SKRIPSI
OLEH:
EGA YOULANDA
NIM. RRC1C017027
Jurusan : Akuntansi
Ega Youlanda
NIM. RRC1C017027
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Skripsi
Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”. Skripsi ini disusun sebagai
salah satu syarat untuk menyelesaikan program sarjana (S1) pada Jurusan
peneliti sehingga banyak kendala dan kesulitan yang dihadapi dalam penyelesaian
skripsi ini. Namun demikian, berkat dorongan dan motivasi serta bantuan dari
berbagai pihak akhirnya semua kesulitan itu dapat diatasi. Oleh sebab itu, peneliti
Jambi.
2. Bapak Dr. Junaidi, S.E., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
beserta Wakil Dekan Bakpsi, Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan,
3. Ibu Hj. Fitrini Mansur, S.E., M.Si selaku ketua Program Studi Akuntansi
iv
v
4. Ibu Dr. Enggar Diah Puspa Arum, S.E., M.Si., Ak., CA. Selaku Ketua
Universitas Jambi.
5. Bapak Wirmie Eka Putra, S.E., M.SI selaku Dosen Pembimbing Utama
kritik dan saran yang sangat berharga dalam penyelesaian skripsi ini.
waktu, tenaga, serta kritik dan saran yang sangat berharga dalam
7. Ibu Dr. Rita Friyani, S.E., M.Si, Selaku dosen pembimbing akademik yang
8. Seluruh dosen dan staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis Khususnya Jurusan
9. Kepada kedua Orang tua tercinta, Ayahku Yusnikal dan Ibuku Linda
Susanti A.Md. serta adikku Reyhan Juanda dan Trisya Almiranda yang
vi
khususnya kelas N-007 serta sahabat saya sekelas Nadia, Caca, Dinda,
Sinta, Fitri, Dira, Yolan dan Nanda serta yang tidak dapat saya sebut satu
11. Teman temanku sejak SMK, Sania, Andrian, Sherli, Yuni dan Nisak.
Terima kasih banyak telah menemani sampai di titik saat ini walaupun
12. Serta seluruh pihak-pihak yang telah ikut memberikan bantuan, semangat,
dan motivasi dalam proposal penelitian ini yang tidak dapat peneliti
mendapat balasan dari Allah SWT dan peneliti mengharapkan semoga penelitian
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Ega Youlanda
Abstrak
vii
Abstract
viii
DAFTAR ISI
ix
x
BAB IV..................................................................................................................50
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................................................50
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian.........................................................50
4.2 Hasil Uji Statistik Deskpriptif.................................................................50
4.3 Hasil Analisis Data..................................................................................56
xi
BAB V PENUTUP..............................................................................................68
5.1 Kesimpulan.............................................................................................68
5.2 Saran.......................................................................................................69
5.3 Keterbatasan...........................................................................................70
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................71
LAMPIRAN........................................................................................................77
DAFTAR TABEL
Tabel 4.2 WCTA, RETA, EBIT Kuartal II tahun 2019 dan 2020 .............................56
Tabel 4.3 MVBV, STTA, Altman Z-Score Kuartal II tahun 2019 dan 2020 ............57
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
BAB 1
PENDAHULUAN
seluruh provinsi di sana dikarantina. Dalam kurun waktu dua bulan, COVID-19
telah menimbulkan 80 ribu kasus dan 3.000 kematian (Junaedi & Salistia, 2020).
Asia, Amerika, Eropa, Australia dan Afrika. Wabah virus COVID-19 membuat
banyak negara ketakutan sejak munculnya kasus wuhan yang begitu meningkat
itu dampak yang dihadapi pada masing masing negara beraneka ragam antara
negara yang satu dengan yang lainnya. Virus ini memberikan dampak positif pada
Hal ini terjadi karena omset penjualan dalam industri tersebut mengalami
Dampak pandemi virus COVID-19 ini juga dirasakan oleh beberapa perusahaan
1
2
sejumlah sektor yang menjadi potensial losers dan winners akibat pandemi
COVID-19. Sektor yang berpotensi menjadi winners yakni UMKM, jasa logistik,
kesehatan dan tekstil. Sedangkan sektor yang berpotensial losers adalah sektor
COVID-19, namun adapula perusahaan yang terancam gulung tikar, hal itu
yang menurun selama masa pandemi COVID-19, maka tidak sedikit dari beberapa
(Kristiyana, 2020).
dihasilkan atau hasil kerja yang dicapai dari suatu perusahaan. Salah satu aspek
meningkatnya penjualan. Semua hal itu dapat dibayangkan dalam suatu laporan
keuangan dari suatu perusahaan, dan informasi tersebut tidak jauh dapat dijadikan
3
keuangan merupakan salah satu informasi yang sangat penting dalam menilai
pada sektor otomotif dimana pada masa pandemi COVID-19 yang menyebabkan
penjualan mobil dan motor mengalami penurunan lebih dari 90% pada bulan april
dan mei 2020 apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya (kurniawan, 2020).
2019), penjualan mobil menurun di Oktober hingga akhir tahun 2019. Tercatat
keseluruhan penjualan mobil pada tahun tersebut kurang lebih mencapai 785.539
unit. Kemudian penjualan mobil januari 2020 turun lagi menjadi hanya 61.127
unit. Sedangkan pada bulan sebelumnya saja mencapai 64.278 unit mobil. Namun
bila dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya penjualan pada
januari meningkat sebanyak 4.128 unit atau naik sebanyak 7%. Sampai pada saat
Pada data penjualan mobil april 2020 dibandingkan dengan penjualan bulan
yang sama pada tahun sebelumnya terjadi penurunan sebanyak 91%. Dan terus
anjlok hingga pada bulan mei yang lalu, tercatat penjualan hanya mencapai 2165
4
unit saja. Data tersebut menunjukkan tren penjualan mobil pada tahun 2020 ini
menurun tajam (dohiya, 2020). Berikut merupakan data yang diperoleh penulis
Tabel 1.1
Data Penjualan sub sektor otomotif
Pada kuartal II tahun 2019 dan 2020
Tabel 1.1 merupakan Data penjualan dari sub sektor otomotif kuartal II
tahun 2019 dan 2020. Dimana penjualan ASII turun pada periode kuartal II tahun
2020 sebesar 23% dibandingkan dengan periode kuartal II tahun 2019. Dan
penurunan penjualan itu juga terjadi pada perusahaan AUTO yang turun sebesar
25% , BRAM turun sebesar 41%, BOLT turun sebesar 37%, GDYR turun sebesar
28%, GJTL turun sebesar 23%, IMAS turun sebesar 23%, INDS turun sebesar
21%, MASA turun sebesar 33%, SMSM turun sebesar 25%, , dalam sub sektor
Tidak hanya penjualan saja yang menurun, jumlah produksi pun juga ikut
menurun, Hal ini dinyatakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat
produksi dan penjualan sektor otomotif Indonesia anjlok pada triwulan II/2020
dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu. Kepala Badan Pusat
dalam, hanya 41.520 unit. Turun 87,34 persen dibandingkan dengan triwulan
dengan melihat dari sisi potensi kebangkrutan pada masa sebelum dan saat adanya
perusahaan tersebut terindikasi bangkrut, abu-abu (gray area) atau tidak bangkrut
(sehat) hal ini dilakukan agar masing masing dari perusahaan dapat
Year 2014-2015)” dengan hasil penelitian bahwa model Altman Z-Score dapat
27% memiliki kondisi keuangan yang sehat. tahun 2015 diprediksi 64% bangkrut,
23% grey area dan 13% perusahaan dalam kondisi baik atau tidak bangkrut.
Terdapat beberapa kontribusi dalam penelitian ini antara lain adalah penulis
di masa sebelum dan sesudah COVID-19 sedangkan pada jurnal terdahulu tidak
kemudian penelitian ini menggunakan Uji paired sample t test agar penulis dapat
membedakan selisih dua mean yang berasal dari dua sampel berpasangan dimana
Uji paired sample t test ini bisa dikaitkan dengan mencari perbedaan apakah pada
sebaliknya.
pada objek penelitian. Dimana objek penelitian ini dilakukan pada perusahaan
otomotif yaitu dikarenakan sektor otomotif adalah salah satu sektor yang terkena
dampak pandemi COVID-19 Hal ini bisa dilihat dari menurunnya permintaan
7
cenderung lebih ingin menabung untuk membeli bahan pokok ditengah pandemi
sosial berskala besar (PSBB). Dari adanya fakta tersebut sektor otomotif menjadi
Apalagi menurut otoritas jasa keuangan pada sektor otomotif ini merupakan salah
satu sektor yang berpotensial losers saat pandemi COVID-19. Maka dari itu
otomotif?
Dari perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk :
TINJAUAN PUSTAKA
laporan keuangan suatu perusahaan, dan informasi tersebut lebih lanjut dapat
terstruktur dari kondisi keuangan dan kinerja keuangan suatu perusahaan. Jadi
laporan keuangan merupakan salah satu informasi yang sangat bermanfaat dalam
hasil kinerja yang diperoleh pada saat lampau, sekarang dan rencana waktu yang
Salah satu tujuan dari perusahaan adalah untuk menghasilkan laba, sehingga
9
10
perusahaannya. Laporan laba rugi harus dibuat dengan baik dan terstruktur
dengan rapi seperti bulanan atau triwulan. Hal ini dibuat untuk mengetahui
nominal laba atau rugi dari kegiatan operasi perusahaan selama periode waktu
dengan melihat pendapatan dan mengurangi biaya yang berkaitan dengan kegiatan
keuangan dalam mengenali tren penjualan dan pengeluaran serta tren margin
kotor dan margin laba bersih. Hal ini merupakan ide yang bagus untuk
dalam laporan keuangan yang berguna bagi para pemakai dalam pengambilan
a. Dapat dipahami
aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi dan juga ketentuan yang wajar.
11
b. Relevan
mengevaluasi kejadian masa lalu, masa kini atau masa yang akan datang.
c. Keandalan
juga harus andal. Agar dapat diandalkan, Informasi yang disajikan harus
d. Dapat dibandingkan
posisi keuangan. Selain itu pengguna laporan keuangan juga harus bisa
f. Netral
secara umum dan obyektif serta tidak memihak pada kepentingan para
pengguna tertentu.
g. Tepat waktu
Yang berarti bahwa laporan keuangan yang disajikan harus tepat waktu.
h. Lengkap
Analisis laporan keuangan terdiri dari dua kata, yaitu “analisis” dan
“laporan keuangan”. Analisis adalah uraian dari suatu pokok permasalahan yang
menjelaskan secara signifikan antara bagian yang ada di dalamnya agar dapat
laporan keuangan menjadi suatu unsur informasi yang lebih kecil dan mengamati
hubungan yang bersifat signifikan atau yang mempunyai maksud antara satu
dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan
tujuan untuk memahami kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam
(Wahyudiono, 2014).
baik aset, kewajiban, ekuitas, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk
beberapa periode.
perusahaan.
d. Untuk mengetahui langkah langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan
a. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang
b. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit)
dari suatu laporan keuangan atau yang berada di titik balik laporan
keuangan (implicit).
luar perusahaan.
model dan teori teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi,
peningkatan.
keputusan.
tersebut bisa antar akun dalam laporan keuangan neraca maupun rugi laba.
antara akun yang terkait dalam laporan keuangan, baik dalam neraca
15
akun dengan jumlah akun yang lain dalam laporan keuangan. Dengan
yang ada untuk mencapai target yang telah ditentukan oleh perusahaan.
dengan menunjukan :
rupiah.
jumlah rupiah.
persentase
dapat diketahui perubahan perubahan yang terjadi dan perubahan mana yang
c. Analisis Trend
atau turun, dengan demikian akan dapat diketahui perubahan mana yang
yang cukup penting untuk di analisis lebih lanjut. Analisis ini dimaksudkan
keuangan adalah suatu analisis yang digunakan untuk memprediksi sejauh mana
berkembang dan baik kinerjanya maka akan semakin besar kompensasi dan bonus
Dimana nilai rasio keuangan tersebut nantinya akan dibandingkan dengan tolak
ukur yang telah ada dan diperoleh dari tahun ke tahun yang merupakan proses
untuk mengetahui kondisi hasil perhitungan tersebut apakah baik atau kurang baik
(Parathon, 2013). Jadi dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan adalah suatu
operasional perusahaan.
yang telah ditetapkan dengan kinerja keuangan yang ada dalam perusahaan
keuangan yang lebih baik dan dapat bersaing secara sehat melalui efisiensi dan
18
berikut:
terjadi penagihan.
panjang.
perusahaan dalam melakukan usahanya dengan stabil, dimana hal itu diukur
d. Lingkungan kerja, meliputi faktor faktor lokasi dan kondisi kerja, iklim
sebagai berikut :
a. Bagi Pekerja
Dapat dijadikan sebagai umpan balik tentang prestasi kerja selama ini. Dari
hasil kerja karyawan akan dapat memahami kelebihan dan kelemahan yang
lebih lanjut.
20
b. Bagi Perusahaan
2.3 Kebangkrutan
kapitalisasi, tidak memiliki kas yang cukup, sumber tidak digunakan dengan
benar, pengelolaan aktivitas tidak efisien, penjualan menurun, dan situasi pasar
(Hanafi, 2004) juga dapat dilihat dari pendekatan aliran dan pendekatan stok.
total aset yang dimiliki hanya sebesar Rp 500 juta, maka dapat dikatakan
aliran tersebut, perusahaan akan bangkrut jika tidak bisa menghasilkan aliran kas
yang memadai. Sedangkan dari sudut pandang stok, perusahaan dapat dinyatakan
bangkrut walaupun mungkin masih menghasilkan aliran aset yang cukup sehingga
tersebut dikarenakan kebangkrutan semacam itu bisa berarti dimulai dari kesulitan
likuiditas (jangka pendek), yang termasuk dalam kesulitan keuangan yang paling
paling berat. Sehingga kesulitan keuangan bisa dilihat sebagai kontinu yang
panjang, mulai dari yang ringan sampai yang paling berat. Perusahaan menuju
b. Bankruptcy Insolvency Bersifat lebih serius dan munculnya ketika total nilai
utang melebihi nilai total aset perusahaan atau nilai ekuitas perusahaan negatif.
Banyak.
satunya pada jenis industri itu sendiri sehingga dapat mempengaruhi penyebab
kegagalan usaha. Ada sektor usaha yang relatif mudah dijalankan, ada juga yang
lebih sulit. Secara umum penyebab utama kebangkrutan perusahaan adalah kurang
1) Faktor Internal
antara lain : Adanya nominal utang yang terlalu besar sehingga menimbulkan
beban yang berat bagi perusahaan, timbulnya kewajiban lancar yang begitu besar
di atas aset lancar, adanya penagihan piutang yang terlambat atau jumlah kredit
macet, piutang tak tertagih dan kesalahan dalam kebijakan dividen. Sedangkan
2) Faktor Eksternal
Penyebab faktor eksternal adalah berbagai hal yang muncul atau berasal dari
luar perusahaan dan yang berada di luar kekuasaan atau kendali perusahaan
pimpinan perusahaan atau badan usaha. Berikut beberapa faktor eksternal dapat
(Lesmana & Surjanto, 2004) menyebutkan ada 2 hal penting yang mampu
2) Tidak mampu memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo dan atau
pasar.
24
banyak biaya, maka jika ada sesuatu yang bisa memperkirakan potensi
kebangkrutan sejak dari awal, maka manajemen akan sangat terbantu. Manajemen
indikator internal dan eksternal. Ada beberapa contoh indikator internal dalam
harus cepat cepat melihat faktor penyebabnya. Jika trend tersebut permanen
suatu kebijakan akuntansi tertentu yang dapat meningkatkan laba masa kini
maupun laba masa mendatang perusahaan (Zulma et al., 2020). Pada indikator
eksternal dapat diambil dari pasar keuangan, informasi dari pihak yang
25
sepeda motor) bisa memprediksi seberapa besar minat konsumen terhadap sepeda
motor merk tertentu, atau memprediksi merk sepeda motor apa saja yang paling
a) Analisis univariate
b) Analisis multivariate
Analisis ini menggunakan dua variabel atau lebih secara bersama sama ke
(1969).
Z = a + a1 X1 + .... + an Xn
Dimana :
X4 = Nilai pasar saham biasa dan saham preferen/ Nilai buku total utang
di Amerika Serikat yang menunjukkan bahwa skor kritis untuk model tersebut
adalah sebesar 1,8. Apabila ada suatu perusahaan memiliki skor dibawah nilai 1,8
pasar saham tidak bisa dihitung. Maka untuk mengganti nilai pasar, Altman
menggunakan nilai buku saham biasa dan saham preferen sebagai salah satu
Dimana :
X4 = Nilai buku saham biasa dan saham preferen / Nilai buku total utang
digunakan baik untuk perusahaan yang go public maupun yang tidak go public.
dikembangkan pertama kali oleh Edward I Altman pada tahun 1968. Metode Z-
dikarenakan lebih mudah digunakan. Alasan lainnya karena metode Z-Score dapat
2020). Metode Altman Z-Score ini menggunakan 5 jenis rasio keuangan yang
Tabel 2.1
Titik Cut-Off dalam Model Altman Z-Score dengan Nilai Pasar
keuangan dengan cara membandingkan satu akun dengan akun yang lainnya yang
terdapat dalam laporan keuangan, perbandingan tersebut bisa antar akun dalam
laporan keuangan neraca maupun rugi laba (V. W. Sujarweni, 2017). Rasio
keuangan atau financial ratio ini sangat penting gunanya untuk melakukan analisa
menengah pada umumnya lebih banyak tertarik kepada kondisi keuangan jangka
Informasi tersebut dapat diketahui dengan cara yang lebih sederhana yaitu dengan
menghitung rasio rasio keuangan yang sesuai dengan keinginan (Fahmi, 2012).
keuangan yang dianalisis, yaitu analisis individul dan analisis silang (Martono &
Harjito, 2008). Foster (1986) menyatakan empat hal yang mendorong analisis
antar waktu.
2. Untuk membuat data menjadi lebih memenuhi asumsi alat statistik yang
digunakan.
4. Untuk mengkaji hubungan empirik antara rasio keuangan dan estimasi atau
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengkaji manfaat yang bisa dipetik dari
29
analisis rasio keuangan. Seperti Altman (1968), merupakan penelitian awal yang
earnings/total assets, earnings before interest and taxes/total assets, market value
jangka pendek, atau aset lain yang dapat menggantikan uang tunai. Rasio
hutang jangka pendek. Rasio ini ditunjukan dari besar kecilnya aktiva lancar.
umumnya kewajiban jangka pendek / kewajiban kurang dari periode satu tahun
Likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja (neto). Rasio dapat
perusahaan.
besar perusahaan dibiayai dengan utang. Penggunaan utang yang terlalu tinggi
extreme leverage (hutang ekstrim). Menurut (Lestari & Dewi, 2013), leverage
adalah hasil dari biaya dalam penggunaan pembiayaan aset atau untuk
besar total aktiva yang dimiliki perusahaan yang berasal dari hutang atau modal,
sehingga rasio ini dapat mengetahui posisi perusahaan dan kewajibannya yang
bersifat tetap kepada pihak lain serta keseimbangan nilai aktiva tetap dengan
modal yang ada. Apabila perusahaan memiliki tingkat likuiditas yang tinggi maka
kebangkrutan, karena semakin tinggi hutang yang dipakai dalam perusahaan maka
yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi atas pemanfaatan sumber daya
pemanfaatan asset, yaitu rasio yang digunakan utntuk menilai efektivitas dan
(total asset turnover), merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa
jumlah penjualan yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tetanam
Penjualan
Total Aktiva
Menurut (Warsidi & Pramuka, 2000) Analisis rasio keuangan adalah suatu
perubahan yang terkait dalam kondisi keuangan atau operasi prestasi di masa lalu
menunjukkan risiko dan peluang apa saja yang melekat pada pihak perusahaan
33
yang bersangkutan. Jadi, untuk menilai kondisi dan kinerja keuangan perusahaan
dapat digunakan rasio yang merupakan perbandingan angka angka yang ada pada
Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa rasio keuangan dan kinerja
Misalnya investor ia akan melihat rasio dengan kegunaan yang paling sesuai
merepresentasikan tujuan dari analisis yang akan dilakukan, maka rasio tersebut
tidak akan digunakan, Hal itu dikarenakan dalam konsep keuangan terdapat
fleksibilitas, yang berarti rumus atau berbgai bentuk formula yang digunakan
menggunakan Altman Z-Score baik pada masa sebelum adanya pandemi covid-19
digunakan untuk memperkuat hasil yang sedang dilakukan oleh peneliti dan juga
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
Kinerja keuangan adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil
kerja atau pencapaian yang diperoleh dari suatu perusahaan. Salah satu aspek
yang dapat dilihat dalam rangka penilaian kinerja keuangan adalah dengan
perusahaan mengalami perubahan. Hal ini dapat dilihat dalam laporan keuangan
total assets (X1). Dimana rasio ini mengukur likuiditas dengan cara
earnings to total assets (X2). Dimana Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas
to Total Asset (X3). Dimana rasio ini berfungsi untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dari aset yang digunakan atau bisa dikatakan
menggunakan Market Value of Equity to Book Value of Debt (X4). Dimana rasio
37
panjang suatu perusahaan dan untuk mengetahui besarnya modal perusahaan yang
Rasio Kinerja diukur menggunakan Sales to total assets (X5) Rasio ini
dari penjualan. Semakin tinggi Total asset turn over berarti semakin efisien
penjualan.Banyak dari rasio-rasio keuangan yang lain yang dapat digunakan untuk
keuangan yang terdiri dari rasio Likuiditas (WCTA), Rasio Profitabilitas (RETA,
Sesudah covid-19
Sebelum covid-19
Altman Z-Score
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Teoritis
39
sampel (berasal dari data penelitian) dengan nilai hipotesis pada data populasi
(Sutopo & Slamet, 2017). Sedangkan menurut (Sekaran, 2015) Hipotesis bisa
didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis antara dua atau
lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang bisa diuji.
peningkatan berat badan dari populasi tersebut adalah sekitar 3 kg, maka
Misalnya sampel sebanyak n = 200, dipilih dari antara semua populasi orang
40
Baru.
terdapat perbedaan yang nyata antara data dengan prediksi, maka dapat
otomotif
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
Data kuantitatif adalah data berupa angka, yang dapat diolah atau dianalisis
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data
sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung
oleh peneliti, tapi telah berjenjang melalui sumber kedua dan ketiga (Mukhtar,
2013). Data sekunder dalam penelitian ini yaitu diperoleh dari data laporan
keuangan perusahaan yang bersumber dari website Bursa Efek Indonesia melalui
situs www.idx.co.id. Pada penelitian ini data yang digunakan adalah laporan
pertama, ketika penelitian dilakukan, data keuangan yang tersedia paling baru
adalah data kuartal II untuk tahun 2020. Kedua, dalam penelitian ini peneliti ingin
fokus pada dampak pandemi pada kinerja perusahaan otomotif saat kasus masih
sangat baru dan kebijakan pemerintah yang cenderung berubah pada saat awal
41
42
3.2.1 Populasi
tertentu yang akan diteliti (Endra, 2017). Sedangkan menurut (Cooper &
Schindler, 2006) Populasi adalah kumpulan dari keseluruhan elemen dimana kita
adalah keseluruhan jumlah serta karakteristik dan sifat yang dimiliki suatu
subjek/objek yang ingin dipelajari (Sekaran, 2015). Populasi dari penelitian ini
adalah seluruh perusahaan yang termasuk dalam industri otomotif yang terdaftar
melakukan purna jual kendaraan. Adapun populasi yang termasuk dalam sektor
Tabel 3.1
Populasi Sub Sektor Otomotif di Bursa Efek Indonesia
No Nama Perusahaan Kode Perusahaan
3.2.2 Sampel
populasi yang dipilih untuk sumber data. Dengan demikian sampel penelitian
adalah sebagian dari anggota populasi dengan karakteristik sama yang dipilih
sebagai sumber data penelitian. Jadi, sampel penelitian yang dipilih harus
diteliti.
Tabel 3.2
Proses Pengambilan Sampel
No Kriteria Jumlah
1 Perusahaan pada sub sektor otomotif yang 13
tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI)
2 Laporan keuangan pada sub sektor otomotif (2)
yang belum lengkap pada kuartal II tahun
2019-2020 di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Jumlah Sampel Perusahaan 11
Jumlah Tahun Perusahaan 22
(Sumber: data diolah)
44
kerja (yaitu aktiva lancar dikurangi hutang lancar) terhadap total aktiva. Nilai
Working Capital to Total Asset yang semakin tinggi menunjukkan semakin besar
modal kerja yang diperoleh perusahaan dibanding total aktivanya (Ben, 2015)
menghasilkan laba ditahan dari total aktiva perusahaan. Laba ditahan merupakan
laba yang tidak dibagikan kepada para pemegang saham. Dengan kata lain, laba
dibayarkan dalam bentuk dividen kepada para pemegang saham (Kakauhe &
Pontoh, 2017).
Rasio Earning before interest and tax (EBIT) merupakan rasio profitabilitas
dalam menghasilkan laba ditahan dari seluruh aset yang dimiliki. Rasio Earning
before interest and tax juga dapat menunjukan seberapa besar peningkatan atau
modal sendiri (saham biasa). Nilai pasar ekuitas sendiri diperoleh dengan
mengalikan jumlah lembar saham biasa yang beredar dengan harga pasar per
kewajiban lancar dengan kewajiban jangka panjang (Kakauhe & Pontoh, 2017).
e) Rumus dari Market Value of Equity to Book Value of Debt sebagai berikut :
2017).
Tabel 3.3
Ringkasan Definisi Operasional Variabel
Definisi
No Variabel Operasional Pengukuran Skala
1 Altman Z Altman Z Score 1. Working Capital to Total Rasio
Score adalah alat ukur Assets (X1)
yang digunakan X1 = Modal kerja bersih / Total
untuk memprediksi Aktiva
kebangkrutan pada 2. Retained Earnings to Total
suatu perusahaan, Assets (X2)
sehingga kondisi X2= Laba ditahan/ total aktiva
kebangkrutan dari 3. Earning Before Interest and
suatu perusahaan Taxes to Total
bisa diketahui Assets (X3)
sedini mungkin X3= Laba sebelum pajak
(EBIT)/ Total Aktiva
4. Market Value of Equity to
Book Value of
Debt (X4)
X4= Nilai pasar modal / Total
Utang
5. Sales to total asset
X5 = Penjualan / Total Asset
data laporan keuangan yang menjadi sampel dalam penelitian tersebut serta
informasi lain yang diperoleh dari website yang dapat mendukung penelitian.
47
menjawab rumusan masalah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode Altman Z-Score dengan nilai cut off 2,99 dan 1,81. Yang
berarti jika nilai Z yang diperoleh lebih dari 2,99 maka perusahaan diprediksi
tidak mengalami kesulitan keuangan di masa depan. Perusahaan yang nilai Z-nya
berada diantara 1,81 dan 2,99 berarti perusahaan tersebut berada dalam grey area
apakah dua sampel yang berhubungan atau tidak berhubungan memiliki nilai rata-
rata yang berbeda dengan cara membandingkan perbedaan antara dua nilai rata-
rata dengan standar error dari perbedaan rata-rata dua sampel dengan rumus:
Menurut (Hendryadi, 2011) Paired sample t-test adalah uji beda dua
perlakuan yang berbeda. Dikarenakan paired sample t-test termasuk dalam uji
adalah teknik statistik yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis dengan
parametrik adalah penggunaan jenis data minimal yaitu jenis data interval dan
rasio.
mengetahui sebaran populasi yang kita amati telah memenuhi distribusi normal.
Dalam penelitian ini, Apabila Uji Normalitas tidak berdistribusi normal maka
dapat dilakukan menggunakan Uji Non Parametrik (Pradistya, 2021). Uji non-
parametrik adalah salah satu metode statistik yang dapat digunakan sebagai
alternatif apabila metode statistik parametrik tidak dapat dilakukan. Jika uji
parametrik dapat digunakan untuk melihat perbedaan antara rata-rata nilai tengah
2 kelompok daratan yang sudah diberi ranking, dengan data yang sama metode uji
statistik non parametrik dapat digunakan untuk melihat perbedaan antara median
49
distribusi normal, maka digunakan statistika parametrik dan sebaliknya jika data
penelitian ini adalah dengan melakukan uji normalitas. Uji normalitas bertujuan
distribusi yang normal (Ghozali, 2016). Cara mendeteksi normalitas data yaitu
dapat menggunakan uji Shapiro Wilk dengan nilai signifikan sebesar α > 0,05
maka data dikatakan berdistribusi normal dan Apabila α < 0,05 maka data
dikatakan tidak berdistribusi normal. Uji Shapiro Wilk dipilih karena data
(Oktaviani & Notobroto, 2014). Jika data sudah berdistribusi normal, maka uji
Namun jika data berdistribusi tidak normal, maka uji beda 2 sampel
berpasangan (paired sample t-test) dapat diganti dengan uji Wilcoxon Rank Test.
ulang pada sampel tunggal untuk menilai apakah ada perbedaan pada 2
pengukuran pada sampel yang sama, dan tidak harus memenuhi normalitas data
(Oktaviani & Notobroto, 2014). Analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini akan dibantu dengan program IBM SPSS versi 23 for Windows.
BAB IV
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada kuartal II tahun 2019 & 2020. Penelitian
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sampai dengan tahun 2020 yang berjumlah
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada kuartal II tahun 2019 & tahun 2020 dengan
dalam bentuk yang baik (Ghozi & Sunindyo, 2015). Analisis statistik deskriptif
50
51
yang digunakan yaitu meliputi minimum, maximum, mean, dan standar deviasi.
Berikut ini adalah hasil uji statistik deskriptif untuk semua variabel penelitian:
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
Berdasarkan data pada tabel 4.1 tersebut, maka dapat dijelaskan mengenai
hasil statistik deskriptif untuk semua variabel yang digunakan dalam penelitian
ini, yaitu:
aset lancar yang lebih besar daripada hutang lancar. Nilai ini juga
aset lancar yang lebih besar daripada hutang lancar. Nilai ini juga
total asetnya. Nilai ini cukup baik karena lebih dari 50% laba ditahan
perusahaan.
sampel, rata-rata berasal dari 39,1% total aset yang dimiliki oleh
mengenai besaran laba di tahan pada periode berjalan saat RUPS, atau
kondisi perusahaan yang tidak mampu mencetak laba besar saat terjadi
pandemi COVID-19.
perusahaan sampel secara rata-rata berasal dari 22% nilai total aset yang
ratanya berada pada angka 0,105 dan standar deviasi sebesar 0,2391.
pajak berasal dari 10,5% total aset perusahaan. angka ini mengalami
sampel memiliki nilai 498% atau hampir 5 kali lipat nilai pasar sahamnya
sampel memiliki nilai 313,4% atau lebih dari 3kali lipat nilai pasar
sahamnya untuk menutupi total hutang perusahaan. Nilai ini turun dari
pandemi COVID-19.
55
rata sebesar 36,2% dati total aset perusahaan. Nilai ini juga memiliki
tersebut.
rata sebesar 27,2% dati total aset perusahaan. Nilai ini juga memiliki
pandemi COVID-19.
ratanya berada pada angka 3,699 dan standar deviasi sebesar 3,472.
Artinya, secara rata-rata nilai Altman Z-score sebesar 3,699 berada pada
adalah 0,10 dengan nilai maksimum sebesar 6,26. Sedangkan rata ratanya
56
berada pada angka 2,408 dan standar deviasi sebesar 2,106. Artinya,
kemungkinan kebangkrutan.
Hasil analisis data berguna untuk melihat bagaimana nilai variabel yang
diteliti sebelum dan sesudah adanya kasus COVID-19, yakni data yang digunakan
untuk sebelum adanya COVID-19 menggunakan data tahun 2019, sedangkan data
yang digunakan untuk sesudah adanya COVID-19 menggunakan data tahun 2020.
Tabel 4.2
WCTA, RETA, EBIT kuartal II tahun 2019 dan tahun 2020
WCTA RETA EBIT
Tabel 4.3
MVBV, STTA, Altman Z-Score Kuartal II tahun 2019 dan 2020
MVBV STTA ALTMAN Z-SCORE
Berdasarkan data pada tabel di atas, maka dapat dilihat secara rata-rata
khususnya pada nilai Altman Z-score. Untuk nilai working capital to total assets
di tahun 2019 memiliki nilai sebesar 0,162 lebih besar dibanding tahun 2020
nilainya sebesar 0,139. Hal ini menandakan bahwa secara rata-rata perusahaan
sampel memiliki rasio modal kerja terhadap total aset yang tinggi sebelum adanya
terhadap total aset yang tinggi dapat mengindikasikan bahwa perusahaan mampu
mengelola aset dan utang lancarnya lebih baik yang dibandingkan dengan total
Sedangkan untuk nilai retained earnings to total assets pada tahun 2019
memiliki nilai sebesar 0,057 lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2020
sebesar 0,039. Hal ini menandakan bahwa secara rata-rata perusahaan sampel
memiliki rasio laba ditahan terhadap total aset yang tinggi sebelum adanya
total aset yang tinggi menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dalam menciptakan
laba untuk keperluan ekspansi perusahaan lebih tinggi, yang dibandingkan dengan
total asetnya. Akan tetapi, rasio ini banyak dipengaruhi oleh faktor lain seperti
Untuk nilai earnings before interest and tax to total assets pada tahun
2019 memiliki nilai sebesar 0,022 lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2020
sebesar 0,010. Hal ini menandakan bahwa secara rata-rata perusahaan sampel
memiliki rasio laba sebelum pajak terhadap total aset yang tinggi sebelum adanya
terhadap total aset yang tinggi menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dalam
menciptakan laba yang dihasilkan dari proses operasionalnya cukup baik yang
dibandingkan dengan total asetnya. Dalam kata lain, rasio ini juga mampu
mengukur seberapa besar laba sebelum pajak yang mampu dihasilkan dari hasil
Selanjutnya yaitu nilai market value of equity to book value of debt pada
tahun 2019 memiliki nilai sebesar 4,983 lebih tinggi dibandingkan dengan tahun
2020 sebesar 3,134. Hal ini menandakan bahwa secara rata-rata perusahaan
59
sampel memiliki rasio nilai pasar ekuitas terhadap nilai buku hutang yang tinggi
mengukur seberapa besar nilai pasar ekuitas mereka untuk menutupi hutang yang
ada. Semakin tinggi nilainya maka akan lebih baik karena dapat diindikasikan
Lalu untuk nilai sales to total assets pada tahun 2019 memiliki nilai
sebesar 0,362 lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2020 sebesar 0,272. Hal ini
terhadap total aset yang tinggi sebelum adanya COVID-19 dibandingkan setelah
adanya COVID-19. Rasio ini mengukur seberapa besar pendapatan dari penjualan
usaha perusahaan dibanding total aset. Semakin tinggi nilainya maka akan lebih
Terakhir nilai Altman Z-score pada tahun 2019 memiliki nilai sebesar
3,699 lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2020 sebesar 2,408. Hal ini
Halim & Hanafi (2007), maka di tahun 2019 perusahaan termasuk dalam kategori
tidak bangkrut karena berada di atas nilai cut-off 3,699>2,99. Sedangkan di tahun
2020, perusahaan sampel secara rata-rata termasuk dalam kategori daerah rawan
(gray area) di mana nilai Altman Z-score 2,408 berada pada range 1,81 – 2,99.
60
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Jika asumsi ini
dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil
(Ghozali, 2016). Adapun uji normalitas pada penelitian menggunakan uji Shapiro-
Wilk. Uji ini dipilih karena pertama, sampel yang digunakan kurang dari 50 data
penelitian untuk setiap kelompok data. Kedua, uji Shapiro-Wilk juga dinilai
berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan melihat nilai sig nya, jika nilai sig
Shapiro-Wilk > 0,05 maka data berdistribusi normal. Jika nilai sig Shapiro-Wilk <
Dalam penelitian ini, hipotesis yang disusun yaitu mengenai apakah ada
sesudah adanya COVID-19 yang diukur dengan Altman Z-score. Oleh karena itu,
uji normalitas akan dilakukan pada data Altman Z-score sebelum dan sesudah
Tabel 4.4
Uji Normalitas Shapiro-Wilk
Variabel Sig. Shapiro Wilk Kriteria Keterangan
Altman Z-score Sig. > 0,05 Normal
Data tidak berdistribusi
sebelum COVID- 0,023 Sig. < 0,05 Tidak
normal
19 Normal
Sig. > 0,05 Normal
Altman Z-score Data berdistribusi
0,196 Sig. < 0,05 Tidak
setelah COVID-19 normal
Normal
Berdasarkan data pada tabel di atas, dapat diketahui nilai Sig. untuk data
Altman Z-score sebelum COVID-19 sebesar 0,023. Sedangkan nilai Sig. untuk
data Altman Z-score sesudah COVID-19 sebesar 0,196. Hal ini menandakan
bahwa data kedua kelompok ini belum berdistribusi normal, karena nilai Sig.
untuk kelompok data Altman Z-score sebelum COVID-19 lebih kecil dari kriteria
yakni Sig. 0,023 < 0,05. Atas asumsi ini, maka pengujian hipotesis akan dilakukan
perusahaan otomotif di Indonesia. Uji ini digunakan karena data yang dipakai
berdistribusi normal. Uji Wilcoxon Rank Test merupakan alternatif uji beda non-
berhubungan, sampel yang sama, atau pengukuran ulang pada sampel tunggal
untuk menilai apakah ada perbedaan pada 2 pengukuran pada sampel yang sama,
yang tidak harus memenuhi asas normalitas data (Oktaviani & Notobroto, 2014)
62
Tabel 4.5
Uji Wilcoxon Rank Test
Sig. Wilcoxon Rank Test Kriteria Keterangan
Hipotesis diterima, bahwa ada
terdapat perbedaan signifikan
Sig. > 0,05 hipotesis tidak
kinerja keuangan
0,041 diterima
menggunakan Altman Z-score
Sig. < 0,05 hipotesis diterima
sebelum dan sesudah COVID-
19
Berdasarkan data pada tabel di atas, maka diketahui nilai Zhitung adalah
sebesar -2,045 dan nilai Sig. sebesar 0,041. Adapun kriteria yang digunakan yaitu
Pada output tabel di atas, maka dapat dilihat nilai Sig. sebesar 0,041 <
0,05. Sesuai dengan kriteria, maka hipotesis terdapat perbedaan signifikan kinerja
keuangan dengan Altman Z-score sebelum dan sesudah adanya COVID-19 pada
perbedaan tersebut maka dapat dilihat pada output ranks pengujian yaitu sebagai
berikut:
Tabel 4.6
Output Ranks Uji Wilcoxon
Arah Perbedaan Jumlah Data Rata-rata Rank Jumlah Rank
Negative Ranks 9 6,22 56,00
Positive Ranks 2 5,00 10,00
Ties 0 0 0
Berdasarkan data pada tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa nilai
negative ranks lebih banyak daripada nilai positive ranks dan nilai ties. Hal ini
63
4.6 Pembahasan
tidak bertahan akibat pandemi. Beberapa industri yang tidak bertahan atau dikenal
farmasi, dll.
virus COVID-19. Hal ini mengakibatkan kegiatan ekonomi tidak bisa berjalan
masyarakat.
dan motor hingga 90% pada bulan April dan Mei 2020 dibandingkan dengan
tahun sebelumnya (kurniawan, 2020). Data dari Bursa Efek Indonesia tahun 2020
kendaraan bermotor juga terlihat menurun berdasarkan data dari Badan Pusat
Statistik pada triwulan II 2020, yakni hannya 41.520 unit, turun 87,34%
yaitu rasio working capital to total assets, retained earning to total assets, EBIT
to total assets, MVBV to book value of debt, serta sales to total assets,
COVID-19.
Dari nilai Altman Z-score yang dianalisis, pada tahun 2019 di mana tahun
adalah sebesar 3,699. Sedangkan di tahun 2020 di mana tahun ini merupakan
65
tahun setelah adanya pandemi COVID-19, nilai rata-rata Altman Z-score adalah
sebesar 2,408. Jika dikaitkan dengan kriteria batas titik cut-off prediksi
kebangkrutan perusahaan oleh (Halim & Hanafi, 2007), di mana kategori tidak
bangkrut jika Z > 2,99 , mengalami bangkrut jika Z < 1,81 , dan berada pada
daerah rawan jika 1,81 < Z < 2,99 , maka dapat dikatakan bahwa pada tahun 2020
Efek Indonesia berada pada daerah rawan (gray area) (1,81 < 2,408 < 2,99). Hal
dilakukan uji beda dengan menggunakan Wilcoxon Rank Test. Uji non-parametrik
ini dilakukan dengan dasar bahwa data penelitian yang digunakan tidak
berdistribusi normal setelah dilakukan uji Shapiro Wilk. Hasil pengujian ini
COVID-19. Selain itu, berdasarkan output ranks pada uji Wilcoxon Rank Test
kata lain jika nilai Altman Z-score tersebut menurun maka semakin meningkatkan
bangkrut perusahaan akibat pandemi COVID-19. Hal ini sejalan dengan hasil
COVID-19.
keseluruhan.
lagi dengan kondisi seperti itu maka prioritas masyarakat akan lebih cenderung
67
otomotif, mereka mampu memaksimalkan segmen bisnis lainnya yang laku saat
sesuatu yang buruk bagi perusahaan, khususnya perusahaan yang go public karena
akan menurunkan tingkat kepercayaan investor dan kreditur serta pihak eksternal
juga dapat dilakukan untuk melihat aset mana saja selama masa pandemi COVID-
melihat berbagai hutang yang membebani cost of capital, sehingga biaya modal
PENUTUP
a. Kesimpulan
berikut:
pada kategori tidak bangkrut dengan nilai Altman Z-score sebesar 3,609.
Efek Indonesia masuk pada kategori gray area atau daerah rawan
68
69
b. Saran
concern.
dalam potential losers saat pandemi. Hal ini dapat diciptakan dengan
go public adalah dampak yang terjadi secara global. Hal ini perlu
c. Keterbatasan
2019 dan tahun 2020 dengan memakai data pada akhir tahun. Pada
lain seperti model Grover Score yang dinilai memiliki tingkat akurasi
baik
DAFTAR PUSTAKA
71
72
www.rcmss.org/ijpamr/Vol.1/No.1/.pdf
Wahyudiono, B. (2014). Mudah membaca laporan keuangan. Raih Asa Sukses.
Warsidi, & Pramuka, B. A. (2000). Evaluasi kegunaan rasio keuangan dalam
memprediksi perubahan laba di masa yang akan datang. Akuntansi
Manajemen Dan Ekonomi, 2.
Widiyanto, M. A. (2013). Statistika Terapan: Konsep & Aplikasi SPSS dalam
penelitian Bidang Pendidikan, Psikologi & Ilmu Ssial Lainnya. PT Elex
Media Komputindo.
Wulandari, F., Burhanudin, B., & Widayanti, R. (2017). Analisis Prediksi
Kebangkrutan Menggunakan Metode Altman (Z-Score) Pada Perusahaan
Farmasi (Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2011 – 2015). Benefit: Jurnal Manajemen Dan Bisnis, 2(1),
15. https://doi.org/10.23917/benefit.v2i1.3237
Wulansari, M. (2020). Analisis kinerja keuangan dengan metode altman z score
pada industri pariwisata yang terdaftar di bursa efek indonesia. Akrab Juara,
5, 77–89.
Zakarsyi. (2008). Good Corporate Governance , pada badan usaha manufaktur,
perbankan, dan jasa keuangan lainnya. Alfabeta.
Zulma, G. W. M. (2020). Pengaruh Karakteristik Dewan Komisaris Terhadap
Kompensasi Manajemen Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia. Neraca
Keuangan, 15, 2.
Zulma, G. W. M., Chairunnisa, F., & Azis, A. D. (2020). Transaksi Pihak
Berelasi: Kompensasi Manajemen Kunci, Kinerja Akuntansi, dan Multiple
Large Shareholders. Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 20.
https://doi.org/10.33087
LAMPIRAN
77
78
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Test Statisticsa
Altman Z-score
After COVID-19
- Altman Z-
score Before
COVID-19
Z -2,045b
Asymp. Sig. (2-tailed) ,041
• Output Rank
Ranks
Total 11