Anda di halaman 1dari 119

SKRIPSI

PENGARUH MODAL INTELEKTUAL DAN IMPLEMENTASI PRINSIP-


PRINSIP SYARIAH TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK UMUM
SYARIAH DI INDONESIA

Oleh:
TRIA OKTAVIA
NIM C1C015111

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUS AN AKUNTANSI
PURWOKERTO
2019
SKRIPSI

PENGARUH MODAL INTELEKTUAL DAN IMPLEMENTASI PRINSIP-


PRINSIP SYARIAH TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK UMUM
SYARIAH DI INDONESIA

Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyusun skripsi


pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal Soedirman

Oleh:
TRIA OKTAVIA
NIM C1C015111

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN AKUNTANSI
2019
iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Pengaruh Modal Intelektual dan Implementasi Prinsip-

Prinsip Syariah Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia”

ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad

SAW, keluarganya, sahabat, serta umatnya hingga akhir zaman, amin.

Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana pada program pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Jenderal Soedirman.

Terwujudnya skripsi ini tentunya tidak lepas dari bimbingan, bantuan,

campur tangan, dan doa dari berbagai pihak. Sehingga, pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. Suliyanto, MM. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Jenderal Soedirman.

2. Yudha Aryo Sudibyo, S.E. M.Sc, Ph.D, Ak., CA. selaku Ketua Program

studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal

Soedirman.

3. Prof. Drs. Bambang Agus Pramuka, MA., Ph.D., Ak. selaku dosen

pembimbing I skripsi yang senantiasa memberikan bimbingan dari awal

hingga akhir penyusunan skripsi.

v
4. Wahyudin, S.Ag., MSI. selaku dosen pembimbing II skripsi yang

senantiasa memberikan bimbingan dari awal hingga akhir penyusunan

skripsi.

5. Dra. Permata Ulfah, M.SI., Ak., CA. selaku dosen penguji skripsi yang

telah memberikan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini

menjadi lebih baik.

6. Dr. Bambang Setyobudi Irianto, S.E.,M.Si., Ak. selaku dosen pembimbing

akademik yang telah memberikan bimbingan kepada penulis selama

menempuh masa pekuliahan.

7. Segenap dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal

Soedirman, khususnya pada Program Studi Akuntansi atas bekal ilmu dan

pengetahuan yang telah diberikan selama menempuh studi.

8. Bapak Sujim dan Ibu Arning selaku orang tua tercinta yang selalu

memberikan nasihat, dukungan moril maupun materil, dan senantiasa

mencurahkan kasih sayang serta doa, sehingga skripsi ini dapat terwujud.

Terimakasih atas pengorbanan dan kerja kerasnya. Tiada hal yang paling

disyukuri selain mempunyai kalian.

9. Teteh tersayang Entin Suhartini dan Yati Suharyati yang selalu

memberikan dukungan, semangat, dan doa kepada penulis.

10. Keponakan tercinta Naila, Adzkia, Azka, dan Syafa yang selalu

menghibur penulis dengan tingkah lucu dan menggemaskan.

11. Sahabat tercinta Desti, Anita, dan Dewi yang selalu menemani,

memberikan dukungan, nasehat, saran, dan semangat yang tiada henti di

vi
setiap keadaan dari awal hingga akhir perkuliahan, serta ilmu, pengalaman

suka duka yang dibagikan bersama. Hal terindah dapat dipertemukan

dengan kalian.

12. Sahabat tercinta Reni, Fatin, Fadillah, dan Mei yang selalu memberikan

doa, dukungan, dan semangat kepada penulis mulai dari awal hingga akhir

masa perkuliahan.

13. Anggin, Ayu, Kini, Nisa, Estri, Gayatri, Chusnul, Sasqi, dan teman-teman

Akuntansi 2015 lainnya yang sangat membantu, baik selama proses

perkuliahan maupun selama proses penulisan skripsi di Akuntansi

UNSOED yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

14. Mike, Ainun, Sofi, Mba Murti dan teman-teman UKI FEB UNSOED

lainnya yang telah memberikan ilmu dan pengalaman berorganisasi yang

mengesankan.

15. Alvi, Egit, Mba Welan, Mba Niken, Lala, Melani dan teman-teman KOST

BERKAH lainnya yang selalu memberikan semangat dan dukungan

kepada penulis, serta menjadi keluarga kedua di tempat perantauan ini.

16. Novita, Niken, Mutia, Cinde, dan teman-teman KKN Desa Sawangan

lainnya atas dukungan dan pengalaman berharga yang telah dibagikan

selama 35 hari.

17. Pihak-pihak lain yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini dan tidak dapat disebutkan satu per satu.

vii
Penulis menyadari tentunya dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik membangun. Semoga

skripsi ini dapat memberikan kontribusi dan memberikan manfaat bagi penulis

juga bagi pembaca.

Purwokerto, Juni 2019


Penulis,

Tria Oktavia
NIM : C1C015111

viii
RINGKASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Modal Intelektual,


Pendapatan Islami, Pembiayaan Bagi Hasil, dan Zakat Terhadap Kinerja
Keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah di
Indonesia yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2012 sampai
dengan tahun 2016 yang secara keseluruhan berjumlah 13 bank. Bank yang
dijadikan sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan metode
purposive sampling. Berdasarkan metode tersebut, didapatkan jumlah bank yang
memenuhi kriteria pemilihan sebanyak 7 bank. Data dianalisis dengan teknik
analisis regresi linear berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Modal Intelektual berpengaruh
positif terhadap kinerja keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia; (2)
Pendapatan Islami tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan Bank
Umum Syariah di Indonesia; (3) Pembiayaan Bagi Hasil tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia; (4) Zakat
berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia.
Implikasi dari penelitian ini yaitu kinerja keuangan Bank Umum Syariah
dapat ditingkatkan dengan memperhatikan beberapa faktor yang memengaruhinya
seperti modal intelektual terutama modal manusia yang dapat menghasilkan
keunggulan kompetitif bagi perusahaan, dan pembayaran zakat serta
mengalokasikan dana tersebut dengan baik. Selain itu, produktivitas pembiayaan
bagi hasil perlu ditingkatkan melalui penerapan kelayakan pembiayaan yang lebih
ketat serta pengawasan yang lebih akurat.

Kata Kunci : Modal Intelektual, Pendapatan Islami, Pembiayaan Bagi Hasil,


Zakat, Kinerja Keuangan, Bank Umum Syariah

ix
SUMMARY

This study aims to determine the effect of Intellectual Capital, Islamic


Income, Profit Sharing, and Zakat on the Financial Performance of Sharia
Commercial Banks in Indonesia.
The population in this study were all Sharia Commercial Banks in Indonesia
that were registered in the Financial Services Authority from 2012 to 2016 which
totaled 13 banks. The bank sampled in this study was taken using the purposive
sampling method. Based on this method, there are 7 banks that meet the selection
criteria. Data were analyzed by multiple linear regression analysis techniques.
The results of this study indicate that: (1) Intellectual Capital has a positive
effect on the financial performance of Sharia Commercial Banks in Indonesia; (2)
Islamic Income does not have a significant effect on the financial performance of
Sharia Commercial Banks in Indonesia; (3) Profit Sharing Financing does not
have a significant effect on the financial performance of Sharia Commercial
Banks in Indonesia; (4) Zakat has a positive effect on the financial performance
of Sharia Commercial Banks in Indonesia.
The implication of this study is that the financial performance of Sharia
Commercial Banks can be improved by paying attention to several factors that
influence it such as intellectual capital, especially human capital, which can
produce competitive advantage for companies, and pay zakat and allocate funds
well. In addition, profit sharing financing productivity needs to be improved
through the application of tighter financing feasibility and more accurate
supervision.

Keywords : Intellectual Capital, Islamic Income, Profit Sharing Financing, Zakat,


Financial Performance, Sharia Commercial Banks

x
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.................................................................iv
KATA PENGANTAR.............................................................................................v
RINGKASAN.........................................................................................................ix
SUMMARY...............................................................................................................x
DAFTAR ISI...........................................................................................................xi
DAFTAR TABEL.................................................................................................xiv
DAFTAR SIMBOL................................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xvi
BAB I
PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................7
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................7
D. Manfaat Penelitian........................................................................................8
BAB II
TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS.............................9
A. Telaah Pustaka..............................................................................................9
1. Resources Based Theory............................................................................9
2. Sharia Enterprise Theory.........................................................................10
3. Bank Syariah.............................................................................................12
4. Modal Intelektual......................................................................................17
5. Prinsip Syariah..........................................................................................24
6. Kinerja Keuangan Perbankan..................................................................30
B. Perumusan Model Penelitian dan Pengembangan Hipotesis........................33
1. Penelitian Terdahulu................................................................................33

xi
2. Pengembangan Hipotesis.........................................................................37
3. Perumusan Model Penelitian....................................................................42
BAB III
METODE PENELITIAN DAN TEKNIK ANALISIS DATA..............................43
A. Metode Penelitian.......................................................................................43
1. Jenis Penelitian.........................................................................................43
2. Objek Penelitian.......................................................................................43
3. Sumber Data.............................................................................................43
4. Populasi dan Sampel................................................................................44
5. Metode Pengumpulan Data......................................................................45
6. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel.......................................45
a. Variabel Dependen (Y)........................................................................45
b. Variabel Independen (X).....................................................................46
B. Teknik Analisis Data...................................................................................50
1. Statistik Deskriptif...................................................................................50
2. Uji Asumsi Klasik....................................................................................51
a. Uji Normalitas.....................................................................................51
b. Uji Multikolinearitas............................................................................51
c. Uji Heteroskedastisitas........................................................................52
d. Uji Autokorelasi...................................................................................53
3. Analisis Regresi Berganda.......................................................................53
4. Uji Goodness of Fit..................................................................................54
a. Uji Statistik F.......................................................................................54
b. Uji Koefisien Determinasi (R2)............................................................55
5. Uji Hipotesis............................................................................................57
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................60
A. Deskripsi Data Penelitian............................................................................60
B. Analisis Data...............................................................................................61
1. Analisis Statistik Deskriptif.....................................................................61
2. Hasil Uji Asumsi Klasik..........................................................................64

xii
a. Hasil Uji Normalitas............................................................................64
b. Hasil Uji Multikolinearitas..................................................................64
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas...............................................................65
d. Hasil Uji Autokorelasi.........................................................................66
3. Hasil Analasis Regresi Linear Berganda.................................................67
4. Uji Goodnes of Fit....................................................................................69
a. Hasil Uji F............................................................................................69
b. Hasil Uji Koefisien Determinasi..........................................................70
5. Pengujian Hipotesis..................................................................................70
C. Pembahasan Hasil Penelitian......................................................................72
BAB V
SIMPULAN DAN IMPLIKASI............................................................................78
A. Simpulan.....................................................................................................78
B. Implikasi......................................................................................................79
C. Keterbatasan dan Saran...............................................................................79
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................81
LAMPIRAN...........................................................................................................87
RIWAYAT HIDUP................................................................................................99

xiii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Jumlah Perbankan Syariah di Indonesia Tahun 2008-2018....................1


Tabel 1.2 Total Aset dan Pendapatan Perbankan Syariah......................................2
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu..............................................................................33
Tabel 3.1 Jumlah Bank Umum Syariah di Indonesia............................................44
Tabel 4.1 Kriteria Pemilihan Sampel Penelitian....................................................60
Tabel 4.2 Daftar Sampel Penelitian.......................................................................61
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Variabel Modal Intelektual, Pendapatan Islami,
Pembiayaan Bagi Hasil, Zakat, dan Kinerja Keuangan (ROA)............62
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas....................................................................65
Tabel 4.5 Hasil Uji Heterokedastisitas...................................................................66
Tabel 4.6 Analisis Regresi Linear Berganda.........................................................67

xiv
DAFTAR SIMBOL

Simbol Istilah
α : Alpha
β : Beta
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Data Penelitian...................................................................................87


Lampiran 2. Perhitungan iB-VAIC BRI Syariah 2012..........................................88
Lampiran 3. Perhitungan Variabel Modal Intelektual............................................89
Lampiran 4. Perhitungan Variabel Pendapatan Islami...........................................91
Lampiran 5. Perhitungan Variabel Pembiayaan Bagi Hasil...................................92
Lampiran 6. Perhitungan Variabel Zakat...............................................................93
Lampiran 7. Perhitungan Variabel Kinerja Keuangan (ROA)...............................94
Lampiran 8. Hasil Analisis Statistik Deskriptif.....................................................95
Lampiran 9. Hasil Uji Asumsi Klasik....................................................................96
Lampiran 10. Hasil Uji Regresi Berganda.............................................................98
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perbankan syariah di Indonesia terus mengalami kemajuan dari tahun

ke tahun. Hal ini terbukti dengan munculnya pemain-pemain baru di sektor

perbankan syariah. Berdasarkan data statistik perbankan syariah yang

diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (2018), sudah ada 13 Bank Umum

Syariah (BUS), 20 Unit Usaha Syariah (UUS), dan 167 Bank Pembiayaan

Rakyat Syariah (BPRS) yang menjadi bagian dari sektor industri syariah.

Perkembangan jumlah perbankan syariah selama beberapa tahun terkahir

ditunjukkan pada Tabel 1.1 berikut:

Tabel 1.1 Jumlah Perbankan Syariah di Indonesia Tahun 2008-2018


Jenis 2008 2010 2012 2014 2016 2018
BUS 5 11 11 12 13 13
UUS 27 23 24 23 21 20
BPRS 131 150 158 163 166 167

Sumber : OJK, Statistik Perbankan Syariah (2018)

Selain dari sisi kelembagaan, perkembangan industri perbankan

syariah tercermin dari pertumbuhan aset disetiap tahunnya. Pertumbuhan dan

peningkatan aset ini mengharuskan bank syariah untuk mampu mengelola

aset secara efisien sehingga dapat memperoleh laba secara maksimal.

Memiliki laba yang tinggi menjadi tantangan bagi industri perbankan syariah,

karena hal tersebut dapat mencerminkan kemampuan perusahaan dalam

mengelola sumber daya untuk menciptakan nilai perusahaan. Efisiensi harus


2

dilakukan oleh setiap perusahaan untuk meningkatkan laba dalam rangka

menjaga kelangsungan usaha ataupun meningkatkan daya saing (Maisaroh,

2015). Adapun peningkatan aset perbankan syariah selama tahun 2013

sampai dengan 2017 ditunjukkan pada Tabel 1.2 berikut:

Tabel 1.2 Total Aset dan Pendapatan Perbankan Syariah (dalam Miliar
Rupiah)

Tahun Total Aset Total Pendapatan


2013 242.276 27.207
2014 272.343 24.712
2015 296.262 27.605
2016 356.184 32.478
2017 424.181 28.497
Sumber : OJK, Statistik Perbankan Syariah (2013-2017)
Berdasarkan Tabel 1.2 di atas, adanya pertumbuhan dan peningkatan

aset tidak diikuti peningkatan pendapatan yang diperoleh perbankan syariah.

Pada tahun 2017, aset perbankan syariah meningkat sebesar 19,4% dari tahun

sebelumnya, namun pendapatan yang diperoleh justru menurun. Hal ini

disebabkan oleh pendapatan operasional Bank Umum Syariah yang

mendominasi industri perbankan syariah mengalami penurunan. Pendapatan

operasional BUS pada tahun 2017 sebesar 21.288 miliar rupiah, menurun

21% dibandingkan dengan pendapatan periode 2016 yang mencapai 26.729

miliar rupiah. Hal tersebut menunjukkan kinerja Bank Umum Syariah belum

dapat dikatakan optimal, karena belum dapat mengelola sumber daya yang

dimilikinya secara efisien.

Meskipun dari sisi jumlah dan aset terus mengalami peningkatan,

namun perbankan syariah di Indonesia belum berkembang pesat. Hal ini


3

terjadi karena masih terdapat kendala yang menghambat perkembangan

perbankan syariah. Kendala utama yang menjadi faktor penghambat bagi

perkembangan perbankan syariah yaitu rendahnya tingkat pemahaman

masyarakat terhadap produk-produk perbankan syariah serta layanan dan

kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang belum memadai. Perbankan

syariah memerlukan SDM yang memiliki pengetahuan mengenai ekonomi

syariah dan mampu menerapkannya dalam bisnis perbankan syariah

(Aditasari, 2015). Harapannya dengan memilki SDM yang kompeten

tersebut, perbankan syariah mampu meningkatkan kinerjanya.

Komponen kualitas SDM, budaya organisasi, dan hubungan yang

harmonis yang dimiliki perusahaan dengan para mitranya merupakan

komponen dari modal intelektual. Stewart (1998) mendefiniskan modal

intelektual sebagai “package useful knowladge” yang merupakan sumber

daya berupa pengetahuan yang tersedia pada perusahaan yang menghasilkan

aset bernilai tinggi dan manfaat ekonomi di masa mendatang bagi perusahaan.

Modal Intelektual diakui dapat meningkatkan keuntungan perusahaan yang

labanya dipengaruhi oleh inovasi dan knowladge-intensive services (Ozkan et

al., 2016).

Sektor perbankan syariah merupakan sektor bisnis yang bersifat

“intellectualy intensive” dan termasuk sektor jasa, dimana layanan pelanggan

sangat bergantung pada intelek/akal/kecerdasan modal manusia. Selain itu,

perbankan juga merupakan industri berbasis pengetahuan (knowladge based-

industries), yaitu industri yang memanfaatkan inovasi-inovasi yang


4

diciptakannya sehingga memberikan nilai tersendiri atas produk atau jasa

yang dihasilkan bagi konsumen. Oleh karena itu, modal intelektual sangat

diandalkan dalam sektor perbankan (Maisaroh, 2015).

Modal intelektual merupakan bagian dari aset yang dimiliki

perusahaan. Di Indonesia, fenomena modal intelektual berkembang terutama

setelah dikeluarkanya PSAK No. 19 (revisi 2000) tentang aset tidak berwujud

(Ulum 2009:3). PSAK No. 19 menyatakan bahwa aset tidak berwujud adalah

aset non-moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik

serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang

atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan administratif.

Ulum (2009:3) menyimpulkan bahwa pada PSAK No.19, modal intelektual

telah mendapat perhatian meskipun tidak dinyatakan secara eksplisit.

Perbankan syariah dalam menjalankan bisnisnya juga tidak terlepas

dari prinsip syariah dan memiliki perbedaan dengan perbankan konvensional.

Perbankan syariah harus menjalankan bisnisnya sesuai dengan prinsip

syariah, sehingga perbankan syariah perlu di ukur dari segi kepatuhan

syariahnya (shariah compliance). Kepatuhan syariah menjadi salah satu pilar

penting dalam pengembangan bank syariah. Kepatuhan terhadap prinsip

syariah menjadi sangat fundamental karena hal ini yang menjadi alasan dasar

eksistensi bank syariah. Selain itu, kepatuhan terhadap prinsip syariah

dipandang sebagai sisi kekuatan bank syariah [CITATION Oto18 \l 1057 ].

Wardayati (2011) menyatakan bahwa nasabah yang menggunakan

jasa bank syariah, sebagian memiliki kecenderungan untuk berhenti menjadi


5

nasabah antara lain karena keraguan akan konsistensi penerapan prinsip

syariah. Kepatuhan dan kesesuaian operasional bank syariah terhadap prinsip

syariah sering dipertanyakan oleh para nasabah. Hal tersebut tentunya cukup

mengkhawatirkan untuk perkembangan dan kelangsungan usaha perbankan

syariah sehingga para pengelola bank syariah harus lebih memperhatikan

kepatuhan terhadap prinsip syariah dan harus benar-benar menerapkan

prinsip-prinsip syariah yang dikeluarkan Bank Indonesia maupun lembaga

lain yang berwenang tanpa adanya keresahan terhadap resiko kelangsungan

usaha dan kinerja keuangannya. Oleh karena itu, implementasi prinsip-prinsip

syariah merupakan hal yang sangat penting dalam perbankan syariah.

Prinsip-prinsip syariah yang digunakan dalam penelitian ini mengacu

pada penelitian Hameed et al. (2004) yang menyediakan alternatif

pengukuran kinerja bank syariah dari segi tujuan syariah. Prinsip-prinsip yang

digunakan yaitu pendapatan Islami, pembiayaan bagi hasil, dan Zakat. Tujuan

dari adanya pengukuran ini adalah untuk mengetahui apakah perbankan yang

dijalankan sesuai dengan prinsip syariah akan mempengaruhi kinerja

keuangan bank tersebut.

Penelitian terdahulu terkait kinerja keuangan perbankan syariah telah

banyak dilakukan. Hasil penelitian Mondal dan Ghosh (2012) menunjukkan

bahwa kinerja modal intelektual bank mempengaruhi kinerja keuangan

(profitabilitas dan produktivitas). Ozkan et al. (2016) menyatakan bahwa

modal intelektual berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan. Penelitian

Nawaz dan Haniffa (2017), Inkinen (2015), Maheran dan Amin (2009), dan
6

Ulum et al. (2008) menunjukkan pula adanya pengaruh positif antara modal

intelektual dan kinerja keuangan. Namun hasil penelitian Firer dan William

(2003), Lestari et al. (2013) dan Maisaroh (2015) memperoleh hasil yang

berbeda, yaitu modal intelektual tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan

perbankan syariah.

Penelitian Falikhatun dan Assegaf (2012) dan Utami (2017)

menyimpulkan adanya pengaruh pendapatan Islami terhadap kinerja

perbankan syariah. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Khasanah (2016)

dan Sari (2017) namun hasil yang diperoleh berbeda karena menunjukkan

bahwa pendapatan Islami tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan

perbankan syariah.

Penelitian terdahulu dilakukan oleh Khasanah (2016) dan Falikhatun

dan Assegaf (2012) menjelaskan bahwa terdapat pengaruh positif pembiayaan

bagi hasil terhadap kinerja keuangan perbankan syariah. Namun hasil

penelitian Dewanata et al. (2016) menyimpulkan bahwa pembiayaan bagi

hasil berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan. Penelitian Maisaroh

(2015) menyatakan tidak adanya pengaruh pembiayaan bagi hasil terhadap

kinerja keuangan perbankan syariah.

Penelitian Ilmi (2011) menunjukkan bahwa Zakat berpengaruh

signifikan terhadap kinerja keuangan. Sari (2017) dalam penelitiannya juga

menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif antara Zakat dengan kinerja

keuangan. Namun penelitian Khasanah (2016) menunjukkan hasil yang

berbeda, zakat tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan.


7

Berdasarkan uraian permasalahan pada latar belakang dan hasil

penelitian terdahulu, maka penelitian ini dibuat dengan judul “Pengaruh

Modal Intelektual dan Implementasi Prinsip-prinsip Syariah Terhadap

Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah modal intelektual berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan

Bank Umum Syariah di Indonesia?

2. Apakah pendapatan Islami berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan

Bank Umum Syariah di Indonesia?

3. Apakah pembiayaan bagi hasil berpengaruh positif terhadap kinerja

keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia?

4. Apakah zakat berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan Bank

Umum Syariah di Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Bertumpu pada rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian

ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh modal intelektual terhadap kinerja keuangan

Bank Umum Syariah di Indonesia.

2. Untuk mengetahui pengaruh pendapatan Islami terhadap kinerja

keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia.


8

3. Untuk mengetahui pengaruh pembiayaan bagi hasil terhadap kinerja

keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia.

4. Untuk mengetahui pengaruh zakat terhadap kinerja keuangan Bank

Umum Syariah di Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan

dan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan, serta dapat

digunakan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada :

a. Akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

literatur mengenai pengaruh modal intelektual dan implementasi

prinsip-prinsip syariah terhadap kinerja keuangan Bank Umum

Syariah.

b. Bank Umum Syariah, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

pertimbangan bagi manajer dalam mengelola model intektual dan

antisipasi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

keuangan perbankan syariah.


9
BAB II

TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

A. Telaah Pustaka

1. Resources Based Theory

Resources-Based Theory (RBT) atau teori berbasis sumber daya

adalah suatu teori yang dikembangkan untuk menganalisis keunggulan

bersaing suatu perusahaan yang menonjolkan keunggulan pengetahuan

atau perekonomian yang mengandalkan aset-aset tak berwujud

(intangible assets). Resources-based theory pertama kali dipelopori oleh

Penrose pada tahun 1959 yang mengemukakan bahwa sumber daya

perusahaan adalah heterogen, tidak homogen. Jasa produktif yang

tersedia berasal dari sumber daya perusahaan yang memberikan karakter

unik bagi setiap perusahaan (Kor dan Mahoney, 2004).

Resources-based theory memandang sebuah perusahaan sebagai

kumpulan aset atau sumber daya dan kemampuan berwujud maupun tak

berwujud (Firer dan Williams, 2003). Perbedaan sumber daya dan

kemampuan perusahaan dengan perusahaan pesaing akan memberikan

keuntungan kompetitif. Asumsi RBT yaitu bagaimana perusahaan dapat

bersaing dengan perusahaan lain untuk mendapatkan keunggulan

kompetitif dengan mengelola sumber daya yang dimilikinya sesuai

dengan kemampuan perusahaan.

Fahy dan Smithee (1999) menyatakan bahwa sumber daya

perusahaan yang dapat memberi keunggulan kompetitif bagi perusahaan


11

dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu berwujud, tidak berwujud dan

kapabilitas sumber daya manusia. Pendekatan RBT menyatakan bahwa

perusahaan dapat mencapai keunggulan bersaing yang

berkesinambungan dan memperoleh keuntungan besar dengan memiliki

atau mengendalikan aset-aset strategis baik yang berwujud maupun yang

tidak berwujud. Terdapat empat kriteria bagi sumber daya sebuah

perusahaan dalam mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan,

yaitu:

a. Sumber daya harus menambah nilai positif bagi perusahaan

b. Sumber daya harus bersifat unik atau langka diantara calon pesaing

dan pesaing yang ada sekarang ini

c. Sumber daya harus sukar ditiru

d. Sumber daya tidak dapat digantikan dengan sumber lainnya oleh

perusahaan pesaing

2. Sharia Enterprise Theory

Menurut Triyuwono (2001), Sharia Enterprise Theory (SET)

dikembangkan berdasarkan pada metafora zakat yang berkarakter

keseimbangan. Dalam syariah Islam, bentuk keseimbangan tersebut

secara konkrit diwujudkan dalam salah satu bentuk ibadah, yaitu zakat.

Nilai keseimbangan ini menyebabkan sharia enterprise theory tidak

hanya peduli pada kepentingan individu (pemegang saham), tetapi juga

pihak-pihak lainnya. Oleh karena itu, SET memiliki kepedulian yang


12

besar pada stakeholders yang luas dan lebih tepat untuk suatu sistem

ekonomi yang mendasarkan diri pada nilai-nilai syariah.

Menurut SET, stakeholders meliputi Tuhan, manusia, dan alam.

Tuhan merupakan pihak paling tinggi dan menjadi satu-satunya tujuan

hidup manusia. Dengan menempatkan Tuhan sebagai stakeholder

tertinggi, maka tali penghubung agar akuntansi syariah tetap bertujuan

pada membangkitkan kesadaran ke-Tuhan-an para penggunanya tetap

terjamin (Triyuwono, 2012: 32). Konsekuensi menetapkan Tuhan sebagai

stakeholder tertinggi adalah digunakannya sunnatullah sebagai basis bagi

konstruksi akuntansi syariah. Intinya adalah bahwa dengan sunnatullah

ini, akuntansi syariah hanya dibangun berdasarkan pada tata-aturan atau

hukum-hukum Tuhan (Fauzi, 2012).

Stakeholder kedua dari SET adalah manusia. Di sini dibedakan

menjadi dua kelompok, yaitu direct-stakeholders dan indirect–

stakeholders. Direct-stakeholders adalah pihak-pihak yang secara

langsung memberikan kontribusi pada perusahaan, baik dalam bentuk

kontribusi keuangan maupun non-keuangan. Mereka telah memberikan

kontribusi kepada perusahaan, maka mereka mempunyai hak untuk

mendapatkan kesejahteraan dari perusahaan. Sementara, yang dimaksud

dengan indirect-stakeholders adalah pihak-pihak yang sama sekali tidak

memberikan kontribusi kepada perusahaan, namun secara syariah mereka

adalah pihak yang memiliki hak untuk mendapatkan kesejahteraan dari

perusahaan (Triyuwono, 2001).


13

Golongan stakeholder terakhir dari SET adalah alam. Perusahaan

eksis secara fisik karena didirikan di atas bumi, menggunakan energi

yang tersebar di alam, memproduksi dengan menggunakan bahan baku

dari alam, memberikan jasa kepada pihak lain dengan menggunakan

energi yang tersedia di alam, dan lainnya. Wujud distribusi kesejahteraan

terhadap alam adalah berupa kepedulian perusahaan terhadap kelestarian

alam, pencegahan pencemaran, dan lainnya (Triyuwono, 2001).

Dapat dipahami dari penjelasan singkat di atas bahwa sharia

enterprise theory tidak menempatkan manusia sebagai pusat dari segala

sesuatu sebagaimana dipahami oleh antroposentrisme. Tapi sebaliknya,

teori ini menempatkan Tuhan sebagai pusat dari segala sesuatu. Tuhan

menjadipusat tempat kembalinya manusia dan alam semesta. Oleh karena

itu, manusia di sini hanya sebagai wakil-Nya yang memiliki konsekuensi

patuh terhadap semua hukum-hukum Tuhan.

3. Bank Syariah

a. Definisi Bank Syariah

Bank Syariah adalah bank yang dalam menjalankan usahanya

berdasarkan pada prinsip-prinsip syariah. Prinsip syariah merupakan

prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa

yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam

penetapan fatwa di bidang syariah. Bank Syariah yang sering pula

disebut bank Islam merupakan bank yang tidak mengandalkan bunga

dalam kegiatan bisnisnya (Sulhan dan Siswanto, 2008:125).


14

Alasan mendasar lahirnya bank syariah sebenarnya lebih

berkaitan dengan masalah keyakinan berupa unsur riba,

ketidakadilan dan moralitas dalam melakukan usaha. Secara

konseptual, riba adalah penambahan, pengembangan, peningkatan,

dan pembesaran atas pinjaman pokok yang diterima pemberi

pinjaman dari peminjam sebagai imbalan karena menangguhkan atau

berpisah dari sebagian modalnya selama periode waktu tertentu

(Sulhan dan Siswanto, 2008: 126).

Menurut Sudarsono (2008:43) fungsi dan peran bank syariah

diantaranya tercantum dalam pembukaan standar akuntansi yang

dikeluarkan oleh AAOFI (Accounting and Auditing Organization for

Islamic Financial Institutions), sebagai berikut :

1) Manajer investasi, bank syariah dapat mengelola investasi dana

nasabah.

2) Investor, bank syariah dapat menginvestasikan dana yang

dimilikinya maupun dana nasabah yang dipercayakan

kepadanya.

3) Penyedia jasa keuangan dana lalu lintas pembayaran, bank

syariah dapat melakukan kegiatan dan jasa layanan perbankan

sebagaimana lazimnya.

4) Pelaksana kegiatan sosial, sebagai ciri yang melekat pada entitas

keuangan syariah, bank syariah juga nemiliki kewajiban untuk

mengeluarkan dan mengelola (menghimpun,


15

mengadministrasikan, dan mendistribusikan) zakat serta dana-

dana sosial lainnya.

b. Prinsip Bank Syariah

Prinsip dasar bank syariah merupakan aturan perjanjian

berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lainnya untuk

menyimpan dana, pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya

yang dinyatakan sesuai dengan syariah. Terdapat lima prinsip dalam

perbankan syariah (Antonio,2001: 83-134), yaitu :

1) Prinsip Titipan atau Simpanan (Al-Wadi’ah)

Prinsip titipan atau simpanan dikenal dengan prinsip al-

wadi’ah. Al-wadi’ah dapat diartikan sebagai titipan murni dari

satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum,

yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja saat pemilik

dana menghendaki.

2) Prinsip Bagi Hasil

Secara umum, prinsip bagi hasil dalam perbankan

syariah dapat dilakukan dalam empat akad utama, yaitu

musyarakah, mudharabah, muzara’ah, dan musaqah. Namun,

prinsip yang paling banyak dipakai adalah musyarakah dan

mudharabah. Musyarakah merupakan kerjasama antara dua

pihak atau lebih untuk kegiatan usaha tertentu dimana masing-

masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan

keuntungan dan kerugian ditanggung bersama sesuai dengan


16

kesepakatan. Dalam perbankan syariah, musyarakah biasanya

diaplikasikan untuk pembiayaan proyek dan modal ventura.

3) Prinsip Jual Beli

Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan

adanya perpindahan kepemilikan barang atau benda (transfer of

property). Ada tiga jenis jual beli yang telah banyak

dikembangkan dalam pembiayaan modal kerja dan investasi

perbankan syariah, yaitu murabahah, salam, dan istishna.

4) Prinsip Sewa

Prinsip sewa dikenal dengan ijarah, yang merupakan

pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui pembayaran

upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan hak kepemilikan

atas barang tersebut. Bank-bank syariah yang mengoperasikan

produk ijarah, dapat melakukan leasing, baik dalam bentuk

operating lease maupun financial lease.

5) Prinsip Jasa (Fee-Based Services)

a) Wakalah merupakan pelimpahan kekuasaan oleh seseorang

kepada yang lain dalam hal-hal yang diwakilkan.

b) Kafalah merupakan jaminan yang diberikan oleh

penanggung kepada pihak ketiga untuk memenuhi

kewajiban pihak kedua yang ditanggung.

c) Hawalah merupakan pengalihan utang dari orang yang

berutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya.


17

d) Rahn merupakan jaminan hutang atau gadai. Barang yang

ditahan tersebut harus memiliki nilai ekonomis.

e) Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat

ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain

meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan. Qardh

dikategorikan sebagai akad saling membantu dan bukan

transaksi komersial.

c. Pelaporan Kinerja Bank Syariah

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan

Keuangan Syariah (2007:6) merumuskan bahwa tujuan laporan

keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi

keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu entitas

syariah yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam

pembuatan keputusan ekonomi. Selain hal ini diantaranya disebutkan

juga bahwa laporan keuangan bertujuan sebagai informasi untuk

membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab entitas syariah

terhadap amanah dalam mengamankan dana, menginvestasikannya

pada tingkat keuntungan yang layak serta sebagai informasi

mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh penanam

modal dan pemilik dana syirkah temporer; dan informasi mengenai

pemenuhan kewajiban (obligation) fungsi sosial entitas syariah,

termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat, infak, sedekah, dan

wakaf (Utami, 2017).


18

Dalam rangka mencapai tujuan di atas, berdasarkan PSAK

101 suatu laporan keuangan harus menyajikan informasi mengenai

entitas syariah yang meliputi aset, kewajiban, dana syirkah temporer,

ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian,

arus kas, dana zakat, dan dana kebajikan [ CITATION Har13 \l 1057 ] .

Dalam PSAK 101 juga ditetapkan komponen laporan keuangan yang

lengkap terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas,

laporan perubahan ekuitas, laporan sumber dan penggunaan dana

zakat, laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan, dan catatan

atas laporan keuangan.

4. Modal Intelektual

a. Definisi Modal Intelektual

Istilah modal intelektual mempunyai pengertian yang

berbeda-beda dari setiap peneliti. Umumnya, istilah modal

intelektual digunakan untuk merujuk pada aset tidak berwujud

perusahaan yang memiliki dampak signifikan pada kinerja dan

keberhasilan bisnis secara keseluruhan, meskipun modal intelektual

tidak secara spesifik tercantum dalam neraca. Ketertarikan terhadap

modal intelektual atau intellectual capital berawal ketika Tom

Stewart pada tahun 1991 menulis sebuah artikel yang berjudul

Brain Power – How Intellectual Capital is Becoming America’s

Most Valuable Asset. Stewart dalam artikelnya mendefinisikan

Intellectual capital sebagai materi intelektual yang terdiri dari


19

pengetahuan, informasi, dan pengalaman yang dapat digunakan

untuk menciptakan keunggulan kompetitif bagi perusahaan.

Menurut Sangkala (2006:7), modal intelektual merupakan

materi intelektual yang terdapat dalam diri karyawan seperti

pendidikan dan pengalaman, dan juga aset perusahaan yang berbasis

pengetahuan atau hasil dari proses transformasi pengetahuan yang

dapat berwujud aset intelektual perusahaan. Modal intelektual

dipercaya telah menjadi sumber daya yang penting dalam

menciptakan keunggulan kompetitif dan meningkatkan kinerja

bisnis. Pengelolan modal intelektual dapat diukur dengan sinergi tiga

komponen, yaitu human capital, structural capital, dan capital

employed.

Ulum (2009: 84) menjelaskan bahwa saat ini logika bisnis

didasarkan pada pencapaian keberhasilan pertumbuhan dan

penciptaan nilai (value creation) dalam jangka panjang. Oleh karena

itu, perusahaan harus mempunyai suatu nilai tambah (value added).

Nilai tambah tersebut dapat diciptakan melalui pengembangan modal

intelektual perusahaan, terutama human capital, yang merupakan

faktor kunci penciptaan nilai pada bisnis modern.

Menurut Suwarjuwono (2003) modal intelektual terdiri dari

tiga komponen, yaitu :


20

1) Capital Employed

Capital Employed merupakan komponen modal intektual

yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola

modal fisik yang dimilikinya. Dalam hasil penelitiannya, Firer

dan William (2003) mengemukakan bahwa capital employed atau

physical capital merupakan suatu indikator nilai tambah yang

tercipta atas modal yang diusahakan dalam perusahaan secara

efisien dan dapat dinilai berdasarkan capital employed perusaahan

tersebut. Semakin tinggi capital employed suatu perusahaan maka

semakin efisien pengelolaan modal intelektual berupa bangunan,

tanah, peralatan, ataupun teknologi.

2) Human Capital

Human capital merupakan salah satu lifeblood dalam

model intelektual. Komponen ini merupakan gabungan dari

pengetahuan, keterampilan, inovasi dan kompetensi karyawan

dalam perusahaan. Human capital menggambarkan kemampuan

kolektif perusahaan dalam menciptakan solusi terbaik

berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh orang-orang yang

ada dalam perusahaan tersebut. Human Capital akan meningkat

jika perusahaan mampu menggunakan pengetahuan yang dimiliki

oleh karyawannya (Ulum, 2008). Brinker (2000) memberikan

beberapa karakteristik dasar yang dapat diukur dari modal ini,

yaitu training program, credential, experience, competence,


21

recruitment, mentoring, learning programs, individual potensial

and personality.

3) Structural Capital atau Organizational Capital

Inkinen (2015) menjelaskan bahwa structural capital

merupakan modal yang berpusat pada organisasi, mencakup

pengetahuan yang tertanam dan tidak dapat dipisahkan dari

entitas. Structural capital merupakan infrastruktur yang

mendukung modal manusia (human capital) dalam komponen

modal intelektual. Infrastruktur tersebut yang mendorong

produktivitas karyawan untuk menghasilkan kinerja intelektual

yang optimal serta meningkatkan kinerja bisnis secara

keseluruhan, misalnya sistem teknologi informasi, citra

perusahaan, budaya organisasi, dan semua bentuk intellectual

property yang dimiliki perusahaan. Menurut Suwarjuwono (2003)

apabila individu dalam perusahaan telah memiliki tindakan

intelektual yang tinggi, tetapi perusahaan tidak memiliki sistem

dan prosedur yang baik maka modal intelektual tidak dapat

mencapai kinerja secara optimal serta tidak dapat memanfaatkan

potensi yang ada secara maksimal.

b. Pengukuran Modal Intelektual

Model pengukuran yang akan digunakan adalah model

pengukuran Pulic’s Value Added Intellectual Capital (VAIC).

Pengukuran ini dikembangkan oleh Pulic pada tahun 1997, yang


22

dirancang untuk manyajikan informasi tentang value creation

efficiency dari aset berwujud dan aset tidak berwujud yang dimiliki

perusahaan. Pendekatan ini relatif mudah dan sangat mungkin

dilakukan karena dikonstruksi dari akun-akun dalam laporan

keuangan perusahaan.

Model ini dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk

menciptakan value added (VA). VA adalah indikator paling objektif

untuk menilai keberhasilan bisnis dan menunjukkan kemampuan

perusahaan dalam penciptaan nilai (value creation). VA dihitung

dari selisih antara input dan output (Pulic, 1997). VAIC dikonstruksi

oleh Pulic untuk menilai kinerja modal intelektual pada perusahaan

konvensional (private sector, profit motive, non syariah) karena

akun-akun yang digunakan merupakan akun yang lazim pada

perusahaan konvensional.

Sementara di Indonesia, sektor perbankan syariah sedang

mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal tersebut yang

membuat Ulum (2013) dalam penelitiannya mengembangkan suatu

ukuran kinerja modal intelektual perbankan syariah dengan

memodifikasi model Pulic (VAIC) menjadi iB-VAIC (Islamic

Banking Value Added Intellectual Capital).

Perbedaan antara VAIC dengan iB-VAIC terletak pada akun-

akun yang digunakan dalam menghitung rumus Value Added (VA).

VA dalam model Pulic dikonstruksi dari total pendapatan, sementara


23

dalam iB-VAIC, VA dikonstruksi dari aktivitas-aktivitas syariah. iB-

VAIC dapat dihitung dengan menggunakan data laporan keuangan,

standar pelaporan, dan regulasi terkait tentang perbankan syariah.

Menurut Ulum (2013) rumus yang digunakan untuk menghitung iB-

VAIC adalah sebagai berikut:

1) Menghitung Value Added (VA)

VA = OUT – IN

Keterangan :

a) OUT (Output) = Total pendapatan, yang diperoleh dari

pendapatan bersih kegiatan syariah (pendapatan operasi

utama kegiatan syariah + pendapatan operasi lainnya – hak

pihak ketiga atas bagi hasil dan syirkah temporer).

a) IN (Input) = Beban usaha/beban operasional dan non

operasional kecuali beban kepegawaian/karyawan

2) Menghitung Value Added Capital Employed (VACA)

VACA adalah indikator untuk VA yang diciptakan oleh

satu unit dari physical capital. Rasio ini menunjukkan kontibusi

yang dibuat oleh setiap unit dari CE terhadap value added

perusahaan.

VA
VACA=
CE

Keterangan :

a) VACA = Value Added Capital Employed : rasio dari VA

terhadap CE
24

b) VA = Value Added

c) CE = Capital Employed : dana yang tersedia (total

ekuitas)

3) Menghitung Value Added Human Capital (VAHU)

VAHU menunjukkan berapa banyak VA dapat

dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja.

Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap rupiah

yang diinvestasikan dalam human capital terhadap value added

organisasi.

VA
VAHU =
HC

Keterangan :

a) VAHU = Value added Human Capital : rasio dari VA

terhadap HC

b) VA = Value Added

c) HC = Human Capital : beban karyawan

4) Menghitung Structural Capital Value Added (STVA)

Selanjutnya adalah menghitung Structural Capital Value

Added (STVA). Rasio ini mengukur jumlah structural capital

(SC) yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu rupiah dari VA

dan merupakan indikasi bagaimana keberhasilan SC dalam

penciptaan nilai.

SC
STVA=
VA
25

Keterangan :

a) STVA = Structural Capital Value Added : rasio dari SC

terhadap VA

b) SC = Structural Capital : VA – HC

c) VA = Value Added

5) Menghitung Islamic Banking Value Added Intellectual Capital

(iB-VAIC).

iB-VAIC mengindikasikan kemampuan intelektual

organisasi. iB-VAIC merupakan penjumlahan dari tiga

komponen sebelumnya, yaitu VACA, VAHU, dan STVA.

iB-VAIC = VACA + VAHU + STVA

iB-VAIC dapat digunakan untuk mengukur kinerja modal

intelektual perbankan syariah di Indonesia. Perhitungan yang

berbasis pada akun-akun dalam laporan keuangan ini akan mudah

untuk dilakukan dan memberikan gambaran tentang kinerja modal

intelektual yang dimiliki oleh perbankan syariah.

5. Prinsip Syariah

Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang beroperasi

dengan prinsip-prinsip syariah Islam, artinya bank dalam beroperasinya

mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam khususnya menyangkut tata

cara bermuamalat secara Islam. Prinsip syariah dalam pasal 1 ayat 12

Undang-Undang No. 21 tahun 2008, merupakan prinsip hukum Islam

dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh


26

lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang

syariah. Prinsip syariah juga menjadi salah satu ciri yang membedakan

perbankan syariah dengan perbankan konvensional.

Implementasi prinsip-prinsip syariah adalah syarat mutlak yang

harus dipenuhi oleh lembaga keuangan yang menjalankan kegiatan usaha

berdasarkan prinsip syariah. Anwar dan Edward (2016) menyatakan

dengan tegas bahwa menjalankan prinsip syariah adalah alasan dasar

keberadaan bagi institusi tersebut. Keberadaan bank syariah ditunjukkan

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Islam akan pelaksanaan ajaran

Islam secara menyuluruh (kaffah). Sehingga jika melihat dari sudut

pandang masyarakat pengguna jasa bank syariah, pelaksanaan prinsip

syariah merupakan inti dari integritas dan kredebilitas bank syariah.

Pelaksanaan prinsip syariah dalam bank syariah adalah

pelarangan riba dalam transaksi, pelarangan penipuan (tadlis), investasi

bisnis yang halal, bebas dari unsur gharar (spekulasi atau ketidakpastian

yang tidak masuk akal), pembayaran zakat oleh bank untuk masyarakat

(Hameed et al, 2004). Menurut Rosly (2004) pelarangan tersebut

dimaksudkan untuk meningkatkan keadilan dalam transaksi bisnis.

Semua aktivitas diatas harus sejalan dengan prinsip-prinsip syariah,

dengan dewan pengawas syariah khusus bertindak sebagai penyelia dan

memberikan nasihat kepada bank mengenai kepatuhan transaksi.

Indikator prinsip-prinsip syariah yang digunakan dalam penelitian

ini mengacu pada penelitian Hameed et al. (2004) yang menyediakan


27

alternatif pengukuran kinerja keuangan perbankan syariah dari segi

kepatuhan syariahnya. Adapun pengukuran yang digunakan yaitu

pendapatan Islami, pembiayaan bagi hasil, dan Zakat.

a. Pendapatan Islami

Menurut Hameed et al. (2004) prinsip-prinsip syariah

melarang transaksi yang melibatkan riba, gharar, dan perjudian, serta

disaat yang sama mendorong aktivitas bisnis yang halal. Dengan

demikian, perbankan syariah harus mengungkapkan secara jujur

setiap pendapatan yang diterima, mana yang dianggap halal dan

mana yang dilarang. Kegagalan untuk secara rinci mengungkapkan

informasi tersebut dapat memberikan gambaran yang menyesatkan

dan tidak akurat tentang kegiatan bisnis bank syariah.

Pendapatan Islami merupakan pendapatan halal yang

diperoleh bank dalam menjalankan operasionalnya yang sesuai

dengan prinsip-prinsip syariah. Pendapatan Islami terdiri dari

pendapatan dari jual beli (murabahah), pendapatan dari sewa,

pendapatan dari bagi hasil, dan pendapatan operasional utama

lainnya (Falikhatun dan Assegaf, 2012).

Jika bank syariah memperoleh pendapatan dari sumber yang

dilarang, maka bank harus mengungkapkan informasi terkait jumlah,

sumber, dan bagaimana penentuannya. Selain itu, yang terpenting

adalah prosedur apa saja yang tersedia untuk mencegah masuknya

transaksi yang dilarang oleh syariah. Jumlah pendapatan non-halal


28

perbankan syariah dapat dilihat pada laporan keuangan dalam

laporan sumber dan penggunaan dana qardh. Rasio ini bertujuan

untuk mengukur pendapatan yang berasal dari sumber yang halal.

b. Pembiayaan Bagi Hasil

Hameed et al. (2004) menyatakan bahwa salah satu tujuan

utama dari perbankan syariah adalah bagi hasil. Oleh karena itu,

penting untuk mengidentifikasi sejauh mana bank-bank syariah telah

berhasil mencapai tujuan keberadaannya melalui rasio ini.

Pendapatan dari bagi hasil dapat diperoleh dari dua akad yaitu

mudharabah dan musyarakah.

1) Mudharabah

Mudharabah merupakan penanaman dana dari pemilik

ke pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha tertentu

dengan pembagian berdasarkan profit and loss sharing.

Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut

kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila

rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian tersebut

bukan diakibatkan oleh kelalaian pengelola dana. Apabila

kerugian tersebut disebabkan oleh kelalaian pengelola, maka

pengelola dana harus bertanggungjawab atas kerugian tersebut

(Sudarsono, 2008:76). Penghimpunan dana bagi hasil yang

menggunakan akad mudharabah dalam bank syariah


29

diaplikasikan ke dalam produk tabungan dan deposito

mudharabah (Antonio, 2001: 97).

2) Musyarakah

Musyarakah merupakan kerjasama antara dua pihak atau

lebih untuk melakukan usaha tertentu, dimana masing-masing

pihak memberikan kontribusi dana dengan keuntungan dan

risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan

(Sudarsono, 2008:74). Pembiayaan musyarakah dalam bank

syariah biasanya diaplikasikan untuk pembiayaan proyek

dimana nasabah dan bank sama-sama menyediakan dana untuk

membiayai proyek tersebut. Setelah proyek selesai, nasabah

akan mengembalikan dana tersebut bersama dengan bagi hasil

yang telah disepakati sebelumnya (Antonio, 2001:93).

Prinsip bagi hasil dalam musyarakah atau mudharabah

berbeda dengan prinsip bunga tetap dimana bank akan menagih

penerima pembiayaan (nasabah) suatu jumlah bunga tetap

berapapun keuntungan yang dihasilkan nasabah, bahkan

sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi. Hal tersebut

memberikan keringanan bagi nasabah. Selain itu, dalam

pembiayaan ini bank tidak diwajibkan membayar dalam jumlah

tertentu kepada nasabah pendanaan secara tetap, sehingga bank

tidak akan pernah mengalami negative spread. Bank harus

selektif dan hati-hati dalam mencari usaha yang benar-benar


30

halal, aman, dan menguntungkan, karena keuntungan yang riil

dan benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan (Antonio,

2001: 94).

c. Zakat

Zakat merupakan salah satu kewajiban seorang muslim yang

hartanya mencukupi nishab (kadar) zakat. Tujuan dari penarikan

zakat adalah membersihkan harta. Konteks membersihkan harta di

sini adalah membersihkan harta dengan menyisihkan hak orang lain

atas harta yang diperoleh. Hak orang lain yang dimaksud adalah

golongan penerima zakat. Hal ini menunjukkan bahwa zakat

merupakan konsep distribusi pendapatan (Purbasari et al, 2015).

Hejazziey (2014:28) juga menyatakan bahwa zakat merupakan

sarana paling penting untuk menghimpun dan mendistribusikan

kekayaan.

Secara umum, muzakki (pembayar zakat) identik dengan

perorangan. Penggolongan badan usaha sebagai muzakki didasari

atas pertimbangan bahwa harta yang bersumber dari perniagaan,

perindustrian, pendapatan dan jasa merupakan objek zakat maal.

Badan yang terkena wajib zakat yaitu badan yang dalam

menjalankan operasional bisnisnya tunduk pada hukum Islam.

Dengan kata lain, industri keuangan syariah seperti bank syariah,

pegadaian syariah, asuransi syariah yang operasionalnya


31

berdasarakan pada prisnip syariah, mempunyai kewajiban

mengeluarkan zakat perusahaan (Purbasari et al,2015).

Zakat perusahaan dapat dikategorikan sebagai zakat

perniagaan atau zakat industri. Jumlah zakat yang disepakati secara

umum sebesar 2,5 persen dari laba sebelum pajak (Purbasari et al,

2015). Zakat dihitung sebagai pengurang laba bersih untuk

menghasilkan jumlah laba bersih setelah zakat. Pos zakat hasil usaha

disajikan sebagai pos terpisah dari pendapatan dan beban, hal ini

bertujuan untuk menunjukkan bahwa zakat bukanlah pengorbanan

yang dilakukan oleh perusahaan dalam upaya menghasilkan

pendapatan (Kusumawati, 2005).

6. Kinerja Keuangan Perbankan

Menurut Kusumo (2008) kinerja bank secara umum merupakan

gambaran prestasi yang dicapai oleh bank dalam operasionalnya. Kinerja

keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu

periode tertentu baik mencakup aspek penghimpunan dana maupun

penyaluran dananya. Kinerja menunjukkan kelebihan dan kekurangan

suatu perusahaan dalam periode tertentu. Hal tersebut perlu diketahui

oleh perusahaan untuk menjadi bahan evaluasi dan perbaikan.

Menilai kinerja perusahaan dapat dilakukan dengan cara

menganalisis laporan keuangan. Laporan keuangan yang dibuat sesuai

dengan prinsip akuntansi berterima umum memuat hasil investasi,

operasi, dan pembiayaan perusahaan. Menurut analisis terhadap laporan


32

keuangan tidak hanya dapat menilai kinerja perusahaan pada masa lalu,

namun dapat juga digunakan untuk memproyeksikan hasil masa depan.

Untuk mengetahui keadaan kinerja keuangan perusahaan, para

stakeholder biasanya akan melakukan analisis menggunakan rasio

keuangan (Kusumo, 2008).

Menurut Dendawijaya (2005: 118-120) ada beberapa rasio yang

biasanya dipakai untuk mengukur kinerja bank adalah sebagai berikut:

a. Return On Assets (ROA)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan

manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (profit) secara

keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula

tingkat keuntungan yang diperoleh bank dan semakin baik pula

posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset.

b. Return On Equity (ROE)

ROE adalah perbandingan antara laba bersih dengan modal

bank. Rasio ini merupakan indikator yang sangat penting bagi para

pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan

bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan

pembayaran dividen. Peningkatan rasio ini menunjukkan terjadinya

kenaikan laba perusahaan, yang kemudian akan meningkatkan harga

saham.
33

c. Rasio Beban Operasional

Rasio beban operasional merupakan perbandingan dari antara

biaya operasional dan pendapatan operasional. Rasio ini digunakan

untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam

melakukan kegiatan operasionalnya. Pada prinsipnya kegiatan utama

bank adalah bertindak sebagai perantara, yaitu menghimpun dan

menyalurkan dana, maka biaya pendapatan operasional bank

didominasi oleh biaya bunga. Rasio Beban Operasional dapat

dirumuskan sebagai berikut.

d. Net Profit Margin (NPM)

Net Profit Margin merupakan rasio yang menggambarkan

tingkat keuntungan (laba) yang diperoleh bank dibandingkan dengan

pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya. Rasio ini

mengacu pada pendapatan operasional bank terutama berasal dari

kegiatan pemberian kredit yang dalam praktiknya memiliki berbagai

risiko, seperti risiko kredit macet, bunga, dan kurs valas. Cara

menghitung NPM adalah sebagai berikut.

Dalam penelitian ini, ROA dipilih dibandingkan rasio lainnya

karena beberapa alasan. Apabila menggunakan Return On Equity (ROE),

akan terjadi double counting atas akun yang sama, yaitu ekuitas. Hal

tersebut disebabkan oleh total ekuitas yang menjadi dasar perhitungan

ROE, termasuk salah satu komponen dari VACA (yang dibangun dari

akun ekuitas dan laba bersih). Kemudian tidak menggunakan rasio profit
34

margin (PM) karena total pendapatan juga merupakan salah satu

komponen dari VA, yang dibangun dari akun pendapatan dan beban

operasi.

B. Perumusan Model Penelitian dan Pengembangan Hipotesis

1. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan adanya perbedaan

dalam menjelaskan hubungan antara modal intelektual, pendapatan Islami,

pembiayaan bagi hasil, dan zakat terhadap kinerja keuangan. Daftar

penelitian terdahulu yang telah dirangkum dapat dilihat pada Tabel 2.1

sebagai berikut:

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu

No 1
Peneliti Tasawar Nawaz dan Haniffa
Tahun 2017
Judul Determinants of Financial Performance of Islamic
Banks: An Intellectual Capital Perspective
Hasil Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara
Intellectual Capital dan kinerja keuangan perbankan
syariah berdasarkan Return On Asset

No 2
Peneliti Rita Novika Sari
Tahun 2017
Judul Pengaruh Modal Intelektual dan Islamicity Performance
Index Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di
Indonesia Periode 2010-2015
Hasil 1) Terdapat pengaruh positif signifikan Modal
Intelektual terhadap Profitabilitas Bank Umum
Syariah
2) Tidak terdapat pengaruh signifikan Profit Sharing
Ratio terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah
3) Terdapat pengaruh positif signifikan Zakat
Performace Ratio terhadap Profitabilitas Bank
Umum Syariah
4) Terdapat pengaruh positif signifikan Equitable
35

Distribution Ratio terhadap Profitabilitas Bank


Umum Syariah
5) Tidak terdapat pengaruh signifikan Islamic Income
vs Non Islamic Income terhadap Profitabilitas Bank
Umum Syariah

No 3
Peneliti Nasif Ozkan, Sinan Cakan, dan Murad Kayacan
Tahun 2016
Judul Intellectual Capital and Financial Performance: A Study
of the Turkish Banking Sector
Hasil 1) Capital Employed Efficiency berpengaruh positif
terhadap Return On Asset
2) Human Capital Efficiency berpengaruh positif
terhadap Return On Asset

3) Structural Capital Efficiency tidak berpengaruh


signifikan terhadap Return On Asset
4) Intellectual Capital berpengaruh positif terhadap
Return On Asset

No 4
Peneliti Pandu Dewanata, Hamidah, Gatot Nazir Ahmad
Tahun 2016
Judul The Effect of Intellectual Capital and Islamicity
Performance Index to The Performance of Islamic Bank
in Indonesia 2010-2014 Periods
Hasil 1) Intellectual Capital memiliki pengaruh positif
signifikan terhadap ROA.
2) Profit sharing ratio memiliki pengaruh negatif
signifikan terhadap ROA.
3) Zakat performance ratio memiliki pengaruh positif
dan signifikan terhadap ROA.
4) Equitable distribuiton ratio memiliki pengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap ROA.
5) Profit sharing ratio, zakat performance ratio dan
equitable distribution ratio secara bersama-sama
memiliki pengaruh terhadap ROA.

No 5
Peneliti Anita Nur Khasanah
Tahun 2016
Judul Pengaruh Intellectual Capital dan Islamicity
Performance Index terhadap Kinerja Keuangan
Perbankan Syariah di Indonesia
Hasil 1) Intellectual Capital memiliki pengaruh positif
36

signifikan kinerja keuangan .


2) Terdapat pengaruh signifikan Profit Sharing Ratio
terhadap kinerja keuangan
3) Tidak terdapat pengaruh signifikan Zakat
Performing Ratio terhadap kinerja keuangan
4) Tidak terdapat pengaruh signifikan Equitable
Distribution Ratio terhadap kinerja keuangan
5) Tidak terdapat pengaruh signifikan Islamic Income
vs Non-Islamic Income terhadap kinerja keuangan
6) Terdapat pengaruh positif Profit Sharing Ratio,
Zakat Performing Ratio, Equitable Distribution
Ratio, dan Islamic Income vs Non-Islamic Income
secara simultan terhadap kinerja keuangan.

No 6
Peneliti Siti Maisaroh
Tahun 2015
Judul Pengaruh Intellectual Capital dan Islamicity
Performance Index Terhadap Profitability Perbankan
Syariah Indonesia
Hasil 1) Zakat Performance Ratio berpengaruh positif
terhadap profitability
2) Director Employee Welfare Ratio berpengaruh
positif terhadap profitability
3) Profit Sharing Ratio tidak berpengaruh signifikan
terhadap pofitability
4) Equitable Distribution Ratio tidak berpengaruh
signifikan terhadap pofitability
5) Islmic Income Vs Non-Islamic Income tidak
berpengaruh terhadap profitability

No 7
Peneliti Mahesh Joshi, Daryll Cahill, Jasvinder Sidhu, and
Monica Kansal
Tahun 2013
Judul Intellectual Capital and Financial Performance : An
Evaluation of The Australian Financial Sector
Hasil 1) Capital Employed Efficiency berpengaruh signifikan
terhadap Return On Asset
2) Human Capital Efficiency berpengaruh signifikan
terhadap Return On Asset
3) Structural Capital Efficiency berpengaruh signifikan
terhadap Return On Asset
4) Intellectual Capital berpengaruh signifikan terhadap
Return On Asset
37

No 8
Peneliti Amitava Mondal dan Santanu Kumar Ghosh
Tahun 2012
Judul Intellectual Capital and Financial
Hasil 1) Intellectual Capital berpengaruh positif terhadap
Return On Asset
2) Intellectual Capital tidak berpengaruh terhadap
Return On Equity
3) Intellectual Capital berpengaruh positif terhadap
Asset Turnover Ratio

No 9
Peneliti Falikhatun dan Yasmin Umar Assegaf
Tahun 2012
Judul Bank Syariah di Indonesia : Ketaatan Pada Prinsip-
prinsip Syariah dan Kesehatan Finansial
Hasil 1) Rasio Investasi Islami berpengaruh positif terhadap
kesehatan finansial perbankan syariah
2) Rasio pembiayaan bagi hasil berpengaruh positif
terhadap kesehatan finansial perbankan syariah
3) Rasio Pendapatan Islami berpengaruh positif
terhadap kesehatan finansial perbankan syariah
4) Rasio Kesejahteraan Direksi-Karyawan berpengaruh
positif terhadap kesehatan finansial perbankan
syariah

No 10
Peneliti Maheran dan Amin
Tahun 2009
Judul Intellectual Capital Efficiency and Firm’s Performance:
Study on Malaysian Financial Sectors
Hasil 1) Value Added Human Capital (VAHU) tidak
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas
2) Value Added Capital Employed (VACA)
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas
3) Structural Capital Value Added (STVA) tidak
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas
4) Intellectual capital berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas
38

2. Pengembangan Hipotesis

a. Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Keuangan Bank

Umum Syariah

Berdasarkan Resources Based Theory (RBT), sebuah

perusahaan diibaratkan sebagai kumpulan dari aset maupun

kemampuan berwujud dan tak berwujud (Firer and Williams, 2003).

Teori ini menyatakan bahwa kinerja dari sebuah perusahaan

sebaiknya didefinisikan sebagai fungsi penggunaan yang efektif dan

efisien dari aset berwujud maupun tak berwujud yang dimiliki oleh

perusahaan atau intellectual ability. Perusahaan yang mampu

mengelola sumber daya intelektualnya diyakini mampu menciptakan

value added serta mampu menciptakan competitive advantage

dengan melakukan inovasi, penelitian, dan pengembangan yang akan

bermuara terhadap peningkatan kinerja keuangan perusahaan.

Menurut Ulum et al. (2008) modal intelektual diyakini dapat

berperan penting dalam peningkatan nilai perusahaan maupun

kinerja keuangan perusahaan. Ozkan et al. (2016), Joshi et al.

(2013), dan Inkenen (2015) dalam penelitiannya telah membuktikan

bahwa modal intelektual berpengaruh secara positif terhadap kinerja

keuangan perusahaan. Selain itu, Nawaz dan Haniffa (2017) dan

Ulum (2009) juga menyatakan bahwa modal intelektual berpengaruh


39

positif terhadap kinerja keuangan. Berdasarkan uraian tersebut maka

diajukan hipotesis sebagai berikut :

H1 : Modal Intelektual berpengaruh positif terhadap

kinerja keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia.

b. Pengaruh Pendapatan Islami Terhadap Kinerja

Keuangan Bank Umum Syariah

Pendapatan Islami adalah pendapatan yang berasal dari

investasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Menurut

Hameed et al. (2004) prinsip-prinsip syariah melarang transaksi yang

melibatkan riba, gharar, dan perjudian tetapi mendorong transaksi

yang halal. Oleh karena itu, bank syariah hanya menerima

pendapatan dari sumber yang halal. Pendapatan bank syariah

ditentukan oleh produktivitas masing-masing bank dalam mengelola

aktiva produktifnya dan tetap harus sesuai dengan prinsip-prinsip

syariah. Peningkatan pendapatan halal menunjukkan kinerja bank

syariah dalam mengelola aktiva produktifnya. Meningkatnya

pendapatan halal yang diperoleh dapat meningkatkan laba bank

syariah, dimana hal tersebut mengindikasikan peningkatan kinerja

keuangan bank syariah (Sari, 2017).

Sari (2017) menyimpulkan bahwa pendapatan Islami

berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan bank umum

syariah. Penelitian Falikhatun dan Assegaf (2012) juga membuktikan

bahwa pendapatan Islami berpengaruh positif terhadap kinerja


40

keuangan perbankan syariah. Semakin besar pendapatan islami yang

diperoleh, maka semakin baik kinerja keuangan bank syariah.

Berdasarkan uraian tersebut maka diajukan hipotesis sebagai berikut:

H2 : Pendapatan Islami berpengaruh positif terhadap

kinerja keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia.

c.Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil Terhadap Kinerja

Keuangan Bank Umum Syariah

Menurut Hameed et al. (2004) bagi hasil merupakan salah

satu prinsip dan tujuan utama perbankan syariah. Pembiayaan bagi

hasil merupakan dana pihak ketiga yang dihimpun dari masyarakat

dengan sistem bagi hasil menggunakan akad mudharabah dan

musyarakah. Muhammad (2005:147) menjelaskan pembiayaan bagi

hasil merupakan salah satu komponen penyusunan aset pada

perbankan syariah. Dari pembiayaan bagi hasil, bank syariah

memperoleh pendapatan bagi hasil sesuai dengan nisbah yang telah

disepakati dengan nasabah. Pendapatan yang diperoleh akan

mempengaruhi besarnya laba yang diperoleh bank (Hesti, 2010).

Oleh karena itu, pengelolaan pembiayaan bagi hasil akan

mempengaruhi profitabilitas yang diterima bank syariah.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Khasanah (2016)

menyatakan bahwa pembiayaan bagi hasil berpengaruh siginifikan

terhadap kinerja keuangan perbankan syariah. Penelitian lain yang

dilakukan oleh Falikhatun dan Assegaf (2012) membuktikan adanya


41

pengaruh positif antara pembiayaan bagi hasil dan kinerja keuangan.

Semakin besar pembiayaan bagi hasil yang disalurkan, maka

semakin baik kinerja keuangan perusahaan. Dari uraian tersebut

maka hipotesis yang diajukan adalah :

H3 : Pembiayaan bagi hasil berpengaruh positif terhadap

kinerja keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia.

d. Pengaruh Zakat Terhadap Kinerja Keuangan

Bank Umum Syariah

Berdasarkan Sharia Enterprise Theory, perusahaan

beroperasi tidah hanya untuk kepentingan pemilik (shareholder)

saja, melainkan juga untuk pihak-pihak lain (stakeholders). Salah

satu dari stakeholder perusahaan adalah Indirect-stakeholders yang

merupakan pihak yang sama sekali tidak memberikan kontribusi

kepada perusahaan (baik secara keuangan maupun non-keuangan),

tetapi secara syariah mereka adalah pihak yang memiliki hak untuk

mendapatkan kesejahteraan dari perusahaan (Fauzi, 2012). Zakat

dalam perbankan syariah merupakan bagian dari konsep Corporate

Social Responsibility (CSR) yang akan memberikan panduan pada

perusahaan untuk memperhatikan kepentingan sosial disamping

kepentingan perusahaan itu sendiri (Ilmi, 2011).

Ketaatan bank syariah untuk mengeluarkan zakat dan

mengalokasikannya dengan baik dapat meningkatkan reputasi

perbankan syariah serta meningkatkan eksistensinya sebagai


42

perbankan yang menjalankan bisnisnya sesuai syariat Islam.

Reputasi yang baik dapat menarik minat dan kepercayaan

masyarakat untuk menyimpan dana di bank tersebut sehingga akan

meningkatkan dana pihak ketiga. Selain itu, bank juga dapat

meningkatkan kinerjanya dengan biaya yang lebih efisien

(Purbasari,2015).

Penelitian Maisaroh (2015) dan Ilmi (2011) menunjukkan

bahwa zakat berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan

perbankan syariah. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Sari

(2017), Dewanata et al. (2016) dan Purbasari et al.(2015) yang

menyatakan bahwa zakat berpengaruh positif terhadap kinerja

keuangan perbankan syariah. Sehingga, hipotesis yang diajukan

adalah :

H4 : Zakat berpengaruh positif terhadap kinerja

keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia.


43

3. Perumusan Model Penelitian

Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, terdapat

pada Gambar 2.1 berikut:

Modal Intelektual
(X1)
H1
Pendapatan Islami
Return On Asset
(X2) H2 (Y)

Pembiayaan Bagi H3
Hasil (X3)

H4
Zakat
(X4)
Gambar 2.1 Model Penelitian
BAB III

METODE PENELITIAN DAN TEKNIK ANALISIS DATA

A. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif menekankan pada pengujian

suatu teori dengan pengukuran variabel-variabel penelitian berdasarkan

skala numerik kemudian dianalisis menggunakan analisis statistik.

Penelitian kuantitatif memiliki tujuan untuk menganalisis pengaruh

variabel dependen melalui angka sebagai pengukurannya untuk analisis

data (Sugiyono, 2012:7).

2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini yaitu modal intelektual dan

implementasi prinsip-prinsip syariah yang terdiri dari pendapatan Islami,

pembiayaan bagi hasil, dan zakat pada Bank Umum Syariah di Indonesia.

3. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder. Sugiyono (2012: 36) menjelaskan bahwa data sekunder adalah

data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber utama

(perusahaan) melalui media perantara yang dijadikan objek penelitian.

Data sekunder yang digunakan adalah data berupa laporan keuangan

tahunan Bank Umum Syariah. Sumber data tersebut diperoleh dari situs
45

resmi masing-masing bank. Periode data yang diambil adalah selama

lima tahun, yaitu pada tahun 2012 sampai 2016.

4. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah

di Indonesia selama tahun 2012-2016. Total populasi Bank Umum

Syariah di Indonesia sebanyak 13 bank. Populasi dalam penelitian ini

ditunjukkan pada Tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.4 Jumlah Bank Umum Syariah di Indonesia


No Nama Bank
1 PT. Bank Aceh Syariah
2 PT. Bank Muamalat Indonesia
3 PT. Bank Victoria Syariah
4 PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah
5 PT. Bank Jabar Banten Syariah
6 PT. Bank Negara Indonesia Syariah
7 PT. Bank Syariah Mandiri
8 PT. Bank Mega Syariah
9 PT. Bank Panin Syariah
10 PT. Bank Syariah Bukopin
11 PT. BCA Syariah
12 PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah
13 PT. Maybank Syariah Indonesia
Sumber : OJK, Statistik Perbankan Syariah Agustus 2018

Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode

pengambilan sampel nonprobabilitas dengan teknik purposive sampling.

Dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu

kriteria atau pertimbangan tertentu. Adapun kriteria dalam pengambilan

sampel adalah sebagai berikut.

a. Bank Umum Syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan


46

b. Bank Syariah mempublikasikan laporan keuangan tahunannya

secara berturut-turut selama periode tahun 2012, 2013, 2014, 2015,

2016 pada website resminya.

c. Mengeluarkan dana zakat dari tahun 2012 sampai tahun 2016

d. Bank Syariah memiliki kelengkapan data yang dibutuhkan dalam

penelitian.

5. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah teknik dokumentasi. Hartono (2017: 144) menjelaskan bahwa

dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang berasal dari catatan

atau basis data yang telah ada. Jenis laporan yang digunakan diantaranya

yaitu Laporan Posisi Keuangan, Laporan Laba-Rugi Komprehensif, dan

Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat yang diperoleh dari

laporan tahunan Bank Umum Syariah periode 2012-2016.

6. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

a. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen penelitian yang digunakan adalah kinerja

keuangan. Kinerja keuangan merupakan salah satu tolak ukur yang

bisa digunakan untuk mengetahui keberhasilan suatu perusahaan

dalam menjalankan bisnisnya (Kusumo, 2008). Untuk mengetahui

keadaan kinerja keuangan perusahaan, para stakeholder biasanya

akan melakukan analisis menggunakan rasio keuangan. Rasio ini


47

menunjukkan kemampuan bank dalam menghasilkan keuntungan

dari asset yang dikelola oleh bank (Dendawijaya, 2005:117).

Rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja

keuangan dalam penelitian ini adalah Return On Asset (ROA).

Menurut Dendawijaya (2005: 118), ROA dapat dihitung dengan

rumus sebagai berikut.

Laba Bersih Sebelum Pajak


ROA= ×100 %
Total Aktiva

b. Variabel Independen (X)

Variabel independen merupakan variabel yang dapat

memberikan pengaruh positif maupun negatif pada variabel

dependen. Variabel independen pada penelitian ini adalah :

1) Modal Intelektual

Modal Intelektual didefinisikan sebagai jumlah dari apa

yang dihasilkan oleh tiga elemen utama organisasi yaitu capital

employeed, human capital, dan structural capital yang

berkaitan dengan pengetahuan dan teknologi yang dapat

memberikan nilai lebih bagi perusahaan berupa keunggulan

bersaing organisasi (Suwarjuwono, 2003). Modal Intelektual

diakui sebagai salah satu aset tidak berwujud yang sangat

penting bagi perusahaan di era informasi dan pengetahuan (Joshi

et al., 2013).
48

Model pengukuran modal intelektual untuk perbankan

syariah adalah model iB-VAIC (Islamic Banking Value Added

Intellectual Capital). Model iB-VAIC dikembangkan oleh Ulum

(2013) dengan memodifikasi model VAIC (Value Added

Intelectual Capital) yang dikonstruksi oleh Pulic (1997). Model

ini didesain untuk menyajikan informasi tentang value creation

efficiency dari aset berwujud dan aset tidak berwujud yang

dimiliki perusahaan. Tahapan penghitungan iB-VAIC menurut

Ulum (2013) adalah sebagai berikut:

a) Menghitung Value Added (VA)

VA = OUT – IN

Keterangan :

(1) OUT (Output) = Total pendapatan

(2) IN (Input) = Beban usaha/beban operasional dan non

operasional (kecuali beban karyawan)

b) Menghitung Value Added Capital Employed (VACA)

VA
VACA=
CE

Keterangan :

(1) VACA = Value Added Capital Employed : rasio dari

VA terhadap CE

(2) VA = Value Added

(3) CE = Capital Employed : dana yang tersedia (total

ekuitas)
49

c) Menghitung Value Added Human Capital (VAHU)

VA
VAHU =
HC

Keterangan :

(1) VAHU = Value Added Human Capital : rasio dari

VA terhadap HC

(2) VA = Value Added

(3) HC = Human Capital : beban karyawan

d) Menghitung Structural Capital Value Added (STVA)

SC
STVA=
VA

Keterangan :

(1) STVA = Structural Capital Value Added : rasio dari SC

terhadap VA

(2) SC = Structural Capital (VA – HC)

(3) VA = Value Added

e) Menghitung Value Added Intellectual Capital (iB-VAIC).

iB-VAIC = VACA + VAHU + STVA

2) Pendapatan Islami

Pendapatan Islami merupakan pendapatan halal yang

diperoleh bank dalam menjalankan operasionalnya yang sesuai

dengan prinsip-prinsip syariah. Nilai pendapatan halal diperoleh

melalui pendapatan Bank Umum Syariah sebagai mudharib,

yaitu dari pendapatan dari jual beli, pendapatan dari sewa,


50

pendapatan dari bagi hasil, dan pendapatan dari pembiayaan

lainnya. Sementara nilai total pendapatan diperoleh dari

pendapatan bank sebagai mudharib, pendapatan operasional

lainnya, pendapatan non-operasional, dan pendapatan non-halal

(Falikhatun dan Assegaf, 2012).

Menurut Hameed et al. (2004) variabel pendapatan

Islami dapat diukur dengan rumus :

Pendapatan Islami
Rasio Pendapatan Islami=
Total Pendapatan

3) Pembiayaan Bagi Hasil

Pembiayaan bagi hasil merupakan dana pihak ketiga

yang dihimpun dari masyarakat dengan sistem bagi hasil

menggunakan akad mudharabah dan musyarakah. Muhammad

(2005:147) menjelaskan pembiayaan bagi hasil merupakan salah

satu komponen penyusunan aset pada perbankan syariah. Dari

pembiayaan bagi hasil, bank syariah memperoleh pendapatan

bagi hasil sesuai dengan nisbah yang telah disepakati dengan

nasabah.

Berikut cara mengukur variabel pembiayaan bagi hasil,

dimana nilai yang dihasilkan merupakan ukuran keberhasilan

penerapan prinsip pembagian keuntungan, yang merupakan

prinsip dasar bank syariah (Hameed et al., 2004), yaitu :

Mudharabah+ Musyarakah
Rasio Pembiayaan Bagi Hasil=
Total Pembiayaan
51

4) Zakat

Zakat merupakan salah satu kewajiban seorang muslim

yang hartanya mencukupi nishab (kadar) zakat. Tujuan dari

penarikan zakat adalah membersihkan harta. Konteks

menbersihkan harta di sini adalah membersihkan harta dengan

menyisihkan hak orang lain atas harta yang diperoleh. Hak

orang lain yang dimaksud adalah golongan penerima zakat. Hal

ini menunjukkan bahwa zakat merupakan konsep distribusi

pendapatan (Purbasari et al, 2015).

Menurut Hameed et al. (2004) untuk mengukur besarnya

kontribusi zakat perusahaan bank syariah dapat digunakan

rumus sebagai berikut :

Zakat
Rasio Zakat =
Net Asset

B. Teknik Analisis Data

Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis regresi berganda karena variabel independen yang digunakan lebih

dari satu variabel. Analisis regresi berganda yang digunakan meliputi uji

statistik deskriptif, uji asumsi klasik, uji goodness of fit dan uji hipotesis.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan statistik yang menggambarkan

fenomena atau karakteristik data (Hartono, 2017: 195). Data statistik

deskriptif tersebut ditinjau dari nilai maksimum, minimum, dan nilai rata-
52

rata. Dalam penelitian ini, statistik deskriptif digunakan untuk memberi

gambaran mengenai objek penelitian melalui data sampel yang ada, tanpa

menganalisis serta membuat kesimpulan (Sugiyono, 2012:29).

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, kedua variabelnya yaitu variabel dependen dan independen

berdistribusi normal atau tidak. Model regresi dikatakan baik

apabila mempunyai distribusi data normal dan mendekati normal.

Apabila hasil uji tidak signifikan dalam suatu taraf signifikansi (

α =0,5 ¿ maka normalitas dinyatakan terpenuhi. Kolmogorov-

Smirnov Test digunakan untuk menguji normalitas. Selain itu juga

dengan meninjau bilangan di kolom signifikansi (Sig.), adapun

kriteria yang dipergunakan adalah (Ghozali, 2016:154) :

1) Apabila signifikansi yang dihasilkan > α, maka sampel berasal

dari populasi yang memiliki distribusi normal.

2) Apabila signifikansi yang dihasilkan ≤ α, maka sampel berasal

dari populasi yang memiliki distribusi tidak normal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi yang terbentuk ada korelasi yang tinggi atau sempurna

di antara variabel independen atau tidak. Jika dalam model regresi

yang terbentuk terdapat korelasi yang tinggi atau sempurna diantara


53

variabel independen, maka model regresi tersebut dinyatakan

mengandung gejala multikolinearitas (Suliyanto, 2011: 81).

Ghozali (2013: 92) menjelaskan bahwa model regresi

dikatakan baik apabila tidak terdapat korelasi diantara variabel

independen. Salah satu cara yang digunakan untuk melakukan uji

multikolinearitas adalah dengan melihat nilai TOL (Tolerance) dan

VIF (Variance Inflation Factors). Jika nilai VIF ≥ 10 serta nilai

Tolerance ≤ 0,10 maka terjadi gejala Multikolinieritas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah

terdapat ketidaksamaan varian variabel dari residual suatu

pengamatan ke pengamatan lainnya di dalam model regresi. Apabila

varian variabel dari residual suatu pengamatan ke pengamatan

lainnya tetap maka disebut homoskedastisitas, sedangkan apabila

berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi dikatakan

baik apabila terjadi homoskedastisitas, bukan heteroskedastisitas

(Ghozali, 2013: 95).

Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji

glejser. Metode ini dugunakan dengan meregresikan semua variabel

bebas terhadap nilai absolut residualnya. Dasar pengambilan

keputusannya yaitu, jika nilai signifakansi tiap variabel independen

lebih besar dari alpha (Sig. > α), maka dapat dipastikan model
54

regresi tersebut tidak mengandung gejala heteroskedastisitas

(Suliyanto, 2011:98).

d. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam

model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1

(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka ada problem autokorelasi.

Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang

waktu berkaitan satu sama lain (Ghozali, 2013:99). Model regresi

yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Salah satu

pengujian yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidak adanya

autokorelasi adalah uji Durbin-Watson. Menurut Suliyanto

(2011:127) kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :

1) Jika 0 < d < dL, maka ada autokorelasi positif

2) Jika dL ≤ d ≤ dU, maka tanpa kesimpulan

3) Jika dU < d < 4-dU, maka tidak ada autokorelasi

4) Jika 4-dU ≤ d ≤ 4-dL, maka tanpa kesimpulan

5) Jika 4-dL < d < 4, maka ada korelasi negatif

3. Analisis Regresi Berganda

Persamaan regresi linear berganda adalah teknik analisis yang

menghubungkan variabel terikat dengan dua atau lebih variabel bebas.

Penambahan variabel bebas dilakukan agar lebih dapat menjelaskan sifat

hubungan yang ada, walaupun kadang terdapat variabel yang terabaikan


55

(Suliyanto, 2011: 53). Variabel yang digunakan yaitu empat variabel

bebas dan satu variabel terikat menghasilkan persamaan uji regresi

berganda sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Keterangan :

Y = Kinerja Keuangan Bank Syariah

a = Konstanta

b = Koefisien regresi

X1 = Modal Intelektual

X2 = Pendapatan Islami

X3 = Pembiayaan Bagi Hasil

X4 = Zakat

e = error (faktor pengganggu diluar model)

4. Uji Goodness of Fit

a. Uji Statistik F

Uji statistik F digunakan untuk menguji pengaruh simultan

varibel bebas terhadap variabel terikatnya. Jika variabel bebas

memiliki pengaruh secara simultan terhadap variabel terikat, maka

model persamaan regresi dalam kriteria cocok atau fit. Sebaliknya,

jika tidak terdapat pengaruh secara simultan maka masuk dalam

kategori tidak cocok atau non-fit. Menurut Suliyanto (2011:62),

untuk menghitung besarnya nilai F hitung diguanakan formula

berikut :
56

R2 /(k − 1)
F=
1− R 2 /(n − k)
Keterangan :

F = Nilai F hitung

R2 = Koefisien determinasi

k = Jumlah variabel

n = Jumlah sampel

Selanjutnya, Ftabel dicari dengan menggunakan degree of

freedom (df) = (k-1) x (n-k) dan α = 0,05 (tingkat signifikansi 95%).

Uji ini dilakukan dengan membandingkan Fhitung dan Ftabel, dengan

kriteria:

1) Nilai Fhitung ≤ Ftabel, atau sig.> α maka model tidak bisa

digunakan.

2) Nilai Fhitung > Ftabel, atau sig.≤ α maka model bisa digunakan.

b. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Tingkat ketepatan regresi dinyatakan dalam koefisien (R 2)

yang nilainya antara nol sampai satu. Nilai R2 yang kecil beraryi

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi

variabel dependen amat terbatas (Ghozali, 2016:87). Namun

kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias

terhadap jumlah variabel dependen yang dimasukkan ke dalam


57

model regresi. Setiap penambahan satu variabel bebas dan jumlah

pengamatan dalam model akan meningkatkan nilai R2 meskipun

variabel yang dimasukkan tersebut tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap variabel terikatnya (Suliyanto, 2011: 59).

Koefisien determinasi yang sudah disesuaikan (Adjusted R

Square/R2adj ) menunjukkan koefisien tersebut telah dikoreksi, yaitu

dengan memasukkan jumlah variabel dan ukuran sampel yang

digunakan. Adjusted R Square dapat diperoleh dengan rumus sebagai

berikut (Suliyanto, 2011:59-60):


2
2
Adj 2 P (1−R )
R =R −
N−P−1
Keterangan:

R2Adj = Adjusted R square

R2 = Koefisien determinasi

N = Ukuran Sampel

P = Jumlah variabel bebas

Sedangkan untuk memperoleh nilai koefisien determinasi

dapat diperoleh dengan rumus (Suliyanto, 2011: 59) :

Σ(Y −Ŷ )2
R2=1 −
Σ(Y −Ӯ )2

Keterangan:

R2 = Koefisien determinasi

Σ(Y −Ŷ )2 = Jumlah kuadrat selisih nilai Y riil dengan Y

prediksi
58

Σ(Y −Ӯ )2 = Jumlah kuadrat selisih nilai Y riil dengan Y rata-

rata

5. Uji Hipotesis

Dalam pengujian hipotesis dilakukan uji t, pengujian ini

dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel terikat atau tidak (Suliyanto, 2011:62).

Nilai t dapat diketahui dengan rumus berikut:

bj
t=
Sb j
Keterangan:

t = Nilai t Hitung

bj = Koefisien Regresi

Sbj = Kesalahan Baku Koefisien Regeresi (standar error)

1) Pengujian Hipotesis Pertama

a) Merumuskan Hipotesis Statistik

H 01: β 1 ≤ 0: Modal Intelektual tidak berpengaruh positif

terhadap kinerja keuangan Bank Umum Syariah

di Indonesia

H a 1: β 1 > 0: Modal Intelektual berpengaruh positif terhadap

kinerja keuangan Bank Umum Syariah di

Indonesia

b) Menentukan Level of Significance (α)

Level of Significant (α) = 0,05; degree of freedom = (n-k).


59

c) Menentukan Kriteria Pengujian

H 01 diterima apabila t ℎitung≤ t tabel atau Nilai Sig > 0,05

H A 1 diterima apabila t ℎitung> t tabel, atau Nilai Sig ≤ 0,05

2) Pengujian Hipotesis Kedua

a) Merumuskan Hipotesis Statistik

H 02: β 2 ≤ 0: Pendapatan Islami tidak berpengaruh positif

terhadap kinerja keuangan Bank Umum Syariah

di Indonesia

H a 2: β 2 > 0: Pendapatan Islami berpengaruh positif terhadap

kinerja keuangan Bank Umum Syariah di

Indonesia

b) Menentukan Level of Significance (α)

Level of Significant (α) = 0,05; degree of freedom = (n-k).

c) Menentukan Kriteria Pengujian

H 02 diterima apabila t ℎitung≤ t tabel atau Nilai Sig > 0,05

H a 2 diterima apabila t ℎitung> t tabel atau Nilai Sig ≤ 0,05

3) Pengujian Hipotesis Ketiga

a) Merumuskan Hipotesis Statistik

H 03: β 3 ≤ 0: Pembiayaan bagi hasil tidak berpengaruh positif

terhadap kinerja keuangan Bank Umum Syariah

di Indonesia
60

H a 3: β 3 >0: Pembiayaan bagi hasil berpengaruh positif

terhadap kinerja keuangan Bank Umum Syariah

di Indonesia

b) Menentukan Level of Significance (α)

Level of Significant (α) = 0,05; degree of freedom = (n-k).

c) Menentukan Kriteria Pengujian

H 03 diterima apabila t ℎitung≤ t tabel atau Nilai Sig > 0,05

H a 3 diterima apabila t ℎitung> t tabel, atau Nilai Sig ≤ 0,05

4) Pengujian Hipotesis Keempat

a) Merumuskan Hipotesis Statistik

H 04 : β 4 ≤ 0: Zakat tidak berpengaruh positif terhadap kinerja

keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia

H a 4 : β 4 >0 : Zakat berpengaruh positif terhadap kinerja

keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia

b) Menentukan Level of Significance (α)

Level of Significant (α) = 0,05; degree of freedom = (n-k).

c) Menentukan Kriteria Pengujian

H 04 diterima apabila t ℎitung≤ t tabel atau Nilai Sig > 0,05

H a 4 diterima apabila t ℎitung> t tabel atau Nilai Sig ≤ 0,05


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modal intelektual

dan implementasi prinsip-prinsip syariah terhadap kinerja keuangan Bank

Umum Syariah (BUS) di Indonesia periode 2012-2016. Penelitian ini

menggunakan data sekunder yaitu data berupa laporan keuangan yang

dipublikasikan oleh masing-masing bank syariah yang terdaftar di Otoritas

Jasa Keuangan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Umum

Syariah di Indonesia selama tahun 2012 sampai dengan tahun 2016.

Dari populasi tersebut, sampel diambil dengan menggunakan metode

purposive sampling. Sampel ini diambil dengan kriteria yang ditentukan pada

bab III. Berdasarkan kriteria tersebut, terdapat tujuh Bank Umum Syariah

yang digunakan sebagai sampel penelitian, yaitu dengan penjelasan pada

Tabel 4.1 sebagai berikut :

Tabel 4.5 Prosedur Pemilihan Sampel Penelitian

No Kriteria Pemilihan Sampel Jumlah


Bank Umum Syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa
1 13
Keuangan
2 Telah beroperasi dari tahun 2012 sampai tahun 2016 (2)
Mengeluarkan dana zakat dari tahun 2012 sampai
3 (4)
tahun 2016
Sampel yang digunakan 7
Total sampel yang diguanakan periode 2012-2016 35
Sumber : Diolah dari data sekunder
62

Berdasarkan kiriteria pemilihan sampel di atas, diperoleh tujuh Bank

Umum Syariah yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Daftar sampel

penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut :

Tabel 4.6 Daftar Sampel Penelitian

No Nama Bank
1 Bank Muamalat Indonesia
2 Bank Syariah Mandiri
3 Bank Rakyat Indonesia Syariah
4 Bank Negara Indonesia Syariah
5 Bank Mega Syariah
6 Bank Panin Syariah
7 Bank Central Asia Syariah
Sumber : Diolah dari data sekunder

B. Analisis Data

1. Analisis Statistik Deskriptif

Penyajian dari data deskriptif dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui gambaran umum mengenai data penelitian yang digunakan.

Analisis statistik deskriptif juga digunakan untuk menjelasakan variabel-

variabel dalam penelitian, yang meliputi variabel dependen dan variabel

independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja

keuangan yang diproksikan dengan nilai ROA (Return On Asset). Varibel

independen terdiri dari modal intelektual, pendapatan Islami, pembiayaan

bagi hasil, dan zakat. Analisis statistik deskriptif menyajikan ukuran

berupa nilai minimum, maksimum, mean, dan standar deviasi pada

masing-masing variabel.
63

Berdasarkan lampiran 8, hasil analisis statistik deskriptif varibel

modal intelektual, pendapatan Islami, pembiayaan bagi hasil, zakat dan

kinerja keuangan (ROA) disajikan dalam Tabel 4.3 sebagai berikut :

Tabel 4.7 Statistik Deskriptif Variabel Modal Intelektual,


Pendapatan Islami, Pembiayaan Bagi Hasil, Zakat, dan
Kinerja Keuangan (ROA)

Standar
N Minimum Maximum Mean
Deviasi

ROA (Y) 35 0,0009 0,0487 0,0133 0,0108

Modal Intelektual (X1) 35 1,3617 3,4569 2,3904 0,6309

Pendapatan Islami (X2) 35 0,4531 0,9491 0,8399 0,1151


Pembiayaan Bagi Hasil (X3) 35 0,0055 0,9061 0,3602 0,2371
Zakat (X4) 35 0,0004 0,0096 0,0028 0,0019

Berdasarkan Tabel 4.3 hasil analisis statistik deskriptif variabel

kinerja keuangan yang diukur dengan Return On Asset (ROA) memiliki

nilai minimum 0,0009 pada BRI Syariah tahun 2014 dan nilai tertinggi

sebesar 0,0487 pada Bank Panin Syariah tahun 2012. Dari perhitungan

tersebut dapat diketahui bahwa Bank Umum Syariah yang memiliki

kinerja keuangan terendah diantara bank lainnnya yaitu BRI Syariah pada

tahun 2014, sedangkan yang memiliki kinerja keuangan tertinggi adalah

Bank Panin Syariah pada tahun 2012. Nilai rata-rata ROA Bank Umum

Syariah adalah sebesar 0,0133 dan standar deviasi sebesar 0,0108.

Variabel independen yang pertama yaitu modal intelektual. Hasil

statistik deskriptif menunjukkan bahwa modal intelektual (X1) memiliki

nilai terendah 1,3617 yang terdapat pada Bank Mega Syariah pada tahun
64

2015 dan nilai tertinggi 3,4569 pada Bank Panin Syariah pada tahun

2014. Hal tersebut menunjukkan bahwa sampel modal intelektual yang

diambil berkisar antara 1,3617 sampai dengan 3,4569 dan mempunyai

nilai rata-rata sebesar 2,3904. Besar standar deviasi dari modal

intelektual adalah 0,6309. Dari perhitungan tersebut diketahui bahwa

Bank Mega Syariah memiliki modal intelektual terendah, sedangkan

Bank Panin Syariah memiliki nilai modal intelektual tertinggi diantara

Bank Umum Syariah lainnya.

Variabel Independen kedua yaitu pendapatan Islami. Pendapatan

Islami memiliki nilai minimum sebesar 0,4531 pada Bank Mega Syariah

tahun 2016 dan nilai maksimum sebesar 0,9491 pada BNI Syariah tahun

2016. Perhitungan tersebut menunjukkan bahwa Bank Mega Syariah

memiliki nilai pendapatan Islami terendah dan BNI Syariah memiliki

nilai pendapatan Islami tertinggi dibandingkan dengan Bank Umum

Syariah lainnya. Nilai rata-rata pendapatan Islami yang dimiliki

perbankan syariah sebesar 0,8399 dengan standar deviasi sebesar 0,1151.

Variabel independen ketiga yaitu pembiayaan bagi hasil. Variabel

pembiayaan bagi hasil memiliki nilai minimum sebesar 0,0055 pada

Bank Mega Syariah tahun 2012 dan nilai maksimum sebesar 0,9061 pada

Bank Panin Syariah tahun 2015. Perhitungan tersebut menunjukkan

bahwa Bank Mega Syariah memiliki nilai pembiayaan bagi hasil

terendah diantara Bank Umum Syariah lainnya, sedangkan nilai

pembiayaan bagi hasil tertinggi dimiliki oleh Bank Panin Syariah. Nilai
65

rata-rata pembiayaan bagi hasil yang dimiliki perbankan syariah sebesar

0,3602 dengan standar deviasi sebesar 0,2371.

Variabel independen keempat yaitu zakat. Variabel zakat

memiliki nilai minimum sebesar 0,0004 pada Bank Muamalat Indonesia

tahun 2015 dan nilai maksimum sebesar 0,0096 pada Bank Mega Syariah

tahun 2012. Perhitungan tersebut menunjukkan bahwa Bank Muamalat

Indonesia memiliki nilai zakat terendah dibandingkan Bank Umum

Syariah lainnya, sedangkan yang memiliki nilai zakat tertinggi adalah

Bank Mega Syariah. Nilai rata-rata zakat yang dimiliki perbankan

syariah sebesar 0,0028 dengan standar deviasi sebesar 0,0019.

2. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov

dengan dasar pengambilan keputusan nilai Sig > 0,05. Jika nilai

asymptotic significance > 0,05 maka dinyatakan berdistribusi normal.

Berdasarkan lampiran 9, diperoleh hasil pengujian normalitas dengan

uji One Sample Kolmogorov Smirnov menunjukkan nilai Asymptotic

Significance adalah 0,110 yang berarti lebih besar dari α atau 0,110 >

0,05 sehingga residual regresi yang digunakan berdistribusi normal.

b. Hasil Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas diketahui dari nilai tolerance dan nilai

VIF (Variance Inflaction Factor) masing-masing variabel. Jika nilai


66

VIF ≤ 10 dan nilai tolerance ≥ 0,10 maka dapat dinyatakan tidak

terdapat gejala multikolinearitas dalam model penelitian tersebut.

Berdasarkan lampiran 9, ringkasan hasil uji multikolinearitas

ditunjukkan pada Tabel 4.4 sebagai berikut :

Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinearitas

Toleranc

Variabel e VIF Keterangan


Tidak Terjadi
Modal Intelektual (X1) 0,536 1,865
Multikolinearitas
Tidak Terjadi
Pendapatan Islami (X2) 0,771 1,297
Multikolinearitas
Tidak Terjadi
Pembiayaan Bagi Hasil (X3) 0,455 2,197
Multikolinearitas
Tidak Terjadi
Zakat (X4) 0,463 2,158
multikolinearitas

Tabel 4.4 menunjukkan hasil uji multikolinearitas dengan nilai

tolerance untuk semua variabel berada diatas 0,10 dan syarat

multikolineartitas adalah nilai tolerance ≥ 0,10, sehingga model

regresi dinyatakan tidak terjadi multikolinearitas antar variabel

independen. Nilai VIF dari data yang diperoleh semua variabel

memiliki nilai dibawah 10, syarat uji multikolinearitas adalah nilai

VIF ≤ 10, sehingga model regresi dinyatakan tidak terjadi

multikolinearitas antar variabel independen.

c. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan uji Glejser. Model regresi dinyatakan tidak terjadi

heteroskedastisitas apabila nilai signifikan variabel independennya > α


67

(0,05). Berdasakan lampiran 9, maka diperoleh hasil uji

heteroskedastisitas yang telah dilakukan dirangkum pada Tabel 4.5

dibawah ini :

Tabel 4.9 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Variabel Sig. Keterangan


Modal Intelektual (X1) 0,348 Tidak Terjadi
Heteroskedastisitas
Pendapatan Islami (X2) 0,544 Tidak Terjadi
Heteroskedastisitas
Pembiayaan Bagi Hasil (X3) 0,674 Tidak Terjadi
Heteroskedastisitas
Zakat (X4) 0,468 Tidak Terjadi
Heteroskedastisitas

Tabel 4.5 menunjukkan hasil uji heteroskedastisitas dengan

nilai significant variabel modal intelektual yaitu 0,348; variabel

pendapatan Islami sebesar 0,544; variabel pembiayaan bagi hasil

yaitu 0,674; dan variabel zakat yaitu 0,468. Sehingga model regresi

tidak terjadi heteroskedastisitas karena semua variabel memiliki nilai

significant lebih besar dari nilai alpha yaitu 0,05.

d. Hasil Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi pada penelitian ini menggunakan Durbin

Watson Test. Pengambilan keputusan pada asumsi ini memerlukan

dua nilai bantu yang diperoleh dari tabel Durbin-Watson, yaitu dL dan

dU untuk k = jumlah variabel bebas dan n = jumlah sampel. Kriteria

pengambilan keputusan tidak terjadi autokorelasi yaitu apabila nilai

durbin watson berada antara dU s.d. 4-dU.


68

Berdasarkan lampiran 9, nilai Durbin Watson adalah sebesar

1,814. Nilai tersebut dibandingkan dengan nilai Durbin-Watson tabel

untuk n = 35 dan k = 5 dengan (α) 0,05 maka nilai dU = 1,7259 dan

dL = 1,2221. Oleh karena itu, nilai Durbin-Watson lebih besar dari

batas bawah (dU) dan kurang dari (4-dU) yaitu 1,7259 < 1,814 <

2,2741, artinya tidak terdapat gejala autokorelasi dalam model regresi

linier.

3. Hasil Analasis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini melihat

pengaruh variabel independen pada penelitian ini yaitu modal intelektual,

pendapatan Islami, pembiayaan bagi hasil, dan zakat terhadap variabel

dependennya yaitu kinerja keuangan (ROA). Berdasarkan lampiran 10,

hasil uji analisis regresi linear berganda dirangkum pada Tabel 4.6 sebagai

berikut :

Tabel 4.10 Analisis Regresi Linear Berganda

Koefisien
Variabel thitung Sig.
Regresi
Modal Intelektual (X1) 0,008 3,355 0,002
Pendapatan Islami (X2) -0,001 -0,097 0,923
Pembiayaan Bagi Hasil (X3) -0,005 -0,661 0,513
Zakat (X4) 2,477 2,850 0,008
Konstanta -0,011
R 0,811
R Square 0,657
Adjusted R Square 0,611
F hitung 14,378
F sig 0,000
69

Berdasarkan hasil uji analisis regresi berganda maka diperoleh

persamaan regresi sebagai berikut:

Y = -0,011 + 0,008 X1 – 0,001 X2 – 0,005 X3 + 2,477 X4 + e

Keterangan :

Y = Kinerja Keuangan

X1 = Modal Intelektual

X2 = Pendapatan Islami

X3 = Pembiayaan Bagi Hasil

X4 = Zakat

e = Kesalahan Residual

Berdasarkan persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan beberapa

hal sebagai berikut:

a. Nilai konstanta adalah -0,011 yang diartikan bahwa kinerja keuangan

akan bernilai -0,011 jika variabel modal intelektual (X1), pendapatan

Islami (X2), pembiayaan bagi hasil (X3) dan zakat (X4) bernilai nol dan

tidak akan mengalami perubahan atau bernilai tetap.

b. Koefisien variabel modal intelektual (X1) sebesar 0,008 dan memiliki

tanda positif. Hal ini menunjukkan bahwa variabel modal intelektual

(X1) memiliki pengaruh positif atau searah dengan variabel kinerja

keuangan, yang berarti apabila modal intelektual meningkat maka

variabel kinerja keuangan juga akan meningkat.


70

c. Koefisien variabel pendapatan Islami (X2) sebesar 0,001 yang

memiliki tanda negatif. Hal ini menunjukkan bahwa variabel

pendapatan Islami (X2) memiliki pengaruh negatif terhadap variabel

kinerja keuangan. Apabila variabel pendapatan Islami mengalami

peningkatan maka variabel kinerja keuangan akan menurun.

d. Koefisien variabel pembiayaan bagi hasil (X3) sebesar 0,005 yang

memiliki tanda negatif. Hal ini menunjukkan bahwa variabel

pembiayaan bagi hasil (X3) memiliki pengaruh negatif terhadap

variabel kinerja keuangan. Apabila variabel pembiayaan bagi hasil

mengalami peningkatan maka variabel kinerja keuangan akan

menurun.

e. Koefisien variabel zakat (X4) sebesar 2,477 dan memiliki tanda

positif. Hal ini menunjukkan bahwa variabel zakat (X4) memiliki

pengaruh positif atau searah dengan variabel kinerja keuangan, yang

berarti apabila zakat meningkat maka variabel kinerja keuangan juga

akan meningkat.

4. Uji Goodnes of Fit

a. Hasil Uji F

Berdasarkan Tabel 4.6, hasil Uji F menunjukkan bahwa nilai

Fhitung adalah sebesar 14,378 dengan signifikansi F sebesar 0,000 dan

Ftabel 2,70 dengan degree of freedom (df) = (k-1), (n-k-1) = (5-1), (35-

5-1), sehingga dapat diketahui bahwa Fhitung > Ftabel (14,378 > 2,70) dan

nilai Sig.< 0,05 masuk dalam kriteria. Hal ini menunjukkan bahwa
71

model persamaan regresi linear berganda yang terbentuk dinyatakan

cocok atau fit.

b. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Berdasarkan Tabel 4.6, diketahui bahwa nilai Adjusted R Square

sebesar 0,611 atau 61,1% variabel kinerja keuangan Bank Umum

Syariah dapat dijelaskan oleh variabel-variabel yang digunakan dalam

model penelitian ini yaitu variabel modal intelektual, pendapatan

Islami, pembiayaan bagi hasil, dan zakat. Sedangkan sisanya 39,9%

dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar model penelitian ini.

5. Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen menggunakan a = 0,05 dan degree

of freedom dengan ketentuan (n-k), dimana n = 35 dan k = 5 maka

diperoleh df = 30, sehingga dapat diketahui nilai ttabel = 1,697. Kriteria

penerimaan hipotesis adalah sebagai berikut :

H 0 diterima apabila t ℎitung ≤ t tabel atau nilai Sig > 0,05

H a diterima apabila t ℎitung ¿ t tabel atau nilai Sig ≤ 0,05

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dirangkum hal-hal sebagai berikut :

a. Pengujian Hipotesis Pertama

Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa

variabel modal intelektual memiliki nilai thitung (3,355) > ttabel (1,697)

dan nilai signifikansi sebesar 0,002 ≤ 0,05 dengan koefisien regresi

sebesar 0,008 maka dapat disimpulkan bahwa modal intelektual


72

berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan Bank Umum Syariah,

sehingga hipotesis pertama ( H a 1) yang menyatakan modal intelektual

berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan Bank Umum Syariah

diterima.

b. Pengujian Hipotesis Kedua

Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan nilai signifikansi

sebesar 0,923 > 0,05 dan thitung (-0,097) ≤ ttabel (1,697) dengan koefisien

regresi sebesar -0,001 maka dapat disimpulkan bahwa pendapatan

Islami tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan Bank Umum

Syariah. Sehingga hipotesis kedua ( H a 2) yang menyatakan pendapatan

Islami berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan Bank Umum

Syariah ditolak.

c. Pengujian Hipotesis Ketiga

Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan nilai

signifikansi sebesar 0,513 > 0,05 dan thitung (-0,661) ≤ ttabel (1,697)

dengan koefisien regresi sebesar -0,005 maka dapat disimpulkan

bahwa pembiaayaan bagi hasil tidak berpengaruh terhadap kinerja

keuangan Bank Umum Syariah. Sehingga hipotesis ketiga ( H a 3) yang

menyatakan pembiayaan bagi hasil berpengaruh positif terhadap

kinerja keuangan Bank Umum Syariah ditolak.

d. Pengujian Hipotesis Keempat

Hasil pengujian hipotesis keempat menunjukkan nilai

signifikansi sebesar 0,008 ≤ 0,05 dan thitung (2,850) > ttabel (1,697)
73

dengan koefisien regresi sebesar 2,477 maka dapat disimpulkan

bahwa zakat berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan Bank

Umum Syariah. Sehingga hipotesis keempat ( H a 4 ) yang menyatakan

zakat berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan Bank Umum

Syariah diterima.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pengaruh Modal Intelektual terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum

Syariah di Indonesia

Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan, hipotesis

pertama diterima. Hal ini berarti modal intelektual memiliki pengaruh

yang positif terhadap kinerja keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia.

Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Nawaz dan Haniffa (2017), Ozkan et al. (2016), Mondal dan Ghosh

(2012), yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif antara modal

intelektual dengan kinerja keuangan perusahaan.

Selaras dengan Resources Based Theory (RBT) bahwa suatu

perusahaan akan memiliki suatu keunggulan kompetitif dan berdaya saing

tinggi apabila perusahaan tersebut mampu memanfaatkan secara efektif

keberagaman sumber daya yang dimiliki, baik yang berwujud maupun tak

berwujud (Motilewa et al., 2015). Bank sebagai perusahaan yang bersifat

intellectualy intensive harus mampu memanfaatkan dan mengelola sumber

intelektual yang mereka miliki secara efektif dan efisien. Pengelolaan atas

aset-aset strategis tersebut baik yang berwujud ataupun tidak berwujud


74

akan membantu perusahaan untuk memiliki keunggulan bersaing yang

berkesinambungan dan memperoleh keuntungan yang besar (Ozkan et

al.,2016).

Berdasarkan hasil penelitian ini, Bank Umum Syariah yang diteliti

mampu mengelola modal intelektualnya sehingga dapat menghasilkan

nilai tambah dan berkontribusi atas peningkatan laba yang dicapai oleh

perusahaan. Menurut Ulum (2008) hal tersebut dikarenakan modal

intelektual merupakan sebuah pengetahuan yang dapat membantu

perusahaan untuk mempelajari keadaan pasar, membuat strategi baru, dan

menciptakan program yang inovatif. Bank Umum Syariah yang mampu

memelihara, mengembangkan, memperbarui, dan memanfaatkan modal

manusia, modal organisasi, dan modal pelanggan dengan baik maka akan

memiliki kemampuan untuk menciptakan nilai perusahaan yang

merupakan potensi untuk meningkatkan laba usaha yang kemudian

berdampak pada kinerja keuangannya.

2. Pengaruh Pendapatan Islami terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum

Syariah di Indonesia

Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan, hipotesis

kedua ditolak. Hal ini berarti pendapatan Islami tidak memiliki pengaruh

terhadap kinerja keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia. Hasil

penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Khasanah

(2016) dan Maisaroh (2015) yang menyatakan bahwa tidak terdapat

pengaruh antara pendapatan Islami dengan kinerja keuangan perusahaan.


75

Pendapatan Islami bersumber dari pendapatan bank sebagai

mudharib. Pendapatan ini diterima dari hasil pembiayaan jual beli,

pembiayaan bagi hasil, dan pembiayaan lainnya. Tingkat pengembalian

pendapatan yang dihasilkan dari penyaluran dana memiliki risiko yang

dapat menimbulkan kerugian pada bank syariah. Selain itu, terdapat biaya-

biaya yang harus ditutupi dengan pendapatan seperti biaya operasional

bank ataupun biaya lainnya, sehingga besarnya pendapatan tidak

menjamin besarnya tingkat profitabilitas perusahaan.

Kinerja keuangan bank syariah dalam penelitian ini diproksikan

dengan Return on Asset (ROA), dimana dalam penghitungannya

menggunakan laba sebelum pajak. Laba ini diperoleh dari pendapatan

bank sebagai mudharib serta pendapatan lain-lain yang diperoleh bank,

kemudian dikurangi biaya operasional dan biaya lainnya. Salah satu

penyebab rendahnya laba sebelum pajak yang diperoleh adalah karena

besarnya biaya bank. Sehingga besarnya pendapatan Islami tidak

mempengaruhi ROA, dikarenakan besarnya biaya yang menjadi pengurang

pendapatan.

3. Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum

Syariah di Indonesia

Pada penelitian ini hipotesis ketiga ditolak. Hal ini berarti bahwa

pembiayaan bagi hasil tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan Bank

Umum Syariah di Indonesia. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Sari (2017) dan Maisaroh (2015) yang
76

menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh antara pembiayaan bagi hasil

dan kinerja keuangan perusahaan. Hal ini terjadi disebabkan oleh beberapa

faktor, diantaranya yaitu pada sistem pembiayaan bagi hasil pihak bank

bertindak sebagai shahibul maal (pemilik dana), dimana apabila terjadi

kerugian yang tidak disengaja atas usaha yang dijalankan oleh mitra bank

(nasabah) sehingga ketidakmampuan nasabah dalam membayar cicilan

pokok senilai pembiayaan yang telah diterimanya maka pihak bank akan

menanggung kerugian yang dialami tersebut.

Menurut Hesti (2010) pengelolaan pembiayaan bagi hasil yang

merupakan salah satu komponen aset bank syariah lebih sulit daripada

jenis pembiayaan lainnya. Biaya yang dikeluarkan dalam pengelolaan

pembiayaan bagi hasil juga lebih tinggi daripada jenis pembiayaan lainnya.

Pendapatan bagi hasil Bank Umum Syariah yang diperoleh dari

penyaluran pembiayaan bagi hasil kemungkinan masih belum secara

optimal diperoleh sehingga belum mampu mengimbangi biaya-biaya yang

dikeluarkan. Jadi, walaupun rata-rata pembiyaan bagi hasil yang

disalurkan oleh bank syariah terus mengalami peningkatan dari tahun ke

tahun, bank syariah masih belum mampu mengelola pembiayaan bagi

hasilnya dengan baik agar dapat memperoleh laba optimal. Hal ini sesuai

dengan hasil penelitian Rahman dan Rohmanika (2012) yang

menyimpulkan bahwa pembiayaan bagi hasil tidak berpengaruh terhadap

profitabilitas bank umum syariah yang diukur dengan ROA.


77

Pembiayaan bagi hasil tidak bepengaruh signifikan terhadap

profitabilitas bank umum syariah juga disebabkan masih minimnya Bank

Umum Syariah yang menerapkan pembiayaan yang berdasarkan sistem

bagi hasil, sehingga bank umum syariah dalam penyaluran dana dalam

bentuk pembiayaan masih didominasi dengan menggunakan akad jual beli.

Berdasarkan data perbankan syariah pada statistik Otoritas Jasa Keuangan,

sampai bulan September tahun 2018, porsi pembiayaan bagi hasil sebesar

29,51% dari total pembiayaan yang disalurkan, sedangkan pembiayaan

jual beli mencapai 54,09% dari total pembiayaan yang disalurkan (Otoritas

Jasa Keuangan, 2018). Data tersebut memperlihatkan bahwa porsi

pembiayaan bagi hasil masih berada jauh di bawah pembiayaan jual beli.

Pembiayaan bagi hasil masih kurang diminati dibandingkan pembiyaan

jual beli dikarenakan risiko pembiayaan bagi hasil yang lebih besar

dibandingkan pembiayaan jual beli.

4. Pengaruh Zakat terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah di

Indonesia

Pada penelitian hipotesis keempat diterima, hal ini berarti bahwa

zakat berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan Bank Umum Syariah

di Indonesia. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Sari (2017), Dewanata et al. (2016), Purbasari et al. (2015),

dan Ilmi (2011) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif antara

zakat dengan kinerja keuangan perusahaan.


78

Selaras dengan Sharia Enterprise Theory, perusahaan tidak hanya

memperhatikan kepentingan pemilik (shareholder), melainkan juga untuk

pihak-pihak lain (stakeholders). Salah satunya adalah Indirect-

stakeholders yang merupakan pihak yang sama sekali tidak memberikan

kontribusi kepada perusahaan (baik secara keuangan maupun non-

keuangan), tetapi secara syariah mereka adalah pihak yang memiliki hak

untuk mendapatkan kesejahteraan dari perusahaan (Triyuwono, 2001).

Zakat berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan Bank Umum Syariah

disebabkan karena pengeluaran zakat oleh bank meningkat seiring

meningkatnya aktiva dan mengalokasikannya secara adil. Menurut Ilmi

(2011), zakat dalam perbankan syariah merupakan bagian dari konsep

Corporate Social Responsibility (CSR) yang akan memberikan panduan

pada perusahaan untuk memperhatikan kepentingan sosial disamping

kepentingan perusahaan itu sendiri.

Selain itu, zakat menjadi sebuah kewajiban menurut agama, namun

zakat belum menjadi sebuah kewajiban menurut regulasi di Indonesia. Hal

ini yang menjadikan tidak semua lembaga-lembaga keuangan Islami

membayar zakat. Ketaatan bank syariah untuk tetap mengeluarkan zakat

dalam keadaan tersebut dapat meningkatkan reputasi perbankan syariah

serta meningkatkan eksistensinya sebagai perbankan yang menjalankan

bisnisnya sesuai syariat Islam. Dengan reputasi yang baik, bank dapat

meningkatkan kinerjanya dengan biaya yang lebih efisien (Purbasari,

2015).
BAB V

SIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh

modal intelektual dan implementasi prinsip-prinsip syariah terhadap kinerja

keuangan yang diproksikan dengan Return on Asset (ROA) selama tahun

2012-2016, maka disimpulkan sebagai berikut :

1. Modal Intelektual berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan Bank

Umum Syariah di Indonesia. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin

tinggi nilai modal intelektual bank maka semakin tinggi kinerja keuangan

Bank Umum Syariah.

2. Pendapatan Islami tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja

keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia. Hal tersebut menunjukkan

bahwa kenaikan atau penurunan pendapatan Islami tidak mempengaruhi

kinerja keuangan Bank Umum Syariah.

3. Pembiayaan bagi hasil tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja

keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia. Hal tersebut menunjukkan

bahwa kenaikan atau penurunan pembiayaan bagi hasil tidak

mempengaruhi kinerja keuangan Bank Umum Syariah.

4. Zakat berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan Bank Umum

Syariah di Indonesia. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin besar

zakat yang dikeluarkan oleh bank maka semakin tinggi kinerja keuangan

Bank Umum Syariah.


80

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan di atas, implikasi penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Bank Umum Syariah sebaiknya lebih memperhatikan faktor-faktor

terkait modal intelektual terutama modal manusia yang dapat

menghasilkan keunggulan kompetitif bagi perusahaan.

2. Bank Umum Syariah sebagai lembaga keuangan yang memiliki dua

fungsi yaitu fungsi bisnis dan sosial sebaiknya dapat meningkatkan

fungsi bisnis yakni profitabilitas dan menjaga agar kinerja sosial tetap

baik dapat dilakukan dengan meningkatkan zakat dan

mengalokasikannya dengan baik.

3. Produktivitas pembiayaan bagi hasil perlu ditingkatkan melalui

penerapan kelayakan pembiayaan yang lebih ketat serta pengawasan

yang lebih akurat. Bank syariah juga harus berinovasi dalam

menyalurkan pembiayaan bagi hasil agar bisa lebih menarik minat

masyarakat.

C. Keterbatasan dan Saran

1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan indikator lain dari

prinsip-prinsip syariah selain dari pendapatan Islami, pembiayaan bagi

hasil, serta zakat. Serta dapat menggunakan rasio keuangan lainnya

sebagai proksi kinerja keuangan perbankan syariah selain Return on

Asset (ROA), sehingga dalam penelitian selanjutnya dapat menghasilkan


81

variasi dalam menjelaskan implementasi prinsip-prinsip syariat Islam

dalam mempengaruhi kinerja perbankan syariah.

2. Sampel dalam penelitian ini kecil karena terdapat bank syariah yang

tidak mengelurkan laporan sumber dan dana zakat, sehingga disarankan

untuk penelitian selanjutnya dapat menambah populasi seperti

menambahkan Unit Usaha Syariah (UUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah (BPRS) sebagai sampel dalam penelitian.

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kinerja keuangan Bank

Umum Syariah djelaskan sebesar 61,1% oleh variabel modal intelektual,

zakat, pendapatan Islami, dan pembiayaan bagi hasil. Sedangkan sisanya

sebesar 38,9% dijelaskan oleh variabel lain yang dapat mempengaruhi

variabel independen. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat

menambah variabel lain yang mempengaruhi kinerja keuangan Bank

Umum Syariah dan menggunakan indikator lain dalam pengukuran

kinerja keuangan.
82

DAFTAR PUSTAKA

Abedifar, P., Ebrahim, S., Molyneux, P., & Tarazi, A. (2015). Islamic Banking
And Finance : Recent Empirical Literature and Directions For Future
Research. Journal Of Economic Surveys. Vol. 29. No. 4. hal. 637-670.
Aditasari, D. (2015, November 21). 7 Hambatan yang Buat Bank Syariah Lambat
Berkembang di RI. Detik Finance. Diakses dari
https://finance.detik.com/moneter/d-3076959/7-hambatan-yang-buat-bank-
syariah-lambat-berkembang-di-ri
Aisjah, S., & Hadianto, A. E. (2013). Performance Based Islamic Performance
Index (Study on the Bank Muamalat Indonesia and Bank Syariah
Mandiri). Asia-Pacific Management and Business Aplicatio. Vol. 2. No. 2.
hal. 98-110.
Amirah., Raharjo, B. T. (2014). Pengaruh Alokasi Dana Zakat Terhadap Kinerja
Keuangan Perbankan Syariah. Seminar Nasional Dan Call For Paper
Program Studi Akuntansi-FEB UMS. hal. 47-63.
Andraeny, D., & Putri, D. D. (2017). Islamicity Financial Performance Index in
Indonesian Islamic Bank. Journal of Economics and Busines. Vol 2. No. 3.
hal. 318-352.
Antonio, M. S. (2001). Bank Syariah : Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema
Insani.
Anwar, A. Z., & Edward, M. Y. (2016). Analisis Syariah Compliance Pembiayaan
Murabahah pada Gabungan Koperasi BMT Mitra Se-Kabupaten Jepara.
The 3rd University Research Colloquium. ISSN 2407-9189. hal. 253-267.

Bank Indonesia. (2012). Sekilas Perbankan Syariah di Indonesia. Diakses dari:


https://www.bi.go.id/id/perbankan/syariah/Contents/Default.aspx
Bontis, N. (1998).Intellectual capital: an exploratory study that develops measures
and models. Management Decision.Vol. 36. No. 2. hal. 63-76.

Brinker, Barry. (2000). Intellectual Capital: Tomorrows Asset, Today's


Challenge. Diakses dari http://www.business.queensu.ca/kbe

Dendawijaya, L. (2005). Manajemen Perbankan. Jakarta: Penerbit Ghalia


Indonesia.
Dewanata, P., Hamidah, & Ahmad, G. (2016). The Effect of Intellectual Capital
and Islamicity Performance Index to The Performance of Islamic Bank in
83

Indonesia 2010-2014 Periods. Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia.


Vol. 7. No. 2. hal. 259-278.
Fahy, J., Smithee, A. (1999). Strategic Marketing and the Resource Based View
of the Fir. Academy of Marketing Science Review. Vol. 19. No. 10. hal.
276-282.

Falikhatun, & Assegaf, Y. U. (2012). Bank Syariah di Indonesia : Ketaatan Pada


Prinsip-prinsip Syariah dan Kesehatan Finansial. Conference in Bussines,
Accounting, and Managament (CBAM). Vol. 1. No. 1. hal. 245-254.
Fauzi, Muchamad. (2012). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank
Syariah dengan Menggunakan Income Statement Approach dan Value
Added Approach (Studi pada Bank Syariah di Indonesia). Fokus Ekonomi.
Vol. 7. No. 2. Hal. 58-79.

Firer, S., &Williams, S.M.. (2003). Intellectual capital and traditional measures of
corporate performance. Journal of Intellectual Capital. Vol. 4. No. 3. hal.
348-360.
Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
21 Update PLS Regresi. Edisi Ketujuh. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.

___________. (2016) . Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS


23 (8th ed). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hameed, S., Wirman, A., Alrazi, B., Nazli, M., & Pramono, S. (2004). Alternative
Disclosure & Performance Measures For Islamic Banks. Internasional
Islamic University Malaysia. Vol. 3. No. 1. hal. 143-196.
Harianto, N. (2013). Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Bisnis Bank
Umum Syariah (BUS) di Indonesia. Skirpsi. Semarang: Universitas
Dipenogoro. (Tidak dipublikasikan).
Hartono, J. (2017). Metodologi Penelitian Bisnis : Salah Kaprah dan
Pengalaman-pengalaman. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Hasanah, U. (2015). Kepatuhan Prinsip-Prinsip Syariah dan Islamic Corporate
Governance Terhadap Kesehatan Finansial Bank Umum Syariah. Skripsi.
Semarang : Universitas Negeri Semarang. (Tidak dipublikasikan).
Hejazziey, Gjawahir. (2014). Perbankan Syariah dalam Teori dan Praktik.
Yogyakarta : Depublish.

Hesti, D. A., dan Syaichu, M. (2010). Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan,


Kecukupan Modal, Kualitas Aktiva Produktif (KAP), dan Likuiditas
Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Pada Bank Umum Syariah di Indonesia
84

Periode 2005-2009). Jurnal Universitas Diponegoro. Vol. 4. No. 2. hal.


115-128.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2007). Penyataan Standar Akuntansi Keuangan No.
101. Jakarta: Salemba Empat.
Ikatan Akuntansi Indonesia. (2007). Kerangka Dasar Penyajian dan Penyusunan
Laporan Keuangan Syariah. Jakarta: Salemba Empat.
Ilmi, M. B. (2011). Pengaruh Zakat sebagai Tanggungjawab Sosial Perusahaan
terhadap Kinerja Perusahaan pada Bank Umum Syariah di
Indonesia.Jurnal Graduasi. Vol. 26, ISSN 2088-6594. hal. 10-21.
Inkinen, H. (2015). Review of Empirical Research on Intellectual Capital and
Firm Performance. Journal of Intellectual Capital. Vol. 16. No. 3. hal.
518-565.
Joshi, M., Cahill, D., & Sidhu, J. (2013). Intellectual Capital and Financial
Performance : An Evaluation of The Australian Financial Sector. Journal
of Intellectual Capital. Vol. 14. No. 2. hal. 264-285.
Khasanah, A. N. (2016). Pengaruh Intellectual Capital dan Islamicity Performance
Index Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah di Indonesia. Jurnal
Nominal. Vol. 5. No. 1. hal. 1-18.
Kor, Y., Mahoney, J. (2004). Edith Penrose's (1959) Contributions to the
Resource-based View of Strategic Management. Journal of Management
Studies. Vol. 41. No. 1. hal. 183-191.

Kusumawati, Z. (2005). Menghitung Laba Perusahaan: Aplikasi Akuntansi


Syariah. Yogyakarta: Magistra Insania Press.

Kusumo, A. (2008). Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah. Mandiri Periode


2002-2007. Jurnal Ekonomi Islam. Vol. II. No. 1. hal. 79-90.

Lestari, S. D., Paramu, Hadi., dan Sukarno, Hari. (2013). Pengaruh Intellectual
Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah di Indonesia.
Ekuitas : Jurnal Ekonomi dan Keuangan. Vol. 20. No. 3. hal. 346-366.

Maheran Nik, dan Md Khairu A. I. (2009). Intellectual Capital Efficiency and


Firm’s Performance: Study on Malaysian Financial Sectors. International
Journal of Economics and Finance. Vol. 1. No. 2. hal. 52-68.

Maisaroh, S. (2015). Pengaruh Intellectual Capital dan Islamicity Performance


Index Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia. Skripsi.
Malang : Fakultas Ekonomi UIN Maulana Malik Ibrahim. (Tidak
dipublikasikan).
85

Meilani, S. E., Andraeny, D., & Rahmayati, A. (2016). Analisis Kinerja


Perbankan Syariah di Indonesia dengan Menggunakan Pendekatan
Islamicity Indices. Syariah Paper Accounting FEB UMS. hal. 22-38.
Mondal, A., & Ghosh, S. K. (2012). Intellectual Capital and Financial. Journal of
Intellectual Capital. Vol. 13. No. 4. hal. 515-530.
Motilewa, B.D., Worlu, R., Ogbari, M., & Aka, D.O. (2015). A Review of The
Impact SMEs as Social Agents of Economic Liberations in Depeloving
Economies. International Review of Management and Business
Research.Vol.4. No. 3. hal. 903-914.

Muhammad. (2005). Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta: UPP


AMP YKPN.

Nawaz, T., & Haniffa, R. (2017). Determinants of Financial Performance of


Islamic Banks: An Intellectual Capital Perspective. Journal of Islamic
Accounting and Business Research. Vol. 8. No. 2. hal. 130-142.
Otoritas Jasa Keuangan. (2018). Perbankan Syariah dan Kelembagaannya.
Diakses dari Otoritas Jasa Keuangan:
https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-syariah/Pages/PBS-dan-
Kelembagaan.aspx
Ozkan, N., Cakan, S., & Kayacan, M. (2016). Intellectual Capital and Financial
Performance: A Study of the Turkish Banking Sector. Borsa istanbul
Review. Vol.4. No.1. hal. 243-261.
Pemerintah. (2008). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008
Tentang Perbankan Syariah. Diakses dari https://jdih.kemenkeu.go.id

Pulic, A. (1997). Measuring the performance of intellectual potential in


knowledge economy. Paper presented at the 2nd McMaster Word
Congress on Measuring and Managing Intellectual Capital by the
Austrian Team for Intellectual Potential.

Purbasari, I., Fauzan, E., & Azizah. (2015). Alokasi, Distrribusi Dana Zakat dan
Dana Tanggung Jawab Sosial di Perbankan Syariah. Masalah-masalah
Hukum. Vol. 44. No. 2. hal. 140-149.

Rahman, F., dan Rochmanika, R. (2011). Pengaruh Pembiayaan Jual Beli,


Pembiayaan Bagi Hasil, dan Rasio Non-Performing Financing terhadap
Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia. Jurnal Universitas
Brawijaya. Vol. 1. No. 4. hal. 53-67.
86

Ratnaputri, W. (2013). The Analysis of Islamic Bank Financial Performance By


Using CAMEL and Shariah Confirmity and Profitability (SCNP). Jurnal
Dinamika Manajemen. Vol. 2. No. 1. hal. 215-226.
Rosly, S. A. (2004). The Insaparabel Shari' and Tabi' Principle in Business
Strategy. Dinar Standard Business for Muslim World. Vol.3. No.2. hal.
167-179.
Sari, R. N. (2017). Pengaruh Modal Intelektual dan Islamicity Performance Index
Terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia. Skripsi. Lampung:
Universitas Negeri Raden Intan Lampung. (Tidak dipublikasikan).
Stewart, T. A. (1991, Juni 3). Brain Power – How Intellectual Capital is
Becoming America’s Most Valuable Asset. FORTUNE Magazine. Diakses
darihttp://archive.fortune.com/magazines/fortune/fortune_archive/1991/06
/03/75096/index.htm
Stewart, T. A. (1998). Intellectual Capital : The New Wealth of Organizations.
Perormance Improvment. Vol. 37. No.7. hal. 56-59.

Sudarsono, H. (2008). Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan


Ilustrasi. Yogyakarta: EKONISIA.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Alfabeta.
Bandung.

Sulhan, M.., dan Siswanto, E. (2008). Manajemen Bank Konvensional dan


Syariah. Malang: UIN-Malang Press.

Suliyanto. (2011). Ekonomika Terapan : Teori dan Apikasi dengan SPSS.


Yogyakarta: ANDI.
________. (2018). Metode Penelitian Bisnis: Untuk Skripsi, Tesis, dan Disertasi
(Vol. I). Yogyakarta: ANDI.
Suwarjuwono, T. (2003). Intellectual Capital: Perlakuan, Pengukuran dan
Pelaporan (Sebuah Library Research). Jurnal Akuntansi dan Keuangan.
Vol 5. No. 1. hal. 35-57.

Suyanto, M. (2006). Pengaruh Pelaksanaan Prinsip Syariah terhadap Kinerja dan


Kesejahteraan Masyarakat dalam Lingkungan Kegiatan Bank Syariah di
Indonesia. OPTIMAL. Vol. 4. No. 1. hal. 23-49.
Triyanta, A. (2009). Implementasi Kepatuhan Syariah dalam Perbankan Islam :
Studi Perbandingan Indonesia dan Malaysia. Jurnal Hukum. Vol. 12. No.
4. hal. 209-228.
87

Triyuwono, I. (2001). Metafora Zakat dan Shari'ah Enterprise Theory Sebagai


Konsep Dasar dalam Membentuk Akuntansi Syari'ah. JAAI. Vol.5. No. 2.
hal. 131-145.

Triyuwono, I. (2012). Akuntansi Syariah Perspektif, Metodologi dan Teori.


Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Ulum, I., Ghozali, I., Chariri, A. (2008). Intellectual Capital dan Kinerja
Keuangan Perusahaan; Suatu Analisis Dengan Pendekatan Partial Least
Squares tahun 2004-2006. Jurnal FE Universitas Muhammadiyah Malang.
Vol. 5. No. 2. hal. 127-142.
Ulum, I. (2009). Intellectual Capital : Konsep dan Kajian Empiris. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
______. (2013). Model Pengukuran Kinerja Intellectual Capital Dengan iB-VAIC
di Perbankan Syariah. INFERENSI, Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan.
Vol. 7. No. 1. hal. 185-206.
Utami, A. P. (2017). Pengaruh Kepatuhan Prinsip-Prinsip Syariah Terhadap
Kesehatan Finansial Perbankan Syariah di Indonesia. Skripsi. Jakarta:
Fakultas Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah. (Tidak dipublikasikan).
Wardayati, S. M. (2011). Implikasi Shariah Governance Terhadap Reputasi dan
Kepercayaan Bank Syariah. Walisongo. Vol. 19. No. 1. hal. 1-19.

Yaya, R., Martawireja, A. E., & Abdurahim, A. (2014). Akuntansi Perbankan


Syariah Teori dan Praktik Berdasarkan PAPSI 2013. Jakarta: Salemba Empat
88

LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Penelitian

Nama
No Tahun X1 X2 X3 X4 Y
Bank
1 2012 2,6843 0,8274 0,2326 0,0028 0,0123
2 2013 2,1205 0,8754 0,2853 0,0033 0,0131
3 BRIS 2014 1,6191 0,9270 0,3167 0,0041 0,0009
4 2015 2,5851 0,9145 0,3725 0,0017 0,0083
5 2016 2,9832 0,9258 0,3681 0,0029 0,0098
6 2012 1,6379 0,8844 0,1669 0,0027 0,0163
7 2013 2,1764 0,8615 0,1600 0,0035 0,0169
8 BNIS 2014 2,3107 0,9300 0,1638 0,0028 0,0150
9 2015 2,7236 0,9300 0,1932 0,0035 0,0158
10 2016 2,9812 0,9491 0,2051 0,0038 0,0162
11 2012 3,1855 0,7078 0,2348 0,0067 0,0231
12 2013 2,6121 0,7377 0,2209 0,0047 0,0163
13 BSM 2014 1,4360 0,7553 0,2219 0,0006 0,0017
14 2015 1,7925 0,7894 0,2704 0,0017 0,0056
15 2016 1,8297 0,8275 0,3045 0,0017 0,0062
16 2012 3,2866 0,7904 0,4592 0,0028 0,0161
17 2013 3,2012 0,8304 0,5107 0,0023 0,0146
18 BMI 2014 1,9771 0,8553 0,5112 0,0030 0,0018
19 2015 2,1000 0,8699 0,5472 0,0004 0,0017
20 2016 1,5199 0,8213 0,5452 0,0005 0,0020
21 2012 3,1566 0,8653 0,0055 0,0096 0,0443
22 2013 2,5698 0,7627 0,0062 0,0067 0,0245
23 BMS 2014 1,5929 0,8191 0,0075 0,0008 0,0026
24 2015 1,3617 0,4670 0,0141 0,0005 0,0024
25 2016 2,5989 0,4531 0,0728 0,0036 0,0265
26 2012 3,3943 0,9091 0,4925 0,0032 0,0487
27 2013 2,7000 0,9244 0,5229 0,0028 0,0136
28 BPS 2014 4,5833 0,8988 0,8672 0,0023 0,0236
29 2015 4,1802 0,9482 0,9061 0,0017 0,0121
30 2016 2,7154 0,9442 0,8370 0,0006 0,0039
31 2012 1,6679 0,8216 0,5163 0,0009 0,0090
32 2013 1,8790 0,8413 0,5513 0,0008 0,0105
BCA
33 2014 1,7066 0,8393 0,5130 0,0005 0,0086
34 2015 1,9095 0,9452 0,4824 0,0004 0,0107
89

35 2016 2,0931 0,9380 0,5215 0,0004 0,0113


90

Lampiran 2. Perhitungan iB-VAIC BRI Syariah 2012


(dalam jutaan rupiah)
Pendapatan :
Pendapatan Operasi Utama 1.338.401  
Pendapatan Operasi Lainnya 169.071  
Hak pihak ketiga atas bagi hasil syirkah temporer 527.595  
    Total Pendapatan   979.877
Beban Usaha kecuali beban kepegawaian :    
  Beban administrasi dan umum 311.498  
  Beban Administrasi ATM 45.042  
  Beban bonus wadiah 29.985  
  Beban lainnya 32.160  
    Total Beban   418.685
    Value Added (VA)   561.192
  Total Ekuitas (CE) 1.068.564  
    VACA   0,5252
  Beban Karyawan (HC) 323.383  
    VAHU   1,7354
  Structural Capital (SC) 237.809  
    STVA   0,4238
         
iB-VAIC = VACA+VAHU+STVA 2,6843
91

Lampiran 3. Perhitungan Variabel Modal Intelektual


(dalam Jutaan Rupiah)

Beban
Total Total Total
Tahun VA VACA Karyawa VAHU SC STVA VAIC
Pendapatan Beban Ekuitas
n
1. BRI Syariah 
1.068.56
979.877 418.685 561.192 0,5252 323.383 1,7354 237.809 0,4238 2,6843
2012 4
1.698.12
1.111.030 526.325 584.705 0,3443 400.267 1,4608 184.438 0,3154 2,1205
2013 8
1.707.84
1.145.232 622.745 522.487 0,3059 447.030 1,1688 75.457 0,1444 1,6191
2014 3
2.339.81
1.527.770 628.340 899.430 0,3844 509.098 1,7667 390.332 0,4340 2,5851
2015 2
2.510.01
1.726.667 630.197 1.096.470 0,4368 538.227 2,0372 558.243 0,5091 2,9832
2016 4
2. BNI Syariah
1.187.21
729.459 356.880 372.579 0,3138 317.073 1,1751 55.506 0,1490 1,6379
2012 8
1.304.68
1.061.877 416.893 644.984 0,4944 461.512 1,3975 183.472 0,2845 2,1764
2013 0
1.950.00
1.435.051 475.024 960.027 0,4923 644.458 1,4897 315.569 0,3287 2,3107
2014 0
2.215.65
1.701.988 523.551 1.178.437 0,5319 669.585 1,7600 508.852 0,4318 2,7236
2015 8
2016 1.998.261 555.453 1.442.808 2.486.56 0,5802 750.910 1,9214 691.898 0,4795 2,9812
92

6
3. Bank Syariah Mandiri
4.180.69 1.139.23
3.929.975
2012 1.817.581 2.112.394 0 0,5053 973.160 2,1707 4 0,5393 3,2155
4.861.99
4.550.327
2013 2.460.361 2.089.966 8 0,4299 1.192.402 1,7527 897.564 0,4295 2,6121
4.936.97
4.097.811
2014 2.639.100 1.458.711 8 0,2955 1.359.776 1,0728 98.935 0,0678 1,4360
5.613.73
4.460.650
2015 2.720.521 1.740.129 8 0,3100 1.370.214 1,2700 369.915 0,2126 1,7925
6.392.43
4.988.247
2016 3.060.086 1.928.161 6 0,3016 1.485.174 1,2983 442.987 0,2297 1,8297
93

4. Bank Muamalat Indonesia


2.457.98
1.924.894 701.953 1.222.941 0,4975 546.874 2,2362 676.067 0,5528 3,2866
2012 9
4.291.09
2.609.940 913.158 1.696.782 0,3954 754.058 2,2502 942.724 0,5556 3,2012
2013 3
4.023.95
2.176.138 975.558 1.200.580 0,2984 860.391 1,3954 340.189 0,2834 1,9771
2014 1
3.550.56
2.407.358 1.086.909 1.320.449 0,3719 924.521 1,4283 395.928 0,2998 2,1000
2015 3
3.618.74
1.823.536 828.317 995.219 0,2750 880.811 1,1299 114.408 0,1150 1,5199
2016 6
5. Bank Mega Syariah
2012 1.114.804 541.236 573.568 620.513 0,9243 320.308 1,7907 253.260 0,4416 3,1566
2013 1.341.016 794.962 546.054 770.053 0,7091 359.487 1,5190 186.567 0,3417 2,5698
2014 968.231 605.345 362.886 787.449 0,4608 339.721 1,0682 23.165 0,0638 1,5929
2015 1.154.816 882.547 272.269 874.286 0,3114 265.509 1,0255 6.760 0,0248 1,3617
1.061.80
919.747 621.076 298.671 0,2813 160.896 1,8563 137.775 0,4613 2,5989
2016 0
6. Bank Panin Syariah
2012 93.374 40.381 52.993 491.662 0,1078 19.906 2,6622 33.087 0,6244 3,3943
2013 155.955 83.441 72.514 525.995 0,1379 35.374 2,0499 37.140 0,5122 2,7000
1.072.79
275.865 128.060 147.805 0,1378 54.735 2,7004 93.070 0,6297 3,4569
2014 4
1.155.49
384.278 193.672 190.606 0,1650 76.656 2,4865 113.950 0,5978 3,2410
2015 0
2016 421.384 232.684 188.700 1.187.94 0,1588 92.253 2,0455 96.447 0,5111 2,7154
94

0
7. BCA Syariah
2012 81.085 31.004 50.081 304.375 0,1645 39.038 1,2829 11.043 0,2205 1,6679
2013 95.826 38.583 57.243 313.516 0,1826 40.682 1,4071 16.561 0,2893 1,8790
2014 112.586 43.373 69.213 626.033 0,1106 51.595 1,3415 17.618 0,2545 1,7066
1.052.55
172.536 75.667 96.869 0,0920 65.056 1,4890 31.813 0,3284 1,9095
2015 1
1.099.06
217.724 88.567 129.157 0,1175 80.702 1,6004 48.455 0,3752 2,0931
2016 6
95

Lampiran 4. Perhitungan Variabel Pendapatan Islami


(dalam Jutaan Rupiah)
Nama Pendapatan Total Ratio
No Tahun
Bank Islami Pendapatan Pendapatan Islami
1 2012 810.806 979.924 0,8274
2 2013 972.921 1.111.367 0,8754
3 BRIS 2014 1.061.778 1.145.393 0,9270
4 2015 1.397.310 1.527.936 0,9145
5 2016 1.598.700 1.726.796 0,9258
6 2012 645.350 729.713 0,8844
7 2013 914.913 1.061.998 0,8615
8 BNIS 2014 1.334.664 1.435.052 0,9300
9 2015 1.583.174 1.702.262 0,9300
10 2016 1.896.543 1.998.291 0,9491
11 2012 2.771.227 3.910.428 0,7078
12 2013 3.356.909 4.550.518 0,7377
13 BSM 2014 3.095.259 4.098.252 0,7553
14 2015 3.521.791 4.461.077 0,7894
15 2016 4.128.177 4.988.675 0,8275
16 2012 1.522.203 1.925.848 0,7904
17 2013 2.167.980 2.610.894 0,8304
18 BMI 2014 1.862.624 2.177.775 0,8553
19 2015 2.095.465 2.408.818 0,8699
20 2016 1.498.723 1.824.794 0,8213
21 2012 964.707 1.114.856 0,8653
22 2013 1.022.928 1.341.144 0,7627
23 BMS 2014 793.177 968.397 0,8191
24 2015 539.453 1.155.190 0,4670
25 2016 416.769 919.906 0,4531
26 2012 57.585 63.344 0,9091
27 2013 146.009 157.955 0,9244
28 BPS 2014 295.597 328.865 0,8988
29 2015 421.248 444.278 0,9482
30 2016 397.856 421.384 0,9442
31 2012 66.622 81.086 0,8216
32 2013 80.615 95.827 0,8413
33 BCA 2014 94.497 112.587 0,8393
34 2015 163.114 172.570 0,9452
35 2016 204.244 217.732 0,9380
96

Lampiran 5. Perhitungan Variabel Pembiayaan Bagi Hasil (PBH)


(dalam Jutaan Rupiah)
Total
Rasio
No Nama Bank Tahun Mudharabah Musyarakah Pembiayaa
PBH
n
1 2012 859.252 1.737.831 11.165.356 0,2326
2 2013 936.688 3.033.517 13.917.594 0,2853
3 BRIS 2014 876.311 4.005.308 15.414.781 0,3167
4 2015 1.106.566 4.962.346 16.290.297 0,3725
5 2016 1.271.485 5.185.890 17.542.968 0,3681
6 2012 287.064 966.531 7.513.233 0,1669
7 2013 709.218 1.059.082 11.051.094 0,1600
8 BNIS 2014 1.016.696 1.405.003 14.786.638 0,1638
9 2015 1.258.682 2.100.125 17.383.988 0,1932
10 2016 1.181.607 2.907.463 19.932.631 0,2051
11 2012 4.161.500 6.049.076 43.492.877 0,2348
12 2013 3.703.697 7.048.707 48.669.396 0,2209
13 BSM 2014 3.006.253 7.330.831 46.576.873 0,2219
14 2015 2.834.182 10.277.268 48.486.704 0,2704
15 2016 3.085.615 13.001.057 52.837.459 0,3045
16 2012 1.985.586 12.819.798 32.241.454 0,4592
17 2013 2.225.162 18.673.772 40.922.614 0,5107
18 BMI 2014 1.723.618 19.549.525 41.613.617 0,5112
19 2015 1.052.718 20.192.427 38.825.316 0,5472
20 2016 794.219 20.125.269 38.370.895 0,5452
21 2012 0 33.275 6.077.424 0,0055
22 2013 0 43.592 7.019.705 0,0062
23 BMS 2014 8.818 30.733 5.300.280 0,0075
24 2015 1.375 56.235 4.099.424 0,0141
25 2016 0 340.217 4.670.111 0,0728
26 2012 517.354 229.960 1.517.341 0,4925
27 2013 659.220 690.827 2.581.881 0,5229
28 BPS 2014 854.377 3.252.749 4.736.312 0,8672
29 2015 1.018.378 4.074.372 5.620.677 0,9061
30 2016 586.840 4.655.729 6.263.401 0,8370
31 2012 124.763 339.617 899.478 0,5163
32 2013 201.866 532.542 1.332.057 0,5513
33 2014 188.351 810.923 1.948.071 0,5130
BCA
34 2015 198.422 1.132.524 2.759.191 0,4824
35 2016 342.362 1.287.826 3.126.253 0,5215
97

Lampiran 6. Perhitungan Variabel Zakat


(dalam Jutaan Rupiah)
Nama Rasio
No Tahun Zakat Net Asset
Bank Zakat
1 2012 2.965 1.068.564 0,0028
2 2013 5.541 1.698.128 0,0033
3 BRIS 2014 6.934 1.707.843 0,0041
4 2015 4.001 2.339.812 0,0017
5 2016 7.228 2.510.014 0,0029
6 2012 3.169 1.187.218 0,0027
7 2013 4.538 1.304.680 0,0035
8 BNIS 2014 5.524 1.950.000 0,0028
9 2015 7.701 2.215.658 0,0035
10 2016 9.329 2.486.566 0,0038
11 2012 28.131 4.180.690 0,0067
12 2013 22.662 4.861.998 0,0047
13 BSM 2014 2.815 4.936.978 0,0006
14 2015 9.592 5.613.738 0,0017
15 2016 11.146 6.392.437 0,0017
16 2012 6.840 2.457.989 0,0028
17 2013 9.735 4.291.093 0,0023
18 BMI 2014 11.896 4.023.951 0,0030
19 2015 1.429 3.550.563 0,0004
20 2016 1.862 3.618.746 0,0005
21 2012 5.930 620.513 0,0096
22 2013 5.121 770.053 0,0067
23 BMS 2014 597 787.449 0,0008
24 2015 428 874.286 0,0005
25 2016 3.775 1.061.800 0,0036
26 2012 1.573 491.662 0,0032
27 2013 1.472 525.995 0,0028
28 BPS 2014 2.454 1.072.794 0,0023
29 2015 1.932 1.155.490 0,0017
30 2016 711 1.187.940 0,0006
31 2012 731 304.375 0,0024
32 2013 564 313.516 0,0018
33 BCA 2014 1.064 626.033 0,0017
34 2015 947 1.052.551 0,0009
35 2016 1.319 1.099.066 0,0012
98

Lampiran 7. Perhitungan Variabel Kinerja Keuangan (ROA)


(dalam Jutaan Rupiah)
Nama
No Tahun EBT Total Asset ROA
Bank
1 2013 138.052 11.200.823 0,0123
2 2014 183.942 14.088.914 0,0131
3 BRIS 2015 15.385 17.400.914 0,0009
4 2016 169.069 20.343.249 0,0083
5 2017 238.609 24.230.247 0,0098
6 2013 137.744 8.466.887 0,0163
7 2014 179.616 10.645.313 0,0169
8 BNIS 2015 220.133 14.708.504 0,0150
9 2016 307.768 19.492.112 0,0158
10 2017 373.197 23.017.667 0,0162
11 2013 1.125.264 48.671.950 0,0231
12 2014 883.836 54.229.395 0,0163
13 BSM 2015 109.793 63.965.361 0,0017
14 2016 374.126 66.942.422 0,0056
15 2017 434.704 70.369.708 0,0062
16 2013 521.841 32.479.506 0,0161
17 2014 653.620 44.854.413 0,0146
18 BMI 2015 96.719 54.694.020 0,0018
19 2016 108.909 62.413.310 0,0017
20 2017 116.459 57.172.587 0,0020
21 2013 246.727 5.564.662 0,0443
22 2014 199.737 8.163.668 0,0245
23 BMS 2015 23.917 9.121.575 0,0026
24 2016 16.727 7.042.486 0,0024
25 2017 147.247 5.559.819 0,0265
26 2013 49.571 1.018.681 0,0487
27 2014 29.161 2.140.482 0,0136
28 BPS 2015 95.731 4.052.700 0,0236
29 2016 75.372 6.207.672 0,0121
30 2017 27.751 7.134.234 0,0039
31 2013 10.960 1.217.097 0,0090
32 2014 16.760 1.602.180 0,0105
33 BCA 2015 17.497 2.041.418 0,0086
34 2016 31.892 2.994.449 0,0107
35 2017 49.241 4.349.580 0,0113
99

Lampiran 8. Hasil Analisis Statistik Deskriptif


Descriptive Statistics

Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation

Modal Intelektual 35 1,3617 3,4569 2,390406 ,6309441


PI 35 ,4531 ,9491 ,839966 ,1151971
PBH 35 ,0055 ,9061 ,360240 ,2371199
Zakat 35 ,0004 ,0096 ,002849 ,0019568
ROA 35 ,0009 ,0487 ,013314 ,0108291
Valid N (listwise) 35
100

Lampiran 9. Hasil Uji Asumsi Klasik


1. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 35
a,b
Normal Parameters Mean ,0000000
Std. Deviation ,00634050
Most Extreme Differences Absolute ,135
Positive ,135
Negative -,098
Test Statistic ,135
Asymp. Sig. (2-tailed) ,110c

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

2. Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -,011 ,009 -1,178 ,248

Modal Intelektual ,008 ,003 ,490 3,355 ,002 ,536 1,865

PI -,001 ,011 -,012 -,097 ,923 ,771 1,297

PBH -,005 ,007 -,105 -,661 ,513 ,455 2,197

Zakat 2,477 ,869 ,448 2,850 ,008 ,463 2,158

a. Dependent Variable: ROA


101

3. Uji Heterokedastisitas
Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -,006 ,006 -,866 ,393
Modal
,002 ,002 ,219 ,954 ,348
Intelektual
PI ,005 ,008 ,118 ,614 ,544
PBH ,002 ,005 ,106 ,424 ,674
Zakat ,430 ,585 ,182 ,736 ,468

4. Uji Autokorelasi
Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson

1 ,811a ,657 ,611 ,0067500 1,814

a. Predictors: (Constant), Zakat, PI, Modal Intelektual, PBH

b. Dependent Variable: ROA


102

Lampiran 10. Hasil Uji Regresi Berganda


1. Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression ,003 4 ,001 14,378 ,000b

Residual ,001 30 ,000

Total ,004 34

a. Dependent Variable: ROA


b. Predictors: (Constant), Zakat, PI, Modal Intelektual, PBH

2. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 ,811a ,657 ,611 ,0067500

a. Predictors: (Constant), Zakat, PI, Modal Intelektual, PBH

3. Uji T

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) -,011 ,009 -1,178 ,248

Modal Intelektual ,008 ,003 ,490 3,355 ,002

PI -,001 ,011 -,012 -,097 ,923

PBH -,005 ,007 -,105 -,661 ,513

Zakat 2,477 ,869 ,448 2,850 ,008

a. Dependent Variable: ROA


103

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kabupaten Kuningan tepatnya di Kelurahan

Cirendang RT 12/ RW 05, Kecamatan Kuningan. Anak ketiga dari tiga

bersaudara dari pasangan Sujim dan Arning. Adapun kontak terhadap penulis

dapat dilakukan melalui Handphone pada nomor 089670094166 atau e-mail pada

alamat triaoktavia97@gmail.com. Peneliti menyelesaikan pendidikan Sekolah

Dasar di SD Negeri 2 Cirendang tahun 2009. Pada tahun itu juga peneliti

melanjutkan Pendidikan di SMP Negeri 1 Cigugur dan selesai pada tahun 2012.

Kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 3 Kuningan dan

selesai pada tahun 2015. Pada tahun 2015 peneliti melanjutkan pendidikan di

perguruan tinggi negeri, tepatnya di Universitas Jenderal Soedirman pada

Program Studi Pendidikan S1 Akuntansi.

Anda mungkin juga menyukai