Anda di halaman 1dari 20

MODUL PERKULIAHAN

BISNIS INTERNASIONAL:
Gambaran Umum Bisnis Internasional

Fakultas Ekonomi
Manajemen S1 Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
& Bisnis

1
MK190241003 Team Teaching Dosen

Abstract Kompetensi
Memberikan penjelasan Mahasiswa mampu:
mengenai apa itu yang
1. Memahami pengertian
dimaksud dengan globalisasi
dan bisnis internasional, serta bisnis intrnasional
bagaimana keduanya dapat 2. Memahami pentingnya
saling mempengaruhi, alasan tentang bisnis
perusahaan terlibat dalam bisnis internasional
internasional, dan beberapa 3. Memahami bentuk-bentuk
strategi yang dilakukan oleh dan aktifitas bisnis
sebuah perusahaan dalam upaya
intrnasional
mencapai tujuan globalnya
4. Memahami penyebab
terjadinya globalisasi
Pendahuluan
Kegiatan ekonomi antar bangsa yang bergerak menuju kesaling tergantungan
ekonomi. Suatu ekonomi global jangan dianggap hanya sekedar perdagangan yang
semakin besar diantara negara-negara di dunia, karena yang tengah terjadi adalah
suatu ekonomi dunia yang bergerak ke arah ekonomi tunggal, suatu satu ekonomi dan
satu pasar. Dengan demikian kini tidak ada lagi yang namanya ekonomi nasional
murni. Bagian dunia yang lain terlalu besar untuk diabaikan, baik sebagai pasar
maupun sebagai pesaing. Oleh karena itu kita wajib mengajarkan kepada siswa
tentang cara berpikir internasional supaya dapat memahami perkembangan ekonomi
internasional. Terlepas dari masih adanya kontroversi tentang perdagangan bebas dan
ekonomi internasioanl, dari sudut hukum bahwa ratifikasi yang dilakukan pemerintah
indonesia terhadap WTO merupakan suatu fakta hukum yang terbemtukl atas dasar
kemauan politik pemerintah untuk mendorong sistem perdagangan bebas yang tidak
dapat di hindari. Perubahan ini terutama disebabkan oleh perkembangan ilmu
pengetahuan dan treknologi yang semakin cepat meluas sejalan dengan perubahan
dalam sikap dan fikiran manusia yang semakin maju. Sebagain akibat dari proses
perubahan tersebut, bangsa bangsa harus bekerjasama baik dalam tataran global
maupun regional.
Faktor-faktor yang mendorong terjadinya perdagangan antarnegara yaitu ada
beberapa tokoh yang mengemukakan teori tentang terjadinya perdagangan
internasional. Tokoh tersebut di antaranya adalah Adam Smith dan David Ricardo.
Adam Smith mengemukakan teori yang disebut Theory of Absolute Advantage (teori
keunggulan mutlak). Menurut teori ini suatu negara disebut memiliki keunggulan
mutlak dibandingkan negara lain apabila negara tersebut dapat memproduksi barang
atau jasa yang tidak dapat diproduksi negara lain. Misalnya Indonesia memproduksi
gas alam cair. Jepang tidak mempunyai sumber gas alam, tetapi mampu memproduksi
mobil. Dengan demikian, terjadilah perdagangan barang antara Indonesia dan Jepang.
Sedangkan David Ricardo mengajukan teori tentang perdagangan internasional yang
disebut Theory of Comparative Advantage (Teori Keunggulan Komparatif). Menurut
David Ricardo keunggulan komparatif suatu negara apabila negara tersebut dapat
memproduksi suatu barang atau jasa dengan efisien dan lebih murah dibandingkan
negara lain.

‘20 Manajemen Pemasaran Biro Akademik dan Pembelajaran


2 Team Teaching Dosen. http://www.widyatama.ac.id
Isi

1.1 PENGERTIAN BISNIS INTERNASIONAL


Bisnis internasional merupakan sebuah kesatuan yang terdiri dari segala
bentuk transaksi komersial yang dilakukan oleh dua negara atau lebih (John D.
Daniels, 2013). Untuk memenuhi kebutuhan manusia, pedagang mempunyai peranan
yang sangat penting. Barang hasil produksi dapat tersalurkan ke konsumen melalui
para pedagang tersebut. Mereka membeli barang untuk dijual kembali tanpa
mengubah jenis/bentuknya dengan tujuan memperoleh laba disebut perdagangan.
Sekarang, kegiatan perdagangan sangat luas. Perdagangan sudah merambah wilayah
antarnegara (internasional). Proses tukar-menukar barang atau jasa yang terjadi antara
satu negara dengan negara yang lain inilah yang disebut perdagangan internasional.
Dalam perdagangan antarnegara tersebut melibatkan eksportir dan importir.
Contohnya Jepang, sebagai negara yang ekonominya kuat dan maju, masih
mengimpor gas alam cair (liquid natural gas) dari Indonesia. Sedang Indonesia
mengimpor barang-barang modal dari Amerika untuk keperluan pembangunan
industri. Fluktuasi ekspor dan impor dalam perdagangan internasional tergantung
pada faktor-faktor pendorongnya berikut ini. Faktor Pendorong Terjadinya
Perdagangan Internasional
Dalam kaitannya dengan pengertian bisnis internasional, terdapat istilah-istilah
yang kadang-kadang dihubungkan atau dipersepsikan sama dengan bisnis
internasional, padahal esensinya berbeda. Istilah-istilah yang dimaksud sebagai
berikut.
1. Bisnis domestik adalah aktivitas bisnis yang secara nyata ditujukan pada
aktivitas bisnis dalam negeri. Suatu perusahaan yang berkecimpung dalam
pemasaran domestik mungkin melakukan hal ini secara sadar sebagai strategi
yang dipilih atau mungkin secara tidak sadar memfokuskan pada pasar
domestik dengan maksud menghindari tantangan belajar cara memasarkan ke
luar negeri.
2. Bisnis internasional: bertindak lebih jauh lagi dari bisnis domestik dan bukan
sekadar pemasaran ekspor, tetapi lebih jauh terlibat dalam lingkungan
pemasaran dalam negara tempat perusahaan tadi melakukan bisnis.
3. Bisnis multinasional: dalam bisnis multinasional, organisasi pemasaran
internasional dimulai dengan memfokuskan pada pemanfaatan pengalaman

‘20 Manajemen Pemasaran Biro Akademik dan Pembelajaran


3 Team Teaching Dosen. http://www.widyatama.ac.id
dan produk perusahaan. Perusahaan menyadari perbedaan dan keunikan
lingkungan dalam negara, menentukan peranan baru untuk hal itu sendiri, serta
melakukan adaptasi pemasaran perusahaan pada kebutuhan dan keinginan
yang unik dari pelanggan negara itu.
4. Bisnis global/transnasional, yaitu bisnis yang memfokuskan pada
pemanfaatan aset, pengalaman, serta produk perusahaan secara global dan
melakukan penyesuaian pada apa yang benar-benar unik berbeda dalam setiap
negara (Rusdin, 2002).
Sebuah bisnis internasional dijelaskan sebagai suatu aktivitas yang
kegiatannya meliputi transaksi bisnis diantara dua negara atau lebih. Pihak-pihak yang
terlibat dalam aktivitas ini meliputi perusahaan dengan perusahaan atau perusahaan
dengan pemerintah setempat. (Putra, Suharyono, dan Abdillah, 2014)
Aktivitas bisnis internasional dilakukan dengan melewati batas-batas suatu
negara. Biasanya pihak yang melakukan aktivitas ini adalah perusahaan pemerintah,
perusahaan swasta, atau kombinasi diantara kedua pihak tersebut. Bisnis internasional
dapat dibedakan menjadi 4 tipe (Ajami, Cool, Goddard, dan Khambata, 2014), yakni:
1. Foreign Trade
Foreign trade merupakan kegiatan bisnis internasional yang paling sering
digunakan oleh sebagian besar negara. Jenis aktivitas bisnis internasional ini
cenderung identik dengan aktivitas ekspor impor. Dalam aktivitas ekspor
impor, objek barang yang sering digunakan adalah visible physical goods dann
komoditas.
2. Trade in Service
Trade in services merupakan kegiatan bisnis internasional yang objek
barangnya juga berupa tangible goods. Objek tersebut dapat berupa: asuransi,
perbankan, hotel, konsultan, biro perjalanan, dan transportasi.
3. Portfolio Investments
Portfolio Investments merupakan kegiatan bisnis internasional dalam bentuk
investasi keuangan di negara lain. Biasanya investor memberikannya dalam
bentuk hutang atau modal.
4. Direct Investments
Direct Investments merupakan kegiatan bisnis internasional yang dibedakan
dari tingkat pengawasan suatu proyek antara perusahaan dengan investor.

‘20 Manajemen Pemasaran Biro Akademik dan Pembelajaran


4 Team Teaching Dosen. http://www.widyatama.ac.id
Biasanya tingkat pengawasannya dapat bervariasi, mulai dari tingkat
pengawasan penuh dan sebagaian.
Kegiatan bisnis internasional yang dilakukan oleh perusahaan swasta biasanya
bertujuan untuk mendapatkan laba atau keuntungan. Sedangkan untuk perusahaan
pemerintah tidak terlalu mementingkan laba atau keuntungan. Perusahaan yang
melakukan kegiatan bisnis internasional tidah diharuskan menjadi sebuah perusahaan
multinasional (MNE) terlebih dahulu (Katsioloudes & Hadijakis, 2007).
Meskipun bisnis internasional sering dianggap sebagai sebuah lanjutan dari
bisnis domestik, bisnis internasional merupakan sesuatu yang berbeda, terutama dari
segi lingkungan bisnis dan aktivitas operasional. Perbedaan lingkungan bisnis seperti
perbedaan budaya, kebiasaaan sosial, hukum, peraturan pemerintah, dan stabilitas
politik membuat bisnis internasional memiliki cakupan yang lebih kompleks. Oleh
karena itu, bisnis internasional biasanya lebih beresiko daripada bisnis domestik.
Selain itu, dari segi ativitas operasional, bisnis operasional cenderung lebih sulit
dilakukan dan membutuhkan biaya yang lebih besar untuk mengelola kegiatan
tersebut karena terdapat di beberapa negara lain (Shenkar, Luo, dan Chi, 2014).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan jika bisnis
internasional merupakan sebuah aktivitas komersial tertentu yang dilakukan oleh
beberapa pihak terkait seperti perusahaan atau pemerintah dimana jangkauan aktivitas
bisnis ini melingkupi dua negara atau lebih.

1.2 SEJARAH BISNIS INTERNASIONAL


Bisnis internasional sebagai sebuah disiplin adalah relatif baru, tetapi bisnis
internasional sebagai praktik bisnis merupakan sebuah peristiwa yang telah
berlangsung lama. Bahkan, sebelum Masehi, pedagang-pedagang Venesia dan Yunani
mengirim wakil-wakil ke luar negeri untuk menjual barang-barang mereka. Tahun
1600, British East India Company—sebuah perusahaan dagang yang baru dibentuk—
mendirikan cabang-cabang luar negeri di Asia. Pada saat yang sama, sejumlah
perusahaan Belanda yang dibentuk tahun 1590 membuka rute-rute perjalanan ke timur
untuk membentuk Dute East India Company dan juga membuka kantor-kantor cabang
di Asia. Para pedagang kolonial Amerika mulai beroperasi dengan model yang sama
pada tahun 1700-an.
Contoh investasi langsung luar negeri Amerika yang pada awalnya adalah
perkebunan-perkebunan Inggris yang dibentuk oleh Colt Fire Arms and Ford (karet

‘20 Manajemen Pemasaran Biro Akademik dan Pembelajaran


5 Team Teaching Dosen. http://www.widyatama.ac.id
vulkanisasi) yang didirikan sebelum perang saudara. Namun, kedua operasi itu gagal
hanya setelah beberapa tahun kemudian.
Perusahaan Amerika pertama yang berhasil memasuki produksi luar negeri
adalah pabrik yang didirikan di Skotlandia oleh Singer Sewing Machine pada tahun
1868. Pada tahun 1880, Singer telah menjadi organisasi dunia dengan penjualan luar
biasa dan beberapa pabrik pemanufakturan di luar negeri. Perusahaan-perusahaan
lainnya segera menyusul dan pada tahun 1914 paling sedikit 37 perusahaan Amerika
memiliki fasilitas produksi di dua atau tiga lokasi di luar negeri.
Di antara perusahaan-perusahaan yang telah didirikan di luar negeri itu, salah
satunya adalah National Cash Register and Burroughs dengan pabrik manufaktur di
Eropa; Parke–Davis dengan pabrik di dekat London tahun 1920; dan Ford Motor
Company yang memiliki pabrik perakitan atau outlet distribusi di 14 negara. General
Motor and Chrysler segera menyusul sehingga pada tahun 1920-an ketiga perusahaan
itu memiliki operasi-operasi di luar negeri yang besar ukurannya. Menariknya dan
cukup berlawanan dengan situasi dewasa ini, pada tahun 1920-an semua mobil yang
dijual di Jepang adalah buatan Amerika Serikat oleh Ford dan General Motor. Mereka
mengirimnya ke Jepang dalam bentuk bongkar pasang (knocked-down) untuk dirakit
di tempat. Investor lainnya yang mula-mula menanamkan modal di luar negeri adalah
General Electric yang pada tahun 1919 memiliki pabrik-pabrik di Eropa, Amerika
Latin, dan Asia. Perusahaan-perusahaan Amerika lainnya yang terkenal di Eropa pada
waktu itu adalah Alcoa, American Tobaco, Armour, Coca-Cola, Eastman Kodak,
Gillete, Quartker Oats, Westerm Electric, dan Westinghouse.
Suatu hal yang menarik, perusahaan Amerika yang berpindah ke luar negeri
menyebabkan kekhawatiran di antara orang-orang Amerika, sama seperti yang
ditimbulkan oleh investasi Jepang di Amerika Serikat dewasa ini. Seorang penulis
mengemukakan bahwa inflasi berlanjut terus tanpa henti-hentinya dan tanpa suara
atau bayangan di dalam 500 industri sekaligus. Sejak dari sabun cukur hingga motor-
motor listrik dan dari wanita sampai telepon, Amerika membabat habis bidang ini.
Meskipun perusahaan-perusahaan Amerika sampai sedemikian jauh
merupakan investor-investor asing terbesar, perusahaan-perusahaan Eropa juga
bergerak di luar negeri. Friedrich Bayer tertarik untuk membeli sebuah pabrik di New
York pada tahun 1865, dua tahun setelah mendirikan pabriknya di Jerman. Kemudian,
karena pajak impor yang tinggi di pasar-pasar luar negerinya, ia bergerak maju untuk
mendirikan pabrik-pabrik di Rusia (1876) dan Prancis (1882). Bayer, yang sekarang

‘20 Manajemen Pemasaran Biro Akademik dan Pembelajaran


6 Team Teaching Dosen. http://www.widyatama.ac.id
merupakan salah satu di antara empat perusahaan kimia terbesar di dunia dengan
penjualan $32 miliar pada tahun 1996, memiliki 350 perusahaan yang beroperasi di
140 negara. Setelah kehilangan hak untuk menggunakan nama Bayer di Amerika
Utara sebagai bagian dari perbaikan Perang Dunia (PD) I Jerman, perusahaan itu
memperoleh kembali haknya pada tahun 1995 dengan membeli divisi obat-obatan
over–the–counter dari Kodak yang telah menjadi pabrik dan pemilik aspirin Bayer.

1.3 PENTINGNYA BISNIS INTERNASIONAL


Bisnis internasional penting untuk dipelajari karena semua organisasi besar
mempunyai usaha internasional yang dipengaruhi oleh perekonomian global
Pertumbuhan e-commerse membuka peluang baru bagi bisnis di luar negaranya Untuk
mengimbangi pola pasar pesaing mengikuti perkembangan teknologi dan sarana
bisnis mutakhir Mendapatkan pemahaman budaya
Bagi banyak perusahaan, keterlibatannya dalam bisnis internasional lebih
banyak dilatarbelakangi oleh motifnya untuk menjamin kelangsungan hidup
perusahaan. Seiring dengan kondisi tersebut, terlihat semakin banyak industri
multinasional yang muncul dan berkiprah dalam industry, baik di tingkat regional
maupun internasional. Sebagai contoh, di Amerika Serikat, bangkitnya perusahaan
multinasional yang muncul dari perusahaan lokal regional di Amerika Serikat pada
tahun 1880-an dan 1890-an terjadi secara bersamaan dengan bangkitnya perusahaan
nasional. Lebih dari itu, kecenderungan yang terjadi adalah perusahaan yang akan
tetap bertahan dan menjadi unggul di abad mendatang adalah perusahaan global.
Perusahaan yang tidak mampu bersaing di pasar global, apabila beruntung, akan
diakuisisi oleh perusahaan yang lebih dinamis. Jika tidak berubah, perusahaan-
perusahaan tersebut akan hilang begitu saja.
Saat ini telah terjadi perubahan yang begitu cepat dalam dunia ekonomi. Tidak
akan pernah ada sebuah negara yang hanya memprioritaskan ekonomi nasionalnya
sendiri, tanpa dipengaruhi oleh perdagangan dan investasi luar negeri. Kenyataan ini
menunjukkan adanya pengaruh globalisasi yang tidak pernah mengenal batas.
Globalisasi telah menjadi sebuah fenomena menuju sistem ekonomi global yang
terjadi selama beberapa tahun belakangan ini. Timbulnya kekuatan yang mendorong
ekonomi global diawali dengan adanya perkembangan dan fenomena bisnis besar
ataupun kecil. Kekuatan ini menciptakan peluang setiap usaha untuk memperluas

‘20 Manajemen Pemasaran Biro Akademik dan Pembelajaran


7 Team Teaching Dosen. http://www.widyatama.ac.id
pasarnya, menekan biaya, dan pada akhirnya meningkatkan keuntungan usahanya
seiring dengan pendapatan yang meningkat dalam pasar global.
Dasar keberhasilan program pemasaran global adalah proses
mengkonsentrasikan berbagai sumber daya dan sasaran dari sebuah organisasi pada
kesempatan dan kebutuhan lingkungan. Sebagai contoh, para manajer yang sekarang
secara rutin memutuskan bagaimana memperluas pasar yang terbaik ke pasar luar
negeri. Haruskah mereka mengekspor ke pasar dari tempat usahanya berasal?
Haruskah mereka menginvestasikan fasilitas produktif di dalam pasar? Apakah
mereka akan memproduksi sesuatu secara lokal yang kemudian menjual secara lokal
pula? Apakah mereka akan memproduksi di negara ketiga karena harga yang
diproduksi lebih rendah dari usaha dalam negeri mereka? Pada akhirnya, manajer
memutuskan dengan cara apa dan bagaimana menyesuaikan produk yang mereka
tawarkan, kebijaksanaan pasar, keberadaan sumber daya manusia, serta strategi bisnis
yang dapat menghubungkan dan menyatukan perbedaan budaya setiap negara, bahasa,
praktik bisnis, dan peraturan pemerintah. Manajer juga bisa memutuskan perjanjian
terbaik untuk mencari pesaing luar negeri yang lebih efisien untuk masuk ke dalam
negerinya (Rusdin, 2002).

 Tujuan Perdagangan Internasional


Selain untuk memenuhi kebutuhan suatu negara yang tidak ada di negaranya,
perdagangan internasional memiliki beberapa tujuan lain, seperti:
a. Memperluas pasar (wilayah perdagangan) dan meningkatkan produksi
b. Meningkatkan devisa negara melalui kegiatan ekspor produk ke negara lain.
c. Meningkatkan pertumbuhan sektor ekonomi, menstabilkan harga barang, dan
menyerap banyak tenaga kerja.
d. Melakukan transfer teknologi modern untuk membantu meningkatkan efisiensi
dalam proses produksi.
e. Mendorong terbentuknya sumber daya manusia yang semakin mahir, terampil, dan
unggul untuk mengikuti perkembangan teknologi.

 Manfaat Perdagangan Internasional


Kegiatan ini bisa memberikan beberapa manfaat dan keuntungan bagi masing-masing
negara yang saling terlibat. Berikut ini beberapa manfaatnya adalah:

‘20 Manajemen Pemasaran Biro Akademik dan Pembelajaran


8 Team Teaching Dosen. http://www.widyatama.ac.id
a. Mempererat hubungan antar negara, baik secara bilateral maupun multilateral.
b. Kemungkinan beberapa negara akan saling membantu seperti mempercepat proses
pembangunan.
c. Investor asing dapat menginvestasikan modalnya ke beberapa proyek pemerintah
maupun swasta di negara lain yang potensial dan strategis sehingga negara tersebut
mendapatkan devisa.
d. Meningkatkan kesejahteraan bagi suatu negara melalui pendapatan nasional.
e. Mempermudah kehidupan masyarakat dalam memperoleh barang-barang yang
tidak bisa diproduksi oleh negeri sendiri.
f. Dapat memperluas kesempatan kerja karena membantu dibukanya berbagai
lapangan kerja.
g. Mendapatkan keuntungan internal dan eksternal.
Perdagangan internasional mendorong sebuah kebebasan dalam tindakan
ekonomi sehingga dapat menjadi sebuah peluang untuk menambah kekayaan negara.
Selain itu, kebebasan ekonomi mampu mendorong semua produsen untuk
meningkatkan kualitas barang agar dapat bersaing di pasar internasional (global).
Meskipun setiap negara memiliki aturan perdagangan yang berbeda, namun
dengan adanya kebebasan ekonomi membuat interaksi antar negara semakin mudah.
Perbedaan kekayaan sumber daya alam pada masing-masing negara cukup berbeda
sehingga menuntut sebuah negara harus melakukan interaksi dengan negara lain untuk
memenuhi kebutuhan negaranya.
Setiap pebisnis saat ini, tentu sangat ingin terjun dan berhubungan dengan
pemasaran baik lokal maupun dalam ranah nasional sampai internasional. Untuk
mencapai target internasional, Anda harus menguasai manajemen perdagangan
internasional dan hal-hal lain yang terkait dengan pemasaran luar negeri.

1.4 MACAM-MACAM BENTUK DAN AKTIFITAS BISNIS


INTERNASIONAL
Ada peribahasa mengatakan ‘banyak jalan menuju Roma’ setidaknya hal itu
sangat berlaku bagi kalangan bisnis baik nasional maupun internasional yang
meyakini bahwa ‘banyak pula jalan menuju keuntungan’. Berbisnis di dunia
internasional, apalagi di era globalisasi ini sangat mungkin dilakukan oleh setiap
orang dengan banyak cara dan model karena dengan adanya globalisasi dan kemajuan
terknologi, hubungan dan mobilisasi antarmanusia yang tinggal di kutub yang

‘20 Manajemen Pemasaran Biro Akademik dan Pembelajaran


9 Team Teaching Dosen. http://www.widyatama.ac.id
berlainan dapat dilakukan dengan mudah dan cepat. Pada intinya jarak dan waktu di
era globalisasi ini tidak lagi menjadi masalah.
Contoh dari bisnis internasional yang sukses memasuki pasar dunia-Indonesia
khususnya- adalah handphone Blackberry. Pada awal mula peluncuran produknya,
Blackberry hanya merupakan ponsel biasa yang bentuknya hampir sama dengan
merek lain seperti Nokia, Sony Ericson, Xiemens yang hanya memiliki jumlah
keypad sedikit. Lalu karena ia dalam bisnis handphone hanya merupakan followers
alias cuma ikut-ikutan saja tanpa ada fitur tambahan yang ‘beda’ dengan merek-merek
sebelumnya, maka ia gagal menembus pasaran handphone. Selang beberapa tahun
kemudian, ia kembali meluncurkan produknya dan kali ini ia berhasil menembus
pasaran handphone dengan cara menyediakan bentuk dan fitur handphone yang ‘beda’
dengan yang lain serta mengubah cara orang memakai handphone. Tak pelak lagi
konsumen mulai mengenali keistimewaan produk Blackberry ini dan seterusnya
Blackberry menjadi trend baru dalam bisnis telfon genggam dan mengalahkan
kompetitor lain. Dari contoh diatas dapat dikatakan bahwa di awal, ketika Blackberry
hanya menjadi followers dari handphone berbagai merek, kemunculannya tidak
banyak mendapatkan apresiasi alias gagal. Namun ketika ia menjadi pioneers dari
handphone model ‘qwerty’ ia disambut dengan hangat oleh sejumlah konsumen
bahkan sampai sekarangpun belum ada yang mengalahkan ia di bidangnya. Contoh
kasus diatas sangat tepat apabila dikaitkan dengan artikel Wild yang mengatakan
bahwa ‘…pioner yang dapat bertahan, memegang porsi pasar yang lebih besar
daripada kompetitor lain…’. Wild dalam artikelnya juga mengatakan bahwa
sebenarnya followers tidak selalu gagal, adakalanya ia berhasil menyaingi
pendahulunya dengan catatan jika ia memiliki kecepatatan dan modal yang memadai,
selain itu keuntungan menjadi followers adalah ia dapat menghindari resiko yang
diemban oleh pioneers dan mengamati apa saja kelemahan dan kekuarangan si
pioneer (Wild, Wild, & Han, 2008: 426). Jadi menurut penulis, untuk memasuki pasar
bisnis internasional selalu ada resiko dan keuntungan baik bagi followers maupun
pioneers, faktor penempatan waktu dan tempat-lah yang sangat berpengaruh bagi
kesuksesan sebuah produk atau jasa (baca: right things on the right time and place).
Dari artikel ‘Entry Modes’ dalam buku International Business : The Challenges of
Globalization yang ditulis bersama oleh John J. Wild, Kenneth Wild dan Jerry Han
dijelaskan bahwa macam-macam variasi bisnis internasional secara garis besar dapat

‘20 Manajemen Pemasaran Biro Akademik dan Pembelajaran


10 Team Teaching Dosen. http://www.widyatama.ac.id
dibagi menjadi dua kelompok besar yakni yang berbasiskan Equity dan Non-Equity.
Untuk yang berbasiskan equity ada tujuh jenis yaitu:

1. Export, terdiri dari dua jenis yaitu Indirect Export yang mengekspor barang dan
jasa melalui beberapa macam tipe pangkalan induk ekportir. Dan Direct Export yang
bidangnya adalah mengekspor barang atau jasa yang mereka produksi sendiri. Direct
Export disini jika ia sudah berkembang pesat dan banyak melayani pelanggan diluar
negeri, maka kemudian perusahan (yang memproduksi) tersebut akan membuat
sebuah sales company di negara tujuan ekspor, yang tugasnya adalah bertujuan untuk
memasarkan barang dan jasa tersebut.

2. Turnkey Project adalah sebuah mekanisme ekspor teknologi, keahlian manajerial,


dan sebagian berbentuk perlengkapan modal. Disini yang terlibat adalah pihak
kontraktor dimana ia setuju untuk mendesain dan mendirikan sebuah pabrik,
menyediakan teknologi pemrosesan, menyuplai bahan mentah yang dibutuhkan dan
lain sebagainya serta melatih personel untuk mengoperasikan alat-alat dan teknologi
tersebut, sedangkan instansi yang menyewanya hanya tinggal meneruskan dan
mengembangkan bisnis tersebut. Contoh, bisnis penyulingan minyak dan produksi
baja.

3. Licencing adalah pengaturan kontrak yang mana satu perusahaan (the licencor)
memberikan akses hak paten, keahlian, prosesur pemasaran, trademarks, rahasia
penjualan atau teknologi kepada perusahaan lain (the licencee) untuk mendapatkan
bayaran. Besarnya ongkos tergantung bargaining power masing-masing perusahaan
dan pihak licencee harus memberikan royalti sebesar 2 sampai 5 persen dari
penjualannya sebagai ganti pertolongan (assistance) yang diberikan oleh licencor
selama kontrak tersebut masih berlaku. Contoh majalah Cosmopolitan yang terbit di
lebih dari 100 negara.

4. Franchising adalah bentuk dari lisensi dimana satu perusahaan (franchisee)


melakukan kontrak dengan perusahaan lain untuk mengoperasikan tipe bisnis tertentu
dibawah nama perusahaan yang sudah terkenal menurut peraturan yang spesifik.
Contohnya adalah McDonald di Indonesia dimana walaupun gerainya milik orang

‘20 Manajemen Pemasaran Biro Akademik dan Pembelajaran


11 Team Teaching Dosen. http://www.widyatama.ac.id
lokal, namun untuk manajemen, produksi dan pengembangan pasarnya masih tetap
dikontrol pihak yang memiliki brand tersebut.

5. Contract Manufacturing adalah sejenis pengaturan kontrak dimana satu perusahaan


bersedia untuk memproduksi barang bagi perusahaan lain, yang produk tersebut
sesuai dengan spesifikasi permintaan perusahaan kedua yang nantinya akan mereka
pasarkan sendiri. Contoh, perusahaan air kemasan jawa timur ‘flow’ yang bersedia
untuk menyediakan air kemasan bagi Universitas Airlangga Surabaya dengan
memakai label Universitas Airlangga sebagai merek air kemasan tersebut.

6. Management Contract adalah pengaturan dimana satu perusahaan menyediakan


mekanisme manajemen dalam satu atau semua area kepada perusahaan lain. Contoh
jaringan hotel Hilton di dunia yang kepemilikannya kepunyaan orang-orang tertentu
yang berlainan namun untuk manajemen hotelnya langsung disediakan oleh jaringan
Hilton.

Sedangkan untuk bisnis internasional yang berbasiskan Non-Equity terdiri dari


tiga jenis yaitu :

a) Wholly Owned Subsidiary atau dalam bahasa sederhananya adalah cabang


perusahaan di luar negeri dimana kepemilikannya bersifat menyeluruh bagi
perusahaan tersebut. Wholly Owned Subsidiary ini dapat dicapai dengan cara
perusahaan membangun cabang pabrik dari awal, atau mengambil alih
kepemilikan perusahaan (akuisisi) lokal dengan begitu ia tidak perlu mulai
dari awal dan hanya tinggal mengembangkannya. Akuisisi dan merger
(penggabungan perusahaan) ini ternyata seringkali dilakukan oleh perusahaan
karena dengan begitu akan lebih menghemat biaya pengembangan dan
distribusi produk (Wild, Wild, & Han, 2008 : 431).
Joint Venture adalah usaha kerjasama antara dua atau lebih perusahaan yang
berbagi kepentingan yang sama dalam sebuah perusahaan bisnis atau
pelaksanaannya. Secara garis besar menurut Wild, ada empat bentuk joint
venture;
1) suatu entitas perusahaan yang dibentuk oleh perusahaan internasional (skala
besar) dan pemilik lokal,

‘20 Manajemen Pemasaran Biro Akademik dan Pembelajaran


12 Team Teaching Dosen. http://www.widyatama.ac.id
2) sebuah entitas perusahaan yang dibentuk oleh dua perusahaan internasional,
3) entitas perusahaan yang dibentuk oleh agen pemerintah dan perusahaan
internasional,
4) kerjasama antara dua atau lebih perusahaan untuk melaksanakan suatu
proyek yang terbatas seperti proyek pembangunan jalan tol dan bandara udara.

b) Join venture ini diantaranya ialah, ia menawarkan komitmen finansial dan


sumber pengaturan yang lebih ringan dan mudah karena ditanggung bersama
(walaupun porsinya beda) diantara partner, serta resiko yang dibawa oleh joint
venture lebih kecil. Namun kerugian dari melakukan joint venture ini adalah
pertama keuntungannnya harus dibagi, kedua apalagi jika ada peraturan
pemerintah setempat yang mengharuskan partisipasi perusahaan luar tidak
lebih dari 49% dan jika ditambah dengan sempitnya atau ketiadaan pasar
modal di negara tersebut para pemegang saham tentunya akan kesulitan untuk
mengembangkan dan menjual saham mereka. Pada intinya semua kelemahan
ini bermuara pada satu masalah yakni para pemegang saham atau perusahaan
asing ingin mendapatkan kontrol yang lebih besar atas aset yang mereka miliki
(Wild, Wild, & Han, 2008, p. 434).
Joint venture, walaupun kelihatannya cukup membatasi gerak perusahaan
asing, namun tak dapat dipungkiri bahwa ia merupakan bentuk kerjasama
yang menguntungkan, buktinya masih banyak perusahaan yang melakukan
mekanisme ini walaupun beberapa negara mensyaratkan harus ada partisipasi
lokal, bahkan tanpa disuruhpun ada perusahaan yang mencari partner lokal
guna memudahkan pemasaran produk mereka di negara tersebut. Hal ini
dilakukan oleh perusahaan asing agar nasionalisme warga negara setempat
tidak tersulut dan menolak perusahaan tersebut, disamping itu di beberapa
negara berkembang seringkali masyarakatnya tidak senang dengan keberadaan
perusahaan asing karena dianggap mengeksploitasi mereka. Meskipun
ketentuan partisipasi perusahaan asing hanya dibolehkan tidak lebih dari 49
persen, namun perusahaan asing tersebut pada kenyataannya dapat
memperoleh kontrol yang lebih besar terhadap investasi mereka dengan cara
bekerjasama dengan ‘sleeping partner’ seperti agen pemerintah, perusahaan
asuransi, dan institusi finansial dimana fokus mereka hanyalah mendapatkan
keuntungan dan alih-alih menyerahkan seluruh manajemen perusahaan ke

‘20 Manajemen Pemasaran Biro Akademik dan Pembelajaran


13 Team Teaching Dosen. http://www.widyatama.ac.id
partner asing mereka. Atau kontrol dapat juga diperoleh dengan mekanisme
manajemen kontrak (Wild, Wild, & Han, 2008, pp. 433-435), yang mana
nantinya para ahli (terutama di posisi manajer produksi dan teknik) dari
partner asing inilah yang nantinya akan mengatur jalannya perusahaan joint
venture bukan pemilik besar saham.

c) Strategic Alliances adalah bentuk pertnership atau persekutuan antara


kompetitor, pelanggan, atau suppliers yang melibatkan satu atau bermacam-
macam bentuk baik equity atau non equity. Tujuan dari stategi aliansi ini
adalah untuk mempercepat proses masuk pada pasar internasional dan
memantapkan posisi awal perusahaan, untuk mendapatkan akses produk
terbaru, teknologi, pasar, dan pembagian biaya produksi, sumber daya dan
resiko

1.6 PENYEBAB TERJADINYA GLOBALISASI


Globalisasi tidak mungkin terjadi tanpa adanya sebab. Faktor utama penyebab
globalisasi terjadi di muka bumi ini disebabkan oleh perkembangan dan kemajuan
ilmu pengetahuan yang terlihat tanpa batas khususnya diwilayah komunikasi dan
teknologi komunikasi. Selain faktor penyebab globalisasi itu, masih terdapat beberapa
faktor penyebab globalisasi yang lain yaitu:

1. Faktor penyebab adanya globalisasi yaitu semakin mudahnya pelaksanaan


transaksi ekonomi seperti jual beli dan keuangan lintas wilayah seperti
individu dari negara Indonesia dapat melaksanakan perdagangan dengan orang
lain dari negara Malaysia bahkan Eropa seperti Jerman, Inggris dan Spanyol.
Tentu saja hal ini disebabkan oleh adanya perkembangan teknologi di bidang
komunikasi dan bidang transportasi seperti pesawat kargo dan lainnya.
2. Penyebab globalisasi yang lainnya adalah adanya kemudahan dalam mengirim
barang bahkan jasa lintas wilayah khususnya yang berbeda kebudayaan.
Contohnya saja, pakaian yang berasal dari Amerika Serikat dapat dengan
gampang dipesan dan dibawa ke Indonesia untuk dijual, hal ini membuat
terjadinya penggabungan kebudayaan atau asimilasi atau bahkan dapat terjadi
pergeseran kebudayaan dari segi berpakaian. Seperti kita tahu, pakaian orang

‘20 Manajemen Pemasaran Biro Akademik dan Pembelajaran


14 Team Teaching Dosen. http://www.widyatama.ac.id
timur sedikit tertutup sedangkan pakaian orang barat khususnya sekarang ini
cukup terbuka.
3. Dengan berkurangnya konflik antar negara, dan dirasakan perlunya hubungan
internasional, penyebab globalisasi adalah semakin mudahnya terjadi kerja
sama ekonomi antar negara.
4. Ketersediaan sumber daya alam yang semakin menipis dapat menjadi faktor
penyebab globalisasi. Hal ini dapat dijelaskan bila kita pandang dari segi
investasi. Contohnya, minyak bumi dan emas. Freeport yang menjadi sumber
daya alam dari segi logam mulia menjadi dasar untuk masuknya orang luar
negeri ke Papua sehingga terjadi pertukaran budaya dan bahkan pengikisan
budaya lokal masyarakat papua.
5. Adanya sistem visa dan pertukaran murid dan pelajar dari bermacam-macam
negara ke bermacam-macam negara membuat semakin mudahnya terjadi
globalisasi. Dengan Indonesia mengirimkan mahasiswanya ke Amerika
Serikat maka akan semakin banyak dan gampang bagi warga Indonesia untuk
menerima budaya Amerika Serikat.
Peperangan dan konflik pun dapat menjadi penyebab terjadinya globalisasi.

Dampak Globalisasi
Dalam definisi globalisasi sudah terang bahwa terdapat akibat yang timbulkan
sebab globalisasi. Dampak globalisasi dijelaskan terdapat dua macam yaitu akibat
globalisasi positif, dan akibat globalisasi negatif. Dampak globalisasi itu baik untuk
makhluk hidup dan juga lingkungannya.

Dampak Positif Globalisasi


Dampak positif globalisasi dapat anda rasakan sekarang ini, contohnya:

 Berkembangnya pola hidup yang serba cepat yang mengingikan segalanya


serba instan. Hal ini dapat dikatakan sebagai akibat positif globalisasi
dikarenakan dengan hal itu, kebutuhan hidup masyarakat akan semakin
terpenuhi. Hal ini membuat para peneliti dan pengusaha mencari jalan untuk
membuat lebih cepat proses sesuatu menggunakan penelitian yang ada.
Contohnya saja dengan adanya pertukaran teknologi, pertanian di Indonesia
semakin maju dan cepat sehingga mampu memberi makan rakyat Indonesia.

‘20 Manajemen Pemasaran Biro Akademik dan Pembelajaran


15 Team Teaching Dosen. http://www.widyatama.ac.id
 Perkembangan informasi dan teknologi yang lebih pesat dan maju: Hal ini
tentu saja adalah akibat positif globalisasi. Dengan adanya globalisasi dari
negara negara maju seperti USA, Inggris, Spanyol, Belanda, Cina, dan Prancis
di Indonesia, terjadi perkembangan teknologi yang sangat pesat dan maju. Hal
ini dapat anda lihat dari bermacam-macam bidang bahkan semua lini teknologi
yang ada sekarang ini baik dari teknologi komunikasi, teknologi budidaya
pertanian dan perkebunan, teknologi makanan, teknologi kesehatan dan medis,
teknologi transportasi dan banyak lagi dan terutama internet. Contohnya dari
Belanda adalah penanganan irigasi, pertanian, penanganan banjir.

Dampak Negatif Globalisasi


Apabila terdapat akibat positif maka ada pula akibat negatif globalisasi. Sebenarnya
akibat negatif ini hadir dikarenakan individu ataupun kelompok yang ada di
dalamnya. Lebih jelasnya yaitu bagaimana caranya penggunaan manfaat globalisasi
itu untuk kehidupannya. Dalam hal ini, mereka menggunakannya dengan cara negatif
atau merugikan. Berikut contoh akibat negatif globalisasi:
1. Dampak negatif globalisasi dapat berupa terjadinya peningkatan kejahatan
atau kriminal dan jenis kejahatannya atau pelanggarannya. Hal ini disebabkan
adanya masuk budaya lain dan juga perkembangan teknologi yang
membuatnya mempunyai variasi variasi yang baru. Contohnya saja begal
motor yang dulunya tidak ada, akan tetapi dikarenakan banyaknya motor dan
kendaraan lain, contoh lain seperti perampokan menggunakan internet seperti
Hacking.
2. Dampak negatif globalisasi dapat berupa kemudahan masuknya paham paham
yang menyesatkan yang menimbulkan konflik bahkan konflik berdarah dalam
sebuah negara ataupun masyarakat.
3. Dampak negatif globalisasi seperti terjadinya urbanisasi. Walaupun ini adalah
akibat industriliasasi, akan tetapi perkembangan industri disebabkan oleh
adanya globalisasi yang berakibat terjadinya percepatan kemajuan teknologi
industri.
4. Dampak negatif globalisasi adalah banyaknya warga negara tertentu yang
melaksanakan pergantian kewarganegaraan dikarenakan tidak lagi puas
dengan keadaan negaranya dan lebih memilih lari dari keadaan bukannya
memperbaiki keadaan itu. Contohnya saja, banyak warga negara Indonesia

‘20 Manajemen Pemasaran Biro Akademik dan Pembelajaran


16 Team Teaching Dosen. http://www.widyatama.ac.id
yang beralih ke kewarganegaraan USA dikarenakan tingkat penghasilan dan
kesejahteraan di USA lebih terjadi disana. Dengan adanya globalisasi, hal ini
memudahkan dan memberikan jalan untuk mereka.
5. Menurunnya semangat nasionalisasi dikarenakan bertambahnya pengetahuan
akan negara lain dan masyarakat lain sehingga memunculkan keirian dan
membandingkan kondisi negaranya dengan negara lain dan lebih memilih
menyukai negara lain contohnya sebagian masyarakat sangat menyenangi bila
bertamasya ke negara lain ataupun datangnya presiden USA, akan tetapi
presiden sendiri selalu dihina dan kurang menghargai wilayah nasional
mereka.
6. Dampak negatif globalisasi dari segi industri dan tenaga kerja adalah
terjadinya pengurangan tenaga kerja sehingga meningkatnya pengangguran
pada negara tertentu.
7. Munculnya sifat individualis dikarenakan kemudahan berkomunikasi melalui
perangkat komunikasi, tidak lagi menggunakan mulut ke mulut secara
langsung. Hal ini juga diakibatkan mereka menutup diri terlalu banyak
dikarenakan perkembangan teknologi membuat mereka wajib lebih menjaga
privasi mereka.
8. Hadirnya dan berlakunya pola hidup ataupun budaya yang tidak sesuai dengan
kebudayaan kita dan merusak moral warga negara itu.

Kekuatan-kekuatan yang Mendasari Bisnis Internasional


Globalisasi pasar menjadi cepat terwujud disebabkan beberapa faktor berikut (Rusdin,
2002):
1. diterapkannya secara meluas sistem dan kebijakan perdagangan bebas;
2. perkembangan teknologi, khususnya telekomunikasi dan informasi;
3. terjadinya perubahan peta kekuatan politik dunia akibat hancurnya sosialis
komunis, khususnya di negara Eropa Timur dan eks-Soviet, yang
mengakibatkan unggulnya sistem kapitalis.
Kekuatan yang mendasari bisnis internasional (BI) berorientasi pada
management oriented. Orientasi adalah asumsi atau keyakinan yang sering kali tidak
disadari mengenai sifat dunia ini. Dalam hal ini, ada tiga orientasi yang menjadi
pedoman dalam BI, yaitu etnosentris, polisentris, dan geosentris, yang kemudian
diperluas menjadi regionsentris.

‘20 Manajemen Pemasaran Biro Akademik dan Pembelajaran


17 Team Teaching Dosen. http://www.widyatama.ac.id
Etnosentris adalah suatu asumsi atau keyakinan negeri asal sendirilah yang lebih
unggul. Seseorang dengan orientasi ini melihat persamaan dalam pasar dan percaya
bahwa produk dan kebiasaan yang sukses di negeri sendiri yang unggul. Karena itu,
harus dipakai di mana-mana. Dalam perusahaan etnosentris, operasi di luar negeri
dianggap kurang penting dibandingkan domestik, terutama dilakukan untuk melempar
kelebihan produksi domestik. Rencana untuk pasar luar negeri dikembangkan di
kantor dalam negeri menggunakan kebijakan dan prosedur yang identik dengan yang
dipakai di dalam negeri. Tidak ada riset pemasaran sistematis yang dilakukan di luar
negeri, tidak ada modifikasi produk yang cukup mendasar, dan tidak ada perhatian
yang sungguh-sungguh pada kebutuhan pelanggan di pasar luar negeri.
Polisentris merupakan kebalikan dari etnosentris, yaitu keyakinan yang
didasari bahwa setiap negara unik dan berbeda-beda. Cara untuh meraih sukses di
setiap negara adalah harus dapat menyesuaikan diri dengan perbedaan unik dari setiap
negara. Dalam tahap polisentris, anak perusahaan didirikan di pasar luar negeri.
Setiap anak perusahaan beroperasi secara independen dan menetapkan tujuan dan
rencana pemasaran sendiri. Pemasaran diorganisasikan dengan dasar negara per
negara dengan setiap negara memuanyai kebijakan pemasaran unik sendiri.
Pada geosentris dan regiosentris, perusahaan memandang wilayah regional dan
seluruh dunia sebagai suatu pasar dan mencoba mengembangkan strategi pemasaran
terpadu secara regional atau dunia. Inilah yang disebut pandangan dunia yang melihat
persamaan dan perbedaan dalam pasar dan negara serta mencoba menciptakan strategi
global yang benar-benar respontif pada kebutuhan dan keinginan lokal. Regiosentris
merupakan orientasi geosentris yang terbatas pada suatu wilayah regional. Itu artinya
manajemen harus memunyai pandangan dunia ke arah wilayah regional, tetapi akan
memandang sisa dunia dengan orientasi etnosentris atau polisentris atau kombinasi
keduanya. Perusahaan etnosentris melakukan sentralisasi dalam manajemen
pemasarannya, perusahaan polisentris melakukan desentralisasi, sedangkan
perusahaan geosentris dan regionsentris mengintegrasikan.

Simpulan
Masalah perdagangan adalah masalah yang sering diperbincangkan di setiap
negara. Perekonomian sebuah negara erat kaitannya dengan sistem dan pengelolaan
aktivitas perdagangan, baik yang bersifat nasional maupun internasional. Bisnis
internasional adalah bisnis yang melibatkan penyeberangan batas-batas

‘20 Manajemen Pemasaran Biro Akademik dan Pembelajaran


18 Team Teaching Dosen. http://www.widyatama.ac.id
Negara.Kekuatan yang mendasari bisnis internasional berorientasi pada manajemen
oriented. Orientasi adalah asumsi atau keyakinan, yang seringkali tidak disadari,
mengenai sifat dunia ini. Dalam hal ini ada tiga orientasi yang menjadi pedoman
dalam bisnis internasional yaitu etnosentris, polisentris, geosentris yang kemudian
diperluas menjadi regiosentris.
Perdagangan internasional berhubungan dengan berbagai kegiatan, seperti:
Perpindahan barang dan jasa dari satu negara ke nagara lain atau disebut dengan
istilah transfer of goods and services.Perpindahan modal melalui penanaman modal
asing dari luar negeri ke dalam negeri (transfer of capital).Perpindahan tenaga kerja
yang mempengaruhi pendapatan devisa suatu negara. Dalam proses ini pelu adanya
pengawasan mekanisme yang sering disebut transfer of labour.Perpindahan teknologi
melalui cara pendirian pabrik-pabrik di negara lain. Kegiatan ini disebut transfer of
technology. Perdagangan internasional yang dilakukan dengan penyampaian
informasi tentang kepastian adanya bahan baku dan pangsa pasar atau yang disebut
dengan transfer of data

Jika melihat sejarahnya, perdagangan internasional sudah dilakukan ribuan


tahun lalu. Tapi, dampak terhadap kepentingan ekonomi, kepentingan sosial, dan
kepentingan politik baru dapat dirasakan beberapa abad lalu. Perdagangan
internasional ternyata juga membawa dampak terhadap sektor-sektor lainnya, seperti
mendorong industrialisasi, mempengaruhi kemajuan di bidang transportasi,
globalisasi, serta lahirnya perusahaan multinasional. Perdagangan internasional bisa
dikatakan kompleks dan berbelit-belit jika dibandingkan penyelenggaraan
perdagangan di dalam negeri. Hal ini disebabkan oleh batas-batas politik serta
kenegaraan yang akhirnya sedikit menghambat transaksi perdagangan, misalnya
adanya bea, tarif, dan jatah barang impor.

‘20 Manajemen Pemasaran Biro Akademik dan Pembelajaran


19 Team Teaching Dosen. http://www.widyatama.ac.id
Daftar Pustaka
Ball, Donald A. & Wendell Mc. Colluch, 1999, International Business 7th Edition,
Boston: Mc Graw Hill
Daniels, John, 2004, International Business Environments and Operation 10th
Edition, New Jersey: Prentice Hall
Griffin, Ricky W & Mike W. Pustay, 2000, International Business 4th Edition, New
Jersey: Prentice Hall
Hill, Charles W. L, 2004, International Business: Competing in The Global Market
Place 5th Edition, Boston: Mc Graw Hill
Wild, J. J., Wild, K. L., & Han, J. C. (2008). Entry Modes. In International Business :
The Challenges of Globalization (pp. 424-443). New Jersey: Pearson Prentice
Hall.

‘20 Manajemen Pemasaran Biro Akademik dan Pembelajaran


20 Team Teaching Dosen. http://www.widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai