INTERNASIONAL
A. Pendahuluan
Krisis ekonomi yang melanda kawasan Asia 1998 membawa pelajaran yang sangat
penting bagi manajer perusahaan multinasional, pengambil kebijakan di sektor pemerintah
maupun akademisi di perguruan tinggi. Krisis itu sendiri dimulai oleh jatuhnya mata uang
Bath-Thailand yang disusul oleh jatuhnya mata uang Peso- Philiphina, Ringgit-Malaysia dan
Rupiah Indonesia.
Pengambil kebijakan di negara-negara Asia tidak menyangka bahwa jatuhnya satu mata
uang akan berdampak pada mata uang negara lain. Pada saat yang bersamaan ketidakhati-
hatian manajer keuangan perusahaan multinasional khususnya dalam pengelolaan dana asing
telah mengakibatkan semakin terpuruknya mata uang negara yang bersangkutan.
Kondisi tersebut diperberat oleh oleh kebijakan pendanaan yang tidak memperhatikan
kesesuaian antara durasi pinjaman dan investasi yang dibiayai dengan pinjaman tersebut.
Selain itu tidak dilakukannya hedging secara tepat untuk meminimumkan risiko perubahan
nilai tukar atau foreign exchange risk.
Krisis ekonomi juga menunjukkan betapa eratnya hubungan antara faktor-faktor
ekonomi dan politik. Keduanya bagaikan dua sisi dari satu koin mata uang. Kestabilan politik
dan demokrasi sangat berpengaruh terhadap country risk suatu negara. Semakin tinggi risiko
suatu negara akibat ketidakstabilan dan demokrasi yang tidak berkembang akan sangat
berpengaruh terhadap kestabilan nilai mata uang suatu negara. Mempertimbangkan faktor
tersebut di atas, pemahaman manajemen keuangan internasional menjadi semakin diperlukan
terutama bagi para manajer keuangan perusahaan multinasional.
B. Perusahaan Internasional
Perusahaan Internasional yang dimaksudkan dalam buku ini identik dengan istilah
Perusahaan Multinasional, (Multinational Coorporation sering disingkat MNC), atau
Transnational Coorporation juga disingkat dengan TNC), adalah merupakan perusahaan
yang beroperasi di dua Negara atau lebih. Perusahaan multinasional biasanya terdiri dari
perusahaan induk yang lokasinya berada di Negara asal, dan lima atau enam perusahaan di
luar negeri, secara khusus mempunyai hubungan strategik
di antara unit-unit. Beberapa perusahaan multinasional mempunyai lebih dari 100 anak
perusahaan tersebar di seluruh dunia.
Untuk selanjutnya istilah perusahaan internasional dan perusahaan multinasional, serta
TNC silih berganti akan digunakan dalam buku ini dengan pemahaman yang sama.
Eiteman et al (2010) mendefinisikan Multinational Enterprise (MNE) adalah
Perusahaan multinasional, sebagai perusahaan yang memiliki anak-anak perusahaan, cabang-
cabang, dan afiliasi yang berlokasi di negara-negara lain. MNE juga mencakup berbagai
perusahaan yang bergerak dalam aktivitas-aktivitas jasa, seperli konsultasi, akuntansi,
konstruksi, hukum, periklanan, hiburan, perbankan, telekomunikasi. dan penginapan.
MNE memiliki kantor pusat di seluruh dunia dan banyak diantaranya dimiliki oleh
gabungan pemegang saham dalam negeri dan asing. Kepemilikan sejumlah perusahaan ini
begitu tersebar secara internasional sehingga dikenal sebagai perusahaan transnasional.
Perusahaan transnasional biasanya dikelola dari perspektif global dan bukan dari perspektif
negara tunggal.
Menurut Sartono, (2001: 2-4) Perusahaan multinasional atau multinational
Coorporation adalah perusahaan yang memproduksi dan menjual produknya didua atau lebih
negara; sehingga dalam aktivitas utamanya melibatkan lebih dari dua mata uang yang
berbeda. Pada umumnya perusahaan multinasional memiliki kantor pusat di suatu Negara dan
didukung oleh beberapa anak perusahaan di beberapa Negara. Diantara anak perusahaan dan
kantor pusatnya dihubungkan dengan sarana telekomunikasi yang canggih guna menjamin
integrasi operasi secara efektif dan efisien.
Pengalokasian sumber daya yang terkoordinasi secara global dalam suatu manajemen
terpusat tunggal (single centralized management) membedakan perusahaan multinasional
dengan perusahaan lain yang terkait dengan bisnis internasional. Perusahaan multinasional
membuat keputusan tentang strategi memasuki pasar, kepemilikan operasi luar negeri; dan
produksi, pemasaran dan aktivitas keuangan dengan melihat apa yang terbaik untuk
perusahaan secara keseluruhan. Perusahaan multinasional lebih menekankan kekuatan group
daripada kekuatan individu-individu dalam group.
Perusahaan domestik murni juga sering melakukan berbagai aktivitas internasional
yang signifikan. Aktivitas tersebut mencakup impor dan ekspor berbagai
produk, komponen, dan jasa. Perusahaan domestik juga dapat memberikan izin kepada
perusahaan asing untuk melakukan bisnis mereka. Perusahaan itu juga menghadapi
persaingan asing dalam pasar domestik mereka. Mereka juga secara tidak langsung
berhadapan dengan berbagai risiko internasional melalui hubungan mereka dengan para
pelanggan dan pemasok. Oleh karena itu, para manajer perusahaan domestik perlu
memahami risiko keuangan internasional, khususnya yang terkait dengan kurs/nilai tukar
valuta asing dan risiko kredit yang terkait dengan pembayaran perdagangan.
Menurut Madura (2003) mengungkap setidaknya ada 3 teori yang mendasari motivasi
perusahaan-perusahaan domestik melakukan ekspansi Bisnis Internasional yakni;
1. Theory of comparative advantage (spesialisasi dari satu negara dapat meningkatkan
efisiensi produksi)
2. Imperfect markets theory (pasar untuk berbagai sumberdaya yang digunakan untuk
berproduksi bersifat “imperfect”)
3. Product Cycle Theory {perusahaan yang telah memasuki tahapan pasar yang telah
mapan (maturity cycle), dapat menambah kesempatan diluar negeri}
Teori keuntungan komparasi, yang dikembangkan oleh David Ricardo (1817), dapat
digunakan untuk menunjukkan bahwa dasar untuk melakukan perdagangan hanya akan eksis
pada setiap kasus, jika satu negara memiliki keunggulan Absolut. Misalkan ada dua negara,
yaitu Amerika Serikat dan Rusia, yang masing-masing memproduksi Kedelai dan Vodka,
dengan jumlah yang diproduksi perinput ditunjukkan pada Tabel sebagai berikut :
Tabel Output Perunit input
Berdasarkan Tabel di atas, di Amerika Serikat, 20 gantang kedelai dan 4 peti vodka
dapat dihasilkan oleh masing-masing 1 unit input. Sedangkan di Rusia, 10 gantang kedelai
dan 5 peti vodka dapat dihasilkan oleh masing-masing 1 unit input. Dari tabel tersebut dapat
diketahui bahwa Amerika Serikat memiliki keunggulan absolut pada produk kedelai (20 :
10), sementara Rusia memiliki keunggulan absolut dalam produk vodka (5 : 4). Hal ini
mengindikasikan adanya efisiensi produksi jika masing-masing
negara melakukan perdagangan internasional dengan cara membandingkan keunggulan
kompartifnya masing-masing.
Jika kita mencoba untuk berpikir secara ekonomis, maka berdasarkan kasus di atas,
sebaiknya Amerika mengambil spesialisasi memproduksi 30 gantang kedelai, di konsumsi
untuk Amerika sebanyak 20 gantang dan diekspor sebanyak 10 gantang untuk Rusia.
Sebaliknya Rusia memproduksi 9 peti vodka yang dikonsumsi sebanyak 5 peti dan
mengekspornya sebannyak 4 peti ke negara Amerika.
Hal inilah yang mendorong terjadinya ekspor impor dua negara, baik bahan baku
maupun produk secara efisien, akibatnya adanya keunggulan komparasi
Teori pasar yang bersifat imperfek, jika pasar suatu negara bersifat tertutup dari
perdagangan dengan negara lain, maka tidak ada bisnis internasional. Di lain pihak, jika pasar
bersifat perfect, maka faktor-faktor produksi (seperti tenaga kerja) yang dengan mudah dapat
ditransfer, tenaga kerja dan sumberdaya lainnya dapat mengalir saat ada permintaan terhadap
faktor produksi tersebut.
Faktor mobilitas yang tidak dibatasi, akan menciptakan keseimbangan dalam biaya dan
tingkat kembalian (returns) dan menggerakkan keuntungan komparasi dalam biaya produksi,
yang secara rasional memunculkan perdagangan dan investasi internasional.
Namun demikian dalam kenyataannya kondisi pasar faktor-faktor produksi yang
bersifat perfect tidak lancar, sehingga biaya-biaya produksi seringkali dibatasi dalam
hubungannya dengan transfer tenaga kerja dan sumberdaya lainnya dalam produksi. Oleh
karena itu pasar yang bersifat imperfect menyediakan sebuah insentif bagi perusahaan untuk
mencari kesempatan di luar negeri.
Teori siklus hidup produk salah satu dari penjelasan populer mengapa perusahaan
domestik melibatkan diri menjadi perusahaan multinasional adalah teori siklus hidup produk.
Berdasarkan teori ini, perusahaan menjadi mapan di dalam pasar dalam negerinya sebagai
sebuah hasil dari beberapa persepsi keuntungan melalui pesaing-pesaing dalam negerinya,
sebab informasi mengenai pasar dan persaingan lebih tersedia di dalam negerinya.
Permintaan pasar produk di luar negeri akan diakomodasi melalui ekspor, atau
mendirikan anak perusahaan di negara-negara yang memiliki permintaan pasar dalam rangka
mengurangi biaya transportasi. International product life cycle (siklus hidup produk
internasional) dikemukakan pada Gambar berikut:
1. Perusahaan 2. Perusahaan 3. Perusahaan
menciptakan mengekspor mendirikan anak
produk untuk produk untuk perusahaan di luar
mengakomod mengakomodasi negeri untuk
asi permintaan luar mengurangi biaya
permintaan negeri transportasi
lokal
4.a. Perusahaan
melakukan
differensiasi produk
dari pesaing dan/atau
mengembangkan
produk
line di luar negeri 4.b. Mengeliminasi
Perusahaan di luar
negeri (anak
perusahaan) yang
mengalami
penurunan bisnis
akibat dari
Perkembangan lain yang menarik adalah bahwa negara-negara ASEAN yang pada tahun 2015
yang terdiri dari 10 negara ASEAN yakni; Indonesia, Malaysia, Philipina, Brunei Darussalam,
Singapura, Thailand, Vietnam, Laos, Kamboja, dan Myanmar, telah memberlakukan 4 cetak biru
dari Asean Economic Community (AEC), atau dalam bahasa Indonesi yakni Masyarakat Ekonomi
Asean (MEA).
Adapun ke 4 cetak biru MEA antara lain: (a) menuju single market dan production
base (arus perdagangan bebas untuk sektor barang, jasa, investasi, pekerja trampil, dan
modal, (b) menuju penciptaan kawasan ekonomi regional Asean yang berdaya saing tinggi
(regional competition policy), action plan, infrastructure development ICT, energy
coorporation, taxation, dan pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM),
menuju satu kawasan dengan pengembangan ekonomi yang merata (region of equitable economic
development) melalui pengembangan UKM dan program- program Initiative for Asean
Integration (IAI), (d) menuju integrasi penuh pada ekonomi global (pendekatan yang koheren
dalam hubungan ekonomi eksternal serta mendorong keikutsertaan dalam global supply network.
Demikian juga sudah mulai memikirkan untuk menggunakan mata uang tunggal seperti
halnya Euro currency. Meskipun proses itu diperkirakan masih memerlukan waktu yang
panjang tetapi dapat saja diperoleh terobosan baru sehinga penggunaan mata uang tunggal
dapat dipercepat. Integrasi pasar dunia sebagai kelanjutan dari proses globalisasi masih akan
terus berlangsung dan bagi manajer global serta pengambil kebijakan tidak ada pilihan lain
kecuali menerima integrasi tersebut atau tertinggal oleh integrasi pasar dunia dan menjadi
sekedar penonton saja.
G. Bisnis Global
G.1. Bisnis Internasional
Bisnis internasional adalah segala aktivitas bisnis yang melewati batas-batas wilayah
suatu Negara. Pelaku bisnis yang terlibat dalam bisnis internasional dapat perorangan, swasta,
pemerintah, atau campuran. Ada dua macam pengolongan bisnis internasional. Pertama,
berdasarkan jenis aktivitas bisnisnya, bisnis internasional dapat digolongkan dalam empat
jenis :
1. perdagangan luar negeri, yaitu aktivitas ekspor impor barang
2. perdagangan jasa, seperti jasa asuransi, perbankan, hotel, konsultan, travel dan
transportasi
3. Investasi portofolio, pembelian obligasi/saham dalam negeri oleh
orang/perusahaan asing, tanpa kontrol manajemen.
4. investasi langsung, sering disebut Penanaman Modal Asing (PMA) atau Foreign Direct
Investment (FDI). (Khambata dan Ajami, 1992)
1. Ekspor
Aktivitas ekspor adalah bentuk keterlibatan perusahaan dalam bisnis internasional
yang paling sederhana. Perusahaan menggunakan kapasitas produksi domestik yang
dimilikinya untuk produksi, distribusi, administrasi dan mengalokasikan sejumlah produksi
dalam negeri tertentu untuk pasar luar negeri.
Mekanisme aktivitas ekspor memerlukan hal-hal berikut ini :
1) izin dari pemerintah dalam negeri (misalnya untuk produk makanan, teknologi dan
beberapa produk yang penting dipandang dari keamanan nasional)
2) jaminan transportasi yang dapat dipercaya dan asuransi transit
3) dipenuhinya persyaratan-persyaratan yang diminta negara pengimpor, seperti
pembayaran bea cukai, deklarasi, dan pengawasan.
2. Lisensi
Melalui lisensi (licensing), suatu perusahaan pemberi lisensi menghibahkan beberapa
hak (intengibel rights) kepada perusahaan asing, yang meliputi pemberian hak untuk
memproses, hak paten, program, merek, hak cipta, atau keahlian. Intinya, penerima lisensi
membeli kekayaan milik perusahaan lain dalam bentuk pengetahuan (know how) atau riset
dan pengembangan. Pemberi lisensi dapat memberikan lisensi hak-hak khusus ini secara
eksklusif kepada suatu perusahaan atau beberapa perusahaan.
c. Franchising
Franchising hampir sama dengan pemberian lisensi. Bedanya, selain menghibahkan
izin penggunaan nama, proses, metode, atau merek, perusahaan membantu penerima
franchise dalam operasi dan atau pasok bahan mentah. Pemberi franchise biasanya lebih
memiliki kontrol terhadap kualitas produk daripada hanya memberikan lisensi. Sama dengan
lisensi, penerima franchise membayar sejumlah komisi dan sebagian tertentu dari
penjualan/penerimaan yang diperolehnya kepada perusahaan pemberi franchise.
Contoh perusahaan pemberi franchise adalah perusahaan jasa dan restoran, khususnya
fast-food dan minuman ringan, seperti Mc Donald, Kentucky Fried Chicken, Pizza Hut,
Holiday Inn, Hilton.
Manfaat utama bagi perusahaan pemberi franchisee adalah meningkatnya penerimaan
dan perluasan nama merek produk, serta perluasan pasar. Kelemahan utama metode ini sama
seperti lisensi, yaitu : bagaimana mengatasi masalah kontrol terhadap kualitas dan standar
operasi. Kesulitan lain adalah perlunya melakukan sedikit adaptasi terhadap produk atau jasa
yang sudah distandardisasi.
4. Kontrak Manajemen
Kontrak manajemen terjadi bila suatu perusahaan menyewakan keahliannya atau
pengetahuannya kepada pemerintah atau perusahaan luar negeri dalam bentuk orang yang
datang kepada pemerintah/perusahaan dan mengelola kepentingan mereka. Metode semacam
ini sering digunakan bila terjadi nasionalisasi oleh pemerintah, atau bila operasi perusahaan
berada dalam kesulitan.
5. Kontrak Manufaktur
Dalam kontrak manufaktur, Trans National Coorporation (TNC), atau perusahaan
multinasional melakukan kontrak dengan mitra lokalnya dalam jasa manufaktur. Boleh
dikata, kontrak ini semacam integrasi vertikal. Namun TNC tidak mendirikan lokasi produksi
sendiri, melainkan melakukan subkontrak produksi yang dapat berupa :
a. kontrak produksi penuh, dimana pabrik lokal memproduksi barang untuk dijual dengan
nama sama seperti pabrik asalnya
b. kontrak jasa manufaktur parsial, seperti merakit barang atau memproduksi komponen.
6. Investasi Langsung
Sama seperti metode go international yang lain, investasi asing dapat berupa:
(1) patungan, bila risiko dan keuntungan dibagi dengan mitra lokalnya, (2) mendirikan
cabang yang dimiliki penuh, di mana TNC memiliki kesempatan untuk meraup
keuntungan sekaligus menanggung sendiri seluruh risiko.
Banyak TNC memilih melakukan investasi langsung setidaknya karena tiga alasan.
Pertama, memperoleh akses terhadap pasar yang lebih besar. Kedua, mengambil keuntungan
atas perbedaan biaya di pasar luar negeri. Ketiga, sebagai strategi bertahan untuk menghadapi
gerakan pesaing utamanya atau untuk mengikuti ”pemimpin pasar” (market leader) yang
memasuki pasar baru.
7. Patungan (Joint Ventures)
Patungan adalah kerja sama bisnis di mana satu atau lebih perusahaan bergabung
bersama untuk mendirikan beberapa jenis operasi. Patungan dapat dilakukan antara dua TNC,
suatu TNC dengan pemerintah, atau suatu TNC dengan pelaku bisnis lokal. Bila terdapat
lebih dari dua pemrakarsa dalam perjanjian patungan disebut operasi konsorsium.
Tiap pihak dalam patungan menyumbang modal, ekuitas, atau kekayaan. Pemilik
dalam patngan tidak selalu 50-50, dan dapat bervariasi tergantung dari jumlah yang
disumbangkan masing-masing pihak dalam usaha patungan tersebut.
9. Operasi Global
Suatu perusahaan yang melakukan globalisasi operasi akan dapat mengambil peluang
bisnis yang terjadi di seluruh dunia dan tidak terbatas pada sektor tertentu. Banyak
perusahaan yang telah melakukan globalisasi usahanya secara substansial karena percaya
bahwa konsumen di seluruh dunia semakin sama dalam tujuan dan persyaratan terhadap
produk berikut atributnya.
10. Investasi Portofolio
Investasi portofolio dapat berupa investasi dalam bentuk surat-surat berharga yang
dapat diperjualbelikan di pasar internasional, seperti uang, obligasi, surat dagang, sertifkat
deposito, dan saham; dapat pula berupa investasi dalam rekening bank di luar negeri ataupun
pinjaman luar negeri. Bedanya dengan investasi langsung, investasi portofolio tidak
menghendaki kehadiran produk atau karyawan perusahaan di luar negeri.
Investor yang memutuskan untuk membeli surat berharga (menginvestasikan uang ke
luar negeri) didorong oleh beberapa alasan, terutama: (1) melakukan diversifikasi
portofolionya diantara berbagai pasar dan lokasi, (2) untuk memperoleh keuntungan yang
lebih tinggi, (3) menghindari risiko politik (political risks), (4) berspekulasi di pasar valuta
asing.
Oleh karena uang primer terdiri dari uang beredar ditambah cadangan maka penurunan uang
beredar berarti uang primer turun sebesar $1 miliar.
Jika dan kemungkinan besar seperti itu orang yang membeli aset luar negeri membayar dengan cek
dari Rekening di bank dalam negeri dan bukan dengan mata uang maka the fed mengurangi
simpanan cadangan yang mereka simpan untuk bank-bank ini sebesar $1 miliar. Hasilnya adalah
simpanan dengan debit (cadangan) menurun sebesar $1 miliar seperti terlihat di rekeningT berikut :
Dalam hal ini, hasil dari penjualan aset luar negeri dan pembelian simpanan dollar oleh the fed
adalah menurunnya cadangan sebesar $1 miliar,Dan seperti sebelumnya, mengakibatkan penurunan
sebesar $1 miliar dalam uang primer, Karena cadangan juga adalah komponen dari uang primer.
sekarang, kita melihat yang terjadi dengan uang primer persis seperti ketika Bank Sentral menjual
aset luar negeri untuk membeli simpanan bank domestik atau mata uang domestik. ini adalah alasan
mengapa, ketika kita mengatakan Bank Sentral Telah membeli mata uang domestik, kita tidak perlu
membedakan antara mata uang dan simpanan bank dalam mata uang lokal. kita telah mencapai
kesimpulan yang penting: pembelian yang dilakukan bank sentral untuk mata uang domestik dan
penjualan aset luar negeri yang terkait di pasar valuta asing menyebabkan penurunan yang sama
besarnya dalam cadangan internasional dan uang primer.
kita pun dapat mencapai kesimpulan yang sama dengan pendekatan yang lebih langsung. penjualan
aset luar negeri oleh bank sentral tidak berbeda dengan penjualan pasar terbuka obligasi
pemerintah. kita belajar dalam analisis proses uang beredar bahwa penjualan pasar terbuka
mendorong penurunan dalam jumlah yang sama untuk uang primer. oleh karena itu, penjualan aset
luar negeri menyebabkan penurunan dalam jumlah yang sama untuk uang primer. dengan alasan
yang sama pula, pembelian yang dilakukan bank sentral untuk akses luar negeri dengan cara
menjual uang domestik, seperti juga pemberian pasar terbuka, mendorong kenaikan dalam jumlah
yang sama pada uang primer. dengan demikian, kita sampai pada kesimpulan berikut: penjualan
mata uang domestik yang di trail untuk membeli aset luar negeri di pasar valuta asing menyebabkan
kenaikan dalam jumlah yang sama Dalam cadangan internasional dan uang primer.
interferensi yang baru saja di jelaskan, dimana sebuah bank sentral melakukan pembelian atau
penjualan mata uang domestik untuk mempengaruhi uang primer, disebut intervensi valuta asing
yang tidak di sentralisasi(unsterilized foreign exchange intervention). namun, bagaimana jika Bank
Sentral tidak tersedia membeli atau menjual mata uang domestik untuk mempengaruhi uang
primer? yang harus dilakukan oleh bank sentral adalah membalikan dampak dari intervensi valuta
asing dengan melakukan offsetting operasi pasar terbuka di pasar obligasi pemerintah. misalnya,
dalam hal pembelian $1 miliar mata uang oleh the fed dan penjualan terkait aset luar negeri senilai
$1 miliar, telah kita lihat, Cat akan mengurangi uang primer sebesar $1 miliar, the fed dapat
melakukan pembelian pasar terbuka senilai $1 miliar untuk obligasi pemerintah, yang akan
menaikkan uang primer sebesar $1 miliar. akun T yang yang dihasilkan intervensi valuta asing
dan offsetting operasi pasar terbuka tidak mengubah uang primer.
intervensi valuta asing dan diikuti offsetting operasi pasar terbuka yang tidak mengubah uang
primer disebut sebagai intervensi valuta asing yang yang disterilisasi. sekarang, kita memahami
ada dua jenis intervensi valuta asing, yaitu disterilisasi dan tidak diterliisasi.
NERACA PEMBAYARAN LUAR NEGERI
A. Pendahuluan
Integrasi pasar global semakin menjadi kenyataan. Globalisasi tidak lagi sekedar topik
bahasan dalam seminar maupun diskusi tetapi benar-benar telah akan terus berkembang.
Perusahaan dan pengambil kebijakan pemerintah menghadapi tantangan yang semakin besar.
Mereka tidak lagi hanya mempertimbangkan faktor- faktor domestik dan lokal saja dalam
proses pengambilan keputusan melainkan harus mempehatikan kecenderungan dan kejadian
di Negara lain.
Manajer perusahaan multinasional menyadari bahwa faktor produksi kini tingkat
mobolitasnya menjadi semakin tinggi, khususnya modal. Modal dapat dipindahkan dari satu
Negara ke Negara lain tergantung dari keinginan pemiliknya, investor bagaikan seorang
pemburu gadis cantik yang selalu memindahkan investasinya ke Negara yang paling aman
dan profitable. Tidak jarang suatu Negara yang mengandalkan investasi asing dalam
pertumbuhan ekonominya menjadi sangat rentan terhadap votalitas modal tersebut.
Oleh sebab itu menjadi sangat penting untuk memahami neraca pembayaran suatu
Negara sebagai indikator tingkat keamanan investasi bagi pemilik modal. Neraca pembayaran
adalah merupakan potrek keuangan atau kinerja keuangan yang menggambarkan transaksi
ekonomi penduduk suatu Negara dengan penduduk Negara lain pada suatu periode tertentu.
Dengan demikian neraca pembayaran mengukur nilai transasksi suatu Negara dengan Negara
lain.
Transaksi keuangan itu sendiri mencakup ekspor dan impor barang dan jasa, arus
pendapatan, arus modal dan pembayaran yang sifatnya pemberian atau hibah. Selisih bersih
dari transaksi tersebut sama dengan perubahan cadangan suatu negara.
Di bidang perdagangan, kebijaksanaan ditujukan untuk meningkatkan efisiensi dan
produktivitas industri dalam negeri, menunjang pengembangan ekspor nonmigas, memelihara
kestabilan harga dan penyediaan barang-barang yang dibutuhkan di dalam negeri serta
menunjang iklim usaha yang makin mena rik bagi penanaman modal.
Kebijaksanaan di bidang pinjaman luar negeri melengkapi kebutuhan pembiayaan
pembangunan di dalam negeri, dan diarahkan untuk menjaga
kestabilan perkembangan neraca pembayaran secara keseluruhan. Kebijaksanaan kurs devisa
diarahkan untuk mendorong ekspor nonmigas dan mendukung kebijaksanaan moneter dalam
negeri.
posisi IMF