Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH SEBARAN DAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM

OLEH :

1. LALU ELINGGA PANDITA DARMA

2. BAIQ SYENLI VIRGINIA WINDI AR

3. RIYANTI

4. BAIQ AZIRA DIDATUN NATASYA

5. INDRA MARZUKI

6. WAHYU IMAM ZARKONI

SMA NEGERI 1 TERARA

2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warrahmatallahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kami nikmat kesehatan sehingga kami
bisa menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dimana makalah yang kami susun ini berjudul “Sebaran
dan Pengelolaan Sumber Daya Alam”

Selanjutnya kami hendak berterimakasih kepada Bapak Musmuliadi S.Pd selaku guru mata
pelajaran Geografi yang telah mengembankan tugas ini kepada kami, dimana tanpa adanya tugas ini
mungkin kami tidak dapat mengkaji mengenai Sebaran dan Pengelolaan Sumber Daya Alam secara lebih
mendalam.

Akhir kata, kami mohon maaf jika apa yang nantinya kami jabarkan dalam makalah ini memiliki
kekurangan-kekurangan yang sekiranya tidak memuaskan hati para pembacanya. Oleh karena itu, saran
dan kritik dari para pembaca sangat kami butuhkan untuk menyempurnakannya. Demikian yang
dapat kami sampaikan.

Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Terara, 03 Oktober 2022

Hormat kami,

Anggota Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................2

DAFTAR ISI................................................................................................................................3

BAB I. PENDAHULUAN...........................................................................................................4

1. Latar Belakang................................................................................................................4
2. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
3. Tujuan Masalah...............................................................................................................5

BAB II. PEMBAHASAN.............................................................................................................6

1. pengertian Sumber Daya Alam........................................................................................6


2. potensi dan sebaran sumber daya kehutanan...................................................................6
3. pengelolaan sumber daya kehutanan yang berkelanjutan.................................................9
4. potensi dan sebaran sumber daya barang tambang........................................................11
5. kegiatan pertambangan yang berkelanjutan...................................................................14
6. potensi dan sebaran sumber daya kelautan....................................................................15
7. pengelolaan sumber daya kelautan yang berkelanjutan.................................................18
8. potensi dan sebaran sumber daya pariwisata..................................................................19
9. analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL)........................................................20
10. pemanfaatan sumber daya alam dengan prinsip prinsip pembangunan berkelanjutan. . .21

BAB III. PENUTUP...................................................................................................................23

1. Kesimpulan....................................................................................................................23
2. Saran..............................................................................................................................23
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai salah satu negara yang luas di dunia, Indonesia tidak hanya memilikiwilayah daratan dan
perairan yang luas tetapi juga kaya dengan sumber dayaalam. Hutan tropis yang luasnya diperkirakan
mencapai 144 juta hektar sangatkaya dengan ribuan jenis burung, ratusan jenis mamalia dan puluhan ribu
jenistumbuhan. Perairan yang luas menjadi tempat bagi perkembangan populasi ikandan hasil perairan
lainnya. Demikian pula dengan buminya yang mengandungdeposit berbagai jenis mineral dalam jumlah
yang tidak sedikit.

Bentang alam yang ada di muka bumi ini memiliki karakteristik yang sangat beragam, dari segala
bentuk bentangan alam di muka bumi ini, dan salah satu komponennya adalah sumber daya alam (SDA).
Kata “sumber daya” sendiri merupakan nilai potensi suatu materi dalam kehidupan, yang berarti jika
sumber daya alam berarti nilai potensi suatu materi dalam kehidupan yang berasal dari alam. Atau dapat
didefinisikan juga sebagai nilai kekayaan yang terdapat di alam untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia.

Sumber daya alam adalah semua sesuatu yang bersumber dari alam yang bisa dimanfaatkan guna
memenuhi kebutuhan serta keberlangsungan hidup manusia. Sumber daya alam (SDA) adalah segala
bahan atau zat contohnya mineral, hutan, air, serta tanah subur yang ada di alam dan bisa dipakai untuk
keuntungan ekonomi untuk manusia. Alam Sudah menyediakan bermacam sumber kehidupan untuk
manusia, contohnya; makanan, minuman, dan kebutuhan lainnya. Dengan kata lain, SDA ialah kekayaan
alam (biotik dan abiotik) yang bisa dimanfaatkan guna memenuhi kebutuhan serta kesejahteraan hidup
manusia.

Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) merupakan suatu hal yang sangat pentingdibicarakan dan
dikaji dalam kerangka pelaksanaan pembangunan nasional kita.Dengan potensi sumber daya alam yang
berlimpah sesungguhnya kita dapatmelaksanakan proses pembangunan bangsa ini secara berkelanjutan
tanpa harusdibayangi rasa cemas dan takut akan kekurangan modal bagi pelaksanaanpembangunan
tersebut. Pemanfaatan secara optimal kekayaan sumber dayaalam ini akan mampu membawa
kesejahteraan dan kemakmuran bagi seluruhbangsa Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1) Apa itu Sumber Daya Alam?
2) Apakah potensi dan sebaran sumber daya kehutanan?
3) Bagaimanakah pengelolaan sumber daya kehutanan yang berkelanjutan?
4) Apakah potensi dan sebaran sumber daya barang tambang?
5) Apa sajakah kegiatan pertambangan yang berkelanjutan?
6) Apakah potensi dan sebaran sumber daya kelautan?
7) Bagaimanakah pengelolaan sumber daya kelautan yang berkelanjutan?
8) Apakah potensi dan sebaran sumber daya pariwisata?
9) Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL)
10) Apakah pemanfaatan sumber daya alam dengan prinsip prinsip pembangunan berkelanjutan?

C. Tujuan Masalah
1) Untuk mengetahui pengertian Sumber Daya Alam
2) Untuk mengetahui potensi dan sebaran sumber daya kehutanan
3) Untuk mengetahui pengelolaan sumber daya kehutanan yang berkelanjutan
4) Untuk mengetahui potensi dan sebaran sumber daya barang tambang
5) Untuk mengetahui kegiatan pertambangan yang berkelanjutan
6) Untuk mengetahui potensi dan sebaran sumber daya kelautan
7) Untuk mengetahui pengelolaan sumber daya kelautan yang berkelanjutan
8) Untuk mengetahui potensi dan sebaran sumber daya pariwisata
9) Untuk menganalisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL)
10) Untuk mengetahui pemanfaatan sumber daya alam dengan prinsip prinsip pembangunan
berkelanjutan
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Sumber Daya Alam

Sumber daya alam adalah semua sesuatu yang bersumber dari alam yang bisa dimanfaatkan
guna memenuhi kebutuhan serta keberlangsungan hidup manusia. Sumber daya alam (SDA) adalah
segala bahan atau zat contohnya mineral, hutan, air, serta tanah subur yang ada di alam dan bisa dipakai
untuk keuntungan ekonomi untuk manusia. Alam Sudah menyediakan bermacam sumber kehidupan
untuk manusia, contohnya; makanan, minuman, dan kebutuhan lainnya. Dengan kata lain, SDA ialah
kekayaan alam (biotik dan abiotik) yang bisa dimanfaatkan guna memenuhi kebutuhan serta
kesejahteraan hidup manusia.

Menurut J.A. Katili (1983), pengertian sumber daya alam adalah semua unsur tata lingkungan
biofisik yang nyata atau potensial dapat memenuhi kebutuhan manusia.

Menurut Soerianegara (1977), pengertian sumber daya adalah unsur-unsur lingkungan alam, baik
fisik maupun hayati yang dibutuhkan manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna meningkatkan
kesejahteraan hidup.

Menurut Valentine Jackson Chapman (1969), pengertian SDA adalah hasil penilaian manusia
terhadap unsur-unsur lingkungan hidup yang diperlukannya, yakni persediaan total (total stock), sumber
daya (resources) dan cadangan (reserve).

Menurut Walter Isard (1972), pengertian sumber daya alam adalah keadaan lingkungan dan
bahan-bahan mentah yang digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan dan memperbaiki
kesejahteraannya.

Menurut KBBI, pengertian sumber daya alam adalah potensi alam yang dapat dikembangkan
untuk proses produksi.

2. Potensi dan sebaran sumber daya kehutanan

Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya alamnya salah satunya
kehutanan. Kondisi geografis yang berada di garis khatulistiwa menjadikan Indonesia rumah yang tepat
bagi tumbuhnya berbagai jenis flora dan pohon-pohon besar. Maka tak heran jika Indonesia dijuluki paru-
paru dunia karena sektor kehutanan inilah yang menjadi penghasil oksigen terbesar bagi makhluk hidup.
Kehutanan atau hutan adalah suatu wilayah yang ditumbuhi berbagai tumbuhan homogen dan
heterogen. Dimana, hutan homogen memiliki ciri khas tersendiri, yaitu memiliki satu flora yang
mendominasi hutan tersebut. contohnya adalah hutan musim dan mangrove. Berbeda dengan hutan
homogen, hutan heterogen memiliki ragam jenis flora salah satu contohnya adalah hujan tropis. Peran
kehutanan bagi bumi ini sangat penting, dimana hutan menjadi pondasi penjaga ekosistem dan penopang
elemen kehidupan di bumi.

Bicara mengenai potensi dan penyebaran sumber daya kehutanan, ada beberapa peran penting
dari hutan yang memiliki fungsi sebagai berikut :

1. Fungsi Ekonomis : Hutan memiliki manfaat ekonomi sebagai penghasil kayu alam dan hasil hutan
lainnya, misalnya rotan, kayu ulin, kayu gaharu dan kayu cendana.

2. Fungsi Klimatogis : Hutan disini berperan sebagai penjaga keseimbangan suhu, pola iklim,
kelembapan, dan tingkat curah hujan.

3. Fungsi Edafik : Fungsi ini menunjukan hutan sebagai penjaga kesuburan tanah. Dedaunan yang telah
gugur dapat diubah menjadi pupuk alami dan menyuburkan tanah.

4. Fungsi Hidrologis : Disini hutan sebagai penjaga keseimbangan dan keadaan air tanah. Air dari hujan
yang masuk ke dalam tanah akan diserap oleh akar-akar tanaman dan menjadi cadangan air tanah.

5. Fungsi Konservasi : Fungsi konservasi dapat diartikan hutan sebagai penjaga kelestarian alam.
Penebangan hutan secara terus menerus dapat menghasilkan dampak negative dan berskala besar terhadap
makhluk hidup di bumi.

Selain fungsi tersebut hutan memiliki fungsi lain yang dilihatkan berdasarkan jenis hutannya,
fungsi tersebut antara lain :

1. Hutan Produksi. Hutan produksi adalah hutan yang terbentuk secara alami ataupun dibuat secara
sengaja agar hasilnya dapat dimanfaatkan. Misalnya, produksi getah atau kayu. Pohon yang menghasilkan
getah dapat dimanfaatkan dan dijual kepada pabrik-pabrik yang membutuhkan getah.

2. Hutan Lindung. Hutan lindung adalah hutan yang dipelihara kelestariannya dari kepunahan. Pada
umumnya, hutan ini memiliki flora atau fauna yang hampir punah, sehingga sengaja dilindungi
kelestariannya. Hutan ini juga dapat mencegah beberapa bencana alam seperti tanah longsor yang
disebabkan oleh erosi dan banjir.
3. Hutan Penyangga. Hutan penyangga adalah hutan yang digunakan sebagai wilayah penghubung antara
hutan produksi dan hutan lindung. Di satu sisi hutan penyangga dimanfaatkan sebagai sarana pelindung
tapi dapat sekaligus dimanfaatkan sebagai hutan produksi.

4. Hutan Suaka Alam. Hutan suaka adalah hutan yang berfungsi sebagai tempat pemeliharaan flora dan
fauna. Hutan suaka alam tidak dapat digunakan sebagai hutan produksi meskipun pada akhirnya flora dan
fauna yang terdapat di dalamnya berlimpah.

5. Hutan Wisata. Hutan wisata merupakan hutan alami atau hutan buatan yang dikondisikan sedemikian
rupa sehingga dapat sesuai sebagai sarana jelajah alam maupun rekreasi bagi manusia.

Di Indonesia sendiri sebenarnya masih banyak wilayah yang memiliki daerah kehutanan yang
luas, seperti di Kalimantan, Papua, maupun Sumatera. Namun tidak dipungkiri, hutan-hutan di Indonesia
terus berkurang dikarenakan adanya penebangan liar (illegal logging). Illegal logging menyebabkan suatu
ekosistem mati dan membutuhkan waktu yang lama untuk menghidupkan kembali.

Sumberdaya Kehutanan Indonesia memiliki Potensi dan Persebaran sebagai berikut:

1. Potensi Sumber Daya Kehutanan

a. Kayu

Hutan di Indonesia memiliki tumbuhan yang beraneka ragam, terutama pohon. Secara
keseluruhan, di Indonesia memiliki sekitar 400 jenis tumbuhan, 250 – 300 jenis di antaranya adalah
tumbuhan berbunga, yang merupakan 10 % dari seluruh tumbuhan berbunga di dunia. Lebih dari 250
jenis kayu tersebut merupakan kayu dengan nilai ekonomis yang cukup tinggi.
b. Non Kayu

Kayu merupakan hasil utama hutan di Indonesia, tetapi ada juga Sumberdaya Kehutanan lain dari
hutan yang tak kalah bermanfaat. Beberapa hasil hutan non kayu yang bernilai ekonomi adalah madu,
buah-buahan, jamur, damar, rotan, sagu, sutarea, kapur barus, kemenyan, gambir, kulit pohon bakau,
gondorukem, bambu, suaka alam, minyak kayu putih, dan lain sebagainya.

2. Persebaran sumber daya kehutanan

3. pengelolaan sumber daya kehutanan yang berkelanjutan

a. Pentingnya Pengelolaan Sumber Daya Hutan yang Berkelanjutan

Dengan melihat betapa pentingnya kelestarian sumber daya hutan bagi kehidupan manusia dan
lingkungan, demikian juga betapa besar bencana yang ditimbulkan akibat kerusakan pada sumber daya
hutan seperti banjir, tanah longsor, erosi, pendangkalan sungai, rusaknya ekosistem hutan, hilangnya
spesies-spesies penting baik flora maupun fauna, terganggunya iklim mikro, pemanasan global dan lain-
lainnya maka perlu dilakukan upaya pengelolaan sumberdaya hutan yang baik, benar dan berkelanjutan.
Tujuan pengelolaan sumber daya hutan yang berkelanjutan ini adalah untuk menjaga kelestarian sumber
daya hutan dan kelestarian lingkungan untuk kepentingan hidup manusia saat sekarang dan generasi yang
akan datang. Sumber daya hutan merupakan sumber daya alam yang sangat erat keterkaitannya dengan
lingkungan hidup, baik secara fisik maupun sosial budaya. Kerusakan sumber daya hutan dapat
berdampak pada kerusakan iklim, kerusakan sungai dan kerusakan lingkungan hidup manusia. Oleh
karena itu dalam pengelolaan sumber daya hutan tidak terlepas dari pengelolaan sumber daya alam secara
komprehensif dan berkelanjutan. Pengelolaan sumber daya hutan yang berkelanjutan harus
mempertimbangkan berbagai aspek yaitu aspek ekonomi, sosial budaya dan lingkungan, agar pengelolaan
sumber daya hutan yang berkelanjutan tersebut dapat dilakukan dan berhasil dalam mewujudkan
kelestarian sumber daya hutan dan meningkatkan kesejahteraan manusia.

b. Pengendalian Pemanfaatan Sumber Daya Hutan yang Berkelanjutan

Pengelolaan sumber daya hutan yang berkelanjutan menganut prinsip memanfaatkan sumber daya
hutan secara rasional dan bijaksana. Menurut Asdak (2001) untuk tercapai pemanfaatan sumber daya
alam (termasuk juga sumber daya hutan) yang berkelanjutan diperlukan landasan berfikir sebagai berikut:

- Pertimbangan ekonomi dan ekologi harus selaras, karena prinsip pengelolaan harus
mengusahakan tercapainya kesejahteraan masyarakat dengan mempertahankan kelestarian sumber daya
alam.
- Pengelolaan sumber daya alam mencakup masalah ekploitasi dan pembinaan dengan tujuan
mengusahakan agar penurunan daya produksi sumber daya alam sebagai akibat eksploitasi diimbangi
dengan tindakan konservasi dan pembinaan, dengan demikian manfaat maksimal sumber daya alam dapat
diperoleh secara berkelanjutan.
- Untuk mencegah benturan kepentingan antara sektor-sektor yang memanfaatkan sumber daya
alam perlu diupayakan pendekatan multidisiplin dalam bentuk integrasi usaha pengelolaan, khususnya
integrasi dalam masalah tataguna lahan dan perencanaan wilayah.
- Pengelolaan sumber daya alam yang diharapkan berkelanjutan tersebut mencakup aktivitas
inventarisasi, perencanaan, implementasi, dan pengawasan.
- mempertimbangkan sumber daya alam dan lingkungan hidup merupakan ekosistem yang
bersifat kompleks, maka diperlukan metode inventarisasi dan perencanaan yang terpadu serta organisasi
pelaksana (kelembagaan) dan pengawasan yang terkoordinasi dengan baik.

Untuk menjaga kelestarian sumber daya hutan, maka dalam pemanfaatannya perlu dikendalikan.
Hal ini dimaksudkan agar dalam pemanfaatan sumber daya hutan tidak hanya mementingkan aspek
keuntungan ekonomi saja tetapi harus mempertimbangkan aspek kelestarian sumber daya hutan tersebut,
agar tidak terjadi kerusakan ekosistem hutan. Menurut Soemarwoto (1990), hutan adalah sumber daya,
karena itu sudahlah wajar untuk memanfaatkan hutan bagi pembangunan, asalkan pemanfaatan itu
dilakukan secara terlanjutkan. Seperti telah diketahui bahwa hutan yang dewasa ada dalam keseimbangan
dinamik. Jika dilakukan penebangan dengan cara yang benar, misalnya dengan tebang pilih yang
mengikuti aturan, kerusakan yang terjadi adalah minimum. Pohon di tempat yang ditebang itu dipacu
untuk tumbuh, sementara itu kayu yang ditebang diolah menjadi bahan jadi. Jika bahan jadi ini besifat
awet, terakumulasilah biomassa kayu atau bahan lain yang awet, misalnya bahan bangunan dan mebel
serta kertas dalam bentuk buku yang tersimpan dalam perpustakaan. Dalam bahan itu terkandung karbon.
Jadi karbon pun terakumulasi, makin awet bahan tersebut, makin banyak terjadi akumulasi. Dengan
adanya akumulasi karbon dalam bahan awet itu, sebenarnya CO2 telah dipindahkan dari udara ke bahan
itu, sehingga dengan akumulasi itu kadar CO2 udara menurun. Oleh karena itu jika penebangan terawasi
dengan baik dan para pengusaha penebangan mempunyai kesadaran untuk melakukan penebangan secara
terlanjutkan, penebangan itu tidaklah merugikan, melainkan justru menguntungkan dalam usaha menjaga
kelestarian lingkungan hidup. Dengan demikian untuk menjaga kelestarian sumber daya hutan maka
harus diupayakan pemanfaatan hutan dengan tebang pilih dan penanaman hutan kembali. Tindakan yang
dapat dilakukan dalam pengendalian pemanfaatan sumber daya hutan adalah konservasi. Menurut
Suparmoko (1997), konservasi adalah suatu tindakan untuk mencegah pengurasan sumber daya alam
dengan cara pengambilan yang tidak berlebihan sehingga dalam jangka panjang sumber daya alam tetap
tersedia. Tindakan-tindakan konservasi dapat berupa: Pertama melakukan perencanaan terhadap
pengambilan sumber daya alam; kedua mengusahakan eksploitasi sumberdaya alam secara efisien; ketiga
mengembangkan sumber daya alternatif; keempat menggunakan unsur-unsur teknologi yang sesuai dalam
mengeksploitasi sumber daya alam dan kelima mengurangi, membatasi dan mengatasi pencemaran
lingkungan.

4. potensi dan sebaran sumber daya barang tambang

Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya dalam sumber daya alamnya, salah satunya
pertambangan. Dimana, Indonesia memiliki banyak cadangan mineral tambang dan hampir semua
provinsi memiliki barang tambang dengan berbagai kegunaan. Namun, banyaknya potensi sumber daya
alam di sektor pertambangan ini akan menjadi sia-sia jika tidak dikelola dengan baik dan bijak. Menurut
undang-undang nomor 11 tahun 1967 tentang pertambangan, Barang Tambang atau bahan galian,
memiliki tiga macam golongan diantaranya :

1. Barang Tambang Golongan A. Barang tambang golongan A atau strategis. Bahan galian yang memiliki
peran penting dalam memenuhi kebutuhan negara. Ada beberapa bahan tambang yang termasuk ke dalam
golongan A, antara lain :

a. Minyak bumi. Minyak bumi merupakan salah satu sumber daya alam yang tidak dapat
diperbarui sehingga persediaan dari minyak bumi sangat terbatas dan dapat habis jika tidak digunakan
dengan hemat. Setiap pulau di Indonesia seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, Nusa Tenggara, Maluku,
dan Papua memiliki beberapa cadangan minyak bumi.
b. Gas Bumi. Ini umumnya dapat dijumpai di tambang minyak. Indonesia merupakan salah satu
negara yang bertindak sebagai produsen gas terbesar di dunia. Cadangan gas terbesar di Indonesia berada
di Musi (Sumatera Selatan), Teluk Bintuni (Papua Barat), Balongan (Jawa Barat), Bontang (Kalimantan
Timur), Natuna (Kepulauan Riau), Arun (Aceh), Dumai (Riau), dan Balikpapan.

c. Batu Bara. Dibandingkan dengan minyak dan gas bumi, batu bara lebih murah sebagai bahan
bakar, selain itu tidak terpengaruh dengan kondisi cuaca. Indonesia memiliki sumber batubara yang
sangat banyak terutama di Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Sumatera.

d. Nikel. Nikel dimanfaatkan sebagai paduan logam. Di Indonesia pusat pengolahan nikel terletak
di Pomala Sulawesi Tenggara dan dipegang oleh PT. Aneka Tambang yang terletak di Soroako Sulawesi
Selatan.

e. Timah Putih. Timah putih mempunyai struktur yang tidak terlalu keras dengan warna putih
keperakan. Timah putih memiliki sifat konduktivitas terhadap panas dan listrik yang tinggi. Sumber timah
terbesar di Indonesia sebanyak 60% di pulau Bangka.

2. Barang Tambang Golongan B. Barang tambang golongan B atau vital merupakan bahan galian yang
memiliki peran penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara dan dimanfaatkan oleh negara
maupun penduduknya. Ada beberapa barang tambang golongan B antara lain :

a. Emas. Emas merupakan salah satu logam mulia yang digemari oleh masyarakat. Emas terkenal
sebagai perhiasan, cendera mata, dan sebagai cadangan devisa negara. Persebaran emas di Indonesia
berada hampir di setiap pulau-pulau besar.

b. Perak. Perak mempunyai tekstur yang lunak sehingga mudah dibentuk, dicetak, ditarik. Perak
juga mampu mengaliri listrik dan susah untuk dioksidasi. Di Indonesia perak dapat didapatkan di daerah
Riau dan Banten.

c. Platina. Platina merupakan salah satu bahan tambang yang memiliki karakteristik tertentu yaitu
mudah ditempa, memiliki warna keperakan hingga abu kehitaman, sulit dicairkan, tidak mudah berkarat,
dan dapat diregangkan. Di Indonesia bijih platina banyak dijumpai di Kalimantan Selatan dan Riau.

d. Intan. Intan memiliki satu unsur yaitu karbon (C). Intan Indonesia merupakan yang paling berat
dan keras dibandingkan dengan negara lain. intan akan bergerak sendiri ke permukaan bumi dikarenakan
adanya pergerakan tektonik ataupun pengangkatan lapisan bumi. Penyebarannya intan banyak ditemui di
pulau Kalimantan, dan Riau.
e. Belerang. Belerang merupakan mineral yang terbentuk dari proses vulkanisme. Fungsi belerang
dalam memenuhi kebutuhan manusia, sebagai bahan industry (karet, cat, ban, pertenunan, pupuk, besi
baja).

f. Besi. Besi merupakan logam terbanyak kedua setelah aluminium. Bijih besi dapat ditemukan
disekitar daerah magmatic dan sedimentasi. Di Indonesia sendiri besi dapat ditemukan di Bangka,
Bengkulu, Flores, Jambi, pulau Jawa, Kalimantan, Aceh, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sumatera
Barat, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara.

g. Tembaga. Tembaga terbuat dari larutan hydrothermal dan merupakan konduktor panas yang
baik. Cadangan terbesar tembaga di Indonesia terletak di Papua.

h. Bauksit. Bauksit merupakan material aluminium terbentuk dari aluminium hidroksida.

3. Barang Tambang Golongan C. Barang tambang golongan C adalah bahan galian yang dimanfaatkan
oleh masyarakat dan tidak termasuk bahan galian strategis maupun vital. Ada beberapa barang tambang
golongan C antara lain :

a. Pasir Vulkanik, Batu Andesit, dan Batu Basalt. Ketiganya merupakan barang tambang yang
berasal dari letusan gunung merapi. Ketiga barang tambang ini dapat ditemukan di sepanjang jalur
gunung api yang masih aktif.

b. Obsidian. Ini merupakan batu kaca yang terbuat dari lahar yang terlalu cepat mongering. Batu
ini memiliki beragam warna dan dapat ditemukan di beberapa gunung api berumur kuarter dan pleistosen.

c. Batu Granit. Batu granit terbentuk jauh di dalam bumi sehingga dapat dikategorikan sebagai
batuan beku dalam. Di Indonesia batu granit banyak ditemukan di Bengkulu, Jambi, Kalimantan Barat,
Kalimantan Selatan, Kepulauan Riau, Aceh, Riau, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, Sumatera Utara.

d. Marmer. Persebarannya di Indonesia ada di Bengkulu, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan


Selatan, Riau, Aceh, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.

e. Kaolin. Ini merupakan batuan dari penggabungan antara mineral lempung dan kandungan besi
yang rendah. Kaolin tersebar di Bali, Bangka, Belitung, Jawa, Kalimantan, Maluku, Aceh, NTB, Sulawesi
Tengah, dan Sumatera Utara.

f. Fosfat. Ini merupakan batu yang mempunyai bentuk yang bervariasi mulai dari butiran sampai
dengan bongkahan dan juga memiliki beragam warna. Di Indonesia fosfat banyak dijumpai di pulau
Jawa, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Aceh, Papua, Sulawesi Tenggara, Sumatera Utara.
f. Gipsum. Gipsum dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia seperti Aceh, pulau Jawa,
Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, NTB, NTT, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Selatan.

g. Mangan. Ini merupakan bahan galian yang terbuat dari proses hydrothermal. Persebarannya di
Indonesia yaitu Bengkulu, pulau Jawa, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Maluku, Aceh, Sumbawa,
Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sumatera Utara, Sumatera Barat.

h. Zeolite. Zeolite mempunyai fungsi mendukung pertanian, peternakan, perikanan, lingkungan


dan industry. Sumber zeolite di Indonesia ada di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTT,
Yogyakarta.

i. Pasir Kuarsa/ pasir putih. Pasir Kuarsa/ pasir putih memiliki berbagai macam fungsi di dalam
pengindustrian. Persebaran di Indonesia ada di Bangka, Jambi, pulau Jawa, Kalimantan Barat,
Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Riau, Aceh, Papua, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, Sumatera
Utara.

5. kegiatan pertambangan yang berkelanjutan

Manusia menggunakan bahan tambang dan mineral utuk memenuhi kebutuhannya. Pada saat ini
kebutuhan bahan tambang dan mineral meningkat dengan pesat seiring dengan perkembangan industri.
Peningkatan permintaan itu menimbulkan banyak akibat terhadap kehidupan dan lingkungan. Setiap
akibat yang timbul dari pertambangan menjadi tantangan bagi pengelola untuk segera mengatasi akibat
negatif yang kemungkinan terjadi selama dan setelah proses produksi pertambangan. Sekitar tahun 2002
progam PBB untuk lingkungan menyampaikan tentang pembangunan berkelanjutan itu merujuk pada
pembangunan harus diintegrasikan dengan keseimbangan sosial, ekonomi dan lingkungan.

Efisiensi merupakan isu penting dalam kegiatan pertambangan berkelanjutan dengan tetap
memperhatikan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. Hal ini punya tujuan agar semua elemen
masyarakat yang berkepentingan bisa memperoleh manfaat dari kegiatan pertambangan termasuk
didalamnya adalah masyarakat disekitar lahan pertambangan. Meningkatkan kepercayaan terhadap tata
kelola pertambangan dengan melakukan manajemen yang baik, pengelolaan resiko dan peningkatan nama
baik perusahaan.

Dalam melakukan kegiatan pertambangan diperlukan komitmen perusahaan untuk menjamin


diterapkannya nilai-nilai keberlanjutan. Manajemen yang baik adalah melibatkan semua pihak dalam
mengambil keputusan terhadap pelaksanaan pertambangan yang bertanggung jawab dan rendah resiko
lingkungan. Dalam hal ini manajemen perusahaan tambang yang berkelanjutan dapat menghasilkan
manfaat dan potensi sebagai berikut :

- Adanya efisiensi biaya pengembangan proyek, hal ini terjadi karena adanya kerjasama yang baik
dari semua elemen pertambangan sehingga perizinan menjadi lebih mudah dan lebih singkat.
- Mudah mendapatkan investor baru. Dengan potensi keuntungan yang lebih baik karena
penerimaan sosial terhadap kegiatan pertambangan bisa berjalan dengan baik.
- Mudah memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas. Dukungan masyarakat sekitar akan
memberikan SDM yang berkualitas dan SDM yang menjaga area pertambangan karena ada rasa
saling memiliki. Selain itu SDM profesional akan juga ikut bergabung karena manajemen yang
baik.
- Adanya perencanaan (planning) dan pengawasan yang baik dalam melaksanakan manajemen.
Sistem kendali mutu seperti ISO 9001 dan ISO 14000 bisa diterapkan dengan baik.
- Dengan adanya manajemen yang baik dalam keselamatan kerja, kesehatan kerja, pemakaian
energi, dan SDA akan meningkatkan efisiensi operasional perusahaan.
- Nama baik perusahaan meningkat karena rendahnya resiko kerugian.
- Sumber daya mineral muda diperoleh dan tingkat keberhasilan tinggi.

Seorang ahli bernama Egger memberikan pendapat tentang prinsip pembangunan pertambangan
yang berkelanjutan, yaitu :

- Memberikan manfaat ketika proses produksi tambang sampai pada berakhirnya kegiatan
tambang. Jadi kegiatan pertambangan tidak memberikan kerugian tapi memberikan keuntungan
yang tetap bagi masyarakat dan lingkungan.
- Adanya pembagian keuntungan yang adil kepada semua pihak yang terlibat dalam kegiatan
pertambangan. Misalnya untuk perusahaan, masyarakat sekitar, masyarakat umum dan negara.
Dan ada sebagian keuntungan untuk kegiatan melestarikan lingkungan.
- Ada efisiensi dalam kegiatan pertambangan.
- Memberikan fasilitas, peralatan dan teknologi untuk digunakan dalam kegiatan pertambangan
yang berkelanjutan.

6. potensi dan sebaran sumber daya kelautan

Sumber daya Kelautan. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki sekitar
17.508 pulau, dan garis pantai sepanjang 99.093 km (data dari Badan Informasi Geospasial), yang
disatukan oleh laut seluas 5,8 juta km2, dengan wilayah daratan seluas 1.860.359,67 km2. Potensi dan
Persebaran Sumberdaya Kelautan Indonesia sebagai berikut:

Potensi kelautan

- Perikanan Tangkap

Perikanan tangkap potensi Indonesia sangat melimpah sehingga dapat diharapkan menjadi sektor
unggulan perekonomian nasional. Untuk itu potensi tersebut harus dimanfaatkan secara optimal dan
lestari, Tugas ini merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan pemilik usaha
guna meningkatkan pendapatan masyarakat dan penerimaan negara yang mengarah pada kesejahteraan
rakyat.

Potensi lestari sumber daya ikan laut Indonesia sebesar 6,5 juta ton per tahun tersebar di perairan
wilayah Indonesia dan perairan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) yang terbagi dalam sembilan
wilayah perairan utama Indonesia. Dari seluruh potensi sumber daya tersebut, guna menjaga
keberlanjutan stok ikan jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB) sebesar 5,12 juta ton per tahun.

- Mangrove

Hutan mangrove yang masih baik hingga saat ini sekitar 3.7160 hektar, sedangkan yang lainnya
rusak atau dalam keadaan sedang. Hal tersebut dipaparkan pada saat workshop pengembangan Ekowisata
untuk Mendukung Konservasi Mangrove di Banyuwangi, Jawa Timur tahun 2012
(Nationalgeographic.co.id). Berdasarkan data tahun 1999-2005 menunjukkan bahwa hutan bakau telah
berkurang sebanyak 5,58 juta hektar atau sekitar 64% dari luas hutan mangrove seluruhnya yang
seharusnya 8,6 juta hektar.

Luas terbesar hutan mangrove ada di Papua yaitu 3,6 juta hektar, sedangkan Kalimantan sekitr
165 ribu hektar. Sumatera 417 ribu hektar. Sulawesi 53 ribu hektar, Jawa 34,4 ribu hektar, Bali dan Nusa
Tenggara 3,67 hektar. Perkembangan hutan mangrove dipengaruhi oleh air laut (pasang), air tawar
sebagai sumber makanannnya, serta endapan (sedimentasi) lumpur yang substratnya berasal dari erosi
daerah hulu.

- Budidaya Laut

Potensi besar perikanan untuk Budidaya ini menjadi sebuah peluang untuk para industri
pengolahan perikanan, salah satunya adalah industri pengalengan ikan sarden. Peningkatan volume dan
nilai produksi dari komoditas seperti sarden ini menjadi angin segar bagi para investor atau pembeli asing
untuk mendapatkan kualitas ikan sarden yang baik dan berkualitas.

Nilai produksi untuk setiap komoditas unggulan perikanan budidaya dari tahun 2010-2016
mengalami kenaikan, terdiri dari: (1) Udang mengalami kenaikan rata-rata per tahun sebesar 14,03%; (2)
Kerapu mengalami kenaikan rata-rata per tahun sebesar 9,61%; (3) Bandeng mengalami kenaikan rata-
rata per tahun sebesar 10,45%; (4) Patin mengalami kenaikan rata-rata per tahun sebesar 30,73%; (5) Nila
mengalami kenaikan rata-rata per tahun sebesar 19,03%; (6) Ikan Mas mengalami kenaikan rata-rata per
tahun sebesar 14,44%; (7) Lele mengalami kenaikan rata-rata per tahun sebesar 26,43%; (8) Gurame
mengalami kenaikan rata-rata per tahun sebesar 17,70%; dan (9) Rumput Laut mengalami kenaikan rata-
rata per tahun sebesar 27,72%.

- Terumbu Karang

Keanekaragaman hayati terumbu karang sebagai potensi sumber daya laut di Indonesia juga yang
tertinggi di dunia. Di dalamnya terdapat 2.500 jenis ikan, 1.500 jenis moluska, 1.500 jenis udang-
udangan, dan 590 jenis karang. Terumbu karang akan tumbuh dengan baik pada suhu perairan laut antara
21-29 derajat Celcius.

- Tambak Garam

Potensi lahan tambak garam di Indonesia diperkirakan 34.000 ha, tetapi hanya sekitar 20.000 ha
(60 %) yang telah dimanfaatkan untuk produksi garam

- Energi Laut

Energi laut ini diperoleh dari gelombang laut, pasang surut, Oceanic Thermal Energy Conversion
(OTEC), dan angin. Sumber energi yang dapat dihasilkan adalah sumber energi listrik yang dapat
dimanatkan dalam kehidupan sehari-hari. OTEC juga menghasilkan hydrogen, lithium dan energi lainnya
yang sangat beranfaat bagi kehidupan manusia.
7. pengelolaan sumber daya kelautan yang berkelanjutan

Secara umum, sasaran pembangunan yang ingin dicapai adalah mulai membaiknyasistem
pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup. Sasaran yang akan dicapai dalam pembangunan
kelautan adalah:

a. Menurunnya kegiatan ilegal dan merusak di wilayah laut dan pesisir;


b. Meningkatnya kualitas pengelolaan eksosistem pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil secara terpadu,
lestari, dan berbasis masyarakat;
c. Meningkat dan berkembangnya kawasan konservasi laut, antara lain melalui pengembangan
daerah perlindungan laut;
d. Terwujudnya ekosistem laut dan pesisir yang bersih, sehat, dan produktif;
e. Terintegrasinya pembangunan laut, pesisir, dan daratan dalam satu kesatuan pengembangan
wilayah;
f. Berkembangnya riset dan teknologi di bidang kelautan;
g. Percepatan penyelesaian batas laut dengan negara tetangga, terutama Singapura, Malaysia, Timor
Leste, Papua New Guinea, dan Filipina; dan
h. Meningkatnya upaya mitigasi bencana alam laut dalam rangka melindungi keselamatan
masyarakat yang bekerja di laut dan penduduk yang tinggal di wilayah pesisir dan pulau-pulau
kecil

Untuk mencapai sasaran sebagaimana disebutkan di atas, arah kebijakan pembangunan


diutamakan untuk mengarusutamakan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan ke seluruh bidang
pembangunan. Pembangunan kelautan diarahkan untuk:

a. Mengelola dan mendayagunakan potensi sumber daya laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil secara
lestari berbasis masyarakat;
b. Memperkuat pengendalian dan pengawasan dalam pemanfaatan sumber daya kelautan dan
perikanan;
c. Meningkatkan upaya konservasi laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil serta merehabilitasi
ekosistem yang rusak, seperti terumbu karang, mangrove, padang lamun, dan estuaria.
d. Mengendalikan pencemaran dan perusakan lingkungan hidup di wilayah pesisir, laut,perairan
tawar (danau, situ, perairan umum), dan pulau-pulau kecil;
e. Menjalin kerjasama regional dan internasional dalam rangka penyelesaian batas laut dengan
negara tetangga;
f. Mengembangkan upaya mitigasi lingkungan laut dan pesisir dalam rangka peningkatkan
perlindungan keselamatan bekerja dan meminimalkan resiko terhadap bencana alam laut bagi
masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil;
g. Mendorong kemitraan dalam rangka meningkatkan peran aktif masyarakat dan swasta dalam
pengelolaan sumber daya laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil.

8. potensi dan sebaran sumber daya pariwisata

Potensi wisata adalah sumberdaya alam yang beraneka ragam, dari aspek fisik dan hayati, serta kekayaan
budaya manusia yang dapat dikembangkan untuk pariwisata. Sumberdaya wisata dapat diartikan sebagai
unsur-unsur lingkungan alam atau yang telah diubah oleh manusia yang dapat memenuhi keinginan
wisatawan). Hal yang membuat suatu wisata menjadi tujuan utama wisatawan karena atraksi yang
dipertunjukkan dan kondisi daerah tujuan wisata itu sendiri.

Potensi dan Persebaran Wisata Indonesia

- Wisata Pantai

Indonesia merupakan negara kepulauan sehingga banyak dijumpai pantai yang indah di setiap
pulaunya. Panjang garis pantai Indonesia tercatat sekitar 81.290 km menyebabkan Indonesia menjadi
negara bergaris pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada. Hal tersebut menyebabkan hampir
seluruh provinsi di Indonesia dijumpai objek wisata pantai. Contoh obyek wisata pantai Indonesia yaitu:
Pantai Indrayanti, Pantai Baron, Pantai Krakal (Gunung Kidul, Yogyakarta), Pantai Maimol (Alor, NTT),
Pantai Pink (Pulau Komodo), dan laninnya

- Wisata Danau
Danau merupakan salah satu bentukan alam yang menakjubkan, baik dari segi proses
terbentuknya maupun keindahan alam sekitarnya. Danau di Indonesia ada 2 jenis yaitu danau alami dan
danau buatan, keduanya menawarkan keindahan dan wisata air yang berbeda-beda. Hal tersebut
menyebabkan banyak wisatawan yang tertarik untuk berkunjung melihat dan menikmati keindahan alam
danau. Contoh obyek wisata danau yaitu: Danau Toba (Sumatera Utara), Danau Kelimutu (Flores, NTT),
Danau Labuan Cermin (Biduk-Biduk, Kalimantan Timur), Danau Maninjau (Agam, Sumatera Barat),
obyek wisata Waduk Cirata, Waduk Jatiluhur (Purwakarta, Jawa Barat) dan sebagainya.

- Wisata Taman Nasional

Saat ini terdapat 50 taman nasional di Indonesia yang pengelolaannya di bawah Departemen
Kehutanan Republik Indonesia. Enam diantaranya, ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia (World
Heritage Sites). Hal tersebut menyebabkan Indonesia kaya akan flora dan fauna. Seperti Taman Nasional
Tanjung Puting sebagai habitat Orangutan, Pulau Komodo yang hanya ada satu di dunia, dan Taman
Nasional Loretz yang memiliki keistimewaan es tropis abadi. Di taman nasional ini banyak terdapat satwa
langka, seperti badak bercula satu di Ujung Kulon, gajah di Way Kambas, tarsius di Tangkoko
Batuangus, dan Harimau di bukit barisan selatan. Selain taman nasional, juga terdapat taman laut.

- Wisata Gunung

Obyek wisata yang dapat dijumpai pada daerah gunung atau pegunungan yaitu wisata air terjun,
bumi perkemahan, tempat camping, daerah kawah gunung, daerah sumber air panas, dan daerah aliran
sungai. Obyek wisata kawah gunung di Indonesia meliputi Gunung Bromo, Tangkuban Parahu, dan
Papandayan. Gunung juga biasa dijadikan sebagai sarana pendakian untuk wisata minat khusus.

- Wisata Taman Laut

Taman Laut adalah suatu daerah laut yang ditetapkan sebagai tempat pelestarian sumberdaya laut.
Di daerah tersebut diatur zona-zona untuk mengatur kegiatan yang dapat dan tidak dapat dilakukan,
misalnya pelarangan kegiatan seperti penambangan minyak dan gas bumi, perlindungan ikan, biota laut
lain dan ekologinya untuk menjamin perlindungan yang lebih baik. Taman Laut yang terkenal di
Indonesia antara lain Bunaken di Sulawesi Utara, Wakatobi di Sulawesi Tenggara, dan Raja Ampat di
Papua Barat.

9. analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL)

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) diperkenalkan pertama kali oleh National
Environmental Policy Act di Amerika Serikat pada tahun 1969. Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL)
menurut UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan PP No. 27/1999
tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, merupakan kajian mengenai dampak besar dan
penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi
proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) diperkenalkan pertama kali oleh National
Environmental Policy Act di Amerika Serikat pada tahun 1969. Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL)
menurut UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan PP No. 27/1999
tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, merupakan kajian mengenai dampak besar dan
penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi
proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.

Dalam Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999, disebutkan bahwa AMDAL adalah kajian
mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilan keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.

Berdasarkan peraturan diatas, maka AMDAL dapat didefinisikan sebagai kajian mengenai
dampak besar dan penting suatu usaha dan atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha/kegiatan

10. pemanfaatan sumber daya alam dengan prinsip prinsip pembangunan berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan dapat diartikan sebagai pembangunan yang dilakukan berdasarkan


pada prinsip-prinsip pembangunan jangka panjang dan juga memperhatikan aspek keberlanjutan. Dalam
proses pembangunan berkelanjutan harus diperhatikan aspek kelestarian lingkungan. Tujuannya adalah
agar kualitas lingkungan dapat selalu terjaga.

Ciri-ciri pembangunan berkelanjutan secara umum:

- menjamin terciptanya pemerataan dan keadilan;


- menghargai keanekaraman hayati;
- menggunakan pendekatan berbasis integratif;
- menerapkan perspektif jangka panjang.

Pemanfaatan sumber daya alam sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan adalah
pemanfaatan sumber daya alam harus mengutamakan prinsip optimal dan prinsip lestari, berikut ini
penjelasannya:
- Prinsip Optimal

Optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam adalah pemanfaatan sumber daya alam yang
dilakukan dengan cara mengambil kekayaan alam dengan memaksimalkan keuntungan dan mengurangi
resiko akan kerugian, memperhatikan keberlanjutan sumber daya alam tersebut dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan rakyat dan negara. Pemanfaatan sumber daya alam harus dilakukan dengan tujuan
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekarang dan juga mempertimbangkan kebutuhan generasi yang
akan datang.

- Prinsip Lestari

Prinsip lestari adalah segala usaha yang dilakukan untuk menjaga keberadaan sumber daya alam
tetap ada baik ditinjau dari sifat dan juga bentuknya. Pemanfaatan sumber daya alam harus
mempertimbangkan kelestarian dan juga kualitas lingkungan. Contoh pemanfaatan sumber daya alam
dengan prinsip lestari ini antara lain menggunakan pupuk alami atau organik, menggunakan pestisida
sesuai dengan kebutuhan, menggunakan jala untuk menangkap ikan, dan sebagainya.
BAB III.

PENUTUP

1. Kesimpulan

Sumber daya alam adalah semua sesuatu yang bersumber dari alam yang bisa dimanfaatkan guna
memenuhi kebutuhan serta keberlangsungan hidup manusia. Sumber daya alam (SDA) adalah segala
bahan atau zat contohnya mineral, hutan, air, serta tanah subur yang ada di alam dan bisa dipakai untuk
keuntungan ekonomi untuk manusia. Alam Sudah menyediakan bermacam sumber kehidupan untuk
manusia, contohnya; makanan, minuman, dan kebutuhan lainnya. Dengan kata lain, SDA ialah kekayaan
alam (biotik dan abiotik) yang bisa dimanfaatkan guna memenuhi kebutuhan serta kesejahteraan hidup
manusia.

Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) merupakan suatu hal yang sangat pentingdibicarakan dan
dikaji dalam kerangka pelaksanaan pembangunan nasional kita.Dengan potensi sumber daya alam yang
berlimpah sesungguhnya kita dapatmelaksanakan proses pembangunan bangsa ini secara berkelanjutan
tanpa harusdibayangi rasa cemas dan takut akan kekurangan modal bagi pelaksanaanpembangunan
tersebut. Pemanfaatan secara optimal kekayaan sumber dayaalam ini akan mampu membawa
kesejahteraan dan kemakmuran bagi seluruhbangsa Indonesia.

2. Saran

1) Sebelum memanfaatkan Sumber Daya Alam di lingkungan sekitar kita, cobalah


untukmemikirkan dan melakukan cara melestarikannya, agar Sumber Daya Alam yang adatetap lestari.
2) Hindari penebangan pohon yang berlebihan karena akan berdampak pada bencana banjir dan
kekurangan air.
3) Segera lakukan upaya kerjasama dengan pihak di daerah yang menangani pelestarianlingkungan
apabila ada masalah.

Anda mungkin juga menyukai