Anda di halaman 1dari 29

PERUSAHAAN MULTI NASIONAL (MULTINATIONAL

COMPANIES/MNC) DAN MANAJEMEN KEUANGAN


INTERNATIONAL

MANAJEMEN KEUANGAN INTERNATIONAL

NAMA : SYAMBELLA
NIM : 92217021
DOSEN : Dr. Hj. Yuhanis ladewi, S.E.,M. Si. Ak. C.A

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG


PROGRAM STUDY MAGISTER SAINS MANAJEMEN
ANGKATAN 23 REGULER
2018
 Kata Pengantar

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Puji  dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, dimana berkat rahmat dan

hidayahnya kami mampu menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Manajemen

Keuangan International “Perusahaan Multi Nasional (Multinational Companies/MNC)

dan Manajemen Keuangan International”.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih terdapat banyak kekurangan,

baik pada teknis penulisan maupun materi. Oleh karena itu, saran dan kritik yang

bersifat membangun dari semua pihak baik dari dosen pengajar maupun dari teman-

teman saya harapkan demi penyempurnaan makalah ini, dan agar dalam pembuatan

makalah-makalah selanjutnya dan di waktu yang akan datang bisa lebih baik lagi.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya. Sekian dan terima kasih.

Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Palembang, Maret 2018


                                                                 
BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Era globalisasi ditandai dengan semakin banyak nya perusahaan-perusahaan

asing yang beroperasi di pasar domestic.Demikian pula sebalik nya,perusahaan

domestic akan berusaha memasuki pasar asing untuk beroperasi. Jenis perusahaan

yang di gunakan untuk melakukan transaksi internasional tersebut adalah perusahaan

multinasional (multinational corporation).Oleh karena itu,bab ini akan membahas hal-

hal yang menyangkut perusahaan multinasional.Perusahaan multi

nasional(MNC)termasuk factor-faktor yang paling,jika tidak yang paling,berpengaruh

dalam kehidupan ekonomi global dewasa ini.Dalam 30 tahun terakhir mereka menjadi

factor tunggal yang paling tidak bisa di abaikan dalam perdagangan dan invetasi

dunia.MNC memainkan peran pengambil keputusan dlam pengalokasian dan

penggunaan sumber daya dunia.mereka menawarkan produk dan jasa baru,menciptakan

dan mendorong permintaan,dan mengembangkan model manu faktur dan distribusi

baru.

Operasi sebuah perusahaan multinasional mencerminkan diversifikasi

internasional.Seperti seorang investor yamg memiliki portofolio saham yang terkelola

dengan baik,sebuah MNC dapat mengurangi risiko(fariabelitas dalam arus kas neto)

dengan melakukan diversifikasi penjualan,tidak hanya kedalam banyak industri,tetapi

juga ke dalam banyak Negara.Dengan demikian,sebuah MNC sebagai sebuah


perusahaan tunggal dapat menciptakan stabilitas arus portofolio saham yang

terdiversifikasi secara internasional.

B. RUMUSAN MASALAH

1.      Apa pengertian perusahaan multinasional?

2.      Apa saja bentuk badan hukum dalam perusahaan nultinasional ?

3.      Perusahaan multinasional dalam globalisasi ekonomi?

4. Apa strategi bisnis Multinational Corporation dalam pasar global ?

C. TUJUAN

Didalam makalah ini memiliki beberapa tujuan antara lain :

1. Untuk mengetahui apa itu perusahaan multinasional.

2.      Untuk mengetahui kegiatan bisnis perusahaan multinasional.

3.      Untuk mengetahui kenggulan perusahaan multinasional.

4. Untuk mengetahui strategi bisnis Multinational Corporation dalam pasar global.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian perusahaan Multinasional

Ekspor-impor dalam perdagangan internasional biasanya merupakan tahap awal

dari operasi internasional sebuah perusahaan. Perdagangan ini lalu di ikuti oleh para

perusahaan internasional lainnya seperti usaha patungan,penanaman modal asing dan

system lisensi.Pola bisnis demikian (usaha patumgan,penanaman modal asing,dan

sestem lisensi)merupakan bentuk kegiatan dari perusahaan multinasional atau multi

national corporation(MNC).

Perusahaan multinasional merupakan factor utama dalam panggung bisnis

internasional.jenis perusahaan ini pada saat sekarang memegang peranan yang penting

untuk sebagian besar transaksi.kekuasaan dan pengaruh perusahaan multinasional

makin menarik perhatian pemerintah,karena makin besarnya pengaruh mereka.subjek

dalam perdagangan internasional secara tegas sangat memperhitungkan peran

pemerintah yang besar dalam hubungan nya dengan multinational corporation (MNC).

Serta perusahaan lain yang berkecimpung dalam bisnis internasional.

Menurut kamus ekonomi perusahaan multinasional adalah sebuah perusahaan

yang wilayah oprasinya meliputi sejumlah negaradan memiliki fasilitas produksi dan

pelayanan diluar negaranya sendiri (rusmadi,2001) .perusahaan multinasional tersebut

mengambil keputusan pokoknya dalam sutu konteks global dalam Negara-negara

dimana perusahaan tersebut bekerja.


Pertumbuhan perusahaan multinasional yang cepat serta memungkinkan adanya

konflik-konflik antara kepentingan perusahaan multinasional dengan kepentingan

Negara individual tmpat mereka beroprasi telah menimbulkan macam-macam

perdebatan antara para ahli ekonomi1[1]. Menurut pendapat prof.perlmutter,

perusahaan multinsional adalah “sekelompok perusahaan yang mempunyai kendali

oprasi langsung dari berbagai Negara yang berbedayang mempunyai kecendrungan dan

mengarah kepada pandangan global akan penguasaan perusahaan secara geosentris.

Dalam literature lain mengenai ekonomi internasional,rusmadi(2001)

mendefinisikan perusahaan multinasional sebagai perusahaan yang kegiatan bisnis nya

bersifat internasional dan lokasi produksinya terletak di beberapa Negara.Dalam hal ini

cabang di luar negri tidak hanya di miliki oleh perusahaan induk tetapi juga operasi

/kegiatan cabang tersebut di control dan di awasi perusahaan induk.

Menurut Vernon,multi nasional corporation adalah “sekelompok

perusahaan dari berbagai Negara yamg tergabung menjadi satu oleh ikatan kepemilikan

bersama dan tanggap terhadap satu strategi manajemen bersama” sedangkan

Gilpin mengetengahkan batasan tentang perusahaan multi nasional dengan

memperhatikan sejumlah sifat khasnya sebagai berikut: “perusahaan

multinasional melakukan penanaman modal langsung di Negara-negara asing dengan

pendirian anak perusahaan /cabang atau pengambilalihan sebuah perusahaan asing

dimana sasaran penanaman modal tersebut adalah pengawasan manajemen terhadap

suatu unit produksi disuatu Negara asing .Perusahaan multinasional ditandai dengan

adanya perusahaan induk atau cabang perusahaan di berbagai Negara dengan satu
1
penampung bersama sumber-sumber manajemen,keuangan dan teknik.Dalam hal ini

melalui intergrasi vertical dan sentralisasi pengambilan keputusan,perusahaan induk

berusaha mengekalkan kedudukan monopolinya dalam hal tekhnologi,modal yang siap

pakai dan seterusnya kemudian motifasi bagi penanaman modal langsung dan bagi

pemilikan anak-anak perusahaan asing serta cabang-cabang di pihak lainnya,terutama

adalah penguasaan pasar dan pengawasan manajemen”.

2.2 Bentuk badan hukum

Menurut sumantoro(2000)ada beberapa bentuk badan hukum yang dapat

digunakan oleh perusahaan multinasional dalam aktifitas oprasinya yaitu perusahaan

cabang,wholly owned subsidiary,join venture,public company,dan lainnya.

Dalam pelaksanaannya,dari berbagai bentuk diatas,perusahaan multinasional

yang di laksanakanoleh divisi-divisi dengan tujuan untuk memperbesar kemungkinan

realisasi keuntungan bagi perusahaan. Sedangkan menurut

iskandar zulkarnaen,2001,bentuk badan hukum perusahaan multinasional dibagi

menjadi dua,yaitu:

1.Perusahaan cabang(branch)

Merupakan bagian secara formal tidak terpisahkan dari kantor atau usaha

pusatnya (MNC induknya).Dengan demikian bukan merupakan badan yang berdiri

sendiri.Dalam hal ini manajemen,administrasi,keuangan serta kebijakan yang

dilaksanakan identik dengan MNC induk dan di kendalikan dari kantor pusat

tersebut.Tidak ada pemegang saham tersendiri.Laporan keuangan cabang merupakan


laporan keuangan pusat.Dengan demikian tiap usaha merupakan pelaksanaan usaha

pusat.Dimana jasa pusat bermanfaat bagi caban,demikian pula sebaliknya.

2.subsidiary

Merupakan perseroan anak yang merupakan badan hukum yang berdiri

sendiri,terlepas dari perseroan induknya dan lazimnya didirikan berdasarkan hukum

yang berlaku dinegara tempat pendirian.perseroan induk biasanya memiliki seluruh

saham-saham subsidiary tetapi sering pula terjadi bahwa sebagian dari saham-saham itu

dimiliki oleh perseorangan lain di Negara tempat pendirian,sehingga terjadi join

venture.Dalam hal ini subsidiary wajib melakukan pembukuan tersendiri yang terlepas

dari pembukuan perseroan induknya,namun demikian MNC itu tetap berada dibawah

kekuasaan perseroan induknya baik secara ekonomi,financial maupun kebijakan.

2.3 Kegiatan Bisnis Perusahaan Multinasional.

1. Usaha Patungan.

Usaha patungan biasanya di lakukan oleh sebuah perusahaan multinasional dan

suatu mitra lokal. Perusahaan multinasional yang bersangkutan membawa keunggulan

spesipik perusahaan dalam pengetahuan, teknologi, atau modal, sementara mitra Negara

tuan rumah secara tradisional membawa pengetahuan tentang lingkungan local. Bisanya

perusahaan multi nasional memilih mitra bukan stabilitas usaha patungan dari sudut

pandang perusahaan multinasional, karena hal ini menyediakan pengetahuan spesifik

Negara tuan rumah tetapi juga memudahkan hubungan dengan pemerintah tuan rumah.
Pada beberapa kesempatan suatu usaha patungan dalam konteks internasional

menghasilkan sebuah perusahaan yang di miliki oleh lebih dari sebuah perusahaan multi

nasional. Usaha patungan biasanya di gunakan dalam proyek yang untuk itu tidak ada

sebuah perusaahan pun yang mempunyai kemampuan untuk menyikat diri pada

sejumlah besar modal, teknologi yang di butuhkan terdapat di bebeberapa perusahaan,

dan terdapat keinginan untuk memyebar resiko dari sebuah proyek yang tidak pasti.

Di samping pertimbangan ini, perusahaan multinasional mempunyai alasan lain

untuk berperan serta dalam usaha patungan, yaitu :

a.       Pemerintah tuan rumah dapat mengatur dan menekan perusahaan multi nasional

untuk menerima suatu mitra pribumi.

b.      Perusahaan multinasional mungkin memerlukan suatu mitra supaya dapat

memeperoleh pengetahan tentang lingkungan Negara tuan rumah yang belum atau

tidak kenal.

c.       Mitra local dapat memberikan kepada perusahaan multinasional akses pada saluran

distribusi atau dapat membantu membuka akses pada bahan baku atau sumber

daya lainya. Secara khusus memang demikian, apa bila mitra mempunyai jalur

komunikasi yang baik dengan pemerintah tuan rumah.

Killing ( 1982 ) dalam iskandar zukarnain, 2001 mengelompokkan usaha patungan

dalam tiga katagori, yaitu :

1.      Manajemen yang di jalankan bersama .

2.      Manajemen dominan oleh satu mitra, dan


3.      Manajemen yang bebas dari masing-masing mitra.

Killing menemukan bahwa manajemen bebas menghasilkan kinerja yang terbaik

dan manajemen yang di jalankan bersama memberikan kinerja yang paling tidak baik.

Hal ini menunjukan suatu hubungan positif dalam suatu rangka usaha patungan antara

kinerja dan kebebasan dari perusahaaan induk hal ini juga menunjukan efek sebaliknya

pada kinerja sebagai akibat dari pertikaian manajemen yang ada dalam berbagai sikap

organissi dan budaya dalam senuah patungan. Usaha patungan dengan cacatan kinerja

yang terjeek dan tidak setabitalan yang tertingi adalah usaa patungan dengan

kepemilikan dan pengendalian yang tebagi sama di antara para mitra. Usaha ini dapat

beroperasi secara berhail apabila keadaan nya baik tetapi kepemiliknnya dapat terpecah

bila terjadi masalah.

2.proyek putar kunci

Suatu proyek putar kunci merupakan suatu transaksi paket yang mengharuskan

perusahaan multinasional membangun suatu fasilitas produksidan memberikan

pelatihan bagi tenaga kerja yang diperlukan untuk mengoprasikannya,sehingga fasilitas

dalam keadaan siap untuk memulai beroprasi setelah selesainya proyek. Biasanya

proyek putar kunci

Untuk memproduksi yang distandardisasi.jadi suatu proyek putar kunci

menyangkut penjualan dari suatu fasilitas produksi oprasional penuh.

Proyek putar kunci dapat merupakan suatu alternatif atas eksport atau atas

aktivitas perusahaan multinasioanal apabila suatu pemerintah tuan rumah mengadakan

pembatasan atas hal yang tidak diinginkan. Disamping itu,pasar Negara tuan rumah
mungkin terlalu kecil atau risiko atas investasi langsung luar negeri terlalu besar untuk

menjamin investasi oleh perusahaan multinasional. Suatu keuntungan tambahan pada

putar kunci bagi perusahaan multiasional dapat juga mengharapkan untuk memberi

lisensi keahlian manajerial dan teknologi tambahan pada bangsa tuan rumah. Tetapi,

perusahaan multinasional yang bersangkutan harus melepaskan pengendalian tertentu

pada pemerintah tuan rumah (yang biasanya memiliki fasilitas). Dengan alasan

ini,perusahaan multinasional yang betrsangkutan harus menentukan apakah pabrik dan

tenaga kerja yang bersangkutan dalam proyek putar kunci ini pada akhirnya dapat

menjadi milik Negara tuan rumah sebelum mengadakan usaha semacam itu.

3.Perlisensian dan pengaturan kotraktual

Kebanyakan pengaturan perlisensian menyediakan penggunaan teknologi,paten

merk dagang,atau KSP lainnya dari sebuah perusahaan luar negeri dengan pertukaran

pembayaran/upah. Upah itu biasnya meliputi surat pembayaran minimum dan mungkin

juga mencakup suatu persentase dari penjualan atau laba perusahaan luar negeri yang

dihasilkan dari penggunaan lisensi.

Ada sejumlah alasan lingkungan mengapa perusahaan multinasional lebih

menyukai perlisensian dari pada cara masuk lainnya.pemerintah tuan rumah dapat

melarang penanaman modal asing(foreign direct ivestement) resiko nasionalisasi atau

pengendalian luar negeri,mungkin terlalu besar.

Ada juga alasan internal perusahaan multinasional,pertama terpenting adalah

risiko penyebaran keunggulan pengetahuan perusahaan multinasonal. Penerimaan

lisensi sebagai pembeli pengetahuan akan menerima paling sedikit sebagian dari KSP
perusahaan multinasional dalam pengetahuan melalui pengaturan

perlisensian,perusahaan multinasional yang bersangkutan harus pasti bahwa penerima

lisensi tidak akan menjadi pesaing dimasa depan.

Perlisensian tidak terbatas pada perusahaan luar negri yang tidak berhubungan

saja .Biaya lisensi atau biaya manajemen yang di kenakan merupakan suatu cara lain

untuk memulangkan laba dari upah patungan dan cabang luar negri dalam bentuk

pengendalian modal. Ada juga bentuk lain perlisensian yang sama dengan sublisensi

yaitu kontrak manajemen,franching,dan manufaktur kontrak.

1. lisensi dasar

Adalah pengaturan kontraktual yang dengan itu perusahaan multinasional,atas

suatu biaya,Mengizinkan teknologi paten,atau merek dagangnya dipergunkan oleh

perusahaan lain.

2.kontrak manajemen

Adalah pengaturan kontraktual dengan perusahaan multinasional,atas suatu

jumlah biaya,perusahaan multinasional menyediakan keahlian manajemen dalam bidang

tertentu pada perusahaan lain.

3.Franchising

Adalah pengaturan kontraktual dengan perusahaan multinasional,atas suatu

jumlah biaya,bertindak sebagai pemasok dan mengizinkan perusahaan lain untuk

menjual produk atau jasanya.Didalam suatu pengaturan franchising,perusahaan

multinasional merupakan pemasok dari suatu paket barang dan jasa dan sering suatu

merek dagang pada peneriman lisensi.


4.kontrak manufaktur

Adalah pengaturan kontraktual yang dengan itu perusahaan multinasional akan

membayar biaya pada suatu produsen local untuk manufaktur produk dengan dengan

merek dagang perusahaan multinasional.

Kontrak manufaktur adalah keadaan sebaliknya dari suatu monopoli karena

perusahaan muultinasional membayar biaya lisensi.sebagai mana di

sebutkan,perusahaan tidak boleh menganggap pasar tuan rumah sebagai penjamin

FDI,karena itu sebagai gantinya produksi dikontrakkan kepada sebuah perusahaan local
2
dan pfoduk dipasar dengan merek dagang perusahaan multnasional. [2]

Dalam hal lisensi,caves mengajukan lebih kurang 7 faktor yang menganjurkan

para perusahaan multinasional memilih persetujuan lisensi dari pada investasi

langsung,yaitu:

1.      Keuntungan yang dapat dipetik dari pemilikan keunggulan lokasi (seperti yang di

lakukan oleh jepang,misalnya),seperti kendala kendala-kendala untuk masuk

sedemikian rupa sehingga mengandung resiko besar atau bahkan hampir tidak

memungkinkan pelaksanaan investasi luar negri langsung.

2.      Bila pembeli lisensi kurang memiliki intangible assetuntuk mengadakan investasi

luaar negri.

3.      Bila dalam persetujuan tidak muncul masalah-masalah yang kompleks danbila

terdapat semacam jaminan,bahwa teknologi itu tidak akan dapat bisa di sadap oelh

mereka yang tidak berhak atau sulit di bicorkan.

2
4.      Bila penyewaan intangible asset itu harus di lakukan dalam waktu yang relative

singkat (karena akan cepat using ) dan waktu yang di butuhkan untuk mendirikan

sebuah anak perusahaan di luar negri ckup lama.

5.      Bila oppurtinity cost of capital lebih rendah di Negara tuan rumah di bandingkan

Negara sendiri,karena memberi esensi akan menilai trim of reants yang di

perkirakan akan masuk dari intangible asset mereka.

6.      Bila terdapat kemumgkinan recipresial resence dan adanya keuntungan yang dapat

petik oleh kedua pihak yang substansial.

7.      Bila intangible tersebut tergolong sebagai asset yang sudah di alihkan seperti

teknologi yang ,merupakan highly codified knowledge.

Mungkin factor- factor yang di ajukan oleh caves hanya berlalu bagi perusahaan-

perusahaan multi nasional di Negara Negara industry atau antara Negara-negara

industry dan Negara-negara industry yang baru(NLCS).

2.4 Dampak investasi langsung oleh perusahaan multinasional

Beberapa pendapat menyatakan ada faktor lain yang dapat dilihat sebagai dampak

positif dari investasi luar negeri langsung yang dilakukan oleh perusahaan

multinasional. Adayang berenapat bahwa dengan adanya pemindahan modal dari negara

pengekspor ke negara yang langka modal, maka akan terjadi semacam capital inflow

yang kurang lebih dapat dilihat luar negeri langsung merupakan suatu bentuk investasi
luar negeri yang bukan saja si penanam modal akan ikut serta sebagai pemilik suatu

kegiatan, juga turut menguasainya.

Adanya pendapat yang mengatakan bahwa negara yang menerima perusahaan-

perusahaan multinasional harus mengenakan pajak seoptimal mungkin atau sama

besarnya seperti tarif impor bila perusahaan-perusahaan multinasional itu mengimpor

barang dari negara asalnya. Pendapat ini dikenal sebagai optimal tarif. Menurut casson

pandangan tersebut tidak lagi mempunyai cukup kredibilitas.

Tampaknya investasi luar negeri langsung tersebar justru terjadi antar negara-

negara pengekspor modal, bukan dari negara pengekspor modal ke negara langka

modal. Bahkan ada investasi yang dilakukan dinegara dengan menggunakan sumber-

sumber dana di dalam negeri .oleh karena itu, investasi luar negeri langsung jangan

dilihat sebagai pemindahan modal berkala. Bila demikian, apakah yang sebetulnya

dilakukan oleh perusahaan-perusahaan multinasioal itu? Ini mereupakan pertanyaan

yang juga diajukan oleh casson.

Mereka yang mempelajari perusahaan multinasional, khususnya di barat,dengan

cepat dapat mengidentifikassikan bahwa yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan

multinasional ialah pemindahan pemindahan teknologi. Pemindahan teknologi itu

dilakukan dengan jalan mendirikan anak-anak perusahaan dengan menggunakan

teknologi canggih yang lebih tinggi daripada teknologi yang dimilik oleh perusahaan-

perusahaan nasional. Perusahaan multinasional amerika setelah peran unia II, yang

masih dilihat sebagai pemimpin dunia di bidang-bidang ekonomi, politik, dan militer
dilihat kurang lebih dapat menentukan dimana mereka akan membuka anak-anak

perusahaannya.

Waktu itu teknologi massih dirumuskan agak sempit, tetapi literature kemudian

mencatat adanya jurang perbedaan teknologi dalam ruang lingkup yang lebih luas yang

meliputi bidang-bidang manajemen dan pemassaranmisalnya. Keterampilan di bidang-

bidang ini memperlihatkan bahwa perusahaan-perusahaan multinasional itu mempunyai

keunggulan tertentu. Kalau demkian, mengapa mengapa perusahaan-perusahaan

multinasional tidak melakukan penguasaan melalui system lisensi? Ini dilakukan

jepang. Pemerintah dan perusahaan-perusahaan multinasional jepang waktu itu

menentang keras pembukaan pembukaan pintu yang memungkinkan masuknya

perusahaan-perusahaan multinasional luar negeri. Mereka lebih menekankan pada

pembelian ataupenyewaan teknologi luar negeri yang lebih canggih itu dan bekerja

dibawah system lisensi. Setelah menyempurnakan hak paten yang mereka beli/sewa itu

mereka unakan secara komersial. Mereka tidak perlu membayar royalty lagi. Tetapi

perusahaan-perusahaan multinassional yang beroperasi di bidang yang membutuhkan

teknologi canggih ini lebih mengghendaki pembukaan cabang/anak perusahaan karena

harga yang harus dibayar untuk teknologi canggih itu sulit dicapai kata sepakat dan

memang tidak ada harga pasar untuk teknelogi tersebut. Oleh karena itu, para ahli

menggap bahwa pasar tidak sempurna. Teknologi canggih merupakan miik peusahaan-

perusahaan multinasional dan mereka lebih suka membuka cabang atau afiliasi sendiri

dan penentuan harga teknologi yang dipindahkannya ke cabang atau afiliasinya

dilakukan secara intern, sehingga munullah teo internasi. Dengan adanya pasar yang
tidak sempurna, maka perusahaan-perusahaan mutinassional lebih tertarik melakukan

pengawasan produksi melalui internalisasi. Menurut teori ini perusahaan-perusahaan

multinasional memberikan kepada lembaga-lembaga yang telah dapat mengganti extern

market dan dapat berfungsi lebih efisien. Investasi luar negeri langsung menciptakan

suatu mekanisme pasar internal untuk memungkinkan pemindahan teknologi ke negara-

negara enerimaan perusahaan multinasionl dan untuk mengkoordinasikan kegiatan-

kegiatan perusahaan multinasional di beberapa negara dalam proses berbagai tingkat

produksi . misalnya sebagian dibuang ke penang, sebagian I Indonesia dan yang lain di

Thailand untuk kemuian disatukan disalah satu pusatnya di amerika latin.

Teori internalisasi tidak melihat investasi luar negeri langsung dari sudut

peminahan modal, tetapi lebih dari sudut pemindahan teknologi dan pelaksanaan

investas berbagai tingkat produksi. Ini terjadi karena sulitnya menentukan harga

teknologi di dalam suatu pasar yang tergolong kurang sempurna. Harga teknologi itu

mungkin baru dapat tercapai bila teknologi yang canggih itu sudah masuk ke pasar

sebagai teknologi yang standar. Misalnya harga teknologi untuk membuat alat-alat

telekomunikasi modern/canggih masih sulit ditentukan.

2.5 Keungguan perusahaan multinassional

Kegiatan usaha bisnis yang dilakukan melalui perusahaan multinassional memiliki

beberapa keunggulan. Keunggulan perusahaan multinasioal dapat berupa pengetahuan

khas, atau bersifat monopolistis. Keunggulan-keunggulan ini merupakan bagian dari

study dan perkembangan organisasi industrial yang dipelopori oleh Stephen hymer.
Dengan demikian keunggulan yang dimiliki oleh suatu perusahaan dapat berbentuk

teknologi, intangible assets seperti pengetahuan manajemen, blue chip(nama) misalnya.3

[3] Dengan memiliki keunggulan yang kadang-kadang didukung secara polistis,

suatu perusahaan multinassional akan dapat mengambil keputusan melakukan

internasionalisasi produksinya, pemasaran dan organisasinya. Ini pada gilirannya

menjelaskan sebab-sebab terjadinya dorongan kuat investassi luar negeri langsung. Pada

tahun 1960an di bidang pertambangan, manufaktur di negara-negara berkembang. Pada

tahap berikutnya terjadi peralihan arah investasi yakni tidak lagi semata-mata ke negara-

negara industry tetapi lebih di arahkan ke negara-negara berkembang. Peralihan arah

investasi ini disebabkan antara lain oleh adanya proteksionisme yang dilancarkan oleh

negara-negara industry. Dalam pelaksanaan investassi luar negeri langsung aspek waktu

yang tepat turut meminkan peranan yang tidak kecil. Keunggulan perusahaan

multinasional dapat dijelaskan melalui teori-teori berikut ini:

Konsep/teori internalisasi

Berbagai penulis dan pemikir tampak dapat mengembangkan konsep internalisasi

menjadi sintesis/konsep yang dapat menyatukan teori-teori mengenai perusahaan-

perusahaan multinasional itu. Menurut konsep tersebut, perusahaan

menginternalisasikan ketidaksempurnaan psar sehingga biaya internalisasi selanjutnya

melebihi keuntungan. Internalisassi tidak identik dengan sentralisasi. Internalisasi

mempunyai kaitan dengan pasar dan hierarki. Pendekatan ini melihat organisasi sebagai

suatu substitusi untuk kebijaksanaan dan penyelesaian pertentangan dan sebagai

privatized legal system (cason). Casson member contoh perusahaan jepang yang
3
mengambil manfaat dari nilai-nilai kebudayaan dan perilaku yang tidak dimiliki oleh

perusahaan-perusahaan non jepang. Nilai-nilai kebudayaan dan perilaku itu

memungkinkan biaya internal beroperasi lebih efektif dan pada gilirannya menekan

biaya-biaya kontraktual.

Internalisasi dapat pula dilihat dari sudut produksi global yang pada prinsipnya

dapat menentukan pusat pengambilan keputusan. Misalnya usaha-usaha di amerika

merupakan pusat-pusat biaya. Sebaliknya kegiatan-kegiatan di hongkong misalnya

dapat ditunjuk sebagai pusat keuangan. Hubungan marubeni dengan lebih kurang 140

bank nasional dan internasional, dapat menciptakan berbagai pusat keuangan yang

didasarkan pada currency atau lalu lintas devisa bebas..

Teori lokasi

karena teori lokasi yang dihubungkan dengan investasi luar negeri langsung

tidak seluruhnya memuaskan, maka ada studi-studi yang berusaha mempelajari

pengaruh lokasi pada fungsi dan kegiatan perusahaan seperti kegiatan riset dan

pengembangan, pembiayaan, pemasaran, produksi misalnya. Misalnya, apakah

pengaruh lokassi produksi pembuatan komponen tertentu di free trade zone di kausung

dibandingkan dengan produksi offshore di penang untuk barang-barang elektronik?

Atau apakah pengaruhnya pembuatan komponen atau messin tertentu V.W di brasil

untuk diekspor ke indonessia atau negara-negara asia tenggara lainnya?

Teori klasik
Teori klasik mengenai investasi internassional akan menganalisis perubahan

investasi dari sudut makro ekonomi. Pergeseran pola investasi internasional akan dilihat

sebagai pencerminan perubahan global prospensity to save dan efficiency off

investment. Tetapi seperti telah dikatakan oleh Stephen hymer, pendekatan ini kurang

berhasil memperlihatkan perbedaan antar investasi partfolio dan investasi langsung.

Selain itu pendekatan ini juga kurang membedakan arus modal jangka pendek. Menurut

hyer yang lebih penting justru adanya semacam crouss hauling dari investassi langsung

itu. Misalnya dewasa ini inggris, amerika, dan jepang sekaligus menjadi tamu dan tuan

rumah bagi perusahaan multinasional. Dengan kata lain, negara-negara industry telah

menerima dan melakukan investasi langsung dari dan negara-negara industry lainnya.

Bank-bank internassional amerika misalnya, melakukan investasi di inggris dan

sebaliknya. Bank-bank inggris melakukan investasi di amerika. Perusahaan-perusahaan

multinasional jepang melakukan investasi di amerika dengan mendirikan pabrik-pabrik

seperti pabrik-pabrik prmbuatan mobil, barang-barang elektronik, sebaliknya

perusahaan-perusahaan multinasional amerika pun melakukan investassi dijepang.

Cross hauling itu lebih terlihat antar negara-negara masyarakat ekonomi eropa(MEE)

dan antar negara-negara eropa barat.

2.6 Peran Perusahaan Multi Nasional Dalam Alih Teknologi.

perusahaan multi nasional juga mempunyai peran dalm alih teknologi dari Negara asal

ke Negara tempat peroperasinya perusahaan multi nasional tersebut.

Salah satu cara yang senantiasa digunakan adalah mengusahakan system paten
yang efektif dan undang-undang rahasia perdagangan atapun ppenggunaan merek

dagang yang dapat melindungi keunggulan teknologi mereka disamping

menyelenggarakan suatu program penelitian yang berkesinambungan secara

tepat,cepat,rajin,atau semua cara kerja yang bermanfaat bagi perusahaan.

Negara Indonesia,sebagai mana Negara sedang berkembang lainnya,didalam

pengadaan pranata hukum bidang alih teknologi ini masih sangat terbatas.Namun

demikian,perkembangan teknologi mendapatkan prioritas yang tinggi yang

bersandarkan pada 3(tiga)tujuan,yaitu:

a.       Meningkatkan impor teknologi baru.

b.      Mengembangkan landasannya sendiri untuk kegiatan-kegiatan riset dimasa depan .

c.       Berusaha untuk tidak membayar terlalu banyak untuk kedua hal tersebut.

Pengaturan masalah alih teknologi secara nasional masih tersebar dalam berbagai

peraturan perundangan dan kebijakan yang sifatnya interdepatermental.Namun

demikian,dalam pembentukan iklim industry yang sehat,dibidang teknologi itu undang-

undang penanaman modal asing dan undang-undang penanaman modal dalam negri

telah dilengkapi dengan undang-undang tentang hak cipta,hak paten dan hak merek.

2.7 perusahaan multinasional dalam globalisasi ekonomi

Menurut theodor levitt,yang di debut globalisasi ekonomi dunia adalah proses

munculnya realitas komersial baru,yang diwarnai dengan kecendrungan adanya

homogenitas selera dan preferensi konsumen.Disini terjadi proses konfergensi global

yang karena nya dunia harus di lihat sebagai suatu pasar besar. Sementara

itu,Michael porter mendefinisikan globalisasi sebagai keadaan di mana persaingan


antarperusahaan tidak lagi di batasi oleh batas-batas wilayah Negara.Yang terjadi malah

sebaliknya,daya saing satu perusahaan di salah satu belahan bumi(Negara)amat di

pengaruhi oleh daya saing perusahaan tersebut di belahaan bumi(Negara)yang lain.4[4]

Arus globalisasi eknomi dunia ini terjadi karena sejumah factor dan yang sering disebut

adalah kemajuan dibidang teknologi informasi,komunikasi dan transportasi.terdapat

kerangka system moneter dan perdagangan yang relative mapan,dan muncullah

kekuatan ekonomi yang semakin berimbang antara amerika serikat,eropa barat dan

jepang,bisa juga di sebut sebagai kekuatan lain yang mendorong semakin cepatnya

proses globalisasi ekonomi dunia. Banyak orang menilai,bahwa globalisasi ekonomi

membuat Negara-negara berkembang berhadapan dengan skanario menyedihkan.peter

drucker bahkan menyatakan,sekarang ada kecendrungan,bahwa Negara-negara kaya

lebih banyak berdagang diantara mereka sendiri.

Para penganut teori neo-marxis meklihat,bahwa proses globalisasi merupakan

bentuk baru dari exspansi kapitalisme.Dalam tatanan dunia yang tidak

seimbang,globalisasi hanya menenalkan posisi Negara-negara berkembang sebagai

kekuatan pinggiran.

Namun sebagian yang lain lebih optimis.Menurut mereka yang

optimis,globalisasi ekonomi memiiki efek menyebarkan kegiatan ekonomi secara lebih

merata.contohnya,perimbangan kekuatan ekonomi dunia lebih seimbang antara amerika

serikat,eropa barat dan jepang,tidak saja membuat perdagangan dunia menjadi lebih

stabil,tetapi juga member kesempatan Negara Negara berkembang untuk melakukan

diversivikasi pasar ekspor. Optimism lain yang bisa diturunkan adalah teori adamsmit
4
yang dituturkan nya 2abad yg lalu tentang hubungan luas pasar dan spesialisasi.menurut

adamsmit,spesialisasi yang mengakibatkan produktivitas meningkat,dibatasi oleh luas

pasar.semakin besar luas pasar ,semakin tinggi kecendrungan terjadinya spesialisasi.

Michael porter pernah mengingatkan bahwa ditengah derasnya arus

globalisasi,para pengambil kebijakan tidak boleh tergoda dan terjebak dengan pilihan

yang ingin menjadi unggul dalam segala jenis industry.tidak ada Negara yang

kompetitif dalam semua jenis industry.setiap Negara harus menciptakan global platform

untuk sejumlah industry tertentu.walaupun tekanan nya diberikan kepada lingkungan

usaha sejumlah industry tertentu,lingkungan dunia usaha secara mikro juga harus

meliputi kondisi infrastuktur bisnis,kualitas sumber daya manusia,efisiensi birokrasi

pemerintah,penerapan hukum,dan transportasi politik. Perusahaan-perusahaan di Negara

berkembang harus menghindari persaingan frontal (head to head compotition)dengan

perusahaan global,yang praktis unggul dalam semua aspek.Dalam hal ini,prinsip

usahawan jepang yaitu if you can’t beat them,jhoin them,penting untuk diterapkan

.Sungguh demikian,perusahaan-perusahaan domestic tidak boleh bersifat pasif.Sambil

menjajaki berbagai kemungkinan untuk melakukan aliansi dengan perusahaan

global,mereka juga harus meningkatkan posisi tawar-menawar terhadap calon mitra

usahanya melalui berbagai langkah strategis seperti akses terhadap saluran

distribusi,pasar dan teknologi maupun melakukan langkah penggabungan usaha

(marger)dan penggalangan kekuatan pengimbang kolektif.

Upaya-upaya memaksimalkan efek komplementaritas kawan,seperti yang telah

di rintis dengan pengembangan sentra pertumbuhan singapura-johor-riau(sijori),perlu


terus di lanjutkan.Dalam jangka panjang,kerja sama kawasan memainkan peranan yang

sangat menentukan .Pasar tunggal eropa(PTE)misalnya,tidak lain merupakan wadah

untuk menciptakan skala ekonomisdari sumber daya dan pasar regional untuk bersaing

secara global. Arus globalisasi ekonomi dunia dunia tidak akan dielakkan.Kita akan

kehilangan momentum sejarah bila mengisolasi diri .Oleh karena itu,sebagai suatu

bangsa yang sedang membangun,kita juga harus menghadapi persaingan perdagangan di

pasar global.Yang jelas,pasang strategi secara matang untuk memenangkan persaingan.

4. Strategi Bisnis Multinational Corporation dalam Pasar Global

Telah diketahui bahwa MNC dapat mengadopsi berbagai struktur organisasi.

MNC juga dapat memilih strategi yang akan mereka ikuti. Strategi Bisnis MNC

(Christopher Bartlett & Sumantra Ghoshal) dikelompokan atas empat (4) strategi,

yaitu :

1. Strategi Multinasional; perusahaan induk memberikan kebebasan kepada anak

perusahaan  untuk  mengembangkan  produk dan praktek mereka sendiri serta

senantiasa memberikan pelaporan keuangan (desentralisasi). Strategi ini

menimbulkan kendurnya pengendalian oleh perusahaan induk (kantor pusat),

dan sistem informasi memudahkan desentralisasi dalam pengambilan keputusan

strategis serta terdiri dari proses dan database yang beridiri sendiri (oleh anak

perusahaan).

2. Strategi Global; pengendalian ada di perusahaan induk (sentralisasi proses &

database). Perusahaan berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan di seluruh


dunia dengan produk-produk standar. Produk untuk seluruh pasar dunia

diproduksi secara sentarl dan dikirimkan ke anak-anak perusahaan. Hal tersebut

mengakibatkan sebagaian besar kapasitas sistem informasinya berlokasi

diperusahaan induk dan terdapat sentralisasi proses dan database. Pengendalian

sangat ketat dan strategi diatur oleh pusat.

3. Strategi Internasional; perpaduan strategi global (sentralisasi) dan strategi

multinasional (desentralisasi). Strategi ini memerlukan suatu tim manajemen

diperusahaan induk yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan menembus

pasar global. Keahlian ini disediakan anak perusahaan yang digunakan untuk

mengadaptasi produk, proses dan strategi perusahaan bagi pasar mereka sendiri.

Dengan strategi ini akan menggunakan sistem interorganisasi yang

menghubungkan proses dan database perusahaan induk dengan anak perusahaan.

4. Strategi Transnasional; perusahaan induk dan semua anak perusahaan bekerja

sama memformulasikan strategi dan kebijakan operasi, mengkoordinasikan

logistik agar produk mencapai pasar yang tepat. Tercapainya efisiensi dan

integrasi global serta fleksibilitas di tingkat lokal. Demikian pula arus sumber

daya dari satu titik ke titik lain ketika perusahaan berfungsi sebagai suatu sistem

yang terkoordinasi. Selain itu menunjukkan kapasitas pemrosesan informasi

yang tersedia pada tingkat anak perusahaan. Ketika perusahaan menerapkan

strategi transnasional, perusahaan mencapai integrasi dalam sistemnya dengan

menggunakan standar yang diterapkan pada skala internasional serta dengan

arsitektury ang umum. Tim pengembangan menyertakan wakil dari berbagai


anak perusahaan untuk memastikan bahwa sistem tersebut memenuhi kebutuhan

local. Strategi transnasional menempatkan tanggung jawab yang besar pada

pengelola database untuk memastikan keseragaman rancangan database di

seluruh dunia.

Daya yang mendorong GIS yang pertama adalah keinginan untuk mencapai

skala ekonomi (economies of scale). Ketika perusahaan mulai menggunakan komputer

secara global, mereka mulai menyadari luasnya keuntungan-keuntungan yang tersedia.

Keuntungan tersebut dikenal dengan penggerak bisnis global (global business drivers –

GBD). GBD adalah suatu entitas yang mengambil manfaat dari skala ekonomis dan

skop eknomis, serta kemudian berkontribusi pada strategi bisnis global. GBD berfokus

pada entitas bisnis yang luas, seperti pemasok, pelanggan dan produk, serta

menguraikan informasi yang diperlukan setiap entitas tersebut. Setelah terbentuk, GBD

menjadi dasar bai rencana strategis sumber daya informasi perusahaan  (strategic

planning for information resources - SPIR). Berikut ini adalah tujuh penggerak yang

diidentifikasi melalui survei atas 105 MNC yang berkantor pusat di Amerika Serikat :

1.      Sumber daya bersama;

Beberapa anak perusahaan MNC membagi sumber daya yang sama untuk

mengurangi biaya, misalnya armada kapal tanker dan pusat-pusat distribusi.

2.      Operasi yang fleksibel;

Produksi dapat dipindahkan dari satu pabrik ke pabrik lain sebagai respon atas

perubahan kondisi.

3.      Rasionalisasi operasi;


Berbagai komponen dan sub rakitan dibuat di seluruh dunia dan kemudian dirakit

menjadi produk jadi.

4.      Pengurangan risiko;

MNC membatasi risiko yang inheren dalam beroperasi disatu negara dengan

beroperasi dibeberapa negara.

5.      Produk global;

Memasarkan produk yang sama di seluruh dunia atau anak perusahaan di seluruh

dunia merakit produk dari sub rakitan yang sama.

6.      Pasokan yang langka;

Sumber daya yang langka disimpan terpusat dan senantiasa tersedia pada saat

diperlukan.

7.      Pelanggan tingkat perusahaan.

Memiliki pelanggan yang berada di seluruh dunia.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
menurut kamus ekonomi,perusahaan multinasional adalah sebuah perusahaan

yang wilayah oprasinya meliputi sejumlah negaradan memiliki fasilitas produksi dan

pelayanan diluar negaranya sendiri (rusmadi,2001) .perusahaan multinasional tersebut

mengambil keputusan pokoknya dalam sutu konteks global dalam Negara-negara

dimana perusahaan tersebut bekerja.Pertumbuhan perusahaan multinasional yang cepat

serta memungkinkan adanya konflik-konflik antara kepentingan perusahaan

multinasional dengan kepentingan Negara individual tmpat mereka beroprasi telah

menimbulkan macam-macam perdebatan antara para ahli ekonomi.

perusahaan multinasional mempunyai alasan lain untuk berperan serta dalam

usaha patungan, yaitu :

a.      Pemerintah tuan rumah dapat mengatur dan menekan perusahaan multi nasional

untuk menerima suatu mitra pribumi.

b.       Perusahaan multinasional mungkin memerlukan suatu mitra supaya dapat

memeperoleh pengetahuan tentang lingkungan Negara tuan rumah yang belum atau

tidak kenal.

c.       Mitra local dapat memberikan kepada perusahaan multinasional akses pada saluran

distribusi atau dapat membantu membuka akses pada bahan baku atau sumber daya

lainya. Secara khusus memang demikian, apa bila mitra mempunyai jalur

komunikasi yang baik dengan pemerintah tuan rumah.

Killing ( 1982 ) dalam iskandar zukarnain, 2001 mengelompokkan usaha patungan

dalam tiga katagori, yaitu :

1.      Manajemen yang di jalankan bersama .


2.      Manajemen dominan oleh satu mitra, dan

3.      Manajemen yang bebas dari masing-masing mitra

3.2 SARAN

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnan. Oleh karena itu,

kritik dan saran dari teman-teman yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi

kesempurnaan makalah ini.Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita

semua,Amin.

DAFTAR PUSTAKA

Yuliati, Sri Handaru, MBA.,danPrasetyo, Handoyo, SE.2005.Dasar-dasar Manajemen

Keuangan Internasional.Ed II.Yogyakarta : ANDI OFFSET.

Kuncoro Mudrajad, Dosen Fakultas Ekonomi UGM. 1996. Manajemen Keuangan

Internasional (Pengantar Ekonomi & Bisnis Global). EdisiII.Yogyakarta :

BPFE.

Anda mungkin juga menyukai