Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS STUDI KASUS

FOXCONN AND APPLE

Diajukan Kepada Siti Nursyamsiah Dra., M.M


Mata Kuliah
Manajemen Operasi Internasional
Kelas B

Oleh:
Kelompok 7
17311294 Muhammad Iqbal Bimata
17311297 Rifqi Kurniarsa
17311320 Setyawan Jodhi
17311322 Rizky Nur Islami

MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2019
A. Ringkasan Kasus

Latar belakang dari Foxconn


Foxconn Technology Group, juga dikenal sebagai produsen utama Apple's iPhone dan
iPad, adalah sebuah perusahaan multinasional yang mengkhususkan diri dalam manufaktur
elektronik. Perusahaan ini berbasis di Taiwan didirikan pada tahun 1974, di bawah nama Hon
Hai presisi industri perusahaan Ltd Foxconn membuat produk Apple, HP, Motorola, Sony, IBM,
Nokia, Intel, LG, Cisco, Samsung dan Dell, dan membantu mereka operasi global.

Foxconn adalah industri khusus tetapi besar yang disebut EMS (layanan manufaktur
elektronik). EMS penyedia terutama membuat produk OEM, yang merancang dan
mendistribusikan produk-produk yang menggunakan nama-nama merek mereka sendiri. Model
bisnis untuk industri EMS adalah untuk mengkhususkan diri dalam skala dalam pengadaan
manufaktur dan bahan baku ekonomi besar. Foxconn, yang memiliki lebih dari satu juta (per 31
Desember 2011) karyawan, adalah MNE terbesar di industri EMS.

Rantai Pasokan Apple


Apple adalah MNE AS yang merancang dan memasarkan elektronik konsumen,
perangkat lunak komputer, dan komputer pribadi. Apple melakukan outsourcing manufaktur ke
Foxconn dan penyedia EMS lainnya. Beberapa penyedia EMS dapat melakukan outsourcing ke
subkontraktor lain. Apple juga secara langsung membeli dari pemasok komponen. Toko jaringan
Apple adalah keuntungan utama dari sistem distribusi Apple. Apple juga menggunakan saluran
distribusi AT&T, Best Buy, dan Walmart untuk menjangkau jutaan pelanggan. Dengan
membangun aliansi strategis dengan perusahaan lain seperti HP (yang menjual bentuk co-
branded dari iPod), Apple dapat menjual dan mendistribusikan produk-produknya. Toko online
langsungnya adalah saluran distribusi lain yang semakin penting.
Bunuh Diri di Foxconn
Dalam mengejar “Total Cost Advantage”, model bisnis Foxconn disebut “eCMMS”
(Komponen, Modul, Gerakan, dan Layanan yang diaktifkan e-enabled). Ini adalah model bisnis
one-stop shopping yang mengintegrasikan kemampuan mekanik, listrik, dan optik. Ini mencakup
solusi mulai dari cetakan, perkakas, bagian mekanik, komponen, modul, perakitan sistem, desain,
manufaktur, pemeliharaan, dan logistik. Kompetensi Foxconn adalah harga dan biaya,
berdasarkan biaya tenaga kerja yang rendah. Di pasar EMS, OEM dapat memperoleh margin
laba kotor 50-60%, tetapi produsen kontrak hanya memiliki margin kecil.

Karena tekanan harga yang tinggi dari OEM, beberapa karyawan EMS mungkin
menerima perlakuan yang tidak tepat termasuk lembur, gaji rendah, dan kondisi kerja yang
buruk. Pada akhir 2010, jumlah percobaan bunuh diri mencapai 17 dengan hanya tiga yang
selamat. Banyak dari mereka melompat dari gedung-gedung tinggi Foxconn. Namun, Foxconn
mengklaim tingkat bunuh diri karyawan Foxconn lebih rendah daripada tingkat bunuh diri rata-
rata di Cina.

Tanggapan dan Penanggulangan


Di daratan China, muncul perdebatan dan diskusi mengenai bunuh diri. Di Hong Kong,
sebuah organisasi nirlaba SACOM menuntut boikot produk yang bersangkutan. Di Taiwan,
serikat buruh melakukan protes terhadap “sweatshops”.

Apple mengirim eksekutif untuk meninjau operasi di Foxconn dan mengirim ahli untuk
mengivestigasi kasus bunuh diri. Namun hal itu tidak berkaitan dengan harga dan gaji rendah.
Foxconn berjanji untuk melakukan apapun untuk menghentikan kasus ini dengan cara
mengambil langkah langkah seperti berikut :
a. Karyawan menandatangani perjanjian “tidak bunuh diri”
b. Memasang jala untuk pencegahan bunuh diri
c. Meningkatkan gaji
d. Memberi layanan sosiolog dan psikiater
e. Meningkatkan kondisi kerja
f. Pindah dari China Selatan ( wilayah kaya di China) ke tempat lain, seperti Henan yang
memiliki biaya tenaga kerja lebih rend
Masalah yang dihadapi
1. Kegagalan perusahaan Foxconn dalam mengelola stress karyawan
2. Motivasi yang kurang memadai dari pihak perusahaan
3. Terlalu mengejar target keuntungan terlalu tinggi
4. Target tinggi namun gaji yang diberikan rendah

Landasan Teori
Bila merujuk pada Undang Undang No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan,
Outsourcing (Alih Daya) dikenal sebagai penyediaan jasa tenaga kerja seperti yang diatur pada
pasal 64, 65 dan 66. Dalam dunia Psikologi Industri, tercatat karyawan outsourcing
adalah karyawan kontrak yang dipasok dari sebuah perusahaan penyedia jasa tenaga outsourcing.
Awalnya, perusahaan outsourcing menyediakan jenis pekerjaan yang tidak berhubungan
langsung dengan bisnis inti perusahaan dan tidak mempedulikan jenjang karier. Seperti operator
telepon, call centre, petugas satpam dan tenaga pembersih atau cleaning service. Namun saat
ini, penggunaan outsourcing semakin meluas ke berbagai lini kegiatan perusahaan.

Dengan menggunakan tenaga kerja outsourcing, perusahaan tidak perlu repot


menyediakan fasilitas maupun tunjangan makan, hingga asuransi kesehatan/BPJS Kesehatan.
Sebab, yang bertanggung jawab adalah perusahaan outsourcing itu sendiri. Meski
menguntungkan perusahaan, namun sistem ini merugikan untuk karyawan outsourcing. Selain
tak ada jenjang karier, terkadang gaji mereka dipotong oleh perusahaan induk. Bayangkan,
presentase potongan gaji ini bisa mencapai 30 persen, sebagai jasa bagi perusahaan outsourcing.
Celakanya, tidak semua karyawan outsourcing mengetahui berapa besar potongan gaji yang
diambil oleh perusahaan outsourcing atas jasanya memberi pekerjaan di perusahaan lain itu.

Sistem Kerja Outsourcing


Sistem perekrutan tenaga kerja outsourcing sebenarnya tidak jauh berbeda dengan sistem
perekrutan karyawan pada umumnya. Perbedaannya, karyawan ini direkrut oleh perusahaan
penyedia tenaga jasa, bukan oleh perusahaan yang membutuhkan jasanya secara langsung. Nanti,
oleh perusahaan penyedia tenaga jasa, karyawan akan dikirimkan ke perusahaan lain (klien) yang
membutuhkannya. Dalam sistem kerja ini, perusahaan penyedia jasa outsource melakukan
pembayaran terlebih dahulu kepada karyawan. Selanjutnya mereka menagih ke perusahaan
pengguna jasa mereka. Karyawan outsourcing biasanya bekerja berdasarkan kontrak, dengan
perusahaan penyedia jasa outsourcing, bukan dengan perusahaan pengguna jasa.

Pengertian SCM
Supply Chain Management (SCM) adalah serangkaian kegiatan yang meliputi koordinasi,
penjadwalan, dan pengendalian terhadap pengadaan, produksi, persediaan dan pengiriman
produk ataupun layanan jasa kepada pelanggan yang mencakup administrasi harian, operasi ,
logistik dan pengolahan informasi mulai dari customer hingga supplier.Untuk penjelasan
singkatnya Supply Chain Management (SCM) adalah mekanisme yang menghubungkan semua
pihak yang bersangkutan dan proses berubahnya bahan baku menjadi sebuah produk. Pihak yang
ikut serta adalah yang bertanggung jawab untuk memberikan barang – barang jadi hasil produksi
ke customer pada waktu dan tempat yang tepat dengan cara yang paling efisien.

Komponen SCM
Supply Chain Management memiliki 3 Komponen, yang di antaranya adalah Upstream
Supply Chain Management yaitu sebuah proses dimana perusahaan mendapatkan supplier dari
pihak luar untuk mendapatkan bahan baku. Kemudian komponen yang kedua adalah Internal
Supply ChainManagement yaitu sebuah proses dimana terjadinya perubahan dari bahan baku
menjadi sebuah produk jadi. Komponen terakhir SCM adalah Downstream Supply Chain
Managament yaitu sebuah proses dimana pendistribusian barang oleh perusahaan ke customer
yang dimana biasanya dilakukan oleh eksternal distributor.

Pembahasan
1. Gunakan kerangka kerja lima kekuatan Porter (lihat Bagian 3.2) untuk mempelajari
industri EMS.

Pendatang baru

Pemasok Persaingan Konsumen


Industri
Dalam layanan Industri manufaktur kita mengenal 5 kekuatan porter yaitu : Pemasok,
Produk
Pendatang, konsumen, produk baru beserta baru
layanan, dan&Persaingan industry. Dalam kerangka
Layanan
kerja itu kita bisa memahami bahwa Dalam persaingan
( Ancaman ) industri tidak hanya ada 1 atau 2
pendatang maupun pesaing, namun ada ratusan bahkan ribuan pesaing yang siap kita hadapi.
Kemudian Pemasok, bagaimana kita mencari pemasok suplai bahan yang murah namun dengan
kualitas bahan yang baik. Produk baru dan layanan, dalam hal ini 2 hal itu merupakan ancaman
bagi perusahaan karena jika pesaing mengeluarkan produk baru dan teknologi serta layanan baru,
mau tidak mau kita harus mampu dan bisa menciptakan hal yang sama, karena jika tidak kita
akan tertindas dan ketinggala model. Yang terakhir yaitu konsumen, bagaimana kita melayani
konsumen dan membuat mereka puas bahkan loyal kepada kita agar tidak kehilangan pelanggan
dan citra nya tetap baik. Dalam hal ini semua saling berpengaruh dan mempengaruhi maka dari
itu sangat prnting menjaga dan mempertahankan semuanya.

2. Apa pendorong, risiko, dan manfaat bagi Apple untuk melakukan outsourcing ke
Foxconn?
Memiliki harga yang lebih murah, dan secara tidak lansung mengurangi struktur kerja di
perusahaan Apple. Karena untuk pertanggung jawaban karyawan Apple tidak menangganinya,
dalam hal ini karyawan adalah tanggung jawab Foxconn karena sebagai penyedia jasa
outsourcing.

3. Apa pendorong, risiko, dan manfaat dari operasi global untuk Foxconn?
Lebih mudah dalam pengendalian system kerja dan hasil tetap baik, serta mempersingkat system
operasional di Perusahaan Apple jika mereka melakuka Outsourcing.

4. Apa tanggung jawab Apple atas bunuh diri ini? Apa tanggung jawab Foxconn untuk
bunuh diri ini? Ada saran untuk operasi global mereka?

Apple bertanggung jawab dengan cara mengirim eksekutif untuk meninjau


operasi di Foxconn dan mengirim ahli untuk menginvestigasi kasus bunuh diri.
Namun hal itu tidak berkaitan dengan harga dan gaji rendah.

Foxconn berjanji untuk melakukan apapun untuk menghentikan kasus ini dengan cara
mengambil langkah langkah seperti berikut :
a. Karyawan menandatangani perjanjian “tidak bunuh diri”
b. Memasang jala untuk pencegahan bunuh diri
c. Meningkatkan gaji
d. Memberi layanan sosiolog dan psikiater
e. Meningkatkan kondisi kerja
f. Pindah dari tempat yang kaya ke tempat yang memliki biaya tenaga kerja

Rekomendasi
1. Foxcon lebih memperhatikan dan memotivasi karyawan
2. Memberikan gaji dan kompensasi yang sesuai
3. Memberi layanan konseling pada karyawan, khususnya yang stress
4. Perjanjian untuk tidak melakukan bunuh diri

Nilai Keislaman

َ‫اض ِم ْن ُك ْم ۚ َواَل تَ ْقتُلُوا أَ ْنفُ َس ُك ْم ۚ ِإ َّن هَّللا َ َكان‬ ِ َ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اَل تَأْ ُكلُوا أَ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِ ْالب‬
َ ‫اط ِل إِاَّل أَ ْن تَ ُكونَ تِ َج‬
ٍ ‫ارةً ع َْن تَ َر‬
‫بِ ُك ْم َر ِحي ًما‬

Arti : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di
antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu. ( Surat An Nisa Ayat : 29 ).

Dari ayat diatas kita bisa memahami bahwa jangan lah kita memakan harta yang bukan
milik kita dan jangan lah membunuh dirimu sendiri, Dalam konteks perusahaan ini, perusahaan
harus adil dalam membarikan hak dan sesuatu yang harus nya diberikan kepada karyawan
dengan adil dan sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan. Sebagai perusahaan jangan lah
mengambil untung yang sangat banyak namun kesejahteraan karyawan terabaikan.

Daftar Referensi

https://gajimu.com/tips-karir/untung-rugi-sistem-201coutsourcing201d
https://sis.binus.ac.id/2016/12/15/pentingnya-supply-chain-management-dalam-proses-bisnis/
https://tafsirweb.com/1561-surat-an-nisa-ayat-29.html
Gong, Yeming. 2013. Global Operation Strategy. New York: Springer.

Anda mungkin juga menyukai