Anda di halaman 1dari 145

SKRIPSI

PENGARUH GREEN BANKING DAN SUSTAINABILITY REPORT


TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEKTOR
PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
TAHUN 2015-2019

AULIA FEBRIANA

A1C016015

PROGRAM STUDI SARJANA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MATARAM

2020
PENGARUH GREEN BANKING DAN SUSTAINABILITY REPORT
TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEKTOR
PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
TAHUN 2015-2019

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Pada Program Studi Sarjana (S-1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Mataram

Oleh:

AULIA FEBRIANA

A1C 016 015

PROGRAM STUDI SARJANA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MATARAM

2020

i
SKRIPSI
PENGARUH GREEN BANKING DAN SUSTAINABILITY REPORT
TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEKTOR
PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
TAHUN 2015-2019

OLEH

Nama : AULIA FEBRIANA

NIM : A1C016015

Jurusan : AKUNTANSI

Setelah membaca naskah skripsi ini dengan seksama, maka menurut pertimbangan
kami telah memenuhi syarat untuk diuji.

Mengetahui:

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Bambang, SE., M.Ak.,Ak . Nurabiah, SE.,MMSI.


NIP. 197504112003121002 NIP. 198002122008122001

ii
Telah diuji pada

Tanggal 28 September 2020

TIM PENGUJI SKRIPSI

Ketua : Bambang, SE., M.Ak.,Ak . ( )


NIP. 197504112003121002

Anggota :

1. Nurabiah, SE.,MMSI. ( )
NIP. 198002122008122001

2. Dr. Lilik Handajani, SE.,MSA.,Ak. ( )


NIP. 197206251999032001

iii
Judul Skripsi : PENGARUH GREEN BANKING DAN SUSTAINABILITY
REPORT TERHADAP KINERJA KEUANGAN
PERUSAHAAN SEKTOR PERBANKAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
TAHUN 2015-2019
Nama Mahasiswa : AULIA FEBRIANA

Nomor Mahasiswa : A1C 016 015

Jurusan : AKUNTANSI

Menyetujui,

iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi


dengan judul : PENGARUH GREEN BANKING DAN SUSTAINABILITY
REPORT TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEKTOR
PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
TAHUN 2015-2019. Dan diajukan untuk diuji pada tanggal 29 Mei 2020, adalah
hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi
ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil
dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol
yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang
saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian
atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru atau yang saya ambil dari tulisan
orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak,
dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil
tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan
tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil dari pemikiran
saya sendiri, berarti gelar, dan ijazah yang diberikan oleh Universitas batal saya
terima.

Mataram, 5 Oktober 2020


Yang Memberi Pernyataan,

Aulia Febriana
NIM, A1C016015

v
Kata Pengantar

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur saya panjatkan

kepada Allah SWT. Karena dengan limpahan Rahmat dan karuniaNya sehingga

saya dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi ini. Shalawat serta salam juga tak

lupa saya curahkan kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW beserta

keluarga dan para sahabatnya yang telah mengajarkan umat manusia tentang ilmu

pengetahuan yang baik dan benar.

Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua yang saya

sayangi dan banggakan, Bapak Nursidin dan Ibu Husne atas segala perhatian, doa

dan motivasi yang diberikan untuk menyelesaikan skripsi ini. Saya juga ingin

berterima kasih kepada berbagai pihak yang turut memberikan sumbangan pikiran

guna penyelesaian skripsi, dan turut membantu baik secara langsung maupun

tidak langsung, yaitu:

1. Rektor Universitas Mataram, Prof. Dr. H. Lalu Husni, SH., M.Hum atas

kesempatan, waktu, dan izin yang diberikan untuk menempuh studi pada

Program studi sarjana (S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Mataram.

2. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Mataram, Bapak Dr. Muaidy Yasin,

MS atas kesempatan yang diberikan untuk menempuh studi pada program

studi sarjana (S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram.

3. Ketua Jurusan Program studi sarjana (S1) Akuntansi Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Mataram, Ibu Baiq Anggun Hilendri L, SE., M.Si.,

vi
Ak.atas kesempatan yang diberikan untuk menempuh studi pada program

studi sarjana (S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram.

4. Terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Bambang, SE., M.Ak.,Ak.

selaku Pembimbing Utama, atas waktu yang diberikan untuk bimbingan,

masukan-masukan serta saran yang diberikan sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

5. Kepada Ibu Nurabiah, SE.,MMSI. selaku Pembimbing Pendamping, saya

ucapkan terima kasih atas bimbingan, kritikan, saran, masukan, kesabaran

dan juga dorongan untuk secepatnya menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh Bapak dan Ibu dosen di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Mataram atas semua ilmu, pengetahuan serta kenangan

yang telah diberikan khususnya bapak Drs. H. Alamsyah, M.Ak., Ak.

selaku Dosen Pembimbing Akademik.

7. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Mataram atas bantuannya selama masa perkuliahan.

8. Seluruh keluarga besar saya yang tersayang, khususnya Ibu Husne, Bapak

Nursidin, adek Septia Wulan Dari dan Aura Rasti yang telah banyak

membantu dalam segala hal, terima kasih atas pengorbanan baik materil

maupun non materil, perhatian, kesabaran, dukungansumbangan tenaga,

doa, saran, dan motivasi sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

9. Sahabat-sahabat saya yang luar biasa Anggita Julia Mahmud, Amelia

Diastri Ningrum, Aulia Latifatul Afifah, Aisha Rusma Azizah, dan Amalia

Primadini yang selalu ada untuk memberikan motivasi, semangat, doa, dan

vii
dukungan yang luar biasa selama ini. Terima kasih untuk semua waktu dan

rasa kebersamaannya semoga kita semua bisa sukses bersama.

10. Buat saudari tersayang saya Anggita Julmud yang selalu ada buat saya

baik suka maupun duka. Terimakasih untuk semuanya baik pengalaman

hidup, pengalaman di BEM, segala motivasi, candaan, curhatan,

tumpangan, dan semoga kita bisa menjadi orang yang sukses bisa meraih

setiap impian-impian kita.

11. Teman-teman seperjuanganku di kampus biru ini yaitu Kelas A Akuntansi

Reguler Pagi Angkatan 2016.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang sangat

membantu dan memberikan motivasi kepada peneliti.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk

itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak

untuk menyempurnakan penulisan ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan

manfaat bagi semua pihak dan dapat menjadi sumber bagi penulisan karya ilmiah

di masa mendatang.

Mataram, 5 Oktober 2020

Penulis

viii
PENGARUH GREEN BANKING DAN SUSTAINABILITY REPORT
TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEKTOR
PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
TAHUN 2015-2019

Aulia Febriana
Jurusan S1 Akuntansi
auliafebriana1@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh green


banking dan sustainability report terhadap kinerja keuangan perusahaan sektor
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesi tahun 2015-2019. Penelitian ini
merupakan penelitian asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini
menggunakan data sekunder berupa laporan tahunan (anuual report) dan laporan
keberlanjutan (sustainability report) pada perusahaan sektor perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun pengamatan 2015-2019. Populasi
dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 10 sampel
perusahaan yang diperoleh berdasarkan metode purposive sampling, sehingga
didapatkan jumlah observasi sebanyak 50 perusahaan observasi selama lima tahun
penelitian. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linier berganda.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa operasional harian green banking,
kebijakan green banking, dan dimensi ekonomi dalam sustainability report
berpengaruh terhadap kinerja keuangan, sedangkan dimensi lingkungan dan
dimensi sosial dalam sustainability report tidak berpengaruh terhadap kinerja
keuangan.

Kata Kunci : green banking, sustainability report, kinerja keuangan, return on


asset

ix
THE EFFECT OF GREEN BANKING AND SUSTAINABILITY REPORT
ON THE FINANCIAL PERFORMANCE OF BANKING SECTOR
COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE (IDX) 2015-
2019

Aulia Febriana
Jurusan S1 Akuntansi
auliafebriana1@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the effect of green banking and
sustainability reports on the financial performance of banking sector companies
listed on the Indonesian Stock Exchange in 2015-2019. This study is an
associative research with a quantitative approach. This study uses secondary data
in the form of annual reports and sustainability reports of banking sector
companies listed on the Indonesia Stock Exchange during the 2015-2019. The
population in this study are banking sector companies listed on the Indonesia
Stock Exchange. The sample used in this study consisted of 10 company samples,
which were obtained based on the purposive sampling method. Thus, this study
obtained 50 observation units during the five years of the study periods. The
results of this study based on multiple linear regression analysisindicate that the
daily operations of green banking, green banking policies, and the economic
dimension in the sustainability report have an effect on financial performance,
while the environmental and social dimensions in the sustainability report have no
effect on financial performance.

Keywords: green banking, sustainabilityreport, financial performance, return on


assets

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
PRASYARAT GELAR ................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ ii
PENETAPAN TIM PENGUJI SKRIPSI ......................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.......................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
ABSTRAK ..................................................................................................... ix
ABSTRACT ..................................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 12
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 12
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 13
1.4.1 Manfaat Teoritis ...................................................................... 13
1.4.2 Manfaat Praktis........................................................................ 13
1.4.3 Manfaat Kebijakan .................................................................. 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA


2.1 Landasan Teori ................................................................................... 15
2.1.1 Teori Stakeholder (Stakeholder Theory) ........................................ 15
2.1.2 Kinerja Keuangan .......................................................................... 17
2.1.3 Green Banking .............................................................................. 21
2.1.4 Operasional Harian Green Banking ............................................... 25
2.1.5 Kebijakan Green Banking.............................................................. 26
2.1.6 Sustainability Report ..................................................................... 29
2.2 Penelitian Terdahulu ........................................................................... 36
2.3 Rerangka Konseptual dan Pengembangan Hipotesis ........................... 44

xi
2.3.1 Rerangka Konseptual .............................................................. 44
2.3.2 Pengembangan Hipotesis ........................................................ 46
2.3.2.1 Operasional Harian Green Banking dan Kinerja
Keuangan........................................................................... 46
2.3.2.2 Kebijakan Green Banking dan Kinerja Keuangan............... 48
2.3.2.3 Dimensi Ekonomi Dalam Sustainability Report dan Kinerja
Keuangan........................................................................... 50
2.3.2.4 Dimensi Lingkungan Dalam Sustainability Report dan Kinerja
Keuangan........................................................................... 51
2.3.2.5 Dimensi Sosial Dalam Sustainability Report dan Kinerja
Keuangan........................................................................... 53

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ................................................................................... 55


3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 55
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian .......................................................... 55
3.4 Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 57
3.5 Definisi dan Pengukuran Variabel ...................................................... 57
3.5.1 Variabel Indepeden ................................................................. 57
3.5.1.1 Green Banking .................................................................... 57
3.5.1.2 Sustainability Report ........................................................... 63
3.5.2 Variabel Dependen ................................................................. 65
3.6 Prosedur Analisis Data ..................................................................... 66
3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif..................................................... 66
3.6.2 Uji Asumsi Klasik ................................................................... 66
3.6.2.1 Uji Normalitas Residual ........................................................ 66
3.6.2.2 Uji Multikolinearitas ............................................................. 67
3.6.2.3 Uji Heterokedastisitas ........................................................... 67
3.6.2.4 Uji Autokorelasi ................................................................... 67
3.6.3 Analisis Regresi ...................................................................... 68
3.6.4 Uji Hipotesis ........................................................................... 69
3.6.4.1 Koefisien Determinasi (𝑅2 ) ................................................. 69
3.6.4.2 Ui Signifikan Simultan (Uji Statistik F) ............................... 70
3.6.4.3 Uji Parameter Individual (Uji Statistik t) ............................. 71

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ..................................................... 72


4.2 Analisis Statistik Deskriptif ................................................................. 76
4.3 Uji Asumsi Klasik ............................................................................... 81

xii
4.3.1 Uji Normalitas ......................................................................... 81
4.3.2 Uji Multikolinearitas ................................................................ 82
4.3.3 Uji Heteroskedastisitas ............................................................ 83
4.3.4 Uji Autokorelasi ...................................................................... 85
4.4 Pengujian Hipotesis ........................................................................... 87
4.4.1 Analisis Regresi Linier Berganda ............................................. 87
4.5 Uji Kelayakan Model ........................................................................ 89
4.5.1 Koefisien Determinasi (𝑅2 ) ..................................................... 89
4.5.2 Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F) .................................. 91
4.5.3 Uji Parameter Individual (Uji Statistik t) .................................. 92
4.6 Interpretasi Hasil Penelitian ............................................................... 94
4.6.1 Pengaruh Operasional Harian Green Banking Terhadap Kinerja
Keuangan ................................................................................ 94
4.6.2 Pengaruh Kebijakan Green Banking Terhadap Kinerja
Keuangan .................................................................................. 96
4.6.3 Pengaruh Dimensi Ekonomi Dalam Sustainability Report Terhadap
Kinerja Keuangan ..................................................................... 98
4.6.4 Pengaruh Dimensi Lingkungan Dalam Sustainability Report
Terhadap Kinerja Keuangan ...................................................... 100
4.6.5 Pengaruh Dimensi Sosial Dalam Sustainability Report Terhadap
Kinerja Keuangan ..................................................................... 103

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 106


5.2 Implikasi Penelitian ............................................................................. 107
5.3 Keterbatasan dan Saran ....................................................................... 109

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 111


LAMPIRAN ................................................................................................... 115

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Indikator Kinerja Keuangan Penelitian Terdahulu .......................... 18

Tabel 2.2 Indikator Green Banking Penelitian Terdahulu ............................... 23

Tabel 2.3 Indikator Sustainability Report Penelitian Terdahulu ...................... 34

Tabel 3.1 Penarikan Sampel Penelitian .......................................................... 56

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Deskriptive Statistics ......... 77

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas ....................................................................... 82

Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolonieritas ............................................................. 82

Tabel 4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas .......................................................... 84

Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas .......................................................... 85

Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi .................................................................... 86

Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi .................................................................... 87

Tabel 4.8 Hasil Analsis Regresi Linier Berganda ........................................... 88

Tabel 4.9 Koefisien Determinasi (𝑅2 ) ............................................................ 90

Tabel 4.10 Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F) ........................................ 91

Tabel 4.11 Hasil Uji Parameter Individual (Uji Statistik t) .............................. 92

Tabel 4.12 Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis .................................................... 94

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Penelitian Terdahulu ........................................................... 43

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual.................................................................. 46

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Item-item Pengungkapan Green Banking ................................... 116

Lampiran 2. Standar GRI (Global Reporting Initiative) .................................. 117

Lampiran 3. Data Sampel Penelitian .............................................................. 121

Lampiran 4. Data Uji Statistik Deskriptif ....................................................... 122

Lampiran 5. Hasil Uji Normalitas .................................................................. 122

Lampiran 6. Hasil Uji Multikolonieritas ......................................................... 123

Lampiran 7. Hasil Uji Heteroskedastisitas Pertama ........................................ 123

Lampiran 8. Hasil Uji Heteroskedastisitas Kedua ........................................... 123

Lampiran 9. Hasil Uji Autokorelasi Pertama .................................................. 124

Lampiran 10. Hasil Uji Autokorelasi Kedua .................................................... 124

Lampiran 11. Hasil Analsis Regresi Linier Berganda ...................................... 124

Lampiran 12. Hasil Uj Koefisien Determinasi (𝑅2 ) ......................................... 125

Lampiran 13. Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)........................... 125

Lampiran 14. Hasil Uji Parameter Individual (Uji Statistik t) .......................... 125

Lampiran 15. Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis ........................................ 126

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perbankan nasional merupakan salah satu bagian vital dalam

perekonomian Indonesia (Responsi Bank Indonesia, 2014). Secara simultan,

kegiatan ekonomi dan perbankan saling menopang untuk terus tumbuh. Kegiatan

ekonomi yang bertumbuh pesat dan tidak terkontrol sering kali menyebabkan

persoalan-persoalan sosial dan lingkungan hidup. Walaupun penggunaan energi,

air, dan sumber daya alam lainnya dalam kegiatan perbankan tidak sebanyak

penggunaan oleh sektor-sektor lain, seperti pertambangan dan industri

pengolahan. Namun demikian, perbankan tidak lantas dilepaskan dari persoalan

meningkatnya degradasi lingkungan hidup dalam memberikan pinjaman atau

pembiayaan kepada nasabahnya, bank dapat menjadi pemicu bagi kegiatan-

kegiatan yang berdampak pada lingkungan.

Di sinilah peran bank dalam pelaksanaan pembangunan ditampilkan, agar

terciptanya pembangunan yang berkelanjutan yaitu pembangunan yang tetap

memperhatikan hari esok, maka bank harus menjadi lebih selektif dalam

menyalurkan berbagai macam kredit. Apabila tidak dilakukan dengan selektif

maka bisa saja penyaluran kredit yang dilakukan oleh bank membuat semakin

rusaknya lingkungan akibat ulah debitur yang mendapatkan pinjaman dana tidak

memiliki tanggung jawab terhadap kegiatan usaha yang berpotensi merusak

lingkungan akibat kegiatan usaha yang dilakukan oleh debitur (Kurniawan, 2015).

1
Beberapa tahun terakhir banyak kasus yang menyebabkan turunnya

kualitas lingkungan hidup. Salah satu contoh akibat kerusakan lingkungan yaitu

pemanasan global (global warming) yang berdampak pada perubahan iklim

(climate change). Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC)

menyebutkan bahwa suhu rata-rata global meningkat setiap tahunnya, temperatur

rata-rata global naik sebesar 0.74°C selama abad ke-20, dimana pemanasan lebih

dirasakan pada daerah daratan daripada lautan. Hal yang diperhatikan dunia akhir-

akhir ini adalah meningkatnya emisi CO² yang merupakan penyebab utama

perubahan iklim secara drastis. Kecemasan ini mendorong munculnya inisiatif

yang bertajuk green. Inisiatif ini mendorong pemerintah untuk membentuk

kebijakan terkait persoalan-persoalan lingkungan. Inisiatif green juga merupakan

salah satu bentuk Company Social Responsibility (CSR), terkait dengan dampak

operasi dari perusahaan-perusahaan terhadap lingkungannya.

Akibat dari dampak buruk yang ditimbulkan oleh aktivitas perusahaan,

menyebabkan masyarakat menuntut perusahaan untuk peduli terhadap lingkungan

sekitarnya. Seiring adanya tuntutan dari masyarakat terhadap perusahaan untuk

memberikan tanggung jawab sosial, perusahaan mengembangkan konsep 3P yang

diperkenalkan oleh Elkington (1988), yaitu People, Planet and Profit atau disebut

dengan konsep Triple Bottom-Line. Konsep tersebut merupakan cerminan dari

istilah yang dikenal berbagai perusahaan di dunia yaitu Sustainability.

Sustainability memiliki makna tersendiri bagi perusahaan, yaitu kemampuan

perusahaan untuk bertahan hidup selama mungkin atau disebut dengan Long-Life

Company.

2
Perbankan dapat meminimalisir dampak negatif pada lingkungan yang

berasal dari kegiatan usaha baik yang diberi pinjaman kredit atau pun usaha yang

didanai bank dengan membentuk kebijakan dan menyusun acuan mengenai

penilaian kelayakan kegiatan usaha yang akan didanai terkait potensi dampaknya

terhadap lingkungan. Upaya tersebut diharapkan dapat membantu perbankan

dalam operasionalnya yang memiliki konsep green yakni mempertimbangkan

dampak pada lingkungan. Kemudian perbankan juga harus dapat meningkatkan

kesadaran pentingnya konsep green, dan keberlanjutan lingkungan hidup dalam

strategi planning mereka (Ratnasari, dkk; 2017).

Sebagian besar perusahaan di Indonesia saat ini masih berfokus pada

pengungkapan laporan keuangan yang berkaitan dengan kinerja keuangan saja.

Menurut Burhan dan Rahmati (2012), keadaan bisnis saat ini membuat

stakeholder ingin mengetahui kinerja perusahaan bukan hanya dari kinerja

keuangan saja, tetapi dari kinerja non keuangan juga seperti pada aspek ekonomi,

lingkungan, dan sosial. Menurut Nofianto dan Agustina (2014), investor akan

berminat untuk menjadi pemberi dana dan konsumen akan menjadi pengguna

produk suatu perusahaan apabila perusahaan tersebut memberikan pengaruh besar

dalam usaha peningkatan ekonomi mikro maupun makro. Tentunya perusahaan

akan dapat meningkatkan modal dan kegiatan operasinya dari dukungan para

investor sehingga perusahaan akan memiliki kinerja keuangan yang baik dan

mampu untuk terus hidup dan bertahan.

Sebagai suatu lembaga keuangan, kinerja bank merupakan faktor yang

sangat penting, untuk itu manajemen bank harus mampu mengelola kinerja bank

3
dengan sangat baik. Kinerja bank merupakan gambaran prestasi baik atau buruk

suatu bank baik dari aspek keuangan, manajemen, penghimpun dan penyaluran

dana, maupun sumber daya manusianya. Melihat peran perbankan yang sangat

strategis, maka kesehatan dan stabilitas perbankan menjadi suatu yang sangat

vital. Kesehatan bank digunakan untuk tolak ukur bagi manajemen bank dalam

hal menilai kinerja suatu bank terutama kinerja keuangan pada bank tersebut serta

tolak ukur untuk menetapkan arah pembinaan dan pengembangan bank, baik

secara individual maupun perbankan secara keseluruhan (Putri, 2016).

Evaluasi kinerja keuangan dapat dilakukan dengan menggunakan analisis

laporan keuangan yaitu dengan analisis rasio keuangan. Rasio keuangan yang

banyak digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan adalah rasio

likuiditas, rasio aktifitas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas (Putra, 2012).

Dalam penelitian ini menggunakan rasio profitabilitas dengan proyeksi return on

assets karena rasio ini memberi gambaran kepada investor bahwa kemampuan

manajemen dapat diandalkan untuk menarik keuntungan dari aset dan proyek

yang akan dipilihnya. ROA juga memberikan garis pandang yang baik ke margin

bersih dan perputaran aset.

Kinerja keuangan perusahaan yang baik akan menempatkan perusahaan

pada posisi mapan dan sehat secara finansial. Perusahaan yang telah mapan secara

finansial akan mempunyai sumber dana lebih untuk memperkuat dukungan dari

stakeholder. Dukungan stakeholder dapat diperoleh dengan menyelaraskan tujuan

perusahaan dengan nilai sosial masyarakat dan mampu meyakinkan bahwa

perusahaan berperan dalam meningkatkan ekonomi, hubungan sosial, dan

4
menjaga lingkungan yang tidak semata-mata hanya fokus pada pencapaian laba

(profit) tetapi juga memberikan perhatian pada aspek lingkungan (planet) dan

masyarakat (people) agar mampu menjaga keberlanjutan dalam jangka panjang.

Perusahaan dapat mewujudkannya dengan menjalankan usaha bisnis yang ramah

lingkungan, sehingga perlu melakukan pengelolaan risiko lingkungan dan sosial

yang disebut green banking dan melakukan pengungkapan seluruh aktivitas

ekonomi, lingkungan, dan sosial yang telah dan akan dilakukan, pengungkapan ini

dapat dituangkan di dalam sustainability report. Sehingga kinerja keuangan

diharapkan dapat meningkatkan pelaksanaan dan pengungkapan tanggung jawab

sosial perusahaan terlebih dalam sustainability report.

Menurut penelitian yang dilakukan Hossain & Kalince (2014), ada 6

faktor yang mempengaruhi profitabilitas perbankan, yakni green banking, loan

and advance (LOAN), Investment (INV), deposits and other accounts (DEPO),

paidup capital (PAID) dan Bank’s performance (PAT). Peneliti hanya memilih

faktor green banking dan menambah dengan faktor sustainability report yang

akan diuji pengaruhnya terhadap kinerja keuangan perbankan. Hal yang

mendasari peneliti memfokuskan variabel tersebut dikarenakan antara green

banking dan pelaporan sustainability report sama-sama bertujuan mewujudkan

pembangunan berkelanjutan yang tidak hanya memperhatikan keuntungan (profit)

tetapi juga memperhatikan dampak lingkungan dan sosial. Dimana hal tersebut

kemungkinan akan mempengaruhi kinerja keuangan perbankan tersebut.

Faktor pertama green banking, merupakan upaya perbankan untuk

mengutamakan keberlanjutan dalam melakukan penyaluran kredit atau kegiatan

5
operasionalnya (Responsi Bank Indonesia, 2014). Penerapan green banking pada

perbankan diharapkan dapat mengubah daily activity bank yang awalnya based on

paper menjadi lebih paperless, hal ini dapat dikaitkan dengan bahan utama kertas

yang berasal dari kayu sehingga diharapkan dapat mengurangi penebangan hutan.

Aktivitas operasional perbankan yang lebih berbasis paperless dapat dilakukan

dengan cara memanfaatkan kemajuan teknologi dan internet yang ada seperti

sekarang ini (Ratnasari, dkk 2017). Perbankan sebagai lembaga yang ikut serta

memperhatikan kelestarian lingkungan, hal ini sesuai dengan prinsip

pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan sebagaimana termaktub

dalam UUD 1945. Penerapan prinsip tersebut dalam perbankan dikenal dengan

istilahh Green Banking yang penerapannya secara implisit tertuang dalam PBI

No.8/21/PBI/2006 dan surat edaran Bank Indonesia No.8/22/DPbS.

Kerjasama bank dan para stakeholder-nya diperlukan dalam implementasi

green banking sehingga akan memberikan kontribusi yang nyata dalam

menghadapi tantangan perubahan iklim dan mendukung tujuan keberlanjutan di

masa mendatang (Masukujjaman & Aktar, 2013). Key-stakeholder bank akan

berperan penting dalam mendorong keberhasilan implementasi green banking.

Dengan memenuhi harapan dari key-stakeholders-nya, yang salah satunya dengan

mengimplementasikan green banking, maka bank dapat terus survive dan menjaga

reputasi serta mendapatkan kepercayaan dan citra positif di antara para pemangku

kepentingannya (Handajani, dkk 2019).

Hal ini didukung dengan penelittian yang dilakukan oleh Awino (2014),

Ramila and Gurusami (2015), Ratnasari, dkk (2017), dan Iqbal (2020) yang

6
menunjukan bahwa adanya hubungan positif antara penerapan green banking

terhadap profitabilitas bank. Jika bank menerapkan green banking pada sejumlah

aktivitasnya, akan membuat nasabah tertarik untuk melakukan kegiatan dengan

bank tersebut dan nantinya akan menghasilkan profit yang lebih tinggi untuk bank

tersebut.

Faktor kedua sustainability report, istilah sustainability report atau

laporan keberlanjutan menurut Global Reporting Initiative (GRI) yaitu sebuah

laporan yang diterbitkan oleh perusahaan atau organisasi yang berhubungan

dengan dampak ekonomi, lingkungan, serta sosial sebagai dampak dari aktivitas

operasi perusahaan sehari-hari. Implementasi sustainability reporting memiliki

beberapa manfaat di antaranya adalah perusahaan menjadi lebih peduli dan lebih

dekat terhadap masyarakat dan lingkungan dengan memberikan nilai tambah

(value added), meningkatkan nilai positif bagi para stakeholder, mengurangi

risiko yang akan merugikan perusahaan, serta meningkatkan kepercayaan para

stakeholder terutama pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya

(Rofelawaty, 2014). Sustainability report bagi perusahaan merupakan publikasi

informasi yang mencerminkan kinerja organisasi dalam dimensi ekononmi, sosial

dan lingkungan yang dapat menjadi media bagi perusahaan untuk

menginformasikan kinerja organisasi kepada seluruh pemangku kepentingan

(Stakeholder) (GRI, 2006).

Di Indonesia Laporan Keberlanjutan (sustainability report) merupakan

jenis laporan yang masih bersifat sukarela (voluntary). Namun setelah munculnya

peraturan terbaru yaitu Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 51

7
/POJK.03/2017 tentang penerapan keuangan berkelanjutan bagi lembaga jasa

keuangan, emiten, dan perusahaan publik oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

sebagai pengawas dan pengatur. POJK No 51 Tahun 2017 mengharuskan lembaga

jasa keuangan berupa Bank Umum yang termasuk dalam Bank Umum

berdasarkan Kegiatan Usaha BUKU 3, BUKU 4, dan Bank Asing wajib membuat

laporan berkelanjutan yang berlaku pada tanggal 1 Januari 2019 (OJK; 2014).

Teori stakeholder mengatakan suatu perusahaan bukan entitas yang hanya

beroperasi untuk kepentingan sendiri namun harus memberikan manfaat bagi

stakeholder-nya (Ghozali dan Charir, 2007) dalam Faisal (2016). Stakeholder

dapat mengendalikan atau mempengaruhi pemakaian sumber-sumber ekonomi

yang digunakan dalam opersional suatu perusahaan. Makadari itu, kekuatan

stakeholder dapat ditentukan dari besar kecilnya kekuatan yang dimiliki

stakeholder (Ghozali dan Charir, 2007) dalam Faisal (2016). Perusahaan harus

menjaga hubungan baik dengan stakeholder-nya terutama stakeholder yang

mempunyai power terhadap ketersediaan sumber daya yang digunakan untuk

aktivitas-aktivitas perusahaan. Salah satu strategi untuk menjaga hubungan

dengan para stakeholder perusahaan adalah dengan membuat sustaiability report

yang didalamnya menjelaskan kinerja ekonomi, sosial dan lingkungannya.

Dengan adanya sustaiability report, diharapkan perusahaan dapat memenuhi

kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh stakeholder (Adhima 2012).

Penelitian tentang sustainability report dilakukan oleh beberapa peneliti

dan mendapatkan hasil yang berbeda. Hasil penelitian Bukhori dan Sopian (2017),

Suhardyah, dkk (2018), Anggrelia (2018), dan Prijanoto, dkk (2019)

8
menunjukkan bahwa pengungkapan sustainability report yang melaporkan kinerja

ekonomi, kinerja lingkungan dan kinerja sosial secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap kinerja keuangan dengan arah positif. Sedangkan penelitian

Septiana, dkk (2019) menunjukkan bahwa hanya dimensi ekonomi yang

berpengaruh terhadap kinerja keuangan, sedangkan dimensi lingkungan dan sosial

tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Berbeda lagi dengan penelitian

Rahmananda & Gustyana (2019) yang menunjukkan hasil bahwa sustainability

report aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan tidak terdapat pengaruh secara

parsial dan simultan terhadap kinerja keuangan. Hal inilah yang mendasari

peneliti untuk melakukan penelitian terkait dengan sustainability report yang

dimana pada penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan adanya hasil yang

tidak konsisten atau berbeda.

Di Indonesia, green banking semakin penting dengan adanya konsep

keuangan berkelanjutan (Sustainable Finance) yang dirumuskan oleh Otoritas

Jasa Keuangan (OJK) dalam peta jalan keuangan berkelanjutan (Roadmap For

Sustainable Finance) untuk ikut menyukseskan komitmen pembangunan

berkelanjutan (Sustainable Development) dalam sektor perbankan. Keuangan

berkelanjutan di Indonesia didefinisikan sebagai dukungan menyeluruh dari

industri jasa keuangan untuk pertumbuhan berkelanjutan yang dihasilkan dari

keselarasan antara kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup (Roadmap

For Sustainable Finance in Indonesia, 2014) (Malinton & Kampo, 2019)..

Praktik green banking sebagai wujud dari keuangan berkelanjutan,

diharapkan dapat memengaruhi kelangsungan usaha perbankan, seperti pada PT

9
Bank Rakyat Indonesia, Tbk yang menjadi salah satu perintis perbankan yang

berkelanjutan, kelangsungan usahanya tercermin dari pertumbuhan aset bank yang

pesat. BRI menjalankan prinsip keuangan berkelanjutan yang mendukung

Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai bentuk implementasi green

banking pilot project yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Berkat usahanya, BRI mendapat pengakuan dengan diperolehnya apresiasi

“Sustainable Finance Award 2016”. BRI mendapat penghargaan peringkat

pertama dalam sektor jasa keuangan dan best of the best untuk semua kategori

(Sustainability Report BRI, 2016) dalam Malinton & Kampo (2019).

Perbankan tidak hanya berfokus pada tanggung jawab keuangan dalam

mengelola bisnisnya sebaik mungkin untuk menghasilkan laba maksimum bagi

pemegang saham, tetapi juga untuk memfokuskan tanggung jawabnya pada upaya

pelestarian lingkungan (planet) dan peningkatan kesejahteraan sosial rakyat

(people). Integrasi pilar tersebut disebut Triple Bottom-Line akuntabilitas

perbankan. Tujuan utama integrasi pilar tersebut adalah untuk memastikan

keberlanjutan laba jangka panjang dalam bisnis perbankan. Jika lingkungan

sebagai pilar pertama bisnis perbankan berkelanjutan dan masyarakat sebagai

pilar dasar kedua juga terpelihara dengan baik, maka implikasinya adalah bagi

perusahaan perbankan yaitu laba tumbuh secara berkelanjutan. Keberlanjutan dari

tiga pilar tersebut tentu akan menghasilkan pertumbuhan jangka panjang dan

keberlanjutan bisnis (Dewi & Dewi. I, 2017).

Inisiatif green banking merupakan salah satu bentuk sustainability report

terkait dengan dampak operasi dari perusahaan-perusahaan terhadap

10
lingkungannya. Green banking merupakan istilah yang populer di sektor

perbankan saat ini, dilihat dari praktik green banking di berbagai negara terbukti

bisa berkontribusi untuk mencegah kerusakan lingkungan. Praktik green banking

saat ini dipraktikkan dalam berbagai bentuk, seperti menggunakan transaksi

secara online, membayar tagihan secara online, mengurangi penggunaan kertas

(paperless) dalam transaksi, penggunaan hemat energi, memberi pinjaman bagi

perusahaan yang mempraktikkan kepedulian lingkungan, dsb (Malinton &

Kampo, 2019). Sehingga meskipun green banking dan sustainability report

merupakan satu kesatuan yang terintegrasi namun green banking hanya akan di

fokuskan untuk berbagai praktik pelaksanaan green banking dalam kegiatan

perbankan dan untuk sustainability report akan di fokuskan untuk setiap

pengungkapan dalam dimensi ekonomi, lingkungan dan sosial berdasarkan GRI

Standars yang diuji pengaruhnya terhadap kinerja keuangan yang diproksikan

dengan ROA.

Kebaharuan penelitian ini dengan penelitian lain yang berhubungan

dengan ini adalah penelitian yang lain hanya membahas satu-satu yaitu dari segi

green banking ataupun sustainability report tetapi penelitian ini menggabungkan

antara green banking dan sustainability report yang diuji pengaruhnya pada

kinerja keuangan. Perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun

2015-2019.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fakta bahwa penelitian tentang green

banking dan pelaporan sustainability report terutama pada perusahaan sektor

11
perbankan sedikit dilakukan mengingat isu green banking adalah masalah baru di

dunia perbankan. Berangkat dari pemikiran itu peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Green Banking dan Sustainability Report

Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Sektor Perbankan yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2015-2019”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah:

1. Apakah operasional harian green banking berpengaruh terhadap kinerja

keuangan ?

2. Apakah kebijakan green banking berpengaruh terhadap kinerja keuangan ?

3. Apakah pengungkapan dimensi ekonomi dalam sustainability report

berpengaruh terhadap kinerja keuangan ?

4. Apakah pengungkapan dimensi lingkungan dalam sustainability report

berpengaruh terhadap kinerja keuangan ?

5. Apakah pengungkapan dimensi sosial dalam sustainability report

berpengaruh terhadap kinerja keuangan ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan

sebelumnya, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh operasional harian green banking

terhadap kinerja keuangan.

12
2. Untuk mengetahui pengaruh kebijakan green banking terhadap kinerja

keuangan.

3. Untuk mengetahui pengaruh pengungkapan dimensi ekonomi dalam

sustainability report terhadap kinerja keuangan.

4. Untuk mengetahui pengaruh pengungkapan dimensi lingkungan dalam

sustainability report terhadap kinerja keuangan.

5. Untuk mengetahui pengaruh pengungkapan dimensi sosial dalam

sustainability report terhadap kinerja keuangan.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian mengenai Pengaruh Green Banking dan Sustainability

Report terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Sektor Perbankan yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2015-2018 diharapkan

dapat meberikan manfaat, sebagai berikut :

1.4.1 Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis yang diharapkan adalah teori stakeholder yang

digunakan di dalam penelitian ini dapat mampu memberikan

pemahaman bahwa dalam keberhasilan praktek green banking

dan pelaporan sustainability report ditentukan oleh peran

krusial para stakeholder-nya.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan

informasi bagi perusahaan perbankan Indonesia dalam

meningkatkan konsep green banking dan pengungkapan

13
sustainability report di masa yang akan datang. Kemudian bagi

investor, diharapkan penelitian ini mejadi pengetahuan

mengenai green banking dan sustainibility report yang dapat

digunakan sebagai pertimbangan dalam berinvestasi.

1.4.3 Manfaat Kebijakan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan acuan

serta pertimbangan bagi Pemerintah dalam peningkatan

pelaksanaan green banking dan sustainability report

berdasarkan standar GRI yang ada.

14
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Stakeholder (Stakeholder Theory)

Istilah stakeholder awalnya diperkenalkan oleh Stanford Researh Institute

(SRI) yang merujuk pada “those groups without support the organization would

cease to exist” (Freeman, 1983). Freeman mendefinisikan stakeholder sebagai

kelompok yang secara signifikan mempengaruhi kesuksesan dan kegagalan

sebuah organisasi. Teori stakeholder menyatakan bahwa perusahaan bukanlah

entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus

memberikan manfaat bagi stakeholder-nya (pemegang saham, kreditur,

konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, analisis dan pihak lain) (Ghozali

dan Chairiri, 2014).

Perusahaan perlu mengungkapkan informasi lingkungan hidup untuk

membentuk image perusahaan dalam pandangan stakeholder sebagai suatu

perusahaan yang memilki kepedulian terhadap lingkungan hidup. Salah satu cara

yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk menjaga hubungan dengan

pemangku kepentingan (stakeholder) terutama pemangku kepentingan yang

mempunyai kekuatan terhadap ketersediaan sumber daya yang digunakan untuk

aktivitas operasional perusahaan yaitu dengan menginformasikan mengenai

kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial perusahaan yang dimana dapat berupa

pengungkapan sustainability report. Melalui pengungkapan sustainability report

perusahaan dapat memberikan informasi berkaitan dengan kegiatan perusahaan

15
dan pengaruhnya terhadap kondisi sosial masyarakat dan lingkungan perusahaan

(Ghozali dan Chairiri, 2014).

Hubungan variabel-variabel penelitian ini dengan teori stakeholder,

semakin besar suatu perusahaan maka semakin banyak pihak-pihak yang akan

menjadi bagian dari stakeholder perusahaan, sehingga perusahaan akan

mengalami peningkatan dari segi investasi atau kenaikan modal. Perusahaan

dengaan kinerja keuangan yang baik terutama dari segi profit yang tinggi maka

para pemegang saham (stakeholder) akan menanamkan modalnya di perusahaan

tersebut, sehingga perusahaan dianggap baik oleh investor. Berdasarkan teori

stakeholder, ketika perusahaan melakukan kinerja lingkungan dengan baik salah

satunya dengan menerapkan green banking yang dimana melakukan promosi

praktek ramah lingkungan dan mengurangi carbon footprint dari aktivitas bank

maka perusahaan akan lebih dipercaya oleh stakeholder dengan begitu perusahaan

akan mendapatkan sorotan dari media yang akan meningkatkan citra perusahaan.

Selain itu, perusahaan harus menjaga hubungan dengan para stakeholder-nya

dengan mengakomodasi keinginan dan kebutuhan stakeholder-nya, salah satu

strategi untuk menjaga hubungan dengan para stakeholder dan shareholders

perusahaan adalah dengan mengungkapkan sustainability report yang

menginformasikan perihal kinerja ekonomi, sosial dan lingkungannya sekaligus

kepada seluruh pemangku kepentingan perusahaan. Dengan pengungkapan ini,

diharapkan perusahaan mampu memenuhi kebutuhan informasiyang dibutuhkan

sehingga lebih akuntabel serta dapat mengelola stakeholder agar mendapatkan

16
dukungan dari parastakeholder yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup

perusahaan.

2.1.2 Kinerja Keuangan

Menurut Fahmi (2011:2) dalam Fatimah, dkk (2019) mengemukakan

kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana

suatu perusahaan telah melaksanakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara

baik dan benar. Menurut Kusuma (2018) kinerja keuangan adalah gambaran

pencapaian hasil kerja dari berbagai bagian dan aktivitas dalam suatu perusahaan

yang tercerminkan pada kondisi keuangan perusahaan dalam suatu periode

tertentu yang menyangkut aspek pengumpulan dan penyaluran dana yang dinilai

berdasarkan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas perusahaan.

Apabila kinerja perusahaan baik maka nilai usaha perusahaan akan tinggi. Nilai

usaha yang tinggi akan membuat investor tertarik untuk menanamkan modalnya

sehingga akan terjadi kenaikan harga saham perusahaan.

Kinerja keuangan dalam penelitian ini diproksikan dengan tingkat

profitabilitas perusahaan. Profitabilitas menunjukkan kinerja keuangan

perusahaan dalam menghasilkan laba atau keuntungan. Profitabilitas dalam

penelitian ini diukur dengan Return on Asset (ROA). Perusahaan diharapkan

untuk dapat menciptakan penghasilannya secara optimal. Profitabilitas merupakan

faktor yang seharusnya mendapat perhatian penting, karena untuk dapat

melangsungkan hidupnya, suatu perusahaan harus berada dalam keadaan yang

menguntungkan (profitable). Tanpa adanya keuntungan (profit), maka akan sulit

bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar. Kreditur, pemilik perusahaan, dan

17
terutama sekali pihak manajemen perusahaan akan berusaha meningkatkan

keuntungan karena disadari benar pentingnya arti dari profit terhadap

kelangsungan dan masa depan perusahaan (Wijayanti, 2017). Berikut beberapa

penelitian terdahulu yang mengukur variabel kinerja keuangan.

Tabel 2.1
Indikator Kinerja Keuangan Penelitian Terdahulu
No Peneliti Indikator

(Tahun) Judul Penelitian Variabel (Y)

1 Septiana, Pengaruh Sustainability Report Profitabilitas

dkk (2019) Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (return on asset)

Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun

2013-2016

2 Suhardiyah, Pengaruh Pengungkapan Sustainability Profitabilitas

dkk (2018) Report Terhadap Kinerja Keuangan (return on asset)

Perusahaan Pertambangan Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2011-2015

3 Rahmanand Pengaruh Sustainability Report Profitabilitas

a dan Terhadap Kinerja Keuangan Return On (Return On

Gustyana Equity (Roe) Pada Perusahaan Yang Equity) ROE

(2019) Terdaftar Di Lq45 Pada Periode 2013-

2016

18
4 Prijanto Pengaruh Sustainability Report Net Profit Margin

(2019) Terhadap Kinerja Keuangan Dan (NPM), Return

Tingkat Kepercayaan Nasabah Bank Di On Asset (ROA)

Indonesia dan Return On

Equity (ROE)

5 Bukhori dan Pengaruh Pengungkapan Sustainability Profitabilitas

Sopian Report Terhadap Kinerja Keuangan (return on asset)

(2017)

6 Anggrelia Pengaruh Pengungkapan Sustainability Profitabilitas

(2018) Report Terhadap Kinerja Keuangan (return on asset)

Perusahaan Yang Terdaftar Di Bei

Periode 2012-2016

7 Awino The Relationship Between Green Marjin laba kotor

(2014) Banking and Financial Performance Of (Gross Profit

Commercial Banks In Kenya Margin)

8 Ramila dan Impact of Green Banking Initiatives Profitabilitas

Gurusami Adopted by Public Sector Banks on (return on asset)

(2015) Profitability

9 Ratnasari, Model integrasi untuk Mengukur Profitabilitas

dkk (2017) Dampak dari Green Banking dan (return on asset)

Kinerja Keuangan Terhadap

Profitabilitas Bank

10 Iqbal (2020) Analisis Pengaruh Green Profitabilitas

19
BankingTerhadap Profitabilitas Pada Net Profit Margin

Bank Umum Syariah Di Indonesia (NPM)

(Periode 2015 – 2018)

Dalam penelitian ini untuk mengukur kinerja keuangan menggunakan

rasio profitabilitas yang diproksikan dengan Return on Assets (ROA) yang dimana

mengacu dari beberapa penelitian terdahulu yaitu Septiana, dkk (2019);

Suhardiyah, dkk (2018); Bukhori dan Sopian (2017); Anggrelia (2018); Ramila

dan Gurusami (2015); dan Ratnasari, dkk (2017). Proksi ROA dipilih karena ROA

dapat mencerminkan keuntungan yang diperoleh perusahaan dengan lebih baik

dari total aset (kekayaan) yang dimiliki perusahaan jika dibandingkan dengan

proksi profitabilitas yang lain. Rasio profitabilitas adalah rasio atau perbandingan

untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba (profit) dari

pendapatan (earning) terkait penjualan, aset, dan ekuitas berdasarkan dasar

pengukuran tertentu.

Menurut Gandapraja (2014) dalam Putri (2016) asas perbankan yang sehat

dapat diukur dengan tiga aspek utama yaitu aspek likuiditas, profitabilitas, dan

solvabilitas. Sedangkan kualitas aktiva merupakan aspek pendukung dari tiga

aspek utama. Aspek Likuiditas merupakan aspek untuk mengukur kemampuan

bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendek yang dapat diukur dengan

menggunakan Quick rasio, current rasio, cash ratio, dan loan to Deposit Ratio.

Pada aspek profitabilitas dapat diukur dengan menggunakan return on asset,

return on equity, biaya operasional terhadap pendapatan operasional dan net profit

margin untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Pada aspek

20
solvabilitas dapat diukur dengan menggunakan debt to equity ratio, debt to asset

ratio, dan capital adequacy ratio. Sedangkan pada aspek kualitas aktiva dapat

diukur dengan menggunakan non performing loan.

Rasio Return on Asset (ROA) ditetapkan sebagai proksi pengukuran

profitabilitas dalam penelitian ini. Rasio ini adalah rasio yang menunjukkan

perbandingan antara laba sebelum pajak terhadap total aset bank. Rasio ini

digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh

keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin

besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula

posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset (Putri, 2016). Rasio ini dapat

dirumuskan sebagai berikut :


𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑺𝒆𝒃𝒆𝒍𝒖𝒎 𝑷𝒂𝒋𝒂𝒌
Return on Assets (ROA) = x 100%
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔

(Sumber: Putri, 2016)

2.1.3 Green Banking

Menurut Sahoo, Singh, and Jain (2016) green banking adalah salah satu

cara mengembangkan praktek perbankan yang ramah lingkungan dan

meminimalisir carbon footprint yang berasal dari kegiatan perbankan, seperti

online banking, mobile banking, green loans dan lain-lainnya. Senada dengan

Saravanaselvi and Sangeetha (2016) dalam penelitiannya yang berpendapat bahwa

salah satu bentuk green banking adalah lebih memanfaatan online banking

dibanding membangun branch banking. Menurut Zhixia, Hossen, Muzafary, and

Begum (2018) green banking adalah suatu bentuk kegiatan perbankan di mana

bank mengambil inisiatif untuk melakukan aktivitas hariannya sebagai makhluk

21
sadar di masyarakat dengan mempertimbangkan kelestarian lingkungan internal

dan eksternal.

Dalam penelitian Ramila and Gurusamy (2015) green banking ada dua

dimensi yang dilihat yakni pertama dari sisi bagaimana bisnis sebuah bank

dilakukan, yakni terkait operasionalnya dalam aktivitasnya yang lebih

memanfaatkan teknologi dan internet sehingga lebih paperless dan dimensi yang

kedua adalah green banking yang terkait kemana bank meletakkan dananya, yakni

pada kegiatan mendanai atau memberikan kredit pada kegiatan usaha yang tidak

memberikan dampak negatif pada lingkungan, seperti melakukan penyeleksian

terlebih dahulu dalam memberikan dana pinjaman kepada perusahaan yang

dimana tidak memberikan dampak negative terhadap lingkungan. Menurut

Kapoor, Jaitly, and Gupta (2016) salah satu strategi perbankan yang menerapkan

green banking adalah mengganti aktivitas mereka dengan memanfaatkan

elektronik banking agar menjadi lebih paperless.

Dalam penelitian Shaumya &Arulrajah (2016) untuk mengukur praktek

green banking ada 4 dimensi kunci yang digunakan, dimensi yang pertama adalah

employee related green banking practice, yang kedua adalah daily operation

related green banking practice, dimensi ketiga customer related green banking

practice dan yang terakhir adalah bank’s policy related green banking practice.

Tabel 2.2
Indikator Green Banking Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Indikator Variabel

(Tahun)

22
1 Awino The Relationship Between Green Mobile banking

(2014) Banking and Financial Performance Internet banking

Of Commercial Banks In Kenya

2 Ramila Impact of Green Banking Initiatives NEFT, RTGS, ECS,

dan Adopted by Public Sector Banks on ATM, Mobile

Gurusami Profitability Banking, dan POS

(2015)

3 Ratnasari, Model integrasi untuk Mengukur Operasional harian

dkk (2017) Dampak dari Green Banking dan green banking

Kinerja Keuangan Terhadap (Jumlah transaksi

Profitabilitas Bank melalui ATM) dan

Kebijakan Green

Banking (Jumlah

pengungkapan

CSR).

4 Fatullah Analisis Pengaruh Green Banking Indikator Green

Iqbal Terhadap Profitabilitas Pada Bank Coin Rating (GCR),

(2020) Umum Syariah Di Indonesia yitu;

(Periode 2015 – 2018) 1. Carbon

Emisi

2. Green

Rewards

3. Green

23
Building

4. Reuse/Recycl

e/Refurbish

5. Paper Work

atau

Paperless

6. Green

Invesment

5 Handajani, Corporate Governance dan Green 21 indikator Green

(2019) Banking Disclosure: Studi pada Banking Disclousure

Bank di Indonesia Index (GBDI) yang

dirumuskan oleh

Bose et al., (2018)

Pada penelitian ini, green banking diukur dari dua dimensi, yakni pertama

adalah operasional harian green banking berdasarkan dari penelitian Ratnasari,

dkk (2017), yang kedua terkait dengan kebijakan green banking yang akan diukur

dengan green banking disclousure index berdasarkan dari penelitian Handajani

(2019). Kedua dimensi tersebut diharapkan dapat mewakili konsep green banking

yang diterapkan perbankan untuk menuju keberlanjutan.

2.1.4 Operasional Harian Green Banking

Green Operational merupakan upaya bank untuk menjadi bank berwawasan

lingkungan dengan melaksanakan kegiatan operasional perusahaan yang pro-

24
lingkungan (Handajani, dkk 2019). Green operational meliputi aktivitas bisnis

perbankan yang mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan dalam

menjalankan banking-daily-activities. Green operational diwujudkan dalam

bentuk indikator kegiatan seperti pembangunan kantor berkonsep hijau (green

office/green building), penghematan penggunaan kertas (paperless usage),

pengolahan dan pemanfaatan limbah/daur ulang, penyiapan infrastruktur

pendukung kegiatan operasional untuk penghematan energi serta pengurangan

emisi gas rumah kaca (Handajani, dkk 2019).

Dimensi ini mengacu pada bagaimana operasional yang dilakukan

perbankan sehari-harinya dan mengubah praktiknya kearah yang lebih ramah

lingkungan sesuai dengan praktek dari konsep green banking. Nath, Nayak &

Goel (2014) yang meneliti praktek green banking dan merekomendasikan agar

bank dalam hal operasionalnya untuk menerapkan paperless banking, online

banking, mobile banking, dan green card yang bahannya bisa didaur ulang.

Perbankan yang menerapkan green banking pada aktivitasnya akan lebih

memanfaatkan kemajuan teknologi serta internet yang ada sekarang, sehingga

aktivitas perbankan yang dulunya based on paper menjadi lebih paperless,

sehingga diharapkan dapat mengurangi carbon footprint dan carbon emission.

Penelitian pendukung adalah yang dilakukan Ramila and Gurusamy (2015) ada

beberapa inisiatif green banking, seperti National Electronic Fund Transfer

(NEFT), Real Time Gross Settlement (RTGS), Electronic Clearing Services

(ECS), Automatic Teller Machine (ATM), Mobile Banking, dan Point of Sale

(POS) Terminal system pembayaran elektronik Di Indonesia yang ditetap oleh

25
Bank Indonesia adalah Bank Indonesia real time gross settlement (BI-RTGS),

Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI), Alat Pembayaran Dengan

Menggunakan Kartu (APMK), dan Mobile banking.

2.1.5 Kebijakan Green Banking

Dimensi kedua ini adalah kebijakan green banking, mencakup kebijakan,

prinsip dan keputusan perbankan untuk menjadi bank yang berkonsep green. Pada

dimensi ini juga termasuk kebijakan bank terkait melakukan pendanaan pada

kegiatan usaha dan proyek yang tidak memiliki potensi memberikan dampak

negatif pada lingkungan. Pemberian pinjaman pada pelaku usaha harus

dipertimbangkan terkait dampak dari aktivitas dari usaha yang disalurkan dananya

atau diberi pinjaman kredit karena perbankan juga akan turut andil dalam

memberikan dampak kepada lingkungan melalui kegiatan usaha yang didanai dan

diberi kredit oleh perbankan. Perbankan sebagai pihak yang yang menghimpun

dana dan menyalurkannya kepada masyarakat baik itu dalam bentuk memberikan

modal usaha atau memberikan kredit kepada pelaku usaha (nasabahnya) harus

memiliki kebijakan terkait penilaian kegiatan usaha tersebut terkait potensi

dampaknya terhadap lingkungan hidup. Kebijakan green banking ini dilandaskan

pada visi bahwa perbankan nasional harus berperan secara aktif sesuai dengan

tahapan evolusi pembangunan berkelanjutan dimana indikator keberhasilan

mencakup kemampuan perbankan dalam menyediakan sumber pendanaan

pembangunan secara efisien dan memberikan arah penyaluran kepada investasi

yang produktif dengan memperhatikan prinsip-prinsip perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup (PPLH). Alasan Bank Indonesia dalam

26
mengembankan praktik perbankan ramah lingkungan hidup (green banking) yaitu

merespon undang-undang No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup yang mengharuskan semua aktivitas ekonomi

untuk patuh mendorong kelestarian lingkungan dengan pemberian sanksi baik

pidana bagi pelakunya hingga pencabutan ijin lingkungan. Hal ini tentunya jika

tidak diperhatikan perbankan akan berpotensi meningkatkan risiko kredit, risiko

hukum dan risiko reputasi. Untuk itu perbankan perlu memahami dan menguasai

lebih baik mengenai manajemen risiko lingkungan hidup ini.

Dalam Deklarasi Collevecchio (Perkumpulan Prakarsa Responsi Bank

Indonesia) yang di kutip oleh Ratnasari, dkk (2017), institusi keuangan yakni

salah satunya perbankan didorong untuk memiliki komitmen pada poin-poin

berikut :

 Komitmen pada keberlanjutan : dalam strategi kerja perbankan, terdapat

keberlanjutan lingkungan.

 Komitmen agar tidak merusak : adanya kebijakan yang memberikan

acuan pada perbankan dalam menyalurkan modal usaha atau pemberian

kredit pada kegiatan usaha yang tidak memiliki potensi negatif pada

lingkungan.

 Komitmen agar dapat bertanggungjawab : perbankan turut danil dalam

mempertanggung jawabkan dampak negatif pada lingkungan yang

disebabkan oleh kegiatan usaha yang mereka danai.

27
 Komitmen mengenai akuntabilitas : perbankan harus akuntable kepada

pemangku keperntinga agarmemastikan bahwa pelindungan lingkungan

dilakukan melalui prosedur dan kebijakan yang ditetapkan.

 Komitmen untuk lebih terbuka : pihak perbankan harus lebih terbuka

mengenai informasi prosedur dan kebijakan terkait pendanaan yang

dilakukan kepada para pemangku kepentingan.

 Komitmen mengenai tata kelola dan pasar yang berkelanjutan : perbankan

mendukung kebijakan atau peraturan yang ditetapkan dalam hal

keberlanjutan.

Perbankan dapat meminimalisir dampak negatif pada lingkungan yang

berasal kegiatan usaha baik yang diberi pinjaman kredit atau pun usaha yang

danai bank dengan membentuk kebijakan dan menyusun acuan mengenai

penilaian kelayakan kegiatan usaha yang akan didanai terkait potensi dampaknya

terhadap lingkungan. Kemudian perbankan juga harus dapat meningkatkan

kesadaran pentingnya konsep green, dan keberlanjutan lingkungan hidup dalam

strategic planning mereka. Meski demikian, green banking tidak hanya berkutat

pada dunia perkreditan, namun juga program-program lain yang berwawasan

lingkungan.

2.1.6 Sustainability Report (SR)

Sustainability Report merupakan sebuah laporan yang tidak hanya berisi

tentang informasi kinerja keuangan suatu perusahaan tetapi juga informasi

nonkeuangan yang terdiri dari informasi aktivitas sosial dan lingkungan

28
perusahaan yang memungkinkan perusahaan tersebut dapat bertumbuh secara

berkesinambungan (Elkington, 1997) dalam (Maskat, 2018). Istilah sustainability

report atau laporan keberlanjutan menurut Global Reporting Initiative (GRI) yaitu

sebuah laporan yang diterbitkan oleh perusahaan atau organisasi yang

berhubungan dengan dampak ekonomi, lingkungan serta sosial sosial sebagai

dampak dari aktivitas operasi perusahaan sehari-hari. Laporan keberlanjutan ini

juga menyajikan nilai-nilai serta model tata kelola perusahaan atau organisasi,

serta menunjukkan hubungan antara strategi dan komitmen perusahaan tersebut

terhadap ekonomi global yang berkelanjutan.

Pedoman yang digunakan dalam pengungkapan sustainability report ini

dibuat oleh salah satu lembaga yaitu Global Reporting Initiative, yang saat ini

telah mengeluarkan pedoman terbaru yang dirilis pada 8 Juli 2018 yaitu GRI

Standars. Dalam penyajian sustainabity report, terdapat prinsip-prinsip yang

harus dipenuhi yang berhubungan dengan kualitas informasi yang disajikan, yaitu:

1) Keseimbangan: Laporan yang diterbitkan harus mencerminkan aspek-

aspek positif dan negatif dari kinerja perusahaan untuk memungkinkan

dilakukannya asesmen yang beralasan atas kinerja perusahaan tersebut

secara keseluruhan.

2) Komparabilitas: Perusahaan harus memilih, mengumpulkan, serta

melaporkan informasi secara konsisten. Informasi yang dilaporkan

harus disajikan dengan cara yang memungkinkan para pemangku

kepentingan untuk menganalisis perubahan kinerja perusahaan dari

29
waktu ke waktu, dan yang dapat mendukung analisis relatif terhadap

organisasi atau perusahaan lain.

3) Akurasi: Informasi yang dilaporkan harus cukup akurat dan terperinci

bagi para pemangku kepentingan atau stakeholder untuk dapat menilai

kinerja organisasi atau perusahaan tersebut.

4) Ketepatan Waktu: Perusahaan harus membuat laporan dengan jadwal

yang teratur sehingga informasi yang disajikan tersebut tersedia tepat

waktu bagi para pemangku kepentingan untuk membuat suatu

keputusan yang tepat.

5) Kejelasan: Perusahaan harus membuat informasi yang disajikan

dengan cara yang dapat dimengerti dan dapat diakses oleh pemangku

kepentingan yang menggunakan laporan tersebut.

6) Keandalan: Perusahaan harus mengumpulkan, mencatat, menyusun,

menganalisis, dan mengungkapkan seluruh informasi serta proses yang

digunakan untuk menyiapkan laporan agar dapat diuji, dan hal itu akan

menentukan kualitas serta materialitas informasi yang disajikan dalam

laporan tersebut.

Saat ini implementasi sustainability report di Indonesia didukung oleh

aturan pemerintah seperti Undang- Undang Perseroan Terbatas (PT) nomer 40

tahun 2007. Praktek pelaporan aktivitas tanggung jawab sosial dan lingkungan

yang diungkapkan melalui sustainability report membutuhkan pedoman. Salah

satu pedoman yang dapat digunakan adalah Global Reporting Initiative (GRI). Di

Indonesia, pedoman ini digunakan oleh NCSR, sebagai lembaga independen yang

30
secara berkala memberikan penilaian pengungkapan sustainability report yang

disampaikan perusahaan-perusahaan.

Berdasarkan Global Initiative Reporting (GRI) Standars, pengungkapan

sustainability report meliputi 3 dimensi yaitu:

1. Dimensi Ekonomi

Dimensi ekonomi keberlanjutan menyangkut dampak organisasi

pada kondisi ekonomi stakeholder dan pada sistem ekonomi di tingkat

lokal, nasional, dan global. Aspek ekonomi yang dilaporkan dalam

laporan keberlanjutan lebih pada kontribusi perusahaan terhadap besar

sistem ekonomi. Pengungkapan pendekatan manajemen dapat

mencakup tiga aspek ekonomi yaitu indikator ekonomi, keberadaan

pasar, dan dampak ekonomi tidak langsung. Ada juga pengungkapan

pada kebijakan, tujuan dan informasi terkait tambahan (GRI,

Keberlanjutan Pedoman Pelaporan).

2. Dimensi Lingkungan

Dimensi lingkungan keberlanjutan menyangkut dampak organisasi

terhadap hidup dan non-hidup sistem alam, termasuk ekosistem, tanah,

udara, dan air. Pengungkapan kinerja lingkungan termasuk

pengungkapan pada pendekatan manajemen terdiri dari aspek

lingkungan seperti air, bahan energi, keanekaragaman hayati, emisi,

limbah, produk dan jasa, kepatuhan, transportasi, dan secara

keseluruhan, maka tujuan yang relevan dengan aspek lingkungan,

kebijakan , tanggung jawab pelatihan, organisasi dan kesadaran,

31
monitoring dan tindak lanjut, dan informasi kontekstual tambahan

(GRI, Keberlanjutan Pedoman Pelaporan).

3. Dimensi Sosial

Dimensi keberlanjutan sosial membahas dampak yang dimiliki

organisasi terhadap sistem sosial dimana organisasi beroperasi.

Kategori sosial berisi sub-kategori:

a) Praktik ketenagakerjaan dan kenyamanan bekerja. Dimensi sosial

keberlanjutan menyangkut dampak sebuah organisasi pada sistem

sosial di mana ia beroperasi. Kinerja tenaga kerja dan pekerjaan layak

yang akan dibagi menjadi empat aspek yaitu praktek tenaga kerja dan

pekerjaan yang layak, hak asasi manusia, masyarakat, dan tanggung

jawab produk. Informasi yang akan diungkapkan akan sama seperti

kinerja ekonomi dan kinerja lingkungan di mana ia terdiri dari

pendekatan manajemen, tujuan, kebijakan, tanggungjawab pelatihan,

organisasi dan kesadaran, monitoring dan tindak lanjut, dan informasi

kontekstual tambahan. Semuanya akan dilaporkan berdasarkan

hubungan aspek sosial (GRI, Keberlanjutan Pedoman Pelaporan).

b) Hak asasi manusia. Dimensi hak asasi manusia dalam sustainability

report menyangkut dampak sebuah organisasi menyangkut sejauh

mana hak asasi manusia diperhitungkan dalam investasi dan praktek

pemilihan supplier/kontraktor. Kinerja hak asasi manusia dibagi

menjadi delapan aspek yaitu Praktek Investasi dan Pengadaan,

Nondiskriminasi, Kebebasan berserikat berkumpul dan Tawar-

32
menawar Kolektif, Penghentian Pekerja Anak, Penghindaran Kerja

Paksa dan Kerja Wajib, Praktek Keluhan dan Kedukaan, Praktek

Keamanan dan Hak adat. Informasi yang akan diungkapkan terdiri dari

pendekatan manajemen, tujuan, kebijakan, tanggung jawab pelatihan,

organisasi dan kesadaran, monitoring dan tindak lanjut, dan informasi

kontekstual tambahan. Semuanya akan dilaporkan berdasarkan

hubungan aspek hak asasi manusia (GRI, Keberlanjutan Pedoman

Pelaporan).

c) Masyarakat. Dimensi masyarakat dalam Sustainability Report

menyangkut dampak organisasi terhadap masyarakat di mana mereka

beroperasi, dan menjelaskan risiko dari interaksi dengan institusi sosial

lainnya yang mereka kelola. Kinerja masyarakat dibagi menjadi lima

aspek yaitu komunitas, korupsi, kebijakan publik, kelakuan tidak

bersaing dan kepatuhan. Informasi yang akan diungkapkan terdiri dari

pendekatan manajemen, tujuan, kebijakan, tanggung jawab pelatihan,

organisasi dan kesadaran, monitoring dan tindak lanjut, dan informasi

kontekstual tambahan. Semuanya akan dilaporkan berdasarkan

hubungan aspek masyarakat (GRI, Keberlanjutan Pedoman Pelaporan).

d) Tanggung jawab atas produk. Dimensi tanggung jawab produk

menyangkut aspek produk dari organisasi pelapor dan serta jasa yang

diberikan yang mempengaruhi pelanggan, terutama, kesehatan dan

keselamatan,informasi dan pelabelan, pemasaran, dan privasi. Kinerja

tanggung jawab produk akan dibagi menjadi lima aspek yaitu

33
kesehatan dan keselamatan pelanggan, label produk dan jasa,

komunikasi pemasaran, privasi pelanggan dan kepatuhan. Informasi

yang akan diungkapkan terdiri dari pendekatan manajemen, tujuan,

kebijakan, tanggung jawab pelatihan, organisasi dan kesadaran,

monitoring dan tindak lanjut, dan informasi kontekstual tambahan.

Semuanya akan dilaporkan berdasarkan hubungan aspek masyarakat

(GRI, Keberlanjutan Pedoman Pelaporan).

Tabel 2.3
Indikator Sustainability Report Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Indikator

(Tahun) Variabel (X)

1 Bukhori dan Pengaruh Pengungkapan Dimensi Ekonomi

Sopian (2017) Sustainability Report Terhadap Dimensi

Kinerja Keuangan Lingkungan

Dimensi Sosial

2 Anggrelia Pengaruh Pengungkapan Dimensi Ekonomi

(2018) Sustainability Report Terhadap Dimensi

Kinerja Keuangan Perusahaan Lingkungan

Yang Terdaftar Di Bei Periode Dimensi Sosial

2012-2016

3 Suhardiyah, Pengaruh Pengungkapan Dimensi Ekonomi

dkk (2018) Sustainability Report Terhadap Dimensi

Kinerja Keuangan Perusahaan Lingkungan

34
Pertambangan Yang Terdaftar Di Dimensi Sosial

Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-

2015

4 Septiana, dkk Pengaruh Sustainability Report Dimensi Ekonomi

(2019) Terhadap Kinerja Keuangan Dimensi

Perusahaan Sektor Perbankan Lingkungan

Yang Terdaftar Di Bursa Efek Dimensi Sosial

Indonesia (BEI) Tahun 2013-2016

5 Rahmananda Pengaruh Sustainability Report Kinerja Ekonomi

dan Gustyana Terhadap Kinerja Keuangan Kinerja

(2019) Return On Equity (Roe) Pada Lingkungan

Perusahaan Yang Terdaftar Di Kinerja Sosial

Lq45 Pada Periode 2013-2016

6 Prijanto (2019) Pengaruh Sustainability Report Kinerja Ekonomi

Terhadap Kinerja Keuangan Dan Kinerja

Tingkat Kepercayaan Nasabah Lingkungan

Bank Di Indonesia Kinerja Sosial

Dalam penelitian ini untuk mengukur Sustainability Report didasarkan

padaGlobal Initiative Reporting (GRI) Standars yang dimana pengungkapan

sustainability report meliputi 3 dimensi yaitu; dimensi ekonomi, dimensi

lingkungan, dan dimensi sosial. Hal ini juga mengacu dari beberapa penelitian

terdahulu seperti yang ditampilkan pada tabel 2.3 diatas yaitu Bukhori dan Sopian

35
(2017), Anggrelia (2018), Suhardiyah, dkk (2018), Septiana, dkk (2019),

Rahmananda dan Gustyana (2019), dan Prijanto (2019).

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang terkait dengan green banking dilakukan oleh

Awino (2014) yang meneliti tentang “Hubungan Green Banking dan Kinerja

Keuangan Perbankan Di Kenya”. Peneliti menggunakan data sekunder dari Bank

Sentral Kenya, Otoritas Komunikasi Kenya dan Kenya Nasional Biro Statistik.

Populasi penelitian adalah semua 43 bank komersial di Kenya, menjadikan

penelitian ini sebagai sensus. Data sekunder digunakan dalam penelitian yang

berkaitan dengan inisiatif kinerja keuangan dan green banking dari bank

komersial di Kenya untuk periode antara 1 Januari 2011 sampai 31 Desember

2013. Data dikumpulkan dari laporan tahunan Bank Sentral Kenya dan juga

laporan Otoritas Komunikasi Kenya. Desain penelitian yang digunakan adalah

penelitian deskriptif. Untuk memastikan apakah ada hubungan antara green

banking dan kinerja keuangan, peneliti menggunakan dua inisiatif green banking:

mobile banking dan online banking. Data dianalisis menggunakan analisis regresi.

Peneliti juga menilai kecukupan modal dan likuiditas semua bank komersial di

Kenya untuk menentukan apakah benar-benar ada hubungan di antara green

banking dan kinerja keuangan. Ukuran kinerja keuangan yang digunakan

penelitian ini adalah laba agregat sebelum pajak semua bank komersial Kenya.

Hasil penelitiannya menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara kinerja

keuangan dengan green banking, yang artinya semakin tinggi penggunaan mobile

banking dan internet banking akan meningkatkan kinerja keuangan bank.

36
Ramila and Gurusamy (2015) meneliti bagaimana dampak inisiatif green

banking seperti NEFT, RTGS, ECS, ATM, Mobile Banking, POS terhadap

profitabilitas bank sektor public, khususnya pada dimensi aktivitas atau

operasional bank yang lebih paperless. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa

ECS dan ATM memberikan dampak yang paling besar pada profitabilitas bank

sektor public. RTGS, NEFT dan Mobile Banking pada penelitian juga berdampak

pada profitabilitas bank walau tidak sebesar ECS dan ATM. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa inisiatif green banking yang diterapkan perbankan memiliki

dampak pada profitabilitas bank sektor public terutama pada dimensi

operasionalnya yang memanfaatkan teknologi (elektronik), internet, sehingga

lebih paperless.

Ratnasari, dkk (2017) meneliti tentang “Model Integrasi Untuk Mengukur

Dampak Dari Green Banking Dan Kinerja Keuangan Terhadap Profitalitas Bank”.

Green banking dalam penelitian ini dibagi menjadi dua dimensi yakni,

operasional harian green banking dan kebijakan green banking. Kinerja keuangan

dalam penelitian ini adalah kecukupan modal, kredit bermasalah, efisiensi bank

dan tingkat likuiditas bank. Sampel pada penelitian ini adalah Perbankan Sektor

Di Indonesia periode 2012-2016 dengan metode purposive sampling. Ada 7 bank

yang memenuhi kriretia sample penelitian. Metode analisis pada penelitian ini

regresi analisis berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa operasional harian

green banking, kecukupan modal dan tingkat likuiditas bank terbukti berpengaruh

signifikan dan positif terhadap profitabilitas bank. Kebijakan green banking dan

efisiensi bank terbukti memiliki pengaruh signifikan dan negatif terhadap

37
profitabilitas bank, sedangkan kredit bermasalah tidak terbukti berpengaruh

terhadap profitabilitas bank.

Iqbal (2020) yang meneliti tentang “Analisis Pengaruh Green Banking

Terhadap Profitabilitas Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia (Periode 2015 –

2018)”. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah green banking

berpengaruh pada profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia dan bagaimana

konsep green banking tersebut dalam perspektif islam. Jenis penelitian ini yaitu

kuantitatif dengan pendekatan deskriptif statistik. Metodologi penelitian yang

digunakan pada penelitian ini adalah metode dokumentasi dan studi kepustakaan.

Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu

laporan tahunan Bank Umum Syariah periode 2015 – 2018. Variabel dependen

pada penelitian ini adalah Net Profit Margin (NPM). Sedangkan variabel

independenya yaitu Green banking indicators. Metode analisis data yang

digunakan adalah regresi linear sederhana, koefisien determinasi (R2), dan uji

hipotesis yaitu Uji Parsial (Y), pengolahan data yang digunakan adalah program

SPSS 21. Hasil penelitian menunjukkan bahwa green banking memiliki pengaruh

positif terhadap profitabilitas. Dan dalam perspektif islam, Seluruh indikator

green banking telah sesuai berdasarkan perspektif islam serta dalil yang

menguatkan tentang menjaga alam dan mencegah kerusakan alam

Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan sustainability report

dilakukan oleh Bukhori & Sopian (2017) dalam penelitiannya yang berjudul

“pengaruh sustainability report terhadap kinerja keuangan perusahaan”. Indeks

yang digunakan sebagai pedoman sustainability report pada penelitian ini

38
berdasarkan Global Reporting Initiative (GRI) G4. Populasi penelitian ini adalah

seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013-2015.

Perusahaan yang menjadi sampel dipilih menggunakan metode purposive

sampling dengan beberapa kriteria tertentu. Jenis data yang digunakan adalah data

sekunder. Analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa secara simultan semua dimensi sustainability

report yaitu dimensi ekonomi, lingkungan, dan sosial memiliki pengaruh positif

signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Sedangkan secara parsial hanya

dimensi sosial yang berpengaruh positif tidak signifikan.

Anggrelia (2018) yang meneliti tentang “Pengaruh Pengungkapan

Sustainability Report Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Yang Terdaftar Di

BEI Tahun 2012-2016”. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 13 perusahaan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 5 tahun yaitu pada tahun 2012-

2016. Teknik analisis yang digunakan yaitu analisis regresi data panel. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa hanya variabel dimensi ekonomi yang

berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan. Sedangkan variabel dimensi

lingkungan dan dimensi sosial tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Hasil

uji F (simultan) menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara dimensi

ekonomi, dimensi lingkungan dan dimensi sosial terhadap kinerja keuangan

dengan nilai Adjusted R2 sebesar 12.5%.

Suhardiyah, dkk (2018) yang meneliti tentang “Pengaruh Pengungkapan

Sustainability Report Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pertambangan

Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015”. Penelitian ini

39
bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh pengungkapan Laporan

Keberlanjutan pada kinerja keuangan. Variabel yang digunakan adalah kinerja

ekonomi (X1), kinerja lingkungan (X2), kinerja sosial (X3) dan Kinerja Keuangan

(Y). Data penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan tahunan

perusahaan tentang investasi sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia dan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling.

Metode analisis data menggunakan uji asumsi klasik dan analisis regresi linier

berganda. Berdasarkan analisis data, dapat disimpulkan bahwa secara parsial

kinerja ekonomi dan kinerja lingkungan berpengaruh signifikan terhadap kinerja

keuangan yang diproksikan profitabilitas dengan arah positif. Sedangkan kinerja

sosial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan dengan arah positif.

Hasil uji F (simultan) menunjukkan bahwa kinerja ekonomi, kinerja lingkungan

dan kinerja sosial secara berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan

dengan arah positif.

Septiana, dkk (2019) yang meneliti tentang “ Pengaruh Sustainability

Report Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Sektor Perbankan yang Terdaftar

di Bursa Efek Indoesia (BEI) Tahun 2013-2016”. Jenis penelitian yang digunakan

adalah berjenis kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 43 perusahaan

dan diperoleh sampel dengan teknik pengambilan purposive sampling terpilih

sebanyak 10 perusahaan. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah jenis data sekunder berupa laporan tahunan dan laporan keberlanjutan

perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun

2013-2016 serta bersumber dari data eksternal. Variabel independen terdiri dari

40
pengungkapan dimensi ekonomi, lingkungan, dan sosial yang diukur

menggunakan Sustainability Report Disclosure Index (SRDI). Metode

pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode content analysis

dan metode penelitian tidak langsung yaitu metode dokumentasi. Teknik analisis

data yang digunakan adalah statistik deskriptif dengan analisis regresi linier

berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi ekonomi memiliki

pengaruh positif dan signifikan terhadap return on asset. Dimensi lingkungan dan

sosial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return on asset.

Prijanto, dkk (2019) yang meneliti tentang “Pengaruh Sustainability

Report Terhadap Kinerja Keuangan Dan Tingkat Kepercayaan Nasabah Bank Di

Indonesia” Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode kuantitatif

dengan menggunakan data skunder dari laporan keberlanjutan 2012-2015

Perbankan di Indonesia yang terdaftar di BEI.Variabel dependen atau variabel

terikat dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu kinerja keuangan yang

akan diproyeksikan dalam Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA) dan

Return On Equity (ROE) dan tingkat kepercayaan nasabah perbankan yang

diproyeksikan dalam Dana Pihak Ketiga (DPK).Jumlah variebel independen

dalam penelitian ini ada tiga variabel, yang merupakan tiga kategori dalam

Sustainability Report GRI-G4. Variabel-variabel tersebut meliputi, kategori

ekonomi, lingkungan dan sosial. Variabel independen diukur menggunakan

Sustainability reporting Disclosure Index (SRDI) yang didasarkan pada pedoman

GRIG4.Metode penelitian menggunakan analisis kuantitatif dengan model regresi

last square. Hasilnya, secara simultan, laporan keberlanjutan memiliki dampak

41
positif terhadap kinerja keuangan dan tingkat kepercayaan nasabah bank. Namun,

pengungkapan variabel EC, EN, dan SO tidak berpengaruh signifikan terhadap

kinerja keuangan secara parsial. Sedangkan variabel EN memiliki pengaruh

positif dan signifikan terhadap tingkat kepercayaan nasabah bank.

Rahmananda dan Gustyana (2019) yang meneliti tentang “Pengaruh

Sustainability Report Terhadap Kinerja Keuangan Return On Equity (Roe) Pada

Perusahaan Yang Terdaftar Di Lq45 Pada Periode 2013-2016”. Tujuan penelitian

ini yaitu untuk mengetahui pengaruh Sustainability Report (SR) aspek ekonomi,

sosial, dan lingkungan terhadap kinerja keuangan Return on Equity (ROE)

perusahaan-perusahaan yang terdaftar pada LQ45 periode 2013-2016. Penelitian

ini menggunakan teknik analisis data berupa analisis statistik deskriptif, uji

asumsi klasik, dan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa Sustainability Report aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan tidak terdapat

pengaruh secara parsial dan simultan terhadap kinerja keuangan ROE perusahaan-

perusahaan yang terdaftar pada LQ45 periode 2013-2016.

Berdasarkan penelitian terdahulu, dapat dibuatkan peta penelitian

terdahulu untuk mengetahui perbedaan variabel-variabel yang digunakan pada

penelitian terdahulu sehingga dapat digambarkan pada 2.1 sebagai berikut :

42
Carbon Green Green Reuse/Recycle Peper Green
Emisi Rewaard Building /Refurbish Work/Paperles Invesment
s s

NEFT RTG ECS AT Mobile POS


S M Banking
4
2

Green Banking

Operasional Harian

Kebijakan 1,2,3,4

Kinerja Keuangan
Sustainability Report
5,6,7,8
Dimensi Ekonomi ,9,10

Dimensi
Lingkungan
Dimensi Sosial

1,3 3 3 1,3

Kecukupan Modal Kredit Efisiensi Likuiditas


Bermasalah Bank

Gambar 2.1 Peta Penelitian Terdahulu

Keterangan :

1) Awino (2014) 6) Anggrelia (2018)

2) Ramila & Gurusami (2015) 7) Suhardiyah, dkk (2018)

3) Ratnasari, dkk (2017) 8) Septiana, dkk (2019)

4) Iqbal (2020) 9) Prijanto, dkk (2019)

5) Bukhori& Sopian (2017) 10) Rahmananda & Gustyana (2019)

43
2.3 Rerangka Konseptual dan Pengembangan Hipotesis

2.3.1 Rerangka Konseptual

Rerangka konseptual adalah suatu hubungan atau kaitan yang

mencerminkan hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya dari

penelitian yang sedang diteliti. Penelitian ini menggunakan dua variabel

independen dan satu variabel dependen. Dalam penelitian ini yang menjadi

variabel independen adalah green banking dan sustainability report. Variabel

dependen dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan.

Penelitian ini bertujuan unutuk menguji pengaruh green bankingdan

sustainability report terhadap kinerja keuangan. Penelitian ini menggunakan teori

stakeholder. Stakeholder theory menyatakan bahwa eksistensi suatu organisasi

ditentukan oleh para stakeholder-nya sehingga suatu organisasi akan bertindak

untuk memenuhi harapan para pemangku kepentingannya. Sebagai suatu institusi

keuangan, bank akan berusaha untuk melakukan tindakan-tindakan yang dapat

memenuhi harapan dari para pemangku kepentingannya, baik stakeholder internal

maupun eksternal seperti nasabah, pegawai bank, pemerintah, otoritas serta

masyarakat dan lingkungan.

Dalam kondisi saat ini dimana isu lingkungan menjadi area penting dalam

bisnis bank maka tindakan yang dilakukan bank untuk melakukan inisiasi praktik

bank berwawasan lingkungan merupakan salah satu upaya untuk dapat memenuhi

harapan dan kepentingan stakeholder untuk mempertahankan eksistensi dan

menjaga reputasi positif bank dalam pandangan stakeholders. Perbankan dapat

mewujudkannya dengan menjalankan usaha bisnis yang ramah lingkungan

44
sehingga perlu melakukan pengelolaan risiko lingkungan dan sosial yang disebut

green banking dan melakukan pengungkapan seluruh aktivitas ekonomi,

lingkungan, dan sosial melalaui pelaporan sustainability report. Dengan

meningkatnya kepercayaan stakeholders terhadap bank maka hal tersebut akan

berdampak pada peningkatan dari segi investasi atau kenaikan modal yang dapat

meningkatkan kinerja keuangan perbankan. Hal ini didukung oleh penelitian

Awino (2014), Ramila & Gurusami (2015), Ratnasari, dkk (2017), Iqbal (2020),

Bukhori dan Sopian (2017), Suhardyah, dkk (2018), Anggrelia (2018), Prijanoto,

dkk (2019), Septiana, dkk (2019), dan Rahmananda & Gustyana (2019).

Berdasarkan uraian di atas, maka diajukan model penelitian yang

menggambarkan kerangka konseptual sebagai panduan sekaligus alur pemikiran

seperti gambar berikut:

45
Teori Stakeholder
Awino (2014), Ramila & Gurusami

(2015), Ratnasari, dkk (2017), Iqbal

(2020) Bukhori & Sopian (2017),

Suhardyah, dkk (2018), Anggrelia

Green Banking (2018), Prijanoto, dkk (2019),


Teori Stakeholder
Awino (2014), Septiana, dkk (2019), Rahmananda &
Ramila &Gurusami
(2015), Ratnasari, Operasional Harian Gustyana (2019).
dkk (2017), Iqbal
(2020)
Kebijakan

Kinerja Keuangan

Teori Stakeholder Sustainability Report


Bukhori & Sopian

(2017), Suhardyah, Dimensi Ekonomi


dkk (2018), Anggrelia
Dimensi Lingkungan
(2018), Prijanoto, dkk

(2019), Septiana, dkk


Dimensi Sosial
(2019), Rahmananda

& Gustyana (2019).

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

2.3.2 Pengembangan Hipotesis

2.3.2.1 Operasional Harian Green Banking dan Kinerja Keuangan

Perbankan sebagai entitas yang memiliki visibilitas tinggi cenderung

mengungkapkan isu tentang kepentingan dan keterlibatan masyarakat untuk

meningkatkan citra sosial yang positif dalam masyarakat dan menarik konsumen

(Branco dan Rodriques, 2006) sehingga konsep green banking layak untuk

46
diadopsi. Oleh karenanya melalui inisiasi green banking, bank akan mengenalkan

konsep paperless dan layanan bank berbasis teknologi informasi kepada nasabah

yang ada maupun nasabah prospektif dan di sisi lain berupaya untuk

mempromosikan peran bank untuk menjadi warga perusahaan yang

bertanggungjawab terhadap pencapaian pengembangan keberlanjutan (Fernando

dan Fernando, 2017). Keterlibatan bank dalam merumuskan kebijakan yang

mempertimbangkan green banking akan dapat meningkatkan reputasi bank

sehingga mampu mempertahankan potensial dan menarik nasabah baru yang

dapat berkontribusi pada keberlanjutan bank di masa mendatang (Lymperopoulos,

et. al., 2012). Hal ini didukung dengan stakeholder theory yang dimana eksistensi

perusahaan akan ditentukan oleh peran krusial para stakeholder-nya, termasuk

juga dalam keberhasilan praktik green banking.

Perbankan yang menerapkan green banking, aktivitas sehari-harinya akan

berubah dari based on paper menjadi lebih paperless, kegiatan operasional bank

juga akan menjadi lebih efisien sehingga dapat mengurangi biaya kertas dari

kegiatan operasional bank tersebut. Pendapat diatas didukung oleh hasil penelitian

yang dilakukan oleh Dialysa (2015) menunjukan bahwa perbankan yang

menerapkan green banking melakukan aktivitasnya dengan memanfaatkan sistem

online. Hal tersebut dapat membuat bank menjadi lebih hemat karena aktivitas

operasionalnya yang paperless membuat biayanya seedikit berkurang dan

penggunaan energi yang lebih sedikit. Semakin berkurangnya biaya yang

dikeluarkan bank maka semakin besar laba yang didapat oleh bank sehingga

tingkat profitabilitasnya juga akan meningkat. Penjelasan tersebut menunjukkan

47
bahwa semakin tinggi penggunaan system online dalam daily operation bank

maka semakin tinggi profitabilitas bank karena biaya yang mengurangi laba

semakin kecil, menunjukkan adanya hubungan positif antara operasional harian

green banking dengan profitabilitas bank.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Awino (2014); Ramila&

Gurusamy (2015); Ratnasari dkk (2017); dan Iqbal (2020) yang meneliti

bagaimana pengaruh operasional green banking seperti penggunaan ATM,

internet banking, mobile banking memiliki pengaruh signifikan terhadap

profitabilitas. Hal ini menunjukkan bahwa inisiatif green banking yang diterapkan

perbankan memiliki dampak pada profitabilitas bank terutama pada dimensi

operasionalnya yang memanfaatkan teknologi (elektronik) sehingga lebih

paperless. Dari penjelasan tersebut, maka hipotesis yang dapat diajukan peneliti

terkait green banking dimensi operasional harian adalah :

H1 : Operasional harian green banking berpengaruh terhadap kinerja

keuangan.

2.3.2.2 Kebijakan Green Banking dan Kinerja Keuangan

Perbankan yang mengadopsi inisiatif green banking akan memperhatikan

dimana dia meletakkan dana, termasuk pemberian pinjaman, pembiayaan proyek

serta pendanaan kepada perusahaan-perusahaan. Oleh karena itu bank perlu

menyusun kebijakan terkait bagaimana melakukan penilaian kelayakan usaha atas

pembiayaan projek, pemberian kredit pada pelaku usaha atau pendanaan

perusahaan yang aktivitasnya tidak berdampak buruk pada lingkungan.

48
Berkaitan dengan pengungkapan green banking, Branco & Rodrigues

(2006) dalam Handajani (2019) menyatakan bahwa laporan yang diungkapkan

terutama berkaitan dengan informasi tentang aliran material dan energi yang

disebabkan oleh operasi perusahaan (energi, kertas, air, limbah, emisi) dan pada

ekologi produk (manajemen risiko lingkungan yang terkait dengan produk

keuangan dan produk lingkungan tertentu, seperti green product atau green

investment maupun pendanaan proyek dan investasi yang menguntungkan

lingkungan). Hal ini menunjukkan bahwa perhatian bank terhadap aspek

lingkungan dapat menjadi bagian yang tidak terpisah dari kegiatan operasional

perusahaan.

Jacken (2004) dalam perkumpulam Prakarsa Responsi Bank Indonesia

(2014) merumuskan ada 3 tahap untuk bank menuju berkelanjutan. Tahap pertama

adalah defensive banking, yakni bank mengikuti peraturan yang ditetapkan

pemerintah terkait lingkungan. Tahap kedua adalah preventive banking, yakni

terkait penghematan biaya dalam operasional bank, yakni salah satunya

penggunaan kertas dan dari sisi eksternal mengurangi risiko investasi akibat dari

risiko lingkungan. Tahap ketiga adalah offensive banking, yakni melihat

kesempatan baru dalam pasar, salah satunya mengadopsi konsep yang

mengedepankan keberlanjutan namun tetap memberikan profit. Tahap terakhir

adalah sustainable, bank membentuk kebijakan agar seluruh kegiatan

operasionalnya mengadopsi konsep berkelanjutan.Lebih lanjut dinyatakan bahwa

green banking mencakup kepedulian bank terhadap lingkungan dan kegiatan

positif lainnya untuk melestarikan lingkungan dan mencegah pencemaran

49
lingkungan. Namun demikian green banking juga dapat memberikan kontribusi

terhadap kinerja perusahaan termasuk kinerja keuangan perusahaan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Awino (2014); Ramila & Gurusamy

(2015); dan Iqbal (2020) menunjukkan bahwa kebijakan green banking memiliki

pengaruh terhadap kinerja keuangan dengan arah positif. Berdasarkan uraian

tersebut dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H2 : Kebijakan green banking berpengaruh terhadap kinerja keuangan

2.3.2.3 Dimensi ekonomi dalam sustainability report dan kinerja

keuangan

Aspek keberlanjutan ekonomi berkaitan dengan dampak organisasi

terhadap keadaan ekonomi bagi pemangku kepentingannya dan terhadap sistem

ekonomi di tingkat lokal, nasional, dan global (Global Reporting Initiative 2013).

Dampak ekonomi perusahaan terhadap stakeholder dan sistem ekonomi akan

mencerminkan keadaan ekonomi perusahaan. Keadaan ekonomi suatu perusaan

tentunya mempengaruhi investor selaku pemangku kepentingan. Minat investor

untuk menanamkan modalnya semakin besar jika keadaan ekonomi suatu

perusahaan menunjukan kinerja yang baik. Dana dari para investor ini aka

meningkatkan modal kerja sehingga membuat perusahaan mampu meningkatkan

operasinya. Dengan demikian, perusahaan akan memiliki kinerja keuangan yang

baik.

Sebagai bagian dari stakeholder, pemegang saham perlu adanya

transparansi informasi terkait kinerja ekonomi perusahaan. Dengan adanya

pengungkapan sustainability report yang dilakukan perusahaan maka diharapkan

50
dapat dijadikan sebagai bukti bahwa dalam kegiatan operasional perusahaan tidak

hanya berorientasi pada keuntungan saja, tetapi memperhatikan juga

tanggungjawab social dan lingkungannya, sehingga dapat meningkatkan

kepercayaan dari stakeholder dan akan berdampak pada peningkatan penjualan

pendapatan investasi, serta secara tidak langsung akan berpengaruh pada

peningkatan profitabilitas.

Hasil penelitian Bukhori dan Sopian (2017), Anggrelia (2018), Suhardiyah

(2018), Septiana, dkk (2019), dan Prijanto (2019) menunjukkan bahwa dimensi

ekonomi berpengaruh signifikan terhadap return on assets (ROA). Artinya bahwa

semakin banyak item pengungkapan dimensi ekonomi maka semakin tinggi

return on asset yang diperoleh perusahaan, hal ini juga dapat meningkatkan

transparansi perusahaan dan kepercayaan stakeholders sehingga image

perusahaan semakin terjaga. Berdasarkan uraian tersebut dirumuskan hipotesis

sebagai berikut :

H3 : Pengungkapan dimensi ekonomi dalam sustainability report

berpengaruh terhadap kinerja keuangan.

2.3.2.4 Dimensi lingkungan dalam sustainability report dan kinerja

keuangan

Pengungkapan kinerja lingkungan menjadi hal yang sangat vital untuk

menunjukkan eksistensi dan keikutsertaan perusahaan dalam menangani masalah

lingkungan. Perusahaan perlu menunjukkan eksistensi dan keikutsertaan dalam

penanganan masalah lingkungan sebagai bentuk tanggungjawab perusahaan

secara moril terhadap lingkungan dimana perusahaan tersebut beroperasi.

51
Perusahaan perlu menunjukan semua itu untuk mendapatkan kepastian bahwa

perusahaan telah beroperasi sesuai dengan norma, kaidah, dan peraturan yang

berlaku.

Perusahaan yang telah mendapatkan kepastian tersebut akan memperoleh

citra dan predikat yang baik dimata publik. Predikat ini yang menjadi nilai tambah

perusahaan di mata para stakeholder. Semakin tinggi nilai tambah suatu

perusahaan maka semakin dipercaya dan menarik hati para stakeholder.

Peningkatan modal dari para investor, kepercayaan dari pemerintah, kepercayaan

dari konsumen, serta loyalitas dari para karyawan sebagai dampak dari

kepercayaan tadi membuat perusahaan dapat terus meningkatkan kinerjanya.

Kinerja yang baik, maka perusahaan juga akan mengalami peningkatan terhadap

kinerja keuangan perusahaan. Itulah mengapa pengungkapan aspek kinerja

lingkungan memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Pengungkapan kinerja lingkungan bertujuan untuk memberikan informasi

yang relevan dan akurat mengenai kinerja lingkungan perusahaan kepada

stakeholder. Teori stakeholder menyatakan bahwa kelangsungan hidup bisnis

perusahaan bergantung pada dukungan dari stakeholder. Sustainability report

perlu diungkapkan untuk menjawab tuntutan dari para stakeholder yang ingin

mengetahui kinerja perusahaan yang peduli akan lingkungan yang selanjutnya

akan merespon positif dengan memberikan pendanaan bagi perusahaan sehingga

dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Hal ini sejalan dengan hasil

penelitian Bukhori & Sopian (2017), Anggrelia (2018), Suhardiyah (2018) dan

Prijanto, dkk (2019) yang menyatakan bahwa kinerja lingkungan memiliki

52
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Berdasarkan

uraian tersebut dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H4 : Pengungkapan dimensi lingkungan dalam sustainability report

berpengaruh terhadap kinerja keuangan.

2.3.2.5 Dimensi sosial dalam sustainability report dan kinerja keuangan

Dimensi sosial dalam sustainability report menyangkut dampak organisasi

terhadap masyarakat dimana mereka beroperasi, dan menjelaskan risiko dari

interaksi dengan institusi sosial lainnya. Dimensi sosial ini dibagi dalam empat

aspek, yaitu hak asasi manusia, masyarakat, tanggungjawab atas produk, tenaga

kerja, dan pekerjaan layak. Oleh karena itu pengungkapan kinerja sosial dalam

Sustainability Report penting dan berpengaruh terhadap kinerja. Menurut Sejati &

Prastiwi (2015) dalam Maskat (2018), pengungkapan kinerja sosial dapat

berpengaruh pada persepsi stakeholder tentang bagaimana perlakuan perusahaan

terhadap sumber daya manusia di sekitarnya. Perusahaan membutuhkan

sumberdaya yang handal, kompetitif, kreatif, dan efektif untuk mengelola aset

perusahaan agar dapat menghasilkan laba atau keuntungan yang maksimal dari

aset perusahaan tersebut.

Sumber daya menjadi perhatian bank untuk memahami tren dan kebutuhan

sesuai dengan generasinya. Lingkungan kerja yang nyaman dan aman merupakan

salah satu syarat guna telaksananya iklim kerja yang efektif, yang selanjutnya

akan berdampak pada pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Sebagai

bentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat, bank

juga berfokus pada pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat yang

53
berkelanjutan. Kegiatan yang didahului dengan pemetaan sosial sehingga

diketahui adanya kebutuhan masyarakat. Perusahaan bertekad mengubah pola

pikir masyarakat agar lebih produktif sehingga memberikan kontribusi secara

masif dalam pertumbuhan perekonomian.

Dengan adanya pengungkapan sustainability report dalam dimensi sosial

dapat dijadikan bukti bahwa perusahaan telah beroprasi sesuai dengan bingkai dan

norma yang ada dalam masyarakat. Selain itu menjadi salah satu bentuk

transparansi perusahaan kepada investor. Transparansi merupakan salah satu

bentuk penerapan teori stakeholder yang digunakan perusahaan untuk menjaga

hubungan dengan stakeholder-nya. Dengan adanya penerimaan dan pengakuan

dari masyarakat, maka akan berpengaruh pada peningkatan citra perusahaan di

mata investor, sehingga akan menarik investor untuk berinvestasi dan akhirnya

akan berdampak meningkatkan profitabilitas perusahaan. Berdasarkan penelitian

Bukhori & Sopian (2017), Anggrelia (2018), Suhardiyah (2018), dan Prijanto

(2019) menunjukkan bahwa kinerja sosial memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kinerja keuangan perusahaan secara parsial. Hasil ini menidentifikasikan

bahwa semakin banyak item pengungkapan dimensi sosial maka semakin tinggi

profit yang diperoleh perusahaan, hal ini juga dapat meningkatkan transparansi

perusahaan dan kepercayaan stakeholders sehingga image perusahaan semakin

terjaga. Berdasarkan uraian tersebut dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H5 : Pengungkapan dimensi sosial dalam sustainability report

berpengaruh terhadap kinerja keuangan.

54
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2018:37) Penelitian

asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan mengetahui hubungan antara dua

variabel atau lebih. Menurut Sugiyono (2018:8) penelitian kuantitatif dapat

diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data

menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif statistik,

dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Indonesia dengan menggunakan data laporan

tahunan (annual report) dan laporan keberlanjutan (sustainability report)

perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia yang terdapat di website

resmi Bursa Efek Indonesia http://www.idx.ac.id. Periode pengamatan penelitian

yang digunakan adalah tahun 2015-2019.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2018:80), populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini perusahaan sektor perbankan yang

55
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2015-2019 sebanyak 41

perusahaan.

Menurut Sugiyono (2018:81), sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Metode pengambilan sampel

dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling yaitu pemilihan sampel

atas dasar kesesuaian antara sampel dengan kriteria pemilihan tertentu. Kriteria

pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah :

1) Perbankan yang mempublikasikan laporan keuangan dan laporan

tahunan periode 2015-2019.

2) Perbankan yang menyajikan laporan sustainability report periode

2015-2019.

3) Perbankan yang melaporkan informasi tentang green banking.

4) Perbankan yang menampilkan informasi lengkap, yakni informasi

mengenai persentase jumlah transaksi melalui internet banking, CSR,

laba bersih dan informasi lainnya yang diperlukan dalam penelitian.

Berdasarkan metode purposive sampling, maka diperoleh sampel yang

memenuhi kriteria sebanyak 10 perusahaan sektor perbankan periode 2015-2019,

sehingga didapat 50 observasi data yang diringkas dalam tabel berikut:

Tabel 3.1
Penarikan Sampel Penelitian
No Keterangan Jumlah

1 Perbankan yang mempublikasikan laporan keuangan 41

dan laporan tahunan periode 2015-2019

2 Perbankan yang tidak menyajikan laporan (18)

56
sustainability report periode 2015-2019

3 Perbankan yang tidakmelaporkan informasi tentang (11)

green banking

4 Perbankan yang tidak menampilkan informasi secara (2)

lengkap

5 Jumlah sampel perusahaan 10

6 Jumlah observasi periode 2015-2019 50

3.4 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data sekunder

berupa laporan tahunan (anuual report) dan laporan keberlanjutan (sustainability

report) pada perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) selama tahun pengamatan 2015-2019. Sumber data dalam penelitian ini

diperoleh dari website BEI http://www.idx.ac.id dan website resmi pada masing-

masing bank yang digunakan sebagai sampel. Data yang digunakan dalam green

banking adalah jumlah transaksi yang dilakukan dengan menggunakan internet

banking dan untuk kebijakan green banking dilihat dari green banking disclousure

index (GBDI) yang dimana data-data tersebut dapat dilihat melalui laporan

keuangan (annual report) perbankan dan sustainability reports masing-masing

perbankan.

3.5 Definisi dan Pengukuran Variabel Penelitian

3.5.1 Variabel Independen

3.5.1.1 Green Banking

57
Green banking atau perbankan ramah lingkungan adalah suatu konsep

pembiayaan atau kredit produk jasa-jasa perbankan yang mengutamakan aspek-

aspek keberlanjutan baik ekonomi, lingkungan, sosial budaya dan teknologi

secara bersamaan dimana ini merupakan konsep atau paradigma baru dalam

industri perbankan internasional yang sedang berkembang selama satu dekade

terakhir konsep tersebut muncul sebagai respon atau tuntutan masyarakat global

yang meminta industri perbankan turut berpartisipasi aktif dalam upaya mengatasi

krisis lingkungan dan pemanasan global yang kian serius (Iqbal 2020). Menurut

Kavitha and Rani (2016) yang dikutip oleh Ratnasari, dkk (2017) ada dua aspek

dalam green banking pertama bagaimana aktivitas bank dilakukan, paperless atau

tidak. Kedua, dimana bank meletakkan dananya. Pada penelitian ini Inisiatif

Green banking dilihat dari 2 dimensi, yakni operasional harian green banking dan

kebijakan green banking yang dimana kedua dimensi tersebut diharapkan dapat

mewakili praktek green banking.

a. Operasional Harian Green Banking

Dimensi ini mengacu pada bagaimana operasional yang dilakukan

perbankan sehari-harinya dan mengubah praktiknya kearah yang lebih ramah

lingkungan sesuai dengan praktek dari konsep green banking. Green Operational

merupakan upaya bank untuk menjadi bank berwawasan lingkungan dengan

melaksanakan kegiatan operasional perusahaan yang pro-lingkungan. Green

operational meliputi aktivitas bisnis perbankan yang mempertimbangkan

dampaknya terhadap lingkungan dalam menjalankan banking-daily-activities.

Green operational diwujudkan dalam bentuk indikator kegiatan seperti

58
pembangunan kantor berkonsep hijau (green office/green building), penghematan

penggunaan kertas (paperless usage), pengolahan dan pemanfaatan limbah/daur

ulang, penyiapan infrastruktur pendukung kegiatan operasional untuk

penghematan energi serta pengurangan emisi gas rumah kaca (Handajani, dkk

2019). Menurut Nath, Nayak, & Goel (2014) yang meneliti praktek green banking

dan merekomendasikan agar bank dalam hal operasinya untuk menerapkan

paperless banking, online banking, mobile banking, dan green card yang

bahannya bisa didaur ulang.

Green banking adalah bank yang kegiatan operasionalnya ramah

lingkungan, memiliki tanggung jawab dan kinerja lingkungan (Bai, 2011) serta

mempertimbangkan aspek perlindungan lingkungan dalam menjalankan bisnisnya

(Bihari, 2011). Beragam cara dapat dilakukan dalam adopsi green banking seperti

online banking, internet banking, green checking account, green loan, mobile

banking, electronic banking outlet dan penghematan penggunaan energi yang

berkontribusi pada program keberlanjutan lingkungan (Gupta, 2015) dalam

Handajani, dkk (2019). Perbankan yang menerapkan green banking pada

aktivitasnya, akan lebih memanfaatkan kemajuan teknologi serta internet yang ada

sekarang, sehingga aktivitas perbankan yang dulunya based on paper menjadi

lebih paperless, sehingga diharapkan dapat mengurangi carbon footprint dan

carbon emission. Penelitian pendukung adalah yang dilakukan oleh Awino (2014)

yang meneliti hubungan antara green banking dengan kinerja bank komersial di

Kenya, untuk mengukur green banking bisa dilakukan dengan melihat transaksi

59
melalui mobile banking dan internet banking dengan menghitung “Amount Funds

Channeled through mobile banking”.

Dalam penelitian ini inisiatif green banking pada dimensi operasional

harian akan diukur dengan menghitung persenan dari jumlah transaksi melalui

sistem pembayaran e-banking, alasannya dikarenakan sebagian besar perbankan

sudah memiliki layanan internet banking yang dimana pemanfaatan e-banking

memiliki keuntungan yang banyak yang akan didapatkan oleh nasabah maupun

perbankan tesebut terutama jika melihat dari banyaknya waktu dan tenaga yang

bisa dihemat karena e-banking jelas bebas antrian dan bisa dilakukan dari mana

saja sepanjang nasabah mempunyai sarana pendukung untuk melaksaakan layanan

e-banking tersebut. Selain itu penggunaan internet banking lebih murah

dibandingkan membuka kantor cabang atau membuat mesin ATM, dengan

internet banking bank juga dapat menghemat di biaya kertas dan telepon..Internet

banking juga berbeda dengan mobile banking yang dimana dalam menggunakan

mobile banking harus menggunakan aplikasi pihak ketiga untuk melakukan proses

transaksi ataupun mengecek informasi rekening dan untuk menjalankannya

terlebih dahulu harus melakukan pendaftaran m-baking menggunakan nomor sim

card yang digunakan dan dikenakan biaya pulsa (untuk sms notifikasi), bebeda

dengan internet banking hanya membutuhkan koneksi internet yang lancar untuk

melakukan transaksi perbankan tanpa perlu aplikasi pihak ketiga ataupun biaya

pulsa. Perbedaan lainnya juga internet banking memerlukan alat token yang

berfungsi untuk melakukan otentikasi transaksi perbankan seperti transfer,

60
pembelian, dan pembayaran. Rumus yang digunakan untuk mengukur operasional

harian green banking adalah:

Operasional harian green banking = Jumlah transaksi melalui internet banking

(Sumber : Ratnasari, dkk; 2017)

b. Kebijakan green banking

Green Banking adalah istilah umum yang mengacu pada praktek-praktek

dan pedoman bank-bank dalam pembangunan yang berkelanjutan di bidang

ekonomi, lingkungan, dan sosial. Konsep Green Banking adalah sebuah konsep

yang mendorong bisnis perbankan membantu pengurangan pencemaran

lingkungan. Untuk membantu pengurangan pencemaran lingkungan, bank dalam

proses pembiayaan sebuah pembangunan harus melihat dampak terhadap

kelestarian lingkungan. Konsep green banking ini sangat erat kaitannya dengan

istilah green credit. Green credit dapat diartikan sebagai fasilitas pinjaman dari

lembaga keuangan kepada debitur yang bergerak di sektor bisnis yang tidak

berdampak pada penurunan kualitas lingkungan maupun kondisi sosial

masyarakat. Meski demikian, green banking tidak hanya berkutat pada dunia

perkreditan, namun juga program-program lain yang berwawasan lingkungan.

Praktik green banking berkembang semakin cepat sebagai suatu strategi

perbankan dalam merespon tantangan terhadap masalah lingkungan. Bank

berperan dalam memberikan pendanaan terhadap proyek-proyek dan investasi

yang dapat berpotensi menyebabkan kerusakan lingkungan (Handajani, dkk,

2019). Dengan demikian peran perbankan menjadi krusial dengan

mempertimbangkan isu lingkungan dalam pemberian kredit. Bryson, Atwal,

61
Chaudhuri, & Dave (2016) mengidentifikasi faktor yang mendorong bank untuk

menggunakan layanan yang berbasis green banking yang dianggap sebagai

praktik dan kebijakan green innovative. Green inovation merupakan eksploitasi

gagasan baru yang efektif untuk menciptakan produk lingkungan, yang dapat

menghasilkan marjin laba yang lebih tinggi (Dangelico & Pujari, 2010).

Dimensi kebijakan green banking ini berfokus pada determinan praktik

pengungkapan green banking dari perspektif kebijakan-kebijakan yang

dikeluarkan oleh bank dan perencanaan strategi bank pada kegiatan operasional,

pemberian pinjaman, pendanaan yang terkait dengan green banking yang

diterapkan. Untuk mengukur praktik kebijakan green banking yang dilakukan

oleh perbankan yaitu dengan cara melakukan analisis isi (content analysis) dan

mendeskripsikan aspek-aspek praktik green banking, dengan merujuk pada

indikator Green Banking Disclosure Index (GBDI) yang dikembangkan oleh

(Bose et al., 2018). GBDI diukur dengan menghitung items pengungkapan

informasi green banking yang dilaporkan bank dibandingkan dengan items

pengungkapan yang diharapkan. Jika perusahaan mengungkapkan items diberi

skor 1dan skor 0 jika sebaliknya.

𝑱𝒖𝒏𝒍𝒂𝒉 𝒈𝒓𝒆𝒆𝒏 𝒃𝒂𝒏𝒌𝒊𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒔𝒄𝒍𝒐𝒖𝒔𝒖𝒓𝒆 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒖𝒏𝒈𝒌𝒂𝒑𝒌𝒂𝒏


GBDI = 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒊𝒕𝒆𝒎 𝒈𝒓𝒆𝒆𝒏 𝒃𝒂𝒏𝒌𝒊𝒏𝒈 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒉𝒂𝒓𝒂𝒑𝒌𝒂𝒏

(Sumber : Handajani, 2019)

3.5.1.2 Sustainability Report

Menurut OJK (2017) dalam Rahmananda & Gustyana (2019), SR

merupakan bentuk laporan yang diterbitkan oleh perusahaan dalam rangka untuk

62
melakukan pengungkapan (disclose) atau mengkomunikasikan kepada para

pemangku kepentingan mengenai kinerja Lingkungan, Sosial dan Tata kelola

yang baik (LST) secara akuntabel. GRI (2016) menjelaskan bahwa mereka adalah

organisasi nirlaba (nonprofit) internasional yang bekerja untuk kepentingan publik

dengan visi ekonomi global berkelanjutan di mana organisasi mengelola kinerja

dan dampak ekonomi, lingkungan, sosial, dan tata kelola secara bertanggung

jawab. Ribuan pelapor perusahaan dan sektor publik di lebih dari 90 negara

menggunakan Standar GRI.

Dalam Standar GRI, Standar Universal GRI 201: Pengungkapan Umum

terdiri dari 56 komponen, yaitu 33 pengungkapan yang wajib dilaporkan oleh

perusahaan yang memilih opsi Inti sedangkan sisanya yaitu 23 pengungkapan

diharuskan bagi perusahaan yang memilih opsi Komprehensif. Standar Topik

Spesifik mencapai total 77 pengungkapan yang dibagi menjadi 3 topik yaitu

terdiri dari 13 pengungkapan topik ekonomi, 30 pengungkapan topik lingkungan

dan 34 pengungkapan topik social (Ramadani, 2019).

Variabel dalam sustainability report diukur melalui Standar GRI.

Penelitian ini menggunakan pedoman GRI Standar sehingga jumlah indeks untuk

pelaksanaan SR aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan berjumlah 77 item.

Jumlah indeks untuk pelaksanaan SR dimensi ekonomi berjumlah 13 item

diproksikan dengan EcDI (Economic Disclosure Index), SR dimensi lingkungan

berjumlah 30 item diproksikan dengan EnDI (Enviromental Disclosure Index),

dan SR dimensi sosial berjumlah 34 item diproksikan dengan SoDI (Social

Disclosure Index). Perhitungan EcDI, SoDI, dan EnDI dilakukan dengan

63
memberikan skor 1 jika item tersebut dilaksanakan dalam SR perusahaan dan skor

0 jika item tersebut tidak dilaksanakan dalam SR perusahaan. Lalu, item-item

yang dilaksanakan akan dijumlahkan secara keseluruhan. Selanjutnya jumlah total

skor tersebut dimasukkan pada rumus, sebagai berikut:

1) Dimensi ekonomi
𝑛
𝐸𝑐𝐷𝐼 =
𝑘

(Sumber; Rahmananda & Gustyana 2019)

dimana:

EcDI = Economic Disclosure Index

n = Jumlah item yang diungkapkan dalam SR aspek ekonomi

k = Jumlah item yang diharapkan (13 item)

2) Dimensi lingkungan
𝑛
𝐸𝑛𝐷𝐼 =
𝑘

dimana:

EnDI = Enviromental Disclosure Index

n = Jumlah item yang diungkapkan dalam SR aspek lingkungan

k = Jumlah item yang diharapkan (30 item)

3) Dimensi sosial
𝑛
𝑆𝑜𝐷𝐼 =
𝑘

dimana:

SoDI = Social Disclosure Index

n = Jumlah item yang diungkapkan dalam SR aspek sosial

64
k = Jumlah item yang diharapkan (34 item)

3.5.2 Variabel Dependen

Variabel dependen atau yang biasa disebut dengan variable terikat adalah

variable yang dipengaruhi oleh variable independen atau variable bebas. Dalam

penelitian ini variable dependennya adalah kinerja keuangan perbankan yang

dimana diproksikan dengan tingkat profitabilitas perusahaan. Profitabilitas

merupakan faktor yang seharusnya mendapat perhatian penting, karena untuk

dapat melangsungkan hidupnya, suatu perusahaan harus berada dalam keadaan

yang menguntungkan (profitable). Tanpa adanya keuntungan (profit), maka akan

sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar (Wijayanti, 2017). Kinerja

tersebut dapat diukur dengan menggunakan indikator Return on Asset (ROA)

yang digunakan sebagai proxy untuk mengukur profitabilitas suatu bank

(Yogianta, 2013) dalam Ratnasari, dkk (2017). Return on Asset merupakan rasio

yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam

memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan dan menunjukan tingkat

efisiensi kinerja. Return on Asset (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba)

secara keseluruhan dan menunjukan tingkat efisiensi kinerja. Rumus untuk

menghitung ROA adalah :

𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐒𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐏𝐚𝐣𝐚𝐤


𝑹𝑶𝑨 = 𝐱𝟏𝟎𝟎%
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐬𝐞𝐭

65
3.6 Prosedur Analisis Data

3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran

mengenai variabel yang terdiri dari variabel independen dan variabel

dependen.Statistik deskriptif juga memberikan gambaran atau deskripsi tentang

suatu data yang dilihat melalui nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,

maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness dari masing-masing

variabel (Ghozali, 2005:19). Mean digunakan untuk mengetahui rata-rata data

yang bersangkutan. Standar deviasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar

data yang bersangkutan bervariasi dari rata-rata. Nilai maksimum digunakan

untuk mengetahui jumlah terbesar data yang bersangkutan. Nilai minimum

digunakan untuk mengetahui jumlah terkecil data yang bersangkutan. Dengan

demikian, analisis ini berguna untuk memberi gambaran tentang kinerja

keuangan, green banking dan sustainability report dilihat dari nilai rata-rata,

standar deviasi, maksimum, dan minimum.

3.6.2 Uji Asumsi Klasik

3.6.2.1 Uji Normalitas Residual

Uji normalitas merupakan pengujian antara variable independen dan

dependen. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variable independen

dan dependen berdistribusi normal atau tidak. Pengujian dilakukan dengan

menggunakan Kolmogorov_Smirnov. Dimana :

 Nilai Signifikan <0.05, maka distribusi data tidak normal

 Nilai Signifikan >0.05, maka distribusi data normal

66
3.6.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolineritas adalah pengujian untuk mengetahui ada atau tidaknya

korelasi yang signifikan antara variabel-variabel independen dalam suatu model

regresi linear berganda. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka

variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel

independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas

dilakukan dengan cara melihat nilai tolerance value dan nilai Varian Inflation

Factor (VIF). Jika nilai Tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10 maka tidak terjadi

multikolinearitas dalam regresi tersebut (Ghozali, 2005:95).

3.6.2.3 Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain. Jika varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap,

maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.

Heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan cara melakukan Uji Glejser, dasar

pengambilan keputusan dari uji ini yaitu dengan melihat kolom sig pada tabel

coefficient α. Apabila signifikansi >0,05 maka model regresi bebas dari

heterokesdasitas (Ghozali, 2005:105).

3.6.2.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah di dalam model regresi linear

ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 atau sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka

67
dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang

berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.

Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas

dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut

waktu (time series) karena “gangguan” pada seseorang individu/kelompok

cenderung mempengaruhi “gangguan” pada individu/ kelompok yang sama pada

periode berikutnya. Model regresi yang bagus adalah regresi yang bebas dari

autokorelasi(Ghozali, 2005:95-96). Pengujian autokorelasi yang banyak

digunakan adalah dengan metode Durbin-Watson.

3.6.3 Analisis Regresi

Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis regresi linier

berganda untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan

antara variabel satu dengan variabel lain, yang dirumuskan :

ROA = α + 𝜷𝟏 OperasionalHarianGB + 𝜷𝟐 KebijakanGB + 𝜷𝟑

DimensiEkonomi + 𝜷𝟒 DimensiLingkungan + 𝜷𝟓 Dimensi Sosial + e

Dimana :

Profitabilitas = ROA rumusnya : Laba bersih tahun sampel dibagi

total asset akhir tahun dikali 100%

Operasional Harian = Jumlah transaksi melalui internet banking

green banking

Kebijakan green = Jumlah item green banking disclousure yang

diungkapkan dibagi jumlah item yang diharapkan (21

68
banking item)

Dimensi ekonomi = Jumlah item yang diungkapkan dalam SR aspek

ekonomi dibagi jumlah item yang diharapkan (13

item)

Dimensi = Jumlah item yang diungkapkan dalam SR aspek

lingkungan lingkungan dibagi jumlah item yang diharapkan (30)

Dimensi social = Jumlah item yang diungkapkan dalam SR aspek

sosial dibagi jumlah item yang diharapkan (34)

Α = Konstanta

𝛽1,2,3,4,5 = Koefisien regresi

𝑒 = Standar error

3.6.4 Uji Hipotesis

3.6.4.1 Koefisien Determinasi (𝑹𝟐 )

Koefisien Determinan ( 𝑅2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menjelaskan variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi 𝑅2 antara nol dan satu (Ghozali, 2005:83). 𝑅2 = 0-1, artinya apabila

nilai 𝑅2 kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menerangkan

variabel dependen terbatas, sedangkan nilai 𝑅2 yang mendekati satu berarti

kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat

kuat.

69
3.6.4.2 Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)

Pengujian yang dilakukan ini adalah dengan uji parameter β (uji kolerasi)

dengan menggunakan uji F-statistik. Hal ini membuktikan ada atau tidaknya

pengaruh negatif antara variabel X dengan variabel Y secara bersama-sama

(simultan).

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah seluruh variabel independen

secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen pada tingkat

signifikansi 0,05 (α = 5%). Pengujian ini dilakukan dengan ketentuan sebagai

berikut :

1) Apabila tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa H0 diterima Ha ditolak.

2) Apabila tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa H0 ditolak Ha diterima.

Hipotesis yang diajukan dapat dirumuskan sebagai berikut:

H0 : b1,b2,b3,b4,b5 = 0 : artinya tidak ada pengaruh antara variabel

operasional harian green banking, kebijakan green banking, dimensi

ekonomi, dimensi lingkungan, dan dimensi sosial dalam sustainability

report terhadap kinerja keuangan secara simultan.

Hα : b1,b2,b3,b4,b5 ≠ 0 : artinya ada pengaruh antara variabel operasional

harian green banking, kebijakan green banking, dimensi ekonomi,

dimensi lingkungan, dan dimensi sosial dalam sustainability report

terhadap kinerja keuangan secara simultan.

70
3.6.4.3 Uji Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Dasar pengambilan keputusannya dilakukan dengan melihat

nilai signifikansi t masing-masing variabel pada output hasil regresi menggunakan

SPSS dengan significance level 0,05 (α = 5%). Jika nilai signifikansi lebih besar

dari α maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan), yang berarti

secara individual variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel dependen. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari α maka

hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan), berarti secara individual variabel

independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

71
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Pada bab 4 akan dibahas tahap-tahap dan pengolahan data yang kemudian

akan dianalisis mengenai “Pengaruh Green Banking dan Sustainability Report

terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2015-2019”. Sumber data dalam penelitain

merupakan data sekunder yang di peroleh dari website BEI dan website masing-

masing perusahaan dan sumber lain yang dapat diakses oleh publik. Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini merupakan perusahaan sektor perbankan yang

listing di BEI dan menerbitkan sustainability report dengan GRI standar dalam

kurun waktu 2015-2019.

Persoalan tentang lingkungan hidup apabila dikaji dalam pelaksanaan

pembangunan sekarang ini seringkali dihadapkan pada keadaan yang kontroversi

antara pemanfaatan sumber daya alam untuk pembangunan dan kelestarian

lingkungan hidup itu sendiri. Indonesia sebagai negara yang memiliki kuantitas

dan kualitas sumber daya alam yang sangat baik juga berada pada posisi yang

dilematis, mengingat selama ini dalam pembangunan ekonominya lebih berbasis

pada pemanfaatan sumber daya alam. Apabila proses pembangunan ekonomi yang

berbasis sumber daya alam tidak dilaksanakan dengan baik maka dapat

menimbulkan beragam permasalahan lingkungan, seperti pencemaran air dan/atau

udara, kerusakan kualitas tanah, kebakaran dan kerusakan hutan, alih fungsi lahan

pertanian, perubahan iklim dan sebagainya. Hal ini dapat menjadi sebuah

72
permasalahn bagi rakyat Indonsesia nantinya apabila tidak diberikan perhatian

secara serius, kemungkinan-kemungkinan yang tidak diinginkan bisa saja terjadi.

Pada penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH) disebutkan bahwa

baik Negara, pemerintah, dan seluruh pemangku kepentingan mempunyai

kewajiban yang sama untuk melakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan

hidup dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan agar lingkungan hidup

tetap menjadi sumber dan penunjang hidup bagi rakyat Indonesia serta makhluk

hidup lain. Bank yang merupakan sebuah lembaga keuangan juga harus

melakukan transformasi dalam perilaku dan kegiatannya yang berhubungan

dengan lingkungan hidup. Jika pada masa lalu, pihak yang harus

bertanggungjawab terhadap dampak lingkungan yang ditimbulkan ialah pelaku

usaha (industri), sementara bank sebagai pihak yang memberikan pembiayaan

terbebas dari tanggung jawab tersebut. Namun, hal tersebut kini sudah mulai

bergeser, bank melalui cara pembiayaannya diharuskan untuk turut berperan

dalam menekan perusakan lingkungan. Artinya, bank harus mempertimbangkan

apakah kegiatan yang dijalankan oleh debiturnya memiliki dampak negatif

terhadap lingkungan atau tidak. Salah satunya melalui konsep green banking atau

perbankan hijau adalah sebuah konsep yang mendorong bisnis perbankan

membantu pengurangan pencemaran lingkungan. Untuk membantu pengurangan

pencemaran lingkungan, bank dalam proses pembiayaan sebuah pembangunan

harus melihat dampak terhdap kelestarian lingkungan.

73
Komitmen Indonesia dalam penerapan green banking atau yang dalam

terminologi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) disebut keuangan berkelanjutan

(sustainable finance) ditunjukkan dengan diluncurkannya peta jalan (roadmap)

keuangan berkelanjutan pada Desember 2014. Roadmap ini merupakan langkah

strategis jangka panjang dan jangka menengah Pemerintah Indonesia untuk

Lembaga Jasa Keuangan (LJK) agar berperan aktif dan berkontribusi dalam

proses pembangunan berkelanjutan dalam rencana pembangunan jangka panjang

nasional (RPJP) 2005-2025 dan rencana pembangunan jangka menengah nasional

(RPJMN) 2015-2019 yang bertumpu pada 3P, yaitu Profit (keuntungan), People

(manusia) dan Planet (bumi).Dalam konteks keuangan berkelanjutan, peta jalan

ini menerapkan empat prinsip dasar salah satunya yaitu prinsip tata kelola pada

aspek Lingkungan Hidup dan tanggungjawab sosial termasuk didalamnya adalah

pelaporan berkelanjutan (sustainability report).

Sustainability report menjadi media bagi perusahaan yang awalnya hanya

melaporkan aspek keuangan beralih menjadi lebih modern dengan melaporkan

aspek nonkeuangan seperti sosial dan lingkungan kepada pemangku kepentingan.

Hal ini dikarenakan adanya pergerakan yang cukup signifikan dalam penentuan

nilai pasar organisasi bisnis. Tahun 1975, nilai perusahaan sebanyak 83%

ditentukan oleh aspek keuangan, sedangkan sisanya 17% oleh aspek

nonkeuangan. Tahun 2009, nilai pasar organisasi bisnis ditentukan hanya 19%

oleh aspek keuangan dan sisanya 81% oleh aspek nonkeuangan (Tomo, 2011).

Bergesernya penentuan nilai perusahaan ini bersamaan dengan meningkatnya isu-

isu kerusakan alam seperti polusi udara, pembuangan limbah cair, penggundulan

74
hutan, sistem pembangunan yang tidak ramah lingkungan, sampai pada perubahan

iklim. Fenomena-fenomena ini yang kemudian mengingatkan masyarakat akan

pentingnya pengelolaan sumber daya alam yang jumlahnya terbatas sehingga

perusahaan dituntut agar mampu menggunakannya secara efisien terutama dalam

memenuhi kebutuhan operasinya (Wibowo dan Faradiza, 2014). Sustainability

reporting merupakan pelaporan yang mengacu pada konsep sustainable

development. Sustainable development bermakna bahwa pembangunan saat ini

dapat terpenuhi tanpa harus mengurangi kebutuhan generasi mendatang untuk

memenuhi kebutuhannya (Kates et al, 2005) dalam (Wijayanti, 2016). Dalam

beberapa tahun terakhir, jumlah perusahaan Indonesia yang secara sukarela

mengadopsi dan mengimplementasikan model sustainability reporting atau

pelaporan berkelanjutan yang dimana didalam pelaporan tersebut juga memuat

tentang informasi mengenai praktik green banking terus mengalami peningkatan.

Pada tahun 2005, jumlah perusahaan yang mengadopsi SR baru sekitar 10an

perusahaan. Namun pada tahun 2019, jumlahnya telah mencapai di atas 100an

perusahaan.

Penelitian ini menggunakan objek penelitian berupa perusahaan keuangan

go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sektor keuangan adalah salah

satu kelompok perusahaan yang ikut berperan aktif dalam pasar modal karena

sektor keuangan merupakan penunjang sektor rill dalam perekonomian. Sektor

keuangan di Bursa Efek Indonesia terbagi menjadi lima subsektor yang terdiri dari

perbankan, lembaga pembiayaan, perusahaan efek, perusahaan asuransi dan lain-

lain. Subsektor perbankan merupakan perusahaan yang saat ini banyak diminati

75
oleh para investor karena imbal hasil atau return atas saham yang akan diperoleh

menjanjikan. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

menerima simpanan giro, tabungan, dan deposito. Kemudian bank juga dikenal

sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang

membutuhkannya. Subsektor perbankan di Bursa Efek Indonesia, tercatat sampai

desember 2019 terdapat 44 bank yang terdaftar sebagai emiten. Dengan komposisi

5 bank milik pemerintah (BUMN) dan 39 lainnya adalah bank milik swasta.

4.2 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang

dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,

sum, range, kurtosis, dan skewness (Ghozali, 2005:19). Mean digunakan untuk

mengetahui nilai rata-rata data dari variabel penelitian. Maksimum digunakan

untuk mengetahui nilai maksimum dari data variabel penelitian. Kemudian

minimum digunakan untuk mengetahui nilai minimum dari data variabel

penelitian. Standar deviasi digunakan untuk mengetahui nilai sebaran data pada

sebuah sampel data dan seberapa dekat setiap titik data individu dengan garis nilai

rata-rata data.

Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh gambaran mengenai deskripsi

data-data variabel penelitian. Deskripsi dalam penelitian ini terdiri dari variabel

Operasional Harian Green Banking (OGB), Kebijakan Green Banking (KGB),

Dimensi Ekonomi (EcDI), Dimensi Lingkungan (EnDI), Dimensi Sosial (SoDI),

dan Return On Asset (ROA) yang disajikan dalam tabel 4.1 berikut.

76
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Deskriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
X1_OGB 50 40,505 2,508,000,000 351,812,035.04 621,040,982.311
X2_KGB 50 .238 .857 .57332 .143993
K3_EcDI 50 .07692 1.00000 .406154 .20145561
X4_EnDI 50 .00000 .40000 .139333 .0991319
X5_SoDI 50 .05882 .85294 302941 .17377382
Y_ROA 50 .00132 .03966 .022023 .01020356
Valid N (listwise) 50
Sumber: Lampiran 4

Berikut adalah analisis deskriptif yang diperoleh dari Tabel 4.1:

1. Nilai rata-rata Operasional Harian Green Banking (OGB) tahun 2015-2019

adalah sebesar 351.812.035,04. Hal ini dapat diartikan bahwa rata-rata 10

perusahaan yang dijadikan sampel mengungkapkan jumlah transaksi

melalui internet banking dalam kegiatan operasionalnya. Standar deviasi

OGB adalah sebesar 621.040.982,311 dan lebih besar dari nilai rata-rata

sehingga dapat dikatakan bahwa sebaran data operasional harian green

banking adalah tidak akurat (dengan kata lain disini mean bukanlah

parameter yang tepat untuk mewakili semua data). Nilai minimum sebesar

40.505 menunjukkan penggunaan internet banking dalam operasional

harian terendah pada perusahaan sampel yang terdapat pada PT Bank

Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk tahun 2015. Sedangkan nilai

maksimum sebesar 2.508.000.000 menunjukkan penggunaan internet

banking dalam opersional harian yang tertinggi pada sampel perusahaan

terdapat pada PT Bank Central Asia Tbk tahun 2019.

77
2. Nilai rata-rata Kebijakan Green Banking (KGB) tahun 2015-2019 adalah

sebesar 0,57332. Hal ini dapat diartikan bahwa rata-rata 10 perusahaan

yang dijadikan sampel mengungkapkan informasi tentang kebijakan bank

yang berkaitan dengan green banking, indeks pengungkapan kebijakan

green banking sebanyak 57,3% ini menunjukkan bahwa tingkat

pengungkapan green banking terbilang sedang, yang dimana dari total 21

item GBDI yaitu rata-rata sebanyak 12 item yang diungkapkan. Standar

deviasi KGB adalah sebesar 0,143993 dan lebih kecil dari nilai rata-rata

sehingga dapat dikatakan bahwa sebaran data kebijakan green banking

adalah akurat. Nilai minimum KGB adalah sebesar 0,238 dimiliki oleh PT

OCBC NISP Tbk tahun 2017. Hal ini dapat diartikan bahwa jumlah item

pengungkapan informasi kebijakan green banking yang paling rendah

diantara perusahaan sampel adalah sebesar 23,8% dari total item yaitu

sebanyak 5 item. Sedangkan nilai maksimum KGB adalah sebesar 0,857

dimiliki oleh PT Bank BRI Tbk tahun 2019. Hal ini dapat diartikan bahwa

jumlah indeks pengungkapan informasi kebijakan green banking paling

tinggi diantara perusahaan sampel adalah sebesar 85,7% dari total item

yaitu sebanyak 18 item.

3. Nilai rata-rata Dimensi Ekonomi (EcDI) tahun 2015-2019 adalah sebesar

0,4061540. Hal ini dapat diartikan bahwa rata-rata 10 perusahaan yang

dijadikan sampel mengungkapkan indeks kinerja ekonomi dalam

sustainability report sebanyak 40,61% ini menunjukkan bahwa tingkat

pengungkapan kategori ekonomi dalam sustainability report terkategori

78
sedang, yang dimana dari total 13 indikator pengungkapan kinerja

ekonomi yaitu rata-rata hanya sebanyak 5 indikator yang diungkapkan.

Standar deviasi EcDI adalah sebesar 0,20145561 dan lebih kecil dari nilai

rata-rata sehingga dapat dikatakan bahwa sebaran data dimensi ekonomi

adalah akurat. Nilai minimum EcDI adalah sebesar 0,07692 yang

diperoleh PT Mandiri Tbk tahun 2018. Hal ini dapat diartikan bahwa

jumlah indeks pengungkapan kinerja ekonomi yang paling kecil diantara

perusahaan sampel adalah sebesar 7,69% dari total indeks pengungkapan

kinerja ekonomi yaitu sebanyak 1 indikator. Sedangkan nilai maksimum

EcDI adalah sebesar 1,0000 yang diperoleh oleh PT Bank Pembangunan

Daerah Jawa Timur Tbk tahun 2018. Hal ini dapat diartikan bahwa nilai

indeks pengungkapan kinerja ekonomi yang paling tinggi adalah sebesar

100% dari total indeks kinerja ekonomi yaitu sebanyak 13 indikator.

4. Nilai rata-rata Dimensi Lingkungan (EnDI) tahun 2015-2019 adalah

sebesar 0,1393330. Hal ini dapat diartikan bahwa rata-rata 10 perusahaan

yang dijadikan sampel mengungkapkan indeks kinerja lingkungan dalam

Sustainability Report sebesar 13,93% ini menunjukkan bahwa tingkat

pengungkapan kinerja lingkungan terketegori rendah, yang dimana dari

total 30 indikator pengungkapan yaitu rata-rata hanya sebanyak 4 indikator

yang diungkapkan. Standar deviasi EnDI adalah sebesar 0,09913190 dan

lebih kecil dari nilai rata-rata sehingga dapat dikatakan bahwa sebaran data

dimensi lingkungan adalah akurat. Nilai minimum EnDI adalah sebesar

0,00000 yang diperoleh PT Bank Negara Indonesia Tbk tahun 2017 dan

79
PT Bank Mandiri Tbk tahun 2017 dan 2018. Hal ini dapat diartikan bahwa

jumlah indeks pengungkapan kinerja lingkungan yang paling rendah

diantara perusahaan sampel adalah sebesar 0% dari total 30 indeks kinerja

lingkungan yaitu sebanyak 0 indikator. Sedangkan nilai maksimum EnDI

adalah sebesar 0,40000 yang diperoleh PT Bank Tabungan Negara Tbk

tahun 2015. Hal ini dapat diartikan bahwa jumlah indeks pengungkapan

kinerja lingkungan yang paling tinggi diantara perusahaan sampel adalah

sebesar 40% dari total 30 indeks kinerja lingkungan yaitu sebanyak 12

indikator.

5. Nilai rata-rata Dimensi Sosial (SoDI) tahun 2015-2019 adalah sebesar

0,3029410. Hal ini dapat diartikan bahwa rata-rata 10 perusahaan yang

dijadikan sampel mengungkapkan indeks kinerja sosial sebesar 30,29%

menunjukkan bahwa tingkat pengungkapan kinerja social dalam

sustainability report terkategori rendah, yang dimana dari total 34 indeks

kinerja sosial yaitu rata-rata hanya sebanyak 11 indikator yang

diungkapkan. Standar deviasi SoDI adalah sebesar 0,327229911 dan lebih

kecil dari nilai rata-rata sehingga dapat dikatakan bahwa sebaran data

dimensi sosial adalah akurat. Nilai minimum SoDI adalah sebesar 0,05882

yang diperoleh PT Bank OCBC NISP Tbk tahun 2018. Hal ini dapat

diartikan bahwa jumlah indeks pengungkapan kinerja sosial yang paling

rendah diantara perusahaan sampel adalah sebesar 5,88% dari total 34

indeks kinerja sosial yaitu sebanyak 2 indikator. Sedangkan nilai

maksimum SoDI adalah sebesar 0,85294 yang diperoleh PT Bank

80
Tabungan Negara Tbk tahun 2015. Hal ini dapat diartikan bahwa jumlah

indeks pengungkapan kinerja sosial yang paling tinggi diantara perusahaan

sampel adalah sebesar 85,29% dari total 34 indeks kinerja sosial yaitu

sebanyak 29 indikator.

6. Nilai rata-rata Return On Asset (ROA) tahun 2015-2019 adalah sebesar

0,0220230. Hal ini dapat diartikan bahwa rata-rata tingkat kemampuan

menghasilkan laba perusahaan sampel adalah sebesar 2,20% ini

menunjukkan sebagian besar variabel ROA yang menjadi objek penelitian

ini merupakan perusahaan yang memiliki peringkat ROA yang sangat baik

dimana jika nilai ROA lebih besar dari 1,5% maka dikategorikan sangat

baik. Namun nilai rata-rata ROA yang sebesar 2,20% tersebut jika

dibandingkan dengan nilai rata-rata industri perbankan Indonesia lebih

rendah yaitu dimana sebesar 2,41%. Standar deviasi ROA adalah sebesar

0,01020356 dan lebih kecil dari nilai rata-rata sehingga dapat dikatakan

bahwa sebaran data return on asset adalah akurat.Nilai minimum ROA

adalah sebesar 0,00132 yang diperoleh oleh PT Bank Tabungan Negara

Tbk tahun 2019. Hal ini dapat diartikan bahwa tingkat kemampuan

menghasilkan laba perusahaan sampel yang paling rendah adalah sebesar

0,13%. Sedangkan nilai maksimum ROA adalah sebesar 0,03966 yang

diperoleh PT Bank Central Asia Tbk tahun 2018. Hal ini dapat diartikan

bahwa tingkat kemampuan menghasilkan laba perusahaan sampel yang

paling tinggi diantara perusahaan sampel adalah sebesar 3,97%.

81
4.3 Uji Asumsi Klasik

4.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji normalitas

digunakan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan

dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak, untuk mendeteksi normalitas

data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kolmogorov-smirnov test.

Kriteria yang digunakan apabila signifikansi (α < 5%) maka data tersebut tidak

berdistribusi normal, dan sebaliknya (Ghozali, 2011).Pengambilan keputusan dari

uji normalitas adalah dengan melihat apakah probabilitas asymp.sig (2-tailed) >

0,05. Jika syarat tersebut terpenuhi maka dapat dikatakan bahwa data berdistribusi

normal. Sebaliknya, apabila asymp.sig < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa data

berdistribusi tidak normal. Hasil uji normalitas dengan menggunakan uji

Kolmogorov-smirnov dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 50
Mean 0E-7
Normal Parametersa,b
Std. Deviation .00684865
Absolute .060
Most Extreme Differences Positive .042
Negative -.060
Kolmogorov-Smirnov Z .426
Asymp. Sig. (2-tailed) .993
Sumber: Lampiran 5

82
Tabel 4.2 menunjukan bahwa data residual berdistribusi normal. Hal

tersebut dapat dilihat dari nilai Asymp. Sig. (2 tailed) adalah sebesar 0,993 lebih

besar dari ɑ (0.05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi

asumsi normalitas.

4.3.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk melihat apakah pada model regresi

dtemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Uji multikolinearitas

dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melihat nilai tolerance dan nilai VIF.

Model penelitian dikatakan tidak terjadi gejala multikolinearitas jika nilai

tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10. Hasil uji multikolinearitas diperlihatkan pada

tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
X1_OGB .770 1.299
X2_KGB .614 1.628
1 X3_EcDI .222 4.495
X4_EnDI .387 2.581
X5_SoDI .287 3.479
a. Dependent Variable: Y_ROA
Sumber: Lampiran 6

Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa nilai tolerance dari

masing-masing variabel yakni operasional harian green banking, kebijakan green

banking, dimensi ekonomi, dimensi lingkungan, dimensi sosial, dan ROA adalah

lebih besar dari 0,10. Kemudian untunk nilai VIF yang diperoleh dari masing-

masing variabel adalah kurang dari 10. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi

83
tidak mengalami masalah multikolonieritas, sehingga dapat diartikan bahwa

model regresi yang digunakan adalah baik karena tidak terjadi korelasi diantara

variabel independen yang diteliti.

4.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya

kesamaan varian dari satu penelitian ke penelitian lain dalam model regresi.

Apabila varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka

disebut dengan homoskedastisitas namun apabila terdapat perbedaan maka disebut

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang

homoskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji

Glejser, jika koefisien parameter beta dari persamaan regresi tersebut signifikan

(sig < 0,05) secara statistik maka data terdapat heteroskedastisitas, dan sebaliknya.

Berikut hasil pengujian heteroskedastisitas dari masing-masing variabel

penelitian. Hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan metode Glejser

diperlihatkan pada tabel 4.4 sebagai berikut:

Tabel 4.4
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model Standardized
Unstandardized Coefficients
Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) .001 .003 .486 .629
X1_OGB -2.637E-012 0 -.420 -2.693 .010
X2_KGB .008 .005 .278 1.596 .118
1
X3_EcDI -.005 .006 -.270 -930 .358
X4_EnDI .001 .009 .017 .077 .939
X5_SoDI .009 .006 .420 1.647 .107
a. Dependent Variable: ABRESID
Sumber: Lampiran 7

84
Berdasarkan tabel 4.4 diatas, dapat dilihat bahwa variabel operasional

harian green banking memiliki nilai signifikansi kurang dari 0,05 yaitu sebesar

0,010, sedangkan variabel yang lainnya masing masing menunjukkan

nilaisignifikansi yang lebih besar dari 0,05. Untuk dapat mengatasi masalah

tersebut maka perlu dilakukan perbaikan dengan menggunakan Weighted Least

Square atau WLS.

Weighted Least Square (WLS) adalah model regresi linier dengan

pembobotan atau weighted. Dimana weighted atau pembobot didasarkan pada

variabel bebas yang menjadi penyebab terjadinya heteroskedastisitas, yaitu

variabel bebas yang berkorelasi kuat dengan residual persamaan regresi.

Weighted Least Square dilalukan dengan cara mengkuadratkan salah satu

variabel independen, kemudian semua variabel dibagi oleh salah satu variabel

yang sudah dikuadratkan. Maka setelah dilakukan prosedur Weighted Least

Square didapat nilai signifikansi yang baru, berikut adalah hasil output data:

Tabel 4.5
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized
T Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 1.766E-014 .000 1.913 .062
X1_OGB -4.052E-033 .000 -.096 -.647 .521
X2_KGB 7.118E-005 .002 .098 .046 .963
1
X3_EcDI -.001 .004 -1.285 -.246 .807
X4_EnDI .000 .005 .224 .085 .932
X5_SoDI .001 .001 1.036 .896 .375
a. Dependent Variable: ABS2

85
Sumber: Lampiran 8

Berdasarkan tabel 4.5 diatas, dapat dilihat bahwa signifikansi dari masing

masing variabel penelitian menunjukkan nilai yang lebih besar dari 0,05.

Sehingga dapat diartikan bahwa seluruh sampel atau objek penelitian terbebas dari

masalah heteroskedastisitas.

4.3.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahanpengganggu pada periode sebelumnya (t-1). Penelitian dengan data time

series harus dilakukan uji autokorelasi, hal ini dikarenakan pada data time series

sering ditemukan gejala autokorelasi. Agar dapat mendeteksi autokorelasi maka

dapat dilakukan pengujian menggunakan Durbin Watson dengan cara

membandingkan tabel Durbin Watson (dl dan du). Model regresi dapat dikatakan

terbebas dari autokorelasi apabila nilai yang diperoleh adalah du<dw<4-du. Hasil

uji autokorelasi dengan menggunakan Durbin Watson diperlihatkan pada tabel 4.6

sebagai berikut:

Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin-Watson
Square the Estimate
1 .741a .549 .498 .00722731 1.486
a. Predictors: (Constant), X5_SoDI, X1_OGB, X2_KGB, X4_EnDI, X3_EcDI
b. Dependent Variable: Y_ROA
Sumber: Lampiran 9

Berdasarkan hasil perhitungan dari 50 sampel dan jumlah variabel

independen sebanyak 5 variabel (k=5), maka dapat diketahui dari tabel Durbin

86
Watson bahwa nilai dl dan du berturut-turut adalah 1,3346 dan 1,7708. Dengan

nilai Durbin Watson (dw) yang diperoleh sebesar 1,486, maka nilai tersebut lebih

kecil dari nilai du. Untuk mengatasi masalah tersebut maka perlu dilakukan

perbaikan dengan menggunakan Cochrane-Orcutt.

Cochrane-Orcutt merupakan salah satu alternatif pemecahan dalam

permasalahan penaksiran koefisien regresi pada Generalized Last Square yang

tidak dapat diestimasi dengan Ordinary Last Square. Generalized Last Square

adalah sebuah metode untuk membuang autokorelasi tahap pertama pada sebuah

estimasi persamaanregresi. Metode ini meminimumkan varian dari persamaan

regresi tersebut. Generalized Last Square diawali dengan sebuah persamaan yang

tidak memenuhi asumsi autokorelasi, dan melakukan transformasi persamaan

menjadi sebuah persamaan yang memenuhi asumsi tersebut. Maka setelah

dilakukan prosedur Cochrane-Orcutt didapat nilai dw yang baru, berikut adalah

hasil output data:

Tabel 4.7
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin-Watson
Square the Estimate
1 .747a .557 .506 .00688 1.804
a. Predictors: (Constant), Lag_X5, Lag_X1, Lag_X2, Lag_X4, Lag_X3
b. Dependent Variable: Lag_Y
Sumber: Lampiran 10

Berdasarkan hasil output tabel 4.7 maka diperoleh nilai Durbin Watson

(dw) yang baru sebesar 1.804 yang mana nilai tersebut sudah lebih besar dari nilai

du. Jika dimasukkan kedalam persamaan du<dw<4-du, maka hasilnya adalah

87
sebagai berikut: 1,3346 < 1,804 < 2,2292. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa

model regresi tersebut bebas dari gejala autokorelasi.

4.4 Pengujian Hipotesis

4.4.1 Analisis Regresi Linier Berganda

Aanalisis regresi linier berganda merupakan analisa yang memperlihatkan

arah variabel bebas dalam mempengaruh variabel terikat. Analisis ini digunakan

apabila variabel bebas dalam penelitian berjumlah lebih dari satu variabel.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah operasional harian green banking (X1),

kebijakan green banking (X2), dimensi ekonomi (X3), dimensi lingkungan (X4),

dan dimensi sosial (X5). Pengaruh variabel independen terhadap dependennya

dikatakan signifikan jika nilai signifikansi lebih kecil dari 5%. Hasil analisis dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.8
Hasil Analsis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) .005 .005 .964 .340
X1_OGB 8,438 .000 .514 4.453 .000
X2_KGB .019 .009 .264 2.045 .047
1
X3_EcDI .027 .011 .534 2.489 .017
X4_EnDI -0,026 .017 -0,256 -1,576 .122
X5_SoDI -0,014 .011 -0,232 -1,231 .225
a. Dependent Variable:
Y_ROA
Sumber: Lampiran 11

88
Berdasarkan tabel 4.8 diatas maka model regresi pada penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Y = 0,005 α + 8,438 X1 + 0,019 X2 + 0,027 X3 - 0,026 X4 - 0,014 X5 + e

Keterangan:

1. Konstanta = 0,005

Nilai intercept konstanta adalah sebesar 0,005. Hasil ini dapat diartikan

bahwa apabila besarnya seluruh variabel independen adalah 0, maka

besarnya nilai kinerja keuangan (ROA) akan bernilai 0,005.

2. Koefisien Regresi Operasional Harian Green Banking = 8,438

Nilai variabel X1 adalah positif sebesar 8,438. Nilai positif ini

menunjukan bahwa setiap terjadi operasional harian green banking akan

menaikkan kinerja keuangan (ROA) sebesar 8,438 dengan asumsi semua

variabel independen lain konstan.

3. Koefisien Regresi Kebijakan Green Banking = 0,019

Nilai variabel X2 adalah positif sebesar 0,019. Nilai positif ini

menunjukan bahwa setiap kebijakan green banking akan menaikkan

kinerja keuangan (ROA) sebesar 0,019 dengan asumsi semua variabel

independen lain konstan.

4. Koefisien Regresi Dimensi Ekonomi = 0,027

Nilai variabel X3 adalah positif sebesar 0,027. Nilai positif ini

menunjukkan bahwa apabila pengungkapan dimensi ekonomi bertambah

satu satuan, maka kinerja perusahaan (ROA) akan mengalami kenaikan

sebesar 0,027 dengan asumsi semua variabel independen lain konstan.

89
5. Koefisien Regresi Dimensi Lingkungan = -0,026

Nilai variabel X4 adalah negatif sebesar -0,026. Nilai negatif ini

menunjukkan bahwa apabila pengungkapan dimensi lingkungan

bertambah satu satuan, maka kinerja perusahaan (ROA) akan mengalami

penurunan sebesar 0,026 dengan asumsi semua variabel independen lain

konstan.

6. Koefisien Regresi Dimensi Sosial = -0,014

Nilai variabel X5 adalah negatif sebesar -0,014. Nilai negatif ini

menunjukkan bahwa apabila pengungkapan dimensi sosial bertambah satu

satuan, maka kinerja perusahaan (ROA) akan mengalami penurunan

sebesar 0,014 dengan asumsi semua variabel independen lain konstan.

4.5 Uji Kelayakan Model

4.5.1 Koefisien Determinasi (𝑹𝟐 )

Koefisien determinasi ( 𝑅2 ) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel kinerja keuangan. Nilai

koefisien determinasi adalah 0-1, yang mana apabila nilai tersebut mendekati 1

maka variabel independen tersebut hampir memberikan semua informasi yang

dibutuhkan untuk menilai variabel dependennya. Hasil koefisien determinasi

dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut:

90
Tabel 4.9
Koefisien Determinasi (𝑹𝟐 )
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
1 .741a .549 .498 .00722731
a. Predictors: (Constant), X5_SoDI, X1_OGB, X2_KGB, X4_EnDI, X3_EcDI
b. Dependent Variable: Y_ROA
Sumber: Lampiran 12

Dari tabel 4.9 diatas, nilai Adjusted R Square yang diperoleh adalah 0.498

atau 49,8%. Dari nilai tersebut dapat diartikan bahwa variabel independen

(operasional harian green banking, kebijakan green banking, dimensi ekonomi,

dimensi lingkungan, dimensi sosial) memberikan pengaruh sebesar 49,8% kepada

variabel dependen yaitu kinerja keuangan (ROA). Sedangkan sisanya sebesar

50,2% variasi variabel kinerja keuangan dijelaskan oleh faktor lain seperti

kecukupan modal, kredit bermasalah, efisiensi bank, tingkat likuiditas bank,

NEFT, RTGS, ECS, ATM, Mobile Banking, dan POS yang tidak dimasukkan ke

dalam model perhitungan.

4.5.2 Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)

Uji signifikan simultan (uji F) dilakukan untuk melihat pengaruh variabel

independen (operasional harian green banking, kebijakan green banking, dimensi

ekonomi, dimensi lingkungan, dan dimensi sosial) secara bersama-sama terhadap

variabel dependen kinerja keuangan (ROA). Hasil uji signifikan simultan dengan

menggunakan uji F dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut:

91
Tabel 4.10
Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Regression .003 5 .001 10.733 .000b


1
Residual .002 44 .000
Total .005 49
a. Dependent Variable: Y_ROA
b. Predictors: (Constant), X5_SoDI, X1_OGB, X2_KGB, X4_EnDI, X3_EcDI
Sumber: Lampiran 13

Uji signifikan simultan dilakukan dengan melihat nilai F hitung dan

membandingkannya dengan nila F tabel. Kriteria uji hipotesis simultan dinyatakan

berpengaruh apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan nilai F hitung lebih

besar dari nilai F tabel. Berdasarkan tabel 4.10 diatas diperoleh nilai signifikansi

0,000 yang artinya lebih kecil dari 0,05, kemudian nilai F hitung yang diperoleh

adalah 10,733, sementara nilai F tabel yang diperoleh dalam penelitian ini adalah

2,42, artinya nilai F hitung yang diperoleh lebih besar dari nilai F tabel. Hal ini

menunjukkan bahwa variabel independen dalam penelitian ini (operasional harian

green banking, kebijakan green banking, dimensi ekonomi, dimensi lingkungan,

dan dimensi sosial) secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen

kinerja keuangan (ROA).

4.5.3 Uji Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji parameter individual (uji statistik t) dilakukan untuk menguji pengaruh

variabel independen secara parsial atau sendiri. Metode yang digunakan adalah

melalui uj t dengan kritera nilai sigfikansi yang diperoleh harus lebih kecil dari

92
0,05 dan nilai t hitung harus lebih besar dari nilai t tabel. Hasil uji statistik t dapat

dilihat pada tabel 4.11 berikut:

Tabel 4.11
Hasil Uji Parameter Individual (Uji Statistik t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
t hitung t tabel Sig.
Std.
B Error Beta
(Constant) .005 .005 .964 2.01537 .340
X1_OGB 8.438 .000 .514 4.453 2.01537 .000
X2_KGB .019 .009 .264 2.045 2.01537 .047
1
X3_EcDI .027 .011 .534 2.489 2.01537 .017
X4_EnDI -0,026 .017 -0,256 -1,576 2.01537 .122
X5_SoDI -0,014 .011 -0,232 -1,231 2.01537 .225
a. Dependent Variable:
Y_ROA
Sumber: Lampiran 14

Berdasarkan tabel 4.11 diatas, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1) Variabel X1 yang ditunjukkan oleh OGB memiliki nilai signifikansi 0,000

atau lebih kecil dari 0,05. Kemudian nilai t hitung yang diperoleh adalah

sebesar 4,453 atau lebih besar dari t tabel yaitu 2,01537. Maka dapat

diartikan bahwa hipotesis pertama diterima.

2) Variabel X2 yang ditunjukkan oleh KGB memiliki nilai signifikansi 0,047

atau lebih kecil dari 0,05. Kemudian nilai t hitung yang diperoleh adalah

sebesar 2,046 atau lebih besar dari t tabel yaitu 2,01537. Maka dapat

diartikan bahwa hipotesis kedua diterima.

3) Variabel X3 yang ditunjukkan oleh EcDI memiliki nilai signifikansi 0,017

atau lebih kecil dari 0,05. Kemudian nilai t hitung yang diperoleh adalah

93
sebesar 2,489 atau lebih besar dari t tabel yaitu 2,01537. Maka dapat

diartikan bahwa hipotesis ketiga diterima.

4) Variabel X4 yang ditunjukkan oleh EnDI memiliki nilai signifikansi 0,122

atau lebih besar dari 0,05. Kemudian nilai t hitung yang diperoleh adalah

sebesar -1,576 atau lebih kecil dari t tabel yaitu 2,01537. Maka dapat

diartikan bahwa hipotesis keempat ditolak.

5) Variabel X5 yang ditunjukkan oleh SoDI memiliki nilai signifikansi 0,225

atau lebih besar dari 0,05. Kemudian nilai t hitung yang diperoleh adalah

sebesar -1,231 atau lebih kecil dari t tabel yaitu 2,01537. Maka dapat

diartikan bahwa hipotesis kelima ditolak.

Setelah melakukan pengujian hipotesis pada penelitian ini maka dapat

disimpulkan dari lima hipotesis, terdapat tiga hipotesis yang diterima dan dua

yang ditolak. Secara keseluruhan hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel

4.12 sebagai berikut:

Tabel 4.12
Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis
Kode Hipotesis Sig Keterangan
Operasional harian green banking
H1 berpengaruh terhadap kinerja 0.000 < 0.05 Hipotesis diterima
keuangan
Kebijakan green banking
H2 berpengaruh terhadap kinerja 0.047 < 0.05 Hipotesis diterima
keuangan
Pengungkapan dimensi ekonomi
dalam sustainability report
H3 0.017 < 0.05 Hipotesis diterima
berpengaruh terhadap kinerja
keuangan
Pengungkapan dimensi lingkungan
dalam sustainability report
H4 0.122 > 0.05 Hipotesis ditolak
berpengaruh terhadap kinerja
keuangan

94
Pengungkapan dimensi sosial
dalam sustainability report
H5 0.225 > 0.05 Hipotesis ditolak
berpengaruh terhadap kinerja
keuangan
Sumber: Lampiran 15

4.6 Interpretasi Hasil Penelitian

4.6.1 Pengaruh Operasional Harian Green Banking Terhadap Kinerja

Keuangan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang dilakukan pada uji statistik t,

dapat disimpulkan bahwa operasional harian green banking yang diukur

menggunakan jumlah transaksi penggunaan internet banking menunjukkan bahwa

operasional harian green banking memiliki pengaruh positif signifikan terhadap

kinerja keuangan (ROA). Hal ini didukung bahwa nilai rata-rata Operasional

Harian Green Banking (OGB) sebesar 351.812.035,04. Ini menunjukkan bahwa

dalam kegiatan operasional harian perbankan yang memanfaatkan teknologi

melalui internet banking sangatlah tinggi. Internet mulai memudahkan kebutuhan

manusia terutama dalam hal perbankan. Dengan adanya internet banking, nasabah

tidak perlu langsung ke bank untuk mendapatkan layanan perbankan. Keamanan

terhadap transaksi online menjadi prioritas bank dalam menyediakan layanan

internet banking. Karena itu, bank menerapkan teknologi perlindungan transaksi

berupa enkripsi yang terpercaya dan memiliki sertifikat. Manfaat penggunaan

internet banking bukan hanya untuk melakukan transfer uang, dan cek saldo,

tetapi juga memberikan kemudahan transaksi pembayaran lain seperti pembelian

pulsa, PLN, PAM, telepon, internet, asuransi, tiket, pendidikan hingga kartu

kredit. Selain itu, pembukaan rekening deposito juga bisa dilakukan secara online.

95
Perusahaan yang termasuk kategori rata-rata dalam mengoptimalkan

penggunaan internet banking dalam kegiatan operasionalnya yaitu PT Bank

Rakyat Indonesia Tbk dan PT Bank Permata Tbk. Selain itu diperkuatkan nilai

operasional harian green banking tertinggi yang diperoleh adalah sebesar

2.508.000.000 pada PT Bank Central Asia Tbk tahun 2019. Ini berarti perusahaan

telah sangat mampu mengoptimalkan penggunaan internet banking dalam

kegiatan operasionalnya.

Operasional harian green banking merupakan salah satu cara perbankan

mengurangi dampak negatif dari sisi aktivitas operasional sehari-hari perbankan

terhadap lingkungan, dengan cara memanfaatkan kemajuan teknologi dan

elektronik seperti mobile banking, internet banking dan ATM dalam melakukan

aktivitas mereka. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa operasional harian

green banking yang diukur dengan melalui internet banking berpengaruh secara

positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan bank (ROA). Hal tersebut

menunjukkan bahwa perbankan yang menerapkan green banking dengan

memanfaatkan kemajuan teknologi dalam aktivitasnya dapat menjadi lebih

efisien, yang mana penggunaan energinya menjadi lebih sedikit dan lebih

paperless. Sehingga beban yang akan mengurangi pendapatan bank menurun dan

profit bank akan meningkat. Semakin banyak aktivitas perbankan yang

memanfaatkan teknologi akan menjadi lebih paperless dan penggunaan energy

lebih sedikit sehingga akan semakin rendah beban yang dikeluarkan perbankan

maka akan meningkatkan kinerja keuangan (ROA).

96
Hasil penelitian ini mendukung stakeholder theory yang dimana ketika

perusahaan melakukan kinerja lingkungan dengan baik salah satunya dengan

menerapkan praktik green banking yang dimana melakukan promosi praktek

ramah lingkungan yang mengurangi carbon footprint dari aktivitas perbankan

maka perusahaan akan lebih dipercaya oleh stakeholder sehingga akan mendapat

sorotan dari media yang akan meningkatkan citra perusahaan dengan

meningkatnya citra perusahaan akan menarik minat investor untuk berinvestasi

sehingga akan berdampak terhadap meningkatnya kinerja keuangan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Awino

(2014) dan Ramila & Gurusamy (2015) yang menemukan hasil bahwa inisiatif

green banking seperti penggunaan mobile banking dan internet banking

berpengaruh terhadap kinerja keuangan, yang artinya semakin tinggi penggunaan

internet banking akan meningkatkan kinerja keuangan bank.

4.6.2 Pengaruh Kebijakan Green Banking Terhadap Kinerja Keuangan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang dilakukan pada uji statistik t,

dapat disimpulkan bahwa kebijakan green banking memiliki pengaruh positif

signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA). Hal ini dapat diartikan, jika

kebijakan green banking mengalami peningkatan, maka kinerja keuangan

perusahaan juga akan mengalami peningkatan. Hal ini didukung bahwa nilai rata-

rata Kebijakan Green Banking (KGB) sebesar 0,57332. Hal ini mengindikasikan

bahwa rata-rata perusahaan yang dijadikan sampel mengungkapkan informasi

tentang kebijakan bank yang berkaitan dengan green banking yaitu sebanyak

57,3% dari total 21 item GBDI yaitu dimana sebanyak 12 item pengungkapan.

97
Prinsip dasar green banking adalah upaya memperkuat kemampuan manajemen

risiko bank khususnya terkait dengan lingkungan hidup dan mendorong

perbankan untuk meningkatkan portofolio pembiayaan ramah lingkungan seperti

energi terbarukan, efisiensi energi, pertanian organik, eco-tourism, transportasi

ramah lingkungan dan berbagai produk eco-label. Upaya tersebut merupakan

wujud kesadaran bank terhadap risiko kemungkinan terjadinya masalah

lingkungan pada proyek yang dibiayainya yang mungkin berdampak negatif

berupa penurunan kualitas kredit dan reputasi bank yang bersangkutan (Iqbal,

2020). Nilai KGB tertinggi adalah sebesar 0,857 dimiliki oleh PT Bank BRI Tbk

tahun 2019. Hal ini dapat diartikan bahwa perusahaan dalam pengungkapan

informasi kebijakan green banking terbilang tinggi. Hasil ini juga didukung oleh

nilai standar deviasi yang diperoleh yaitu 0,143993 dimana nilai tersebut lebih

rendah dari nilai rata-rata yang diperoleh, sehingga sebaran data Kebijakan Green

Banking adalah baik.

Perbankan yang mengadopsi inisiatif green banking akan memperhatikan

dimana dia meletakkan dana, termasuk pemberian pinjaman, pembiayaan proyek

serta pendanaan kepada perusahaan-perusahaan. Oleh karena itu bank perlu

menyusun kebijakan terkait bagaimana melakukan penilaian kelayakan usaha atas

pembiayaan projek, pemberian kredit pada pelaku usaha atau pendanaan

perusahaan yang aktivitasnya tidak berdampak buruk pada lingkungan. Perbankan

yang memperhatikan dampak terhadap lingkungan akan membentuk kebijakan-

kebijakan dalam menangani masalah terkait lingkungan atau yang disebut dengan

konsep berkelanjutan. Kemudian pada sisi promosi perbankan terkait dengan

98
pelaksanaan kegiatan green banking secara optimal, sehingga pelaksanaan

program green banking yang diindikasikan dapat mengurangi risiko reputasi agar

dapat menambah kepercayaan dan minat masyarakat terhadap bank tersebut

sehingga meningkatkan profit bank.

Hasil penelitian ini mendukung stakeholder theory menyatakan bahwa

perusahaan yang dapat menyejahterakan pemangku kepentingan mereka akan

menjadi perusahaan yang mendapat dukungan dari stakeholder-nya (Harrison dan

Wicks, 2013). Pernyataan tersebut berarti perusahaan yang memperhatikan

dampak sosial dan lingkungan dalam menjalankan operasinya, dinilai

memilikikepedulian terhadap stakeholder-nya. Sehingga dalam praktek green

banking perbankan dalam setiap kegiatannya mendukung praktik ramah

lingkungan melalui berbagai aktivitas perbankan. Hasil penelitian ini tidak sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Ratnasari, dkk (2017) yang menyatakan

bahwa kebijakan green banking memiliki pengaruh signifikan dan negatif

terhadap profitabilitas bank.

4.6.3 Pengaruh Dimensi Ekonomi Terhadap Kinerja Keuangan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang dilakukan pada uji statistik t,

dapat disimpulkan bahwa dimensi ekonomi dalam sustainability report memiliki

pengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA). Hal ini dapat

diartikan, jika pengungkapan aspek ekonomi mengalami peningkatan, maka

kinerja perusahaan juga akan mengalami peningkatan. Hal ini didukung bahwa

nilai rata-rata dimensi ekonomi sebesar 0,4061540. Hal ini mengindikasikan

bahwa rata-rata perusahaan mengungkapkan indeks dimensi ekonomi dalam

99
Sustainability Report sebanyak 40,61% dari total 13 indikator kinerja ekonomi

yaitu sebanyak 5 indikator. Dengan adanya pengungkapan kinerja ekonomi

sebagai salah satu bentuk transparansi perusahaan kepada investor, akan dapat

meningkatkan citra perusahaan di mata para investor dan menarik minat untuk

berinvestasi pada saham perusahaan tersebut. Hal ini akan berdampak pada

kinerja keuangan perusahaan, salah satunya adalah profitabilitas (Simbolon dan

Sueb, 2016); (Wijayanti, 2016).

Perusahaan perbankan yang rata-rata mengungkapkan indeks dimensi

ekonomi dalam Sustainability Report sebanyak 40,61% yaitu PT Bank Rakyat

Indonesia Tbk, PT Bank OCBC NISP Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank

Central Asia Tbk, dan Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. Nilai

tertinggi dimensi ekonomi sebesar 1,0000 yang diperoleh oleh PT Bank

Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk tahun 2018. Hal ini diartikan bahwa nilai

indeks pengungkapan kinerja ekonomi sebesar 100% dimana seluruh indeks

dimensi ekonomi diungkapkan. Hasil ini juga didukung oleh nilai standar deviasi

yang diperoleh yaitu 0,20145561 dimana nilai tersebut lebih rendah dari nilai rata-

rata yang diperoleh, sehingga sebaran data dimensi ekonomi adalah baik.

Pengungkapan dimensi ekonomi memperlihatkan kinerja operasi

perusahaan terhadap lingkungan ekonomi dalam lingkup kecil maupun besar.

Pengungkapan dimensi ekonomi perusahaan menjadi tanda yang penting bagi

para investor. Perusahaan yang mampu memberikan kontribusi yang penting

terhadap perekonomian berarti memiliki kinerja yang baik. Perusahaan seperti itu

tentunya akan diminati oleh para investor. Dana dari para investor akan

100
meningkatkan modal kerja perusahaan dan mampu meingkatkan operasinya.

Dengan demikian perusahaan akan memiliki kinerja keuangan yang baik.

Hasil ini mendukung stakeholder theory dimana stakeholder memerlukan

adanya transparansi mengenai informasi yang terkait dengan kinerja ekonomi

perusahaan. informasi ini akan membantu stakeholder dalam membuat suatu

kebijakan atau keputusan. Dari kebijakan maupun keputusan stakeholder inilah

perusahaan dituntut untuk dapat meningkatkan kinerja ekonomi perusahaan salah

satunya laba bersih agar para stakeholder selalu mendukung kegiatan operasi

perusahaan. kepercayaan serta dukungan dari para stakeholder ini akan

mendorong perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Anggrelia (2018), Suhardiyah, dkk (2018), Septiana, dkk (2019), dan

Rahmananda & Gustyana (2019) yang menyatakan bahwa kinerja ekonomi dalam

sustainability report berpengaruh positif secara parsial dan simultan terhadap

kinerja keuangan (ROA).

4.6.4 Pengaruh Dimensi Lingkungan Terhadap Kinerja Keuangan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang dilakukan pada uji statistik t,

dapat disimpulkan bahwa dimensi lingkungan dalam sustainability report tidak

berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA). Hal ini didukung bahwa nilai

rata-rata dimensi lingkungan sebesar 0,1393330. Hal ini dapat berarti bahwa rata-

rata perusahaan mengungkapkan indeks dimensi lingkungan dalam Sustainability

Report sebesar 13,93% dari total 30 indikator yaitu sebanyak 4 indikator

pengungkapan dan hal ini masih terbilang sangat rendah. Dalam pengungkapan

101
indikator dimensi lingkungan dimana perusahaan mengungkapkan dampak

terhadap sistem alami hidup dan tidak hidup, termasuk ekosistem, tanah, udara,

dan air yang dimana hal tersebut tidak menunjukkan besarnya kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan namun akan sedikit mengeluarkan

biaya bagi perusahaan untuk pembiayaan lingkungan seperti pembiayaan CSR.

Perusahaan yang mengungkapkan rata-rata indeks dimensi lingkungan sebesar

13,93% yaitu PT Bank Nasional Indonesia Tbk tahun 2015 dan PT Bank OCBC

NISP Tbk tahun 2017. Hal ini diperkuatkan dengan nilai dimensi lingkungan

terendah yaitu sebesar 0,00000 yang diperoleh PT Bank Negara Indonesia Tbk

tahun 2017 dan PT Bank Mandiri Tbk tahun 2017 dan 2018, yang dimana bahwa

perusahaan mengungkapan kinerja lingkungan adalah sebesar 0% dari total 30

indeks kinerja lingkungan yaitu sebanyak 0 indikator yang dimana tidak ada

satupun melakukan pengungkapan dalam dimensi lingkungan. Hasil ini juga

didukung oleh nilai standar deviasi yang diperoleh yaitu 0,09913190 dimana nilai

tersebut lebih rendah dari nilai rata-rata yang diperoleh, sehingga sebaran data

dimensi lingkungan adalah baik.

Adapun hasil yang tidak signifikan menunjukkan bahwa pengungkapan

sustainability report dimensi lingkungan di negara berkembang seperti di

Indonesia, masih belum terlalu diperhatikan dibandingkan dengan negara-negara

maju pengungkapannya tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Hal ini juga

menunjukkan bahwa investor belum terlalu memberikan respon yang lebih

terhadap pengungkapan dimensi lingkungan melainkan lebih kepada kinerja

ekonominya.

102
Munurut Jin et. All (2010) dalam Nofianto dan Agustina (2014)

mengungkapkan bahwa dimensi lingkungan dalam sustainability report akan

berpengaruh terhadap market respon namun dalam jangka waktu yang cukup

lama. Namun, setelah reaksi pasar bergerak ke arah yang positif, maka sebuah

perusahaan akan berkembang begitu juga kinerja keuangan perusahaan akan

membaik. Namun dalam jangka waktu yang pendek perusahaan tidak akan

merasakan dampak tersebut secara instan. Tetapi setelah mempengaruhi respon

pasar dan perilaku para investor barulah dimensi lingkungan dalam sustainability

report akan mempengaruhi kinerja keuangan sebuah perusahaan. Itulah alasan

mengapa dimensi lingkungan dalam sustainability report tidak memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap kinerja keuangan sebuah perusahaan.

Hal tersebut tidak mendukung stakeholder theory yang dimana

kemampuan perusahaan untuk menginformasikan suatu kegiatan lingkungan

kepada stakeholder perusahaan dinilai sangat penting untuk meningkatkan

reputasi dan kepercayaan stakeholder, termasuk konsumen yang dapat

mengakibatkan peningkatan pendapatan perusahaan (Wijayanti, 2016). Hasil

peneleitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bukhori & Sopian

(2017), Anggrelia (2018), dan Septiana dkk (2019) yang menyatakan bahwa

dimensi lingkungan dalam sustainability report berpengaruh negatif signifikan

terhadap kinerja keuangan yang di proksikan dengan ROA.

4.6.5 Pengaruh Dimensi Sosial Terhadap Kinerja Keuangan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang dilakukan pada uji statistik t,

dapat disimpulkan bahwa dimensi sosial dalam sustainability report tidak

103
berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA). Hal ini didukung bahwa nilai

rata-rata dimensi sosial sebesar 0,3029410. Hal ini dapat diartikan bahwa rata-rata

perusahaan mengungkapkan indeks dimensi sosial sebesar 30,29% dari total 34

indeks kinerja sosial yaitu sebanyak 11 indikator dalam hal ini masih terbilang

rendah. Dimensi sosial dalam sustainability report berfokus pada hubungan

langsung perusahaan dengan stakeholder yang terdiri dari pekerja dan masyarakat

dalam hal ini khususnya nasabah. Hal ini menunjukkan bahwa pengungkapan

dimensi sosial tidak berhubungan langsung dengan investor yang dimana para

investor lebih mementingkan kinerja ekonomi daripada kinerja sosial.

Perusahaan yang mengungkapkan rata-rata indeks dimensi sosial sebesar

30,29% yaitu PT Bank Permata Tbk Tahun 2017, PT Bank Mandiri Tbk Tahun

2019, PT Bank Central Asia Tbk Tahun 2019, dan PT Bank Pembangunan Daerah

Jawa Timur Tbk Tahun 2017. Selain itu diperkuatkan dengan nilai terendah

dimensi sosial yaitu sebesar 0,05882 yang diperoleh PT Bank OCBC NISP Tbk

tahun 2018. Hal ini dapat diartikan bahwa perusahaan mengungkapan dimensi

sosial adalah sebesar 5,88% dari total 34 indeks kinerja sosial yaitu sebanyak 2

indikator. Hasil ini juga didukung oleh nilai standar deviasi yang diperoleh yaitu

0,09913190 dimana nilai tersebut lebih rendah dari nilai rata-rata yang diperoleh,

sehingga sebaran data dimensi lingkungan adalah baik.

Pengungkapan sustainability report dimensi sosial akan menunjukkan

kepedulian perusahaan terhadap hak asasi manusia, praktik ketenagakerjaan yang

baik, kenyamanan bekerja para tenaga kerja, dan juga tanggung jawab atas produk

yang dihasilkan perusahaan. Melihat dari fokus dalam kategori sosial ini mungkin

104
dapat dihubungkan dengan hasil pengujian dalam penelitian ini yang menyatakan

bahwa pengungkapan sustainability report dimensi sosial tidak berpengaruh

terhadap kinerja keuangan. Dimensi sosial dalam sustainability report berfokus

pada hubungan langsung perusahaan dengan stakeholder yang terdiri dari pekerja

dan masyarakat dalam hal ini khususnya nasabah. Hal ini menunjukkan bahwa

pengungkapan dimensi sosial tidak berhubungan langsung dengan investor yang

dimana para investor lebih mementingkan kinerja ekonomi daripada kinerja

sosial.

Pengungkapan aspek sosial tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja

keuangan karena pengungkapan aspek sosial mempengaruhi nilai perusahaan

secara bertahap. Setelah mempengaruhi nilai perusahaan, pengungkapan aspek

sosial mempengaruhi respon pasar kemudian mempengaruhi kinerja keuangan

perusahaan. Semua itu terjadi dalam rentang waktu yang lama sehingga dalam

rentang waktu yang pendek pengungkapan aspek sosial tidak memiliki pengaruh

terhadap kinerja keuangan perusahaan. Kondisi di Indonesia sendiri dimana

pengungkapan sustainability report yang masih bersifat sukarela menunjukkan

bahwa pengungkapan informasi terkait sosial masih menjadi prioritas kedua untuk

diperhatikan dibandingkan dengan pengungkapan kinerja ekonominya.

Hasil pengujian ini tidak sejalan dengan stakeholder theory yang dimana

pengungkapan informasi sosial akan berdampak pada persepsi stakeholders

tentang perlakuan perusahaan terhadap sumber daya manusia di sekitarnya

sehingga akan menjadi nilai lebih di mata para stakeholder terutama investor,

dengan meningkatnya nilai perusahaan sehingga dapat berujung pada

105
meningkatnya investasi yang akan meningkatkan kinerja keuangan. Hasil

peneleitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggrelia (2018),

Septiana dkk (2019), dan Prijanto dkk (2019) yang menyatakan bahwa dimensi

sosial dalam sustainability report berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja

keuangan yang di proksikan dengan ROA.

106
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

Penelitian ini menganalisis tentang pengaruh green banking dan

sustainability report terhadap kinerja keuangan yang diukur menggunakan rasio

Return On Asset tahun 2015 hingga tahun 2019. Berdasarkan analisis dan

pembahasan data yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat ditarik

kesimpulan :

1. Variabel green banking pada dimensi pertama yakni operasional harian

green banking berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

keuangan (ROA). Hal ini tercermin dari hasil uji statistik t dengan nilai

signifikansi 0,000 nilai tersebut lebih kecil dari nilai signifikansi yang

telah ditentukan yaitu 0,05 dan nilai t hitung yang diperoleh adalah sebesar

4,453 yang dimana lebih besar dari nilai t tabel yaitu 2,01537. Berdasarkan

hal tersebut yang dimana berarti bahwa semakin tinggi jumlah aktivitas

operasional perbankan yang dilakukan dengan memanfaatkan teknologi

dan internet, maka semakin efisien operasional kegiatan perbankan

tersebut sehingga akan meningkatan kinerja keuangan (ROA).

2. Variabel green banking pada dimensi kedua yakni kebijakan green

banking berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan

(ROA). Hal ini tercermin dari hasil uji statistik t dengan nilai signifikansi

0,047 nilai tersebut lebih kecil dari nilai signifikansi yang telah ditentukan

yaitu 0,05 dan nilai t hitung yang diperoleh adalah sebesar 2,046 yang

dimana lebih besar dari nilai t tabel yaitu 2,01537. Berdasarkan hal

107
tersebut yang dimana berarti bahwa jika jumlah pengungkapan kebijakan

green banking mengalami peningkatan, maka kinerja keuangan (ROA)

juga akan mengalami peningkatan.

3. Variabel sustainability report dimensi ekonomi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA). Hal ini tercermin dari hasil

uji statistik t dengan nilai signifikansi 0,017 yang dimana nilai tersebut

lebih kecil dari nilai signifikansi yang telah ditentukan yaitu 0,05 dan nilai

t hitung yang diperoleh adalah sebesar 2,489 yang dimana lebih besar dari

nilai t tabel yaitu sebesar 2,01537. Berdasarkan hal tersebut yang dimana

berarti bahwa jika pengungkapan dimensi ekonomi mengalami

peningkatan, maka kinerja keuangan (ROA) juga akan mengalami

peningkatan.

4. Variabel sustainability report dimensi lingkungan tidak berpengaruh

terhadap kinerja keuangan (ROA). Hal ini tercermin dari hasil uji statistik t

dengan nilai signifikansi 0,122 nilai tersebut lebih besar dari nilai

signifikansi yang telah ditentukan yaitu 0,05 dan nilai t hitung yang

diperoleh adalah sebesar -1,576 yang dimana lebih kecil dari nilai t tabel

yaitu 2,01537. Berdasarkan hal tersebut yang dimana berarti bahwa tinggi

rendahnya pengungkapan dimensi lingkungan dalam sustainability report

tidak menjadi dasar dalam menentukan tinggi rendahnya kinerja keuangan

(ROA).

5. Variabel sustainability report dimensi sosial tidak berpengaruh terhadap

kinerja keuangan (ROA). Hal ini tercermin dari hasil uji statistik t dengan

108
nilai signifikansi 0,225 nilai tersebut lebih besar dari nilai signifikansi

yang telah ditentukan yaitu 0,05 dan nilai t hitung yang diperoleh adalah

sebesar -1,231 yang dimana lebih kecil dari nilai t tabel yaitu 2,01537.

Berdasarkan hal tersebut yang dimana berarti bahwa tinggi rendahnya

tingkat pengungkapan dimensi sosial dalam sustainability report tidak

mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja keuangan (ROA).

5.2 Implikasi Penelitian

1. Implikasi Teoritis

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa green banking dan sustainability

report secara simultan berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Sesuai dengan

teori stakeholder yang menyatakan bahwa keberadaan perusahaan sangat

dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh para stakeholder-nya (Chairiri

dan Gozali, 2007), dimana perusahaan perlu mengungkapkan informasi

lingkungan hidup untuk membentuk image perusahaan dalam pandangan

stakeholder sebagai suatu perusahaan yang memilik kepedulian terhadap

lingkungan hidup. Perusahaan yang menerapkan praktek green banking dan

pelaporan sustainability report, yang dimana untuk dapat memenuhi semua

kepentingan para stakeholder-nya akan dapat berjalan dengan lebih baik karena

mendapat dukungan dan kepercayaan dari stakeholder, baik yang berada di

internal perusahaan maupun eksternal perusahaan. Dukungan dan kepercayaan

dari para stakeholder ini pun akhirnya dapat meningkatkan kinerja serta nilai

perusahaan.

109
2. Implikasi Praktis

Implikasi praktis diharapkan dapat memberi manfaat kepada pihak

perusahaan dan investor. Bagi perusahaan diharapkan dapat membantu dalam

mempertimbangkan dan menerapkan praktek green banking dan pelaporan

sustainability report, karena saat ini kepedulian perusahaan terhadap

sustainability report sudah menjadi kebutuhan yang akan berpengaruh terhadap

kelangsungan hidup perusahaan dan masyarakat dimasa yang akan datang. Bagi

investor diharapkan untuk dapat mempertimbangkan keputusan pengambilan

investasi sehingga tidak hanya menjadikan laba sebagai satu-satunya indikator

untuk menilai prospek usaha, melainkan juga kepedulian perusahaan pada

masyarakat dan alam.

3. Implikasi Kebijakan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi

pemerintah untuk memperbaiki atau menentukan kebijakan selanjutnya terkait

dengan pengungkapan sustainability report dan penerapan green banking.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mengeluarkan peraturan terbaru terkait

dengan keuangan berkelanjutan yaitu POJK Nomor 51/POJK.03/2017 Tentang

Penerapan Keuangan Berkelanjutan bagi Lembaga Jasa keuangan, Emiten, dan

Perusahaan Publik, yang dimana mewajibkan untuk melakukan pembuatan

sustainability report, namun demikian belum sepenuhnya perusahaan perbankan

saat ini telah membuat sustainability report dan belum sepenuhnya

mengungkapkan pelaporan sustainability report sesuai dengan GRI standar yang

ada saat ini. Dengan demikian, diharapkan kebijakan tersebut dapat mendorong

110
semua perusahaan dalam meningkatkkan kelengkapan sustainability report di

dalam pelaporannya dan meningkatkan perbankan dalam penerapan green

banking.

5.3 Keterbatasan dan Saran

1. Konsep green banking dan sustainability report yaitu untuk memastikan

keberlanjutan kinerja keuangan jangka panjang dalam bisnis perbankan.

Dalam penelitian ini untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan

perbankan menggunakan pengukuran kinerja keuangan jangka pendek

yaitu dengan menggunakan return on asset, sehingga antara pengukuran

kinerja keuangan dalam penelitian ini yang menggunakan return on asset

dengan konsep green banking dan sustainability report yang dimana untuk

keberlanjutan kinerja keuangan jangka panjang belum sinkron. Diharapkan

untuk peneliti selanjutnya menggunakan pengukuran kinerja keuangan

jangka panjang dalam meneliti hubungan antara green banking dan

sustainability report terhadap kinerja keuangan.

2. Dalam penelitian ini untuk mengukur variabel sustainability report yaitu

menggunakan indikator GRI standard sektor umum, yang dimana

indikator GRI standar sektor umum ini tidak semua indikator

pengungkapannya sesuai dengan pengungkapan dalam sektor keuangan.

Diharapkan untuk peneliti selanjutnya untuk mengukur sustainability

report sektor keuangan menggunakan GRI standard khusus sektor

keuangan.

111
3. Dalam penelitian ini untuk mengukur operasional harian green banking

menggunakan jumlah transaksi penggunaan internet banking. Diharapkan

untuk peneliti selanjutnya bisa menggunakan pengukuran operasional

harian green banking yang lain yaitu bisa dengan menggunakan green

office/green building yaitu pembangunan kantor berkonsep hijau,

pengolahan dan pemanfaatan limbah/daur ulang, penyiapan infrastruktur

pendukung kegiatan operasional untuk penghematan energi serta

pengurangan emisi gas rumah kaca yang dimana hal tersebut bisa

mencerminkan konsep operasional harian green banking.

112
DAFTAR PUSTAKA

Acharya, S., & Locke, S. (2016). Green Bankingand Banks Performance In India.
International Conference On Green Banking For Green Industry and
Green Economy, 0-14.
Aisyah, D. A. N., & Pujiyono. (2016). Aspek Hukum Penerapan Green Banking
dalam Kegiatan Kredit Di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Privat Law, Vol IV, 55-62.
Anggrelia, M. (2018). Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report Terhadap
Kinerja Keuangan Perusahaan Yang Terdaftar Di Bei Periode 2012-
2016 [Skripsi]. Jakarta (ID) : Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Awino, O. B. (2014). The Relationship Between Green Banking and Finance


Performance Of Commercial Banks In Kenya Business Administration,
University Of Nairobi, i55.
Branco, M. C., & Rodrigues, L. L. (2006). Communication of corporate social
responsibility by Portuguese banks. Corporate Communication: An
International Journal, 11(3), 232–248.
https://doi.org/10.1108/13563280610680821.
Bryson, D., Atwal, G., Chaudhuri, A., & Dave, K. (2016). Antecendents of
intention to use green banking services in india. Strategic Change,
25(5),551-567.

Bukhori, M. R. T. & Sopian, Dani. (2017). Pengaruh Pengungkapan Sustainability


Report Terhadap Kinerja Keuangan. Jurnal Sikap. Vol. 2. No. 1. ISSN
2541-1691.
Chen Zhixia, Mirad, H., Sayed, S.M., & Mareum, B. (2018). \“Green Banking
For Environmental Sustainability-Present Status And Future Agenda:
Experience From Bangladesh.” Asian Economic and Financial Review.
Dewi, I, G,A,A,O., & Dewi, I,G,A,A,P. (2017). “Corporate Social Responsibility,
Green Banking, and Going Concern on Banking Company in Indonesia
Stock Exchange”. International Journal of Social Sciences and
Humanities, Vol. 1 No. 3, Deember 2017, pages: 118~134 e-ISSN:
2550-7001, p-ISSN: 2550-701X.
Dialysa, F. (2015). Green Banking : One Effort To Achieve The Principle Of
Good Corporate Governance (GCG). First International Conference on
Economics and Banking, 128132.
Fatimah., Mardani, R.M., & Wahono, B. (2019). ”Pengaruh Good Corporate
Governance Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kinerja Keuangan

113
Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Pada Perusahaan
Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI Tahun
2015-2017)”. e-jurnal Riset Manajemen Prodi Manajemen Fakultas
Ekonomi Unisma.

Fernando P.M.P., & Fernando, K.S.D.(2017). Studi of Green Banking Practices in


the Sri Lanka Context: A Critical Review. In: Lau E., Tan L., Tan J.
(eds) Selected Papers from the Asia-Pasific Conference on Economics
& Finence (APEF 2016). Springer, Singapore.
Global Reporting Initiative (GRI). (2013). Sustainability Reporting Guidelines.
Version 4. https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2016/02/Bahasa-
Indonesian-G4-Part-One.pdf. (Diakses pada Tanggal 28 Desember
2019 18.30).
Global Reporting Initiative (GRI). (2018). GRI Standard Bahasa Indonesia
translations. https://www.globalreporting.org/how-to-use-the-gri-
standards/gri-standards-bahasa-indonesia-translations/ (Diakses pada
Tanggal 19 Mei 2020 16.45).

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS.


Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Ghozali, imam dan A.Chairiri. (2014). Teori Akuntansi. Semarang : Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Handajani, L., Rifai, A., & Husnan, L,H. (2019). “Kajian Tentang Inisiasi Praktik
Green Banking Pada Bank BUMN. Jurnal Economia, Vol. 15, No. 1,
April 2019, 1-16.
Handajani, (2019). Corporate Governance dan Green Banking Disclosure: Studi
pada Bank di Indonesia. Jurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis Vol.
6(2), 2019, pp 121-136
Hossain, S., & Kalince, T. A. (2014). “Green Banking Nexus Banks’
Performance”. Swiss Journal of Research in Business and Social
Sciences,, Vol 1, 1-17.
Iqbal, F. (2020). Analisis Pengaruh Green Banking Terhadap Profitabilitas Pada
Bank Umum Syariah Di Indonesia (Periode 2015 – 2018) [Skripsi].
Lampung (ID): Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam
Negeri Raden Intan Lampung.
Kapoor, N., Jaitly, M., & Gupta, R. (2016). Green Banking: A step towards
Sustainable Development. International Journalof Research in
Management, Economics and Commerce, Vol 06 (Issue 07), 69-72.

114
K.Shaumya, & Arulrajah, A. A. (2016). Measuring Green Banking Practices:
Evidence from Sri Lanka. International Conference on Business
Management 999-1023.
Kurniawan, P., & Aad, R.N. (2015). “Penerapan Konsep Green Banking dalam
Pemberian Kredit Perbankan Sebagai Peran Srta Bank Dalam
Melindungi dan Mengelola Lingkungan Hidup”.
Malinton, D & Kampo, K. (2019). “Pengaruh Moderasi Green Banking Dalam
Hubungan Antara Corporate Social Responsibility Dan Going
Concern”. Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan, , Vol. 8,
No. 2, Hal: 117 – 133.
Maskat, A. (2018). Pengaruh Sustainability Report Terhadap Kinerja Dan Nilai
Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Pertambangan
(Mining) Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2016)
[Skripsi]. Yogyakarta (ID) : Fakultas Ekonomi Universitas Islam
Indonesia Yogyakarta.
OJK. Peraturan otoritas jasa keuangan nomor 51/POJK 03/2017 tentang
penerapan keuangan berkelanjutan bagi lembaga jasa keuangan, emiten
dan perusahaan publik (2017). Indonesia.
Prijanto, T., Pristiwati, Y., & Syukriyana, D. (2019). “Pengaruh Sustainability
Report Terhadap Kinerja Keuangan Dan Tingkat Kepercayaan Nasabah
Bank Di Indonesia”. Jurnal Education and Economics – Vol.02, No.04
(Oktober-Desember) 2019.
Puspitandari, J., & Septiani, A. (2017). Pengaruh Sustainability Report Disclosure
terhadap Kinerja Perbankan. Diponegoro Journal of Accounting, 6(3).

Putri, O, A. (2016). Analisis Penilaian Kinerja Keuangan Bank Umum


Konvensional Dan Bank Umum Syariah (Periode2010–2015) [Skripsi].
Jakarta (ID): Program studi perbankan syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ragupathi, & Sujatha. (2015). Green Banking Initiatives of Commercial Banks in
India. International Research Journal of Business and Management,
Vol VIII(Issue 2), 7481.
Rahmananda, Z., & Gustyana, T, T. (2019). Pengaruh Sustainability Report
Terhadap Kinerja Keuangan Return On Equity (Roe) Pada Perusahaan
Yang Terdaftar Di Lq45 Pada Periode 2013-2016. JMM Online Vol. 3
No. 12 Desember (2019) 1128-114.
Rahmat, H.S. (2018). Pengaruh Sustainability Report Terhadap Nilai Perusahaan
Dan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Moderating
[Skripsi]. Banjarmasin (ID): Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia
(STIE Indonesia) Banjarmasin..

115
Ramila, M., & Gurusamy, S. (2015). “Impact of Green Banking Initiatives
Adopted by Public Sector Banks on Profitability”. Journal of
Management Research, Vol 5(Issue 2), 6068.
Ratnasari, T., Arni Surwanti, & Firman Pribadi. (2017). “Model Integrasi Untuk
Mengukur Dampak Dari Green Banking dan Kinerja Keuangan
Terhadap Perofitabilitas Bank (Studi Empiris Di Indonesia). Jurnal
Publikasi 2017.
Responsi Bank Indonesia (2014). Mengawal Green Banking Indonesia dalam
Kerangka Pembangunan Berkelanjutan.
http://responsibank.id/media/60528/mengawal-green-banking-
indonesia.pdf. Diakses pada 4 Januari 2020.
Ritu. (2014). Green Banking: Opportunities And Challenges. International
Journal of Informative & Futurintic Research, Vol 2(Issue 1), 34-37.
Sahoo, B. P., Singh, A., & Jain, N. (2016). Green Banking In India: Problems and
Prospects. International Journal of Research-Granthaalayah, Vol
4(Issue 8), 92-99.
Saravanaselvi, C., & Sangeetha, G. (2016). Green Banking In India. Primax
International Journal of Commerce and Management Research, Vol IV
(Issue 3), 119-121.
Septiana., Moch Hudi, S., & Fetri, S.L. (2019). “Pengaruh Sustainability Report
Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Sektor Perbankan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2013-2016.” Vol 2 No
1 (2019) .
Singh, Y. (2015). Environmental Management Through Green Banking: A study
of Commercial Banks in India. International Journal of
Interdisciplinary and MultidisciplinaryStudies (IJIMS), Vol 2, 17-26.
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian :Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suhardiyah, Khotimah, K., & Subakir. (2018). Pengaruh Pengungkapan
Sustainability Report Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-
2015. Majalah Ekonomi. Vol. 23. No. 1. ISSN. 1411-9501.
Uddin, M. N. (2016). ‘Shari’ah’ Based Banking and Green Financing: Evidence
from Bangladesh. Journal of Emerging Economies and Islamic
Research, Vol 4, 1-22.

Wijayanti, Rita. (2016). Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report Terhadap


Kinerja Keuangan Perusahaan. Syariah Paper Accounting FEB. UMS.
ISSN 2460-0784.

116
LAMPIRAN

117
Lampiran 1
Item-item Pengungkapan Green Banking
No Item Pengungkapan Green Banking
1 Kebijakan bank terhadap pelestarian lingkungan dan perubahan iklim
Pembiayaan proyek-proyek ramah lingkungan dan kegiatan
2
pemantauannya
3 Pengurangan penggunaan kertas (paperless) dan pengelolaan limbah

4 Adopsi kebijakan dan teknologi untuk mengurangi kerusakan


lingkungan dalam operasi internal bank electronic office
5 Penggunaan material ramah lingkungan
6 Konservasi energi dari operasi bisnis
7 Upaya mengurangi dampak perubahan iklim dan emisi oleh karyawan
8 Informasi tentang green product bank
9 Inisiatif dan keterlibatan bank dalam membangun jejaring pada masalah
lingkungan
10 Evaluasi secara kompeten terhadap dampak yang ditimbulkan oleh
bisnis klien sebelum memberi sanksi kepada fasilitas pembiayaan
11 Pengorganisasian kegiatan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan
bagi masyarakat
Peran sebagai bank yang ramah lingkungan, kontribusi terhadap
12 perbaikan lingkungan, dan keunggulan dalam praktik pelaporan
lingkungan
13 Penghargaan atas inisiatif pelestarian lingkungan
14 Keterlibatan bank dalam mendukung fasilitas yang sejalan dengan
program lingkungan
15 Informasi tentang pembentukan dana perubahan iklim
16 Pengaturan green branch untuk tujuan efisiensi operasional
17 Internalisasi green marketing pada media komunikasi internal
18 Prakarsa dan keterlibatan bank untuk mendorong dan melatih
karyawannya mengenai gerakan hijau
Jumlah anggaran yang dialokasikan setiap tahun untuk praktik green
19
banking
20 Jumlah aktual yang dibelanjakan untuk berbagai program green banking
21 Penggunaan halaman terpisah untuk pelaporan green banking dalam
laporan tahunan
(Sumber : Handajani, 2019)

118
Lampiran 2
Standar GRI (Global ReportingInitiative)
No Standar Topik Spesifik Kode Pengungkapan
Standar Topik Spesifik (Seri 200) Topik Ekonomi
GRI 201 : Kinerja Ekonomi
1 201-1 Nilai ekonomi langsung yang dihasilkan
dan didistribusikan
Implikasi finansial serta risiko dan peluang
2 201-2 lain akibat dari perubahan iklim

Kewajiban program pensiun manfaat pasti


3 201-3 dan program pensiun lainnya

4 201-4 Bantuan finansial yang diterima dari


pemerintah
GRI 202 : Keberadaan Pasar Rasio standar upah karyawan entrylevel
5 202-1 berdasarkan jenis kelamin terhadap upah
minimum regional

6 202-2 Proporsi manajemen senior yang berasal


dari masyarakat lokal
GRI 203 : Dampak Investasi infrastruktur dan dukungan
7 203-1
Ekonomi Tidak Langsung layanan
8 203-2 Dampak ekonomi tidak langsung yang
signifikan
GRI 204 : Praktik Proporsi pengeluaran untuk pemasok lokal
9 204-1
Pengadaan
GRI 205 : Anti Korupsi Operasi-operasi yang dinilai memiliki
10 205-1
risiko terkait korupsi
11 205-2 Komunikasi dan pelatihan tentang
kebijakan dan prosedur anti-korupsi
12 205-3 Insiden korupsi terbukti dan tindakan yang
diambil
GRI 206 : Perilaku Anti Langkah-langkah hukum untuk perilaku
13 Persaingan 206-1 anti-persaingan, praktik anti trust dan
monopoli
Standar Topik Spesifik (Seri 300) Topik Lingkungan
GRI 301: Material
1 301-1 Material yang digunakan berdasarkan berat
atau volume
Material input dari daur ulang yang
2 301-2
digunakan
3 301-3 Produk reclaimed dan material kemasannya
4 GRI 302: Energi 302-1 Konsumsi energi dalam organisasi
5 302-2 Konsumsi energi di luar organisasi
6 302-3 Intensitas energy
7 302-4 Pengurangan konsumsi energy

119
8 302-5 Pengurangan pada energi yang dibutuhkan
untuk produk dan jasa
9 GRI 303: AIR 303-1 Pengambilan air berdasarkan sumber
10 303-2 Sumber air yang secara signifikan
dipengaruhi oleh pengambilan air
11 303-3 Daur ulang dan penggunaan air kembali
GRI 304: Keanekaragaman Lokasi operasi yang dimiliki, disewa,
Hayati dikelola, atau berdekatan dengan, kawasan
12 304-1 lindung dan kawasan dengan nilai
keanekaragaman hayati tinggi di luar
kawasan lindung
Dampak signifikan dari kegiatan, produk,
13 304-2 dan jasa pada keanekaragaman hayati

14 304-3 Habitat yang dilindungi atau direstorasi


Spesies Daftar Merah IUCN dan spesies
15 304-4 daftar konservasi nasional dengan habitat
dalam wilayah yang terkena efek operasi
16 GRI 305: Emisi 305-1 Emisi GRK (Cakupan 1) langsung
17 305-2 Emisi energi GRK (Cakupan 2) tidak
langsung
18 305-3 Emisi GRK (Cakupan 3) tidak langsung
lainnya
19 305-4 Intensitas emisi GRK
20 305-5 Pengurangan emisi GRK
21 305-6 Emisi zat perusak ozon (ODS)
Nitrogen oksida (NOX), sulfur oksida
22 305-7 (SOX), dan emisi udara signifikan lainnya

23 GRI 306: Air limbah 306-1 Pelepasan air berdasarkan mutu dan tujuan
(efluen) dan Limbah
24 306-2 Limbah berdasarkan jenis dan metode
pembuangan
25 306-3 Tumpahan yang signifikan
26 306-4 Pengangkutan limbah berbahaya
27 306-5 Badan air yang dipengaruhi oleh pelepasan
dan/atau limpahan air
GRI 307: Kepatuhan Ketidakpatuhan terhadap undang-undang
28 Lingkungan 307-1
dan peraturan tentang lingkungan hidup
GRI 308: Penilaian Seleksi pemasok baru dengan
29 Lingkungan Pemasok 308-1
menggunakan kriteria lingkungan
Dampak lingkungan negatif dalam rantai
30 308-2 pasokan dan tindakan yang telah diambil

Standar Topik Spesifik (Seri 400) Topik Sosial

120
GRI 401: Kepegawaian Perekrutan karyawan baru dan pergantian
1 401-1 karyawan
Tunjangan yang diberikan kepada
karyawan purnawaktu yang tidak diberikan
2 401-2
kepada karyawan sementara atau paruh
waktu
3 401-3 Cuti melahirkan
GRI 402: Hubungan Tenaga Periode pemberitahuan minimum terkait
4 Kerja/Manajemen 402-1
perubahan operasional
GRI 403: Kesehatan dan
Perwakilan pekerja dalam komite resmi
5 Keselamatan Kerja 403-1 gabungan manajemen-pekerja untuk
kesehatan dan keselamatan
Jenis kecelakaan kerja dan tingkat
kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, hari
6 403-2 kerja yang hilang, dan ketidakhadiran, serta
jumlah kematian terkait pekerjaan

Para pekerja dengan risiko kecelakaan atau


7 403-3 penyakit berbahaya tinggi terkait dengan
pekerjaan mereka
Topik kesehatan dan keselamatan yang
8 403-4 tercakup dalam perjanjian resmi dengan
serikat buruh
GRI 404: Pelatihan dan Rata-rata jam pelatihan per tahun per
9 Pendidikan 404-1
karyawan
Program untuk meningkatkan keterampilan
10 404-2 karyawan dan program bantuan peralihan

Persentase karyawan yang menerima


11 404-3 tinjauan rutin terhadap kinerja dan
pengembangan karier
GRI 405: Keanekaragaman Keanekaragaman badan tata kelola dan
12 dan Kesempatan Setara 405-1
karyawan
13 405-2 Rasio gaji pokok dan remunerasi
perempuan dibandingkan laki-laki
GRI 406: Non-diskriminasi Insiden diskriminasi dan tindakan
14 406-1
perbaikan yang dilakukan
GRI 407: Kebebasan Operasi dan pemasok di mana hak atas
15 Berserikat dan Perundingan 407-1 kebebasan berserikat dan perundingan
Kolektif kolektif mungkin berisiko
GRI 408: Pekerja anak Operasi dan pemasok yang berisiko
16 408-1 signifikan terhadap insiden pekerja anak

GRI 409: Kerja Paksa atau Operasi dan pemasok yang berisiko
17 Wajib Kerja 409-1 signifikan terhadap insiden kerja paksa atau
wajib kerja

121
GRI 410: Praktik Keamanan Petugas keamanan yang dilatih mengenai
18 410-1
kebijakan atau prosedur hak asasi manusia
GRI 411: Hak-Hak Insiden pelanggaran yang melibatkan hak-
19 Masyarakat Adat 411-1
hak masyarakat adat
GRI 412: Penilaian Hak Operasi-operasi yang telah melewati
20 Asasi Manusia 412-1 tinjauan hak asasi manusia atau penilaian
dampak
Pelatihan karyawan mengenai kebijakan
21 412-2 atau prosedur hak asasi manusia

Perjanjian dan kontrak investasi signifikan


22 412-3 yang memasukkan klausul-klausul hak
asasi manusia atau yang telah melalui
penyaringan hak asasi manusia
GRI 413: Masyarakat Lokal
Operasi dengan keterlibatan masyarakat
23 413-1 lokal, penilaian dampak, dan program
pengembangan
Operasi yang secara aktual dan yang
24 413-2 berpotensi memiliki dampak negatif
signifikan terhadap masyarakat lokal
GRI 414: Penilaian Sosial Seleksi pemasok baru dengan
25 Pemasok 414-1
menggunakan kriteria sosial
Dampak sosial negatif dalam rantai
26 414-2 pasokan dan tindakan yang telah diambil
27 GRI 415: Kebijakan Publik 415-1 Kontribusi politik
GRI 416: Kesehatan dan Penilaian dampak kesehatan dan
28 Keselamatan Pelanggan 416-1 keselamatan dari berbagai kategori produk
dan jasa
Insiden ketidakpatuhan sehubungan dengan
29 416-2 dampak kesehatan dan keselamatan dari
produk dan jasa
GRI 417: Pemasaran dan Persyaratan untuk pelabelan dan informasi
30 Pelabelan 417-1 produk dan jasa
Insiden ketidakpatuhan terkait informasi
31 417-2 dan pelabelan produk dan jasa

32 417-3 Insiden ketidakpatuhan terkait komunikasi


pemasaran
GRI 418: Privasi Pelanggan Pengaduan yang berdasar mengenai
33 418-1 pelanggaran terhadap privasi pelanggan dan
hilangnya data pelanggan

GRI 419: Kepatuhan Sosial Ketidakpatuhan terhadap undang-undang


34 Ekonomi 419-1 dan peraturan di bidang sosial dan ekonomi

122
Lampiran 3
Data Sampel Penelitian
Dimensi
No Kode Tahun ROA Operasional Kebijakan Dimensi Lingkung Dimensi
Perusahaan Harian Ekonomi an Sosial
1 BBRI 2015 0,03699 119.498.265 0,714 0,84615 0,33333 0,55882
2016 0,03388 219.120.000 0,667 0,30769 0,06667 0,23529
2017 0,03284 311.499.300 0,81 0,38462 0,03333 0,17647
2018 0,0322 574.910.000 0,667 0,53846 0,16667 0,35294
2019 0,03061 1.169.400.000 0,857 0,53846 0,16667 0,20588
2 BBNI 2015 0,02254 20.000.000 0,691 0,53846 0,13333 0,38235
2016 0,02372 26.100.000 0,571 0,23077 0,06667 0,17647
2017 0,0242 25.400.000 0,714 0,30769 0 0,08824
2018 0,02451 27.500.000 0,524 0,15385 0,03333 0,14706
2019 0,02291 29.860.000 0,571 0,23077 0,03333 0,08824
3 BBCA 2015 0,03812 1.400.000.000 0,81 0,30769 0,1 0,26471
2016 0,03818 1.705.000.000 0,667 0,38462 0,1 0,29412
2017 0,03886 2.040.000.000 0,714 0,38462 0,1 0,23529
2018 0,03966 2.264.000.000 0,667 0,23077 0,1 0,20588
2019 0,03949 2.508.000.000 0,571 0,30769 0,06667 0,32353
4 BMRI 2015 0,02894 454.000.000 0,571 0,53846 0,23333 0,5
2016 0,01792 574.659.183 0,667 0,76923 0,26667 0,76471
2017 0,02416 562.174.236 0,762 0,15385 0 0,08824
2018 0,0282 667.019.731 0,714 0,07692 0 0,29412
2019 0,02764 775.277.033 0,81 0,53846 0,23333 0,32353
5 NISP 2015 0,01661 58.180 0,381 0,30769 0,06667 0,35294
2016 0,01701 114.449 0,429 0,30769 0,1 0,23529
2017 0,01871 280.678 0,238 0,30769 0,13333 0,17647
2018 0,02008 667.135 0,429 0,15385 0,03333 0,05882
2019 0,02153 1.080.110 0,524 0,30769 0,06667 0,14706
6 BJTM 2015 0,02947 40.505 0,619 0,69231 0,33333 0,41176
2016 0,03374 125.611 0,571 0,38462 0,1 0,23529
2017 0,03177 196.163 0,619 0,38462 0,1 0,32353
2018 0,02797 729.203 0,476 1 0,33333 0,67647
2019 0,0243 1.263.801 0,476 0,53846 0,23333 0,55882
7 BBTN 2015 0,01479 251.757 0,286 0,92308 0,4 0,85294
2016 0,01555 799.542 0,524 0,69231 0,16667 0,61765
2017 0,01477 1.692.732 0,476 0,61538 0,2 0,5
2018 0,01178 2.923.921 0,571 0,23077 0,2 0,20588
2019 0,00132 4.515.937 0,571 0,46154 0,2 0,47059
8 BNGA 2015 0,00478 12.345.200 0,429 0,46154 0,06667 0,35294

123
2016 0,01066 13.930.000 0,714 0,30769 0,06667 0,29412
2017 0,0156 15.810.000 0,714 0,46154 0,03333 0,17647
2018 0,01818 18.840.000 0,571 0,38462 0,1 0,11765
2019 0,01936 19.830.000 0,667 0,61538 0,3 0,14706
9 BNLI 2015 0,00161 168.245.000 0,429 0,23077 0,2 0,29412
2016 0,0522 208.623.800 0,429 0,23077 0,23333 0,23529
2017 0,00641 292.073.320 0,333 0,30769 0,23333 0,32353
2018 0,00797 438.190.980 0,333 0,23077 0,16667 0,26471
2019 0,01245 723.190.980 0,381 0,23077 0,2 0,29412
10 BNII 2015 0,01661 14.300.000 0,476 0,30769 0,03333 0,20588
2016 0,01701 20.135.000 0,619 0,46154 0,03333 0,29412
2017 0,01871 32.400.000 0,667 0,38462 0,2 0,20588
2018 0,02008 39.460.000 0,571 0,30769 0,1 0,20588
2019 0,02153 85.300.000 0,476 0,30769 0,1 0,20588

Lampiran 4
Data Uji Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
X1_OGB 50 40,505 2,508,000,000 351812035.04 621040982.311
X2_KGB 50 .238 .857 .57332 .143993
K3_EcDI 50 .07692 1.00000 .406154 .20145561
X4_EnDI 50 .00000 .40000 .139333 .0991319
X5_SoDI 50 .05882 .85294 302941 .17377382
Y_ROA 50 .00132 .03966 .022023 .01020356
Valid N (listwise) 50

Lampiran 5
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 50
Mean 0E-7
Normal Parametersa,b
Std. Deviation .00684865
Absolute .060
Most Extreme Differences Positive .042
Negative -.060
Kolmogorov-Smirnov Z .426
Asymp. Sig. (2-tailed) .993

124
Lampiran 6
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
X1_OGB .770 1.299
X2_KGB .614 1.628
1 X3_EcDI .222 4.495
X4_EnDI .387 2.581
X5_SoDI .287 3.479
a. Dependent Variable: Y_ROA

Lampiran 7
Hasil Uji Heteroskedastisitas Pertama
Coefficientsa
Model Standardized
Unstandardized Coefficients
Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) .001 .003 .486 .629
X1_OGB -2.637E-012 0 -.420 -2.693 .010
X2_KGB .008 .005 .278 1.596 .118
1
X3_EcDI -.005 .006 -.270 -930 .358
X4_EnDI .001 .009 .017 .077 .939
X5_SoDI .009 .006 .420 1.647 .107
a. Dependent Variable: ABRESID

Lampiran 8
Hasil Uji Heteroskedastisitas Kedua
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 1.766E-014 .000 1.913 .062
X1_OGB -4.052E-033 .000 -.096 -.647 .521
1 X2_KGB 7.118E-005 .002 .098 .046 .963
X3_EcDI -.001 .004 -1.285 -.246 .807
X4_EnDI .000 .005 .224 .085 .932

125
X5_SoDI .001 .001 1.036 .896 .375
a. Dependent Variable: ABS2

Lampiran 9
Hasil Uji Autokorelasi Pertama
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin-Watson
Square the Estimate
1 .741a .549 .498 .00722731 1.486
a. Predictors: (Constant), X5_SoDI, X1_OGB, X2_KGB, X4_EnDI, X3_EcDI
b. Dependent Variable: Y_ROA

Lampiran 10
Hasil Uji Autokorelasi Kedua
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin-Watson
Square the Estimate
1 .747a .557 .506 .00688 1.804
a. Predictors: (Constant), Lag_X5, Lag_X1, Lag_X2, Lag_X4, Lag_X3
b. Dependent Variable: Lag_Y

Lampiran 11
Hasil Analsis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) .005 .005 .964 .340
X1_OGB 8,438 .000 .514 4.453 .000
X2_KGB .019 .009 .264 2.045 .047
1
X3_EcDI .027 .011 .534 2.489 .017
X4_EnDI -0,026 .017 -0,256 -1,576 .122
X5_SoDI -0,014 .011 -0,232 -1,231 .225
a. Dependent Variable:
Y_ROA

126
Lampiran 12
Hasil Uj Koefisien Determinasi (𝑅2 )
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
1 .741a .549 .498 .00722731
a. Predictors: (Constant), X5_SoDI, X1_OGB, X2_KGB, X4_EnDI, X3_EcDI
b. Dependent Variable: Y_ROA

Lampiran 13
Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Regression .003 5 .001 10.733 .000b


1
Residual .002 44 .000
Total .005 49
a. Dependent Variable: Y_ROA
b. Predictors: (Constant), X5_SoDI, X1_OGB, X2_KGB, X4_EnDI, X3_EcDI

Lampiran 14
Hasil Uji Parameter Individual (Uji Statistik t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
t hitung t tabel Sig.
Std.
B Error Beta
(Constant) .005 .005 .964 2.01537 .340
X1_OGB 8,438 .000 .514 4.453 2.01537 .000
X2_KGB .019 .009 .264 2.045 2.01537 .047
1
X3_EcDI .027 .011 .534 2.489 2.01537 .017
X4_EnDI -0,026 .017 -0,256 -1,576 2.01537 .122
X5_SoDI -0,014 .011 -0,232 -1,231 2.01537 .225

127
a. Dependent Variable:
Y_ROA

Lampiran 15
Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis
No Hipotesis Sig Keterangan
Operasional harian green banking
H1 berpengaruh terhadap kinerja 0.000 < 0.05 Hipotesis diterima
keuangan
Kebijakan green banking
H2 berpengaruh terhadap kinerja 0.047 < 0.05 Hipotesis diterima
keuangan
Pengungkapan dimensi ekonomi
dalam sustainability report
H3 0.017 < 0.05 Hipotesis diterima
berpengaruh terhadap kinerja
keuangan
Pengungkapan dimensi lingkungan
dalam sustainability report
H4 0.122 > 0.05 Hipotesis ditolak
berpengaruh terhadap kinerja
keuangan
Pengungkapan dimensi sosial dalam
H5 sustainability report berpengaruh 0.225 > 0.05 Hipotesis ditolak
terhadap kinerja keuangan

128

Anda mungkin juga menyukai