Mata Kuliah : Komunikasi Organisasi Publik (Senin 15.01) Praktek Hubungan Komunikasi dengan Inovasi Pelayanan Publik Pada tanggal 1-2 Agustus 2018 Rumah Sakit milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, RSUD Prof DR. Margono Soekarjo mengikuti ajang kompetisi Inovasi Pelayanan Publik. Inovasi yang dibuat harus memuat unsur latar belakang atau analisis masalah, keunikan atau kebaruan, implementasi, dampak serta keberlanjutan dan replika, oleh karena itu perlu kreatifitas dalam menciptakan inovasi pelayanan. Inovasi Pelayanan pada RSMS adalah berupa “TELEAPIK” yaitu kepanjanan dari TEyeng ndeLEng Antrian Pendaftaran lan polikliniK, serta “RINDU” yaitu kepanjangan dari Rapport, Intention, Negotiation, Direct Sugestion, Utilization. Keistimewaan TELEAPIK adalah tersedianya informasi antrian dalam aplikasi berbasis web dan android sehingga tidak ada penumpukan pasien dipendaftaran dan poliklinik karena pasien dapat mengetahui informasi antrian dimanapun dan kapanpun melalui aplikasi tersebut sehingga dapat terjalin komunikasi yang baik antara pasien dan pihak Rumah Sakit. Penurunanya sangat signifikan yaitu 48% meskipun jumlah pasien semakin meningkat. Inovasi ini juga mampu mendongkrak tingkat kedisiplinan dokter di poliklinik, dari semula hanya 20% menjadi 88,98%, .Disamping itu komplain pasien maupun keluarganya secara otomatis berkurang drastis. Tercatat sebelum inovasi ini diberlakukan, ada 18 komplain, jumlah ini berkurang menjadi 3 komplain. Disamping itu, secara garis besar keuntungan TELEAPIK ini adalah mampu mengurangi pasien menunggu antrian, terhindar dari potensi terjadinya infeksi nosokomial, meningkatkan kenyamanan ruang tunggu, meningkatnya disiplin dokter, dampak positipnya pasien cepat mendapat pemeriksaan, sebagai goalnya adalah komplain pasien rawat jalan menurun dan meningkatnya kepuasan pasien. Inovasi lainya adalah RINDU, sebagai solusi penjinak nyeri, penggugah senyum. Inovasi ini merupakan suatu ungkapan caring dengan menerapkan teknik manajemen nyeri non farmakologi. Metode ini merupakan kreasi dan inovasi untuk mengatasi masalah nyeri sedang (skala 4-6) secara numerik pada pasien kooperatif. Inovasi ini mudah, murah, efektif, efisien dan aplikatif. Keistimewaan inovasi RINDU ini adalah mampu menurunkan skala nyeri berat dari 21,10% menjadi 9,7%, nyeri sedang dari 57,10% menjadi 18, 50%. Dampak dari penggunaan inovasi RINDU ini adalah kepercayaan pasien meningkat, keluhan nyeri turun, dukungan keluarga meningkat, terjadinya efisiensi penggunaan obat anti nyeri dan menurunya pengadaan obat anti nyeri. Dengan adanya inovasi layanan publik seperti ini, hubungan komunikasi dengan inovasi pelayanan publik sudah sangat baik tetapi harus ditingkatkan supaya tidak terjadi kesalahpahaman komunikasi kepada kedua belah pihak yang bersangkutan. Oleh karena itu, inovasi ini dapat mampu menarik rumah sakit lainnya untuk belajar mengaplikasikan TELEAPIK dan RINDU pada pelayanan.