Anda di halaman 1dari 21

RUANG LINGKUP MANAJEMEN KEUANGAN

INTERNASIONAL
A. Pendahuluan
Krisis ekonomi yang melanda kawasan Asia 1998 membawa pelajaran yang sangat
penting bagi manajer perusahaan multinasional, pengambil kebijakan di sektor pemerintah
maupun akademisi di perguruan tinggi. Krisis itu sendiri dimulai oleh jatuhnya mata uang
Bath-Thailand yang disusul oleh jatuhnya mata uang Peso- Philiphina, Ringgit-Malaysia dan
Rupiah Indonesia.
Pengambil kebijakan di negara-negara Asia tidak menyangka bahwa jatuhnya satu mata
uang akan berdampak pada mata uang negara lain. Pada saat yang bersamaan ketidakhati-
hatian manajer keuangan perusahaan multinasional khususnya dalam pengelolaan dana asing
telah mengakibatkan semakin terpuruknya mata uang negara yang bersangkutan.
Kondisi tersebut diperberat oleh oleh kebijakan pendanaan yang tidak memperhatikan
kesesuaian antara durasi pinjaman dan investasi yang dibiayai dengan pinjaman tersebut.
Selain itu tidak dilakukannya hedging secara tepat untuk meminimumkan risiko perubahan
nilai tukar atau foreign exchange risk.
Krisis ekonomi juga menunjukkan betapa eratnya hubungan antara faktor-faktor
ekonomi dan politik. Keduanya bagaikan dua sisi dari satu koin mata uang. Kestabilan politik
dan demokrasi sangat berpengaruh terhadap country risk suatu negara. Semakin tinggi risiko
suatu negara akibat ketidakstabilan dan demokrasi yang tidak berkembang akan sangat
berpengaruh terhadap kestabilan nilai mata uang suatu negara. Mempertimbangkan faktor
tersebut di atas, pemahaman manajemen keuangan internasional menjadi semakin diperlukan
terutama bagi para manajer keuangan perusahaan multinasional.

B. Perusahaan Internasional
Perusahaan Internasional yang dimaksudkan dalam buku ini identik dengan istilah
Perusahaan Multinasional, (Multinational Coorporation sering disingkat MNC), atau
Transnational Coorporation juga disingkat dengan TNC), adalah merupakan perusahaan
yang beroperasi di dua Negara atau lebih. Perusahaan multinasional biasanya terdiri dari
perusahaan induk yang lokasinya berada di Negara asal, dan lima atau enam perusahaan di
luar negeri, secara khusus mempunyai hubungan strategik
di antara unit-unit. Beberapa perusahaan multinasional mempunyai lebih dari 100 anak
perusahaan tersebar di seluruh dunia.
Untuk selanjutnya istilah perusahaan internasional dan perusahaan multinasional, serta
TNC silih berganti akan digunakan dalam buku ini dengan pemahaman yang sama.
Eiteman et al (2010) mendefinisikan Multinational Enterprise (MNE) adalah
Perusahaan multinasional, sebagai perusahaan yang memiliki anak-anak perusahaan, cabang-
cabang, dan afiliasi yang berlokasi di negara-negara lain. MNE juga mencakup berbagai
perusahaan yang bergerak dalam aktivitas-aktivitas jasa, seperli konsultasi, akuntansi,
konstruksi, hukum, periklanan, hiburan, perbankan, telekomunikasi. dan penginapan.
MNE memiliki kantor pusat di seluruh dunia dan banyak diantaranya dimiliki oleh
gabungan pemegang saham dalam negeri dan asing. Kepemilikan sejumlah perusahaan ini
begitu tersebar secara internasional sehingga dikenal sebagai perusahaan transnasional.
Perusahaan transnasional biasanya dikelola dari perspektif global dan bukan dari perspektif
negara tunggal.
Menurut Sartono, (2001: 2-4) Perusahaan multinasional atau multinational
Coorporation adalah perusahaan yang memproduksi dan menjual produknya didua atau lebih
negara; sehingga dalam aktivitas utamanya melibatkan lebih dari dua mata uang yang
berbeda. Pada umumnya perusahaan multinasional memiliki kantor pusat di suatu Negara dan
didukung oleh beberapa anak perusahaan di beberapa Negara. Diantara anak perusahaan dan
kantor pusatnya dihubungkan dengan sarana telekomunikasi yang canggih guna menjamin
integrasi operasi secara efektif dan efisien.
Pengalokasian sumber daya yang terkoordinasi secara global dalam suatu manajemen
terpusat tunggal (single centralized management) membedakan perusahaan multinasional
dengan perusahaan lain yang terkait dengan bisnis internasional. Perusahaan multinasional
membuat keputusan tentang strategi memasuki pasar, kepemilikan operasi luar negeri; dan
produksi, pemasaran dan aktivitas keuangan dengan melihat apa yang terbaik untuk
perusahaan secara keseluruhan. Perusahaan multinasional lebih menekankan kekuatan group
daripada kekuatan individu-individu dalam group.
Perusahaan domestik murni juga sering melakukan berbagai aktivitas internasional
yang signifikan. Aktivitas tersebut mencakup impor dan ekspor berbagai
produk, komponen, dan jasa. Perusahaan domestik juga dapat memberikan izin kepada
perusahaan asing untuk melakukan bisnis mereka. Perusahaan itu juga menghadapi
persaingan asing dalam pasar domestik mereka. Mereka juga secara tidak langsung
berhadapan dengan berbagai risiko internasional melalui hubungan mereka dengan para
pelanggan dan pemasok. Oleh karena itu, para manajer perusahaan domestik perlu
memahami risiko keuangan internasional, khususnya yang terkait dengan kurs/nilai tukar
valuta asing dan risiko kredit yang terkait dengan pembayaran perdagangan.

C. Perkembangan dan Evolusi Perusahaan Internasional


C.1. Perkembangan Perusahaan Internasional
Perkembangan perusahaan multinasional menurut Kuntjoro (2000 : 11) “ diwarnai oleh
peristiwa penting dan membentuk arah ekonomi global yakni Krisis sistem moneter
Internasional (Bretton Woods), krisis utang luar negeri, krisis minyak dan komoditas primer
lainnya, munculnya negara-negara industri baru (New Industrial Country), terjadinya crash di
pasar modal Internasional (Oktober 1987), bubarnya negara Uni Soviet yang diikuti dengan
kecenderungan menuju free market socialism, dan integrasi Eropa menuju Uni Moneter
Eropa”.
Dasar perkembangan perusahaan multinasional dapat dibedakan menjadi tiga atas
dasar motif utama pendirian perusahaan tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Raw materials seekers (pencari bahan mentah) adalah multinasional awal, berperan jahat
pada bisnis internasional. Tujuan perusahaan tersebut adalah untuk mengeruk bahan yang
dapat digunakan untuk membuat suatu produk di luar negeri. Sama seperti cara modern
sekarang pada perusahaan minyak dan pertambangan multinasional, yang pertama
membuat investasi besar di luar negeri, yang memulai sejak tahun-tahun awal abad ke-
20.
2. Market Seekers (pencari pasar) adalah merupakan pola dasar pada perusahaan
multinasional yang menuju luar negeri untuk menghasilkan dan menjual dalam pasar luar
negeri, contohnya termasuk IBM, Volkswagen, dan Unilever. Walaupun ada beberapa
contoh awal pada perusahaan multinasional pencari pasar (seperti Colt Firearms, Coca-
cola, Singer, N.V.Philips dan Imperial Chemicals) bagian terbesar pada investasi
langsung luar negeri, yang mana akuisisi keluar pada asset-asset fisik seperti peralatan
dan bangunan, mengambil tempat setelah Perang Dunia II.
3. Cost Minimizers adalah kategori baru pada perusahaan yang melakukan bisnis secara
internasional. Perusahaan-perusahaan ini mencari dan menginvestasikan dalam Negara
yang biaya produksinya rendah (sebagai contoh Hongkong, Taiwan dan Irlandia) untuk
menyisakan kompetitif biaya antara Negara asal dan Negara luar. Banyak dari
perusahaan-perusahaan ini adalah industry elektronik. Contohnya Texas Intruments,
Atari dan Zenith.

Menurut Madura (2003) mengungkap setidaknya ada 3 teori yang mendasari motivasi
perusahaan-perusahaan domestik melakukan ekspansi Bisnis Internasional yakni;
1. Theory of comparative advantage (spesialisasi dari satu negara dapat meningkatkan
efisiensi produksi)
2. Imperfect markets theory (pasar untuk berbagai sumberdaya yang digunakan untuk
berproduksi bersifat “imperfect”)
3. Product Cycle Theory {perusahaan yang telah memasuki tahapan pasar yang telah
mapan (maturity cycle), dapat menambah kesempatan diluar negeri}
Teori keuntungan komparasi, yang dikembangkan oleh David Ricardo (1817), dapat
digunakan untuk menunjukkan bahwa dasar untuk melakukan perdagangan hanya akan eksis
pada setiap kasus, jika satu negara memiliki keunggulan Absolut. Misalkan ada dua negara,
yaitu Amerika Serikat dan Rusia, yang masing-masing memproduksi Kedelai dan Vodka,
dengan jumlah yang diproduksi perinput ditunjukkan pada Tabel sebagai berikut :
Tabel Output Perunit input

Output per unit


input
Produ US Rubel
k $ Rusia
Kedelai (pergantang) 20 10
Vodka (perpeti) 4 5

Berdasarkan Tabel di atas, di Amerika Serikat, 20 gantang kedelai dan 4 peti vodka
dapat dihasilkan oleh masing-masing 1 unit input. Sedangkan di Rusia, 10 gantang kedelai
dan 5 peti vodka dapat dihasilkan oleh masing-masing 1 unit input. Dari tabel tersebut dapat
diketahui bahwa Amerika Serikat memiliki keunggulan absolut pada produk kedelai (20 :
10), sementara Rusia memiliki keunggulan absolut dalam produk vodka (5 : 4). Hal ini
mengindikasikan adanya efisiensi produksi jika masing-masing
negara melakukan perdagangan internasional dengan cara membandingkan keunggulan
kompartifnya masing-masing.
Jika kita mencoba untuk berpikir secara ekonomis, maka berdasarkan kasus di atas,
sebaiknya Amerika mengambil spesialisasi memproduksi 30 gantang kedelai, di konsumsi
untuk Amerika sebanyak 20 gantang dan diekspor sebanyak 10 gantang untuk Rusia.
Sebaliknya Rusia memproduksi 9 peti vodka yang dikonsumsi sebanyak 5 peti dan
mengekspornya sebannyak 4 peti ke negara Amerika.
Hal inilah yang mendorong terjadinya ekspor impor dua negara, baik bahan baku
maupun produk secara efisien, akibatnya adanya keunggulan komparasi
Teori pasar yang bersifat imperfek, jika pasar suatu negara bersifat tertutup dari
perdagangan dengan negara lain, maka tidak ada bisnis internasional. Di lain pihak, jika pasar
bersifat perfect, maka faktor-faktor produksi (seperti tenaga kerja) yang dengan mudah dapat
ditransfer, tenaga kerja dan sumberdaya lainnya dapat mengalir saat ada permintaan terhadap
faktor produksi tersebut.
Faktor mobilitas yang tidak dibatasi, akan menciptakan keseimbangan dalam biaya dan
tingkat kembalian (returns) dan menggerakkan keuntungan komparasi dalam biaya produksi,
yang secara rasional memunculkan perdagangan dan investasi internasional.
Namun demikian dalam kenyataannya kondisi pasar faktor-faktor produksi yang
bersifat perfect tidak lancar, sehingga biaya-biaya produksi seringkali dibatasi dalam
hubungannya dengan transfer tenaga kerja dan sumberdaya lainnya dalam produksi. Oleh
karena itu pasar yang bersifat imperfect menyediakan sebuah insentif bagi perusahaan untuk
mencari kesempatan di luar negeri.
Teori siklus hidup produk salah satu dari penjelasan populer mengapa perusahaan
domestik melibatkan diri menjadi perusahaan multinasional adalah teori siklus hidup produk.
Berdasarkan teori ini, perusahaan menjadi mapan di dalam pasar dalam negerinya sebagai
sebuah hasil dari beberapa persepsi keuntungan melalui pesaing-pesaing dalam negerinya,
sebab informasi mengenai pasar dan persaingan lebih tersedia di dalam negerinya.
Permintaan pasar produk di luar negeri akan diakomodasi melalui ekspor, atau
mendirikan anak perusahaan di negara-negara yang memiliki permintaan pasar dalam rangka
mengurangi biaya transportasi. International product life cycle (siklus hidup produk
internasional) dikemukakan pada Gambar berikut:
1. Perusahaan 2. Perusahaan 3. Perusahaan
menciptakan mengekspor mendirikan anak
produk untuk produk untuk perusahaan di luar
mengakomod mengakomodasi negeri untuk
asi permintaan luar mengurangi biaya
permintaan negeri transportasi
lokal

4.a. Perusahaan
melakukan
differensiasi produk
dari pesaing dan/atau
mengembangkan
produk
line di luar negeri 4.b. Mengeliminasi
Perusahaan di luar
negeri (anak
perusahaan) yang
mengalami
penurunan bisnis
akibat dari

C.2. Evolusi Perusahaan Multinasional


Perusahaan multinasional mengalami perkembangan melalui berbagai alternatif dengan
memanfaatkan globalisasi yang sedang terjadi dan masih akan terus terjadi. Proses mengarah
menjadi perusahaan multinasional dilakukan semata-mata ingin selalu menjadi monopolis
atau oligopolis dengan secara terus menerus mencari dan mengembangkan sustainable
competitive advantages. Cara ini dilakukan tidak saja menyangkut desain produk tetapi juga
inovasi produk baru sehingga produk lama menjadi usang, mencari alternatif sumber bahan
baku yang lebih murah, mengembangkan alternatif bahan baku, promosi secara bersar-
besaran, pemanfaatan jaringan pemasaran melalui mega chain store, pengusaha dan
pemanfaatan perkembangan teknologi infornmasi, mengembangkan strategi yang semakin
sophisticated serta penguasaan dan pengembangan kompetensi sumber daya manusia.
Melalui cara-cara semacam itu maka pesaing yang tidak mampu mengimbangi akan dengan
sendirinya keluar dari persaingan atau hanya akan menjadi market follower saja, sehingga
perusahaan multinasional dapat mempengaruhi pelaku yang lain secara mudah.
Memang tidak selalu bahwa perusahaan multinasional melalui tahap-tahap
konvensional yaitu mulai dengan mengekspor, memberikan lisensi, mendirik fasilitas
produksi, atau investasi langsung di luar negeri – Foreign Direct Investment. Masing-masing
tahap tentu memiliki kelebihan dan kelemahan dan tidak jarang perusahaan domestik menjadi
perusahaan multinasional dengan cara investasi langsung seperti halnya yang dilakukan
Industri Pesawat Terbang Nasional (IPTN) dari Indonesia yang mendirikan pabrik di luar
negeri.
Terlepas dari tahap mana yang akan ditempuh untuk menjadi perusahaan multinasional,
prinsip dasar menjadi sangat penting untuk dikuasai adalah bahwa fasilitas produksi
dibeberapa negara harus fleksibel, adaptif, kecepatan dan ketetapan. Fleksibel dalam arti
bahwa fasilitas produksi dapat digunakan untuk memproduksi berbagai produk sejenis tanpa
harus melakukan penambahan investasi yang berarti.
Faktor lain yang penting adalah bahwa sekalipun menjadi perusahaan multinasional
nampaknya memberikan beberapa manfaat karena dapat mengeksploitasi pasar asing, tetapi
harus disadari bahwa konglomerasi yang jauh dari core businessnya sangat tidak
menguntungkan untuk jangka panjang. Dengan kata lain perusahaan multinasional harus
tetap fokus pada core businessnya. Fokus berarti tetap mempertahankan bidang dinama
perusahaan dapat melakukan yang terbaik dari berbagai segi dan mampu mengembangkan
daya saing yang berkesinambungan. Perkembangan aliansi bisnis dan terciptanya kerjasama
ekonomi seperti: GATT (General Agreement on Tarif and Trade), AFTA (Asian Free Trade
Aggreement), NAFTA (North America Free Trade Area), dan APEC (Asia Pacific
Economic Cooperation) tidak dapat diabaikan oleh manajer global. Terciptanya blok-blok
perdagangan tersebut memberikan tekanan tersendiri dalam strategi persaingan antar
negara dan antar blok ekonomi.

Perkembangan lain yang menarik adalah bahwa negara-negara ASEAN yang pada tahun 2015
yang terdiri dari 10 negara ASEAN yakni; Indonesia, Malaysia, Philipina, Brunei Darussalam,
Singapura, Thailand, Vietnam, Laos, Kamboja, dan Myanmar, telah memberlakukan 4 cetak biru
dari Asean Economic Community (AEC), atau dalam bahasa Indonesi yakni Masyarakat Ekonomi
Asean (MEA).
Adapun ke 4 cetak biru MEA antara lain: (a) menuju single market dan production
base (arus perdagangan bebas untuk sektor barang, jasa, investasi, pekerja trampil, dan
modal, (b) menuju penciptaan kawasan ekonomi regional Asean yang berdaya saing tinggi
(regional competition policy), action plan, infrastructure development ICT, energy
coorporation, taxation, dan pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM),
menuju satu kawasan dengan pengembangan ekonomi yang merata (region of equitable economic
development) melalui pengembangan UKM dan program- program Initiative for Asean
Integration (IAI), (d) menuju integrasi penuh pada ekonomi global (pendekatan yang koheren
dalam hubungan ekonomi eksternal serta mendorong keikutsertaan dalam global supply network.
Demikian juga sudah mulai memikirkan untuk menggunakan mata uang tunggal seperti
halnya Euro currency. Meskipun proses itu diperkirakan masih memerlukan waktu yang
panjang tetapi dapat saja diperoleh terobosan baru sehinga penggunaan mata uang tunggal
dapat dipercepat. Integrasi pasar dunia sebagai kelanjutan dari proses globalisasi masih akan
terus berlangsung dan bagi manajer global serta pengambil kebijakan tidak ada pilihan lain
kecuali menerima integrasi tersebut atau tertinggal oleh integrasi pasar dunia dan menjadi
sekedar penonton saja.

D. Perbedaan Antara Manajemen Keuangan dan Manajemen Keuangan


Internasional

Pada prinsipnya manajemen keuangan internasional memiliki dan menggunakan prinsip


dasar yang sama dengan manajemen keuangan atau corporate finance. Tiga bidang utama
dalam corporate finance lebih ditekankan untuk perusahaan domestik yang tidak menghadapi
risiko perubahan nilai tukar atau foreign exhange risk dalam kegiatan.
Disamping itu karena perusahaan domestik hanya melibatkan satu mata uang dan
meskipun memiliki anak perusahaan tetapi masih berada dalam satu negara maka tidak terjadi
masalah perpajakan dan akuntansi khususnya dalam pembuatan laporan keuangan
rekonsiliasi. Namun demikian baik manajemen keuangan maupun manajemen keuangan
internasional keduanya memiliki tujuan nirmatif yang sama yaitu memaksimumkan
kemakmuran pemegang saham melalui maksimisasi nilai perusahaan. Maksimisasi nilai
perusahaan dapat dicapai dengan memaksimumkan harga saham perusahaan.
E. Perbedaan Antara Manajemen Keuangan dan Manajemen Keuangan
Internasional

Pada prinsipnya manajemen keuangan internasional memiliki dan menggunakan prinsip


dasar yang sama dengan manajemen keuangan atau corporate finance. Tiga bidang utama
dalam corporate finance lebih ditekankan untuk perusahaan domestik yang tidak menghadapi
risiko perubahan nilai tukar atau foreign exhange risk dalam kegiatan.
Disamping itu karena perusahaan domestik hanya melibatkan satu mata uang dan
meskipun memiliki anak perusahaan tetapi masih berada dalam satu negara maka tidak terjadi
masalah perpajakan dan akuntansi khususnya dalam pembuatan laporan keuangan
rekonsiliasi. Namun demikian baik manajemen keuangan maupun manajemen keuangan
internasional keduanya memiliki tujuan nirmatif yang sama yaitu memaksimumkan
kemakmuran pemegang saham melalui maksimisasi nilai perusahaan. Maksimisasi nilai
perusahaan dapat dicapai dengan memaksimumkan harga saham perusahaan.
Secara garis besar ruang lingkup bahasan dalam manajemen keuangan internasional
adalah:
- lingkungan Manajemen Keuangan Internasional
- Pasar Valuta Asing
- Mengukur dan Manajemen Eskposur Mata Uang Asing
- Analisis Investasi Langsung
- Manajemen Operasi Multinasional
- Perbankan Internasional dan Topik Khusus.
Eiteman et al (2010) mengutarakan tentang perbedaan utama antara manajemen
keuangan domestik dan internasional. Perbedaan tersebut mencakup institusi, nilai tukar mata
uang/valuta asing, dan risiko politik, serta modifikasi yang diperlukan terhadap teori dan
instrumen keuangan. Manajemen Keuangan internasional memerlukan pemahaman tentang
perbedaan budaya, sejarah, dan institusional dengan pengaruh potensialnya terhadap tata
kelola perusahaan (corporate governance). Meskipun baik perusahaan domestik maupun
perusahaan mutlinasional pasti menghadapi risiko nilai tukar valuta asing, perusahaan
multinasional sendiri menghadapi risiko unik tertentu yang biasanya tidak mengancam
operasi domestik, seperti risiko politik. Perusahaan multinasional juga menghadapi tugas lain
yang dapat diklasifikasikan sebagai perpanjangan dari teori keuangan domestik.
Sebagai contoh, pendekatan domestik biasa terhadap biaya modal, sumber utang dan
ekuitas. penganggaran modal, manajemen modal kerja, perpajakan, dan analisis kredit perlu
dimodifikasi untuk mengakomodasi kompleksitas asing. Selanjutnya, sejumlah instrumen
keuangan yang digunakan dalam manajemen keuangan domestik telah dimodiflkasi untuk
digunakan dalam manajemen keuangan internasional. Contohnya adalah opsi (options) dan
future valuta asing, swap tingkat bunga dan valuta asing interest rate and currency swaps),
serta letters of credit.
Tabel Perbedaan Keuangan Multinasional dan Domestik

No Konsep Keuangan Multinasional Keuangan Domestik


1 Budaya, sejarah dan Setiap negara asing bersifat Setiap negara memiliki dasar
institusi unik dan tidak kasus yang telah diketahui
selalu dimengerti
oleh
manajemen perusahaan
multinasional
2 Tata kelola perusahaan Peraturan dan praktek Peratura dan institu diketah
institusi negara asing n dengan si ui
semuanya berbeda secara baik
unik
3 Risiko nilai tukar Perusahaan Risiko nilai tukar dari
multinasional ekspor/impor dan persaingan
menghadapi risiko nilai luar negeri (tidak ada anak
tukar, karena anak perusahaan)
perusahaannya
dari
ekspor/impor serta para
pesaing asing
4 Risiko politik Perusahaan Risiko politik hampir tidak
ada
multinasional menghadapi
risiko politik, karena anak
perusahaan asing mereka
dan sifat
perusahaan multinasional
yang terkenal
5 Modifikasi keuang Perusahaan multinasional Teori keuangan tradisional
an harus berlaku
teori
memodifikasi teori
domestik
keuangan seperti;
Capital Budgeting dan Cost
of Capital, karena
kompleksitas asing
6 Modifikasi instrum Perusahaan Penggunaan terbatas
keuangan en instrumen dan derivatif
multinasional menggunakan
domestik keuangan, karena risiko nilai
instrumen keuangan
tukar valas dan politik yang
yang dimodifikasi seperti;
lebih kecil
opsi, futures, swap dan letter
of credit

F. Tujuan dan Manfaat Manajemen Keuangan Internasional


Tujuan normatif yang ingin dicapai adalah memaksimumkan kemakmuran pemegang
saham atau maksimize shareholder wealth. Maksimisasi kemakmuran pemilik atau pemegang
saham perusahaan akan dicapai melalui maksimisasi nilai perusahaan. Sedangkan nilai
perusahaan akan maksimum juga harga saham maksimum. Tentu saja tujuan ini didasarkan
pada asumsi bahwa pasar modal efisien yang berarti alokasi dana dilakukan secara efisien dan
harga saham selalu mencerminkan keuntungan yang diharapkan oleh investor dan risiko
investasi.
Pasar modal dikatakan efisien jika harga saham secara instan merefleksikan seluruh
investor/pelaku pasar yang dapat secara konsisten memperoleh keuntungan dengan
memanfaatkan informasi personal.
Perusahaan tidak mungkin memaksimumkan kemakmuran pemegang saham tanpa
memaksimumkan

F.1. Manfaat Mempelajari Keuangan Internasional


Pengetahuan tentang keuangan internasional membantu dalam dua hal penting.
Pertama, membantu manajer keuangan memutuskan bagaimana pengaruh kejadian
internasional pada perusahaan dan langkah apa yang dapat diambil untuk memanfaatkan
perkembangan positif dan mengisolasi perusahaan dari
perkembangan yang merugikan. Kedua, membantu manajer mengantisipasi kejadian dan
membuat keputusan yang menguntungkan sebelum kejadian itu terjadi.
Alasan meningkatnya arti penting Perdagangan Internasional. Ada dua alasan pokok
mengapa perdagangan internasional tumbuh dengan cepat dalam hubungan dengan aktivitas
ekonomi secara keseluruhan
a. Liberalisasi perdagangan dan investasi telah terjadi melalui penurunan tarif, kuota,
pengendalian mata uang dan hambatan arus barang dan modal internasional lainya.
b. Penyempitan ”ruang ekonomi” yang belum pernah terbayangkan sebelumbya telah
terjadi melalui perbaikan pada teknologi kumunikasi dan transportasi yang sangat
pesat dan berakibat pada pengurangan biaya.

F.2. Manfaat perdagangan internasional


Manfaat utama perdagangan internasional adalah meningkatkan kemakmuran, yaitu
dengan memberikan kesempatan kepada setiap Negara untuk mengkhususkan diri dalam
memproduksi barang dan jasa yang relative efisien.

G. Bisnis Global
G.1. Bisnis Internasional
Bisnis internasional adalah segala aktivitas bisnis yang melewati batas-batas wilayah
suatu Negara. Pelaku bisnis yang terlibat dalam bisnis internasional dapat perorangan, swasta,
pemerintah, atau campuran. Ada dua macam pengolongan bisnis internasional. Pertama,
berdasarkan jenis aktivitas bisnisnya, bisnis internasional dapat digolongkan dalam empat
jenis :
1. perdagangan luar negeri, yaitu aktivitas ekspor impor barang
2. perdagangan jasa, seperti jasa asuransi, perbankan, hotel, konsultan, travel dan
transportasi
3. Investasi portofolio, pembelian obligasi/saham dalam negeri oleh
orang/perusahaan asing, tanpa kontrol manajemen.
4. investasi langsung, sering disebut Penanaman Modal Asing (PMA) atau Foreign Direct
Investment (FDI). (Khambata dan Ajami, 1992)

Penggolongan bisnis internasional yang kedua berdasarkan tahapan evolusioner


perkembangan perusahaan (Higgins dan Vincze, 1994).
G.2. Berbagai Metode Go Internasional
Suatu perusahaan yang bermaksud melakukan ekspansi usahanya ke luar negeri dapat
menempuh beberapa alternatif metode sebagai berikut:

1. Ekspor
Aktivitas ekspor adalah bentuk keterlibatan perusahaan dalam bisnis internasional
yang paling sederhana. Perusahaan menggunakan kapasitas produksi domestik yang
dimilikinya untuk produksi, distribusi, administrasi dan mengalokasikan sejumlah produksi
dalam negeri tertentu untuk pasar luar negeri.
Mekanisme aktivitas ekspor memerlukan hal-hal berikut ini :
1) izin dari pemerintah dalam negeri (misalnya untuk produk makanan, teknologi dan
beberapa produk yang penting dipandang dari keamanan nasional)
2) jaminan transportasi yang dapat dipercaya dan asuransi transit
3) dipenuhinya persyaratan-persyaratan yang diminta negara pengimpor, seperti
pembayaran bea cukai, deklarasi, dan pengawasan.

2. Lisensi
Melalui lisensi (licensing), suatu perusahaan pemberi lisensi menghibahkan beberapa
hak (intengibel rights) kepada perusahaan asing, yang meliputi pemberian hak untuk
memproses, hak paten, program, merek, hak cipta, atau keahlian. Intinya, penerima lisensi
membeli kekayaan milik perusahaan lain dalam bentuk pengetahuan (know how) atau riset
dan pengembangan. Pemberi lisensi dapat memberikan lisensi hak-hak khusus ini secara
eksklusif kepada suatu perusahaan atau beberapa perusahaan.

c. Franchising
Franchising hampir sama dengan pemberian lisensi. Bedanya, selain menghibahkan
izin penggunaan nama, proses, metode, atau merek, perusahaan membantu penerima
franchise dalam operasi dan atau pasok bahan mentah. Pemberi franchise biasanya lebih
memiliki kontrol terhadap kualitas produk daripada hanya memberikan lisensi. Sama dengan
lisensi, penerima franchise membayar sejumlah komisi dan sebagian tertentu dari
penjualan/penerimaan yang diperolehnya kepada perusahaan pemberi franchise.
Contoh perusahaan pemberi franchise adalah perusahaan jasa dan restoran, khususnya
fast-food dan minuman ringan, seperti Mc Donald, Kentucky Fried Chicken, Pizza Hut,
Holiday Inn, Hilton.
Manfaat utama bagi perusahaan pemberi franchisee adalah meningkatnya penerimaan
dan perluasan nama merek produk, serta perluasan pasar. Kelemahan utama metode ini sama
seperti lisensi, yaitu : bagaimana mengatasi masalah kontrol terhadap kualitas dan standar
operasi. Kesulitan lain adalah perlunya melakukan sedikit adaptasi terhadap produk atau jasa
yang sudah distandardisasi.

4. Kontrak Manajemen
Kontrak manajemen terjadi bila suatu perusahaan menyewakan keahliannya atau
pengetahuannya kepada pemerintah atau perusahaan luar negeri dalam bentuk orang yang
datang kepada pemerintah/perusahaan dan mengelola kepentingan mereka. Metode semacam
ini sering digunakan bila terjadi nasionalisasi oleh pemerintah, atau bila operasi perusahaan
berada dalam kesulitan.

5. Kontrak Manufaktur
Dalam kontrak manufaktur, Trans National Coorporation (TNC), atau perusahaan
multinasional melakukan kontrak dengan mitra lokalnya dalam jasa manufaktur. Boleh
dikata, kontrak ini semacam integrasi vertikal. Namun TNC tidak mendirikan lokasi produksi
sendiri, melainkan melakukan subkontrak produksi yang dapat berupa :
a. kontrak produksi penuh, dimana pabrik lokal memproduksi barang untuk dijual dengan
nama sama seperti pabrik asalnya
b. kontrak jasa manufaktur parsial, seperti merakit barang atau memproduksi komponen.

6. Investasi Langsung
Sama seperti metode go international yang lain, investasi asing dapat berupa:
(1) patungan, bila risiko dan keuntungan dibagi dengan mitra lokalnya, (2) mendirikan
cabang yang dimiliki penuh, di mana TNC memiliki kesempatan untuk meraup
keuntungan sekaligus menanggung sendiri seluruh risiko.
Banyak TNC memilih melakukan investasi langsung setidaknya karena tiga alasan.
Pertama, memperoleh akses terhadap pasar yang lebih besar. Kedua, mengambil keuntungan
atas perbedaan biaya di pasar luar negeri. Ketiga, sebagai strategi bertahan untuk menghadapi
gerakan pesaing utamanya atau untuk mengikuti ”pemimpin pasar” (market leader) yang
memasuki pasar baru.
7. Patungan (Joint Ventures)
Patungan adalah kerja sama bisnis di mana satu atau lebih perusahaan bergabung
bersama untuk mendirikan beberapa jenis operasi. Patungan dapat dilakukan antara dua TNC,
suatu TNC dengan pemerintah, atau suatu TNC dengan pelaku bisnis lokal. Bila terdapat
lebih dari dua pemrakarsa dalam perjanjian patungan disebut operasi konsorsium.
Tiap pihak dalam patungan menyumbang modal, ekuitas, atau kekayaan. Pemilik
dalam patngan tidak selalu 50-50, dan dapat bervariasi tergantung dari jumlah yang
disumbangkan masing-masing pihak dalam usaha patungan tersebut.

8. Cabang yang Dimiliki Penuh


Dengan mendirikan cabang di luar negeri yang dimiliki penuh, suatu perusahaan
dapat menjaga kontrol menyeluruh terhadap pemasaran, penentuan harga, keputusan
produksi, dan mempertahankan kelebihan teknologi. Akibatnya, perusahaan juga berhak
mendapatkan 100% laba yang ditimbulkan oleh cabangnya di luar negeri. Risiko yang
dihadapi perusahaan sama dengan yang dihadapi bila beroperasi di dalam negeri, namun
masih ditambah dengan risiko khusus sehubungan dengan aktivitas bisnis internasional,
seperti kemungkinan dinasionalisasi, keterbatasan melakukan repatriasi keuntungan, UU dan
peraturan lokal termasuk ketentuan mempekerjakan karyawan dan manajer lokal.

9. Operasi Global
Suatu perusahaan yang melakukan globalisasi operasi akan dapat mengambil peluang
bisnis yang terjadi di seluruh dunia dan tidak terbatas pada sektor tertentu. Banyak
perusahaan yang telah melakukan globalisasi usahanya secara substansial karena percaya
bahwa konsumen di seluruh dunia semakin sama dalam tujuan dan persyaratan terhadap
produk berikut atributnya.
10. Investasi Portofolio
Investasi portofolio dapat berupa investasi dalam bentuk surat-surat berharga yang
dapat diperjualbelikan di pasar internasional, seperti uang, obligasi, surat dagang, sertifkat
deposito, dan saham; dapat pula berupa investasi dalam rekening bank di luar negeri ataupun
pinjaman luar negeri. Bedanya dengan investasi langsung, investasi portofolio tidak
menghendaki kehadiran produk atau karyawan perusahaan di luar negeri.
Investor yang memutuskan untuk membeli surat berharga (menginvestasikan uang ke
luar negeri) didorong oleh beberapa alasan, terutama: (1) melakukan diversifikasi
portofolionya diantara berbagai pasar dan lokasi, (2) untuk memperoleh keuntungan yang
lebih tinggi, (3) menghindari risiko politik (political risks), (4) berspekulasi di pasar valuta
asing.

G.3. Risiko Perdagangan Internasional


Risiko yang paling nyata dari perdagangan internasional dibandingkan dengan
perdagangan domestik ditimbulkan oleh adanya ketidakpastian kurs. Perubahan kurs yang tak
terduga memiliki dampak penting pada penjualan, harga, dan laba ekportir dan importer.
Risiko perdagangan internasional yang lain adalah risiko Negara (country risk).
Mencakup risiko tidak terbayarnya ekspor perusahaan sebagai akibat perang, revolusi, atau
peristiwa politik dan sosial lainnya. Risiko Negara, yang berlaku bagi investasi asing dan
kredit perdagangan, timbul karena sulit untuk menggunakan jalur hokum atau menyita asset
bila pembeli berada pada yurisdiksi politik yang berbeda.
1. Sistem keuangan internasional
a. Intervensi di pasar valuta asing
Menganalisis pasar valuta asing seolah-olah pasar tersebut benar-benar bebas dari
pengaruh Setiap tekananPasar konvensial akan tetapi seperti pasar pasar lainnya
Pasar valuta asing tidaklah bebas dari campur tangan pemerintah pemerintah Bank
Sentral secara rutin terlibat dalam transaksi keuangan internasional Yang disebut
intervensi valuta asing (foreign exchange interventions), Untuk mempengaruhi
kurs.Dalam lingkungan internasional saat ini kurs naik dan turun setiap hari Namun
Bank Sentral berusaha mempengaruhi kurs dengan menjual dan membeli mata uang
kita dapat menggunakan analisis kursi seperti yang dibahas untuk menjelaskan
dampak campur tangan Bank Sentral terhadap Pasar valuta asing

2. Intervensi valuta asing dan uang beredar


Langkah pertama untuk memahami Bagaimana campur tangan bank sentral di pasar valuta asing
akan mempengaruhi kurs adalah kita harus mengetahui terlebih dahulu dampaknya terhadap uang
primer dari penjualan yang dilakukan bank sentral di pasar valuta asing untuk sejumlah aset mereka
dalam bentuk mata uang asing [disebut cadangan internasional] misalnya, the fed memutuskan
menjual $1 miliar aset luar negeri mereka untuk uang $1 miliar pula.[ Jenis transaksi seperti ini
dilakukan di unit valuta asing di Federal Reserve new york]. pembelian dolar oleh the fed memiliki
dua akibat pertama cadangan internasional the fed berkurang sebesar $1 miliar kedua karena
pembelian mata uang oleh the fed menyebabkan uang tersebut ditarik dari masyarakat maka uang
beredar turun sebesar $1 miliar kita dapat melihat ini dalam akun the fed berikut:

Oleh karena uang primer terdiri dari uang beredar ditambah cadangan maka penurunan uang
beredar berarti uang primer turun sebesar $1 miliar.
Jika dan kemungkinan besar seperti itu orang yang membeli aset luar negeri membayar dengan cek
dari Rekening di bank dalam negeri dan bukan dengan mata uang maka the fed mengurangi
simpanan cadangan yang mereka simpan untuk bank-bank ini sebesar $1 miliar. Hasilnya adalah
simpanan dengan debit (cadangan) menurun sebesar $1 miliar seperti terlihat di rekeningT berikut :

Dalam hal ini, hasil dari penjualan aset luar negeri dan pembelian simpanan dollar oleh the fed
adalah menurunnya cadangan sebesar $1 miliar,Dan seperti sebelumnya, mengakibatkan penurunan
sebesar $1 miliar dalam uang primer, Karena cadangan juga adalah komponen dari uang primer.
sekarang, kita melihat yang terjadi dengan uang primer persis seperti ketika Bank Sentral menjual
aset luar negeri untuk membeli simpanan bank domestik atau mata uang domestik. ini adalah alasan
mengapa, ketika kita mengatakan Bank Sentral Telah membeli mata uang domestik, kita tidak perlu
membedakan antara mata uang dan simpanan bank dalam mata uang lokal. kita telah mencapai
kesimpulan yang penting: pembelian yang dilakukan bank sentral untuk mata uang domestik dan
penjualan aset luar negeri yang terkait di pasar valuta asing menyebabkan penurunan yang sama
besarnya dalam cadangan internasional dan uang primer.
kita pun dapat mencapai kesimpulan yang sama dengan pendekatan yang lebih langsung. penjualan
aset luar negeri oleh bank sentral tidak berbeda dengan penjualan pasar terbuka obligasi
pemerintah. kita belajar dalam analisis proses uang beredar bahwa penjualan pasar terbuka
mendorong penurunan dalam jumlah yang sama untuk uang primer. oleh karena itu, penjualan aset
luar negeri menyebabkan penurunan dalam jumlah yang sama untuk uang primer. dengan alasan
yang sama pula, pembelian yang dilakukan bank sentral untuk akses luar negeri dengan cara
menjual uang domestik, seperti juga pemberian pasar terbuka, mendorong kenaikan dalam jumlah
yang sama pada uang primer. dengan demikian, kita sampai pada kesimpulan berikut: penjualan
mata uang domestik yang di trail untuk membeli aset luar negeri di pasar valuta asing menyebabkan
kenaikan dalam jumlah yang sama Dalam cadangan internasional dan uang primer.
interferensi yang baru saja di jelaskan, dimana sebuah bank sentral melakukan pembelian atau
penjualan mata uang domestik untuk mempengaruhi uang primer, disebut intervensi valuta asing
yang tidak di sentralisasi(unsterilized foreign exchange intervention). namun, bagaimana jika Bank
Sentral tidak tersedia membeli atau menjual mata uang domestik untuk mempengaruhi uang
primer? yang harus dilakukan oleh bank sentral adalah membalikan dampak dari intervensi valuta
asing dengan melakukan offsetting operasi pasar terbuka di pasar obligasi pemerintah. misalnya,
dalam hal pembelian $1 miliar mata uang oleh the fed dan penjualan terkait aset luar negeri senilai
$1 miliar, telah kita lihat, Cat akan mengurangi uang primer sebesar $1 miliar, the fed dapat
melakukan pembelian pasar terbuka senilai $1 miliar untuk obligasi pemerintah, yang akan
menaikkan uang primer sebesar $1 miliar. akun T yang yang dihasilkan intervensi valuta asing
dan offsetting operasi pasar terbuka tidak mengubah uang primer.

intervensi valuta asing dan diikuti offsetting operasi pasar terbuka yang tidak mengubah uang
primer disebut sebagai intervensi valuta asing yang yang disterilisasi. sekarang, kita memahami
ada dua jenis intervensi valuta asing, yaitu disterilisasi dan tidak diterliisasi.
NERACA PEMBAYARAN LUAR NEGERI

A. Pendahuluan
Integrasi pasar global semakin menjadi kenyataan. Globalisasi tidak lagi sekedar topik
bahasan dalam seminar maupun diskusi tetapi benar-benar telah akan terus berkembang.
Perusahaan dan pengambil kebijakan pemerintah menghadapi tantangan yang semakin besar.
Mereka tidak lagi hanya mempertimbangkan faktor- faktor domestik dan lokal saja dalam
proses pengambilan keputusan melainkan harus mempehatikan kecenderungan dan kejadian
di Negara lain.
Manajer perusahaan multinasional menyadari bahwa faktor produksi kini tingkat
mobolitasnya menjadi semakin tinggi, khususnya modal. Modal dapat dipindahkan dari satu
Negara ke Negara lain tergantung dari keinginan pemiliknya, investor bagaikan seorang
pemburu gadis cantik yang selalu memindahkan investasinya ke Negara yang paling aman
dan profitable. Tidak jarang suatu Negara yang mengandalkan investasi asing dalam
pertumbuhan ekonominya menjadi sangat rentan terhadap votalitas modal tersebut.
Oleh sebab itu menjadi sangat penting untuk memahami neraca pembayaran suatu
Negara sebagai indikator tingkat keamanan investasi bagi pemilik modal. Neraca pembayaran
adalah merupakan potrek keuangan atau kinerja keuangan yang menggambarkan transaksi
ekonomi penduduk suatu Negara dengan penduduk Negara lain pada suatu periode tertentu.
Dengan demikian neraca pembayaran mengukur nilai transasksi suatu Negara dengan Negara
lain.
Transaksi keuangan itu sendiri mencakup ekspor dan impor barang dan jasa, arus
pendapatan, arus modal dan pembayaran yang sifatnya pemberian atau hibah. Selisih bersih
dari transaksi tersebut sama dengan perubahan cadangan suatu negara.
Di bidang perdagangan, kebijaksanaan ditujukan untuk meningkatkan efisiensi dan
produktivitas industri dalam negeri, menunjang pengembangan ekspor nonmigas, memelihara
kestabilan harga dan penyediaan barang-barang yang dibutuhkan di dalam negeri serta
menunjang iklim usaha yang makin mena rik bagi penanaman modal.
Kebijaksanaan di bidang pinjaman luar negeri melengkapi kebutuhan pembiayaan
pembangunan di dalam negeri, dan diarahkan untuk menjaga
kestabilan perkembangan neraca pembayaran secara keseluruhan. Kebijaksanaan kurs devisa
diarahkan untuk mendorong ekspor nonmigas dan mendukung kebijaksanaan moneter dalam
negeri.

B. Definsi Neraca Pembayaran Luar Negeri


Menurut Eiteman et al (2010) mengakatan bahwa pengukuran dari seluruh transaksi
ekonomi internasional antara penduduk sebuah negara dan penduduk negara lain disebut
neraca pembayaran (balance of payments-BOP). Terminologi tersebut berasal dari
International Monetary Fund (IMF). Karena IMF adalah sumber utama statistik serupa untuk
neraca pembayaran dan kinerja perekonomian negara- negara di seluruh dunia.
Secara umum neraca pembayaran merupakan sebuah laporan akuntansi yang
merangkum seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu negara dengan negara lainnya
(negara asing), dan ditatalaksanakan dengan menggunakan prinsip double- entry bookeeping,
atau prinsip pembukuan berpasangan, setiap transaksi dicatat, baik di sisi debet maupun di
sisi kredit, sehingga jumlahnya akan seimbang.
BOP terdiri dari sejumlah sub-transaksi yang diperhatikan secara seksama oleh
kelompok-kelompok terdiri dari berbagai kalangan, seperti bankir investasi, petani, politisi,
dan eksekutif perusahaan. Para kalangan tersebut mengikuti dan menganalisis sub-transaksi
utama, yaitu Transaksi Berjalan (current account), Transaksi Modal (capital account), dan
Transaksi Keuangan (financial account), secara terus-menerus.

C. Dasar-Dasar Akuntansi Neraca Pembayaran


Ada tiga elemen utama dari proses aktual pengukuran aktivitas ekonomi internasional: (
I) mengidentifikasi apa yang termasuk dan tidak termasuk transaksi ekonomi internasional;
(2) memahami bagaimana aliran barang, jasa, aset, dan uang menciptakan debet dan kredit ke
dalam BOP, dan (3) mengerti prosedur pencatatan untuk akuntansi BOP.
Mengidentilikasi transaksi internasional biasanya tidak sulit. Ekspor barang dagang-
barang seperti truk, mesin, komputer, peralatan kornunikasi dan sebagainya- jelas sebuah
transaksi internasional. Impor seperti anggur Prancis, kamera Jepang, dan kendaraan Jerman
juga jelas transaksi internasional. Namun perdagangan
barang ini hanya sebagian dari ribuan transaksi internasional yang terjadi di suatu negara
setiap tahunnya.
Adapun contoh pembuatan BOP generik (Eiteman, 2010) sebagai berikut :
A. Transaksi Berjalan (Current Account)
1. Ekspor/impor barang bersih (neraca perdagangan)
2. Ekspor/impor jasa bersih
3. Pendapatan bersih (pendapatan investasi dari investasi portofolio dan investasi
kompensasi karyawan)
4. Transfer bersih (jumlah yang dikirimkan ke negara asal oleh kaum migran dan
para pemberian, hibah, dan pensiun)

B. Transaksi Modal (Capital Account)


Transfer modal yang terkait dengan pembelian dan penjualan aset tetap seperti real
estate

C. Transaksi Keuangan Finansial (Financial Account)


1. lnvestasi luar negeri langsung (foreign direct intvestment-FDl) bersih
2. lnvestasi portofolio bersih
3. ltem-item keuangan lainnya
A + B + C = Saldo Dasar (Basic Balance)

D. Net Errors and Omissions


(data yang hilang seperti transfer ilegal)
A + B + C + D = Saldo Keseluruhan (Overall Balance)

E. Cadangan Devisa dan ltem Terkait (Reserves and Related ltems)


Perubahan dalam cadangan moneter resmi termasuk emas, valuta asing, dan

posisi IMF

Anda mungkin juga menyukai