Anda di halaman 1dari 17

MANAJEMEN PEMASARAN GLOBAL

EKSPOR IMPOR DAN PERLUASAN PASAR DAN


MERUMUSKAN STRATEGI PEMASARAN GLOBAL
Dosen : I Wayan Gede Antok Setiawan Jodi,SE.,MM

Kelompok : 5

Pemasaran D Malam

Nama Kelompok :

1. Ni Made Vera Wahyuni ( 1902612010943/13)


2. Ni Komang Diah Komala Yuliani ( 1902612010946/14)
3. Ni Wayan Eka Yanti ( 1902612010963/17)

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

2021
 Ilustrasi ekspor impor

Pengertian ekspor impor

Ekspor adalah sebuah kegiatan pengeluaran / pengiriman barang dari dalam negeri yang di
tujukan kepada penerima barang di luar negeri.

Impor adalah sebuah kegiatan penerimaan / pemasukan barang dari luar negeri yang di
tujukan kepada penerima barang di dalam negeri.

Dalam rangka terwujudnya kegiatan / aktifitas ekspor dan impor maka di perlukan beberapa
pihak yang terlibat. Antara lain :

1. Pengirim Barang

2. Penerima Barang

3. Pihak Pemerintah

4. Pihak penyedia jasa Angkutan ( Udara Laut dan Darat )

Keempat komponen diatas adalah syarat mutlak agar aktifitas ekspor dan impor dapat
berjalan dengan semestinya.

Lalu bagaimana sih gambaran secara singkat atau umum atau garis besar kegiatan ekspor dan
impor itu?

Ibarat sebuah telur penggambaran berikut ini hanya kulit nya aja.

Begini, Awal mula adanya ekspor karena adanya order/minat dari luar negeri untuk membeli
barang dagangan kita disini. Minat / order itu di realisasikan dengan adanya perjanjian jual
beli antara penjual dan pembeli. Dalam perjanjian itu berisikan macem2, nama barang, jenis
barang, ukuran barang, jumlah barang, nilai barang, mode pengiriman, deadline waktu
pengiriman dan lain2. Okelah itu urusan manajemen. urusan bos bos. Begitu pula sebaliknya
untuk urusan Impor sama kayak diatas.

Terus kalo barang udah siap kirim gimana?. Kalo barang sudah siap kirim. Maka alurnya :

1. Proses pemesanan anda

2. Proses pemuatan barang sambil ngurus..( nomer 3 )

3. Proses perijinan dokumen untuk mendapatkan persetujuan ekspor


4. Pengiriman barang ke gudang muat jika barang ekspor nya hanya sedikit. Atau pengiriman
barang ke pelabuhan jika barangnya banyak hingga memerlukan sebuah kontainer

5. Proses pemuatan barang di kapal

6. Udah. nunggu kapal berangkat

Terus kalo alur impor gimana?

Alur impor adalah proses kebalikanya dari ekspor. Yaitu :

1. Nunggu kedatangan kapal, kalo udah dateng

2. Ngurus perijinan impor agar barang bisa di proses pengeluaranya dari pelabuhan

3. Pemesanan anda untuk pengiriman ke gudang penerima barang.

4. Proses pembongkaran di gudang penerima barang.

5. Selesai deh.

 Kriteria keputusan pemasok

Jelas, tidak ada peraturan sederhana yang menuntun keputusan pemasok. Bahkan
sebenarnya Keputusan menciptakan pemasok adalah salah satu keputusan paling
Kompleks dan penting yang dihadapi oleh perusahann global . terdapat 6 faktor yang
harus dipertimbangkan dalam membuat keputusan mengenai pemasok.

1. Faktor biaya dan kondisi - lahan,tenaga kerja,modal dan kondisi ketersediaan


2. Faktor logistik - berkaitan dengan jarak, waktu dan biaya
3. Faktor infrastruktur negara - litrik, transportasi, komunikasi, pasokan jasa dan
komponenya, aturan sipil dan pemerintahan
4. Faktor resiko politik - perubahan kebijakan yg brdampak kebalikan pada
kmampuan perusahaan untuk beroperasi secara efektif dan menghasilkan laba.
5. Faktor akses pasar - merupakan faktor kunci dalam menentukan lokasi fasilitas
produksi
6. Faktor kurs mata uang asing - menjadi penting dperhatikan krena mudah terjadi
perubahan.

 Memilih pasar ekspor


Keputusan untuk terlibat dalam pemasaran ekspor harus didasari pada sejumlah kriteria,
termasuk ukuran pasar potensial, aktifitas pesaing, dan seluruh masalah bauran pemasaran
seperti harga, distribusi dan promosi. Langkah selanjutnya adalah memilih satu atau lebih
sasaran pasar ekspor.

Menciptakan Profil Produk Pasar

Langkah pertama dalam memilih pasar ekspor adalah menetapkan faktor-faktor kunci
yang mempengaruhi penjualan dan kemampuan menghasilkan laba dari produk yang
dipertanyakan. Bila sebuah perusahaan memulai untuk yang pertama kalinya dalam
mengekspor, profil produk pasar harus didasarkan pada pengalamannya di pasar dalam
negeri.

Kriteria Pemilihan Pasar

Setelah sebuah perusahaan menciptakan profil produk perusahaan, langkah berikutnya


dalam memilih pasar ekspor adalah menilai pasar yang mungkin. Terdapat enam kriteria yang
harus dinilai yaitu :

1. Potensi pasar

2. Pertimbangan akses pasar untuk pengimpor

3. Biaya pengiriman

4. Menilai tingkat dan mutu persaingan di pasar potensial

5. Kecocokan produk

6. Servis

Mengunjungi Pasar Potensial

Setelah usaha riset menetapkan pasar potensial, tidak ada yang lebih penting daripada
kunjungan pribadi untuk menyerap sendiri suasana pasar dan mulai mengembangkan
program pemasaran ekspor yang sebenarnya

Salah satu cara untuk mengunjungi pasar potensial adalah saat diselenggarakannya
pameran dagang atau misi perdagangan yang disponsori oleh pemerintah. Ratusan pameran
dagang biasanya diatur mengenai suatu produk, kelompok produk atau kegiatan yang
diadakan dipasar utama.
• Pertimbangan akses pasar

Pengertian pertimbangan akses pasar merujuk pada semua kondisi yang berlaku untuk
memasukkan barang yang dibuat di luar negara pembeli. Empat kategori utama yang harus
dipikirkan adalah bea masuk impor, larangan atau kuota impor, peaturan pertukaran mata
uang asing,dan pengaturan preferensi.

Tujuan utama AS di putaran Uruguay adalah memperbaiki akses pasar bagi perusahaa
Amerika dengan mitra-mitra dagang utama. Saat putaran itu berakhir pada bulan Desember
1993,Amerika Serikat berhasil mengurangi atau menghilangkkan seluruhnya tarif atas 11
kategori barang ekspor A.S ke M.E,Jepang, lima negara anggota EFTA.

 Pembiayaan ekspor

a. Letter of Credit

Merupakan metode pembayaran yang paling sering dipergunakan dalam perdagangan


internasional. Selain pembayaran di muka, letter of credit menawarkan jaminan terbaik bagi
pengekspor bahwa barang yang dijual secara internasional akan dibayar

b. Penagihan Lewat Dokumen (drafts)

Merupakan metode pembayaran yang menggunakan ful of exchange, yang juga dikenal
sebagai suatu draft.

 Keputusan masuk dan berekspansi

Masalah pertama yang harus dikenali oleh perusahaan yang berekspansi adalah apakah akan
mengeskpor atau memproduksi secara lokal. Dibanyak pasar yang sedang muncul, masalah
ini dipecahkan oleh kebijakan nasional yang mensyaratkan produksi lokal.

Setiap perusahaan yang inginmasuk kepasar negara tersebut harus diproduksi secara lokal.
Dinegara kaya, produksi lokal normalnya tidak dibutuhkan,sehingga tergantung perusahaan
yang memilih.

Jika perusahaan memutuskan untuk memproduksi secara lokal,perusahaan mempunyai


pilihan membeli,membangun atau menyewa pabrik manufakturnya sendiri atau
menandatangani kontrak dengan manufaktur lokal. Kontrak dengan manufaktur mungkin
dalam hal penambahan produksi bagi pabrik yang sudah ada dengan sedikit investasi
daripada yang dibutuhkan manufaktur tersebut untuk mencapai volume produksi yang sama.

 Strategi perluasan pasar

Perusahaan harus memutuskan apakah akan memperluas dengan mencari pasar baru di
negara yang sudah ada sekarang ini atau, alternatifnya, mencari pasar negara baru dalam
segmen pasar yang telah diidentifikasi dan dilayani. Gabungan dan dimensi ini menghasilkan
empat strategik pilihan,yaitu:

 Fokus Sempit (Strategi ini mengkonsenstrasikan pada sejumlah kecil segmen baru
di sejumlah kecil negara.
 Fokus Negara ( diverifikasikan segmen dan konsentrasi negara, suatu perusahaan
melayani banyak pasar di sejumlah kecil negara.
 Diverifikasi Negara ( diverifikasi negara dan konsentrasi segmen pasar, merupakan
strategi perusahaan global klasik yang mencari pasar dunia untuk suatu produk.
 Diverifikasi Global ( diverifikasi negara dan segmen, merupakan strategi korporasi
dari perusahaan multibisnis yang besar seperti Matsishita
 Ilustarsi Kemitraan Strategis

Ilustrasi Kemitraan Strategis Kemitraan Strategis ASEAN-AS Pertemuan para pemimpin


Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) bersama pemimpin Amerika Serikat
pada November 2015 sejatinya berniat membangun kemitraan strategis pada 2016-2020.
Kemitraan tersebut akan dilakukan melalui rencana kerja ASEAN-AS yang mendukung tiga
pilar Masyarakat ASEAN dan sejumlah pembangunan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan
lingkungan. Dalam pernyataan bersama pemimpin ASEAN-AS yang dideklarasikan pada
November 2015 di Kuala Lumpur, Malaysia, kemitraan bertujuan memperkuat peran
persahabatan untuk mencapai tujuan dengan visi perdamaian, kondisi kawasan Asia-Pasifik
yang sejahtera dan memberikan keamanan, pemerataan kesempatan, dan kemuliaan kepada
seluruh masyarakatnya. Presiden Joko Widodo yang hadir dalam KTT ASEAN-AS di
California pada 15-16 Februari lalu juga menekankan pentingnya pertumbuhan ekonomi
melalui pengembangan ekonomi digital dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Dalam sambutannya saat KTT ASEAN-AS Retreat I bertema "Mempromosikan Masyarakat
Ekonomi ASEAN yang Inovatif dan berpotensi tinggi", Jokowi menjelaskan KTT ASEAN-
AS menjadi kesempatan baik bagi negara anggota ASEAN untuk mempromosikan ekonomi.
Bangsa-bangsa ASEAN dan AS menyetujui rencana kerja untuk mengimplementasikan
kemitraan strategis serta mencapai tujuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-AS
dalam lima tahun ke depan dapat membangun Masyarakat ASEAN dan proses integrasi,
termasuk Visi Masyarakat ASEAN 2025. Dengan demikian, ASEAN-AS melakukan kerja
sama di bidang politik antara lain mendukung upaya pengutamaan perdamaian dan
rekonsiliasi dalam penyelesaian sengketa serta mendukung diskusi ASEAN-AS pada tingkat
tinggi. Rencana kerja juga mencakup kesepakatan penguatan mekanisme konsultasi dan kerja
sama antara ASEAN dan AS, termasuk melalui KTT ASEAN-AS, Konferensi ASEAN
Tingkat Menteri (PMC+1) bersama AS dan Dialog ASEAN-AS serta lewat Dewan Kerja
Sama Gabungan ASEAN-AS. Kerja sama ASEAN-AS yang meliputi bidang keamanan untuk
mempromosikan dialog dan memperkuat persahabatan guna mengatasi tantangan keamanan
regional. Sikap Indonesia terkait konflik Laut Tiongkok Selatan selaku "non-claimant state"
ingin memberikan kontribusi bagi terwujudnya perdamaian dan kestabilan di kawasan.
Presiden Jokowi meminta seluruh pihak yang terkait dalam sengketa perbatasan di Laut
Tiongkok Selatan menghentikan segala kegiatan yang dapat menimbulkan ketegangan di
kawasan. Kerangka kerja ASEAN-AS juga akan melanjutkan promosi pertukaran pejabat
militer pertahananan dan penjaga perairan, selain menjaga keamanan maritim dan pelatihan
bersama. Kerja sama lain dalam bidang keamanan yaitu penanggulangan terorisme, tindak
kriminal antarnegara, kejahatan cyber, maupun penguatan keamanan nuklir sesuai keamanan
Badan Energi Atom Internasional atau IAEA. Kerja sama juga menekankan kepada promosi
penegakan Hak Asasi Manusia serta penegakan hukum dan birokrasi tertib. Negeri Paman
SAM mendukung negara-negara anggota ASEAN dalam pemberantasan korupsi sebagai
implementasi Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa melawan Korupsi. Dalam hal kerja
sama ekonomi, kedua pihak bekerja sama antara lain dalam Penyusunan Kerangka Kerja
Perdagangan dan Investasi ASEAN-AS atau ASEAN-AS TIFA dan melanjutkan inisiatif
Peluasan Perjanjian Pendekatan Ekonomi.

 Kemitraan Strategis Global

Terminologi yang dipakai untuk menguraikan bentuk baru dari strategi kerja sama amat
bervariasi. Pengertian perjanjian kerjasama, aliansi strategik, dan kemitraan strategic global
(GSP = global strategic partnership) sering kali dipergunakan untuk mengacu pada hubungan
antara perusahaan yang bersama-sama mengejar tujuan yang sama. Spektrum luas dari
perjanjian antar perusahaan, termaksud usaha patungan, dapat di cakup dengan terminologi
ini. Akan tetapi, aliansi yang didiskusikan menunjukkan sebagaian besar atau semua
karakteristik berikut ini:

1. Peserta tetap bebas berbagai kelanjutan pembentukan.


2. Peserta berbagai keuntungan dari aliansi itu seperti halnya juga berbagai kendali atas
kinerja tugas yang telah ditetapkan.
3. Peserta melakukan kontribusi yang berkelanjutan dalam hal teknologi, produk, dan
bidang-bidang strategis kunci lainnya.

Kerjasama dalam mencapai tujuan yang sama mungkin sudah sering ada hal ini dimulai pada
tahun 1980-an jumlah aliansi strategis tumbuh dengan kecepatan 20 sampai 30 persen dan
pertumbuhan ini lebih banyak di dominasi dengan banyaknya pertumbuhan perusahaan yang
melakukan akuisisi. Lalu apa yang sebenarnya diharapkan oleh perusahaan yang melakukan
GSP ini selain untuk mencapai tujuan yang sama namun untuk memperjelas alas an ini
Roland Smith, yang merupakan Ketua british Aerospace mengemukakan bahwa dengan
melakukan kemitraan maka itu adalah salah satu cara yang cepat dan paling murah untuk
mengembangkan usaha adapun kelebihan pastinya dengan menggunakan sistem kemitraan
global dibandingkan kemitraan tradisional adalah sebagai berikut:

1. Alasan pendanaan pengembangan produk baru biasanya memerlukan jumlah financial


yang banyak sehingga perusahaan memerlukan mitra agar dapat meredam biaya yang
tidak diinginkan.
2. Persyaratan tekhnologi dari banyak produk kontemporer berarti bahwa suatu
perusahaan mungkin tidak memiliki keterampilan, modal, atau kepakaran untuk
mengerjakannya sendiri.
3. Kemitraan mungkin cara terbaik untuk mengamankan akses pada pasar nasional dan
wilayah.
4. Kemitraan menyediakan peluang penting untuk belajar. Empat hal diatas mungkin
sedikit jelas menggambarkan keunggulan strategi kemitraan global saat ini dibanding
kemitraan tradisional tetapi ada point yang penting yang dapat berpengaruh terhadap
perusahaan dalam melakukan kemitraan ini.

Menurut Proffesor Gary Hamel dari London Buisness School ia mengatakan bahwasanya
bahwa system kemitraan terbukti cara tercepat dalam melakukan proses belajar dan siapa
yang paling cepat memahami kondisi kemitraan dialah yang akan mendominasi hubungan
tersebut. Kelebihan serta kemudahan dalam kemitraan bukan cara yang sangat sempurna
karena system ini juga memiliki kelemahan, dan kelemahan tersebut ialah masing-masing
mitra harus bersedia mengorbankan sebagian kendali, dan terdapat resiko potensial yang
berkaitan dengan menguatnya pesaing dari negara lain. Dengan memahami kekurangan dan
kelebihan diatas maka perusahaan juga harus dapat membedakan enam karakteristik khusus
yang dimiliki oleh kemitraan global dibandingkan dengan kemitraan tradisional, berikut ini:

Dua perusahaan atau lebih mengembangkan strategi jangka panjang bersama dengan
tujuan mencapai kepemimpinan dunia dengan mengusahakan biaya paling rendah,
diferensiasi, atau kombinasi dari keduanya dan dengan menciptakan pemosisian
berdasarkan variasi, kebutuhan atau akses atau kombinasi ketiganya.
Hubungan ini bersifat timbal balik. Setiap mitra memiliki kelebihan spesifik yang
akan dibagikan pada mitra lain: proses belajar harus terjadi di kedua belah pihak.
Visi dan usaha mitra benar-benar global. Jauh melampaui batas negara dan wilayah
sendiri kebagian dunia.
Hubungan ini diatur dengan garis horizontal, bukan vertikal. Diperlukan transfer
literal keberlanjutan dari sumber daya antara mitra, berbagi tekhnologi dan
memadukan sumber daya dianggap suatu norma.
Jika lini itu sepanjang lini vertikal, kedua belah pihak harus memahami kekuatan inti
mereka dan mampu mempertahankan posisi daya saing mereka terhadap
kemungkinan tindakan integrasi kedepan atau kebelakang oleh mitra vertikal, dan
harus bekerja sama menciptakan nilai unik bagi pelanggan dan mitra hilir dalam rantai
nilai.
Kalau bersaing dalam pasar yang tidak termasuk dalam kemitraan, para peserta
mempertahankan identitas nasional dan idiologi. Dengan memahami ciri khas diatas
maka diharapkan perusahaan yang saling bermitra dapat melangsungkan hubungan
kerja jangka panjang seperti yang di contohkan oleh Nike perusahaan besar sepatu
tersebut saja walau membuat hanya sepatu namun disana jelas rantai pasokan untuk
membuatnya sehingga keuntungan dengan mitra dapat dibagi sesuai proporsi yang
disepakati.

Contoh dari hubungan strategis dari para mitra sepanjang ini vertikal dalam manufaktur yang
ramping; misalnya perakit mobil bergantung pada pemasok tidak hanya untuk membuat
tetapi juga merancang komponen-komponen kunci dari mobil itu. Jenis kerjasama ini dapat
menuntun pada daur rancangan yang lebih singkat, mutu yang lebih superior dan biaya yang
lebih rendah, tetapi hal itu tidak akan terjadi kecuali kalau terdapat komitmen yang saling
menguntungkan untuk bekerjasama dan kepercayaan dikedua belah pihak bahwa mereka
tidak akan melanggar wewenang masing-masing.

 Berbagai Faktor Penentu Sukses

Dengan anggapan bahwa aliansi yang diusulkan memenuhi enam prasyarat dimana
dipertimbangkan enam faktor dasar yang dipandang mempunyai dampak signifikan sukses
GSP, sebagai berikut:

1. Misi GSP yang sukses menciptakan win-win solution, dengan partisipan mengejar
tujuan dengan dasar kebutuhan akan keunggulan semua pihak (dimana semua pihak
saling memabntu mewujudkan tujuan masing-masing mitra).
2. Strategi Sebuah perusahaan dapat mendirikan GSP terpisah dengan mitra yang
berbeda: strategi harus dipikirkan jauh sebelumnya untuk menghindari konflik.
3. Pengaturan Diskusi dan konsensus harus merupakan suatu norma. Semua mitra harus
dipandang mempunyai kedudukan yang sama.
4. Budaya Sangat penting memiliki kesamaan budaya dengan kemitraan karena walau
memiliki tujuan sama namun cara kerja dalam budaya berbeda hal ini akan
menimbulkan konflik sehingga sebaiknya jika belum ada budaya organisasi yang
sama harusnya diciptakan budaya organisasi ketika sudah bermitra.
5. Organisasi Struktur dan rancangan inovatif mungkin diperlukan untuk meniadakan
kompleksitas manajemen multinegara.
6. Manajemen GSP pasti melibatkan tipe pengambilan keputusan yang berbeda,
perpecahan dan tentukan dengan jelas, kesepakatan garis wewenang yang akan
menghasilkn komitmen oleh semua mitra (Hal ini penting karena dalam bermitra
setiap pengambilan keputusan itu sangat berpengaruh besar terhadap semua pihak
yang terlibat sehingga sebaiknya ada aturan yang jelas dalam manajemen kebijakan
kemitraan).

Perusahaan yang membentuk GSP harus terus mengingat-ingat semua faktor di atas. Lebih
lanjutnya, mitra kerjasama yang berhasil akan dibimbing oleh empat prinsip berikut ini:

 Walaupun kenyataannya mitra memburu tujuan bersama, mitra harus ingat bahwa
kerja sama masih merupakan persaingan dalam bentuk berbeda.
 Keselarasan bukan ukuran sukses yang paling, beberapa konflik diharapkan dapat
terjadi.
 Semua karyawan, insinyur, manajer harus memahami dimana kerja sama berakhir
dan kompromi persaingan dimulai.
 Seperti telah dikemukakan di depan, amat penting untuk belajar dari mitra.

Dengan memperhatikan semua peraturan, hal dan prinsip diatas maka diharapkan kedepannya
kemitraan akan berjalan secara lancar sesuai kesepakatan berapa lama akan berlangsung dan
bagaimana fungsi kedepannya.

 Keiretsu: Strategi Kerjasama di Jepang

Suatu bentuk budaya organisasi yang sangat hebat karena pada mulanya tahun 1950an hal ini
terjadi karena adanya pengelompokan ulang dari empat konglomerat besar (ZABATSU) yang
mendominasi ekonomi jepang sampai tahun 1945 dimana kelompok ini bersifat social dalam
melakukan kerjasama sesame perusahaan jepang karena prinsip Keiretsu adalah pilihan
pertama dalam kerjasam adalah anggota keiretsu kedua adalah pemasok milik jepang dan
keriga baru perusahaan local, Sehingga jelas kepentingan yang dicari lebih sering mengarah
pada keuntungan produsen daripada konsumen walau seperti itu dengan adanya strategi ini
harga komoditi menjadi stabil. Kondisi ini kini telah melemah karena dengan adanya fair
trade commisiion dapat membubarkan system strategi ini sehingga jika ada yang melakukan
kecurangan lagi seperti ini baik perusahaan induk maupun anaknya akan terkena sangsi.
Keiretsu di Jepang merupakan kategori spesial dari strategi bekerjasama. Suatu keiretsu
adalah aliansi antar bisnis atau kelompok perusahaan yang dalam katakata salah seorang
pengamat, “menggambarkan kelompok yang berjuang dengan bisnis keluarga bersatu padu
untuk berebut pangsa pasar. Keiretsu ada pada spectrum pasar yang luas termasuk pasar
modal, pasar barang-barang primer dan pasar suku cadang. Hubunga keiretsu seringkali
diperteguh dengan kepemilikan bank dari blok besar saham di pemasok non keuangan.
Selanjutnya eksekutif keirestu secara sah dapat duduk dalam dewan direksi perusahaan yang
lain dan berbagi informasi serta mengkoordinasikan harga dalam rapat “dewan presiden”
tertutup. Jadi, keiretsu pada dasarnya adalah kartel yang mendapat restu dari pemerintah
Jepang. Beberapa pengamat berselisih pendapat bahwa keiretsu mempunyai dampak pada
hubungan pasar di Jepang, mengatakan sebaliknya bahwa kelompok itu terutama mempunyai
fungsi social. Pengamt lain mengakui di masa lampau pemilihan pola perdagangan berkaitan
dengan keiretsu tetapi memastikan bahwa kemudian pengaruhnya dewasa ini melemah. Bagi
perusahaan yang bersaing dengan perusahaan Jepang atau ingin memasuki pasar Jepang,
pemahaman umum mengenai keiretsu sangan penting. Bayangkan, misalnya, apa artinya di
Amerika Serikat bila sebuah pabrik mobil (misalnya GM), sebuah perusahaan produk elektrik
(GE), pabrik baja (USX), dan sebuah perusahaan computer (IBM) saling berkaitan bukan
merupakan perusahaan terpisah. Persaingan global dalam era keiretsu berarti adanya
persaingan tidak hanya diantara produk, tetapi juga antara sistem yang berbeda dari
pengaturan korporasi dan organisasi industry. Sebagai contoh hipotetik dari Amerika
menduga, beberapa perusahaan Jepang terbesar dan paling terkenal berada di pusat keiretsu.
Misalnya, Mitsui Group dan Mistsubishi Grroup diorganisasikan diseputar perusahaan
perdagangan besar. Keduanya, bersama dengan kelompok Sumitomo, Fuyo, Sanwa dan DKB
menyusun keiretsu “enam besar”. Setiap kelompok berjuang kerasa untuk memperoleh posisi
kuat dalam setiap sektor utama dari ekonomi Jepang. Pendapatan tahunan dari setiap
kelompok mencapai beberapa ratus miliar dollar. Dalam angka absolute, kurang dari 0,01
persen dari semua perusahaan Jepang yang masuk dalam keiretsu. Akan tetapi, kelompok ini
mencakup 78 persen penetapan nilai saham di Tokyo Stock Exchange, sepertiga dari modal
bisnis Jepang, dan kira-kira seperempat dari penjualannya. Sebagai tambahan dari enam
besar, beberapa keiretsu lain telah dibentuk, membawa konfigurasi baru pada bentuk dasar
yang telah diuraikan sebelumnya. Keiretsu pasokan vertikal dan distribusi merupakan aliansi
antara pabrik dan pengecer.

Strategi Kerjasama di Amerika Serikat Kerja sama yang yang dilakukan oleh Amerika
Serikat dengan berbagai Negara terus berjalan, termasuk Negara ASEAN(Asia Tenggara).
pada tahun 2015 negaranegara di Asia Tenggara akan saling menjalani kerja sama ekonomi,
politik, dan budaya. Namun Amerika tidak ingin ketinggalan dalam menjalani kerja sama
dengan Negara-negara Asia Tenggara atau dengan kata lain Amerika tidak ingin kehilangan
pamor sedikitpun dalam hal kerja sama. Menurut Schmidt, Koesoemawiria (2011) “kerja
sama yang akan di jalani Amerika Serikat dengan ASEAN, menganggap kawasan Asia
Tenggara dan Pasifik sebagai pasar yang belum sepenuhnya tergarap” seperti yang kita tahui
bersama bahwa Amerika ini mempunyai kekuatan militer yang besar maka dari itu
pemerintahan Amerika akan menjalin kerja sama keamanan dan politik. Asia Tenggara yang
kaya akan pulau dan sumber daya alamnya menjadi kawasan perebutan Negara lain, saat ini
Negara Cina mengakui beberapa kawasan Asia Tenggara menjadi miliknya. Pengakuan ini
tidak akan diterima oleh kawasan Asia Tenggara, kekuatan keamanan politik dan budaya di
Asia Tenggara saat ini mengalami peningkatan karena kawasan tersebut menjalani strategi
kerja sama dalam mengahadapi berbagai konflik. Hal tersebut menjadi peluang Amerika
Serikat untuk menerjunkan kekuatan militer dengan meningkatkan keamanan di kawasan
Asia Tenggara. Peluncuran 250 marinir AS berada di markas angkatan laut Darwin di
Australia. Awal yang bersahaja bagi sebuah strategi besar yang baru. (Schmidt dan
Koesoemawiria, 2011). Pertahanan Amerika berada di ASEAN merupakan perubahan mutlak
dalam bidan politik untuk ASEAN. Dengan hanya menawarkan keamanan, dan kemakmuran
di kawasan ASEAN maupun di kawasan manapun akan mendapatkan keuntungan bagi
Amerika ini. Terbukti jika terjadi bencana alam dan konflik besar-besaran pasti ada peran
Amerika didalamnya.

Contoh kasus Israel dengan Palestina, bencana Alam di Indonesia. Strategi kerja sama yang
dikomunikasikan Amerika dengan Negara lain yakni Memanipulasi opini dengan
mengedapankan hukum internasional dan PBB. Karena semua Negara sadar dan takut akan
hokum dan semua Negara mengakuit kekuatan PBB. Strategi manis ini Amerika tidak mau
ngambil posisi apabila ada bangsa yang menyatakan kepemilikannya atas suatu wilayah. Dan
penyusunan stragtegi kerja sama dengan Negara lain lancar meskipun nantinya terdapat
kendali tak membuat Amerika lengah ataupun putus asa dalam menjalani kerja sama demi
keuntungan bangsa dan Negara Amerika.

 Kerjasama Internasional

Kerja sama Internasional adalah bentuk hubungan yang dilakukan oleh suatu negara dengan
negara lain yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan rakyat dan untuk kepentingan negara-
negara di dunia. Kerja sama internasional, yang meliputi kerja sama di bidang politik, sosial,
pertahanan keamanan, kebudayaan, dan ekonomi, berpedoman pada politik luar negeri
masing-masing. Bentuk-bentuk kerjasama antarnegara dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Kerja Sama Bilateral Kerja sama bilateral merupakan kerja sama antar dua negara.
Misalnya, kerja sama ekonomi yang terjalin antara Indonesia dengan Singapura atau
Amerika dengan Arab Saudi. Kerja sama bilateral bertujuan untuk membina
hubungan yang telah ada serta menjalin hubungan kerja sama perdagangan dengan
negara mitra. Pemerintah Indonesia sendiri telah mentandatangani perjanjian
perdagangan dan ekonomi di Kawasan Asia Pasifik dengan 14 negara, di Afrika dan
Timur Tengah dengan 10 negara, di Eropa Timur dengan 9 negar, di Eropa Barat
dengan 12 negara dan di Amerika Latin dengan 7 negara.
2. Kerja Sama Regional Kerja sama regional merupakan kerja sama antara negara-
negara sewilayah atau sekawasan. Tujuannya tidak lain adalah untuk menciptakan
perdagangan bebas antara negara di suatu kawasan tertentu. Bentuk kerja sama
regional sudah dijajaki oleh PBB melalui pembentukan komisi regional yang dimulai
dari Eropa, Asia Timur dan Amerika Latin. Komisi ini mengembangkan kebijakan
bersama untuk masalah pembangunan khususnya pada bidang ekonomi. Kerja sama
secara regional biasanya lebih pada hubungan dengan lokasi negara serta berdasarkan
alasan historis, geografis, teknik, sumber daya alam dan pemasaran. Contoh kerja
sama regional antara lain ASEAN dan Liga Arab.
3. Kerja sama multilateral Kerja sama multilateral adalah kerja sama yang dilakukan
beberapa negara. Contoh kerjasama ini antara lain Perserikatan Bangsa-Bangsa.
4. Kerja sama Internasional Kerja sama internasional adalah kerja sama antara negara-
negara diseluruh dunia. Sedangkan bentuk kerja sama dibidang lain, seperti :
Kerja sama dibidang ekonomi, misalnya FAO, IMF, IBRD, UNCTAD.
Kerja sama dibidang sosial, misalnya ILO, IRO, UNICEF, WHO.
Kerja sama dibidang kebudayaan, misalnya pendidikan, IPTEK.
Kerja sama dibidang pertahanan, misalnya SEATO, ANZUS, NATO,
CENTO.

 Aliansi Strategi

Perusahaan terkait adalah kelanjutan tahap dari dari evolusi aliansi strategis, dimana
dikelompokan dari perusahaan di seluruh Negara yang saling berkaitan dalam industry
dengan tujuan umu yang sama dan mendorong mereka seolah-olah perusahaan itu satu dari
banyak perusahaan dan dari konsep ini maka akan muncul Virtual Corporation (Istilah virtual
dipinjam dari ilmu computer; beberapa computer mempunyai kemampuan virtual memory
yang membuat computer itu berfungsi seolah-olah mempunyai kapasitas penyimpanan yang
lebi besar dari pada yang sebenarnya ada dalam memory chips) ialah perusahaan yang terdiri
dari banyak perusahaan yang dikenadlikan dengan system komputerisasi dan berbasis
technologi mukhtahir sehingga perusahaan it uterus dapat saling bersinergi dengan media
tekhnologi seakan-akan mereka tinggal dalam satu wilayah yang sama untuk mencapai tujuan
strategisnya masing-masing. Lebih dari aliansi strategi sederhana yang kita ketahui dewasa
ini, bentuk tersebut akan merupakan super aliansi diantara raksasa global, dengan
penghasilan mendekati 1 triliun dollar. Mereka akan mampu menarik banyak uang dari
sumbernya, menghindari hambatan antitrust, dan mempunyai negara asal disemua pasar
utama, aliansi hubungan akan menikmati keunggulan politik karena merupakan perusahaan
“lokal” hampir dimanapun. Tipe aliansi ini semata-mata di dorong oleh perubahan teknologi,
tetapi oleh kebutuhan politik untuk mempunyai negara asal dibanyak negara. Pada tingkat
global, virtual corporation dapat menggabungkan kompetensi kembar yaitu efektivitas biaya
dan kecepatan member tanggapan serta, oleh karena itu, perusahaa seperti itu dapat dengan
mudah menerapkan filosofi “berfikir global, bertindak global”. Keadaan ini mencerminkan
kecendrungan kearah penyesuaian masal. Kekuatan yang sama mendorong pembentukan
keiretsu digital yang diuraikan di atas, seperti jaringan komunikasi berkecepatan tinggi,
terpateri dalam virtual corporation. Seperti dikatakan oleh Davido dan Malone, “Sukses dari
virtual corporation tergantung pada kemampuan mengumpulkan dan mengintegrasikan arus
informasi masal diseluruh komponen organisasi serta bertindak secara cerdas atas informasi
tadi.
 KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa, terminologi yang dipakai untuk menguraikan bentuk baru dari
strategi kerja sama amat bervariasi. Pengertian perjanjian kerjasama, aliansi strategik, dan
kemitraan strategic global (GSP = global strategic partnership) sering kali dipergunakan
untuk mengacu pada hubungan antara perusahaan yang bersama-sama mengejar tujuan yang
sama. Spektrum luas dari perjanjian antar perusahaan, termaksud usaha patungan, dapat di
cakup dengan terminologi ini. Dengan anggapan bahwa aliansi yang diusulkan memenuhi
enam prasyarat dimana dipertimbangkan enam faktor dasar yang dipandang mempunyai
dampak signifikan sukses GSP, sebagai berikut:

 Misi GSP yang sukses menciptakan win-win solution, dengan partisipan mengejar tujuan
dengan dasar kebutuhan akan keunggulan semua pihak (dimana semua pihak saling
memabntu mewujudkan tujuan masing-masing mitra).

 Strategi Sebuah perusahaan dapat mendirikan GSP terpisah dengan mitra yang berbeda:
strategi harus dipikirkan jauh sebelumnya untuk menghindari konflik.

 Pengaturan Diskusi dan konsensus harus merupakan suatu norma. Semua mitra harus
dipandang mempunyai kedudukan yang sama.

 Budaya Sangat penting memiliki kesamaan budaya dengan kemitraan karena walau
memiliki tujuan sama namun cara kerja dalam budaya berbeda hal ini akan menimbulkan
konflik sehingga sebaiknya jika belum ada budaya organisasi yang sama harusnya diciptakan
budaya organisasi ketika sudah bermitra.

 Organisasi Struktur dan rancangan inovatif mungkin diperlukan untuk meniadakan


kompleksitas manajemen multinegara.

 Manajemen GSP pasti melibatkan tipe pengambilan keputusan yang berbeda, perpecahan
dan tentukan dengan jelas, kesepakatan garis wewenang yang akan menghasilkn komitmen
oleh semua mitra (Hal ini penting karena dalam bermitra setiap pengambilan keputusan itu
sangat berpengaruh besar terhadap semua pihak yang terlibat sehingga sebaiknya ada aturan
yang jelas dalam manajemen kebijakan kemitraan). Kerja sama Internasional adalah bentuk
hubungan yang dilakukan oleh suatu negara dengan negara lain yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan rakyat dan untuk kepentingan negara-negara di dunia. Kerja sama
internasional, yang meliputi kerja sama di bidang politik, sosial, pertahanan keamanan,
kebudayaan, dan ekonomi, berpedoman pada politik luar negeri masing-masing.
Bentuk-bentuk kerjasama antarnegara dapat digolongkan sebagai berikut: kerjasama bilateral,
regional, multinasional, dan internasional. Perusahaan terkait adalah kelanjutan tahap dari
dari evolusi aliansi strategis, dimana dikelompokan dari perusahaan di seluruh Negara yang
saling berkaitan dalam industry dengan tujuan umu yang sama dan mendorong mereka
seolah-olah perusahaan itu satu dari banyak perusahaan dan dari konsep ini maka akan
muncul Virtual Corporation ialah perusahaan yang terdiri dari banyak perusahaan yang
dikenadlikan dengan system komputerisasi dan berbasis technologi mukhtahir sehingga
perusahaan it uterus dapat saling bersinergi dengan media tekhnologi seakan-akan mereka
tinggal dalam satu wilayah yang sama untuk mencapai tujuan strategisnya masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai