Anda di halaman 1dari 23

KULIAH KE - 12

MEKANIKA TANAH SI-2121


TEKANAN
TANAH LATERAL
&
DPT
A. Pendahluan
 Bangunan dinding penahan tanah berguna untuk menahan
tekanan tanah lateral yang ditimbulkan oleh tanah urug atau
tanah asli yang labil.
 Dinding penahan tanah banyak digunakan pada proyek- proyek :
 jalan raya,
 irigasi
 pelabuhan ,
 bangunan ruang bawah tanah (basement)
 pangkal jembatan (abutment), dll
 Kestabilan dinding penahan tanah diperoleh terutama dari :
 berat sendiri struktur, dan
 berat tanah yang berada di atas pelat fondasi.
 Besar dan distribusi tekanan tanah pada dinding penahan tanah,
sangat tergantung pada gerakan tanah lateral terhadap DPT.
1. Dinding gravitasi,
Biasanya terbuat dari beton tak bertulang atau pasangan batu, sedikit
tulangan diberikan pada permukaan dinding untuk mencegah retakan
permukaan.

2. Dinding semi gravitasi


Dinding gravitasi yang bentuknya agak ramping, karena rampingnya
pada struktur ini dibutuhkan penulangan beton, namun hanya pada
bagian dinding saja.
3. Dinding kantilever

Terdiri dari kombinasi dinding dan fondasi beton bertulang yang


berbentuk T. Ketebalan DPT ini relatif tipis dan diberi tulangan secara
penuh unutk menahan momen dan gaya lintang yang bekerja.
4. Dinding counterfort : dinding beton bertulang yang tipis pada bagian
dalam dinding pada jarak tertentu didukung oleh plat / dinding vertikal
yang disebut counterfort. Ruang di atas plat fondasi, diantara counterfort
diisi dengan tanah.
5. Dinding krib, dibuat dari balok-balok beton yang disusun menjadi DPT.
6. DPT dengan perkuatan (reinforced earth wall) dinding yang berupa
timbunan tanah yang diperkuat bengan material lain. (geosintetik atau
metal, dll)
1. Tekanan Tanah Lateral Pada Saat Diam
 Kondisi kesetimbangan di tempat yang dihasilkan dari kedudukan tegangan-
regangan tanpa adanya tegangan geser yang terjadi didefinisikan sebagai KO.

 Ditinjau suatu turap yang dianggap tidak mempunyai volume, sangat


kokoh dan licin, dipancang pada tanah tak berkohesi (gambar 1a). Tanah di
kiri dinding turap digali perlahan-lahan sampai kondisinya seperti pada
gambar 1.b.
• Bersama-sama dengan penggalian ini, dikerjakan suatu gaya horizontal Ph yang
besarnya sama dengan gaya horizontal tanah sebelum penggalian.

• Tekanan gaya horizontal (Ph) pada dinding ini disebut tekanan tanah pada saat
diam, yaitu tekanan tanah ke arah lateral tanpa suatu pergeseran (regangan)

• Nilai banding antara tekanan horizontal dan tekanan vertikal pada kedalam
tersebut disebut koefisien tekanan tanah pada saat diam atau KO

𝜎ℎ′ 𝜎ℎ′
σh = H. 𝛾.KO atau 𝐾𝑂 = =
𝜎𝑣′ 𝑍. 𝛾′

dengan
σh’ = tekanan efektif arah horizontal
σv’ = tekanan efektif arah vertikal
z = kedalaman
𝛾’ = berat volume efektif
KO = 1 – sin ∅ (Jaky, 1944)
2. Tekanan tanah aktif dan tekanan tanah pasif

 Dari kanan bekerja tekanan tanah aktif


(Ea = ½.H2..Ka)
– bersifat mendorong dinding
– bekerja jika dinding bergerak
menjauhi tanah

 Dari kiri bekerja tekanan tanah pasif (Ep= ½.h2..Kp)


– Bersifat melawan tanah dorongan dinding
– Bekerja jika dinding bergerak menahan tanah
 Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya Ea dan Ep
– berat volume tanah ()
– sudut gesek intern ()
– sudut gesek antara dinding dan tanah ()
– kohesi tanah ‘c’
– kemiringan dinding dan muka tanah
– beban
TEORI RANKINE
 Teori Rankine (1857), dalam analisis tekanan tanah lateral menggunakan
asumsi
1. Tanah dalam kondisi kesetimbangan plastis (setiap elemen tanah dalam
kondisi tepat akan runtuh)
2. Tanah urug dibelakang dinding penahan tanah tak berkohesi ( c = 0)
3. Gesekan antara dinding DPT dan tanah urug diabaikan (𝛿= 0)

A. Tekanan tanah lateral pada tanah non kohesif (c = 0)

 Tanah urug dengan berat volume 𝛾 dan ketinggian H, maka tekanan tanah
aktif Ea total untuk dinding penahan tanah adalah
Ea = ½ H2. .Ka
Titik tangkap gaya yang bekerja terletak pada H/3 dari dasar dinding penahan
tanah.
 Alas diagram segi tiga tekanan tanah aktif
b = Ka. .H , dengan Ka = koefisien tekanan tanah aktif

1−sin 𝜑 𝜑
𝐾𝑎 = = 𝑡𝑎𝑛2 (450 − )
1+sin 𝜑 2
 Dengan cara yang sama, besarnya tekanan tanah pasif menurut Rankine,
merupakan diagram segi tiga dengan alas b = H..Kp
 Besarnya tekanan tanah pasif total = luas diagram segi tiga tekanan tanah pasif
Ep = ½.H2..Kp dengan titik tangkap gaya 1/3 H
dimana
 Apabila permukaan tanah urug miring
membentuk sudut  (0) maka koefisien
tekanan tanah aktif dinyatakan sbb :

dimana
 = sudut kemiringan permukaan tanah urug dibelakang DPT
𝜑 = sudut gesek dalam tanah

 Besarnya tekanan tanah aktif = luas diagram segi tiga


Ea = ½.H2. .Ka dgn alas b = H. . Ka
 Dengan cara yang sama besarnya tekanan tanah pasif menurut Rankine,
merupakan diagram segi tiga dengan alas
b = H. . Kp
Tekanan tanah pasif total = luas diagram segi tiga tekanan tanah pasif .
Ep = ½.H2. .Kp dengan titik tangkap gaya 1/3 H
Untuk permukaan tanah miring
B. Tekanan tanah lateral pada tanah kohesif c≠ 0
1. Tekanan tanah aktif

 Apabila tanah urug mempunyai kohesi, maka tekanan tanah


aktif
2. Tekanan tanah pasif

Apabila tanah urug mempunyai kohesi,maka tekanan tanah pasif


3. Tekanan tanah lateral akibat beban terbagi rata

 Misal tumpukan barang atau orang


pada suatu dermaga, berat lalu
lintas di jalan raya, dll

 Untuk lebar 1 m, berat segi tiga longsor ABC :

 Dari segi tiga ABC didapat


 Diagram tekanan tanah aktif total berupa trapesium gabungan dari
Ea1(segi tiga oleh tanah) dan Ea2 (segi 4 akibat beban terbagi rata).
4. Tekanan tanah lateral akibat beban garis

Diagram tekanan tanah aktif total seperti tergambar Ea1(segi tiga oleh tanah)
dan Ea2 (segi tiga akibat beban titik Q)
5. Tekanan tanah lateral akibat pengaruh muka air tanah

 Apabila MAT = MT
Tekanan tanah aktif yang bekerja pada dinding penahan tanah :
6. Dinding penahan tanah dengan muka air tanah tidak sama tinggi
 Berat jenis tanah (G) ; angka pori (e) ; kadar air (w) ;
𝝋1 = sudut gesek intenal tanah di atas m.a.t
𝝋 2 = sudut gesek intenal tanah di bawah m.a.t

 Tekanan tanah aktif yang bekerja :


Ea1 = akibat tekanan tanah di atas m.a.t
Ea2 = akibat beban terbagi merata ( tanah di atas m.a.t)
Ea3 = akibat tekanan tanah di bawah m.a.t
Ha = Tekanan hidrostatis yang mendorong DPT

 Tekanan tanah pasif


Ep1 = akibat tekanan tanah di atas m.a.t
Ep2 = akibat beban terbagi rata (tanah di atas m.a.t)
Ep3 = akibat tekanan tanah di bawah m.a.t
Hp = tekanan hidrostsatis yang menahan DPT
ANALISIS KONSTRUKSI PENAHAN TANAH

 Analisis konstruksi penahan tanah umumnya


digunakan untuk menentukan dimensi penahan tanah
agar stabil terhadap gaya-gaya yang bekerja
 Analisis stabilitas dilakukan secara eksternal dan
internal
 Dalam analisis stabilitas eksternal, konstruksi dianggap
sebagai satu kesatuan yang masif dalam melawan
gaya gaya yang bekerja. Tinjauan dilakukan terhadap
stabilitas guling, geser dan runtuhnya konstruksi akibat
daya dukung tanah terlampaui.
 Analisis stabilitas terhadap gaya-gaya internal yang
bekerja, umumnya berhubungan dengan kekuatan
struktur, yang dalam ini adalah pecahnya konstruksi
dan patahnya kaki dan tumit.
STABILITAS TERHADAP GAYA EKSTERNAL

 Keruntuhan akibat Momen guling akibat gaya aktif


bahaya guling
Ma = Ea .h
Momen guling akibat berat sendiri konstruksi
Mp = V.a

σ 𝑀𝑝
Tinjauan terhadap guling 𝑆𝐹 = σ
𝑀𝑎

SF ≥ 1,5 untuk tanah non kohesif


SF ≥ 2 untuk tanah kohesif
Keruntuhan terhadap bahaya geser

Dasar fondasi berupa tanah non kohesif

f = tan 𝜑 (dasar fondasi relatif kasar)


2
f = tan 3 𝜑 (dasar fondasi relatif halus)

Dasar fondasi berupa tanah kohesif

Dasar fondasi berupa tanah campuran


 Runtuhnya konstruksi akibat daya dukung tanah terlampaui

Anda mungkin juga menyukai