Anda di halaman 1dari 10

A.

Manajemen Keuangan Internasioanl

Manajemen keuangan internasional adalah perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian


Keuangan Perusahaan Multinasional (Multinational Corporation yang lazim disebut MNC).
Perusahaan multinasional ialah perusahaan yang beroperasi di seluruh dunia. Mereka adalah
perusahaan-perusahaan besar yang dimiliki oleh kaum kapitalis global yang pusatnya di
Kanada, Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Italia, Perancis, dan Inggris. Perusahaan-perusahaan
itu lazim disebut konglomerat global atau kapitalis global. Mereka tidak mengenal negara,
bangsa, tanah air, dalam mengembangkan kapitalnya. Dewasa ini perusahaan-perusahaan
tersebut menguasai ekonomi dunia, dan menguasai ekonomi negara-negara sedang
berkembang di Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Tujuan mereka yang utama adalah mencari
keuntungan.

Keuangan internasional penting bagi:

1. Ekspansi perusahaan multinasional (Multinational Corporation atau MNC) ke Negara-


negara sedang berkembang (NSB),
2. Ekspansi ideologi globalisasi
3. Perdagangan internasional (Ekspor-impor). Para pemikir ekonomi liberal menyatakan
bahwa ekspansi MNC ke negara-negara sedang berkembang merupakan lokomotif
pembangunan di NSB, oleh sebab itu kehadirannya sangat diharapkan.

Untuk menyakinkan rakyat di negara-negara yang sedang berkembang bahwa MNC itu
penting, dipromosikan ideologi globalisme, tanpa MNC tidak akan ada pembangunan di
negara-negara sedang berkembang karena mereka kukurangan modal, ilmu, teknologi, dan
tenaga ahli.

Secara rasional, ekspansi MNC ke NSB disebabkan karena:

1. Investasi jenuh di negara-negara MNC


2. Di NSB sumber daya alam melimpah
3. Di NSB tenaga kerja murah
4. Di NSB kapitalis-birokrat tumbuh subur
5. Di NSB kapitalis komprador sangat loyal kepada MNC
6. Di NSB pasar potensial bagi kapitalis global
7. Di NSB system perpajakan fleksibel
8. Di NSB kebijakan bea-cukai (pelabuhan) fleksibel
9. Di NSB Undang-undang Perburuhan memihak kapitalis
10. Di NSB pemerintahnya memberi jaminan keamanan investasi
11. Di NSB memberi kebebasan transfer modal dan laba bagi kapitalis global
12. Di NSB system perbankan fleksibel.

Manajemen keuangan internasional meliputi aktivitas:

1. Aliran financial, yaitu arus masuk modal dan pinjaman


2. Aliran riil, yaitu arus masuk barang dagangan barang (bahan baku, barang setengah
jadi, dan barang jadi
3. Aliran budaya, yaitu arus masuk ilmu pengetahuan, teknologi, dan pola pikir dan
perilaku. Hakikatnya manajemen keuangan internasional adalah eksport capital,
budaya, dan barang dagangan dari negara-negara kapitalis maju ke negara-negara
sedang berkembang

B. International Trade Finance

International trade finance atau pembiayaan perdagangan internasional merupakan proses


pertukaran barang dan jasa antara suatu Negara dengan Negara lain. Sedangkan keuangan
internasional berkaitan dengan dinamika exchange rate dan foreign investment dalam salah
satu cabang ekonomi. Dalam perdagangan internasional, terdapat metode pembayaran yang
sering ditemui dalam bidang keuangan, yaitu :

Cash in advance memberikan perlindungan kepada eksportir terhadap kemungkinan importir


menunda pembayaran, hal ini mungkin dikarenakan Negara tempat importir berada dalam
keadaan tidak kondusif atau karena karakteristik importir sendiri yang sering lalai dalam
melakukan pembayaran.

Letter of credit (L/C) adalah suatu surat yang ditandatangani oleh bank atas nama pembeli dan
ditujukan kepada penjual. Dalam L/C terdapat beberapa keuntungan yaitu :

Jika bank yang digunakan memiliki nama baik maka akan mengurangi risiko kredit, sehingga
risiko hutang tak terbayar semakin rendah.

Terdapat syarat-syarat untuk mengurangi ketidakpastian

Stabilisasi produksi karena pembayaran yang lancer membuat juga proses pengiriman-
pengiriman barang untuk proses produksi.
L/C memfasilitasi keuangan, sehingga meyakinkan eksportir mengenai calon pembeli bagi
produknya.

Open account. Transaksi pembiayaan perdagangan internasional dengan sistem pembayaran


kemudian, pihak eksportir mengirimkan barang terlebih dahulu dan pembeli akan melakukan
pembayaran sesuai dengan syarat yang disetujui berdasarkan kesepatan bersama pada saat
transkasi. Sistem pembiayaan perdagangan ini dilakukan setelah barang telah diterima oleh
pembeli dengan tidak ada cacat di dalamnya.

Private compensation. Cara pembiayaan perdagangan dengan sistem pembayaran yang


berhubungan dengan masalah hutang piutang. Metode pembiayaan perdagangan ini dengan
mengalihkan dalam mendapat penyelesaian utang piutang pada seseorang penduduk dalam
suatu negara di mana penduduk itu tinggal.

· Draft commercial bill of exchange. Metode pembiayaan perdagangan ini bisa disamakan
fungsinya dengan wesel. Metode pembiayaan perdagangan ini merupakan salah satu cara yang
merupakan sebuah janji yang tidak bersyarat apa pun yang ditarik oleh satu pihak dalam
transaksi perdagangan internasional. Pihak yang membuat perjanjian yang tidak bersyarat ini
biasanya para eksportir yang langsung meminta para pembeli untuk melakukan pembayaran
dengan cara mengirimkan wesel atau face amount.

· Consignment / konsinyasi. Cara pembiayaan perdagangan internasional yang


mengharuskan para eksportir tersebut mengirimkan barang kepada importir setelah melakukan
transaksi perdagangan internasional. Akan tetapi, para eksportir tersebut tetap memegang hak
kepemilikan atas barang yang dikirimkan tersebut jika pembeli tidak melakukan pembayaran,
maka barang tersebut akan dikembalikan

C. Financial Global Operations

Financial global operations pendanaan investasi dapat yang diperoleh dari pendanaan
antar perusahaan, pendanaan dengan ekuitas (penerbit saham suatu perusahaan), pendanaan
dengan hutang dan pendanaan dengan mata uang lokal.

Strategi Operasi di Lingkungan Global

Salah satu kunci keberhasilan perusahaan agar berhasil dalam persaingan adalah berusaha
untuk bisa bersaing dengan perusahaan lainnya dengan strategi yang baik.

Pandangan global mengenai operasi :


Ada banyak alasan mengapa sebuah operasi bisnis domestik memutuskan untuk berkembang
menjadi internasional, diantaranya :

1. Mengurangi biaya
2. Memperbaiki rantai pasokan
3. Menyediakan barang dan jasa yang lebih baik
4. Menarik pangsa pasar baru
5. Belajar untuk memperbaiki operasi
6. Mendapatkan dan mempertahankan bakat global

Membangun misi dan strategi :

Sebuah usaha manajemen operasi yang efektif harus mempunyai sebuah misi, sehingga
tahu ke mana arah tujuannya dan sebuah strategi, sehingga tahu bagaimana cara untuk bisa
mencapai misi tersebut.

1. Misi organisasi sebagaimana tujuannya – apa yang akan disumbangkan ke masyarakat/


pelanggan
2. Pernyataan misi menghasilkan batasan dan fokus organisasi, juga konsep dalam
menjalankan perusahaan
3. Misi menyatakan alasan adanya suatu organisasi

Saat misi ditetapkan, strategi dan penerapannya dapat dimulai. Strategi adalah rencana
tindak organisasi untuk mencapai misinya. Setiap wilayah fungsional mempunyai strategi
untuk mencapai misinya dan membantu organisasi mencapai misi keseluruhan. Strategi ini
memanfaatkan peluang dan kekuatan, menetralkan ancaman, dan menghindari kelemahan.

Perusahaan mencapai misinya dalam tiga jalan :

1. Perbedaan/ pembedaan
2. Kepemimpinan biaya
3. Respons yang cepat

Tiga strategi yang ada masing-masing memberikan peluang bagi para manajer operasi untuk
meraih keunggulan bersaing. Keunggulan bersaing (competitive advantage) berarti
menciptakan sistem yang mempunyai keunggulan yang unik atas pesaing lainnya. Idenya
adalah menciptakan nilai pelanggan dengan cara yang efisien.
Mencapai keunggulan bersaing melalui operasi :

1. Bersaing pada pembedaan


2. Bersaing pada biaya
3. Bersaing pada respons

Sepuluh keputusan strategis manajemen operasi :

1. Perancangan barang dan jasa


2. Mutu
3. Perancangan proses dan kapasitas
4. Pemilihan lokasi
5. Perancangan tata letak
6. Sumber daya manusia dan rancangan pekerjaan
7. Manajemen rantai pasokan
8. Persediaan
9. Penjadwalan
10. Pemeliharaan

Permasalahan dalam strategi operasi :

1. Perubahan strategi terjadi karena dua alasan

a. Strategi menjadi dinamis karena peubahan dalam organisasi


b. Strategi juga menjadi dinamis karena adanya perubahan lingkungan

2. Pengembangan dan penerapan strategi :

Saat perusahaan memahami permasalahan yang ada dalam mengembangkan strategi yang
efektif , mereka mengevaluasi kekuatan dan kelemahan internal mereka, juga peluang dan
ancaman yang ada di lingkungan mereka

Permasalahan yang biasa timbul dalam strategi operasi :

a. Mengidentifikasi faktor penentu keberhasilan


b. Membangun dan mengisi organisasi

Pilihan strategi operasi global :

1. Strategi internasional, menggunakan ekspor dan lisensi untuk memasuki pasar global.
Menguntungkan, dimana tingkat tanggapan lokal rendah dan pengurangan biaya sedikit
2. Strategi multidomestik, membagi kewenangan dengan memberikan otonomi yang
cukup berarti pada setiap bisnis. Strategi : mendirikan perusahaan cabang, menyediakan
waralaba
3. Strategi global, mempunyai tingkat sentralisasi yang tinggi, dimana kantor pusat
mengkoordinasikan organisasi untuk mencari standar dan pembelajaran diantara
pabrik, sehingga dapat menghasilkan skala ekonomis.

D. Managing Foreign Exchange Risk And Exposure

Dalam menjalankan bisnis internasional yang berhubungan erat dengan pihak Negara
asing menyebabkan adanya risiko yang harus dapat dihadapi dan dikelola dengan baik.
Perdagangan internasional melibatkan pertukaran nilai mata uang dan naik turunnya kurs asing
akan menyebabkan pengaruh positif dan negative terhadap perusahaan. Foreign exchange risk
merupakan risiko yang dapat terjadi karena perubahan relative nilai kurs suatu Negara sehingga
dapat menurunkan nilai investasi yang ditanam dalam nilai mata uang asing. Sedangkan foreign
exchange exposure merupakan pengaruh keuangan perusahaan mengenai arus kas dan
keuntungannya terhadap kurs mata uang asing. Semakin banyak perusahaan menggunakan
mata uang asing maka semakin besar tingkat sensitivitasnya terhadap perbahan kurs mata uang
asing.

E. Working Capital Management

Pengertian Manajemen Modal Kerja. Manajemen Modal Kerja (working capital


management) adalah manajemen yang terdiri dari unsur-unsur aktiva lancar dan hutang lancar.
Tujuan dari Manajemen Modal Kerja adalah mengelola aktiva lancar dan hutang lancar dan
menjamin tingkat likuiditas atau daya kekuatan perusahaan. Working capital management
secara kuantitatif modal kerja sama dengan jumlah aktiva lancar dikurangi hutang lancar yang
ada saat ini. Pada kenyataannya modal kerja lebih memperhatikan efisiensi dari aktiva lancar
seperti kas, piutang, dan persediaan. Kas dan piutang sendiri sangat mudah dipengaruhi oleh
fluktuasi nilai mata uang, perubahan nilai tukar dan kebijakan pajak.

Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2002), untuk mendanai investasi di luar negeri, perusahaan
dapat memilih alternative pendanaan yaitu perusahaan menghimpun dana di Negara asal dan
menyalurkan ke Negara tempat ia melakukan investasi, perusahaan menghimpun dana di
Negara yang dituju (host country) untuk diinvestasikan di Negara pengundang, dan mencari
dana dari Negara ketiga yang memiliki suku bunga pinjaman paling rendah.
Selain pendanaan, perusahaan harus memerhatikan kinerja keuangan melalui neraca dan
laporan rugi laba. Neraca menunjukkan kondisi keuangan pada suatu saat tertentu yang terdiri
dari asset, hutang dan modal. Sedangkan laporan rugi laba menunjukkan kondisi pendapatan
dan biaya-biaya yang digunakan dalam operasi perusahaan.

1. Konsep Dalam Modal Kerja

Konsep kuantitatif

Modal kerja menurut konsep kuantitatif adalah jumlah keseluruhan dari aktiva lancar. Unsur-
unsur dari modal kerja kuantitatif meliputi kas, piutang dan persediaan.

Konsep kualitatif

Modal kerja menurut konsep kualitatif adalah kelebihan aktiva lancar di atas hutang lancar.
Modal kerja dihubungkan dengan besarnya hutang lancer yang harus dilunasi. Sebagian aktiva
lancar yang dipergunakan adalah hutang dagang, hutang wesel, hutang pajak dan sebagian yang
digunakan untuk membelanjai kegiatan operasi perusahaan.

Konsep fungsional

Modal kerja menurut konsep fungsional adalah modal kerja yang terdiri dari modal kerja riil
dan modal kerja potensial. Modal yang digunakan untuk menghasilkan current income atau
konsep yang berdasarkan pada fungsi dana yang digunakan untuk memperoleh pendapatan baik
pendapatan saat ini maupun pendapatan pada masa yang datang.

Setiap perusahaan memiliki kebijakan yang berbeda dalam mencapai tujuannya. Untuk
mencapai tujuan perusahaan, kebijakan dalam pengelolaan Manajemen Modal Kerja juga
berbeda. Menurut Martono dan D. Agus Harjito, ada tiga tipe kebijakan modal kerja yang
kemungkinan digunakan oleh perusahaan, yaitu:

2. Manajemen Modal Kerja

Kebijakan konservatif

Kebijakan konservatif merupakan kebijakan modal kerja yang dilakukan secara hati-hati. Pada
kebijakan ini, modal kerja permanen dan sebagian modal kerja variabel lainnya dibelanjai
dengan sumber dana jangka pendek.
Kebijakan agresif

Kebijakan agresif merupakan kebijakan yang sebagian modal kerja permanen dibelanjai
dengan sumber dana jangka panjang sedangkan sebagian modal kerja permanen dan modal
kerja variabel dibelanjai dengan sumber dana jangka pendek.

Kebijakan moderat

Kebijakan moderat merupakan kebijakan yang mencerminkan manajemen modal kerja yang
konservatif dan agresif. Kebijakan ini memisahkan secara tegas bahwa kebutuhan modal kerja
yang sifatnya tetap dibelanjai dengan sumber modal yang permanen (saham) atau sumber dana
yang berjangka panjang (obligasi).

F. Pengaturan Keuangan Perusahaan Yang Entrepreneurial

Pengaturan keuangan perusahaan yang entrepreneurial. Perlu diketahui bahwa


tantangan terbesar bagi seorang entrepreneur yang akan memulai usahanya, adalah masalah
pendanaan. Bagi entrepreneur, sistem pendanaan dapat dilakukan dengan berhutang atau
menawarkan saham kepada investor, serta menggunakan dana yang berasal dari internal dan
eksternal perusahaan. Pendanaan dengan hutang biasanya memakai asset perusahaan seperti
jaminan mobil, rumah, pabrik, mesin, atau tanah. Berhutang juga diwajibkan untuk membayar
bunga pinjaman. Sedangkan pendanaan dari ekuitas tidak memerlukan jaminan tetapi
penawaran pada investor tentang beberapa bentuk kepemilikan usaha tersebut. Entrepreneur
membutuhkan dana yang berasal dari internal perusahaan tersebut dan eksternal. Dana internal
dapat diperoleh dari laba, penjualan asset, pengurangan biaya, perpanjangan pembayaran
hutang dan juga berasal dari piutang. Sedangkan dana eksternal berasal dari keluarga dan
teman, pemerintah dan bank komersial.

Kemampuan perusahaan untuk dapat mengembalikan pinjaman dana dengan tepat waktu akan
memiliki kepercayaan dari bank atau lembaga keuangan komersial sehingga apabila suatu saat
perusahaan memerlukan pinjaman lagi, bank atau lembaga keuangan akan memiliki track
record yang baik mengenai perusahaan tersebut dan perusahaan tersebut akan lebih
dimudahkan dalam urusan meminjam.

Selain dana dari keluarga, teman, dan bank serta lembaga komersial lainnya, dana juga bisa
didapat dari pemerintah yang biasanya mengadakan program kredit lunak yang memiliki bunga
rendah serta jangka waktu pengembalian yang fleksibel. Di Indonesia, kredit seperti ini
umumnya untuk usaha kecil dan menengah yang terkenal dengan nama KUKM (Kredit Usaha
Kecil dan Menengah).

Seorang entrepreneur dalam menjalankan bisnisnya harus memahami sistem keuangan dalam
perusahaan yang dibangunnya. Beberapa komponen yang dapat dianalisa oleh seorang
entrepreneur yaitu :

1. Kebutuhan dana, dana yang berhubungan untuk aktiva tetap, modal kerja, dan
pembiayaan awal
2. Sumber dana, seperti pembahasan sebelumnya dapat berupa internal dalam perusahaan
dan eksternal
3. Proyeksi neraca, merupakan analisis untuk mengetahui asset perusahaan, serta kondisi
keuangan lainnya, misal saldo lancar, aktiva tetap, kewajiban jangka panjang dan
jangka pendek dan kekayaan bersih
4. Proyeksi laba rugi, ialah perkiraan laba dan rugi dari tahun ke tahun yang dapat menjadi
perkiraan laba atau rugi dimasa yang akan datang, dan
5. Proyeksi arus kas yang menggambarkan kewajiban-kewajiban keuangannya.

Dalam arus kas terdapat 3 macam yaitu :

a. Kas masuk, ialah jika ada penerimaan hasil penjualan atau pendapatan
b. Kas keluar, mengeluarkan biaya-biaya atau pembayaran bunga dan pajak dan
c. Kas masuk bersih yang merupakan selisih dari arus kas masuk dan kas keluar ditambah
penyusutan dengan bunga setelah pajak.

Seorang entrepreneur sangat penting mengetahui kapan laba bisa diraih, apalagi jika
perusahaan baru. Analisis break event point (BEP) adalah hal sederhana yang dapat digunakan
untuk menanalisa berapa unit produk yang harus dijual agar dapat mencapai break event yaitu
suatu titik yang menggambarkan berpa jumlah penjualan yang harus dicapai sehingga
perusahaan tidak rugi ataupun untung, biasanya disebut dengan titik impas. Kelemahan utama
dalam metode ini adalah kesulotan dalam menentukan apakah suatu biaya tersebut merupakan
biaya tetap atau variable. Perusahaan harus memeiliki kebijakan sendiri mengenai klasifikasi
biaya ini. Pada umumnya biaya tetap yaitu biaya sewa, biaya gaji dan penyusutan sering
terhitung sebagai biaya tetap. Sedangkan material, tenaga kerja langsung, komisi serta biaya
penjualan umum lainnya sebagai biaya variabel. Setelah mengetahui jumlah unit yang harus
diproduksi melaui perhitungan BEP, maka jika penjualan diatas jumlah unit hasil perhitungan
tersebut, perusahaan akan mendapatkan untung (laba). Sedangkan jika jumlah penjualan lebih
kecil dari BEP maka perusahaan rugi.

Anda mungkin juga menyukai