OLEH :
NIM : C2019403
PROGRAM STUDI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemasaran (marketing) adalah sebuah proses perencanaan dan pelaksanaan
konsepsi, pemberian harga, promosi, dan distribusi ide, barang, dan jasa yang dapat
menciptakan pertukaran (penjualan) yang memuaskan tujuan individu dan organisasi.
Sedangkan pemasaran internasional adalah perpanjangan dari aktivitas-aktivitas
tersebut dengan melintasi batas negara. Agar sebuah perusahaan dapat melakukan
pemasaran yang baik, maka diperlukan manajemen pemasaran internasional yang
baik. Manajemen pemasaran internasional merupakan sebuah area fungsional yang
terintegrasi, antara manajemen sumber daya manusia, keuangan, akuntansi, dan
manajemen operasional. Maksudnya, dalam hal ini keempat elemen tersebut saling
mempengaruhi satu sama lain. Dalam menjalankan strategi pemasaran, tiap
perusahaan dapat memilih mana yang paling sesuai bagi produk dan sasaran
pasarnya. Cara ini sering disebut sebagai international business strategy yang
menekankan pada cost leadership. Sebuah perusahaan juga dapat mengadopsi sistem
lain yang disebut dengan focus strategy. Pada strategi ini, seorang manajer pemasaran
akan fokus pada suatu segmen pasar tertentu atau wilayah tertentu. Misalnya saja,
produsen jam tangan Swatch memfokuskan pasarnya pada kalangan remaja, sehingga
kemudian pemasarannya juga sangat “anak muda”. Perbedaan strategi pemasaran ini
merupakan preferensi masing-masing perusahaan, disesuaikan dengan pangsa pasar
masing-masing produk.
B. Rumusan Masalah
Beberapa perusahaan tidak bertindak sampai ada kejadian yang mendorong mereka
ke arena internasional.
Proses internasionalisasi biasanya terdiri dari empat tahap:
a. Tidak ada kegiatan ekspor regular.
b. Ekspor melalui perwakilan independen (agen).
c. Pendirian satu atau lebih anak perusahaan penjualan.
d. Pendirian fasilitas produksi di luar negeri.
Kebanyakan perusahaan bekerja sama dengan agen independen dan memasuki
Negara tetangga atau Negara yang serupa. Kemudian perusahaan membentuk
departemen ekspor untuk mengelola departemen agennya. Kemudian perusahaan
mengganti agen dengan anak perusahaan penjualannya sendiri di pasar ekspor yang
lebih besar. Hal ini meningkatkan investasi dan resiko, dan juga laba potensial.
Untuk mengelola anak perusahaan, perusahaan mengganti departemen ekspor
dengan departemen internasional. Jika pasar besar dan stabil, atau Negara tuan rumah
mensyaratkan produksi lokal, perusahaan akan menempatkan fasilitas produksi di
pasar tersebut. Pada saat ini, perusahaan beroperasi sebagai perusahaan multinasional
dan mengoptimalisasikan pengadaan pembiayaan, manufaktur, dan pemasaran global.
Menurut beberapa periset, manajemen puncak mulai memberikan lebih banyak
perhatian pada peluang global ketika lebih dari 15% pendapatan berasal dari pasar
internasional.
2. Memutuskan pasar mana yang akan dimasuki.
Saat memutuskan untuk berekspansi ke luar negeri, perusahaan harus mendefinisikan
tujuan dan kebijakan pemasarannya. Berapa perbandingan penjualan internasional
dengan total penjualan yang mereka cari? Sebagian besar perusahaan mulai dari
perusahaan kecil ketika berinvestasi ke luar negeri. Beberapa perusahaan berencana
untuk tetap menjadi perusahaan kecil, sedangkan perusahaan lain mempunyai rencana
yang lebih besar.
a. Berapa banyak pasar yang akan dimasuki.
Perusahaan harus memutuskan berapa banyak Negara yang akan dimasuki dan berapa
cepat mereka berekspansi. Semakin banyak perusahaan terutama perusahaan yang
intensif teknologi dilahirkan global dan memasarkan ke seluruh dunia sejak awal.
Perusahaan juga harus memutuskan Negara-negara yang akan dipertimbangkan. Daya
tariknya dipengaruhi oleh produk dan berdasarkan iklim geografis, penghasilan dan
populasi, serta politik.
b. Pasar Negara maju versus pasar Negara berkembang.
Salah satu perbedaan paling menonjol dalam pemasaran global adalah perbedaan
antara pasar Negara maju dan pasar Negara berkembang atau pasar yang belum
matang seperti Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan. Kebutuhan dunia baru
atau dunia berkembang yang belum terpenuhi merepresentasikan pasar yang potensial
yang besar bagi makanan, pakaian, tempat berlindung, elektronik konsumen, peralatn
rumah tangga, dan banyak barang lainnya. Pemimpin pasar bergantung pada pasar
Negara berkembang untuk mendorong pertumbuhan mereka. Unilever dan Colgate
menghasilkan 40% bisnis mereka dipasar yang sedang berkembang.
Keberhasilan memasuki pasar berkembang memerlukan sejumlah keahlian dan
rencana khusus. Perhatikan bagaimana perusahaan berikut memelopori cara untuk
melayani konsumen “tak terlihat” ini:
· Grameen-Phone memasarkan telepon seluler ke 35.000 desa di Bangladesh dengan
memperkerjakan para wanita desa sebagai agen yang menyewakan waktu menelpon
kepada orang desa lainnya, satu panggilan telepon satu kali.
· Colgate-Palmolive masuk ke desa-desa India dengan van video yang
memperlihatkan manfaat menyikat gigi.
· Flat mengembangkan “mobil dunia ketiga” Palio, untuk dijual di Negara-negara
berkembang. Mobil ini diproduksi di Brasil, India, Turki, Afrika Selatan, Cina, dan
Negara-negara lain.
· Corporacion GEO membangun perumahan untuk prang berpendapatan rendah di
Meksiko. Rumah modular dengan dua kamar tidur dan dapat diperluas. Perusahaan
telah berkembang ke Cile.
Pemasar ini telah memanfaatkan potensi pasar Negara berkembang dengan mengubah
praktik pemasaran konvensionalnya. Melakukan penjualan di daerah berkembang
bukanlah bisnis biasa. Ada batasan perbedaan ekonomi dan budaya, infrastruktur
pemasaran mungkin hampir tidak ada dan persaingan local bisa sangat kuat.
Integrasi ekonomi regional penciptaan kesepakatan dagang antara blok Negara
semakin intensif dalam tahun-tahun terakhir. Ini berartu perusahaan lebih mungkin
untuk memasuki seluruh wilayah pada saat yang sama. Negara-negara tertentu
membentuk zona perdagangan bebas atau komunitas ekonomi-kelompok Negara-
negara yang membentuk organisasi dan bekerja meraih tujuan bersama dalam
peraturan perdagangan internasional.
· UNI EROPA
Dibentuk pada tahun 1957, Uni Eropa berusaha menciptakan pasar tunggal Eropa
dengan mengurangi halangan terhadap aliran bebas dari produk, jasa, keuangan, dan
buruh di antara Negara-negara anggota, dan dengan mengembangkan kebijaksanaan
dangang dengan Negara non anggota. Saat ini, Uni Eropa adalah salah satu pasar
tunggal terbesar di dunia, dengan 25 negara anggota, mata uang bersama-euro-dan
lebih dari 454 juta konsumen menduduki 23% ekspor dunia.
· NAFTA
Pada bulan Januari 1994, North America Free Trade Agreement (NAFTA)
menggabungkan Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada dalam satu pasar tunggal
yang terdiri dari 360 juta orang yang memproduksi dan mengkonsumsi $6,7 triluin
nilai barang dan jasa setiap tahun. Seperti yang diimplementasikan selama 15 tahun,
NAFTA akan menghilangkan semua halangan perdagangan dan batasan investasi
diantara ketiga Negara itu. Sebelum NAFTA, tariff atas produk AS yang memasuki
Meksiko rata-rata 13%, sementara tarif AS untuk barang-barang Meksiko rata-rata
6%.
· MERCOSUR
Wilayah perdangan bebas lainnya dibentuk di Amerika Latin. Mercosur (atau
Mercosul) menghubungkan Brasil, Argentina, Paraguay, Uruguay dan Venezuella
untuk mempromosikan perdangan bebas dan pergerakan barang, oarng, dan mata
uang yang lancar. Bolivia, Cile, Kolombia, Ekuador, dan Peru adalah anggota
rekanan. Kemungkinan NAFTA pada akhirnya akan bergabung dengan Mercosur dan
bentuk kerja sama lainnya untuk membentuk zona perdagangan bebas seluruh
Amerika. Cile dan Meksiko sudah membentuk zona perdangangan bebas yang
sukses.
· APEC
Dua puluh satu Negara, termasuk anggota NAFTA, Jepang, dan China, bekerja sama
untuk menciptakan wilayah perdangangan bebas Pasifik di bawah naungan Asian
Pacific Economic Cooperation Forum (APEC). Kepala pemerintah anggota APEC
bertemu dalam pertemuan tahunan untuk membicarakan ekonomi nregional,
kerjasama, perdagangan, dan investasi.
· ASEAN
Sepuluh Negara membentuk Association of Southest Asian Nation: Brunai
Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura,
Thauland, dan Vietnam. Wilayah ini adalah pasar yang menarik yang terdiri dari
lenih dari 550 juta orang dan Negara-negara anggotanya bertujuan bekerja sama
untuk memajukan wilayahnya sebagai pusat produksi dan ekspor utama. Usaha aktif
dalam integrasi ekonomi regional juga sedang terjadi di Karibia dan sebagian Afrika.
3. Mengevaluasi pasar potensial.
Misalkan sebuah perusahaan telah mengumpulkan sederet pasar potensial
untuk dimasuki. Bagaimana perusahaan itu memilih diantara mereka? Banyak
perusahaan lebih suka menjual ke Negara tetangga karena memahami Negara ini
dengan lebih baik dan dapat mengendalikan biaya mereka dengan lebih efektif. Tidak
mengejutkan bila dua pasar ekspor terbesar di AS adalah Kanada dan Meksiko, atau
perusahaan Swedia pertama kali menjual ke Negara Skandinavia tetangga mereka.
Pada lain waktu, kemiripan fisik menentuka pilihan. Banyak perusahaan AS
lebih suka menjual ke Kanada, Inggris, dan Australia daripada ke pasar yang lebih
besar seperti Jerman dan Prancis karena mereka merasa lebih nyaman dengan bahasa,
hukum, dan budayanya. Meskipun demikian, perusahaan harus cermat dalam memilih
pasar menurut jarak budaya. Selain melewatkan pasar yang lebih potensial,
perusahaan dapat terjebak melakukan analisis superfisal tentang beberapa perbedaan
nyata kunci antarnegara dan menerapkan tindakan pemasaran yang dapat
diprediksikan, kedua hal ini akan merugikan mereka.
Sering kali masuk akal bagi perusahaan untuk beroperasi di sedikit Negara
dengan komitmen dan penetrasi yang lebih dalam di masing-masing Negara tersebut.
Secara umum, perusahaan lebih suka memasuki Negara-negara (1) yang mempunyai
peringkat lebih tinggi dalam daya tarik pasar, (2) yang resiko pasarnya lebih rendah,
dan (3) dimana perusahaan memiliki keunggulan kompetitif.[4]
Faktor-faktor yang mendorong terjadinya perdagangan antarnegara:
· Keanekaragaman Kondisi Produksi
Keanekaragaman kondisi produksi merujuk kepada potensi faktor-faktor produksi
yang dimiliki suatu negara. Contohnya Indonesia, memiliki potensi besar dalam
memproduksi barang-barang hasil pertanian. Dengan kata lain, melalui perdagangan,
suatu negara dapat memperoleh barang yang tidak dapat dihasilkannya di dalam
negeri.
· Penghematan Biaya Produksi/Spesialisasi
Perdagangan internasional memungkinkan suatu negara memproduksi barang dalam
jumlah besar, sehingga menghasilkan increasing returns to scale atau biaya produksi
rata-rata yang semakin menurun ketika jumlah barang yang diproduksi semakin
besar. Jadi, apabila suatu negara berspesialisasi memproduksi barang tertentu dan
mengekspornya, biaya produksi rata-ratanya akan turun.
· Perbedaan Selera
Sekalipun kondisi produksi di semua negara adalah sama, namun setiap negara
mungkin akan melakukan perdagangan jika selera mereka berbeda. Contohnya,
Norwegia mengekspor daging dan Swedia mengekspor ikan. Kedua negara akan
memperoleh keunggulan dari perdagangan ini dan jumlah orang yang berbahagia
meningkat.[5]
Cara utama untuk memasuki pasar asing[6]
1. Ekspor Tidak Langsung Dan Langsung
Memulai dengan ekspor tidak langsung, yaitu perusahaan tersebut bekerja
melalui perantara indepeden pedagang ekspor berbasis dalam negeri (domestic based
export merchant) membeli produk dari produsen dan kemudian menjualnya keluar
negeri. Jadi perantara atau agen ini mencari dan menegosiasikan pembelian dari luar
negeri dan mendapatkan komisi. Ekspor tidak langsung memiliki dua kelebihan, yaitu
: membutuhkan ivestasi yang lebih kecil karea tidak perlu membentuk departemen
ekspor, tenaga penjualan diluar negeri atatu beberapa mitra dagang luar negeri.
Kedua, ekspor ini mengandung resiko yang lebih sedikit karena perantara pemasaran
internasional membawa pengetahuan dan jasa kedalam hubungan tersebut.
Ekspor langsung, dimana perusahaan memutuskan untuk menangani
ekspornya sendiri. Investasi dan resikona lebih besar, tetapi demikian juga potensi
keuntungannya. Perusahaan dapat melakukan ekspor langsung dengan beberapa cara,
yaitu :
· Departemen atau divisi ekspor berbasis dalam negeri
· Cabang penjualan atau anak perusahaan luar negeri
· Perwakilan penjualan ekspor yang bepergian
· Distributor atau agen berbasis luar negeri
2. Pemberian lisensi
Adalah cara paling sederhana bagi produsen untuk terlibat dalam pemasaran
internasional, yakni pemberi lisensi (licensor) memberikan lisensi kepada perusahaan
asing menggunakan proses produksi, merek dagang, paten, rahasia dagang atau
sesuatu yang berharga lainnya dengan memperoleh bayaran (fee) atau royalty. Contoh
lisensi coca cola. Waralaba (franchiser) merupakan bentuk pemberian lisensi yang
lebih lengkap karena memberi konsep merk dan system operasi yang lebih lengkap.
Misal : KFC
3. Usaha patungan
Investor asing dan local bergabung membentuk usaha patungan (joint
venture) dimana mereka sama-sama mempunyai kepemilikan dan kendali.
4. Investasi Langsung
Kepemilikan langsung atas fasilitas atau produksi yang berbasis diluar
negeri. Perusahaan asing dapat membeli sebagian atau keseluruhan kepemilikan
perusahaan local ataupun dengan membangun fasilitasnya sendiri.
Mengevaluasi dan memilih pasar asing tertentu untuk dimasuki dengan cara
memperhatikan atau menganalisis:[7]
- Karakteristik Demografis : ukuran populasi, tingkat pertumbuhan populasi, derajat
urbanisasi, kepadatan penduduk, struktur usia dan kompoasisi populasi
- Karakteristik Geografis : luas negara, karakteristik topografi, kondisi iklim.
- Faktor-faktor ekonomi : GNP perkapita, distribusi pendapatan, tingkat
pertumbuhan GNP, rasio investasi terhadap GNP.
- Faktor-Faktor tehnologi : tingkat ketrampilan tehnologi, tehnologi produksi yang
ada, tehnologi konsumsi saat ini, tingkat pendidikan.
- Faktor-faktor Sosiobudaya : nilai-nilai yang dominan, pola gaya hidup, kelompok
etnik, fragmentasi bahasa.
- Sasaran dan Rencana Nasional : prioritas industri, rencana investasi infrastruktur.
- Perusahaan harus mendefinisikan tujuan dan kebijakan pemasaran
internasionalnya.
- Perusahaan harus menentukan jumlah Negara yang akan dimasuki.
- Perusahaan juga harus memutuskan jenis Negara yang akan dimasuki dengan
beberapa pertimbangan faktor, yaitu jenis produk, faktor geografis, pendapatan dan
populasi, iklim politik, dan faktor-faktor lainnya.
C. Isu-Isu Dalam Pemasaran Global
Dalam ajang pemasaran global setidaknya ada empat isu sentral yang patut
mendapatkan pusat perhatian serius dari pemasar, yaitu:
1. Standarisasi Versus Adaptasi.
Isu staandarisasi versus adaptasi bukan hanya menyangkut aspek produk dan merk,
namun juga unsur bauran pemasaran lainnya seperti distribusi, promosi, dan harga.
Dalam konteks global branding keunggulan dan kelemahan melakukan standarisasi
(mengguakan satu merk global) versus adaptasi (beberapa merk nasional berbeda).
2. Sensitivitas Cultural.
Perbedaan budaya merupakan faktor yang paling sihnifikan sekaligus masalah paling
pelik yang dihadapi perusahaan multinasional. Ketidakmampuan pemasar memahami
dan mengapresiasi faktor ini kerap kali berujung pada kegagalan internasional.
3. Nasionalisme.
Dalam pemasaran global kerap kali dijumpai adanya stereo typing tentang sikap
terhadap produk buatan luar negeri. Banyak penelitian yang mengungkap bahwa
evaluasi yang dilakukan konsumen atas suatu produk tertentu tidak hanya didasarkan
pada daya tarik dan karateristik fisik produk saja, tetapi juga berdasarkan negara
asalnya (country of origin). Maksudnya, segala pengaruh dari negara asal terhadap
persepsi positif maupun negatif konsumen terhadap produk dan merek tertentu.
3. Mode of Entry (strategi memasuki pasar luar negeri)
Secara garis besar alternatif strategi memasuki pasar negara lain meliputi: ekspor,
kontraktual, wholly-owned subsidiaries, dan E-Marketing. Ekspor masih dapat di
klasifikasikan lebih lanjut menjadi ekspor tidak langsung, ekspor bersama, dan ekspor
langsung. Mode of entry kontraktual terdiri atas lisensi-waralaba, contrac
manufacturig dan usaha patungan. Sedengkan wholly-owned subsidiaries meliputi
akuisisi dan greenfield.[8]
A. KESIMPULAN
Pemasaran global adalah proses menfokuskan sumber daya (manusia, uang,
aset fisik) dan tujuan-tujuan dari suatu organisasi untuk memperoleh kesempatan dan
menanggapi ancaman pasar global.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memasuki dunia pasar global
yaitu, memutuskan untuk berekspansi ke luar negeri, memutuskan pasar mana yang
akan dimasuki (berapa banyak pasar yang akan dimasuki, dan bagaimana pasar
negara maju versus pasar negara berkembang), dan mengevaluasi pasar potensial.
Dalam ajang pemasaran global setidaknya ada empat isu sentral yang patut
mendapatkan pusat perhatian serius dari pemasar, yaitu standarisasi versus adaptasi,
sensitivitas kultural, nasionalisme, dan mode of entry (strategi memasuki pasar luar
negeri).
kebutuhan, keinginan, dan permintaan, produk, nilai, biaya dan kepuasan,
pertukaran, transaksi dan hubungan, pasar, pemasaran dan pemasar.
Segmentasi pasar global dibagi dalam beberapa segmen, yaitu pemasaran
massal (mass marketing), pemasaran segmen, pemasaran ceruk, dan pemasaran
mikro.
DAFTAR PUSTAKA
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran Edisi Tiga Belas. Jakarta:
Erlangga. 2008.
Tjiptono, Fandy dan Gregorius Chandra. Pemasaran Strategik Edisi 2. Yogyakarta: Penerbit
Andi. 2012
http://adiputra11111.blogspot.com/2011/12/makalah-konsep-pemasaran-global.html
http://anggamaria.blogspot.com/2014/04/masuk-ke-dalam-pasar-global.html
http://mochachamo.wordpress.com/2011/05/16/tugas-vii-manajemen-pemasaran/
http://putripanunggal.blogspot.com/2014/01/makalah-pemasaran-global.html