Anda di halaman 1dari 108

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK CENTRAL ASIA,

TBK PERIODE 2016 – 2018

Skripsi

Untuk memenuhi salah satu persyaratan


Mencapai derajat Sarjana S-1

Program Studi Manajemen

School Of Business

Diajukan oleh :
ILUH SANDA DEWI
2015211992

KONSENTRASI BISNIS PERBANKAN DAN KEUANGAN MIKRO


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
NOBEL INDONESIA
MAKASSAR

2019
PENGESAHAN KOMISI PENGUJI

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK CENTRAL ASIA,


TBK PERIODE 2016 – 2018

Diajukan oleh :
Nama : ILUH SANDA DEWI
NIM : 2015211992

telah dipertahankan dihadapan tim penguji Tugas Akhir/Skripsi


STIE Nobel Indonesia pada tanggal 08 Februari 2019
dan dinyatakan diterima untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar Akademik
Sarjana manejemen - SM

Makassar, 11 Februari 2019


Tim penguji

Ketua : Abdullah Abidin, S.E.,M.Si : 1. ...…………………......

Sekertaris : Andi Ririn Oktaviani, S.E., M.M. : 2. ………………….......

Anggotan : Shandra Bahasoa, S.E., M.M : 3. ……………….........

Mengesahkan,

Wakil ketua I
Bidang Akademik Ketua Jurusan

(Ahmad Firman, SE.,M,Si) (Yuswari Nur, SE , M.si)

Mengetahui
Ketua STIE Nobel Indoneisa Makassar

(Dr.H.Mashur Razak, SE.,M.M)


ABSTRAK

ILUH SANDA DEWI 2019,”Analisis Kinerja Keuangan Pada PT Bank Central


Asia Tbk, Tahun 2016-2018. Pembimbing Abdullah Abidin.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan pada PT Bank
Central Asia Tbk, Tahun 2016-2018.
dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rasio likuiditas, solvabilitas dan
rentabilitas.
Berdasarkan hasil analisis, rasio likuiditas menunjukan kecenderungan
mengalami fluktuasi,sedangkan rasio solvabilitas menunjukan kecenderungan
mengalami penurunan dan rasio rentabilitas menunjukan kecenderungan
mengalami fluktuasi. Dengan demikian hipotesis yang diajukan diterima.
Kata Kunci: Rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio rentabilitas.

ABSTRACT
ILUH SANDA DEWI 2019, "Financial Performance Analysi at PT Bank Central
Asia Tbk in 2016-2018, supervised by Abdullah Abidin.
This research aims to determine the financial performance at PT bank
Central Asia Tbk in 2016-2018
In this study, researchers used liquidty ratio analysis, solvency and
profitability.
Based on the results of the analysis, the liquidity ratio shows a fluctuating
trends. While the solvency ratio shows a downward trend along with profitability
ratio shows a fluctuating trend. With these results, the proposed hypothesis has
been accepted.
Keywords: Liquidity ratio, solvency ratio and profitability ratio.

MOTTO
"Taklukkanlah kemarahan orang lain tanpa kemarahan

taklukkanlah penjahat dengan kebaikan

taklukkanlah orang yang kikir dengan sifat saling memberi

Taklukkanlah kebohangan dengan kebenaran”

Udyogaparwa 38. 73-74

PERSEMBAHAAN

Dengan segala puji dan syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi wasa, atas izin

dan karuniannya maka skripsi ini dapat selesai atas dukungan dan doa orang-

orang tercinta, ahkirnya skripsi dapat dirampung dengan baik dan tepat waktu.
Oleh karna itu, dengan penuh kerendahan hati dan rasa syukur tiada henti, skripsi

ini kupersembahkan kepada:

Kedua orang tuaku tercinta

Putu budi artayasa dan Wayan sukawati

Adik-adikku tersayang

Kadek eviani dan Komang ayu lestari

Sahabat-sahabat terbaikku

Dosen pembimbing

Bapak Abdullah Abidin, SE.,M.Si.

Dosen penguji

Ibu Andi Ririn Oktaviani, SE.,M.M dan Shandra Bahasoan, SE.,M.M

Seluruh dosen yang telah mendidik dan memberikan ilmunya dengan tulus

Almamater yang ku banggakan

STIE NOBEL INDONESIA MAKASSAR

KATA PENGANTAR

OM SWASTYASTU

Angayubagia, penulis panjatkan dan haturkan kehadirat Ida Sang Hyang

Widhi wasa, karena berkat Rahmat dan Karunia Nya, penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul ”ANALISIS KINERJA

KEUANGAN PT BANK CENTRAL ASIA TBK”. Skripsi ini ditujukan

untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada jenjang

Strata Satu (S1) pada Program Studi Manejemen Konsentrasi Bisnis Perbankan

Dan Keuangan Mikro.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih pada semua pihak yang

telah membantu dalam penyelesaian Skripsi ini, pada kesempatan ini dengan

ketulusan hati penulis sampaikan kepada :

1. Ayahanda dan Ibunda tercinta Putu Budi Artayasa dan Wayan Sukawati

terimkasih atas kasih sayang, bimbingan, dukungan, doa yang tidak

terputus.
2. Terimakasih penulis ucapakan kepada tante Wiwik Kusmowati dan om

Gusti S. yang sudah banyak membantu penulis selama kuliah di

Makassar ini.
3. Bapak Dr. H. Mashur Razak, SE.,M.M selaku ketua STIE Nobel

Indonesia Makassar.
4. Bapak Dr. Ahmad Firman, SE.,M.Si. selaku Wakil Ketua Akademik

STIE Nobel Indonesia Makassar.


5. Bapak Abdullah Abidin, SE.,M.Si. selaku Pembimbing yang telah

banyak membantu dan membimbing penulis dalam penyusunan skripsi

ini.
6. Ibu Andi Ririn Oktaviani, SE.,M.M dan Shandra Bahasoan, SE.,M.M

selaku dosen penguji yang telah membantu penulis melalui saran dan

kritik yang diberikan demi kesempurnaan skripsi ini.


7. Bapak Yuswari Nur, SE.,M.Si selaku ketua Jurusan Manejemen yang

telah banyak memberikan ilmu dan membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.


8. Ibu Anugrah, SS selaku Kepala Administrasi akademi dan

kemahasiswaan yang telah banyak yang telah banyak membantu

penulis dari awal perkuliahan.


9. Bapak/Ibu dosen yang telah begitu tulus membekali penulis dengan

ilmu dan pelajaran yang sangat berharga.


10. Terimkasih kepada PT Bank Central Asia Tbk dan Bursa Efek

Indonesia yang telah mengizinkan penulis mengambil data keuangan

untuk menyusun skripsi ini.


11. Yang tersayang saudara kandung penulis Kadek Evi Ani dan Komang

Ayu Lestari yang telah banyak memberikan bantuan moril dan material

serta kasih sayang.


12. Saudara KKN ku Amel, Pia, Tari, Sumanti, Afif, Chalik, Sulaiman dan

Fikra terimakasih banyak penulis ucapakan atas dukunganya selama ini.

dan Terimakasih teman serasa saudara Lucitania Sawitni E.K yang

selalu ada dan setia menemani penulis dalam segala hal.


13. Sahabatku Novi Lestari, Komang Ayu Noviana, Komang Sriani,

Nyoman Tri Astuti, Ida Ayu Made S., Putu Ayu E., Komang Murni Asih

terimakasih selalu membantu dan mendukung penulis dalam menyusun

skripsi ini

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih terdapat kekurangan, maka

dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran dari

semua pihak, Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, svaha.
OM SHANTI-SHANTI-SHANTI OM.

Makassar , Desember 2018

Penulis

ILUH SANDA DEWI

DAFTAR ISI

Halama

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAAN...............................Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK.............................................................................................................iii

ABSTRACT...........................................................................................................iv

MOTTO..................................................................................................................v

PERSEMBAHAAN...............................................................................................vi

KATA PENGANTAR...........................................................................................vii

DAFTAR ISI...........................................................................................................x

DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xiii

DAFTAR TABLE................................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................1


1.2 Rumusan permasalahan.................................................................................4
1.3 Tujuan penelitian...........................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian.........................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................5

2.1 Bank..............................................................................................................5
12. Definisi Bank..................................................................................................5
12. Fungsi Bank....................................................................................................6
2.2 Pengukuran dan Analisis Kinerja Keuangan.................................................9
2.3 Laporan Keuangan......................................................................................12
32.1 Tujuan Laporan Keuangan...........................................................................14
32. Analisis Laporan Keuangan..........................................................................16
2.4 Rasio Keuangan...........................................................................................17
2.5 Penelitian Terdahulu....................................................................................29
2.6 Kerangka Pikir.............................................................................................31
2.7 Hipotesis......................................................................................................33
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................34

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian.......................................................................34


3.2 Metode Pengumpulan Data.........................................................................34
3.3 Jenis dan Sumber Data................................................................................35
3.1 Jenis Data......................................................................................................35
3.2 Sumber Data.................................................................................................35
3.4 Metode Analisis Data..................................................................................35
3.5 Definisi Operasional....................................................................................38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................40
4.1 Gambaran Umum dan Lokasi Penelitaian...................................................40
4.1.1 Sejarah singkat perusahaan.....................................................................40
14. Lingkup Bidang Usaha.................................................................................41
14.2 Visi dan Misi.................................................................................................43
14.3 Struktur Organisasi dan Uraian Kerja..........................................................45
4.2 Hasil Penelitian...........................................................................................55
4.3 Pembahasan.................................................................................................78

BAB V PENUTUP................................................................................................92

5.1 Kesimpulan.................................................................................................92
5.2 Saran...........................................................................................................93
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

No. Uraian Halaman

2.1 Kerangka Pikir...............................................................................................32

4.1 Struktur Organisasi PT Bank Central Asia Tbk..............................................46


DAFTAR TABEL

No. Uraian Halaman

1.1 Harga Saham Perbankan yang Listing di Bursa Efek Indonesia........................3

4.1 Rasio likuiditas tahun 2016 –2018.............................................................….79

4.2 Rasio Solvabilitas tahun 2016 – 2018..............................................................85

4.3 Rasio Rentabilitas tahun 2016 – 2018..............................................................87


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Balasan Penelitian

Lampiran 2 Laporan Keuangan PT Bank Central Asia Tbk,

Lampiran 3 Surat Pernyataan


BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Sektor perbankan memegang peranan penting dalam usaha

pengembangan, di sektor ekonomi juga berperan dalam meningkatkan

pemerataan pembangunan, serta pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional

ke arah peningkatan taraf hidup rakyat. Sebagai lembaga intermediasi, pihak

perbankan membutuhkan kepercayaan dari masyarakat terutama nasabahnya

sehingga kelangsungan sektor perbankan sebagai urat nadi perekonomian

dapat terus berjalan untuk memperoleh kepercayaan dari masyarakat.

Oleh karena itu, sektor perbankan harus dikelola secara profesional.

Mengingat peranan bank sebagai financial intermediary dapat memberikan

pengaruh pada perekonomian suatu negara. Bank perlu melakukan

peningkatan dan perbaikan kualitas kinerja keuangannya secara terus

menerus untuk dapat mempertahankan peran pentingnya sebagai perantara

keuangan.

Penilaian terhadap kinerja suatu bank dapat dilakukan dengan

melakukan analisis laporan keuangannya. Laporan keuangan bank berupa

neraca memberikan informasi kepada pihak luar bank, misalnya bank sentral,

masyarakat umum, dan investor, mengenai gambaran posisi keuangannya,

yang lebih jauh dapat digunakan pihak eksternal untuk menilai besarnya
resiko yang ada pada suatu bank. Untuk memahami informasi tentang

laporan keuangan, analisis laporan keuangan sangat dibutuhkan. Analisis

laporan keuangan meliputi perhitungan dan interprestasi rasio keuangan.

Rasio keuangan bermanfaat dalam menilai kondisi keuangan perusahaan

perbankan. Penelitian rasio keuangan baik secara individu maupun secara

construct juga bermanfaat untuk menilai kinerja dan pengujian kekuatan

hubungan rasio keuangan dengan kinerja keuangan perbankan. Hasil analisis

laporan keuangan akan membantu menginterprestasikan berbagai hubungan

serta kecenderungan yang dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai

potensi keberhasilan perusahaan dimasa mendatang.

Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin menganalisis kinerja keuangan

pada perusahaan perbankan dengan menggunakan analisis rasio yang

hasilnya dapat digunakan sebagai alat untuk prediksi. Dalam penelitian ini,

rasio- rasio keuangan yang akan penulis gunakan untuk menilai kinerja

keuangan PT Bank Central Asia,Tbk adalah rasio likuiditas yaitu untuk

melihat kemampuan bank memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara

tepat waktu, rasio solabilitas yaitu untuk mengukur sejauh mana aktiva

perusahaan di biayai dengan utang, dan rasio rentabilitas yaitu untuk

menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.

PT Bank Central Asia, Tbk atau lebih dikenal masyarakat dengan sebutan

BCA merupakan salah satu bank swasta nasional terbesar di Indonesia dan
memiliki harga saham paling tinggi antara perbankan lainnya. Hal itu bisa

dilihat dalam table sebagai berikut:

Table 1.1

Harga Saham Perbankan yang Listing di Bursa Efek


N HARGA SAHAM
O NAMA BANK
2014 2015 2016 2017
1 Bank Permata Tbk 1,505 945 555 625
2 Bank Danamon Indonesia Tbk 4,525 3,200 3,710 6,950
13,12 13,30 15,50 21,90
3 PT Bank Central Asia Tbk 5 0 0 0
Bank Tabungan Negara (Persero)
4 Tbk 1,205 1,295 1,740 3,570
5 Bank Negara Indonesi Tbk 6,100 4,990 5,525 9,900
Sumber: www.idx.co/perusahaan-tercatat/profil-perusahaan-tercatat/
(Diakses tahun 2018)

Berdasarkan table diatas, dapat dilihat bahwa PT Bank Central Asia,Tbk

memiliki harga saham dari tahun 2014-2017 selalu mengalami peningkatan.

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menganalisa mengenai kinerja

keuangan PT Bank Central Asia, Tbk yang tercermin dari laporan keuangan

publikasi setiap tahunnya.

Untuk memahami kinerja keuangan PT Bank Central Asia, Tbk

maka penulis tertarik mengambil judul skripsi “ANALISIS KINERJA

KEUANGAN PADA PT BANK CENTRAL ASIA, TBK PERIODE

2016 -2018”.
I.2 Rumusan permasalahan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka

tujuan penelitian sebagai berikut: Bagaimana Kinerja Keuangan pada PT

Bank Central Asia Tbk Periode 2016 – 2018.

I.3 Tujuan penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka

tujuan penelitian ini sebagai berikut: Untuk mengetahui Kinerja

Keuangan pada Bank Central Asia Tbk Periode 2016 – 2018.

I.4 Manfaat Penelitian

a. Manfaat bagi peneliti

1. Untuk mempraktekkan pengetahuan teoritis yang telah didapat

selama masa perkuliahan.

2. Sebagai syarat untuk memenuhi tugas akhir.

b. Manfaat bagi Lembaga (Bank) pada Umumnya

Sebagai sumbangan saran kepada pihak bank dalam usaha untuk

mengelola dan mengevaluasi kembali kinerja keuangan dilakukan

selama satu periode akuntansi.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Bank

II.1.1 Definisi Bank

Menurut UU RI No 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998

tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah “badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkanya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-

bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.

Kegiatan menghimpun dana, berupa mengumpulkan dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Kegiatan

menyalurkan dana, berupa pemberian pinjaman kepada masyarakat,

Sedangkan jasa-jasa perbankan lainnya diberikan untuk mendukung

kelancaran kegiatan utama tersebut.

Bank memberikan penawaran balas jasa yang dapat berupa

bunga, bagi hasil, atau hadiah. Tujuannya untuk dapat meningkatkan

minat dan kepercayaan nasabah terhadap bank. Semakin tinggi tingkat

kepercayaan masyarakat, maka akan semakin banyak pula dana yang

ditanamkan dalam bank. Dana tersebut yang nantinya akan diputarkan

kembali pada masyarakat dalam bentuk pinjaman.


II.1.2 Fungsi Bank

Bank sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi suatu Negara

karena memberikan pinjaman modal bagi para pengusaha. Secara praktis

fungsi perbankan adalah sebagai berikut:

1. Menyalurkan kredit kepada nasabah


2. Menawarkan jasa keuangan,misalnya penyimpanan dana masyarakat

semacam deposito,tabungan,dan lainnya.


3. Melayani arus perdaran keuangan masyarakat, misalnya transfer dan

sebagainya.
4. Menyediakan jasa sebagai perantara antara pemilik modal dan pasar

uang yang bertanggung jawab dalam menyalurkan dana dari investor

kepada perusahaan yang membutuhkan dana.


5. Menangani pengelolaan dana.

Menurut Undang - undang nomor 23 tahun1999 tentang bank

Indonesia, jasa-jasa yang diberikan oleh bank kepada masyarakat untuk

menunjang usaha pokoknya dalam mengumpulkan dana dan

menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat yaitu:

a. Jasa Kliring (Clearing)

Kliring (Clearing) adalah tata cara perhitungan utang piutang

dalam bentuk surat-surat dagang dan surat-surat berharga antara

bank-bank peserta kliring dengan maksud agar perhitungan utang

piutang itu terselenggara secara mudah, cepat dan aman.

Pelaksanan perhitungan tersebut diatur oleh suatu lembaga yang

berada dibawah Bank Indonesia, yaitu disebut lembaga Kliring.


b. Jasa Safe Deposit Box
Jasa Safe Deposit Box merupakan suatu jasa yang diberikan

oleh suatu lembaga perbankan untuk menyimpan suatu benda atau

barang-barang yang dianggap berharga. Dimana ukuran kotak yang

disediakan ada yang kecil, sedang dan besar. Kerahasian Safe

Deposit Box sangat dijaga artinya bank sendiri tidak boleh

memeriksa isi dari barang yang disimpan, namun boleh diperiksa

jika ternyata ada suatu pengusutan karena faktor surat perintah

pemeriksaan dari pengadilan. Misalnya pada kasus korupsi yang

dianggap uang hasil korupsi yang dilakukan oleh koruptor

disimpan disana. Barang-barangyang diizinkan untuk disimpan

dalam kotak pengaman adalah terbatas pada barang-barang sebagi

berikut :
1. Mata uang, barang-barang berharga, logam mulia.
2. Kertas berharga, sertifikat, atau dokumen oenting

lainnya.
3. Barang-barang lain yang disetujui oleh bank secara

tertulis.
Selanjutnya dapat dikemukan bahwa Safe Deposit Box

memiliki dua anak kunci, yang satu berupa kunci cadangan (Safe

guade key) yang disimpan oleh bank, dan yang satu lagi disimpan

oleh penyewa.
c. Cek berpergian (Traveller’s Cheques)

Cek berpergian (Traveller’s Cheques) adalah alat pembayaran

semacam cek, diciptakan untuk orang berpergian dan dapat


diuangkan pada kantor-kantor bank yang mengeluarkannya atau

pada pihak-pihak yang ditunjuk. Cek berpergian dikeluarkan dalam

pecahanan tertentu.

d. Bank Draft
Bank Draft (Wesel bank) adalah cek yang ditarik oleh suatu

bank atas dananya yang disimpan pada bank lain. Adapun

pengertian khusus dari draft itu sendiri juga menjadi penting untuk

dipahami. Draft (wesel) adalah perintah tertulis tanpa syarat dari

seseorang yang ditunjukan kepada pihak lain, untuk melakukan

pembayaran sejumlah uang sewaktu diperlihatkan, atau pada waktu

yang ditentukan, atau beberapa waktu setelah tanggal

diterbitkannya perintah-perintah tersebut.

e. Surat Kredit (Letter of credit)


Surat Kredit (Letter of credit) merupakan salah satu jasa bank

yang diberikan kepada masyarakat untuk memperlancar araus

barang (ekspor-impor) termasuk barang dalam negeri (antar pulau).

Kegunaan Surat Kredit adalah untuk menampung dan

menyelesaikan kesulitan-kesulitan dari pihak pembeli (importer)

maupun penjual (eksportir) dalam trasaksi dagangannya.

II.2 Pengukuran dan Analisis Kinerja Keuangan

Pengukuran kinerja keuangan merupakan suatu usaha formal untuk

mengevaluasi efisiensi dan efektivitas purusahaan dalam menghasilkan


laba dan posisi kas tertentu. Dengan pengukuran kinerja keuangan ini

dapat dilihat prospek pertumbuhan dan perkembangan keuangan dari

mengandalkan sumber daya yang dimilikinya. Perusahaan dikatakan

berhasil apabila perusahaan telah mencapai suatu kinerja tertentu yang

telah ditetapkan.

Pengukuran kinerja keuangan sangat penting sebagai sarana atau

indicator dalam rangka memperbaiki kegiatan operasional perusahaan.

Dengan perbaikan kinerja operasional diharapkan bahwa perusahaan dapat

mengalami pertumbuhan keuangan yang lebih baik dan juga dapat

bersaing dengan perusahaan lain lewat efisiensi dan efektivitas.

Pengukuran kinerja keuangan dilakukan bersamaan dengan proses

analisis. Analisis kinerja keuangan merupakan suatu proses pengkajian

kinerja keuangan secara kritis, yang meliputi pininjauan data keuangan,

perhitungan, pengukuran, interpretasi, dan pemberian solusi terhadap

masalah keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu. Kinerja

keuangan dapat dinilai dengan menggunakan beberapa alat analisis.

Berdasarkan tekniknya, analisis kinerja keuangan dapat dibedakan menjadi

Sembilan macam yaitu :

a. Analisis perbandingangan laporan keuangan, merupakan teknik

analisis dengan cara membandingkan laporan keuangan dari dua

periode atau lebih untuk menunjukan perubahan dalam jumlah

(absolut) maupun dalam persentase (relatif).


b. Analisis Tren, merupakan teknik analisis yang digunakan untuk

mengetahaui tendesi keadaan keuangan dan kinerja perusahaan,

apakah menunjukan kenaikan atau penurunan.


c. Analisis presentase per komponen (common size), merupakan teknik

analisis yang digunakan untuk mengetahui persantase masing-masing

komponen asset terhadap total asset : persentase masing-masing

komponen utang dan modal terhadap total passive (total aset) :

persentase masing-masing komponen laporan laba rugi terhadap

penjualan bersih.
d. Analisis sumber dan penggunaan modal kerja, merupakan teknik

analisis yang digunakan untuk mengetahui kondisi kas dan perubahan

kas pada suatu periode waktu tertentu.


e. Analisis sumber dan pengguanaan kas, merupakan teknik analisis

yang digunakan untuk mengetahui kondisi kas dan perubahan kas

pada suatu periode waktu tetentu.


f. Analisis rasio keuangan, merupakan teknik analisis yang digunakan

untuk mengetahui hubungan di antara pos tertentu dalam neraca

maupun laporan laba rugi.


g. Analisis perubahan laba kotor, merupakan teknik analisis yang

digunakan untuk mengetahui posisi laba kotor dari satu periode ke

periode berikutnya, serta sebab-sebab terjadinya perubahan laba kotor

tersebut.
h. Analisis titik impas, merupakan teknik analisis yang digunakan untuk

mengetahui tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahan

megalami kerugian.
i. Analisi kredit, merupakan teknik analisis yang digunakan untuk

menilai layak tidaknya suatu permohonan kredit debitor kepada

kreditor, seperti bank.

II.3 Laporan Keuangan

Munawir (Fahmi, 2011 :2) Laporan Keuangan adalah alat yang

sangat penting untuk memperoleh informasi yang sehubungan dengan

posisi keuangan dengan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan

yang bersangkutan. Dengan begitu, laporan keuangan diharapkan akan

membantu bagi para pengguna untuk membuat keputusan ekonomi yang

bersifat financial.

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi

yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data

keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang

berkepentingan. Dengan kata lain, laporan keuangan ini berfungsi sebagai

alat informasi yang menghubungkan perusahaan dengan pihak-pihak yang

berkepentingan, yang menunjukkan kondisi kesehatan keuangan

perusahaan dan kinerja perusahaan.

Adapun laporan keuangan berdasarkan proses penyajiannya adalah

sebagi berikut :

a. Laporan Laba Rugi (Income statement) merupakan laporan yang

sistematis tentang pendapatan dari beban perusahaan untuk satu

periode waktu tertentu. Laporan laba rugi ini pada ahkirnya memuat
informasi mengenai kinerja manejemen atau hasil kegiatan

operasional perusahaan, yaitu laba atau rugi bersih yang merupakan

hasil dari pendapatan atau keuntungan dikurangi dengan beban dan

kerugian.
b. Laporan Ekuitas Pemilik (Statement of Owner’s Equity) adalah

sebuah laporan yang menyajikan ikhtisar perubahan ekuitas pemiliki

suatu perusahaan untuk perode waktu tertentu, laporan ini sering

dinamakan sebagai laporan perubahan modal.


c. Neraca (Balance Sheet) adalah sebuah laporan yang sitematis tentang

posisi aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan per tanggal tertentu.

Tujuan dari laporan ini tidak lain adalah untuk menggambarkan

posisi keuangan perusahaan.


d. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows) adalah sebuah laporan

yang menggambarkan arus kas masuk dan arus kas keluar secara

terperinci dari masing-masing aktivitas, yaitu mulai dari aktivitas

operasi, aktivitas investasi, sampai pada aktivitas pendanaan atau

pembiayaan untuk satu periode waktu tertentu. Laporan arus kas

menunjukan besarnya kenaikan atau penurunan bersih kas dari

seluruh aktivitas selama periode berjalan serta saldo kas yang dimiliki

perusahaan sampai dengan ahkir periode.


II.3.1 Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Kasmir, dalam bukunya “Analisis Laporan Keuangan”

(2012:11), berikut ini beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan

laporan keuangan yaitu :

1. Memberikan informasi tentang jenis dan juga aktiva (harta)

yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan

modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini.


3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan

yang diperoleh pada suatu periode tertentu.

4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang

dikeluarkan perusahaan pada periode tertentu

5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang

terjadi pada aktiva, pasiva dan modal perusahaan.


6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan

dalam suatu periode.


7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan

keuangan.

Berikut tujuan laporan keuangan yang dikemukakan oleh

Mamduh (2004:79) adalah sebagai berikut:

a. Menyajikan informasi sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.


b. Memberikan informasi yang bermanfaat untuk pemakai eksternal

untuk memperkirakan jumlah, waktu dan ketidakpastian (yang

berarti resiko) penerimaan kas yang berkaitan.

c. Memberikan informasi yang bermanfaat untuk membantu pihak

eksternal untuk memperkirakan jumlah, waktu dan ketidakpastian

aliran kas masuk bersih perusahaan,

d. Memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi perusahaan

dan klaim-klaim atas sumber daya tersebut yang meliputi utang dan

modal saham.

e. Memberikan informasi mengenai prestasi perusahaan selama

periode tertentu untuk membantu pihak eksternal menentukan

harapannya mengenai prestasi perusahaan pada masa-masa

mendatang atau dengan kata lain memberikan informasi mengenai

pendapatan dan komponen-komponennya.

f. Memberikan informasi mengenai aliran kas perusahaan, bagaimana

perusahaan menerima kas, mengenai pinjaman dan pelunasan

pinjaman, mengenai transaksi permodalan termasuk dividen yang

dibayarkan dan mengenai faktor-faktor lain yang bisa

mempengaruhi likuiditas perusahaan.

Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan

utama laporan keuangan adalah untuk mengetahui keuntungan yang


didapat oleh perusahan dan biaya operasionl yang dikeluarkan selama

satu periode.

II.3.2 Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan adalah penguraian pos-pos laporan

keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat

hubunganya yang bersifat signifikan atau mempunyai makna antara satu

dan yang lain, yaitu antara data kuantitatif dan data non-kuantitatif yang

bertujuan mengetahui kondisi keuangan dalam proses menghasilkan

keputusan yang tepat.

Menganalisi laporan keuangan itu berati menilai kinerja bank baik

secara internal maupun untuk dibandingkan dengan bank lain. Hal ini

berguna bagi arah perkembangan bank seberapa efektif operasi bank

telah berjalan. Analisis laporan keuangan sangat berguna tidak hanya

bagi internal perusahaan saja, tetapi juga bagi investor.

Secara umum, tujuan dan manfaat dari analisis laporan keuangan yaitu :

a. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode

tertentu, baik aset, liabilitas, ekuitas maupun hasil usaha yang telah

dicapai selama satu periode.


b. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang menjadi kekurangan

perusahaan.
c. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang menjadi keunggulan

perusahaan.
d. Untuk melakukan penilaian kinerja manejemen
e. Untuk mengetahui langkah-langkah yang dilakukan dimasa

mendatang, khususnya yang berkaitan dengan posisi keuangan

perusahaan saat ini.


f. Sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis,terutama mengenai

hasil yang telah dicapai.

II.4 Rasio Keuangan

Rasio keuangan adalah ukuran yang digunakan dalam interprestasi dana

analysis laporan financial suatu perusahaan (Lemiyana, 2015:104). Rasio

dalam arti standar laporan keuangan adalah angka yang menunjukan

hubungan antara satu unsure dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan.

Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan

kinerja perusahaan. Hasil rasio keuangan menunjukan kondisi kesehatan

perusahaan yang bersangkutan. Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat

dinilai berdasarkan analisis laporan keuangan maupun analisis rasio

keuangan perusahaan yang bersangkutan.

Analisis rasio merupakan bagian dari analisis laporan keuangan.

Analisis rasio adalah analisis yang dilakukan dengan menghubungkan

berbagai perkiraan yang ada dalam lapiran keuangan dalam bentuk rasio

keuangan. Analisis rasio keuangan ini dapat digunakan untuk mengevaluasi

kondisi keuangan suatu perusahaan (Hery, 2015:163).


Analisis rasio keuangan merupakan analisis yang digunakan untuk

mengetahui hubungan pos-pos yang ada dalam satu laporan keuangan atau

pos-pos antara laporan keuangan neraca dan laba rugi (Kasmir, 2012:72).

Selain itu, analisis rasio keuangan dapat digunakan pada setiap model

analisis, bank model yang digunakan oleh manejemen untuk pengambilan

keputusan jangka pendek maupun jangka panjang, peningkatan efesiensi

dan efektifitas operasi, serta mengevaluasi dan meningkatkan kinerja

(corporate financial management model), begitu pula penggunaan analisis

rasio keuangan dalam memeprediksikan kejadian - kejadian yang kan

datang termasuk fenomena kebangkrutan (bankruptcy) russuatu entitas

yang telah banyak dilakukan oleh banyak penelitian (Dwi Suwiknyo,

2010:62).

Untuk mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan dengan

menggunakan rasio – rasio keuangan, dapat dilakukan dengan beberapa

rasio keuangan. Setiap rasio keuangan memiliki tujuan, kegunaan, dan arti

tertentu. Kemudian, setiap hasil rasio yang diukur diinterprestasikan

(Kasmir, 2014:106).

Menurut ( Lemiyana, 2015:49) Rasio keuangan bank terdiri dari:

1. Rasio Likuiditas
2. Rasio Solvabilitas
3. Rasio Rentabilitas
a. Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan

memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu.

(Fahmi, 2014:59)
Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan

dengan melihat aktiva lancar perusahaan terhadap hutang

lancarnya atau kewajiban yang dimiliki oleh bank.


Suatu bank dapat dikatakan likuid apabila bank yang

bersangkutan dapat memenuhi kewajiban utang -utangnya, dapat

membayar kembali semua depositonya, serta dapat memenuhi

permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan

(Lemiyana, 2015:49).
Oleh karna itu, bank dapat dikatakan likuid apabila:
1. Bank tersebut memiliki cash assets sebesar kebutuhan

yang digunakan untuk memenuhi likuiditasnya.


2. Bank tersebut memiliki cash assets yang lebih kecil dari

kebutuhan likuiditasnya, tetapi mempunyai aset atau

aktiva lainnya (misalnya surat berharga) yang dicairkan

sewaktu-waktu.
3. Bank tersebut mempunyai kemampuan untuk

menciptakan cash assets baru melalui berbagai bentuk

hutang.
Berikut ini adalah tujuan dan manfaat yang dapat

dipetik dari hasil rasio likuiditas antara lain:


a. Untuk mengukur kamampuan perusahaan membayar

kewajiban atau utang yang segera jatuh tempo pada saat

ditagih. Artinya, kemampuan untuk membayar kewajiban

yang sudah waktunya dibayar sesuai dengan jadwal batas

waktu yang telah ditetapkan ( tanggal dan bulan tertentu).


b. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar

kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar secara

keseluruhan. Artinya, jumlah kewajiban yang berumur

dibawah 1 tahun atau sama dengan 1 tahun, dibandingkan

dengan total aktiva lancar.


c. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar

kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa

memeperhitungkan persedian atau piutang. Dalam hal ini

aktiva lancar yang dianggap likuiditasnya lebih rendah.


d. Untuk mengukur dan membandingkan antar jumlah

persedian yang ada dengan modal kerja perusahaan.


e. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia

untuk membayar utang.


f. Sebagai alat perencanaan kedepan terutama yang berkaitan

dengan perencanaan kas dan utang.


g. Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari

waktu ke waktu dengan membandingkannya untuk beberapa

periode.
h. Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari

masing-masing komponen yang ada di aktiva lancar dan

utang lancar.
i. Menjadi alat terperinci bagi pihak manejemen untuk

memepebaiki kinerjanya dengan meliahat rasio likuiditas

yang ada sampai saat ini (Kasmir, 2014:132)


Dalam rasio likuiditas, jenis-jenis rasio likuiditas yang dapat

digunakan untuk mengukur kemampuan bank yaitu:


1. Quick ratio
2. Banking ratio
3. Loan to assets ratio
4. Loan to deposit ratio
a. Quick ratio
Quick ratio merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan bank dalam memenuhi

kewajibannya terhadap para deposan (pemilik simpanan

giro, tabungan dan deposito) dengan harta yang paling

likuid yang dimiliki oleh bank.


Rasio ini dapat dirumuskan sebagi berikut:

Aset Tunai
X 100 %
Total Setoran

Aset tunai terdiri dari: kas, giro pada bank indonesia dan

giro pada bank lain.


b. Banking ratio
Banking ratio merupakan rasio yang digunakan

untuk mengukur tingkat likuiditas bank dengan dengan

membandingkan jumlah kredit yang disalurkan dengan


jumlah deposit yang dimiliki. Semakin tinggi rasio ini,

maka tingkat likuiditas semakin rendah karena jumlah

dana yang digunakan untuk membiayai kredit semakin

kecil, demikian pula sebaliknya.


Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Total Pinjaman
X 100 %
Total Setoran

c. Loan to deposit ratio

Loan to deposit ratio merupakan rasio yang digunakan

untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan

dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal

sendiri yang digunakan.(Kasmir, 2014:225).

Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Total Pinjaman
X 100 %
Dana Pihak Ketiga

Dana pihak ketiga terdiri dari: giro, tabungan, deposito.

d. Loan to assets ratio


Loan to assets ratio memiliki tujuan untuk mengetahui

kemampuan bank dalam menghasilkan laba selama periode

tertentu, juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas

manejemen dalam menjalankan operasional perusahaannya

(Lemiyana, 2015:50).

Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:


Total Pinjaman
X 100 %
Total Aset

b. Rasio Solvabilitas

Rasio Solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang.

Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan

dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa

rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka

pendek ataupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan /

dilikuidasi. (Kasmir, 2012 : 151).


Jenis rasio solvabilitas yang digunakan untuk mengukur

kemampuan bank yaitu:


1. Primary Ratio
2. Capital Adequacy Ratio

a. Rasio utama (Primary Ratio)

Primary Ratio adalah mengukur permodalan yang

dimiliki bank memadai atau sejauh mana penurunan yang

terjadi dalam total asset masuk dapat ditutupi oleh capital

equity.

Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Modal Bank
X 100 %
Total Aset
Modal Bank terdiri dari: Modal dasar dan tambahan modal
disetor

b. Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio)

Untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki

bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau

menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan.

Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Modal Bank
X 100 %
Aktiva tertimbang menurut resiko

ATMR terdiri dari: kas, giro pada bank Indonesia, giro

pada bank lain, penempatan bank Indonesia dan bank lain,

kredit dan surat-surat berharga.

c. Rasio Rentabilitas

Rasio Rentabilitas merupakan rasio untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini

juga memberikan ukuran tingkat efekifitas manajemen suatu

perusahaan. Hal ini ditunjukan oleh laba yang dihasilkan dari

penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan

rasio ini menunjukan efisiensi perusahaan (Kasmir, 2012 : 196).


Rasio Rentabilitas memiliki tujuan untuk mengetahui

kemampuan bank dalam menghasilkan lama selama periode

tertentu, juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas

manejemen dalam menjalankan opersaional perusahaanya

(Lemiyana, 2015:51).

Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa rasio

rentabilitas adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan

dalam mencari keuntungan dalam menjalankan opersional

perusahaanya.

Tujuan penggunaan rasio rentabilitas bagi perusahaan maupun

bagi pihak luar perusahaan antara lain:

1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh

perusahaan dalam satu periode tertentu

2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan

tahun sekarang

3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu

4. Untuk menilai besarnya tingkat laba bersih sesudah pajak

dengan modal sendiri


5. Untuk mengukur produktifitas dari seluruh dana perusahaan

yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

Menurut (Kasmir, 2014:197) manfaat yang diperoleh dari rasio

rentabilitas antara lain:

a. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan

dalam satu periode

b. Mengetahui posisi laba tahun sebelumnya dengan tahun

sekarang

c. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu

d. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal

sendiri

e. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang

digunakan baik modal sendiri maupun modal pinjaman .

Dalam jenis-jenis rasio rentabilitas yang dapat digunakan untuk

mengukur kemampuan bank antara lain:

1. Gross profit margin

2. Net profit margin

3. Return on equity
4. Return on assets

a. Gross profit margin

Gross profit margin merupakan rasio untuk mengukur

kemampuan bank menghasilkan laba dari operasional

usahanya yang murni. Rumus rasio ini adalah :

Pendapatan Operasional – By. Operasional


X 100%
Pendapatan Operasional

b. Net profit margin

Net profit margin adalah rasio tingkat profitabilitas

yang dihitung dengan cara membagi net income dengan

operating income. Rasio ini menunjukan keuntungan

bersih dengan total penjualan yang di peroleh dari setiap

penjualan. Rumus rasionya adalah:

Pendapatan Bersih
X 100%
Pendapatan Operasional

c. ROE (Return on equity)

Return on equity merupakan rasio untuk mengukur

kemampuan bank memperoleh laba dan efesiensi secara


keseluruhan operasional melalui penggunaan modal

sendiri.

Rumus rasio rentabilitas yang satu ini adalah:

Laba setelah pajak


X 100%
Modal Bank

d. ROA (Return on asset)

Return on asset merupakan rasio untuk mengukur

kemampuan bank memperoleh laba atas pemanfaatan aset

yang dimiliki.

Rasio ini diformulasikan sebagai berikut :

Laba sebelum pajak


X 100%
Total Aktiva

II.5 Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu yang dijadikan pertimbangan penulis

adalah sebagi berikut :

1. Buyung Ramadaniar, Topowijono Achmad dan Husaini, 2013, Analisis

Rasio Keuangan Perbankan untuk Menilai Kinerja Keuangan Bank

(Studi Pada PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. yang Listing Di BEI


Untuk Periode Tahun 2009- 2011). Tahun 2009, Kondisi keuangan

PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Tahun 2009 merupakan kondisi

keuangan yang dianggap sebagai dasar perkembangan kinerja

keuangan untuk tahun berikutnya. Secara umum kinerja keuangan

PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. sudah menunjukkan kinerja yang

berfluktuatif. Tahun 2010, perkembangan kinerja keuangan PT. Bank

Mandiri (Persero), Tbk. dari tahun 2009 ke tahun 2010 dilihat dari

rasio-rasio keuangan yang dimiliki ada yang mengalami peningkatan

dan ada yang mengalami penurunan yang bersifat fluktuatif. Tahun

2011, perkembangan kinerja PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Tahun

2011 secara umum lebih baik dibandingkan kinerja pada tahun

sebelumnya. Peningkatan perkembangan ini dapat dilihat dari

tingkat rasio-rasio yang mengalami peningkatan.

2. Lailatus Sho’imah, Darminto & Nila Firdausi Nuzula, 2015, Analisis

Rasio Keuangan Perbankan Sebagai Alat Untuk Mengvaluasi Kinerja

Keuangan Bank (Studi pada PT Bank Tabungan Negara (Persero),

Tbk.). Kesimpulan perkembangan kinerja PT Bank Tabungan Negara

(Persero), Tbk. 9 tahun terakhir pada tahun 2005 sampai dengan tahun

2013 ditinjau dari rasio keuangan perbankan, yaitu: Dilihat dari

rasio likuiditasnya, kinerja keuangan PT Bank Tabungan Negara

(Persero), Tbk. terlihat kurang baik. Dilihat dari rasio

rentabilitasnya, kinerja keuangan PT Bank Tabungan Negara (Persero),


Tbk. cukup baik. Dilihat dari rasio solvabilitasnya, kinerja

keuangan PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. kurang baik.

3. Fitria Febrianty, 2017, Analisis Rasio Likuiditas dan Profitabilitas pada

Bank Rakyat Indonesia Syariah. Kesimpulan berdasarkan hasil analisis

rasio likuiditas bank BRI Syariah pada tahun 2011-2015 dengan

indikantor banking ratio, loan to deposit ratio, dan loan to assets ratio

menunjukan kecenderungan mengalami penurunan. Sedangkan rasio

profitabilitas dengan indikantor net profit margin, return on assets,

return on equity, dan biaya operasional menunjukan kecenderungan

berfluktuasi.

4. Senny Mapantau, 2012, Analisis Laporan Keuangan Berdasarkan

Metode Vertikal-Horizontal dan Rasio Keuangan Untuk Mengevaluasi

Kinerja Keuangan Perbankan Pada Bank BUMN (Perode 2008-2010).

Berdasarkan analisis rasio CA-EL dapat disimpulkan bahwa dari segi

Capital, Aset, dan Earning, Bank BUMN telah memenuhi standar

minimal Bank Indonesia.

II.6 Kerangka Pikir

Secara umum kegiatan bank ada tiga yaitu menghimpun dana,

menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Untuk mengkaji

sejauh mana Kinerja PT Bank Central Asia, Tbk dalam mengelola


keuangan selama 1 (satu) periode akuntansi, maka salah satu faktor yang

perlu dikaji secara mendalam tentang kinerjanya yaitu Rasio Keuangan

yang meliputi: Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, dan Rasio

Rentabilitas. Agar nasabah lebih percaya menabung di PT Bank Central

Asia ,Tbk.

Gambar 2.1

Kerangka Pikir

PT BANK CENTRAL ASIA, TBK.

Gambar 1ga
LAPORAN KEUANGAN

Rasio Likuiditas : Rasio Solvabilitas : Rasio Rentabilitas :


- QR - PR - GPM
- BR - CAR - NPM
- ALR - ROE
- LDR - ROA
KINERJA KEUANGAN

REKOMENDASI

Keterangan :

Pada PT Bank Central Asia Tbk, akan mengambil data laporan

keuangan,setelah itu akan analisis menggunakan rasio likuiditas, rasio

solvabilitas dan rasio rentabilitas. Hasil dari analisis rasio tersebut akan

diketahui kinerja keuangaanya dan akan direkomendasikan kepada PT

Bank Central Asia Tbk.

II.7 Hipotesis

Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, maka ditetapkan hipotesis

sebagai berikut : “ Diduga bahwa kinerja keuangan pada PT Bank Central

Asia, Tbk dari tahun ke tahun cukup baik“.


BAB III

METODE PENELITIAN

III.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada PT Bank Central Asia, Tbk dengan

mengambil data publikasi di Bursa Efek Indonesia melalui Galeri Bursa

Efek Indonesia yang berada dikampus STIE Nobel Indonesia yang

beralamat Jl. Sultan Alauddin No.212, Makassar, Kota Makassar, Sulawesi

Selatan 90231. Adapun waktu penelitian, direncanakan berlangsung

selama satu bulan, yaitu pada bulan Desember 2018 sampai dengan

Januari 2019.

III.2 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah teknik

dokumentasi. Teknik dokumentasi adalah kumpulan dokumen atau data

yang dapat memberikan keterangan atau bukti yang berkaitan dengan

proses pengumpulan data. Dimana dalam melakukan penelitian ini,


peneliti medapatkan langsung laporan keuangan berupa laporan neraca dan

laporan laba rugi yang telah dipublikasikan oleh PT Bank Central Asia,

Tbk periode 2016-2018.

III.3 Jenis dan Sumber Data

III.3.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini

adalah data deskriptif analisis yang melaporkan hasil penelitian

sesuai dengan fakta yang ada berdasarkan Laporan Keuangan

tentang kinerja keuangan PT Bank Central Asia, Tbk yang ada.

Penelitian ini juga akan melakukan analisis kuantitatif dengan

melakukan perbandingan rasio keuangan yang merupakan ukuran

kinerja keuangan PT Bank Central Asia, Tbk, yang kemudian

dibahas dengan analisis kualitatif menyangkut permasalahan yang

menyebabkan ukuran kuantitatif (rasio keuangan) itu terjadi.

III.3.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan

data sekunder, yang berasal dari :

1. Galeri Bursa Efek Indonesia yang memuat laporan keuangan

tahunan perusahaan.

2. Laporan keuangan perusahaan yang telah dipublikasikan


III.4 Metode Analisis Data

Untuk menguji hipotesis dan permasalahan diatas, maka penulis

menggunakan analisis kinerja keuangan dengan teknik analisis rasio,

yaitu

1. Rasio Likuiditas

a. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Aset Tunai
Rasio Cepat = X 100 %
Total Setoran

b. Banking Ratio

Total Pinjaman
Banking ratio = X 100 %
Total Setoran

c. Rasio Pinjaman terhadap aset (Loan to assets ratio)

Total Pinjaman
LAR = X 100 %
Total Aset

d. Rasio Pinjaman Terhadap Deposit (Loan to Deposit Ratio)


Total Pinjaman
LDR = X 100 %
Dana Pihak Ketiga

2. Rasio Solvabilitas

a. Rasio utama (Primary Ratio)


Modal Bank
PR = X 100 %
Total Aset

b. Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio (CAR)

Modal Bank
CAR = X 100 %
ATMR

3. Rasio Rentabilitas

a. Marjin Laba Kotor (Gross profit margin )

Pendapatan Operasional – By. Operasional


GPM = X 100%
Pendapatan Operasional

b. Margin Laba Bersih (Net profit margin )

Pendapatan Bersih
NPM = X 100%
Pendapatan Operasional

c. Laba atas Ekuitas (Return on equity)

Laba setelah pajak


Laba atas Ekuitas = X 100%
Modal Bank
d. Laba atas Aset (Return on asset )

Laba sebelum pajak


Laba atas Aset = X 100%
Total Aktiva

III.5 Definisi Operasional

1. Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang

dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan

atau aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

2. Kinerja Keuangan adalah gambaran yang menunjukan tingkat pencapaian

yang diperoleh suatu industry perbankan dalam satu periode akuntansi.

3. Rasio Likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan memenuhi

kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Jenis rasio likuiditas

sebagai berikut:

a. Quick ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya terhadap para

deposan (pemilik simpanan giro, tabungan dan deposito) dengan harta

yang paling likuid yang dimiliki oleh bank.


b. Banking ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

tingkat likuiditas bank dengan dengan membandingkan jumlah kredit

yang disalurkan dengan jumlah deposit yang dimiliki.


c. Loan to deposit ratio merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan

dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan.

4. Loan to assets ratio memiliki tujuan untuk mengetahui kemampuan bank

dalam menghasilkan laba selama periode tertentu,

5. Rasio Solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa

besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan

aktivanya. Jenis rasio solvabilitas sebagai berikut:

a. Primary Ratio adalah mengukur permodalan yang dimiliki bank

memadai atau sejauh mana penurunan yang terjadi dalam total asset

masuk dapat ditutupi oleh capital equity.


b. Capital Adequacy Ratio Untuk mengukur kecukupan modal yang

dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau

menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan.

6. Rasio Rentabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan

dalam mencari keuntungan. Jenis rasio rentabilitas sebagai berikut:

a. Gross profit margin merupakan rasio untuk mengukur kemampuan

bank menghasilkan laba dari operasional usahanya yang murni.

b. Net profit margin adalah rasio tingkat profitabilitas yang dihitung

dengan cara membagi net income dengan operating income.


c. Return on equity merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank

memperoleh laba dan efesiensi secara keseluruhan operasional melalui

penggunaan modal sendiri.

d. Return on asset merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank

memperoleh laba atas pemanfaatan aset yang dimiliki.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV.1 Gambaran Umum dan Lokasi Penelitaian

4.1.1 Sejarah singkat perusahaan

BCA didirikan di negara Republik Indonesia pada tanggal

10 Agustus 1955 No. 38 dengan nama “N.V. Perseroan Dagang

Dan Industrie Semarang Knitting Factory”. BCA mulai beroperasi

di bidang perbankan sejak tanggal 12 Oktober 1956. Selama

beroperasi BCA mengalami beberapa kali perubahan nama

sampai akhirnya pada tanggal 21 Mei 1974 menjadi PT Bank

Central Asia.

Salah satu kejadian penting dalam sejarah BCA adalah pada

tahun 1997 ketika terjadi krisis ekonomi di Indonesia. Krisis

ekonomi tersebut mempengaruhi aliran dana tunai BCA dan


bahkan sempat mengancam kelanjutan perusahaan. Dikarenakan

kepercayaan masyarakat terhadap dunia perbankan menurun,

banyak nasabah menjadi panik lalu beramai-ramai menarik dana

mereka. Akibatnya, BCA terpaksa harus meminta bantuan dari

pemerintah.

Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) pada

tanggal 28 Mei 1998 mengambil alih operasi dan manajemen

BCA. Sesuai dengan keputusan tersebut, status BCA diubah

menjadi Bank Taken Over (BTO) dan status ini berakhir pada

tanggal 28 April 2000. Setelah masa restrukturisasi selesai, pada

bulan Mei 2000, Anggaran Dasar BCA mengalami perubahan

sehubungan dengan Penawaran Umum Perdana saham. Kondisi

ini mengubah status BCA menjadi perusahaan terbuka dan nama

bank menjadi PTiBank Central Asia Tbk. BCA menawarkan 22%

dari modal saham yang ditempatkan dan disetor, sebagai bagian

dari divestasi pemilikan saham Republik Indonesia yang diwakili

oleh BPPN. Selanjutnya penawaran saham ke dua dilaksanakan di

bulan Juni dan Juli 2001, dengan BPPN mendivestasikan 10%

lagi dari saham miliknya di BCA. Di tahun 2002, BPPN melepas

51% dari sahamnya di BCA melalui tender penempatan privat


yang strategis. Farindo Investment, Ltd., yang berbasis di

Mauritius, memenangkan tender tersebut.

IV.1.1 Lingkup Bidang Usaha

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasarnya, BCA beroperasi

sebagai bank umum yang bergerak di bidang perbankan dan jasa

keuangan lainnya sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia.

BCA memperoleh ijin untuk melakukan aktivitas-aktivitas tersebut

berdasarkan surat keputusan Menteri Keuangan No. 42855/U.M.II

tanggal 14 Maret 1957. Pada tahun 1977, Bank memperoleh ijin

untuk melakukan kegiatan usaha devisa.

Dalam menjalankan usahanya, bisnis dan kompetensi inti yang

dipilih oleh BCA adalah untuk menjadi transaksional bank. BCA

mempersiapkan infrastruktur perbankan diantaranya sektor teknologi

informasi dan komunikasi sehingga dapat mendukung produk dan

layanan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah.

Selanjutnya Bank mengembangkan ruang lingkup usahanya

dengan menjalankan fungsi intermediasi melalui penyaluran kredit.

Sejak tahun 2000 BCA menyiapkan pengembangan kegiatan

perkreditan. Pertumbuhan kredit yang sangat baik (kredit BCA pada

tahun 2006 dibandingkan tahun 2001 telah tumbuh sebesar 40%),

menyebabkan pergeseran aktiva produktif BCA ke produk kredit

yang memiliki imbal jasa (yield) lebih tinggi. BCA juga melihat
kesempatan baru untuk memenuhi kebutuhan segmen menengah.

Segmen ini, selain membutuhkan kemudahan bertransaksi dan

mendapatkan pembiayaan kredit, mereka juga membutuhkan sarana

untuk melakukan investasi. BCA dalam hal ini mulai aktif

menjadirelationship banking untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Dalam menjalankan kompetensi bisnisnya, BCA merancang

bidang usaha berdasarkan konsepStrategic Business Unit

(SBU). Konsep ini memungkinkan bank untuk dapat lebih fokus

pada jenis produk dan jasa yang ditawarkannya. BCA

mengelompokkan kegiatan perbankan ke dalam tiga kelompok besar

yaitu Bisnis Perbankan Konsumer, Bisnis Kredit, serta Bisnis Tresuri

dan Internasional. Ketiga bisnis lini tersebut didukung oleh unit-unit

Pengendali Risiko serta Pendukung Korporasi.

IV.1.2 Visi dan Misi

1. Visi BCA

“Bank pilihan utama andalan masyarakat,yang

berperan sebagai pilar penting perekonomian Indonesia ”

Dengan visi tersebut BCA bercita-cita menjadi Bank pilihan

utama di Indonesia. Bank mengharapkan kegiatan perbankan

yang ditawarkan dapat memberikan service excellence dan

pengalaman yang baik kepada nasabah. Hal ini harus

diwujudkan dalam bentuk kesiapan prasarana, sistem dan


prosedur, kemampuan sumber daya manusia dan budaya

perusahaan.

BCA diharapkan dapat menjadi bank yang memiliki brand

awareness, brand loyalty danbrand recommendation yang tinggi

dalam pandangan nasabah. Tidak hanya itu, BCA juga ingin

menjadi institusi andalan masyarakat luas karena sangat peduli

lingkungan dan masyarakat sekitar. BCA adalah bank yang

peduli pada peningkatan taraf hidup masyarakat, keseimbangan

ekosistem, pendidikan, bantuan korban bencana alam dan

bantuan pengembangan tempat ibadah.

Hal lain yang diharapkan terwujud adalah BCA menjadi

bank dengan tata kelola yang baik dan juga berperan sebagai

pilar penting perekonomian Indonesia, sehingga BCA akan

menjadi bagian dari pembangunan ekonomi Indonesia.

2. Misi BCA

Untuk mencapai visi tersebut di atas, maka ditetapkan misi

perusahaan sebagai berikut.

a. Membangun institusi yang unggul di bidang penyelesaian

pembayaran dan solusi keuangan bagi nasabah bisnis dan

perseorangan
b. Memahami beragam kebutuhan nasabah dan memberikan

layanan finansial yang tepat demi tercapainya kepuasan

optimal bagi nasabah

c. Meningkatkan nilai francais (franchise value) dan

nilai stakeholder

IV.1.3 Struktur Organisasi dan Uraian Kerja

1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi PT Bank Central Asia Tbk, saat ini

terdiri dari 5 ( lima) orang dewan Komisaris dan 10 (sepuluh)

orang Direksi. Dewan Komisaris meliputi 1 (satu) orang Presiden

Komisaris, 1 (satu) Komisaris dan 3 (tiga) orang Komisaris

Independen sedangkan Direksi meliputi 1 (satu) orang Presiden

Direktur, 1 (satu) orang Wakil Presiden Direktur, 7 (tujuh) orang

Direktur dan 1 (satu) orang Direktur Keputusan.


Dewan Komisaris Membawahi 3 (tiga) Komite yaitu

Komite Remunerasi & Nominasi, Komite Pemantau Risiko dan

Komite Audit. Direksi juga membawahi 6 (enam) Komite yaitu

Komite Asset & Liability Committee, Komite Kebijakan

Perkreditan, Komite Kredit, Komite Manajemen Risiko, Komite

Pengarah Teknologi Informasi dan Komite Pertimbangan Kasus

Kepegawaian.
Gambar 4.1

Struktur Organisasi PT Bank Central Asia Tbk.


2. Uraian Kerja Secara Umum
a) Dewan Komisaris
Tugas Pokok Dewan Komisaris, yaitu:
1) Melakukam pengawasan atas kebijikan pengurusan BCA,

jalanya pengurusan pada umumnya, dan memebrikan


nasehat Kepada Direksi Pengwasan oleh Dewan

Komisaris dilakukan untuk kepentingan BCA sesuai

dengan maksud dan tujuan serta Anggaran Dasar BCA.


2) Memastikan terselenggaranya pelakasanakan prinsip-

prinsip GCG dalam setiap kegiatan usaha BCA pada

seluruh tingkatan atau jenjang organisasi BCA.


3) Mengarahkan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan

kebijakan starategi BCA.


4) Memastikan bahwa Direksi telah menindak lanjuti temuan

audit dan direkomedasi dari Divisi Audit Internal, Auditor

Eksternal, hasil pengawasan pihak otoritas termasuk

namun tidak terbatas pada Otoritas Jasa Keuangan, Bank

Indonesia atau Bursa Efek Indonesia.


5) Memberitahukan kepada Bank Indonesia paling lambat 7

(tujuh) hari kerja sejak ditemukan pelanggaran peraturan

perundang-undangan di bidang keuangan dan perbankan,

dan keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat

membahayakan kelangsungan usaha BCA.


6) Membentuk Komite Audit, Komite Pematau Risiko dan

Komite Remuerasi dan Nominasi.


7) Memastiakan bahawa Komite-Komite yang telah dibentuk

Dewan Komisaris telah menjalakan untuk melaksanakan

tugas dan tanggung jawabanya sec tugasnya secara efektif.


8) Menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan

tugas dan tanggung jawabnya secara optimal.


9) Menyelenggarakan rapat Dewan Komisaris secar berkala,

paling kurang 4 (empat) kali dalam setahun. Rapat Dewan

Komisaris wajib dihadiri oleh seluruh anggotan Dewan

Komisaris secara fisik paling kurang 2 (dua) kali dalam

setahun.
10) Membuat kesimpulan rapat Dewan Komisaris, dan di

tanda tangani oleh seluruh anggotan Dewan Komisaris

yang hadir dalam rapat Dewan Komisaris.


11) Mendistribusikan salinan kesimpulan rapat Dewan

Komisaris kepada seluruh anggotan Dewan Komisaris

kepada seluruh anggotan Dewan Komisaris dan pihak

yang terkait.
12) Menyampaikan laporan tentang tugas pengawasan yang

telah dilakukan selama tahun buku sebelumnya kepada

RUPS Tahunan.
b) Direksi
Tugas pokok Direksi, yaitu:
1) Memimpin dan mengurus BCA sesuai dengan maksud dan

tujuan BCA.
2) Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan BCA

untuk kepentingan BCA.


3) Menciptakan struktur pengendalian internal, menjamin

terselenggarakanya fungsi audit internal dalam setiap

tinglatan menejemen dan menindaklanjuti temuan audit

internal sesuai dengan kebijakan atau arahan yang di

beriakan Dewan Komisaris.


4) Menyampaikan Rencana Tahunan yang memuat juga

Anggaran Tahunan kepada Dewan Komisaris untuk

mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris, sebelum

dimulainya tahun buku yang akan datang, dengan

memperhatikan ketentuan yang berlaku.


5) Melaksanakan prinsip-prinsip GGG dalam setiap kegiatan

usaha BCA pada seluruh tingkatan atau jenjangan

organisasi BCA.
6) Mengadakan dan menyampaikan Daftar Pemengang

Saham, Daftar Khusus, Kesimpulan Rapat Umum

Pemengang Saham, dan Kesimpulan Rapat Direksi.


7) Memuat Laporan Tahunan dan dokumen-dokumen

perusahaan lainnya sebagimana dimaksud dalam peraturan

perundang-undang yang berlaku.


8) Menindak lanjuti temuan audit dan rekomendasi dari

Auditor Eksternal, hasil Otiritas Jasa Keuangan, Bank

Indonesia dan hasil pengawasan otoritas lain termasuk

namun tidak terbatas pada Bursa Efek Indonesia.


9) Mempertanggungjawabkan pelaksanan tugas dan

tanggung jawabnya kepada pemengang saham melalui

Rapat Umum Pemegang Saham.


c) Komite Audit
Melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan

pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak lanjut hasil

audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian internal


termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan, melakukan

penelahan atas infomasi keuangan lainnya yang akan

dikeluarkan BCA kepada public dan pihak otoritas seperti

proyeksi, dan laporan lainnya terkait dengan informasi

keuangan BCA dan menjalankan tugas-tugas lain yang relevan

dengan fungsi Komite Audit atas permintaan Dewan

Komisaris.
d) Komite Pemantau Risiko
Komite Pemantau Risiko bertugas membantu dan

memberikan rekomendasi kepda Dewan Komsaris dalam

rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan tugas dan

tanggung jawab dibidang manejemen risiko dan memastkan

bahawa kebijakan manejemen risiko dilakasanakan dengan

baik.
e) Komite Remunerasi dan Nominasi
Mengevaluasi kebijakan remunerasi dan nominasi BCA,

menyusun dan merekomendasikan kepada Dewan Komisaris

mengenai sitem dan prosedur pemilihan dan penggantian

anggotan Dewan Komisaris dan anggotan Direksi untuk

disampaikan kepada RUPS dan melaporkan hasil pengkajian

dan rekomendasi sehubungan dengan tugas-tugas Komite

Remunerasi dan Nominasi kepada Dewan Komisaris apabila

diperlukan.
f) Assets liability committee (ALCO)
Menetapkan dan mengevaluasi kebijakan dan strategi yang

berkaitan dengan resiko pasar, yaitu resiko suku bunga dan

resiko valuta asing, menetapkan dan mengevaluasi kebijakan

dan strategi harga (pricing policy) untuk produk-produk dana,

pinjaman, dan rekening antar kantor, menetapkan atau

mengevaluasi kebijakan dan strategi dalam penataan portofolio

investasi dan menetapkan kebijakan dan strategi penataan

struktur neraca melalui antisipasi perubahan suku bunga untuk

mencapai net interest margin yang optimal.


g) Komite Kebijakan Perkreditan
Membantu Direksi dalam merumuskan kebijakan

perkreditan, terutama yang berkaitan dengan prinsip kehati-

hatian dalam perkreditan, memantau dan menegvaluasi

penerapan kebijkan perkreditan agar dapat dilakasanakan

secara konsisten dan konsekuen, melakukan kajian berkala

terhadap kebijakan dasar perkreditan Bank (K.DPB) BCA,

memantau perkembangan dan kondisi portofolio perkreditan

dan memberikan saran dan langka perbaikan atas hasil

pemantauan dan evaluasi yang telah dijalankan.


h) Komite Kredit
Memberikan pengarahan apabila perlu dilakukan analisa

kredit yang lebih mendalam dan komprehensif, memberiakan

keputusan atau rekomendasi atas rancangan keputusan kredit

yang diajukan oleh pemberi rekomendasi/pengusul yang terkait


dengan Debitur-debitur besar, industry-industri yang tidak bisa

diterima atau ditangani BCA (Uncommo industry), serta

permintaan khusus dari Direksi dan melakukan koordinasi

dengan Assets & Liability Committee (ALCO) dalam hal aspek

pendanaan kredit dan penyesuaian suku bunga kredit

korporasi.
i) Komite Manajemen Risiko
Menyusun kebijkan, strategi dan pedoman penerapan

manajemen risiko, menyempurnakan pelakasanaan manajemen

risiko berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan proses dan

system manajemen risiko yang efektif dan menetapkan hal-hal

yang terkait dengan keputusan bisnis yang menyimpang dari

prosedur normal (irregularities).

j) Komite Pengarah Teknologi Informasi


Me-review dan merekomendasikan rencana strategi TI

agar sejalan dengan rencana bisnis BCA, melakukan evaluasi

secara berkala atas dukungan TI pada keiatan usaha BCA dan

memastikan inestasi TI dalam memberikan nilai tambah

kepada BCA.
k) Komite Pertimbagan Kasus Kepengawaian
Menelah kasus tindak lanjut pelanggaran atau kejahatan

oleh karyawan yang memerlukan keputusan Direksi untuk

tindak lanjut penyelesaiannya, memberikan pertimbangan

kepada Direksi di dalam menentukan tindak lanjut


penyelesaian atas kasus pelanggaran atau kejahatan tersebut

yang meliputi pengenaan sanksi, pembenahaan system dan

prosedur operasional serta pemprosesan kasus secara hokum

jika diperlukan dan memberikan saran dan pengarahan (jika

diperlukan) kepada cabang dan wilayah dalam menangani

kasus pelanggaran atau kejahatan.

IV.2 Hasil Penelitian

Hasil penelitian dari PT Bank Central Asia Tbk, yaitu untuk

mengetahui kinerja keuangan dengan menganalisis laporan keuangan

dengan menggunakan rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio

rentabilitas yaitu sebagai berikut :

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan

memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu.

a. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Quick ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya terhadap para

deposan (pemilik simpanan giro, tabungan dan deposito) dengan

harta yang paling likuid yang dimiliki oleh bank.

Aset Tunai
Rasio Cepat = X 100 %
Total Setoran
Keterangan:
1. Aset tunai : kas + Giro pada bank Indonesia + Giro pada bank lain

2. Total Setoran : Simpanan dari nasabah + Dana simpanan syariah

+ Simpanan pada bank-bank lainnya

Sehingga dari rumus diatas, jumlah Quick ratio pada PT Bank

Central Asia Tbk, tahun 2016 -2018 sebagai berikut:

15. 943.854 + 40.596.730 + 12.466.153


Tahun 2016 = X 100 %
530.133.625 + 364.755 + 4.900.942

69.353.861
= X 100%
535.399.322
= 12,95 %
Artinya :
Pada tahun 2016, Quick ratio pada PT Bank Central Asia

Tbk, sebesar 12,95 %, ini berati setiap Rp 1.- Aset tunai yang

terdiri dari Kas, Giro pada bank Indonesia, Giro pada bank lain

dapat dijamin oleh Total Setoran berupa Simpanan dari nasabah,

Dana simpanan syariah, Simpanan pada bank-bank lainnya sebesar

Rp 0,1295.

16.754.289 + 43.472.752 + 9.093. 572


Tahun 2017 = X 100 %
581.115.442 + 478.698 + 5.758.414
69.320.613
= X 100%
587.352.554
= 11,80%
Artinya :
Pada tahun 2017, Quick ratio pada PT Bank Central Asia

Tbk, sebesar 11,80%, ini berati setiap Rp 1.- Aset tunai yang terdiri

dari Kas, Giro pada bank Indonesia, Giro pada bank lain dapat

dijamin oleh Total Setoran berupa Simpanan dari nasabah, Dana

simpanan syariah, Simpanan pada bank-bank lainnya sebesar Rp

0,1180.

14.712.333 + 43.406.897 + 6.669.278


Tahun 2018 = X 100 %
13.893.211 + 469.771 + 5.228.862

64.788.508
= X 100%
619.591.846
= 10,46%
Artinya :
Pada tahun 2018, Quick ratio pada PT Bank Central Asia

Tbk, sebesar 10,46%, ini berati setiap Rp 1.- Aset tunai yang terdiri

dari Kas, Giro pada bank Indonesia, Giro pada bank lain dapat

dijamin oleh Total Setoran berupa Simpanan dari nasabah, Dana

simpanan syariah, Simpanan pada bank-bank lainnya sebesar Rp

0,1046.
b. Banking Ratio

Banking ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

tingkat likuiditas bank dengan dengan membandingkan jumlah kredit

yang disalurkan dengan jumlah deposit yang dimiliki

Total Pinjaman
Banking ratio = X 100 %
Total Setoran

Keterangan:
1. Total Pinjaman : Kredit

2. Total Setoran : Simpanan dari nasabah + Dana simpanan syariah +

Simpanan pada bank-bank lainnya

Sehingga dari rumus diatas, jumlah Banking ratio pada PT Bank

Central Asia Tbk, tahun 2016 -2018 sebagai berikut:

403.391.221
Tahun 2016 = X 100 %
530.133.625 + 364.755 + 4.900.942

403.391.221
= X 100%
535.399.322
= 75,34%
Artinya :
Pada tahun 2016, Banking ratio pada PT Bank Central Asia

Tbk, sebesar 75,34% ini berati setiap Rp 1.- Total pinjaman atau
Kredit yang diberikan oleh bank dapat dijamin oleh Total Setoran

berupa Simpanan dari nasabah, Dana simpanan syariah, Simpanan

pada bank-bank lainnya sebesar Rp 0,7534.

454.264.956
Tahun 2017 = X 100 %
581.115.442 + 478.698 + 5.758.414

454.264.956
= X 100%
587.352.554
= 77,34%
Artinya :
Pada tahun 2017, Banking ratio pada PT Bank Central Asia

Tbk, sebesar 77,34% ini berati setiap Rp 1.- Total pinjaman atau

Kredit yang diberikan oleh bank dapat dijamin oleh Total Setoran

berupa Simpanan dari nasabah, Dana simpanan syariah, Simpanan

pada bank-bank lainnya sebesar Rp 0,7734.

456.895.932
Tahun 2018 = X 100 %
613.893.211 + 469.771 + 5.228.862
456.895.932
= X 100%
619.591.846
= 81,01%
Artinya :
Pada tahun 2018, Banking ratio pada PT Bank Central Asia

Tbk, sebesar 81,01% ini berati setiap Rp 1.- Total pinjaman atau

Kredit yang diberikan oleh bank dapat dijamin oleh Total Setoran

berupa Simpanan dari nasabah, Dana simpanan syariah, Simpanan

pada bank-bank lainnya sebesar Rp 0,8101.

c. Rasio Pinjaman terhadap aset (Loan to assets ratio)

Loan to assets ratio memiliki tujuan untuk mengetahui

kemampuan bank dalam menghasilkan laba selama periode tertentu,

juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas manejemen dalam

menjalankan operasional perusahaannya.

Total Pinjaman
LAR = X 100%
Total Aset
Keterangan:
1. Total Pinjaman : Kredit

2. Total Aset : keseluruhan asset yang dimiliki bank

Sehingga dari rumus diatas, Loan to assets ratio jumlah pada PT

Bank Central Asia Tbk, tahun 2016 -2018 sebagai berikut:


403.391.221
Tahun 2016 = X 100 %
676.738.753

403.391.221
= X 100%
676.738.753
= 59,61%
Artinya :
Pada tahun 2016, LAR pada PT Bank Central Asia Tbk, sebesar

59,61% ini berati setiap Rp 1.- Total pinjaman atau Kredit yang

diberikan oleh bank dapat dijamin oleh Total Aset yang dimiliki bank

sebesar Rp 0,5961.

454.264.956
Tahun 2017 = X 100 %
750.319.671

454.264.956
= X 100%
750.319.671
= 60,54%
Artinya :
Pada tahun 2017, LAR pada PT Bank Central Asia Tbk, sebesar

60,54% ini berati setiap Rp 1.- Total pinjaman atau Kredit yang

diberikan oleh bank dapat dijamin oleh Total Aset yang dimiliki bank

sebesar Rp 0,6054.

456.895.932
Tahun 2018 = X 100 %
798.966.227
456.895.932
= X 100%
798.966.227
= 57,19%

Artinya :
Pada tahun 2018, LAR pada PT Bank Central Asia Tbk, sebesar

57,19% ini berati setiap Rp 1.- Total pinjaman atau Kredit yang

diberikan oleh bank dapat dijamin oleh Total Aset yang dimiliki bank

sebesar Rp 0,5719.

d. Rasio Pinjaman Terhadap Deposit (Loan to Deposit Ratio)


Loan to deposit ratio merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dana

pihak ketiga.
Total Pinjaman
LDR = X 100 %
Dana Pihak Ketiga
Keterangan:
1. Total Pinjaman : Kredit

2. Dana pihak ketiga : Simpanan dari nasabah

Sehingga dari rumus diatas, Loan to deposit ratio jumlah pada

PT Bank Central Asia Tbk, tahun 2016 -2018 sebagai berikut:

403.391.221
Tahun 2016 = X 100 %
522.034.209

403.391.221
= X 100%
522.034.209
= 77,27%
Artinya :
Pada tahun 2016, LDR pada PT Bank Central Asia Tbk, sebesar

77,27% ini berati setiap Rp 1.- Total pinjaman atau Kredit yang

diberikan oleh bank dapat dijamin dari dana pihak ketiga yaitu sebesar

Rp 0,7727.

454.264.956
Tahun 2017 = X 100 %
577.824.578

454.264.956
= X 100%
577.824.578
= 78,62%
Artinya :
Pada tahun 2017, LDR pada PT Bank Central Asia Tbk, sebesar

78,62% ini berati setiap Rp 1.- Total pinjaman atau Kredit yang

diberikan oleh bank dapat dijamin dari dana pihak ketiga yaitu Rp

0,7862.

456.895.932
Tahun 2018 = X 100 %
612.413.127
456.895.932
= X 100%
612.413.127
= 74,61%
Artinya :
Pada tahun 2018, LDR pada PT Bank Central Asia Tbk, sebesar

74,61% ini berati setiap Rp 1.- Total pinjaman atau Kredit yang

diberikan oleh bank dapat dijamin dari dana pihak ketiga yaitu Rp

0,7461.

2. Rasio Solvabilitas

Rasio Solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa

besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan

aktivanya.

a. Rasio utama (Primary Ratio)

Primary Ratio adalah mengukur permodalan yang dimiliki bank

memadai atau sejauh mana penurunan yang terjadi dalam total asset

masuk dapat ditutupi oleh capital equity.

Modal Bank
PR = X 100 %
Total Aset

Keterangan:
1. Modal bank : Modal Saham + Tambahan modal disetor
2. Total aset : keseluruhan asset yang dimiliki bank

Sehingga dari rumus diatas, Primary Ratio jumlah pada PT Bank

Central Asia Tbk, tahun 2016 -2018 sebagai berikut:

1.540.938 + 5.564.552
Tahun 2016 = X 100 %
676.738.753

7.105.490
= X 100%
676.738.753
= 0,10%
Artinya :
Pada tahun 2016, Primary Ratio pada PT Bank Central Asia Tbk,

sebesar 0,10% ini berati setiap Rp 1.- Total Modal bank yang terdiri dari

Modal Saham, Tambahan modal disetor, dapat dijamin oleh total aset

yang dimiliki bank yaitu sebesar Rp 0,010.

1.540.938 + 5.548.977
Tahun 2017 = X 100 %
750.319.671

7.089.915
= X 100%
750.319.671
= 0,09%
Artinya :
Pada tahun 2017, Primary Ratio pada PT Bank Central Asia Tbk,

sebesar 0,09% ini berati setiap Rp 1.- Total Modal bank yang terdiri dari

Modal Saham, Tambahan modal disetor, dapat dijamin oleh total aset

yang dimiliki bank yaitu sebesar Rp 0,009.

1.540.938 + 5.548.977
Tahun 2018 = X 100 %
798.966.227

7.089.915
= X 100%
798.966.227
= 0,09%
Artinya :
Pada tahun 2017, Primary Ratio pada PT Bank Central Asia Tbk,

sebesar 0,09% ini berati setiap Rp 1.- Total Modal bank yang terdiri dari

Modal Saham, Tambahan modal disetor, dapat dijamin oleh total aset

yang dimiliki bank yaitu sebesar Rp 0,009.

b. Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio (CAR)

Untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk

menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko,

misalnya kredit yang diberikan.


Modal Bank
CAR = X 100 %
ATMR

Keterangan:
1. Modal bank : Modal Saham + Tambahan modal disetor

2. ATMR : Kas + Giro pada bank Indonesia + Surat-surat

berharga + Giro pada bank-bank lain + Kredit + Penempatan

pada BI dan bank lain

Sehingga dari rumus diatas, Capital Adequacy Ratio jumlah

pada PT Bank Central Asia Tbk, tahun 2016 -2018 sebagai berikut:

1.540.938 + 5.564.552
Tahun 2016 =
15.943.854 + 40.596.730 + 3.826.144 + 12.466.153 +

1.540.938 + 5.564.552
= X 100%
403.391.221+ 35.363.890

7.105.490
= X 100%
511.587.992
= 1.39%
Artinya :
Pada tahun 2016, CAR pada PT Bank Central Asia Tbk, sebesar

1.39% ini berati setiap Rp 1.- Total Modal bank yang terdiri dari Modal

Saham, Tambahan modal disetor, dapat menjamin ATMR yang terdiri

dari Kas, Giro pada bank Indonesia, Surat-surat berharga ,Giro pada
bank-bank lain, Kredit, Penempatan pada BI dan bank lain yaitu sebesar

Rp 0.0139.

1.540.938 + 5.548.977
Tahun 2017 =
16.754.289 + 43.472.752 + 6.614.355 + 9.093.572 +

1.540.938 + 5.548.977
= X 100%
454.264.956 + 18.969682

7.089.915
= X 100%
549,169,606
= 1.29%
Artinya :
Pada tahun 2017, CAR pada PT Bank Central Asia Tbk, sebesar

1.29% ini berati setiap Rp 1.- Total Modal bank yang terdiri dari Modal

Saham, Tambahan modal disetor, dapat menjamin ATMR yang terdiri dari

Kas, Giro pada bank Indonesia, Surat-surat berharga,Giro pada bank-bank

lain, Kredit, Penempatan pada BI dan bank lain yaitu sebesar 0.0129.

1.540.938+ 5.548.977
Tahun 2018 =
14.712.333 + 43.406.897 + 9.182.705 + 6.669.278 +

1.540.938 + 5.548.977
= X 100%
501.960.505 + 37.544.628

7.089.915
= X 100%
613.476.346
= 1.16%

Artinya :
Pada tahun 2017, CAR pada PT Bank Central Asia Tbk, sebesar

1.16% ini berati setiap Rp 1.- Total Modal bank yang terdiri dari Modal

Saham, Tambahan modal disetor, dapat menjamin ATMR yang terdiri dari

Kas, Giro pada bank Indonesia, Surat-surat berharga ,Giro pada bank-bank

lain, Kredit, Penempatan pada BI dan bank lain yaitu sebesar Rp 0.0116.

3. Rasio Rentabilitas

Rasio Rentabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan

perusahaan dalam mencari keuntungan.

a. Marjin Laba Kotor (Gross profit margin )

Gross profit margin merupakan rasio untuk mengukur

kemampuan bank menghasilkan laba dari operasional usahanya yang

murni
Pendapatan Operasional – By. Operasional
GPM = X 100%
Pendapatan Operasional
Keterangan:
1. Pendapatan operasional : Pendapatan bunga + pendapatan

provisi dan komisi + Pendapatan transaksi perdagangan +

Pendapatan operasional lainnya

2. Biaya operasinal : Beban penyisihan kerugian penurunan

nilai aset + jumlah beban operasional lainnya (karyawan,

administrasi)

Sehingga dari rumus diatas, Gross profit margin jumlah pada PT

Bank Central Asia Tbk, tahun 2016 -2018 sebagai berikut:

(40.079.090 + 9.400.699 + 2.345.975 + 1.953.656) –


Tahun 2016 =
40.079.090 + 9.400.699 + 2.345.975 + 1.953.656

(4.561.274 + 23.378.946)
= X 100%
53.779.420

(53.779.420) – (27.940.220)
= X 100%
53.779.420
= 48,05%
Artinya :
Pada tahun 2016, GPM pada PT Bank Central Asia Tbk, sebesar

48,05% ini berati setiap Rp 1.- biaya operasional yang terdiri dari Beban
penyisihan kerugian penurunan nilai aset, jumlah beban operasional

lainnya (karyawan, administrasi) dapat dijamin oleh pendapatan

operasional yang terdiri dari Pendapatan bunga, pendapatan provisi dan

komisi, Pendapatan transaksi perdagangan, Pendapatan operasional

lainnya yaitu sebesar Rp 0,4805.

(41.826.474 + 10.385.838 + 1.803.541 + 2.965.830) –


Tahun 2017 =
41.826.474 + 10.385.838 + 1.803.541 + 2.965.830

(2.632.619 + 25.190.321)
= X 100%
56.981.683
(56.981.683) – (27.822.940)
= X 100%
56.981.683
= 51,17%
Artinya :
Pada tahun 2017, GPM pada PT Bank Central Asia Tbk, sebesar

51,17% ini berati setiap Rp 1.- biaya operasional yang terdiri dari Beban

penyisihan kerugian penurunan nilai aset, jumlah beban operasional

lainnya (karyawan, administrasi) dapat dijamin oleh pendapatan

operasional yang terdiri dari Pendapatan bunga, pendapatan provisi dan


komisi, Pendapatan transaksi perdagangan, Pendapatan operasional

lainnya yaitu sebesar Rp 0, 5117%.

(33.319.815 + 8.608.113 + 1.875.985 + 2.129.884) –


Tahun 2018 =
33.319.815 + 8.608.113 + 1.875.985 + 2.129.884

(1.747.223 + 20.874.699)
= X 100%
45.933.797

(45.933.797) – (22.621.922)
= X 100%
45.933.797
= 50,75%
Artinya :
Pada tahun 2018, GPM pada PT Bank Central Asia Tbk, sebesar

50,75% ini berati setiap Rp 1.- biaya operasional yang terdiri dari Beban

penyisihan kerugian penurunan nilai aset, jumlah beban operasional

lainnya (karyawan, administrasi) dapat dijamin oleh pendapatan

operasional yang terdiri dari Pendapatan bunga, pendapatan provisi dan

komisi, Pendapatan transaksi perdagangan, Pendapatan operasional

lainnya yaitu sebesar Rp 0, 5075%.

b. Margin Laba Bersih (Net profit margin )

Net profit margin adalah rasio tingkat profitabilitas yang dihitung

dengan cara membagi net income dengan operating income. Rasio ini
menunjukan keuntungan bersih dengan total penjualan yang di peroleh

dari setiap penjualan.

Pendapatan bersih

NPM = X 100%
Pendapatan Operasional

Keterangan:
1. Pendapatan bersih: Pendapatan operasional - Beban

operasional -Beban pajak penghasilan

2. Biaya operasional : Beban penyisihan kerugian penurunan

nilai aset + jumlah beban operasional lainnya (karyawan,

administrasi)

Sehingga dari rumus diatas, Net profit margin jumlah pada PT

Bank Central Asia Tbk, tahun 2016 -2018 sebagai berikut:

(53.779.420 - 27.940.220) - (5.206.919)


Tahun 2016 = X 100%
40.079.090 + 9.400.699 + 2.345.975 + 1.953.656

20.632.281
= X 100%
53.779.420
= 38.36%
Artinya :
Pada tahun 2016, NPM pada PT Bank Central Asia Tbk, sebesar

38.36% ini berati setiap Rp 1.- Pendapatan bersih yang terdiri dari
Pendapatan operasional, Beban operasional, Beban pajak penghasilan

dapat dijamin oleh pendapatan operasional yang terdiri dari Pendapatan

bunga, pendapatan provisi dan komisi, Pendapatan transaksi

perdagangan, Pendapatan operasional lainnya yaitu sebesar Rp 0,3836.

(56.981.683 - 27.822.940) - ( 5.837.593)


Tahun 2017 = X100%
41.826.474 + 10.385.838 + 1.803.541 + 2.965.830

23.321.150
= X 100%
56.981.683
= 40,93%

Artinya :
Pada tahun 2017, NPM pada PT Bank Central Asia Tbk, sebesar

40,93% ini berati setiap Rp 1.- Pendapatan bersih yang terdiri dari

Pendapatan operasional, Beban operasional, Beban pajak penghasilan

dapat dijamin oleh pendapatan operasional yang terdiri dari Pendapatan

bunga, pendapatan provisi dan komisi, Pendapatan transaksi

perdagangan, Pendapatan operasional lainnya yaitu sebesar Rp

0, 4093%.

(45.933.797 - 22.621.922) - (4.801.937)


Tahun 2018 = X100%
33.319.815 + 8.608.113 + 1.875.985 + 2.129.884
18.509.938
= X 100%
45.933.797
= 40,30%
Artinya :
Pada tahun 2018, NPM pada PT Bank Central Asia Tbk, sebesar

40,30% ini berati setiap Rp 1.- Pendapatan bersih yang terdiri dari

Pendapatan operasional, Beban operasional, Beban pajak penghasilan

dapat dijamin oleh pendapatan operasional yang terdiri dari Pendapatan

bunga, pendapatan provisi dan komisi, Pendapatan transaksi

perdagangan, Pendapatan operasional lainnya yaitu sebesar Rp

0, 4030%.

c. Laba atas Ekuitas (Return on equity)

Return on equity merupakan rasio untuk mengukur kemampuan

bank memperoleh laba dan efesiensi secara keseluruhan operasional

melalui penggunaan modal sendiri.

Laba setelah pajak


Laba atas Ekuitas = X 100%
Modal Bank

Keterangan:
1. Laba setelah pajak: Pendapatan operasional - Beban

operasional – beban pajak penghasilan

2. Modal bank: Modal Saham + Tambahan modal disetor


Sehingga dari rumus diatas, Return on equity jumlah pada PT

Bank Central Asia Tbk, tahun 2016 -2018 sebagai berikut:

(53.779.420 - 27.940.220 ) - (Rp5.206.919)


Tahun 2016 = X 100%
1.540.938 + 5.564.552

20.632.281
= X 100%
7.089.915
= 291,01%
Artinya :
Pada tahun 2016, ROE pada PT Bank Central Asia Tbk, sebesar

291,01% ini berati setiap Rp 1.- pendapatan bersih dapat dijamin oleh

modal bank yaitu sebesar Rp 2,9011

( 56.981.683 - 27.822.940) – (Rp5.837.593)


Tahun 2017 = X 100%
1.540.938 + 5.548.977

23.321.150
= X 100%
7.105.490
= 328,21%
Artinya :
Pada tahun 2017, ROE pada PT Bank Central Asia Tbk, sebesar

328,21% ini berati setiap Rp 1.- pendapatan bersih dapat dijamin oleh

modal bank yaitu sebesar Rp 3,2821


(45.933.797 - 22.621.922) – ( Rp4.801.937)
Tahun 2018 = X 100%
1.540.938 + 5.548.977

18.509.938
= X 100%
7.105.490
= 260,50%
Artinya :
Pada tahun 2018, ROE pada PT Bank Central Asia Tbk, sebesar

260,50% ini berati setiap Rp 1.- pendapatan bersih dapat dijamin oleh

modal bank yaitu sebesar Rp 2,6050.

d. Laba atas Aset (Return on asset )

Return on asset merupakan rasio untuk mengukur kemampuan

bank memperoleh laba atas pemanfaatan aset yang dimiliki.

Laba sebelum pajak


Laba atas Aset = X 100%
Total Aktiva
Keterangan:
1. Laba sebelum pajak: Pendapatan operasional - Beban operasional

2. Total aktiva : keseluruhan asset yang dimiliki bank

Sehingga dari rumus diatas, Return on asset jumlah pada PT Bank

Central Asia Tbk, tahun 2016 -2018 sebagai berikut:


(53.779.420 - 27.940.220)
Tahun 2016 = X 100%
676.738.753
25.839.200
= X 100%
676.738.753
= 3,82%
Artinya :
Pada tahun 2016, ROA pada PT Bank Central Asia Tbk, sebesar

3,82% ini berati setiap Rp 1.- Laba sebelum pajak dapat dijamin oleh

total aktiva yaitu sebesar Rp 0,0382.

(56.981.683 - 27.822.940)
Tahun 2017 = X 100%
750.319.671
29.158.743
= X 100%
750.319.671
= 3,89%
Artinya :
Pada tahun 2017, ROA pada PT Bank Central Asia Tbk, sebesar

3,89% ini berati setiap Rp 1.- pendapatan bersih dapat dijamin oleh

modal bank yaitu sebesar Rp 0,0389.

(45.933.797 - 22.621.922)
Tahun 2018 = X 100%
798.966.227

23.311.875
= X 100%
798.966.227
= 2,95%
Artinya :
Pada tahun 2018, ROA pada PT Bank Central Asia Tbk, sebesar

2,95% ini berati setiap Rp 1.- pendapatan bersih dapat dijamin oleh

modal bank yaitu sebesar Rp 0,0295.

IV.3 Pembahasan

1. Rasio likuiditas
Berdasarkan dari perhitungan diatas maka, perkembangan rasio likuiditas pada

PT Bank Central Asia Tbk, tahun 2016-2018 dapat dilihat dari table 4.1 sebagai

berikut

Table 4.1

Rasio likuiditas pada PT Bank Central Asia Tbk,

Tahun 2016 –2018

Tahun Quick ratio Banking Loan to Loan to


ratio assets ratio deposit
ratio
2016 12,95 % 75,34% 59,61% 77,27%
2017 11,80% 77,34% 60,54% 78,62%
2018 10,46% 81,01% 57,19% 74,61%

sumber: diolah penulis (2018)

a. Quick ratio
Berdasarkan table 4.1 perkembangan Quick ratio PT Bank Central

Asia Tbk dalam tiga tahun menunjukan kecenderungan mengalami

penurunan yang disebabkan oleh meningkatnya total setoran dari

nasabah dari pada aset tunai yang dimilki bank.


Tahun 2016 Quick ratio sebesar 12,95 % yang berati bank mampu

membayar kembali simpanan bank dari total simpanan yang dimiliki

oleh deposan hanya dengan menggunakan Aset Tunai yang dimiliki

bank tahun 2016 sebesar Rp 69.353.861.


Pada tahun 2017 Quick ratio megalami penurunan sebesar 1,15%

menjadi 11,80% penurunan ini disebabkan jumlah total setoran sebesar

Rp 587.352.554 lebih besar dari jumalah aset tunai yang dimiliki bank

yaitu sebesar Rp 69.320.613.


Pada tahun 2018 Quick ratio megalami penurunan sebesar 1,34%

menjadi 10,46% penurunan ini disebabkan jumlah total setoran sebesar

Rp 619.591.846 lebih besar dari jumalah aset tunai yang dimiliki bank

yaitu sebesar Rp 64.788.508 .


Dari table 4.1 dapat dilihat perkembangan Quick ratio PT Bank

Central Asia Tbk, menunjukan kecenderungan mengalami penurunan

yang artinya bank kurang mampu memenuhi kewajibannya kepada

deposan. Dan sesuai dengan teori Lemiyana (2015:49) suatu bank dapat

dikatakan likuid apabila bank yang bersangkutan dapat memenuhi

kewajiban utang-utangnya, dapat membayar kembali semua

depositonya, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan

tanpa terjadi penangguhan.


b. Banking ratio
Berdasarkan table 4.1 perkembangan Banking ratio PT Bank

Central Asia Tbk dalam tiga tahun menunjukan kecenderungan

mengalami peningkatan yang disebabkan oleh meningkatnya total

pinjman dari nasabah dari pada total setoran yang diterima oleh bank.
Tahun 2016 Banking ratio sebesar 75,34% yang berati bank

mampu menyeimbangkan jumlah pinjaman sebesar Rp 403.391.221

yang disalurkan dengan jumlah setoran yang dimiliki sebesar Rp

535.399.322.
Tahun 2017 Banking ratio mengalami kenaikan yaitu sebesar

2,00% menjadi 77,34% hal ini disebabkan oleh jumlah pinjaman yang

disalurkan PT Bank Central Asia Tbk sebesar Rp 454.264.956 lebih

kecil dengan jumlah simpanan yang dimiliki oleh deposan yaitu

sebesar Rp 587.352.554.
Tahun 2018 Banking ratio mengalami kenaikan yaitu sebesar

3,67% menjadi 81,01% hal ini disebabkan oleh jumlah pinjaman yang

disalurkan PT Bank Central Asia Tbk, sebesar Rp 456.895.932 lebih

kecil dengan jumlah simpanan yang dimiliki oleh deposan yaitu

sebesar Rp 619.591.846.
Dari table 4.1 dapat dilihat perkembangan Banking ratio PT Bank

Central Asia Tbk, menunjukan kecenderungan mengalami peningkatan

hal ini berati semakin tinggi nilai Banking ratio maka semakin tinggi

tingkat likuiditas bank tersebut.


Artinya semakin tinggi Banking ratio yang dimiliki PT Bank

Central Asia Tbk, maka semakin tinggi tingkat likuiditas atau


kemampuan PT Bank Central Asia Tbk, dalam memenuhi

kewajibannya. Dan sesuai dengan teori Lemiyana (2015:49) suatu bank

dapat dikatakan likuid apabila bank yang bersangkutan dapat memenuhi

kewajiban utang-utangnya, dapat membayar kembali semua

depositonya, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan

tanpa terjadi penangguhan.


c. Loan to assets ratio
Berdasarkan table 4.1 perkembangan Loan to assets ratio PT Bank

Central Asia Tbk dalam tiga tahun menunjukan kecenderungan

mengalami fluktuasi yang disebabkan oleh permintan pinjman

meningkat dari pada total aset yang dimiliki bank.


Tahun 2016 Loan to assets ratio sebesar 59,61% yang berati bank

mampu memenuhi permintaan nasabah dengan aset bank yang

tersedia yaitu sebesar Rp 676.738.753.


Tahun 2017 Loan to assets ratio mengalami peningkatan 9,3%

menjadi 60,54% yang berati bank tidak mampu memenuhi permintaan

nasabah dengan aset bank yang tersedia yaitu sebesar Rp

750.319.671.
Tahun 2018 Loan to assets ratio mengalami penurunan 3,35%

menjadi 57,19% yang berati bank mampu memenuhi permintaan

nasabah dengan aset bank yang tersedia yaitu sebesar Rp

798.966.227.
Dari table 4.1 dapat dilihat perkembangan Loan to assets ratio PT

Bank Central Asia Tbk, menunjukan kecenderungan mengalami


fluktuasi hal ini berati semakin tinggi nilai Loan to assets ratio maka

semakin rendah tingkat likuiditas bank tersebut.


Artinya semakin tinggi Loan to assets ratio yang dimiliki PT Bank

Central Asia Tbk, maka semakin rendah tingkat likuiditas atau

kemampuan PT Bank Central Asia Tbk, dalam memenuhi permintaan

para debitur dengan jumlah aset yang dimiliki.


d. Loan to Deposit Ratio
Berdasarkan table 4.1 perkembangan Loan to Deposit Ratio PT

Bank Central Asia Tbk dalam tiga tahun menunjukan kecenderungan

mengalami fluktuasi yang disebabkan oleh meningkatnya jumlah

pinjman yang diberikan setara dengandana ddari pihak ktiga yang

diterima oleh bank.


Tahun 2016 Loan to Deposit Ratio sebesar 77,27% hal ini

disebabkan karna jumlah pinjaman yang diberikan yaitu sebesar Rp

403.391.221 yang berati PT Bank Central Asia Tbk masih mampu

membayar kembali kewajibannya kepada nasabah yang telah

menanamkan modalnya karna standar rata-rata LDR yaitu 110%.


Tahun 2017 Loan to Deposit Ratio mengalami peningkatan 1,35%

menjadi 78,62%, peningkatan ini disebabkan karna jumlah pinjaman

yang diberikan yaitu sebesar Rp 454.264.956 yang berati PT Bank

Central Asia Tbk masih mampu membayar kembali kewajibannya

kepada nasabah yang telah menanamkan modalnya karna standar rata-

rata LDR yaitu 110%.


Tahun 2018 Loan to Deposit Ratio mengalami penurunan 4,01%

menjadi 74,61%, penurunan ini disebabkan karna jumlah pinjaman


yang diberikan yaitu sebesar Rp 456.895.932 yang berati PT Bank

Central Asia Tbk masih mampu membayar kembali kewajibannya

kepada nasabah yang telah menanamkan modalnya karna standar rata-

rata LDR yaitu 110%.


Dari table 4.1 dapat dilihat perkembangan Loan to Deposit Ratio

PT Bank Central Asia Tbk, menunjukan kecenderungan mengalami

fluktuasi hal ini berati semakin tinggi nilai Loan to Deposit Ratio

maka semakin rendah tingkat likuiditas bank tersebut.


Artinya semakin tinggi Loan to Deposit Ratio yang dimiliki PT

Bank Central Asia Tbk, maka semakin rendah tingkat likuiditas atau

kemampuan PT Bank Central Asia Tbk, dalam memenuhi

kewajibannya terhadap deposan.

2. Rasio Solvabilitas

Berdasarkan dari perhitungan diatas maka, perkembangan rasio

Solvabilitas pada PT Bank Central Asia Tbk, tahun 2016-2018 dapat

dilihat dari table 4.2 sebagai berikut:

Table 4.2

Rasio Solvabilitas pada PT Bank Central Asia Tbk,

Tahun 2016 – 2018

Tahun Primary Ratio Capital Adequacy Ratio


2016 0,10% 1.39%
2017 0,09% 1.29%
2018 0,09% 1.16%
Sumber: diolah penulis (2018)
a. Primary Ratio
Berdasarkan table 4.2 perkembangan Primary Ratio PT Bank

Central Asia Tbk dalam tiga tahun menunjukan kecenderungan

mengalami penurunan yang disebabkan oleh meningkatnya total aset

bank.
Tahun 2016 Primary Ratio sebesar 0,10%, hal ini disebabkan karna

total aset mengalami kenaikan yaitu sebesar Rp 676.738.763 ini

membuktikan bahwa kemampuan modal bank dalam kerugian yang tidak

dapat dihindari.
Tahun 2017 mengalami penurunan yaitu sebesar 1% menjadi

0,09%, hal ini disebabkan karna total aset mengalami kenaikan yaitu

sebesar Rp 750.319.671 ini membuktikan bahwa kemampuan modal

bank dalam kerugian yang tidak dapat dihindari.


Tahun 2018 mengalami penurunan sama dengan tahun sebelumnya

yaitu 0,09% hal ini disebabkan karna total aset mengalami kenaikan

yaitu sebesar Rp 798.966.227 ini membuktikan bahwa kemampuan

modal bank dalam kerugian yang tidak dapat dihindari.


Dari table 4.2 dapat dilihat perkembangan Primary Ratio PT Bank

Central Asia Tbk, menunjukan kecenderungan mengalami penurunan

hal ini berati kemampuan modal bank dalam kerugian yang tidak dapat

dihindari.
b. Capital Adequacy Ratio

Berdasarkan table 4.2 perkembangan Capital Adequacy Ratio PT

Bank Central Asia Tbk dalam tiga tahun menunjukan kecenderungan


mengalami penurunan yang disebabkan oleh modal bank yang tidak

dapat menunjang aktiva perusahan.

Tahun 2016 Capital Adequacy Ratio sebesar 1.39%, hal ini

disebabkan karna modal bank lebih kecil dari pada ATMR yaitu

sebesar Rp 511.587.992 maka dari itu bank akan sulit untuk menutupi

setiap kerugian yang dialami.

Tahun 2017 Capital Adequacy Ratio mengalami penurunan yaitu

10% menjadi 1.29%, hal ini disebabkan karna modal bank lebih kecil

dari pada ATMR yaitu sebesar Rp 549.169.606 maka dari itu bank akan

sulit untuk menutupi setiap kerugian yang dialami.

Tahun 2018 Capital Adequacy Ratio mengalami penurunan

kembali yaitu 13% menjadi 1.16%, hal ini disebabkan karna modal

bank lebih kecil dari pada ATMR yaitu sebesar Rp 613.476.346 maka

dari itu bank akan sulit untuk menutupi setiap kerugian yang dialami.

Dari table 4.2 dapat dilihat perkembangan Capital Adequacy Ratio

PT Bank Central Asia Tbk, menunjukan kecenderungan mengalami

penurunan hal ini berati bank akan sulit untuk menutupi setiap kerugian

yang dialami.

3. Rasio Rentabilitas

Berdasarkan dari perhitungan diatas maka, perkembangan rasio

Solvabilitas pada PT Bank Central Asia Tbk, tahun 2016-2018 dapat

dilihat dari table 4.2 sebagai berikut:


Table 4.3

Rasio Rentabilitas pada PT Bank Central Asia Tbk.

Tahun 2016 – 2018

Tahun Gross profit Net profit Return on Return on


margin margin equity asset
2016 48,05% 38.36% 291,01% 3,82%
2017 51,17% 40,93% 328,21% 3,89%
2018 50,75% 40,30% 260,50% 2,95%
Sumber: diolah penulis (2018)

a. Gross profit margin

Berdasarkan table 4.3 perkembangan Gross profit margin PT Bank

Central Asia Tbk dalam tiga tahun menunjukan kecenderungan

mengalami fluktuasi yang disebabkan oleh naik dan turunnya

pendapatan operasional perusahaan atau bank.

Tahun 2016 Gross profit margin sebesar 48,05% dan Tahun 2017

Gross profit margin mengalami peningkatan yaitu sebesar 3,12%

menjadi 48,05%, hal ini disebabkan karna biaya operasional mengalami

kenaikan yaitu sebesar Rp 27.822.940.

Tahun 2018 Gross profit margin mengalami penurunan yaitu

sebesar 4,2% menjadi 50,75%, hal ini disebabkan karna tidak

seimbangnya jumlah biaya operasional sebesar Rp 22.621.922 dengan

pendapatan operasioanal sebesar Rp 45.933.797.

Dari table 4.3 dapat dilihat perkembangan Gross profit margin PT

Bank Central Asia Tbk, menunjukan kecenderungan mengalami


peningkatan hal ini berati Gross profit margin sudah sangat baik dalam

mengukur perbandingan antara biaya operasional dengan pendapat

operasional.

b. Net profit margin


Berdasarkan table 4.3 perkembangan Net profit margin PT Bank

Central Asia Tbk dalam tiga tahun menunjukan kecenderungan

mengalami fluktuasi yang disebabkan oleh naik dan turunnya pendapat

bersih yang dicapai oleh bank.


Tahun 2016 Gross profit margin sebesar 38,36% dan pada tahun

2017 mengalami peningkatan yaitu sebesar 2,57% menjadi 40,93% hal

ini disebabkan karna terjadinya peningkatan laba sebesar Rp 23.321.150

yang berati bank sudah cukup baik dalam menghasilkan laba bersih

yang diperoleh dari kegiatan operasi pokoknya.


Tahun 2018 mengalami penurunan yaitu sebesar 6,3% menjadi

40,30% hal ini disebabkan karna terjadinya penurunan pada jumlah

laba bersih yaitu sebesar Rp 18.509.938 yang berati bank belum cukup

baik dalam menghasilkan laba bersih yang diperoleh dari kegitan

operasi pokoknya.
Dari table 4.3 dapat dilihat perkembangan Net profit margin PT

Bank Central Asia Tbk, menunjukan kecenderungan mengalami

fluktuasi, hal ini berati Net profit margin sudah cukup baik dalam

menghasilkan laba bersih yang diperoleh dari kegiatan operasi

pokoknya.
c. Return on equity
Berdasarkan table 4.3 perkembangan Return on equity PT Bank

Central Asia Tbk dalam tiga tahun menunjukan kecenderungan

mengalami fluktuasi yang disebabkan oleh naik dan turunnya

pendapatan laba setelah pajak yang dihasilkan oleh bank.


Tahun 2016 Return on asset sebesar 291,01% hal ini berati bank

belum mampu menghasilkan laba bersih dari modal yang dimiliki dan

tahun 2017 mengalami peningkatan yaitu sebesar 37,20% menjadi

328,21% hal ini disebabkan karna jumlah laba bersih yang dihasilkan

sebesar Rp 23.321.150 meningkat dari tahun sebelumnya yaitu sebesar

Rp 20.632.281.
Tahun 2018 mengalami penurunan yaitu sebesar 67,71% menjadi

260,50% hal ini disebabkan karna jumlah laba bersih yang dihasilkan

mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar Rp 18.509.938.


Dari table 4.3 dapat dilihat perkembangan Return on equity PT

Bank Central Asia Tbk, menunjukan kecenderungan mengalami

fluktuasi, hal ini berati nilai Return on equity sudah cukup baik dalam

menghasilkan laba bersih dibandingkan dengan jumlah modal yang

dimilikinya.
d. Return on asset

Berdasarkan table 4.3 perkembangan Return on asset PT Bank

Central Asia Tbk dalam tiga tahun menunjukan kecenderungan

mengalami fluktuasi yang disebabkan oleh laba sebelum pajaknya

mengalami naik turun atau tidak stabil dan menurut kasmir (2012:196)

inti dari rasio rentabilitas ini untuk menunjukan efisiensi perusahaan,


Tahun 2016 Return on asset sebesar 3,82% hal ini berati bank

mampu mendapatkan keuntungan dari jumlah aset yang dimilikinya dan

tahun 2017 Return on asset mengalami peningkatan yaitu sebesar 7%

menjadi 3,89% hal ini karna laba sebelum pajak meningkat yaitu

sebesar Rp 29.158.743 dan jumlah aset sebesar Rp 750.319.671.

Tahun 2018 Return on asset mengalami penurunan yaitu sebesar

9,4% menjadi 2,95% hal ini disebabkan karna menurunnya laba

sebelum pajak yaitu sebesar Rp 23.311.875 dan meningkatnya aset

yaitu sebesar Rp 789.966.227 dari tahun sebelumnya.

Dari table 4.3 dapat dilihat perkembangan Return on asset PT

Bank Central Asia Tbk, menunjukan kecenderungan mengalami

fluktuasi, hal ini berati nilai Return on asset sudah cukup baik dalam

memperoleh laba atas pemanfaatan aset yang dimiliki.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan, penulis dapat menyimpulkan

sebagai berikut:

1. Perkembangan rasio likuiditas (likuidity rasio) pada bank PT Bank

Central Asia Tbk tahun 2016-2018 dengan indikator Quick ratio

cenderung mengalami penurunan sedangkan Loan to assets ratio, Loan to

deposit ratio menunjukan kondisi keuangan cenderung mengalami

fluktuasi dan Banking ratio, mengalami peningkatan setiap tahunnya hal

ini disebabkan karna jumlah pinjaman yang disalurkan lebih kecil dari

dana simpanan yang dimiliki deposan.

2. Perkembangan rasio solvabilitas, pada bank PT Bank Central Asia Tbk

tahun 2016-2018 dengan indicator Primary Ratio dan Capital Adequacy

Ratio cenderung mengalami penurunan, yang menyebabkan bank akan

sulit untuk menutupi setiap kerugian yang dialami.

3. Perkembangan rasio rentabilitas, pada bank PT Bank Central Asia Tbk

tahun 2016-2018 dengan indicator Gross profit margin, Net profit

margin, Return on equity dan Return on asset cenderung mengalami

fluktuasi, kenaikan yang signifikan terajadi pada tahun 2017 dengan nilai

Return on equity sebesar 328,21% dan Return on asset sebesar 3,89%.


Kenaikan yang signifikan itu terjadi karna bank sudah cukup baik dalam

menghasilkan laba bersih dibandingkan dengan jumlah modal yang

dimilikinya dan cukup baik dalam memperoleh laba atas pemanfaatan

aset yang dimiliki.

4. Dari analisis rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas diatas dapat

disimpulkan bahwa kinerja keuangan pada PT Bank Central Asia Tbk

dari tahun ketahun cukup baik.

5.2 Saran

Adapun saran untuk PT Centar Asia Tbk, yang dapat diberikan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan perlu meningkat rasio solvabilitasnya terutama pada capital

adequacy ratio (CAR) agar bank tidak sulit untuk menutupi setiap

kerugian yang dialami.


2. Perusahaan juga perlu meningkat rasio likuiditasnya terutama pada

quick ratio agar bank mampu memenuhi kewajibannya kepada deposan.


DAFTAR PUSTAKA

Bank Central Asia.“Laporan Keuangan Konsolidasi tahun 2016 sampai 2018”.


Https://www.bca.co.id/~/media/Files/gcg/2018/20180809lapora
n-keuangan-konsolidasi.ashx?la=id, 03 November 2018.

Fahmi, Irham. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Teori dan Aplikasi.
Bandung : Alfabeta.

------------------- . 2011. Pengantar Manejemen Keuangan. Bandung : Alfabeta.

------------------- . 2011.Analisis Kinerja Keuangan. Bandung : Alfabeta.

Febrianty, Fitrah. 2017. Analisis Rasio Likuiditas dan Profitabilitas pada Bank
Rakyat Indonesia Syariah”. Fakultas Ekonomi. Universitas
Islam Negeri Raden Fatah Palembang.

Hery. 2015. Analisis Kinerja Manejemen. Jakarta: PT. Grasindo

Kasmir. 2008. “Analisis Laporan Keuangan”. Cetakan Keempat. Bandung :


Alfabeta.

------------------- . 2012. Pengantar Manejemen Keuangan. Cetakan Kelima.


Jakarta: PT. Grafindo Persada.

------------------- . 2013. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada.

------------------- . 2014. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.

Munawir. 2014. “Analisa Laporan Keuangan”. Edisi 4. Yogyakarta: Liberty.

Mamduh Hanafi. 2004. “Manajemen Keuangan”, BPFE, Yogyakarta.

Mapantau, Senny. 2012.”Analisis Laporan Keuangan Berdasarkan Metode


Vertikal-Horizontal dan Rasio Keuangan Untuk Mengukur
Kinerja Perbankan pada BUMN (Periode 2008-2010). Fakultas
Ekonomi dan Bisnis. Universitas Hasanuddin Makassar.
Rindjin, K. 2000. Pengantar Perbankan dan Lembaga Keuangan Bukan Bank.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
------------------- .2007. “Keuangan dan Akuntansi untuk Manajemen non
keuangan”. Yogyakarta. Graham Il.

Ramadania, B., Topowijono, A.,& Husaini. April 2013. Analisis Rasio Keuangan
Perbankan Sebagai Alat Untuk Mengvaluasi Kinerja Keuangan
Bank (Studi pada PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk.)
Tahun 2009 – 2011. Jurnal Admistrasi Bisnis (JAB). Volume 1,
No.1,Http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id,
27 November 2018.

Riyadi, Selamet.2006. Banking Assets And Liability Management, Lembaga


Penerbit Fakultas Ekonomi .Universitas Indonesia

Lemiyana. 2015. Analisis Laporan Keuangan Berbasis Komputer. Palembang:


Noerfikri Offset

Syamsuddin, L. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi


dalam Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan
Keputusan. Jakarta: Rajawali Pers.

Suwiknyo, Dwi. 2010. Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah.


Yogyakarta: Pustaka pelajar

Sho’imah, L., Darminto & Nila F.N. Agustus 2015. Analisis Rasio Keuangan
Perbankan Sebagai Alat Untuk Mengvaluasi Kinerja Keuangan
Bank (Studi pada PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk.)
Tahun 2005 – 2015. Jurnal Admistrasi Bisnis (JAB). Volume 25,
No. 2, Http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id,
27 November 2018.

Undang - Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 10 November 1998


Tentang Perbankan.

Undang - Undang No. 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia.

Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/18/PBI/2012 tentang Kewajiban Penyediaan


Modal Minimum Bank Umum.

Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/18/PBI/2013 tentang Kewajiban Penyediaan


Modal Minimum Bank Umum
L

M
P

Anda mungkin juga menyukai