Teori internalisasi merupakan teori yang pertama kali dikenalkan oleh Buckley dan
Casson pada tahun 1976 dengan maksud untuk menjelaskan pertumbuhan
perusahaan multinasional dan persebaran investasi asing langsung (Casson, 2015:
55). Dapat dikatakan pula teori ini berusaha untuk memaparkan keberadaan dan
kegunaan perusahaan multinasional dalam konteks bisnis internasional. Dalam
istilah yang lebih umum, Buckley dan Casson (1976) menunjukkan bahwa jenis
ketidaksempurnaan pasar dapat menyebabkan tekanan untuk internalisasi
perusahaan multinasional. Kala itu teori internalisasi pun hadir sebagai jawaban atas
tantangan untuk menjelaskan mengapa perusahaan multinasional yang tengah
mendominasi dunia bermarkan di Amerika Serikat, investasi asing utamnya berpusat
di Eropa, serta terkonsentrasi perkembangan teknologi canggih maupun pemasaran
intensif industri (Dunnig, 1958 dalam Casson et al, 2014: 3). Lebih lanjut, keunggulan
dari teori ini adalah pendekatan institusional komparatifnya yang biasa diguanakan
untuk menganalisis perilaku suatu perusahaan multinasional. Teori ini mendorong
adanya penilaian efisiensi relatif dan efektivitas dari suatu mekanisme perusahaan
guna mengelola ketergantungan ekonomi yang ada. Ketika perusahaan multinasional
dimodelkan sebagai jaringan dengan berbagai ikatan yang kuat dan lemah di antara
induk dan anak perusahaan, maka akan terdapat kemungkinan untuk menerapkan
pemikiran teori internalisasi dalam rangka untuk mengevaluasi biaya dan manfaat
relatif dari pengelolaan ketergantungan ekonomi yang ada di seluruh perbatasan
nasinoal (Rugman & Verbeke, 2007: 5).
Bila diperhatikan lebih lanjut, sejatinya internalisasi adalah sebuah alternatif
bagi pasar eksternal untuk mengembangkan dan memanfaatkan pengetahuan yang
ada dengan sedemikian rupa. Berkaitan dengan terma ketidaksempurnaan pasar,
perusahaan pun tidak selalu internalisasi pasar. Internalisasi terjadi hanya ketika
manfaat yang dirasakan oleh perusahaan melebihi biaya yang dihabiskan. Ketika
internalisasi menyebabkan investasi asing, perusahaan mungkin dikenakan risiko
politik dan juga risiko komersial sebagai akibat dari ketidakbiasaan dengan
lingkungan asing. Dengan kata lain, investasi asing langsung pun akan terjadi ketika
manfaatnya melebihi biaya yang digunakan (Rugman & Verbeke, 2007: 13). Induk
perusahaan yang memiliki pengetahuan unggul akan memperoleh harga tinggi bila
menjual pengetahuan tersebut ke pasar eksternal, dibandingkan hanya menggunakan
pengetahuan tersebut di anak perusahaannya. Namun dengan melakukan investasi di
anak perusahaan luar negeri ketimbang memberikan lisensi, induk perusahaan
tersebut mampu mengirim pengetahuannya melewati batas negara, sementara tetap
mempertahankannya di dalam perusahaan dengan harapan dapat mewujudkan hasil
yang lebih baik atas investasi yang dilakukan untuk memproduksinya.
Sama halnya dengan teori pada umumnya, seiring berkembangnya waktu
teori internalisasi telah mengalami perkembangan. Menurut Markn Casson (2015:
55), awalnya teori internalisasi dianggap sebagai cabang dari ekonomi terapan.
Namun kini teori internalisasi menjadi elemen inti dari bidang modern studi Bisnis
Internasional. Terma internalisasi di sini mengacu pada fakta bahwa perusahaan
multinasional menggantikan pasar eksternal, salah satunya dalam segi pengetahuan
milik perushaan. Berdasarkan periode waktu, teori internalisasi dapat dibedakan
menjadi dua kelompok. Pertama, teori internalisasi “tua” versi Buckley & Casson yang
muncul pada tahun 1970an. Teori ini hanya terfokus pada efisiensi dan
pengembangan ekonomi, serta penyebaran dan eksploitasi keuntungan perusahaan
tertentu sehingga dianggap mengabaikan isu-isu tata kelola internal dan struktur
organisasi yang ada dalam sebuah perusahaan. Kedua, teori internalisasi “muda” yang
dikemukakan oleh Rugman dan Verbeke pada tahun 2003. Teori
ini mengintegrasikan transaksi ekonomi biaya perspektif teori internalisasi tua
dengan berbasis sumber daya, transfer dan eksploitasi, serta peremajaan kompetensi
(Rugman & Verbeke, 2007: 22).
Tidak dipungkiri dunia kini tengah mengalami perkembangan yang cukup
pesat dengan adanya globalisasi. Batas-batas negara pun kini semakin tak berarti bagi
masyarakat dunia. Tidak mengherankan bila kemudian perusahaan yang awalnya
hanya berdiri secara lokal akhirnya memiliki banyak anak perusahaan di luar negeri.
Melihat hal ini, penulis menilai bahwa teori internalisasi masih relevan untuk
diaplikasikan dewasa ini, mengingat teori ini senantiasa berkembang menyesuaikan
perkembangan zaman. Selain itu, teori ini masih relevan bila dilihat dari segi
hubungan antara induk dan anak perusahaan. Semakin hari semakin banyak jumlah
perusahaan multinasional di dunia. Untuk itu, penulis menilai bahwa teori ini masih
relevan karena memang masih dapat digunakan dalam menjelaskan fenomena-
fenomena terkait perusahana multinasional dewasa ini.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa teori internalisasi berusaha
untuk menjelaskan keberadaan dan kegunaan perusahaan mlutinasional dengan
menggunakan pendekatan institusional komparatif. Teori internalisasi pertama kali
dipelopori oleh Buckley dan Casson pada tahun 1970an. Seiring berjalannya waktu,
teori internalisasi pun mengalami perkembangan. Awalnya hanya terfokus pada
efisiensi dan pengembangan ekonomi, tetapi lambat laun fokus teori internalisasi pun
menjadi lebih kompleks. Tidak mengherankan bila teori ini masih revelan digunakan
dalam fenomena dewasa ini. (693 kata)
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WARMADEWA
DENPASAR
2018
Faktor biaya lain yang kerap lain di pertimbangkan adalah biaya transport, dengan membuka
cabang, biaya transport dapat di tekan. Di samping biaya transport, pajak yang relative lebih
rendah dapat merupakan daya tarif bagi MNC.
D. Kekuatan Bersaing
E. Efek Global
Apakah kehadiran MNC itu menaikkan atau bahkan menurunkan kesejatraan dunia,
merupakan pertanyaan yang jawabnya belum pasti. MNC dapat mempunyain efek positif
maupun negatif terhadap perekonomian dunia secara keseluruhan.
MNC akan mempengaruhi alokasi investasi antar negara. Jumlah total investor dunia
mungkin dapat naik dengan munculnya MNC apabila naiknya investasi di cabang luar negeri
tidak mengakibatkan turunnya investasi di negara asal. MNC juga mempunyai ekses
sumberdana internasional yang lebih luas dan kemudian menanamkan di negara yang
menjajikan pendapatan tinggi serta risiko yang rendah. Banyak studi empiris dilakukan untuk
meneliti apakah investasi luar negeri yang dilakukan oleh MNC untuk menambah atau justru
malah menggeser/mengganti investasi di negara yang didatangi. Umumnya menyimpulkan
bahwa investasi luar negeri ini sebagai suplemen (menambah) investasi di negara itu.
Sebaliknya ada pula yang berkesimpulkan bahwa investasi MNC tersebut menggeser
pembentukan modal di negara yang didatangi. Oleh karena itu efek netonya terhadap investasi
global masih dipertanyakan.
BAB III PERUSAHAAN MULTINASIONAL DALAM
PERDAGANGANINTERNASIONAL DAN PENANAMAN MODAL ASING
Pengertian
-
Istilah multinasional diperkenalkan pertama kali oleh David E. Lilienthal pada April1960
dalam makalahnya tentang manajemen dan perusahaan untuk acara temuan ilmiahyang
diselenggarakan oleh Carnregie Institute of Technology on management danCorporations.
Dalam makalahnya, Lilienthal memberi pengertian PerusahaanMultinasional (MNCs) sebagai
perusahaan yang mempunyai kedudukan di suatu negaratetapi beroperasi dan menjalankan
perusahaannya berdasarkan hukum-hukum dankebiasaan-kebiasaan negara lain.
-
J
.H Dunning menunjukan perusahaan multinasional berbeda dengan perusahaan uninasional yang
ditunjukkan dari sifat-sifat perusahaan-perusahaan tersebut yaitu:1.
Perusahaan domestik yang multi lokasi mempunyai sifat-sifat yang sama dengan jenis
perusahaan multinasional. Perusahaan ini memiliki pemasukan yang bersal dariasset-aset di lebih
satu lokasi.2.
Baik perusahaan multinasional maupun perusahaan domestik multi lokasi menikmatikeuntungan yang
kompetitif dari satu unit ekonomi besar apabila dibandingkandengan perusahaan biasa yang
mempunyai satu pabrik.Perbedaan penting antarakeduanya adalah bahwa perusahaan
multinasional mengoperasikan asset-asetnya danmengawasi penggunaannya melewati batas-
batas negara, sedangkan perusahaanmulti lokasi tetap di antara perusahaan tersebut si
satu negara.
Perusahaan multinasional dan perusahaan uni nasional sama-sama mengekspor barang-barang hasil
produksinya. Perbedaanya adalah bahwa perusahaanmultinasional melakukan perdagangan
lintas negara diantara anak-anak perusahaannya dalam satu group dan pihak ketiga yang tidak ada
hubungannyadengan anak dan induk perusahaan.3.
Periode Kedua: 1918-1939Pada masa ini ditandai cita-cita dengan tingginya kebijakan-
kebijakan ekonomi yang bersifat nasional yang dilakukan oleh negara-negara sebagai
alat untuk memproteksi ataumenjaga kepentingan mereka terhadap depresi ekonomi. Kebijakan-
kebijakan dibuatsebagai akibat tumbuhnya kartel-kartel nasional di bidang industry kunci dan
jugameningkatnya rintangan perdagangan melalui tariff yang tinggi. agian penting
dariekonomi yang bersifat nasional pada masa ini adalah pertumbuhan yang lebih
besar dengan bergabungnya antara perusahaan-perusahaan yang mempunyai nasionalitas sama.
-
ditandai dengan penolakan secara halus dominasi Amerika oleh pesaingnya dari perusahaan-perusahaan
multinasional Eropa yang melakukan pembangunan kembaliindustry Eropa setelah PD II dan
munculnya pesaing baru dari perusahaan multinasional
J
epang
-
Periode Keempat: 1990 hinga sekarangPada periode ini dapat terlihat dengan munculnya
perdagangan regional dan kesepakatanintegrasi penanaman modal dan pembentukan organisasi
perdagangab dunia (WTO).Bersamaan dengan ini kesepakatan-kesepakatan regional dan
multilateral sertakesepakatan penanaman modal menciptakan peraturan yang baru
bagi perusahaanmultinasional dan penanaman modal asing.
Beberapa teori penanaman modal asing langsung yang juga merupakan teori
perusahaanmultinasional yaitu:1.
Teori penanaman modal melalui pembelian sahamTeori ini menekankan pada suatu modal
dari penanaman modal asing melalui pembelian saham-saham di bursa saham.2.
Teori keuntungan monopoli dari penanaman modal asing langsungTeori ini menyatakan bahwa perusahaan
penanaman modal asing mempunyaikeuntungan monopoli yang didapat dari aktivitas-aktivitas
anak-anak perusahaan diluar negeri3.
Teori internalisasi penanaman modal asingDisebut juga teori transaksi menjelaskan mengapa
penanaman modal asingmerupakan cara yang lebih efektif untuk mengeksploitasi kekayaan
alam di luar negeri dan pemasaran-pemasaran daripada mengekspor barang dari negara
penanammodal atau memberikan lisensi.
Perusahaan melakukan penanaman modal asing di luar negeri untuk memenuhi pasar lokal di negara
penerima modal.3.
Perusahaan hanya memberikan lisensi pada produsen di negara penerima modal.Teori internalisasi
pertama dikembangkan oleh Coase pada tahun 1937 dan dalamkonteks domestik oleh Hymer
pada tahun 1976 dalam dimensi internasional. Internalisasimerupakan teori yang menentukan
alasan-alasan bagi perusahaan multinasional untuk membuat produksi di luar negeri dan menjualnya.
Hal ini dilakukan untuk meresponketidakstabilan atau ketaksempurnaan dari barang-barang dan
pasar.
Organisasi Bisnis Perusahaan Multinasionala.
Induk Perusahaan (
p
arent com
p
any
): adalah suatu perusahaan yang memiliki danmengawasi penanaman modal asing secara
langsung, biasanya melalui anak perusahaannya yang dinamakan perusahaan affiliated si dua
negara atau lebih negaratempat modal ditanam. Induk perusahaan merupakan pusat pembuat
keputusan perusahaan yang menentukkan tujuan-tujuan dan pengawasan-
pengawasan berjalannya suatu sistem secara keseluruhan dalam satu perusahaan. b.
perusaan atau di luar negeri atau dinegara tempat modal ditanam dan tidak berdirisendiri.c.
Kantor pusat (
the headquarters
atau
head office
): adalah suatu kantor yang didirikanoleh suatu perusahaan multinasional yang mempunyai
kedudukan sebagai kantor pusat atau pusat organisasi suatu perusahaan multinasional yang biasanya
berlokasi dinegara tempat induk perusahaan itu berada atau di negara penanam modal.d.
Bentuk kontraktual (contractual forms)Dalam praktiknya penyebaran produk juga dilakukan dengan
membuat suatu kontak, baik kontrak itu dilakukan diantara induk dan anak perusahaan, anak
perusahaandengan anak perusahaan atau anak perusahaan dengan perusahaan domestik
atauinduk perusahaan dengan perusahaan di negara tempat modal ditanam.Hubungan kontraktual
tersebut dapat dibagi dalam 3 bentuk:1)
Kerjasama antar perusahaan publik dan perusahaan swasta (public private pertnerships) b.
The Anglo-American µPyramid¶ groupPerusahaan induk berada pada urutan paling atas, memiliki
dan mengawasi jaringansecara keseluruhan anak-anak perusahaan.2)
The
J
apanese µKeiretsu¶Karakter hukum dari kelompok perusahaan jepang ini dipengaruhi oleh
persyaratanyang terdapat dalam Undang-undang anti monopolic.
Usaha patungan (
j
oint venture
)Perusahaan patungan terbentuk dari suatu perjanjian antara dua atau lebih perusahaanyang
berbeda atau dua induk yang berbeda. Dalam usaha patungan
biasanya pengawasan melibatkan kedua perusahaan yang bergabung atau dua induk
perusahaanyang melakukan patungan. Usaha patungan dapat dilakukan dalam beberapa bentuk hukum
antara lain secara kontraktual, partnership dan pembentukan suatu perusahaanterbatas.d.
Penggabungan non formal antara perusahaan multinasionalBentuk ini adalah bentuk hukum yang dibuat oleh
induk perusahaan multinasionaldengan mendirikan anak-anak perusahaan secara intern baik dengan cara
merger transnasional dan usaha patungan. Hubungan kontraktual lebih banyak digunakanuntuk
joint produksi atau peroduk tertentu atau usaha patungan di bidang jasa.e.
Perusahaan multinasional milik negaraKepemilikan perusahaan multinasinal pada perusahaan publik dapat
dilakukan melalui privatisasi yang ditawarkan oleh negara bersangkutan. Kepemilikan
perusahaan publik oleh perusahaan multinasional terjadi karena perusahaan milik negara
tersebutmengambil strategi perluasan perusahaan secara internasional atau
perusahaanmultinasional yang ada dinasionalisasi.f.
Penanaman modal asing digunakan oleh perusahaan multinasional dalam 4 cara, yaitu:
1)
Penanaman modal asing merupakan aktivitas perusahaan yang memberikan statusmultinasional bagi
perusahaan-perusahaan tertentu2)
Penanaman modal asing merupakan suatu aktivitas pembiayaan. Sebagai cabang daridari
pembiayaan internasional, penanaman modal asing mempunyai dampak atau pengaruh terhadap neraca
pembayaran baik bagi negara asal maupun bagi negara penerima modal3)
Penanaman modal asing merupakan syarat umum yang digunakan untuk menunjukkan kebijakan-
kebijakan ekonomi terhadap atau melalui perusahaanmultinasional dan mengalirnya
penanaman modal internasional yang dijaga oleh pemerintah dan organisasi internasional.4)
Penenaman modal asing merupakan syarat yang digunakan lembaga statistic untuk mengukur
mengalirnya pemasukan dan pengeluaran tahunan dan nilai kumulatif yaitumelalui penanaman
modal langsung yang masuk ke suatu negara.
-
Terdapat beberapa unsur penting dari perusahaan multinasional yang berkaitan dengan penanaman modal
asing langsung:1.
advantage. Teori ini telah ditinggalkan hanya sebagai dasar persaingan internasional
danmengalirnya perdagangan internasional.
-
Perusahaan multinasional dan negara penerima modal (host state)Pemerintah di hampir setiap negara industry
atau negara berkembang terus mengenakan beberapa pembatasan terhadap penanaman modal asing
langsung yang masuk kenegaranya dan menahan maksunya perusahaan multinasional
terhadap perekonomianmereka, tetapi kebanyakan pemerintah sadar bahwa apabila sebagai
negara berkembangmereka tidak dapat menarik penanaman modal langsung, makan negara-
negara ini akanmendapat kesulitan untuk memperoleh pembiayaan, alih teknologi dan masuk
dalam pasar nasional yang dibutuhkan bagi pembangunan ekonomi negara-negara
berkembang,walaupun sebenarnya perusahaan multinasional melalui penanaman modal asing
langsungmerusak ekonomi dan tujuan ekonomi negara-negara penerima modal.
Keberadaan perusahaan multinasional sebagai pendorong globalisasi menjadikan negara-
negara berkembang justru berusaha memperoleh keberuntungan dari perusahaan multinasional.Menurut
Peter T. Muchlinski pengawasan oleh negara penerima modal terhadap penanammodal asing
langsung dapat dilakukan dalam tiga hal utama:1)
Penanaman modal asing langsung diizinkan setelah melewati beberapa proses danmemenuhi
persyaratan masuk (entry requitment)3)
Terhadap perusahaan penanam modal asing yang didirikan, semua aktivitas dariinvestor tunduk
kepada hukum tempat penanaman modal langsung tersebut didirikan.2.
Perusahaan multinasional dan Negara penanam modal (home state)Keterkaitan hubungan antara negara
penanam modal dengan perusahaan multinasionaldalam melakukan penanaman modal dan
perdagangan international terlihat dari adanyadukungan (Amerika Serikat) terhadap
penanaman modal asing dengan Product CycleTheory yang dikembangkan Raymond Vernin dan
dukungan terhadap industrial
Perusahaan multinasional baik secara langsung maupun tidak langsung melanggar peirnsip-
prinsip hukum internasional, seperti larangan perbudakan, genosida, dll.3)
Perusahaan multinasional tidak boleh melakukan penyuapan atau korupsi terhadap pegawai
atau pejabat pemerintah
KATA
PENGANTAR ……….…………………………………………………………i
DAFTAR ISI
………………………………………………….………………………2
BAB I PENDAHULUAN
……………………………………..………………………3
1.1. Latar Belakang Masalah
…………………………………………….....………….3
1.2. Rumusan Masalah
…………………………………………………………..…….3
1.3. Tujuan Penulisan
……………………………………………………….…………3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berkembangnya Perusahaan Multi Nasional disuatu Negara sangatlah
berpengaruh terhadap Ekonomi Negara itu sendiri dimana pengangguran akan
berkurang sehingga pendapatan Negara itu sendiri otomatis akan bertambah.
Dalam rangka membantu perubahan terhadap Negara khususnya Indonesia
perkembangan perusahaan multi Nasional merupakan prioritas utama dalam
pembangunan Negara.maka pembangunan ini memerlukan konsep yang sangat
bagus agar tuuan-tujuan tercapai semua.
Dengan demikian unsure pemerintahan merupakan hal yang penting sebelum
mengarah kepada perusahaan itu sendiri
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan dari Makalah ini adalah untuk mengetahui
pengaruh perusahaan Multi Nasional terhadap suatu Negara
BAB II
PERUSAHAAN MULTINASIONAL
Salah satu aspek penting dari FDI adalah bahwa pemodal bisa mengontrol
atau setidaknya punya pengaruh penting manajemen dan produksi dari
perusahaan di luar negeri. Hal ini berbeda dari portofolio atau investasi tak
langsung, dimana pemodal asing membeli saham perusahaan lokal tetapi tidak
mengendalikannya secara langsung. Biasanya juga FDI adalah komitmen jangka-
panjang. Itu sebabnya ia dianggap lebih bernilai bagi sebuah negara dibandingkan
investasi jenis lain yang bisa ditarik begitu saja ketika ada muncul tanda adanya
persoalan.
BUMN summit menyatakan jelas bahwa seluruh BUMN akan dijual pada
sektor privat. Dengan kata lain, artinya tak akan ada lagi barang dan jasa yang
disediakan oleh pemerintah dengan biaya murah yang disubsidi dari pajak. Di
masa depan seluruh barang dan jasa bagi publik akan menjadi barang dan jasa
yang bersifat komersial yang penyediaannya murni karena motif untuk
mendapatkan laba. Kebijakan-kebijakan ini menunjukkan proses liberalisasi yang
saat ini sedang berlangsung di semua sektor di Indonesia dan menunjukkan
pentingnya FDI bagi pemerintah Indonesia.
C. Perusahaan-Perusahaan Multinasional
Selain dampak positif yang telah dikatakan diatas, tentu saja dalam
pelaksanaan kegiatan ekonominya, perusahaan multinasional juga mempunyai
dampak negatif yang terjadi pada Negara tamu. Pada umumnya pasar yang
menjadi sasaran pemasaran perusahaan multinasional ini memang adalah Negara-
negara yang notabenenya adalah Negara-negara yang sedang berkembang atau
Negara-negara dunia ketiga. Hal ini mereka lakukan karena Negara-negara dunia
ketiga ini dinilai belum mempunyai perlindungan yang baik atau belum
mempunyai “kekuatan” yang cukup untuk menolak “kekuatan” daripada
perusahaan-perusahaan raksasa multinasional ini sehingga bukan tidak mungkin
mereka bisa melakukan intervensi terhadap pemerintahan yang dilangsungkan
oleh Negara yang bersangkutan, atau dengan kata lain Negara-negara ini
menghadapi dilema di mana sebagian besar negara terlalu lemah untuk
menerapkan prinsip aturan hukum, dan juga perusahaan-perusahaan raksasa
ini sangat kuat menjalankan kepentingan ekonomi untuk keuntungan mereka
sendiri.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akhir dekade 1990-an ini merupakan periode yang menarik bagi kita untuk
menilai kembali segala dampak kualitatif maupun kuantitatif yang ditimbulkan
oleh investasi yang dilakukan perusahaan-perusahaan raksasa multinasional
terhadap kondisi social-ekonomi Negara-negara berkembang yang bertindak
sebagai tuan rumahnya. Tetapi perusahaan multinasional atau transnasional bisa
menjadi bencana nasional karena rawan pelanggaran hak asasi manusia (HAM)
dan bisa menjadi kekuatan penghambat proses demokratisasi di negara-negara
sedang berkembang.
PENDAHULUAN
Karena begitu banyaknya karakteristik Multinasional Company (MNC) maka sangat sukar
untuk memberi definisi yang dapat mencakup semua karakteristik sehingga suatu perusahaan
dapat dengan pasti disebut MNC. Beberapa definisi menyebutkan kriteria kualitatif yang harus
dipenuhi sehingga perusahaan tersebut digolongkan sebagai MNC, seperti misalnya apakah
perusahaan itu beroperasi dan mengendalikan semua aktivitas yang mendatangkan pendapatan
dibeberapa Negara. Sedang yang lain memberi definisi lebih pragmatic seperti misalmya
jumlah Negara dimana perusahaan itu beroperasi atau total assets atau penjualan yang
dilakukan oleh cabangnya di Negara lain. Untuk lebih sederhananya baiklah MNC kita beri
definisi saja sebagai perusahaan yang kegiatan bisnisnya bersifat internasional dan lokasi
produksinya terletak dibeberapa Negara. Cabang di luar negeri tidak hanya dimiliki oleh
perusahaan induk, tetapi juga operasi/kegiatan cabang tersebut dikontrol dan diawasi oleh
perusahaan induk.
SIFAT MNC
Karakter MNC sangat bervariasi, tergantung dari cara pendirian cabang di luar negeri, pola
pemilikan dan tujuan operasi di luar negeri.
Pendirian cabang di luar negeri biasanya dilakukan dengan investasi langsung yakni dengan
cara mendirikan perusahaan baru, ekspansi atau membeli perusahaan di luar negeri.
Pengaturan pemilikan dan cabang luar negeri bervariasi antara MNC yang satu dengan yang
lain. Dengan beberapa pertimbangan perusahaan induk mungkin menghendaki pemilikan
kurang dari 100% modalnya. Namun yang banyak dilakukan adalah melalui patungan (joint
ventures).
Tijuan dan motif MNC melakukan investasi langsung di luar negeri juga berbeda. Ada MNC
yang brmaksud untuk melakukan ekspansi secara vertikal. Perusahaan induk (yang memproses
lebih lanjut) mendirikan cabang di luar negeri untuk menghasilkan input untuk diproses lebih
lanjut oleh perusahaan induk. Contoh untuk ekspansi vertiakal ini misalnya perusahaan minyak
dengan mendirikan cabang di luar negeri dimana terdapat sumber minyak yang kemudian dapat
di proses lebih lanjut oleh perusahaan induk. MNC dapat melakukan ekspansi horizontal
dengan cara mendirikan cabang di luar negeri dengan melakukan kegiatan yang hamper sama
dengan perusahaan induk.
Sebelum produsen itu mempertimbangkan untuk menghasilkan barang di luar negeri
seyogyanya telah mempunyai pengalaman dibidang bisnis internasional seperti misalnya
ekspor barang hasil produksinya ke pasar internasional yang selalu menunjukkan peningkatan.
Dengan berkembangnya ekspor ini perusahaan kemudian dapat menempatkan staf pemasaran
di pasar luar negeri. Pada waktu yang bersamaan dapat melakukan penelitian pasar dan bahkan
perusahaan dapat membuka kantor pemasaran.
Perusahaan dapat pula melakukan penetrasi pasar dengan cara mengadakan perjanjian lisensi
dengan perusahaan luar negeri, misalnya untuk pemasaran produk menggunakan teknologi
atau memakai nama perusahaannya.
Akhirnya perusahaan mempertimbangkan dapat tidaknya mendirikan cabang produksi di luar
negeri. Langkah ini perlu dengan perhitungan yang cermat menyangkut karakteristik dan
tingkah laku konsumen serta pemerintah Negara dimana cabang itu akan didirikan.
Pertimbangan tersebut hanya merupakan sebagian kecil saja dari faktor social, budaya, dan
politik yang dapat menyebabkan investasi di luar negeri lebih riskan daripada di dalam negeri.
Oleh karena itu keuntungan ekonomis investasi di luar negeri ini harus cukup besar sehingga
dapat mengimbangi risiko yang tinggi.
Untuk mudahnya, kita anggap saja tujuan investasi langsung di luar negeri adalah mencari
keuntungan maksimum, penjualan maksimum atau kedua-duanya.
Dalam kaitannya dengan tujuan penjualan maksimum, mendirikan cabang di luar negeri dapat
memperoleh beberapa manfaat, antara lain :
a. Apabila perusahaan tersebut telah melayani pasar luar negeri melalui ekspor, mungkin
diperlukan hubungan yang lebih dekat dengan langganan untuk mengetahui kebutuhan dan
selera konsumen. Di samping itucabang di luar negeri dapat merupakan basis untuk
memberikan pelayanan purna jual sangat penting. Pelayanan purna jual ini akan lebih efisien
apabila dilakukan oleh cabang luar negeri
b. Ekspor ke luar negeri sering dihambat oleh kebijaksanaan tariff Negara lain. Dengan
mendirikan cabang di luar negeri yang dapat menghasilkan produk di Negara tersebut maka
masalah hambatan tarif dapat teratasi. Masalah lain yang berkaitan dengan ini adalah pengaruh
perubahan kurs mata uang. Apabila mata uang Negara asal perusahaan induk mengalami
apresiasi maka harga barang ekspornya akan naik sehingga dapat menurunkan volume ekspor.
Masalah ini dapat teratasi apabila perusahaan tersebut mendirikan cabang di luar negeri.
Apabila tujuan pendirian cabang di luar negeri itu untuk mencapai keuntungan maksimum
maka pertimbangan efesiensi biaya di berbagai Negara menjadi pertimbangan utama. Banyak
MNC tertarik untuk melakukan ekspansi di Negara yang upah buruhnya rendah (biasanya
Negara berkembang), terutama apakah produk yang dihasilkan itu sifatnya padat tenaga kerja.
Aspek tenaga kerja lain yang sering menjadi daya tarik MNC adalah kerajinan serta tidak sering
terjadinya pemogokan.
Faktor biaya lain yang kerapkali dipertimbangkan adalah biaya transport. Dengan membuka
cabang, biaya transport dapat ditekan di samping biaya transport, pajak yang relatif lebih
rendah dapat merupakan daya tarik bagi MNC.
FAKTOR NONEKONOMI
Di samping faktor ekonomi yang mempengaruhi keputusan MNC untuk ekspansi, faktor sosial
dan politik di Negara hendak dituju perlu diperhatikan. Sikap pemerintah terhadap perusahaan
asing perlu dipelajari. Negara penerima MNC sering mengadakan pengaturan terhadap
perusahaan asing. Aturan ini biasanya berupa pembatasan keuntungan yang dapat dikirim ke
perusahaan induk atau pengaturan mengenai keharusan menggunakan sebagian tenaga kerja
dan bahan yang berasal dari Negara penerima MNC. Jelas bahwa pengaturan ini dapat
menghambat perkembangan MNC. Oleh karena itu MNC terlebih dahulu mempelajari
pengalaman (sejarah) kebijaksanaan Negara penerima terhadap perusahaan asing sebelum
MNC tersebut melakukan ekspansi ke sana. Hal lain yang tak kalah pentingnya adalah
kestabilan politik Negara penerima. Keadaan politik yang tidak stabil akan sangat mengganggu
kegiatan MNC di Negara itu.
Apakah kehadiran MNC itu menaikkan atau bahkan menurunkan kesejahtaraan dunia,
merupakan pertanyaan yang jawabannya belum pasti. MNC dapat mepunyai efek positif
maupun negatif terhadap perekonomian dunia secara keseluruhan.
MNC akan mempengaruhi alokasi investasi antarnegara. Jumlah total investor dunia mungkin
dapat naik dengan munculnya MNC apabila naiknya investasi di cabang luar negeri tidak
mengakibatkan turunnya investasi di Negara asal. MNC juga mempunyai eksek sumber dana
internasional yang lebih luas dan kemudian menanamkan di Negara yang menjanjikan
pendapatan tinggi serta risiko yang rendah. Banyak studi empiris dilakukan untuk meneliti
apakah investasi luar negeri yang dilakukan oleh MNC itu menambah atau justru malah
menggeser/mengganti investasi di Negara yang didatangi. Umumnya menyimpulkan bahwa
investasi luar negeri ini sebagai suplemen (menambah) investasi di negara itu. Sebaliknya ada
pula yang berkesimpulan bahwa investasi MNC tersebut menggeser pembentukan modal di
Negara yang didatangi. Oleh karena itu efek netonya terhadap investasi global masih
dipertanyakan.
MNC dapat menimbulkan alokasi efisiensi produksi antarnegara. Dalam kaitannya dengan ini
ada dua macam efisiensi yakni efesiensi alokasi dan efisiensi operasi. Yang pertama,efisiensi
alokasi,dapat dijelaskan sebagai berikut: proses produksi MNC dipecah-pecah menjadi proses
yang relatif kecil diletakkan dibeberapa Negara dengan dasar harga faktor produksi,perbedaan
biaya angkut,dan kebijaksanaan proteksi. Dengan dukungan informasi yang komplit,dan proses
pengambilan keputusan yang tepat maka proses produksi yang dijalankan akan lebih baik dan
efisien sehingga dapat mendorong adanya spesialisasi antaranegara. Spesialisasi ini apakah
timbul karena perbedaan faktor produksi yang dimiliki, kualitas input, fungsi produksi atau
aspek comparative advantage yang lain tidak menjadi soal, kekuatan ekonomi ini akan
mendorong spesialisasi internasional dibidang produksi dan dengan demikian menaikkan
keuntungan perdagangan internasional.
Sebagai tambahan, MNC mungkin dapat menaikkan efisiensi. Pertama, hal ini dapat timbul
karena adanya persaingan. Dengan masuknya cabang MNC disatu Negara akan mendorong
persaingan dengan perusahaan lokal sehingga efisiensi cenderung meningkat dan mengurangi
monopoli. Namun tidak jarang MNC melakukan kebijakasanaan harga rendah untuk
mematikan saingan sehingga dapat mengaraah pada monopoli. Lagipula MNC mungkin dapat
memperngaruhi pemerintah sehingga mendapatkan perlakuan khusus dalam pemasaran
produknya. Aspek kedua dalaam kaitannya dengan persaingaan adalah skala perusahaan yang
ekonomis yang timbul karena semakin besarnya perusahaan atau karena sentralisasi satu
kegiatan untuk seluruh cabang, misalnya riset dan penghembangan (R & D ), penelolaan valuta
asing atau perencanaan perusahaan apakah MNC ini dapat mencapai skala perusahaan yang
ekonomis sehingga secara global efisiensi ekonomi akan meningkat.
Meskipuin MNC dapat mendorong efisiensi namun kegiatan mereka dpaat menimbukan
dampak negatif. Pertama, seperti ialah dijelaskan diatas MNC juara dapat menimbulkan
monopoli sehingga alokasi sumber daya kurang optimal. Kedua, kekuatan pasar MNC
mungkin dapat merupakan alat untuk menghambat pesaingnya yang tidak memiliki
keunggulan dalam pasar input, produk ataupun keuangan. Kekuatan ini selanjutnya dapat
mendorong kearah pemusatan atau monolopi pasar. Ketiga, MNC kadangkala dapat
mempengaruhi kebijaksanaan pemerintah negara induknya ataupun negara tempat lokasi baru.
Kalau berhasil tentu akan mengurangi persaingan sehingga efesiensi dan outout potensial
menurun. Keempat, dari aspek global, karena MNC itu lebih fleksibel maka mereka sering
dapat menimbulkan adanya biaya eksternal (external costs) bagi perekonomian dunia misalnya,
MNC dapat dengan mudah memindahkan pabrik ynag mengakibatkan polusi dari negara asal
(yang aturan tentang polusi ketat) ke negara lain ynag kurang ketat aturan tentang polusi.
Apabila dampak lingkungan ini merembet ke negara lain maka dunia secara keseluruhan akan
menderita kenaikan biaya sosial (social cost).
Akhirnya, dapat dikatakan bahwa MNC dapat mempunyai dampak positif maupun negatif
terhadap kesejahteraan secara global. Dengan kapasitasnya untuk dapat memobilisasi
sumberdaya dan fleksibilitas yang dimiliki maka MNC tidak hanya dapat menaikan efesiensi
alokasi dan operasi saja tetapi juga dapat mendorong investasi dan perubahan teknologi.
Namun demikian MNC dapat berdampak negatif. Apakah dampak positif itu sama atau tidak
dengan dampak negatif masih belim pasti. Dampak neto terhadap kesejahteraan secara global
masih merupakan isyu yang sampai kini belum terpecahkan.
Dalam kerangka analisa general equilibrium, manfaat kegiatan MNC di luar negeri adalah
dalam bentuk kenaikan pendapatan ataupun resiko yang lebih kecil dari pemilik faktor
produksi. Pendapatan ini dapat berbentuk kenaikan deviden bagi pemilik saham, gaji bagi
pimpinan serta upah bagi karyawan. Menurut prediksi teori klasik tentang perdagangan
internasional, faktor produksi yang melimpah di negara induk akan memperoleh manfaat
sedang faktor produksi yang jarang akan rugi. Namun secara keseluruhan manfaatnya akan
lebih besar dari pada kerugiannya.
Manfaat lain adalah dapat diperolehnya produk dengan harga yang lebih murah yang dihasilkan
negara lain yang biaya produksinya lebih rendah. Biasanya MNC mengalihkan sebagian
kegiatannya di luar negeri untuk memperoleh biaya yang lebih murah. Untuk perusahaan yang
bergerak di bidang pertambangan manfaat ini jelas Nampak. Produksi di negara lain di mana
terdapat tambang tersebut akan jauh lebih murah.
Penolakan terhadap investasi langsung dan transfer teknologi oleh MNC biasanya didasari oleh
pemikiran tentang efek jangka pendek baik secara sektoral, regional, maupun pendapatan.
Secara spesifik efek tersebut berupa penggeseran tenaga kerja, berkurangnya keunggulan
modal dan teknologi, penghindaran pajak serta dapat merongrong ekonomi dalam negeri.
a. Pergeseran tenaga kerja
Isyu mengenai efek investasi langsung (dengan mendirikan perusahaan) di luar negeri terhadap
pasar tenaga kerja di dala negeri masih diperdebatkan. Banyak bukti menunjukan bahwa
beberapa pekerjaan dapat dihilangkan oleh adanya kegiatan MNC di luar negeri. Kegiatan
produksi ynag mestinya dapat dilakukan di dalam negeri tetapi dilakukan di luar negeri
sehingga tenaga kerja di dalam negeri menjadi kelebihan. Namun demikain kegiatan MNC di
luar negeri ini dapat pula menciptakan lapangan kerja di dalam negeri. Efek netonya masih
belum pasti apakah lebih besar penggeseran tenaga kerja atau sebaliknya lebih besar penciptaan
lapangan kerja.
b. Berkurangnya keunggulan modal dan teknologi
MNC sering dituduh mengekspor modal dan teknologi dan dikombinasikan dengan tenaga
kerja yang murah di luar negeri. Hal ini akan mengakibatkan pertama keunggulan di bidang
modal teknologi di dalam negeri dapat berkurang ; kedua kegiatan industri dalam negeri dapat
menyusut digantikan di luar negeri dan sumber pendapatan nasional yang berasal dari luar
negeri (berupa keuntunagn MNC yang dikirim balik) meningkat sehingga ekonomi dalam
negeri dapat terpengaruh oleh perusahaan ekonomi dan politik yang terjadi di luar negeri.
c. Penghindaran pajak
Melalui praktek-praktek penilaian dalam faktur jual-beli (terutama dengan cabang MNC) yang
sering disebut transfer pricing serta tax holiday dan insentif yang diberikan oleh negara
peneriman MNC dapat menghindar pengenaan pajak yang wajar. Apabila ahl ini terjadi maka
negara induk akan dirugikan.
d. Merongrong kebijaksanaan ekonomi negara induk
Jaringan yang luas dari MNC sering mengakibatkan kebijaksanaan ekonomi negara asal
terganggu. Kebijaksanaan anti trust dan kebijaksanaan untuk membatasi satu jenis produk
tertentu jatuh ke negara tertentu misalnya, dapat tidak/kurang efektif dengan adanya cabang
MNC di negara lain.
Secara makro ekonomi, MNC mempunayi akses terhadap pasar modal internasional yang dapat
dipergunakan untuk menghindari kebijaksanaan moneter negra asal yang sifatnya restriktif.
Konflik memang sering terjadi di negara penerima. Negara penerima umumnya menghendaki
impor barang modal dengan sesedikit mungkin penggunaan bahan impor. Tujuan ini dicapai
melalui kebijaksanaan pembatasan perdagangan, pengawasan devisa atau syarat
mengguanakan produk lokal (local content). Kebijaksanaan ini sering menimbulkan konflik
dengan tujuan MNC untuk menekan biaya, mencapai target kualitas produk tertentu atau
mengirim kembali keuntungan yang diperoleh. Tujuan-tujuan ini akan dihambat oleh
kebijaksanaan-kebijaksanaan di atas. Negara penerima sering pula mengharuskan MNC untuk
mengekspor produknya ke negara tertentu yang ini mungkin tidak sejalan dengan tujuan MNC
untuk menjual barang di pasar lokal.
Masalah lain adalah bahewa MNC dapat menyebabkan ketidakstabilan ekonomi negara
penerima. Terutama untuk kegiatan MNC yang bersifat padat modal atau yang berorientasi
ekspor, seperti pada assembling barang elektronik, perginya MNC tersebut karena perubahan
ekonomi atau politik akan berakibat ketidakstabilan di negara penerima.
3. Perusahaan Patungan
Merupakan perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh dua atau lebih perusahaan sebagai
partner.
4. Perusahaan Go Public atau public company
Merupakan perusahaan yang berkedudukan lokal dan sebagian sahamnya dipegang
masyarakat.
5. Perusahaan dengan bentuk lainnya
Pembentukannya yang didasarkan pada ketentuan perundangan yang ada, seperti di bidang
perbankan, pertambangan minyak dan gas bumi, perdaganngan ataupun jasa
lainnya, (sumantoro, 1987).
Sedangkan menurut Rachmat Soemiro (1988), bentuk badan hukum perusahaan
multinasional di bagi menjadi dua, yaitu:[7]
1. Perusahaan Cabang
Merupakan bagian yang secara formal tidak terpisahkan dari kantor atau usaha pusatnya (MNC
induknya). Dengan demikian bukan merupakan badan yang berdiri sendiri. Dalam hal ini,
menejemen, administrasi, keuangan, serta kebijakan yang dilaksanakan identik deengan MNC
induk dan dikendalikan dari kantor pusat tersebut.
2. Subdiary
Adalah perseroan anak yang merupakan badan hukum yang berdiri sendiri, terlepas dari
perseroan induknya dan lazimnya didirikan berdasarkan hukum yang berlaku di negara tempat
pendirian. Perseroan induk biaasanya memiliki seluruh saham-saham subdiary, tetapi sering
pula terjadi bahwa sebagian dari saham-saham itu dimiliki oleh perseroan lain di negara tempat
pendirian seehingga terjadi joint-venture.
Secara umum, keluhan yang disampaikan oleh PMN menyangkut hal-hal sebagai
berikut:[10]
1. Pembatasan keuntungan.
2. Harga sumber daya yang lebih mahal.
3. Pembatasan devisa.
4. Peraturan yang bersifat pemerasan.
5. Kegagalan untuk memenuhi kewajiban kontrak.
Selain itu PMN dapat pula mengalami kesulitan di negara asalnya sendiri, yaitu dimana
kantor pusat PMN sebagai pengendali operasi global berdomisili. Hal ini khususnya terjadi jika
PMN semakin mendunia atau berkembang menjadi perusahaan transnasional (PTN). Di negara
asalnya, PMN seringkali dikritik karena:[11]
1. Hilangnya hubungan dengan kebutuhan dan prioritas domestik.
2. Mengalihkan pekerjaan kepada pasar tenaga kerja di luar negeri yang lebih murah.
3. Mengekspor investasi modal ke luar negeri.
4. Terlibat praktik korupsi di luar negeri.
G. Perusahaan Transnasional
Perusahaan transnasional (PTN) juga di sebut perusahaan global, yaitu perusahaan yang
menjadikan seluruh dunia sebagai ajang bisnis. Menjalankan bisnis ke manapun di dunia yang
kemungkinan merupakan hal yang diutamakan. PTN memiliki kepemilikan, pengendalian dan
menejemen dari banyak negara.[15] PTN juga merupakan perusahaan dengan keterlibatan
paling tinggi (maksimal), lebih luas dibanding organisasi (perusahaan) multinasional.[16]
Melihat adanya peluang besar di pasar dunia, beberapa PMN telah mengubah organisasi
mereka dari perusahaan berbasis di negara asal (induk) dengan kepentingan berskala dunia
menjadi perusahaan-perusahaan berskala dunia yang melakukan kegiatan bisnis di seluruh
dunia dan tidak mengenal loyalitas tunggal pada satu negara tertentu.[17]
H. Keunggulan dan Kelemahan Perusahaan Beskala Besar
Apa pun bentuk kepemilikan usahanya, kebenyakan perusahaan berupaya untuk tetap
eksis dan berkembang operasinya dalam arena bisnis. Dalam upaya berkembang ini, pihak
manejemen dari perusahaan besar (termasuk PMN dan PTN) tidak bisa melepaskan diri dari
faktor-faktor yang bersifat menguntungkan maupun yang menghambat (merugikan).[18]
Yang menguntungkan (keunggulan) perusahaan besar (PMN dan PTN), antara lain:[19]
1. Semakin besar perusahaan, semakin memungkinkan untuk menerapakan spesialisasi dalam
devisi dan personalia.
2. Pada umumnya, semakin banyak jumlah produk yang di hasilkan, semakin rendah biaya untuk
setiap unit.
3. Perusahaan besar bisa menjamin dana lebih besar dan memperoleh tingkat bunga yang
menguntungkan.
4. Perusahaan besar cenderung permanen.
Yang merugikan (kelemahan) perusahaan besar (PMN dan PTN), antara lain:[20]
1. Banyak orang percaya bahwa perusahaan yang begitu besar mengarah pada berkurangnya
persaingan dan terciptannya konsentrasi ekonomi yang berlebihan. Kekuatan semacam itu bisa
disalahgunakan.
2. Perusahaan berskala besar juga dituding kurang ma
Pembuatan keputusan dapat berjalan lambat dan mengurangi kemampuan perusahaan dalam
menyesuaikan diri terhadap perubahan secara cepat.
Tahukah kamu, mayoritas Perusahaan multinasional banyak membuka
lapangan pekerjaan bagi masyarakat, dengan gaji tinggi dan teknologi maju di
suatu Negara, yang tidak akan memakai, atau mempunyai hasil suatu produk
perusahaan tersebut. sumber.
Lalu apa itu perusahaan multinasional, bagaimana ciri-ciri nya, dan apa saja
contoh perusahaan multinasional di Indonesia?
Kita akan sangat mudah mengenali apa itu perusahaan nasional di sekitar
kita.
Isi Artikel [hide]
Pengertian Perusahaan Multinasional
Ciri Perusahaan Multinasional
o Kelebihan perusahaan multinasional
o Kekurangan perusahaan multinasional
Contoh Perusahaan Multinasional di Indonesia
o Share this:
Pengertian Perusahaan Multinasional
Perusahaan multinasional (Multinational company/MNC) adalah suatu
perusahaan besar yang biasanya berada di Negara maju dan memiliki anak
perusahaan di berbagai Negara lain, biasanya di Negara berkembang.
Baca:
1. 9 Teori Perdagangan Internasional : Klasik dan Modern
2. 7 Faktor Penyebab Inflasi dan Contoh Inflasi
3. 5 Contoh Ekonomi Mikro Dalam Kehidupan Sehari Hari
Karena kekuatan dana atau modal yang besar dari perusahaan multinasional,
maka mereka mampu untuk memonopoli suatu industri.
2. Ekspor keuntungan
1. Google
2. KFC
KFC merupakan perusahaan waralaba yang berasal dari Yum! Brand,inc ini
mulai dikenal dan menjadi salah satu brand makanan favorit di Indonesia.
KFC pertama kali didirikan di Louisville, Amerika Serikat.
Kentucky asal Amerika Serikat ini sebenarnya didirikan pertama kali oleh Col.
Harland Sanders. Produksi ayam goreng merupakan salah satu produk KFC
yang paling dikenal. Di Indonesia sendiri, KFC mulai memasuki pasaran
Indonesia sejak tahun 1979.
3. Levi
Celana Levi dulu biasa digunakan oleh angkatan laut. Celana ini juga
mendapat julukan bleu de Geunes yang merupakan arti dari biru genoa. Levi
kini juga telah memiliki ribuan pekerja di berbagai Negara.
4. Epson
5. Semen Indonesia
6. Garuda Food
7. Freeport Indonesia
Freeport Indonesia merupakan perusahaan yang melakukan penambangan,
pemrosesan, dan melakukan eksplorasi terhadap bijih yang mengandung
emas, perak, tembaga. Perusahaan ini menjalankan operasinya di dataran
tinggi Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, Indonesia.
8. Unilever Indonesia
Perusahaan multinasional disebut juga dengan PMN atau Multinational Corporation (MNC). Perusahaan
ini berkembang di banyak negara dan biasanya sangat besar. Baik itu kantor, pabrik, maupun kantor cabangnya,
bisa ditemui di banyak negara.
Indonesia sendiri juga memiliki perusahaan berkelas multinasional dengan sistem manajemen global.
Keberadaan perusahaan ini mampu memberikan pengaruh pada banyak bidang, termasuk pada bidang politik
dan ekonomi.
Ciri-ciri perusahaan PMN berbeda dengan perusahaan lain dalam beberapa aspek. Terlebih dengan ruang
lingkupnya yang mencakup banyak benua, maka perusahaan ini memiliki karakteristiknya tersendiri. Beberapa
ciri-cirinya adalah:
Banyak perusahaan Indonesia yang sudah bisa masuk pasar global. Dengan produk yang banyak dikonsumsi
warga dunia. Beberapa diantaranya sudah masuk ke taraf multinasional, seperti:
Semen Indonesia : merupakan BUMN pertama yang sudah memiliki status multinational corporation.
BUMN ini sudah berhasil mengakusisi perusahaan asing dan berhasil memasuki pasar ASEAN dan
Asia Selatan.
GarudaFood : produk makanan dan snack dari perusahaan ini sudah banyak diterima di berbagai
negara. GarudaFood berhasil mengekspansi perusahaan asing dan berhasil mengakusisisi pabrik gula
Fuhua Jingjiang Yonghe.
Freeport Indonesia : perusahaan ini menambang dan mengeksplorasi bijih yang mengandung
tembaga, perak dan emas dengan wilayah operasi di Papua.
Bank DBS Indonesia : perusahaan ini berkelas multinasional dalam kategori perbankan. DBS
Indonesia adalah bagian dari Grup DBS yang basisnya ada di Singapura.
Unilever Indonesia : merupakan multinational corporation dengan banyak kantor cabang dan
manajemen di dunia. Hampir seuruh produk rumah tangga diproduksi oleh Unilever hingga sangat
dikenal oleh seluruh masyarakat.
Rohto Laboratories Indonesia: merupakan perusahaan yang sudah berkembang di Indonesia dengan
salah satu satu produk tetes mata paling dikenal oleh masyarakat.
Itulah beberapa contoh perusahaan bekelas multinasional yang berkembang di Indonesia. Hingga kini, setiap
perusahaan selalu berusaha melakukan ekspansi dan juga mempeluas pasar mereka. Dengan begitu
perekonomian negara juga akan turut berkembang.
Dengan terbukanya pasar global saat ini, membuka pula kesempatan bagi perusahaan-perusahaan untuk turut
berkembang lebih luas lagi. Berikut ini ada beberapa multinational corporation terbaik saat ini:
Google : merupakan perusahaan global yang saat ini berkembang pesat seiring dengan
berkembangnya dunia digital. Perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat ini khusus membuat
produk internet.
SAS Institute : perusahaan global ini mengkhususkan diri pada program computer untuk analisis
statistika. Software dari perusahaan ini berguna untuk riset operasi hingga manajemen proyek.
NetApp : merupakan sebuah perusahaan penyimpanan komputer dan dalam bidang manajemen data
yang berbasisi di California, Amerika.
Microsoft : produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini terkait dengan komputer dan merupakan
perusahaan global yang berkantor di Washington, Amerika serikat.
Itulah beberapa perusahaan multinasional yang saat ini telah mendunia. Berbgai produk yang dimiliki mampu
membantu setiap orang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Mereka juga turut berkembang bersama dengan
teknologi yang ada sehingga produk dan layanan lebih inovatif.
TUGAS EKONOMI INTERNASIONAL
DOSEN PENGAMPU: SUTOYO SOH
NAMA: AGUSTINUS UROPKA NIM: 091324002
BAB IX
Multinasional Company (MNC) Adalah perusahaan yang kegiatan bisnisnya bersifat
internasional dan lokasi produksinya terletak di beberapa negara. Cabang di luar negri tidak
hanya dimiiki oleh perusahaan induk tetapi juga operasi kegiatan cabang tersebut dikontrol dan
diawasi oleh perusahaan induk.
A. Kekuatan Diri(Strengths)
Usaha kami memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan perusahaan lain yaitu selain
menjual produk yang diperoleh dari suplier yaitu perusahaan lain kami juga memproduksi
produk kami sendiri dengan pertimbangan desainnya unik dan jumlahnya terbatas jadi
menjamin eksklusifitas. Produk unggulan yang kami produksi sendiri adalah pakaian, asesoris,
dan pernak-pernik seputar film, game, anime, dan komik.
B. Kelemahan Diri(Weakness)
Keadaan tren yang berubah dengan sangat cepat memaksa perusahaan agar dapat mengikuti
perubahan tren tersebut agar perusahaan tidak kehilangan konsumennya dan mengalami
penurunan jumlah penjualan.
C. Peluang usaha,
sablon digital dan tinta semakin banyaknya bisnis usaha yang bergerak di bidang usaha, sablon
digital dan tinta. bisnis ini semakin berkembang dengan pesat, kita menyadari kebutuhan
sandang dan usaha saling berkaitan serta membutuhkan satu dengan lainnya. contoh : saat kita
membuka usaha sablon digital ada perusahaan / toko yang ingin membuat banner / spanduk
serta sablon lainnya lalu toko tersebut akan melakukan order ke perusahaan kita. Yang
ditekankan mencari peluang usaha, sablon digital dan tinta kita dituntut mengerti dahulu usaha
apa yang akan dikembangkan dan tidak akan pernah mati usaha tersebut dan semakin
dibutuhkan di kemudian hari, misal bisnis pulsa atau jual handphone merupakan salah satu
contoh bisnis usaha yang semakin dibutuhkan setiap orang untuk berkomunikasi dan tidak akan
ada habisnya, tetapi apakah peluang usaha seperti ini dapat menjanjikan keuntungan?
jawabannya bisa anda tanyakan sendiri karena usaha tersebut hampir jarak 50 meter orang
memiliki usaha tersebut dan kita bersaing sangat ketat tetapi ketika kita melihat peluang yang
sangat besar bisnis tersebut bisa menjadi pilihan. Berbeda dengan peluang usaha, sablon digital
dan tinta yang membedakan adalah masih sedikitnya orang yang bergelut di bidang sablon,
digital dan tinta serta peluang usaha seperti ini dapat menjadikan keuntungan yang besar
dengan pengelolaan dan manajemen yang baik. Modal yang diperlukan juga tidak sangat besar
dengan merintis usaha dan melihat peluangnnya bisnis ini bisa menjadi besar dan berkembang.
D. Ancamaan Usaha
Ancaman utama yang dihadapi oleh usaha ini adalah perusahaan-perusahaan besar yang telah
dikenal oleh masyarakat. Perusahaan-perusahaan tersebut mempunyai pangsa pasar yang
sangat besar serta mempunyai nama dan lebih dikenal di masyarakat. Kegiatan produksi
mereka dibiayai dengan biaya yang besar dan dikelola dengan sistem manajemen yang baik,
mempergunakan peralatan modern sehingga mampu menghasilkan produk yang baik, dan
memiliki bisnis grosir dengan prosentase besar. Namun ancaman ini merupakan faktor
pendorong dalam menjalankan usaha agar lebih giat dalam berproduksi, selalu meningkatkan
dan mempertahankan mutu, kekhasan dan kualitas supaya dapat merebut segmen pasar dan
konsumen tidak berpaling pada produk lain.
BAB IX
PERUSAHAAN MULTINASIONAL
(MULTINASIONAL COMPANY) (MNC)
1. Multinasional Company (MNC)
Adalah perusahaan yang kegiatan bisnisnya bersifat internasional dan lokasi produksinya
terletak di beberapa negara. Cabang di luar negri tidak hanya dimiiki oleh perusahaan induk
tetapi juga operasi kegiatan cabang tersebut dikontrol dan diawasi oleh perusahaan induk.
a. Sifat MNC
Pendirian cabang di luar negri biasanya dilakukan dengan cara mendirikan perusahaan baru,
ekspansi atau membeli perusahaan di luar negri. Tujuan dan motif MNC melakukan investasi
langsung di luar negri juga berbeda. Ada MNC yang bermaksud untuk melakukan ekspansi
secara vertikal. Perusahaan induk yang memproses lebih lanjut, mendirikan cabang di luar
negri untuk menghasilkan input untuk diproses lebih lanjut oleh perusahaan induk. MNC dapat
melakukan ekspansi horisontal dengan car mendirikan cabang di luar negri dengan melakukan
kegiatan yang hampir sama dengan perusahaan induk. Sebelum Perusahaan itu
mempertimbangkan untuk menghasilkan barang di luar negri seyogyanya telah memiliki
pengalaman di bidang bisnis internasional seperti misalnya ekspor barang hasil produksinya ke
pasar internasional yang selalu menunjukan peningkatan.Perusahaan dapat pula melakukan
penetrasi pasar dengan cara mengadakan perjanjian lisensi dengan perusahaan luar negri,
misalnya untuk pemasaran produk menggunakan teknologi atau memakai nama
perusahaannya.
Akhirnya perusahaan mempertimbangkan dapat tidaknya mendirikan cabang produksi di luar
negri.Langkah ini perlu dengan perhitungan cermat menyangkut karakteristik dan tingkah laku
konsumen serta pemerintah negara dimana cabang itu akan didirikan. Pertimbangan tersebut
hanya sebagian kecil saja dari faktor sosial, budaya, dan politik yang dapat menyebabkan
investasi di luar negri lebih riskan daripada di dalam negri. Oleh karena itu, keuntungan
ekonomis investasi di uar negri harus cukup besar sehingga dapat mengimbangi resiko yang
cukup tinggi.
b. Faktor yang mempengaruhi keputusan MNC
Untuk mudahnya kita anggap tujuan investasi di luar negri adalah mencari keuntungan
maksimum dan penjualan maksimum. Dalam kaitanya dengan penjualan maksimum
,mendirikan cabang di luar negri dapat memperoleh eberapa manfaat, antara lain:
1. Apabila perusahaan tersebut telah melayani pasar luar negri melalui ekspor, mugkin diperlukan
hubungan yang lebih dekat dengan langganan untuk mengetahui hubungan dan selera
konsumen. Disamping itu cabang di luar negri dapat merupakan basis untuk memberikan
pelayanan kepada konsumen.
2. Ekspor ke luar negri sering dihambat oleh kebijaksanaa tarif negara lain. Dengan mendirikan
cabang di luar negri yang dapat mendirikan cabang di negara tersebut maka masalah hambatan
tersebut dapat teratasi.
Masalah lain yang terkait dengan ini adalah pengaruh perubahan kurs mata uang. Apabila nilai
mata uang negara asal perusahaan mengalami apresiasi maka harga barang ekspornya akan
naik, sehingga dapat menurunkan volume ekspornya. Masalah ini juga terseleseikn dengan
adanya pembuatan cabang di luar negri. Apabila tujuan pendirian cabang di luar negri itu untuk
mencapai keuntungan maksimum maka pertimbangan efisiensi biaya di berbagai negara
menjadi pertimbangan utama. Banyak MNC tertarik untuk melakukan ekspansi ke negara yang
upah buruhnya rendah, biasanya merupakan negara berkembang, terutama apakah produk yang
dihasilkan tersebut sifatnya padat tenaga kerja. Spek tenaga kerja lain yang sering menjadi daya
tarik MNC adalah kerajinan serta tidak seringnya terjadi pemogokan. Faktor biaya lain yang
kerapkali dipertimbangkan adalah biaya transpor. Dengan membuka cabang biaya transpor
dapat ditekan. Disamping itu pajak yang relatif rendah merupakan daya tarik bagi MNC.
2. Faktor Non-Ekonomi
Di samping faktor ekonomi yang mempengaruhi keputusan MNC untuk ekspansi, faktor sosial
dan politik di negara yang dituju perlu diperhatikan. Sikap pemerintah kepada perusahaan asing
perlu dipelajari. Negara penerima MNC sering mengadakan peraturan terhadap perusahaan
asing.
Aturan ini biasanya berupa pembatasan keuntunagn yang dapat dikirim ke perusahaan induk
atau pengaturan mengenai keharusan menggunakan sebagian tenaga kerja dan bahan yang
berasal dari negara penerima MNC. Jelas bahwa peraturan ini dapat menghambat
perkembangan MNC. Oleh karena itu MNC terlebih dahulu mempelajari pengalaman sejarah
kebijaksanaan negara penerima terhadap perusahaan asing sebelum perusahaan MNC tersebut
melakukan ekspansi kesana.
Hal yang tak kalah pentingnya adalah keadaaan politik negara penerima. Keadaan politik yang
tidak stabil akan sangat mengganggu kegiatan MNC di negara itu. Kekuatan bersaing MNC
Sumber kekuatan bersaing MNC dapat dijelaskan sebagai berikut:
Kekuatan bersaing MNC
a. MNC dipandang sebagai perusahaan yang superior. Sifat transaksi internasional yang
dilakukan adalah barangnya relatif sophisticated, sangat bervariasi, kompleks, penggunaan
teknologi canggih dan dilakukan oleh beberapa perusahaan besar saja. Dalam keadaan
demikian ini transaksi antar perusahaan dalam satu MNC (intrafirm) mungkin lebih efisien
dibanding kontrak antar-pembeli dan penjual yang independent. Keuntungan inilah yang sering
dikenal dengan nama “institusional comparative advantage” dari MNC.
b. MNC dipandang memiliki kekuatan monopoli yang diperoleh karena penggunaan
teknologi melalui riset dan pengembangan. MNC dapat menyerap pengetahuan atau informasi
dari dalam maupun luar negri tentang produk, proses produksi, marketing maupun manajemen.
c. MNC kadang disebut sebagai “perusahaan informasi” , yakni mengorganisir dan secara
sistematis mengumpulkan informasi tentang perkembangan pasar, biaya dan teknologi melalui
cabang-cabangnya di luar negri. Informasi ini secara terus menerus disebarkan ke semua
cabang untuk dievaluasi dan diimplementasikan.
d. MNC biasanya dapat menikmati adanya skala yang ekonomis misalnya dengan cara
melalui pemusatan seluruh mesin produksi pada suatu bagian tertentu dari proses produksi.
e. MNC juga memperoleh manfaat dari besarnya jaringan keuangan internasional. Ukuran
serta tersebarnya letak geografis perusahaan memudahkan MNC mencari sumber dana
internasional.
f. MNC sering mempunyai monopoli pemasaran baik melaluiintegrasi horisontal maupun
vertikal dan tidak jarang mereka melakukan perang hargaatau subsidi untuk merebut pasar.
g. MNC sering dapat menghindar dari kebijaksanaan tarif atau quota yang diambil oleh
negara lain. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memindahkan produksi ke negara yang
menggunakan proteksi tersebut atau dengan melakukan transfer pricing dengan cabang di luar
negri, yakni dengan menggunakan teknik pembuatan faktur sehingga keuntungan dapat
ditransfer tanpa bisa terdeteksi.
3. Efek Global MNC
MNC akan mempengaruhi alokasi investasi antarnegara. Jumlah total investor dunia mungkin
dapat naik dengan munculnya MNC apabila naiknya investasi di cabang luar negri tidak
mengakibatkan turunnya investasi di negara asal. Umumnya menyimpulkan bahwa investasi
di luar negri ini sebagai suplemen investasi di negara itu. Sebaliknya ada pula yang
berkesimpulan bahwa investasi MNC tersebut menggeser pembentukan modal di negara yang
didatangi. Oleh karena itu efek neto-nya terhadap investasi global masih dipertanyakan. MNC
dapat menimbulkan alokasi efisiensi produksi antar negara.
Dalam kaitanya dengan ini ada dua macam efisiensi yakni efisiensi alokasi dan efisiensi
operasi. Yang Pertama, efisiensi alokasi dapat dijelaskan sebagai berikut: proses produksi
MNC dipecah-pecah menjadi proses yang relatif kecil diletakan di beberapa negara dengan
dasar haraga faktor produksi, perbedaan biaya angkut dan kebijaksanaan proteksi. Dengan
dukungan informasi yang komplit, dan proses pengambilan keputusan yang tepat maka proses
produksi yang dijalankan akan lebih baik dan efisien sehingga dapat mendorong adanya
spesialisasi antarnegara.
Sebagai tambahan, MNC mungkin dapat menaikan efisiensi. Pertama, hal ini dapat timbul
karena adanya persaingan. Dengan masuknya cabang MNC di suatu negara akan mendorong
persaingan dengan perusahaan lokal sehingga efisiensi cenderung meningkat dan mengurangi
monopoli. Namun tidak jarang MNc melakukan kebijaksanaan harga yang rendah untuk
mematikan saingan sehingga dapat mengarah ke monopoli. Lagi pula MNC mungkin dapat
mempengaruhi pemerintah sehingga mendapatkan perlakuan khusus dalam pemasaran
produknya. Aspek kedua dalam kaitanya dengan persaingn adalah skala perusahaan ekonomis
yang timbul karena semakin besarnya perusahaan atau karena sentralisasi satu kegiatan untuk
seluruh cabang, misal riset dan pengembangan, pengelolaan valuta asing atau perencanaan
perusahaan.
Meskipun MNC dapat mendorong efisiensi, namun kegiatan mereka dapat menimbulkan
dampak negatif. Pertama, seperti telah dijelaskan diatas bahwa MNC justru dapat menimbulkan
monopoli sehingga alokasi sumber daya kurang optimal. Kekuatan pasar MNC mungkin dapat
merupakan alat menghambat pesaingnya yang tidak memiliki keunggulan dalam pasar input,
produk ataupun keuangan. Ketiga, MNC kadangkala dapat mempengaruhi kebijaksanaan
pemerintah negara induknya ataupun negara tempat lokasi baru. Keempat, dari aspek global,
karena MNC itu lebih fleksibel maka mereka sering dapat menimbulkan adanya biaya eksternal
bagi perekonomian dunia misalnya, MNC dapat dengan mudah memindahkan pabrik yang
menimbiulkan polusi dari negara asal ke negara yang kurang ketat aturan tentang polusi.
Apabila dampak lingkungan ini merembet ke negara lain maka dunia secara keseluruhan akan
menderita kenaikan biaya sosial.
Akhirnya, dapat dikatakan bahwa MNC dapat mempunyai dampak positif maupun dampak
negatif terhadap kesejahteraan secara global. Dengan kapasitasnya untuk dapat memobilisasi
sumber daya dan fleksibilitas yang dimiliki maka MNC tidak hany dapat menaikan efisiensi
alokasi dan operasi saja tetapi dapat juga mendorong investasi dan perubahan teknologi.
Namun demikian MNC dapat berdampak negatif. Apakah dampak positif itu sama besarnya
dengan dampak negatif masih belum pasti.
Multinational Corporation, perusahaan yang kegiatan operasi bisnisnya bersifat multinasional
atau internasional, ada perusahaan yang beroperasi pada negara induk yakni sebagai
kantor pusat dan memiliki lokasi perusahaan cabang di tiga negara atau lebih. Memiliki lokasi
kegiatan atau operasi perusahaan cabang senantiasa dikendalikan dan di awasi baik
secara langsung oleh perusahaan induknya.
3. Tujuan MNC
Ekspansi secara vertical, perusahaan induk (yang memproses lebih lanjut), mendirikan cabang
di luar negeri dalam upaya menghasilkan input untuk selanjutnya diproses lebih lanjut oleh
perusahaan induk ekspansi secara horizontal, mendirikan cabang baru di luar negeri dengan
melakukan kegiatan yang hampir sama dengan perusahaan induk atau sebagaian operasinya
sama dengan perusahaan induknya.
Keuntungan mendirikan MNC, meningkatkan pelayanan terhadap konsumen dengan
mendirikan MNC di negara-negara lain ekspor luar negeri yang sering dihambat oleh kebijakan
atau deregulasi tarif negara, sehingga dengan MNC masalah hambatan tarif dapat di atasi. Atau
masalah perubahan kurs mata uang atau nilai valuta asing efisiensi biaya-biaya di berbagai
negara menjadi pertimbangan utama efisiensi tarif transportasi
The power of MNC, mempunyai institusional comparative advantage yaitu nilai produksinya
yang relatif lebih canggih, sangat bervariatif, kompleks, pemanfaatan teknologi modern dan
canggih dan umumnya dilakukan oleh beberapa perusahaan yang sudah besar dan manajemen
yang baik memiliki sistem, proses, pemasaran dan manajemen produk yang lebih unggul
“perusahaan informasi” suatu perusahaan yang dapat mengorganisir dan secara sistematis
dapat menghimpun informasi tentang perkembangan dan trend pasar, biaya dan teknologi
melalui perusahaan-perusahaan cabangnya di luar negeri.
Dampak positif MNC, MNC dapat mempengaruhi alokasi dana investasi bagi anatr Negara
Efisiensi alokasi, Efisiensi operasi Dampak negatif MNC, Menimbulkan monopoli, sehingga
alokasi sumber daya atau faktor-faktor produksi kurang optimal, MNC dapat
mematikan/menghambat para pesaing yang tidak memiliki keunggulan dalam pasar, input,
produk, keuangan ataupun keunggulan lainnya, MNC dapat mempengaruhi kebijakan
pemerintah negara induknya, ataupun negara tempat cabang MNC baru didirikan. Dampak
yang ditimbulkan MNC terhadap lingkungan/social cost Manfaat MNC bagi Negara induk
Kenaikan pendapatan ataupun resiko yang lebih kecil dari pemilik faktor produklsi Diperoleh
produksi dengan harga yang lebih murah yang dihasilkan di negara lain yang biaya produksinya
lebih rendah Manfaat MNC bagi negara penerima Pembentukan atau penambahan modal,
Bertambahnya pendapatan Bertambahnya kesempatan kerja Transfer teknologi, Perbaikan
posisi neraca pembayaran.