Anda di halaman 1dari 92

SKRIPSI

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP


HARGASAHAM PERUSAHAAN SEKTOR
PERBANKAN YANGTERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA

MUHAMMAD FADLY

16179152

INSTITUT BISNIS & KEUANGAN (IBK)

NITROMAKASSAR

2023

i
PERSETUJUAN PENANGGUNGJAWAB

JUDUL :ANALISIS KINERJA KEUANGAN TERHADAP

HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR

PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA

NAMA MAHASISWA : MUHAMMAD FADLY

NO. STB 16179152

PROGRAM STUDI :

MANAJEMENKONSENTRASI :

KEUANGAN

NAMA TANDA TANGAN TANGGAL

Panus, S,E., M. M.
....................... ..............
Pembimbing

Dr. Sujatmiko, S.E.,M.Si ........................ ..............


Ketua Prodi Manajemen S1

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN i

HALAMAN PENGESAHAN PENANGGUNGJAWAB ii

HALAMAN DAFTAR ISI… iii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 6
C. Tujuan Penelitian dan kegunaan 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10

A. Landasan Teori 10
B. Hubungan Teori Antar Variabel 22
C. Penelitian Terdahulu 24
D. Kerangka Konseptual 25
E. Hipotesis 27

BAB III METODE PENELITIAN 29

A. Lokasi Dan Waktu Penelitian 29


B. Jenis Dan Sumber Data 29
C. Teknik Pengumpulan Data 30
D. Populasi Dan Sampel 30
E. Definisi Operasional Variabel 32
F. Analisis Data 33
DAFTAR PUSTAKA 38
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan Bursa Efek Indonesia yang sangat

pesat saatini tidak dapat dipisahkan dari peran para investor

yang melakukan transaksi dari Bursa Efek Indonesia. Pasar

modal merupakan suatu pasar untuk memperjualbelikan

sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun,

seperti saham dan obligasi (Tandelilin,2010:26).

Bursa Efek atau pasar modal adalah pelengkap sektor

keuangan terhadap dua lembaga lainnya yaitu bank dan

lembaga pembiayaan. Dimana lembaga pembiayaan adalah

badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam

bentuk penyediaan dana atau barang modal. Seiring

berjalanya waktu lembaga pembiyaan juga menyediakan

kesempatan bagi para investor untuk berinvestasi.

Investasi dalam bentuk saham merupakan investasi yang

berisiko, oleh karena itu untuk menarik pemodal ditawarkan

dengan tingkat keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan

dengan tingktat keuntungan investasi yang memiliki resiko

lebih rendah. Saham adalah surat berharga sebagai bukti


penyertaan atau kepemilikan individu atau institusi dalam

perusahaan. saham yang dinilai baik adalah saham yang

mampu memberikan return realisasi yang tidak terlalu jauh

dari return ekspetasi. Return saham adalah hasil dari sebuah

investasi yang dilakukan oleh investor menanamkan modalnya

pada instrument saham. Return tersebut dapat berupa

capital gain dan dividen investasi pada saham dan

pendapatan bunga dari investasi pada surat utang.

Pasar modal merupakan salah satu penggerak utama

perekonomian dunia, termaksud Indonesia. Melalui pasar

modal perusahaan dapat memperoleh dana untuk melakukan

kegiatan perekonomianya (Zuliarni, 2012). Pasar modal dalam

arti luas adalah sarana bagi pihak dalam hal ini adalah pihak

swasta atau pemerintah yang membutuhkan modal jangka

panjang dari masyarakat yang biasa disebut sebagai investor.

Terdapat banyak faktor yang membuat tertarik berinvestasi

dipasar modal salah satu diantar faktor tersebut adalah faktor

keuangan, bahwa semakin tinggi maka semakin tinggi harga

perusahaan saham.
1
9

Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2012:1) menyebutkan Pada

dasarnya pasar modal (capital market) merupakan tempat

diperjualbelikannya instrumen keungan jangka panjang, seperti utang,

ekuitas (saham), instrumen derivatif, dan instrumen lainnya.

Harga saham merupakan nilai suatu saham yang mencerminkan

kekayaan perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut. Perubahan

harga saham sangat ditentukan oleh kekuatan permintaan dan

penawaran yang terjadi di pasar sekunder. Harga saham pada waktu

tertentu tidak selalu mencerminkan kinerja perusahaan, tetapi lebih

banyak dipengaruhi faktorfaktor lain diluar kinerja seperti berita yang

beredar di tengah masyarakat dengan asumsi bahwa investor adalah

rasional, maka aspek fundamental menjadi penilaian yang utama bagi

investor, dengan argumen bahwa nilai saham mewakili nilai perusahaan,

tidak hanya nilai intrinsik suatu saat, tetapi yang lebih penting adalah

harapan akan kemampuan perusahan dalam meningkatkan nilai

kekayaan dikemudian hari.

Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2012:102) “Harga saham

merupakan harga yang terjadi di bursa pada waktu tertentu. Harga

saham bisa berubah naik ataupun turun dalam hitungan waktu yang

begitu cepat, ia dapat berubah dalam hitungan menit bahkan dapat

berubah dalam hitungan detik. Hal tersebut dimungkinkan karena

tergantung dengan permintaan dan penawaran antara pembeli saham


1

dengan penjual saham”.

Laporan keuangan perusahaan merupakan sumber informasi

yang bersifat fundamental. Analisis laporan keuangan

digunakan untuk menilai kinerja perusahaan. Salah satu alat

yang dapat digunakan untuk menganalisis laporan keuangan

adalah rasio finansial (financial rate). Perkembangan harga

saham tidak akan terlepas dari perkembangan kinerja

keuangan perusahaan. Secara teoritis jika kinerja perusahan

mengalami peningkatan, maka harga saham akan

merefleksikannya dengan peningkatan harga saham demikian

juga sebaliknya .

Capital Adequacy Ratio adalah kecukupan modal yang

menunjukkan kemampuan bank dalam mempertahankan

modal yang mencukupi dan kemampuan manajemen bank

dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan

mengontrol risiko-risiko yang timbul yang dapat berpengaruh

terhadap besarnya modal bank. Rasio yang sering digunakan

untuk mengukur aspek manajemen adalah Capital Adequacy

Ratio (CAR). CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa

jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit,

penyertaan, surat berharga, tagihan pada pihak lain) ikut

dibiayai dari dana modal sendiri bank, disamping memperoleh


1

dana-dana dari sumber-sumber diluar bank, seperti dana

Masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain (Dendawijaya,

2010:121). Jadi, secara teoritis rasio ini memiliki hubungan

yang positif terhadap harga saham, 6 karena bank yang

mempunyai CAR yang tinggi berarti bank tersebut mempunyai

modal yang cukup untuk melakukan kegiatan usahanya.

Management quality (kualitas manajemen) menunjukkan

kemampuan manajemen bank untuk mengidentifikasi,

mengukur, mengawasi, dan mengkontrol risiko-risiko yang

timbul melalui kebijakan-kebijakan dan strategi bisnisnya

untuk mencapai target Rasio untuk mengukur aspek

manajemen ini adalah Net Profit Margin (NPM). NPM adalah

rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan (laba) yang

diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang

diterima dari kegiatan operasionalnya (Dendawijaya,

2010:120). Semakin tinggi NPM suatu bank berarti semakin

baik kinerja bank dari sudut manajemen. Hal tersebut

disebabkan karena semakin tinggiNPM suatu bank maka akan

semakin tinggi pula keuntungan marjinal yang diperoleh bank

tersebut.

Earning (rentabilitas) menunjukkan tidak hanya jumlah

kualitas dan trend earning tetapi juga faktor-faktor yang


1

mempengaruhi ketersediaan dan kualitas earning. Rasio yang

digunakan untuk mengukur aspek earning ini adalah Return On

Assets (ROA). Rasio ini digunakan untuk mengukur

kemampuan manjemen bank dalam memperoleh keuntungan

(laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank,

semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank

tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi

penggunaan aset maka semakin besar pula harga sahamnya.

Dalam kaitanya dengan penelitian ini, penulis akan

menganalisis salah satu faktor yang mempengaruhi harga

saham yaitu kondisi suatu perusahaan. Kondisi perusahaan

dalam hal ini diartikan sebagai kinerja keuangan perusahaan.


1

Gambar 1.1
Harga Saham Perusahaan
SektorPerbankan Tahun
2020 – 2022.

Pada Gambar 1.1 memperlihatkan bahwa harga saham

sektor perbankan pada tahun 2020 mengalami penurunan

hingga saat memasuki tahun 2022 , Harga pada sektor ini

mulai mengalami kenaikan melebihi harga saham tahun

sebelumnya.

Kinerja perusahaan merupakan suatu hal yang sangat

penting, karena kinerja perusahaan sangat berpengaruh dan

dapat digunakan sebagai alat untuk mengetahui apakah suatu

perusahaan mengalami perkembagan atau tidak. Ukuran

kinerja perusahaan yang paling lama dan paling banyak


1

digunakan adalah kinerja keuangan yang diukurdari laporan

keuangan perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut maka

peneliti mengambil judul “Pengaruh Kinerja Keuangan

Terhadap Harga Saham Perusahaan Pada Subsektor

Perbankan Di Bursa Efek Indonesia (BEI)”


1

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah

tersebut, dapat dirumuskan beberapa permasalah

sebagai berikut:

1. Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh

terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah Net Interest Margin (NIM) berpengaruh terhadap

harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia?

3. Apakah Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap

harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia?

4. Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Profit Margin

(NPM), Return On Asset (ROA), berpengaruh simultan

terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan yang ingin

dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:


1

1. Mengetahui pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR)

terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2. Mengetahui pengaruh Net Interest Margin (NIM) terhadap

harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia.

3. Mengetahui pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap

harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia.

4. Menguji secara simultan apakah ada pengaruh antara

Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Profit Margin (NPM), dan

Return On Asset (ROA), terhadap harga saham perusahaan

perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

a. Bagi peneliti

Secara teoritis hasil penelitian ini bermanfaat dalam

pengembangan teori atau konsep-konsep tentan

pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham pada

perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI serta

sebagai bahan masukan bagi peneliti berikutnya yang


1

ingin memungkinkan melakukan penelitian lebih lanjut.

2. Manfaat praktis

a. Bagi pihak investor

Hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi

tentang pengaruh dari penilaian keuangan perusahaan

terhadap harga saham yang diperdagangkan dipasar

modal yang menyangkut investasi saham bagi pihak-

pihak yang memiliki kepentingan sehingga dijadikan

sebagai salah satu pertimbangan untuk pengambilan

keputusan investasi menentukan perusahaan yang

mana mempunyai risiko yang baik dan meramalkan

harga- harga saham perusahaan perbankan di BEI,

sehingga akan mengurangi risiko kerugian dan

menghasilkan return saham yang baik.

b. Bagi pihak perbankan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

informasi bagi pihak manajemen perbankan dalam

penepatan kebijakan terutama menyangkut keuangan

dan kebijakan lain berdasarkan analisis rasio keuangan

c. Bagi pihak manajemen perusahaan

Hasil penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat sebagi

bahan pertimbangan dan masukan bagi pihak


1

manajemen perusahaan perbankan sebagai masukan

atau dasar untuk meningkatkan kinerja perusahaan

yang dapat dilihat dari rasio keuangan yang baik, bahwa

rasio keuangan yang baik menunjukan prospek

perusahaan dimasa yang akan datang.


11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pasar Modal

Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang

memiliki kelebihan dan dengan pihak yang membutuhkan

Dana dengan Cara memperjualbelikan sekuritas. Menurut

Undang-Undang No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

mendifinisikan pasar modal sebagai kegiatan yang

bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan

efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek.

Menurut Tandelilin (2010:26) menyebutkan bahwa pasar

modal bisa diartikan sebagai pasar untuk

memperjualbelikansekuritas yang umumnya memiliki umur

lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi.

Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2012:1)

menyebutkan Pada dasarnya pasar modal (capital market)

merupakan tempat diperjualbelikannya instrumen keungan

jangka panjang, seperti utang, ekuitas (saham), instrumen

derivatif, dan instrumen lainnya.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka


12

dapat disimpulkan pasar modal adalah untuk

menghubungkan investor (pemodal) dengan perusahaan

atau institusi pemerintah. Investor merupakan pihak yang

memiliki kelebihan Dana, sedangkan perusahaan atau

institusi pemerintah memerlukan dana untuk membiayai

berbagai proyek yang dimiliki. Pasar modal Indonesia

memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Adanya

pasar modal (capital market), membuat investor sebagai

pihak yang memiliki kelebihan Dana dapat

menginvestasikan Dananya pada berbagai sekuritas

dengan harapan memperoleh imbalan (return).

Menurut Martalena dan Malinda (2011:3)

menyebutkanbahwa pasar modal memiliki 4 fungsi yaitu:

a. Fungsi Saving, Pasar modal dapat menjadi alternatif

bagi masyarakat yang ingin menghindari penurunan

mata uang karena inflasi.

b. Fungsi Kekayaan, Masyarakat dapat mengembangkan

nilai kekayaan dengan berinvestasi dalam beberapa

instrumen pasar modal yang tidak Akan mengalami

penyusutan nilai sebagaimana yang terjadi pada

investasi nyata.

c. Fungsi Likuiditas, Instrumen pasar modal pada

umumnya mudah untuk dicairkan sehingga


13

memudahkan masyarakat memperoleh kembali

Dananya dibandingkan rumah dan tanah.

d. Fungsi Pinjaman, Pasar modal merupakan sumber

pinjaman bagi pemerintah maupun perusahaan

membiayai kegiatannya.

2. Harga Saham

a. Pengertian Saham

Pengertian harga saham menurut para ahli adalah

sebagaiberikut:
14

1) Menurut Brigham dan Houston (2010:7) Harga

saham menentukan kekayaan pemegang saham.

Maksimalisasi kekayaan pemegang saham

diterjemahkan menjadi maksimalkan harga saham

perusahaan. Harga saham pada satu waktu tertentu

Akan bergantung pada arus kas yang diharapkan

diterima di masa depan oleh investor “ratarata” jika

investor membeli saham”.

2) Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2012:102) “Harga

saham merupakan harga yang terjadi di bursa pada

waktu tertentu. Harga saham bisa berubah naik

ataupun turun dalam hitungan waktu yang begitu

cepat, ia dapat berubah dalam hitungan menit

bahkan dapat berubah dalam hitungan detik. Hal

tersebut dimungkinkan karena tergantung dengan

permintaan dan penawaran antara pembeli saham

dengan penjual saham”.

3) Menurut Hadi (2013:179) “Harga saham adalah nilai

saham dalam rupiah yang terbentuk akibat

terjadinya aksi pembelian dan penawaran saham di


15

bursa efek oleh sesamaanggota bursa.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat

disimpulkan bahwa harga saham merupakan harga

jual beli yang sedang berlaku dipasar bursa yang

ditentukan
16

kekuatan pasar artinya ditentukan oleh permintaan dan

penawaran.

b. Jenis-Jenis Harga Saham

Menurut widoatmojo (2011:164) Adapun jenis-jenis

harga saham adalah sebagai berikut:

1) Harga Nominal, Harga yang tecantum dalam

sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten untuk

menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan.

Besarnya harga nominal memberikan arti penting

saham karena dividen minimal biasanya ditetapkan

berdasarkan nilai nominal.

2) Harga Perdana, Harga ini merupakan pada waktu

harga saham tersebut dicatat dibursa efek. Harga

saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh

penjamin emisi (underwriter) dan emiten. Dengan

demikian Akan diketahui berapa harga saham

emiten itu Akan dijual kepada masyarakat biasanya

untk menentukan harga perDana

3) Harga Pasar, Kalau harga perDana merupakan harga

jual dari perjanjian emisi kepada investor, maka


17

harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu

dengan investor yang lain. Harga ini terjadi setelah

saham tersebut dicatat dibursa. Transaksi di sini

tidak lagi melibatkan emiten dari penjamin emisi

harga ini yang disebut sebagai harga di pasar

sekunder dan harga inilah yang benar-benar

mewakili
18

harga perusahaan penerbitnya, karena pada

transaksi di pasar sekunder, kecil sekali terjadi

negosiasi harga investor dengan perusahaan

penerbit. Harga yang setiap hari diumumkan di surat

kabar atau media lain adalah harga pasar

4) Harga pembukaan, Harga pembukuan adalah harga

yang diminta oleh penjual atau pembeli pada saat

jam bursa dibuka. Bisa saja terjadi pada saat

dimulainya hari nursa itu sudah terjadi transaksi atas

suatu saham, dan harga sesuai dengan yang diminta

oleh penjual dan pembeli. Dalam keadaan demikian,

harga pembukuan bisa menjadi harga pasar, begitu

juga sebaliknya harga pasar mungkin juga Akan

menjadi harga pembukaan. Namun tidak selalu

terjadi.

5) Harga Penutupan, Harga penutupan adalah harga

yang diminta oleh penjual atau pembeli pada saat

akhir hari bursa.Pada keadaan demikian, bisa saja

terjadi pada saat akhir hari bursa tiba-tiba terjadi

transaksi atas suatu saham, karena ada


19

kesepakatan antar penjual dan pembeli. Kalau ini

yang terjadi maka harga penutupan itu telah

menjadi harga pasar. Namun demikian, harga ini

tetap menjadi harga penutupan pada hari bursa

tersebut.

6) Harga tertinggi suatu saham adalah harga yang

paling tinggi yang terjadi pada hari bursa. Harga ini

dapat terjadi transaksi.

atas suatu saham lebih dari satu kali tidak pada

harga yang Sama.

7) Harga Terendah, Harga terendah suatu saham

adalah harga yang paling rendah yang terjadi pada

hari bursa. Harga ini dapat terjadi apabila terjadi

transaksi atas suatu saham lebih dari satu kali tidak

pada harga yang Sama. Dengan kata lain, harga

terendah merupakan lawan dari harga tertiggi.

8) Harga Rata-Rata, Harga rata-rata merupakan

perataan dari harga tertinggi dan terendah.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham

menurut fahmi (2012:87) menyebutkan bahwa terdapat

beberapa faktor yang mempengaruhi naik turunnya

harga saham yaitu sebagaiberikut:


20

1) Keputusan perusahaan untuk memperluas usaha

seperti membuka kantor cabang, kantor cabang

pembantu, baik yang dibuka di dalam negeri maupun

di luar negeri.

2) Pergantian direksi secara tiba-tiba.

3) Adanya pihak komisaris atau direksi yang terlibat

dalamtindak pidana dan kasusnya sudah masuk ke

pengadilan.

4) Kinerja perusahaan yang terus mengalami

penurunan dalamsetiap waktunya

5) Risiko sistematis, yaitu risiko yang terjadi secara

meyeluruhdan telah ikut menyebabkan perusahaan

itu terlibat.

6) Efek psikologi pasar yang ternyata mampu

menekan kondisiteknikal jual beli saham.

3. Kinerja Keuangan

Pengukuran kinerja merupakan analisis data serta

pengendalian bagi perusahaan. Pengukuran kinerja

digunakan perusahaan untuk melakukan perbaikan diatas

kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan

perusahaan lain. Bagi investor informasi mengenai kinerja

perusahaan dapat digunakan untuk melihat apakah mereka


21

akan mempertahankan investasi mereka di perusahaan

tersebut atau mencari alternatif lain. Selain itu pengukuran

juga dilakukan untuk memperlihatkan kepada penanam

modal maupun pelanggan atau masyarakat 23 secara

umum bahwa perusahaan memiliki kreditibilitas yang baik

(Munawir,2010:85). Ukuran kinerja dapat digunakan untuk

mengukur kinerja secara kuantitatif yaitu:

a. Ukuran kriteria tunggal

Ukuran kriteria tunggal (single criteria) adalah ukuran

kinerja yang hanya menggunakan satu ukuran untuk

menilai kinerja manajer. Kelemahan apabila kriteria

tunggal digunakan untuk mengukur kinerja yaitu orang

akan 24 cenderung memusatkan usahanya pada kriteria

pada usaha tersebut sehingga akibatnya kriteria lain

diabaikan, yang kemungkinan memiliki arti yang sama

pentingnya dalam menentukan sukses atau tidaknya

perusahaan.

b. Ukuran Kriteria Beragam

Ukuran kriteria beragam (multiple criteria) adalah

ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam

ukuran untuk menilai criteria manajer. Kriteria ini

mencari berbagai aspek kinerja manajer, sehingga

manajer dapat diukur kinerjanya dari beragam kriteria.


22

Tujuan penggunaan beragam ini adalah agar manajer

yang diukur kinerjanya mengarahkan usahanya kepada

berbagai kinerja.

c. Ukuran kriteria gabungan

Ukuran kriteria gabungan (composite criteria) adalah

ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam

ukuran , untuk memperhitungkan bobot masing-masing

ukuran dan menghitung rataratanya sebagai ukuran

yang menyeluruh kinerja manajer. Kriteria gabungan ini

dilakukan karena perusahaan menyadari bahwa

beberapa tujuan lebih penting dibandingkan dengan

tujuan yang lain, sehingga beberapa perusahaan

memberikan bobot angka tertentu pada beragam

kriteria untuk mendapatkan ukuran tunggal kinerja

manajer.

d. Analisis Rasio Keuangan

Analisa rasio keuangan adalah studi tentang

informasiyang menggambarkan hubungan diantara

berbagai akun dari laporan keuangan yang 25

mencerminkan keadaan serta hasil operasional

perusahaan. Sumber data yang digunakan untuk

melakukan analisa rasio keuangan adalah laporan

keuanganyang telah melalui proses pemeriksaan


23

(Auditing).

rasio keuangan adalah rasio yang menggambarkan

suatu hubungan atau pertimbangan (mathematical

relationship) antarasuatu jumlah tertentu dengan jumlah

yang lain, dan dengan mengunakan alat analisa berupa

rasio ini akan dapat menjelaskan atau member

gambaran kepada penganalisa tentang baik atau

buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu

perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut

dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang

digambarkan standard.

Analisa rasio keuangan digunakan untuk melakukan

perhitungan rasiorasio keuangan yang mencerminkan

aspek-aspek tertentu. Rasio-rasio keuangan 26 dihitung

berdasarkan atas angka-angka yang ada dalam neraca

saja, dalam laporan lab a rugi saja, atau pada neraca

dan laba rugi. Setiap analisa keuangan bisa saja

merumuskan rasio tertentu yang dianggap

mencerminkan aspek tertentu. Pemilihan aspek-aspek

yang akan dinilai berkaitan dengan tujuan analisis.

Apabila analisis dilakukan oleh pihak kreditur, aspek

yang dinilai akan berbeda dengan penilaian yang

dilakukan oleh calon pemodal.


24

Dendawijaya, (2010) Mengemukakan Perhitungan

rasio keuangan dengan menggunakan CAMEL dapat

dijabarkan sebagai berikut:

1) Capital

Capital dapat dihitung dengan menggunakan

Capital Adequacy Ratio (CAR). Rasio ini digunakan

sebagai indikator terhadap kemampuan bank

menutupi penurunanaktiva akibat terjadinya kerugian

-kerugian atas aktiva 27 bank dengan menggunakan

modalnya sendiri. CAR merupakan perbandingan

antara modal sendiri dengan

Aktiva Tertimbang Menurut Resiko

𝑀𝑜 𝑑 𝑎 𝑙 𝑆 𝑒 𝑛 𝑑 𝑖 𝑟
CAR = 𝑥 100%
𝑖
𝑇𝑜 𝑡 𝑎 𝑙 𝐿𝑜 𝑎 𝑛 𝑠 +
𝑛 𝑜 𝑡 𝑒 𝑒 𝑛 𝑑 𝑠 𝑒 𝑐 𝑢
𝑟 𝑖 𝑡 𝑦
25

ATMR merupakan pejumlahan baik itu aktiva

neraca maupun aktiva administratif yang telah

dikalikan bobotnya masing-masing. Pos-pos yang

masuk dalam aktiva antara lain kas, emas, giro pada

Bank Indonesia, tagihan pada bank lain, surat

berharga yang dimiliki, kredit yang disalurkan,

penyertaan, aktiva tetap dan inventaris, ruparupa

aktiva, fasilitas kredit yang belum digunakan,

jaminan bank, dankewajiban untuk membeli kembali

aktiva bank dengan syarat repurchase agreement.

Seluruh aktiva tersebut dikalikan dengan bobot risiko

yang telah ditetapkan BI kemudian dan disebut

dengan Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR).

2) Management

Menurut Riyadi dalam Merkusiwati (2010),

aspek manajemen pada penilaian kinerja bank tidak

dapat menggunakan pola yang ditetapkan Bank

Indonesia, tetapi diproksikan dengan profit margin.

Alasannya, seluruh kegiatan manajemen suatu bank

yang mencakup manajemen permodalan,

manajemen kualitas aktiva, manajemen umum,

manajemen rentabilitas dan manajemen likuiditas


26

pada akhirnya akan mempengaruhi dan bermuara

pada perolehan laba.

Tingkat kinerja manajemen dapat diukur

denganpenghitungan Net Interest Margin (NIM). NIM

merupakan rasio keuangan yang mengukur

kemampuan bank dalam menghasilkan net income

berdasarkan interest ( bunga ) pokok bank. Rasio ini

menggambarkan tingkat keuntungan (laba) yang

diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan

yang diterima dari kegiatan operasionalnya. NIM ini

berfungsi untuk mengukur tingkat kembalian

keuntungan bersih terhadap penjualan bersihnya.

semakin besar nilai NIM berarti semakin efisien

biaya yang dikeluarkan yang berarti semakin besar

tingkat kembalian keuntungan bersih. Nilai NIM

berada pada rentang 0 sampai 1, semakin

mendekati 1 maka semakin efisien penggunaan

biaya, yang berarti bahwa besar tingkat kembalian

keuangan (return) yang akan

diikuti tingginya harga saham.

Interest Income
NIM = ------------------------------------------------- x 100%
Average Interest-Earning Assets)
27
28
29

3) Earning

ROA atau rasio laba bersih terhadap total

aktiva. Menurut Susilo (2000: 37) ROA adalah rasio

yang digunakanuntuk mengetahui kemampuan bank

menghasilkan keuntungan secara relative

dibandingkan dengan nilai total assetsnya. Rasio ini

sangat penting, mengingat keuntungan yang

memadai diperlukan untuk mempertahankan sumber

- sumber modal bank.

𝑙 𝑎 𝑏 𝑎 𝑏 𝑒 𝑟 𝑠 𝑖 ℎ
𝑅 𝑂𝐴 𝑋 100%
𝑡 𝑜 𝑡 𝑎 𝑙 𝑎 𝑘 𝑡 𝑖 𝑣 𝑎

4) Pengertian Perbankan

Perbankan merupakan salah satu lembaga

keuangan yang mempunyai peran strategis dalam

menyelaraskan, menyerasikan, serta

menyeimbangkan berbagai unsur pembangunan.

Peran yang strategis tersebut terutama disebabkan

oleh fungsi utama bank sebagai suatu lembaga yang

dapat menghimpun dan menyalurkan dana

masyarakat secara efektif dan efisien, dengan

berdasarkan asas 30 demokrasi ekonomi

mendukung pelaksanaan pembangunandalam


30

rangka meningkatkan pemerataan dan hasil-hasilnya,

pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional,

kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak

Pengertian Bank Menurut Undang-undang Nomor 10

tahun 1998 mengenai perubahan undang-undang

Nomor 7 tahun 1997 tentang perbankan,

menyebutkan bahwa perbankan adalah segala

sesuatu yang menyangkut tentang bank yang

mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara

dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

Bila dilihat dari segi usahanya, bank dapat diartikan

sebagai suatu badan usaha yang kegiatan utamanya

menerima simpanan dari masyarakat dan atau dari

pihak lainnya kemudian mengalokasikannya kembali

untuk memperoleh keuntungan serta menyediakan

jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran (Hasibuan,

2001:64). Pengertian bank menurut IAI dalam PSAK

Nomor 31 Standar Akuntansi Keuangan (2004:215)

adalah: “Bank adalah suatu lembaga yang berperan

sebagai perantara keuangan antara pihak-pihak yang

memiliki kelebihan dana dan pihak pihak yang

memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang

berfungsi memperlancar lalulintas pembayaran.


31

B. Hubungan Teori Antar Variabel

Variabel Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif

terhadap harga saham. Semakin tinggi CAR maka akan

semakin tinggi pula harga saham, karena bank yang

mempunyai CAR yang tinggi berarti bank tersebut mempunyai

modal yang cukup untuk melakukan kegiatan usahanya dan

cukup pula menanggung resiko apabila bank tersebut

dilikuidasi.

variabel Net Interest Margin (NIM) berpengaruh positif

terhadap harga saham. Hasil ini sejalan dengan teori yang

dikemukakan oleh (Sartono, 2010:78) dimana semakin

tinggi NIM suatu bank 78 maka akan semakin tinggi pula

keuntungan marjinal yang diperoleh bank tersebut dengan

kata lain semakin tinggi NIM maka suatu bank akan

semakin tinggi pula harga sahamnya. Hal ini konsisten

dengan hasil penelitian Astuti (2010) dan Merkusiwati

(2017). Dimana investor memperhatikan rasio ini dalam

mengambil keputusan untuk menanamkan dananya pada

perusahaan. Sehingga para investor mampu memprediksi

perubahan harga saham pada perusahaan perbankan di BEI

dilihat dari nilai NIM, karena rasio ini yang mengukur

kemampuan bank dalam menghasilkan net income dari


32

kegiatan operasional pokok bank.Hal inilah yang menjadi

daya tarik masyarakat dalam menanamkan dananya pada

perusahaan perbankan, karena dengan net income yang

tinggi maka akan semakin tinggi pula kembalian investasi

yang akan diperoleh.

Variabel Return On Asset (ROA) berpengaruh positif

terhadap harga saham. Rasio ini digunakan untuk

mengukur kemampuan manjemen bank dalam

memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan

(Dendawijaya, 2010:118). Hal ini konsisten dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2010) dan Purnomo

(2017) yang mendukung teori bahwa semakin tinggi rasio

ini maka akan semakin tinggi pula harga saham. Jadi

apabila suatu perusahaan mempunyai ROA yang tinggi

maka perusahaan tersebut mampu menghasilkan laba

yang tinggi pula, dengan laba yang tinggi maka semakin

tinggi pula besarnya deviden yang akan dibagikan kepada

investor.

C. Penelitian Terdahulu

1. Agung Setiawan (2013) Pengaruh Kinerja Keuangan

Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (meneliti tentang analisis


33

variabel-variabel yang mempengaruhi harga saham

perusahaan perbankan di BEJ) Mengatakan bahwa

EPS,ROE, dan LDR mempengaruhi harga saham, namun

untuk CR hasilnya tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap pasar saham.

2. Zuliarni (2012) dalam penelitian yang berjudul Pengaruh

Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada

Perusahaan Mining And Mining Service Di Bursa Efek

Indonesia ( terdapat pengaruh yang signifikan antara ROA

dan harga saham yang berarti diterima H1 diterima.

Perusahaan mining and mining service telah berhasil

memanfaatkan dan memaksimalkan laba bersih berdasarkan

tingkat assets tertentu menjadi acuan yang penting bagi investor.

3. Made Dimas Sanjaya (2014) dalam penelitian yang berjudul

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Yang

Listing Di Bursa Efek Indonesia ( secara simultan CAR, NPM,

ROA secara bersamasama berpengaruh terhadap

perubahan harga saham Secara parsial RORA dan ROA

berpengaruh positif signifikan terhadap perubahan harga

saham). Harga Saham CAR, NPM, ROA


34

D. Kerangka Konseptual

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

H4

Capital Adequaty Ratio

(CAR)(X1)
H

Net Profit Margin Harga


H
(NPM)
Saham
(X2)
(Y)
Return On Asset (ROA) H

(X3)

Keterangan :

Penelitian mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap

tingkat harga saham, telah dilakukan oleh banyak peneliti

sebelumnya, dan hasil yang diperoleh yaitu bahwa kinerja

keuangan berpengaruh positif terhadap harga saham. Hasil

penelitian Astuti (2010) tentang analisis variabel-variabel yang

mempengaruhi 31 harga pasar saham perusahaan perbankan


35

di BEJ menunjukkan bahwa EPS, ROE dan LDR secara

signifikan mempengaruhi harga pasar saham, namun untuk

CR hasilnya tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

harga pasar saham. Sedangkan pada penelitan Mabruroh

(2010) tentang manfaat dan pengaruh rasio keuangan dalam

analisis kinerja keuangan perbankan menunjukkan bahwa CAR,

NPL, ROA, ROE, LDR, BOPO, NIM secara positif dan signifikan

mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan.

Setiyawati (2010) melakukan penelitian mengenai

pengaruhLoans to Deposit Ratio (LDR), Capital Adequacy Ratio

(CAR), dan Return On Asset (ROA) terhadap harga saham pada

perusahaan perbankan yang terdaftar di BEJ dan hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa CAR dan ROA berpengaruh

positif terhadap harga saham, tetapi untuk LDR hasilnya tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap harga pasar saham.

Sedangkan Purnomo (2017) melakukan penelitian mengenai

pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham di BEJ yang

hasil penelitiannya bahwa secara parsial rasio CAR dan ROA

berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan

harga saham, sedangkan untuk rasio RORA, NIM, dan LDR

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga

saham.
36

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemempuan

manjemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara

keseluruhan (Dendawijaya, 2005:118). Semakin besar ROA

suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang

dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank

tersebut dari segi penggunaan aset maka semakin besar pula

harga sahamnya. Secara ringkas pemikiran antara kinerja

keuangan dengan perubahan harga saham digambarkan

seperti pada bagan berikut ini:

E. Hipotesis

Berdasarkan teori dan kerangka berpikir diatas, maka

diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. H1 : Terdapat pengaruh antara Capital Adequacy Ratio

(CAR), Net Interest Margin (NIM), dan Return On Assets

(ROA) secara simultan terhadap harga saham pada

perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.

2. H2 : Terdapat pengaruh antara Capital Adequacy Ratio (CAR)

terhadap harga saham pada perusahaan perbankan

yang terdaftar di BEI.

3. H3 : Terdapat pengaruh antara Net Interest Margin (NIM)

terhadap harga saham pada perusahaan perbankan

yang terdaftar di BEI.


37

4. H4 : Terdapat pengaruh antara Return On Assets (ROA)

terhadap harga saham pada perusahaan perbankan

yang terdaftar di BEI.


38

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini di lakukan pada Bursa Efek Indonesia melalui

galeri investasi Institut Bisnis dan Keuangan Nitro Makassar

yang berlokasi di Jalan Prof Dr. Abdurahman Basmalah

No.101 Makassar. Waktu Penelitian kurang lebih selama

1(satu) bulan.

B. Jenis Dan Sumber Data

1. Jenis Data

a. Data kuantitatif adalah data mengenai jumlah,

tingkatan, perbandingan, volume yang berupa angka-

angka.

b. Data kualitatif adalah data yang diperoleh dalam bentuk

catatanatau tulisan dari berbagai sumber seperti studi

pustaka, literature serta jurnal-jurnal yang berkaitan

dengan penelitian.

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa

data sekunder, yaitu data yang tidak langsung didapatkan


39

dari objek penelitian tetapi diperoleh dalam bentuk data

yang dikumpulkan diolah dan dipublikasikan oleh pihak lain

yaitu Galeri Investasi IBK NITRO Makassar brupa informasi

laporan keuangan.

C. Teknik Pengimpulan Data

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan maka penulis


menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:

1. Penelitian Kepustakaan (library recearch)

Penelitian kepustakaan yaitu pengumpulan data dengan

cara membaca literature dan bahan yang diperoleh berupa

buku-buku maupun jurnal-jurnal yang berkaitan dengan

objek penelitian

2. Penelitian Dokumentasi (documentary research)

Penelitian dokumentasi yakni teknik pengumpulan data

dengan cara mengumpul dokumen atau data yang

dibutuhkan dalam penelitian yang tersedia di Bursa Efek

Indonesia.

D. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh oerusahaan

perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

sebanyak 54 perusahaan.
40

2. Sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah

purposive sampling, dimana populasi yang akan dijadikan

sampel penelitian adalah populasi yang memenuhi kriteria

tertentu. Adapun kriteria yang di gunakan dalam sampel ini

adalah sebagai berikut:

a. Perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Tahun 2020 – 2022.

b. Perusahaan sektor perbankan yang terdaftar dalam

kategori buku 4 selama periode 2020 – 2022.

c. Perusahaan sektor perbankan yang secara lengkap

mepublikasikan laporan keuangan selama periode 2020

– 2022.

Sampel penelitian

NO Nama Perusahaan Kode emiten

1 PT. Bank Central Asia Tbk BBCA

2 PT. Bank Rakyat Indonesia BBRI

3 PT. Bank Negara Indonesia BBNI

4 PT. Bank Mandiri Tbk. BMRI

5 PT. Bank Panin Indonesia Tbk. PNBN

6 PT. Bank Danamon Indonesia Tbk. BDMN

7 PT. Bank CIMB Niaga Tbk. BNGA


41

8 PT. Bank Permata Tbk. BNLI

9 PT. Bank BTPN Tbk. BTPN

10 PT. Bank OCBC NISP Tbk. NISP

E. Devinisi Oprasional Variabel

Variabel dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Variabel Independen

Variabel independen atau variabel yang nilainya


dipergunakan untuk meramal, terdiri dari rasio CAMEL di
rumuskan sebagaiberikut:
a. Capital Adequacy Ratio (CAR)

CAR merupakan rasio equity yang di klasifikasikan

terhadap jumlah kredit yang disalurkan, yang

menunjukan kemampuan permodalan dan cadangan

yang digunakan untuk menunjang kegiatan operasi

perusahaan. Rasio ini dapat di gambarkan

sebagai berikut

𝑀𝑜 𝑑 𝑎 𝑙 𝑆 𝑒 𝑛 𝑑 𝑖 𝑟 𝑖
𝐶𝐴𝑅 𝑋 100%
𝐴 𝑇 𝑀𝑅

b. Net Profit Margin (NPM)

Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio untuk mengukur

kemampuan bank dalam menghasilkan net income

dari kegiatan operasi pokoknya.

Interest Income
42

NIM = ------------------------------------------------- x 100%


Average Interest-Earning Assets)
43

c. Return On Assets (ROA)

ROA yang juga disebut sebagai rentabilitas ekonomi

merupakan perbandingan antara net income dengan

total asset yang digunakan untuk menghasilkan laba

tersebut. Persamaanya dapat dituliskan sebagai berikut:

𝑙 𝑎 𝑏 𝑎 𝑏 𝑒 𝑟 𝑠 𝑖 ℎ
𝑅 𝑂𝐴 𝑋 100%
𝑡 𝑜 𝑡 𝑎 𝑙 𝑎 𝑘 𝑡 𝑖 𝑣 𝑎

2. Variabel Dependen (Terikat)

Variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah

harga saham. Harga saham perusahaan perbankan yang

tidak pernah dislisting maupuan baru melakukan

penawaran umum perdana antara tahun 2019-2021

F. Analisis Data

1. Analisis deskriptif

Analisis deskriptif ini digunakan untuk menjelaskan dan

menghitung angka rasio keuangan yang berkaitan dengan

Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Profit Margin (NPM),

dan Return On Asset (ROA), terhadap harga saham pada

perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui

nilai mean, nilai maksimum dan minimum serta standar


44

deviasi.

2. Uji Asumsi Klasik

Sehubung dengan pemakaian metode regresi berganda,

maka di lakukan uji normalitas sebagai berikut:

a. Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi variabel bebas dan variabel terikat keduanya

memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.

Normalitas dapat dideteksi dengan melihat grafik

histogram dan residulnya. Normalitas juga dapat dideteksi

dengan menggunakan uju Kolmogorov-smirnov. (Ghozali,

2011:160).

b. Uji Multikolinearitas

Dalam penelitian ini akan membahas Uji

Multikolinearitas.Multikolinearitas adalah suatu kondisi

dimana terjadi korelasi yang kuat diantara variabel-

variabel bebas (X) yang diikutsertakan dalam

pembentukan model regresi linier. Dapat terlihat bahwa

multikolinieritas merupakan suatu kondisi yang

menyalahi asumsi regresi linier. Dengan demikian,

multikolinieritas tidak mungkin terjadi pada rigresi linier

sederhana dimana hanya terdapat satu variabel bebas

(X).
45

c. Uji Heterokedatisitas

Model regresi yang baik adalah yang

homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Apabila varian berbeda, disebut heteroskedastisitas. Uji

heteroskedastisitas dilakukan pada model regresi untuk

menguji apakah terdapat ketidaksamaan varians dari

residual pada suatu pengamatan kepada pengamatan

lainnya (Juliandi 2014). Uji heteroskedastisitas dilakukan

dengan tujuan untuk menguji apakah terdapat

ketidaksamaan variance maupun residual dari suatu

pengamatan dari pengamatan lainnya. Uji

heteroskedastisitas ini dilakukan untuk mengetahui

apakah pada suatu model regresi terjadi

ketidaknyamanan varian dari residual pada satu

pengamatan terhadap pengamatan lainnya. Biasanya

data crossection mengandung situasi

heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data

yang mewakili berbagai ukuran kecil, sedang, dan besar

(Ghozali,2016).
46

d. Uji Auto korelasi

Suatu model regresi dapat dikatakan baik ketika

terbebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi yang dapat

muncul karena adanya observasi yang berurutan

sepanjang waktu dan saling berkaitan satu sama

lainnya (Ghozali, 2016). Permasalahan ini muncul

karena residual tidak bebas pada satu observasi ke

observasi lainnya. Uji autokorelasi bertujuan untuk

menunjukkan korelasi anggota observasi yang diurutkan

berdasarkan waktu atau ruang (Ajija, 2011). Uji

autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam

suatu model regresi linear ada korelasi antara

kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan padaAnalisis regresi berganda

Secara Sesuai judul penelitian yang ditulis yaitu

untuk menganalisis pengaruh variabel dalam penelitian ini

yang dimana variabel bebas X1 Gaya Kepemimpinn, X2

Motivasi kerja terhadap variabel terikatnya Y yaitu kinerja

Pegawai. Seperti yang dikemukakan oleh Ghozali (2018),

analisis regresi berganda dilakukan untuk mengetahui

arah dan seberapa besar pengaru variabel independen

terhadap variabel dependen. Metode analisis data regresi


47

berganda diolah melalui aplikasi SPSS (StatisticalProduct

and Service Solution).

Menurut Sugiyono (2018), penelitian ini

mengguanakan dua variabel bebas sehingga memiliki

persamaan sebagai berikut :

Y = a + b 1X 1 + b 2X 2 + B 3X 3 + e
Keterangan :
Y = Variabel kinerja karyawan

α = Konstanta

β1….β2 =Koefisien regresi terhadap

dugaanX1 = CAR

X2 = NIM

X3 = ROA

E = Error

3. Uji Hipotesis Penelitian

a. Uji signifikan simultan (uji F)

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua

variabel independen atau variabel bebas yang

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh

secara bersama-sama atau secara simultan terhadap

variabel dependen atau variabel terikat. Langkah-

langkah dalam uji F adalah sebagai berikut:


48

1. Jika Fhitung < Ftabel (k-1-n-k) maka diterima

hipotesis nol (Ho), artinya secara statistik dapat

dibuktikan bahwa semua variabel bebas (CAR,

NPM, ROA,) tidak berpengaruh terhadap perubahan

harga saham perusahaan perbankan.

2. Jika Fhitung > Ftabel (k-n-k) maka menolak

hipotesis nol (Ho) dan menerima hipotesis

alternatif (Ha), artinya secara simultan dapat

dibuktikan bahwa semua variabel bebas(CAR, NPM,

ROA,) berpengaruh terhadap perubahan harga

saham perusahaan perbankan.

3. Jika probabilitas (sig t) > α (0,05) maka Ho

diterima, artinya tidak ada pengaruh yang

signifikan dari variabel bebas terhadap variabel

terikat. Sedangkan jika probabilitas (sig t) < α (0,05)

maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh yang

signifikan dari variabel bebas terhadap variabel

terikat.
49

b. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji t)


Uji t digunakan untuk mengetahui besarnya variabel

independen terhadap variabel dependen secara parsial

c. Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Ghozali (2013) mengemukakan bahwa

koefisien determinasi (R2) bertujuan unruk mengukur

kemampuan model dalam menjelaskan perubahan

variabel independen. Dalam proses pencarian tentang

konstribusi variabel (x) terhadap variabel (Y), dihitung

dengan menentukan koefisien. Kemudian untuk

menjelaskan tingkat pengaruh gaya kepemimpinan,

pedoman determinan koefisien penjelas digunakan.Nilai

koefisien determinan adalah 0-100%, jika nilai

koefisiennya mendekati 100% berarti dependen memiliki

pengaruh yang lebih kuat terhadap variabel independen

begitu pula sebaliknya. Saat itu semakin dekat. Angka 0

berarti pengaruh variabel lemah independen terhadap

variabel dependen. Pedoman koefisien.


49

H. SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk memberikan gambaran mengenai keseluruhan penelitian ini,

maka penelitian memberikan setiap bab yang akan dibicarakan ialah sebagai

berikut :

Bab Satu, adalah bab pendahuluan. Dalam bab ini, menguraikan

tentang latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan dan

kegunaan penelitian.

Bab Dua, adalah bab tinjauan pustaka, Dalam bab ini menyampaikan

tentang landasan teori, penelitian terdahulu, kerangka konseptual, juga

hipotesis.

Bab Tiga adalah bab metode penelitian. Dalam bab ini menjelaskan

tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, Sumber data, teknik

pengumpulan data, populasi dan sampel penelitian, definisi operasional

variabel dan teknik analisis data.

Bab Empat, adalah hasil penelitian dan pembahasan yang menjelaskan

tentang gambaran umum unit penelitian, hasil penelitian dan pembahasan.

Bab Lima, adalah bab penutup yang menjelasakan kesimpulan dan

saran hasil penelitian sebagai bahan masukan.


50

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM UNIT PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan populasi perusahaan

perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2019-2021.

Berdasarkan populasi perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia tahun tersebut, penelitian ini menggunakan beberapa sampel

perusahaan yang ditentukan berdasarkan metode purposive sampling, yaitu

penentuan sampel berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Adapun kriteria yang

digunakan sebagai pengambilan sampel sebagai berikut:

a. Perusahaan sektor perbankan yang secara konsisten terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI).

b. Perusahaan sektor perbankan yang sahamnya aktif diperdagangkan di

Bursa Efek Indonesia (BEI).

c. Perusahaan sektor perbankan yang selalu menerbitkan laporan

keuangan dan memiliki kelengkapan data selama periode 2019-2021.

Berdasarkan kriteria tersebut, maka dari total populasi sebanyak 54

perusahaan. Yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh sampel berjumlah

10 perusahaan dengan periode penelitian selama 2019-2021.


50

Gambaran secara singkat mengenai perusahaan perbankan yang dipilih sebagai

sampel adalah sebagai berikut:

1. Bank BCA Tbk

Berdiri pada tahun 1957, BCA adalah bank swasta (non pemerintah)

terbesar di Indonesia saat ini dengan nilai aset sebesar 750,32 triliun rupiah

dan modal inti sebesar 122,73 triliun rupiah per Desember 2017 .BCA masuk

kedalam kategori BUKU 4 dengan modal inti diatas 30 triliun rupiah. BCA

memiliki lebih dari 17 juta rekening yang didukung oleh 1.235 kantor cabang

yang beroperasi di berbagai daerah di seluruh Indonesia. Selain memiliki

kantor cabang di Indonesia, BCA juga memiliki cabang di Hongkong dan

Singapura. Saat ini BCA memiliki delapan anak perusahaan yang bergerak

dalam enam linea bisnis yaitu BCA Finance dan CS Finance yang bergerak

pada pembiayaan bermotor , BCA Insurance dan BCA Life yang bergerak di

bidang asuransi, BCA sekuritas yang bergerak di bidang sekuritas, BCA

Syariah yang bergerak di bidang perbankan syariah, BCA Finance Ltd yang

bergerak di bidang remitansi dan Central Capital Ventura (CCV) yang bergerak

di bidang teknologi finansial dan industri finansial. Pada tahun 2017 BCA

mencatat pertumbuhan penyaluran kredit korporasi sebesar 14.5% yang

mencapai 177,3 triliun rupiah. Sektor industri yang mendapat penyaluran

kredit paling besar adalah sektor perkebunan dan pertanian sebesar 12,6%

disusul oleh sektor jasa keuangan sebesar 10,6% dan sektor pembangkit

energi dan tenaga listrik sebesar 7,3%.


51

2. Bank BRI Tbk

Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (Bank BRI) (BBRI) didirikan 16

Desember 1895. Kantor pusat Bank BRI berlokasi di Gedung BRI II Lt. 20, Jl.

Jenderal Sudirman Kav. 44-46, Jakarta 10210 – Indonesia. Saat ini, Bank BRI

memiliki 18 kantor wilayah, 1 kantor audit intern pusat, 18 kantor audit intern

wilayah, 448 kantor cabang domestik, 1 kantor cabang khusus, 579 kantor

cabang pembantu, 3 kantor cabang pembantu di luar negeri, 906 kantor kas,

5.156 BRI unit, 1.487 teras & teras keliling dan 4 teras kapal.

Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk juga memiliki 5 kantor cabang

luar negeri yang berlokasi di New York, Cayman Islands, Singapura, Timor

Leste dan Taipei, dan 1 kantor perwakilan yang berlokasi di Hong Kong.

Pemegang saham pengendali Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

adalah Pemerintah Republik Indonesia, dengan memiliki 1 Saham Preferen

(Saham Seri A Dwiwarna) dan 53,19% di saham Seri B.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BBRI

adalah melakukan usaha di bidang perbankan serta optimalisasi

pemanfaatan sumber daya yang dimiliki BRI untuk menghasilkan jasa yang

bermutu tinggi dan berdaya saing kuat untuk mendapat keuntungan guna

meningkatkan nilai perusahaan dengan menerapkan prinsip-prinsip

Perseroan Terbatas.
52

3. Bank BNI Tbk

Berdiri pada tahun 1946, BNI adalah bank milik pemerintah ketiga

terbesar di Indonesia saat ini dengan nilai aset sebesar 709,33 triliun rupiah

dan modal inti sebesar 89,77 triliun rupiah per Desember 2017. BNI masuk

kedalam kategori bank BUKU 4 dengan modal inti diatas 30 triliun rupiah.

BNI mengalami peningkatan jumlah rekening sebesar 31% dari 17 juta

rekening menjadi 22 juta rekening di tahun 2017. Saat ini BRI memiliki 200

kantor cabang dalam negeri dan 6 jaringan luar negeri yang beroperasi di

Amerika, Hongkong, Jepang, Korea Selatan, Inggris, Myanmar dan Singapura.

BRI memiliki 10 anak perusahaan dan berperan sebagai pemegang saham

mayoritas di lima anak perusahaan yaitu BNI Syariah, BNI Multifinance, BNI

Sekuritas, BNI Life Insurance dan BNI Remittance.

Pada tahun 2017, BNI mencatat pertumbuhan portofolio kredit sebesar

12.2% yang mencapai 441,3 triliun rupiah. Dari keseluruhan pinjaman yang

disalurkan, tiga sektor utama yang paling banyak menerima pinjaman pada

segmen kecil adalah sektor perdagangan, restoran dan hotel sebesar 61.5%

(34,7 triliun rupiah), sektor perindustrian sebesar 9.5% (5,4 triliun rupiah) dan

sektor jasa dunia usaha sebesar 9.5% (5,37 triliun rupiah). Sedangkan, tiga

sektor utama yang paling banyak menerima pinjaman pada segmen

menengah adalah sektor perdagangan, restoran dan hotel sebesar 33%


53

(23,22 triliun rupiah), sektor perindustrian sebesar 28.9% (20,29 trilyun rupiah)

dan sektor konstruksi sebesar 9.9% (6,98 triliun rupiah).

4. Bank Mandiri Tbk

Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari

program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah

Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah -- yaitu Bank Bumi

Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank

Pembangunan Indonesia -- dilebur menjadi Bank Mandiri, dimana masing-

masing bank tersebut memiliki peran yang tak terpisahkan dalam

pembangunan perekonomian Indonesia. Sampai dengan hari ini, Bank Mandiri

meneruskan tradisi selama lebih dari 140 tahun memberikan kontribusi

dalam dunia perbankan dan perekonomian Indonesia.

5. Bank Panin Tbk

Bank Pan Indonesia Tbk (Bank Panin / Panin Bank) (PNBN) (Bank

Panin) didirikan tanggal 14 Agustus 1971 dan memulai kegiatan usaha

komersialnya pada 18 Agustus 1971. Kantor pusat Bank Pan Indonesia Tbk

terletak di Gedung Panin Centre, Jl. Jend. Sudirman Kav 1 (Senayan), Jakarta

10270 – Indonesia. Bank Panin memiliki 57 kantor cabang di Indonesia dan 1

kantor perwakilan di Singapura.


54

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Bank Pan

Indonesia Tbk (30-Apr-2022), yaitu: Panin Financial Tbk (PNLF) (pengendali)

(46,04%) Panin Financial Tbk, dengan pengendali adalah Gunadi Gunawan,

Mu’min Ali Gunawan, Muljadi Koesumo dan Tidjan Ananto. Votraint No.

11013 Pty, Ltd, dengan pemegang saham pengendali adalah ANZ Banking

Group.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan

Bank Panin adalah menjalankan usaha bank umum di dalam maupun di luar

negeri.

Bank Panin memperoleh izin usaha sebagai bank umum dan bank

devisa masing-masing berdasarkan surat keputusan Menteri Keuangan No.

KEP-205/DDK/II/8/1971 tanggal 18 Agustus 1971 dan Surat Keputusan Bank

Indonesia No. 5/2-Kep.Dir. tanggal 21 April 1972.

6. Bank Danamon Tbk

PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon) didirikan pada tahun

1956, dan kini telah tumbuh berkembang menjadi salah satu lembaga

keuangan terbesar di Indonesia, dipandu oleh visi perusahaan yaitu “Kami

Peduli dan Membantu Jutaan Orang Mencapai Kesejahteraan”.

Danamon melayani seluruh segmen nasabah mulai dari segmen

Konsumer, UKM, dan Enterprise Banking (Komersial dan Korporasi), dengan


55

rangkaian produk dan jasa perbankan dan keuangan yang komprehensif,

termasuk layanan perbankan Syariah. Selain itu, Danamon juga menyediakan

pembiayaan otomotif dan barang-barang konsumer melalui anak perusahaan

Adira Finance.

Sebagai bagian dari MUFG Bank, bank terbesar di Jepang dan lembaga

keuangan terkemuka di dunia, Danamon dapat menggunakan kekuatan,

keahlian dan jaringan MUFG dalam melayani nasabah dan dapat bertumbuh

serta memberikan nilai jangka Panjang kepada seluruh pemangku

kepentingan.

Danamon mengoperasikan jaringan distribusi yang ekstensif dari Aceh

hingga Papua dengan lebih dari 879 kantor cabang dan gerai pelayanan terdiri

dari kantor cabang konvensional, unit Syariah, dan jaringan cabang Adira

Finance dan Adira Insurance. Melalui struktur jaringan cabang, Danamon

memberikan penawaran produk secara terintegrasi sehingga meningkatkan

kualitas pelayanan terhadap nasabah.

7. Bank CIMB Niaga Tbk

CIMB Niaga berdiri pada tanggal 26 September 1955 dengan nama

Bank Niaga. Pada dekade awal berdirinya, fokus utama adalah pada

membangun nilai-nilai inti dan profesionalisme di bidang perbankan. Sebagai

hasilnya, Bank Niaga dikenal luas sebagai penyedia produk dan layanan

berkualitas yang terpercaya. Di tahun 1987, Bank Niaga membedakan dirinya

dari para pesaingnya di pasar domestik dengan menjadi Bank yang pertama
56

menawarkan nasabahnya layanan perbankan melalui mesin ATM di Indonesia.

Pencapaian ini dikenal luas sebagai masuknya Indonesia ke dunia perbankan

modern. Kepemimpinan Bank dalam penerapan teknologi terkini semakin

dikenal di tahun 1991 dengan menjadi yang pertama memberikan

nasabahnya layanan perbankan online.

Bank Niaga menjadi perusahaan terbuka di Bursa Efek Jakarta dan

Bursa Efek Surabaya (kini Bursa Efek Indonesia/BEI) pada tahun 1989.

Keputusan untuk menjadi perusahaan terbuka merupakan tonggak bersejarah

bagi Bank dengan meningkatkan akses pendanaan yang lebih luas. Langkah

ini menjadi katalis bagi pengembangan jaringan Bank di seluruh pelosok

negeri.

Pemerintah Republik Indonesia selama beberapa waktu pernah

menjadi pemegang saham mayoritas CIMB Niaga saat terjadinya krisis

keuangan di akhir tahun 1990-an. Pada bulan November 2002, Commerce

Asset-Holding Berhad (CAHB), kini dikenal luas sebagai CIMB Group Holdings

Berhad (CIMB Group Holdings), mengakuisisi saham mayoritas Bank Niaga

dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Di bulan Agustus 2007

seluruh kepemilikan saham berpindah tangan ke CIMB Group sebagai bagian

dari reorganisasi internal untuk mengkonsolidasi kegiatan seluruh anak

perusahaan CIMB Group dengan platform universal banking.

Dalam transaksi terpisah, Khazanah yang merupakan pemilik saham

mayoritas CIMB Group Holdings mengakuisisi kepemilikan mayoritas


57

LippoBank pada tanggal 30 September 2005. Seluruh kepemilikan saham ini

berpindah tangan menjadi milik CIMB Group pada tanggal 28 Oktober 2008

sebagai bagian dari reorganisasi internal yang sama.

8. Bank Permata Tbk

PT Bank Permata Tbk. dahulu bernama PT Bank Bali Tbk. yang

didirikan pada 17 Desember 1954.Perusahaan kemudian mencatatkan

sahamnya di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham BNLI pada 15

Januari 1990.

Nama Bank Permata dibentuk dari penggabungan PT Bank Bali Tbk,

PT Bank Universal Tbk., PT Bank Patriot, PT Bank Prima Express, PT Bank

Artamedia pada 2002. Standard Chartered Bank dan PT Astra International

Tbk. lalu mengambil alih PermataBank pada 2004.

Setelah melalui proses panjang, Bank Permata mencatat sejarah baru

pada Mei 2020 melalui transaksi akuisisi yang dilakukan Bangkok Bank Public

Company Limited (Bangkok Bank). Bangkok Bank resmi menjadi pemegang

saham pengendali Bank Permata setelah mengambil alih 89,12% saham yang

dimiliki Standard Chartered Bank dan Astra Internasional.

9. Bank BTPN Tbk

Bank BTPN Tbk (d/h Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk) (BTPN)

didirikan 16 Februari 1985. Kantor pusat Bank BTPN Tbk beralamat di Menara

BTPN CBD Mega Kuningan, Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Kav. 5.5-5.6,

Jakarta 12950 – Indonesia. Bank BTPN memiliki 73 kantor cabang utama,


58

234 kantor cabang pembantu dan 51 kantor fungsional.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Bank BTPN Tbk (28-

Feb-2023), yaitu: Sumitomo Mitsui Banking Corporation (pengendali) dengan

persentase kepemilikan sebesar 92,43%.

Pemilik manfaat sebenarnya (ultimate beneficial owner) Bank BTPN

Tbk adalah Sumitomo Mitsui Financial Group melalui Sumitomo Mitsui

Banking Corporation.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan

BTPN adalah melakukan kegiatan usaha di bidang jasa bank umum termasuk

melakukan penyertaan modal pada bank yang melaksanakan kegiatan usaha

berdasarkan prinsip syariah, sesuai dengan undang-undang dan peraturan

yang berlaku di Indonesia. Usaha perbankan syariah dijalankan oleh anak

usaha, yakni Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) (sebelumnya PT Bank Tabungan

Pensiunan Nasional Syariah).

Bank BTPN memperoleh izin sebagai bank umum pada tanggal 22

Maret 1993 dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dan izin sebagai bank

devisa pada 22 Desember 2015 dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

10. Bank OCBC NISP Tbk

Bank OCBC NISP merupakan salah satu bank terkemuka di Indonesia.

Didirikan sejak tanggal 4 April 1941, bank ini merupakan bank tertua keempat

di Indonesia. Pada awal berdirinya, bank ini bernama NV Nederlandsch

Indische Spaar En Deposito Bank. Bank ini merupakan salah satu bank yang
59

telah berkembang dengan pesat sejak awal berdirinya. Fokus utama bank ini

terutama pada sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Pada tahun 1967,

bank yang lebih dikenal dengan nama Bank NISP ini kemudian secara resmi

menjadi bank komersial. Beberapa tahun kemudian bank diberi kepercayaan

untuk menjadi bank devisa sejak tahun 1990. Perkembangan operasional

bank semakin cepat seiring dengan status perusahaan yang menjadi

perusahaan terbuka dengan mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia

pada tahun 1994.

Saat krisis keuangan melanda Asia di era tahun 1990-an dan beberapa

perusahaan di Indonesia terkena dampaknya, bank ini mampu melewatinya

dengan baik. Saat sektor perbankan terjadi penurunan karena tidak adanya

dukungan obligasi rekapitulasi dari pemerintah, Bank OCBC NISP dapat

membuktikan kesolidan-nya menjadi bank terpadu dengan terus melanjutkan

penyaluran kredit setelah krisis. Ini merupakan salah satu bukti pertumbuhan

bank yang semakin tinggi. Selain itu, Bank OCBC NISP juga berhasil menarik

perhatian salah satu bagian dari Grup Bank Dunia yakni International Finance

Corporation (IFC) untuk menanamkan sahamnya dari tahun 2001 hingga

2010. Hal ini terjadi karena Bank OCBC NISP telah mampu menciptakan

reputasi yang baik serta berhasil menjanjikan pertumbuhan yang signifikan.

Tak hanya itu, OCBC Bank yang berbasis di Singapura juga mulai

menanamkan sahamnya di Bank OCBC NISP yang kemudian menjadi

pengendali saham dengan melakukan akuisisi sejak tahun 2004. Saat ini
60

OCBC Bank Singapura merupakan pemegang saham mayoritas bank yakni

sebesar 85.06%.

B. HASIL PENELITIAN

1. Deskripsi Variabel

a. Nim (Net Interest Margin)

Data Penelitian diperoleh dari situs resmi masing-masing laporan

keuangan bank indonesia. :

Tabel 4.1
Data nim masing-masing bank 2019-2021
(Dinyatakan dalam persen)

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan inflasi dalam periode pengamatan

mengalami fluktuasi. Inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2019 pada bulan

Agustus sebesar 3.49%, sedangkan inflasi dengan persentase rendah terjadi

pada tahun 2021 adalah sebesar 1.06% yang terjadi pada bulan September.

b. Kurs

Data Penelitian kurs diperoleh dari situs resmi Bank Indonesia periode

2019-2021. Perkembangan kurs disajikan dalam tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2
Perkembangan Kurs (Nilai Tukar)
Periode 2019-2021
(Dinyatakan dalam Rupiah)

Bulan KURS
61

2019 2020 2021


Januari 14.072 13.662 14.084
Februari 14.062 14.234 14.229
Maret 14.244 16.367 14.572
April 14.215 15.157 14.468
Mei 14.385 14.737 14.310
Juni 14.141 14.302 14.496
Juli 14.026 14.653 14.491
Agustus 14.237 14.554 14.374
September 14.174 14.918 14.307
Oktober 14.008 14.690 14.199
November 14.102 14.128 14.340
Desember 13.901 14.105 14.269
Sumber:https//www.bi.go.id

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan kurs dalam periode pengamatan

mengalamai fluktuasi. Kurs dengan harga tertinggi terjadi pada bulan Maret

2020 yaitu Rp. 16.367, sedangkan kurs dengan harga paling rendah adalah

sebesar Rp. 13.662 yang terjadi pada bulan januari 2020.

c. Dividen

Data Penelitian diperoleh dari situs resmi KSEI (Kustodian Sentral Efek

Indonesia). Yang dimana sampel penelitian yang secara kriteria memenuhi

syarat yang dimana perusahaan memberikan dividen secara konsisten sesuai

periode yang ditetapkan. Dengan data nya sebagai berikut:

Tabel 4.3
Daftar Perusahaan Sektor Industri Konsisten
Memberikan Dividen dalam periode 2019-2021
(Dinyatakan dalam Rupiah)

No Nama Perusahaan Emiten 2019 2020 2021


62

1 Hexindo adiperkasa Tbk HEXA 508 546 1197


2 Impack pratama industri Tbk IMPC 10 10 6
3 Mark dynamics indonesia Tbk MARK 7 7 15
Supreme cable manufacturing & Commerce
4 SCCO 350 500 300
Tbk
5 Superkrane mitra utama Tbk SKRN 25 60 10
6 Surya toto indonesia Tbk TOTO 3 3 5
7 United tractors Tbk UNTR 408 171 335
8 Astra Graphia Tbk ASGR 25 5 7
9 Jasuindo tiga perkasa Tbk JTPE 30 30 15
10 Astra international Tbk ASII 57 27 45
Sumber:https//www.ksei.co.id

Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan seluruh sampel secara konsisten

memberi dividen kepada pemegang saham yang yang telah terdaftar disetiap

perusahaan yang ada. Namun, dengan pemberian dividen terbesar dari 10

sampel perusahaan Sektor Industri yang telah ditetapkan ialah PT. Hexindo

Adiperkasa Tbk.

d. Harga Minyak Dunia (WTI)

Data Penelitian diperoleh dari website resmi Databooks, yang dimana

periode yang digunakan tahun 2019-2021. Perkembangan harga minyak

dunia dalam penelitian ini diambil salah satu contoh minyak, yaitu WTI (West

Texas Intermediate).

Tabel 4.4
Daftar Harga Minyak Dunia (WTI)
(Dinyatakan dalam Dollar USD/Barrel)
HARGA MINYAK DUNIA (WTI)
Bulan
2019 2020 2021
63

Januari 53,79 51,56 51,98


Februari 57,22 44,76 61,50
Maret 60,14 20,48 59,16
April 63,91 18,84 63,48
Mei 53,50 35,49 66,96
Juni 58,47 39,27 73,47
Juli 58,58 40,27 73,95
Agustus 55,10 42,61 68,50
September 54,07 40,22 75,03
Oktober 54,18 35,79 83,57
November 55,17 45,34 66,18
Desember 61,06 48,19 76,99
Sumber: https://databoks.katadata.co.id

Berdasarkan tabel 4.4 harga minyak dunia WTI mrngalami perubahan

harga yang bersifat berfluktuasi. Yang dimana harga tertinggi terjadi pada

tahun 2021 bulan Oktober dengan harga $ 83.57 dollar per barrel. Dan, harga

terendah terjadi pada tahun 2020 bulan April dengan harga $ 18,84 per barrel.

e. Harga Saham Perusahaan Industri

Data Penelitian harga saham diperoleh dari situs resmi Idx.co.id.

Perkembangan harga saham ditunjukkan dalam bentuk tabel 4.5

perkembangan saham perusahaan industri ialah sebagai berikut:


64

Tabel 4.5
Perkembangan harga saham
Periode 2019-2021
(Dinyatakan dalam Rupiah)

Harga Saham
Bulan
2019 2020 2021
Januari 912 887 959
Februari 882 759 932
Maret 872 580 938
April 817 762 958
Mei 761 746 971
Juni 777 722 958
Juli 837 752 926
Agustus 884 760 995
September 852 710 1.081
Oktober 917 762 1.081
November 929 863 1.029
Desember 978 921 1.037
Sumber:www.idx.co.id/www.bps.co.id

Berdasarkan tabel 4.5 rata- rata harga saham mengalami fluktuasi,

dimana harga saham tertinggi pada bulan September-Oktober 2021 secara

konsisten memiliki nominal yang sama dan harga saham yang terendah

adalah bulan Maret 2020.

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas
65

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

variabel bebas dan variabel terikat keduanya memiliki distribusi data normal

atau mendekati normal.

Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas

Sumber: data diolah spss

Berdasarkan gambar 4.1 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa data

terdistribusi normal, karena terlihat titik-titik data menebar disekitar garis diagonal,

serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal.

b. Uji Autokorelasi

Sebuah model regresi yang baik adalah tidak terdapat autokorelasi (residual
66

saling independen). Nilai uji yang dihasilkan oleh uji statistik uji Durbin-Watson (D-W)

berkisar berkisar antara -2 hingga +2 sebagai pedoman umum

Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi

Adjusted R Std. Error of Durbin-


Model R R Square
Square the Estimate Watson

1 .875a .766 .736 5.876.324 .976


a. Predictors: (Constant), Hmd, Dividen, Inflasi, Kurs
b. Dependent Variable: Harga saham
Sumber: data diolah spss

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan nilai D-W sebesar 0.976. Karena

angka D-W berada antara -2 sampai +2, hal ini berarti tidak terdapat

autokorelasi antara variabel independen.

c. Uji Multikorelasi

Uji multikorelasi dilakukan untuk menguji apakah model regresi

memiliki korelasi antara variabel bebas. Cara untuk memastikan adanya

multikoliniearitas adalah dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF).

Apabila nilai VIF >10, terjadi multikolinieartitas. Sebaliknya, jika VIF < 10, maka

tidak terjadi multikoliniearitas.

Tabel 4.7
Hasil Uji Multikorelasi
67

Collinearity Statistics
Model
Tolerance VIF
(Constant)
INFLASI .857 1.166
1 KURS .630 1.587
DIVIDEN .986 1.014
HMD .603 1.659
a. Dependent Variable: Harga saham
Sumber: data diolah spss

Berdasarkan tabel 4.7 hasil perhitungan nilai VIF menunjukkan variabel

independen memiliki nilai VIF kurang dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa

tidak ada multikoliniearitas antar variabel independen dalam model regresi

penelitian ini.

d. Uji Heteroskedastisitas

Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas, dapat dilakukan

dengan menggunakan scatterplot ialah sebagai berikut:

Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas
68

Sumber: data diolah spss

Berdasarkan gambar 4.2, hasilnya menunjukkan bahwa dalam

persamaan regresi tidak terdapat heteroskedastisitas. Hal ini terlihat pada

titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola tertentu

yang jelas. Maka, dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terjadi

heteroskedastisitas.

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Teknik analisis regresi linier berganda untuk memperoleh gambaran

mengenai pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Tabel 4.8
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
69

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model t Sig.

Std.
B Beta
Error

(Constant) 1.481.717 443.331 3.342 .002

INFLASI -31.191 14.178 -.206 -2.200 .035


1 KURS -.057 .028 -.222 -2.034 .051
DIVIDEN -.035 .040 -.076 -.870 .391
HMD 5.192 .874 .665 5.943 .000
a. Dependent Variable: Harga saham
Sumber: data diolah spss

Pada tabel 4.8 dapat dirumuskan suatu persamaan regresi dengan

hasil sebagai berikut:

Y = 1.481.717 + 31.191 X1 + 0.057 X2 + 0.035 X3 - 5.192 X4

Dari persamaan tersebut, hasil regresi dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Nilai konstanta sebesar 1.481.717 yang diartikan bahwa jika tidak ada

pengaruh dari variabel independen, maka harga saham akan meningkat

sebesar 1.481.717.

b. Koefisien regresi variabel inflasi (X1) ialah negatif 31.191 yang artinya

bahwa inflasi berpengaruh negatif terhadap harga saham perusahaan

industri. Jika terjadi peningkatan inflasi sebesar 1 tingkatan maka terjadi

penurunan harga saham sebesar 31.191

c. Koefisien regresi dari variabel kurs (X2) adalah negatif 0.057 yang

artinya bahwa kurs berpengaruh negatif terhadap harga saham. Jika


70

terjadi peningkatan kurs sebesar 1 tingkatan maka terjadi penurunan

harga saham sebesar 0.057

d. Koefisien regresi dari variabel dividen (X3) adalah negatif 0.035 yang

berarti dividen berpengaruh negatif terhadap harga saham perusahaan

industri.

e. Koefisien regresi dari variabel dari variabel harga minyak dunia WTI (X4)

adalah positif 5.192 yang berarti bahwa harga minyak dunia

berpengaruh positif terhadap harga saham. Jika terjadi peningkatan

harga minyak dunia sebesar 1 tingkatan maka terjadi peningkatan harga

saham perusahaan industri sebesar 5.192.

3. Uji Hipotesis

a. Koefisisen Determinasi

R2 memiliki nilai antara 0sampai dengan 1 atau (0 ≤ R2 ≤ 1). Semakin

besar angka yang ditunjukkan pada R2, semakin besar pengaruh variabel

bebas terhadap variabel terikat. Di sisi lain, semakin kecil angka yang

menunjukkan R2, semakin kecil pengaruh variabel bebas terhadap variabel

terikat.
71

Tabel 4.9
Hasil Uji Koefisien Determinasi

Adjusted R Std. Error of


Model R R Square
Square the Estimate

1 .875a .766 .736 5.876.324

a. Predictors: (Constant), Hmd, Dividen, Inflasi, Kurs


b. Dependent Variable: Harga saham
Sumber: data diolah spss

Berdasarkan tabel 4.9 diperoleh nilai koefisien determinasi (Rsquare)

sebesar 0.766 atau sama dengan 76 %. Hal ini memperlihatkan bahwa

sebesar 76% variabel indeks harga saham industri dapat dijelaskan oleh

variasi dari variabel independen.

b. Uji t

Pengujian ini dilakukan dengan uji –t untuk mengetahui tingkat

signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen sebagai

berikut:

Tabel 4.10
Hasil Uji t Parsial

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model t Sig.

Std.
B Beta
Error
1
(Constant) 1.481.717 443.331 3.342 .002

INFLASI -31.191 14.178 -.206 -2.200 .035


KURS -.057 .028 -.222 -2.034 .051
DIVIDEN -.035 .040 -.076 -.870 .391
72

HMD 5.192 .874 .665 5.943 .000


a. Dependent Variable: Harga saham
Sumber: data diolah spss

1) Uji Varaibel Inflasi

Nilai koefisien regresi inflasi adalah negatif 31.191 dan nilai

signifikansinya adalah 0.035 yang lebih dari 0.05. ini artinya inflasi

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perubahan harga saham sektor

industri.

2) Uji Variabel Kurs

Nilai koefisien regresi kurs adalah negatif 0.057 dan nilai

signifikansinya adalah 0.051 yang lebih dari 0.05. ini artinya kurs berpengaruh

negatif dan tidak signifikan terhadap perubahan harga saham sektor industri.

3) Uji Variabel Dividen

Nilai koefisien regresi dividen adalah negatif 0.035 dan nilai

signifikansinya adalah 0.391 yang dimana lebih dari 0.05. ini artinya dividen

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham sektor

industri

4) Uji Variabel Harga Minyak Dunia WTI

Nilai koefisien regresi harga minyak dunia jenis WTI adalah positif

5.192 dan nilai signifikansinya adalah 0.000 yang kurang dari 0.05. ini artinya

harga minyak dunia yang diaman ditelusuri jenis WTI (West Texas

Intermediate) berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan harga

saham sektor industri.


73

C. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis diatas menunjukkan bahwa secara simultan

terdapat pengaruh yang signifikan variabel inflasi, kurs, dividen, dan harga

minyak dunia terhadap harga saham sektor industri yang terdapat di bursa

efek indonesia.

1. Pengaruh Inflasi terhadap perubahan harga saham perusahaan sektor

industri

Hasil pengujian terhadap variabel inflasi terbukti berpengaruh negatif

terhadap harga saham perusahaan sektor industri. Hal ini berarti tinggi

rendahnya inflasi mampu mempengaruhi indeks harga saham sektor industri.

Inflasi yang tinggi akan berdampak naiknya harga-harga secara umum,

dan ini berdampak pada melonjakkan biaya modal perusahaan, sehingga

perusahaan akan mengalami persaingan investasi yang artinya adanya

kecenderungan investor berinvetasi di pasar uang dan tentunya dapat

mengakibatkan harga saham di pasar modal mengalami penurunan secara

signifikan.

2. Pengaruh Kurs terhadap perubahan harga saham perusahaan sektor

industri

Hasil pengujian pada variabel kurs terbukti berpengaruh negatif

terhadap harga saham perusahaan sektor industri. Adanya penurunan nilai

tukar Dollar terhadap Rupiah mununjukkan semakin membaiknya keadaan

perekonomian
74

Perubahan satu variabel makro ekonomi memiliki dampak yang

berbeda terhadap harga saham, yaitu suatu saham dapat terkena dampak

positif sedangkan saham yang lainnya terkena dampak negatif. Meningkatnya

nilai tukar rupiah terhadap dollar (rupiah melemah/terdepresiasi)

menandakan bahwa faktor fundamental perekonomian indonesia tidak lebih

kuat dan prospek perekonomian indonesia mengalami penurunan. Hali ini

tentunya menambah risiko bagi investor apabila hendak berinvestasi di bursa

saham indonesia. di indonesia.

3. Pengaruh Dividen terhadap perubahan harga saham perusahaan sektor

industri

Hasil pengujian pada variabel dividen berpengaruh negatif terhadap

harga saham perusahaan sektor industri. Jadi, pemberian dividen yang

dilakukan setiap perusahaan mampu mempengaruhi harga saham sektor

industri.

4. Pengaruh Harga Minyak Dunia terhadap perubahan harga saham

perusahaan sektor industri

Hasil pengujian pada variabel harga minyak dunia berpengaruh positif

terhadap harga saham sektor industri. Hasil ini menunjukkan pergerakkan

komoditi, khusus nya minyak dunia tidak mampu mempengaruhi tingkat

harga saham sektor industri.


75
79

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya dapat

ditarik kesimpulan hipotesis sebagai berikut:

1. Tingkat inflasi berpengaruh negatif terhadap perubahan harga saham

sektor industri. Artinya inflasi yang terjadi selama rentang waktu 2019-2021

mampu mempengaruhi perubahan harga saham sektor industri. Kondisi

tersebut muncul dikarenakan tingkat inflasi di indonesia termasuk ringan bagi

sektor perusahaan diluar industri. Tapi masuk dibagian sektoir industri inflasi

mampu mempengaruhi tingkat harga saham sektor industri itu sendiri.

2. Kurs rupiah (US$/Rp) berpengaruh negatif terhadap harga saham sektor

industri rentang waktu 2019-2021 akan menyebabkan turunnya harga saham

sektor industri di Bursa Efek Indonesia. Hal tersebut terjadi karena semakin

menguatnya nilai tukar (USD/Rp) akan berdampak bagi para penanam modal

tidak tertarik untuk berinvestasi dibidang industri.


80

3. Dividen berpengaruh negatif terhadap harga saham sektor industri. Artinya

pemberian dividen yang dilakukan setiap perusahaan mampu mempengaruhi

harga saham sektor industri. Sekiranya, setiap perusahaan harus memulai

konsisten dalam pembagian dividen bagi pemegang saham atau pemilik

investasi diperusahaan yang mereka pakai untuk berinvestasi.

4. Harga minyak dunia berpengaruh positif terhadap harga saham sektor

industri. Artinya, harga minyak dunia dan pergerakkan pasar komoditi sangat

mempengaruhi harga saham sektor industri rentang waktu 2019-2021. Maka

dari itu apabila harga komoditi khusus nya kelas minyak dunia mengalami

kelonjakkan tinggi maka membuat biaya kerja naik dan dapat berpeluang

membuat para calon investor kurang tertarik dalam berinvestasi dalam

perusahaan sektor industri.


81

B. SARAN

1. Bagi investor yang akan menanamkan modal investasinya pada

perusahaan sektor industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

sebaiknya harus benar-benar teliti dalam menganalisa saham

sehingga mendapatkan keuntungan sesuai yang diharapkan sebagai

target awal dalam mencapai keuntungan yang diinginkan.

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian dengan

menambahkan variabel ekonomi makro yang lebih bervariasi dan yang

lebih relevan, dan melihat setiap faktor fundamental yang ada

diperusahaan. Seperti, kinerja keuangannya seperti apa dan faktor yang

bersifat internal nya yang lain. Sehingga, tidak hanya melihat dari sudut

eksternal seperti peristiwa makro ekonomi lainnya.


82

DAFTAR PUSTAKA

Agung Setiawan. (2013). “Pengaruh Disiplin Kerja Dan Motivasi


Terhadap Kinerja Karyawan Pada Rumah Sakit Umum
Daerah Kanjuruan Malang”. Jurnal Ilmu Manajemen. Vol 1,
No 4; Juli 2013.

Agus Sartono. (2010). Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi.


Edisi 4.Yogjakarta: BPFE

Algifari. (2010). Analisis Teori Regresi. Yogyakarta: BPFE.

Altman, EI. (2010), Financial Ratios, Discriminant Analysis, and


The Prediction of

Ajija, Shochrul. R. et al. 2011. Cara Cerdas Menguasai Eviews.


Jakarta: Salemba Empat.

Andi Aspar Ramadhana (2018). Pengaruh Kinerja Keuangan


Terhadap Harga Saham. Jurnal organisasi dan manajemen

Arifin, A. (2010). Membaca Saham. Yogyakarta: ANDI. Corporate


Bankcrupcty, Journal of finance.

Astuti, Dewi, (2010). Manajemen Keuangan Perusahaan, Jakarta:


Ghalia Indonesia.

Azuar Juliandi, Irfan, dan Saprina Manurung. (2014). Metodologi


Penelitian Bisnis: Konsep dan Aplikasi. Medan: UMSU Press.

Brigham, Eugene F. Dan J.F. Houston. (2010). Dasar-Dasar


Manajemen Keuangan. Edisi 11. Jakarta: Salemba Empat.

Darmadji Tjiptono dan Hendry M. Fakhruddin (2011), Pasar Modal


Indonesia, Edisi Ketiga, Salemba Empat, Jakarta.

Darmadji, T dan H. M. Fakhruddin. (2012). Pasar Modal di


Indonesia,Edisi 3, Salemba Empat. Jakarta.

Dendawijaya, Lukman. (2010). Manajemen Perbankan. Jakarta:


GhaliaIndonesia.

Fachrudin, Khaira Amalia. 2011. Analisis Kesulitan Keuangan


Perusahaan–Studi pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Tahun 1995-2005, Disertasi,
Program Pascasarjana, Fakultas Ekonomi. Universitas
Brawijaya. Malang
83

Fahmi, Irham. (2012). “Analisis Kinerja Keuangan” , Bandung:


Alfabeta. Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate
dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi.
Semarang: Badan PenerbitUniversitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program


IBM SPSS 23 (Edisi 8). Cetakan ke VIII. Semarang : Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.

Hadi, Nor. (2013). Pasar Modal (Acuan Teoritis dan Praktis


Investasi diInstrumen Keuangan Pasar Modal). Yogyakarta:
Graha Ilmu.

Juliandi, A. 2014. Metodologi penelitian Bisnis, Medan : Umsu Pers.

Mabruroh Vicky, Riswan, dan Lestari Sri. 2010. Pengaruh Price


Earning Ratio, Leverage, Dividend Payout Ratio, Profitabilitas
Dan Cash Holding Terhadap Nilai Perusahaan Pada
Perusahaan Non-Keuangan Yang Terdaftar Dalam Indeks
LQ45. Politeknik Tegal Harapan Bersama. Vol 4. No 1 (2010).

Made Dimas Sanjaya (2014) pengaruh kinerja keuangan yang


listing diBEI.Universitas diponegoro semarang 2014

Martalena, dan Malinda. 2011. Pengantar Pasar Modal. Edisi


Pertama.Yogyakarta : Andi.

Munawir. 2010. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.

Purnomo Setiady dan Usman Husaini. (2017). Metodologi


PenelitianSosial. Jakarta; PT. Bumi Aksara.

Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi: Teori dan


Aplikasi. Edisi 1. Kanisius. Yogyakarta.

Sartono, Agus. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi


4. Yogyakarta : BPFE.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.

Widoatmodjo, Sawidji. 2011. Cara Sehat Investasi di Pasar Modal.


Edisi Revisi. Jakarta: PT. Jurnalindo Aksara Grafika.

Zuliarni, Sri 2012. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga


Saham Pada Perusahaan Mining and Mining Service di Bursa
Efek Indonesia (BEI). Jurnal Aplikasi Bisnis Vol. 3 No. 1,
Oktober 2012.
84
Martalena, dan Malinda. (2011). Pengantar Pasar Modal. Edisi
Pertama.Yogyakarta :Andi.

Munawir, S. (2010). Analisis laporan Keuangan Edisi keempat.


Cetakan Kelima Belas. Yogyakarta: Liberty

Riyadi, Slamet. (2010). Banking Asets and Liability Management.


Jakarta:Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.

Sri Murni dan cristin oktavia Tumandung. Analisis Pengaruh


Kinerja Keuangan terhadap harga saham pada perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2011-
2015

Sri Zuliarni 2012.Pengaruh kinerja keuangan terhadap harga


saham pada perusahaan mining and mining service. jurnal
aplikasi bisnis universitas Riau.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan


R&D. Bandung :Alfabeta, CV.

Tandelilin, Eduardus. (2010). Portofolio dan Investasi: Teori dan


Aplikasi.
Edisi 1. Kanisius. Yogyakarta.

Widoatmodjo, Sawidji. (2012). Cara Sehat Investasi di Pasar


Modal. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Jurnalindo Aksara Grafika.

Zuliarni, Sri. (2012). “Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Harga


Saham pada Perusahaan Mining and Mining Service di
Bursa Efek Indonesia (BEI)”. Jurnal Aplikasi Bisnis Vol. 3 No.
1, Oktober 2012. Hal 37-40. UniversitasRiau.

Anda mungkin juga menyukai