Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH PENGANTAR ILMU DAN INDUSTRI

PETERNAKAN
Ternak Ruminansia Besar (Sapi)

DOSEN PENGAMPU : DESI RATNASARI, S.Pt.,M.Si

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4

1. AZIM HENSA FAIRUZHA (12280115033)


2. AZIZ MIFTAHUR RIZKI (12280111513)
3. BOY ARWAN HARAHAP (12280113799)
4. FITRI (12280121268)
5. RICO AFINDO PUTRA (12280115153)
6. VYOLA DHEONI (12280121333)

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah ‫ جل جالله‬karena berkat rahmat dan
hidayah-Nyalah kita masih dapat mencicipi lezatnya iman dan manisnya ilmu
pengetahuan serta ditempatkannya kita diatas agamanya yang lurus ini.

Shalawat dan salam tak lupa pula kita kirimkan kepada arwah baginda alam
Rasulullah ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dengan mengucapkan “Allahumma shalli ‘ala Muhammad
wa ‘ala ‘ali Muhammad”.

Adapun makalah ini berjudul “Ternak Ruminansia Besar (Sapi)” yang Insya
Allah sangat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah pengetahuan. Terimakasih
juga kami ucapkan kepada Ibu pembimbing yang telah membimbing kami sehingga
tersusunlah makalah ini.
Besar harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam
menambah wawasan. Disisi lain kami juga menyadari dalam penulisan makalah ini
terdapat berbagai kekhilafan.

Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi
perbaikan dimasa yang akan datang.

Pekanbaru, 4 November 2022

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………i
DAFTAR ISI
………………………………………………………………………...ii
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………..1
A. Latar Belakang
………………………………………………………………..1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………….1
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………………
D. Manfaat
…………………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………
A. Taksonomi………………………………………………………………………
B. Sebaran Populasi……………………………………………………………….
C. Kebiasaan Hidup……………………………………………………………….
D. Kebutuhan pakan dan
Nutrisi…………………………………………………
E. Reproduksi……………………………………………………………………...
F. Tujuan Produksi………………………………………………………………..
G. Tata Laksana Pemeliharaan…………………………………………………..
H. Jenis dan Karakteristik sapi iklim tropis dan sub tropis……………………

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………..

A. Ksimpulan……………………………………………………………………..
B. Saran…………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Apa yang dimaksud ruminansia? Dilihat dari asalnya, kata “ruminansia” berasal
dari bahasa Yunani, yaitu kata ruminare yang berarti memamah kembali, mengunyah
makanan kembali. Ruminansia digunakan sebagai sebutan untuk hewan yang
mengunyah makananan hingga dua kali. Umumnya hewan tersebut adalah pemakan
tumbuhan. Pertama hewan tersebut mengunyah dan menelan pakan, kemudian
mengeluarkan makanan yang sudah setengah dicerna dari perutnya dan mengunyahnya
lagi. Dilihat dari sistem pencernaannya, lambung hewan-hewan ini tidak hanya
memiliki satu ruang (monogastrik) tetapi lebih dari satu ruang (poligastrik : berperut
banyak).

Hewan pemamah biak secara teknis dalam ilmu peternakan serta zoologi dikenal
sebagai ruminansia. Semua hewan yang termasuk sub-ordo ruminantia memamah
biak, seperti sapi, kerbau, kambing, domba, jerapah, bison, rusa, kancil.

Ternak ruminansia mempunyai keistimewaan yaitu memiliki lambung jamak


yang terdiri atas empat kompartemen atau ruang, yaitu rumen, retikulum, omasum,
dan abomasum. Adanya sistem pencernaan yang khas menyebabkan ternak tersebut
mampu mengubah pakan berkualitas relatif rendah, seperti jerami dan rumput menjadi
produk bergizi tinggi, seperti daging dan susu.

Ternak ruminansia termasuk ke dalam golongan hewan mamalia, yang


mempunyai ciri-ciri berikut:
1) Tubuh diselimuti rambut
2) Jantung terdiri dari 4 ruang yang terpisah
3) Bernafas dengan paru-paru
4) Suhu tubuh tetap
5) Menyusui anaknya
6) Janin tumbuh dan berkembang dalam tubuh

Kelompok ternak ruminansia yang sering dipelihara untuk diambil manfaat dan
jasanya, antara lain adalah sapi potong, sapi perah, kerbau, domba dan kambing.

B. Rumusan Masalah
1) Apa Itu Taksonomi?
2) Bagaimana Sebaran Populasi Ruminansia (SAPI)?
3) Bagaimana Kebiasaan Hidup Ruminansia (SAPI)?
4) Bagaimana Kebutuhan pakan dan Nutrisi Ruminansia (SAPI)?
5) Bagaimana Reproduksi Ruminansia (SAPI)?
6) Bagaimana Tujuan Produksi Ruminansia (SAPI)?
7) Bagaimana Tata Laksana Pemeliharaan Ruminansia (SAPI)?
8) Bagaimana Jenis dan Karakteristik sapi iklim tropis dan sub tropis

C. Tujuan Penulisan

1. Dapat memahami tentang Apa Itu Taksonomi.

2. Dapat memahami tentang Bagaimana Sebaran Populasi Ruminansia (SAPI).


3. Dapat memahami tentang Bagaimana Kebiasaan Hidup Ruminansia (SAPI).
4. Dapat memahami tentang Bagaimana Kebutuhan pakan dan Nutrisi
Ruminansia (SAPI).
5. Dapat memahami tentang Bagaimana Reproduksi Ruminansia (SAPI).
6. Dapat memahami tentang Bagaimana Tujuan Produksi Ruminansia (SAPI).
7. Dapat memahami tentang Bagaimana Tata Laksana Pemeliharaan
Ruminansia (SAPI).
8. Dapat memahami tentang Bagaimana Jenis dan Karakteristik sapi iklim tropis
dan sub tropis.

D. Manfaat
Agar dapat memberikan pemahaman, informasi, referensi serta menambah
wawasan kepada pembaca tentang Ternak Ruminansia Besar (Sapi).
BAB II
PEMBAHASAN

A. Taksonomi

Taksonomi adalah ilmu pengelompokan suatu hal berdasarkan hal tertentu.


Awalnya, taksonomi hanya mengacu pada kategorisasi makhluk hidup. Namun, dalam
pengertian yang lebih luas dan lebih umum, taksonomi juga bisa merujuk pada
kategorisasi benda atau konsep, serta prinsip-prinsip yang mendasari kategorisasi
tersebut. Awalnya, sapi diidentifikasi sebagai tiga spesies terpisah: Bos taurus (sapi
eropa), Bos indicus (zebu), dan Bos primigenius (aurochs) yang telah punah. Seiring
berjalannya waktu, ilmuwan mengalami perbedaan pendapat. Mereka menganggap
Bos taurus dan Bos indicus (keduanya adalah sapi domestik yang ada saat ini)
merupakan subspesies dalam spesies yang sama. Beberapa ilmuwan kemudian
berpendapat bahwa aurochs dan sapi domestik masih tergolong satu spesies. Sistem
Informasi Taksonomi Terpadu (ITIS) mengklasifikasikan sapi dalam spesies Bos
taurus yang terdiri atas tiga subspesies: Bos taurus primigenius, Bos taurus taurus, dan
Bos taurus indicus, yang juga diternakkan di Indonesia.

B. Sebaran Populasi

Gambar 0.1 Populasi Ternak Ruminansia Besar Tahun 2012-2016


Populasi ternak sapi potong tahun 2012-2016 mengalami peningkatan
rata-rata 1,13%. Sementara populasi sapi perah menurun sebesar 2,04%, dan
kerbau meningkat 0,32% Direktorat Jendral Peternakan dan kesehatan Hewan
(2016).
Perkembangan populasi sapi perah dari tahun ke tahun masih tergolong lambat.
Tahun 2015 tercatat populasi nasional 518 ribu ekor, tahun 2019 naik menjadi 561
ribu ekor , terjadi penambahan populasi sebanyak 42 ribu ekor atau kenaikan sebesar
8%.selama 5 tahun

Data menunjukkan, tidak semua provinsi di Indonesia memiliki sapi perah.


Berdasarkan data BPS dan Ditjen PKH (2019), hanya ada 30 provinsi yang memiliki
sapi perah dan hanya 24 provinsi yang menghasilkan susu sapi. Tiga provinsi sangat
mendominasi populasi sapi perah yaitu Jatim, Jateng dan Jabar dengan populasi di atas
100 ribu ekor. Provinsi lainnya populasinya di bawah 5.000 ekor. Bahkan ada yang
populasi sapi perahnya di bawah 10 ekor. Sulawesi Tengah sempat tercatat memiliki
10 ekor sapi perah, namun tahun 2018-2019 sudah nol ekor. Tidak jelas apakah
sapinya sudah diafkir atau bagaimana.

Dari total populasi 561 ribu ekor sapi perah (data tahun 2019), sebanyak 51%
populasi (287 ribu ekor) berada di Jatim, 25 % (139 ribu ekor) berada di Jateng dan
22% (121 ribu) berada di Jabar . Ini artinya 97% populasi sapi perah berada di 3
provinsi tersebut. Sisanya yang 3 persen menyebar di 27 provinsi.

C. Kebiasaan hidup

Anda mungkin juga menyukai