Anda di halaman 1dari 20

PENILAIAN KOMPETENSI BIDAN PESERTA

PELATHAN CONTRACEPTIVE
TECHNOLOGY UPDATE (CTU)

HJ. HASRIATY ARIEF SALEH, S.SOS


(KETUA PD IBI PROPINSI SULAWESI BARAT)
LATAR BELAKANG
 Berdasarkan kesepakatan bersama (MOU) antara IDI, POGI,
JNPKKR, DAN IBI Tentang penilaian kompetensi bidan peserta
pelatihan contraceptive technology update (CTU) yang
diselenggarakan oleh BKKBN periode 2011-2016 no 374/JNPK-
KR/XII/2017.
 Mencermati perkembangan terkait dengan legalitas kompetensi
para bidan yang telah mengikuti pelatihan CTU pemasangan dan
pencabutan implan serta AKDR yang dilaksanakan oleh BKKBN
bekerjasama dengan JNPK-KR sebanyak 48.487 Dokter/bidan
dipandang perlu dilakukan penilaian kompetensi.
Bidan yang mana yang
dianggap berkompeten
dalam memberikan
pelayanan Impan dan
AKDR???
Bidan yang berkompeten Bukan hanya mengikuti pelatihan CTU dan mendapat
sertifikat kehadiran dengan logo JNPK/P2KS/P2KP tetapi harus memenuhi
persyaratan:
1. Memberikan pelayanan KB implant dan AKDR minimal 3 (tiga) orang akseptor
KB sesuai jenis pelatihan keterampilan klinik dengan kompetensi spesifik seperti
AKDR interval, AKDRPP, impan 1 batang atau 2 batang tanpa komplikasi dan
kegagalan pada kurun waktu 1 tahun terakhir yang dibuktikan dengan foto
copy kartu K/IV
2. Jika Bidan tersebut tidak dapat menyerahkan bukti ft.copy kartu K/IV dapa
diganti dengan surat rekomendasi dari tim penilai P2KS/P2KP setelah dilakukan
kualifikasi oleh (institusi pelatihan klinik dan asosiasi unit pelatihan organisasi
profesi) di wilayah propinsi bekerjasama dg IDI dan IBI sebagai Pembina
anggota di wilayah kabupaten/kota.
3. Bidan yang telah mengikuti pelatihan CTU tetapi belum
memberikan pelayanan implant dan AKDR kepada 3 orang
akseptor KB dianggap belum berkompeten. Legalitas Bidan
dalam memberikan pelayanan implant dan AKDR kepada
calon akseptor hanya akan diberikan sertifikat kompetensi
bila memenuhi ketentuan yaitu melayani 3 akseptor
sesuai dengan pelatihan keterampilan klinik dengan
kompetensi spesifik seperti AKDR interval, AKDRPP, implant
1 batang atau 2 batang tanpa komplikasi dan kegagalan
dalam kurung waktu 1 tahun dibuktikan dengan ft. copy K/IV
4. Jika Bidan tidak dapat menyerahkan bukti ft.copy
kartu K/IV dapat diganti dengan surat rekomendasi
dari tim penilai P2KS/P2KP setelah dilakukan kualifikasi
oleh (institusi pelatihan klinik dan asosiasi unit
pelatihan organisasi profesi) di wilayah propinsi
bekerjasama dg IDI dan IBI sebagai Pembina anggota
di wilayah kabupaten/kota.
 Bidan yang belum memenuhi kategori kompeten harus segera
memenuhi persyaratan untuk mendapat sertifikat.
 Jika bidan yang tidak mencapai kompetensi hingga 6 bulan pasca
pelatihan maka bidan tsb harus mengikuti pelatihan dan proses
kualifikasi ulangan
 Jika bidan tsb tetap melakukan pelayanan tanpa pelatihan dan
kualifikasi ulangan, maka bidan tsb akan dihadapkan pada konsekuensi
medikolegal karena kewenangan untuk melakukan pelayanan hanya
didasarkan pada pencapaian kompetensi klinik (kognitif, psikomotor
dan afektif) yang telah ditetapkan.
Upaya yang ditempuh IBI dalam
mendapatkan data Bidan yang telah
mengikuti pelatihan

Melakukan pendataan bidan yang


telah mengikuti pelatihan untuk
kemudian di lakukan pemetaan
berdasarkan kategori kompeten
atau belum berkompeten
Bidan dengan kategori kompeten akan
mendapatkan sertifikata SKP IBI tanpa
pungutan biaya sesuai dengan jumlah
jam pelatihan
APA PENTINGNYA SKP IBI ?
 SKP IBI merupakan persyaratan untuk mengurus
perpanjangan STR
 Pelatihan dan seminar yang tidak terakreditasi IBI
tidak diperhitungkan untuk perpanjangan STR
 Jumlah SKP IBI yang dipersyaratkan untuk
perpanjangan STR adalah 25 SKP
 Ketentuan tentang persyaratan perpanjangan STR
tertuang dalam Permenkes 46/2013: Registrasi Nakes
pasal 4
Permenkes 46/2013: Registrasi Nakes
Pasal 4
STR berlaku sejak tanggal dikeluarkan dan berakhir pada tanggal lahir
nakes yang bersangkutan di tahun kelima.
1. STR dapat diperpanjang setiap 5 (lima) tahun setelah memenuhi
persyaratan.
2. Persyaratan dimaksud pada ayat (2) meliputi:
a. pengabdian diri sebagai tenaga profesi atau vokasi di bidang
kesehatan; dan
b. pemenuhan kecukupan dalam kegiatan pelayanan, pendidikan,
pelatihan, dan kegiatan ilmiah lainnya.
3. Jumlah satuan kredit profesi (SKP) sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) huruf b untuk setiap kegiatan ditetapkan oleh MTKI atas usulan
dari organisasi profesi.
PERPANJANGAN SERKOM
Bagaimana regulasi mendapatkan
akreditasi IBI untuk kegiatan pelatihan

Mengajukan proposal kegiatan lengkap dengan RUNDOWN kegiatan

Akreditasi IBI berdasarkan pada level kegiatan jumlah jam kegiatan, peran
dalam kegiatan (Moderator, panitia, pemateri, moderator)

Administrasi SKP Rp 750.000/ SKP bagi institusi yang belum memiliki MOU
dengan IBI kecuali institusi pendidikan dan Rp 500.000/SKP bagi institusi yang
sdh ada MOU dengan IBI
SKP DITENTUKAN OLEH ORGANISASI PROFESI
B.Tabel 1.2 Penghitungan SKP dalam pendidikan berkelanjutan

SKALA
KEGIATAN PENDIDIKAN
BERKELANJUTAN LOKAL / NASIONAL INTERNASIONAL
WILAYAH
Waktu (Jam) 4-8 4-8 4-8

Pembicara* 2 3 5

Moderator** 1 2 4
Simposium/
Seminar
Peserta 1 2 4
(Kognitif)
Panitia 1 2 4

Keterangan :
* untuk setiap makalah
** untuk satu kegiatan pendidikan berkelanjutan
SKALA
KEGIATAN PENDIDIKAN
BERKELANJUTAN
LOKAL / WILAYAH/ NASIONAL INTERNASIONAL

Waktu (Jam) 8-10 11-30 31-50 51-80 81-120 121-150 >150 4-8 8–12 >12

Pelatihan/ Pelatih/ 2 2 3 3 4 4 4 6 7 7
Workshop Fasilitator
(Ketrampilan)
Peserta 1 2 3 4 5 6 7 4 5 6
Jumlah jam dalam kegiatan tidak
termasuk registrasi peserta, coffee
break dan isoma
Jumlah jam yang dihitung berdasarkan
jumlah jam mendapatkan materi
kegiatan
Penghitungan
NILAI Perolehan
KREDIT YANGSatuan Kredit
DIPERLUKAN Profesi
: 25 untuk
SKP per Re-Registrasi
5 TAHUN
(Perpanjangan STR Bidan) NILAI KREDIT
KATEGORI KEGIATAN TOTAL (5 TAHUN)

A KEGIATAN PROFESI Tanpa Minimal Maksimal 15 SKP

B KEGIATAN PENDIDIKAN BERKELANJUTAN Minimal 6 SKP Maksimal 10 SKP

 Kognitif: (Seminar, Workshop, Simposium) Minimal 2 SKP 4 SKP

 Pelatihan Klinis Wajib: Midwifery Update Minimal 2 SKP 2 SKP


(review APN + Kegawatdaruratan)
 Pelatihan klinis lainnya (pilihan):
-CTU Minimal 2 SKP 4 SKP

-Imunisasi
-Resusitasi
-Manajemen Laktasi
-Poned, dll
 Pelatihan non klinis : Kepemimpinan/manajerial dll Tanpa minimal 2 SKP

C KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT / PROFESI Tanpa Minimal Maksimal 10 SKP

D KEGIATAN PENGEMBANGAN PROFESI Tanpa minimal Maksimal 5 SKP

E PUBLIKASI ILMIAH Tanpa minimal Maksimal 5 SKP


PMK 46 Tahun
2013 tentang
Pasal 6: Registrasi
Dalam hal Tenaga Kesehatan tidak Tenaga
dapat memenuhi ketentuan Kesehatan
persyaratan perpanjangan STR (SKP
tidak mencukupi), maka Tenaga
Kesehatan tersebut harus mengikuti
evaluasi kemampuan yang
dilaksanakan oleh Organisasi Profesi
bekerja sama dengan MTKI

Anda mungkin juga menyukai