Anda di halaman 1dari 10

RESUME

MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL

“PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP MANAJEMEN KEUANGAN


INTERNASIONAL”

Dosen Pengampu :

Dwi Perwitasari Wiryaningtyas, SE,. MM

Di Susun Oleh :

Kelas Keuangan 7G

Cicik Rusiana (201713010)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ABDURACHMAN SALEH SITUBONDO

2020
PEMBAHASAN

A. Perusahaan Internasional

Perusahaan Internasional yang dimaksudkan dalam pembahasan ini identik


dengan istilah Perusahaan Multinasional, (Multinational Coorporation sering
disingkat MNC), atau Transnational Coorporation juga disingkat dengan
TNC), adalah merupakan perusahaan yang beroperasi di dua Negara atau
lebih. Eiteman et al (2010) mendefinisikan Multinational Enterprise (MNE)
adalah Perusahaan multinasional, sebagai perusahaan yang memiliki anak-
anak perusahaan, cabang-cabang, dan afiliasi yang berlokasi di negara-negara
lain.

Menurut Sartono, (2001: 2-4) Perusahaan multinasional atau multinational


Coorporation adalah perusahaan yang memproduksi dan menjual produknya
didua atau lebih negara; sehingga dalam aktivitas utamanya melibatkan lebih
dari dua mata uang yang berbeda. Pada umumnya perusahaan multinasional
memiliki kantor pusat di suatu Negara dan didukung oleh beberapa anak
perusahaan di beberapa Negara.

Pengalokasian sumber daya yang terkoordinasi secara global dalam


suatu manajemen terpusat tunggal (single centralized management)
membedakan perusahaan multinasional dengan perusahaan lain yang terkait
dengan bisnis internasional. Perusahaan multinasional membuat keputusan
tentang strategi memasuki pasar, kepemilikan operasi luar negeri; dan
produksi, pemasaran dan aktivitas keuangan dengan melihat apa yang terbaik
untuk perusahaan secara keseluruhan. Perusahaan multinasional lebih
menekankan kekuatan group daripada kekuatan individu-individu dalam
group.
B. Perkembangan dan Evolusi Perusahaan Internasional

1. Perkembangan Perusahaan Internasional

Perkembangan perusahaan multinasional menurut Kuntjoro (2000 : 11)


“ diwarnai oleh peristiwa penting dan membentuk arah ekonomi global
yakni Krisis sistem moneter Internasional (Bretton Woods), krisis utang
luar negeri, krisis minyak dan komoditas primer lainnya, munculnya
negara-negara industri baru (New Industrial Country), terjadinya crash di
pasar modal Internasional (Oktober 1987), bubarnya negara Uni Soviet
yang diikuti dengan kecenderungan menuju free market socialism, dan
integrasi Eropa menuju Uni Moneter Eropa”.
Dasar perkembangan perusahaan multinasional dapat dibedakan
menjadi tiga atas dasar motif utama pendirian perusahaan tersebut yaitu
sebagai berikut:
a. Raw materials seekers (pencari bahan mentah) adalah multinasional
awal, berperan jahat pada bisnis internasional. Tujuan perusahaan
tersebut adalah untuk mengeruk bahan yang dapat digunakan untuk
membuat suatu produk di luar negeri.

b. Market Seekers (pencari pasar) adalah merupakan pola dasar pada


perusahaan multinasional yang menuju luar negeri untuk menghasilkan
dan menjual dalam pasar luar negeri, contohnya termasuk IBM,
Volkswagen, dan Unilever.

c. Cost Minimizers adalah kategori baru pada perusahaan yang


melakukan bisnis secara internasional. Perusahaan-perusahaan ini
mencari dan menginvestasikan dalam Negara yang biaya produksinya
rendah (sebagai contoh Hongkong, Taiwan dan Irlandia) untuk
menyisakan kompetitif biaya antara Negara asal dan Negara luar.

2. Evolusi Perusahaan Multinasional

Perusahaan multinasional mengalami perkembangan melalui berbagai


alternatif dengan memanfaatkan globalisasi yang sedang terjadi dan masih
akan terus terjadi. Proses mengarah menjadi perusahaan multinasional
dilakukan semata-mata ingin selalu menjadi monopolis atau oligopolis
dengan secara terus menerus mencari dan mengembangkan sustainable
competitive advantages. Cara ini dilakukan tidak saja menyangkut desain
produk tetapi juga inovasi produk baru sehingga produk lama menjadi
usang, mencari alternatif sumber bahan baku yang lebih murah,
mengembangkan alternatif bahan baku, promosi secara bersar-besaran,
pemanfaatan jaringan pemasaran melalui mega chain store, pengusaha dan
pemanfaatan perkembangan teknologi infornmasi, mengembangkan
strategi yang semakin sophisticated serta penguasaan dan pengembangan
kompetensi sumber daya manusia. Melalui cara-cara semacam itu maka
pesaing yang tidak mampu mengimbangi akan dengan sendirinya keluar
dari persaingan atau hanya akan menjadi market follower saja, sehingga
perusahaan multinasional dapat mempengaruhi pelaku yang lain secara
mudah.
C. Perbedaan Antara Manajemen Keuangan dan Manajemen Keuangan
Internasional

Pada prinsipnya manajemen keuangan internasional memiliki dan


menggunakan prinsip dasar yang sama dengan manajemen keuangan atau
corporate finance. Tiga bidang utama dalam corporate finance lebih
ditekankan untuk perusahaan domestik yang tidak menghadapi risiko
perubahan nilai tukar atau foreign exhange risk dalam kegiatan.
Secara garis besar ruang lingkup bahasan dalam manajemen keuangan
internasional adalah:
a. lingkungan Manajemen Keuangan Internasional
b. Pasar Valuta Asing
c. Mengukur dan Manajemen Eskposur Mata Uang Asing
d. Analisis Investasi Langsung
e. Manajemen Operasi Multinasional
f. Perbankan Internasional dan Topik Khusus
Eiteman et al (2010) mengutarakan tentang perbedaan utama antara
manajemen keuangan domestik dan internasional. Perbedaan tersebut
mencakup institusi, nilai tukar mata uang/valuta asing, dan risiko politik,
serta modifikasi yang diperlukan terhadap teori dan instrumen keuangan.
Manajemen Keuangan internasional memerlukan pemahaman tentang
perbedaan budaya, sejarah, dan institusional dengan pengaruh potensialnya
terhadap tata kelola perusahaan (corporate governance). Meskipun baik
perusahaan domestik maupun perusahaan mutlinasional pasti menghadapi
risiko nilai tukar valuta asing, perusahaan multinasional sendiri menghadapi
risiko unik tertentu yang biasanya tidak mengancam operasi domestik, seperti
risiko politik. Perusahaan multinasional juga menghadapi tugas lain yang
dapat diklasifikasikan sebagai perpanjangan dari teori keuangan domestik.
D. Tujuan dan Manfaat Manajemen Keuangan Internasional

Tujuan normatif yang ingin dicapai adalah memaksimumkan kemakmuran


pemegang saham atau maksimize shareholder wealth. Maksimisasi
kemakmuran pemilik atau pemegang saham perusahaan akan dicapai melalui
maksimisasi nilai perusahaan. Sedangkan nilai perusahaan akan maksimum
juga harga saham maksimum. Tentu saja tujuan ini didasarkan pada asumsi
bahwa pasar modal efisien yang berarti alokasi dana dilakukan secara efisien
dan harga saham selalu mencerminkan keuntungan yang diharapkan oleh
investor dan risiko investasi.

Pasar modal dikatakan efisien jika harga saham secara instan


merefleksikan seluruh investor/pelaku pasar yang dapat secara konsisten
memperoleh keuntungan dengan memanfaatkan informasi personal.

1. Manfaat Mempelajari Keuangan Internasional

Pengetahuan tentang keuangan internasional membantu dalam dua


hal penting. Pertama, membantu manajer keuangan memutuskan
bagaimana pengaruh kejadian internasional pada perusahaan dan langkah
apa yang dapat diambil untuk memanfaatkan perkembangan positif dan
mengisolasi perusahaan dari perkembangan yang merugikan. Kedua,
membantu manajer mengantisipasi kejadian dan membuat keputusan yang
menguntungkan sebelum kejadian itu terjadi.

2. Manfaat Perdagangan Internasional

Manfaat utama perdagangan internasional adalah meningkatkan


kemakmuran, yaitu dengan memberikan kesempatan kepada setiap Negara
untuk mengkhususkan diri dalam memproduksi barang dan jasa yang
relative efisien.
E. Bisnis Global

1. Bisnis Internasional

Bisnis internasional adalah segala aktivitas bisnis yang melewati batas-


batas wilayah suatu Negara. Pelaku bisnis yang terlibat dalam bisnis
internasional dapat perorangan, swasta, pemerintah, atau campuran. Ada
dua macam pengolongan bisnis internasional. Pertama, berdasarkan jenis
aktivitas bisnisnya, bisnis internasional dapat digolongkan dalam empat
jenis :

a. perdagangan luar negeri, yaitu aktivitas ekspor impor barang

b. perdagangan jasa, seperti jasa asuransi, perbankan, hotel, konsultan,


travel dan transportasi

c. Investasi portofolio, pembelian obligasi/saham dalam negeri oleh


orang/perusahaan asing, tanpa kontrol manajemen.

d. Investasi langsung, sering disebut Penanaman Modal Asing (PMA)


atau Foreign Direct Investment (FDI). (Khambata dan Ajami, 1992)

2. Berbagai Metode Go Internasional

a. Ekspor

Aktivitas ekspor adalah bentuk keterlibatan perusahaan dalam bisnis


internasional yang paling sederhana. Perusahaan menggunakan
kapasitas produksi domestik yang dimilikinya untuk produksi,
distribusi, administrasi dan mengalokasikan sejumlah produksi dalam
negeri tertentu untuk pasar luar negeri.

b. Lisensi

Melalui lisensi (licensing), suatu perusahaan pemberi lisensi


menghibahkan beberapa hak (intengibel rights) kepada perusahaan
asing, yang meliputi pemberian hak untuk memproses, hak paten,
program, merek, hak cipta, atau keahlian. Intinya, penerima lisensi
membeli kekayaan milik perusahaan lain dalam bentuk pengetahuan
(know how) atau riset dan pengembangan.

c. Franchising

Franchising hampir sama dengan pemberian lisensi. Bedanya, selain


menghibahkan izin penggunaan nama, proses, metode, atau merek,
perusahaan membantu penerima franchise dalam operasi dan atau
pasok bahan mentah. Pemberi franchise biasanya lebih memiliki
kontrol terhadap kualitas produk daripada hanya memberikan lisensi.
Sama dengan lisensi, penerima franchise membayar sejumlah komisi
dan sebagian tertentu dari penjualan/penerimaan yang diperolehnya
kepada perusahaan pemberi franchise.

d. Kontrak Manajemen

Kontrak manajemen terjadi bila suatu perusahaan menyewakan


keahliannya atau pengetahuannya kepada pemerintah atau perusahaan
luar negeri dalam bentuk orang yang datang kepada
pemerintah/perusahaan dan mengelola kepentingan mereka

e. Kontrak Manufaktur

Dalam kontrak manufaktur, Trans National Coorporation (TNC), atau


perusahaan multinasional melakukan kontrak dengan mitra lokalnya
dalam jasa manufaktur. Boleh dikata, kontrak ini semacam integrasi
vertikal. Namun TNC tidak mendirikan lokasi produksi sendiri,
melainkan melakukan subkontrak produksi yang dapat berupa :

1) kontrak produksi penuh, dimana pabrik lokal memproduksi barang


untuk dijual dengan nama sama seperti pabrik asalnya

2) kontrak jasa manufaktur parsial, seperti merakit barang atau


memproduksi komponen.
f. Investasi Langsung
Sama seperti metode go international yang lain, investasi asing dapat
berupa:

1) patungan, bila risiko dan keuntungan dibagi dengan mitra lokalnya,


mendirikan cabang yang dimiliki penuh, di mana TNC memiliki
kesempatan untuk meraup keuntungan sekaligus menanggung
sendiri seluruh risiko.

2) Banyak TNC memilih melakukan investasi langsung setidaknya


karena tiga alasan. Pertama, memperoleh akses terhadap pasar
yang lebih besar. Kedua, mengambil keuntungan atas perbedaan
biaya di pasar luar negeri. Ketiga, sebagai strategi bertahan untuk
menghadapi gerakan pesaing utamanya atau untuk mengikuti
”pemimpin pasar” (market leader) yang memasuki pasar baru.

g. Patungan (Joint Ventures)

Patungan adalah kerja sama bisnis di mana satu atau lebih perusahaan
bergabung bersama untuk mendirikan beberapa jenis operasi. Patungan
dapat dilakukan antara dua TNC, suatu TNC dengan pemerintah, atau
suatu TNC dengan pelaku bisnis lokal. Bila terdapat lebih dari dua
pemrakarsa dalam perjanjian patungan disebut operasi konsorsium.

h. Cabang yang Dimiliki Penuh

Dengan mendirikan cabang di luar negeri yang dimiliki penuh, suatu


perusahaan dapat menjaga kontrol menyeluruh terhadap pemasaran,
penentuan harga, keputusan produksi, dan mempertahankan kelebihan
teknologi.

i. Operasi Global

Suatu perusahaan yang melakukan globalisasi operasi akan dapat


mengambil peluang bisnis yang terjadi di seluruh dunia dan tidak
terbatas pada sektor tertentu. Banyak perusahaan yang telah melakukan
globalisasi usahanya secara substansial karena percaya bahwa
konsumen di seluruh dunia semakin sama dalam tujuan dan
persyaratan terhadap produk berikut atributnya.

j. Investasi Portofolio

Investasi portofolio dapat berupa investasi dalam bentuk surat-surat


berharga yang dapat diperjualbelikan di pasar internasional, seperti
uang, obligasi, surat dagang, sertifkat deposito, dan saham; dapat pula
berupa investasi dalam rekening bank di luar negeri ataupun pinjaman
luar negeri.
DAFTAR PUSTAKA

Hanafi, Mamduh,. 2004. Manajemen Keuangan Internasional, Yogyakarta :


BPFE

Agus Sartono, 2001. Manajemen Keuangan Internasiona. BPFE Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai