Anda di halaman 1dari 242

ANALISIS PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI,

KEBIJAKAN DIVIDEN DAN STRUKTUR MODAL


TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN
PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING PADA SUBSEKTOR MAKANAN
DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI
PERIODE 2015-2019

DRAF SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat akademik


dalam mengikuti Sidang Sarjana Manajemen pada
Jurusan Manajemen
Diajukan Oleh:

AISYAH NUR PUTRI


5111171002

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS JENDRAL ACHMAD YANI
CIMAHI
202I
LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI,


KEBIJAKAN DIVIDEN DAN STRUKTUR MODAL
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN
PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING PADA SUBSEKTOR MAKANAN
DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI
PERIODE 2015-2019

DRAF SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat akademik


dalam mengikuti Sidang Sarjana Manajemen pada
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Jenderal Achmad Yani

Diajukan Oleh:

AISYAH NUR PUTRI


5111171002

Cimahi, Juli 2021

Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Jurusan Dosen Pembimbing

Yunyun, SE., MSM., ASCA., Dr. Ferikawita M., SE, MSi


CHRA.,
NID 4121 834 89 NID 4121 348 72
ii
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada


pengaruh secara langsung keputusan investasi (PER),
kebijakan dividen (DPR), struktur modal (DER) terhadap
nilai perusahaan (PBV) maupun pengaruh secara langsung
keputusan investasi (PER), kebijakan dividen (DPR),
struktur modal (DER) terhadap nilai perusahaan (PBV)
melalui profitabilitas (ROE) pada perusahaan subsektor
makanan dan minuman yang terdaftar Di BEI tahun 2015-
2019. Karakteristik populasi dalam penelitian ini adalah
perusahaan yang terdaftar di BEI sub sektor makanan dan
minuman tahun 2015-2019. Teknik pengumpulan sampel
yang digunakan adalah teknik Puposive sampling dan
diperoleh sebanyak 13 perusahaan yang menjadi sampel
penelitian. Metode analisis data yang digunakan yaitu
analisis deskriptif, regresi linear berganda lalu diperluas
dengan menggunakan analisis jalur.
Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa price
earning ratio, dividend payout ratio dan debt to equity
ratio berpengaruh terhadap return on equity. Variabel
return on equity berpengaruh terhadap price to book value,
selanjutnya price earning ratio, dividend payout ratio,
debt to equity ratio tidak memiliki pengaruh terhadap
price to book value dan variabel price earning ratio,
dividend payout ratio, debt to equity ratio, return on equity
secara simultan berpengaruh terhadap price to book value

Kata Kunci : keputusan investasi, kebijakan dividen,


struktur modal, profitabilitas, nilai
perusahaan

iii
ABSTRACT

This study aims to determine whether there is a direct


influence on investment decisions (PER), dividend policy
(DPR), capital structure (DER) on firm value (PBV) as
well as direct influence on investment decisions (PER),
dividend policy (DPR), structure capital (DER) to firm
value (PBV) through profitability (ROE) in food and
beverage sub-sector companies listed on the IDX in 2015-
2019. The population characteristics in this study are
companies listed on the Indonesia Stock Exchange for the
food and beverage sub-sector in 2015-2019. The sample
collection technique used is purposive sampling technique
and obtained by many as 13 companies as research
samples. The data analysis method used is descriptive
analysis, multiple linear regression and then expanded
using path analysis.
Based on the results of the study, it is stated that the
price earnings ratio, dividend payout ratio and debt to
equity ratio have an effect on return on equity. The
variable return on equity has an effect on price to book
value, then the price earnings ratio, dividend payout ratio,
debt to equity ratio has no effect on price to book value
and the variable price earnings ratio, dividend payout
ratio, debt to equity ratio, return on equity simultaneously
affect the price to book value

Keywords: investment decisions, dividend policy, capital


structure, profitability, firm value

iiiiv
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah


SWT atas segala nikmat karunia dan rahmat-Nya, yang
telah memberikan segala kekuatan, kelancaran, serta
kemudahan sehingga peneliti dapat menyelesaikan
ususulan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh
Keputusan Investasi, Kebijakan Dividen dan Struktur
Modal Terhadap Nilai Perusahaan Dengan
Profitabilitas Sebagai Variabel Intervening Pada
Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2015-
2019”. Sholawat serta salam semoga dapat tercurahkan
kepada junjunan Nabi kita, Nabi Muhammad SAW,
beserta sahabatnya dan kepada seluruh umat manusia yang
setia terhadap ajarannya hingga akhir zaman.
Usulan penelitian ini dilakukan sebagai salah satu
syarat dalam menyelesaikan Tugas Akhir Pada Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Jenderal Achmad Yani. Dalam melakukan penyusunan
ini, peneliti sangat menyadari masih terdapat banyak
kekurangan ataupun kesalahan mengingat adanya
keterbatasan peneliti dari segi pengetahuan, pengalaman,
dan pengetahuan yang dimiliki, oleh sebab itu peneliti
berharap pembaca dapat memberikan kritik dan saran
yang sifatnya membangun demi perbaikan penelitian
dimasa yang akan datang.
Pada kesempatan ini, peneliti ingin menyampaikan rasa
berterimakasih sedalam-dalamnya kepada semua pihak
yang telah memberikan dukungan, motivasi dan bantuan
sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan usulan

vi
penelitian ini, terutama kepada:
1. Ibu Neni Maryani, SE., Msi.,Ak.CA selaku
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Jenderal Achmad Yani serta
merangkap sebagai Wakil Dekan II Universitas
Jenderal Achmad Yani.
2. Ibu Dr. V. Santi Paramita, SE., Msi selaku
Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Jenderal Achmad Yani.
3. Bapak Dr. M. Vrans Romi, MM.,CHRA selaku
Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Jenderal Achmad Yani.
4. Ibu Tania Adialita, SE., MBA selaku Wakil
Dekan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Jenderal Achmad Yani.
5. Bapak Yunyun, SE.,MSM.,ASCA.,CHRA
selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universita Jenderal
Achmad Yani.
6. Bapak Faisal Sigarlaki, SE., M.S.M selaku
Sekertaris Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal
Achmad Yani.
7. Bapak Yadi Ernawadi, SE.,MSc selaku Dosen
Wali Manajemen A 2017 Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Jenderal Achmad Yani.
8. Ibu Dr. Ferikawita Magdalena Sembiring, SE.,
Msi selaku Dosen Pembimbing yang selalu
memberikan informasi, bantuan, dukungan,
arahan, motivasi dan selalu meluangkan
waktunya serta pikirannya untuk bersedia
ii
vi
9. membimbing peneliti dalam menyelesaikan
usulan penelitian nya, ucapan terimakasih
sebanyak-banyaknya.
10. Ibu Euis Eti Sumiyati, SE., Msi selaku Dosen
pembimbing Statistik yang selalu memberikan
arahan serta dukungannya dan meluangkan
waktunya untuk bersedia membimbing peneliti
dalam meyelesaikan penelitiannya.
11. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Jenderal Achmad Yani yang telah banyak sekali
memberikan ilmu serta pengetahuannya untuk
menunjang penulisan dalam penelitian ini
12. Kepada seluruh Bapak dan Ibu Bagian urusan
dalam jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
dan Bisnis yang telah membantu proses
administrasi dan lainnya.
13. Bapak dan Ibu petugas kebersihan dan
perpustakaan yang telah membantu peneliti
dalam proses belajar dan studi pustaka.

Selain itu, penulis juga ingin mengucapkan terimakasih


yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua Orang Tua tercinta saya Bapak Adang
Rahmat dan Ibu Nuraeni yang selalu
memberikan doa dan dukungan yang tiada
hentinya serta memberikan motivasi kepada
peneliti, yang selalu bersedia mendengarkan
keluh dan kesah peneliti serta memberikan
perhatian baik dari segi dukungan moril,
spiritual dan materil sehingga peneliti dapat
menyelesaikan usulan penelitian ini dengan
iii
vii
baik.
2. Rani Supinah, Kakak perempuan saya yang
selalu memberikan doa dan dukungan serta
perhatian sehingga peneliti dapat
menyelesaikan penelitian ini.
3. Untuk yang spesial Yudi Guntara terimakasih
atas motivasi dan semangat yang selalu
diberikan sehingga peneliti dapat
menyelesaikan penelitian ini dengan baik
4. Fitri Aisyatturohmah dan Nindika Prameswari
yang selalu memberikan bantuan, informasi,
motivasi dan semangat kepada peneliti
sehingga peneliti dapat menyelesaikan
penelitian ini.
5. Sonia gustiani dan Solihatun nisa yang
memberikan semangat dan dukungan kepada
peneliti.
6. Teman dekat di SMKN 11 Bandung Rosi
Oktavia, Kassa Leanike, Fitri Aisyatturohmah,
Resha, Sandra, Indah Noviyanti, Neneng dan
Anak PK SMKN 11 Bandung untuk
pengalaman dan pengetahuan yang telah
diberikan.
7. Teman-teman grup kelas Santai Sejenak yang
telah memberikan informasi, pengetahuan dan
memberikan semangat satu sama lain dalam
melakukan penyusunan penelitian ini.
8. Teman-teman kelas Manajemen A 2017 yang

ivviii
saling menyemangati satu sama lain, motivasi
dan dukungan yang tiada hentinya serta
pengalaman dan pengetahuan yang telah
diberikan.
9. Seluruh pihak yang terlibat secara langsung
maupun tidak langsung, saya ucapkan
terimakasih banyak atas bantuannya sehingga
peneliti dapat menyelesaikan usulan penelitian
ini dengan baik.

Akhir kata, semoga Allah SWT selalu memberikan


rahmat dan balasan yang berlimpah atas bantuan serta
pengorbanan yang telah diberikan kepada peneliti. Peneliti
berharap semoga usulan penelitian ini dapat memberikan
manfaat dengan segala keterbatasannya baik bagi peneliti
dan khusunya pembaca pada umumnya.

Cimahi, Juli 2021

Aisyah Nur Putri

v
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ........................................... ii
ABSTRAK ..................................................................... iii
ABSTRACT .....................................................................iv
KATA PENGANTAR ................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................. x
DAFTAR TABEL ....................................................... xix
DAFTAR GAMBAR ................................................. xxii
DAFTAR LAMPIRAN............................................. xxiii
BAB I PENDAHULUAN .............................................. 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ..................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................ 22
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ........................... 24
1.4 Manfaat Penelitian .............................................. 27
1.5 Kerangka Pemikiran ........................................... 28
1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian .............................. 53
1.6.1 Lokasi Penelitian ......................................... 53
1.6.2 Waktu Penelitian ......................................... 53
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................. 55
2.1 Manajemen Keuangan ........................................ 55
2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan............... 55
vi
x
2.1.2 Tujuan Manajemen Keuangan .................... 56
2.1.3 Fungsi Manajemen Keuangan ..................... 57
2.1.4 Sumber dan Penggunaan Data .................... 59
2.2 Pasar Modal ........................................................ 60
2.2.1 Pengertian Pasar Modal............................... 60
2.2.2 Fungsi Pasar Modal ..................................... 61
2.2.3 Jenis-jenis Pasar Modal ............................... 64
2.2.4 Instrumen Pasar Modal ............................... 65
2.2.5 Pelaku Pasar Modal ..................................... 66
2.3 Saham.................................................................. 67
2.3.1 Pengertian Saham ........................................ 67
2.3.2 Jenis-jenis Saham ........................................ 68
2.4 Analisis Fundamental ......................................... 69
2.4.1 Pengertian Analisis Fundamental................ 69
2.5 Laporan Keuangan .............................................. 70
2.5.1 Pengertian Laporan Keuangan .................... 70
2.5.2 Tujuan Laporan Keuangan .......................... 71
2.5.3 Jenis-jenis Laporan Keuangan .................... 72
2.5.4 Manfaat Laporan Keuangan ....................... 73
2.6 Analisis Rasio Keuangan .................................... 74
2.6.1 Pengertian Rasio Keuangan ........................ 74
2.6.2 Manfaat Analisis Rasio Keuangan .............. 75

vii
xi
2.6.3 Jenis-jenis Rasio Keuangan ......................... 76
2.7 Rasio Penilaian ................................................... 80
2.7.1 Pengertian Rasio Penilaian.......................... 80
2.7.2 Price Earning Ratio .................................... 81
2.8 Kebijakan Dividen .............................................. 81
2.8.1 Pengertian Kebijakan Dividen .................... 81
2.8.2 Dividend Payout Ratio ................................ 82
2.9 Rasio Solvabilitas ............................................... 83
2.9.1 Pengertian Rasio Solvabilitas ...................... 83
2.9.2 Debt to Equity Ratio .................................... 84
2.10 Rasio Profitabilitas ............................................ 84
2.10.1 Pengertian Rasio Profitabilitas .................. 84
2.10.2 Return On Equity....................................... 85
2.11 Nilai Perusahaan ............................................... 86
2.11.1 Pengertian Nilai Perusahaan ..................... 86
2.11.2 Penentuan Nilai Perusahaan ...................... 87
2.11.3 Price To Book Value ................................. 88
2.12 Penelitian Terdahulu ......................................... 89
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN .... 92
3.1 Objek Penelitian.................................................. 92
3.2 Metode Penelitian ............................................... 93

xxii
3.3 Operasionalisasi Variabel .................................. 94
3.4 Populasi dan Sampel ......................................... 100
3.5 Jenis dan Sumber Data ...................................... 103
3.6 Teknik Pengumpulan Data................................ 105
3.7 Teknik Pengolahan Data ................................... 105
3.8 Teknik Analisis Data ........................................ 107
3.8.1 Uji Asumsi Klasik ..................................... 114
3.8.2 Uji Normalitas ........................................... 115
3.8.3 Uji Multikolinearitas ................................. 116
3.8.4 Uji Heteroskedastisitas .............................. 117
3.8.5 Uji Autokorelasi ........................................ 118
3.9 Koefisien Determinasi ...................................... 120
3.10 Pengujian Hipotesis ........................................ 122
3.10.1 Uji T ........................................................ 122
3.10.2 Uji F ........................................................ 124
3.11 Pengujian Kesesuaian Model .......................... 125
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................... 128
4.1 Hasil Penelitian ................................................. 128
4.1.1 Kondisi Keputusan Investasi (PER) pada
Perusahaan Makanan dan Minuman yang
Terdaftar di BEI Tahun 2015-2019 .......... 128

ix
xiii
4.1.2 Kondisi Kebijakan Dividen (DPR) pada
Perusahaan Makanan dan Minuman yang
Terdaftar di BEI Tahun 2015-2019 .......... 130
4.1.3 Kondisi Struktur Modal (DER) pada
Perusahaan Makanan dan Minuman yang
Terdaftar Di BEI Tahun 2015-2019 ......... 132
4.1.4 Kondisi Profitabilitas (ROE) pada Perusahaan
Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI
Tahun 2015-2019 ...................................... 134
4.1.5 Kondisi Nilai Perusahaan (PBV) pada
Perusahaan Makanan dan Minuman yang
Terdaftar di BEI Tahun 2015-2019 .......... 136
4.2 Hasil Pengujian ................................................. 138
4.2.1 Hasil Uji Asumsi Klasik............................ 138
4.2.1.1 Uji Normalitas ................................... 139
4.2.1.2 Hasil Uji Normalitas.......................... 139
4.2.1.3 Uji Multikolinearitas ......................... 141
4.2.1.4 Uji Heteroskedastisitas ...................... 142
4.2.1.5 Uji Autokorelasi ................................ 144
4.2.1.6 Hasil Estimasi Regresi Linear Berganda
..................................................................................... 145

xiv
x
4.2.2 Hasil Analisis Jalur ................................... 147
4.2.3 Pengujian Kesesuaian Model .................... 156
4.3 Pembahasan ...................................................... 158
4.3.1 Pengaruh Price Earning Ratio Terhadap
Return on Equity pada Perusahaan Makanan
dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2015-2019....................... 158
4.3.2 Pengaruh Dividend Payout Ratio Terhadap
Return on Equity pada Perusahaan Makanan
dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2015-2019....................... 160
4.3.3 Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap
Return on Equity pada Perusahaan Makanan
dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2015-2019....................... 161
4.3.4 Pengaruh Price Earning Ratio, Dividend
Payout Ratio dan Debt to Equity Ratio Secara
Simultan Terhadap Return on Equity pada
Perusahaan Makanan dan Minuman yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-
2019 .......................................................... 162

xv
xi
4.3.5 Pengaruh Return on Equity Terhadap Price to
Book Value pada Perusahaan Makanan dan
Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2015-2019....................... 164
4.3.6 Pengaruh Price Earning Ratio Terhadap Price
to Book Value pada Perusahaan Makanan dan
Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2015-2019....................... 165
4.3.7 Pengaruh Dividend Payout Ratio Terhadap
Price to Book Value pada Perusahaan
Makanan dan Minuman yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019.... 166
4.3.8 Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Price
to Book Value pada Perusahaan Makanan dan
Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2015-2019....................... 167
4.3.9 Pengaruh Price Earning Ratio, Dividend
Payout Ratio, Debt to Equity Ratio dan Return
on Equity Secara Simultan Terhadap Price to
Book Value pada Perusahaan Makanan dan
Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2015-2019....................... 168

xi
xvi
4.3.10 Pengaruh Price Earning Ratio Terhadap
Price to Book Value melalui Return on
Equity pada Perusahaan Makanan dan
Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2015-2019 .................... 170
4.3.11 Pengaruh Dividend Payout Ratio Terhadap
Price to Book Value melalui Return On
Equity pada Perusahaan Makanan dan
Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2015-2019 .................... 172
4.3.12 Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap
Price to Book Value melalui Return on
Equity pada Perusahaan Makanan dan
Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2015-2019 .................... 173
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..................... 175
5.1 Kesimpulan ....................................................... 175
5.2 Saran ................................................................. 181
5.2.1 Bagi Peneliti Selanjutnya .......................... 181
5.2.2 Bagi Perusahaan ........................................ 182
5.2.3 Bagi Investor ............................................. 183

xvii
x
DAFTAR PUSTAKA .................................................. 188
LAMPIRAN

xviii
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ...................................... 90
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu Lanjutan ...................... 91
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu Lanjutan ...................... 92
Tabel 3.1 Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang
Menjadi Sampel Penelitian ......................... 97
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel .............................. 98
Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Lanjutan ............... 99
Tabel 3.4 Operasionalisasi Variabel Lanjutan ............. 102
Tabel 3.5 Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian
..................................................................................... 129
Tabel 4.1 Kondisi Keputusan Investasi (PER) Pada
Perusahaan Makanan dan Minuman Yang
Terdaftar Di BEI Tahun 2015-2019 ......... 130
Tabel 4.2 Kondisi Kebijakan Dividen (DPR) Pada
Perusahaan Makanan dan Minuman Yang
Terdaftar Di BEI Tahun 2015-2019 ......... 133
Tabel 4.3 Kondisi Struktur Modal (DER) Pada Perusahaan
Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di BEI
Tahun 2015-2019 ........................................ 135
Tabel 4.4 Kondisi Profitabilitas (ROE) Pada Perusahaan
Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di BEI
Tahun 2015-2019 ........................................ 137
xiv
xix
Tabel 4.5 Kondisi Nilai Perusahaan (PBV) Pada
Perusahaan Makanan dan Minuman Yang
Terdaftar Di BEI Tahun 2015-2019 ....... 139
Tabel 4.6 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Persamaan I
..................................................................................... 139
Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Persamaan II
..................................................................................... 141
Tabel 4.8 Ringkasann Hasil Uji Multikolinearitas ...... 143
Tabel 4.9 Ringkasan Hasil Uji Heteroskedastisitas
Persamaan I ............................................ 143
Tabel 4.10 Ringkasan Hasil Uji Heteroskedastisitas
Persamaan II ........................................... 144
Tabel 4.11 Ringkasan Hasil Autokorelasi Persamaan I
..................................................................................... 145
Tabel 4.12 Ringkasan Hasil Autokorelasi Persamaan II
..................................................................................... 146
Tabel 4.13 Hasil Estimasi Regresi Linear Berganda Untuk
Model Persamaan I ................................... 147
Tabel 4.14 Hasil Estimasi Regresi Linear Berganda Untuk
Model Persamaan II .................................. 147
Tabel 4.15 Diagram Jalur Model Persamaan II (Nilai
Probability Dibagi 2) Variabel Endogen:
Price To Book Value .............................. 150

xvii
xx
Tabel 4.16 Ringkasan Hasil Koefisien Jalur Pengaruh
Langsung dan Tidak Langsung, Pengaruh
Total dan Pengaruh Bersama PER, DPR,
DER dan ROE Terhadap PBV ............... 151

xvii
xxi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Rata-rata Price to Book Value Perusahaan
Makanan dan Minuman dari tahun 2015-2019
...................................................................... 4
Gambar1.2 Grafik PDB dan Pertumbuhan Industri
Manufaktur Dari Tahun 2015-2019 .............. 8
Gambar1.3 Grafik PDB dan Pertumbuhan Industri
Manufaktur Dari Tahun 2015-2019 .............. 9
Gambar1.4 Grafik Rata-rata Rasio Keuangan Pada
Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun
2015-2019 ................................................... 13
Gambar1.5 Rata-rata Rasio Keuangan Pada Perusahaan
Makanan dan Minuman Tahun 2015-2019. 14
Gambar 1.6 Skema Kerangka Pemikiran ......................... 51
Gambar 1.7 Paradigma Penelitian.................................... 51
Gambar 3.1 Model Diagram Jalur Struktur 1 ................ 112
Gambar 3.2 Model Diagram Jalur Struktur 2 ................ 123
Gambar 4.1 Hasil Diagram Jalur Model Persamaan I ... 149
Gambar 4.2 Hasil Diagram Jalur Model Persamaan II .. 151
Gambar 4.3 Diagram Jalur Price Earning Ratio, Dividend
Payout Ratio, Debt to Equity Ratio dan Return
on Equity Terhadap Price to Book Value . 155

xviii
xxii
LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Tabulasi Populasi dan Sampel
Lampiran 2 Hasil Olah Data
Lampiran 3 Daftar Riwayat Hidup

xix
xxiii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Dalam era globalisasi saat ini pertumbuhan ekonomi
semakin berkembang, semakin banyak perusahaan yang
tumbuh serta berkembang di indonesia memberikan
pengaruh positif terhadap perkembangan perekonomian di
indonesia. Tujuan utama dari perusahaan adalah
memperoleh keuntungan yang maksimal, dengan laba
yang dihasilkan oleh perusahaan dapat membiayai segala
kegiatan operasional dalam menjalankan perusahaan,
berkaitan dengan profitabilitas yaitu bagaimana
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
Menurut Sutrisno (2012:222) Profitabilitas merupakan
hasil dari kebijaksanaan yang diambil oleh manajemen,
rasio keuntungan yang digunakan sebagai alat ukur
seberapa besar tingkat keuntungan yang dapat diperoleh
oleh perusahaan. Jika perusahaan mempunyai kemampuan
yang tinggi dalam menghasilkan laba yang dimilikinya
cenderung mempunyai kas yang besar. Profitabilitas

1
2

dalam penelitian ini diukur dengan return on equity


(ROE). Menurut Van Horne dan Wachowicz (2010:361)
return on equity menggambarkan tingkat pendapatan yang
diperoleh oleh pemegang saham atas investasi yang
dilakukan dan rasio ini juga dapat digunakan untuk
membandingkan dua perusahaan atau lebih dalam satu
industri. Menurut Wetson dan Copeland (1997) dalam
Sondakh, dkk (2019) menyimpulkan bahwa dengan
adanya return on equity yang semakin tinggi menunjukan
bahwa bahwa kinerja perusahaan akan semakin efisien,
dengan adanya peningkatan rasio ini maka nilai
perusahaan akan semakin meningkat karena terdapat
kepercayaan investor terhadap perusahaan serta semakin
tinggi usaha yang dilakukan oleh perusahaan dalam
memperoleh laba maka semakin besar return yang di
dapatkan oleh investor yang dapat meningkatkan nilai
perusahaan.
Nilai perusahaan merupakan konsep penting pada
perusahaan terutama bagi investor karena merupakan
indikator pasar untuk menilai perusahaan tersebut.
investor dapat menilai perusahaan dengan melihat harga
3

saham perusahaan. Menurut Harmono (2016:233) nilai


perusahaan merupakan suatu kinerja perusahaan yang
dapat ditunjukan oleh harga saham yang membentuk
permintaan dan penawaran di pasar modal yang dapat
mencerminkan penilaian masyarakat terhadap kinerja
keuangan suatu perusahaan.
Dalam penelitian ini menggunakan price to book value
(PBV) yang digunakan sebagai proksi dalam menilai
perusahaan. PBV menggambarkan seberapa besar pasar
dalam menaksir nilai buku saham sebuah perusahaan dan
menunjukan seberapa besar perusahaan dalam
menghasilkan nilai perusahaan relatif dengan berapa
jumlah modal yang diinvestasikan. Selain itu PBV banyak
juga digunakan oleh investor dalam pengambilan
keputusan berinvestasi. Menurut Sutrisno (2017:214) jika
rasio price to book value tinggi, maka hal tersebut
menunjukan bahwa perusahaan berhasil dalam
menciptakan suatu nilai untuk investor dan perusahaan
akan semakin dipercaya, maka hal tersebut dapat
memberikan dampak terhadap nilai perusahaan yang
tinggi pula, dapat dilihat pada gambar di bawah ini
4

merupakan kondisi perkembangan price to book value


pada perusahaan sektor makanan dan minuman periode
2015-2019 yang terdaftar di bursa efek indonesia

PBV (X)
5,6
5,4
5,2
5
4,8
4,6
4,4
1 2 3 4 5

Gambar 1.1
Rata-rata Price To Book Value
Perusahaan Makanan dan Minuman
dari tahun 2015-2019
Sumber: www.idx.com (Data diolah kembali tahun
2020)
Dapat dilihat pada gambar 1.1 bahwa price to book
value mengalami kenaikan dan penurunan untuk setiap
tahunnya. Pada tahun 2015 PBV berada pada angka 4.84,
untuk tahun 2016 PBV mengalami sedikit kenaikan yang
berada pada angka 4.88 lalu kenaikan yang signifikan
terjadi pada tahun 2017 dimana PBV berada pada angka
5.37, meskipun pada tahun 2018 PBV mengalami sedikit
5

penurunan yang berada pada angka 5.19 tetapi untuk tahun


2019 PBV mengalami kenaikan sebesar 5.28.
Pada penelitian ini mengambil subsektor makanan dan
minuman pada periode 2015-2019. Pada subsektor
makanan dan minuman di tahun 2015, menurut Adhi
Lukman yang merupakan ketua umum dari gabungan
pengusaha makanan dan minuman Indonesia mengatakan
bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat menghambat
industri ini seperti penurunan subsidi bahan bakar,
melemahnya daya beli masyrakat serta nilai tukar rupiah
yang lemah. Karena kondisi yang kurang kondusif ini,
Lukman memprediksi bahwa pertumbuhan omset pada
tahun 2015 akan terbatas menjadi sekitar 6% (y/y), yang
mana hal ini turun dari dugaan awal pertumbuhan sebesar
8% (y/y). Bahkan, Lukman menyatakan bahwa bila
kondisi lebih memburuk maka prediksi pertumbuhan yang
baru ini harus direvisi lagi. Berdasarkan kurs referensi
Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), rupiah telah
melemah 6,92 persen secara year to date (Ytd) dari level
12.474 per dolar AS pada 2 Januari 2015 menjadi 13.338
per dolar AS pada Jumat 26 Juni 2015. Sepanjang Juni
6

2015, rupiah berada di kisaran 13.200 per dolar AS hingga


13.300 per dolar AS. (Liputan6.com).
Meskipun Rupiah melemah pada tahun 2015 tetapi
pada tahun 2016 industri makanan dan minuman dapat
menunjukan kinerja positif dengan tumbuh mencapai 9,82
persen atau sebesar Rp192,69 triliun. Pertumbuhan
industri ini didorong karena kecenderungan masyarakat
kelas menengah ke atas yang mengutamakan konsumsi
produk-produk makanan dan minuman yang higienis dan
alami (Kemenperin.go.id). Tetapi pada tahun 2017
industri makanan minuman mengalami penurunan pada
triwulan ke II 7,19 % dibandingkan dengan triwulan I
8,15% (finance.detik.com). Selain itu menurut Menteri
Perindustrian Airlangga Hartanto, Industri makanan dan
minuman mampu menunjukkan kinerja yang
membanggakan, dengan pertumbuhan sebesar 10,19%
pada periode Januari-September 2018, Capaian ini jauh di
atas pertumbuhan industri nasional yang mencapai 5,17%
di periode yang sama. Berdasarkan data Badan Pusat
Statistik (BPS), industri pengolahan merupakan sumber
pertumbuhan tertinggi pada perekonomian nasional di
7

triwulan II-2019 sebesar 0,74%. Di sektor industri


makanan dan minuman, Indonesia memiliki potensi
pertumbuhan signfikan karena didukung sumber daya
alam melimpah dan permintaan domestik yang besar. Oleh
karenanya, sejumlah produsen masih percaya diri dan
optimistis untuk meningkatkan investasi dan berekspansi
guna memenuhi permintaan pasar, baik di domestik
maupun ekspor, selain itu karena supaya terlihat
perbandingan dan bagaimana perkembangan dari tahun ke
tahun serta dapat memberikan informasi terbaru.
Alasan peneliti memilih sektor makanan dan minuman
karena pada sektor ini didasarkan atas pertimbangan
bahwa produksi makanan dan minuman semakin
mengalami perkembangan yang pesat dan kebutuhan
masyarakat akan konsumsi dari tahun ke tahun juga
meningkat, untuk saham makanan dan minuman itu
sendiri merupakan saham yang paling tahan terhadap
krisis ekonomi dan moneter dibandingkan dengan sektor
lainnya, karena dalam kondisi kritis maupun tidak
makanan dan minuman tetap dibutuhkan oleh masyarakat
karena sudah menjadi kebutuhan pokoknya. Di bawah ini
8

merupakan grafik produk domestik bruto (PDB) dan


grafik pertumbuhan indutsri manufaktur yang dapat kita
lihat untuk PDB tahun 2015 sampai dengan tahun 2019
yang akan dibandingkan dengan industri makanan dan
minuman dengan industri lainnya, dapat dilihat sebagai
berikut:
40

20

0
2015 2016 2017 2018 2019

Industri Makanan dan Minuman


Industri Tekstil
Industri Elektronik
Industri Bahan Kimia
Industri Kendaraan

Gambar 1.2 Grafik PDB dan Pertumbuhan Industri


Manufaktur Tahun 2015-2019
Sumber: www.Kemenperin.go.id (Data Diolah
Kembali Tahun 2020)
Dibawah ini merupakan penjelasan angka yang
terdapat dalam grafik diatas mengenai PDB dan
Pertumbuhan industri manufaktur adalah sebagai berikut:
9

SEKTOR
THN
IMM IT IE IBK IK
2015 30,84 6,64 21,82 21,82 6,26
2016 32,8 6,35 21,52 21,52 6,16
2017 34,3 6,19 21,16 21,16 5,92
2018 35,46 6,45 20,74 20,74 5,8
2019 36,23 7,37 20,05 5,17 5,17
Gambar 1.3 Grafik PDB dan Pertumbuhan Industri
Manufaktur Tahun 2015-2019
Sumber: www.Kemenperin.go.id (Data Diolah
Kembali Tahun 2020)
Dapat dilihat untuk gambar 1.2 diatas bagaimana
perbandingan sektor makanan dan minuman dengan
sektor lainnya, untuk industri makanan dan minuman
periode 2015 sampai 2019 setiap tahunnya mengalami
peningkatan yang mana pada tahun 2015 berada pada
angka 30.84% naik setiap tahunnya sehingga pada tahun
2019 berada pada angka 36.23%. Untuk sektor industri
tekstil pada periode 2015-2019 terjadi kenaikan dan
penurunan untuk tahun 2015 berada pada angka 6.64%
selanjutnya terjadi penurunan sampai tahun 2017, tetapi
untuk tahun 2018 dan 2019 mengalami kenaikan yang
berada pada angka 7.37%. Industri elektronik dan Industri
bahan kimia memiliki angka persen yang sama untuk
tahun 2015 sampai dengan 2018 yang berada pada angka
10

diatas 20%, tetapi berbeda dengan indsutri bahan kimia


pada tahun 2019 mengalami penurunan yang signifikan
yaitu berada pada angka 5.17%. Industri kendaraan untuk
periode 2015 sampai dengan 2019 mengalami penurunan
untuk setiap tahunnya, pada 2015 berada pada angka
6.26% terjadi penurunan setiap tahunnya sehingga pada
tahun 2019 berada pada angka 5.17%.
Dengan mengetahui bagaimana pertumbuhan PDB dan
pertumbuhan industri dapat menciptakan keputusan
investasi yang tepat untuk para investor, selain itu dapat
mengetahui bagaimana kinerja yang baik perusahaan
tersebut sehingga dapat menghasilkan sinyal positif bagi
investor yang membuat nilai perusahaan menjadi
meningkat. Keputusan berinvestasi dapat diukur dengan
price earning ratio (PER) Dengan mengetahui besaran
PER tersebut, calon investor dapat mengetahui apakah
harga saham termasuk wajar atau tidak berdasarkan
kondisi saat ini bukan pada perkiraan dimasa yang akan
datang, jika semakin tinggi PER maka semakin besar
kepercayaan investor terhadap prospek perusahaan dimasa
11

depan yang berpengaruh juga terhadap bagaimana nilai


sebuah perusahaan.
Selain keputusan invetsasi, kebijakan dividen
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
nilai perusahaan. Kebijakan dividen juga mampu
mempengaruhi nilai perusahaan karena dapat juga
tercermin dari kemampuan perusahaan membayar dividen
kepada para pemegang sahamnya (Puspitaningtyas, 2017).
Keputusan pendanaan yang menyangkut apakah laba yang
dihasilkan akan dibagikan kepada investor atau sebagai
laba ditahan untuk diinvestasikan kembali oleh
perusahaan, jumlah laba yang dibagikan tergantung
kebijakan masing-masing perusahaan. Kebanyakan
investor lebih tertarik pembayaran dividen secara tunai
karena dapat mengurangi risiko ketidakpastian jumlah
pengembalian atas kepemilikan suatu saham, tetapi
berbanding terbalik dengan perusahaan yang lebih tertarik
sebagai laba ditahan yang mana laba tersebut digunakan
untuk memperbesar dan mengembangkan perusahaan.
Jika perusahaan memiliki rasio pembayaran yang stabil
seperti apabila dividen yang dibayarkan tinggi maka harga
12

saham cenderung meningkat sehingga berpengaruh


terhadap nilai perusahaan yang cenderung akan
meningkat, tetapi sebalik nya jika pembayaran dividen
yang dilakukan tidak stabil maka harga saham perusahaan
akan menurun (Rialdy, 2018). Rasio kebijakan dividen
dalam penelitian ini menggunakan dividend payout ratio
(DPR) didapatkan dari jumlah dividen per lembar saham
dibagi earning per lembar saham.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan
adalah struktur modal, dalam menentukan struktur modal
perusahaan harus mempertimbangkan liabilitas jangka
panjang dengan modal sendiri karena akan berpengaruh
terhadap nilai perusahaan (Dahar dkk, 2019). Semakin
tingginya modal suatu perusahaan yang berasal dari modal
sendiri, baik investor maupun pemilik mengindikasikan
rendahnya hutang yang dimiliki, sehingga biasanya akan
menghasilkan insentif yang lebih besar kepada
pemiliknya, yang akhirnya dapat mendorong tingginya
pembagian hasil investasi, yang mana pada ujungnya
dapat meningkatkan nilai perusahaan dari naiknya harga
saham. Struktur modal dapat diukur menggunakan rasio
13

debt equity ratio (DER) didapatkan dari perbandingan


antara total hutang dengan total modal atau ekuitas.
Dari beberapa rasio yang digunakan dalam penelitian
ini, berikut merupakan grafik dari rata-rata rasio yang
digunakan pada perusahaan makanan dan minuman pada
periode 2015 sampai dengan periode 2019.
300
250
200
150
100
50
0
2015 2016 2017 2018 2019

PER (X) DPR (%) DER (%)


PBV (X) ROE (%)

Gambar 1.4 Rata-rata Rasio Keuangan pada


Perusaaan Makanan dan Minuman
Tahun 2015-2019
Sumber: www.idx.com (Data diolah kembali
tahun 2020
Di bawah ini merupakan rata-rata dari rasio
keuangan adalah sebagai berikut :
14

2015 2016 2017 2018 2019


PER (X) 129.86 117.66 15.24 75.12 14.29
DPR (%) 20.36 16.63 25.22 25.19 20.18
DER (%) 92.11 81.4 84.3 65.98 95.83
PBV (X) 4.84 4.88 5.37 5.19 5.28
ROE (%) 20.11 15.44 15.33 4.45 8.27
Gambar 1.5 Rata-rata Rasio Keuangan pada
Perusahaan Makanan dan
Minuman Tahun 2015-2019
Sumber: www.idx.com (Data diolah kembali
tahun 2020)
Pada gambar diatas dapat diketahui bahwa nilai
perusahaan dalam penelitian ini di proksikan dengan PBV
dari tahun 2015-2019 dengan angka yang menunjukan
fluktuasi pada setiap tahunnya. Dari tahun 2015-2017
mengalami kenaikan yang berada pada angka 4.84, 4.88,
dan 5.37 namun untuk tahun 2018 mengalami sedikit
penurunan yang berada pada angka 5.19 dan ditahun 2019
rata-rata PBV mengalami sedikit kenaikan dengan angka
5.28.
Keputusan investasi merupakan salah satu faktor yang
penting didalam fungsi keuangan perusahaan selain itu
keputusan investasi menyangkut hal mengeluarkan dana
disaat sekarang dan memperoleh keuntungan yang lebih
15

besar dimasa mendatang. Semakin tinggi nilai keputusan


investasi dapat menunjukan nilai saham yang tinggi pula
yang mana harga saham tersebut akan diminati oleh
investor sehingga berdampak pada kenaikan harga saham,
kenaikan harga saham tersebut berpengaruh pula terhadap
nilai perusahaan.
Fenomena yang dapat kita lihat pada tahun 2015-2019
terdapat pergerakan arah antara variabel keputusan
investasi (PER) dan nilai perusahaan (PBV) yang tidak
konsisten, terlihat pada tahun 2015 PBV berada pada
angka 4.84 dan PER berada pada angka 129.86,
selanjutnya dapat dilihat pada tahun 2016 PBV mengalami
kenaikan dari tahun sebelumnya sebesar 4.88 tetapi tidak
diikuti dengan nilai PER pada tahun 2016 yang mengalami
penurunan pada angka 117.66, kemudian pada tahun 2017
PBV mengalami kenaikan sebesar 5.37 namun rata-rata
PER mengalami penurunan sebesar 15.24. Pada tahun
2018 PBV mengalami penurunan sebesar 5.19 tetapi untuk
rata-rata PER mengalami kenaikan sebesar 75.12,
selanjutnya pada tahun 2019 PBV mengalami kenaikan
sebesar 5.28 namun untuk rata-rata PER mengalami
16

penurunan sebesar 14.29. Berdasarkan fenomena tersebut


mengindikasikan bahwa adanya gap atau perbedaan
hubungan yang terjadi antara keputusan investasi dengan
nilai perusahaan pada tahun 2016-2019. Pada fenomena
yang terjadi tahun 2016-2019 berlawanan dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh Rialdy (2018),
Nelwang dan Tulung (2018) memperoleh hasil bahwa
keputusan investasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan.
Kebijakan dividen merupakan keuntungan yang
dibagikan kepada pemegang saham, pembayaran dividen
yang lebih besar tidak selalu meningkatkan harga saham
perusahaan begitupun pembayaran dividen yang rendah
tidak selalu meningkatkan harga saham. Apapun
kebijakan dividen yang ditetapkan oleh perusahaan akan
tetap mempengaruhi nilai perusahaan. Hal ini bisa dilihat
pada fenomena tahun 2015 dimana PBV berada pada
angka 4.84 dan DPR berada pada angka 20.36 selanjutnya
pada tahun 2016 PBV mengalami kenaikan sebesar 4.88
sedangkan DPR mengalami penurunan 16.63. Pada tahun
2017 PBV mengalami kenaikan 5.37 dan diikuti oleh
17

kenaikan DPR sebesar 25.22, selanjutnya pada tahun 2018


PBV mengalami penurunan sebesar 5.19 diikuti dengan
DPR yang mengalami penurunan sebesar 25.19. Pada
tahun 2019 PBV mengalami kenaikan sebesar 5.28 tetapi
DPR mengalami penurunan sebesar 20.19. Maka dapat
dikatakan bahwa pada variabel PBV dan DPR mengalami
pergerakan yang berlawanan arah khususnya pada tahun
2016 dan 2019, penelitian tersebut berlawanan dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh Kumalasari dan
Riduwan (2018) memperoleh hasil bahwa variabel
kebijakan dividen yang diukur dengan dividend payout
ratio berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan yang tidak konsisten antara
kebijakan dividen dengan nilai perusahaan, sebaiknya
perlu dilakukan penelitian kembali mengenai hubungan
antara DPR dengan PBV.
Struktur modal berkaitan dengan pendanaan atas
kegiatan operasional yang terjadi didalam perusahaan,
dalam teori struktur modal dinyatakan bahwa nilai
perusahaan tidak terlepas dari kebijakan utang sedangkan
18

kebijakan utang erat kaitannya dengan struktur modal


maka para manajer keuangan harus memposisikan struktur
modal agar optimal yang berpengaruh langsung terhadap
nilai perusahaan, perusahaan dikatakan mempunyai
struktur modal yang optimal apabila struktur modal
tersebut mampu untuk meminimumkan biaya modal rata-
ratanya. Dalam penelitian ini struktur modal dihitung
menggunakan debt to equity ratio karena dapat
memberikan gambaran mengenai struktur modal yang
dimiliki perusahaan sehingga risiko tak terbayarkan suatu
hutang perusahaan dapat dihitung demi menghindari
kemungkinan buruk yang akan terjadi karena rasio ini
merupakan cerminan kemampuan perusahaan membiayai
aktivitasnya dengan pinjaman dana yang disediakan oleh
pemegang saham. Hal ini juga bisa dilihat pada fenomena
yang terjadi pada tahun 2015 dimana PBV berada pada
angka 4.84 dan DER berada pada angka 92.11, untuk
tahun 2016 PBV naik sebesar 4.88 tetapi untuk variabel
DER mengalami penuruan sebesar 81.44. Pada tahun 2017
PBV mengalami kenaikan kembali dengan angka 5.37 dan
diikuti oleh kenaikan DER sebesar 84.30, untuk tahun
19

2018 PBV dan DER mengalami penurunan yang berada


pada angka 5.19 dan 65.98. Pada tahun 2019 PBV dan
DER mengalami kenaikan sebesar 5.28 dan 95.83. Pada
tahun 2015 dan 2018 terjadi pergerakan yang tidak
konsisten hal ini didukung oleh penelitian Chasanah
(2018), Erawati dan Dewi (2019) yang menyatakan bahwa
struktur modal yang di proksikan oleh debt to equity ratio
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaaan, tetapi untuk fenomena yang terjadi tahun
2017 dan 2019 berlawanan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Sondakh, dkk (2019) dan Jayanti (2018)
yang menyatakan bahwa struktur modal tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan artinya besar kecilnya hutang
tidak selalu berpengaruh terhadap nilai perusahaan,
dengan adanya hubungan arah yang tidak konsisten maka
perlu dilakukan penelitian kembali mengenai hubungan
antara variabel DER dan PBV.
Perusahaan dengan mempunyai profitabilitas yang
tinggi dapat memperoleh laba yang tinggi pula, hal
semacam itu merupakan tanda positif bagi investor untuk
menginvestasikan uang mereka untuk mendapatkan
20

keuntungan atau pengembalian tertentu. Oleh sebab itu,


harga saham akan meningkat dan mempengaruhi harga
terhadap nilai buku. Hal tersebut tidak sejalan dengan
fenomena yang terjadi pada tahun 2016 dimana PBV
berada pada angka 4.88 tetapi untuk ROE mengalami
penurunan dengan angka sebesar 15.44, selanjutnya pada
tahun 2017 PBV mengalami kenaikan sebesar 5.37 tetapi
tidak diikuti dengan ROE yang mengalami penurunan
sebesar 15.33. Pada tahun 2018 PBV mengalami
penurunan sebesar 5.19 dan diikuti oleh ROE yang
mengalami penurunan juga sebesar 4.45, selanjutnya pada
tahun 2019 PBV mengalami kenaikan sebesar 5.28 diikuti
dengan ROE yang mengalami kenaikan sebesar 8.27.
Dengan demikian terdapat hubungan yang tidak konsisten
antara ROE dengan PBV sehingga bertentangan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Nurminda, dkk (2017),
Pertiwi (2017), dan Aisyah (2020) yang menyatakan
bahwa profitabilitas yang diproksikan oleh ROE
berpengaruh positif dan signifikan.
Temuan penelitian ini sesuai dengan teori signalling,
yang mana manajemen menarik para investor untuk
21

membeli sahamnya dengan cara menerbitkan laporan


keuangannya untuk menunjukan prospek perusahaan yang
baik. Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi dapat
juga menghasilkan laba yang tinggi, sehingga dapat
menarik investor untuk menanamkan uang mereka dengan
harapan memperoleh tingkat pengembalian keuntungan
yang besar.
Berdasarkan dari hasil penelitian terdapat fenomena
yang tidak konsisten dan penelitian-penelitian yang sudah
dilakukan terdahulu serta terdapat beberapa alasan di atas
maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “ANALISIS PENGARUH KEPUTUSAN
INVESTASI, KEBIJAKAN DIVIDEN DAN
STRUKTUR MODAL TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA
SUBSEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2015-2019”.
22

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dalam latar
belakang, maka masalah yang dapat diidentifikasi dalam
penelitian ini antara lain:

1. Bagaimana kondisi keputusan investasi (PER),


kebijakan dividen (DPR), struktur modal (DER),
profitabilitas (ROE) dan nilai perusahaan (PBV)
pada perusahaan makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-
2019?
2. Bagaimana pengaruh keputusan investasi (PER)
terhadap profitabilitas (ROE) pada perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2015-2019?
3. Bagaimana pengaruh kebijakan dividen (DPR)
terhadap profitabilitas (ROE) pada perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2015-2019?
4. Bagaimana pengaruh struktur modal (DER)
terhadap profitabilitas (ROE) pada perusahaan
23

makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa


Efek Indonesia tahun 2015-2019?
5. Bagaimana pengaruh keputusan investasi (PER),
kebijakan dividen (DPR) dan struktur modal
(DER) secara simultan terhadap profitabilitas
(ROE) pada perusahaan makanan dan minuman
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-
2019?
6. Bagaimana pengaruh profitabilitas (ROE)
terhadap nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2015-2019?
7. Bagaimana pengaruh keputusan investasi (PER)
terhadap nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2015-2019?
8. Bagaimana pengaruh kebijakan dividen (DPR)
terhadap nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2015-2019?
24

9. Bagaimana pengaruh struktur modal (DER)


terhadap nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2015-2019?
10. Bagaimana pengaruh keputusan investasi (PER),
kebijakan dividen (DPR), struktur modal (DER)
dan profitabilitas (ROE) secara simultan terhadap
nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan makanan
dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2015-2019?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian


Berdasarkan uraian identifikasi masalah di atas, maka
tujuan yang akan dicapai adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana


kondisi keputusan investasi (PER), kebijakan
dividen (DPR), struktur modal (DER),
profitabilitas (ROE) dan nilai perusahaan (PBV)
pada perusahaan makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-
2019?
25

2. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana


pengaruh keputusan investasi (PER) terhadap
profitabilitas (ROE) pada perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2015-2019?
3. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana
pengaruh kebijakan dividen (DPR) terhadap
profitabilitas (ROE) pada perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2015-2019?
4. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana
pengaruh struktur modal (DER) terhadap
profitabilitas (ROE) pada perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2015-2019?
5. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana
pengaruh keputusan investasi (PER), kebijakan
dividen (DPR) dan struktur modal (DER) terhadap
profitabilitas (ROE) pada perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2015-2019?
26

6. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana


pengaruh profitabilitas (ROE) terhadap nilai
perusahaan (PBV) pada perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2015-2019?
7. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana
pengaruh keputusan investasi (PER) terhadap nilai
perusahaan (PBV) pada perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2015-2019?
8. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana
pengaruh kebijakan dividen (DPR) terhadap nilai
perusahaan (PBV) pada perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2015-2019?
9. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana
pengaruh struktur modal (DER) terhadap nilai
perusahaan (PBV) pada perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2015-2019?
27

10. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana


pengaruh keputusan investasi (PER), kebijakan
dividen (DPR), struktur modal (DER) dan
profitabilitas (ROE) secara simultan terhadap nilai
perusahaan (PBV) pada perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2015-2019?

1.4 Manfaat Penelitian


Harapan peneliti dalam melakukan sebuah penelitian
yang dilakukan adalah dapat memberikan manfaat bagi
siapa saja yang membutuhkannya. Adapun manfaat dari
penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi
mahasiswa dan mahasiswi khususnya jurusan
manajemen untuk menambah wawasan dan
pengetahuan serta dapat digunakan sebagai
tinjauan pustaka untuk penelitian lebih lanjut
2. Bagi akademik
28

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi


bagi peneliti berikutnya sehingga diharapkan dapat
bermanfaat dan memberikan ilmu baru
3. Bagi investor
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi tambahan kepada pelaku bisnis atau
investor.

1.5 Kerangka Pemikiran


Suatu perusahaan dalam menjalankan aktivitas nya
memerlukan manajemen salah satunya adalah manajemen
keuangan. Manajemen keuangan adalah hal yang penting
dari tiga fungsi perusahaan, manajemen keuangan
mempunyai peranan penting mengenai hal pembiayaan
operasional perusahaan dalam mencapai tujuan
perusahaan dalam memperoleh keuntungan. Manajemen
keuangan merupakan aktivitas perusahaa secara efektif
dan efisien yang berhubungan dengan usaha untuk
mendapatkan dana perusahaan dengan biaya yang murah
serta bagaimana dalam pengelolaan alokasi dana
(Sutrisno, 2017:3)
29

Untuk mencapai tujuan perusahaan, maka perusahaan


harus menjalankan fungsi manajemen keuangan yang
terdiri dari tiga keputusan utama yaitu keputusan investasi,
keputusan pendanaan, dan keputusan dividen. Keputusan
investasi adalah bagaimana manajer keuangan harus
mengalokasikan dana ke dalam bentuk investasi yang
dapat memperoleh keuntungan perusahaan dimasa
mendatang. Sedangkan keputusan pendanaan atau sering
disebut dengan kebijakan struktur modal dimana dalam
hal ini manajer keuangan dituntut untuk
mempertimbangkan serta menganalisis kombinasi dari
berbagai sumber dana yang ekonomis bagi perusahaan
yang digunakan dalam membelanjai kebutuhan investasi
dan kegiatan usaha lainnya. Dan keputusan dividen
merupakan pembagian keuntungan yang dibagikan oleh
perusahaan kepada investor dengan mempertimbangkan
persentase laba yang diperoleh perusahaan (Sutrisno,
2012:5)
Dari ketiga keputusan diatas, keputusan investasi dapat
dikatakan paling penting karena berkaitan dengan dana
perusahaan yang diinvestasikan, memilih jenis invetasi,
30

dan risiko atas investasi yang dipilih hal tersebut


berpengaruh terhadap keberlangsungan jangka panjang
perusahaan. Dalam hal ini investor mengharapkan
keuntungan dari kegiatan investasi yang dilakukan. Aspek
utama dalam kebijakan manajemen keuangan adalah
investasi modal, karena investasi merupakan sebuah
alokasi modal yang realisasinya dapat memperoleh
keuntungan dimasa yang akan datang. Menurut Tandelilin
(2012:2)
“Investasi merupakan komitmen untuk menanamkan
sebuah modal pada saat ini dengan tujuan memeproleh
keuntungan dimasa yang akan datang, atau dengan kata
lain investas merupakan sebuah komitmen untuk
mengrobankan konsumsi sekarang dengan tujuan
memperoleh keuntungan besar dimasa yang akan
datang.”

Adapun pengertian investasi menurut Jogiyanto


(2013:5). “Investasi merupakan sebagai penundaan
konsumsi dimasa sekarang untuk dapat dimasukan ke
aktiva produktif selama periode waktu tertentu”. Dari
kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
investasi merupakan suatu komitmen mengenai hal
penundaan sejumlah dana dengan tujuan memperoleh
31

keuntungan di masa yang akan datang. Sarana dalam


kegiatan berinvestasi dalam pasar modal terdapat berbagai
instrumen keuangan jangka panjang seperti dalam bentuk
ekuitas, hutang, reksadana dan instrumen lainnya.
Menurut Jogiyanto (2016:29),
“Pasar modal adalah tempat dimana bertemunya antara
pembeli dan penjual dengan risiko untung dan rugi.
Pasar modal merupakan sarana untuk meningkatkan
kebutuhan jangka panjang dengan menjual saham atau
obligasi”.

Adaupun pengertian pasar modal menurut Tandelilin


(2010:26), “Pasar modal merupakan pertemuan antara
pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang
membutuhkan dana dengan memperjualkan sekuritas”.
Berdasarkan dari kedua definisi diatas maka dapat
disimpulalkan bahwa pasar modal merupakan sarana
tempat bertemunya pihak yang menjual dan membeli
saham.
Saham merupakan suatu lembar kertas yang
menyatakan surat bukti kepemilikan suatu perusahaan
atau penyertaan pada perusahaan yang berbentuk
perseroan terbatas (Sustrisno, 2012:310). Adapun menurut
32

Sutrisno (2017:94), “Saham merupakan surat bukti


kepemilikan perusahaan yang dapat memberikan
penghasilan yang tidak tetap”. Saham terbagi menjadi dua
macam yaitu saham preferen (preferred stock), dengan
mempunyai kriteria dividen dibayarkan walaupun
perusahaan dalam kondisi yang rugi, tidak adanya hak
suara, dan adanya hak didahulukan bila perusahaan
dilikuidasi. Sedangkan saham biasa (common stock)
dividen dibayarakan jika mendapatkan laba, memiliki hak
suara dan memiliki hak memperoleh bagian perusahaan
apabila perusahaan tersebut bankrut (Sutrisno, 2015:310).
Investor dapat melihat perkembangan dan pergerakan
saham perusahaan yang beredar atau terdafar di Bursa
Efek Indonesia (BEI), dimana Bursa Efek Indonesia
adalah lembaga resmi yang bertugas sebagai sarana
memperjualbelikan sekuritas di indonesia.
Kinerja keuangan perusahaan merupakan bentuk
analisis yang dapat dilihat sejauh mana perusahaan teah
melaksanakan kewajibannya sesuai aturan pelaksanaan
keuangan secara baik dan benar. Investor melakukan
analisis terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan
33

untuk menanamkan modalnya dengan analisis


fundamental. Menurut Sutrisno (2012:310).
“Analisis fundamental merupakan pendekatan analisis
harga saham yang menitik beratkan atas kinerja
perusahaan yang mengelurarkan saham dan analisis
ekonomi yang akan mempengaruhi masa depan
perusahaannya”.

Dilakukannya analisis fundamental para investor dapat


memilih perusahaan mana yang layak untuk dijadikan
sebagai alternatif investasi , serta menentukan apakah nilai
saham berada pada posisi overpriced atau underpriced
maka dari itu perusahaan dapat melihat dalam laporan
keuangan.
Disisi lain, laporan keuangan menunjukkan bagaimana
gambaran kondisi keuangan yang terjadi didalam
perusahaan. Laporan keuangan ini dapat berguna baik
pihak-pihak terkait dalam perusahaan ataupun luar
perusahaan.
Pengertian laporan keuangan menurut Standar
Akuntansi Keuangan PSAK No.1 (IAI, 2004:04)
menyatakan:
“Laporan keuangan merupakan laporan yang disusun
menurut prinsip yang terdapat dalam akuntansi yang
34

diterima secara umum tentang status keuangan dari


individu, asosiasi atau organisasi bisnis yang terdiri
dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan
ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan
keuangan.”

Adapun menurut Kasmir (2014:7) definisi dari laporan


keuangan ialah “Laporan keuangan adalah laporan yang
menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini
atau dalam periode tertentu.”
Berdasarkan uraian diatas, laporan keuangan dapat
disimpulkan yaitu suatu penyajian terstruktur dari posisi
dan kinerja keuangan yang berguna untuk sarana
komunikasi antara pihak yang mempunyai kepentingan.
Adapun tujuan dari laporan keuangan menurut Kasmir
(2014:11) ada beberapa tujuan dilakukannya penyusunan
laporan keuangan, yaitu:

1. Memberikan informasi jenis dan jumlah aktiva


yang dimiliki oleh perusahaan.
2. Informasi mengenai jumlah kewajiban dan modal
yang dimiliki oleh perusahaan.
3. Informasi mengenai pendapatan dan biaya
pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan.
35

4. Menunjukkan tentang kinerja manajemen


perusahaan.
5. Informasi mengenai perubahan aktia, pasiva dan
modal.
6. Informasi mengenai catatan-catatan laporan
keuangan.

Berdasarkan definisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan


menyediakan informasi yang berkaitan dengan posisi
keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan
perusahaan serta bermanfaat untuk pengambilan
keputusan ekonomi.
Komponen laporan keuangan yang lengkap menurut
PSAK No 1 (Revisi 2013) itu terdiri dari laporan posisi
keuangan akhir periode, laba rugi komprehensif,
perubahan mengenai ekuitas, arus kas, informasi
kebijakan akuntasi, dan laporan posisi keuangan pada
awal periode komparatif dan menguraikan pos-pos
menjadi unit informasi yang lebih kecil dalam laporan
keuangan. Menurut Hery (2015:161) pengertian rasio
keuangan adalah sebagai berikut:
36

“Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio


dan menggunakan laporan keuangan yang digunakan
sebagai alat ukur dalam menilai kondisi keuangan dan
kinerja perusahaan. Rasio keuangan merupakan angka
yang didapatkan dari hasil perbandingan antara satu
pos laporan keuangan dengan pos keuangan lainnya
yang mempunyai hubungan relevan dan signifikan”.
Adapun pengertian rasio keuangan menurut Munawir
(2007:37) adalah sebagai berikut:

“Rasio keuangan adalah suatu metode analisis yang


bertujuan untuk mengetahui hubungan dari pos-pos
tertentu didalam neraca atau laporan laba rugi secara
individu atau gabungan dari kedua laporan tersebut”.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa rasio
keuangan adalah metode analisis yang membandingkan
pos laporan keuangan satu dan lainnya. Adapun tujuan dan
manfaat dari analisis laporan keuangan yaitu laporan
keuangan bermanfaat bagi pihak internal maupun
eksternal perusahaan yang mana hal ini berkaitan dengan
kinerja perusahaan dalam mendapatkan keuntungan dan
memperkirakan resiko yang dikaitkan dengan jaminan
pembayaran bunga dan pengembalian pinjaman.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan price
earning ratio (PER) dalam menghitung keputusan
37

berinvestasi. Menurut Sutrisno (2012:5) keputusan


investasi adalah sebagai berikut:
“Keputusan investasi adalah masalah bagaimana
manajer keuangan harus mengalokasikan dana ke
dalam bentuk-bentuk investasi yang akan dapat
mendatangkan keuntungan di masa yang akan
datang”.

Adapun menurut Hartono (2015:10):


“Keputusan investasi merupakan langkah awal
untuk menentukan jumlah aktiva yang dibutuhkan
perusahaan secara keseluruhan sehingga keputusan
investasi ini merupakan keputusan terpenting yang
dibuat oleh perusahaan”.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa keputusan


investasi menyangkut hal mengenai penanaman modal
saat ini untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan
datang. Keputusan investasi dalam penelitian ini diukur
dengan price earning ratio (PER) karena price earning
ratio dapat digunakan oleh investor sebagai alat ukur
bagaimana suatu perusahan mempunyai kesehatan secara
finansial. Menurut Bringham dan Houston (2010:150),
price earning ratio merupakan “Harga saham terhadap
laba per saham yang menunjukkan jumlah yang rela
38

dibayarkan oleh investor untuk setiap dolar laba yang


dilaporkan”. Sedangkan menurut Jogiyanto (2003:105)
price earning ratio sebagai berikut “Rasio harga saham
terhadap price earning ratio lain dengan kata lain
menunjukkan seberapa besar pemodal menilai harga
saham terhadap kelipatan dari earnings”.
Hal ini dapat diartikan bahwa PER yang tinggi
disebabkan karena pertumbuhan laba juga yang tinggi,
jika PER mengalami harga ketinggian atau kemahalan hal
ini menjadi pertimbangan bagi para calon investor apakah
harga tersebut tergolong harga yang wajar atau tidak.
Rasio ini juga menunjukkan bagaimana perusahaan dalam
memperoleh labanya, semakin besar rasio maka semakin
besar pula perusahaan dalam memperoleh labanya.
Artinya hal tersebut berdampak pada prospek perusahaan
yang semakin baik, begitupun sebaliknya. Jika keputusan
investasi yang diproksikan oleh PER ini meningkat maka
tingkat profitabilitas yang diterima oleh pemegang saham
juga akan semakin meningkat karena profitabilitas ini
merupakan bagaimana kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba, hal ini mengindikasikan ada atau
39

tidaknya kesempatan dalam berinvestasi berdampak pada


profitabilitas perusahaan. Jika perusahaan memiliki nilai
investasi yang tinggi akan berpengaruh juga kepada
peningkatan harga saham dan perusahaan tersebut
memiliki prospek yang baik di masa mendatang.
Semakin tinggi keputusan investasi yang ditetapkan
oleh perusahaan maka semakin tinggi perusahaan dalam
mendapatkan return atau tingkat pengembalian yang besar
selain itu dapat memaksimalkan nilai perusahaan, hal ini
berpengaruh juga terhadap pemahaman investor kepada
perusahaan sehingga dapat meningkatkan permintaan
terhadap saham perusahaan. Price earning ratio dan price
to book value merupakan rasio penilaian yang digunakan
dalam penelitian ini, adapun penelitian terdahulu
mengenai price earning ratio dan price to book value yaitu
penelitian yang dilakukan Roni dan Nunung (2017),
Mukhammad A dan Mochammad C (2016), dan Rusdi
(2020). Menurut Hartono (2010:146) price earning ratio
dapat dirumuskan sebagai berikut:

Harga Perlembar Saham


PER =
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔𝑠 𝑃𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒
40

Salah satu kebijakan yang harus diambil oleh


manajemen adalah kebijakan dividen, dividen merupakan
pendapatan yang akan diterima oleh investor dari
pembagian laba dengan mempertimbangkan laba yang
diperoleh selain itu dividen adalah pendapatan yang
diharapkan oleh investor (Sutrisno, 2012:5). Adapun
definisi dari kebijakan dividen menurut Sugiyono (2017)
adalah sebagai berikut “Kebijakan yang menentukan
berapa laba yang harus dibayarkan kepada investor dan
berapa laba yang akan ditanam kembali”.
Kebijakan dividen di dalam penelitian ini
menggunakan rasio keuangan dividend payout ratio
(DPR) karena dividend payout ratio dapat digunakan
sebagai variabel untuk mengukur tingkat investasi suatu
saham. Menurut Murhadi (2013: 65), dividend payout
ratio (DPR) merupakan rasio yang menggambarkan
proporsi dividen yang dibayarkan terhadap pendapatan
bersih perusahaan. Sedangkan menurut Halim (2015:86)
mengemukakan bahwa:
“Dividend payout ratio merupakan rasio pembayaran
dividen dengan melihat besaran laba yang dibayar
41

kepada investor, kemudian laba yang tidak dibayar


akan diinvestasi kembali oleh perusahaan”.

Semakin tinggi dividend payout ratio akan


menguntungkan pihak investor tapi tidak halnya bagi
perusahaan karena akan memperlemah keuangan
perusahaan yang disebabkan oleh kecilnya laba ditahan,
begitupun sebaliknya jika DPR semakin kecil dapat
merugikan pemegang saham tetapi finansial perusahaan
akan menguat.
Kebijakan dividen berkaitan dengan seberapa besar
perusahaan mendapatkan laba sedangkan profitabilitas
adalah laba yang diterima oleh perusahaan dapat
dibagikan kepada para pemegang saham, apabila
profitabilitas perusahaan itu tinggi maka laba yang
dihasilkan oleh perusahaan semakin besar dan dibagikan
dalam bentuk dividen. Dengan begitu kebijakan dividen
dapat berkaitan dengan profitabilitas. Kebijakan dividen
dapat dipandang untuk menciptakan keseimbangan antara
masa kini dengan masa mendatang sehingga dapat
memaksimumkan nilai perusahaan, kebijakan dividen bisa
dikatakan optimal jika terjadi peningkatan nilai
42

perusahaan. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2001 :


142) rumus dari dividen payout ratio adalah sebagai
berikut:

Total Dividen
DPR = x 100
Laba Bersih

Berbeda hal nya ada perusahaan yang menghasilkan


labanya dengan tinggi dan ada juga perusahaan yang
mengalami kebangkrutan, bisa dilihat juga banyak
perusahaan di Indonesia yang mengalami hal seperti itu,
hal tersebut bisa terjadi karena pemahaman struktur modal
yang kurang optimal. Adapun menurut Weston dan
Brigham (2010:150) struktur modal adalah sebagai
berikut:
“Struktur modal merupakan bauran dari utang, saham
preferen dan saham biasa yang dikehendaki perusahaan
dalam struktur modalnya dan struktur modal
merupakan hasil keputusan pendanaan yang pada
intinya memilih apakah menggunakan utang atau
ekuitas untuk mendanai aktifitas perusahaan”.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa
struktur modal merupakan perimbangan antara
penggunaan modal sendiri dengan modal asing, yang
43

mana modal sendiri itu berupa laba ditahan sedangkan


modal asing berupa hutang. Semakin seimbang
penggunaan hutang dengan modal sendiri maka akan
menciptakan struktur modal yang optimal. Dalam
penelitian ini untuk mengukur struktur modal perusahaan
menggunakan rasio debt to equity ratio (DER) karena debt
to equity ratio dapat digunakan untuk mengidentifikasi
bagaimana kesehatan keuangan perusahaan karena
dividen hanya dapat dibayarkan ketika suatu perusahaan
memperoleh laba dan dapat menarik perhatian investor
yang mencari pendapatan tetap berupa dividen. Menurut
Kasmir (2012) DER adalah sebagai berikut: “Debt to
equity ratio digunakan untuk menilai suatu utang dengan
ekuitas, dengan cara membandingkan antara seluruh utang
dengan seluruh ekuitas”
Semakin besar total hutang yang dimiliki perusahaan
dibandingkan total ekuitas yang dimilikinya, hal tersebut
menunjukan semakin besar ketergantungan perusahaan
terhadap pihak luar, semakin besar rasio ini maka semakin
tidak menguntungkan karena semakin besar risiko yang
44

ditanggung perusahaan atas kegagalan yang bisa saja


terjadi pada perusahaan.
Bagi setiap perusahaan, keputusan dalam memilih
sumber dana adalah hal yang penting karena hal tersebut
berkaitan dengan struktur keuangan perusahaan dan
berpengaruh juga terhadap kinerja perusahaan, jika ada
penambahan dana melalui hutang jangka panjang dapat
meningkatkan laba perusahaan. Perusahaan yang mampu
mendanai kegiatan operasional nya sendiri dari dana
internal yang dimiliki artinya memiliki tingkat
profitabilitas yang tinggi.
Menentukan sturktur modal yang optimal baik bagi
perusahaan untuk mengetahui kondisi keuangan serta
bagaimana kemampuan perusahaan dalam membayar dan
membiayai kegiatan operasionalnya itu sendiri.
Peningkatan struktur modal akan membuat investor
merasa aman untuk menanamkan modalnya dan hal ini
bertujuan untuk mengoptimalisasi nilai perusahaan.

Menurut Kasmir (2014:158) debt to equity ratio (DER)


dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Total 𝐷𝑒𝑏𝑡
DER = x 100
Total 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
45

Profitabilitas perusahaan merupakan cara yang tepat


untuk menilai tingkat pengembalian yang akan didapatkan
dari aktifitas investasi. Dalam penelitian ini untuk
mengukur profitabilitas perusahaan menggunakan rasio
return on equity (ROE). Menurut Kamsir (2015:196)
mendefinisikan rasio profitabilitas sebagai berikut “Rasio
profitabilitas digunakan untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan”. Sedangkan
menurut menurut Hery (2016:104), definisi rasio
profitabilitas sebagai berikut “Rasio profitabilitas
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari
aktivitas normal bisnisnya.” Adapun Menurut Sujarweni
(2017:64) menyatakan bahwa ratio profitabilitas adalah
sebagai berikut:
“Rasio profitabilitas adalah ratio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh
laba, hubungannya dengan penjualan, aktiva maupun
laba dan modal sendiri.”

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa


profitabilitas perusahaan adalah kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba bersih dari aktifitas perusahaan
46

yang dilakukan selama periode akuntansi. Dalam


penelitian ini profitabilitas diukur dengan return on equity
(ROE) karena return on equity dapat digunakan untuk
mengukur tingkat efekifitas dan efisiensi suatu perusahaan
dalam memanfaatkan modal nya dan dapat dijadikan
sebagai bahan evaluasi bagi pihak manajemen perusahaan.
Menurut Tandelilin (2010: 315) adalah sebagai berikut:
“Return on equity (ROE) dihitung menggunakan
ukuran kinerja berdasarkan akuntansi dan dihitung
sebagai laba bersih perusahaan dibagi dengan ekuitas
pemegang saham biasa”.

Adapun menurut Brigham dan Houston (2010:149),


return on equity (ROE) merupakan rasio bersih terhadap
ekuitas biasa mengukur tingkat pengembalian atas
investasi pemegang saham biasa. Apabila ROE
meningkat, sehingga profitabilitas yang di dapatkan oleh
pemegang saham akan meningkat juga serta semakin
tinggi nya pengembalian ekuitas berarti semakin tinggi
juga jumlah laba bersih yang dihasilkan begitupun
sebaliknya jika ekuitas yang dihasilkan rendah maka laba
bersih yang didapatkan juga rendah.
47

Semakin tingginya profitabilitas perusahaan akan


meningkatkan laba per lembar saham hal tersebut
berpengaruh juga terhadap investor yang tertarik untuk
membeli saham perusahaan, jika banyaknya investor yang
menanamkan modalnya kepada perusahaan maka akan
menaikan harga saham perusahaan sehingga dapat
mendorong untuk meningkatkan nilai perusahaan.
Menurut Kasmir (2015:204) rumus return on equity dapat
dihitung sebagai berikut:

Laba Bersih Setelah Pajak


ROE = x 100
Total Modal

Menurut Purnaya (2016:28), nilai perusahaan adalah


sebagai berikut:
“Nilai perusahaan sama dengan nilai saham (jumlah
lembar saham dikalikan dengan nilai pasar per lembar)
ditambah dengan nilai pasar utangnya. Tetapi, bila
besarnya nilai utang dipegang konstan, maka dalam
setiap peningkatan nilai saham dengan sendirinya akan
meningkatkan nilai perusahaan. Maka hal ini
peningkatan nilai perusahaan berhubungan dengan
peningkatan harga saham”.
48

Adapun menurut Wijaya (2017:1) nilai perusahaan


adalah sebagai berikut:
“Nilai perusahaan yang go public (perusahaan terbuka)
tercermin pada harga pasar saham perusahaan,
sedangkan nilai perusahaan yang belum go public
(perusahaan tertutup) tercermin ketika perusahaan akan
dijual”.

Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa


nilai perusahaan adalah kondisi yang telah dicapai oleh
perusahaan yang tercermin dalam harga saham perusahaan
tersebut, semakin tinggi harga saham perusahaan maka
nilai perusahaan juga tinggi.
Pada penelitian ini untuk mengukur nilai perusahaan
menggunakan price to book value (PBV) karena price to
book value dapat digunakan untuk menilai risiko dan
potensi pertumbuhan perusahaan dimasa mendatang.
Menurut Hery (2016:145) merupakan perbandingan dari
harga saham dengan nilai bukunya. Adapun menurut
Sawir (2000:22) price to book value menggambarkan nilai
pasar keuangan terhadap manajemen dan organisasi dari
perusahaan yang sedang berjalan (going concern). PBV
juga merupakan suatu nilai yang digunakan untuk
49

melakukan perbandingan apakah sebuah saham relatif


murah atau mahal dibandingkan dengan harga saham
lainnya. Price to book value yang tinggi akan membuat
pasar percaya atas prospek perusahaan nya yang
menjanjikan keberhasilan dimasa mendatang, sebab nilai
perusahaan yang tinggi mengindikasikan kesejahteraan
pemegang saham juga tinggi.
Rumus price to book value (PBV) menurut Darmadji
dan Fahrudin (2012:157) dapat dihitung menggunakan
rumus sebagai berikut:

Harga Saham
PBV =
Nilai Buku Perlembar Saham

Nilai buku menurut Harmono (2015:56) adalah sebagai


berikut “Nilai buku menggambarkan aktiva bersih yang
dimiliki pemegang saham dengan memiliki satu lembar
saham” dapat dihitung menggunakan rumus sebagai
berikut:

Jumlah Ekuitas
Nilai Buku Perlembar =
Jumlah Saham Beredar
50

Skema Kerangka pemikiran sebagai berikut:

Manajemen Keuangan

Keputusan Pendanaan Keputusan Investasi Keputusan Dividen

Pasar Modal

Saham

Analisis Fundamental

Laporan Keuangan

Rasio Keuangan

Price Earning Ratio Dividend Payout Ratio Debt To Equity Ratio

Return On Equity

Price To Book Value

Gambar 1.6
Skema Kerangka Pemikiran
51

Berdasarkan uraian skema kerangka pemikiran di atas


maka penulis dapat menyusun kerangka pemikiran
sebagai berikut:

Gambar 5.2

Gambar 1.7 Paradigma Penelitian PER, DPR, Dan


DER Terhadap PBV dengan ROE
Sebagai Variabel Intervening

Berdasarkan uraian di atas maka rumusan hipotesis


dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Price earning ratio berpengaruh positif terhadap


price to book value pada perusahaan makanan dan
minuman pada tahun 2015-2019
52

2. Dividen payout ratio berpengaruh negatif terhadap


price to book value pada perusahaan makanan dan
minuman pada tahun 2015-2019
3. Debt to equity ratio berpengaruh positif terhadap
price to book value pada perusahaan makanan dan
minuman pada tahun 2015-2019
4. Return on equity berpengaruh negatif terhadap
price to book value pada perusahaan makanan dan
minuman pada tahun 2015-2019
5. Price earning ratio berpengaruh positif terhadap
return on equity pada perusahaan makanan dan
minuman pada tahun 2015-2019
6. Dividen payout ratio berpengaruh negatif terhadap
return on equity pada perusahaan makanan dan
minuman pada tahun 2015-2019
7. Debt to equity ratio berpengaruh positif terhadap
return on equity pada perusahaan makanan dan
minuman pada tahun 2015-2019
8. Price earning ratio, dividend payout ratio, dan
debt to equity ratio secara simultan berpengaruh
53

terhadap return on equity pada perusahaan


makanan dan 2015-2019
9. Price earning ratio, dividend payout ratio, debt to
equity ratio dan return on equity secara simultan
berpengaruh terhadap price to book value pada
perusahaan makanan dan 2015-2019

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian


1.6.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Kota Cimahi,
Provinsi Jawa Barat, selanjutnya data dan informasi yang
diperoleh dalam proses penyusunan penelitian ini
diperoleh oleh penulis melalui browsing internet, Website
Bursa Efek Indonesia (BEI), serta informasi lainnya yang
diperoleh oleh penulis dari sumber jurnal dan buku
melalui studi dokumentasi yang dilakukan.
1.6.2 Waktu Penelitian
Dibawah ini merupakan rencana jadwal kegiatan
penelitian, sebagai berikut:
54

Waktu Penelitian
NO Jenis Kegiatan 2020 2021
Okt NOV DES JAN FEB MAR
1 Penyusunan UP
2 Seminar UP
3 Studi Kepustakaan
4 Pengumpulan Data
5 Pengolahan Data
6 Analisis Data
7 Penyusunan TA
8 Sidang TA

Waktu Penelitian
NO Jenis Kegiatan
MAR APR MEI JUN JUL AGS
1 Penyusunan UP
2 Seminar UP
3 Studi Kepustakaan
4 Pengumpulan Data
5 Pengolahan Data
6 Analisis Data
7 Penyusunan TA
8 Sidang TA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Keuangan


2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan
Dapat diketahui tentunya sebuah perusahaan
membutuhkan dana untuk menjalankan kegiatan
operasional perusahaan dan rangka dalam
mengembangkan perusahaan. Untuk memenuhi
kebutuhan tersebut, perusahaan mampu mencari sumber
dana dengan komposisi yang menghasilkan biaya yang
paling murah serta menuntut perusahaan dalam mengelola
dana dengan baik. Mencari sumber dana dan mengelola
dana perusahaan yang baik merupakan tugas dari
manajemen keuangan. Manajemen keuangan merupakan
faktor yang penting dalam sebuah perusahaan karena
memiliki peranan dalam hal mencari, mengelola keuangan
dan dapat mengalokasikan dananya secara efektif dan
efisien.

55
56

Menurut Fahmi (2015:2) :


“Manajemen Keuangan merupakan penggabungan dari
ilmu dan seni yang membahas, mengkaji serta
menganalisis tentang bagaimana seorang manajer
keuangan menggunakan seluruh sumber daya
perusahaan dalam mencari dana, mengelola dana dan
mengalokasikan dana dengan tujuan dapat memberikan
profit bagi para pemegang saham suitainability
(keberlanjutan) usaha bagi perusahaan”

Sedangkan pengertian manajemen keuangan menurut


Darsono (2011:101) :
“Manajemen keuangan merupakan sebuah aktivitas
pemilik dan meminjam perusahaan untuk memperoleh
sumber modal yang semurah-murahnya dan
menggunakannya seefektif, seefisien dan seekonomis
mungkin untuk memeproleh laba”

Berdasarkan dua pengertian diatas maka dapat


disimpulkan bahwa manajemen keuangan merupakan
suatu usaha yang berhubungan dengan aktivitas dalam
mencari dana, mengelola dana serta mengalokasikan dana
tersebut secara efisien dengan tujuan memperoleh dana
dimasa yang akan datang.
57

2.1.2 Tujuan Manajemen Keuangan


Menurut Fahmi (2015) tujuan manajemen keuangan
yaitu memaksimalkan nilai perusahaan, menjaga
kestabilan perusahaan dan memperkecil risiko perusahaan
dimasa sekarang maupun masa depan. Sedangkan menurut
Sutrisno (2012:4) tujuan manajemen keuangan adalah
meningkatkan kemakmuran bagi para pemegang saham
dengan melihat bagaimana tingginya harga saham
perusahaan tersebut.
Berdasarkan uraian di atas berkaitan dengan tujuan
perusahaan, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen
keuangan bertujuan untuk mengelola dana perusahaan
agar memaksimalkan nilai perusahaan yang nantinya
dapat meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham.
Kemakmuran dari pemegang saham dapat dilihat dari
tingginya harga saham perusahaan tersebut, yang mana
harga saham yang tinggi merupakan hasil dari keputusan
investasi, pendanaan, dan kebijakan dividen.
58

2.1.3 Fungsi Manajemen Keuangan


Menurut Sutrisno (2012:5) fungsi dari manajemen
keuangan terdiri dari tiga keputusan adalah sebagai
berikut:

1. Keputusan investasi
Keputusan investasi merupakan suatu masalah
bagaimana manajer keuangan mengalokasikan
dana dalam bentuk-bentuk investasi yang
bertujuan untuk mendatangkan keuntunga dimasa
yang akan datang.
2. Keputusan pendanaan
Keputusan pendanaan ini dapat disebut juga
sebagai kebijakan struktur modal. Dalam
keputusan ini manajer keuangan dituntut untuk
mempertimbangkan serta menganalisis kombinasi
dari sumber-sumber dana yang ekonomis bagi
perusahaan untuk digunakan dalam kebutuhan-
kebutuhan investasi serta kegiatan lainnya.
3. Keputusan dividen
Keputusan dividen merupakan keputusan
manajemen keuangan dalam menentukan besarnya
59

persentase laba yang akan dibagikan kepada para


pemegang saham dalam beberapa bentuk seperti
cash dividend, dividen saham (stock dividend),
pemecahan saham (stock split) dan penarikan
kembali saham yang beredar, yaitu semuanya yang
ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan bagi
para pemegang saham.

2.1.4 Sumber dan Penggunaan Dana


Dalam menjalankan fungsi dan untuk keberlangsungan
usahanya, sebuah perusahaan memerlukan sumber dana
(modal). Di bawah ini merupakan sumber-sumber dana
(modal) adalah sebagai berikut:

1. Sumber dana dari dalam perusahaan yaitu dana


yang berasal dari hasil operasional perusahaan.
Sumber dana ini dihasilkan sendiri oleh
perusahaan yang berarti dana dari kekuatan
perusahaan itu sendiri. Sumber dana dari dalam
perusahaan terbagi menjadi dua yaitu:
a. Sumber dana intern dari penggunaan laba,
cadangan dan laba ditahan
60

b. Sumber dana intensif yang terdiri dari


penggunaan dana yang dihasilkan dari
penyusutan aktiva tetap
2. Sumber dana dari luar perusahaan yaitu sumber
dana yang diambil dari sumber-sumber dari luar
perusahaan. Pemenuhan dari kebutuhan sumber
dana dari luar ini dapat disebut pembelanjaan
sendiri. Sumber dana dari luar perusahaan terbagi
menjadi dua adalah sebagai berikut:
a. Modal sendiri merupakan modal yang
berasal dari setoran pemilik (modal saham,
agio saham) serta hasil operasi perusahaan
sendiri (laba dan cadangan-cadangan)
b. Modal asing merupakan modal yang
berasal dari pinjaman bank, lembaga
keuangan maupun dengan mengeluarkan
surat utang dan penggunaan sumber dana
ini perusahaan memberikan kompensasi
berupa bunga yang menjadi beban tetap
bagi perusahaan.
61

2.2 Pasar Modal


2.2.1 Pengertian Pasar Modal
Menurut Sunariyah (2011:5) pasar modal sebagai
berikut :
“Pasar modal merupakan dimana tempat para pelaku
pasar individu maupun badan usaha yang mempunyai
kelebihan dana (surplus fund) melakukan investasi
dalam surat berharga yang ditawarkan oleh para
emiten”

Menurut Martalena dan Marlinda (2011:2)


“Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai
instrumen keuangan jangka panjang yang dapat
diperjualbelikan, baik surat hutang, reksadana, ekuitas,
instrumen derivatif maupun instrumen lainnya”.

Berdasarkan pengertian pasar modal di atas maka dapat


disimpulkan bahwa pasar modal merupakan sarana atau
tempat yang dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang
membutuhkan dana dengan pihak yang memiliki
kelebihan dana. Dalam pasar modal terdapat adanya
transaksi yang memperjualbelikan sekuritas yang
memiliki umur lebih dari satu tahun. Bagi pihak yang
membutuhkan dana atau bisa disebut dengan emiten
62

dimana emiten ini harus melakukan listing terlebih dahulu


di bursa efek, sedangkan untuk pihak yang memiliki
kelebihan dana disebut dengan investor.
2.2.2 Fungsi Pasar Modal
Menurut Zulfikar (2016:11) fungsi pasar modal adalah
sebagai berikut:

1. Sumber pendapatan negara melalui pajak. Setiap


transaksi yang terjadi dalam pasar modal
dikenakan pajak terutama pajak dividen yang
diberikan kepada para pemegang saham yang
diatur dalam undang-undang PPh berdasarkan
Pasal 4 ayat (1) huruf e.
2. Sebagai sarana untuk menghimpun dana dari
masyarakat oleh Negara serta perusahaa melaui
penerbitan oligasi dan penjualan saham yaitu
dengan menerbitkan obligasi, corporate &
government, serta menjual saham ke pasar modal
melalui perdagangan di Bursa Efek Indonesia.
Perusahaan maupun pemerintah dapat
memperoleh :
63

a. Sebagai alternatif investasi bagi para


investor. Para investor dapat dengan
mudah memindahkan aset yang mereka
miliki dari satu perusahaan kepada
perusahaan lain guna memperoleh
keuntungan.
b. Indikator perekonomian negara. Dengan
adanya kenaikan atau volume perdagangan
di pasar modal dapat menunjukan bahwa
aktivitas dunia usaha berjalan dengan baik
c. Mendorong perkembangan dunia investasi.
Dengan adanya pasar modal pihak
pemerintah maupun perusahaan dapat
terbantu mengenai masalah dana guna
untuk mengembangkan usahanya, dengan
adanya tambahan modal maka
produktivitas perusahaan akan meningkat.
d. Sarana pemerataan pendapatan. Melalui
pasar modal laba yang diperoleh perusahaa
yang menerbitkan saham akan memberikan
dividen kepada para pemegang saham
64

e. Menciptakan peluang kerja. Dengan


adanya pasar modal dapat mendorong
munculnya industri lain yang berdampak
pada terciptanya peluang kerja yang baru

Adapun menurut Tandelilin (2010:26), pasar modal


berfungsi sebagai lembaga perantara (intermediaries).
Fungsi tersebut menunjukkan peran penting pasar modal
dalam menunjang perekonomian karena dalam pasar
modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan
dana dan pihak yang mempunyai kelebihan dana.
2.2.3 Jenis-jenis Pasar Modal
Menurut Sunariyah (2011:12) jenis-jenis pasar modal
adalah sebagai berikut:

1. Pasar perdana (primary market)


Pasar perdana merupakan penawaran saham dari
perusahaan yang meneribtkan saham atau emiten
selama waktu yang ditetapkan oleh pihak penerbit
(issuer) dipasarkan di pasar sekunder. Pasar
perdana yaitu pasar modal yang
memperdagangkan saham dan sekuritas lainnya
65

yang dijual untuk pertama kali sebelum saham


tersebut dicatat di Bursa.
2. Pasar sekunder (secondary market)
Pasar sekunder merupakan perdagangan saham
setelah melewati masa penawaran pada pasar
perdana
3. Pasar ketiga (third market)
Tempat perdagangan saham atau sekuritas lain
diluar bursa. Bursa pararel merupakan sistem
perdagangan efek yang terorganisir diluar bursa
efek resmi dalam bentuk pasar sekunder yang
diatur oleh badan pengawas pasar modal lembaga
keuangan.
4. Pasar keempat (fourth market)
Pasar keempat merupakan bentuk perdagangan
efek atau pengalihan saham dari satu pemegang
saham ke pemegang saham lainnya tanpa melalui
perdagangan efek.

2.2.4 Instrumen Pasar Modal


Menurut Halim (2018:6-7), instrumen yang
diperdagangkan dalam pasar modal, yaitu terdiri dari
66

saham biasa dan saham preferen. Berikut di bawah ini


penjelasannya:

1. Saham biasa (common stocks)


Saham biasa merupakan saham yag paling dikenal
oleh masyarakat dan paling banyak digunakan
unuk menarik dana dari masyarakat, jadi saham ini
paling menarik bagi emiten maupun pemodal.
2. Saham preferen (preffered stocks)
Saham ini mempunyai karakteristik gabungan
antara obligasi dan saham biasa. Saham preferen
serupa dengan saham biasa karena terdapat dua
hal, yaitu mewakili kepemilikan ekuitas dan
diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis.

2.2.5 Pelaku Pasar Modal


Menurut Sutrisno (2012:307) aktivitas yang terjadi
dalam pasar modal tidak terlepas dengan adanya pemain
yang terlibat. Di bawah ini pelaku pasar modal adalah
sebagai berikut:

1. Investor, yaitu instansi atau individu yang


melakukan transaksi jual beli instrumen pasar
67

modal dengan tujuan kepemilikian efeknya untuk


jangka waktu yang panjang
2. Spekulator merupakan instansi atau individu yang
melakukan transaksi jual beli instrumen investasi
dipasar modal untuk tujuan jangka pendek.
3. Acquistor yaitu instansi yang tujuan dalam
pembelian saham ikut dalam mengendalikan
perusahaan yang mengeluarkan saham. Biasanya
jika masuk pasar modal bila terjadi penjualan
saham secara besar-besaran dapat melalui tender
over, maka dapat membeli saham dengan porsi
yang besar dan ikut serta dalam manajemen
perusahaan.

2.3 Saham
2.3.1 Pengertian Saham
Menurut Fahmi (2012:81) saham adalah sebgai berikut:
“Saham merupakan salah satu instrumen pasar modal
yang paling banyak diminati oleh investor, karena
mampu menunjukkan tingkat pengembalian yang
menarik. Saham merupakan kertas yang tercantum
dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan dan
lainnya”.
68

Adapun menurut Sapto (2006:31),


“Surat berharga yang merupakan instrumen
kepemilikan atau penyertaan dari indvidu atau institusi
dalam perusahaan. Sedangkan menurut istilah umum,
saham merupakan bukti penyertaan modal kepemilikan
saham perusahaan”

Berdasarkan definisi diatas, maka dapat ditarik


kesimpulan bahwa saham merupakan surat bukti tanda
kepemilikan suatu perusahaan yang didalamnya tercantum
dengan jelas.
2.3.2 Jenis-jenis Saham
Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2012:6) terdapat
beberapa jenis saham yaitu:

1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih


atau klaim:
a. Saham biasa, merupakan saham yang
menempatkan pemiliknya paling junior
terhadap pembagian dividen.
b. Saham preferen, merupakan saham yang
memiliki karakteristik gabungan antara
obligasi dengan saham biasa.
2. Ditinjau dari cara pemeliharaannya:
69

a. Saham atas unjuk, saham tersebut tidak


tercantum nama pemiliknya agar mudah
dipindahtangankan.
b. Saham atas nama, saham yang ditulis
dengan jelas siapa nama pemiliknya
dengan prosedur tertentu.
3. Ditinjau dari kinerja perdagangannya :
a. Saham unggulan, saham yang mempunyai
reputasi tinggi, memiliki pendapatan stabil
dan konsisten dalam pembayaran dividen.
b. Saham pendapatan, saham yang memiliki
kemampuan membayar dividen yang lebih
tinggi.
c. Saham pertumbuhan, saham yang memiliki
pendapata yang tinggi, mempunyai
reputasi yang tinggi dan saham yang
memiliki ciri growth stocks.

2.4 Analisis Fundamental


2.4.1 Pengertian Analisis Fundamental
Menurut Sutrisno (2012:310), analisis fundamental
adalah sebagai berikut:
70

“Analisis fundamental merupakan pendekatan analisis


harga saham yang menitikberatkan pada kinerja
perusahaan yang mengeluarkan saham dan bagaimana
analisis ekonomi yang dapat mempengaruhi masa
depan perusahaan”

Analisis fundamental didasarkan pada data riil untuk


mengevaluasi serta memproyeksikan nilai dari suatu
saham. Terdapat beberapa indikator dalam
memproyeksikan nilai suatu saham antara lain pendapatan
laba, margin laba, pertumbuhan penjualan, pengambilan
atas ekuitas dan data keuangan lainnya.
2.5 Laporan Keuangan
2.5.1 Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Harahap (2013:105) “Laporan keuangan
menggambarkan bagaimana kondisi keuangan dan hasil
usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau pada jangka
waktu tertentu”. Sedangkan menurut Sutrisno (2012:9)
“Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses
akuntansi dengan meliputi dua laporan yaitu laporan
neraca dan laporan laba rugi”. Berdasarkan dua pengertian
diatas maka dapat ditarik kesimpuan bahwa laporan
keuangan merupakan yang memuat hasil perhitungan dari
71

proses akuntansi yang menunjukkan bagaimana kondisi


suatu keuangan perusahaan saat ini maupun periode
tertentu dan dapat menggambarkan bagaimana kinerja
keuangan perusahaan tersebut. Untuk perusahaan yang
sudah go public wajib menerbitkan laporan keuangannya
untuk setiap periode tertentu yang dapat diakses oleh
umum, yang mana laporan keuangan tersebut dapat
menjadi salah satu penilaian pihak eksternal maupun calon
investor dalam melakukan investasi.
2.5.2 Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Fahmi (2012:5) “Tujuan dari laporan
keuangan adalah memberikan informasi kepada pihak
yang membutuhkan tentang bagaimana kondisi suatu
perusahaan dari sudut angka dalam satuan moneter”.
Sedangkan menurut Kasmir (2014:10) mengungkapkan
secara rinci bahwa laporan keuangan bertujuan untuk:

1. Memberikan informasi mengenai jenis dan jumlah


aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.
2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah
kewajiban serta modal yang dimiliki oleh
perusahaan.
72

3. Memberikan informasi tentang jumlah pendapatan


dalam suatu periode tertentu.
4. Memberikan informasi tentang pengeluaran yang
dikeluarkan oleh perusahaan dalam suatu periode
tertentu.
5. Memberikan informasi mengenai perubahan yang
terjadi dalam perusahaan seperti aktiva, pasiva,
dan modal perusahaan.
6. Memberikan informasi tentang bagaimana kinerja
manajemen pada suatu periode waktu tertentu.
7. Memberikan informasi atas pencatatan laporan
keuangan.

2.5.3 Jenis-jenis Laporan Keuangan


Menurut Kariyoto (2017:10) terdapat dua jenis laporan
keuangan adalah sebagai berikut:

1. Neraca
Neraca (posisi keuangan) memberikan informasi
mengenai posisi keuangan perusahaan secara
keseluruhan untuk suatu periode waktu tertentu.
Dalam neraca ini terdapat tiga unsur yaitu aktiva
sebagai sumber daya ekonomi perusahaan, hutang
73

yang merupakan kewajiban perusahaan kepada


pihal lain dan ekuitas menggambarkan representasi
hak dari pemilik modal perusahaan.
2. Laporan laba rugi
Financial statement ini memberikan informasi
mengenai kemampuan perusahaan dalam
mnghasilkan keuntungan selama periode waktu
tertentu. Neraca dan laporan laba rugi memiliki
hubungan yang sangat erat serta saling terkait,
maka dapat diartikan antara neraca dan laporan
laba rugi sangat dibutuhkan dengan satu laporan
atau bisa disebut dengan laporan perubahan modal
yag memberikan informasi tentang perubahan
modal periode tertentu.

2.5.4 Manfaat Laporan Keuangan


Menurut Fahmi (2012:5) terdapat beberapa manfaat
yang diperoleh dari pembuatan laporan keuangan adalah
sebagai berikut:
“Dengan adanya laporan keuangan yang tersedia oleh
pihak manajemen perusahaan dapat membantu pihak
pemegang saham dalam pengambilan keputusan serta
berguna untuk melihat kondisi pada saat ini dan dapat
74

dijadikan sebagai alat untuk memprediksi dimasa


mendatang”.
2.6 Analisis Rasio Keuangan
2.6.1 Pengertian Rasio Keuangan
Salah satu cara yang dapat digunakan dalam menilai
suatu kinerja perusahaan yaitu dengan cara menganalisis
dan menghitung rasio-rasio keuangan perusahaan. Adapun
menurut Kasmir (2015:104) “Rasio keuangan merupakan
kegiatan membandingkan angka yang ada dalam laporan
keuangan”. Perbandingan tersebut dapat dilakukan antara
satu komponen dengan komponen lain dalam suatu
laporan keuangan. Adapun menurut Syafri (2008:297)
Rasio keuangan adalah sebagai berikut:
“Rasio keuangan merupakan angka yang diperoleh dari
hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan
dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang
relevan dan signifikan antara lain hutang dan modal,
kas dan total aset dan lainnya”.

Dengan adanya dua pengertian di atas, maka dapat


ditarik kesimpulan bahwa rasio keuangan merupakan
suatu analisis yang menghubungkan serta
membandingkan komponen satu dengan komponen
75

lainnya dalam laporan keuangan guna mengevaluasi


kondisi perusahaan dan kinerja suatu perusahaan.
2.6.2 Manfaat Analisis Rasio Keuangan
Menurut Fahmi (2015:109) terdapat beberapa manfaat
yang dapat diambil dari rasio keuangan adalah sebagai
berikut:

1. Analisis rasio keuangan bermanfaat untuk


dijadikan sebagai alat dalam menilai kinerja dan
prestasi perusahaan
2. Analisis rasio keuangan bermanfaat bagi pihak
manajemen sebagai rujukan dalam membuat
perencanaan
3. Analisis rasio keuangan bermanfaat untuk
kreditor, yang dapat digunakan untuk
memperkirakan potensi risiko yang akan dihadapi
serta dikaitkan dengan adanya jaminan
pembayaran bunga dan pengembalian pinjaman
4. Analisis rasio keuangan bermanfaat sebagai alat
untuk mengevaluasi kondisi perusahaan dengan
melihat sisi perspektif keuangan
76

5. Analisis rasio keuangan dapat bermanfaat sebagai


penilaian bagi stakeholder perusahaan.

2.6.3 Jenis-jenis Rasio Keuangan


Menurut Sutrisno (2012:215) terdapat beberapa jenis-
jenis rasio keuangan adalah sebagai berikut:
1. Rasio likuiditas (liquidity ratio)
Rasio likuiditas merupakan rasio yang menunjukan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya
yang harus segera dipenuhi. Rasio ini juga dapat
digunakan untuk mengukur tingkat keamanan kreditor
jangka pendek. Rasio ini memiliki 3 alat ukur sebagai
berikut:

a. Rasio lancar (current ratio)


Aktiva Lancar
Current Ratio = x 100 %
Hutang lancar
b. Rasio sangat lancar (quick ratio)
Aktiva lancar - Persediaan
Quick Ratio =
Hutang lancar
c. Rasio kas (cash ratio)
Kas + Efek
Cash Ratio =
Hutang lancar
77

2. Rasio solvabilitas (leverage ratio)


Rasio leverage dapat menunjukan seberapa besar
kebutuhan dana perusahaan yang dibelanjai dengan
hutang. Di bawah ini terdapat lima rasio leverage yang
bisa dimanfaatkan oleh perusahaan yaitu:

a. Rasio hutang terhadap total aktiva (total debt to


total asset ratio)
Total hutang
Debt to Asset Ratio = x 100 %
Total Aktiva
b. Rasio hutang dengan modal sendiri (debt to equity
ratio)
Total hutang
Debt to Equity Ratio = x 100 %
Total modal
c. Time interest earned ratio
EBIT
Time Interest Earned Ratio =
Beban bunga
d. Fixed charge coverage ratio
Ebit+Bunga+Angsuran
Fixed Charge Coverage Ratio =
Bunga+Angsuran
e. Debt service ratio
78

EBIT
Debt Service Ratio = angsuran
Bunga+sewa+ (1-tarif pajak)

3. Rasio aktivitas
Rasio ini mengukur seberapa besar efektivitas
perusahaan dalam memanfaatkan sumber dananya.
Semakin efektif dalam penggunaanya maka semakin cepat
pula perputaran dana tersebut. Rasio ini meliputi:

a. Perputaran persediaan
Harga pokok penjualan
Perputaran Persediaan =
Rata-rata Persediaan
b. Perputaran piutang
Penjualan kredit
Perputaran Piutang =
Rata-rata piutang
c. Perputaran aktiva tetap
Penjualan
Perputaran Aktiva Tetap =
Aktiva tetap
d. Perputaran aktiva
Penjualan
Perputaran Aktiva =
Total aktiva

4. Rasio keuntungan
79

Rasio keuntungan dapat mengukur seberapa besar


tingkat keuntungan yang dapat diperoleh oleh perusahaan.
Semakin besar rasio ini menunjukan semakin baik
manajemen dalam mengelola perusahaan. Berikut di
bawah ini beberapa indikator dari rasio keuntungan:

a. Profit margin
Laba Kotor
Gross Profit Margin = x 100 %
Penjualan
EAT
Profit Margin = x 100 %
Penjualan
EBIT
Net Profit Margin = x 100 %
Penjualan
b. Return on asset
EBIT
Return on Asset = x 100 %
Total aktiva
c. Return on equity
EAT
Return on Equity = x 100 %
Modal sendiri
d. Return on investment
EAT
Return on Investment = x 100 %
Investasi
e. Earning per share
80

EAT
Earning Per Share = x 100 %
Jumlah lembar saham

5. Rasio penilaian
Rasio penilaian merupakan rasio yang dapat mengukur
kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai pada
masyarakat atau investor atau kepada para pemegang
saham. Rasio ini dapat memberikan informasi seberapa
besar masyarakat dalam menghargai perusahaan. Rasio ini
dapat dihitung dengan menggunakan beberapa rasio yaitu:

a. Price earning ratio (PER)


Harga pasar saham
Price Earning Ratio =
Laba per lembar saham
b. Market to book value ratio
Harga pasar saham
MBV Ratio = x 100 %
Nilai buku saham

2.7 Rasio Penilaian


2.7.1 Pengertian Rasio Penilaian
Rasio penilaian dapat digunakan untuk mengukur
bagaimana kemampuan perusahaan dalam menciptakan
nilai pasar yang bertujuan untuk melebihi modal yang
dimiliki, serta rasio ini dapat digunakan untuk mengukur
81

keputusan berinvestasi. Keputusan berinvestasi


merupakan masalah bagaimana manajer harus
mengalokasikan dana ke dalam bentuk-bentuk investasi
yang dapat mendatangkan keuntungan dimasa depan
(Sutrisno, 2015:5).
2.7.2 Price Earning Ratio
Dalam penelitian ini untuk mengukur keputusan
investasi menggunakan price earning ratio, karena dapat
mengukur bagaimana kinerja saham suatu perusahaan
yang dapat memberi informasi bagi investor unuk
melakukan keputusan berinvestasi. Price earning ratio
merupakan harga saham terhadap laba perlembar saham
yang menunjukan jumlah yang rela dibayarkan oeh
investor untuk setiap dolar laba yang diperoleh (Brigham
dan Houston, 2010:150). Rumus price earning ratio
adalah sebagai berikut:
Harga pasar saham
Price Earning Ratio =
Laba per lembar saham
82

2.8 Kebijakan Dividen


2.8.1 Pengertian Kebijakan Dividen
Menurut Martono dan Harjito (2014:270) “Kebijakan
dividen merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh
akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen
atau sebagai laba ditahan guna pembiayaan investasi
dimasa mendatang”. Adapun menurut Sartono (2010:282)
“Kebijakan dividen merupakan kesempatan berinvestasi,
ketersediaan dan biaya modal serta preferensi pemegang
saham untuk menerima pendapatan saat ini atau masa
mendatang”.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa kebijakan dividen merupakan suatu
keputusan pembagian laba kepada pemegang saham
dengan besarannya ditentukan jumlah saham yang
dimiliki dalam perusahaan tersebut.
2.8.2 Dividend Payout Ratio
Dalam penelitian ini untuk mengukur kebijakan
dividen menggunakan dividend payout ratio, karena dapat
mengukur berapa persentase laba yang akan dibagikan
kepada para pemegang saham. Menurut Murhadi
83

(2013:65) dividend payout ratio merupakan rasio yang


menggambarkan proporsi dividen yang dibayarkan
terhadap pendapatan bersih perusahaan, sedangkan
menurut Sudana (2015:167) dividend payout ratio
merupakan besarnya persentase laba bersih setelah pajak
yang dibayarkan dividen kepada pemegang saham,
semakin besar rasio ini dibayarkan artinya semakin sedikit
laba yang dapat ditahan oleh perusahaan. Rumus dividend
payout ratio adalah sebagai berikut:
Total dividen
Dividend Payout Ratio = x 100 %
Laba bersih

2.9 Rasio Solvabilitas


2.9.1 Pengertian Rasio Solvabilitas
Menurut Periansyah (2015:39), rasio solvabilitas atau
rasio leverage merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur seberapa jauh aset perusahaan dibiayai dengan
hutang atau dibiayai oleh pihak luar. Adapun menurut
Arief dan Edi (2016:57), rasio solvabilitas merupakan
rasio yang mengukur sejauhmana pembelanjaan yang
dilakukan oleh hutang yang dibandingkan dengan modal
84

serta kemampuan untuk membayar bunga dan beban tetap


lainnya.
Berdasarkan dua pengertian di atas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa rasio solvabilitas adalah rasio yang
digunakan untuk mengukur pembiayaan hutang
perusahaan.
2.9.2 Debt to Equity Ratio
Dalam penelitian ini mengukur struktur modal
menggunakan rasio debt to equity ratio, karena dapat
mengukur posisi keuangan suatu perusahaan. Debt to
equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
menilai utang dengan ekuitas (Kasmir, 2016:157). Adapun
menurut Sukmawati (2017:50) debt to equity ratio adalah
mengukur persentase liabilitas pada struktur modal
perusahaan, rasio ini penting untuk mengukur risiko bisnis
perusahaan yang semakin meningkat dengan penambahan
jumlah liabilitas. Rumus debt to equity ratio adalah
sebagai berikut:

Total hutang
Debt to Equity Ratio = x 100 %
Total modal
85

2.10 Rasio Profitabilitas


2.10.1 Pengertian Rasio Profitabilitas
Pada umumnya setiap perusahaan bertujuan untuk
memperoleh keuntungan. Rasio profitabilitas merupakan
rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
mencari keuntungan (Kasmir, 2014:115). Rasio ini juga
memberikan tingkat efektivitas manajemen suatu
perusahaan, hal tersebut ditunjukkan dengan laba yang
diihasikan dari penjualan dan pendapatan investasi.
Adapun menurut Fahmi (2013:116) adalah:
“Rasio profitabilitas menunjukan keberhasilan
perusahaan dalam memperoleh keuntungan, investor
yang potensial akan menganalisis dengan cermat
kelancaran sebuah perusahaan dalam mendapatkan
keuntungan. Semakin baik rasio profitabilitas maka
semakin menunjukkan tingginya perusahaan dalam
memperoleh laba”

Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat diambil


kesimpulan bahwa rasio profitabilitas merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur kemampuan dan
keberhasilan perusaan dalam memperoleh laba.
86

2.10.2 Return on Equity


Dalam penelitian ini mengukur profitabilitas
menggunakan rasio return on equity, karena rasio ini
menunjukan bagaimana kinerja manajemen dalam
memaksimalkan return pada investor. Menurut Hery
(2015:230) return on equity adalah sebagai berikut:
“Return on equity merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam
menghasilkan laba bagi pemegang saham serta
dianggap sebagai representasi kekayaan pemegang
saham atau nilai perusahaan”.

Adapun menurut Fahmi (2012:99), return on equity


merupakan laba bersih setelah pajak terhadap modal
sendiri digunakan untuk mengukur tingkat hasil
pengembalian dari investasi pemegang saham. Rumus
return on equity dapat dihitung sebagai berikut:

EAT
Return on Equity = x 100 %
Modal sendiri

2.11 Nilai Perusahaan


2.11.1 Pengertian Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan dapat diartikan sebagai nilai pasar,
karena berkaitan dengan harga saham, dimana tingginya
87

harga saham akan memberikan benefit yang besar kepada


para pemegang saham serta menjadi salah satu indikator
yang dinilai oleh para investor, apakah perusahaan
tersebut layak atau tidak dijadikan tempat untuk
berinvestasi. Bagi perusahaan yang go public,
meningkatnya nilai suatu perusahaan akan tercermin dari
harga sahamnya.
Adapun menurut Hery (2017:5)
“Nilai perusahaan merupakan kondisi tertentu yang
telah dicapai oleh suatu perusahaan yang menunjukkan
gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap
perusahaan setelah melalui proses kegiatan beberapa
tahun, mulai dari perusahaan didirikan hingga saat ini”.

Adapun menurut Indrarini (2019:2), nilai perusahaan


merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan
manajer dalam mengelola sumber daya perusahaan yang
dipercayakan kepadanya berkaitan harga saham.
2.11.2 Penentuan Nilai Perusahaan
Menurut Keown dan John alih bahas dalam Widodo
(2011:240) terdapat beberapa variabel kuantitatif yang
dapat digunakan untuk memperkirakan nilai perusahan
adalah sebagai berikut:
88

1. Nilai buku
Nilai buku (book value) merupakan nilai aktiva
yang ditujukan pada laporan neraca perusahaan.
Nilai ini juga menggambarkan biaya historis aset
dari pada nilai sekarang. Contoh, nilai buku saham
preferen adalah jumlah yang dibayarkan investor
dimana awalnya membayar saham tersebut dan
jumlah yang diterima perusahaan ketika saham
tersebut diterbitkan.
2. Nilai likuiditas
Nilai likuiditas adalah sejumlah uang yang dapat
direalisasikan jika aset dijual secara individual dan
bukan sebagian dari keseluruhan perusahaan.
Contoh, jika operasional perusahaan diberhentikan
lalu aset dibagi dan dijual, maka harga jual nya
merupakan nilai likuiditas aset.
3. Nilai harga pasar
Nilai harga pasar suatu aset adalah nilai yang
termati untuk aktiva yang terdapat dipasaran. Nilai
ini ditentukan oleh kekuatan penawaran dan
permintaan yang bekerja sama di pasaran, yang
89

mana penjual dan pembeli menegosiasikan harga


yang diterima untuk aktiva tersebut.

2.11.3 Price to Book Value


Dalam penelitian ini untuk mengukur nilai perusahaan
menggunakan price to book value, karena menunjukkan
seberapa besar kelipatan dari nilai pasar saham perusahaan
dengan nilai bukunya. Price to book value merupakan
rasio yang dapat mengukur imbangan antara besarnya
harga saham yang ada di pasar dengan nilai buku
sahamnya (Fahmi, 2013:83). Rumus price to book value
adalah sebagai berikut:
Harga pasar saham
Price Earning Ratio =
Laba per lembar saham

Adapun penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor


yang mempengaruhi nilai perusahaan serta menjadi acuan
penulis untuk melakukan penelitian tentang analisis
pengaruh keputusan investasi, kebijakan dividen, struktur
modal terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas
sebagai variabel intervening pada subsektor makanan dan
minuman periode 2015-2019. Maka dapat dilihat tabel
penelitian terdahulu adalah sebagai berikut:
90

2.12 Penelitian Terdahulu


Di bawah ini merupakan penelitian-penelitian yang
telah dilakukan terdahulu adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Nilai Perusahaan (Price to
Book Value)

N0 Nama Peneliti Variabel Hasil

1 Citra dkk, Struktur Positif Signifikan


2019 Modal
Profitabilitas Positif Signifikan
2 Mutmainnah Kebijakan dividen Positif Signifikan
dkk, 2019 Keputusan investasi Positif Signifikan
Ukuran perusahaan Negatif
Kepemilikan Negatif
manajerial
3 Burhanudin, Model Intelektual Negatif
2018 Keputusan Positif signifikan
pendanaan
Keputusan investasi Positif signifikan
91

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu Faktor-faktor yang


Mempengaruhi Nilai Perusahaan (Price to
Book Value) Lanjutan
4 Mardiyah, Ukuran perusahaan Positif Signifikan
2019 Leverage Negatif
Kebijakan dividen Negatif
Struktur Modal Negatif
5 Eka Indriyani, Ukuran perusahaan Negatif
2017 Profitabilitas Positif Signifikan
6 Issabela dan Pertumbuhan Positif tidak
Satia, 2017 perusahaan signifikan
Stuktur modal Negatif
Profitabilitas Positif negatif
7 Dewa dan Profitabilitas Positif signifikan
Gede, 2017 Ukuran Perusahaan Negatif
Pertumbuhan aset Negatif
8 Sellin dkk, Likuiditas Positif signifikan
2018 Ukuran perusahaan Positif signifikan
Profitabilitas Positif signifikan
9 Dedi dan Erna, Leverage Positif signifikan
2018 Profitabilitas Positif signifikan
10 Vintia dkk, Struktur modal Positif tidak
2017 signifikan
Kinerja keuangan Positif signifikan
92

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu Faktor-faktor yang


Mempengaruhi Nilai Perusahaan (Price to
Book Value) Lanjutan
11 Slamet dkk, Kinerja keuangan Positif signifikan
2018 Struktur modal Positif signifikan
12 Chumaidah Profitabilitas Positif
dan Maswar, Size Negatif
2018
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian


Dalam penelitian ini objek penelitian adalah keputusan
investasi, kebijakan dividen, struktur modal, profitabilitas
dan nilai perusahaan pada subsektor makanan dan
minuman yang terdaftar di BEI untuk periode 2015-2019.
Perusahaan yang menjadi sampel penelitian adalah:
Tabel 3.1 Perusahaan Makanan dan Minuman yang
Menjadi Sampel Penelitian
NO Nama Perusahaan Kode
Perusahaan
1 PT. Akasha Wira International Tbk ADES
2 PT. Tri Banyan Tirta Tbk ALTO
3 PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk CEKA
4 PT. Delta Djakarta Tbk DLTA
5 PT. Indofood CBP Sukses Makmur ICBP
6 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk INDF
7 PT. Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI
8 PT. Mayora Indah Tbk MYOR
9 PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk PSDN
10 PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk ROTI
11 PT. Sekar Laut Tbk SKLT
12 PT. Ultra Jaya Milk Industry & Trading ULTJ
Company Tbk
13 PT. Sekar Bumi Tbk SKBM

93
94

3.2 Metode Penelitian


Penelitian merupakan cara untuk mencari tahu jawaban
atas suatu permasalahan yang ada hal ini bertujuan untuk
mendapatkan solusi atas permasalahan tersebut. Hasil
penelitian tersebut akan menjadi teori, konseptualisasi dan
gagasan. Adapun pengertian metode penelitian menurut
Sugiyono (2017:2) adalah sebagai berikut:
“Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu. Cara ilmiah yang didasarkan pada ciri-ciri
keilmuan yang rasional, empiris dan sistematis untuk
memperoleh data empiris dengan kriteria tertentu yaitu
valid yang bertujuan mendapatkan penemuan,
pembuktian dan pengembangan yang mana dapat
digunakan dalam memahami, memecahkan dan
mengantisipasi masalah “.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah


pendekatan kuantitatif. Adapun definisi dari penelitian
kuantitatif menurut Sugiyono (2017:23) sebagai berikut:

“Metode penelitian kuantitatif sebagai metode


penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik
95

yang bertujuan dapat menguji hipotesis yang telah


ditetapkan “.
Penelitian ini dapat dianggap kuantitatif karena di
dalamnya terdapat data berupa angka-angka dan analisis
menggunakan statistik. Metode penelitian kuantitatif yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dan
asosiatif. Sugiyono (2017:61) menyatakan bahwa
“Penelitian deskriptif merupakan rumusan masalah yang
berkenaan dengan pertanyaan terhadap nilai variabel
mandiri, dalam pada satu variabel atau lebih”. Kemudian
metode asosiatif menurut Sugiyono (2017:63)
mengatakan bahwa “Suatu pertanyaan penelitian yang
bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau
lebih”.

3.3 Operasionalisasi Variabel

Sugiyono (2017:66) menyatakan sebagai berikut:

“Variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang


berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga didapatkan informasi tentang hal
tersebut kemudian ditarik kesimpulannya”.
96

Pada penelitian ini variabel yang digunakan yaitu


variabel eksogen yaitu keputusan investasi (X1),
kebijakan dividen (X2), struktur modal (X3), dan
profitabilitas (Y), kemudian variabel endogen yaitu nilai
perusahaan (Z) dan profitabilitas (Y), selanjutnya variabel
intervening yaitu profitabilitas (Y) yang juga termasuk
kedalam variabel eksogen serta sekaligus variabel
endogen. Berikut dibawah ini adalah penjelasan mengenai
variabel yang digunakan dalam penelitian ini:
1. Variabel eksogen
Adapun definisi dari variabel eksogen menurut Pardede
(2014:19) adalah sebagai berikut:
“Semua variabel yang tidak terdapat penyebab
eksplisitnya atau dalam diagram tidak ada anak panah
yang menuju ke arahnya, selain pada bagian kesalahan
pengukuran. Jika diantara variabel eksogen
dikorelasikan maka korelasi tersebut ditunjukan
dengan anak panah berkepala dua yang
menghubungkan variabel tersebut”.

Dalam penelitian ini variabel eksogen yaitu keputusan


investasi (X1), kebijakan dividen (X2), struktur modal
(X3), dan profitabilitas (Y).
97

2. Variabel endogen
Adapun definisi dari variabel endogen menurut
Pardede (2014:19) adalah sebagai berikut:
“Variabel yang mempunyai anak panah yang menuju
ke arah variabel tersebut. Variabel yang termasuk
didalamnya mencakup semua variabel perantara dan
penggantung. Variabel perantara endogen mempunyai
anak panah yang menuju ke arahnya dan dari arah
variabel tersebut dalam suatu model diagram jalur.
Adapun variabel tergantung hanya mempunyai anak
panah yang menuju ke arahnya”.

Dalam penelitian ini variabel endogen yaitu variabel


profitabilitas (Y) dan nilai perusahaan (Z).
3. Variabel intervening
Adapun definisi dari variabel intervening menurut
Sugiyono (2014:61) adalah sebagai berikut:
“Variabel yang secara teoritis dapat mempengaruhi
hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen, tetapi tidak dapat diamati dan diukur.
Variabel ini merupakan penyela/antara yang terletak di
antara variabel independen dan variabel dependen,
sehingga variabel independen tidak langsung
mempengaruhi variabel dependen”.
98

Dalam penelitian ini variabel intervening yaitu


profitabilitas (Y), selain menjadi variabel intervening,
profitabilitas (Y) juga menjadi variabel eksogen dan
sekaligus variabel endogen. Dalam penelitian ini
penggunaan profitabilitas sebagai variabel intervening
karena secara teoritis dapat mempengaruhi timbulnya
variabel nilai perusahaan. Di bawah ini merupakan
penjelasan operasionalisasi variabel adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel
VARIABEL KONSEP INDIKATOR SKALA
VARIABEL
Variabel Eksogen
Keputusan Keputusan Perbandingan
Investasi investasi antara harga per
(X1) berhubungan lembar saham
langsung dengan dengan earnings
perusahaan, per share,
dalam artian dengan rumus
keputusan sebagai berikut:
investasi erat
kaitannya PER= Harga per Rasio
dengan kegiatan lembar saham
investasi Earnings per
perusahaan, share
keputusan
investasi yang
tepat akan
memberikan
kinerja optimal
99

Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Lanjutan


yang dapat
meningkatkan
harga saham
yang
berpengaruh
terhadap nilai
perusahaan
Sudana (2011)
Kebijakan Kebijakan Perbandingan
Dividen Dividen antara total
(X2) merupakan dividen dengan
penentuan laba bersih lalu
mengenai dikali kan
besarnya dengan 100%,
dividen kepada dengan rumus
pemegang sebagai berikut:
saham yang Rasio
dilakukan oleh DPR=Total
pimpinan dividen x 100
perusahaan Laba bersih
Sjahrial
(2007:259)
dalam
Clarensia dkk
(2017)
Struktur modal Struktur Modal Perbandingan
(X3) adalah antara total
kumpulan dana hutang dengan
yang terdiri atas total modal
utang dan modal dikali kan
sendiri bertujuan dengan 100,
meningkatkan dengan rumus Rasio
instrinsik value sebagai berikut:
perusahaan DER= Total
Brigham hutang x 100
Eharhrdt, Total modal
(2011:600)
100

Tabel 3.4 Operasionalisasi Variabel Lanjutan


Variabel Intervening atau Variabel eksogen/endogen
Profitabilitas Rasio Perbandingan
(Y) Profitabilitas antara laba
mengukur bersih setelah
keefektifan pajak dengan
manajemen total modal,
secara dengan rumus
keseluruhan sebagai berikut:
yang ditunjukan
oleh besar ROE= Laba
kecilnya tingkat bersih setelah
kentungan yang pajak x 100 Rasio
didapatkan
dalam Total modal
hubungannya
dengan
penjualan
maupun
investasi
Fahmi
(2011:137)
Variabel Endogen
Nilai Nilai perusahaan Perbandingan
Perusahaan merupakan antara harga
(Z) persepsi investor saham dengan
terhadap tingkat nilai buku per
keberhasilan lembar saham,
atas suatu dengan rumus
perusahaan yang sebagai berikut:
tercermin dari PBV= harga Rasio
harga saham saham
Pakpahan Nilai buku
(2010:211) perlembar
dalam saham
(Nurminda
dkk, 2017)
101

3.4 Populasi dan Sampel


Sebelum melakukan sampel, terlebih dahulu peneliti
melakukan populasi untuk diambil sampel penelitiannya.
Populasi menurut Sugiyono (2017:136) adalah sebagai
berikut :
“Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri
dari obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu untuk dipelajari dan kemudian
dapat ditarik kesimpulannya”.

Di dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah


seluruh perusahaan sub-sektor makanan dan minuman
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2015-
2019. Dalam penelitian ini ukuran populasinya yaitu
sebanyak 26 perusahaan subsektor makanan dan minuman
selama periode 2015-2019. Adapun pengertian sampel
menurut Sugiyono (2017:137) adalah “Bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi dengan
mempertimbangkan teknik pengambilan sampel yang
akan digunakan”.
Terdapat dua jenis teknik sampling dalam penelitian
yaitu probability sampling dan non probability sampling.
Di dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel
102

menggunakan teknik non probability sampling. Menurut


Sugiyono (2017:142) non probability sampling “Teknik
pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau
kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel”.
Selanjutnya pada penelitian ini, peneliti melakukan
pengambilan sampel menggunakan teknik purposive
sampling. Adapun menurut Sugiyono (2017:144)
purposive sampling adalah sebagai berikut “Purposive
sampling adalah teknik menentukan sampel dengan
pertimbangan tertentu”. Berikut ini terdapat beberapa
kriteria yang didasarkan atas pertimbangan dalam sampel
ialah sebagai berikut:
1. Perusahaan sub-sektor makanan dan minuman
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sesuai
dengan periode pengamatan
2. Perusahaan yang listing selama periode
pengamatan yang tersedia di Bursa Efek Indonesia
periode 2015-2019
103

3. Perusahaan yang menerbitkan ringkasan kinerja


perusahaan secara lengkap dan tersedia di Bursa
Efek Indonesia selama periode 2015-2019.
Berdasarkan kriteria purposive sampling diatas dapat
diperoleh sampel sebanyak 13 perusahaan dari 26
perusahaan. Perusahaan yang tidak termasuk didalam
sampel merupakan perusahaan yang tidak sesuai dengan
kriteria pengambilan sampel yang sudah dilakukan
sebelumnya. Perusahaan yang menjadi sampel dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5 Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian


NO Nama Perusahaan Kode
Perusahaan
1 PT. Akasha Wira International Tbk ADES
2 PT. Tri Banyan Tirta Tbk ALTO
3 PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk CEKA
4 PT. Delta Djakarta Tbk DLTA
5 PT. Indofood CBP Sukses Makmur ICBP
6 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk INDF
7 PT. Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI
8 PT. Mayora Indah Tbk MYOR
9 PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk PSDN
10 PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk ROTI
11 PT. Sekar Laut Tbk SKLT
12 PT. Ultra Jaya Milk Industry & Trading ULTJ
Company Tbk
13 PT. Sekar Bumi Tbk SKBM
104

3.5 Jenis dan Sumber Data


Di dalam ekonometrika, dapat diketahui terdapat tiga
kelompok data keuangan, yaitu data runtut waktu (time
series), data seksi silang atau kerat silang (cross section),
dan data panel (pool data). Terdapat pengertiannya dari
ketiganya. Menurut Winarno (2017:2.1), data time series
merupakan data yang terdiri dari satu objek dan meliputi
beberapa metode waktu. Data cross section adalah data
yang terdiri dari beberapa objek misalnya data beberapa
perusahaan pada suatu waktu biasanya dalam jenis data
ini, setiap objek mempunyai beberapa variabel.
Selanjutnya adalah data panel yaitu merupakan jenis data
yang merupakan gabungan antara data runtut waktu
dengan seksi silang. Oleh karena itu, data panel
mempunyai gabungan karakteristik kedua jenis data tadi,
yaitu (1) terdiri dari beberapa objek (2) termasuk beberapa
periode waktu. Pada penelitian ini menggunakan data
panel (pool data) karena di dalam penelitian ini peneliti
menggunakan beberapa objek pada runtutan tentang
waktu.
105

Terdapat dua macam sumber data yaitu data primer dan


data sekunder. Di bawah ini merupakan definisi dari
keduanya menurut Sugiama (2014:129) adalah sebagai
berikut:
1. Sumber data sekunder merupakan data yang
dikumpulkan oleh pihak lain, data tersebut
dijadikan sebagai sarana untuk kepentingan
mereka sendiri. Diperoleh dengan mengkompilasi
dari sumber data lain atau data sekunder berasal
dari data lain.
2. Sumber data primer merupakan sumber yang
berasal dari sumber asli lalu dikumpulkan untuk
menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan.
Data primer dapat dikumpulkan melalui survei,
observasi atau eksperimen.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder, yang mana data diperoleh berasal
dari publikasi pihak kedua yaitu Bursa Efek Indonesia
(BEI), dalam data tersebut terdapat berupa ringkasan
kinerja perusahaan-perusahaan sub-sektor makanan dan
minuman, didapatkan dengan cara mengunduh ringkasan
106

kinerja perusahaan tersebut dengan melalui website resmi


Bursa Efek Indonesia yaitu (www.idx.co.id).

3.6 Teknik Pengumpulan Data


Menurut Sugiyono (2017:219), pengumpulan data
dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai cara dan
berbagai sumber. Pada penelitian ini metode pengumpulan
data menggunakan metode dokumentasi berupa data yang
telah lalu yang dipublikasikan dan penelitian kepustakaan
dengan tujuan memperoleh data maupun teori yang
dibutuhkan penulis dalam penelitian yang dilakukan.
Dokumen yang terdapat dalam penelitian ini yaitu
ringkasan kinerja perusahaan subsektor makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2015-2019, penelitian ini juga didukung dengan
pengumpulan data dari sumber internet yang
mempermudah penulis untuk mendapatkan data guna
mendukung proses penelitian dalam mencapai tujuan
penelitian.
3.7 Teknik Pengolahan Data
Data yang sudah diperoleh selanjutnya dikumpulkan
dan diinput sesuai dengan variabel penelitian, kemudian
107

diolah hal ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana


hasilnya lalu selanjutnya dilakukan analisis. Pada
penelitian ini pengolahan data dilakukan dengan
menggunakan software eviews 10, selain itu metode
pengolahan data yang dilakukan oleh penulis
menggunakan metode pengolahan data kuantitatif.
Terdapat langkah-langkah atau tahapan ilmiah di dalam
proses melakukan pengolahan data yang dapat
mempermudah dalam proses melakukan olah data.
Adapun tahapan-tahapan mengenai pengolahan data
menurut Sugiama (2014:194-195) adalah sebagai berikut:
1. Editing, merupakan proses pemeriksaan dan
penyesuaian (chechking and adjusting) data-data
yang perlu dibandingkan, penyajian data agar
mudah untuk dibaca, dan agar data tersebut
memiliki konsistensi. Selain itu pengeditan
digunakan agar data yang disajikan menjadi
lengkap, konsisten, dan data tersebut siap untuk
disimpan dalam penyimpanan data (data storage).
2. Coding, merupakan pengidentifikasian serta
pengklasifikasian dari masing-masing data yang
108

menggunakan angka (numeric) sebagai skor atau


dengan menggunakan karakter maupun simbol
lain.
3. Komputerisasi, merupakan kemampuan komputer
dalam menyimpan serta mengolah data. Ada
berbagai macam perangkat lunak yang dapat
digunakan untuk menginput data dengan mudah.
Ada salah satu perangkat lunak yang sering
digunakan dan populer dalam hal menginput data
yaitu Microsoft excel, selain itu juga terdapat
program eviews yaitu program yang dikenal untuk
memperoleh hasil perhitungan penelitian
Dalam penelitian ini hanya menggunakan dua tahap
pengolahan yaitu editing dan komputerisasi, karena
coding digunakan dalam pengolahan data berupa
kuisioner yang mengklarifikasi jawaban para responden.
3.8 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah suatu kegiatan yang dilakukan
ketika data dari seluruh responden dan sumber lain
terkumpul. Adapun menurut Sugiyono (2017:147) analisis
data adalah sebagai berikut:
109

“Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari


seluruh responden atau data lain terkumpul. Kegiatan
dalam analisis data adalah: mengelompokan data
berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi
data berdasarkan data variabel dari seluruh responden,
menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan
perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan
melakukan perhitungan untuk hipotesis yang telah
diajukan”.

Lalu selanjutnya statistik inferensial menurut sugiyono


(2017:233) adalah “Statistik inferensial adalah teknik
statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel
dan hasilnya diberlakukan untuk populasi”
Pada penelitian ini, penulis menggunakan analisis
kuantitatif sebagai metode yang digunakan dalam
melakukan analisis data. Sugiyono (2017:13) menyatakan
bahwa “Analisis kuantitatif adalah analisis yang
didasarkan pada data berupa angka dan kualitatif yang
diangkakan “.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini,
penulis menggunakan analisis jalur (path analysis) Utama
(2012:156) menyatakan bahwa,
“Analisis jalur atau path analysis merupakan perluasan
dari analisis regresi linear berganda untuk menaksir
110

hubungan kausalitas antar variabel yang berjenjang


berdasarkan teori”.

Adapun menurut Riduwan dan Kuncoro (2017:2):


“Analisis jalur digunakan untuk menganalisis pola
hubungan antar variabel yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung
seperangkat variabel bebas (exogeneneus) terhadap
variabel terikat (endogeneus)”.

Menurut Riduwan dan Sunarto (2011) dalam


(Isdamarwan dkk, 2013) model analisis jalur terbagi
menjadi tiga model yaitu, model jalur korelasi, model jalur
mediasi, dan jalur independen (langsung). Adapun
penjelasannya di bawah berikut ini:
1. Model jalur korelasi, ditandai dengan adanya
model korelasi antara variabel bebas dan model
regresi antara variabl bebas dengan variabel yang
terikat
2. Model jalur media dapat ditandai dengan terdapat
hubungan yang tidak langsung dari variabel bebas
dengan variabel terikat.
3. Model jalur independen (langsung) dapat ditandai
dengan adanya hubungan yang langsung dari
111

variabel bebas dengan variabel terikat (tidak ada


korelasi maupun pengaruh antara variabel
bebasnya)
Didalam penelitian ini menggunakan model jalur
independen (langsung). Adapun menurut Riduwan dan
kuncoro (2017:2) terdapat beberapa asumsi-asumsi yang
harus dipenuhi dalam menggunakan analisis jalur, antara
lain:
1. Pada model analisis jalur, hubungan antar variabel
nya adalah berifat linear, adaptif dan bersifat
normal
2. Hanya terdapat sistem aliran kausal ke satu arah
yang artinya tidak ada arah kausalitas yang
terbalik.
3. Untuk variabel endogen minimal dalam skala ukur
interval dan rasio
4. Menggunakan probability sampling
5. Observed variabels diukur tanpa kesalahan
(instrumen pengukuran valid dan reliable)
6. Model yang dianalisis dispesifikasikan atau
diidentifikasi dengan benar berdasarkan dengan
112

teori dan konsep dan relevan atinya model dikaji


berdasarkan kerangka teoritis tertentu yang
mampu menjelaskan hubungan kausalitas antar
variabel yang diteliti.
Menurut Ghazali (2016:237), dalam hal ini analisis
jalur dapat menentukan pola hubungan antara tiga atau
lebih variabel dan tidak dapat digunakan untuk
mengkonfirmasi atau menolak hipotesis kausalitas
imajiner. Dan untuk pengujian satu arah dengan output
yang didapatkan dari hasil pengolahan data menggunakan
program software Eviews 10 dimana hasilnya dapat dibagi
menjadi dua. Analisis jalur (path analysis) mempunyai
tujuan untuk menjelaskan akibat langsung dan tidak
langsung mengenai seperangkat variabel bebas dengan
seperangkat variabel terikat (Alrasyid dalam Sanusi,
2014).
Di dalam penelitian ini hubungan antara variabel
eksogen (keputusan investasi, kebijakan dividen dan
struktur modal) dengan variabel endogen (nilai
perusahaan) dan dimediasi oleh variabel intervening
(profitabilitas), maka dapat digambarkan dengan dua
113

model diagram jalur struktur 1 dan model diagram jalur


struktur 2 sebagai berikut:

e1

Keputusan
Investasi
(X1)

Kebijakan
Profitabilitas
Dividen
(Y)
(X2)

Struktur
Modal
(X3)

Gambar 3.1 Model Diagram Jalur Struktur 1


Berikut dibawah ini merupakan model diagram jalur
struktur 2 adalah sebagai berikut:
114

Gambar 3.2 Model Diagram Analisis Jalur Struktur 2


Keterangan:
ρZX1 : Pengaruh keputusan investasi terhadap nilai
perusahaan
ρZX2 : Pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai
perusahaan
ρZX3 : Pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan
ρYX1 : Pengaruh keputusan investasi terhadap
profitabilitas
ρYX2 : Pengaruh kebijakan dividen terhadap
profitabilitas
ρYX3 : Pengaruh struktur modal terhadap profitabilitas
115

ρZY : Pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan


e : Error
Diagram jalur pada penelitian ini terdiri dari dua
persamaan struktural, dimana keputusan investasi,
kebijakan dividen dan struktur modal merupakan variabel
eksogen, nilai perusahaan merupakan variabel endogen
serta profitbilitas merupakan variabel eksogen sekaligus
endogen (intervening). Berikut dibawah ini merupakan
persamaan struktural yang terdapat di dalam penelitian ini:

Persamaan 1: Y = ρ1 X1 + ρ2 X2 + ρ3 X3

Persamaan 2: Z = ρ1 X1 + ρ2 X2 + ρ3 X3 + ρ4 Y

Keterangan:
Z : Nilai perusahaan
X1 : Keputusan investasi
X2 : Kebijakan dividen
X3 : Struktur modal
Y : Profitabilitas
ρ1, ρ2, ρ3. ρ4 : Koefisien regresi
e : Error (pengganggu)
116

3.8.1 Uji Asumsi Klasik


Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan alat
bantu statistik berupa software Eviews 10 yang bertujuan
untuk mendapatkan hasil analisis yang akurat, maka hars
dilakukannya uji asumsi klasik, pengujian asumsi klasik
ini bertujuan untuk memastikan bahwa model yang
diperoleh sudah memenuhi asumsi dasar di dalam analisis
regresi dan memiliki maksud agar model regresi tidak bias
atau agar model regresi BLUE (Best Linear Unbiased
Estimator). Adapun beberapa uji asumsi klasik yang dapat
digunakan di antaranya adalah uji normalitas, uji
multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji
autokorelasi, yang akan diuraikan sebagai berikut:
3.8.2 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi variabel terikat dan variabel bebas berdistribusi
normal atau tidak. Menurut Sugiyono (2017:172)
menyatakan bahwa “Parametris menyaratkan bahwa
setiap variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi
normal”, di dalam penelitian ini menggunakan metode
Jarque-Bera untuk melakukan uji normalitas yang
117

berguna untuk mengatahui apakah residual berdistribusi


normal atau tidak. Adapun menurut Winarno (2017:541)
terdapat salah satu cara untuk mengetahui residual
berdistribusi normal atau tidak adalah dengan
membandingkan nilai probabilitas dengan nilai
perusahaan dengan nilai signifikansi nya ɑ = 5% dengan
hipotesis berikut ini :
H0 : Residual berdistribusi normal
H1 : Residual tidak berdistribusi normal
Dengan beberapa kriteria pengujian sebagai berikut :
a. Jika nilai probabilitas > 0,05 maka H0 diterima
artinya residual berdistribusi normal
b. Jika nilai probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak
artinya residual tidak berdistribusi normal
3.8.3 Uji Multikolinearitas

Menurut Winarno (2015:51) mengemukakan bahwa:


“Multikolinieritas merupakan kondisi adanya
hubungan linear antar variable indepenen, Karena
melibatkan beberapa variabel independen, maka
multikolonieritas tidak akan terjadi terhadap persamaan
regresi sederhana (yang terdiri atas satu variabel
dependen dan satu variabel independen)”.
118

Uji multikolinearitas ini bertujuan untuk menguji


apakah pada model regresi hubungan antar variable bebas
terdapat adanya korelasi. Lalu untuk mengetahui ada atau
tidaknya multikolinearitas dapat dilakukan dengan
menggunakan cara menghitung koefisien korelasi antar
variable bebas. Jika koefisiensinya rendah, maka tidak
terdapat multikolinearitas (Winarno, 2015:52).
Terdapat penjelasan lain mengenai multikolinearitas
menurut Ghozali (2013:83), mengatakan bahwa “Apabila
koefisien korelasi tidak ada nilai > 90% maka tidak terjadi
multikolinearitas dalam model regresi”, adapun beberapa
kriteria untuk pengujian ini yaitu sebagai berikut:
a. Apabila koefisien korelasi ≤ 0,90 artinya tidak
terjadi masalah multikolinearitas
b. Apabila koefisien korelasi ≥ 0,90 artinya terjadi
masalah multikolinearitas
3.8.4 Uji Heteroskedastisitas
Winarno (2015:58) menyatakan bahwa:
“Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan
untuk mengidentifikasi ada tidaknya masalah
heteroskedastisitas, diantaranya metode grafik, uji
prak, uji glejser, uji korelasi spearman, uji goldfiled-
119

quandt, uji bruesch pogan godfray, uji ARCH dan uji


white”.
Uji heteroskedastisitas ini bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian
residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Apabila
varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
tetap, maka dinyatakan dengan homokedastisitas dan jika
berbeda maka dinyatakan dengan heteroskedastisitas.
Homokedastisitas (tidak terjadi heteroskedastisitas)
merupakan model yang baik dalam uji ini.
Dalam penelitian ini uji heteroskedastisitas dilakukan
dengan menggunakan uji glejser. Uji glejser terdapat
persamaan dengan uji park, dan hanya memiliki
perbedaan pada variabel dependennya. Untuk uji park
menggunakan In(residu2) sebagai variabel dependen,
sedangkan untuk uji glejser variabel ini diganti dengan
menggunakan nilai residual hasil uji heteroskedastisitas
dapat dilihat dari nilai Obs*R-squared dan nilai
probability dengan nilai signifikannya sebesar ɑ = 5%
terdapat hipotesis dibawah ini sebagai berikut:
H0 : Tidak terjadi heteroskedastisitas
H1 : Terjadi heteroskedastisitas
120

Maka terdapat kriteria pengujian ini adalah sebagai


berikut:
a. Apabila nilai probabilitas > 0,05 maka H0 diterima
artinya tidak terjadi heteroskedastisitas
b. Apabila nilai probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak
artinya terjadi heteroskedastisitas
3.8.5 Uji Autokorelasi
Winarno (2017:529) menyatakan sebagai berikut:
“Autokorelasi adalah hubungan antara residual satu
observasi dengan residual observasi lainnya.
Autokorelasi lebih mudah timbul pada data yang
bersifat runtut waktu, karena berdasarkan sifatnya, data
masa sekarang dipengaruhi oleh data pada masa-masa
sebelumnya. Meskipun demikian, dimungkinkan
autokorelasi dijumpai pada data yang bersifat antar
objek (cross section)”.

Uji autokorelasi ini bertujuan untuk menguji suatu


model untuk mengatahui apakah diantara variabel
pengganggu masing-masing variabel bebas saling
mempengaruhi. Adapun menurut Winarno (2015:533)
mengemukakan bahwa “Dalam mengidentifikasi ada atau
tidaknya autokorelasi adalah denggan uji Durbin-Warson
dan Uji Breuch-Godfrey”. Di dalam penelitian ini metode
121

uji autokorelasi menggunakan Uji Breuch-Godfrey yang


merupakan Uji Langrange-Multipier (pengganda
Langrage), dengan melihat hasil Obs*R-squared yang
berasal dari koefisien determinasi dari probabilitas dengan
nilai signifikan sebesar ɑ = 5%, dengan hipotesis dibawah
ini sebagai berikut:
H0 : Tidak terjadi autokorelasi
H1 : Terjadi autokorelasi
Maka terdapat beberapa kriteria pengujian sebagai
berikut:
a. Apabila nilai probability > 0,05 maka H0 diterima
artinya tidak terjadi autokorelasi
b. Apabila nilai probability < 0,05 maka H0 ditolak
artinya terjadi autokorelasi
3.9 Koefisien Determinasi
Menurut Sugiama (2014:237) koefisien determinasi
menunjukkan bagaimana variabel independen yang diteliti
dapat menjelaskan variabel dependen. Apabila dalam
penelitian terdapat variabel exogeneus lebih dari dua maka
dapat dipengaruhi oleh Adjusted R Square sebagai
koefisien determinasi. Di dalam penelitian ini
122

menggunakan nilai Adjusted R Square karena terdapat


variabel independen lebih dari dua. Adjusted R Square
adalah nilai R Square yang telah disesuaikan. Setiap
adanya tambahan satu variabel independen, maka R
Square pasti meningkat tidak peduli apakah variabel
tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen. Maka dari itu banyak peneliti yang
menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R
Square pada saat melakukan evaluasi mana model regresi
yang terbaik. Nilai Adjusted R Square dapat naik dan turun
apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam
model.
Hasil nilai Adjusted R Square biasanya lebih kecil dari
nilai R Square serta menghasilkan nilai variable. Jika nilai
Adjusted R Square mendaptkan hasil yang mendekati 0
maka artinya terdapat hubungan antar variable yang
semakin lemah dan begitupun sebaliknya. Secara
matematis jika nilai R Square = 1, maka nilai Adjusted R
Square = R Square = 1 sedangkan nilai R Square = 0, maka
nilai Adjusted R Square = (1-k)/(n-k). Jika k > 1, maka
nilai Adjusted R Square menghasilkan nilai variable.
123

Adapun menurut Ghazali (2013:97) terdapat beberapa


kriteria penilaian Adjusted R Square adalah sebagai
berikut:
a. Apabila nilai Adjusted R Square kecil, maka
kemampuan variable independe dalam
menjelaskan variable dependen kecil
b. Apabila nilai Adjusted R Square besar atau
mendekati nilai 1, maka kemapuan variable
independe dalam menjelaskan variable dependen
besar
3.10 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada
atau tidaknya pengaruh variabel exogenous terhadap
variabel endogenous baik secara parsial maupun secara
simultan, maka dapat dilakukan dengan melalui uji t dan
uji F yang akan dijelaskan sebagai berikut.
3.10.1 Uji T
Di dalam penelitian ini uji t digunakan untuk
mengetahui apakah variabel exogenous secara parsial
dapat berpengaruh terhadap variabel endogenous. Dalam
penelitian ini diantaranya keputusan investasi, kebijakan
124

dividen dan struktur modal berpengaruh terhadap nilai


perusahaan, terdapat langkah-langkah yang dilakukan
dalam melakukan uji t penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis1
H10 : pZX1 ≤ : Artinya keputusan investasi tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan
H21 : pZX1 > : Artinya keputusan investasi
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
Hipotesis2
H20 : pZX3 ≥ : Artinya struktur modal tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan
H21 : pZX3 < : Artinya struktur modal
berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan
Hipotesis3
H3o : pZX2 ≤ : Artinya kebijakan dividen tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan
H31 : pZX2 > : Artinya kebijakan dividen
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
125

Hipotesis4
H40 : pZX1 ≥ : Artinya keputusan investasi
tidak berpengaruh terhadap profitabilitas
H41 : pZX1 < : Artinya keputusan investasi
berpengaruh negatif terhadap profitabilitas
Hipotesis5
H50 : pZX2 ≤ : Artinya kebijakan dividen tidak
berpengaruh terhadap profitabilitas
H51 : pZX2 > : Artinya kebijakan dividen
berpengaruh positif terhadap profitabilitas
Hipotesis6
H60 : pZX3 ≥ : Artinya struktur modal tidak
berpengaruh terhadap profitabilitas
H61 : pZX3 < : Artinya struktur modal
berpengaruh negatif terhadap profitabilitas
Hipotesis7
H70 : pZY ≤ : Artinya profitabilitas berpengaruh
terhadap nilai perusahaan
H71 : pZY > : Artinya profitabilitas berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan
b. Kriteria Pengujian
126

Dalam kriteria pengujian dapat dirumuskan


sebagai berikut menurut Gujarati (2006:235) :
1. Jika p value pada uji t < 0,05 maka H0 ditolak
2. Jika p value pada uji t > 0,05 maka H0 diterima
3.10.2 Uji F (Uji Secara Simultan)
Uji F dilakukan karena bertujuan untuk mengetahui
apakah variabel bebas secara simultan berpengaruh
terhadap variabel terikat, yaitu variabel keputusan
investasi, kebijakan dividen, struktur modal dan
profitabilitas dapat berpengaruh secara simultan terhadap
nilai perusahaan. Di bawah ini merupakan langkah-
langkah yang dilakukan dalam uji F pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Melakukan hipotesis

1) H0 : pZX1 = pZX2 = pZX3 = pY = 0 :


Keputusan investasi, kebijakan dividen, dan
struktur modal secara simultan tidak
berpengaruh terhadap profitabilitas
H1 : pZX1 ≠ pZX2 ≠ pZX3 ≠ pY ≠ 0 : H0 :
Keputusan investasi, kebijakan dividen, dan
127

struktur modal secara simultan berpengaruh


terhadap profitabilitas
2) pZX1 = pZX2 = pZX3 = pZY = 0 : Keputusan
investasi, kebijakan dividen, struktur modal dan
profitabilitas secara simultan tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan
H1 : pZX1 ≠ pZX2 ≠ pZX3 ≠ pZY ≠ 0 :
Keputusan investasi, kebijakan dividen,
struktur modal dan profitabilitas secara
simultan berpengaruh terhadap nilai perusahaan

b. Kriteria pengujian
Menurut Gujarati (2006:239) beberapa kriteria
pengujian dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Jika p value pada uji F < 0,05 maka H0 ditolak
2. Jika p value pada uji F > 0,05 maka H0 diterima
3.11 Pengujian Kesesuaian Model
Uji kesesuaian model (goodness-of-fitt test) bertujuan
untuk menguji apakah model yang diusulkan memiliki
kesesuaian (fit) dengan data atau tidak. Dalam analisis
jalur untuk suatu model yang diusulkan dapat dikatakan fit
dengan data apabila matriks korelasi sampel berbeda
128

dengan matriks korelasi estimasi (reproduced correlation


matrix) Shmacker dkk (1996:43) dan Kusnaedi (2005:19)
dalam Riduwan dan Kuncoro (2017:146). Shmacker dkk
(1996:43) dalam Riduwan dan Kuncoro (2017:146)
menguji kesesuaian model analisis jalur menggunakan uji
statistik kesesuaian model Q dengan rumus sebagai
berikut :

Q = 1 – R2m
1-m

Keterangan:

Q : Koefisien Q

R2M : 1 – 1 (1- R12). (1-R22)...(1-Rp2)

M : R2m setelah dilakukan trimming

Jika Q = 1 mengidentifikasi model fit sempurna. Jika Q


< 1, untuk menentukan fit tidaknya model maka statistik
koefisien Q perlu dilakukan nya uji dengan statistik W,
yang dapat dihitung dengan rumus:

W Hitung = -(n-d)
InQ
129

Keterangan :
N : Menunjukkan ukuran sampel

d : Banyaknya koefisien jalur yang tidak signifikan


sama dengan (degree-of freedom = derajat bebas)

R2m : Koefisien determinasi multiple untuk model yang


diusulkan

M : Menunjukan koefisien determinan multiple (r2m)


setelah koefisien jalur yang tidak signifikan dihilangkan

Hipotesis:

a. H0 : R = R (O) : Matriks korelasi estimasi tidak


berbeda (sama) dengan matriks korelasi sampel
b. H0 : R ≠ R (O) : Matriks korelasi berbeda dengan
matriks korelasi sampel
Adapun dasar dalam pengambilan keputusan adalah
sebagai berikut:

a. Jika W hitung > X2(df;a) : Maka tolak H0, artinya


kedua model tersebut signifikan
130

b. Jika W hitung ≤ X2(df;a) : Maka terima H0, artinya


kedua model tersebut tidak signifikan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Pada bagian pertama, penulis akan menjelaskan
terlebih dahulu bagaimana kondisi dari setiap variabel
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
menghitung rata-rata terendah dari setiap variabel sebelum
dilakukannya analisis data pada rumusan masalah dalam
penelitian ini. Kondisi yang dijelaskan pada penelitian ini
yaitu variabel yang mempengaruhi nilai perusahaan yaitu
keputusan investasi, kebijakan dividen, struktur modal dan
profitabilitas pada perusahaan subsektor manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019.
4.1.1 Kondisi Keputusan Investasi (PER) pada
Perusahaan Makanan dan Minuman yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-
2019

Keputusan investasi yang tepat dapat menambah daya


tarik bagi investor, keputusan investasi dalam penelitian
ini menggunakan price earning ratio yaitu perbandingan
antara harga perlembar saham dengan earning per share,
131
132

semakin tinggi PER menunjukan keputusan investasi


perusahaan yang tepat. Berikut di bawah ini merupakan
kondisi keputusan investasi pada perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2015-2019
Tabel 4.1 Kondisi Keputusan Investasi (PER) pada
Perusahaan Makanan dan Minuman yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2015-2019
Keputusan investasi (PER) (X)
Nama Perusahaan Rata-rata
2015 2016 2017 2018 2019
ADES 18.23 13.91 16.90 11.45 13.31 14.76
ALTO -29.24 1.66 -26.34 -17.78 -16.89 -17.72
CEKA 3.77 4.64 7.15 14.92 11.39 8.374
DLTA 21.86 18.45 14.58 14.18 15.41 16.90
ICBP 26.18 26.48 27.34 26.23 27.04 26.65
INDF 15.31 16.11 16.06 17.4 18.1 16.60
MLBI 21.69 27.35 21.8 31.64 32.04 26.90
MYOR 22.36 30.72 36.51 39.94 39.33 33.77
PSDN -3.74 -8.7 7.1 -9.19 -13.11 -5.5
ROTI 23.67 19.88 60.77 54.13 55.03 42.70
SKLT 12.52 10.63 34.79 38.28 38.28 26.9
ULTJ 21.95 18.12 17.51 18.81 16.58 18.59
SKBM 21.24 21.03 22 97.48 74.5 47.25
RATA-RATA 13.52 15.41 19.71 25.96 23.92 19.70
TERTINGGI 26.18 30.72 60.77 97.48 74.5 47.25
TERENDAH -29.24 -8.7 -26.34 -17.78 -16.89 -17.72

Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa untuk


rata-rata keputusan investasi yang diproksikan dengan
price earning ratio secara kesuluruhan selama periode
133

2015-2019 sebanyak 19.70 kali. Perusahaan yang


memiliki nilai rata-rata tertinggi keputusan investasi
adalah kode perusahaan SKBM dengan angka sebesar
47.25 artinya perusahaan mampu menciptakan keputusan
investasi yang tepat. Sedangkan perusahan yang
memperoleh rata-rata terendah adalah PSDN dengan
angka sebesar -5.5 artinya perusahaan tersebut tidak
mampu dalam membuat keputusan berinvestasi
dibandingkan dengan perusahaan lain.

4.1.2 Kondisi Kebijakan Dividen (DPR) pada


Perusahaan Makanan dan Minuman yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-
2019

Kebijakan dividen dalam penelitian ini menggunakan


dividen payout ratio. Dividen payout ratio merupakan
persentase dari laba yang akan dibagikan kepada para
pemegang saham dengan membandingkan antara total
dividen dengan laba bersih, semakin besar dividend
payout ratio maka semakin besar juga dividen yang
dibagikan kepada pemegang saham. Berikut di bawah ini
merupakan kondisi kebijakan dividen pada perusahaan
134

makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek


Indonesia pada tahun 2015-2019:
Tabel 4.2 Kondisi Kebijakan Dividen (DPR) pada
Perusahaan Makanan dan Minuman yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2015-2019
Kebijakan dividen (DPR) (%)
Nama Perusahaan Rata-rata
2015 2016 2017 2018 2019
ADES 10.31 12 99 2.55 11 26.97
ALTO 30 30 30 30 30 30
CEKA 75 32 35.74 28.9 27.62 39.85
DLTA 50 56.63 74.1 113 120 82.75
ICBP 49.75 24.94 49.76 19.41 29.81 34.73
INDF 52.07 28 40.48 53.44 25.44 39.89
MLBI 145.92 100 99.95 12.39 10.2 73.69
MYOR 11.93 5.05 28.79 34.29 31.79 22.37
PSDN 10.06 8.09 19.27 32.96 14.96 17.07
ROTI 10.34 24.82 20.18 17.77 7.59 16.14
SKLT 20.3 16.74 20.93 13.61 9.68 16.25
ULTJ 1.02 1.15 11.66 17.83 14.47 9.23
SKBM 26.45 27.55 6.92 6.91 4.2 14.41
RATA-RATA 37.93 28.23 41.29 29.47 25.90 32.56
TERTINGGI 145.92 100 99.95 113 120 82.746
TERENDAH 1.02 1.15 6.92 2.55 4.2 9.226

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa rata-


rata kebijakan dividen yang diproksikan dengan dividend
payout ratio pada periode 2015-2019 32.56%. Perusahaan
yang mempunyai nilai rata-rata tertinggi adalah
perusahaan DLTA dengan angka sebesar 82.75% artinya
perusahaan tersebut mampu membayar kan dividen
135

kepada para pemegang sahamnya. Sedangkan untuk


perusahaan yang memperoleh rata-rata terendah adalah
perusahaan ULTJ dengan angka sebesar 9.23% artinya
dengan memperoleh nilai rata-rata terendah perusahaan
tersebut tidak dapat menunjukan kemampuan perusahaan
nya dalam membagikan dividen sesuai dengan
kebijakannya.
4.1.3 Kondisi Struktur Modal (DER) pada Perusahaan
Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2015-2019

Struktur modal dalam penelitian ini dihitung dengan


debt to equity ratio yaitu dengan membandingkan antara
total hutang dengan modal sendiri. Semakin tinggi debt to
equity ratio maka semakin menunjukan perusahaan
tersebut dalam kondisi yang berisiko karena total hutang
yang dimilikinya lebih besar dibandingkan dengan modal
sendiri. Dalam pendekatan konservatif besarnya antara
hutang dengan modal sendiri artinya debt to equity ratio
maksimal 100%. Berikut dibawah ini kondisi stuktur
modal pada perusahaan makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015-2019.
136

Tabel 4.3 Kondisi Struktur Modal (DER) pada


Perusahaan Makanan dan Minuman yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2015-2019
Struktur Modal (DER) (%)
Nama Perusahaan Rata-rata
2015 2016 2017 2018 2019
ADES 99 100 99 82 44.8 84.96
ALTO 13.3 14.42 16.5 18.7 19 16.38
CEKA 132 60.6 4.22 19.69 23 47.90
DLTA 22 18 17 19 18 18.8
ICBP 62 56 56 51 45 54
INDF 113 87 88 93 77 91.6
MLBI 174 177 136 212 153 170.4
MYOR 118 106 103 106 92 105
PSDN 91 133 131 158 334 169.4
ROTI 128 102 62 51 52 79
SKLT 148 92 107 120 108 115
ULTJ 26.54 21.49 23.3 16.35 16.86 20.908
SKBM 122.17 171 70.23 70.24 71.15 100.958
RATA-RATA 96.08 87.58 70.25 78.23 81.06 82.64
TERTINGGI 174 177 136 212 334 170.4
TERENDAH 13.3 14.42 4.22 16.35 16.86 16.38

Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa untuk


rata-rata struktur modal yang diproksikan oleh debt to
equity ratio secara keseluruhan pada periode 2015-2019
memperoleh angka sebesar 82.64%. Perusahaan yang
mempunyai nilai rata-rata tertinggi adalah MLBI artinya
perusahaan tersebut berada dalam kondisi yang tidak baik
dibandingkan dengan perusahaan lainnya karena
perusahaan tersebut lebih menggunakan hutang nya
daripada modal sendiri. Sedangkan perusahaan yang
137

mempunyai rata-rata struktur modal terendah adalah


perusahaan ALTO dengan nilai sebesar 16.38% artinya
perusahaan tersebut dalam kondisi yang baik karena lebih
banyak menggunakan modal sendiri dibandingkan dengan
menggunakan hutangnya.

4.1.3 Kondisi Profitabilitas (ROE) pada Perusahaan


Makanan dan Minuman yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2019

Profitabilitas dalam penelitian ini dihitung dengan


menggunakan return on equity yang mana dapat
menunjukan kemampuan perusahaan dalam memperoleh
laba setelah pajak atas pemanfaatan modal yang
dimilikinya, semakin tinggi nilai return on equity
perusahaan maka artinya semakin baik perusahaan dalam
kinerjanya untuk memperoleh laba bersih setelah pajak.
138

Tabel 4.4 Kondisi Profitabilitas (ROE) pada


Perusahaan Makanan dan Minuman
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2015-2019

Profitabilitas (ROE) %
Nama Perusahaan Rata-rata
2015 2016 2017 2018 2019
ADES 10 14.56 9.04 7.75 3.49 8.97
ALTO -4.8 -5.51 -14.99 -9.72 3.58 -6.29
CEKA 16.65 28.12 11.9 4.48 19.05 16.04
DLTA 22.6 25.14 24.44 26.41 26.28 24.97
ICBP 18.19 20.8 18.3 21.7 21.7 20.14
INDF 8.9 12.1 11.1 10.2 11.3 10.72
MLBI 64.83 119.68 124.15 95.4 105 101.81
MYOR 24.07 22.16 22.18 21 21 22.08
PSDN -13.14 -13.08 10.74 -5.78 14.64 -1.32
ROTI 22.76 19.39 4.8 2.46 2.71 10.42
SKLT 13.2 6.97 7.47 6.19 11.81 9.13
ULTJ 18.7 20.34 17.11 14.69 17.11 17.59
SKBM 11.67 6.12 2.53 1.63 1 4.59
RATA-RATA 16.43 21.29 19.14 15.11 19.90 18.37
TERTINGGI 64.83 119.68 124.15 95.4 105 101.812
TERENDAH -13.14 -13.08 -14.99 -9.72 1 -6.288
Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa untuk
rata-rata profitabilitas yang diproksikan dengan return on
equity pada tahun 2015-2019 memperoleh angka sebesar
18.37%. Perusahaan yang memperoleh rata-rata nilai
tertinggi adalah perusahaan MLBI dengan angka sebesar
101.81% artinya perusahaan tersebut mampu
menghasilkan laba yang diperoleh dengan menggunakan
modal sendiri. Perusahaan yang memperoleh nilai
139

terendah adalah perusahaan PSDN dengan angka sebesar


-1.32% maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan
tersebut belum cukup baik dalam menghasilkan laba yang
diperolehnya.

4.1.4 Kondisi Nilai Perusahaan (PBV) pada


Perusahaan Makan-an dan Minuman yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-
2019

Nilai perusahaan dalam penelitian ini menggunakan


price to book value yaitu membandingkan antara harga
pasar dengan nilai buku. Semakin tinggi price to book
value menunjukan bahwa perusahaan tersebut mampu
menunjukan kinerja yang baik, begitupun sebaliknya.
Berikut merupakan kondisi nilai perusahaan pada
perusahaan makanan dan minuman pada tahun 2015-2019.
140

Tabel 4.5 Kondisi Nilai Perusahaan (PBV) pada


Perusahaan Makanan dan Minuman yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2015-2019
Nilai Perusahaan (PBV) (X)
Nama Perusahaan Rata-rata
2015 2016 2017 2018 2019
ADES 1.82 1.64 1.28 1.18 1.38 1.46
ALTO 1.4 1 1.86 2.29 2.18 1.75
CEKA 6.3 1.32 8.5 8.9 6.8 6.36
DLTA 4.9 4.37 3.48 3.75 4.07 4.11
ICBP 4.79 5.61 5.11 5.56 5.73 5.36
INDF 1.05 1.55 1.43 1.35 1.4 1.36
MLBI 22.54 47.54 27.06 40.24 40.75 35.63
MYOR 5.25 6.38 6.71 7.45 7.34 6.63
PSDN 5.4 6.1 1.14 1.03 1.47 3.03
ROTI 5.39 5.97 5.39 2.6 2.64 4.40
SKLT 1.68 1.27 2.46 3.16 3.16 2.35
ULTJ 4.07 3.95 3.59 3.32 2.93 3.57
SKBM 2.57 1.63 1.82 1.15 6.8 2.79
RATA-RATA 5.17 6.79 5.37 6.31 6.67 6.06
TERTINGGI 22.54 47.54 27.06 40.24 40.75 35.626
TERENDAH 1.05 1 1.14 1.03 1.38 1.36

Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa untuk


rata-rata nilai perusahaan yang diproksikan dengan price
to book value pada tahun 2015-2019 memperoleh angka
sebesar 6.06 kali. Perusahaan yang memperoleh rata-rata
tertinggi adalah perusahaan MLBI dengan memperoleh
angka sebesar 35.63 kali, artinya perusahaan tersebut
mampu menunjukan kinerja perusahaan nya yang baik
dengan begitu mampu menarik investor agar melakukan
investasi terhadap perusahaan. Perusahaan yang memiliki
141

nilai rata-rata terendah adalah perusahaan INDF dengan


angka sebesar 1.36 kali yang mana perusahaan tersebut
belum mempunyai kinerja perusahaan nya yang cukup
baik hal ini sangat beresiko bagi perusahaan dimasa
mendatang karena investor akan lebih memilih perusahaan
yang mempunyai kinerja yang baik.
4.2 Hasil Pengujian
Dalam penelitian ini, metode analisis data yang
digunakan merupakan metode analisis statistik dengan
menggunaan software computer berupa program eviews
10. Penelitian yang diperlukan pada penelitian ini yaitu uji
asumsi klasik, analisis regresi berganda, dan koefisien
determinasi guna mendapatkan hasil yang lebih akurat.
4.2.1 Hasil Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukannya analisis data menggunakan
analisis jalur, yang dilakukan paling awal adalah
melakukan pengujian data dua model persamaan yaitu
dengan melalui uji asumsi klasik, hal tersebut bertujuan
agar suatu model regresi tidak bias. Dalam penelitian ini
uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji
multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji
142

autokorelasi. Dengan demikian hasil pengujian asumsi


klasik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
4.2.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui bagaimana
populasi dan data berdistribusi normal atau tidak.
Dibawahh ini merupakan hasil pengujian normalitas
dengan uji jarque-bera yang disajikan dalam bentuk tabel
sebagai berikut:
Tabel 4.6 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Persamaan
I
Probabilitas Jarque-Bera 0.000000
Sumber : Hasil Olah Data Eviews 10, 2020
Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Persamaan
II
Probabilitas Jarque-Bera 0.072766
Sumber : Hasil Olah Data Eviews 10, 2020

4.2.1.2 Hasil Uji Normalitas


Dari tabel 4.6 dan tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa
untuk uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan
metode uji Jarque-Bera dimana hal tersebut untuk
mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak.
Uji normalitas pada model persamaan I dan model
143

persamaan II dengan menggunakan uji Jarque-Bera, dapat


dilihat pada p-value untuk model persamaan I memperoleh
angka 0.0000 lebih kecil dari 0.05 yang mana artinya
untuk persamaan I residual berdistribusi tidak normal.
Pada persamaan II nilai p-value memperoleh angka
0.072766 lebih besar dari 0.05 yang mana artinya untuk
persamaan II residual berdistribusi normal.
Hasil uji model persamaan I diatas menunjukan bahwa
residual tidak berdistribusi normal. Menurut Salaludin
(2017:22) adapun salah satu sifat yang perlu diperhatikan
dalam menggunakan model regresi adalah distribusti
untuk variabel dependen dan variabel independen harus
berbentuk distribusi tersebut normal, tetapi apabila asumsi
tersebut tidak terpenuhi hasilnya tetap tidak menjadi bias
namun hasil nya menjadi tidak efisien. Adapun menurut
Basuki dan Prawoto (2016) uji normalitas pada dasarnya
bukan merupakan syarat BLUE (best linear unbias
estimator) dan terdapat beberapa pendapat tidak
mengharuskan syarat tersebut sebagai sesuatu yang wajib
dipenuhi.
144

4.2.1.3 Uji Multikolinearitas


Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji
bagaimana model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel bebas. Untuk mengetahui ada atau tidaknya
multikolinearitas dapat dilakukan dengan cara menghitung
koefisien korelasi antar variable independen.
Berikut merupakan tabel hasil ringkasan dari hasil uji
multikolinearitas yang dilakukan dengan alat bantu
software Eviews 10 sebagai berikut:
Tabel 4.8 Ringkasan Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel PER (X1) DPR (X2) DER (X3)
PER (X1) 1.000000 -0.157550 0.019749
DPR (X2) -0.157550 1.000000 0.021734
DER (X3) 0.019749 0.021734 1.000000
Sumber : Hasil Olah Data Eviews 10, 2020
Berdasarkan hasil output pada tabel 4.8 diatas,
diketahui bahwa variabel PER terhadap variabel DPR
memperoleh nilai sebesar -0.157550 yang lebih kecil dari
0.90 (-0.157550 < 0.90) maka dapat disimpulkan bahwa
variabel PER tidak terjadi masalah multikolinearitas antar
145

variabel independennya. Pada variabel DPR dan variabel


DER memperoleh nilai sebesar 0.021734 lebih kecil dari
0.90 (0.021734 < 0.90) maka dapat disimpulkan bahwa
variabel DPR tidak terjadi masalah multikolinearitas antar
variabel independennya, kemudian pada variabel DER
terhadap variabel PER memperoleh nilai sebesar 0.019749
lebih kecil dari 0.90 (0.019749 < 0.90) maka dapat
disimpulkan bahwa variabel DER tidak terjadi masalah
multikolinearitas antar variabel independennya.
4.2.1.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas dilakukan karena bertujuan
untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi dari
satu observasi terhadap observasi lain terjadinya
ketidaksamaan atau tidak. Model regresi dikatakan baik
yaitu model regresi yang tidak terjadi heteroskedastisitas
atau hal tersebut bisa disebut dengan homokedastisitas.
Dalam penelitian ini, pengujian heteroskedastisitas
dilakukan menggunakan uji glejser untuk mengetahui
apakah terjadi heteroskedastisitas atau tidak.
146

Berikut ini merupakan hasil uji heteroskedastisitas


yang dilakukan dengan alat bantu software Eviews 10
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9 Ringkasan Hasil Uji Heteroskedastisitas
Persamaan I
Heteroskedasticity Test : Uji Glejser
F-statistic 0.113823 prob. F(3,60) 0.9517
Obs*R-squared 0.362171 prob. Chi-Square(3) 0.9479

Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas pada tabel 4.9


diatas, menunjukan bahwa untuk model persamaan I tidak
mengalami heteroskedastisitas karena memiliki nilai
Obs*R-squared sebesar 0.9479 lebih besar dari 0.05
(0.9479 > 0.05) maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis
nol (H0) diterima dan hipotesis 1 (H1) ditolak maka artinya
pada penelitian model persamaan I tidak mengalami
heteroskedastisitas sehingga dapat dilanjutkan kembali
untuk tahap pengujian berikutnya.
Tabel 4.10 Ringkasan Hasil Uji Heteroskedastisitas
Persamaan II

Heteroskedasticity Test : Uji Glejser


F-statistic 0.461590 prob. F(4,59) 0.7636
Obs*R-squared 1.942.058 prob. Chi-Square(4) 0.7464

Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas pada tabel


4.10 diatas, menunjukan bahwa untuk model persamaan II
147

tidak mengalami heteroskedastisitas karena memiliki nilai


Obs*R-squared sebesar 0.7464 lebih besar dari 0.05
(0.7464 > 0.05) maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis
nol (H0) diterima dan hipotesis 1 (H1) ditolak maka artinya
pada penelitian model persamaan II tidak mengalami
heteroskedastisitas sehingga dapat dilanjutkan kembali
untuk tahap pengujian berikutnya.
4.2.1.5 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah hubungan antar residual satu
observasi dengan model residual observasi lainnya. Dalam
penelitian ini uji autokorelasi dilakukan dengan
menggunakan uji Langrange-Multiple dimana pengujian
tersebut akan menghasilkan Breusch-Godfrey yang
digunakan untuk mengetahui apakah dalam suatu regresi
linear terdapat korelasi antar kesalahan penganggu
(residual).
Berikut ini merupakan tabel ringkasan hasil uji
autokorelasi yang dilakukan dengan menggunakan Eviews
10
148

Tabel 4.11 Ringkasan Hasil Uji Autokorelasi


Persamaan I
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 0.046296 prob. F(2,58) 0.9548
Obs*R-squared 0.102007 prob. Chi-Square(2) 0.9503

Berdasarkan hasil output pada tabel 4.11 diatas,


menunjukan bahwa model persamaan I tidak mengalami
autokorelasi karena memiliki nilai probabilitas Obs*R-
squared sebesar 0.9503 lebih besar dari 0.05 (0.9503 >
0.05) maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H 0)
diterima dan hipotesis 1 ditolak (H1) ditolak artinya model
persamaan I tidak mengalami autokorelasi sehingga dapat
dilanjutkan pada tahap pengujian berikutnya.
Tabel 4.12 Ringkasan Hasil Uji Autokorelasi
Persamaan II
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 0.461590 prob. F(4,59) 0.7636
Obs*R-squared 1.942.058 prob. Chi-Square(4) 0.7464

Berdasarkan hasil output pada tabel 4.11 diatas,


menunjukan bahwa model persamaan I tidak mengalami
autokorelasi karena memiliki nilai probabilitas Obs*R-
squared sebesar 0.7464 lebih besar dari 0.05 (0.7464 >
0.05) maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H 0)
diterima dan hipotesis 1 ditolak (H1) ditolak artinya model
149

persamaan II tidak mengalami autokorelasi sehingga dapat


dilanjutkan pada tahap pengujian berikutnya.
4.2.1.6 Hasil Estimasi Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda dilakukan untuk
mengetahui pengaruh antara variabel independen terhadap
variabel dependen, dalam penelitian ini untuk mengetahui
hubungan antara pengaruh price earning ratio (PER),
pengaruh dividend payout ratio (DPR), pengaruh debt to
equity ratio (DER) dan pengaruh return on equity (ROE)
terhadap price to book value (PBV). Model estimasi pada
regresi berganda dengan menggunakan jenis data panel
pada penelitian ini yaitu Least Square. Berikut di bawah
ini merupakan hasil estimasi linear berganda model
persamaan I dan model persamaan II:
Tabel 4.13 Hasil Estimasi Regresi Linear Berganda
Untuk Model Persamaan I

Variabel Standardized T- p-value Keputusan


C statistik
C NA -2.024354 0.0473
PER 0.224263 2.147153 0.0358 H0 ditolak
DPR 0.434045 4.157080 0.0001 H0 ditolak
DER 0.346381 3.343189 0.0014 H0 ditolak
150

R2 0.346019
Adj R2 0.313856
F- 10.75829
statistik
P-value 0.000009
Sumber: Hasil Olah Data Eviews 10, 2020

Tabel 4.14 Hasil Estimasi Regresi Linear Berganda


Untuk Model Persamaan II
Variabel Standardized T- p-value Keputusan
C statistik
C NA 0.737000 0.4640
PER -0.022760 -0.392139 0.6963 H0 diterima
DPR -0.101138 -1.595812 0.1158 H0 diterima
DER 0.041857 0.692932 0.4910 H0 diterima
ROE 0.927699 13.52226 0.0000 H0 ditolak
R2 0.815315
Adj R2 0.803002
F- 66.21916
statistik
P-value 0.000000
Fstatistik
Sumber: Hasil Olah Data Eviews 10, 2020
151

4.2.2 Hasil Analisis Jalur


Metode analisis jalur (path analysis) berguna untuk
menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan
untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak
langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap
variabel terikat (endogen). Analisis jalur merupakan
perluasan dari analisis regresi linear berganda serta
besarnya pengaruh langsung dapat terlihat dari hasil nilai
koefisien regresi standardized beta, sedangkan untuk
besarnya pengaruh tidak langsung dapat dihitung dengan
mengalihkan koefisien variabel intervening dengan
koefisien tidak langsung.
Berdasarkan tabel 4.13 dapat dilihat pada hasil tersebut
bahwa variabel price earning ratio siginifikan dengan
nilai probability sebesar 0.0358, untuk variabel dividend
payout ratio signifikan dengan memperoleh nilai
probability sebesar 0.0001 dan untuk variabel debt to
equity ratio signifikan dengan memperoleh nilai
probability sebesar 0.0014 lebih kecil dari 0.05 maka H0
152

diterima maka dapat disimpulkan bahwa price earning,


dividend payout ratio dan debt to equity ratio berpengaruh
signifikan terhadap return on equity.
Besarnya e1 yang merupakan variabel lain terhadap
return on equity (ROE) dapat dihitung dengan
e1=√(1 − 0.313856) = 0.828338. Berdasarkan hasil
analisis dengan model regresi persamaan I maka diperoleh
nilai hasil koefisien jalur X1, X2, dan X3 terhadap Y
sebesar 0.224263, 0.434045, dan 0.34648, berikut
merupakan hasil diagram jalur pada model persamaan I

0.828338

Price Earning
Ratio

Dividend Return On
Payout Ratio Equity

Debt To Equity
Ratio

Gambar 4.1 Hasil Diagram Jalur Model Persamaan I


153

Dari hasil regresi untuk persamaan II dilihat pada tabel


4.14 dapat dilihat pada hasil tersebut Price earning ratio,
dividend payout ratio, dan debt to equity ratio tidak
signifikan, maka untuk memperbaiki suatu struktur model
analisis jalur yaitu dengan cara mengeluarkan dari model
variabel eksogen yang koefisien jalurnya tidak signifikan.
Maka analisis jalur dengan menggunakan model trimming
dengan menghitung ulang koefisien jalur tanpa
menyertakan variabel yang koefisennya tidak signifikan.
Dibawah ini merupakan hasil dari ringkasan regresi model
persamaan II yang pertama dengan hasil regresi model
trimming:
Tabel 4.15 Diagram Jalur Model persamaan II (Nilai
Probability di Bagi 2) Variabel Endogen:
Price to Book Value (PBV)
Variabel Probability T- Standardized R2 Adj. R2
Statistik Beta
PER 0.34815 - -0.022760
0.392139
DPR 0.0579 - -0.101138 0.815315 0.803002
1.595812
DER 0.2455 0.692932 0.041857
154

ROE 0.0000 13.52226 0.927699


ROE 0.0000 16.10577 0.896988 0.804588 0.801486

Sumber: Hasil Olah Data Eviews 10, 2020


Besar e2 yang merupakan pengaruh variabel lain
terhadap price to book value dapat dihitung dengan
menggunakan e2 = √(1 − 0.804588) = 0.442054
Berdasarkan hasil analisis dengan model trimming
diperoleh nilai koefisien jalur Y terhadap Z sebesar
0.896988, berikut dibawah ini merupakan hasil diagram
jalur pada model persamaan II:

0.442054

Return on Price to Book


Equity Value

Gambar 4.2 Hasil Diagram Jalur Model Persamaan II


Berikut dibawah ini merupakan ringkasan hasil dari
perhitungan koefisien jalur pengaruh langsung dan tidak
langsung, pengaruh total dan pengaruh bersama price
155

earning ratio (PER), dividend payout ratio (DPR), debt to


equity ratio (DER) dan return on equity (ROE) terhadap
price to book value (PBV).
Tabel 4.16 Ringkasan Hasil Koefisien Jalur
Pengaruh Langsung dan Tidak
Langsung, Pengaruh Total dan
Pengaruh Bersama PER, DPR, DER,
dan ROE Terhadap PBV.
Variabel Koefisien Pengaruh Pengaruh
Jalur Langsung Tidak Total Bersama
Langsung
melalui Y
PER 0.224263 - 0.2011612 0.2011612
DPR 0.434045 - 0.3893332 0.3893332
DER 0.346481 - 0.3107893 0.3107893
ROE 0.896988 0.8969882 0.804587
= 0.804587
e1 0.828338 0.8283382
= 0.686144
e2 0.442054 0.4420542
= 0.195412
ROE - - 0.804587
Sumber : Hasil Olah Data Eviews 10, 2020
156

Besarnya pengaruh langsung price eaning ratio (PER)


terhadap return on equity (ROE) adalah 0.224263. price
earning ratio (PER) tidak memiliki pengaruh langsung
terhadap price to book value (PBV), besarnya pengaruh
tidak langsung price earning ratio (PER) terhadap price to
book value (PBV) melalui return on equity (ROE) yaitu
sebesar 0.2011612, maka pengaruh total sebesar
0.2011612. Dividend payout ratio (DPR) memiliki
pengaruh langsung terhadap return on equity (ROE)
dengan nilai koefisien jalur sebesar 0.434045. dividen
payout ratio (DPR) tidak memiliki pengaruh langsung
terhadap price to book value (PBV), besarnya pengaruh
tidak langsung dividen payout ratio (DPR) terhadap price
to book value (PBV) melalui return on equity (ROE) yaitu
sebesar 0.3893332 maka pengaruh total sebesar
0.3893332. Debt to equity ratio (DER) memiliki pengaruh
langsung terhadap return on equity (ROE) dengan nilai
koefisien jalur sebesar 0.346481, debt to equity ratio tidak
memiliki pengaruh langsung terhadap price to book value
(PBV), besarnya pengaruh tidak langsung debt to equity
ratio (DER) terhadap price to book value (PBV) melalui
157

return on equity (ROE) yaitu sebesar 0.3107893, maka


pengaruh total sebesar 0.3107893. Maka dapat
disimpulkan bahwa return on equity (ROE) merupakan
variabel intervening bagi price earning ratio (PER),
dividend payout ratio (DPR), dan debt to equity ratio
(DER).
Berdasarkan hasil dari Tabel 4.16 ringkasan hasil
koefisien jalur pengaruh langsung dan tidak langsung,
pengaruh total dan pengaruh bersama PER, DPR, DER,
dan ROE terhadap PBV. Maka didapatkan persamaan
model jalur dibawah ini sebagai berikut:

1. Model Persamaan I
Y = ρYX1 + ρYX2 + ρYX3 + ρYe1
ROE = 0.224263PER + 0.434045DPR + 0.346481DER +
0.828338
2. Model Persamaan II
Z = Βzy + βZe2
PBV = 0.896988ROE + 0.442054
Berikut merupakan hasil diagram jalur model
persamaan diatas adalah sebagai berikut:
158

0.828338 0.442054
PER

DPR ROE PBV

DER

Gambar 4.3 Diagram Jalur Price Earning Ratio


(PER), Dividend Payout Ratio (DPR),
Debt To Equity Ratio (DER) dan Return
On Equity (ROE) Terhadap Price To
Book Value (PBV)
Dari tabel 4.16 ringkasan hasil koefisien jalur diatas
dapat dilihat bahwa price earning ratio (PER) tidak
berpengaruh signifikan terhadap price to book value
(PBV) dengan koefisien regresi sebesar -0.022760 dan
pengaruh tidak langsung terhadap price earning ratio
(PER) terhadap price to book value (PBV) melalui return
on equity (ROE) 0.224263 x (0.896988) = 0.2011612198.
159

dan total pengaruh price earning ratio (PER) terhadap


price to book value (PBV) sebesar 0.2011612198.
Dividend payout ratio (DPR) tidak berpengaruh
signifikan terhadap price to book value (PBV) dengan
koefisien regresi sebesar -0.101138 dan pengaruh tidak
langsung terhadap dividen payout ratio (DPR) terhadap
price to book value (PBV) melalui return on equity (ROE)
0.434045 x (0.896988) = 0.3893331565. dan total
pengaruh dividend payout ratio (DPR) terhadap price to
book value (PBV) sebesar 0.3893331565.
Debt to equity ratio (DER) tidak berpengaruh
signifikan terhadap price to book value (PBV) dengan
koefisien regresi sebesar 0.041857 dan pengaruh tidak
langsung terhadap debt to equity ratio (DER) terhadap
price to book value (PBV) melalui return on equity (ROE)
0.346481 x (0.896988) = 0.3107892992. dan total
pengaruh debt to equity ratio (DER) terhadap price to
book value (PBV) sebesar 0.3107892992.
160

4.2.3 Pengujian Kesesuaian Model


Uji kesesuaian model (goodness-of-fit test) bertujuan
untuk menguji apakah model yang diusulkan memiliki
kesesuaian (fit) dengan data atau tidak.
Pengujian statistik :
Koefisien determinasi multiple untuk model yang
diusulkan dari diagram jalur gambar 4.3 tersebut dapat
diperoleh koefisien determinasi untuk nilai :
R21 = 0.346019
R22 = 0.815315
Rumus : R2m = 1 – (1- R21)-(1- R22)
R2m = 1 – (1 – 0.346019)-(1 – 0.815315)
= 1 – (0.653981).(0.184685)
= 1 – 0.120780481
= 0.879219519

Koefisien determinasi multiple (R2m) setelah koefisien


jalur yang tidak signifikan yang dihilangkan dan nilai
tersebut diambil dari :
R22 = 0.896988
Rumus : M = R2m setelah dilakukan trimming
M = 1 – (1-0.896988)
161

= 1 – 0.103012
= 0.896988
1. Kesesuaian Model Koefisien Q
Q = 1 - R 2m
1–m
Q = 1- 0.879219519
1- 0.896988

Q = 0.120780481
0.103012

Q = 1.17248942815

Dari hasil perhitungan Q > 1, yaitu besarnya Q


1.172489428 > 1 menunjukan fit model sempurna. Untuk
menentukan fit tidaknya model maka statistik koefisien Q
perlu diuji dengan statistik W.
Whitung = -(n-d)inQ
Whitung = -(100-2)ln 1.172489428
Whitung = -(98).(0.159129205)
Whitung = 15.59466209

Dari hasil perhitungan Whitung sebesar 15.59466209


maka dicari nilai chi square untuk dk = 2 dengan α = 0.05
162

diperoleh sebesar 5.9915, dan dapat dilihat hasil Whitung


≥ X2 atau 15.59466209 ≥ 5.9915 maka H0 ditolak, artinya
kedua model tersebut signifikan. Dapat disimpulkan
bahwa model persamaan yang diperoleh memiliki
kemampuan untuk menggeneralisasikan tentang
fenomena mengenai variabel price earning ratio (PER),
dividend payout ratio (DPR), debt to equity ratio (DER),
return on equity (ROE), dan price to book value (PBV)
dengan baik.

4.3 Pembahasan
4.3.1 Pengaruh Price Earning Ratio (PER) Terhadap
Return on Equity (ROE) pada Perusahaan
Makanan dan Minuman yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2019

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dan


dapat dilihat pada tabel 4.13 diatas diketahui bahwa price
earning ratio (PER) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap return on equity (ROE). Hal tersebut dapat
ditunjukan dengan nilai koefisien yang diperoleh sebesar
0.224263 dengan nilai p-value yang sebesar 0.0358, maka
hal ini menunjukan bahwa setiap adanya kenaikan 1%
163

pada price earning ratio (PER) maka return on equity


(ROE) akan mengalami kenaikan sebesar 22.4623% dan
begitu sebaliknya.
Hasil penelitian diatas menunjukan bahwa price
earning ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap
return on equity karena dengan meningkatnya laba yang
diperoleh perusahaan dapat menunjukan kinerja
perusahaan itu baik, bagi pihak investor kinerja
perusahaan yang baik dapat membantu dalam keputusan
untuk berinvestasi. Hasil penelitian tersebut juga sesuai
dengan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa
semakin tinggi price earning ratio (PER) maka diikuti
kenaikan oleh return on equity (ROE), adapun penelitian
yang dilakukan oleh Purnama (2018) yang menyatakan
bahwa price earning ratio berpengaruh terhadap price to
book value.
4.3.2 Pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR)
Terhadap Return On Equity (ROE) Pada
Perusahaan Makanan dan Minuman Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun
2015-2019
164

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dan


dapat dilihat pada tabel 4.13 diatas diketahui bahwa
dividen payout ratio (DPR) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap return on equity (ROE). Hal tersebut
dapat ditunjukan dengan nilai koefisien yang diperoleh
sebesar 0.434045 dengan nilai p-value yang sebesar
0.0001, maka hal ini menunjukan bahwa setiap adanya
kenaikan 1% pada dividen payout ratio (DPR) maka
return on equity (ROE) akan mengalami kenaikan sebesar
43.4045% dan begitu sebaliknya.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dividend payout
ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap return
on equity hal ini dapat dilihat dengan seberapa besar net
income yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam
bentuk dividen yang memiliki keterkaitan dengan return
on equity yang menunjukan kesuksesan manajemen dalam
memaksimalkan tingkat pengembalian pada pemegang
saham. Hasil penelitian tersebut juga sesuai dengan
hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa semakin
tinggi dividen payout ratio (DPR) maka diikuti kenaikan
oleh return on equity (ROE), selain itu terdapat penelitian
165

yang dilakukan oleh Willy dan Made (2019) yang


menyatakan bahwa dividend payout ratio berpengaruh
positif dan signifikan terhadap return on equity.
4.3.3 Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap
Return on Equity (ROE) pada Perusahaan
Makanan dan Minuman yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2019
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dan
dapat dilihat pada tabel 4.13 diatas diketahui bahwa debt
to equity ratio (DER) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap return on equity (ROE). Hal tersebut dapat
ditunjukan dengan nilai koefisien yang diperoleh sebesar
0.346381 dengan nilai p-value yang sebesar 0.0014, maka
hal ini menunjukan bahwa setiap adanya penurunan 1%
pada debt to equity ratio (DER) maka return on equity
(ROE) akan mengalami kenaikan sebesar 34.6381% dan
begitu sebaliknya.
Hasil penelitian diatas menunjukan bahwa debt to
equity ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap
return on equity hal ini karena perusahaan dengan debt to
equity ratio rendah merupakan perusahaan yang mampu
mengelola perusahaan nya secara maksimal, tetapi jika
debt to equity ratio ini tinggi semakin tidak
166

menguntungkan bagi perusahaan karena semakin besar


risiko yang ditanggung oleh perusahaan. Hasil penelitian
tersebut juga sesuai dengan hipotesis penelitian yang
menyatakan bahwa semakin menurun debt to equity ratio
(DPR) maka semakin terjadi kenaikan return on equity
(ROE), adapun hasil penelitian yang dilakukan oleh Ratih
dan Agung (2019) yang menyatakan bahwa debt to equity
ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap return
on equity.
4.3.4 Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Dividend
Payout Ratio (PER) dan Debt to Equity Ratio
(DER) Secara Simultan Terhadap Return on
Equity (ROE) pada Perusahaan Makanan dan
Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2015-2019

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dan


dapat dilihat pada tabel 4.13 diatas diketahui bahwa
variabel independen price earning ratio (PER), dividend
payout ratio (DPR) dan debt to equity ratio (DER) secara
simultan atau secara bersama-sama dalam penelitian ini
berpengaruh secara signifikan terhadap return on equity
(ROE), karena dari hasil pengujian yang didapatkan
tingkat signifikansi sebesar 0.000009 lebih kecil dari 0.05
167

(0.000009 < 0.05). Dari nilai R square yang diperoleh


sebesar 0.346019 dapat menunjukan bahwa return on
equity (ROE) dapat dijelaskan dengan variabel price
earning ratio (PER), dividend payout ratio (DPR) dan
debt to equity ratio (DER) sebesar 34.6019% secara
simultan dapat mempengaruhi return on equity (ROE) dan
sisanya 65.3981% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini.
Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa price
earning ratio (PER), dividend payout ratio (DPR) dan
debt to equity ratio (DER) secara simultan atau secara
bersama-sama dalam penelitian ini berpengaruh secara
signifikan terhadap return on equity (ROE), perusahaan
maupun investor dapat menggunakan rasio diatas untuk
memberikan informasi mengenai keputusan berinvestasi,
bagaimana kebijakan dividen yang dibagikan kepada
pemegang saham dan bagaimana posisi keuangan
perusahaan apakah dalam kondisi yang baik atau tidak
dengan melihat bagaimana kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba yang dihasilkan. Hasil penelitian ini juga
menunjukan bahwa sesuai dengan hipotesis penelitian
168

yang menyatakan bahwa price earning ratio (PER),


dividend payout ratio (DPR) dan debt to equity ratio
(DER) secara simultan berpengaruh terhadap return on
equity, adapun penelitian yang dilakukan oleh Dionicyio
dkk (2020) dan Ginting (2019) yang menyatakan bahwa
price earning ratio, dividend payout ratio dan debt to
equity ratio secara simultan berpengaruh terhadap return
on equity.
4.3.5 Pengaruh Return on Equity (ROE) Terhadap
Price to Book Value (PBV) pada Perusahaan
Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2015-2019

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dan


dapat dilihat pada tabel 4.14 diatas diketahui bahwa return
on equity (ROE) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap price to book value (PBV). Hal tersebut dapat
ditunjukan dengan nilai koefisien yang diperoleh sebesar
0.896988 dengan nilai p-value yang sebesar 0.0000, maka
hal ini menunjukan bahwa setiap adanya kenaikan 1%
pada return on equity (ROE) maka price to book value
(PBV) akan mengalami kenaikan sebesar 89.6988% dan
begitu sebaliknya.
169

Hasil penelitian menunjukan bahwa return on equity


(ROE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap price
to book value (PBV) dengan meningkatnya return on
equity maka akan diikuti pula oleh meningkatnya price to
book value hal tersebut karena dengan meningkatnya laba
dari aktivitas perusahaan dapat meningkatkan prospek
perusahaan. Hasil penelitian tersebut juga sesuai dengan
hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa semakin
tinggi return on equity (ROE) maka semakin terjadi
kenaikan juga terhadap price to book value (PBV), adapun
penelitian yang dilakukan oleh Fitriani (2019) yang
menyatakan bahwa return on equity berpengaruh terhadap
price to book value.
4.3.6 Pengaruh Price Earning Ratio (PER) Terhadap
Price to Book Value (PBV) pada Perusahaan
Makanan dan Minuman yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2019

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dan


dapat dilihat pada tabel 4.14 diatas diketahui bahwa price
earning ratio (PER) tidak memiliki pengaruh terhadap
price to book value (PBV). Hal tersebut dapat ditunjukan
170

dengan nilai koefisien yang diperoleh sebesar -0.022760


dengan nilai p-value yang sebesar 0.6963.
Hasil penelitian menunjukan bahwa price earning ratio
(PER) tidak memiliki pengaruh terhadap price to book
value (PBV) artinya dalam hal ini perusahaan tidak
memiliki prospek kinerja yang baik sehingga investor
tidak akan melakukan investasi kepada perusahaan yang
prospek kinerja nya tidak baik yang mengakibatkan bila
investor melakukan investasi terhadap perusahaan tersebut
dapat mengalami kerugian, adapun penelitian yang
dilakukan oleh Suryandani (2018) yang memperoleh hasil
bahwa price earning ratio berpengaruh positif namun
tidak signifikan terhadap price to book value.
4.3.7 Pengaruh Dividen Payout Ratio (DPR)
Terhadap Price To Book Value (PBV) pada
Perusahaan Makanan dan Minuman yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-
2019

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dan


dapat dilihat pada tabel 4.14 diatas diketahui bahwa
dividend payout ratio (DPR) tidak memiliki pengaruh
terhadap price to book value (PBV). Hal tersebut dapat
171

ditunjukan dengan nilai koefisien yang diperoleh sebesar -


0.101128 dengan nilai p-value yang sebesar 0.1158.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dividend payout
ratio tidak berpengaruh terhadap price to book value hal
ini karena nilai perusahaan tidak menunjukan kinerjanya
yang baik sehingga pembagian dividen yang akan
dibagikan kepada investor tidak sesuai harapan atau
investor tidak akan memilih perusahaan yang kinerja nya
buruk sehingga dapat menimbulkan risiko yang diterima
oleh investor tersebut. Hasil penelitian tersebut juga sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Widya Juningrum
(2020) yang memperoleh hasil bahwa dividend payout
ratio tidak berpengaruh terhadap price to book value.
4.3.8 Pengaruh Debt To Equity Ratio (DER) Terhadap
Price To Book Value (PBV) pada Perusahaan
Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2015-2019

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dan


dapat dilihat pada tabel 4.14 diatas diketahui bahwa debt
to equity ratio (DER) tidak memiliki pengaruh terhadap
price to book value (PBV). Hal tersebut dapat ditunjukkan
172

dengan nilai koefisien yang diperoleh sebesar 0.041857


dengan nilai p-value yang sebesar 0.4910.
Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa debt to
equity ratio tidak memiliki pengaruh terhadap price to
book value hal ini bisa disebabkan karena perusahaan
tidak mampu mengelola pendanaannya dengan baik
sehingga terjadinya penurunan atas prospek perusahaan
yang berkaitan dengan nilai perusahaan, adapun penelitian
yang dilakukan oleh Oktrima (2017) yang memperoleh
hasil bahwa debt to equity ratio tidak berpengaruh
terhadap price to book value.
4.3.9 Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Dividend
Payout Ratio (DPR), Debt to Equity Ratio (DER)
dan Return on Equity (ROE) Secara Simultan
Terhadap Price to Book Value (PBV) pada
Perusahaan Makanan dan Minuman yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-
2019

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dan


dapat dilihat pada tabel 4.13 diatas diketahui bahwa price
earning ratio (PER), dividend payout ratio (DPR), debt to
equity ratio (DER) dan return on equity (ROE) secara
simultan atau secara bersama-sama dalam penelitian ini
173

berpengaruh secara signifikan terhadap price to book


value (PBV), karena dari hasil pengujian yang didapatkan
tingkat signifikansi sebesar 0.000000 lebih kecil dari 0.05
(0.000000 < 0.05). Dari nilai R square yang diperoleh
sebesar 0.815315 dapat menunjukan bahwa price earning
ratio (PER), dividend payout ratio (DPR), debt to equity
ratio (DER) dan return on equtiy (ROE) sebesar
81.5315% dan sisanya 14.4685% dijelaskan oleh variabel
lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa price earning
ratio (PER), dividend payout ratio (DPR), debt to equity
ratio (DER) dan return on equity (ROE) secara simultan
atau secara bersama-sama dalam penelitian ini
berpengaruh secara signifikan terhadap price to book
value (PBV) hal tersebut bisa disebabkan oleh nilai atas
suatu perusahaan meningkat sehingga dengan begitu dapat
membantu investor dalam mencari informasi untuk
keputusan berinvestasi dengan nilai perusahaan yang baik
maka investor akan mendapatkan laba yang lebih banyak,
tidak hanya itu jika perusahaan dapat memperoleh laba
lebih banyak maka untuk pembagian dividen dapat sesuai
174

dengan harapan investor, selain itu kemampuan


perusahaan dalam mengelola pendanaan nya agar
seimbang modal dengan hutang yang digunakan dapat
memberikan nilai lebih bagi perusahaan serta bagaimana
perusahaan tersebut dalam memperoleh labanya atas
aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan agar
memperoleh dana yang lebih besar. Hasil penelitian
tersebut telah sesuai dengan hipotesis penelitian yang
menyatakan bahwa price earning ratio (PER), dividend
payout ratio (DPR), debt to equity ratio (DER) dan return
on equity (ROE) secara simultan berpengaruh terhadap
price to book value (PBV), adapun penelitian yang
dilakukan oleh Dionicyio dkk (2020), Gerinata Ginting
(2019) dan Selin dkk (2017) yang memperoleh hasil
bahwa price earning ratio (PER), dividend payout ratio
(DPR), debt to equity ratio (DER) dan return on equity
(ROE) secara simultan berpengaruh terhadap price to book
value (PBV)
4.3.10 Pengaruh Price Earning Ratio (PER) Terhadap
Price to Book Value (PBV) Melalui Return on
Equity (ROE) pada Perusahaan Makanan dan
Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2015-2019
175

Besarnya pengaruh tidak langsung price earning ratio


(PER) terhadap price to book value (PBV) melalui return
on equity (ROE) dapat dilihat pada tabel 4.16. Price
earning ratio (PER) memiliki pengaruh langsung terhadap
return on equity (ROE) dengan nilai koefisien jalur
sebesar 0.224263, besarnya pengaruh tidak langsung price
earning ratio (PER) terhadap price to book value (PBV)
melalui return on equity (ROE) adalah 0.2011612. Return
on equity (ROE) memiliki pengaruh terhadap price to
book value (PBV) dengan nilai P value sebesar 0.0000
kurang dari 0.05, maka dapat dinyatakan bahwa return on
equity (ROE) dapat berfungsi sebagai variabel intervening
dalam pengaruh price earning ratio (PER) terhadap price
to book value (PBV).
Hasil penelitian menunjukan bahwa return on equity
dapat berfungsi sebagai variabel intervening dalam
pengaruh price earning ratio terhadap price to book value
hal ini bisa terjadi karena return on equity berkaitan
dengan kemampuan sebuah perusahaan dalam
memperoleh laba dengan begitu dapat meningkatkan nilai
perusahaan yang dapat menarik investor dalam melakukan
176

investasi. Adapun penelitian yang dilakukan oleh


Irvansyah (2018) yang memperoleh hasil bahwa return on
equity (ROE) dapat berfungsi sebagai variabel intervening
dalam pengaruh price earning ratio (PER) terhadap price
to book value (PBV)
4.3.11 Pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR)
Terhadap Price to Book Value (PBV) Melalui
Return on Equity (ROE) pada Perusahaan
Makanan dan Minuman yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2019

Besarnya pengaruh tidak langsung dividend payout


ratio (DPR) terhadap price to book value (PBV) melalui
return on equity (ROE) dapat dilihat pada tabel 4.16.
Dividend payout ratio (DPR) memiliki pengaruh langsung
terhadap return on equity (ROE) dengan nilai koefisien
jalur sebesar 0.434045, besarnya pengaruh tidak langsung
dividen payout ratio (DPR) terhadap price to book value
(PBV) melalui return on equity (ROE) adalah 0.3893332.
Return on equity (ROE) memiliki pengaruh terhadap price
to book value (PBV) dengan nilai P value sebesar 0.0000
kurang dari 0.05, maka dapat dinyatakan bahwa return on
equity (ROE) dapat berfungsi sebagai variabel intervening
177

dalam pengaruh dividen payout ratio (DPR) terhadap


price to book value (PBV).
Hasil penelitian menunjukan bahwa return on equity
(ROE) dapat berfungsi sebagai variabel intervening dalam
pengaruh dividen payout ratio (DPR) terhadap price to
book value (PBV) hal tersebut karena seberapa besar
kemapuan perusahaan dalam memperoleh laba sehingga
dengan laba yang diperoleh perusahaan dapat dibagikan
sebagai dividen atau laba ditahan, semakin banyak laba
yang dihasilkan oleh investor maka dapat menarik investor
lain dan meningkatkan nilai perusahaan. Adapun
penelitian yang dilakukan oleh Particia dan Aditya (2021)
memperoleh hasil bahwa return on equity (ROE) dapat
berfungsi sebagai variabel intervening dalam pengaruh
dividen payout ratio (DPR) terhadap price to book value
(PBV).
4.3.12 Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap
Price to Book Value (PBV) Melalui Return on
Equity (ROE) pada Perusahaan Makanan dan
Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2015-2019
178

Besarnya pengaruh tidak langsung debt to equity ratio


(DER) terhadap price to book value (PBV) melalui return
on equity (ROE) dapat dilihat pada tabel 4.16. Debt to
equity ratio (DER) memiliki pengaruh langsung terhadap
return on equity (ROE) dengan nilai koefisien jalur
sebesar 0.346481, besarnya pengaruh tidak langsung debt
to equity ratio (DER) terhadap price to book value (PBV)
melalui return on equity (ROE) adalah 0.3107893. Return
on equity (ROE) memiliki pengaruh terhadap price to
book value (PBV) dengan nilai P value sebesar 0.0000
kurang dari 0.05, maka dapat dinyatakan bahwa return on
equity (ROE) dapat berfungsi sebagai variabel intervening
dalam pengaruh debt to equity ratio (DER) terhadap price
to book value (PBV).
Hasil tersebut menunjukkan bahwa return on equity
dapat berfungsi sebagai variabel intervening dalam
pengaruh debt to equity ratio (DER) terhadap price to
book value (PBV) hal tersebut karena hutang yang dapat
meningkatkan profitabilitas perusahaan, dapat
memberikan pengaruh yang lebih terhadap nilai
perusahaan yang lebih tinggi, hal ini berkaitan dengan
179

hasil penelitian yang dilakukan oleh Amanda (2018) yang


memperoleh hasil bahwa return on equity dapat berfungsi
sebagai variabel intervening dalam pengaruh debt to
equity ratio (DER) terhadap price to book value (PBV).
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab
sebelumnya bagaimana pengaruh keputusan investasi,
kebijakan dividen dan struktur modal terhadap nilai
perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel
intervening pada perusahaan makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019.
Maka dapat disimpulkan dari hasil penelitian ini, adalah
sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian kondisi rata-rata


perkembangan tingkat price earning ratio, dividend
payout ratio, debt to equity ratio, return on equity dan
price to book value adalah sebagai berikut:
a. Nilai tertinggi price earning ratio berada pada
tahun 2018 dengan angka sebesar 97.48, adapun
perusahaan yang memiliki price earning ratio
tertinggi pada tahun 2018 adalah PT Sekar Bumi
Tbk. Nilai price earning ratio terendah berada
180
181

pada tahun 2015 dengan angka sebesar -29.24,


adapun perusahaan dengan nilai price earning
ratio terendah pada tahun 2015 adalah
perusahaan PT Tri Banyan Tirta Tbk.
b. Nilai tertinggi dividend payout ratio berada pada
tahun 2015 dengan angka sebesar 145.92, untuk
perusahaan yang memiliki dividend payout ratio
tertinggi pada tahun 2015 adalah PT Multi
Bintang Indonesia Tbk. Nilai terendah dividen
payout ratio berada pada tahun 2015 dengan
angka sebesar 1.02, untuk perusahaan dengan
nilai dividend payout ratio terendah adalah
perusahaan PT Ultra Jaya Milk Indusrty.
c. Nilai tertinggi debt to equity ratio berada pada
tahun 2019 dengan angka sebesar 334, untuk
perusahaan dengan debt to equity ratio tertinggi
pada tahun 2019 adalah perusahaan PT Prasidha
Aneka Niaga Tbk. Nilai terendah debt to equity
ratio berada pada angka 2017 dengan angka
sebesar 4.22, untuk perusahaan dengan nilai debt
182

to equity rendah pada tahun 2017 adalah PT


Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.
d. Nilai tertinggi return on equity berada pada tahun
2017 dengan angka sebesar 124.15, untuk
perusahaan dengan nilai tertinggi return on
equity pada tahun 2017 adalah PT Multi Bintang
Indonesia Tbk. Nilai terendah return on equity
berada pada tahun -14.99, untuk perusahaan
dengan return on equity terendah pada tahun
2017 adalah perusahaan PT Tri Banyan Tirta
Tbk.
e. Nilai tertinggi price to book value berada pada
tahun 2016 dengan angka sebesar 47.54, untuk
perusahaan dengan price to book value tertinggi
pada tahun 2016 adalah perusahaan PT Mult
Bintang Indonesia Tbk. Nilai terendah price to
book value berada pada tahun 2016 dengan angka
sebesar 1, untuk perusahaan dengan nilai price to
book value terendah pada tahun 2016 adalah PT
Tri Banyan Tirta Tbk.
183

2. Price earning ratio (PER) berpengaruh positif dan


signifikan terhadap return on equity (ROE) pada
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015-2019.
3. Dividen payout ratio (DPR) berpengaruh positif
dan signifikan terhadap return on equity (ROE)
pada perusahaan makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015-
2019.
4. Debt to equity ratio (DER) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap return on equity (ROE) pada
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015-2019.
5. Price earning ratio (PER), dividend payout ratio
(DPR) dan debt to equity ratio (DER) secara
simultan atau secara bersama-sama dalam
penelitian ini berpengaruh secara signifikan
terhadap return on equity (ROE) pada perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada tahun 2015-2019.
184

6. Return on equity (ROE) berpengaruh positif dan


signifikan terhadap price to book value (PBV)
pada perusahaan makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015-
2019.
7. Price earning ratio (PER) tidak memiliki
pengaruh terhadap price to book value (PBV) pada
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015-2019.
8. Dividend payout ratio (DPR) tidak memiliki
pengaruh terhadap price to book value (PBV) pada
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015-2019.
9. Debt to equity ratio (DER) tidak memiliki
pengaruh terhadap price to book value (PBV) pada
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015-2019.
10. Price earning ratio (PER), dividend payout ratio
(DPR), debt to equity ratio (DER) dan return on
equity (ROE) secara simultan atau secara bersama-
sama dalam penelitian ini berpengaruh secara
185

signifikan terhadap price to book value (PBV)


pada perusahaan makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015-
2019.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta dari
beberapa kesimpulan, adapun saran-saran yang dapat
diberikan melalui hasil penelitian ini yang bertujuan untuk
penelitian selanjutnya yang lebih baik lagi, adalah sebagai
berikut:
5.2.1 Bagi Peneliti Selanjutnya
Adapun saran untuk peneliti selanjutnya adalah sebagai
berikut:
1. Menentukan pemilihan variabel yang tepat agar
hasil penelitian lebih baik dan akurat
2. Menggunakan rasio lain yang mempengaruhi price
to book value yang digunakan untuk menghitung
nilai perusahaan
3. Menggunakan rasio lain untuk menghitung
keputusan berinvestasi agar hasil nya lebih baik
dan akurat
186

4. Peneliti selanjutnya dapat memperpanjang periode


penelitian agar dapat hasil penelitian yang lebih
baik dan akurat

5.2.2 Bagi Perusahaan


Price earning ratio, dividend payout ratio dan debt to
equity ratio terbukti tidak berpengaruh terhadap price to
book value, adapun yang harus dilakukan perusahaan
adalah meningkatkan nilai perusahaan dengan prospek
kinerja yang baik sehingga investor akan melakukan
keputusan berinvestasi pada perusahaan tersebut, selain
dengan itu dengan keputusan pembagian dividen harus
sesuai dengan harapan dari para investor untuk
mewujudkan hal tersebut perusahaan perlu meningkatkan
laba yang dihasilkan sehingga tingkat pengembalian
investasi akan meningkat dan dividen yang diperoleh juga
meningkat, serta perusahaan harus dapat mengelola
keuangan perusahaannya dengan baik terlebih lagi
mengenai penggunaan dana perusahaan serta mengetahui
seberapa besar aktiva perusahaan tersebut yang dibiayai
oleh hutang. Investor akan memilih nilai debt to equity
187

ratio yang tinggi karena dapat menunjukkan kecilnya


risiko keuangan yang ditanggung oleh perusahaan.
5.2.3 Bagi Investor
Para investor sebaiknya tidak hanya menggunakan
informasi mengenai price earning ratio, dividend payout
ratio, debt to equity ratio dan return on equity untuk
melihat perkembangan price to book value yang
digunakan untuk melihat bagaimana perkembangan nilai
perusahaan, tetapi dapat menggunakan informasi lain dan
melihat dari berbagai segi aspek yang dapat
mempengaruhi price to book value seperti rasio keuangan
lainnya. Para investor sebaiknya melihat juga bagaimana
kondisi internal perusahaan tersebut serta investor
sebaiknya menganalisis faktor-faktor yang berasal dari
pihak eksternal perusahaan yang berhubungan dengan
price to book value sehingga informasi yang didapatkan
lebih banyak serta dapat menghindari risiko yang terjadi
yang dialami oleh investor dalam menilai perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Karina Esmeralda Septiani, and Dewi Urip


Wahyuni. 2020. “Pengaruh Profitabilitas, Leverage,
Dan Good Corporate Governance Terhadap Nilai
Perusahaan.” Jurnal Ilmu Dan Riset Manajemen
9(3):1–18.

Amanda, Rainytika. 2018. “Analisis Pengaruh Struktur


Modal, Pengungkapan Corporate Social
Responsibility Dan Ukuran Perusahaan Intervening.”
Ekonomi, Fakultas, and Universitas Islam Indonesia.

Arief, and Edi. 2016. Panduan Praktis Dasar Analisa


Laporan Keuangan.

Arifianto, Mukhammad, and Mochammad Chabachib.


2016. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Nilai Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan
Yang Terdaftar Pada Indeks LQ-45 Periode 2011-
2014).” Diponegoro Journal Of Management 5(1):1–
12.

basuki tri, Agus, and Nano Prawoto. 2016. Analisis


Regresi Dalam Penelitian Ekonomi Dan Bisnis.
Jakarta: Rajawali Pers.

Chasanah, Amalia Nur. 2019. “Pengaruh Rasio Likuiditas,


Profitabilitas, Struktur Modal Dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

188
Tahun 2015-2017.” Jurnal Penelitan Ekonomi Dan
Bisnis 3(1):39–47. doi: 10.33633/jpeb.v3i1.2287.

Chumaidah, and Maswar Patuh Priyadi. 2018. “Pengaruh


Profitabilitas Dan Size Terhadap Nilai Perusahaan
Dengan CSR Sebagai Variabel Pemoderasi.” Jurnal
Ilmu Dan Riset Akuntansi 7(3):1–20.

Dahar, Reni, Nino Sri Purnama Yanti, and Fitria Rahmi.


2019. “Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan
Dan Return on Equity Terhadap Nilai Perusahaan
Property and Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia.” Jurnal Ekonomi & Bisnis Dharma
Andalas 21(1):121–32.

Dewi, D., and G. Sudiartha. 2017. “Pengaruh


Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Dan Pertumbuhan
Aset Terhadap Struktur Modal Dan Nilai
Perusahaan.” E-Jurnal Manajemen Universitas
Udayana 6(4):242635.

Dhani, Isabella Permata, and A. .. Gde Satia Utama. 2017.


“Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Struktur
Modal, Dan Profitabilitas Terhadap Nilai
Perusahaan.” Jurnal Riset Akuntansi Dan Bisnis
Airlangga 2(1):135–48. doi: 10.31093/jraba.v2i1.28.

Dionicyio, Kalesaran, Marjam Mangantar, and Joy


Tulung. 2020. “Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan,
Kebijakan Dividen Dan Struktur Modal Terhadap
Profitabilitas Pada Industri Perbankan Yang
Terdaftar Di Bei (Periode 2014-2017).” Fakultas
189
Ekonomi Dan Bisnis, Jurusan Manajemen
Universitas Sam Ratulangi Manado 8(3):184–92.

Fahmi, Irham. 2015. Analisis Laporan Keuangan.


Bandung: Alfabeta.

Ginting, Gerinata. 2019. “Pengaruh Ukuran Perusahaan,


Pertumbuhan Perusahaan, Keputusan Investasi Dan
Struktur Modal Terhadap Profitabilitas Perusahaan
Property, Konstruksi Dan Real Estate Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2017.” Tedc
13(2):119–26.

Gujarati. 2006. Dasar-Dasar Ekonometrika. Jilid 1 Dan 2.


Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Halim, T. P. 2018. perancangan buku informasi mengenai


tembang macapat (Doctoral dissertation, Universitas
Multimedia Nusantara).

Harmono. 2015. Manajemen Keuangan Berbasis


Balanced Scorecard. Jakarta: Bumi Aksara S.

Hartono, Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio Dan Analisis


Investasi. Edisi Keti. Yogyakarta: BPFE.

Hartono, Jogiyanto. 2010. Teori Portofolio Dan Analisis


Investasi. Yogyakarta: BPFEUGM.

Hartono, Jogiyanto. 2013. Teori Portofolio Dan Analisis


Investasi. Yogyakarta: BPFE.

190
Hartono, Jogiyanto. 2016. Metodologi Penelitian Bisnis:
Salah Kaprah Dan Pengalaman – Pengalaman.
Yogyakarta: BPFE.

Hery. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta:


CAPS.

Hery. 2016. Analisis Laporan Keuangan Intergrted and


Comperhensive Edition. Jakarta: PT.Grasindo.

Indrarini. 2019. Nilai Perusahaan Melalui Kualitas Laba.


Surabaya: Scopindo Media Pustaka.

Indriyani, Eka. 2017. “Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan


Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan.”
Akuntabilitas 10(2):333–48. doi:
10.15408/akt.v10i2.4649.

Irvansyah, Angga. 2018. “Pengaruh Corporate Social


Responsibility, Growth Opportunity, Dan Keputusan
Investasi Terhadap Nilai Perusahaan Dengan
Profitabilitas Sebagai Variabel Moderasi.” Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya.

J.C, Van Horne, and Wachowicz J.J. 2010. Prinsip-


Prinsip Manajemen Keuangan Edisi. 12th ed.
Jakarta: Salemba empat.

Juningrum, Widya. 2020. “Pengaruh Return on Equity


(Roe), Dividend Payout Ratio (Dpr), Earning Growth
Rate (Egr) Dan Ukuran Perusahaan (Size) Terhadap
Price To Book Value (Pbv) Pada Perusahaan
191
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
(BEI) Tahun 2016-2018.” Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis UPN “Veteran” Yogyakarta.

Kariyoto. 2017. Analisa Laporan Keuangan. Universitas


Brawijaya Press.

Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT


Raja Grafindo Persada.

Kasmir. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta:


Rajawali Pers.

Kasmir. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Edisi


Pertama. Jakarta: Rajawali Pers.

Kushartono, Ronny Catur, and Nunung Nurhasanah.


2018. “Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap
Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Yang Tergabung
Dalam Indeks Lq45 Periode 2010 -2016.” Buana
Ilmu 2(1):108–25. doi: 10.36805/bi.v2i1.278.

Lumoly, Selin, Sri Murni, and Victoria Untu. 2018.


“Pengaruh Likuiditas, Ukuran Perusahaan Dan
Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada
Perusahaan Logam Dan Sejenisnya Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia).” Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis, Jurusan Manajemen Universitas Sam
Ratulangi Manado 6(3):1108–17.

Mardiyati, Umi, Gatot Nazir Ahmad, and Ria Putri. 2012.


“Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang
192
Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan.”
3(1):1–17.

Martono, and Agus Harjito. 2014. Manajemen Keuangan.


Yogyakarta: Ekonisia.

Mudjijah, Slamet, Zulvia Khalid, and Diah Ayu Sekar


Astuti. 2019. “Pengaruh Kinerja Keuangan Dan
Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Yang
Dimoderasi Variabel Ukuran Perusahaan.” Jurnal
Akuntansi Dan Keuangan 8(1):41–56.

Munawir. 2007. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta:


Liberty Yogyakarta.

Murhadi, Werner. 2013. Analisis Laporan Keuangan


Proyeksi Dan Valuasi Saham. Jakarta: Salemba
empat.

Novien Rialdy. 2018. “Pengaruh Struktur Modal,


Keputusan Investasi Dan Kebijakan Dividen
Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Bumn
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode
2013-2017.” Liabilities (Jurnal Pendidikan
Akuntansi) 1(3):272–88. doi:
10.30596/liabilities.v1i3.2689.

Nurdin, and Rinto Syahdan. 2020. “Pengaruh


Profitabilitas Terhadap Dividend Payout Ratio
Dengan Free Cash Flow Dan Investment Opportunity
Set Sebagai Pemoderasi (Studi Pada Perusahaan

193
Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2014 - 2018).” 6(002):1–18.

Nurminda, Aniela, Deannes Isynuwardhana, and Annisa


Nurbaiti. 2017. “The Influence Of Profitability,
Leverage, And Firm Size Toward Firm Value (Study
Of Manufacture Companies Goods And Foods Sub
Sector Listed in Indonesia Stock Exchange 2012-
2015).” E-Proceeding of Management 4(1):542–49.

Oktrima, Bulan. 2017. “Pengaruh Profitabilitas,


Likuiditas, Dan Struktur Modal Terhadap Nilai
Perusahaan (Studi Empiris: PT. Mayora Indah, Tbk.
Tahun 2011 – 2015).” 1(1):98–107.

Pratiwi, Santi Trisno, and Suwardi Bambang Hermanto.


2017. “Pengaruh Struktur Kepemilikan, Kebijakan
Dividen, Hutang Dan Profitabilitas Terhadap Nilai
Perusahaan.” Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi
6(5):1–20.

Purnama, Hari. 2020. “Pengaruh Struktur Modal,


Kebijakan Deviden, Dan Keputusan Investasi
Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Perusahaan
Manufaktur Yang Go Publik Di Bursa Efek
Indonesia) Periode 2012 -2016.” Akmenika: Jurnal
Akuntansi Dan Manajemen 15(2):122–34. doi:
10.31316/akmenika.v15i2.1002.

Puspitaningtyas, Zarah. 2017. “Efek Moderasi Kebijakan


Dividen Nilai Perusahaan Manufaktur.” Jurnal

194
Akuntansi, Ekonomi Dan Manajemen Bisnis
5(2):173–80.

Rajagukguk, Lasmanita, Valencia Ariesta, and Yunus


Pakpahan. 2019. “Analisis Pengaruh Profitabilitas,
Ukuran Perusahaan, Keputusan Investasi, Dan
Kebijakan Utang Terhadap Nilai Perusahaan.” Jurnal
Inspirasi Bisnis Dan Manajemen 3(1):77. doi:
10.33603/jibm.v3i1.2079.

Raprayogha, Rusdi. 2020. “Analisis Pengaruh Return on


Equity Dan Price Earning Ratio Terhadap Price To
Book Value Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa
Efek Indonesia.” Study of Scienific and Behavioral
Management (SSBM) 1(8):109–27.

Ratih, Putu, and Anak Agung. 2019. “Pengaruh Current


Ratio dan Debt to Equity Ratio Terhadap
Profitabilitas dengan Intellectual Capital Sebagai
Pemoderasi.” E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana 26(2):851–80.

Ratulangi, Universitas Sam. 2019. “Pengaruh Struktur


Modal (ROA, ROE dan DER) Terhadap Nilai
Perusahaan (PBV) Pada Perusahaan Sektor Properti
Yang Terdaftar Di BEI (Periode 2013-2016).” Jurnal
EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis
Dan Akuntansi 7(3):3079–88. doi:
10.35794/emba.v7i3.24196.

195
Riduwan dan Kuncoro. 2011. Cara Menggunakan Dan
Memakai Path Analysis (Analisis Jalur). Bandung:
Alfabeta.

Sartono, R. A. (2010). Manajemen Keuangan Teori dan


Aplikasi Buku 1. Edisi keempat. BPFE: Yogyakarta.

Sawir, Agnes. 2002. Analisis Kinerja Keuangan Dan


Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.

Sirat, Abdul Hadi, Muhsin N. Bailusy, and Dian Kurnia.


2019. “Pengaruh Struktur Modal Dan Kepemilikan
Institusional Variabel Intervening Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2013-2017.” Jurnal Manajemen 6(2):1–20.

Sugiama. 2014. Pengembangan Bisnis Dan Pemasaran


Aset Pariwisata. Bandung: Guardaya Intimarta.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,


dan Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:
Alfabeta.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif


Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif


Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

196
Sujarweni. 2017. Analisis Laporan Keuangan Toeri,
Aplikasi & Hasil Penelitian. Yogyakarta: Pustaka
Baru Press.

Sunardi, Nardi. 2019. “Mekanisme Good Corporate


Governance Terhadap Nilai Perusahaan Dengan
Leverage Sebagai Variabel Intervening Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2012-2018.” JIMF (Jurnal
Ilmiah Manajemen Forkamma) 2(3):48–61. doi:
10.32493/frkm.v2i3.3397.

Sunariyah. 2011. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal.


4th ed. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan
AMP YKPN.

Suryandani, Atika. 2018. “Pengaruh Pertumbuhan


Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Dan Keputusan
Investasi Terhadap Nilai Perusahaan Pada
Perusahaan Sektor Property Dan Real Estate.” Vol. 1
No.1 Business Management Analysis Journal
(BMAJ).

Sutama, Dedi Rossidi, and Erna Lisa. 2018. “Pengaruh


Leverage Dan Profitabilitas Terhadap Nilai
Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Sektor
Manufaktur Food and Beverage Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia).” Sains Manajemen Dan
Akuntansi X(2):65–85.

Sutrisno. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia.


Jakarta: Kencana.
197
T, Darmadji, and Fakhrudin. 2012. Pasar Modal Di
Indonesia Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta:
Salemba empat.

Tantono, Willy, and Made Reina. 2019. “Pengaruh


Struktur Modal, Kebijakan Dividen Dan Likuiditas
Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan Di
Bursa Efek Indonesia.” Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia
8(8):4871–98.

Widayati, Erlina. 2020. “Firm Size, Current Ratio, Dan


Return on Asset Terhadap Dividend Payout Ratio.”
Jurnal Akuntansi Bisnis Pelita Bangsa 5(1):27–42.

Yanti, I. Gusti Ayu Diah Novita, and Ni Putu Ayu


Darmayanti. 2019. “Pengaruh Profitabilitas, Ukuran
Perusahaan, Struktur Modal, Dan Likuiditas
Terhadap Nilai Perusahaan Makanan Dan
Minuman.” E-Jurnal Manajemen Universitas
Udayana 8(4):2297. doi:
10.24843/ejmunud.2019.v08.i04.p15.

Zulfikar. 2016. Pengantar Pasar Modal Dengan


Pendekatan Statistika. 1st ed. Yogyakarta: Gramedia.

198
Internet

www.Liputan6.com

www.Kemenperin.go.id

www.Financedetik.com

www.Edusaham.com

www.Idx.com

www.Dataindustri.com

199
Lampiran 1
Tabulasi Data Populasi dan Sampel Price Earning
Ratio, Dividend Payout Ratio, Debt To Equity Ratio,
Return On Equity dan Price To Book Value Pada
Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2019
1. Price Earning Ratio Pada Perusahaan Makanan dan
Minuman Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2015-2019

N Nama Keputusan investasi (PER) (X)


O Perusahaan RATA-
2015 2016 2017 2018 2019 RATA
1 ADES 18,23 13,91 16,90 11,45 13,31 14,76
2 AISA 12,04 13,61 6,62 -0,98 -0,98 6,062
3 ALTO -29,24 1,66 -26,34 -17,78 -16,89 -17,718
4 BTEK 3.896,69 3.483,49 573,70 54,82 48,7 1611,48
5 BUDI 14,46 9,75 10,3 11,6 12,45 11,712
6 CAMP 0 0 349,3 34,28 38,64 84,444
7 CEKA 3,77 4,64 7,15 14,92 11,39 8,374
8 CLEO 0 12,77 32,66 54,57 54,18 30,836
9 DLTA 21,86 18,45 14,58 14,18 15,41 16,896
10 FOOD 0 0 0 0 661,39 132,278
11 GOOD 0 0 0 21,78 20,91 8,538
12 HOKI 0 0 16,71 18,37 18,88 10,792
13 ICBP 26,18 26,48 27,34 26,23 27,04 26,654
14 IIKP -765,21 -803,36 -900,07 -790 -763,51 -804,43
15 INDF 15,31 16,11 16,06 17,4 18,1 16,596
16 MGNA 21,36 -5,34 -12,35 -1,23 -1,23 0,242
17 MLBI 21,69 27,35 21,8 31,64 32,04 26,904
18 MYOR 22,36 30,72 36,51 39,94 39,33 33,772
19 PCAR 0 0 -55,71 -1.781 -1.525 -672,314
20 PSDN -3,74 -8,7 7,1 -9,19 -13,11 -5,528
21 ROTI 23,67 19,88 60,77 54,13 55,03 42,696
22 SKLT 12,52 10,63 34,79 38,28 38,28 26,9
23 STTP 21,26 30,28 25,7 18,45 19,37 23,012
24 ULTJ 21,95 18,12 17,51 18,81 16,58 18,594
25 PANI 0 68,61 63,18 43,93
26 SKBM 21,24 21,03 100 97,48 745 196,95
2. Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Makanan dan
Minuman Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2015-2019

N Nama Kebijakan dividen (DPR) (%)


RATA-
O Perusahaan
2015 2016 2017 2018 2019 RATA
1 ADES 10,31 0,12 0,99 2,55 11 4,994
2 AISA 6,65 0 -2,66 0 0 0,798
3 ALTO 30 30 30 30 30 30
4 BTEK 0 5,75 2 67 38 22,55
5 BUDI 0 0 43,81 36 35 22,962
6 CAMP 0 0 1,33 28 25 10,866
7 CEKA 0,75 0,32 35,74 28,9 27,62 18,666
8 CLEO 0 0 0 0 0 0
9 DLTA 50 56,63 74,1 113 120 82,746
10 FOOD 0 0 0 0 0 0
11 GOOD 98 95 60,4 43,03 30,38 65,362
12 HOKI 0 0 29,4 15,74 25,2 14,068
13 ICBP 49,75 24,94 49,76 19,41 29,81 34,734
14 IIKP 0 0 0 0 0 0
15 INDF 52,07 28 40,48 53,44 25,44 39,886
16 MGNA 5,77 0,99 5,39 4,5 0 3,33
17 MLBI 145,92 100 99,95 12,39 10,2 73,692
18 MYOR 11,93 5,05 28,79 34,29 31,79 22,37
19 PCAR 0 0 0 0 0 0
20 PSDN 10,06 8,09 19,27 32,96 14,96 17,068
21 ROTI 10,34 24,82 20,18 17,77 7,59 16,14
22 SKLT 20,3 16,74 20,93 13,61 9,68 16,252
23 STTP 0 0 0 0 0 0
24 ULTJ 1,02 1,15 11,66 17,83 14,47 9,226
25 PANI 0 7,24 77,24 77,67 34,28 39,286
26 SKBM 26,45 27,55 6,92 6,91 4,2 14,406
3. Debt To Equity Ratio Pada Perusahaan Makanan dan
Minuman Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2015-2019

N Nama Struktur Modal (DER) (%)


RATA-
O Perusahaan
2015 2016 2017 2018 2019 RATA
1 ADES 99 100 99 82 44,8 84,96
2 AISA 128 117 156 153 213 153,4
3 ALTO 13,3 14,42 16,5 18,7 19 16,384
4 BTEK 52 22,3 16,7 10,3 14 23,06
5 BUDI 19,5 15,2 14,6 17,1 13,3 15,94
6 CAMP 99 87 45 13 13,06 51,412
7 CEKA 132 60,6 4,22 19,69 23 47,902
8 CLEO 133 134 122 31 38 91,6
9 DLTA 22 18 17 19 18 18,8
10 FOOD 658 102,5 96 162 77 219,1
11 GOOD 226 256 265 69 83 179,8
12 HOKI 89 68 21 35 32 49
13 ICBP 62 56 56 51 45 54
14 IIKP 4,02 30,22 8,67 8,66 6,74 11,662
15 INDF 113 87 88 93 77 91,6
16 MGNA 228 278 322 95 871 358,8
17 MLBI 174 177 136 212 153 170,4
18 MYOR 118 106 103 106 92 105
19 PCAR -581 -302 47 32 34 -154
20 PSDN 91 133 131 158 334 169,4
21 ROTI 128 102 62 51 52 79
22 SKLT 148 92 107 120 108 115
23 STTP 90,28 100,02 69,16 59,82 34,15 70,686
24 ULTJ 26,54 21,49 23,3 16,35 16,86 20,908
25 PANI 0 69,67 95,29 12,52 8,5 37,196
26 SKBM 122,17 171 70,23 70,24 71,15 100,958
4. Return On Equity Pada Perusahaan Makanan dan
Minuman Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2015-2019

N Nama Profitabilitas (ROE) %


RATA-
O Perusahaan
2015 2016 2017 2018 2019 RATA
1 ADES 10 14,56 9,04 7,75 3,49 8,968
2 AISA 9,42 16,87 -24,87 3,58 -68,5 -12,7
3 ALTO -4,8 -5,51 -14,99 -9,72 3,58 -6,288
4 BTEK 0,34 0,15 -2,16 4,2 2,58 1,022
5 BUDI 1,91 3,32 3,82 2,47 4,98 3,3
6 CAMP 0 0 5,18 5,17 8,21 3,712
7 CEKA 16,65 28,12 11,9 4,48 19,05 16,04
8 CLEO 0 19,81 16,84 13,58 17,06 13,458
9 DLTA 22,6 25,14 24,44 26,41 26,28 24,974
10 FOOD -19,2 -23,78 17,22 0,91 0,99 -4,772
11 GOOD 122,2 134,1 141,8 17,09 142,9 111,618
12 HOKI 30,33 19,91 10,08 13,09 16,17 17,916
13 ICBP 18,19 20,8 18,3 21,7 21,7 20,138
14 IIKP -5,06 -9,85 -4,5 -2,72 -24,35 -9,296
15 INDF 8,9 12,1 11,1 10,2 11,3 10,72
16 MGNA 1,78 -98,29 -30,62 -153,75 -174 -90,976
17 MLBI 64,83 119,68 124,15 95,4 105 101,812
18 MYOR 24,07 22,16 22,18 21 21 22,082
19 PCAR 149,16 45,85 0,39 -2,83 6,03 39,72
20 PSDN -13,14 -13,08 10,74 -5,78 14,64 -1,324
21 ROTI 22,76 19,39 4,8 2,46 2,71 10,424
22 SKLT 13,2 6,97 7,47 6,19 11,81 9,128
23 STTP 18,41 14,91 15,6 15,49 22,47 17,376
24 ULTJ 18,7 20,34 17,11 14,69 17,11 17,59
25 PANI 0 1,67 0,96 2,94 2,83 1,68
26 SKBM 11,67 6,12 2,53 1,63 0,01 4,392
5. Price To Book Value Pada Perusahaan Makanan dan
Minuman Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2015-2019

N Nama Nilai Perusahaan (PBV) (X)


O Perusahaan RATA-
2015 2016 2017 2018 2019 RATA
1 ADES 1,82 1,64 1,28 1,18 1,38 1,46
2 AISA 0,98 1,58 0,35 0,16 0,16 0,646
3 ALTO 1,4 0,01 1,86 2,29 2,18 1,548
4 BTEK 24,85 1,49 3,17 2,95 2,68 7,028
5 BUDI 0,26 0,34 0,35 0,36 0,38 0,338
6 CAMP 0 0 12,35 2,36 2,67 3,476
7 CEKA 0,63 1,32 0,85 0,89 0,68 0,874
8 CLEO 0 2,63 5,81 9,88 9,81 5,626
9 DLTA 4,9 4,37 3,48 3,75 4,07 4,114
10 FOOD 0 0 0 0 3,34 0,668
11 GOOD 0 0 0 6,08 5,83 2,382
12 HOKI 0 0 1,74 3,21 3,29 1,648
13 ICBP 4,79 5,61 5,11 5,56 5,73 5,36
14 IIKP 38,69 29,3 42,8 28,67 27,72 33,436
15 INDF 1,05 1,55 1,43 1,35 1,4 1,356
16 MGNA 0,38 0,5 1,01 2,38 2,38 1,33
17 MLBI 22,54 47,54 27,06 40,24 40,75 35,626
18 MYOR 5,25 6,38 6,71 7,45 7,34 6,626
19 PCAR 0 0,61 0,19 0,014 0,06 0,1748
20 PSDN 0,54 0,61 1,14 1,03 1,47 0,958
21 ROTI 5,39 5,97 5,39 2,6 2,64 4,398
22 SKLT 1,68 1,27 2,46 3,16 3,16 2,346
23 STTP 3,92 3,82 4,26 3,08 3,03 3,622
24 ULTJ 4,07 3,95 3,59 3,32 2,93 3,572
25 PANI 0 1,75 1,61 1,12
26 SKBM 2,57 1,63 1,82 1,15 0,68 1,57
Lampiran 2
Hasil Pengolahan Data Uji Asumsi Klasik, Uji Linear
Berganda, dan Analisis Jalur
Laporan hasil pengolahan data adalah sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
a. Model Persamaan I

b. Model Persamaan II
2. Uji Multikolinearitas

3. Uji Heteroskedastisitas
a. Model Persamaan I
b. Model Persamaan II
4. Uji Autokorelasi
a. Model Persamaan I
b. Model Persamaan II
5. Hasil Uji Regresi Linear Berganda
a. Model Persamaan I

b. Model Persamaan II
6. Hasil Analisis Jalur
a. Hasil Diagram Jalur Model 1

Variabel Probability T Standardized R2 ADJ R2


Statistik Beta
PER 0.0358 2.147153 0.224263 0.346019 0.313856
DPR 0.0001 4.157080 0.434045
DER 0.0014 3.343189 0.346481

b. Hasil Diagram Jalur Model 1


c. Hasil Diagram Jalur Model Persamaan II

Lampiran 2
Perhitungan Pengaruh

1. Pengaruh langsung

a. Pengaruh PER terhadap ROE


X1 Y = 0.224263
b. Pengaruh DPR terhadap ROE
X2 Y = 0.434045
c. Pengaruh DER terhadap ROE
X3 Y = 0.346481
d. Pengaruh ROE terhadap PBV
Y Z = 0.896988

2. Pengaruh Tidak Langsung

a. Pengaruh PER terhadap PBV melalui ROE


X1 Y Z = 0.224263 x (0.896988)
= 0.2011612198
b. Pengaruh DPR terhadap PBV melalui ROE
X2 Y Z = 0.434045 x (0.896988)
= 0.3893331565
c. Pengaruh DPR terhadap PBV melalui ROE
X3 Y Z = 0.346481 x (0.896988)
= 0.3107892992
3. Pengaruh Total

a. Pengaruh PER terhadap PBV melalui ROE


X1 Y Z = 0.224263 + 0.896988
= 1.121251
b. Pengaruh DPR terhadap PBV melalui ROE
X2 Y Z = 0.434045 + 0.896988
= 1.331033
c. Pengaruh DER terhadap PBV melalui ROE
X3 Y Z = 0.346481 + 0.896988
= 1.243469
d. Pengaruh ROE terhadap PBV
Y Z = 0.896988

Diagram jalur PER, DPR, DER, ROA terhadap PBV


DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama Aisyah Nur Putri
NIM 5111171002
Jurusan Manajemen
Tempat Tanggal Cimahi, 05 desember 1999
Lahir
Jenis Kelamin Perempuan
Kewarganegaraan Indonesia
Agama Islam
Alamat Jl Ibu Ganirah RT 05/02 NO 19
Kel. Cibeber Kec. Cimahi
Selatan 40531 Kota Cimahi
Jawa Barat
No Kontak 0895415114213
Alamat E-mail Aisyahnurputriak.3@gmail.com
PENDIDIKAN FORMAL
2005 : TK IKBA A.YANI JAYA
2006- 2012 : SDN Cibeber Mandiri I
2012-2015 : MTsN Sukasari Cimahi
2015-2017 : SMKN 11 Bandung
2017 : Diterima Di Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Universitas Jenderal Achmad
Yani Cimahi
PENDIDIKAN INFORMAL
Pengalaman Magang: 1. PT Jasa Marga Tbk
Cabang Purbaleunyi
2. PT Holi Pharma
DATA ORANG TUA
Ayah : Adang Rahmat
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl Ibu Ganirah RT 05/02 NO 19 Kel.
Cibeber Kec. Cimahi Selatan 40531 Kota Cimahi
Jawa Barat
Ibu : Nuraeni
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl Ibu Ganirah RT 05/02 NO 19 Kel.
Cibeber Kec. Cimahi Selatan 40531 Kota Cimahi
Jawa Barat

Anda mungkin juga menyukai