Anda di halaman 1dari 104

MANAJEMEN KEUANGAN INTERNATIONAL

BAB I
RUANG LINGKUP MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL
A. Pendahuluan
Krisis ekonomi yang melanda kawasan Asia 1998 membawa pelajaran yang
sangat penting bagi manajer perusahaan multinasional, pengambil kebijakan di
sektor pemerintah maupun akademisi di perguruan tinggi. Krisis itu sendiri dimulai
oleh jatuhnya mata uang Bath-Thailand yang disusul oleh jatuhnya mata uang Peso-
Philiphina, Ringgit-Malaysia dan Rupiah Indonesia.
Pengambil kebijakan di negara-negara Asia tidak menyangka bahwa jatuhnya
satu mata uang akan berdampak pada mata uang negara lain. Pada saat yang
bersamaan ketidakhati-hatian manajer keuangan perusahaan multinasional
khususnya dalam pengelolaan dana asing telah mengakibatkan semakin
terpuruknya mata uang negara yang bersangkutan.
Kondisi tersebut diperberat oleh oleh kebijakan pendanaan yang tidak
memperhatikan kesesuaian antara durasi pinjaman dan investasi yang dibiayai
dengan pinjaman tersebut. Selain itu tidak dilakukannyahedgingsecara tepat untuk
meminimumkan risiko perubahan nilai tukar atauforeign exchange risk.
Krisis ekonomi juga menunjukkan betapa eratnya hubungan antara faktor-
faktor ekonomi dan politik. Keduanya bagaikan dua sisi dari satu koin mata uang.
Kestabilan politik dan demokrasi sangat berpengaruh terhadapcountry risksuatu
negara.
Semakin tinggi risiko suatu negara akibat ketidakstabilan dan demokrasi yang tidak
berkembang akan sangat berpengaruh terhadap kestabilan nilai mata uang suatu
negara. Mempertimbangkan faktor tersebut di atas, pemahaman manajemen
keuangan internasional menjadi semakin diperlukan terutama bagi para manajer
keuangan perusahaan multinasional.

B. Perusahaan Internasional
Perusahaan Internasional yang dimaksudkan dalam buku ini identik dengan
istilah Perusahaan Multinasional, (Multinational Coorporationsering disingkat MNC),
atauTransnational Coorporationjuga disingkat dengan TNC), adalah merupakan
perusahaan yang beroperasi di dua Negara atau lebih. Perusahaan multinasional
biasanya terdiri dari perusahaan induk yang lokasinya berada di Negara asal, dan
lima atau enam perusahaan di luar negeri, secara khusus mempunyai hubungan
strategik
di antara unit-unit. Beberapa perusahaan multinasional mempunyai lebih dari 100
anak perusahaan tersebar di seluruh dunia.
Untuk selanjutnya istilah perusahaan internasional dan perusahaan
multinasional, serta TNC silih berganti akan digunakan dalam buku ini dengan
pemahaman yang sama.
Eiteman et al (2010) mendefinisikan Multinational Enterprise (MNE) adalah
Perusahaan multinasional, sebagai perusahaan yang memiliki anak-anak
perusahaan, cabang-cabang, dan afiliasi yang berlokasi di negara-negara lain. MNE
juga mencakup berbagai perusahaan yang bergerak dalam aktivitas-aktivitas jasa,
seperli konsultasi, akuntansi, konstruksi, hukum, periklanan, hiburan, perbankan,
telekomunikasi. dan penginapan.
MNE memiliki kantor pusat di seluruh dunia dan banyak diantaranya dimiliki
oleh gabungan pemegang saham dalam negeri dan asing. Kepemilikan sejumlah
perusahaan ini begitu tersebar secara internasional sehingga dikenal sebagai
perusahaan transnasional. Perusahaan transnasional biasanya dikelola dari
perspektif global dan bukan dari perspektif negara tunggal.
Menurut Sartono, (2001: 2-4) Perusahaan multinasional ataumultinational
Coorporationadalah perusahaan yang memproduksi dan menjual produknya didua
atau lebih negara; sehingga dalam aktivitas utamanya melibatkan lebih dari dua mata
uang yang berbeda. Pada umumnya perusahaan multinasional memiliki kantor pusat
di suatu Negara dan didukung oleh beberapa anak perusahaan di beberapa Negara.
Diantara anak perusahaan dan kantor pusatnya dihubungkan dengan sarana
telekomunikasi yang canggih guna menjamin integrasi operasi secara efektif dan
efisien.
Pengalokasian sumber daya yang terkoordinasi secara global dalam suatu
manajemen terpusat tunggal (single centralized management)membedakan
perusahaan multinasional dengan perusahaan lain yang terkait dengan bisnis
internasional. Perusahaan multinasional membuat keputusan tentang strategi
memasuki pasar, kepemilikan operasi luar negeri; dan produksi, pemasaran dan
aktivitas keuangan dengan melihat apa yang terbaik untuk perusahaan secara
keseluruhan. Perusahaan multinasional lebih menekankan kekuatan group daripada
kekuatan individu-individu dalam group.
Perusahaan domestik murni juga sering melakukan berbagai aktivitas
internasional yang signifikan. Aktivitas tersebut mencakup impor dan ekspor
berbagai
produk, komponen, dan jasa. Perusahaan domestik juga dapat memberikan izin
kepada perusahaan asing untuk melakukan bisnis mereka. Perusahaan itu juga
menghadapi persaingan asing dalam pasar domestik mereka. Mereka juga secara
tidak langsung berhadapan dengan berbagai risiko internasional melalui hubungan
mereka dengan para pelanggan dan pemasok. Oleh karena itu, para manajer
perusahaan domestik perlu memahami risiko keuangan internasional, khususnya
yang terkait dengan kurs/nilai tukar valuta asing dan risiko kredit yang terkait dengan
pembayaran perdagangan.

C. Perkembangan dan Evolusi Perusahaan Internasional


C.1. Perkembangan Perusahaan Internasional
Perkembangan perusahaan multinasional menurut Kuntjoro (2000 : 11) “
diwarnai oleh peristiwa penting dan membentuk arah ekonomi global yakni Krisis
sistem moneter Internasional (Bretton Woods), krisis utang luar negeri, krisis minyak
dan komoditas primer lainnya, munculnya negara-negara industri baru (New
Industrial Country), terjadinyacrashdi pasar modal Internasional (Oktober 1987),
bubarnya negara Uni Soviet yang diikuti dengan kecenderungan menujufree market
socialism, dan integrasi Eropa menuju Uni Moneter Eropa”.
Dasar perkembangan perusahaan multinasional dapat dibedakan menjadi
tiga atas dasar motif utama pendirian perusahaan tersebut yaitu sebagai berikut:
1.Raw materials seekers(pencari bahan mentah) adalah multinasional awal,
berperan jahat pada bisnis internasional. Tujuan perusahaan tersebut adalah
untuk mengeruk bahan yang dapat digunakan untuk membuat suatu produk di
luar negeri. Sama seperti cara modern sekarang pada perusahaan minyak dan
pertambangan multinasional, yang pertama membuat investasi besar di luar
negeri, yang memulai sejak tahun-tahun awal abad ke- 20.
2.Market Seekers(pencari pasar) adalah merupakan pola dasar pada perusahaan
multinasional yang menuju luar negeri untuk menghasilkan dan menjual dalam
pasar luar negeri, contohnya termasuk IBM, Volkswagen, dan Unilever.
Walaupun ada beberapa contoh awal pada perusahaan multinasional pencari
pasar (sepertiColt Firearms, Coca-cola, Singer, N.V.Philips danImperial
Chemicals) bagian terbesar pada investasi langsung luar negeri, yang mana
akuisisi keluar pada asset-asset fisik seperti peralatan dan bangunan,
mengambil tempat setelah Perang Dunia II.
3.Cost Minimizersadalah kategori baru pada perusahaan yang melakukan bisnis
secara internasional. Perusahaan-perusahaan ini mencari dan
menginvestasikan dalam Negara yang biaya produksinya rendah (sebagai
contoh Hongkong, Taiwan dan Irlandia) untuk menyisakan kompetitif biaya
antara Negara asal dan Negara luar. Banyak dari perusahaan-perusahaan ini
adalah industry elektronik. Contohnya Texas Intruments, Atari dan Zenith.

Menurut Madura (2003) mengungkap setidaknya ada 3 teori yang mendasari


motivasi perusahaan-perusahaan domestik melakukan ekspansi Bisnis Internasional
yakni;
1.Theory of comparative advantage(spesialisasi dari satu negara dapat
meningkatkan efisiensi produksi)
2.Imperfect markets theory(pasar untuk berbagai sumberdaya yang
digunakan untuk berproduksi bersifat “imperfect”)
3.Product Cycle Theory{perusahaan yang telah memasuki tahapan pasar
yang telah mapan (maturity cycle), dapat menambah kesempatan diluar
negeri}
Teori keuntungan komparasi, yang dikembangkan oleh David Ricardo (1817),
dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa dasar untuk melakukan perdagangan
hanya akan eksis pada setiap kasus, jika satu negara memiliki keunggulan Absolut.
Misalkan ada dua negara, yaitu Amerika Serikat dan Rusia, yang masing-masing
memproduksi Kedelai dan Vodka, dengan jumlah yang diproduksi perinput
ditunjukkan pada Tabel 1.1, sebagai berikut :
Tabel 1.1. Output Perunit input
Output per unit input
Produk US $ Rubel Rusia
Kedelai (pergantang) 20 10
Vodka (perpeti) 4 5

Berdasarkan Tabel 1.1., di Amerika Serikat, 20 gantang kedelai dan 4 peti


vodka dapat dihasilkan oleh masing-masing 1 unit input. Sedangkan di Rusia, 10
gantang kedelai dan 5 peti vodka dapat dihasilkan oleh masing-masing 1 unit input.
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa Amerika Serikat memiliki keunggulan
absolut pada produk kedelai (20 : 10), sementara Rusia memiliki keunggulan absolut
dalam produk vodka (5 : 4). Hal ini mengindikasikan adanya efisiensi produksi jika
masing-masing
negara melakukan perdagangan internasional dengan cara membandingkan
keunggulan kompartifnya masing-masing.
Jika kita mencoba untuk berpikir secara ekonomis, maka berdasarkan kasus di
atas, sebaiknya Amerika mengambil spesialisasi memproduksi 30 gantang kedelai,
di konsumsi untuk Amerika sebanyak 20 gantang dan diekspor sebanyak 10
gantang untuk Rusia. Sebaliknya Rusia memproduksi 9 peti vodka yang dikonsumsi
sebanyak 5 peti dan mengekspornya sebannyak 4 peti ke negara Amerika.
Hal inilah yang mendorong terjadinya ekspor impor dua negara, baik bahan
baku maupun produk secara efisien, akibatnya adanya keunggulan komparasi
Teori pasar yang bersifat imperfek, jika pasar suatu negara bersifat tertutup
dari perdagangan dengan negara lain, maka tidak ada bisnis internasional. Di lain
pihak, jika pasar bersifat perfect, maka faktor-faktor produksi (seperti tenaga kerja)
yang dengan mudah dapat ditransfer, tenaga kerja dan sumberdaya lainnya dapat
mengalir saat ada permintaan terhadap faktor produksi tersebut.
Faktor mobilitas yang tidak dibatasi, akan menciptakan keseimbangan dalam
biaya dan tingkat kembalian (returns) dan menggerakkan keuntungan komparasi
dalam biaya produksi, yang secara rasional memunculkan perdagangan dan
investasi internasional.
Namun demikian dalam kenyataannya kondisi pasar faktor-faktor produksi
yang bersifat perfect tidak lancar, sehingga biaya-biaya produksi seringkali dibatasi
dalam hubungannya dengan transfer tenaga kerja dan sumberdaya lainnya dalam
produksi. Oleh karena itu pasar yang bersifat imperfect menyediakan sebuah insentif
bagi perusahaan untuk mencari kesempatan di luar negeri.
Teori siklus hidup produk salah satu dari penjelasan populer mengapa
perusahaan domestik melibatkan diri menjadi perusahaan multinasional adalah teori
siklus hidup produk. Berdasarkan teori ini, perusahaan menjadi mapan di dalam
pasar dalam negerinya sebagai sebuah hasil dari beberapa persepsi keuntungan
melalui pesaing-pesaing dalam negerinya, sebab informasi mengenai pasar dan
persaingan lebih tersedia di dalam negerinya.
Permintaan pasar produk di luar negeri akan diakomodasi melalui ekspor, atau
mendirikan anak perusahaan di negara-negara yang memiliki permintaan pasar
dalam rangka mengurangi biaya transportasi.International product life cycle(siklus
hidup produk internasional) dikemukakan pada Gambar 1.1., sebagai berikut:
1. Perusahaan 2. Perusahaan 3. Perusahaan mendirikan
menciptakan mengekspor produk anak perusahaan di luar
produk untuk negeri untuk
untuk
mengakomodasi
mengakomodasi mengurangi biaya
permintaan lokal
permintaan luar transportasi
negeri

4.a. Perusahaan melakukan


differensiasi produk dari
pesaing dan/atau
mengembangkan produk
lin di 4.b. Mengeliminasi
Perusahaan di luar negeri
(anak perusahaan) yang
mengalami penurunan
bisnis akibat dari

Gambar 1.1. Siklus Hidup Produk Internasional


(Sumber : Madura, 2003)

C.2. Evolusi Perusahaan Multinasional


Perusahaan multinasional mengalami perkembangan melalui berbagai
alternatif dengan memanfaatkan globalisasi yang sedang terjadi dan masih akan
terus terjadi. Proses mengarah menjadi perusahaan multinasional dilakukan semata-
mata ingin selalu menjadi monopolis atau oligopolis dengan secara terus menerus
mencari dan mengembangkansustainable competitive advantages.Cara ini
dilakukan tidak saja menyangkut desain produk tetapi juga inovasi produk baru
sehingga produk lama menjadi usang, mencarialternatif sumber bahan baku
yang lebih murah, mengembangkan alternatif bahan
baku, promosi secara bersar-besaran, pemanfaatan jaringan
pemasaran melaluimega chain store,pengusaha dan pemanfaatan perkembangan
teknologi infornmasi, mengembangkan strategi yang semakinsophisticatedserta
penguasaan dan pengembangan kompetensi sumber daya manusia. Melalui cara-
cara semacam itu maka pesaing yang tidak mampu mengimbangi akan dengan
sendirinya keluar dari persaingan atau hanya akan menjadimarket followersaja,
sehingga perusahaan multinasional dapat mempengaruhi
pelaku yang lain secara mudah.
Memang tidak selalu bahwa perusahaan multinasional melalui tahap-tahap
konvensional yaitu mulai dengan mengekspor, memberikan lisensi, mendirikan
fasilitas produksi, atau investasi langsung di luar negeri –Foreign Direct Investment.
Masing-masing tahap tentu memiliki kelebihan dan kelemahan dan tidak jarang
perusahaan domestik menjadi perusahaan multinasional dengan cara investasi
langsung seperti halnya yang dilakukan Industri Pesawat Terbang Nasional (IPTN)
dari Indonesia yang mendirikan pabrik di luar negeri.
Terlepas dari tahap mana yang akan ditempuh untuk menjadi perusahaan
multinasional, prinsip dasar menjadi sangat penting untuk dikuasai adalah bahwa
fasilitas produksi dibeberapa negara harus fleksibel, adaptif, kecepatan dan
ketetapan. Fleksibel dalam arti bahwa fasilitas produksi dapat digunakan untuk
memproduksi berbagai produk sejenis tanpa harus melakukan penambahan
investasi yang berarti.
Faktor lain yang penting adalah bahwa sekalipun menjadi perusahaan
multinasional nampaknya memberikan beberapa manfaat karena dapat
mengeksploitasi pasar asing, tetapi harus disadari bahwa konglomerasi yang jauh
dari core businessnyasangat tidak menguntungkan untuk jangka panjang. Dengan
kata lain perusahaan multinasional harus tetap fokus padacore businessnya.Fokus
berarti tetap mempertahankan bidang dinama perusahaan dapat melakukan yang
terbaik dari berbagai segi dan mampu mengembangkan daya saing yang
berkesinambungan.
Perkembangan aliansi bisnis dan terciptanya kerjasama ekonomi seperti: GATT
(General Agreement on Tarif and Trade),AFTA (Asian Free Trade Aggreement),
NAFTA (North America Free Trade Area), dan APEC (Asia Pacific Economic
Cooperation)tidak dapat diabaikan oleh manajer global. Terciptanya blok-blok
perdagangan tersebut memberikan tekanan tersendiri dalam strategi persaingan
antar negara dan antar blok ekonomi.
Perkembangan lain yang menarik adalah bahwa negara-negara ASEAN yang
pada tahun 2015 yang terdiri dari 10 negara ASEAN yakni; Indonesia, Malaysia,
Philipina, Brunei Darussalam, Singapura, Thailand, Vietnam, Laos, Kamboja, dan
Myanmar, telah memberlakukan 4 cetak biru dariAsean Economic Community(AEC),
atau dalam bahasa Indonesi yakni Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
Adapun ke 4 cetak biru MEA antara lain: (a) menujusingle marketdanproduction
base(arus perdagangan bebas untuk sektor barang, jasa, investasi, pekerja trampil,
dan modal, (b) menuju penciptaan kawasan ekonomi regional Asean yang berdaya
saing tinggi (regional competition policy), action plan, infrastructure development ICT,
energy coorporation, taxation, dan pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM),
(c)
menuju satu kawasan dengan pengembangan ekonomi yang merata (region of
equitable economic development) melalui pengembangan UKM dan program-
programInitiative for Asean Integration(IAI), (d) menuju integrasi penuh pada
ekonomi global (pendekatan yang koheren dalam hubungan ekonomi eksternal serta
mendorong keikutsertaan dalamglobal supply network.
Demikian juga sudah mulai memikirkan untuk menggunakan mata uang tunggal
seperti halnyaEuro currency.Meskipun proses itu diperkirakan masih memerlukan
waktu yang panjang tetapi dapat saja diperoleh terobosan baru sehinga penggunaan
mata uang tunggal dapat dipercepat. Integrasi pasar dunia sebagai kelanjutan dari
proses globalisasi masih akan terus berlangsung dan bagi manajer global serta
pengambil kebijakan tidak ada pilihan lain kecuali menerima integrasi tersebut atau
tertinggal oleh integrasi pasar dunia dan menjadi sekedar penonton saja.

D. Perbedaan Antara Manajemen Keuangan dan Manajemen


Keuangan Internasional

Pada prinsipnya manajemen keuangan internasional memiliki dan


menggunakan prinsip dasar yang sama dengan manajemen keuangan
ataucorporate finance.Tiga bidang utama dalamcorporate financelebih ditekankan
untuk perusahaan domestik yang tidak menghadapi risiko perubahan nilai tukar
atauforeign exhange riskdalam kegiatan.
Disamping itu karena perusahaan domestik hanya melibatkan satu mata uang
dan meskipun memiliki anak perusahaan tetapi masih berada dalam satu negara
maka tidak terjadi masalah perpajakan dan akuntansi khususnya dalam pembuatan
laporan keuangan rekonsiliasi. Namun demikian baik manajemen keuangan maupun
manajemen keuangan internasional keduanya memiliki tujuan nirmatif yang sama
yaitu memaksimumkan kemakmuran pemegang saham melalui maksimisasi nilai
perusahaan. Maksimisasi nilai perusahaan dapat dicapai dengan memaksimumkan
harga saham perusahaan.
Secara garis besar ruang lingkup bahasan dalam manajemen keuangan
internasional adalah:
- lingkungan Manajemen Keuangan Internasional
- Pasar Valuta Asing
- Mengukur dan Manajemen Eskposur Mata Uang Asing
- Analisis Investasi Langsung
- Manajemen Operasi Multinasional
- Perbankan Internasional dan Topik Khusus.

Eiteman et al (2010) mengutarakan tentang perbedaan utama antara


manajemen keuangan domestik dan internasional. Perbedaan tersebut mencakup
institusi, nilai tukar mata uang/valuta asing, dan risiko politik, serta modifikasi yang
diperlukan terhadap teori dan instrumen keuangan. Manajemen Keuangan
internasional memerlukan pemahaman tentang perbedaan budaya, sejarah, dan
institusional dengan pengaruh potensialnya terhadap tata kelola perusahaan
(corporate governance). Meskipun baik perusahaan domestik maupun perusahaan
mutlinasional pasti menghadapi risiko nilai tukar valuta asing, perusahaan
multinasional sendiri menghadapi risiko unik tertentu yang biasanya tidak
mengancam operasi domestik, seperti risiko politik. Perusahaan multinasional juga
menghadapi tugas lain yang dapat diklasifikasikan sebagai perpanjangan dari teori
keuangan domestik.
Sebagai contoh, pendekatan domestik biasa terhadap biaya modal, sumber
utang dan ekuitas. penganggaran modal, manajemen modal kerja, perpajakan, dan
analisis kredit perlu dimodifikasi untuk mengakomodasi kompleksitas asing.
Selanjutnya, sejumlah instrumen keuangan yang digunakan dalam manajemen
keuangan domestik telah dimodiflkasi untuk digunakan dalam manajemen keuangan
internasional. Contohnya adalah opsi (options) danfuturevaluta asing, swap tingkat
bunga dan valuta asinginterest rateandcurrency swaps), sertaletters of credit.
Perbedaan Keuangan Multinasional dengan Keuangan Domestik dapat
diilustrasikan pada Tabel 1.2, sebagai berikut :
Tabel 1.2. Perbedaan Keuangan Multinasional dan Domestik
No Konsep Keuangan Multinasional Keuangan Domestik
1 Budaya, sejarah dan institusi Setiap negara asing bersifat unik dan Setiap negara memiliki dasar kasus
tidak selalu dimengerti oleh yang telah diketahui
manajemen perusahaan multinasional
2 Tata kelola perusahaan Peraturan dan praktek institusi negara Peraturan dan institusi diketahui
asing semuanya berbeda secara unik dengan baik
3 Risiko nilai tukar Perusahaan multinasional Risiko nilai tukar dari ekspor/impor dan
menghadapi risiko nilai tukar, karena persaingan luar negeri (tidak ada anak
anak perusahaannya dari perusahaan)
ekspor/impor serta para pesaing
asing
4 Risiko politik Perusahaan multinasional Risiko politik hampir tidak ada
menghadapi risiko politik, karena
anak perusahaan asing mereka dan
sifat perusahaan multinasional yang
terkenal
5 Modifikasi teori keuangan Perusahaan multinasional harus Teori keuangan tradisional berlaku
domestik memodifikasi teori keuangan seperti;
Capital BudgetingdanCost of Capital,
karena kompleksitas asing
6 Modifikasi instrumen Perusahaan multinasional Penggunaan terbatas instrumen dan
keuangan domestik menggunakan instrumen keuangan derivatif keuangan, karena risiko nilai
yang dimodifikasi seperti; opsi, futures, tukar valas dan politik yang lebih kecil
swap dan letter of credit
(Sumber : Eiteman et al, 2010)

E. Tujuan dan Manfaat Manajemen Keuangan Internasional


Tujuan normatif yang ingin dicapai adalah memaksimumkan kemakmuran
pemegang saham ataumaksimize shareholder wealth.Maksimisasi kemakmuran
pemilik atau pemegang saham perusahaan akan dicapai melalui maksimisasi nilai
perusahaan. Sedangkan nilai perusahaan akan maksimum juga harga saham
maksimum. Tentu saja tujuan ini didasarkan pada asumsi bahwa pasar modal efisien
yang berarti alokasi dana dilakukan secara efisien dan harga saham selalu
mencerminkan keuntungan yang diharapkan oleh investor dan risiko investasi.
Pasar modal dikatakan efisien jika harga saham secara instan merefleksikan
seluruh investor/pelaku pasar yang dapat secara konsisten memperoleh keuntungan
dengan memanfaatkan informasi personal.
Perusahaan tidak mungkin memaksimumkan kemakmuran pemegang saham
tanpa memaksimumkan

E.1. Manfaat Mempelajari Keuangan Internasional


Pengetahuan tentang keuangan internasional membantu dalam dua hal
penting. Pertama, membantu manajer keuangan memutuskan bagaimana pengaruh
kejadian internasional pada perusahaan dan langkah apa yang dapat diambil untuk
memanfaatkan perkembangan positif dan mengisolasi perusahaan dari
perkembangan yang merugikan. Kedua, membantu manajer mengantisipasi
kejadian dan membuat keputusan yang menguntungkan sebelum kejadian itu
terjadi.
Alasan meningkatnya arti penting Perdagangan Internasional. Ada dua alasan
pokok mengapa perdagangan internasional tumbuh dengan cepat dalam hubungan
dengan aktivitas ekonomi secara keseluruhan
a. Liberalisasi perdagangan dan investasi telah terjadi melalui penurunan tarif,
kuota, pengendalian mata uang dan hambatan arus barang dan modal
internasional lainya.
b. Penyempitan ”ruang ekonomi” yang belum pernah terbayangkan sebelumbya
telah terjadi melalui perbaikan pada teknologi kumunikasi dan transportasi
yang sangat pesat dan berakibat pada pengurangan biaya.

E.2. Manfaat perdagangan internasional


Manfaat utama perdagangan internasional adalah meningkatkan kemakmuran,
yaitu dengan memberikan kesempatan kepada setiap Negara untuk
mengkhususkan diri dalam memproduksi barang dan jasa yang relative efisien.

F. Bisnis Global
F.1. Bisnis Internasional
Bisnis internasional adalah segala aktivitas bisnis yang melewati batas-batas
wilayah suatu Negara. Pelaku bisnis yang terlibat dalam bisnis internasional dapat
perorangan, swasta, pemerintah, atau campuran. Ada dua macam pengolongan
bisnis internasional. Pertama, berdasarkan jenis aktivitas bisnisnya, bisnis
internasional dapat digolongkan dalam empat jenis :
1. perdagangan luar negeri, yaitu aktivitas ekspor impor barang
2. perdagangan jasa, seperti jasa asuransi, perbankan, hotel, konsultan, travel dan
transportasi
3. Investasi portofolio, pembelian obligasi/saham dalam negeri oleh
orang/perusahaan asing, tanpa kontrol manajemen.
4. investasi langsung, sering disebut Penanaman Modal Asing (PMA) atauForeign
Direct Investment(FDI). (Khambata dan Ajami, 1992)

Penggolongan bisnis internasional yang kedua berdasarkan tahapan


evolusioner perkembangan perusahaan (Higgins dan Vincze, 1994).
F.2. Berbagai Metode Go Internasional
Suatu perusahaan yang bermaksud melakukan ekspansi usahanya ke luar
negeri dapat menempuh beberapa alternatif metode sebagai berikut:

1. Ekspor
Aktivitas ekspor adalah bentuk keterlibatan perusahaan dalam bisnis
internasional yang paling sederhana. Perusahaan menggunakan kapasitas produksi
domestik yang dimilikinya untuk produksi, distribusi, administrasi dan
mengalokasikan sejumlah produksi dalam negeri tertentu untuk pasar luar negeri.
Mekanisme aktivitas ekspor memerlukan hal-hal berikut ini :
1) izin dari pemerintah dalam negeri (misalnya untuk produk makanan, teknologi
dan beberapa produk yang penting dipandang dari keamanan nasional)
2) jaminan transportasi yang dapat dipercaya dan asuransi transit
3) dipenuhinya persyaratan-persyaratan yang diminta negara pengimpor, seperti
pembayaran bea cukai, deklarasi, dan pengawasan.

2. Lisensi
Melalui lisensi (licensing),suatu perusahaan pemberi lisensi menghibahkan
beberapa hak (intengibel rights)kepada perusahaan asing, yang meliputi pemberian
hak untuk memproses, hak paten, program, merek, hak cipta, atau keahlian. Intinya,
penerima lisensi membeli kekayaan milik perusahaan lain dalam bentuk
pengetahuan (know how)atau riset dan pengembangan. Pemberi lisensi dapat
memberikan lisensi hak-hak khusus ini secara eksklusif kepada suatu perusahaan
atau beberapa perusahaan.

c. Franchising
Franchisinghampir sama dengan pemberian lisensi. Bedanya, selain
menghibahkan izin penggunaan nama, proses, metode, atau merek, perusahaan
membantu penerima franchise dalam operasi dan atau pasok bahan mentah.
Pemberi franchisebiasanya lebih memiliki kontrol terhadap kualitas produk daripada
hanya memberikan lisensi. Sama dengan lisensi, penerima franchise membayar
sejumlah komisi dan sebagian tertentu dari penjualan/penerimaan yang
diperolehnya kepada perusahaan pemberifranchise.
Contoh perusahaan pemberifranchiseadalah perusahaan jasa dan restoran,
khususnyafast-fooddan minuman ringan, sepertiMc Donald, Kentucky Fried
Chicken, Pizza Hut, Holiday Inn, Hilton.
Manfaat utama bagi perusahaan pemberifranchiseeadalah meningkatnya
penerimaan dan perluasan nama merek produk, serta perluasan pasar. Kelemahan
utama metode ini sama seperti lisensi, yaitu : bagaimana mengatasi masalah kontrol
terhadap kualitas dan standar operasi. Kesulitan lain adalah perlunya melakukan
sedikit adaptasi terhadap produk atau jasa yang sudah distandardisasi.

4. Kontrak Manajemen
Kontrak manajemen terjadi bila suatu perusahaan menyewakan keahliannya
atau pengetahuannya kepada pemerintah atau perusahaan luar negeri dalam
bentuk orang yang datang kepada pemerintah/perusahaan dan mengelola
kepentingan mereka. Metode semacam ini sering digunakan bila terjadi
nasionalisasi oleh pemerintah, atau bila operasi perusahaan berada dalam kesulitan.

5. Kontrak Manufaktur
Dalam kontrak manufaktur,Trans National Coorporation(TNC), atau
perusahaan multinasional melakukan kontrak dengan mitra lokalnya dalam jasa
manufaktur. Boleh dikata, kontrak ini semacam integrasi vertikal. Namun TNC tidak
mendirikan lokasi produksi sendiri, melainkan melakukan subkontrak produksi yang
dapat berupa :
a. kontrak produksi penuh, dimana pabrik lokal memproduksi barang untuk dijual
dengan nama sama seperti pabrik asalnya
b. kontrak jasa manufaktur parsial, seperti merakit barang atau memproduksi
komponen.

6. Investasi Langsung
Sama seperti metodego internationalyang lain, investasi asing dapat berupa:
(1) patungan, bila risiko dan keuntungan dibagi dengan mitra lokalnya, (2)
mendirikan cabang yang dimiliki penuh, di mana TNC memiliki kesempatan untuk
meraup keuntungan sekaligus menanggung sendiri seluruh risiko.
Banyak TNC memilih melakukan investasi langsung setidaknya karena tiga
alasan. Pertama, memperoleh akses terhadap pasar yang lebih besar. Kedua,
mengambil keuntungan atas perbedaan biaya di pasar luar negeri. Ketiga, sebagai
strategi bertahan untuk menghadapi gerakan pesaing utamanya atau untuk
mengikuti ”pemimpin pasar” (market leader)yang memasuki pasar baru.

7. Patungan (Joint Ventures)


Patungan adalah kerja sama bisnis di mana satu atau lebih perusahaan
bergabung bersama untuk mendirikan beberapa jenis operasi. Patungan dapat
dilakukan antara dua TNC, suatu TNC dengan pemerintah, atau suatu TNC dengan
pelaku bisnis lokal. Bila terdapat lebih dari dua pemrakarsa dalam perjanjian
patungan disebut operasikonsorsium.
Tiap pihak dalam patungan menyumbang modal, ekuitas, atau kekayaan.
Pemilik dalam patngan tidak selalu 50-50, dan dapat bervariasi tergantung dari
jumlah yang disumbangkan masing-masing pihak dalam usaha patungan tersebut.

8. Cabang yang Dimiliki Penuh


Dengan mendirikan cabang di luar negeri yang dimiliki penuh, suatu
perusahaan dapat menjaga kontrol menyeluruh terhadap pemasaran, penentuan
harga, keputusan produksi, dan mempertahankan kelebihan teknologi. Akibatnya,
perusahaan juga berhak mendapatkan 100% laba yang ditimbulkan oleh cabangnya
di luar negeri. Risiko yang dihadapi perusahaan sama dengan yang dihadapi bila
beroperasi di dalam negeri, namun masih ditambah dengan risiko khusus
sehubungan dengan aktivitas bisnis internasional, seperti kemungkinan
dinasionalisasi, keterbatasan melakukan repatriasi keuntungan, UU dan peraturan
lokal termasuk ketentuan mempekerjakan karyawan dan manajer lokal.

9. Operasi Global
Suatu perusahaan yang melakukan globalisasi operasi akan dapat
mengambil peluang bisnis yang terjadi di seluruh dunia dan tidak terbatas pada
sektor tertentu. Banyak perusahaan yang telah melakukan globalisasi usahanya
secara substansial karena percaya bahwa konsumen di seluruh dunia semakin
sama dalam tujuan dan persyaratan terhadap produk berikut atributnya.
10. Investasi Portofolio
Investasi portofolio dapat berupa investasi dalam bentuk surat-surat berharga
yang dapat diperjualbelikan di pasar internasional, seperti uang, obligasi, surat
dagang, sertifkat deposito, dan saham; dapat pula berupa investasi dalam rekening
bank di luar negeri ataupun pinjaman luar negeri. Bedanya dengan investasi
langsung, investasi portofolio tidak menghendaki kehadiran produk atau karyawan
perusahaan di luar negeri.
Investor yang memutuskan untuk membeli surat berharga (menginvestasikan
uang ke luar negeri) didorong oleh beberapa alasan, terutama: (1) melakukan
diversifikasi portofolionya diantara berbagai pasar dan lokasi, (2) untuk memperoleh
keuntungan yang lebih tinggi, (3) menghindari risiko politik (political risks), (4)
berspekulasi di pasar valuta asing.

F.3. Risiko Perdagangan Internasional


Risiko yang paling nyata dari perdagangan internasional dibandingkan dengan
perdagangan domestik ditimbulkan oleh adanya ketidakpastian kurs. Perubahan
kurs yang tak terduga memiliki dampak penting pada penjualan, harga, dan laba
ekportir dan importer.
Risiko perdagangan internasional yang lain adalah risiko Negara (country risk).
Mencakup risiko tidak terbayarnya ekspor perusahaan sebagai akibat perang,
revolusi, atau peristiwa politik dan sosial lainnya. Risiko Negara, yang berlaku bagi
investasi asing dan kredit perdagangan, timbul karena sulit untuk menggunakan jalur
hokum atau menyita asset bila pembeli berada pada yurisdiksi politik yang berbeda.
BAB II
PENGELOLAAN SISTEM KEUANGAN INTERNASIONAL

A. Pendahuluan
Perusahaan Internasional/multinasional (Multinational Corporation, MNC)
mempunyai satu karakteristik yang unik, yaitu mampu memindahkan dana dan
keuntungan di antara unit-unitnya melalui mekanisme transfer keuangan internal.
Transaksi keuangan internal sudah menjadi tindakan yang umum dilakukan oleh
perusahaan multinasional dalam operasi internasionalnya, khususnya pada situasi
ketatnya pertukaran produk, jasa dan modal internasional.
Setelah membaca bab ini diharapkan pembaca dapat memahami manfaat, biaya
dan kendala yang dihadapi dalam sistem keuangan multinasional. Selanjutnya
pembaca dapat mengidentifikasi kondisi yang bagaimana untuk memaksimalkan
nilai perusahaan, melakukan evaluasi dalam pencarian channel transfer uang dan
keuntungan dan terakhir dapat mendesain pengelolaan dan secara internasional.

B. Nilai Dari Sistem Keuangan Multinasional


Munculnya jaringan keuangan MNC berasal dari banyaknya perbedaan
sistem pajak dan biaya pada berbagai negara serta hambatan-hambatan yang
berhubungan dengan transfer keuangan internasional. Kemampuan untuk
mentransfer dana dan merelokasi keuntungan secara internal menyebabkan MNC
mempunyai beberapa jenis arbitrase, yaitu:
1. Arbitrase pajak (tax arbitrage), di mana MNC dapat mengurangi beban pajak
dengan memindahkan keuntungan dari unit operasi yang berlokasi negara
dengan pajak tertinggi ke negara dengan pajak rendah. Atau dapat disebut
melakukan perubahan dari posisitax payingketax losses.
2. Arbitrase pasar keuangan (financial market arbitrage). Dengan mentransfer dana
di antara unit-unit operasinya, suatu MNC dapat menghindariexchange control,
menerima keuntungan yang tinggi dari kelebihan dana, mengurangi biaya
pinjaman dan mengalirkan dana ke unit-unit operasi yang kekurangan modal.
3. Arbitrase sistem regulasi (regulatory system arbitrage). Arbitrase semacam ini
dilakukan jika keuntungan subsidiary atau unit operasi dipengaruhi oleh regulasi
atau tekanan dari serikat buruh. Kemampuan untuk menyembunyikan
profitabilitas
yang sebenarnya, dengan merelokasikan keuntungan di antara unit-unit
operasinya memberikan keuntungan bagi MNC dalam bernegosiasi.
Kemungkinan arbitrase yang keempat adalah kemampuan untuk mengizinkan
afiliasinya untuk mengatasi pengaruh pengendalian kredit atau pengawasan
operasinya.

C. Mekanisme Aliran Dana Antar Perusahaan


C.1. Biaya dan Manfaat
Saluran-saluran yang berbeda yang digunakan oleh MNC untuk memindahkan
uang dan keuntungan secara internasional meliputi: transfer pricing, fee and royalty
adjustment, leading and lagging, inter-company loans, dividend adjustment dan
investasi dalam bentuk hutang atau modal sendiri.

C.2. Faktor-faktor Pajak


Pembayaran pajak total dan transfer dana antar perusahaan tergantung pada
kebijakan pajak di negara tuan rumah dan penerima dana. Host country biasanya
mempunyai dua tipe pajak yang secara langsung mempengaruhi pajak pendapatan
dan dividen, bunga, serta fee dari pengiriman uang.
Negara-negara penerima dana mengenakan pajak terhadap dana yang
dikirimkan dari luar negeri. Perusahaan multinasional dengan daya tawar yang
dimiliki dapat memintahost countryuntuk memberikan pembebasan pajak. Hal
semacam ini tidak dimiliki oleh perusahaan domestik. Terlebih lagi bagi dunia ketiga
atau negara berkembang, perusahaan asing bagaikan raja yang disanjung-sanjung
dengan segala fasilitas kemudahan.
Kegunaantransfer pricingyang paling penting meliputi: pengurangan pajak,
pengurangan tarif, dan penghindaranexchange control.Transfer pricejuga bisa
digunakan untuk meningkatkan bagian MNC padaprofitdanjoint venturedan
menyembunyikan profitabilitas sebenarnya dari suatu afiliasi. MNC dapat mengurangi
pajak dengan menggunakan transfer price dengan cara memindahkan keuntungan
dari negara dengan tingkat pajak tinggi ke negara dengan tingkat pajak rendah.
Misalnya unit A menjual ke unit B, maka: jikap ajak di negara A lebih tinggi dari
pada pajak di negara B (tA > tB), gunakantransfer priceyang serendah mungkin.
Tetapi jika pajak di negara A lebih rendah dari pada pajak di negara B (tA < tB),
gunakantransfer priceyang setinggi mungkin. Saudara mungkin menyimpan
pertanyaan apa yang dimaksud dengantransfer pricing. Pada prinsipnya segala
bentuk alokasicostadalahtransfer pricing. Namun demikian terminologi yang umum
untuk transfer pricing adalah penetapan harga oleh satu entitas bisnis terhadap
entitas bisnis lain dalam satu lingkup perusahaan holding.
Transfer pricing diilhami oleh adanya potensi untuk menghemat pajak akibat
perbedaan tarif pajak di dua atau lebih negara. Dengan demikianholding company
yang memiliki lebih dari satu afiliasi dapat menghemat pajak dengan melakukan
praktektransfer pricing. Hal semacam ini tidak dapat dinikmati oleh perusahaan
domestik meskipun memiliki banyak anak perusahaan di propinsi yang berbeda.
Karena masih dalam satu sistem perpajakan nasional.
Dengan adanya tarif, pembuatan keputusantransfer priceyang optimal menjadi
lebih sulit. Pada umumnya, jika tarif lebih tinggi dari perbedaan tingkat pajak,
sebaiknya digunakantransfer priceyang rendah. Demikan juga sebaliknya. Dalam hal
ini, terdapat beberapa biaya yang harus diperhatikan akibat penggunaan harga
transfer untuk mengurangi pajak. Jika harga transfer terlalu tinggi, otoritas pajak di
negara Pembeli akan kehilangan pendapatan pajak.
Jika harga transfer terlalu rendah, kedua negara di mana unit-unit tersebut
berada akan ikut campur. Negara di mana afiliasi A berada akan memandangnya
sebagai penghindaran pajak sedangkan negara di mana afiliasi B berada akan
memandangnya sebagai tindakan dumping. Kebanyakan pemerintah di berbagai
negara memiliki peraturan mengenai harga transfer. Biaya-biaya tersebut dapat
berupalegal fee, executive timedan penalty.
Perlu diingat bahwa apabila penerapantransfer pricesemata-mata hanya untuk
menghidari pajak dan paraktek dumping, akibatnya menjadi sangat serius.
Perusahaan akan dikenai sanksi yang berat. Oleh sebab itu perusahaan induk harus
hati-hati benar terhadap praktektransfer pricingini.
Perusahaan harus mengetahui betul aturan main di negara lain, boleh tidaknya
perusahaan melakukan transfer price dan metode mana yang diakui dapat
diterapkan. Setiap negara pasti memiliki kepentingan melindungi industri dan pasar
domestiknya dari membanjirnya produk asing.
Terdapat beberapa metode untuk melakukan arm’s length pricing, atau transfer
pricing antar entity bisnis yaitu:
1.Cost plus method. Metode transfer pricing ini adalah metode penentuan harga jual
kepada entitas bisnis dengan menambah profit margin ke harga pokok
produksinya dan disesuaikan dengan penyesuaian yang diperlukan. Jaditransfer
price = cost (1 + % Markup). Besar kecilnya markup dipengaruhi oleh entitas
permintaan produk. Adapuncosttersebut dapat menggunakanstandard fullatau
variable cost. Yang dimaksud denganstandard costadalahcostsesuai dengan
anggaran untuk level output tertentu. Standardcosttersebut lebih mudah bagi
perusahaan untuk memperkirakannya.
2.Comparable uncontrolled price method. Menurut metode ini, harga transfer
disusun berdasarkan harga referensi yang digunakan oleh pihak/perusahaan lain
yang sejenis. Secara prinsipil metode ini merupakan metode yang paling cocok
untuk digunakan. Namun dalam praktiknya kuantitas, kualitas, merk, skala
penjualan, segmen pasar dan geografis susah untuk dibandingkan. Terlebih lagi
merk, yang sulit untuk mencari penyesuaiannya dalam perbandingan.
3.Resale price method. Dengan metode ini,arm’s length priceuntuk produk yang
dijual kembali oleh tangan kedua ditentukan oleh harga pengurangan dari harga
yang ditetapkan oleh Pembeli independen dengan ditambah denganmark-up.
Metode ini sering digunakan pada bidang pemasaran.Arm’s length price = resale
price (1 - %Markup). Cara semacam ini diharapkan memungkinkan masing-
masing distributor dapat memperoleh profit yang setara.
4.Cost-plus method. Melalui pendekatan ini harga ditentukan dengan menambakan
sejumlah tertentumark-updari biaya yang dikeluarkan. Metode ini biasanya
digunakan pada pemberian harga produk setengah jadi atau produk dari
subkontraktor.
5.Another appropriate method. Metode lain ini digunakan apabila tidak mungkin
menggunakan salah satu dari ketiga alternatif tersebut. Sebagai contohrate of
return on investmentatauequitydapat pula digunakan untuk penentuanstandar
transfer price. Jaditransfer price= AVC + (TFC/S) + [r x (E/S)]. AVC adalah biaya
variable rata-rata, TFC adalah total biaya tetap, S adalah unit output atau
penjualan, (TFC/S) adalah biaya tetap rata-rata, r adalah ROE atau ROI
sedangkan E adalahequityyang digunakan. MetodeBottom linetersebut adalah
diperlukannya informasi akurat tentang cost. Hampir-hampir tidak mungkin
menerapkan metode ini jika tidak cukup informasi tentang cost per unitvariable
danfixed.
C.3. Exchange Control
Transfer pricejuga dapat menimbulkan masalah bila salah satu afiliasi melakukan
joint venturedengan satu atau lebih mitra. Mitra-mitra tersebut akan mencurigai
bahwatransfer pricingyang digunakan adalah untuk memindahkan keuntungan dari
joint venturetersebut. Maka sebaiknya penentuantransfer priceperlu dilakukan
sebelum melakukanjoint venture. Setiap negara tentu memiliki aturan tersendiri yang
mengatur tentang praktek penetapan harga agartransfer pricingtidak dipandang
melakukan dumping oleh negara lain atau hanya sekedar ingin menghindari pajak.

C.4. Menyembunyikan Profitabilitas


MNC dapat menggunakantransfer pricinguntuk menyembunyikan profitabilita
yang sebenarnya, yaitu dengantransfer priceyang tinggi dari suatu afiliasi ke afiliasi
yang lain, dan bisa juga untuk menetapkan harga yang tinggi. Akibatnya tingkat
keuntungan akan rendah dan bisa dijadikan alasan untuk membayar upah yang
rendah oleh suatu afiliasi.
Transfer pricingakan mempengaruhi laporan keuntungan dari suatu unit dan
menciptakan kesulitan untuk mengevaluasi kinerja manajerial, bila berdasarkan
prestasi tingkat keuntungan.

C.5. Fee dan Royalty


Jasa-jasa manajemen, seperti konsultasi,overhead, paten dan merek dagang,
tidak memiliki acuan harga pasar. Akibat kesulitan tersebut maka digunakanfeedan
royaltysebagai bayaran untuk menggunakan faktor-faktor produksi yangintangible
tersebut.Transfer priceuntuk jasa atauaset intangibledikenai pajak danexchange
controlsepertitransfer priceuntuk produk-produk biasa.
Pendekatan yang digunakan untuk menetapkanfeedanroyaltyadalah dengan
menetapkan jumlah total tertentu pengirimanfeedari operasi cabang-cabangnya,
biasanya berdasarkan pada alokasi pengeluaran korporasi, kemudian menetapkan
porsi bayaran masing-masing sesuai dengan penjualan dan aset cabang tersebut.

C.6. Leading dan Lagging


Kegunaan yang paling penting dari pemindahan likuiditas antar afiliasi adalah
untuk mempercepat (leading) atau memperlambat (lagging) pembayaran antar
afisliasi dengan memodifikasi jangka waktu kredit. Jadi misalkan afiliasi A yang
menjual barang senilai Rp100 juta ke afiliasi B dengan tempo pembayaran 90 hari
secara kredit.
Konsep dasarnya adalah kumpulkan semua pembayaran di negara dimana
bunga depositonya paling tinggi, dapat dengan cara dipercepat atau ditunda
tergantung dimana uang itu berada. Alternatif lain berikan pinjaman kepada afiliasi
lain dimana baya utangnya paling tinggi, dengan demikian dapat menghemat biaya
bunga secara keseluruhan.

C.7. Pemindahan Likuiditas


Kegunaan dari leading dan lagging bergantung pada opportunity cost dari unit-
unit yang membayar dan yang menerima. Suatu afiliasi yang berada dalam keadaan
surplus dapat menginventasikan kelebihan dana tersebut pada tingkat bunga
simpanan lokal yang berlaku. Jika afiliasi tersebut memerlukan modal kerja,
pembayaran yang diterima dapat digunakan untuk mengurangi pinjamannya. Jika
unit yang membayar memiliki kelebihan dana, afiliasi tersebut kehilangan dana yang
dapat diinvestasikan pada tingkat bunga simpanan yang berlaku. Jika kondisinya
defisit, maka harus meminjam pada tingkat bunga yang berlaku. adapun leading dan
lagging memiliki berberapa keuntungan di antaranya:
Tidak perlu digunakan nota hutang dan jumlah kredit dapat disesuaikan dengan
jalan memperpendek atau memperpanjang jangka waktunya.
Pemerintah kurang suka mencampuri account pembayaran intra perusahaan dari
pada account pada pinjaman langsung.

C.8. Pinjaman Antar Perusahaan (Intercompany Loans)


Intercompany loanlebih bermanfaat bagi perusahaan dari pada transaksi lain
hanya jika sekurang-kurangnya terdapat hambatan-hambatan pasar seperti:
rasionalisasi kredit, kontrol mata uang, dan ada perbedaan tingkat pajak antar
negara. Ada tiga tipeintercompany loan, yaitu:
a.Direct loan: yaitu pemberian kredit langsung dari induk perusahaan kepada afiliasi
atau antar afiliasi. Sebagai contoh IBM di Amerika memberikan pinjaman
langsung kepada afiliasi yang ada di Indonesia. Pemberian kredit semacam ini
menghadapi risiko yang besar terutama jika ada pengendalian devisa oleh
Indonesia.
b.Back-to-back loan: yaitu pendanaan dimana induk perusahaan mendanai afiliasi
atau anak perusahaan yang berlokasi di negara-negara yang tingkat pajaknya
tinggi, ada keterbatasan pasar modal, ada ancaman kontrol mata uang, atau bila
dilakukan pembedaan pajak terhadap pinjaman dari industri keuangan.
Prosesnya adalah perusahaan induk menyimpan dana di bank negaranya yang
selanjutnya simpanan tersebut dipinjamkan kepada subsidiary di negara tujuan
atau dijadikan jaminan. Sementara itu kelebihan-kelebihanback-to-bak loanbisa
menghemat biaya dalam bentuk pajak yang lebih rendah.
Negara-negara tertentu menerapkan tingkat pajak yang berbeda antara bunga
yang dibayarakan kepada perusahaan induk dan bunga yang dibayarkan
kepada institusi keuangan. Back-to-back loanbisa menghemat biaya dalam
bentuk pajak yang lebih rendah.
Jika diterapkan kontrol mata uang, pemerintah biasanya mengizinkan
subsidiary untuk mematuhi skedul amortisasi pinjaman dari bank
mutinasional. Karena jika dilakukan penghentian pembayaran bunga akan
mempengaruhi kredit negara tersebut. Dengan kata lainback to back loanini
dimanfaatkan oleh perusahaan multinasional yang menghadapi kendala
pembatasan transfer dividen,royaltyatau bahkan ancaman nasionalisasi.
Sekali lagi kecil kemungkinan negara akan membatasi pembayaran utang
swasta, sementara transfer royalty dan dividen dapat saja dibatasi jumlahnya
oleh pemerintah setempat. Sebagai contohGeneral Electric(GE) di Amerika
memberi pinjaman kepada afiliasi di Indonesia. Pemberian pinjaman itu
dilakukan dengan cara GE di Amerika menempatkan dananya di Citibank.
Kemudian Citibank memberikan fasilitas kredit atas jaminan uang dari induk
perusahaan di Amerika. Cara semacam ini digunakan untuk menghindari
kontrol devisa. Alasannya adalah bahwa kecil kemungkinan Indonesia untuk
melarang afiliasi GE di Indonesia untuk tidak membayar utangnya kepada
Citibank.
c.Paralel loan: adalah metode repartriasi dana terhambat yang efektif, menghidari
exchange control, menghindari tambahanexchange rateakibat intervensi di luar
negeri. Atau dapat memperoleh pembelanjaan mata uang asing, pada tingkat
bunga yang menarik. Sebagai contoh General Motor di Amerika memiliki afiliasi
atau anak perusahaan di Indonesia. Begitu juga dengan Astra Motor Company
juga memiliki anak perusahaan di Amerika. GM Indonesia memerlukan
pendanaan dalam bentuk rupiah sementara Astra Amerika memerlukan
pendanaan dalam bentuk dollar. Kedua induk perusahaan dapat melakukan
perjanjian untuk saling memberikan pinjaman. GM Amerika memberikan
pinjaman kepada Astra Amerika,
sementara Astra Motor di Indonesia memberikan pinjaman kepada GM Indonesia.
Jadi ada pinjaman parallel antara kedua perusahaan.

C.8. Dividen
Bentuk dividen sangat penting dalam transfer dana dari afiliasi luar negeri induk
perusahaan. Faktor-faktor yang diperhatikan MNC ketika memutuskan pembayaran
dalam bentuk dividen oleh afiliasi-afiliasinya adalah: pajak, efek laporan keuangan,
exchange risk, kontrol mata uang, persyaratan pembiayaan, keterbatasan dan biaya
dana, dandividend payout ratioinduk perusahaan.Dividend payout ratiosering
berperan penting dalam menentukan dividen yang akan diterima dari luar negeri.
Selain itu faktor biaya modal juga menjadi pertimbangan utama apakah pembayaran
dividen perlu dilakukan atau tidak. Pedoman umum yang dapat digunakan adalah
membiarkan dana ditempatkan di negara yang mengalami kekurangan dana
sementara bunganya mahal. Atau jika terdapat kelebihan dana maka seharusnya
ditempatkan di negara yang bunga depositontya paling tinggi.

D. Persyaratan Pembiayaan
Manfaat dari memindahkan dana dalam bentuk dividen tergantung pada
perbedaanopportunity costdari unit-unit perusahaan. Afiliasi yang harus meminjam
dana karena kekurangan dana, biasanya mempunyai opportunity cost yang lebih
tinggi dari afiliasi yang kelebihan kas. Selain itu, dijumpai pula keadaan, ada
subsidiary yang mempunyai akses ke sumber keuangan yang murah, sedangkan
yang lain tidak punya sumber dana dan hanya bisa meminjam pada tingkat bunga
yang tinggi.
Yang dilakukan induk perusahaan adalah menetapkan dividen payout rate yang
tinggi terhadap subsidiary yang mempunyai opportunity cost yang relatif rendah dan
dividen payout rateyang rendah untuk unit-unit yang harus meminjam dengan biaya
yang tinggi.

D.1. Exchange Control


Negara-negara yang mempunyai masalah dalam neraca pembayarannya akan
menghambat pembayaran dalam bentuk dividen keluar negeri. Untuk mengatasi hal
tersebut, perusahaan membuat catatan dividen yang konstan. Catatan tersebut
dirancang untuk menunjukkan bahwa pembayaran dalam bentuk dividen tersebut
merupakan program keuangan yang tetap, bukan untuk spekulasi mata uang negara
tersebut.
Beberapa perusahaan bahkan membuatdividend payout ratioyang seragam dan
menjadikannya sebagai pola global untuk meyakinkan pemerintah setempat bahwa
afiliasinya mempunyai kewajiban membayar kepada para pemegang saham.

D.2. Joint Venture


Joint venturemengakibatkan hambatan bagi MNC untuk menyesuaikan
kebijakan dividen akibat faktor global. Perspektif MNC yang jangka panjang sering
bertentangan dengan perspektif partner lokal yang menginginkan payback period
yang pendek dan menuntut MNC membayar tarif yang tinggi.
Joint venturemerupakan strategi untuk melakukan penetrasi pasar dengan risiko
yang rendah. Hal itu disebabkan karena partner lokal dapat meningatkan posisi
tawar investor asing dan sekaligus sebagai tameng agar tidak dinasionalisasi.
Joint ventureini hanya dapat dilakukan apabilaintangible assetyang merupakan
competitive advantageperusahaan asing dapat ditransfer tanpa melakukan
modifikasi dan ditulis untuk diserahkan kepada orang lain. Tetapi jikaadvantageyang
dimiliki itu melekat di produknya tanpa harus dimodifikasi, maka ekspor atauforeign
direct investmentmenjadi pilihan terbaik. faktor adalah perlu tidaknya
memberikanafter sales servicesebagai contoh untuk barang-barang industri; jika
diperlukan maka foreign direct investmentlebih tepat daripada eksport.Joint
ventureatau sering lebih popular dengan istilah aliansi strategik lebih tepat jika
risikonya relatif tinggi. Bahayanya adalah jika dikemudian hari partner tersebut
menjadi real competitor dengan membuat produk sejenis.

D.3. Modal Sendiri atau Hutang


MNC umumnya lebih suka berinvestasi dalam bentuk pinjaman dari pada modal
sendiri, karena beberapa alasan:
a. Perusahaan biasanya punya kebebasan yang luas untuk merepatriasi dana
dalam bentuk bunga dan pelunasan hutang dari pada dalam bentuk dividen atau
pengurangan modal sendiri, karena kedua hal terakhir tersebut biasanya dikenai
pengawasan pemerintah.
b. Kemungkinan mengurangi pajak dimana pembayaran bunga pinjaman biasanya
merupakan pengurangan pajak di negara tuan rumah, sedang dividen tidak
mengurangi pajak. Kedua, pembayaran pelunasan pinjaman bukan merupakan
pendapatan yang kena pajak bagi induk perusahaan.

Masalah yang timbul dalam memutuskan apakah sebaiknya menggunakan


modal sendiri atau utang adalah menyangkut tentang biaya modal. Untuk
mengestimasi biaya modal sendiri bukanlah pekerjaan yang mudah. Misalkan kita
menggunakan CAPM untuk mengestimasinya – k c = krf + (krm – krf); maka kita
memerlukan informasi tentang koefisien beta.
Dalam kondisi pasar yang semakin terintegrasi tentu sangat sulit mengestimasi
koefisien beta. Selain itu pasar modal dunia kini menjadi sangat rentan terhadap
gejolak yang dapat terjadi setiap saat. Begitu pula dengan estimasi biaya utang.
Bottom lineuntuk menentukan biaya utang adalah pengukuran risiko. Seperti halnya
pengukuran beta, pengukuran risiko utang juga merupakan pekerjaan yang tidak
mudah.
Perusahaan multinasional dalam prakteknya memanfaatkan jasa konsultan untuk
menentukan sumber pembiayaan yang tepat. Ketiadaan sumber pembiayaan dari
dalam perusahaan – laba ditahan ataupun modal sendiri – maka alternatif berikutnya
adalah utang. Memang sesuai dengantrade-off theory, utang merupakan sumber
pembiayaan dengan biaya yang paling rendah. Hal itu disebabkan kerena dilihat dari
sudut pandang investor/kreditor, risiko yang dihadapi relatif lebih rendah dari pada
risiko yang dihadapi oleh investor pemegang saham.
Oleh karena itu investor pemegang saham akan menghendaki tingkat
keuntungan yang lebih tinggi dibanding dengan investor pemberi pinjaman. Apabila
perusahaan memutuskan untuk menggunakan utang maka pertanyaan berikutnya
muncul, haruskah meminjam dalam bentukhard currencyatausoft currency?
Pedoman umum yang berlaku adalah bahwa perusahaan sebaiknya meminjam
dalam bentuksoft currencyatau mata uang yang di masa datang diprediksian akan
mengalami depresiasi.
Tugas yang dihadapi oleh eksekutif keuangan internasional adalah
mengkoordinasikan penggunaan bermacam-macam hubungan keuangan dengan
tujuan meningkatkan nilai perusahaan secara keseluruhan. Tugas-tugas tersebut
meliputi tempat keputusan nilai saling berhubungan, yaitu: berapa yang harus
dibayar, kapan pembayaran tersebut, kemana harus dibayar dan metode transfer
apa yang digunakan.
Untuk memperoleh manfaat dari sistem keuangan internalnya, perusahaan
harus mengembangkan analisis yang sistematis dan komprehensif terhadap pilihan
pembayaran dan hubungannya dengan cost dan benefits. MNC umumnya
mengembangkan keputusan berdasarkan “kepuasan” dari pada optimasi dalam
menggunakan sistem transfer keuangan internal.
Hal ini karena kompleksnya hubungan keuangan internal tersebut. Tidak bisa
dilakukannya optimasi bukan berarti mengandung banyak biaya, keran kebanyakan
aliran dana telah mengandung biaya-biaya tersebut. Jadi tujuan dari analisis
sistematis dan komprehensif adalahprofit improvement, bukan optimasi sistem.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi MNC dalam memperoleh manfaat dari
sistem transfer keuangan internal meliput:
a. Jumlah hubungan keuangan. Karena setiap saluran keuangan mempunyai cost
dan benefit yang berbeda, maka semakin banyak pilihan saluran, semakin besar
kemampuan perusahaan untuk mencapai tujuan.
b. Volume transaksi intraafiliasi. Semakin besar volume aliran dana, semakin
banyak dana yang dapat dipindahkan sesuai dengan kebijakan perusahaan.
c. Pola kepemilikan afiliasi. Dana yang dimiliki 100% oleh afiliasi dapat menghindari
kesukaran untuk mengalokasikannya secara efisien. Adanya joint venture akan
membatasi aktivitas transfer perusahaan, karena harus mematuhi persetujuan-
persetujuan, serta membatasi kemampuan perusahaan untuk menanggapi
perubahan keadaan.

D.4. Informasi yang Dibutuhkan


Untuk memperoleh manfaat yang tinggi dari sistem keuangan globalnya,
perusahaan multinasional memerlukan informasi rinci tentang kebutuhan keuangan
afiliasi, sumber dan biaya kredit eksternal, keuntungan investasi lokal, saluran
keuangan yang tersedia, volume transaksi intraafiliasi, faktor-faktor pajak yang
relevan dan pembatasan-pembatasan serta kebijakan pemerintah terhadap aliran
dana.
Konsekuensi-konsekuensi perilaku perlu diperhatikan dalam merancang sistem
pembayaran. Subsidiary-subsidiary bisa saja menolak untuk melakukan perintah jika
hal tersebut hanya menguntungkan perusahaan secara keseluruhan, tetapi
sebaliknya mempengaruhi evaluasi kinerja mereka.
BAB III

NERACA PEMBAYARAN LUAR NEGERI

A. Pendahuluan
Integrasi pasar global semakin menjadi kenyataan. Globalisasi tidak lagi
sekedar topik bahasan dalam seminar maupun diskusi tetapi benar-benar telah akan
terus berkembang. Perusahaan dan pengambil kebijakan pemerintah menghadapi
tantangan yang semakin besar. Mereka tidak lagi hanya mempertimbangkan faktor-
faktor domestik dan lokal saja dalam proses pengambilan keputusan melainkan
harus mempehatikan kecenderungan dan kejadian di Negara lain.
Manajer perusahaan multinasional menyadari bahwa faktor produksi kini
tingkat mobolitasnya menjadi semakin tinggi, khususnya modal. Modal dapat
dipindahkan dari satu Negara ke Negara lain tergantung dari keinginan pemiliknya,
investor bagaikan seorang pemburu gadis cantik yang selalu memindahkan
investasinya ke Negara yang paling aman danprofitable. Tidak jarang suatu
Negara yang mengandalkan investasi asing dalam pertumbuhan ekonominya
menjadi sangat rentan terhadap votalitas modal tersebut.
Oleh sebab itu menjadi sangat penting untuk memahami neraca pembayaran
suatu Negara sebagai indikator tingkat keamanan investasi bagi pemilik modal.
Neraca pembayaran adalah merupakan potrek keuangan atau kinerja keuangan
yang menggambarkan transaksi ekonomi penduduk suatu Negara dengan penduduk
Negara lain pada suatu periode tertentu. Dengan demikian neraca pembayaran
mengukur nilai transasksi suatu Negara dengan Negara lain.
Transaksi keuangan itu sendiri mencakup ekspor dan impor barang dan jasa,
arus pendapatan, arus modal dan pembayaran yang sifatnya pemberian atau hibah.
Selisih bersih dari transaksi tersebut sama dengan perubahan cadangan suatu
negara.
Di bidang perdagangan, kebijaksanaan ditujukan untuk meningkatkan efisiensi
dan produktivitas industri dalam negeri, menunjang pengembangan ekspor
nonmigas, memelihara kestabilan harga dan penyediaan barang-barang yang
dibutuhkan di dalam negeri serta menunjang iklim usaha yang makin mena rik bagi
penanaman modal.
Kebijaksanaan di bidang pinjaman luar negeri melengkapi kebutuhan
pembiayaan pembangunan di dalam negeri, dan diarahkan untuk menjaga
kestabilan perkembangan neraca pembayaran secara keseluruhan. Kebijaksanaan
kurs devisa diarahkan untuk mendorong ekspor nonmigas dan mendukung
kebijaksanaan moneter dalam negeri.

B. Definsi Neraca Pembayaran Luar Negeri


Menurut Eiteman et al (2010) mengakatan bahwa pengukuran dari seluruh
transaksi ekonomi internasional antara penduduk sebuah negara dan penduduk
negara lain disebut neraca pembayaran (balance of payments-BOP). Terminologi
tersebut berasal dariInternational Monetary Fund(IMF). Karena IMF adalah sumber
utama statistik serupa untuk neraca pembayaran dan kinerja perekonomian negara-
negara di seluruh dunia.
Secara umum neraca pembayaran merupakan sebuah laporan akuntansi yang
merangkum seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu negara dengan negara
lainnya (negara asing), dan ditatalaksanakan dengan menggunakan prinsipdouble-
entry bookeeping,atau prinsip pembukuan berpasangan, setiap transaksi dicatat,
baik di sisi debet maupun di sisi kredit, sehingga jumlahnya akan seimbang.
BOP terdiri dari sejumlah sub-transaksi yang diperhatikan secara seksama
oleh kelompok-kelompok terdiri dari berbagai kalangan, seperti bankir investasi,
petani, politisi, dan eksekutif perusahaan. Para kalangan tersebut mengikuti dan
menganalisis sub-transaksi utama, yaitu Transaksi Berjalan (current account),
Transaksi Modal (capital account), dan Transaksi Keuangan (financial account),
secara terus-menerus.

C. Dasar-Dasar Akuntansi Neraca Pembayaran


Ada tiga elemen utama dari proses aktual pengukuran aktivitas ekonomi
internasional: ( I) mengidentifikasi apa yang termasuk dan tidak termasuk transaksi
ekonomi internasional; (2) memahami bagaimana aliran barang, jasa, aset, dan
uang menciptakan debet dan kredit ke dalam BOP, dan (3) mengerti prosedur
pencatatan untuk akuntansi BOP.
Mengidentilikasi transaksi internasional biasanya tidak sulit. Ekspor barang
dagang-barang seperti truk, mesin, komputer, peralatan kornunikasi dan
sebagainya- jelas sebuah transaksi internasional. Impor seperti anggur Prancis,
kamera Jepang, dan kendaraan Jerman juga jelas transaksi internasional. Namun
perdagangan
barang ini hanya sebagian dari ribuan transaksi internasional yang terjadi di suatu
negara setiap tahunnya.
Adapun contoh pembuatan BOP generik (Eiteman, 2010) sebagai berikut :
A. Transaksi Berjalan (Current Account)
1. Ekspor/impor barang bersih (neraca perdagangan)
2. Ekspor/impor jasa bersih
3. Pendapatan bersih (pendapatan investasi dari investasi portofolio dan
investasi kompensasi karyawan)
4. Transfer bersih (jumlah yang dikirimkan ke negara asal oleh kaum migran
dan para pemberian, hibah, dan pensiun)
A (1 sampai 4) = Transaksi Berjalan

B. Transaksi Modal (Capital Account)


Transfer modal yang terkait dengan pembelian dan penjualan aset tetap
seperti real estate

C. Transaksi Keuangan Finansial (Financial Account)


1. lnvestasi luar negeri langsung (foreign direct intvestment-FDl) bersih
2. lnvestasi portofolio bersih
3. ltem-item keuangan lainnya
A + B + C = Saldo Dasar (Basic Balance)

D.Net Errors and Omissions


(data yang hilang seperti transfer ilegal)
A + B + C + D = Saldo Keseluruhan (Overall Balance)

E. Cadangan Devisa dan ltem Terkait (Reserves and Related ltems)


Perubahan dalam cadangan moneter resmi termasuk emas, valuta asing, dan
posisi IMF

Setiap transaksi yang menambahdemandterhadap mata uang domestik dicatat


pada sisi kredit dan diberi tanda positif (+), sebaliknya transaksi yang menambah
supply terhadap mata uang domestik dicatat pada sisi debet dan diberi tanda negatif
(-) dalam neraca pembayaran luar negeri tersebut.
Misalnya
Perusahaan Indonesia (PI) mengekspor tekstil senilai US $ 5.000.000, ke Amerika,
dan importir membayarnya dari rekening PI di bank New York
Neraca Pembayaran

Juta US $
(kredit + : debet -)

Ekspor (tekstil) +5
Aset asing di AS:kewajiban bank AS - 5

D. Komponen Neraca Pembayaran


Neraca pembayaran dikelompokkan menjadi 3 macam perkiraan (account)
yakni: (1).Current Account(Rekening berjalan), (2)Capital Account(Rekening
modal), dan (3)Financial Account(Rekening Keuangan) yang diuraikan sebagai
berikut:

D.1. Rekening Berjalan (Current Account)


Neraca pembayaran menunjukkan besarnya ekspor dan impor barang. Jika
Ekspor lebih besar dari Impor, maka terjadi surplus, dan jika Ekspor lebih kecil dari
Impor, maka terjadi defisit, dalam neraca perdagangan domestik.
Jika Ekspor di bagi dengan Impor + ekspor & impor jasa =balance on goods and
service(neraca barang dan jasa). Ekspor Jasa : bunga dan dividen investasi asing,
penerimaan sektor pariwisata. Impor Jasa : pembayaran bunga dan dividen kepada
investor asing. Neraca barang dan jasa (balance on goods and servicesditambah
dengan transfer unilateral disebutlah sebagai rekening berjalan (Current Account)
Kinerja Rekening berjalan dipengaruhi oleh:
1. Laju inflasi

Laju inflasi domestik berhubungan negatif dengan ekspor, artinya jika laju
inflasi terjadi dalam negeri mengalami peningkatan, maka volume ekspor akan
mengalami penurunan. Di lain pihak laju inflasi berhubungan positif dengan
impor, artinya jika terjadi peningkatan laju inflasi dalam negeri, maka akan
menyebabkan
peningkatan impor. Hal ini akan menyebabkan rekening berjalan domestik
mengalami defisit.
2. Pendapatan Nasional

Jika pendapatan nasional domestik naik lebih besar dari pendapatan


nasional negara lain, maka demand domestik akan mengalami kecenderungan
untuk meningkat, mengikuti kenaikan daya beli masyarakat domestik. Hal ini
juga akan dapat mengakibatkan terjadinya defisit dalam rekening berjalan
domestik.
3. Nilai tukar mata uang

Jika nilai mata uang domestik mengalami apresiasi (peningkatan nilai)


terhadap kurs valuta asing, maka produk domestik yang diekspor ke luar negeri
akan mengalami kenaikan.
4. Restriksi pemerintah

Jika pemerintah domestik melindungi industri dalam negerinya terhadap


produk impor ada 2 hal yang dapat dilakukan yakni:
a. Hambatan tarif

Cara perlindungan pemerintah terhadap industrinya melalui hambatan


tarif tinggi terhadap produk impor, sehingga produk impor akan cenderung
menjadi lebih mahal karena dikenai tarif bea masuk yang tinggi.
b. Hambatan non tarif
Hambatan yang dapat dilakukan pemerintah domestik terhadap produk
impor melalui pemberian kuota produk impor tersebut.

D.2. Rekening Modal (Capital Account)


Rekening modal menunjukkan besarnya investasi asing di dalam negeri dan
investasi domestik di negara asing. Rekening modal dapat berupa:
1. Investasi dalam asset riil
2. Investasi dalam asset keuangan (financial asset)
3. Penanaman modal asing
4. Pembelian sekuritas di pasar modal
Keterkaitan investasi dan tabungan domestik dengan rekening modal dapat
diformulasikan dalam bentuk persamaan sebagai berikut:
NI = NE (Persamaan 3.1)
NI = C + S (Persamaan 3.2)
NE = C + I (Persamaan 3.3)
NI – NE = S – I (Persamaan 3.4)
Keterangan :
NI :National Income(Pendapatan Nasional)
NE :National Expenditure(Pengeluaran Nasional)
C :Consumption(Konsumsi)
S :Saving(Tabungan)
I :Investment(Investasi)

Persamaan 3.4. menunjukkan bahwa, jika Pendapatan Nasional (NI) lebih


besar dari Pengeluaran Nasional (NE), maka terjadi surplus modal, atau Tabungan
(S) lebih besar dari Investasi (I). Surplus modal menunjukkan bahwa jumlah modal
domestik yang dinvestasikan di luar negeri. Hal ini mengindikasikan terjadinya arus
modal keluar negeri.
Jika Pendapatan Nasional (NI) lebih besar dari Pengeluaran Nasional (NE),
maka defisit modal, atau Tabungan (S) lebih kecil dari (I). Defisit modal menunjukkan
bahwa jumlah modal asing yang dinvestasikan di domestik, yang menunjukkan
terjadinya arus modal masuk ke domestik. Surplus ataupun defisit modal disebut
denganNet Foreign Investment(Investasi asing bersih)

Keterkaitan antara rekening berjalan dengan rekening modal


Jika produksi domestik tidak habis dikonsumsi, maka sisanya akan di ekspor.
Jika kebutuhan domestik lebih besar dari produksi domestik, maka sisanya akan di
impor, sehingga :
NI – NE = X – M (3.5)
Keterangan : X : Ekspor, M : Impor

Persamaan 4.5. Surplus transaksi berjalan (X > M) terjadi saat NI > NE.
Defisit transaksi berjalan jika NI < NE.
S–I=X–M (3.6)
NFI = X – M (3.7)
NFI :Net Foreign Investment(Investasi asing bersih)
Ekspor Barang dan Jasa
Untuk menyelesaikan transaksi impor atas barang dan jasa di Amerika
dinyatakan dalam US $, sehingga importir harus membeli US $.

Faktor yg mempengaruhi ekspor barang :


1. Harga barang dan harga konvertible di luar negeri
2. Pendapatan penduduk negara asing
3. Bea impor dan kuota
4. Nilai tukar mata uang (kurs).

Impor Barang dan Jasa


Impor barang akan semakin tinggi, jika harga barang di negara domestik lebih
besar dari harga barang di luar negeri

Pendapatan Netto
Kompensasi pekerja (upah, gaji, benefit lain dalam kas, atau alat tukar lain,
termasuk pekerja musiman, pekerja urban dan pekerja non residen (staf kedutaan).
Pendapatan Investasi mencakup asset yg dibiayai oleh residen maupun non residen

D.3. Rekening Keuangan (Financial Account)

Transfer Unilateral
Bantuan luar negeri/asing, hibah pembangunan ekonomi, hibah pribadi atau
sumbangan.

Asset Netto Amerika di Luar Negeri


Cadangan pemerintah Amerika (Official Reserve) : emas, cadangan valuta
asing di bank-bank asing, saldo di IMF, SDRs. Cadangan pemerintah selain
cadangan resmi: pinjaman baru, pembayaran kembali pinjaman

Investasi Langsung, Sekuritas asing, dan Pinjaman jangka pendek luar negeri
Aset Asing Neto di Amerika (Net Foreign Assets in the US)
Alokasi Special Drawing Rights (SDRs)
Ketidaksesuai Statistik
BAB IV
SISTEM PENENTUAN KURS VALUTA ASING

A. Pendahuluan
Kegiatan ekonomi akhir-akhir ini sangat diwarnai dengan gejolak yang sering
terjadi secara beruntun. Krisis ekonomi yang terjadi di satu negara berdampak pada
negara lain. Saling ketergantungan perekonomian dunia menyebabkan yang
menyebabkan paradecision makerdalam sebuah perusahaan sulit untuk membuat
keputusan dalam mencapai stabilitas harga dan full employment. Saling
ketergantungan oleh pengaturan moneter dan kurs yang dipakai oleh banyak negara
dan menunjukkan perlunya sistem moneter internasional.

B. Sejarah Sistem Moneter Internasional


Secara historis, Sistem Moneter Internasional mengalami evolusi mulai
dijelaskan secara berurutan sebagai berikut:
1. Sistem Standar Emas (1821-1914)
Konsep tradisional mengenai konvertibilitas mata uang mengajarkan bahwa
standar komoditi beroperasi atas dasarfull-bodied coinsartinya nilai mata uang
adalah sama dengan nilai logam pembuatnya. Dengan kata lain, nilai intrinsik (nilai
logam pembuat uang) sama dengan nilai nominalnya (nilai yang tertera pada mata
uang tersebut). Oleh karena itu system ini sering disebutgold specie standardkarena
nilai uang logam emas persis sama dengan nilai intriksiknya. Pada saat yang
hamper bersamaan berlaku pula system emas batangan (gold bullion
standard)dimana tidak ada hubungan langsung antara emas dengan mata uang:
mata uang dapat berbentuk emas atau kertas, namun nilai nominal dapat lebih
besar disbanding nilai intrinsiknya.
Standar emas memiliki cirri-ciri penting yang dapat dilihat dari beberapa aturan
dasar :
Pertama adalah suatu Negara yang menganut standar emas menetapkan nilai
mata uangnya dalam nilai emas. Caranya, pemerintah di Negara tersebut
menentukan harga emas dalam mata uangnya dan siap membeli serta menjual
emas pada tingkat harga itu.
Aturan dasar yang kedua dari standar emas murni adalah bahwa aliran impor
dan ekspor emas dizinkan bebas (tanpa hambatan) antar Negara.
Aturan dasar ketiga menyebutkan bahwa otoritas moneter harus memegang
cadangan emas dalam kaitannya dengan uang kertas yang dikeluarkannya.
Cadangan emas ini memungkinkan otoritas moneter untuk membeli dan menjual
emas tanpa takut tidak dapat memenuhi permintaan masyarakat.
Nilai emas terhadap harga barang maupun jasa relatif stabil dalam jangka
panjang, dan periode sebelum PD I merupakan masa dimana system gold standard
ini berjalan dengan baik dimana hamper semua Negara di dunia menetapkan nilai
tukar terhadap emas.
Pada masa setelah PD II Standar emas ini tidak dapat dipertahankan, karena
banyaknya inflasi yang terjadi di Negara-negara terkemuka di dunia serta
industrialisasi yang semakin berkembang. Arus konsumsi, investasi, ekspor-impor
maupun government spending semakin tidak dapat diimbangi oleh produksi emas,
dengan demikian kurs nilai tukar mata uang dunia menjadi semakin ‘volatile’.

2. Non System (1914-1946)


Begitu dahsyatnya Perang Dunia I pada tahun 1914 terbukti ikut
menggoncangkan stabilitas standar emas. Begitu perang tersebut berakhir, SMI
berada dalam kondisi berantakan. Sebagian besar mata uang mengalami fluktuasi
yang tajam dan ekonomi Negara-negara Eropa rusak berat akibat perang.
Depresi besar tahun 1929 menyebabkan goncangan system perbankan di
seluruh dunia dan menimbulkan krisis kepercayaan terhadap kemampuan menjaga
konvertabilitas mata uang mereka terhadap emas. Beban ini begitu berat dirasakan
oleh Inggris yang meninggalkan standar emas pada tanggal 21 September 1931.
System moneter dunia belakangan mengalami disintegrasi menjadi blok-blok
mata uang, seperti blok sterling atau blok dolar. Dalam setiap blok mata uang
terdapat beberapa Negara anggota yang tidak menganut system pengawasan
devisa, namun semua anggota secara bersama-sama menerapkan control devisa
terhadap Negara di luar blok. Suatu blok mata uang masih berdasarkan emas
dengan mengambangkan kurs mereka. Apa yang terjadi
ternyata adalah kekacauan moneter. Maka
bermuncullanlah system kursdirty float(mengambang dengan campur tangan
pemerintah), runtuhnya blok-blok mata uang, dan system moneter yang disepakati
pun hancur berantakan. Ini diperparah dengan menjamurnya pengawasan devisa,
tarif dan restriksi perdagangan lainnya.
Fenomena yang terakhir inilah yang dinamakannonsystemdalam SMI di mana
nilai mata uang ditentukan secara arbitrer oleh penguasa dan mekanisme pasar.
Devaluasi sterling diikuti oleh 25 negara yang mendevaluasi mata uangnya untuk
mempertahankan daya saing produk perdagangannya. Perang perdagangan yang
dikenal dengan namabeggar-thy-neighbor(politik memiskinkan Negara tetangga)
terjadi, di mana semua Negara menurunkan nilai mata uangnya agar dapat
menaikkan ekspor dan menurunkan impor.

3. Sistem Bretton Woods (1946-1968)


Untuk mencegah kebijakan ekonomi yang destruktif di masa mendatang,
pada bulan Juli 1944 diadakan konferensi moneter internasional di Bretton Woods.
New Hampshire. Konferensi ini dihadiri 44 negara dan berhasil menciptakan dua
lembaga baru, yaitu Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia (IBRD),
yang bertugas melaksanakan SMI baru yang dikenal dengan nama system Bretton
Woods.
Hasil keseluruhan perjanjian:
-semua Negara menetapkan nilai tukar mata uangnya terhadap emas, tetapi
tidak diwajibkan untuk mengkonversikannya terhadap emas.
-Hanya dollar yang tetap dapat dikonversikan terhadap emas (pada US$ 35 per
ons)
-Dengan demikian semua Negara dapat menentukan sendiri nilai tukarnya
terhadap dollar sehingga ‘par value’ dari mata uangnya terhadap emas dapat
ditentukan pada nilai yang dikehendaki.
-Semua Negara partisipasi sepakat untuk menjaga nilai tukar mata uangnya
agar berfluktuasi hanya 1% dari par, dengan cara menjual/belikan mata uang
atau emas dengan jumlah seperlunya.
-Devaluasi tidak boleh digunakan untuk meningkatkan daya saing perdagangan
internasional, kecuali apabila nilai mata uang Negara tersebut terlalu lemah
maka dapat didevaluasi sampai 10% tanpa persetujuan IMF
-Devaluasi lebih dari 10% memerlukan persetujuan Internastional Monetary
Funds (IMF).
-Pembentukan lembaga moneter internasional untuk membantu Negara
anggota di dalam masalah neraca pembayaran dan kebijakan nilai tukar,
terkenal dengan nama The International Monetary Fund (IMF). Lembaga lain
juga dibentuk untuk membantu Negara dalam membangun
perekonomiannya,
terkenal dengan nama The International Bank for Reconstruction and
Development (IBRD/Word Bank).

C. Era Sistem Kurs Mengambang


Pada bulan Desember 1971, di bawah Persetujuan Smithsonian, dolar
didevaluasi menjadi 1/38 per ons emas, dan Negara lain direvaluasi berdasarkan
jumlah yang disetujui terhadap dolar. Setelah berbulan-bulan mencoba menerapkan
kurs tetap baru, dunia akhirnya beralih menganut kurs mengambang pada tahun
1973. Transisi menuju kurs mengambang (floating exchange rates) tidak melalui
persetujuan formal seperti saat system kurs tetap ala Bretton Woods dicanangkan.
System ini terjadi karena system sebelumnya telah runtuh dan tidak ada persetujuan
formal untuk menggantikan system lama. Kenyataannya memang tidak ada
persetujuan umum mengenai pengaturan kurs yang sesuai bagi setiap Negara.
Akibatnya saat ini dikenal berbagai system kurs yang dianut oleh kelompok Negara
yang berbeda.
Ciri penting system ini adalah selain tidak konvertibel terhadap emas, kurs
ditentukan oleh mekanisme pasar dengan atau tanpa upaya stabilisasi oleh otoritas
moneter. Dalam system kurs mengambang dikenal dua macam kurs mengambang,
yaitu Pertama, mengambang bebas (murni) dimana kurs suatu mata uang ditentukan
sepenuhnya oleh mekanisme pasar tanpa ada campur tangan pemerintah. System
ini sering disebutclean floating atau pure/freely floating rateskarena otoritas moneter
tidak berupaya untuk menetapkan ataupun memanipulasi kurs.
Kedua, mengambang terkendali (managed or dirty floating rates)dimana
otoritas moneter berperan aktif dalam menstabilkan kurs pada tingkat tertentu. Oleh
karena itu, cadangan devisa biasanya dibutuhkan karena otoritas moneter perlu
membeli atau menjual valuta asing di pasar untuk mempengaruhi pergerakkan kurs.

D. Jenis Sistem Kurs


D.1. Sistem Kurs Tertambat
Dalam system ini, suatu Negara mengaitkan nilai mata uangnya dengan
suatu mata uang lain atau sekelompok mata uang, yang biasanya merupakan mata
uang Negara partner dagang yang utama. “Menambatkan” ke suatu mata uang
berarti nilai mata uang tersebut bergerak mengikuti mata uang yang menjadi
tambatannya. Jadi sebenarnya mata uang yang ditambatkan tidak mengalami
fluktuasi tetapi hanya
berfluktuasi terhadap mata uang lain mengikuti mata uang yang menjadi
tambatannya. Sebagai contoh, Peru menambatkan mata uangnya terhadap US$.

D.2. Sistem Kurs Tertambat Merangkak


Dalam system ini, suatu Negara melakukan sedikit perubahan dalam nilai
mata uangnya secara periodic dengan tujuan untuk bergerak menuju suatu nilai
tertentu pada rentang waktu tertentu. Namun, system ini dapat dimanfaatkan oleh
spekulan valas yang dapat memperoleh keuntungan besar dengan membeli atau
menjual mata uang tersebut sebelum terjadi revaluasi atau devaluasi. Keuntungan
utama system ini adalah suatu Negara dapat mengatur penyesuaian kursnya dalam
periode yang lebih lama dibanding system kurs tertambat. Oleh karena itu system ini
dapat menghindari kejutan-kejutan terhadap perekonomian akibat revaluasi atau
devaluasi yang tiba-tiba dan tajam.

D.3. Sistem Sekeranjang Mata Uang


Banyak Negara, terutama Negara sedang berkembang, menetapkan nilai
mata uangnya berdasarkan sekeranjang mata uang. Ini mirip dengan penilaian SDR
(Special Drawing Rights).Keuntungan utama system ini adalah menawarkan
stabilitas mata uang suatu Negara karena pergerakan mata uang disebar dalam
sekeranjang mata uang. Seleksi mata uang yang dimasukkan dalam “keranjang”
umumnya ditentukan oleh peranannya dalam membiayai perdagangan Negara
tertentu.

D.4. Sistem Kurs Tetap


Dalam system ini, suatu Negara mengumumkan suatu kurs tertentu atas mata
uangnya dan menjaga kurs ini dengan menyetujui untuk membeli atau menjul valas
dalam jumlah tidak terbatas pada kurs tersebut. Kurs biasanya tetap atau
diperbolehkan berfluktuasi dalam batas yang sangat sempit. Saat ini boleh dikata
hamper tidak ada Negara

E. Faktor-faktor Penentu Nilai Tukar


Seperti halnya komoditi lainnya, mata uang pada dasarnya dapat dianggap
sebagai komoditi selain sebagai alat pembayaran. Dengan demikian harga atau
daya beli atau nilai tukar satu mata uang terhadap mata uang negara lain ditentukan
oleh
hukum pasar melalui kekuatan permintaan dan penawaran. Oleh karena itu perlu
memahami faktor apa yang mempengaruhi permintaan dan penawaran satu mata
uang. Mari kita perhatkan perubahan nilai tukar antara Rupiah dan Dolar Amerika
(US$) dimana Indonesia dan Amerika Serikat melakukan transaksi ekspor dan impor.
Permintaan Rupiah ditentukan permintaan barang dan jasa buatan Indonesia
oleh orang Amerika. Semakin banyak impor Amerika dari Indonesia maka semakin
besar kebutuhan Rupiah untuk membayar impor dari Indonesia. Transaksi impor
dari Indonesia juga akan mempengaruhi penawaran US$, semain besar impor dari
Indonesia berarti penawaran US$ meningkat, karena semakin banyak US$ harus
ditukar/ditawarkan terhadap Rupiah untuk membayar impor tersebut.
Faktor kedua yang mempengaruhi nilai tukar mata uang suatu negara dengan
mata uang negara lain adalah tingkat inflasi.Tingkat inflasi di Indonesia pada tahun
1998 mencapai 80% berarti terjadi kenaikan harga barang-barang secara umum
sebesar delapan puluh persen. Sementara itu inflasi di Amerika Serikat pada tahun
yang sama hanya sekitar 4% berarti daya beli US$ mengalami penurunan kurang
lebih empat persen. Akibat inflasi yang tinggi di Indonesia tersebut maa orang
Indonesia melihat bahwa barang-barang buatan Amerika Serikat menjadi relatif lebih
murah. Akibatnya orang Indonesia akan meminta atau pengimpor barang-barang
dan jasa buatan Amerika lebih banyak. Impor yang meningkat mengakibatkan
permintaan US$ meningkat untuk membayar impor tersebut.
Faktor yang ketiga yang berpengaruh terhadap nilai tukar adalah tingkat
bunga. Tingkat bunga secara teoritis mencerminkan tingkat keuntungan riil ditambah
dengan tingkat keuntungan premi risiko. Yang dimaksud dengan premi risiko adalah
tingkat keuntungan untuk menutup risiko seperti halnya risiko inflasi, risiko likuiditas
dan risiko-risiko lainnya.
Keempat adalah pengharapan pasar ataumarket expectationatau kondisi
dimasa datang. Apabila pasar berpengharapan inflasi akan tinggi di masa datanga,
maka pemilik modal akan segera membelanjakan uangnya baik untuk barang-
barang durableyang diperkirakan akan mengalami
kenaikan harga ataupun untuk dibelanjakan/ditukarkan
dalam bentuk mata uang lain yang nilainya stabil.
Reputasi bank sentral dipandang sebagai salah satu faktor penting yang
berpengaruh terhadap stabilitas nilai tukar. Reputasi bank sentral sering diartikan
dengan kredibilitas pimpinan puncak bank sentral kemandirian atau independensi
pengelola bank sentral dari campur tangan pemerintah.
Faktor terakhir yang berpengaruh terhadap nilai tukar adalah intervensi bank
sentral di pasar valuta asing. Bank sentral sebagai pengendali pembayaran
pemerintah juga perlu melakukan invensi, baik melalui mekanisme tingkat bunga
ataupun melalui operasi pasar.
BAB V
KURS DAN BURSA VALUTA ASING SPOT RATE

A. PASAR VALUTA ASING


Dalam setiap transaksi internasional selalu menggunakan valuta asing
(valas). Dengan kata lain, terdapat kebutuhan untuk mengkonversi mata uang yang
satu menjadi mata uang lain. Inilah yang menimbulkan adanya permintaan akan
transaksi valas. Pasar valas dunia menawarkan mekanisme yang dapat
menyelesaikan transaksi yang kompleks dan beragam secara efisien dan segera.
Perantara utama dalam pasar valas adalah bank-bank utama yang
beroperasi di seluruh dunia terutama perdagangan valas. Bank-bank ini
dihubungkan dengan jaringan telekomunikasi yang amat maju dan canggih, dimana
dapat menghubungkan bank-bank tersebut dengan klien utamanya dan bank-bank
lain di seluruh dunia. Tidak seperti bursa saham yang memiliki lantai perdagangan
(trading floor), pialang-pialang berbagai bank dalam pasar valas tidak pernah
bertemu dan berhadapan secara langsung. Hanya telepon, modem, mesin fax,
terminal komputer, atau telex-lah yang menghubungkan permintaan dan penawaran
valas.
Ada dua tingkatan dalam pasar valas. Pertama adalah(pasar
konsumen/eceran(consumer/retail market), dimana individu atau institusi membeli
dan menjual valas epada bank. Sebagai contoh IBM bermaksud merepatriasi
keuntungan dari cabangnya di Jerman ke Amerika Serikat (AS), dia dapat
mendatangi sebuah bank di Frankfurt dengan tawaran menjualDeustch Mark(DM)
yang dimilikinya untuk ditukarkanUnited State(US) $.
Bila bank tersebut tidak memiliki jumlah US$ yang diinginkan, maka bank tadi
dapat mendatangi bank lain untuk memperoleh dolar sebagai ganti DM atau valas
lain. Penjualan dan pembelian seperti ini disebut pasar antar-bank (interbank
market). Pelaku utama dalam pasar valas amat beragam, tidak hanya dalam
skala operasi namun juga tujuan dan metode memanfaatkan pasar ini. Pelaku
ekonomi
yang utama dalam pasar valas dapat digolongkan menjadi :
1. individu
2. institusi
3. perbankan (terutama bank-bank komersial)
4. bank sentral dan lembaga lain milik pemerintah
5. spekulan dan arbitrase
6. pialang-pialang valas

Gambar 3.1
Struktur Pasar Valas

Bursa Valuta Asing(foreign exchange market)merupakan suatu jenis


perdagangan atau transaksi yang memperdagangkan mata uang suatu negara
terhadap mata uang negara lainnya (pasangan mata uang/pair) yang melibatkan
pasar-pasar uang utama di dunia bursa selama 24 jam secara berkesinambungan.
Menurut Madura (2000:58) pasar valas adalah pasar yang memfasilitasi
pertukaran valuta untuk mempermudah transaksi-transaksi perdagangan dan
keuangan internasional, atau jika diartikan secara sederhana perdagangan valas
merupakan perdagangan antara satu mata uang dengan mata uang lain.
Sedangkan tarif dari pertukaran mata uang ini disebut juga denganforeign
exchange ratedi Indonesia dikenal dengan Kurs Valas. Nilai tukar antara dua mata
uang disebut kurs bilateral. Dengan demikian kurs adalah harga mata uang suatu
negara yang dinilai dengan mata uang lain.
Kurs disajikan dalam dua devenisi. Yang pertama dinamakanU.S.$ equivalen,
artinya menunjukkan satu unit mata uang asing yang dinilai dalam dolar AS. Kurs ini
disebut juga sebagai istilah Amerika (American terms),artinya jumlah unit dolar AS
per unit mata uang asing. Misalnya harga dolar untuk satu unit poundsterling Inggris
(Britain) pada hari kamis, 7 Juli 1994, adalah $1,5385; harga dolar satu unit Rupiah
pada hari yang sama adalah $0,0004608. nilai $1,5385=£1 dalam perdagangan
valas disebut kutipan langsung (direct quote)karena menunjukkan berapa unit mata
uang domestik yang diperlukan untuk membeli mata uang asing (dengan asumsi,
mata uang domestik dalam hal ini adalah dolar AS).
Defenisi kurs yang kedua diberi labelCurrency per U.S.$,yaitu satu dolar AS yang
dinilai dalam mata uang asing. Dengan kata lain, sejumlah mata uang asing per dolar
AS; atau sering disebut istilah eropa(European Terms).Misalnya pada hari kamis. 7
Juli 1994, harga dolar yang dinilai dalam pound Inggris adalah £0,65; dan harga satu
dolar dalam Rupiah indonesia adalah Rp 2170. nilai $1=Rp 2170 dalam perdagangan
valas disebutkutipan tidak langsung (indirect quotation)karena untuk membeli satu
unit mata uang domestik diperlukan sejumlah mata uang asing.
Kuncoro (1996:105) menjelaskan bahwa semua kegiatan bisnis internasional
memerlukan transfer uang dari satu negara ke negara lain sebagai contoh, suatu
perusahaan multinasional AS yang mendirikan pabrik diInggris, pada akhir tahun
buku selalu ingin mentransfer laba yang diperoleh dari usahanya di Inggris (dalam
bentuk Poundsterling) ke kantor pusatnya di AS (dalam bentuk USD) maka untuk
mengkonversikan mata uang Pounsterling Inggris ke dalam US dolar diperlukan
adanya pasar valas.

B. Pengertian Valuta Asing


Valuta Asing atau yang biasa disebut dengan Valas, atau dalam bahasa asing
dikenal denganforeign Exchange (Forex) merupakan mata uang yang dikeluarkan
sebagai alat pembayaran yang sah di negara lain. Valuta asing akam mempunyai
suatu nilai apabila valuta asing tersebut dapat ditukarkan dengan valuta lainnya
tanpa pembatasan.
Valuta asing dapat juga diartikan sebagai mata uang asing dan alat pembayaran
lainnya yang digunakan untuk melakukan atau membiayai transaksi ekonomi
keuangan internasional dan yang mempunyai catatan kurs resmi pada bank sentral.
C. Spot Rate dan Spot Market
Jauh lebih besar daripada pasar uang kertas adalah pasar spot valuta asing
(spot foreign exchange rate market),yang melibatkan pertukaran mata uang asing
yang disimpan dalam rekening bank dengan berbagai denominasi mata uang.
Kurs spot (spot exchange rate),yang ditentukan di pasar spot (spot market),
adalah jumlah unit dari satu mata uang perunit mata uang lain, dimana keduanya
dalam bentuk deposito bank. Deposito tersebut ditransfer dari rekening penjual ke
pembeli, dengan instruksi untuk menukarkan mata uang dinyatakan dalam bentuk
pesan elektronis atau wesel bank, yaitu cek yang dikeluarkan oleh bank. Pengiriman
atau nilai (value), baik dari intruksi elektronis atau wesel bank dilakukan dengan
”segera”, biasanya dalam 1 atau 2 hari.

Gambar 5.2. Organisasi Pasar Valuta Asing Spot

Pembuat pasar adalah para bank komersial dan bank investasi yang saling
berhubungan secara terus menerus dan secara terbuka menunjukkan kurs beli dan
jual. Mereka berdagang atas nama sendiri untuk mempengaruhi sediaan mata
uangnya, serta atas nama pelanggan. Bank membuat pasar juga menempatkan
pesanan terbatas kepada pialang yang berusaha memadankan perdagangan di
antara pembuat pasar, dan meminta imbal jasa dari keduanya. Bank Sentral
memasuki pasar secara berkala, membeli dan menjual mata uang untuk
mempengaruhi kurs atau melakukan transaksi untuk pemerintah.
D. Tanggal Penyampaian dan Prosedur Pertukaran Spot
Saat Dollar dipertukarkan di pasar spot antar bank di New York dengan mata
uang negara Non-Amerika Utara, pada umumnya dana baru diterima setelah 2 hari
kerja terhitung sejak pelaksanaan transaksi. Untuk mata uang dari Amerika Utara,
dolar A.S dan Kanada serta peso Meksiko, penyampaian dapat sedikit lebih cepat,
dana dapat diterima setelah 1 hari kerja. Penundaan 1 atau 2 hari, bisa
menimbulkan perbedaan antara tanggal nilai dan tanggal pelaksanaan transaksi.
Contoh :
Misalkan seorang eksekutif keuangan dari sebuah perusahaan Amerika Serikat,
Amcorp menelepon bank rekanannya, Ambank National, sebuah bank yang
berhubungan dengan transaksi mata uang dalam jumlah besar di New Yok City,
untuk membeli £1 juta. Anggaplah peneleponan itu dilakukan pada hari kamis,
tanggal 18 Mei, dimana pounsterling Inggris akan digunakan untuk melunasi utang
Amcorp terhadap Britcorp. Ambank akan memberikan kutipan kurs atas permintaan
tersebut. Apabila Amcorp menyetujuinya, departemen valuta asing Ambank akan
meminta data yang diperlukan untuk melakukan pembayaran ke Inggris. Data yang
diminta meliputi bank tujuan pembayaran dan nomor rekening Britcorp di bank
tersebut.
Data yang diberikan Amcorp kepada Ambank akan dikirim ke bank tujuan di
Inggris, Britbank, pada hari pesanan puonsdterling, tanggal 18 Mei, melalui SWIFT.
Jaringan SWIFT yang sudah ada sejak tahun 1977, telah tumbuh dengan pesat
menggantikan metode sebelumnya, yaitu surat-menyurat (mail) dan transfer
teleggrafik (telegraphic transfer).SWIFT menggunakan hubungan satelit dan
mengirimkan pesan antar bank dalam sebuah format standar untuk meminimumkan
kesalahan yang dengan mudah dapat terjadi karena perbedaan bahasa dan
kebiasaan perbankan. SWIFT sangat berhasil sehingga hampir semua bank di
seluruh dunia, termasuk Rusia dan negara-negara komunia lainnya, bergabung
dengannya atau sedang mengajukan permohonan untuk bergabung.
Kurs spot yang telah disetujui Ambank National pada hari kamis, tanggal 18 Mei,
tidak akan berubah meskipun kemudian terjadi perubahan pada kondisi pasar.
Konfirmasi pesanan untuk £1 juta pada tingkat kurs yang disepakati, sebagai
contoh,
$1,6000 per pounsdterling – akan dikirimkan kepada Amcorp pada hari itu juta.
Karena terhalang oleh akhir pekan, tanggal penerimaan (the value date), yaitu 2 hari
kerja kemudian, adalah hari senin, tanggal 22 Mei, dan pada hari itu Ambank
akan
mendebit rekening Amcorp di bank tersebut sebesar $1,6 juta, yakni nilai dolar dari
£1 juta pada kurs $1,6 juta, di Amerika Serikat.
Penjelasan dalam contoh di atas hanya melihat penyelesaian transaksi bagi
pembayar (payer) dan penerima pembayaran (payee).

E. Penyelesaian Transaksi Antar Bank Melalui CHIPS


Saat valuta asing diperdagangkan terhadap dolar AS, lembaga kliring yang
digunakan disebutCHIPS,sebuah akronim dariClearing House Interbank Payment
Systematau lembaga kliring sistem pembayaran antar bank. CHIPS berkedudukan di
New York dan mentransfer dana diantara bank-bank anggotanya.
CHIPS adalah sebuah mekanisme terkomputerisasi, yang dipakai oleh bank
untuk membayar bank lain saat membeli atau menjual valuta asing dengan dolar.
Sistem ini dimiliki oleh bank-bnak kliring besar di New York, mempunyai lebih dari
150 anggota, termasuk perwakilan dan cabang dari bank-bank asing di Amerika
Serikat, dan menangani lebih dari 150.000 transaksi dalam satu haru, secara
keseluruhan bernilai ratusan milyar dolar.
Kita dapat melihat cara kerja CHIPS dengan memperluas situasi dalam contoh
sebelumnya, dimana Amcorp melakukan pembayaran ke Britcorp pada hari kamis,
tanggal 18 Mei dan Britcorp dikerdit pada Britbank 2 kari kerja kemudian, yaitu pada
hari Senin, tanggal 22 Mei, setelah terhalang oleh akhir pekan. Perluasan ini
mengasumsikan bahwa segera setelah menyetujui penjualan £1 juta kepada
Amcorp, Ambank akan memasuki pasar antarbank untuk mengisi kembali rekening
pounsdterlingnya di Britbank.
Misalnya setelah menelpon ke beberapa bank, Ambank menemukan kurs
termurah atas pounsterling di Ukbank. (mungkin Ukbank baru saja melakukan
pembayaran dolar A.S untuk seorang klien dan ingin mengisi kembali dolarnya).
Pada saat menyetujui pembelian £1 juta dari Ukbank, Ambank memberikan instruksi
untuk mengirimkan poundsterling ke rekeningnya di Britbank. Pembayaran Ambank
ke Brit Bank ini akan dilaukan saat Ambank memasukkan kodenya, kode Ukbank,
dan jumlah dolar yang akan dibayarkan ke dalam terminal komputer CHIPS-nya.
Demikian pula, Ukbank memasukkan kodenya, kode Ambank, dan jumlah dolar
yang akan diterima. Semuanya ini dilakukan pada waktu kedua bank sepakat
mengadakan pembelian/penjualan, yang diasumsikan terjadi pada hari yang sama
saat Amcorp memesan pounsdterling, yaitu tanggal 18 Mei.
CHIPS merekam informasi yang diterima dari Ambank dan Ukbank dan
mengawasi jumlah lain yang akan dibayarkan dan diterima oleh kedua bank dan
anggota CHIPS yang lain. Pada tanggal nilai (value date), yaitu tanggal 22 Mei,
laporan penyelesaian (settlement report)dikirimkan ke bank yang memperlihatkan
jumlah bruto atau bersih yang akan dibayarkan atau diterima pada tanggal itu.
Laporan ini akan dikirimkan ke terminal CHIPS para anggota pada jam 16:30, waktu
bagian timur (Estern time).Anggaplah Ambank dan Ukbank tidak memiliki keberatan
terhadap laporan yang diterimanya, maka bank pengutang (debtor bank), dalam
kasus kita adalah Ambank, harus mengirimkan instruksi kepada Bank Sentral New
York (The federal Reserve Bank of New York)pada jam 17:30 untuk mendebit
rekening Ambank disana, disebutescrow accountdan mengkreditescrow
accountUkbank. Instruksi dari Ambank ini dikirimkan melalui Fedwire, sebuah sistem
yang juga digunakan untuk penyelesaian transaksi domestik. Semua transferantar
escrow accountbiasanya diselesaikan pada jam 18:00 pada tanggal nilai transaksi.

F. Kurs Spot Eceran dan Kurs Spot Antar Bank


Meskipun kurs yang ditentukan di pasar antarbank hanya kurs di antara bank,
kurs jual bagi pelangannya sedikit lebih tinggi daripada kurs jual antar bank, atauask
rate, dan membayar pelanggan sedikit lebih rendah dari pada kurs beli antarbank
terutama pada jumlah transaksi eceran. Bank mungkin tidak memasuki pasar
antarbank, khususnya untuk transaksi kecil, tetapi sebaliknya akan menggunakan
mata uang yang telah dimiliki atau menambah jumlah yang dimiliki. Akan tetapi,
bank tetap mendasarkan kurs spot ecerannya pada kurs antarbank, dan akan
merevisinya sekali atau dua kali dalam sehari untuk transfer kecil sampai ribuan
dolar, namun akan menelpon bagian perdagangan valuta asing bank sebelum
menetapkan kutipan atas transaksi besar. Bank-bank yang lebih besar memiliki
terminal teller yang dihubungkan dengan bagian perdagangan valuta asing sehingga
dapat lebih sering memperbaharui kurs eceran.
BAB VI
KURS DAN BURSA VALAS CROSS RATE, FORWARD RATE

A. Cross Rate (Kurs Silang)


Cross Rate(Kurs Silang) adalah kurs suatu mata uang yang dinilai dengan mata
uang lainnya di luarreference currencyyang berlaku umum {seperti; GBP (Great
Britain Poundsterling), AUD (Australian Dollar), USD (United State American Dollar),
NZD (New Zealand Dollar)}, atau kurs yang dihasilkan dari dua kurs lain. Karena
seluruh mata uang dikurskan terhadap USD,cross ratedapat dengan mudah
dihitung.
Kurs silang dihitung atas dasar kurs tengah yang berlaku.

Gambar 4.1.Flow charttransaksicross rate

B. Forward Rate
Kursforward(forward exchange rate)adalah kurs yang disepakati saat ini untuk
pertukaran mata uang pada tanggal tertentu di masa yang akan datang (Levi,
2001:58). Sedangkan menurut Madura (2000:58-66)Kurs Forwardadalah nilai tukar
suatu valuta dengan valuta lain pada suatu waktu di masa depan yang dikuotasikan
oleh bank-bank.
Kursforwardadalah kurs yang ditetapkan sekarang atau pada saat ini tetapi
diberlakukan untuk waktu yang akan datang (future period)antara lebih dari 2x24 jam
sampai dengan 12 bulan atau 1 tahun.
C. Forward Market
Menurut Sartono (2001:79-86)Forward Marketatau pasar berjangka adalah
suatu pasar untuk transaksi penjual dan pembelian dengan penyerahan di kemudian
hari. Dikatakan berjangka sebagai lawan pasarspotatau pasar tunai, karena
transaksi yang terjadi penyerahannya berjangka waktu. Pada umumnya jangka
waktu transaksi ini adalah 30 hari, 90 hari, dan 180 hari.
Namun demikian transaksi berjangka ini dapat pula dilakukan antara konsumen
dengan bank dengan jangka waktu yang dapat dinegosiasikan, artinya dapat saja
untuk jangka waktu 45 hari, 60 hari, 75 hari atau 120 hari tergantung dari
kesepakatan antara konsumen dengan bank.
Kontrak dimuka atau berjangka atauforward contractmerupakan kontrak
kesepakatan antara pembeli dan penjual, antara bank dengan konsumen atau antara
bank dengan bank untuk jumlah mata uang tertentu dengan jangka waktu
penyerahan tertentu dan dengan nilai tukar yang telah ditentukan dimuka.
Forward Marketadalah bursa valas dimana dilakukan transaksi penjualan dan
pembelian valas dengankurs forward.Pasarforwardberguna untuk mengurangi risiko
yang timbul dari perubahan kurs saat mengimpor, mengekspor, meminjam dan
berinvestasi.Forwardjuga digunakan oleh para spekulan untuk meraih keuntungan
melalui pasar valas.

D. Forward Contract
Forward contractadalah derivatif yang bisa menjadi salah satutoolsdalam
melakukan manajemen risiko terhadap gejolak perubahan harga yang ada di pasar.
Melalui kontrakforward, maka kita dapat melakukanhedging(lindung nilai) dari
perubahan nilai yang terjadi di pasar, seperti perubahan harga, perubahan nilai tukar,
hingga perubahan suku bunga.

E. Jenis-jenis kontrak forward yang beredar di pasar


1.Currency Forward contractbanyak digunakan oleh perusahaan untuk
mengelola risiko valuta asing. Biasanya, perusahaan multinasional yang
menggunakannya, karena mereka beroperasi pada lebih dari satu negara,
sehingga terekspos terhadap risiko valas. Namun, perusahaan lokal juga
kadang memanfaatkannya untuk melakukanhedgingterhadap transaksi dalam
mata uang asing.
Dalam kontrakcurrency forward, suatu pihak wajib untuk membeli atau menjual
mata uang tertentu dengan nilai tukar tertentu, dalam jumlah tertentu, di tanggal
yang sudah ditentukan di masa depan. Kontrak ini terjadi padaover-the-counter
dan dapat dicustomizedsesuai dengan kebutuhan.
2.Equity Forward Contract,suatu pihak wajib membeli atau menjual intrumen
ekuitas ataupun indeks saham pada waktu tertentu di masa depan. Jenis
kontraknya bisa saham tertentu, portofolio maupun indeks. Melaluiequity
forward, nilai transaksi yang akan terjadi di masa depan sudah dipatok
pada saat ini, sehingga dapat mengatasi risiko yang terjadi dari perubahan nilai
pasar.
3.Commodity Forwardadalah kontrak denganunderlying assetberupa komoditas
seperti minyak, metal, jagung, dan lainnya. Kontrak ini memungkinkan suatu
pihak untuk membeli atau menjual komoditas dengan harga tertentu di masa
depan. Untuk produsen, kontrak ini bermanfaat dalam mengurangi risiko jika
harga komoditas menguat di masa depan.
4.Bond Forwardhampir serupa denganequity forward, hanya saja oblogasi punya
jatuh tempo, sehingga kontrakforwardpasti kadaluarsanya sebelum tanggal
jatuh tempo.
Obligasi yang umum dijadikanbond forwardadalah T-bills yang dikeluarkan
Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS). Pada kontrak ini, satu pihak
sepakat untuk membeli T-bills pada harga yang telah dipatok saat ini, pada
masa depan, sebelum tanggal jatuh tempo T-bills tersebut.
Selain T-bills, terdapat kontrakforwarduntuk obligasi-obligasi lainnya pula,
termasuk yang memberikan kupon secara periodik. Biasanya, harga yang di-
quoteadalah hargaclean price, tanpaaccurued interest. Melaluibond forward,
maka Anda dapat menyepakati harga tertentu.
5.Interest Rate Forward (FRA)InterestRate Forward Contractdisebut juga
denganForward Rate Agreement(FRA) dimanaunderlying-nya berupa
pembayaran bunga dalam mata uang tertentu. Jadi, dalam FRA ini merupakan
kesepakatan untuk memijamkan atau meminjam dana tertentu secarafixed rate.
Jika kita masuk kontrak FRA misalnya, pihak kita memegang posisilong, dan
pihak lawan (dealer) memegang posisishort. Pihak yanglongakan memperoleh
keuntungan ketika tingkat suku bunga naik, sementara pihak
yangshortmenerima keuntungan jika tingkat suku bunga turun.Cash
settlemen-nya berupa selisih
antara tingkat suku bunga kontrak dengan tingkat suku bungaunderlying(LIBOR)
pada saatmaturity.

F. Premi dan Discount Pertukaran Forward


Premi forward(forward premium)terjadi saat kita membayar lebih banyak untuk
penyampaianforwarddaripada penyampaian spot bagi mata uang. Sebaliknya
apabila kita membayar lebih sedikit untuk penyampain forward daripada
penyampaian spotdisebut diskonforward(forward discount). Dalam kasus di mana
kursforward sama dengan kursspot, kita menyatakan bahwa mata
uangforwardberada pada posisiflat.
Jika satu mata uang nilainya diperkirakan akan menguat di kemudian hari,
maka mata uang tersebut akan dijualforwarddenganpremium. Dan sebaliknya jika
satu mata uang nilainya diperkirakan akan mengalami penurunan maka mata uang
tersebut akan dijual dengandiscount. Untuk mencaridiscountataupremiumsuatu mata
uang dengan demikian dapat dilakukan dengan dua cara tergantung dari istilah
manaforward ratedikutip. Jika menggunakan istilah Eropa atauindirect quotation,
maka dapat digunakan formula:
Forward Premium (Discount) = (Spot Rate – Forward Rate) x (360/N)
Forward Rate

Apabila digunakan istilah Amerika ataudirect quotation,maka formulanya akan


sedikit berbeda yaitu menjadi:
Forward Premium (Discount) = (Forward Rate – Spot Rate) x (360/N)
Spot Rate

Jika suatu mata uang nilainya diperkirakan akan menguat maka akan dijual
denganpremiumdan sebaliknya jika akan mengalami depresiasi maka mata uang
tersebut akan dijual dengandiscount.Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah
bagaimana memprediksi nilai tukar mata uang tersebut sehingga pelaku dapat
mengambil posisi yang tepat. Disinilah peran para analis diperlukan dan mereka
memperolehrewardyang besar.
Catatan :
-BilaForward Rate>Spot Ratemaka valuta asing yang diforwardkontrakkan
mengalami Apresiasi disebutForward Premium
-BilaForward Rate<Spot Ratemaka valuta asing yang diforwardkontrakkan
mengalami Depresiasi disebutForward Discount

G. Perhitungan Kurs Forward


Kursforwarddihitung berdasarkan kursSpotditambah/dikurang faktor selisih
bunga dari kedua mata uang yang dipertukarkan. Demikian dengan tanggal
valutanya juga dihitung dari tanggal valutaSpot. Apabila hari ini tanggal 2 Agustus
valutaSpot adalah tanggal 4 Agustus,forward2 minggu (14 hari) adalah 18 Agustus.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


-Kurs Spot
-Selisih suku bunga kedua mata uang yang dipertukarkan
-Jangka waktu
-Mata uang yang duku bunganya lebih tinggi dikenakan discount
-Mata uang yang suku bunganya lebih rendah diberi premium

. Menurut Wiraatmadja, rumus perhitunganDiscount/Premium:

Kurs Spot x Selisih Suku Bunga x Hari


360 hari

Discount ataupun Premium dalam transaksi forward ini juga disebut “Swap
Point” Contoh Discount :
Kurs Spot US$/DM : 1,8750
Suku bunga US$ 6 bulan : 8% p.a
Suku bunga DM 6 bulan : 4% p.a
A. BerapaPremium/DiscountUS$/DM untuk 6 bulan?
B. Berapa kurs berjangka US$/DM untuk 6 bulan?
Jawaban :
A. Suku bunga US$ lebih besar dari suku bunga DM, maka US$ akan
diDiscount terhadap DM.

Kurs Spot x Selisih Bunga x Jangka Waktu


Discount =
Tahun x 100

= 1,875 x (8 – 4) x 6
12 x 100
= 0,0375
B. Kurs berjangka US$/DM 6 bulan = 1,8750
0,0375 (-)
1,8375
Atau nilai US$ teradap DM 6 bulan yan akan datang lebih murah dibanding nilai
US$/DM Spot, atau nilai US$ turun.

Latihan Soal menghitung cross rate


Contoh 1
Daftar kurs valas tanggal 09.00 2004 Bank Indonesia
Valas Kurs Beli Kurs Jual Kurs tengah
(bank Notes) (Bank Notes) (bank Notes)
USD 9.108,00 9.200,00 9.154,00
EUR 11.178,00 11.279,00 11.237,50
JPY 82,59 83,45 83,02
SBD 5.307,00 5.363,00 5.335,00

Spot Cross Rate JPY/USD?


= JPY/Rp x Rp/USD
= JPY 1/83.02 x Rp.9.154/USD 1
= JPY 110,26/USD
Contoh 2
AUD 1 = DM 1,6410 1,6415
AUD 1 = JPY 135,5 135,6
a. importir Jepang perlu membeli DM dengan menjual JPY. Bagaimanacross rate
DM terhadap JPY?
Langkah 1 : Untuk membeli DM importir perlu menjual JPY, kemudian beli
AUD pada kurs jual 135,6. Selanjunya importir beli DM dengan
menjual AUD pada kurs beli 1,6410.
Langkah 2 : Mengaplikasichain rule:
JPY? = DM1
DM 1,6410 = AUD1
DM = JPY 1x1x135,6 = JPY 82,63
1,6410x1

b. Eksportir Jepang perlu menjual DM untuk membeli JPY. Bagaimanacross


rate DMterhadap JPY?
Langkah 1 : Eksportir menjual DM kemudian membeli AUD pada kurs jual
1,6415. Pada saat yang sama eksportir juga perlu membeli JPY.
Untuk membeli, dia perlu menjual AUD pada kurs beli 135,5.
Langkah 2 : Mengaplikasichain rule:
JPY? = DM1
DM 1,6415 = AUD1
DM = JPY 1x1x135,6 = JPY 82,55
1,6415x1

Latihan Soal menghitung forward rate


PT. ABC memerlukan dana untuk membayar kontrak pembelian bahan baku dari
USA senilai USD 1.000.000. Jangka waktu 120 hari.Spot rate= Rp. 9.200/USD.
Karena fluktuasi kurs USD tak menentu maka PT. ABC melakukan kontrakForward
dengan bank untuk waktu 120 hari dengan harga Rp. 9.300/USD.
-Berapa pembayaran yang dilakukan pada saat jatuh tempoforward contract?
-BerapaForward Premium?.
Penyelesaian :
-Pembayaran pada saat jatuh tempo :
USD 1.000.000 x Rp 9.300 = Rp 9.300.000.000,-
-Forward Premium / Discount
FR – SR x 360 x 100%
SR n
9.300 – 9.200 x 360 x 100% = 3,28% untuk 120 hari
9.200 120
BAB VII
CURRENCY FUTURE DAN OPTION
A.Currency
Futures
Currency futurepertama kali ditawarkan oleh divisiInternational Monetary Market
(IMM) dariThe Chicago Mercantile Exchange (CME)pada tahun 1972 yang
memberikan fasilitas bagi para spekulan valas, importir dan eksportir serta
perusahaan-perusahaan yang memiliki asset dan utang dalam valas dan juga para
banker untuk berspekulasi maupun aktivitashedging(melindungi posisi
valas/mengurangi risiko valasnya)
Futures Contractpertama kali muncul sebagai respon atas jatuhnya harga-harga
komoditas pertanian pada saat panen raya. Komoditas pertanian seperti gandum,
kedelai, kacang, jagung dan biji-bijian lainnya mengalami penurunan harga yang
drastis pada saat panen, akibatnya petani mengalami kerugian yang sangat besar.
Selain itu banyak diantara Negara-negara berkembang yang hanya memiliki
produk pertanian tersebut terpaksa harus melakukan barter ataucounter
tradedengan Negara-negara maju untuk produk-produk teknologi tinggi seperti alat-
alat perang, peralatan rumah sakit, alat transportasi dan kebutuhan dasar
lainnya. Untuk
menjembatanicounter tradedan mempertahankan harga produk pertanian agar
petani tidak mengalami kerugian maka muncullah pasar berjangka produk pertanian
yang dikenal dengancommodity futures market.
Perkembangan selanjutnya, pasar berjangka ini tidak hanya terbatas untuk
komoditas pertanian tetapi juga untuk hasil-hasil pertambangan atau dari usaha
ekstraktif. Bahkan kemudian muncul untuk transaksi berjangka mata uang sebagai
respon volatilitas nilai tukar mata uang yang semakin besar. Nilai transaksi berjangka
mata uang atau dikenal dengancurrency futuresbahkan akhirnya melebihi nilai
transaksi berjangka komoditas pertanian dan pertambangan yang muncul lebih
dahulu.
Currency Futuresadalah kontrak standar yang diperdagangkan di lantai bursa
futures, seperti futures komoditi. Perintah untuk membeli atau menjual sejumlah
tertentu mata uang asing diterima oleh pialang atau anggota bursa. Perintah ini, yang
mungkin berasal dari perusahaan, perseorangan, dan bahkan bank komersial
pembuat pasar, selanjutnya akan disampaikan ke lantai bursa futures (Levi, 2001 :
75)
Menurut Faisal, 2001,Currency futuresadalah kontrak yang ditulis untuk
sejumlah valas. Kursnya ditetapkan pada saat kontrak
dilakukan dan tanggal penyerahan/pengiriman ditetapkan oleh
komisaris (board of directors) International Money Market (IMM).Sedangkan menurut
Sartono (2001), mengemukakan bahwa Currency Futuresadalah kontrak jual beli
berjangka untuk sejumlah mata uang tertentu dengan jangka waktu yang ditentukan
dimuka.
Futures contrak yang diperdagangkan adalah dalam bentuk GBP (Pounsterling
Inggris), CAD (Dolar Canada), DM (Mark Jerman), SF (Franc Swiss), JPY (Yen
Jepang), AUD (dolar Australia), dan unit mata yang Eropa dengan ukuran-ukuran
kontrak telah terstandadisasi.
Transaksi-transaksi dalamfuture marketmenggunakan sistem pembayaran
komisi kepadatraders.

B. Perbedaanforward contract dan future contracts


Menurut Faisal, (2001:76-77), meskiforward contract dan future contracts sama,
namun terdapat beberapa perbedaan utama diantara keduanya:
1.Future contractmerupakan kontrak yang telah terstandarisasi yang
diperdagangkan pada pasar valas yang terorganisir.Forward contract
merupakan kontrak-kontrak yang tidak berstandarisasi yang dibuat antara
bank dan kliennya.
2.Future contractdi -market to market(pembayaranprofitdanloss-nya
dilakukan setiap hari) pada hari terakhir masing-masing (jatuh tempo) kontrak
yang telah ditetapkan.Daily settlementini mengurangi risiko ketidakmampuan
untuk membayar (default risk). Di sisi investor yang tidak solvabel (tidak
mampu menjamin hutang-hutangnya yang bersifat jangka panjang) dengan
posisi yang tidak menguntungkan hanya setelah satu haritrading, diharuskan
mengundurkan diri, daripada dibiarkan untuk menjadidefaultyang lebih besar
(memperoleh kerugian yang lebih besar) pada saat kontrak jatuh tempo
(sebagaimana dapat terjadi padaforward kontrak).
3.Futures contractssangat menguntungkan para spekulan dan para pelanggan
komersial yang memilikicash inflows dan outflowsyang stabil dan kontinu
dalam mata uang asing.
Menurut Sartono, (2001 : 93), perbedaan antara KontrakForwarddenganFutures
dapat dilihat pada Tabel 7.1.
Tabel 7.1
Perbedaan antara KontrakForwarddanFutures
Forward Futures
Perdagangan Diperdagangkan melalui Diperdagangkan pada suatu
telepon atau telex arena kompetitif
Regulasi Self-regulatingDiregulasi modity
olehCom Futures Trading Commision
Frequency of delivery 90% diselesaikan dengan Hanya 1% yang diselesaikan
actual delivery melaluideliver y
Ukuran Kontrak Lebih besar dibanding kontrak Terstandarisasi dalam jumlah
futures mata uang
Delivery date Tanggal penyerahan dapat Terbatas pada beberapa
dinegosiasikan tanggal tertentu
Settlement Terjadi pada tanggal yang Dilakukan setiap hari melalui
disetujui antara bank dan lembaga kliring di bursa
pelanggannya
Quote Mata uang lokal per dolar AS Dolar AS per stu unit mata
uang asing
Biaya transaksi Biaya didasarkan pada bid-ask Biaya berupa fee untuk
spread membeli atau menjual order
Margin Tidak disyaratkan Disyaratkan untuk semua
partisipan
Risiko kredit Ditanggung oleh kedua pihak Lembaga kliring menjadi pihak
dalam kontrak. Batas kredit berlawanan terhadap tiap
harus ditetapkan bagi tiap kontrakfutures,dan dengan
pelanggan demikia mengurangi risiko
kredit secara substansial

Perbedaan lain antaraforwarddenganfuturesadalah adanyamargin


requirement. Margin requirementterdiri dari tiga komponen, yaitu :initial margin,
maintenance margin dan call margin. Initial marginmenunjukkan seberapa banyak
uang yang harus terdapat padaaccount balanceketika kontrak diadakan.
Sedangkan maintenance marginmerupakan jumlah uang minimum yang harus
terdapat dalam account balance.Ketika kontrak diadakan.
Transaksifuturesini sebenarnya mirip dengan transaksi berjangkaforward
terutama karenacurrency futuresmensyaratkan margin, jatuh temponya standar,
menggunakandailt settlementdan transaksi yang dilakukan dilantai bursa yang
terorganisir. Contoh perhitunganDaily Settlementdalam dilihat pada Tabel 7.2 :
Tabel 7.2
Contoh perhitunganDaily Settlement
Waktu Kejadian Aliran Kas
Selasa Pagi Investor membelikontrak Tidak ada
futuresSwiss franc, jatuh
tempo hari Jum’at dengan nilai
tukar $0,75/SFr
Penutupan perdagangan hari Swiss franc mengalami Investor menerima 125.000 x
Selasa apresiasi $0.755. posisi (0,755-0,75) = $625
disesuaikan dengan pasar
ataumarket to market
Penutupan perdagangan hari Swiss franc mengalami Investor membayar 125.000 x
rabu depresiasi menjadi $0,752. (0,755-0,752) =$375
Posisi disesuaikan dengan
pasar
Penutupan perdagangan hari Swiss franc mengalami Investor membayar 125.000 x
Kamis depresiasi lebih besar menjadi (0,755-0,74) = $1.500
$0,74/SFr
Penutupan perdagangan hari Pada saat jatuh tempo, Swiss 1. Investor menerima
Jum’at franc mengalami apresiasi 125.000 x (0,752 -0,74)
menjadi $0,745/SFr = $625
1. Kontrak jatuh tempo 2. Investor membayar
2. Investor menerima 125.000 x 0,745 =
SFr125.000 $93,125.

Dari tabel 7.2 di atas dapat dilihat bahwa pada hari selasa pagi, seorang investor
mengambillong positionuntukSwiss Franc futuresyang akan jatuh tempo pada hari
jumat sore. Harga yang disetujui adalah $0,75/SRf dan setiap kontrak senilai SFr
125,000. Sebagai permulaan, misalnya investor tersebut harus menempatkan $2,565
ke dalammargin accountnya.
Pada akhir perdagangan pada hari selasa sore,Swiss Franctersebut menerima
keuntungan kas sebesar $625 (yang diperoleh dari SFr 125,000 x $0,005/SFr).
Logika mengapa investor menerima keuntungan, karena seandainya investor tidak
membeli Swiss Franc futuremaka investor harus membayar sebesar $0,755/SFr.
Tetapi karena adanya komitmen dimuka dan nilai tukar yang disepakati adalah
$0,75/SFr maka investor dapat menghemat sebesar $0.05/SFr. Dengan kata lain
investor tidak perlu membayar $0.755/SFr tetapi cukup membayar $0.75/SFr dan jika
mau makaSwiss Franctersebut dapat dijual dispot marketpada sore hari dengan rate
0.755/SFr.
Dengandaily settlementmaka nilai tukar saat penutupan hari selasa akan menjadi
opening pricehari berikutnya dan dijadikan harga yang baru. Kemudiankontrak
futuresdengan harga $0.75 batal dan digantikan dengan harga baru sebesar $0,755.
Pada akhir perdagangan hari rabu, nilai tukarSwiss Francturun menjadi
$0,752/SFr. Investor tersebut harus membayar kerugian sebesar $375 (yang berasal
dari SFr 125,000 x $0.003/SFr) dan harga baru ditetapkan debesar $0,752. Logika
yang sama digunakan apabila ternyataSwis francmengalami depresiasi dari hari
sebelumnya, maka investor menederita kerugian karena harus membayarSwiss
Francdengan dollar yang lebih besar. Pada hari kamis sore,Swiss francjatuh menjadi
$0,74 dan kontrak jatuh tempo. Investor membayar kerugian sebesar $1.500 (berasal
dari ($0.752-$0.740) x SFr 125,000).
Pada hari kamismarginyang tersisa tinggal $1,315 akibatnya akan adacall
marginsebesar $685. Misalkan pada hari jumatSwiss francmengalami apresiasi
menjadi $0,75 maka pada hari jumat investor menerima keuntungan sebesar $1,250
[($0.75-$0.74) x SFr 125,000] dan memperolehSwiss francdengan harga $0.75.
Kontrak futuresmemiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan dari
kontrak futuresantara lain:
1. Ukuran kontrak yang lebih kecil
2. adanya kebebasan untuk melikuidasi kotrak pada waktu kapan saja sebelum
waktu jatuh tempo
3. diperdagangkan pasa suatu pasarfuturesyang terorganisir dengan baik.
Dipihak lain, terdapat sifat kontrak futures yang dianggap merugikan bagi para
pengguna komersial. Beberapa kelemahan tersebut antara lain :
1. Jumlah terbatas dari mata uang yang diperdagangkan
2.delivery datesyang terbatas
3. jumlah kontraktual yang kaku dari berbagai mata uang yang ditawarkan.

C. Currency Option
Currency optionadalah hak tanpa suatu kewajiban untuk membeli atau menjual
valas terhadap valas lain pada harga tertentu selama periode tertentu juga. Opsi
ditawarkan sebagai tanggapan atas satu kelemahan yang dilimiki baik olehfutures
maupunforward. Kelemahan bersama kedua instrumen keuangan tersebut adalah
keduanya menghilangkan kemungkinan mendapatkan keuntungan yang besar dar
suatu pergerakan yang menguntungkan.
Opsi merupakan suatu instrumen yang memberikan pemegang opsi suatu hak,
bukan kewajiban – untuk menjual (put option)atau membeli(call option)intrumen
financial atau aset dengan harga yang telah ditentukan di mukapredetermine price,
dan hak tersebut berlaku untuk periode tertentu atau memiliki jatuh tempo. Untuk
dapat memperoleh hal menjual atau hak membeli,pembeliopsi harus membayar
premi di muka. Dengan membayar premi di muka atauup frontpremi tersebut pembeli
opsi memperoleh hak untuk menjual atau membeli aset sesuai dengan jenis opsinya.
Dapat dikatakan bahwa opsi adalah klaim pada sejumlah tertentu aset sepanjang
suatu periode ke masa depan. Harga yang telah ditentukan dimuka disebut juga
denganstrike priceatauexercise price.Jadi apabila pembeli opsi memutuskan untuk
menggunakan haknya atau meng-exerciseopsi yang dimiliki maka pembeli akan
membayar sebesarstrike pricetersebut.

D. Call dan Put Option


Call Optionadalah hak tanpa suatu kewajiban untuk membeli vala. Sedangkan
put optionadalah hak tanpa suatu kewajiban untuk menjual. Dalam suatu transaksi
valas, satu mata uang dibeli dan yang lainnya dijual. Konsekuensinya, setiapoption
valas merupakancalldan put. Suatuoptionuntuk membeli USD dengan IDR (rupiah)
merupakan USDcall danIDRput.

E. Premi Option (Option Premium)


Harga dari option dikenal denganoption premiumataufee.Pembeli membayar
premiumkepada penjual sebagai kompensasi untuk risiko yang tercakup dalam
writing(penjualan) suatu option.Premiumnormalnya dibayar atas dasar nilaispotdari
tanggal di manaoptiontersebut dikontrakkan.
Ada dua pihak dalamoptionyaitu (taker/buyer)dan penjual. Pembelioption
menikmati hak untuk melakukanexercis(melakukanprofit taking)atau tidak
melakukan apa-apa. Penjualoptionmempunyai kewajiban untukdealpada kurs yang
dikontrakkan jika pembeli memilih untukexercise option.Penjual juga dikenal
sebagai writer atau grantorsuatuoption.

F.NilaiOption
Strike price/exercise prise (strike rate)adalah kurs dimanaoptionakan di-exercise
jika pembeli memilih melakukanexercise option(harga dimana seseorang dapat
membeli/menjual valas yang dikontrakkan).
In the money(ITM) menjelaskan kondisioptionyang akan menghasilkan profik
jika di-exercise.
Out of the money (OTM)menjelaskan kondisioptionyang akan menghasilkan
kerugian (loss)jika di-exercise(namun kerugian tetap ada hanya sebesar premi yang
harus dibayarkan.
At the money (ATM)menjelaskan kondisioptionyang tidak menghasilkan profit
maupun kerugian jika di-exercise.
Strike price at the moneybisa merugikan kursspotatauforward.
Contoh :
Kurs Spot AUD 1 = USD 0.8
Kursforward 3bulan AUD = USD 0,79

Strike price at the moneyuntuk AUDcallakan berupaspot rate0.8strike price at


the moneyuntuk AUD put akan berupa kursforward 0.79.Pada saatoptiondibuat
AUDputdenganstrike pricesama dengan kurs spot kadang dikatakan sebagaiat the
money spot.Pada kondisi tertentu,at the money spotsebenarnya merupakanin the
moneykarena dengan menjual AUD put pada 0.8 penjual (writer)memberi pembeli
hak untuk menjual AUD 3 bulanforwardpada kurs yang lebih baik daripada kurs
forwardpasar yang ada (padarate 0.79).

Tabel 7.3. Matriks ATM/ITM/OTMCall dan Put


Call Put
Strike Price < Current exchange rate ITM OTM
Strike Price = Current exchange ATM ATM
rate Strike Price > Current OTM ITM
exchange rate

G.Jatuh Tempo Suatu Option (Maturity of the Option)


Jatuh tempo (expiry date)merupakan tanggal di mana hak pembeli untuk
melakukanexercisehabis. Jikaoption di-exercisepada saat jatuh tempo,cash flows
akan terjadi padadpot value date-nya.
American optionadalahoptionyang dapat di-exerciseuntukspot valuesetiap saat
antaracontract datedanexpiry date.
European Optionadalahoptionyang secara teoritis hanya dapat di-exercise
untukspot valuepada saat jatuh tempo. Dalam praktik,writer/penjualEuropean
Optionmengizinkan pembeli untuk memberi pemberitahuan sebelum jatuh tempo
bahwa mereka akan melakukanexercise option.JikaEuropean Optiondi-exercise
sebelum jatuh tempo,cash flowsakan terjadi padaspot value datesetelah jatuh
tempo.
Gambar 7.1.Currency Option Value Dates

Perode Option

1 Juli 3 Juli 1 Okt 3 Okt


Contrack Date Premium Paid Expiry Date Value Date
BAB VIII
KONDISI PARITAS INTERNASIONAL

A. Pendahuluan
Kondisi paritas internasional atau dalam bahasa Inggerisnya“International Parity
Condition”dapat dijelaskan melalui penjelasan menurutthe law of one price (Hukum
satu harga),barang-barang dijual dengan harga yang sama di seluruh dunia. Dasar
teori ini adalah bahwa jiga harga dari komoditi tertentu tidak sama dimana-mana,
arbitragedalam barang-barang pada akhirnya akan menjamin keadaan yang sama.
Ada lima hubungan kunci Paritas Internasional yang dihasilkan dari aktivitas-aktivitas
arbitragetersebut, yaituPurchasing Power Parity (PPP), Fisher Effect (FE),
International Fisher Effect (IFE), Interest Rate Parity (IRP), dan Unbiased Forward
Rates (UFR).Kondisi-kondisi paritas ini dikaitkan oleh :
1. Penyesuaian dari berbagai kurs dan harga terhadap inflasi
2. Konsepsi bahwa uang seharusnya tidak mempunyai efek terhadap variable-
variabel riil.
Inflasi dan depresiasi mata uang domestik ditentukan secara gabungan oleh
pertumbuhansupplyuang domestik relatif terhadap pertumbuhandemanduang
domestik. Dalam analisis ini diasumsikan bahwa peserta-peserta pasar adalahrisk
neutraldan tidak ada friksi atau kendala (seperti pajak atau biaya transaksi) pada
setiap pasar.
Analisis disini dapat dipakai untuk dua jenis valas apa pun. Tentunya secara
prinsip analisis ini seharusnya dapat dipakai untuk setiap periode waktu misalnya
satu tahun.
Notasi yang digunakan adalah :
i= tingkat bungan (nominal per
tahun) if = tingkat bungan valas
ih = tingkat bunga mata uang
domestik p = tingkat inflasi ( per
tahun)
pf = tingkat inflasi valas
ph = tingkat inflasi mata uang
domestik s = kursspot
f = kurs forward
E = ekspektasi untuk 1 tahun; sebagai contoh E(s) berarti ekspektasi kurs
Spot,yang hari ini diekspektasi untuk terjadi dalam waktu satu

tahun. (1 + if) / (1 + ih) = f/s = (E (s) / s = ( 1 + E (pf) /

(1 + E ( ph)

Analisis yang dipresentasikan pada IRP, PPP, UFR, dan FE membentuk


hubungan-hubungan antara empat (4) variabel.
Tahap 1 menghubungkan tingkat bunga dan kurs dan seting disebut IRP
(Rumus 1)
Tahap 2 menghubungkan kursforwarddanspotdan sering disebut UFR
(rumus 2)
Tahap 3 menghubungkan tingkat bunga dan ekspektasi tingkat inflasi disebut
PPP (rumus 3)
Tahap 4 menghubungkan generalisasi dari persamaan Fisher terhadap
pembentukan dua (2) valas (Rumus 4)

B.Paritas Daya Beli (Purchasing Power Parity)

Rumus : E(s) = 1 + E(pf) (Kuotasi


indirect) s 1 + E(ph)
PPP yang diperkenalkan oleh ahli ekonomi Swedis, Gustav Cassel pada tahun
1918 (dalam versi relatifnya) mengatakan bahwa ekspektasi perubahan adalah
karena perbedaan dalam ekspektasi tingkat inflasi pada negara-negara tersebut
(kurs suatu mata uang dengan mata uang lainnya ditentukan olehpurchasing
powerdari masing-masing mata uang yang diperbandingkan dan karenanya nilai
tukar/kurs tersebut akan bergerak pada arah yang ditentukan oleh perbedaan tingkat
inflasi dari negara-negara tersebut). Atau nilai tukar mata uang terhadap yang
lainnya akan bersesuaian untuk merefleksikan perubahan dalam tingkat harga dari
dua negara tersebut.
Pesan sentralnya adalah: negara dengan tingkat inflasi tinggi dapat
memperkirakan untuk mendepresiasi kurs (a weak currency),sebagaimana negara
dengan tingkat inflasi rendah dapat memperkirakan untuk mengapresiasi kurs (a
strong currency).
Andai kurs spotNZD 1 = GBP 0,4325. Jika tinkat inflasi tahun depan diperkirakan
menjadi 9% di Selandia Baru dan 4% di Inggris. Berapa ekspektasi kursspottahun
depan akan terjadi?
Menyusun kembali persamaan di atas dan memecahkannya :
: E(s) = 1 + E(pf) s = 1,04 (0,4325) = 0,4127
1 + E(ph) 1,09

Dengan demikian, diperkirakan bahwa NZD akan melemah, di mana NZD pada
awal tahun sebesar £ 0,4325, diperkirakan pada akhir tahun akan hanya sebesar £
0,4127. Ini menggambarkan depresiasi ± 4,6% nilai NZD dalam GBP dan kurang
lebih sama dengan perbedaan tingkat inflasi.
Dalam kaitannya dengan nilai tukar riil (real exchange rate), menurut PPP jika
kurs berubah oleh karena perbedaan-perbedaan inflasi, kurs, riil tetap sama (Jika
PPP berlaku, perubahan nilai tukar akan secara tepat diseimbangkan oleh
perbedaan inflasi antara dua negara) maka posisi kompetitif perusahaan tidak
dipengaruhi oleh perubahan nilai tukar riil. Dengan demikian, posisi kompetitif
perusahaan domestik dan luar negeri akan terpengaruh hanya jika kurs riil berubah.
Kurs riil valas adalah kurs nominal yang berubah akibat perubahan tingkat inflasi
negara tersebut relatif terhadap tingkat inflasi negara lain (kurs nominal yang
berubah karena perubahan relatif dalam PPP dari masing-masing valas),
yaitu :
(1  if )
E' s  E(s)x
(1  ih)

Contoh 1:

Menghitung Kurs Riil untuk DM (Shapiro, 1992 : 153)


Antara Juni 1979 dan Juni 1980, inflasi Amerika Serikat sebesar 13,6% dan tingkat inflasi Jerman
adalah 7,7%. Sejalan dengan tingkat inflasi yang, secara relatif lebih tinggi di Amerika Serikat, DM ter-
revaluasi dari $0,54 pada Juni 1970 menjadi $0,57 pada Juni 1980. Berdasarkan definisi di atas, kurs
rill pada Juni 1980 sama dengan $0,57 (1,077)/1,136 = $0,54. Dengan kata lain, kurs rill yang berubah
akibat inflasi USD/DM tetap konstan pada $0,54. Jika kurs rill tetap konstan (jika PPP berlaku/terjadi),
keuntungan- keuntungan/kerugian-kerugian valas akibat berubahnya kurs nominal akan secara umum
diseimbangkan setiap saat oleh dampak dari perbedaan tingkat inflasi relatif sehingga mengurangi
dampak positif (net impact) dari devaluasi dan revaluasi nominal.
Versi absolut dari PPP berasumsi bahwathe law of one priceadalah valid.
Hukum ini mengatakan bahwa harga dalam satu mata uang dari setiap komoditi
tertentu seharusnya sama di mana pun di dunia (tingkat harga yang berubah
terhadap kurs akan sama di antara negara-negara; yakni satu unit mata uang
domestik seharusnya memiliki daya beli yang sama di seluruh dunia). Jika seluruh
pasar adalah bebas dan tidak ada friksi dan seluruh barang-barang diperdagangkan
secara internasional maka hukum satu harga berlaku, karena jika tidak arbitrage
komoditas dapat terjadi.
Sebagai contoh, jika harga perak di New Zealand adalah NZD 250/kg dan kurs
NZD 1 = GBP 0,5 dengan demikian harga perak di Inggris seharusnya GBP 1,25/kg.
Jika harga perak di Inggris bukan GBP 1,25/kg makaarbitrageterjadi. Misalkan jika
harga di Inggris adalah GBP 150/kg, pedagang akan membeli perak di New Zealand
pada harga NZD 250/kg dan menjualnya di Inggris pada ekuivalen NZD 300/kg. Ini
akan terus berlangsung sampai harga perak Inggris jika dikonversi ke dalam NZD
sama dengan harga perak di New Zealand. Kesamaan akan dicapai dengan cara
menurunkan harga perak di Inggris dan/atau menaikkan harga perak di New Zealand
dan/atau nilai NZD (dalam GBP) meningkat.Equilibriumakhir dapat terjadi. Misalnya,
harga perak Inggris GBP 135,2/kg, harga perak New Zealand NZD 260/kg dan kurs
NZD 1 = GBP 0,52. Dalam hal ini, harga di Inggris GBP 135,2 ekuivalen dengan
harga NZD (135,2/0,52) = NZD 260, sama dengan harga di New Zealand.
Asumsi bahwalaw of one priceterjadi selama jangka panjang PPP bisa dibuktikan
sebagai berikut. Jika harga komoditi saat ini adalah NZD 1 di New Zealand dan kurs
NZD 1 = GBP s, maka implementasi law of one price harga di inggris dari komoditi
tersebut harus GBP s. Jika ekspektasi tingkat inflasi (expected inflation rates) adalah
E(p$) di New Zealand dan E(p£) di Inggris, maka ekspektasi harga (expected prices)
adalah:
NZD (1 + E($)) dan £ s (1 + E(p£))
Mengimplementasikan kembali law of one price, ekspektasi kurs harus
menyamakan kedua harga yakni:

s(1  E( p£))
1  E( p$)  E(s)
Berdasarkan penyusunan kembali:
E(s) 1  E( p£)
s  1  E( p$)
Akan tetapi, untuk banyak komoditi,law of one pricesecara jelas tidak terjadi.
Untungnya, PPP bisa juga dibuktikan dengan membuat asumsi yang lebih lemah
bahwaratiodari harga-harga dolar untuk komoditi yang sama di dua negara akan
tetap sebagaimana berlalunya waktu. Akibatnya ini membolehkan harga-harga dolar
untuk berbeda setiap waktu tertentu, tetapi tetap konstan eksistensi dari perbedaan
tersebut selamanya.
Sebagai contoh, misalnya kursspotNZD 1 = GBP 0,46 dan biaya-biaya komoditi
tertentu adalah NZD 2.000 di New Zealand dan GBP 1.150 di Inggris. Dolar
ekuivalen dari harga di Inggris adalah NZD (1.150/0,46) = NZD 2.500. Ratio-ratio
harga dolar adalah NZD 2.000/NZD 2.500 = 0,8. Yakni harga New Zealand hanya
80% dari harga Inggris.
Asuransi menjelaskan bahwa jika ratio harga dolar diperhitungkan kembali,
katakan dalam waktu satu tahun, ratio akan kembali menjadi 0,8 Meski terjadi
perbedaan tingkat inflasi selama satu tahun. Jikaexpected inflation, katakan 10% di
New Zealand dan 4% di Inggris makaexpected pricesadalah NZD 2.200 di New
Zealand dan GBP 1.196 di Inggris. Mengimplementasikan asumsi dari ratio harga
dolar konstan, ekspektasi kurs, E(s) harus seperti untuk mempertahankan ratio pada
0,8 yakni:
2.200 0,8x1.196
 E( 0,4349
1.196 / 0,8 s) 2.200
E(s)
Mengaplikasi pendekatan ini untuk menentukan PPP, andaikan harga komoditi
tertentu adalahxdolar di New Zealand dankpounds di Inggris. Jika kursspotsaat ini
adalah NZD 1 = GBP s, maka nilai dolar dari harga Inggris adalahk/sdolar.Ratiodari
harga dolar oleh karenanya adalahx/k/s. Jika ekspektasi inflasi di New Zealand
adalahE(p$)per tahun dan ekspektasi inflasi di Ingaris adalahE(p£)per tahun, maka
ekspektasi harga dalam satu tahun adalah:
x (1 + E (p$)) NZD di New Zealand
k (1 + E (pS)) GBP di Inggris
Ekspektasi nilai dolar dari harga di Inggris adalah:k [1 + E(p£)]/E(s), di manaE(s)
adalah ekspektasi kurs. Mengaplikasi asumsi dari ratio harga dolar konstan,
ekspektasi kurs harus sedemikian bahwaratioharga dolar tetap sama dengan nilai
awal darix/k/s, yakni:
x(1  Ep$) x

k(1  E( p£) k /
s
Menyusun kembali persamaan di atas dengan mengalikan kedua sisi dengank/x
menghasilkan:
E(s) 1  E( p£)
s  1  E( p$)
Meskipun fondasi PPP adalah paling jelas terlihat pada kasus komoditi
individual, banyak aplikasi praktikal terdapat pada level sekumpulan/kombinasi
komoditi yang lebih tinggi. Bahkan jika tidak seluruh barang diperdagangkan secara
internasional dan ternyata di sang ado biaya transportasi, tarif dan sumber friksi lain,
tetap saja tidak benar untuk membuat hipotesis bahwa kurs antara dua negara pada
akhirnya akan merefleksikan pengalaman tingkat inflasi relatif di dua negara.
Pada lingkup ini, tingkat inflasi dalam persamaan PPP biasanya spesifik karena
indeks harga yang meliputi barang-barangtradeddannontraded. Namun harga-harga
daritradeddannontraded goodstidaklah ditentukan secara independen. Sebagai
contoh, barang impor bisa dipakai untuk memproduksinontraded goodatau
nontraded gooddapat secara potensial menjaditraded goodjika ada pergeseran
dalam harga relatif.

C. Fisher Effect (FE)


Perbedaan tingkat inflasi adalah juga diteorikan untuk mempengaruhi tingkat
bunga.
Persamaan Fisher dalam dua valas adalah sebagai berikut:
1  E(if ) 1  E( pf )
 (Kuotasiindirect)
1  E(ih) 1  E( ph)
The Fisher Effectmengatakan bahwa tingkat bunga nominal di negara manapun
akan sama denganreal rate of returnyang diinginkan oleh para investor (tingkat
bunga yang akan mengkompensasi para investor untuk penundaan konsumsi saat
ini) ditambah tingkat inflasi yang diperkirakan (premiumuntuk menyeimbangkan
kenyataan bahwa inflasi akan menurunkan daya beli dari dana yang diinvestasikan;
premiumini harus menyamakan tingkat inflasi selama periode investasi).
Dengan kata lain, tingkat bunga nominal merupakan fungsi dari tingkat bunga riil
danpremiumekspektasi inflasi. Misalnya, jikareturnriil yang diinginkan adalah 2%
dan tingkat inflasi diperkirakan akan menjadi sebesar 5% maka tingkat bunga
nominal
7%.
(1 +nominal rate) = (1 +real rate) (1 +expected inflation rate)
(1 +r) = (1 +a) (1 +i) ataur=d+i+aiatau sering disederhanakan dengan r
=a+i
Pengetahuan mengenai kemampuan untuk mengakses pasar-pasar keuangan
dunia,real rate of returnseharusnya sama di seluruh dunia (Di dunia di mana para
investor dapat membeli setiap interest bearing securities, return riil akan cenderung
ke arah paritas (equal ability) di mana pun melaluiarbitrage). Dalam keadaan
equilibrium maka dengan tidak adanya intervensi pemerintah seharusnya perbedaan
tingkat bunga nominal akan kurang lebih sama dengan antisipasi perbedaan tingkat
inflasi atau
(1 +ph)/(l +pf) = (1 +ih)/(l +if)
Oleh karena itu, perbedaan tingkat inflasi antara dua negara akan sama dengan
perbedaan tingkat bunga. Sebagaimana ditunjukkan oleh persamaan yang diseder-
hanakan berikut ini:
if - ih = pf - ph
Persamaan ini merupakan konversi dari persamaan (1 +ph)/(1 +pf) = (1 +
ih)/(1 +if) dengan mengurangi kedua sisinya dan asumsi bahwa nilaipfdan i secara
relatif kecil.
Versi umumFisher Effectmengatakan bahwa negara-negara dengan tingkat
inflasi yang lebih tinggi mempunyai tingkat bunga yang lebih tinggi daripada negara-
negara dengan tingkat inflasi yang lebih rendah. Contoh: jika tingkat inflasi di AS dan
di Inggris adalah 4% dan 7%, FE mengatakan bahwa tingkat bunga nominal
seharusnya3% lebih tinggi di Inggris daripada di AS.
Bukti empiris telah menunjukkan bahwa perbedaan-perbedaan tingkat bunga
nominal antar-negara disebabkan oleh ekspektasi-ekspektasi perbedaan inflasi.
Tingkat bunga riil cenderung seimbang antar-negara. Namun risiko politik yang
tinggi pada negara-negara berkembang dapat menghasilkan perbedaan-perbedaan
return rill yang diharapkan antara negara berkembang dengan negara maju.
Selanjutnya persamaan Fisher dalam Peirson, et al mengatakan bahwa investor
tidak akan meminjamkan uang kecuali tingkat bunga nominalicukup tinggi untuk
mengcover ekspektasi inflasiE(p)dan juga memberirequired real rate of return,E(i*).
Oleh karena itu, jika sejumlah x dalam valas tertentu dipinjamkan selama 1 tahun,
maka jumlah yang dibayarkan kembali harus paling sedikitx [1 + E(p)]hanya untuk
mempertahankan daya beli (purchasing power) kreditor dalam valas (DeMaskey,
1992: 45).
Jika sekiranya beralasan, kreditor juga mengharap untuk menerimareal rate of
return,E(i*), maka jumlah rang dibayarkan kembali harus sejumlah x [1 + E(p)] [1
+E(i*)].
Dengan demikian, jika kreditor membutuhkan tingkat bunga nominali, persamaan
berubah menjadi
x (1 + i) = x (1 + E(p)) (1 + E(i*))
Ini menjelaskan bahwa
(1 + i) = (1 + E(p)) (1 + E(i*))
Persamaan Fisher berasumsi untuk berlaku pada kedua valas. Selain itu,
diasumsikan bahwaexpected real rate of returnsama dalam kedua valas. Sehingga
kita mempunyai
1 + if (1 + E(pf)) (1 + E(i*))(1)
dan1 + ih (1 + E(ph)) (1 + E(i*))(2)
Menggabungkan bersama-sama persamaan (1) dan (2) menjelaskan bahwa
1 1  E( pf
 ) 1  E( yang merupakan persamaan di atas
if
ph)
1
Contoh 2: ih

Jika tingkat bunga 1 tahun adalah 14,2% d. New Zealand dan 11,75% di Inggris,
sedang tingkat inflasi tahun depan diperkirakan sebesar 90% di New Zealand.
Berapa perkiraan tingkat inflasi di Inggris?
Menyusun kembali di atas persamaan dan penyelesaiannya adalah:

E(P£) = 1  i£ [1  E( p$)]  1
1  i$

= 1,1175 (1,09)  1  0,066616


1,1420
Expected inflation ratedi Inggris dengan demikian6,66% (,Peirson,
1990: 1990:745-
745-
746).
D. International Fisher Effect (IFE)
Fisher Effect(FE) dapat diperluas untuk maksud internasional (pada saat
dikatakan IFE atauThe Fisher Open Condition). Selama tingkat bunga riil tetap sama
antara negara-negara, ekspektasi perubahan nilai tukarspotantara dua negara akan
menyamakan perbedaan tingkat bunga antara mata uang. Jika kita berasumsireal
rate of return4%, tingkat bunga sekuritas pemerintah dalam satu tahun akan menjadi
sebesar 15% di Australia dan 7% di AS, sedangkan ekspektasi tingkat inflasi di
Australia adalah sebesar 11% dan ekspektasi tingkat inflasi AS adalah 3%. Jadi
karena AS memiliki 8% tingkat bunga yang lebih rendah, nilai tukar spot diharapkan
berubah 8% lebih disukai di AS selama periode tersebut.
Dengan kata lain, InternationalFisher Effectmenyatakan bahwa nilai tukar spot
satu mates uang terhadap yang lainnya akan berubah terhadap perbedaan tingkat
bunga antara dua negara.
IFE dihasilkan dari kombinasi PPP danFisher Effect:
(1 (if)) E s
(1  ih)  s

Contoh 3:
Menggunakan IFE untuk mem-forecastkurs USD dan SFr (Shapiro, 1996: 202)
Dalam bulan Juli tingkat bunga 1 tahun Swiss adalah 4% dan Amerika
Serikat adalah 13%. Jika kurs saat ini SFr 1 = USD 0,63. Berapaexpected
future exchange ratedalam satu tahun? Menurut IFE kurs spot yang
diharapkan dalam 1 tahun = 0,63 x 1,13/1,04 = USD 0,6845. Jika suatu
perubahan dolar ekspektasi tentang inflasi masa datang Amerika Serikat
menyebabkan kurs spot masa datang yang diharapkan (expected future
spot rate) naik menjadi $ 0,7, apa yang seharusnya terjadi terhadap tingkat
bunga Amerika Serikat? Jika tingkat bunga AS tidak diketahui dan tingkat
bunga Swiss tetap 4% (karena tidak ado ekspektasi perubahan inflasi
Swiss) maka menurut IFE
0,7/0,63 = (1 + rAS)/1,04. rAS = 15,56%.

Fishermengemukakan bahwa perbedaan tingkat bunga nominal antar-dua


negara akan menggambarkan perbedaan tingkat inflasi antara dua negara karena
return riil yang diharapkan (the expected real rates of returns) adalah sama pada
kondisi di manes hambatan-hambatan dari pemerintah tidak ada.
Persamaan yang disederhanakan untuk IFE ditunjukkan sebagai berikut:

E(s)  s
if  ih  s
Sebagai contoh, jika tingkat bungaSwiss Franc= 4% dan tingkat bunga USD =
13% maka SFr akan apresiasi sebesar9% (13% - 4%). Dengan demikian, menurut
IFE mata uang dengan tingkat bunga yang lebih rendah diharapkan untuk apresiasi
relatif terhadap mata uang dengan tingkat bunga yang lebih tinggi.
Bukti empiris telah menunjukkan bahwa mata uang dengan tingkat bunga tinggi
cenderung untuk menurun (depresiasi), sementara mata uang dengan tingkat bunga
rendah cenderung untuk meningkat (apresiasi). Pada kondisi tertentu, nilai tukar
yang dipengaruhi oleh perubahan tingkat bunga nominal tergantung pada apakah
perubahan tersebut disebabkan oleh perubahan tingkat bunga rill atau ekspektasi
inflasi relatif (relative inflationary expectation).

E. Paritas Tingkat Bunga (Interest Rate Purity/IRP)


Interest Rate Paritymenyatakan bahwa tingkat bunga relatif menentukan
relativitas antara kursforwarddan kursspot. Paritas tingkat suku bunga (interest rate
parity) menghubungkan tingkat suku bunga domestik dan luar negeri beserta
perubahan nilai tukar yang diharapkan dari nilai mata uang domestik terhadap mata
uang asing. Dengan demikian, hubunganequilibriumantara tingkat suku bunga
domestik dan asing (luar negeri) secara ekuivalen dinyatakan menggunakan harga
dan kuantitaskurs spotdanforwardsebagai berikut:

Rumus : 1r
atau (1 +if/(1 +ih) =f/s(kuotasiindirect)
1r
*
di mana:r= tingkat bunga domestiks= kursspotkuotasidirect
r*= tingkat bunga luar negerif= kursforwardkuotasidirect
Ketika pada kedua sisi persamaan di atas dikurangi dengan satu, hubungan IRP
dituliskan sebagai berikut (f – s/s) = (r – r*/1 + r*). Kadang-kadang ditulis dengan
melakukan logaritma sisi kiri darif – sdan menuliskannya denganln f – ln s=r – r*
(logaritma dari 1 +rsama denganr). Tingkat bunga dan kursforwarddidasari oleh
periode waktu yang sama (bulan, tahun, dst). Jika kita menggunakan tingkat bunga
90 hari, kursforwardharus didefinisikan dengantime horizonyang sama.
Rumus (f – s/s) disebutforward discountataupremiumtergantung pada apakah
mata uang domestik diperkirakan untuk depresiasi atau apresiasi. Forward discount
(premium) mengukurexpected depreciation(appreciation) dari mata uang domestik
dalam desimal. Mata uang domestik dengan tingkat bunga yang lebih rendah dari
mata uang asing dikatakan ada padaforward premium, sebaliknya dikatakan ada
padaforward discount.f/sdidefinisikan sebagaiforward discount(premium) plus satu.
Selain itu, kita bisa mengatakanforward discount(premium) sebagaicost of forward
cover.
Hubungan IRP menjelaskan hubunganequilibrium. Dengan demikian,forward
discount(premium) daninterest rate differentials(perbedaan tingkat suku bunga)
secara bersama-sama dihitung. Dengan kata lain,interest rate differentials
mempengaruhiforward discount/premiumdan sebaliknya. Kedua sisi IRP
dipengaruhi oleh faktor-faktor ketiga (faktor-faktor determinan dariforward
discount/premium: defisit/surplus neraca pembayaran,foreign
assets/liabilities,international competitiveness). Faktor-faktor utama yang
mempengaruhiinterest differential meliputi produktivitas, ekonomi/thrift, tingkat
inflasi,budget deficit, dan lain-lain pada kedua negara. Pada saatinterest rate
parityberlaku/terjadi, hasil investasi luar negeri dan domestik dan biaya meminjam
adalah sama jikacost of forward cover dipertimbangkan (Juttner, 1990: 459-461).
IRP bisa dibuktikan dengan mempertimbangkan pilihan-pilihan terbuka misalnya
bagi para investor Indonesia yang ingin berinvestasi X IDR (rupiah) pada surat
berharga pemerintah untuk periode waktu 1 tahun. Diasumsikan bahwa para
investor harus memilih antara berinvestasi pada surat berharga Indonesia dan
investasi pada sekuritas Inggris. Jika para investor memilih untuk berinvestasi di
Indonesia, mereka pasti akan menerima X(1 +iRp) rupiah setelah 1 tahun. jika para
investor memilih untuk investasi di Inggris mereka harus pertama-tama
mengkonversi rupiah Indonesia (IDR) ke dalam pound Inggris (GBP). Karena
kursspotadalahspounds per IDR, para investor akan memperolehspounds untuk
setiap rupiah. Oleh karena itu, para investor mempunyai Xspounds yang tersedia
untuk investasi.
Setelah 1 tahun, para investor pasti menerima Xs(1 +i£) pounds. Akan tetapi,
untuk membuat perbedaan valid antara return yang ditawarkan oleh kedua investasi
tadi, para investor perlu (harus) memastikan nilai return IDR dari berinvestasi di
Inggris. Kepastian ini dapat dicapai dengan segera memasukiforward contractuntuk
menjual Xs(1 +i£) pounds dalam waktu 1 tahun. Karena kursforwardadalah pounds
per IDR, para investor akan memperoleh 1/frupiah untuk setiap pound dan oleh
karena itu para investor dapat memastikan bahwa investasi Inggris akan
menghasilkan Xs(1 + i£)/frupiah setelah 1 tahun. Kedua investasi sekarang dapat
diperbandingkan karena keduanya diekspresikan dalam valas yang sama (IDR) dan
mempunyai terminologi danreturnyang sama.
Berinvestasi di Indonesia akan dipilih jika: X(1 +iRp) > Xs(1 +i£)l/fsebaliknya
investasi di Inggris akan dipilih jika: X(1 +iRp < Xs(1 + i£)1/f. Akan tetapi, perbedaan
antara kedua return mungkin sangat kecil. Di bawah asumsi yang dibuat, kedua
investasi ternyata merupakanperfect substitutesdan dalamefficient market,perfect
substitutesharus menghasilkanreturnyang sama. jika ini tidak terjadi makaarbitrage
mungkin terjadi. Jenisarbitrageini dikenal dengan namacovered interest arbitrage
dan akan terus berkelanjutan untuk dieksploitir sampai tingkat bunga dan/atau kurs
bersesuaian/berubah yang pada akhirnya mengeliminirarbitrageberikutnya. Dalam
posisiequilibrium, keduanya harus sama, yakni:
X(1 +iRp) = Xs(1 +i£) 1/f
Dengan membagi kedua sisi dengan X dan menyusun kembali persamaan
tersebut diperoleh:
1  i£ (jika kuotasi kursoutputdanforward-nyaindirect)
f 
1  iRp
Contoh 4:
s

(Covered Interest Parity)(Juttner, 1990 : 461)

Covered Interest Paritydijelaskan dengan bantuan contoh berikut. Untuk jangka waktu satu tahun tingkat bunga
domestik, r = 12%, tingkat bunga luar negeri, r* = 60%, sedangkan kursspot,s= AUD 1,40/USD, dan
kursforward,f= AUD 1,4793/USD. IRP dari sudut pandang investor dan peminjam adalah sebagai berikut:
Seorang investor menghadapi pilihan dari investasi dananya (AUD 100) di negaranya sendiri dan memperoleh
hasil sebesar 12% yaitu AUD 112 pada akhir tahun. Alternatif lain, dana dapat diinvestasikan ke luar negeri.
Untuk dapat mempertahankan hasil 12% dari investasi di luar negeri, 4
(empat) langkah berikut diperlukan:

1. Konversi AUD 100 pada pasarspotke USD 71,43.

2. Investasikan USD 71,43 dalam obligasi Amerika pada tingkat bunga 6%, pada akhir tahun menghasilkan USD
75,72.
Jual pada awal tahun, ekspektasi hasil dari USD 75,72 secaraforwardpada kursforwardAUD 1,4793/USD menghasilkan AUD
112. Langkah ini menerangkan bahwa investor meng-coverrisiko nilai tukar pada pasar
forwarddan berharap menerima AUD 1l 2 (USD 75,72 x AUD 1,4793) pada akhir tahun.

Investor menerima pada akhir tahun USD 75,72 dan menyerahkannya padaforward marketuntuk menerima AUD 112.

Ilustrasi sederhana ini menunjukkan bahwa kedua alternatif investasi (di Australia
dan Amerika Serikat) menghasilkan basil yang identik. Pada saat IRP terjadi/berlaku
dan investor yang mengerti hubungan ini, investor tidak akan berinvestasi ke luar
ne- geri, karena investasi-investasi di luar negeri biasanya mencakup biaya-biaya
transaksi yang lebih tinggi daripada di dalam negeri.
Secara normal tentunya investasi di luar negeri akan juga menjadi lebih berisiko,
namun untuk sementara ini risiko diabaikan.
Contoh 5:

(Covered Interest Parity)(Juttner, 1990: 461-462)


IRP dari sudut pandang peminjam. Misalnya penduduk Australia
membandingkan biaya meminjam AUD 100 di dalam negeri dengan biaya
meminjam dicapital marketluar negeri. Biaya meminjam (borrowing cost),
di dalam negeri adalah sebesar 12%. Meminjam dana dari luar negeri dan
menjamin bahwaborrowing costtidak lebih tinggi dari 12% meliputi 4
(empat) tahapan berikut:
1. Perusahaan meminjam USD 71,43 di AS dan menukar dana pada pasarspot
diperoleh AUD 100.
2. Perusahaan menginvestasikan AUD 100 padabusiness venturedan
mengharapkanreturn12% dengan pasti pada akhir tahun sebesar AUD
112.
3. Perusahaan/borrowermenjual pada awal tahun AUD 112 secaraforwardpada
pasarforwarddengan kursforwardAUD 1,4793/USD untuk meng-cover
komitmen peminjaman terhadap risiko nilai tukar. Perjanjianforward cover
menjamin bahwa peminjam pada posisi untuk menerima USD 75,72 pada akhir
tahun (AUD 112: AUD 1,4793/USD).
4. Perusahaan kemudian membayar kembali pinjaman modal beserta bunganya
di AS.

Dengan demikian, apakah dana dipinjam di dalam negeri atau di luar negeri,bor-
rowing costtetap sama. Setelah melakukan perhitungan, perusahaan memutuskan
untuk meminjam di dalam negeri karena dana tidak dapat diperoleh secara lebih
murah di luar negeri. Memang benar tingkat bunga luar negeri berada setengah dari
tingkat bunga domestik. Akan tetapi, jika biayaforward cover(sama dengan
persentase perbedaan antara kursspotdanforward) diperhitungkan, keuntungan dari
biaya meminjam di luar negeri hilang. Biaya akan tetap sama.
Pada saat paritas tingkat bunga terjadi, seseorang tidak dapat secara umum
memperkirakan untuk meminjam dana secara lebih murah di luar negeri. Depresiasi
yang diperkirakan (expected depreciation) dari mata uang domestik akan secara
rata- rata selalu menghilangkan setiap keunggulan biaya bunga luar negeri, pada
saat pinjaman luar negeri di-cover, pada saat posisi dibiarkan tidak di-cover,
peminjam menghadapi risiko nilai tukar. pinjaman luar negeri sebelumnya bisa saja
berubah menjadi lebih murah daripada dana domestik. Sebagai contoh, depresiasi
valas yang melebihiforward discount-nya, mengurangi pembayaran kembali secara
tidak terduga dari pinjaman dalam mata uang domestik. Masalahnya adalah kita
tidak memiliki keahlian meramal pada saat utang dibuat.
Dengan kata lain, hubunganInterest Rate Paritydihasilkan dari
aktivitasarbitrage, oleh para spekulan yang mencari untung, khususnyacovered
interest arbitrage.
1.Covered interest arbitrageterjadi pada saat seseorang memperoleh profit dari
meminjam satu mata uang dan menginvestasikannya ke dalam mata uang lain
dengancover(mengurangi/menghilangkan risiko) padaforward market.
2. Karena sejumlah dana (antara dua mata uang) yang dipindahkan meningkat
tekanan-tekanan akan terjadi padaforex marketdanmoney markets.
3. Dalam keadaanequilibrium,returnsyang didasarkan pada covered (pengurangan
penghilangan risikonya) pada mata uang akan sama sehingga profit selanjutnya
tidak dapat direalisasikan.
4. Dalam hal ini, dikatakan bahwainterest rate parityterjadi.
5. Keadaan yang bukan covered arbitrage dikatakan sebagai (1+rh) /(1 +rf)=f1/eo.
Persamaan di atas (jika dikuotasi secaraindirect) sering dituliskan kembali
sebagai:

f  s (1  i£)
atauapproximately(kurang lebih)f=s+s(i£ –iRp)
(1 
iRp)
IRP pada bentuk ini biasanya digunakan sebagai metode untuk menghitung
kursforward, dengan informasi kursspotdan tingkat bunga untuk kedua valas
tersebut diketahui. Meski hal ini dapat dan biasa digunakan, teori IRP tidak
memberikan pernyataan kausalitas (statement of causality). Hal ini (teori IRP) hanya
menyatakan bahwa empat (4) variabelf,s, i£, daniRp harus terkait seperti dalam
persamaan di atas dan tidak seharusnya menjelaskan bahwafdisebabkan oleh
ketiga faktor lainnya/tersebut.
Keterkaitan yang dekat yang terlihat membuat penjelasan bahwa kursforward
dapat dilihat dengan mudah sebagai kursspotditambah penyesuaian untuk
perbedaan tingkat bunga. Di mana kurs dikuotasi sebagai kurs per IDR, kursforward
lebih (kurang) dari kursspotpada saat tingkat bunga pound lebih (kurang) dari tingkat
bunga IDR.
Jika IRP tidak dipenuhi, makacovered interest arbitrage(CIA) mungkin
terjadi/dilakukan. Contoh berikut menggunakan USD untuk mengilustrasikan secara
detail jenisarbitragedi atas.
Contoh 5:
Asumsispreadjual-beli adalah nol dan tidak ada biaya transaksi, CIA adalah
dapat/mungkin dilakukan (feasible) jika sekumpulan tingkat bunga dan kurs
berikut diobservasi secara bersamaan.
KursspotAUD 1 USD 0,7525
Kursforward1 bulan AUD 1 USD 0,7474
Tingkat bunga AUD (1 bulan) 1,25% per bulan
Tingkat bunga USD (I bulan) 0,65% per bulan

Covered interest arbitragemungkin dilakukan karma penyimpangan persamaan


1  i£ f
 terjadi, seperti terlihat berikut ini:
1  i$ s
1,0065
1i   0,994074
SUD
1 1,0125
iAUD
namun,f/s= 0,7474/0,7525 = 0,993223
Mengekspresikan hasil tersebut dengan cara lain dijumpai bahwa kursforward
menurut IRP adalah (0,994074) (0,7525) = 0,7480, berbeda dengan kursforward
aktual (0,7474).
Covered interest arbitragediilustrasikan sebagai berikut (asumsi bahwa
arbitrageur secara simultan melakukan empat (4) transaksi berikut:
1. Pinjam AUD 5.000.000 untuk 1 bulan pada tingkat bunga 1,25’%. per bulan, ini
membutuhkan pembayaran kembali AUD 5.062.500.
2. Konversi jumlah AUD 5.000.000 ke USD, maka diperoleh USD (5.000.000 x
0,7525) = USD 3.762.500.
3. Pinjamkan USD 3.762.500 untuk 1 bulan pada tingkat bunga 0,65’/’0 per bulan
yang akan menghasilkanfuture cash repayment(uang tunai untuk pembayaran
kembali di masa datang) untukarbitrageursebesar USD 3.786.956,20.
4. Jual secaraforward(1 bulan) USD 3.786.956,20, dengan demikian menjamin
tersedianya AUDinflowsebesar AUD (3.786.956,20/0,7474) atau AUD
5.066.839,9 dalam waktu 1 bulan.

Setelah satu bulan,inflowsebesar AUD 5.066.839,90 dapat digunakan untuk


membayar kembali AUD 5.062.500, sehingga memberiarbitrageurkeuntungan bebas
risiko sebesar AUD 4.339,90 dari sebuah investasi.
Satu mekanisme alternatif yang mengeksploitasi disequilibrium yang sama
adalah diperuntukkan bagiarbitrageuruntuk mempertahankan kembali jumlah AUD
4.283 antara langkah ke-1 dan langkah ke-2, sehingga menghasilkan profit yang
cepat dari jumlah tersebut. Dalam kasus ini, hanya AUD 4.995.717 yang dikonversi
ke USD dan cash inflowyang terjamin pada langkah 4 adalah:

7.995.717x0,7525x1,0065AUD
0,7474  AUD5.062.500

Jumlah ini tentunya cukup untuk kebutuhan membayar kembali pinjaman.


(Catatan: AUD 4.283 merupakanpresent valuedarifuture profitAUD 4.339,90. Catat
bahwa AUD 4.339,90/1,0125 = AUD 4.283 pembulatan.)
Kedua contoharbitragedi atas merupakanoutward covered interest arbitrage;
dipakai untuk mengindikasikan bahwa secara figuratif uang keluar dari Australia
dalam bentuk investasi dalam USD. Seandainya kurs forward dalam contoh ini lebih
besar dari 0,7480 (kurs yang diindikasikan oleh IRP, dengan diketahui kursspotdan
tingkat bunga keduanya), arbitrage mungkin berbentukinward covered interest
arbitrage. Pada kasus ini, USD dipinjam dan dana dikonversi ke AUD untuk
memperoleh bunga pada tingkat bunga AUD.

F. Forward Cover (Forward Transaction/Hedging)


Transaksiforwardpada step ke-3 pada contoh 1 dan 2 di atas menjamin bahwa
investor dan peminjam di-cover/hedgedterhadap setiap perubahan nilai tukar yang
tidak disukai yang bisa terjadi selama satu tahun. Investor/peminjam yang telah
melakukanhedgingmemperoleh/membayar tepat sejumlah 6% dalam USD atau 12%
dalam AUD. Ini tidak terjadi bagi investor dan peminjam yang tidak melakukan
hedging. Sebagai contoh, seandainya mata uang domestik didevaluasi kurang dari
5,66% atau bahkan apresiasi, investor domestik dalam obligasi luar negeri yang tidak
meng-cover USD 75,72 yang diharapkan pada pasarforwardakan menerima rate of
return valas yang telah dikonversi dalam AUD kurang dari 12%. Sama halnya
dengan peminjam yang tanpa,forward coverakan mengalami biaya pinjaman yang
lebih besar ketika mata uang domestik didevaluasi lebih dari 5,66%.
Dari alasan di atas, forward cover menjaga posisi investor dan peminjam dari
memperoleh manfaat akibat pergerakan kurs yang tidak menguntungkan. Baik
investor maupun peminjam secara kontraktual terikat oleh pertukaran dana pada
akhir tahun atas dasar kurs forward yang disepakati pada awal tahun, berapa pun
nilai ’ dari kurs spot yang akan terjadi pada akhir tahun. Dengan demikian, pada saat
IRP terjadi dan forward cover diperoleh/dilakukan, dana tidak dapat dipinjam lebih
murah dari luar negeri dan tidaklah mungkin untuk menerima hasil lebih tinggi dari
berinvestasi di luar negeri.
Rumus (F/S) – 1 mengukur biayaforward cover. Peminjam meng-coverutang
valas dengan membeli pada saat pinjaman diperoleh sejumlah valas pada kurs
forwardyang disepakati yang cukup untuk memenuhi komitmen pinjaman. Namun ini
hanya dapat dicapai pada kursforwardyang 5,66% di bawah kursspot. Ini
menerangkan bahwa masing-masing unit valas yang dipinjam memiliki biaya 5,66%
lebih untuk dibayarkan kembali pada saat pembayaran kembali modal/pinjaman
ditambah bunga yang di-hedgepada pasar forward. Ringkasan transaksi-transaksi
pinjaman:
Dana yang dipinjam USD 71,43 = Value at spot rate
Pembayaran AUD 100 (S)
kembali modal
dalam waktu 1 USD 71,43 = Valued at
tahun AUD 105,66 forward rate (F)
USD 4,29 = AUD Valued at
Pembayaran bunga 6,34 forward rate (F)
Total utang USD 775,72 =
AUD 112

AUD 5,66 merupakan biaya forward cover dari pinjaman dan AUD 6,34
merupakan jumlah biaya pinjaman, keduanya diekspresikan dalam mata uang
domestik. Dengan demikian, pinjaman total luar negeri.r’ untuk perusahaan domestik
terdiri dari dua komponen tingkat bunga biaya valas ditambah biaya forward cover.
r’ = [(F/S) r* + (F/S) – 1]
Biaya pinjaman luar negeri (%) = Biaya bunga luar + biayaforward cover- 1
negeri dalam AUD
12% = 6,34% + 5,66%
Dengan cara yang sama forward cover dari investasi luar negeri dapat dihitung.
Dengan demikian, biayaforward covermerupakan penambahanforward
discount/premium.
Peminjam dalamcapital marketluar negeri harus menambahkanforward
discount, (F - S)/S > 0, terhadap biaya-biaya pinjaman luar negeri. Dari sisi
penduduk domestik yang berinvestasi di luar negeri, biayaforward
covermenaikkanreturns investasi dalam mata uang domestik. Dalam kasus ini
biayaforward cover, meski standar tidak terlihat tepat.
Sebaliknya, pada saat mata uang domestik
diperdagangkan pada posisipremium.
(F – S)/S < 0, biayaforward covermengurangi biaya pinjaman di luar negeri
dan menurunkan return investasi.
Harus ditekankan bahwa biaya forward cover tidak termasuk biaya transaksi
yang berkaitan dengan waktu, biaya telepon, atau travel dari meminjam/berinvestasi
(bor- rowing/investing) di luar negeri. Karena jumlah pinjaman dan investasi yang
tercakup biasanya sangat besar, biaya transaksi hanyalah insidental terhadap
transaksi (deal) tersebut.
Adalah berharga sekali untuk menekankan bahwaforward coverhanya memberi
proteksi terhadap perubahan kurs nominal.Forward covertidak memberi
perlindungan terhadap risiko nilai tukar riil, default risk atau risiko politik. Untuk dapat
menjelaskan risiko nilai tukar riil, marilah berasuransi bahwa perkiraan harga dalam
negeri dan di luar negeri sepenuhnya dicakup dalam tingkat bunga domestik dan
luar negeri (IRP terjadi/berlaku).
Sekarang, untuk satu alasan atau lainnya, inflasi Amerika Serikat selama satu
tahun berjalan lebih tinggi daripada tingkat yang diperkirakan, katakan 10%. Pada
saat investor domestik yang ingin hanya membeli barang dan jasa domestik dengan
returnsinvestasi tidak terpengaruh oleh inflasi luar negeri yang tidak terantisipasi,
namun bagi investor yang memasukkan barang dan jasa Amerika Serikat dalam
rencanaexpenditure-nya akan menderita kerugian purchasing power rill karena
return investasinya sekarang hanya dapat membeli komoditas dalam jumlah yang
lebih kecil. Dengan demikian, mereka terpengaruh oleh risiko nilai tukar riil.
Selain itu,forward covertidak mengeliminir atau bahkan menghindari default risk.
Sebagai contoh, asumsi bahwa penerbit obligasi Amerika Serikat tidak default, tetapi
meskipun demikian dapat saja terjadi. Anggap hal ini benar (pasti terjadi),counter
partiesdari investor dan peminjam dalam transaksi forward masing-masing
menyerahkan AUD dan USD, namun mereka mungkin tidak mampu menyelesaikan
kewajiban kontraktualnya.
Default risk, dalam realitasnya ada dalamforward contractsdan berhubungan
dengan meminjam dan berinvestasi dan dengan demikian merupakan perhatian dari
investor dan peminjam juga. Political risk, yang meliputi kemungkinan dari kontrol
devisa dan dalam kasusextreme expropriation(nasionalisasi yang berlebihan), tidak
dapat di-hedgedpada pasar forward.
Akan tetapi, contoh di atas berasumsi bahwa risiko di atas tidak terjadi, biaya
transaksi tidak terjadi, modal bisa secara bebas mengalir antar-negara, dan pajak
tidak diterapkan (Juttner, 1990: 462-464).

G. Kurs Forward yang tidak Bias (Unbiased Forward Rates)


Hubungan antara spot market dan forward market juga dijelaskan dengan cara
sebagai berikut:
( f) E s
Rumus: 
s s
Jika kursforwardtidak bias (unbiased), maka dikatakan akan merefleksikan
(sama dengan) kurs spot masa yang datang yang diharapkan pada masa jatuh
tempo. Berdasarkan bukti empiris kursforwardcenderung tidak bias, biarpun ada
ketidakakuratan prediksi kursspot.
Jika peserta pasar adalah risk neutral dan tidak ada biaya transaksi, maka pasar
akan menetapkan kursforward fsama dengan kursspotmasa datang (yang
diperkirakan untuk diobservasi pada tanggal di manaforward contractberakhir/jatuh
tempo). Jika hasil tersebut tidak sama, maka para spekulan yang risk neutral akan
berdagang valas hingga kursforwardsama dengan kursspotmasa datang.
Sebagai contoh, jika kurs forward untuk satu tahun adalah sebesar AUD 1 =
GBP 0,5265 namun diperkirakan kursspotdalam waktu satu tahun (future spot rate)
adalah AUD 1 = GBP 0,5065, maka spekulan yang risk neutral akan tertarik untuk
mengikuti forward contractuntuk menjual AUD. Di bawah kondisiforward
contractspekulan harus menyerahkan AUD 1 dan akan menerima GBP 0,5265. jika
sesuai yang
diperkirakan kurs spot pada waktu tersebut adalah AUD 1 = GBP 0,5065 maka GBP
yang diperoleh (GBP 0,5265) dapat dikonversi ke AUD (0,5265/0,5065) = AUD
1,0395. Dengan demikian, spekulan memperoleh profit hampir 4% per AUD 1 yang
dijual secaraforward.
Tentu saja, ada kesempatan bahwa perkiraan tidak akan terealisir. jika kurs spot
dalam waktu I tahun kurang dari GBP 0,5065 per AUD 1, maka profit akan menjadi
lebih besar dari yang diperkirakan; jika kurs spot masa datang (future spot rate)
berada antara GBP 0,5065 dan GBP 0,5265 per AUD 1 maka profit akan lebih kecil
dari yang diperkirakan; akhirnya jika kurs spot masa datang lebih dari GBP 0,5265
per AUD 1, maka kerugian akan terjadi.
Spekulan yangrisk aversemungkin tidak merasakanexpected profitcukup besar
untuk menanggulangi risiko yang dihadapi, tetapi jika spekulan adalahrisk neutral,
maka meskiexpected profititu kecil akan cukup menarik mereka untuk berdagang.
Pada contoh ini hasilnya akan berupa kenaikansupplyAUD pada pasarforward, oleh
karenanya cenderung menurunkan hargafper dollar. Kurs -forward akan terus
menurun hingga mencapai GBP 0,5065 per dolar. Sehingga dalam
kondisiequilibrium
f = E(s) di mana ini menjelaskanf/s=E(s)/spersamaan di atas.
Catatan:
Pada saat theFisher Open Condition(FOC) dibandingkan dengan teori IRP
kita melihat bahwa keduanya mencakup hubungan yang menyertakan
interest rate differentials(perbedaan tingkat bunga). Pada FOC, perbedaan
tingkat bunga dipersamakan dengan ekspektasi perubahan dalam kurs
spotsementara pada IRP perbedaan tingkat bunga dipersamakan dengan
discounts/premiumsdalam pasarforward. Dengan demikian, jika kita
menerima kedua teori tersebut, maka definisi berikut harusnya juga benar:
forward discount/premiumantara dua valas sama dengan ekspektasi
perubahan dalam kursspotantara dua valas. Suatu ekuivalen namun
merupakan statement yang agak lebih berguna adalah: kursforwardsama
dengan ekspektasi kursspotmasa datang.

Mencatat perbedaan antara kedua teori yang menjadi dasar tersebut, mengarah
pada kesimpulan berikut. Teori IRP adalahriskless– yakni didasari oleh bukti yang
telah siap diobservasi dan tidak dapat diubah (immutable): tingkat bunga saat ini
untuk
waktu tertentu (hari ini dan tahun ini) dan kurs forward saat ini untuk waktu yang
sama dari awal sampai akhir (tahun ini, dari hari ini sampai jatuh tempo).
Namun FOC mencakup beberapa risiko – FOC mencakup ekspektasi darifuture
spot rates, yang mungkin bisa dipengaruhi oleh informasi yang menjadi tersedia
antara tanggal sekarang dan tanggal masa datang yang prediksinya telah dibuat.
Dengan demikian, kita tidak dapat menggabungkancertaintydanan uncertainty
menjadicertainty, sehingga turunan teori tadi seharusnya dinyatakan kembali sebagai
an unbiased predictor of the future spot rate.
Cara yang baik untuk memahami alasan di belakangthe unbiased predictor
theory adalah untuk menguji situasi jika kondisi tersebut tidak berlaku – yakni apa
yang akan terjadi jika kursforwardbukanan unbiased predictor of the future spot
rate?
Dalam situasi ini, para spekulan yang menggunakan berbagai sumber
informasinya akan menentukan ekspektasinya akan future spot rates. Namun, kurs
forward akan ditentukan dengan tingkat bunga. Oleh karena itu, para spekulan dapat
mengambil keuntungan secara konsisten dengan mengecekforecastsmereka
(berdasarkan informasi relevan) terhadap pasar forward dan mengambil posisi yang
tepat.
Dalam situasi seperti ini, pasar valas dapat dikatakan sebagaiinefficient– yakni
seluruh informasi relevan tidak direfleksikan dalam harga pasar. Secara khusus
pasar forwardtidak akan mempertimbangkan seluruh informasi relevan yang tersedia
dan para spekulan yang menggunakan seluruh informasi yang tersedia akan secara
konsisten dapat memperoleh profit.
Jika pasar-pasar tersebut efisien, yakni jika pasarforwardmerefleksikan seluruh
informasi relevan yang tersedia, maka profit tidak akan secara konsisten tersedia.
Oleh karena itu, jika kurs forward merupakanan unbiased predictordarifuture rate,
kursforwardharus tidak hanya merefleksikan perbedaan tingkat bunga (IRP). Kurs
forwardharus juga merefleksikan seluruh informasi relevan yang tersedia (harus
dicatat bahwa karena adanya risiko yang tercakup dalam menilai kursspotmasa
datang, beberapapremiumrisiko kecil bisa jugaexistbagi pemegang kontrak
terbuka).
BAB IX
EKSPOSUR DAN RISIKO VALUTA ASING
A. Pendahuluan
Meskipun risiko dan eksposur valuta asing telah menjadi isu sentral menajemen
keuangan internasional selama beberapa tahun, masih terdapat banyak
kebingungan mengenai karakteristik dan pengukurannya. Pada bab ini memberikan
penjelasan tentang karakteristik dan pengukuran risiko dan eksposur, serta
menerangkan faktor- faktor yang mempengaruhinya.

B. Pengertian Eksposur Valuta Asing


Eksposure valuta asing adalah kepekaan perubahan dalam nilai riil asset,
kewajiban, atau pendapatan operasi yang dinyatakan dalam mata uang domestic
terhadap perubahan kurs yang tak terantisipasi.

C. Unit Pengukuran Eksposur


ApabilaV diukur dalam dolar A.S, sebagaimana jika kita mengukur eksposur
dari sudut pandang Amerika Serikat, dan apabilaSu
diukur dalam dolar per poundsterling, maka eksposur, yakni, akan diukur
dalam poundsterling. Hal ini karena dalam unit pengukuran, persamaan (12.1)
meliputi $ =($/£), sehingga= $
+ ($/£) = £.
Kenyataan bahwa eksposur diukur dalam unit mata uang asing merupakan
bentuk yang paling tepat, seperti yang dapat dilihat dengan memperhatikan kembali
contoh kita yang melibatkan deposito dan pinjaman bank yang didenominasikan
dalam poundsterling. Dalam kasus deposito bank, ketika kurs secara tak terduga
berubah dari $1,50/£ ke $1,70/£, sebuah deposito bank senilai £1 juta pound akan
bertambah
$100.000. Artinya, dengan mengasumsikan bahwa = 0 dalam persamaan (9.1).
$200.000 =$0,20/£
atau
= $200.000 + $0,20/£ = £1.000.000
Kita menemukan bahwa eksposur adalah £1 juta. Ini adalah jumlah yang berisiko
terhadap perubahan kurs yang tak terantisipasi.
Dalam cara yang sama, eksposur atas uang bank sebesar £1 juta akan
menimbulkan kerugian senilai $200.000 saatSu = $0,20/£, sehingga
-$200.000 =$0,20/£
atau
= $200.000 + $0,20/£ = £1.000.000

D. Eksposur Saat Nilai Mata Uang Berubah dan Tak Terantisipasi


Misalkan sebuah real estat Inggris memiliki nilai pasar £1 juta sat kurs $1,80/£.
Seandainya kemudian terjadi inflasi yang tercermin baik dalam nilai real estat dan
kurs. Secara khusus, misalkan inflasi menyebabkan poundsterling terdepresiasi
menjadi $1,60/£, dan nilai properti meningkat menjadi £1,125 juta. Dalam kasus ini
nilai dolar dari real estat sebelum terjadi inflasi adalah:
$1,80/£ x £1 juta = $1,8
juta dan setelah terjadi inflasi adalah:
$1,60/£ x £ 1,125 juta = $1,8 juta
Kita melihat bahwa dengan angka-angka asumsi di atas tidak terjadi perubahan
dalam nilai dolar dari real estat Inggris.
Dalam bentuk persamaan (9.1), apabila semua perubahan kurs yang
diasumsikan merupakan perubahan yang tak terantisipasi, kita akan mendapatkanV
danS u = -
$0,20/£ sehingga
0 =(-$0,20/£) +(Persamaan 9.2)
Apabilabernilai nol, maka persamaan (9.2) akan tetap berlaku hanya jika= 0.
Artinya, jika nilai poundsterling dari real estat Inggris dan kurs poundsterling berubah
secara sistematis, sebagaimana dalam contoh, maka real estat tidak terekspos.
Alasannya adalah bahwa perubahan kurs sepenuhnya mengkompensasi perubahan
dalam nilai poundsterling dari real estat.
Tentu saja, kami telah merancang sebuah kasus khusus dalam contoh ini, dan
apabila dipilih angka-angka yang berbeda kita akan menemukan bahwa real estat
akan terekspos oleh perubahan kurs yang tak terantisipasi. Sebagai contoh, jika nilai
real estat secara sistematis meningkat dari £1 juta menjadi £1,0625 juta dan
terdapat depresiasi kurs dari $1,80/£ ke $1,60/£, maka
V = ($1,60/£ x £ 1,0625 juta) – ($1,80/£ x £1 juta)
= -$ 0,10 juta
E. Eksposur Terhadap Beberapa Kurs
ApabilaV dapat dipengaruhi oleh beberapa kurs yang berbeda, yang terjadi jika
V adalah nilai dari sebuah perusahaan yang memiliki aset dan kewajiban di banyak
negara dan dalam berbagai mata uang dan memperoleh pendapatan di banyak
negara dan dalam berbagai mata uang, maka kita dapat menggunakan perluasan
dari persamaan (9.1) untuk mengestimasikan eksposur.
Sebagai contoh, apabilaV mungkin dipengaruhi oleh kurs antara dolar
dibandingkan poundsterling Inggris, mark Jerman, yen Jepang, dan sebagainya,
maka kita dapat menggunakan persamaan regresi berganda.

E.1. Eksposur Atas Aset, Kewajiban, dan Pendapatan Operasi “Domestik”


Dari sudut pandang Amerika Serikat, kelihatannya objek-objek seperti sekuritas
utang dan obligasi yang diterbitkan pemerintah Amerika Serikat, saham dan obligasi
perusahaan Amerika Serikat dan pendapatan operasi dari usaha di Amerika Serikat,
tidak terekspos terhadap kurs. Bagaimanapun pendapatan operasi dari usaha di
Amerika Serikat tidak terekspos terhadap kurs.
Bagaimanapun juga, ktia tidak ahrus mengalikan nilai objek-objek tersebut
dalam mata uang asing dengan kurs yang tidak pasti untuk menghitung nilai dolar
A.S-nya. Akan tetapi, kenyataannya adalah bahwa semua objek-objek tersebut
kemungkinan besar terekspos terhadap kurs.
Hal ini karena nilai dolar A.S dari setiap objek mungkin dipengaruhi secara
sistematis oleh kurs, meskipun kita tidak melakukan translasi ke dalam bentuk dolar.
Marilah kita lihat mengapa terdapat eksposur dengan memperhatikan kasus
pertama, obligasi pemerintah Amerika Serikat.

E.2. Kesulitan Estimasi


Sayangnya, perhitungan eksposur tidaklah sesederhana seperti yang
ditunjukkan oleh definisi kita. Hal ini karena eksposur berubah setiap saat.
Akibatnya, kita tidak dapat mengumpulkan data nilaiV danSu yang relevan
selama periode waktu tertentu dan membentuk persamaan seperti persamaan (9.3).
sebaliknya, kita perlu menerapkan teknik yang lain seperti analisis terhadap skenario
yang mungkin. Teknik ini melibatkan pengajuan nilai dariV yang mungkin terjadi
untukS u yang mungkin berbeda. Garis regresi kemudian dapat ditarik dari data
yang diajukan.
Seperti yang telah diduga sebelumnya, teknik ini memerlukan proses yang agak
panjang.

F. Definisi Risiko Valuta Asing


Michaela Adler dan Richard Dumas mendefinisikan risiko valuta asing sebagai
varians dari perubahan kurs yang tak terantisipasi. Artinya, mereka mendefinisikan
kurs sebagai perubahan yang tidak dapat diperkirakan dan yang dicerminkan oleh
varians dasar dariSu, yaitu, var (S u).
Meskipun definisi dari Adler dan Dumas mampu memperjelas bahwa
ketidakmampuan meramal perubahan kurs merupakan titik tolak dalam pengukuran
risiko kurs, kami lebih condong untuk mengambil fokus perhatian yang berbeda
mengenai variabilitas. Definisi dari risiko kurs yang akan kami gunakan adalah
sebagai berikut:
Risiko valuta asing diukur oleh varians dari nilai aset, kewajiban, atau
pendapatan operasi yang dinyatakan dalam mata uang domestik, yang diakibatkan
oleh perubahan kurs yang tak terantisipasi.

G, Eksposur, Risiko dan Hubungan Paritas


Setelah mendefinisikan dan membandingkan risiko dan eksposur kurs, sekarang
kita dapat membahas apakah dan bagaimanakah risiko dan eksposur dari suatu
objek terkait dengan PPP dan paritas tingkat bunga. Ini akan memungkinkan kita
untuk menjelaskan beberapa karakteristik dari risiko dan eksposur yang telah kita
singgung, tetapi sampai sejauh ini belum dibahas secara sistematis.

G.1. Eksposur, Risiko, dan Paritas Tingkat Bunga


Paritas tingkat bunga tertutup dapat diringkas dalam lingkup dolar-poundsterling
dengan persamaan (9.4).
Fn ($ / £)
(1(1  r))n  r n
(9.4)
$ £
$($ / £)
Sisi kanan dari persamaan (9.4) menunjukkan persamaan dolar bagi investor
dari sekuritas Inggris yang menjanjikan pendapatan bunga dalam poundsterling
yang telah ditutup/dihedging selama n-tahun. Jelas sekali bahwa apabila sekuritas
poundsterling dihedging dan dipegang sampai saat jatuh temponya, perubahan kurs
yang tak terantisipasi tidak akan mempengaruhi nilai dolar saat sekuritas.
Artinya, sekuritas poundsterling yang telah dihedging tidak akan terekspos dan
tidak menghadapi risiko valuta asing. Sesungguhnya, inilah alasan mengapa tingkat
keuntungan dari sekuritas tersebut sama dengan tingkat keuntungan sekuritas
Amerika Serikat. Akan tetapi, tidak adanya eksposur dan risiko atas sekuritas
poundsterling hanyalah karena sekuritas tersebut dikombinasikan dengan kontrak
forward, dan karena keduanya dipegang sampai saat jatuh temponya.

G.2. Eksposur, Risiko, dan Paritas Daya Beli


Bila paritas tingkat bunga tidak memiliki implikasi bagi eksposur dan risiko, maka
situasinya akan sangat berbeda untuk paritas daya beli. Dalam kasus PPP terdapat
implikasi bagi eksposur dan risko atas aset riil sepertireal estat dan ekuiti, yang
harganya berubah secara sistematis karena perubahan kurs.
PPP juga memiliki implikasi bagi eksposur dan risiko atas pendapatan operasi
dari perusahaan yang berorientasi ekspor, yang bersaing dengan produk impor, dan
yang menggunakan produk impor. Disini kita akan membahas implikasi dari PPP
terhadap aset riil – yang oleh akuntan disebut sebagai aset tetap – secara terpisah
dari implikasinya terhadap pendapatan operasi.

G.3. PPP dan Eksposur Aset Riil


Kita dapat menyelidiki implikasi dari PPP terhadap risiko dan eksposur aset riil
atau aset tetap (real atau fixed assets) seperti real estat dan ekuiti dengan merujuk
pada contoh real estat Inggris yang telah dibahas dalam bab ini. Sisi penting dari
contoh tersebut dirangkum dalam dua baris teratas dari Tabel 12.1. Tabel tersebut
menunjukkan sebuah investasi real estat Inggris yang memiliki nilai £1,8 juta,
meskipun terjadi perubahan kurs. Kami menyatakan sebelumnya bahwa apabila
siatuasi semacam ini secara sistematis terjadi, maka investasi real estat tidak akan
terekspos.
Apa yang tidak kami tunjukkan pada contoh sebelumnya adalah apa yang
menyebabkan angka-angka tersebut berperilaku yang mengakibatkan eksposur
sebesar nol.
Dalam realitanya, dua fakta empiris memaksa kita untuk memperhatikan kembali
tidak adanya eksposur dan risiko atas aset riil seperti real estat:
1. Sebagaimana yang kita lihat dalam Bab 10, PPP tidak terpenuhi/berlaku.
2. Setiap investor real estat individual, atau bahkan real estat pada umumnya,
biasanya tidak mengalami perubahan nilai karena laju inflasi secara keseluruhan.

G.4. PPP dan Eksposur Operasi


Seperti yang telah kami kemukakan, PP memiliki implikasi terhadap eksposur
dari pendapatan operasi perusahaan yang berorientasi ekspor, bersaing dengan
produk impor dan yang menggunakan produk impor. Eksposur seperti ini disebut
eksposur operasi (operating exposure), dan risikonya disebut risiko operasi
(operating risk).
Secara khusus, eksposur operasi adalah sensitivitas dari pendapatan operasi
terhadap perubahan kurs yang tak terantisipasi. Demikian pula, risiko adalah varians
dari pendapatan operasi yang secara langsung disebabkan oleh perubahan kurs
yang tak terantisipasi.
Risiko dan eksposur operasi melibatkan pengaruh kurs terhadap profitabilitas
perusahaan di masa sekarang dan di masa yang akan datang. Ktia perlu berhati-hati
membedakan risiko dan eksposur operasi dari pengaruh kurs terhadap nilai dolar
dari piutang dan utang dalam mata uang asing. Piutang dan utang memiliki nilai pari
tetap, merupakan aset dan kewajiban lancar, dan mempunyai risiko dan eksposur
seperti yang terdapat pada simpanan dan utang bank dalam mata uang asing.
Di sisi yang lain, pendapatan operasi tidak memiliki nilai pari tetap.
Sesungguhnya, sebagaimana yang akan kita lihat, eksposur operasi bergantung
pada faktor-faktor seperti elastisitas permintaan bagi impor atau ekspor, harga
masukan (produksi) yang bergantung pada kurs, fleksibilitas produksi untuk
merespon permintaan yang dipengaruhi oleh kurs, dan mata uang referensi untuk
menghitung pendapatan operasi.

BAB X
SWAPS BUNGA DAN VALAS
A. Pendahuluan
Manajer keuangan internasional menanyakan swaps untuk mengatur
pendanaan yang kompleks dan inovatif. Di samping itu penggunaan swaps juga
bertujuan untuk mengurangi biaya-biaya pinjaman dan meningkatkan kontrol atas
risiko tingkat bunga dan fluktuasi nilai tukar mata uang.
Pada bab ini dibicarakan struktur dan mekanisme dua tipe dasar swaps, yaitu
interest rate swaps dan currency swaps. Rekayasa keuangan akhir-akhir ini
mengalami percepatan terlebih lagi didorong oleh keberadaan informasi teknologi
iformasi.
Pelaku bisnis semakin kreatif dalam mencapai alternatif untuk pengelolaan
risiko. Beberapa tahun sebelum krisis, perusahaan banyak yang membiayai
investasinya dengan menjual obligasi dengan bunga tetap dengan pertimbangan
bahwa bunga pinjaman akan terus meningkat seiring dengan kegiatan ekonomi.
Perusahaan lain lebih memiliki menjualfloating rate bonddengan harapan bunga
utang di masa datang akan menurun. Tetapi pada dasarnya pilihan apapun yang
diambil, kedua perusahaan tersebut sebenarnya menghadapi risiko perubahan
tingkat bunga. Terlebih lagi jika dana yang berhasil dikumpulkan kemudian
diinvestasikan dengan bunga yang tidak sama dengan beban bunga pinjaman.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka perusahaan dapat melakukan transaksi
interest rate swap atau tukar guling tingkat bunga. Bagaimana interest rate swaps
tersebut dan apa manfaatnya akan dibahas pada bagian berikut ini.

B. Interest Rate Swaps


Interest rate swaps adalah persetujuan antara dua institusi atau dua pihak untuk
bertukar pembayaran bunga – biasanya pihak yang satu membayar bunga tetap dan
pihak lain membayar bunga mengambang – dalam mata uang tertentu untuk masa
jatuh tempo tertentu pada suatu jumlah tertentu yang telah disetujui.
Jumlah tertentu yang disetujui sering disebut dengan national principal.Coupon
swapsadalahinterest rate swapsdimana satu pihak membayar pada tingkat bunga
tetap (fixed rate) yang dihitung pada saat transaksi denganspreadtertentu terhadap
suatu treasury bond, sementara pihak yang lain membayar pada tingkat bunga yang
mengambang (floating rate) yang mana hal ini diperbaharui secara periodik
sepanjang waktu yang telah disepakati.
Sedangkanbasic swapsadalah perjanjian dua pihak untuk membayar pada
bunga mengambang yang berdasarkan pada acuan tingkat bunga yang berbeda.
Interest rate swap digunakan oleh perusahaan untuk menyesuaikan beban bunga
dengan pendapatan yang diterima.

Contoh Transaksi Swaps Klasik


PT Naya, Tbk adalah perusahaan yang bergerak di bidang properti institusi yang
melakukan investasi senilai $100 juta yang disebut dengan national principal dengan
return tetap 14,25%. Perusahaan membiayai asetnya melalui pinjaman bunga
mengambang dari suatu grup bank yang membebani perusahaan 6 bulan LIBOR +
75 basis points (satu basis points sama dengan 0.01%). Utang akan jatuh tempo
selam lima tahun dan bunga dibayar setiap enam bulan sekali atausemi annually.
Dengan demikian keuntungan perusahaan sangat dipengaruhi oleh tingkat
bunga actual di masa datang yang dibayar untuk jangka panjang. Apabila LIBOR
beranjak naik akan membebani perusahaan dengandebt service expensesyang
besar.
Perusahaan akan menderita kapanpun jika LIBOR naik terus hingga melebihi
13.50% (14.25-0.75) pada setiap tanggal dimana perusahaan harus membayar
bunga utang. Melihat risiko yang mengancam profitnya dan kesanggupan
perusahaan untuk membayar maka manajer mencari jalan untuk mengatasi hal
tesebut melalui swap.
PT Naya akan mencoba mendekati swap dealer guna melakukan transaksi.
PT Naya, Tbk dikatakan menghadapi risiko perubahan tingkat bunga apabila
bunga utang meningkat. Untuk itu perusahaan harus menyesuaikan beban bunga
yang sifatnya variable dengan pendapatan yang sifatnya tetap. Perusahaan
katakanlah berhasil mengontak swap dealer, dan dalam negosiasi akhirnya swap
dealer setuju untuk membayar kepada perusahaan – misal setiap enam bulan sekali
tergantung dengan periode pembayaran bunga utang – sebesar 12.00% sementara
swap dealer membayar sebesar LIBOR kepada perusahaan.
Dengan cara demikian maka berapapun nilai LIBOR, perusahaan tidak perlu
khawatir karena akan memperoleh pembayaran dari swap dealer. Dengan kata lain
PT Naya kini tidak lagi menghadapi risiko perubahan LIBOR. Beban bunga yang
semula variable telah diubah menjadi fixed. Sebelum perusahaan melakukan swap,
perusahaan tidak dapat memastikan berapa keuntungan yang diperoleh.
Akan tetapi setelah melakukan swap perusahaan dapat memastikan bahwa
keuntungannya adalah sebesar 150 basis point atau 1.50%. jika saudara sebagai
direktur keuangan, pertanyaannya apakah saudara akan memilih melakukan swap
dengan keuntungan pasti sebesar 1.50% atau tidak melakukan swap dengan
harapan memperoleh keuntungan yang lebih besar?
Tentu saja pilihan ini sama baiknya dan sama buruknya. Dalam bisnis dikenal
high risk – high return. Tanpa melakukan swaps saudara berharap memperoleh
keuntungan yang besar apabila LIBOR turun. Tetapi risiko yang saudara hadapi juga
besar, terutama jika LIBOR naik, dengan melakukan swap saudara pasti untung
meskipun hanya 1.5%. Bukan berarti bahwa saudara tidak mengalami kerugian,
saudara menderita kerugian jika ternyata LIBOR turun.
Artinya adaopportunity lossakibat saudara tidak dapat memperoleh keuntungan
yang lebih besar. Di sinilah saudara memperolehrewardkarena saudara harus
mengambil keputusan. Jangan lupa setiap keputusan yang saudara ambil selalu
mengandung risiko. Tentu tidak bijaksana jika saudara mengelola bisnis secara
spekulatif. Kunci apakah akan melakukan swap atau tidak sangat ditentukan oleh
keyakinan, prediksi saudara tentang arah pergerakan LIBOR di masa datang.
Sekarang mari kita lihat contoh lain yakni PT Bintang, Tbk yang memperoleh
pinjaman dalam jumlah yang sama yaitu $100 juta untuk jangka waktu lima tahun
tetapi dengan tingkat bunga tetap (fixed rate). Kemudian perusahaan menggunakan
dana yang diperoleh dipergunakan untuk membiayai loan portfolio dengan bunga
kredit mengambang.
Sebagai perusahaan yang sehat, surat utang PT Bintang, Tbk masuk dalam
ranking AAA dan karenanya bunga utang Eurobond yang dijual adalah 11%.
Sedangkan loan portfolio yang dikeluarkan oleh perusahaan memberikan
pendapatan sebesar LIBOR + 100 basis points.
Seperti halnya PT Naya, Tbk, perusahaan juga menghadapi risiko perubahan
tingkat bunga, karena pendapatan yang diperoleh dari loan portfolio sifatnya variable
sementara bean bunga utangnya tetap. Jadi laba PT Bintang, Tbk tergantung pada
actual floating rate yang diterima dari pinjaman protofolionya. Perusahaan akan
menderita kerugian atau kehilangan uang jika LIBOR turun di bawah lebih kecil dari
10.00% (11,00%-1,00%).
Untuk mengurangi risiko PT Bintang, Tbk dapat melakukan swap. Misalnya
kesepakatan yang dicapai dengan swap dealer adalah sebagai berikut: perusahaan
membayar setiap enam bulan sekali kepada swap dealer sebesar LIBOR dan
sebaliknya swap dealer membayar kepada PT Bintang, Tbk setiap enam bulan
sebesar 11,25%.
Dengan demikian perusahaan dapat memastikan keuntungannya sebesar
1.25%. Seperti halnya PT Naya, Tbk, tanpa melakukan swap, maka PT Bintang, Tbk
tidak dapat memastikan keuntungan yang diperoleh. Tetapi dengan swap,
perusahaan dapat mengunci keuntungan sebesar 1.25%.
Pertanyaannya adalah jika saudara menjadi direktur keuangan, akankah
saudara membiarkan perusahaan berada dalam risiko dengan harapan memperoleh
keuntungan yang lebih besar atau saudara akan memastikan keuntungan dengan
melakukan swap? Sekali lagi Jawabannya tergantung atas proyeksi pergerakan
LIBOR di masa datang dan keberanian saudara menghadapi risiko termasuk risiko
saudara kehilangan jabatan jika ternyata keputusan yang saudara ambil salah.
Jadi PT Naya, Tbk melakukan swap dengan swap dealer, begitu pula dengan
PT Bintang, Tbk juga melakukan swaps dengan swap dealer. Dalam proses tersebut
kedua perusahaan menggeser risiko perubahan tingkat bunga kepada swap dealer.
Di situlah kemampuan swap dealer dalam mempertemukan kedua kepentingan.
Swap dealer sendiri sekarang tidak lagi menghadapi risiko, dan
sebagaiintermediary, swap dealer memperolehspreadsebesar 75 bps atau basis
point yang sama dengan 0.75%.
Dengan demikian ketiga pihak PT Naya, Tbk; swap dealer dan PT Bintang, Tbk
ama-sama memperoleh keuntungan. Tidak ada yang menderita kerugian dalam arti
riil. Tetapi sebenarnya masing-masing perusahaan menghadapi opportunity loss jika
ternyata LIBOR bergerak berlawanan arah dari yang mereka prediksikan.
Pertanyaan selanjutnya adalah apakah swap tersebut harus melalui swap
dealer? Jawabannya adalah tidak harus, hanya saja terdapat beberapa keuntungan
melakukan swap melalui swap dealer.
Pertama adalah efisien karena perusahaan tidak harus melakukan shopping
dengan mencari sendiri pihak lain yang memiliki kepentingan yang berbeda, dan
kedua biayanya lebih murah melalui swap dealer. Persyaratan utama swap ini adalah
bahwa national principal dan Durasi utang harus sama antara kedua perusahaan. Di
sinilah swap dealer dapat mengkombinasikan satu transaksi dengan dua atau lebih
transaksi lainnya. Untuk itu swap dealer memperolehfeeatau pendapatan dari selisih
rate yang diterima dan dibayar.
Pemahaman yang sama jika saudara akan melakukan trade ini antara mobil
yang saudara miliki dengan mobil jenis lain, tentu sangat efisien dan cepat kalau
dilakukan melalui broker, tentu saja diperlukan biaya atau komisi. Siapakah yang
dapat bertindak sebagai swap dealer? utamanya yang dapat bertindak sebagai
swap dealer adalah primary bank dengan jaringan yang sangat luas. Di situlah
kelebihanbank holding companydalam mempertemukan berbagai pihak
yang berbeda kepentingannya.
Adapun ketiga pihak tersebut harus memperhitungkan default risk. Karena bisa
jadi PT Naya, Tbk ataupun PT Bintang, Tbk di kemudian hari gagal memenuhi
kewajibannya.Default riskitu akan diterjemahkan dalamterm of paymentantar
masing-masing.
Dalam kenyataannya sangat mungkin swap itu melibatkan lebih dari satu swap
dealer. Semakin panjang rantai swap maka semakin kecil manfaat yang dinikmati
masing-masing pihak. Selain itu mungkin saja satu transaksi dipertemukan dengan
lebih dari satu transaksi lain oleh swap dealer yang penting total national principal
dan durasinya sama.
Bagaimana jika swap tersebut melalui dua swap dealer, maka yang pasti spread
yang dinikmati oleh masing-masing pihak akan berkurang. Misalkan swap dealer
masing-masing menikmati 40 basis point, sementara PT Naya, Tbk menikmati 140
basis point dan PT Bintang, Tbk menikmati sisanya.
Contoh lain misalkan ada dua perusahaan PT Coco dengan credit rating AAA
lebih menyukai utang dengan bunga mengambang. Saat ini perusahaan
memperoleh pinjaman dengan bunga tetap sebesar 11%. Apabila perusahaan
meminjam dengan bunga mengambang maka perusahaan akan dikenai beban
bunga sebesar LIBOR + 0.5%.
Sementara itu PT Bicso dengan credit rating BB lebih menyukai utang dengan
bunga tetap. Saat ini perusahaan memperoleh kredit dengan bunga mengambang
sebesar LIBOR + 1,5%. Jika meminjam dengan bunga tetap maka PT Bisco akan
dikenai bunga utang sebesar 14.5%. Dengan demikian adalah potential cost saving
yang dapat dinikmati oleh kedua perusahaan tersebut sebesar 2,50%.
Kedua perusahaan dapat memanfaatkan swap untuk menghemat biaya utang.
Caranya adalah PT Coco meminjam dengan bunga mengambang atau floating rate
dan kemudian melakukan swap dengan PT Bisco. Sebaliknya PT Bisco meminjam
dengan bunga tetap kemudian melakukan swap dengan PT Coco. Swap ini dapat
dilakukan langsung ataupun melalui swap dealer. Misalkan keduanya sepakat untuk
membagi potential cost saving sama besar maka masing-masing diharapkan dapat
menghemat sebesar 1.25% atau 125 basis point, dari bunga utang seharusnya.
Sekarang mari kita lihat bagaimana manfaat floating to fixed swap bagi kedua
perusahaan. PT Coco secara keseluruhan biaya utang setelah swap adalah sebesar
[11,00% + (LIBOR +1,00%) – 12,75] = LIBOR – 0,75%.
Bandingkan jika PT Coco harus meminjam dengan bunga mengambang, maka
beban bunga yang harus dibayar adalah sebesar LIBOR + 0,5% jadi ada
penghematan sebesar 1,25%. Bagaimana dengan PT Bisco, beban bunga utangnya
adalah [12,75% + (LIBOR + 0.5%) – (LIBOR + 1,0%) = 13,25%. Bandingkan jika PT
Bisco meminjam dengan bunga tetap, maka harus membayar sebesar 14,5% jadi
dapat menghemat sebesar 1,25%.
Dengan demikian kedua perusahaan dapat menghemat beban bunga utang.
Tentu saja pihak bank sebagai intermediary juga dapat memanfaatkan swap ini
untuk memperoleh fee.

C. Currency Swaps
Selain berdasarkan tingkat suku bunga kontrak swaps juga dapat dilakukan
antar mata uang atau yang lebih dikenal dengan currency swaps. Secara teknis
currency swaps adalah suatu pertukaran debt service obligations dalam satu mata
uang yang disetujui dengan jumlah hutang tertentu dalam mata uang lain. Dengan
melakukan swaps pada kewajiban aliran kas di masa datang, pihak-pihak yang
berkepentingan dapat mengganti aliran kas dalam suatu mata uang dengan mata
uang lain yang dikehendaki.
Dalam banyak hal, struktur dari currency swaps berbeda dengan interest swaps.
Perbedaan utama antara currency swaps dengan interest swaps adalah bahwa
adanya suatu pertukaran dari sejumlah principal pada maturity pada predetermined
exchange rate. Kontrak swaps berperilaku seperti long-dated forward foreign
contract, dimana forward rate adalah the current sport rate. Dalam currency swaps
dikenal dual currency bonds swaps, yaitu dimana currency swaps melibatkan dual
currency bond swaps, pembayaran proceeds dan interest rate ditetapkan dalam
mata uang asing dan principal pembayaran kembali ditetapkan dalam dolar. Adapun
keuntungan ekonomis dari segi swaps:
Swaps memberikan keuntungan ekonomis pada kedua belah pihak ketika
halangan untuk arbitrase timbul. Halangan dapat berupa batasan-batasan legal
pada transaksi pertukaran mata uang sing baik spot atau forward, persepsi yang
berbeda dari investor-investor tentang risiko dan nilai kredit kedua belah pihak,
askeptabilitas dari satu peminjam kepada kelas investor tertentu, perbedaan
pajak dan lain-lain.
Keuntungan lain dari swaps bahwa dengan swaps perusahaan dapat
menurunkan biaya bagi risiko pertukaran mata uang asing.
Currency swaps sering digunakan untuk pembiayaan keuangan jangka panjang
dalam bentuk mata uang asing. Dalam hal ini swaps merupakan suatu sarana
yang menjamin likuiditas dalam foreign exchange.

Sedangkan kelemahan dari swaps adalah bahwa jika pasar modal dunia
terintegrasi sepenuhnya, maka arbitrase pasar keuangan akan semakin kecil,
sehingga keuntungan yang diperoleh akan semakin kecil pula. Jika kita bahas
kembali currency swappada prinsipnya merupakan kontrak penjualan valuta asing
sekaligus pembelian untuk penyelesaian di masa datang.
Sebagai gambaran misalnya investor dari Amerika ingin menanamkan modalnya
di Indonesia, maka ia harus membawa dollar ke Indonesia dan ditukar dengan
rupiah untuk pembiayaan di Indonesia. Tetapi sekaligus investor tersebut melakukan
kontrak pembelian dollar untuk membayar kembali modal ke Amerika atau
pembayaran royalty serta dividen.
Sebagai contoh PT Alkali dapat meminjam dalam dolar dengan bunga 8,0% dan
dalam pound dengan bunga 11.6%. PT. Brekat dapat meminjam dalmadolar dengan
bunga 10,0% dan pound dengan bunga 12,0%. Dari informasi tersebut jelas bahwa
PT. Alkali memiliki comparative advantage dalam dolar sebesar 2,0% sementara
dalam pound hanya sebesar 0.4%. Oleh karena itu jelas lebih menguntungkan bagi
PT Alkali meminjamg dollar dan Brekat meminjam pound.
Tetapi bagaimana jika PT Alkali ingin mendapatkanpound guna
pembiayaaninvestasi di Inggris sementara PT Brekat ingin meminjam dalam dollar
karena untuk pembiayaan di Amerika? Kedua perusahaan sebaiknya meminjam
dimana mereka memiliki advantage terbesar, PT Alkali meminjam dolar dan PT
Brekat meminjam pound. Dengan demikian potential cost saving adalah sebesar
(2,0% - 0,4%) atau sebesar 1.6% per tahun.
Transaksi currency swap memerlukan national principal di kedua mata uang
tersebut baik dolar maupun pound. Pokok pinjaman dipertukarkan pada awal
transaksi dana akhir jatuh tempo utang keduanya. Jadi PT Alkali meminjam %15 juta
menukarkan dollarnya dengan £10 juta pada saat awal transaksi begitu pula pada
saat jatuh tempo, PT Alkali akan memperoleh dollar kembali tetapi harus membayar
pound kepada PT Brekat. Dalam periode tersebut keduanya membayar bunga atas
dollar dan pound sesuai dengan kesepakatan masing-masing. Setiap tahun PT
Alkali menerima pembayaran sebesar (8% x $15 juta) atau sebesar $1.2 juta dari PT
Brekat dan sebaliknya PT Alkali harus membayar sebesar (11% x £10 juta) atau
sebesar £1.1 juta. Pada saat jatuh tempo PT Alkali akan menerima kembali sebesar
$15 juta dan PT Brekat menerima sebesar £10 juta.

D. LDC Debt-Equity SWAPS


Berkembangnya pasar modal belakangan ini memungkinkan bagi para investor
untuk memperoleh hutang eksternal dari negara yang kurang, berkembang atau
biasa disebut less-developed countries (LDC) untuk memperoleh modal atau mata
uang domestik dalam negara tersebut. Negara-negara debitor yang masuk dalam
LDC antara lain Chili, Brasil, Meksiko, Venezuela, Argentina dan Fhilipina.
Perdagangan pinjaman LDC umumnya dengan tingkat diskon yang besar dari
nilai nominalnya, hal ini mencerminkan tingkat risiko yang substansial. Sebagai
contoh, pada tahun 1987 hutang Chili dijual pada harga 70% dari nilai nominalnya.
Masalah lain dari debt swaps adalah bahwa debt swaps dapat menyebabkan
inflasi yang lebih tinggi dalam LDC debitur. Brasil mengharapkan dapat membeli
kembali hutangnya, jika pemerintah tidak memiliki surplus dana maka mereka akan
mencetak uang baru untuk membayar hutangnya tersebut, dan hal ini akan
menyebabkan tingkat inflasi yang tinggi.
Debt equity swap dapat saja dilakukan dalam konteks antara kreditur dan
debitur di dalam negeri. Pengalaman dari krisis menunjukkan bahwa banyak
perusahaan nasional yang jatuh pailit, kesulitan membayar hutangnya. Untuk
menyelesaikan persoalan utang tersebut banyak alternatif yang tersedia.
Pertama adalah menilai apakah lebih berharga mempertahankan perusahaan
tetap hidup atau membiarkan mati. Jika Kesimpulannya lebih baik mempertahankan
untuk hidup, maka selanjutnya harus dicari cara-cara penyelamatan yakni melalui
penjadualan kembali pembayaran utang yang diharapkan memberikan kesempatan
bagi perusahaan untuk memperoleh tenggang waktu yang cukup untuk bernafas.
Jika altenatif ini tidak dapat menolong, maka alternatif berikutnya pengurangan
beban bunga pinjaman. Kemudian penghapusan beban pinjaman. Apabila langkah
ini masih belum juga membantu, maka tahap berikutnya adalah dengan penundaan
pembayaran pokok pinjaman, pengurangan pokok pinjaman atau hair cut.
Alternatif selanjutnya adalah mengubah utang menjadi ekuitas atau debt equity
swap. Jika hal ini juga tidak dapat memperbaiki perusahaan maka langkah terakhir
adalah penghapusbukuan utang dan likuidasi. Kita dapat menyemak bagaimana
Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) mengenai perusahaan yang
bermasalah. Ada yang memperoleh penjadualan utang kembali dan ada juga yang
terpaksa harus dilikuidasi. Khusus untuk bank-ban, yang besar memang nampaknya
mereka jeli memanfaatkan pemikiran bahwa bank yang besar tidak akan dibiarkan
bangkrut atau too big to be failed.
Akibatnya muncullah moral zarad yang sangat besar. Indonesia yang
menghadapi beban utang sangat besarpun secara teoritis tidak akan dibiarkan
bangkrut oleh lembaga donor, karena dampaknya akan sangat besar. Jadi mengapa
Bank Dunia dan lembaga donor bekerja keras untuk membantu Indonesia,
alasannya adalah selain menyangkut kepentingan pasar produk industri dari negara-
negara tersebut juga multiplier effect yang ditimbulkan sangat besar dan luas.
Dalam konteks negara langkah-langkah semacam ini juga berlaku. Kita
menyaksikan bagaimana anggota kabinet bidang ekonomi secara aktif untuk melobi
negara-negara donor agar mau menegosiasi ulang jadual pembayaran utang yang
sudah jatuh tempo baik dengan IMF maupun melalui CGI dan Paris Club.
Pemikiran lain termasuk alternatif meminta pengurangan beban utang hingga
alternatif untuk tidak membayar utang. Yang lebih krusial lagi adalah tidak hanya sisi
keuangan yang harus dibenahi, tetapi sisi manajemen dan asset atau investasi juga
harus diperbaiki. Cara untuk memperbaiki manajemen tentu saja melalui pergantian
pemerintahan, dicari pemerintahan yangcredibledanreliable. Perampingan birokrasi
dan penataan ulang struktur organisasi untuk meningkatkan efisiensi juga harus
dilakukan. Termasuk pemberantasan korupsi guna menekan biaya.
Di bidang asset atau investasi, diperlukan langkah-langkah untuk
mengidentifikasi asset-asset yang produktif dan tidak produktif. Tentu saja asset
yang tidak produktif harus dijual agar tidak membebani keuangan negara. Hal itu lalu
ditempuh melalui privatisasi. Resep umum semacam itu telah diterapkan di
beberapa negara
berkembang yang mengalami krisis ekonomi. Hanya saja sedikit terjadi perbedaan
dalam tahap implementasinya.
Ada negara yang memilih untuk menjual asset yang tidak produktif dan tetap
mempertahankan asset yang produktif. Hasil penjualan tersebut digunakan untuk
membayar kembali utang negara. Tetapi uniknya Indonesia lebih memilih untuk
menjual asset yang produktif. Hal itu disebabkan karena pertama, Indonesia
dihadapkan pada kebutuhan uang tunai untuk pebiayaan pembangunan.
Kedua adalah agar asset produktif berupa perusahaan negara tidak dijadikan
sapi perah oleh individu-individu dari departemen yang memiliki kewenangan.
Memang ada rasa skeptif terhadap kebijakan semacam ini. Jangan-jangan akhirnya
uang hasil penjualan asset produktif habis dipergunakan untuk menyehatkan asset
yang tidak produktif. Akibatnya Indonesia tidak lagi memiliki apa-apa karena
semuanya telah dijual yang tinggal hanyalah kerangka asset tua yang tidak
produktif.
DAFTAR PUSTAKA

Agus Sartono, 2001, Manajemen Keuangan Internasonal, BPFE, Yogyakarta


Ahmad Jamli, 1992, Dasar-Dasar Keuangan Internasional, BPFE,
Yogyakarta.
Jeff Madura, (2003) Internatonal Finance Management, 7th Edition, South-
Western/Thomson Learning, USA.
-----------------, (2003) Internatonal Finance Management, 9 th Edition, South-Western
Cengage Learning, Florida, USA.
Eiteman et al, (2004) Multinasional Business Finance, 10 th Edition, International
Edition, Perason Addison Wesley, Boston, USA.
-----------------, (2010) Manajemen Keuangan Internasional Edisi 11, Jilid 1, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
-----------------, (2010) Manajemen Keuangan Internasional Edisi 11, Jilid 2, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Sri Handaru Yuliati dan Handoyo Prasetyo, 1998, Dasar-Dasar Manajemen
Keuangan Internasional, Edisi 2, Andi, Yogyakarta.
Biografi Penulis

Dedy Takdir Syaifuddin, lahir di Pare-pare, 4 November 1959, meraih Sarjana


Ekonomi Perusahaan (Manajemen) di Universitas Islam Indonesia, 1985. Pada
tahun 1993 Gelar Master of Science diraih Universitas Hasanuddin, Makassar, dan
menammatkan Doktor Ilmu Ekonomi (Manajemen) di Universitas Airlangga,
Surabaya, 2005. Guru Besar di Bidang Ilmu Manajemen pada Fakultas Ekonomi
Universitas Haluoleo tmt. 1 September 2010.

Pernah mengikuti Seminar Internasional BI-OECD Regional Asian Seminar on


Financial Literacy : Towards a National Strategy on Financial Education, Bank
Indonesia, Jakarta, Juni 2011. Publikasinya bersama Sri Wiyati Mahrani yakni:
Organizational Justice and Organizational Commitment, International Journal of
Science and Research (IJSR), ISSN (online) : 2319/7064. Index Copernicus Value,
Volume 4 issue 3, March 2015

Menulis buku antara lain:


(1) Manajemen Perbankan, Pendekatan Praktis, Diterbitkan oleh Unhalu Press,
Tahun 2007, ISBN: 978-979-166685-2-1.
(2) Manajemen Keuangan, Teori dan Aplikasi, Diterbitkan Unhalu Press, Tahun
2008, ISBN: 978-602-8161-06-0,
(3) Efisiensi dan Kinerja Bank (Aplikasi Teori Hubungan Struktural). Diterbitkan
oleh Unhalu Press, ISBN : 978-602-8161-18-3 Cetakan Pertama Juni 2009,
(4) Riset Operasi (Aplikasi Quantitative Analysis for Management), Diterbitkan oleh
CV Citra Malang, ISBN : 979-907-091-0, Malang, 2011.

Anda mungkin juga menyukai