Anda di halaman 1dari 10

Volume 1 No.

1
Februari 2020
e-ISSN : 2721-9062
JURNAL MUHAMMADIYAH
MANAJEMEN BISNIS
Website:
jurnal.umj.ac.id/index.php/JMMB
Email : jmmb.febumj@gmail.com
jmmb@umj.ac.id

ANALISIS FAKTOR FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL


TERHADAP HARGA SAHAM SUBSEKTOR TRANSPORTASI DAN
ENERGI DI BEI
Ratna Sari Dewi1*, Dede Yusuf Rangkuti2,
1
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah,
Jl Garu IIA No. 93, Medan, 20147

*rsdewilubis@gmail.com

Diterima: 5 Februarai 2020 Direvisi: 10 Februari 2020 Disetujui: 13 Februari 2020


DOI : 10.24853/jmmb.1.1.47-56
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Faktor Fundamental dan Teknikal terhadap Harga
Saham subsektor Transportasi dan Subsektor Energi di Bursa Efek indonesia tahun 2016-2018.
Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif Kuantitatif. populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh perusahaan subsektor Transportasi dan subsektor Energi yang terdaftar dibursa efek indonesia
tahun 2016-2018 dengan tehnik pengambilan sampel puposive sampling. data yang digunakan dalam
penelitian ini merupakan data sekunder yang didasarkan pada pengumpulan data laporan keuangan
perusahaan subsektor Transportasi dan Subsektor Energi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2016-2018. Analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa : 1) Current Ratio (CR) dan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap harga saham, 2) Return On Asset (ROA) dan Volume Perdagangan berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap harga saham, 3) Indeks Harga saham gabungan (IHSG)
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham.

Kata Kunci : Harga Saham, Return On Asset (ROA), Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio
(DER), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

ABSTRACT

The objective of the research was to examine the influence of fundamental and technical factors on the
stock prices of the transportation and energy subsectors on Indonesia Stock Exchanger in 2016- 2018.
This research was quantitative descriptive. The population in this research was all of transportation
and energy subsectors listed in the Indonesia stock Exchanger in 2016-2018 with puposive sampling
technique. The data used in this research was secondary data based on the collection of financial
report data from the transportation and energy Subsectors companies listed on the Indonesia stock
Excanger in 2016-2018. Data analysis used multiple linear regression analylis. The results of this
research indicated that: 1) Current Ratio (CR) and Debt to Equity Ratio (DER) had a positive and
significant effect on stock prices, 2) Return on Assets (ROA) and And Trading Volume had a positive
and not significant effect on stock prices, 3) The composite stock prices index (CPSI) had a negative
and not significant effect on stock prices.

Keywords: Stock prices, Return On Assets (ROA), Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER),
Composite Stock Prices Index (CSPI)

43
Jurnal Muhammadiyah Manajemen Bisnis Volume 1 No.1 Februari 2020
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/JMMB e-ISSN : 2721-9062
p-ISSN : 2716-4152

PENDAHULUAN buku, nilai pasar dan nilai instrinsik saham.


Era integrasi global saat ini investasi Nilai buku merupakan nilai yang di hitung
merupakan salah satu faktor yang paling berdasarkan pembukuan perusahaan penerbit
penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu saham (emiten). Nilai pasar adalah nilai saham
negara. Investasi sendiri secara garis besar di pasar yang di tunjukkan oleh harga saham
digolongkan menjadi dua yaitu investasi tersebut di pasar. Nilai instrinsik atau dikenal
financial dan investasi riil. Wahana investasi sebagai nilai teoritis adalah nilai saham yang
yang popular saat ini bagi para investor adalah sebenarnya atau seharusnya terjadi.
investasi financial, karena investasi financial Harga saham suatu perusahaan
dinilai cukup praktis dan mudah. Keuntungan mencerminkan nilai perusahaan di mata
dalam investasi financial di antaranya adalah masyarakat juga baik dan begitu juga
dana yang di investasikan cukup likuid dan sebaliknya. Perusahaan yang go public selalu
bisa ditarik setiap saat, mudah menghindar dari mempunyai tujuan yang bersifat normatif yaitu
tekanan krisis global kapan saja. Investor dapat memaksiman kemakmuran dan kesejahteraan
melakukan investasi financial pada pasar ekonomi para pemegang saham. Tujuan
modal dan pasar uang. normatif tersebut tidak mudah dicapai karena
Keberadaan pasar modal memberikan hampir setiap hari terjadi naik turunnya harga
manfaat yang luas bagi perekonomian melalui saham yang menggambarkan perubahan harga
perkembangan investasi disuatu negara. saham yang ada di bursa efek indonesia.
Investasi yang tumbuh dan berkembang pesat Investor dalam berinvestasi di pasar
pada akhirnya akan menjadi motor penggerak modal memerlukan pertimbangan-
perekonomian. Pasar modal adalah kegiatan pertimbangan yang matang. Informasi yang
yang bersangkutan dengan penawaran umum, akurat diperlukan untuk mengetahui
perdagangan efek, perusahaan publik yang sejauhmana hubungan antara faktor-faktor
berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, yang menjadi penyebab fluktuasi harga saham
serta lembaga dan profesi yang berkaitan perusahaan yang akan dibeli. Dengan
dengan efek. Perkembangan pasar modal di mengetahui pengaruh faktor tersebut, investor
indonesia mengalami perkembangan yang dapat memilih strategi untuk memilih
cukup pesat, baik dalam bentuk saham maupun perusahaan yang benar-benar di anggap sehat
dalam instrumen hutang. Investor dalam sebagai tempat menanamkan modalnya.
menanamkan dananya di pasar modal tidak Banyak faktor yang dapat mempengaruhi harga
hanya bertujuan dalam jangka pendek tetapi saham suatu perusahaan, baik yang datang dari
bertujuan untuk memperoleh pendapatan eksternal maupun dari lingkungan internal
dalam jangka panjang. Investor yang perusahaan itu sendiri. Melvilius (2014)
menanamkan dananya di pasar modal harus mengatakan bahwa ”semakin tinggi resiko
mampu memanfaatkan semua informasi untuk maka semakin tinggi pula return yang
menganalisa pasar dan investasinya dengan diharapkan” sehingga dalam melakukan
harapan memperoleh keuntungan (tandelilin, pembelian saham para investor perlu
2018). Pasar modal bertindak sebagai menganalisis perusahaan terlebih dahulu
penghubung antara investor dengan sebelum berinvestasi. Dalam melakukan
perusahaan ataupun dengan institusi analisis saham terdapat dua pendekatan yaitu
pemerintahan melalui perdagangan instrumen analisis fundamental dan analisis teknikal
jangka panjang atau jangka pendek seperti (Sony Siswoyo 2013). Investor lebih banyak
obligasi, saham, dan lainnya. Bentuk yang melakukan analisis fundamental dibanding
paling umum dalam pasar modal adalah saham analisis teknikal. Hal ini dapat
dan obligasi. mengindikasikan untuk investasi jangka
Investor perlu melakukan penilaian panjang relatif lebih cocok menggunakan
terlebih dahulu terhadap saham-saham yang analisis fundamental dibandingkan investasi
akan dipilihnya dalam mengambil keputusan jangka pendek yang dapat menggunakan
berinvestasi, Kesalahan dalam berinvestasi analisisi teknikal. Pelaku pasar membutuhkan
akan mengakibatkan kerugian atau investor suatu metode, informasi yang memadai, dan
tidak mendapatkan keuntungan (return) sesuai instrumen pengelolaan resiko yang responsif
yang diharapkan. Dalam penilain saham dan relevan untuk mengelola resiko pasar
dikenal adanya tiga jenis nilai yaitu : nilai secera cepat dan terukur. Analisis fundamental

44
Ratna Sari dewi, Dede Yusuf Rangkuti : Analisis Faktor Fundamental dan Teknikal Terhadap Harga Saham Subsektor Transportasi dan Energi
di BEI

Jurnal Muhammadiyah Manajemen Bisnis 1 (1), pp 43-52 © 2020

adalah cara yang paling efektif untuk b. Calculated from data.


mengetahui kondisi internal dari perusahaan
melalui rasio-rasio yang digunakan untuk Dari hasil Uji Normalitas Kolmogorov-
mengukur prestasi keuangan perusahaan yang Smirnov diatas diketahui bahwa nilai Sig. (2-
dipublikasikan untuk kepentingan investor. tailed) yaitu sebesar 0,414 lebih besar dari nilai
Sebuah laporan keuangan dapat diukur dan di α 0,05, maka hasil uji diatas menyimpulkan
interpretasikan oleh rasio. Dalam rasio tersebut bahwa data yang digunakan dalam regresi
terdapat beberapa sub-sub rasio. berdistribusi normal, sehingga data pada
penelitian ini layak digunakan.
METODE PENELITIAN
Data yang digunakan dalam penelitian Uji Multikolinieritas
ini adalah data sekunder dengan metode Tabel 2. Hasil Uji Multikolinieritas
dokumentasi. Data diperoleh dari laporan Standardi Collinearity
keuangan tahunan perusahaan sektor Model zed Statistics
transportasi dan subsektor energi yang Coeffici
terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2016- ents
2018 melalui situs resmi BEI. Dalam Beta Tol VIF
penelitian ini, metode analisis yang digunakan
adalah analisis regresi linear berganda dengan (Const
alat bantu menggunakan software SPSS. ant)
Tujuan analisis regresi untuk mengetahui ROA 0,064 0,912 1,097
besarnya pengaruh variabel bebas (X) terhadap CR 0,409 0,793 1,261
variabel terikat (Y) (Danang 2013). Uji asumsi DER 0,474 0,776 1,289
Klasik yang dilakukan ada 4 yaitu uji IHSG -0,062 0,923 1,083
normalitas, uji multikolienaritas, uji VP 0,192 0,84 1,19
heterokedastisitas dan uji autokorelasi. Dependent Variable: HS
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan tabel 2 dapat disimpulkan
Uji Asumsi Klasik bahwa penelitian ini bebas dari adanya
Uji Normalitas multikolinearitas. Hal ini dilihat dengan
Hasil Uji normalitas dengan membandingkan dengan nilai tolerance dan
menggunakan model Kolmogorov-Smirnov VIF. Masing-masing variabel bebas yang
adalah seperti yang ditampilkan berikut ini : digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai
Tabel 1.Hasil Uji Normalitas tolerance yang lebih besar dari 0,10 yaitu
Unstandardiz ROA sebesar 0,912 CR sebesar 0,793 DER
ed Residual sebesar 0,776 IHSG sebesar 0,923 dan VP
sebesar 0,840. Jika dilihat dari VIF-nya, bahwa
N 30 masing-masing variabel bebas lebih kecil dari
Mean ,0000000 10 yaitu ROA sebesar 1,097 CR sebesar 1,261
Normal DER sebesar 1,289 IHSG sebesar 1,083 dan
Parametersa,b VP sebesar 1,190. Dengan demikian dapat
Std. ,41671522 disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala
Deviation multikolinearitas dalam variabel bebasnya.
Absolute ,162
Most Extreme Positive ,162 Uji Autokorelasi
Differences Uji ini bertujuan untuk melihat apakah
Negative -,102 dalam suatu model linear ada korelasi antar
Kolmogorov- ,885 kesalahan pengganggu pada periode t dengan
Smirnov Z kesalahan pada periode t-1 (sebelumnnya).
Asymp. Sig. ,414 Untuk mendeteksi masalah ini, maka
(2-tailed) dilakukan uji autokorelasi dengan uji Durbin-
a. Test distribution is Normal. Watson (DW). Adapun hasil uji Durbin-
Watson dapat dilihat dari tabel di bawah ini :

45
Jurnal Muhammadiyah Manajemen Bisnis Volume 1 No.1 Februari 2020
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/JMMB e-ISSN : 2721-9062
p-ISSN : 2716-4152

Tabel 3. Hasil Uji Autokorelasi


Persamaan tersebut dapat di
deskripsikan sebagai berikut :
Model R R Adjusted Std. Durbin 1. Nilai konstanta persamaan diatas adalah
Squar R Error of - sebesar 4,845 menyatakan bahwa jika
e Square the Watso
Estimat semua variabel bebas memiliki nilai nol
n
e (0) maka nilai variabel terikat sebesar
4,845.
1 ,596a ,355 ,220 ,45807 1,030
2. Variabel ROA memiliki nilai koefisien
Sumber : Data Diolah (2019) 0,104 artinya jika ROA mengalami
Tabel 3 menunjukkan hasil autokorelasi kenaikan sebesar Rp 0,104 dengan asumsi
variabel penelitian. Nilai DW sebesar 1,030, variabel lainnya tetap, koefisien bertanda
nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel positif artinya hubungan searah antara
dengan menggunakan signifikansi 5% dengan ROA dan harga saham. Maka semakin
jumlah sampel n=30 dan K=5, maka dalam tinggi ROA semakin naik pula harga
tabel Durbin Watson akan didapatkan nilai DL saham. Jika ROA mengalami kenaikan
1,706 dan DU 1,832 maka dengan itu 0 (Nol) sebesar Rp 0,104 maka harga saham
lebih kecil daripada DW dan lebih kecil mengalami kenaikan Rp 4,845 + 0,104 =
daripada DL yang artinya tidak ada terjadi 4,949
autokorelasi positif antara variabel X dan Y.
3. Variabel CR memiliki nilai koefisien
0,389 artinya jika CR mengalami
Analisis Regresi
Regresi Linear Berganda kenaikan sebesar Rp 0,389 dengan asumsi
variabel lainnya tetap, koefisien bertanda
Regresi linear berganda digunakan untuk
positif artinya hubungan searah antara CR
menguji hipotesis yaitu pengaruh ROA, CR,
dan harga saham. Maka semakin tinggi
DER, IHSG dan VP terhadap Harga Saham
CR semakin naik pula harga saham. Jika
pada perusahaan subsektor transportasi dan
CR mengalami kenaikan sebesar Rp 0,389
subsektor energi di Bursa Efek Indenesia.
maka harga saham mengalami kenaikan
Berikut ini merupakan hasil dari Uji Regresi
Rp 4,845 + 0,389 = 5,234
Linear Berganda yaitu pengaruh dari lima
variabel independen terhadap harga saham 4. Variabel DER memiliki nilai koefisien
pada perusahaan subsektor transportasi dan 0,395 artinya jika DER mengalami
subsektor energi. penurunan sebesar Rp 0,395 dengan
Tabel 4. Uji Regresi Berganda asumsi variabel lainnya tetap, koefisien
Model Unstandardized Standardized t Sig.
bertanda positif artinya hubungan searah
Coefficients Coefficients antara DER dan harga saham. Maka
B Std. Be
semakin rendah DER harga saham akan
Error ta naik. Jika DER mengalami penurunan
(Constant) 4,845 9,426 ,514 ,612
sebesar Rp 0,395 maka harga saham
mengalami kenaikan Rp 4,845 + 0,395 =
ROA ,104 ,278 ,064 ,375 ,711 5,24
CR ,389 ,175 ,409 2,223 ,036 5. Variabel IHSG memiliki nilai koefisien –
DER ,395 ,155 ,474 2,549 ,018
0,907 artinya jika IHSG mengalami
penurunan sebesar Rp 0,907 dengan
IHSG -,907 2,488 -,062 -,365 ,719 asumsi variabel lainnya tetap, koefisien
VP ,072 ,067 ,192 1,076 ,293 bertanda negatif artinya hubungan searah
antara IHSG dan harga saham. Maka
Sumber : Data Diolah (2019) semakin rendah IHSG harga saham akan
Berdasarkan Output SPSS pada tabel 4.5 semakin turun. Jika IHSG mengalami
diatas dapat dirumuskan persamaan regresi penurunan sebesar Rp 0,907 maka harga
linier berganda sebagai berikut : saham mengalami penurunan Rp 4,845 -
Y = 4,845 + 0,104 X1 + 0,389 X2 + 0,395 X3 0,907 = 3,938
- 0,907 X4 + 0,072 X5+ e (1) 6. Variabel VP memiliki nilai koefisien

46
Ratna Sari dewi, Dede Yusuf Rangkuti : Analisis Faktor Fundamental dan Teknikal Terhadap Harga Saham Subsektor Transportasi dan Energi
di BEI

Jurnal Muhammadiyah Manajemen Bisnis 1 (1), pp 43-52 © 2020

0,072 artinya jika VP mengalami


kenaikan sebesar Rp 0,072 dengan asumsi Tabel 6. Uji Parsial
variabel lainnya tetap, koefisien bertanda
positif artinya hubungan searah antara VP Unstan Sta
dan harga saham. Maka semakin tinggi dardi nda
VP semakin naik pula harga saham. Jika zed rdiz
VP mengalami kenaikan sebesar Rp 0,072 Model Coef ed t Si
maka harga saham mengalami kenaikan ficie Co g.
Rp 4,845 + 0,072 = 4,917 nts effi
cie
Koefisien Determinasi (R2) nts
Koefisien Determinasi (R2) digunakan Std. Beta
untuk mengukur seberapa jauh kemampua B
Erro
model dalam menerangkan variabel dependen. r
Nilai koefisien determinasi yang semakin 1 (Cons 4,84 9,426
mendekati satu maka variabel independen yang ,514 ,612
tant) 5
ada dapat memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi ROA ,104 ,278 ,064 ,375 ,711
variabel dependen, begitu sebaliknya. Namun CR ,389 ,175 ,409 2,22 ,036
terdapat kelemahan yaitu akan terjadi 3
peningkatan R2 jika terdapat penambahan DER ,395 ,155 ,474 2,54 ,018
variabel independen tanpa memperlihatkan 9
signifikannya. Untuk itu dalam penelitian ini IHSG -,907 2,488 -,062 -,365 ,719
digunakan adjusted R2 karena nilai ini tidak VP ,072 ,067 ,192 1,07 ,293
akan naik atau turun meskipun terdapat
6
penmbahan variabel independen kedalam
model. Berikut ini adalah hasil pengujian Sumber : Data Diolah (2019)
Dari tabel 6 diatas dapat disimpulkan
koefisien determinasi :
bahwa :
Tabel 5. Uji Koefisien Determinasi
1) Return on asset berpengaruh terhadap harga
saham (H1)
Adjusted R Std. Error of the
Mod R R Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat
Square Estimate
el Square
bahwa variabel return on asset memiliki t
1 ,596a ,355 ,220 ,45807
hitung < t tabel yaitu t hitung sebesar 0,375
sementara t tabel dengan sig. α = 0,05 dan df =
Sumber : Data Diolah (2019) n-k, yaitu 30-5 = 25 sebesar 2,060 dengan
Dari tabel 5 diatas dapat diketahui tingkat signifikansi sebesar 0,711 yang lebih
bahwa nilai R2 sebesar 0,355 hal ini berarti besar dari 0,05 maka Ha ditolak. Ini berarti
bahwa 35% yang menunjukkan bahwa harga return on asset berpengaruh positif dan tidak
saham dipengaruhi oleh Rasio return on signifikan terhadap harga saham. Dengan
asset,current ratio, debt to equity ratio, IHSG, demikian hipotesis pertama yang menyatakan
dan volume perdagangan sisanya sebesar 65% return on asset berpengaruh terhadapa harga
dipengaruhi oleh variabel lain yang belum saham tidak terbukti.
diteliti dalam penelitian.
2) Current Ratio berpengaruh terhadap harga
saham (H2)
Uji secara Parsial
Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa
Uji-t untuk mengetahui seberapa jauh variabel Current Ratio memiliki t hitung
pengaruh satu variabel independen terhadap sebesar 2,223 > t tabel 2,060 dengan tingkat
variabel dependen. Hasil pengujian secara signifikansi 0,036 yang lebih kecil dari 0,05
parsial sebagai berikut : maka Ha diterima. Hal ini berarti current ratio
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
harga saham. Dengan demikian hipotesis
kedua yang menyatakan curren ratio
berpengaruh terhadap harga saham terbukti.

47
Jurnal Muhammadiyah Manajemen Bisnis Volume 1 No.1 Februari 2020
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/JMMB e-ISSN : 2721-9062
p-ISSN : 2716-4152

3) Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap 0,006 artinya ROA hanya memberikan
harga saham (H3) kontribusi sebesar 0,6 % terhadap perubahan
Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa harga saham.
variabel Debt to Equity Ratio memiliki t hitung Implikasinya adalah bahwa ROA
sebesar 2,549 > t tabel 2,060 dengan tingkat sebagai indikator efektivitas perusahaan dalam
signifikansi 0,018 yang lebih kecil dari 0,05 menggunakan seluruh assets untuk
maka Ha diterima. Hal ini berarti debt to equity memperoleh laba kurang menjadi perhatian
ratio berpengaruh positif dan signifikan bagi investor. ROA sangat ditentukan oleh
terhadap harga saham. Dengan demikian fungsi dari kondisi operasi yang dilakukan
hipotesis ketiga yang menyatakan debt to oleh perusahaan, variabilitas dari kondisi-
equity ratio berpengaruh terhadap harga saham kondisi itu akan mempengaruhi laba operasi
terbukti. perusahaan, karena kondisi-kondisi operasi
4) Indeks Harga Saham Gabungan akan mencerminkan business risk yang
berpengaruh terhadap harga saham (H4) dihadapi oleh pemodal, tetapi risiko ini bersifat
Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa unsystematic (risiko yang bisa dihindari oleh
variabel IHSG memiliki t hitung sebesar - investor dengan melakukan diversifikasi).
0,365 < t tabel 2,060 dengan tingkat Risiko dilihat dari sumbernya dapat
signifikansi 0,719 yang lebih besar dari 0,05 dibagi menjadi dua yaitu sumber internal dan
maka Ha ditolak. Hal ini berarti IHSG sumber eksternal. Risiko bisnis yang
berpengaruh negatif dan tidak signifikan bersumber dari internal menyangkut efisiensi
terhadap harga saham. Dengan demikian operasi perusahaan di bawah kendali
hipotesis keempat yang menyatakan IHSG perusahaan, sedangkan risiko bisnis yang
berpengaruh terhadap harga saham tidak bersumber dari eksternal, atau di luar kendali
terbukti. perusahaan, dapat disebabkan oleh cost of
5) Volume Perdagangan berpengaruh terhadap money dan kenaikan tarif, kebijakan politik
harga saham (H5) dan ekonomi yang akan mempengaruhi
laba perusahaan. Intinya investor tidak
Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa
hanya memperhatikan risiko internal tetapi
variabel VP memiliki t hitung sebesar 1,076 <
juga berhadapan dengan risiko eksternal, hal
t tabel 2,060 dengan tingkat signifikansi 0,293
inilah yang menyebabkan ROA memiliki
yang lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak.
pengaruh yang tidak signifikan terhadap harga
Hal ini berarti VP berpengaruh positif dan
saham, artinya investor tidak terlalu
tidak signifikan terhadap harga saham. Dengan
menjadikan ROA sebagai indikator utama
demikian hipotesis keempat yang menyatakan
dalam menentukan pilihan investasi pada
VP berpengaruh terhadap harga saham tidak
saham.
terbukti.
Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap
PEMBAHASAN harga saham
Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap
Berdasarkan hasil penelitian diketahui
harga saham bahwa nilai Current Ratio (CR) secara parsial
Berdasarkan hasil penelitian diketahui
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
bahwa nilai Return On Asset (ROA) secara harga saham sektor transportasi dan sektor
parsial berpengaruh positif dan tidak signifikan energi. Hal ini tampak pada beta sebesar 0,389
terhadap harga saham sektor transportasi dan dan signifikansinya yang didapat sebesar 0,036
sektor energi. Hal ini tampak pada beta sebesar lebih kecil dari α sebesar 0,05. Hasil ini sejalan
0,104 dan signifikansinya yang didapat sebesar dengan penelitian yang dilakukan oleh Raharjo
0,711 lebih besar dari α sebesar 0,05. Hal ini dkk (2013) yang menunjukkan bahwa Current
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ratio berpengaruh secara positif dan signifikan
Koerniawan (2007) yang menunjukkan bahwa
terhadap harga saham yang dilihat dari nilai
ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap koefisien regresi untuk CR sebesar 0,156 yang
harga saham yang dilihat dari nilai artinya CR berpengaruh positif terhadap
signifikansinya yaitu 0,589 yang lebih besar perubahan harga saham dengan nilai
dari α 0,05. Hal ini juga di dukung dari nilai signifikansi sebesar 0,002 yang lebih kecil dari
koefisien determinasi parsial (r2 ) yaitu sebesar α 0,05.

48
Ratna Sari dewi, Dede Yusuf Rangkuti : Analisis Faktor Fundamental dan Teknikal Terhadap Harga Saham Subsektor Transportasi dan Energi
di BEI

Jurnal Muhammadiyah Manajemen Bisnis 1 (1), pp 43-52 © 2020

CR mengukur kemampuan perusahaan semakin kecil resiko yang ditanggung oleh


untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya investor dan semakin besar kemampuan
dengan aktiva lancar. Rasio ini diperoleh perusahaan dalam membagikan deviden. Jadi
dengan membandingkan nilai aktiva lancar penurunan dan kenaikan rasio ini akan
dengan kewajiban lancar perusahaan. Semakin berpengaruh terhadap harga saham.
tinggi nilai CR berarti semakin baik
kemampuan perusahaan untuk melunasi Pengaruh IHSG terhadap harga saham
kewajiban jangka pendeknya. Semakin baik Berdasarkan hasil penelitian ini
kemampuan perusahaan untuk melunasi diketahui bahwa nilai Indeks Harga Saham
kewajibannya berarti semakin kecil risiko Gabungan (IHSG) secara parsial berpengaruh
likuidasi yang dialami perusahaan, dengan kata negatif dan tidak signifikan terhadap harga
lain akan semakin kecil risiko yang harus saham sektor transportasi dan sektor energi.
ditanggung oleh pemegang saham perusahaan. Hal ini tampak pada nilai koefisien sebesar -
Hal ini akan diapresiasi oleh calon investor 0,907 dan signifikansinya yang didapat sebesar
yang ingin membeli saham perusahaan. Jadi 0,719 lebih besar dari α sebesar 0,05. Hasil ini
kenaikan rasio ini juga akan berpengaruh sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
positif terhadap kenaikan harga saham. tenriola (2017) yang menunjukkan bahwa
IHSG tidak berpengaruh signifikan terhadap
Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) harga saham yang dilihat dari nilai signifikan
terhadap harga saham sebesar 0,314 yang lebih besar dari α 0,05.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui IHSG merupakan informasi histori mengenai
bahwa nilai Debt to Equity Ratio (DER) secara pergerakan harga saham gabungan seluruh
parsial berpengaruh positif dan signifikan harga saham sampai pada tanggal tertentu.
terhadap harga saham sektor transportasi dan Indeks harga saham gabungan seluruh saham
sektor energi. Hal ini tampak pada beta sebesar adalah suatu nilai yang digunakan untuk
0,395 dan signifikansinya yang didapat sebesar mengukur kinerja gabungan seluruh saham
0,018 lebih kecil dari α sebesar 0,05. Hasil ini yang tercatat di suatu bursa efek. IHSG
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh biasanya digunakan para investor teknikal
Tenriola (2017) yang menunjukkan bahwa untuk melihat informasi tentang arah
Debt to Equity Ratio berpengaruh secara positif pergerakan harga saham, namun pada
dan signifikan terhadap harga saham yang penelitian ini IHSG berpengaruh negatif
dilihat dari nilai koefisien 0,431 dengan nilai terhadap harga saham yang artinya dalam
siginifikan 0,041 yang lebih kecil dari α 0,05. penelitian ini investor tidak terlalu melihat hal
DER merupakan perbandingan antara hutang teknis seperti ini, investor lebih memperhatikan
yang dimiliki perusahaan dan total ekuitasnya. hal-hal yang besifat Fundamental sehingga
DER mempunyai dampak buruk bagi naik turunnya IHSG tidak berpengaruh
perusahaan yang lebih banyak menggunakan terhadap harga saham.
hutang dalam kegiatan operasionalnya.
Semakin tinggi hutang perusahaan akan Pengaruh Volume Perdagangan terhadap
mengurangi Return yang diperoleh. Dalam Harga Saham
penelitian ini investor lebih memilih kinerja Berdasarkan hasil penelitian ini
perusahaan dalam pengembalian modal dari diketahui bahwa nilai volume perdagangan
pada hutang. Perusahaan yang laveragenya (VP) secara parsial berpengaruh positif dan
tinggi akan mendapatkan deviden yang kecil tidak signifikan terhadap harga saham sektor
begitu sebaliknya perusahaan yang laveragenya transportasi dan sektor energi. Hal ini tampak
rendah akan mendapatkan deviden tinggi, pada beta sebesar 0,072 dan signifikansinya
karena mereka memiliki kewajiban untuk yang didapat sebesar 0,293 lebih besar dari α
menggunakan pendapatan mereka untuk sebesar 0,05. Hasil ini sejalan dengan
membayar tagihan hutang. Kondisi seperti ini penelitian yang dilakukan oleh Firman (2018)
tidak disukai oleh investor karena deviden yang yang menunjukkan bahwa VP bepengaruh
diperoleh investor akan menurun, semakin positif dan tidak signifikan terhadap harga
besar DER maka akan semakin besar risiko saham yang dilihat dari nilai koefisien VP
yang ditanggung oleh investor, begitu juga sebesar 2092,419 dan nilai signifikansinya
dengan sebaliknya jika rasio DER rendah maka adalah 0,4 yang lebih besar dari α 0,05.

49
Jurnal Muhammadiyah Manajemen Bisnis Volume 1 No.1 Februari 2020
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/JMMB e-ISSN : 2721-9062
p-ISSN : 2716-4152

Volume perdagangan berpengaruh positif tidak Esra (2016) menunjukkan bahwa secara parsial
signifikan terhadap harga saham dikarenakan Curren Ratio tidak berpengaruh terhadap harga
volume perdagangan yang tinggi dapat saham. Sedangkan penelitian yang dilakukan
dikatakan saham tersebut aktif Tenriola (2017) menunjukkan Current Ratio
diperdagangkan. Saham yang aktif dapat juga berpengaruh negatif dan tidak signifikan
memberikan kepercayaan investor untuk terhadap harga saham.
menanamkan modalnya yang akan Debt to Equity Ratio (DER) adalah
meningkatkan harga saham tersebut. Tetapi perbandingan antara hutang yang dimiliki
volume perdagangan terbentuk dari gabungan perusahaan dan total ekuitasnya. DER
supply dan demand atas saham tersebut, mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
sehingga investor tidak akan bisa melihat memenuhi seluruh kewajibannya yang
apakah supply atau demand yang lebih ditunjukkan oleh beberapa bagian dari modal
dominan dalam membentuk jumlah volume sendiri yang digunakan untuk membayar
perdagangan. Menurut teori permintaan dan hutang. Rasio leverage yang cukup tinggi
penawaran, keadaan dimana supply atas saham menunjukkan kinerja perusahaan yang
yang lebih tinggi dari demand ini akan semakin buruk, karena tingkat ketergantungan
mendongkrak harga dalam hal ini harga saham, permodalan perusahaan terhadap pihak luar
dan sebaliknya jika demand lebih tinggi dari semakin besar. Dengan demikian apabila Debt
supply maka harga saham akan turun. To Equity Ratio (DER), perusahaan tinggi ada
Keterbatasan informasi investor tentang faktor kemungkinan harga saham perusahaan akan
dominan yang membentuk volume rendah karena jika perusahaan memperoleh
perdagangan ini lah yang membuat volume laba, perusahaan cenderung untuk
perdagangan positif tidak signifikan menggunakan laba tersebut untuk membayar
mempengaruhi harga saham. utangnya dibandingkan dengan membagi
Adapaun yang termasuk faktor-faktor dividen. Hasil penelitian yang berbeda juga
fundamental yang digunakan dalam penelitian ditemukan pada pengaruh Debt to Equity Ratio
ini adalah Return On Asset (ROA), Current (DER). Penelitian yang dilakukan oleh
Ratio, dan Debt Equity Ratio (DER). Chairunnisa (2013) dan Tenriola (2017)
Return On Asset digunakan untuk menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio
mengetahui kinerja perusahaan berdasarkan (DER) berpengaruh positif dan signifikan
kemampuan perusahaan dalam terhadap harga saham. Sedangkan hasil yang
mendayahgunakan jumlah assets yang dimiliki. berbeda ditemukan oleh Anggreini (2017),
ROA yang semakin bertambah menyatakan bahwa faktor fundamental Debt to
menggambarkan kinerja perusahaan yang Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh
semakin baik dan para pemegang saham akan signifikan terhadap harga saham.
mendapatkan keuntungan dari dividen yang Selain informasi fundamental, investor
diterima semakin meningkat, atau semakin juga perlu mempertimbangkan informasi
meningkatnya harga maupun return saham. teknikal yang merupakan suatu informasi yang
namun dalam kenyataannya teori tersebut tidak akan memberikan gambaran kepada investor
sepenuhnya di dukung oleh bukti empiris yang untuk menentukan kapan pembelian saham
dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. dilakukan dan kapan saham tersebut dijual atau
Hasil penelitian yang dilakukan Turnip (2011) ditukar dengan saham yang lain agar
menunjukkan bahwa ROA berpengaruh positif memperoleh keuntungan maksimal. Analisis
dan signifikan terhadap harga saham teknikal merupakan analisis tehadap data
sedangkan penelitian yang dilakukan oleh histori harga saham. Melalui data histori yang
Koerniawan (2007) menunjukkan ROA tidak dimiliki, diharapkan dapat memprediksi arah
berpengaruh signifikan terhadap harga saham. pergerakan saham selanjutnya. Pendekatan ini
Curren Ratio merupakan ratio keuangan menggunakan data pasar yang dipublikasikan
untuk menghitung kemepuan perusahaan seperti : harga saham, volume perdagangan,
dalam membayar utang lancar dengan aktiva indeks harga saham gabungan dan individu,
lancar yang tersedia. tingginya Curren Ratio serta faktor-faktor lain yang bersifat teknis
menunjukkan keyakinan investor terhadap (Sony Siswoyo,2013). Dalam penelitian ini
kemampuan perusahaan membayar dividen dalam menentukan pengaruh informasi
yang dijanjikan. Penelitian yang dilakukan teknikal terhadap harga saham hanya akan

50
Ratna Sari dewi, Dede Yusuf Rangkuti : Analisis Faktor Fundamental dan Teknikal Terhadap Harga Saham Subsektor Transportasi dan Energi
di BEI

Jurnal Muhammadiyah Manajemen Bisnis 1 (1), pp 43-52 © 2020

memfokuskan pada volume perdagangan dan penelitian ini adalah ”Analisis faktor
indeks harga saham gabungan. Hasil penelitian fundamental dan teknikal terhadap harga
yang tidak konsisten mengenai pengaruh saham subsektor transportasi dan subsektor
volume perdagangan terhadap harga saham energi di bursa efek indonesia”.
yang dilakukan oleh Abidin (2016)
menyatakan bahwa volume perdagangan tidak
berpengaruh terhadap harga sahamsedangkan KESIMPULAN
penelitian yang dilakukan oleh Tenriola (2017) Berdasarkan hasil penelitian secara
menyatakan bahwa volume perdagangan keseluruhan dapat di ambil simpulan sebagai
berpengaruh positif dan signifikan terhadap berikut :
harga saham. Sementara hasil penelitian untuk 1. Return on Asset (ROA) berpengaruh positif
variabel teknikal Indeks Harga saham dan tidak signifikan terhadap harga saham
Gabungan yang dilakukan oleh Tenriola (2017) pada perusahaan subsektor tansportasi dan
menyatakan bahwa IHSG berpengaruh positif subsektor energi di bursa efek indonesia
dan tidak signifikan terhadap harga saham. tahun 2016-2018. Yang berarti semakin
Dalam sudut pandang analisis teknikal, tinggi nilai ROA tidak signifikan
analisis fundamental diperlukan juga untuk mempengaruhi harga saham sehingga
mengetahui saham-saham mana yang berada variabel ROA tidak menjadi tolak ukur bagi
dalam kondisi sehat. Sehingga dalam investor untuk berinvestasi.
menganalisis suatu saham diperlukan kedua 2. Current ratio (CR) berpengaruh positif dan
analisis ini. Investor menggunakan laporan signifikan terhadap harga saham pada
keuangan dan pergerakan harga saham sebagai perusahaan subsektor tansportasi dan
alat utama pada perilaku investor sehingga ini subsektor energi di bursa efek indonesia
dapat membantah hipotesis umum bahwa tahun 2016-2018. Yang berarti semakin
analisis fundamental dan teknikal tidak dapat baik perusahaan dalam membayar utang
digunakan bersamaan oleh seorang investor. lancar dengan aktiva lancarnya maka
Sektor transportasi dan sektor energi semakin tinggi harga saham. Sehingga nilai
merupakan sektor yang berperan cukup perusahaan dimata investor semakin tinggi
penting bagi perekonomian suatu negara. dan semakin banyak investor yang tertarik
Dengan tumbuhnya kedua sektor tersebut dengan saham perusahaan tersebut.
maka ekonomi dalam masyarakat pun akan 3. Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh
mengalami pertumbuhan. positif dan signifikan terhadap harga saham
pada perusahaan subsektor tansportasi dan
Selain itu, dengan berkembangnya sektor subsektor energi di bursa efek indonesia
transportasi dan sektor energi akan memicu tahun 2016-2018. Yang berarti semakin
pembangunan di sektor-sektor lainnya. kecil ketergantungan perusahaan terhadap
Perkembangan pasar modal di indonesia dapat pihak luar maka semakin tinggi harga
dilihat dari indeks sektoral. Sektor transportasi saham. hal ini terjadi karena jika nilai DER
diprediksi tumbuh 11,15% di tahun 2019 dan kecil berarti tingkat ketergantungan
sektor energi memiliki perhatian khusus dari terhadap pihak luar juga kecil sehingga jika
pemerintah agar dapat tumbuh sebagaimana perusahaan untung maka perusahaan akan
mestinya karna seperti yang kita ketahui memilih membayarkan dividen kepada para
bersama bahwa indonesia adalah salah satu investor sehingga investasi pada perusahaan
negara penghasil energi alam terbesar di dunia. tersebut akan sangat disukai investor.
sehingga kedua sektor ini merupakan sektor 4. Indeks harga saham gabungan (IHSG)
yang mempunyai potensi yang cukup baik berpengaruh negatif dan tidak signifikan
untuk dijadikan tempat berinvestasi. terhadap harga saham pada perusahaan
Berdasarkan latar belakang yang telah di subsektor tansportasi dan subsektor energi
jabarkan beserta hasil penelitian yang variatif di bursa efek indonesia tahun 2016-2018,
dan tidak konsisten tersebut mendorong untuk sehingga variabel IHSG tidak menjadi tolak
dilakukan penelitian lanjutan dengan ukur bagi investor untuk berinvestasi.
mengambil sampel penelitian pada perusahaan 5. Volume Perdagangan (VP) berpengaruh
sektor transportasi dan sektor energi yang positif dan tidak signifikan terhadap harga
terdaftar di bursa efek indonesia, adapun judul saham pada perusahaan subsektor

51
Jurnal Muhammadiyah Manajemen Bisnis Volume 1 No.1 Februari 2020
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/JMMB e-ISSN : 2721-9062
p-ISSN : 2716-4152

tansportasi dan subsektor energi di bursa Omposunggu Esra. 2016. Skripsi Pengaruh
efek indonesia tahun 2016-2018. Yang Variabel Fundamental dan Teknikal
berarti semakin tinggi VP akan terhadap Harga Saham (studi pada
berpengaruh positif dan tidak signifikan perusahaan yang terdaftar dalam
mempengaruhi harga saham sehingga Indeks LQ45 priode 2012-2014).
variabel VP tidak menjadi tolak ukur bagi Samsuar Tenriola, Akramunnas. 2017.
investor untuk berinvestasi. Pengaruh Faktor Fundamental dan
Teknikal terhadap Harga Saham
DAFTAR PUSTAKA Industri perhotelan yang terdaftar di
Abidin S dkk. 2016. Pengaruh Faktor-Faktor bursa Efek Indonesia. Universitas
Teknikal Terhadap Harga Saham muslim indonesia makassar, jurnal
(Studi pada harga saham IDX30 di ekonomi, keuangan dan
Bursa Efek Indonesia Periode Tahun perbandankan syariah Vol 1. No 1
2012-2015). Jurnal administrasi Setijadi. 2019. Sektor Transportasi di Prediksi
bisnis (JAB) 37 (1): 21-27 Tumbuh 11,15% pada
Bungin Burhan. 2014. Metodologi Penelitian 2019.Supplychainindonesia.com (26
Kuantitatif. Jakarta: Kencana april 2019)
Prenada Media. Siswoyo Sony. 2013. Analisis Fundamental
Chairunnisa. 2013. Skripsi Pengaruh Faktor dan Teknikal untuk Profit lebih
Fundamental terhadap Harga optimal. Jakarta: Gramedia Pustaka
Saham. Utama.
Damadji dkk. 2012. Pasar Modal Indonesia. Sunyoto danang. 2013. Metodologi Penelitian
Edisi ketiga. Jakarta : Salemba Akuntansi. Bandung: Refika
empat. Aditama.
Fahmi, Irham. 2014. Manejemen Keuangan Syafri Sofyan. 2011. Analisis Kritis Atas
Perusahaan dan Pasar Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja
Modal.Jakarta: Mitra Wacana Media. Grafindo Persada.
Ghozali Imam.2013. Aplikasi Analisis Tandelilin Eduardus. 2018. Analisis investasi
Multivariete Dengan Program IBM dan manajemen portofolio.
SPSS21. semarang: Badan Penerbit Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Universitas Dipenegoro.

Himawan dan Christiawan. 2016. Pengaruh


Keputusan Pendanaan dan
Kebijakan Dividen Terhadap Nilai
Perusahaan Pada Sektor Manufaktur
di Indonesia. business Accounting
Review 4 (1): 193-204.
Ivana Nora. 2011. Skripsi Pengaruh Rasio
Profitabilitas terhadap Harga Saham
pada perusahaan Manufaktur yang
terdapat di BEI.
Kasmir. 2011. Analisis Laporan Keuangan.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Koerniawan. 2007. Pengaruh Variabel
Fundamental Terhadap Harga
Saha Perusahaan Perbankan di
bursa Efek Jakarta. Universitas
KanjuruhanMalang, jurnal ekonomi
modernisasi Vol 3. No 3
Muda Iskandar Dkk. 2010. Analisis Data
Untuk Riset Manajemen dan
Bisnis.Medan: USU Press.

52

Anda mungkin juga menyukai