantikan.
Daging domba memiliki peranan penting dalam kehidupan, yaitu sebagai salah
satu penyumbang protein hewani yang sangat penting untuk pemenuhan
gizimanusia dan cukup disukai konsumen. Ada beberapa aspek menarik dari

3
domba antara lain dapat berkembangbiak dengan cepat, dapat dengan mudah
menyesuaikan diri pada lingkungan, serta dagingnya relatif sangat digemari oleh
masyarakat dalam negeri dan luar negeri, khususnya Negara-negara timur tengah.
Domba potong merupakan ternak ruminansia kecil yang banyak dipelihara
di Indonesia dalam skala usaha kecil didaerah pedesaan. Produksi ternak
ruminansia kecil termasuk domba, memegang peranan penting di daerah tropis
yaitu sebagai sumber pendapatan, terutama bagi buruh tani yang tidak memiliki
lahan, sebagai tabungan untuk pengeluaran mendadak, sebagai sumber pupuk
kandang disamping memegang peran penting dalam kehidupan sosial desa.
Banyak manfaat yang dapat diambil dari ternak domba potong namun
bagaimana caranya untuk mendapatkan domba yang memiliki kualitas
baik (unggul) untuk dikembangkan.

1.1.1. Perumusan masalah


 Bagaimana ciri-ciri domba pedaging & penghasil wol?

 Bagaimana cara pemeliharaan domba pedaging & penghasil wol yang


berkualitas?

 Bagaimana manfaat domba pedaging & penghasil wol?

1.1.2. Tujuan
Makalah ini dibuat dengan memiliki beberapa tujuan di antaranya :
1. Mengetahui ciri-ciri dari domba pedaging & penghasil wol
2. Memahami bagaimana cara pemeliharaan domba pedaging &
penghasil wol.
3. Mengetahui manfaat domba pedaging & penghasil wol.

1.1.3. Kegunaan Penulisan


Tulisan ini diharapkan dapat berguna dan menjadi sebuah ilmu yang
bermanfaat untuk kami sendiri selaku penyusun dan juga pembaca
tulisan ini. Utamanya mengenai domba pedaging dan penghasil wol
yang menjadi topik penulisan.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Domba Texel

Domba Texel di Indonesia telah mengalami perkawinan silang dengan domba


lokal seperti Domba Ekor Gemuk (DEG) maupun Domba Ekor Tipis (DET) dan
kemudian menghasilkan keturunan yang biasa disebut dengan Domba Wonosobo
atau Dombos (Trisnawanto et al., 2012). Dombos merupakan salah satu ternak
potong alternatif yang dapat digunakan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi
terutama protein hewani (Ondho et al., 2008). Dombos mempunyai ciri khas yang
berbeda dengan rumpun domba asli atau domba lokal lainnya dan merupakan
kekayaan sumber daya genetik ternak lokal Indonesia yang perlu dilindungi dan
dilestarikan. Salah satu keunikan yang dimiliki oleh Dombos ialah bulu wol
menutupi hampir seluruh permukaan tubuh kecuali muka, perut bagian bawah dan
kaki (Menteri Pertanian, 2011). Bobot badan Dombos jantan dewasa dapat
mencapai 108 kg, sedangkan untuk Dombos betina sebesar 82 kg (Kementerian
Pertanian, 2011). Populasi Dombos di Provinsi Jawa Tengah semakin meningkat
terhitung pada tahun 2006 sebesar 8.000 ekor dan 9.907 ekor di tahun 2010
(Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Wonosobo, 2011). Dombos memiliki
peluang besar untuk berkembang di peternakan Indonesia dilihat dari peningkatan
permintaan daging untuk memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat.
Peningkatan jumlah Dombos harus diimbangi dengan kualitas ternak Dombos
yang dihasilkan melalui sistem perkawinan.

2.2 Domba Garut

Domba Garut dikategorikan dalam dua tipe, yaitu tipe tangkas dan tipe
pedaging. Domba jantan memiliki tanduk yang cukup besar, melengkung kearah
belakang dan ujungnya mengarah kedepan sehingga berbentuk seperti spiral,

5
sedangkan domba betina tidak bertanduk. Menurut Einstiana (2006), pola warna
bulu domba garut di Margawati terdiri dari empat pola warna bulu, yaitu putih,
hitam, cokelat dan kombinasi (dua warna dan tiga warna). Bobot badan domba
priangan betina sekitar 35-40 kg, sedangkan bobot domba jantan mencapai 50-60
kg. Domba Priangan termasuk domba yang prolifik, interval beranak yang pendek
dan jumlah anak yang dihasilkan pertahun rata-rata 1,7 ekor (Devendra dan
McLeroy, 1982).

BAB III

HASIL PEMBAHASAN
Topik yang diambil adalah mengenai domba pedaging dan domba
penghasil wol. Ada beberapa materi yang disampaikan, antara lain deskripsi
tentang domba tersebut, manfaat beternak domba pedaging dan domba
penghasil wol, cara pemeliharaan yang baik, jenis pakan dan cara
pemberiannya, produk yang dihasilkan ( termasuk kemasan dan harganya ) ,
serta kandungan gizi dari produk domba.

Materi yang pertama yaitu pendeskripsian tentang domba secara umum.


Domba atau biri biri secara umum bernama latin Ovies Aries, yang termasuk
hewan ruminansia dengan rambut tebal dan dikenal orang banyak karena
dipelihara untuk dimanfaatkan rambut ( wol ), daging dan susunya. Domba
termasuk mamalia yang pertama kali dijinakan dan dijadikan sebagai hewan
ternakan oleh manusia. Literatur menyebutnya bahwa mula di ternakan
pertama kali sekitar 9000-11000 tahun yang lalu di Mesopotamia. Hewan
ruminansia itu sendiri adalah sekumplan hewan pemakan tumbuhan
( herbivora ) yang mencerna makanannya dalam dua langkah, pertama dengan
menelan bahan mentah kemudian mengeluarkan makanan yang sudah
setengah dicerna dari perutnya dan mengunyahnya lagi.

Kedua yaitu karakteristik dan ciri ciri dari domba pedaging dan domba
penghasil wol. Karena banyaknya bangsa domba yang tersebar di seluruh

6
dunia, kali ini akan ada dua contoh yang diambil. Yaitu domba garut sebagai
domba pedaging, dan domba texel sebagai domba penghasil wol. Domba
garut merupakan domba hasil persilangan segi tiga antara domba kampung,
domba merino dan domba ekor gemuk dari Afrika selatan. Ciri ciri dari
domba garut antara lain bertanduk besar pada jantan, berotot, telinga kecil,
ekor kecil, warna rambutnya identik dengan putih, hitam, dan coklat,
tubuhnya ramping, tinggi, bobotnya antara 60-80 kg atau lebih dan agresif.
Domba ini dikenal karena keagresifannya, karena sebab itu di daerah Garut
domba ini sering di adukan dengan domba lain untuk menguji
ketangkasannya. Bahkan sekarang telah menjadi ciri khas dari daerah
tersebut. Sedangkan, domba texel merupakan domba yang sampai saat ini
masih belum diketahui asal usulnya. Bentuk tubuhnya lebih besar daripada
domba priangan. Spesifikasi untuk rambutnya, muka dan kaki bawahnya
memiliki rambut berwarna putih. Rambutnya tumbuh sangat subur dan tebal,
karena diperntukan untuk dijadikan wol. untuk domba jantan bertanduk,
sedangkan yang betina tidak bertanduk. Tanduk domba jantan besar dan
berlekuk dan tumbuh pula rambut yang sangat jelas pada leher dan dadanya.
Domba ini juga bersifat tenang, karena ketenangannya itu pula domba ini
sering di satu kandangkan.

Ketiga yaitu manfaat dari beternak domba itu sendiri. Baik domba garut
maupun domba texel, walaupun ciri khas produk yang dihasilkan berbeda,
tapi manfaat lain dari beternak domba keduanya ini sama saja. antara lain :

 Sumber pupuk kandang

Feses kedua domba ini bisa dijadikan pupuk organik

 Objek Pariwisata

Seperti halnya tadi, untuk domba garut karena keagresifannya itu


membuat domba ini dipakai sebagai atraksi adu domba yang sangat
menarik bagi wisatawan lokal maupun luar negeri. Sedangkan

7
domba texel dianggap hewan yang lucu sehingga banyak orang
yang terarik dengan hal tersebut.

 Ukuran Martabat Petani

Petani yang banyak memelihara dan mempunyai banyak ternak


akan lebih disegani atau dihargai oleh masyarakat disekitarnya.

Keempat yaitu cara pemeliharaan yang baik. Ada beberapa aspek yang
terlibat dalam soal pemelihaaan, fokus utamanya yaitu jenis pakan dan cara
pemberian. Ada dua jenis pakan yang baik untuk domba, yaitu hijauan dan
konsentrat. Contoh dari hijauan itu sendiri yakni rumput, daun dan limbah
hasil pertanian. Banyaknya hijauan untuk dmba per erkor per hari tergantung
pada kualitas hijauan, berat domba, apakah sedang bnting atau menyusui dan
sebagainya. Tetapi pada dasarnya berhubungan erat dengan berat domba itu
sendiri. Patokan dasarnya yaitu :

Bobot Domba ( kg ) Kebutuhan ( kg )

20 10

25 12

30 13

35 16

40 18

Bambang Agus Murtidjo, Memelihara Domba, ( Jakarta : Penerbit


Kanisius, 1992), hlm.39.

Sedangkan untuk konsentrat, apabila makanan hijauan yang diterima oleh


domba sebanyak seperti pada patokan dan kualitasnya pun baik, maka
tambahan makanan akan konsentrat sebenarnya sudah tidak diperlukan lagi.
Kecuali induk bunting tua, induk menyusui dan masa kawin.

Untuk pemberian pakan ada dua cara, yaitu digembalakan dan disediakan.
Untuk digembalakan dengan melepas ternak untuk mencari pakan sendiri

8
selama 6-8 jam sehari. Sedangkan untuk yang disediakan biasanya petani
akan memberi pakan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari.

Produk yang dihasilkan ( termasuk kemasan dan harganya). Jaket kulit


domba asli dipatok harga sebesar Rp. 900.000,00. Daging domba yang
dibekukan dipatok harga sebesar Rp. 120.000,00/kg. Hiasan tanduk domba
garut dipatok harga sebesar Rp. 450.000,00. Pupuk organik dihargai sebesar
Rp.7000,00/pcs. Paket perawatan kulit dipatok harga sebesar Rp. 105.000,00.
Dan jaket dari wol dipatok harga sebesar Rp. 300.000,00. Mungkin disetiap
produk akan berbeda-beda sesuai dengan ukuran dan kualitas.

Kandungan gizi dari daging domba. Dilihat dari secara umum, domba
memenuhi gizi sebagai berikut:

Kandungan/ 100 gr Jumlah

Kandungan energi 206 kkal

Kandungan protein 17,1 gram

Kandungan lemak 14,8 gram

Kandungan kalium 310 mg

Kandungan vitamin B6 0,1 mg

Kolesterol 97 mg
Sumber Informasi Gizi : Berbagai Publikasi Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.

Riset pada daging domba yang berbeda bisa menghasilkan perbedaan hasil
yang didapat karena berbagai faktor yang mempengaruhi.

9
BAB IV

NOTULEN DISKUSI

Pertanyaan 1 (200110170197) oleh Muhamad Teja Haikal

Apa yang dimaksud ukuran martabat petani?

Dijawab oleh (200110170034) Imam Nur Aziz

Petani yang banyak memelihara hewan ternak akanlebih di segani oleh


masyarakat

Pertanyaan 2 (200110170145) Helda Rusmida

Setelah umur berapa bulu domba dapat diambil dan berapa lama tumbuh lagi?

Dijawab oleh Rinto (200110170039)

Untuk betina dicukur setiap 6 bulan, untuk jantan setiap 4 bulan.

Bulu domba akan tumbuh kembali pada

10
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dalam paparan atau penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa domba
penghasil daging dan domba penghasil wol memiliki karakteristik yang tidak jauh
berbeda, memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi, jenis pakan yang tidak sulit
dicari sehingga memudahkan peternak domba, selain itu juga banyak manfaat
yang dapat diambil dengan beternak domba.

5.2 Saran
Domba penghasil daging dan domba penghasil wol memiliki nilai
ekonomis yang cukup tinggi, sehingga budidaya domba harus lebih ditingkatkan
sebagai upaya dalam memperbaiki ekonomi masyarakat, selain memberikan
keuntungan bagi penjual atau peternak juga memberikan keuntungan bagi
pembeli, baik domba penghasil daging atau domba penghasil wol keduanya dapat
memberikan keuntungan bagi peternaknya, maka tidak ada salahnya jika
masyarakat ingin memulai usaha dengan beternak domba.

11
DAFTAR PUSTAKA

 Sonatha, P., Samsudewa D. & Purbowati E. 2016, ‘Bab II. Tinjauan


Pustaka’, Jurnal Bab II tinjauan pustaka 2.1. domba wonosobo , vol. 1,
no.1, hh. 3, dilihat 20 Oktober 2017,
<http://eprints.undip.ac.id/50846/3/Bab_II.pdf>
 Sonatha, P., Samsudewa D. & Purbowati E. 2016, ‘Pengaruh Body
Condition Score (BCS) Terhadap Kualitas Semen’, Jurnal Pengaruh Body
Condition Score (BCS) Terhadap Kualitas Semen, vol. 1, no.1, hh. 27-28,
dilihat 20 Oktober 2017,
<jurnalkampus.stipfarming.ac.id/index.php/am/article/download/172/147>

 S.H, Ahmad 2008, ‘Pengaruh Umur terhadap Performa Reproduksi Induk


Domba Lokal yang Digembalakan di UP3 Jonggol’, Jurnal Pengaruh Umur
Terhadap Performa Reproduksi Induk Domba Lokal Yang Digembalakan
Di Up3 Jonggol, vol. 4, no. 4, hh.
4<http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/5950/2008as
h1.pdf?sequence=4>

 Murtidjo & Bambang Agus 1992, ‘Memelihara Domba’ (Jakarta:Kanisius)

12

Anda mungkin juga menyukai