Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MANAJEMEN STRATEGI

ANALISIS PERUSAHAAN GENERAL MOTORS

NAMA KELOMPOK :

SISILLIA EVELYN TJUSANTO 17012010106

NABILA

VIKA AULIA

NADYA AISYAH N 17012010179

ZULVIA ISMAWARI 17012010174

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN “ JAWA TIMUR

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karena atas berkat dan rahmatnya makalah ini
dapat diselesaikan dengan judul “Analisis perusahaan General Motors”. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang terlibat sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu.
Penulis juga menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini, maka dari itu penulis juga
meminta kritik dan saran yang membangun sehingga dapat menyempurnakan makalah ini.
Demikian penulis ucapkan terima kasih.

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Persaingan yang begitu ketat apalagi dinegara adidaya yaitu Amerika Serikat yang sering disingkat
dengan AS adalah sebuah perjuangan yang begitu hebat jika sebuah perusahaan dapat bertahan
hingga berpuluh-puluh tahun. General Motor Corporation Adalah sebuah perusahaan yang bukan
main hebatnya karena ternyata perusahaan ini mampu bertahan hingga 100 tahun lamanya, bukan
main-main jika sebuah perusaan dapat menciptakan produksi yang dipercaya oleh konsumen
hingga 100 tahun lamanya, produk yang dikeluarkan pasti merupakan produk yang bermutu dan
sangat bersaing. General Motor Corporation dengan kecermelangannya itu akhirnya runtuh juga
pada ulang tahunnya yang ke-100 tahun maka sebuah kalimat tak gading yang tak patah menurut
saya sangat cocok dialamatkan Pada General Motor Corporation bagaimana tidak sebuah
perusaaan yang begitu besar ternyata memiliki kelemahan yang akhirnya membuat perusahaan ini
gulung tikar juga.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana sejarah perusahaan General Motors ?
2. Apa visi dan misi perusahaan General Motors ?
3. Bagaimana analisis lingkungan internal dan eksternal dalam perusahaan General Motors ?
4. Apa saja masalah-masalah bisnis yang dihadapi oleh perusahaan General Motors ?
5. Bagaimana analisis SWOT perusahaan General Motors ?
6. Apa saja kesalahan strategi yang dilakukan oleh perusahaan General Motors ?
C. Tujuan dan manfaat
1. Untuk mengetahui sejarah perusahaan General Motors
2. Untuk mengetahui visi dan misi perusahaan General Motors
3. Untuk mengetahui analisis lingkungan internal dan eksternal dalam perusahaan General
Motors
4. Untuk mengetahui masalah-masalah bisnis yang dihadapi oleh perusahaan General Motors
5. Untuk mengetahui analisis SWOT perusahaan General Motors
6. Untuk mengetahui kesalahan strategi yang dilakukan oleh perusahaan General Motors
BAB II

PEMBAHASAN

1. Sejarah perusahaan General Motors

General Motors Company, juga dikenal dengan GM, adalah simbol industri otomotif Amerika
Serikat dengan kantor pusatnya di Renassance Center, Detroit, Michigan. GM dikenal sebagai
pemimpin industri otomotif dunia, dan menjadi yang terdepan selama 77 tahun (1931-2007)
berdasarkan penjualan tahunan, lebih lama dari industri otomotif mana pun. Pada tahun 2008, GM
adalah entitas perusahaan terbesar kesembilan di dunia dan kedua untuk industri otomotif
berdasarkan jumlah pendapatan tahunan perusahaan pada Fortune Global 500 yang dikeluarkan
oleh majalah ternama Amerika Serikat, Fortune. Pada tahun terakhir sebelum kebangkrutannya
ini, GM memiliki pabrik perakitan mobil dan truk di 35 negara, memperkerjakan 244.500 pekerja
diseluruh dunia, dan berhasil menjual 8,5 juta mobil dan truk ke 140 negara.

GM didirikan pada Rabu, 16 September 1908, di Flint, Michigan, sebagai perusahaan induk
Buick oleh William C. Durant. GM dimasa-masa awalnya adalah perusahaan yang sangat agresif,
ini terlihat dengan mengakuisisi banyak perusahaan untuk meluaskan pangsa pasarnya. Dari
pengamatan penulis, semenjak didirikan tahun 1908 hingga masa Perang Dunia II, GM kurang
lebih telah mengakuisisi 15 perusahaan mobil, baik dari yang ada di Amerika Serikat maupun di
negara lainnya. GM juga membeli dua perusahaan pesawat terbang dan berperan serta dalam
menciptakan alternatif kendaraan umum dalam kota pengganti trem, yaitu bus, dengan
menciptakan jalur bus Greyhound.

 Perang dunia II (1939-1945)

GM menghasilkan sejumlah besar persenjataan, kendaraan, dan pesawat terbang selama Perang
Dunia II untuk kedua kubu, kubu Aliansi dan Axis. William S. Knudsen, Presiden GM saat itu,
diangkat menjadi kepala produksi alat-alat perang Amerika Serikat oleh Presiden Franklin
Roosevelt. GM adalah produsen utama U.S. Army 1½ ton 4x4 vehicles.
Divisi GM untuk Inggris, Vauxhall Motors, memproduksi Churchill Tank untuk pasukan sekutu.
Churchill Tank menjadi bagian penting bagi pasukan Aliansi di Afrika Utara (ironisnya sering
menyerang unit-unit logistik Nazi Jerman yang menggunakan Opel Trucks). Divisi lain GM,
Bedford Vehicle, memproduksi kendaraan logistik untuk militer Inggris.
Pada masa Perang Dunia II, pemerintah Nazi Jerman berniat menasionalisasikan pabrik-pabrik
Amerika Serikat yang berada di Jerman dan perusahaan-perusahaan mobil Amerika Serikat,
terutama GM, menjadi perhatian serius Nazi Jerman untuk menasionalisasikannya. Pada
kenyataannya GM bukan hanya sebuah perusahaan mobil yang memiliki pabrik-pabrik di Jerman,
manajemen GM dari atas ke bawah memiliki banyak koneksi dengan Nazi Jerman, baik pada
tingkat bisnis maupun pribadi. Selama perang, Opel’s Brandenburg memproduksi JU-88, truk,
ranjau darat, dan torpedo detonator untuk Nazi Jerman.
Tahun 1939, pada Rapat Umum Pemegang Saham, Alfred P. Sloan mengatakan kepada pemegang
saham, strategi investasi di Jerman sebagai “highly profitable” dan akan terus dilanjutkan, ini
hanya praktek bisnis biasa yang sehat. Sloan juga mengatakan “Ini tidak boleh hanya dianggap
urusan manajemen General Motors, tetapi kita harus melakukan sebagai organisasi Jerman, kita
tidak akan menutup pabrik-pabrik di Jerman.”
Setelah 20 tahun meneliti GM, Bradford Snell mengatakan, “GM jauh lebih penting bagi Nazi
Jerman dari pada Swiss, GM adalah bagian integral dari upaya perang Nazi Jerman. Nazi Jerman
bisa menginvasi Polandia dan Rusia tanpa Swiss, tetapi tidak mungkin melakukannya tanpa GM.”
 Pertumbuhan Pasca Perang (1946-1980)

Pada titik ini GM telah menjadi perusahaan terbesar yang terdaftar di Amerika Serikat berdasarkan
pendapatan tahunannya. Pada tahun 1953, Charles Erwin Wilson terpaksa mengundurkan diri dari
jabatannya sebagai Presiden GM karena diangkat menjadi Menteri Pertahanan Amerika Serikat
oleh Presiden Dwight D. Eisenhower. Di depan komite senat angkatan bersenjata Wilson sempat
berujar “Apa yang baik bagi General Motors, baik bagi negara dan sebaliknya”. Kata-kata tersebut
akhirnya menjadi terkenal karena GM memang simbol korporasi dan industri mobil Amerika
Serikat.

Pada masa setelah Perang Dunia II ini GM adalah salah satu perusahaan terbesar didunia, hanya
kalah dari industri di Uni Soviet yang memperkerjakan lebih banyak orang. Pada tahun 1955, GM
menjadi perusahaan Amerika Serikat pertama yang membayar pajak lebih dari $ 1 milyar.

Dekade 1960-an adalah dimulainya era mobil kelas menengah yang kecil dan langsing, dan
Chevrolet menjadi andalan GM pada mobil kelas ini. Chevrolet dengan berbagai variannya
menjadi merek yang terlaris di Amerika Serikat. Setelah peringkat kedua ditempati Ford, peringkat
berikutnya ditempati oleh produksi GM lainnya, yaitu Oldsmobile Cutlass, Pontiac, dan Plymouth.

Setelah perang dunia hingga awal 1980-an GM menjadi perusahaan dengan pendapatan dan
pangsa pasar terbesar didunia.
 1981-Sekarang (tahun-tahun terakhir sebelum krisis bisnisnya)
Tahun 1980-an adalah era dimulainya mobil Sport Utility Vehicle (SUV) yang selanjutnya akan
menjadi produk andalan GM di Amerika Serikat. SUV adalah mobil penumpang yang sangat
digemari mengingat luasnya daratan Amerika Serikat. Dengan kerangka yang lebih besar akan
memberi kesan aman terutama pada jalan-jalan yang memiliki aspal terbatas.
Dasawarsa 1990-an dimulai dengan resesi ekonomi, industri otomotif pun terkena langsung
dampak buruknya, tidak terkecuali GM yang mengalami kerugian terburuknya sepanjang sejarah
perusahaan. Setelah kerugian tersebut, CEO GM, John F. Smith melakukan restrukturisasi radikal
pada perusahaan. John Smith melakukan banyak revisi besar, reorganisasi manajemen untuk
membongkar sistem manajemen warisan Alfred Sloan, dan melakukan banyak pemotongan biaya
produksi. Langkah ini terbukti berhasil dan tahun-tahun berikutnya GM tetap menjadi perusahaan
otomotif dengan pendapatan terbesar diseluruh dunia seiring dengan meningkatnya popularitas
SUV dan Truck Pick-up Lines yang menjadi produk andalan GM.

2. Visi dan misi perusahaan General Motors

 Visi
1. Selama 100 tahun terakhir, GM telah menjadi pemimpin dalam industri otomotif global.
Dan 100 tahun ke depan tidak akan berbeda. GM berkomitmen untuk memimpin industri
dalam penggerak bahan bakar alternatif.
2. menjadi pemimpin dunia dalam produk transportasi dan layanan terkait. Kami akan
mendapatkan antusiasme pelanggan kami melalui peningkatan berkelanjutan yang
didorong oleh integritas, kerja tim, dan inovasi karyawan GM.
 Misi

General Motors adalah perusahaan multinasional yang terlibat dalam operasi yang
bertanggung jawab secara sosial, di seluruh dunia. Ini didedikasikan untuk menyediakan
produk dan layanan berkualitas sehingga pelanggan kami akan menerima nilai superior
sementara karyawan dan mitra bisnis kami akan berbagi dalam keberhasilan kami dan
pemegang saham kami akan menerima pengembalian superior yang berkelanjutan atas
investasi mereka.
3. Analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan General Motors

4. Masalah-masalah bisnis yang dihadapi oleh perusahaan General Motors

Amerika Serikat adalah pasar utama General Motors dengan penjualan yang mencapai 85%.
Berdasarkan data penjualan tahunan di Amerika Serikat, sudah tampak gejala-gejala krisis bisnis
yang ada pada perusahaan. Meskipun angka penjualan tahunannya selalu stabil diatas 4,5 juta
kendaraan pertahunnya, tetapi angka penjualan tersebut terus menurun dengan rata-rata 1%
penurunan penjualan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2005, angka
penjualan menurun sebesar 4% dan perusahaan memposting kerugian sebesar $10,6 miliar.

Tahun 2007 hingga 2008 adalah saat dimana resesi ekonomi mencapai puncaknya bersamaan
dengan harga minyak dunia yang terus naik ke posisi tertingginya. Pada titik ini krisis bisnis
ditubuh GM sudah semakin memburuk dan menyebabkan kerugian yang sangat signifikan pada
tahun 2007 sebesar $38,7 miliar dan angka penjualan menurun drastis sebesar 45% pada tahun
berikutnya. Pada 7 November 2008, GM melaporkan perkiraan akan habisnya cadangan kas
mereka pada pertengahan tahun 2009 tanpa suatu kombinasi dari dana bantuan pemerintah,
merger, atau penjualan aset. Penurunan angka penjualan dan finansial yang terus merugi membuat
perusahaan pada tanggal 1 Juni 2009 mendaftarkan kebangkrutannya di pengadilan New York.
Pendaftaran kebangkrutan ini membuat GM dapat membentuk institusi baru dalam kurun waktu
60-90 hari.

General Motors resmi menyatakan diri pailit berdasarkan Pasal 11 Undang-undang


Perlindungan Kepailitan, Senin 1 Juni 2009. Perusahaan Amerika Serikat ini menyatakan
menderita kerugian dari utang sebesar US$ 172,81 miliar dan kerugian aset sebesar US$ 82,29
miliar. Pernyataan pailit ini membuat GM memasuki program penyelamatan sesuai rencana
pemerintahan presiden Barack Obama. Dengan program ini, pemerintah menguasai saham
mayoritas perusahaan raksasa otomotif AS dan GM juga akan mengalami penyusutan ukuran
perusahaan.
Departemen Keuangan AS akan mengucurkan dana reorganisasi GM sebesar US$ 30 miliar.
Sebelumnya, GM telah menerima dana talangan berupa pinjaman bunga rendah mencapai US$ 20
miliar.

Pemerintah federal akan memiliki sekitar 60 persen saham di GM yang baru. Pemerintah
Kanada akan mendapat 12,5 persen saham, United Auto Workers 17,5 persen saham, dan
pemegang saham lainnya akan mendapat sepuluh persen. Pemilik saham GM saat ini diharapkan
menjual seluruh sahamnya.

5. Analisis SWOT pada perusahaan general motors

 Kekuatan ( strength )
1. Sebagai raksasa produsen mobil, GM memiliki jaringan luas di berbagai belahan dunia.
Selain memasarkan produk bermerek Chevrolet, GM menguasai sebagian saham pabrikan
Eropa dan Asia, sebut saja Opel di Jerman, Saab di Swedia, dan Vauxhall di Inggris.
2. Sejak berdiri pada 1908, GM yang bermarkas di Detroit tumbuh menjadi raksasa otomotif
dunia. Karyawannya tercatat mencapai 266 ribu di seluruh dunia, serta sempat menjadi
pemimpin pasar dengan penjualan mencapai 9,37 juta unit di seluruh dunia pada 2007.
Pasar terbesarnya berada di AS, China, Kanada, Inggris, Jerman, dan kawasan Asia-
Pasifik.
3. Cepat dan tepat dalam melakukan inovasi
4. Mampu memberikan prestige, kepuasan dan pilihan pada produk yang ditawarkan
5. Menawarkan produk yang memiliki berbagai macam fitur
 Kelemahan ( weakness )
1. Dalam usia perjalanannya, GM sudah mengakuisisi sejumlah perusahaan mobil di berbagai
belahan dunia. Dan hasilnya, sampai sebelum dinyatakan bangkrut, GM mengantongi 13
merek, yakni Buick, Cadillac, GMC, Chevrolet, Holden, Opel, Hummer, Sanim, Vauxhall,
Pontiac, Daewoo, Willing, dan Saab. Namun, krisis keuangan dunia menyebabkan GM
berikut anak-anak usahanya Ikut babak belur.
2. GM telah kehilangan pangsa pasar sejak awal 1980-an ketika menguasai 45 persen pasar
Amerika Serikat. Perusahaan ini hancur karena terlalu mengandalkan produk pada truk dan
tenggelam lebih dalam ketika kredit diperketat pada 2008.
3. Kurang adanya kebijakan dalam penentuan harga dasar
4. Kurang adanya tanggung jawab terhadap lingkungan
5. Memiliki struktur permodalan yang kurang kuat jika terjadi krisis

 Peluang ( opportunities )
1. Sebagai simbol industri otomotif Amerika Serikat, General Motors dikenal karena menjadi
pemimpin industri inovatif
2. Pada awalnya, GM yang didirikan di Flint, Michigan, pada 16 September 1908 oleh
William C Durant, adalah pionir dan selama beberapa waktu memegang peran itu. Adalah
GM yang pertama memperkenalkan starter elektronik hanya empat tahun setelah
perusahaan itu didirikan. GM juga yang memulai peredam kejut depan independen, mesin
V12 dan V16, Cadillac, dan Chevrolet Corvette yang menjadi ikon otomotif selama 55
tahun.
3. GM memproduksi mobil dan truk di 35 negara berbeda. GM menjual produk-produk
dengan 12 merek, yaitu Buick, Cadillac, Chevrolet, GM Daewoo, GMC, Holden, Hummer,
Opel, Pontiac, Saab, Saturn, dan Vauxhall. Saat ini, GM mempekerjakan 284.000 orang di
seluruh dunia.
4. Menjadi market leader di dalam industri otomotif karena pertumbuhan penjualan yang
mempunyai trend positif
 Ancaman (Threat)
1. Seiring berjalannya waktu, GM kehilangan daya saingnya karena ketergantungannya
pada penjualan jenis truk. GM bahkan baru saja kehilangan mahkotanya sebagai raja
penjualan kendaraan, setelah dilibas Toyota. Kondisi GM semakin diperburuk oleh
krisis kredit yang melanda negara adi kuasa itu.
2. Persaingan yang semakin ketat
3. Meningkatnya biaya kesehatan karyawan
4. Biaya produksi melebihi pesaing

6. Kesalahan strategi yang dihadapi perusahaan General Motors

Pada tahun 1999, penjualan tahunan GM meningkat cukup tajam sebesar 9%, tetapi
selanjutnya terus menurun dengan penurunan sebesar 1% tiap tahunnya hingga tahun 2004 atau
lima tahun berturut-turut. Pada tahap ini perusahaan mulai memasuki periode krisis bisnis,
perusahaan pada tahap memasuki periode bisnis masih memperoleh penjualan diatas tingkat
penjualan titik impas. Akan tetapi, kondisi keuangan perusahaan akan merosot, yaitu : penurunan
besaran penjualan, rasio harga pokok penjualan terhadap besaran penjualan meningkat, rasio laba
kotor terhadap penjualan menurun, rasio biaya operasional terhadap penjualan meningkat, rasio
laba operasional perusahaan terhadap penjualan menurun, rasio kemampuan membayar bunga
pinjaman menurun, besaran piutang dan persediaan dagang naik. Intinya, perusahaan mengalami
penurunan arus kas masuk dan peningkatan arus kas keluar.

Pada tahun 2005, penjualan tahunan GM di Amerika Serikat menurun cukup tajam dan
perusahaan harus mengakui kerugian sebesar $10,6 miliar. Pada titik ini, perusahaan sudah mulai
pada tahap memasuki kedalaman krisis bisnis. Perusahaan yang memberikan reaksi keliru pada
tahap awal memasuki krisis bisnis akan dengan cepat migrasi ke tahap kedalaman krisis bisnis.
Pada periode ini, perusahaan akan mulai beroperasi dengan kapasitas terpakai maksimum sebesar
titik impas dan selanjutnya akan semakin memburuk untuk beroperasi dibawah titik impas.

Kinerja keuangan perusahaan yang memasuki tahap kedalaman bisnis akan merosot.
Indikasinya, antara lain : keberlanjutan penurunan besaran penjualan, harga pokok per unit
meningkat, laba operasional perusahaan menuju kerugian, biaya tetap perusahaan menjadi beban
berat perusahaan, kemampuan membayar bunga pinjaman sangat merosot, perusahaan terancam
defisit arus kas.

Bagi perusahaan yang memasuki tahap kedalaman bisnis tidak cukup hanya dengan melakukan
efisiensi biaya, tetapi kemampuan melindungi keseluruhan operasional bisnis merupakan tindakan
yang lebih baik. Pada titik ini, peran eksekutif perusahaan dalam pengambilan keputusan-
keputusan yang strategis mengenai tekanan yang dialami perusahaan menjadi sangat penting.
Perusahaan tidak hanya membutuhkan perubahan yang efektif dan efisien, tetapi juga inovatif.
Perubahan-perubahan ini tidak harus radikal, tetapi dinamis, yaitu bagaimana menyesuaikan
perusahaan dengan kondisi dan situasi yang ada saat ini. Berdasarkan data-data yang saya peroleh
dari situs-situs, buku, dan literatur lainnya

kami mencoba membahas kesalahan-kesalahan pimpinan General Motors dalam krisis bisnis
tersebut :

1. eksekutif GM menganggap remeh ancaman eksternal dan gagal memanajemeni perubahan


harga minyak. Awal dasawarsa 2000an dibuka dengan kecenderungan harga minyak dunia
yang akan naik. Fluktuasi harga minyak adalah permainan saraf bagi perusahaan yang
memiliki hubungan dengan minyak, dan salah satunya adalah perusahaan otomotif,
terutama perusahaan otomotif Amerika karena sebagian besar mobil-mobilnya
menggunakan mesin berkapasitas besar yang boros bensin seperti SUV dan truk.
Kendaraan ini awalnya sangat diminati mengingat luasnya benua Amerika. Namun saat
harga minyak melonjak, minat itu otomatis berkurang karena rakus mengkonsumsi
minyak. Akibat kenaikan harga minyak, penjualan SUV dan truk pun mengalami
penurunan drastis mencapai 27,5% pada tahun 2008, padahal ini merupakan jualan utama
GM sejak 1990.
2. gagalnya memahami perilaku konsumen pada situasi resesi ekonomi dan inflasi. Krisis
perumahaan yang terjadi pada tahun 2005-2006 telah mencapai puncaknya pada 2007,
resesi ekonomi ini menyebabkan naiknya tingkat inflasi yang menyebabkan harga-harga
kebutuhan dasar di Amerika Utara menjadi naik tetapi pendapatan mereka tetap. Pada
keadaan seperti ini, maka yang pertama mereka korbankan adalah pembayaran tagihan
kredit kepemilikan rumah (KPR), lalu menyusul penundaan pembelian mobil. Ini
mengakibatkan dalam waktu 12 bulan (Oktober 2007-08) penjualan GM di Amerika Utara
terpangkas 45%.
3. strategi perusahaan gagal memprediksi kemajuan teknologi dan tidak memanfaatkan
kompetinsi inti. Strategi GM untuk “Walk Away” dari pembuatan mobil hybrid jelas
merupakan blunder. Momentum ini dengan cepat dimanfaatkan Honda dan Toyota dengan
cara mengeluarkan Prius dan Insight. Teknologi Mobil hybrid yang dipopulerkan oleh
Toyota dan Honda ini, Sebagai solusi menghemat BBM dan mengatasi pencemaran
lingkungan. Cara kerja mesin listrik dengan prinsip regenerative (isi ulang/recharging saat
kendaraan sedang beroperasi) pada mesin hybrid, berbeda dengan mobil tenaga listrik
penuh. Mobil tersebut tidak bisa mengisi ulang listriknya. Bila listriknya habis, Batterai/aki
harus di-charge secara khusus dengan waktu 8 hingga 12 jam (untuk teknologi charger
onboard). Khusus mesin hybrid, mesin listriknya bisa mengisi ulang ke aki dengan
memanfaatkan kinetic energy saat mengerem (regenerative brakeing). Bahkan sebagian
energi mesin dari mesin bensin/solar/bio fuel saat berjalan listriknya bisa disalurkan untuk
mengisi batterai/aki. Dengan sistem operasi seperti ini maka akan terjadi penghematan
BBM. Selain itu, GM yang menguasai teknologi “electric drive trains” tidak memanfaatkan
kompetinsi inti ini dengan baik, tetapi malah memilih opsi menggelontorkan jutaan dolar
untuk melobi standar “fuel economy” yang makin ketat bagi andalannya saat itu, yakni
SUV dan truk besar
4. mempunyai pandangan yang sempit akan arti kompetisi (contestant). Kontestan adalah
seluruh hal yang dapat mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan
pembelian. Unsur komitmen “continuous improvement” seharusnya tidak hanya
diterapkan pada anak buah, tetapi juga manajemen puncak. Dalam persaingan usaha yang
terus berkembang, setiap entitas bisnis harus bersifat dinamis, yaitu dapat selalu
menyesuaikan dengan cepatnya perkembangan ekonomi dan faktor-faktor eksternal yang
dapat mempengaruhinya. “Continuous improvement” dapat diwujudkan dengan selalu
melakukan inovasi-inovasi tetapi tetap memperhatikan perubahan-perubahan faktor-faktor
eksternal, salah satunya perubahan selera konsumen.
5. pemimpin terlalu lambat membuat perubahan dan arogan. Sebenarnya pemimpin GM
sudah berusaha melakukan strategi pemotongan biaya, membuat mobil hemat energi, dan
melakukan inovasi baru di segmen sedan dan crossover. Tetapi, perubahan ini dinilai
terlalu terlambat jika dibandingkan dengan kecepatan penetrasi para pesaing. Selain itu,
pemimpin GM memberikan sinyal yang salah kepada karyawan dan publik pada saat
terbang ke antar kota dengan menggunakan jet pribadi, yang tentunya berongkos mahal
disaat kondisi perusahaan sedang kritis.

Meskipun telah mendapat dana bantuan melalui paket bailout plan senilai $ 13,4 juta, gabungan
dari faktor-faktor diatas sudah berakumulasi dan mempercepat keterpurukan GM.
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

General Motor Corporation adalah perusahaan yang perkembangan industrinya bisa dibilang cepat
terbukti hanya empat tahun setelah perusahaan itu didirikan GM yang pertama memperkenalkan
starter elektronik. Walaupun pada akhirnya setelah ulang tahunnya yang ke-100 GM mengalami
kebangkrutan namun usia 100 tahun berdirinya sebuah perusahaan adalah hal yang sangat luar
biasa apalagi di negara adi kuasa. Maka pepatah tak ada gading yang tak retak saya rasa pas
diibaratkan untuk general motor corporation ini.

B. Saran

Anda mungkin juga menyukai