Setiap perusahaan yang menawarkan barang dan jasa menginginkan produk
yang dihasilkan dapat laku di pasaran, sehingga pemasaran menjadi sangat penting dalam perusahaan karena yang dilakukan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidup merupakan pemasaran. Selain itu pemasaran global merupakan sebuah proses untuk menfokuskan sumber daya manusia, uang, asset fisik, dan tujuan dari suatu organisasi agar mendapatkan kesempatan dan untuk menanggapi ancaman pasar global. Peluang pasar selalu terbuka bagi pelaku usaha tak terkecuali di pasar ekspor dan yang terpenting harus kreatif dan mau berinovasi dalam mengembangkan pasar. Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlihat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan itu (Engel dkk, 1994). Tujuan kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi pembeli untuk bersedia membeli barang dan jasa perusahaan pada saat mereka butuhkan. Factor yang mempengaruhi keputusan membeli untuk masing-masing pembeli salah satunya adalah factor kebudayaan, yang mana kebudayaan merupaka symbol dan fakta yang kompleks yang diciptakan oleh manusia, diturunkan dari generasi ke generasi sebagai penentu dan pengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat yang ada (J.W Stanton, 1996). Dalam konteks pemasaran, budaya dapat dilihat sebagai suatu aspek makro yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan individual konsumen. Dampak budaya terhadap pemasaran bukan hanya berlaku pada sisi konsumen saja tetapi juga dapat berpengaruh pada kebijakan perusahan atau pemasaran, karena ketika perusahaan menentukan suatu kebijakan berdasarkan pemahaman mereka atas budaya masyarakat dan budaya perusahaan. Ketika kita berbicara tentang keterkaitan pemasaran dan budaya maka dapat menelusur dari perbedaan pemahaman mengenai konsep kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan adalah segala sesuatu yang dirasakan kurang oleh manusia, sehingga mendorong manusia untuk melakukan pemenuhan terhadapnya. Keinginan berbeda dengan kebutuhan karena keinginan dipengaruhi oleh budaya dan adat kebiasaan. Sebagai contoh, bahwa orang sama-sama membutuhkan pakaian, namun pakaian yang dipakai orang Irian berbeda dengan orang Amerika. Demikian juga dengan apa yang dimakan, orang Jawa suka makan nasi sebagai makanan pokok sementara orang Amerika makan roti atau segala sesuatu yang terbuat dari gandum.
Budaya tidak hanya mempengaruhi perilaku konsumen, tetapi budaya
merefleksikan perilaku. Klub fitness, diet, skincare, lotion, dan produk rendah lemak mencerminkan budaya Amerika Serikat yang memberikan pada gaya muda dan perhatian terhadap kebugaran. Masyarakat Amerika Serikat merupakan masyarakat yang mempunyai karakteristik materialistic, individualistic, semangat muda, dan menjunjung kebebasan, kemajuan dan aktivitas. Materialisme adalah refleksi dari pemilikan benda dan kemakmuran. Masyarakat Amerika Serikat merupaka masyarakat individualistic. Dalam kaitannya dengan kepemilikan beda-benda, maka masyarakat individualistic cenderung menekankan status kepemilikannya dan penggunaan berdasarkan basis individu. Sebagai contoh dalam masyarakat Amerika Serikat, mobil merupakan alat transportasi individu sedangkan di Indonesia mobil sebagai alat transportasi keluarga. Dan produk Amerika Serikat mewakili karakteristik masyarakat materialis, mereka gaya hidupnya adalah seperti berbelanja di shopping mall, memakai celana jeans, menonton film barat, mengkonsumsi burger dan lain sebagainya. Dalam kacamata hudaya, produk burger merupaka representasi budaya barat, sementara produk dari barat adalah representasi dari kemajuan dan modernism. Melalui proses komunikasi pemasaran, pemasaran menyampaikan pesan dalam bentuk symbol verbal maupun non verbal. Selanjutnya berkat kemampuan yang dimilikinya konsumen sanggup mentransformasikan pengalaman dan pengetahuannya dalam dimensi kultural ruang dan waktu.
Amerika Serikat (AS) merupakan negara dagang terbesar di dunia. Empat
mitra dagang terbesar Amerika Serikat (AS) adalah Kanada, Meksiko, RRT, dan Jepang. Negara ini terletak di bagian tengah Amerika Utara, yang menjadi lokasi dari 48 negara bagian yang saling bersebelahan, beserta distrik ibu kota Washington, D.C. Amerika Serikat (AS) telah lama dianggap sebagai salah satu negara adikuasi du dunia berdasarkan kekuatan ekonomi dan politiknya, karena dikenal sebagai pusat inovasi dan bisnis hal ini telah menjadi pendorong utama dibalik pertumbuhan budaya dan ekonominya. Amerika Serikat menjadi rumah bagi lebih dari 324 juta orang, hal ini yang menjadikan negara ketiga terbesar di dunia berdasarkan populasi. Amerika Serikat (AS) merupakan salah satu negara yang paling beragam secara etnis di dunia. Namun secara mendetail mengenai keberagaman etnis di Amerika cendrung sulit mengingat kebanyakan warga Amerika dating dengan latar belakang etnis yang berbeda-beda. Penduduk asli Amerika Serikat (AS) disebut juga dengan nama Native Americans atau seringkali juga disebut dengan Indian Amerika, atau Indian. Penduduk asli Amerika Serikat (AS) dikategorikan sebagai orang-orang yang nenek moyangnya berasal dari tanah Amerika sebelum kedatangan Christopher Columbus pada tahun 1942.
Amerika Serikat (AS) tergolong ke dalam negara maju pascaindustri dan
merupakan negara dengan perekonomian termaju di dunia dengan perkiraan PDB 2012 sekitar $15,6 Triliun – 19% dari PDB global menurut kemampuan berbelanja pada tahun 2011. Majunya perekonomian Amerika Serikat (AS) didorong oleh ketersediaan sumber daya alam (SDA) yang melimpah, infrastruktur yang dikembangkan dengan baikm dan produktivitas yang tinggi. Meskkipun negara ini tergolong ke dalam negara pascaindustri, Amerika Serikat (AS) tetap menjadi produsen terbesar di dunia. Amerika Serikat juga menjadi negara dengan pengeluaran militer tertinggi di dunia, dan menjadi yang terdepan dalam bidang ekonomi, budaya, dan politik, serta pemimpin dalam riset ilmiah dan inovasi teknologi. Kebudayaan utama Amerika Serikat (AS) dari kebudayaan barat yang bersumber dari tradisi imigran Eropa (terutama Inggris di Utara dan Spanyol dan Selatan), dan kemudian dipengaruhi oleh berbagai sumber seperti tradisi yang dibawah oleh budak Afrika. Kebudayaan Amerika dianggap sebagai kebudayaan yang paling individualistik di dunia. Meskipun budaya arus utama menyatakan bahwa Amerika Serikat (AS) adalah negara dengan masyarakat tanpa kelas, para pakar menemukan terdapat perbedaan kelas sosial yang signifikan di negara itu, perbedaan ini tampak dalam segi sosialisasi, penggunaan bahasa, dan nilai-nilai. Amerika Serikat (AS) merupakan negara yang multikultur. Kebudayaan Amerika Serikat (AS) pun beragam karena masyarakatnya yang beragam dari segala macam suku, negara, agama, dan warna kulit. Tidak ada kebudayaan spesifik yang dimiliki oleh Amerika Serikat karena pada dasarnya Amerika Serikat memang negara multikultur. Sebagai negara multikultur, Amerika Serikat membebaskan warga negaranya untuk membawa kebudayaan asli dari daerah asal, apapun itu. Amerika Serikat merupakan negara yang multikultur. Kebudayaan Amerika Serikat pun beragam karena masyarakatnya yang beragam dari segala macam suku, negara, agama, dan warna kulit. Tidak ada kebudayaan spesifik yang dimiliki oleh Amerika Serikat karena pada dasarnya Amerika Serikat memang negara multikultur. Sebagai negara multikultur, Amerika Serikat membebaskan warga negaranya untuk membawa kebudayaan asli dari daerah asal, apapun itu. Karakteristik khas dari masyarakat ini mampu menunjukkan yang namanya gaya hidup Amerika Serikat salah satunya adalah Individualis, Informal dan Realitis. Individualis yang bermaksud adalah Amerika Serikat yang dikenal menghargai dan menghormati individualis. Mereka memiliki semangat yang tetap gentar bahkan di mata kotradiksi dunia. Masyarakat Amerika Serikat mewujudkan ketahanan dan kesetaraan, bukan seolah-olah mereka tidak berbuat salah atau belajat dari pelajatan pahit tetapi belajar adalah cepat dan menyeluruh. Masyarakat Amerika Serikat menjunjung tinggi kebebasan individu yang artinya adalah mereka jarang sekali bisa diatur. Mereka bisa melakukan apa yang mereka inginkan bahkan terkadang bertabrakan dengan kepentingan orang lain. Namun lambat laun sebagian dari mereka mulai dapat menghargai kepentingan orang lain. Dan masyarakat Amerika Serikat (AS) menjadikan mobil sebagai kebutuhan individu. Sedangkan informal dan realistis, Amerika Serikat dikenal sangat nyaman menjadi informal, hal ini tidak terbatas hanya untuk kode berpakaian atau tingkah laku tetapi untuk kehidupan pada umumnya. Masyarakat Amerika Serikat (AS) dikenal sebagai orang yang mampu menerobos belenggu dan menyatakan kebebasan dari dalam bentuk yang paling bebas. Kebudayaan Amerika Serikat (AS) mungkin hidup dengan aturan bahwa waktu adalah uang tetatpi ketika mereka memilih untuk bersantai maka tidak sebanding dengan yang lainnya. Bagi mereka ketepatan waktu adalah suatu kebijakan dan kehidupan professional adalah yang membuat nyaman sebagai satu pribadi. Masyarakat Amerika Serikat (AS) dikenal sebagai materialistis dan memamerkannya tanpa hambatan sedikit pun, sementara tidak merasa malu bila menjadi miskin dan juga memperlihatkan dengan tegas mereka mau berusaha demi hidup yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA
Global One. (Tanpa Tahun). Budaya Di Amerika.
https://www.globaloneworld.com/destination-country/amerika/hidup-di- amerika/budaya. <Diakses pada tanggal 25 Maret 2020>
Harim. 2019. Pengertian, Manfaat dan Faktor Pendorong Pemasaran Global.
https://netsolmind.com/pemasaran-global/. <Diakses pada tanggal 25 Maret 2020>
Kussudyarsana. 2008. Budaya dan Pemasaran : Timjauan Pengaruh Budaya
terhadap Perilaku Konsumen. Jurnal Manajemen dan Bisnis. Vol. 12, No. (2), Desember 2008, hal. 172-180.
Setiawan, Samhis. 2019. Penjelasan Karakteristik Konsumen Dalam Ekonomi.
https://www.gurupendidikan.co.id/penjelasan-karakteristik-konsumen-dalam- ekonomi/. <Diakses pada tanggal 25 Maret 2020>
Trisnawati, Dian. 2006. Keterkaitan Antara Karakteristik Konsumen Dengan
Keputusan Pembelian Produk Fashion Pada Departemen Store Singosaren Surakarta. Tugas Akhir. FE, Manajemen Pemasaran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.