Anda di halaman 1dari 9

KARAKTERISTIK PERUSAHAAN MULTINASIONAL

Dosen Pengampu :
Havidz Ageng Prakoso, S.IP, M.A

Disusun Oleh :
Chairinnisa Ayal (201910360311197)
Fahmi Allaudin Ardiansyah (201910360311200)
Muhammad Ikmal Khoirun Nizam (201910360311205)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


FAKUKTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL
MALANG 2021
BAB I
A. Pendahuluan
Perusahaan multinasional (multinational corporations/ MNC) merupakan sebuah
perusahaan yang mempunyai tempat di satu negara namun memiliki kegiatan produksi
atau pemasaran sampai dinegara-negara lain. Dimana perusahaan multinasional ini
wilayah operasionalnya meliputi sejumlah negara yang emiliki fasilitas produksi dan
service di luar negeranya sendiri1. Menurut (Mochtar mas’oed, 1997: 4-5) yang pada
umunya MNC memiliki markas besar yang dijadikan pusat dinegara asal mereka yang
kemudian di perluas jangkauanya ke negara lain dengan membangun atau membeli
berbagai aset usaha atau membuka cabang dinegara tersebut (negara “tuan rumah”).
Maka disetiap negara ditopang dan didorong oleh bermacam – macam industry dengan
tujuan memaksimalkan kekayaan para pemegang saham. Perusahaan multinasional
(MNC) didefinisikan sebagai perusahaan yang terlibat dalam berbagai bentuk bisnis
internasional (Madura, 2012). Robert L. Hulbroner mengartikan perusahaan
multinasional sebagai perusahaan yang memiliki cabang dan anak perusahaan yang
terletak di berbagai negara. Dan menurut J. Panglaykim, perusahaan multinasional
merupakan perusahaan yang memiliki relasi kuat diberbagai negara dikarenakan: 2
Perusahaan multinasional mempunyai keunggulan yang komparatif dan memiliki ciri
khas yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Kepemilikan modal yang berupa keunggulan
dadlam bidang manajemen, dukungan dari pemerintah, dan para konglomerat yang
berpadu secara vertical dan horizontal. Dengan semua keunggulan yang dimilliki,
perusahaan multinasional sangat mampu melakukan investasi dalam bidang migas.
Perusahaan multinasional memiliki andil untuk menghormati HAM. Dalam disiplin ilmu
hukum hak asasi manusia diberi posisi sebagai “guaranted constitusional rights” yang
mempunyai hak secara konstitusional.3 Ada 3 instrumen hak asasi manusia pada tahun
2011, yaitu Guiding Principles on Business And Human Rights (UNGP), dari ketiga
instrument itu berbunyi; 1. Kewajiban negara dalam melindungi hak asasi manusia, 2.
Kewajiban negara menghormati hak asasi manusia, 3. Adanya akses dalam pemulihan. 4
Perusahaan multinasional (MNC) awalnya hanya mengekspor produknya ke negara
tertentu saja dan mengimpor barang dari produsen asing. Paling sedikit MNC hanya
mempunyai satu cabang perusahaan di negara asing. Dan dari cabang tersebut hanya
dimiliki oleh induk perusahaan dengan adanya tujuan memaksimalkan nilai dari
perusahaan MNC secara keseluruhan. Perusahaan yang menginginkan beroperasi di
negara lain sangat membutuhkan sebuauh organisasi yang terstruktur dan kuat dalam
menghadapi perubahan yang secara terus menerus. Dan jika dari perusahaan MNC tidak
mampu mendapatkan suatu struktur dalam organisasi yang bagus maka efisiensi dalam
manajemen perusahaan akan menurun dan membuat pengembalian modal bagi
perusahaan juga ikut menurun. Jumlah perusahaan MNC maupun yang ada di domestic
menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan mampu bersaing dalam pasar asing. Hal-hal
1
Wishman siregar, B, MODUL PERTEMUAN 8, EKONOMI INTERNASIONAL PERUSAHAAN MULTINASIONAL.
2
J. Panglaykim dalam Sentosa Sembiring, Hukum Investasi, Nuansa Aulia, Bandung, 2007, h. 21-22.
3
Ibid, Vol.12.
4
Pengaturan Corporate Social Responsibility Berdasarkan Guiding Principles on Business and Human Rights

1
yang dilakukan dildalamnya bukan hanya ekspor impor namun lebih ke operasi, modal,
produksi, status perusahaan dan berfokus pada lingkungan global. Perusahaan
multinasional juga memiliki dan menciptakan kerangka model bisnis yang secara efektif
yang mana menciptakan sebuah sistem yang disebut sebagai (strategic Business Triangle
System) yang tepat. Perusahaan multinasional juga harus mampu berpikir secara global
dan bertindak secara local agar sukses dalam mengoperasikan perusahaan di penjuru
dunia.
B. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penulisan paper ini diantara lain:
1. Untuk mengetahui definisi dari perusahaan multinasional secara umum.
2. Untuk mengetahui MNC dalam ekonomi Global.
3. Untuk mengetahui MNC dalam pengambilan kebijakan.
4. Untuk mengetahui tujuan perusahaan multinasional
5. Untuk mengetahui product life cycle theory
Ada beberapa manfaat dalam paper ini diantara lain:
1. Bagi penulis
Dari penulisan paper ini diharapkan mampu menjadikan wawasan tambahan dan
pengalam dari hasil pebgerjaan dan diharapkan mampu berguna di waktu yang akan
datang.

2. Bagi perusahaan
Dari penulisan paper ini diharapkan mampu menjadi referensi dan masukan dalam
sebuah kebijakan perusahaan pada periode yang selanjtnya.

3. Bagi pembaca
Dari penulisan paper ini diharapkan mampu memotifasi dan memberikan pemahaman
bagi siapapun yang ingin mengetahui apa maksud dari poin-poin yang disampaikan dan
bisa memberikan manfaat dan menambah pengetahuan dan dapat dijadikan referensi atau
bahan masukan pembuatan paper selanjutnya.

C. Metodologi Penulisan
Metode yang digunakan adalah bentuk pengaplikasian penelitian kualitatif deskriptif
dilakukan guna membentuk suatu wawasan atau pandangan melalui pemahaman serta
perancangan, dimana hal ini akan dituangkan untuk menjelaskan tentanfg karakteristik
perusahaan multinasional. Pada mekanisme pengumpulan data serta informasi dilakukan
dengan cara studi kepustakaan atau literatur. Informasi dan data yang dicantumkan
berasal dari buku, jurnal ilmiah, web resmi, dan tulisan media massa. Langkah pertama
penulis dalam membentuk makalah ini dengan menganalisis dan mengulas sumber
bacaan yang terpaut pada pembahasan ini. Kemudian mencari sumber-sumber pendukung
melalui buku, jurnal ilmiah, atau tulisan media massa. Kemudian penulis mengaitkan
informasi-informasi yang berkembang dan relevan pada masa ini terkait perkembangan
perdagangan multilateral.
D. Kerangka Teoritis

2
1. Definisi, Dampak Positif dan Negatif, serta Ciri-Ciri Perusahaan Multinasional
Perusahaan multinasional adalah perusahaan yang terlibat dalam penanaman modal
asing secara langsung dan memiliki serta mengendalikan aktivitas-aktivitas bernilai
tambah di suatu negara. Perusahaan ini biasanya sangat besar, memiliki kantor, pabrik
atau kantor cabang di banyak negara. Motif berdirinya perusahaan multinasional
adalah untuk memperluas usahanya, mencari pasar, dan meminimalkan biaya dan
memaksimalkan sumber daya. Beberapa contoh dari perusahaan multinasional adalah
Dunkin donuts, KFC, EPSON, dll.
Dampak positif dari perusahaan multinasional :
 Mengisi kekosongan sumber daya antara tingkat investasi yang ditargetkan
dengan jumlah tabungan domestic yang dapat dimobilisasikan.
 Bagi negara-negara berkembang dapat memobilisasikan finansial.
 Membawa pengetahuan dan teknologi.
Dampak negatif dari perusahaan multinasional :
 Mempengaruhi kebijakan moneter domestic
 Budaya konsumtif yang di bawa oleh perusahaan asal dapat mempengaruhi
budaya konsumtif konsumen lokal.
 Kecenderungan praktik pengalihan harga.
Ciri-Ciri Perusahaan Multinasional :
 Lingkup kegiatan perusahaan multinasional melampaui batas-batas
negara.
 Perdagangan dalam perusahaan multinasional kebanyakan terjadi didalam
lingkup perusahaan itu sendiri maupun antar negara.
 Cenderung memilih kegiatan bisnis tertentu, umunya manifaktur.
 Menempatkan cabang pada negara-negara maju.
 Visi dan strategi yang digunakan untuk memproduksi suatu barang
bersifat global (mendunia), jadi perusahaan tersebut membuat atau
menghasilkan barang yang dapat digunakan disemua negara.
2. Bentuk – Bentuk Perusahaan Multinasional
 Multinational Producting Enterprise (MPE), berfokus pada bidang produksi
 Multinational Trade Enterprise (MTE), berfokus pada perdagangan
 Multinational Internationally Owned Enterprise (MOE), berfokus pada
kepemilikan usaha
 Mutinational (Financial) Controlled Enterprise (MCE), berfokus pada
permodalan atau pembiayaan.
3. Tujuan Perusahaan Multinasional
 Raw material seeker yaitu bahan mentah yang diproduksi oleh negara lain
 Market seeker yaitu mendapat pasar baru di negara lain
 Cost minimalizer mencapai efisien biaya untuk memungkinkan biaya produksi
menjadi rendah

3
 Risk minimalizer menurunkan resiko produksi dengan mencari lokasi baru di
negara lain
 Profit maximization memaksimalkan keuntungan dengan mengurangi biaya
produksi serendah-rendahnya.
 Fund seeker memperoleh pendanaan dengan meminjam bank ketika dapat
menunjukan performa positif demi menghasilkan return semaksimal mungkin.
 Penguatan struktur perusahaan yang dengan melayani pasar luar negeri,
perusahaan dapat menguatkan struktur perusahaannya
 Perusahaan dapat pula menjadi entitas yang kuat dengan memanfaatkan
pengetahuan perusahaan mereka di negara lain.

4. Product – Life – Cycle Theory


Siklus Hidup Produk atau Product Life Cycle (PLC) merupakan gambaran
perkembangan dari waktu ke waktu bisnis suatu prodak yang diterima di pasar. Mulai
dari seorang produsen mengenalkan dan memasarkan produknya hingga pada
akhirnya tergantikan dengan produk lain yang lebih canggih dan terbaru. Terdapat 4
tahap dalam siklus sebuah product.

 Perkenalan
Dimana sebuah pabrik mulai memperkenalkan prodaknya kepada masyarakat.
 Perkembangan
Dimana sebuah produk telah digunakan oleh konsumen
 Kedewasaan
Dimana omset penualan produk mengalami penurunan
 Penurunan
Dimana keuntungan akan terus menurun. Jika tidak melakukan antisipasi
maka kemungkinan produk akan hilang di pasaran.

Menurut Kotler (2007), setiap tahap dalam siklus hidup produk memiliki karakteristik yaitu:

 Pada tahap perkenalan penjualan rendah, biaya per pelanggan yang tinggi, laba negatif,
pelanggan inovator, dan pesaing sedikit. 
 Pada tahap pertumbuhan penjualan meningkat dengan cepat, biaya rata-rata per
pelanggan, laba meningkat, pelanggan pemakai awal, dan pesaing jumlahnya bertambah.
 Pada tahap kedewasaan berada di puncak penjualan, biaya per pelanggan yang rendah,
laba tinggi, pelanggan mayoritas tengah, dan jumlah pesaing stabil mulai menurun.

4
 Pada tahap penurunan terjadi penurunan penjualan, biaya per pelanggan rendah, laba
menurun, pelanggan pemakai terlambat, dan pesaing jumlahnya menurun.

BAB II
Pembahasan

A. Multinational Corporations dalam Ekonomi Global


Thomas Oatley dalam tulisannya yang berjudul “Multinational Corporations in the
Global Economy”, MNC dianggap sebagai aspek paling kontroversial dalam sistem
ekonomi internasional. MNC dalam memainkan ekonomi internasional sangat kuat dari
ukuran dan sifat struktur manajerial. Kerangka kerja manajerial dan pengambilan
keputusan MNC berjalan berdampingan dengan sistem politik internasional serta
keinginan MNC dan pemerintah untuk mengejar independen sehingga dapat terjadi
pertentangan antara strategi global MNC dengan tujuan ekonomi pemerintah yang
menjadi mitra MNC. MNC adalah perusahaan yang mengatur dan mengawasi produksi
pabrik yang berbasis di negara lain. MNC sebagai pabrik multi-manufaktur di berbagai
negara berada di bawah pengawasan perusahaan, MNC bergerak dalam bidang produksi
ekonomi, perdagangan internasional dan investasi lintas batas negara. Karena MNC
beroperasi secara simultan dalam sistem politik nasional dan pasar global, mereka telah
menjadi subjek di antara pemerintah dan di antara pengamat internasional untuk menjadi
tatanan ekonomi: Perusahaan multinasional mengirimkan modal ke tempat yang langka,
mentransfer instrumen ekonomi dari efisiensi liberal alokasi sumber daya dalam ekonomi
global. Yang lain menganggap perusahaan multinasional t sebagai dominasi instrumen,
Perusahaan multinasional mengontrol sektor-sektor penting dari ekonomi tuan rumah
mereka, membuat keputusan tentang penggunaan sumber daya dengan sedikit
memperhatikan kebutuhan negara tuan rumah, dan melemahkan standar tenaga kerja dan
lingkungan Tentang semua yang disepakati oleh kedua perspektif yang berbeda ini adalah
bahwa perusahaan multinasional adalah agen globalisasi.
Secara umum multinational corporations mempuyai ciri yang pembentukan cabang
perusahaan berada di luar negeri, biasanya perusahaan cabang berada di negara-negara
maju. Strategi maupun visi dari perusahaan tersebut yang digunakan dalam produksinya
bersifat global dan lingkup kegiatannya bersifat income generating. Pengontrolan dalam
pemakaian teknologi dan modal sangat diperhatikan karena dua hal ini merupakan
keuntungan yang sangat bersaing dan pengembangan segala sistem maupun kontrol
manajerial yang bersifat lintas batas. dalam kebijakan MNC selalu melihat situasi global.
Menurut Oatley, hal yang mendasari adanya multinational corporations adalah
munculnya sebuah produksi yang baru di negara lain , maka hal tersebut memperluas
pengawasan secara manajerial antar batas negara.

B. Multinational Corporations Dalam Pengambilan Kebijakan


MNC melakukan investasi dengan cara transaksi melalui pasar dan menginternalkan oleh
perusahaan secara tunggal (single control) hal ini didasari oleh manfaat letak geografis
yang memiliki karakter cadangan SDA yang besar sehingga MNC dapat mengambil
keuntungan yang besar dari SDA yang ada. Pasar lokal yang besar menjadi sebuah lahan

5
konsumsi yang besar dan biaya operasional yang efisien dengan biaya yang terjangkau
sehingga perusahaan berinvestasi melalui pasar. Kelemahan pasar membuat MNC
berinvesatasi dengan menginternalkan single control yang disebabkan oleh dua factor
yaitu inegrasi secara horizontal dimana perusahaan memproduksi barang yang sama dan
inegrasi secara vertical. Struktur perusahaan MNC memanglah sangat besar dan yang
menjadi pembeda dari perusahaan lainnya dimana mereka membuat kebijakan
perusahaan untuk mengorganisasi dan mengelola aktivitas internasional. Kondisi
lingkungan ekonomi sangat mempengaruhi kebijakan MNC dalam melakukan transaksi
di dalam pasar internasional. Kebijakan perusahaan dipengaruhi oleh interaksi dari faktor
keuntungan lokasi dan ketidaksempurnaan pasar. Keuntungan lokasi ini berasal dari
karakteristik negara tertentu yang menyediakan berbagai kesempatan. Ada tiga
karakteristik negara teretentu yang mendasari keuntungan lokasi, yakni sumber daya
alam yang besar, pasar lokal yang besar dan kesempatan untuk menambah efisiensi
operasi perusahaan sedangkan ketidaksempurnaan pasar akan muncul ketika gagalnya
mekanisme harga untuk mempromosikan transaksi yang menguntungkan.

C. Hubungan Antara Multinational Corporations dengan Host Country


Adanya keinginan MNC dan pemerintah untuk mengejar independen sehingga dapat
terjadi pertentangan antara strategi global MNC dengan tujuan ekonomi pemerintah yang
menjadi mitra MNC. Sehingga pemerintah telah menanggapi tantangan yang ditimbulkan
oleh perusahaan multinasional dengan mencoba mengatur aktivitas mereka. Seperti yang
telah kita lihat, pemerintah dalam beberapa kasus mencoba memanfaatkan perusahaan
multinasional untuk tujuan pembangunan mereka, dan dalam kasus lain berusaha
mencegah kontrol asing atas sektor-sektor penting ekonomi nasional. Dan sementara
negara-negara berkembang telah mengerahkan energi yang lebih besar dalam upaya ini
daripada pemerintah dalam pekerjaan industri maju, hanya sedikit negara industri maju
yang bersedia meninggalkan semua upaya untuk mengatur apa yang dapat dan tidak
dapat dimiliki perusahaan asing. Sejak pertengahan 1990-an, tren di seluruh dunia
mengarah pada liberalisasi yang lebih besar, khususnya di negara berkembang. Hanya
waktu yang akan menentukan apakah tren ini permanen, atau justru mewakili ayunan
pendulum lain yang tampaknya menjadi ciri hubungan pemerintah negara-negara
berkembang dengan sistem ekonomi internasional. MNC banyak melakukan pergerakan
pada produksi ekonomi dan perdagangan dalam lingkup internasional serta investasi
lintas batas. MNC mendirikan cabang perusahaannya di beberapa negara terutama
negara-negara maju. Ada banyak keuntungan yang diambil oleh host country. MNC
dengan Host Country memiliki hubungan saling ketergantungan. Dimana host country
menjadi sumber resources bagi MNC dan menjadikan pasar untuk menjual produknya.
Sedangkan MNC telah menjadi sumber modal dan teknologi yang penting bagi
perkembangan ekonomi bagi Host Country.

BAB III
Kesimpulan

6
Perusahaan multinasional (multinational corporations/ MNC) merupakan sebuah
perusahaan yang mempunyai tempat di satu negara namun memiliki kegiatan produksi
atau pemasaran sampai dinegara-negara lain. Perusahaan multinasional (MNC) awalnya
hanya mengekspor produknya ke negara tertentu saja dan mengimpor barang dari
produsen asing. Paling sedikit MNC hanya mempunyai satu cabang perusahaan di negara
asing. Dan dari cabang tersebut hanya dimiliki oleh induk perusahaan dengan adanya
tujuan memaksimalkan nilai dari perusahaan MNC secara keseluruhan. Perusahaan yang
menginginkan beroperasi di negara lain sangat membutuhkan sebuauh organisasi yang
terstruktur dan kuat dalam menghadapi perubahan yang secara terus menerus. Secara
umum multinational corporations mempuyai ciri yang pembentukan cabang perusahaan
berada di luar negeri, biasanya perusahaan cabang berada di negara-negara maju. Strategi
maupun visi dari perusahaan tersebut yang digunakan dalam produksinya bersifat global
dan lingkup kegiatannya bersifat income generating. MNC dianggap sebagai aspek
paling kontroversial dalam sistem ekonomi internasional. MNC dalam memainkan
ekonomi internasional sangat kuat dari ukuran dan sifat struktur manajerial. Kerangka
kerja manajerial dan pengambilan keputusan MNC berjalan berdampingan dengan sistem
politik internasional serta keinginan MNC dan pemerintah untuk mengejar independen
sehingga dapat terjadi pertentangan antara strategi global MNC dengan tujuan ekonomi
pemerintah yang menjadi mitra MNC. Kebijakan perusahaan dipengaruhi oleh interaksi
dari faktor keuntungan lokasi dan ketidaksempurnaan pasar. Keuntungan lokasi ini
berasal dari karakteristik negara tertentu yang menyediakan berbagai kesempatan. Ada
tiga karakteristik negara teretentu yang mendasari keuntungan lokasi, yakni sumber daya
alam yang besar, pasar lokal yang besar dan kesempatan untuk menambah efisiensi
operasi perusahaan sedangkan ketidaksempurnaan pasar akan muncul ketika gagalnya
mekanisme harga untuk mempromosikan transaksi yang menguntungkan. MNC
mendirikan cabang perusahaannya di beberapa negara terutama negara-negara maju. Ada
banyak keuntungan yang diambil oleh host country. MNC dengan Host Country memiliki
hubungan saling ketergantungan. Dimana host country menjadi sumber resources bagi
MNC dan menjadikan pasar untuk menjual produknya. Sedangkan MNC telah menjadi
sumber modal dan teknologi yang penting bagi perkembangan ekonomi bagi Host
Country.

Daftar Pustaka

7
Oatley (2004), “Multinational Corporations in the World Economy”, Chap 5, pp.170-219

Wishman siregar, B, MODUL PERTEMUAN 8, EKONOMI INTERNASIONAL


PERUSAHAAN MULTINASIONAL.

J. Panglaykim (2007), “dalam Sentosa Sembiring, Hukum Investasi”, Nuansa Aulia,


Bandung, pp. 21-22

Anda mungkin juga menyukai