Anda di halaman 1dari 97

“PENGARUH KUALITAS AUDIT, FINANCIAL DISTRESS, OPINION

SHOPPING, DEBT DEFAULT TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT


GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR
INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2017-2020”

SKRIPSI

Oleh:

SALSABILLA NUR FEBRIANINDA

NIM. 11770323382

AKUNTANSI S-1

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM

TAHUN 2021
“PENGARUH KUALITAS AUDIT, FINANCIAL DISTRESS, OPINION
SHOPPING, DEBT DEFAULT TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT
GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR
INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2017-2020”

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1
Program Studi Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Oleh:

SALSABILLA NUR FEBRIANINDA

NIM. 11770323382

AKUNTANSI S-1

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM

TAHUN 2021
ABSTRAK

“PENGARUH KUALITAS AUDIT, FINANCIAL DISTRESS, OPINION


SHOPPING, DEBT DEFAULT TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT
GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR
INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2017-2020”

Oleh:

SALSABILLA NUR FEBRIANINDA


NIM.11770323382

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas audit,


financial distress, opinion shopping, dan debt default terhadap penerimaan opini
audit going concern secara parsial dan simultan pada perusahaan Manufaktur
Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2017-2020. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersumber dari laporan keuangan.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan berupa metode purposive sampling
dan diperoleh data sebanyak 52 sampel. Metode analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis regresi data panel dengan menggunakan
bantuan aplikasi Eviews 12. Model regresi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah random effect model dengan menggunakan uji asumsi klasik, uji t, uji f,
dan uji koefisien determinasi R-Squared. Hasil penelitian menunjukan bahwa
pengujian hipotesis secara parsial bahwa kualitas audit big four firms dan
financial distress tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan opini
audit going concern. Opinion shopping dan Debt Default berpengaruh secara
signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Sedangkan untuk hasil
penelitian secara simultan menunjukan bahwa kualitas audit, financial distress,
opinion shopping, dan debt default secara simultan berpengaruh secara signifikan
terhadap penerimaan opini audit going concern.

Kata Kunci: Kualitas Audit, Financial Distress, Opinion Shopping, Debt


Default, Dan Penerimaan Opini Audit Going Concern

i
ABSTRACT

“THE EFFECT OF AUDIT QUALITY, FINANCIAL DISTRESS, OPINION


SHOPPING, DEBT DEFAULT ON ACCEPTANCE OF GOING CONCERN
AUDIT OPINIONS IN MANUFACTURING COMPANIES IN THE
CONSUMER GOODS INDUSTRY SECTOR LISTED ON THE INDONESIA
STOCK EXCHANGE FOR THE 2017-2020 PERIOD”

By:

SALSABILLA NUR FEBRIANINDA


NIM.11770323382

This study aims to determine the effect of audit quality, financial distress,
opinion shopping, and debt default on the acceptance of going concern opinion
audit partially and simultaneously in the Consumer Goods Manufacturing
Industry Sector Companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) for the
2017-2020 period. This type of research is quantitative. The data used in this
study is secondary data sourced from financial statements. The sampling
technique was used in the form of a purposive sampling method and data obtained
as many as 52 samples. The data analysis method used in this study is panel data
regression analysis using the help of the Eviews 12 application. The regression
model used in this study is a random effect model using the classical assumption
test, t-test, F-test, and the R-Squared coefficient of determination test. The results
showed that the partial hypothesis testing that the audit quality of the four large
companies and financial difficulties did not significantly affect the continuity of
the audit opinion acceptance. Opinion shopping and Debt Default have a
significant effect on the going concern audit opinion acceptance. Meanwhile, the
research results simultaneously show that audit quality, financial difficulties,
opinion spending, and debt defaults have a significant effect on the acceptance of
going concern audit opinions.

Keywords: Audit Quality, Financial Distress, Opinion Shopping, Debt Default,


And Accepting Going Concern Audit Opinions

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT dan kepada junjungan

besar kita Nabi Muhammad SAW, karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya

penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “PENGARUH KUALITAS

AUDIT, FINANCIAL DISTRESS, OPINION SHOPPING, DEBT DEFAULT

TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG

KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PERIODE 2017-2020”. Adapun penulisan skripsi ini untuk dapat memenuhi

salah satu syarat menyelesaikan Studi Program S1 pada Fakultas Ekonomi dan

Ilmu Sosial Jurusan Akuntansi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

Riau.

Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang

telah membantu dan membimbing penulis, baik berupa ide atau pemikiran dan

motivasi. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima

kasih kepada:

1. Skripsi ini penulis persembahkan untuk Ayahanda Zuaznir, S.E.

tercinta dan Ibunda tercinta Mizra Linda yang telah banyak

memberikan dukungan, perhatian, kasih sayang, dan doa untuk

kelancaran dan kesuksesan putrinya. Beserta Adik-adikku tercinta

Achmad Dzaki Hanif Aninda dan Muhammad Ilham Rahmadhoni

Aninda Semoga Allah SWT mengasihi dan menyayangi mereka dan

penulis dapat membuat mereka bangga.

iii
2. Bapak Prof. Dr. Khairunnas Rajab, M.Ag selaku Rektor Universitas

Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau beserta staff.

3. Ibu Dr. Hj. Mahyarni, SE, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

4. Bapak Dr. Kamaruddin, S.Sos, M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas

Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Kasim Riau.

5. Bapak Dr. Mahzumar, M.Hum selaku Wakil Dekan II Fakultas

Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Kasim Riau.

6. Ibu Dr. Juliana SE, M.Si selaku Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi

dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

7. Ibu Faiza Muklis S.E., M.Si, Akt selaku Ketua Jurusan Akuntansi S1

Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan

Syarif Kasim Riau.

8. Bapak Nasrullah Djamil SE, M.Si, Ak, CA selaku Dosen Pembimbing

Proposal dan Skripsi Penulis yang telah meluangkan waktu dan

memberikan arahan dan masukan kepada penulis untuk menyusun dan

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

9. Ibu Desrir Miftah S.E., M.M, Ak selaku Penasihat Akademik yang

telah memberikan banyak ilmu serta arahan dan bimbingan hingga

selesainya penulisan skripsi ini.

iv
10. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang telah

memberikan ilmu yang berharga kepada penulis selama masa

perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.

11. Seluruh Staff dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

12. Saudara tersayang Ibu Venty Amelia dan Andreas Oliver yang selalu

memberi semangat, doa, dan dukungan kepada penulis.

13. Sahabat tersayang Tia Mayang Eka Putri, dan Rani Putri Ningsih yang

telah memberikan semangat, doa dan dukungan kepada penulis.

14. Sahabat tersayang Siti Rahmadhanti, Dya Septy Ayu Alfiany, Nadhira

Safani Fuada, Elvinia Irma Hariadi, dan Ghea Anjeline yang telah

memberikan semangat, doa dan dukungan kepada penulis.

15. Seluruh teman-teman seperjuangan Akuntansi S1 Lokal B yang selalu

berdoa bersama, saling memberikan dukungan serta motivasi untuk

dapat menyelesaikan perkuliahan dan skripsi ini.

16. Seluruh teman-teman Akuntansi S1 Konsentrasi Audit 2017 yang

selalu berdoa bersama, saling memberikan dukungan serta motivasi

untuk dapat menyelesaikan perkuliahan dan skripsi ini.

17. Seluruh pihak yang telah memberi dukungan kepada peneliti dalam

menyelesaikan skripsi ini. Semoga bantuan, doa, dukungan yang telah

diberikan mendapat ridho dan balasan dari Allah SWT.

v
Penulis menyadari skripsi ini sangat jauh dari kata sempurna, oleh

karena itu penulis berharap kritik dan saran yang membangun untuk

perbaikan-perbaikan kedepannya demi kesempurnaan skripsi ini dari berbagai

pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Aamiin Yaa

Rabbal’Alamin.

Pekanbaru, Desember 2021

Penulis,

Salsabilla Nur Febrianinda

vi
DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................................... iii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. vii

DAFTAR TABEL...................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 9
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 14

2.1 Landasan Teori............................................................................................. 14


2.1.1 Teori Agency ................................................................................................ 14
2.1.2 Opini Audit .................................................................................................. 15
2.1.3 Opini Audit Going Concern......................................................................... 17
2.1.4 Kualitas Audit .............................................................................................. 18
2.1.5 Financial Distress ........................................................................................ 20
2.1.6 Opinion Shopping ........................................................................................ 21
2.1.7 Debt Default ................................................................................................. 22
2.1.8 Pandangan Islam Terhadap Auditor............................................................. 24
2.2 Penelitian Terdahulu .................................................................................... 25
2.3 Kerangka Pemikiran..................................................................................... 28
2.4 Pengembangan Hipotesis ............................................................................. 29

vii
2.4.1 Pengaruh Kualitas Audit Big Four Firms Terhadap Opini Audit Going
Concern ........................................................................................................ 29
2.4.2 Pengaruh Financial Distress Terhadap Opini Audit Going Concern .......... 31
2.4.3 Pengaruh Opinion Shopping Terhadap Opini Audit Going Concern .......... 32
2.4.4 Pengaruh Debt default Terhadap Opini Audit Going Concern ................... 33
2.4.5 Pengaruh Kualitas Audit Big Four Firms, Financial Distress, Opinion
Shopping, Debt default berpengaruh terhadap Penerimaan Opini Audit
Going Concern ............................................................................................. 34
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 37

3.1 Jenis Penelitian............................................................................................. 37


3.2 Populasi dan Sampel .................................................................................... 37
3.2.1 Populasi Penelitian ....................................................................................... 37
3.2.2 Sampel Penelitian......................................................................................... 37
3.3 Teknik Pengumpulan Data dan Sumber Data .............................................. 39
3.3.1 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 39
3.3.2 Sumber Data................................................................................................. 39
3.4 Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel ............................................. 40
3.4.1 Variabel Dependen (Y) ................................................................................ 40
3.4.2 Variabel Independen (X).............................................................................. 41
3.4.2.1 Kualitas Audit ............................................................................................ 41
3.4.2.2 Financial Distress...................................................................................... 42
3.4.2.3 Opinion Shopping ...................................................................................... 43
3.4.2.4 Debt default ............................................................................................... 44
3.5 Metode Analisis Data ................................................................................... 44
3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif ......................................................................... 44
3.5.2 Model Regresi Data Panel ........................................................................... 45
3.5.2.1 Model Common Effect ............................................................................... 45
3.5.2.2 Model Fixed Effect .................................................................................... 45

viii
3.5.2.3 Model Random Effect ................................................................................ 45
3.5.3 Pemilihan Model Data Panel ....................................................................... 46
3.5.3.1 Chow Test (Uji Chow) ............................................................................... 46
3.5.3.2 Hausman Test (Uji Hausman) ................................................................... 47
3.5.3.3 Lagrange Multiplier Test (Uji LM) ........................................................... 47
3.5.4 Uji Asumsi Klasik ........................................................................................ 48
3.5.4.1 Uji Normalitas ........................................................................................... 48
3.5.4.2 Uji Multikolinieritas .................................................................................. 49
3.5.4.3 Uji Autokorelasi ........................................................................................ 49
3.5.4.4 Uji Heteroskedastisitas .............................................................................. 50
3.5.5 Analisis Regresi Data Panel ......................................................................... 50
3.6 Pengujian Hipotesis ..................................................................................... 51
3.6.1 Uji Parsial (Uji t) .......................................................................................... 52
3.6.2 Uji Simultan (Uji f) ...................................................................................... 52
3.6.3 Uji Koefisien Determinasi (R2).................................................................... 53
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................. 54

4.1 Deskripsi Objek Penelitian .......................................................................... 54


4.2 Analisis Statistik Deskriptif ......................................................................... 55
4.3 Model Regresi Data Panel ........................................................................... 58
4.3.1 Hasil Uji Common Effect Model .................................................................. 58
4.3.2 Hasil Uji Fixed Effect Model ....................................................................... 60
4.3.3 Hasil Uji Random Effect Model ................................................................... 61
4.4 Pemilihan Model Data Panel ....................................................................... 63
4.4.1 Chow Test (Uji Chow) ................................................................................. 63
4.4.2 Hausman Test (Uji Hausman) ..................................................................... 64
4.4.3 Lagrange Multiplier Test (Uji LM) ............................................................. 66
4.5 Uji Asumsi Klasik ........................................................................................ 67
4.5.1 Hasil Uji Normalitas .................................................................................... 67

ix
4.5.2 Hasil Uji Multikolinieritas ........................................................................... 68
4.5.3 Hasil Uji Autokorelasi ................................................................................. 69
4.5.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas ....................................................................... 70
4.6 Analisis Regresi Data Panel ......................................................................... 71
4.7 Pengujian Hipotesis ..................................................................................... 74
4.7.1 Uji Parsial (Uji t) .......................................................................................... 74
4.7.1.1 Pengujian H1: Pengaruh Kualitas Audit Big Four Firms Terhadap
Penerimaan Opini Audit Going Concern..................................................... 75
4.7.1.2 Pengujian H2: Pengaruh Financial Distress Terhadap Penerimaan Opini
Audit Going Concern ................................................................................... 76
4.7.1.3 Pengujian H3: Pengaruh Opinion Shopping Terhadap Penerimaan Opini
Audit Going Concern ................................................................................... 78
4.7.1.4 Pengujian H4: Pengaruh Debt Default Terhadap Penerimaan Opini Audit
Going Concern ............................................................................................. 79
4.7.2 Uji Simultan (Uji f) ...................................................................................... 81
4.8 Uji Koefisien Determinasi (R2).................................................................... 83
BAB V PENUTUP .................................................................................................... 84

5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 84


5.2 Keterbatasan Penelitian ................................................................................ 86
5.3 Saran ............................................................................................................ 86
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 88

LAMPIRAN .............................................................................................................. 91

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2-1 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 25


Tabel 3-1 Prosedur Pengambilan Sampel............................................................... 38
Tabel 4-1 Daftar Seleksi Sampel ............................................................................ 54
Tabel 4-2 Daftar Perusahaan Yang Dijadikan Sampel ........................................... 55
Tabel 4-3 Analisis Statistik Deskriptif ................................................................... 56
Tabel 4-4 Hasil Uji Regresi Data Panel Common Effect Model ............................ 59
Tabel 4-5 Hasil Uji Regresi Data Panel Fixed Effect Model .................................. 60
Tabel 4-6 Hasil Uji Regresi Data Panel Random Effect Model.............................. 62
Tabel 4-7 Hasil Uji Chow ....................................................................................... 64
Tabel 4-8 Hasil Uji Hausman ................................................................................. 65
Tabel 4-9 Hasil Uji Langrange Multiplier ............................................................. 66
Tabel 4-10 Hasil Uji Multikolinieritas ................................................................... 68
Tabel 4-11 Hasil Uji Autokorelasi ......................................................................... 70
Tabel 4-12 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................... 70
Tabel 4-13 Hasil Uji Regresi Data Panel Random Effect Model............................ 71
Tabel 4-14 Hasil Uji Parsial (Uji t) ........................................................................ 75
Tabel 4-15 Hasil Uji Simultan (Uji f)..................................................................... 82
Tabel 4-16 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) .................................................. 83

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2-1 Kerangka Konseptual ......................................................................... 29


Gambar 4-1 Hasil Uji Normalitas........................................................................... 67

xii
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Tabulasi Data Penerimaan Opini Audit Going Concern (Y) ............. 92
LAMPIRAN 2 Tabulasi Data Kualitas Audit (X1) .................................................... 93
LAMPIRAN 3 Tabulasi Data Financial Distress (X2) .............................................. 94
LAMPIRAN 4 Tabulasi Data Opinion Shopping (X3) ............................................... 95
LAMPIRAN 5 Tabulasi Data Debt Default (X4) ....................................................... 96
LAMPIRAN 6 Data Olahan dari Tahun 2017-2020 ................................................... 97
LAMPIRAN 7 Hasil Uji Statistik Deskriptif .............................................................. 99
LAMPIRAN 8 Hasil Uji Normalitas........................................................................... 99
LAMPIRAN 9 Hasil Uji Multikolinieritas ............................................................... 100
LAMPIRAN 10 Hasil Uji Autokorelasi .................................................................... 100
LAMPIRAN 11 Hasil Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 101
LAMPIRAN 12 Hasil Uji Common Effect Model (CEM) ........................................ 102
LAMPIRAN 13 Hasil Uji Fixed Effect Model (FEM) .............................................. 103
LAMPIRAN 14 Hasil Uji Random Effect Model (REM) ......................................... 104
LAMPIRAN 15 Hasil Uji Chow ............................................................................... 105
LAMPIRAN 16 Hasil Uji Hausman ......................................................................... 106
LAMPIRAN 17 Hasil Uji Langrange Multiplier ..................................................... 107

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam dunia bisnis persaingan semakin ketat apabila sudah memasuki

era globalisasi seperti saat ini. Keuntungan bukan satu-satunya tujuan

perusahaan namun juga harus mampu dalam bersaing dengan para

kompetitor agar dapat bertahan dan tidak tersingkir dari dunia bisnis. Krisis

keuangan global yang terjadi dapat menyebabkan terjadinya perubahan

tatanan perekonomian di seluruh dunia. Kondisi ini dapat berdampak

terhadap entitas bisnis yang ada di Indonesia seperti kelangsungan hidup

suatu perusahaan. Menurut Praptitorni dan Januarti (2007) dalam penelitian

Vita Mustika (2017) peningkatan jumlah perusahaan yang mendapatkan

opini audit Going Concern diakibatkan oleh terpuruknya ekonomi yang

membuat banyaknya perusahaan yang tidak dapat melanjutkan usahanya.

Perusahaan didirikan memiliki tujuan agar dapat memperoleh laba

untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Kelangsungan

hidup perusahaan sangat berperan penting bagi pihak-pihak yang memiliki

kepentingan terhadap perusahaan seperti para investor. Investor

menanamkan modalnya guna dapat mendanai jalannya operasi perusahaan.

Ketika para investor melakukan investasi pada suatu perusahaan, investor

berhak mengetahui kondisi keuangan perusahaan terutama yang

menyangkut tentang kelangsungan hidup perusahaan atau bisa disebut

dengan going concern. Going concern merupakan sebuah konsep

1
2

perusahaan dianggap akan hidup terus, dalam artian dimasa yang akan

datang perusahaan tidak mengalami likuidasi. Dalam menyusun laporan

keuangan suatu entitas ekonomi salah satu asumsi yang dipakai adalah

asumsi going concern (Kesumojati et al., 2017). Asumsi going concern

sendiri merupakan bentuk dari salah satu asumsi yang digunakan oleh

manajemen untuk menyusun serta menyajikan laporan keuangan suatu

organisasi. Maksud dari asumsi going concern itu sendiri adalah

kemungkinan atau penaksiran bahwa suatu entitas itu dapat melanjutkan

usahanya untuk beberapa periode berikutnya berdasarkan pertimbangan dan

juga kejadian yang terjadi saat ini serta kejadian yang telah berlalu.

Auditor dalam memberikan status going concern sendiri bukanlah

suatu tugas yang mudah untuk dilakukan, karena pemberian status ini sangat

berpengaruh terhadap reputasi para auditor yang memberikan status going

concern pada laporan perusahaan yang diperiksanya. Kualitas audit menurut

Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dalam penelitian Vita Mustika

(2017) menyatakan bahwa jika audit yang dihasilkan memenuhi standar

auditing dan standar pengendalian mutu merupakan bentuk dari audit yang

dihasilkan oleh auditor berkualitas. Menurut Chandra dkk (2019)

menyatakan bahwa kualitas auditor dalam hal melakukan pemeriksaan

terhadap suatu entitasnya hal yang harus diperhitungkan adalah dilihat

seberapa baiknya reputasi Kantor Akuntan Publiknya, karena independen

terhadap Kantor Akuntan Publik tentu akan dapat lebih dipercaya untuk para

investor dan masyarakat keuangan. Reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP)


3

menurut Piter Nainggolan (2016) dalam Chandra dkk. (2019) menyatakan

bahwa reputasi Kantor Akuntan Publik terhadap opini audit going concern

dianggap sangat memiliki pengaruh. KAP yang memiliki reputasi big four

dianggap memiliki independensi serta kualitas audit yang lebih baik dari

pada KAP yang tidak tergolong masuk dalam reputasi non big four. Kualitas

audit yang dimiliki oleh KAP yang termasuk kedalam Big Four Firms

diyakini lebih berani dalam mengungkapkan opini audit terkait

kelangsungan hidup usaha (going concern) yang dijalani oleh entitas yang

diperiksa oleh auditor. Seperti yang dinyatakan oleh Tjahjani (2017) dalam

penelitian Oktaviani dan Challen (2020) menyatakan bahwa hasil dari

kualitas audit yang lebih baik berasal dari KAP yang lebih besar seperti

KAP The Big Four Firms, dan juga KAP yang lebih besar itu cenderung

untuk lebih berani dalam mengungkapkan masalah yang dialami kliennya.

Dalam hal kelangsungan hidup suatu perusahaan, faktor yang harus

diperhatikan adalah keuangan perusahaanya, karena keuangan perusahaan

merupakan suatu pilar yang sangat penting dalam kelangsungan hidup

perusahaan (going concern). Ketika perusahaan mengalami kesulitan

keuangan maupun kegagalan bisnis hingga dalam kondisi diambang

kebangkrutan maka perusahaan tersebut diyakini sedang mengalami

masalah, maka dari itu perusahaan tersebut diragukan dalam

mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya (going concern).

Dalam kondisi dimana perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan

sampai terancam bangkrut disebut dengan Financial Distress. Financial


4

Distress menurut Platt dan Platt dalam penelitian Dea Izazi dan Rizka Indri

Arfianti (2019) menyatakan bahwa financial distress merupakan sebagai

tahap penurunan suatu kondisi keuangan perusahaan yang terjadi pada saat

sebelum suatu perusahaan tersebut mengalami kebangkrutan ataupun

likuidasi. Perusahaan yang sedang mengalami kondisi financial distress ini

dapat diprediksi adanya kemungkinan besar akan mendapat opini audit

going concern karena perusahaan tersebut mengindikasikan keraguan dalam

kelangsungan hidup perusahaannya dan juga dapat terindikasi terancamnya

perusahaan itu mengalami kebangkrutan.

Opinion Shopping menurut Saputra & Kustina (2018) menyatakan

bahwa sebagai aktivitas demi mencapai tujuan pelaporan perusahaan

manajemen mencari auditor yang mau mendukung perlakuan akuntansi

perusahaan yang diinginkan manajemen tersebut. Guna untuk menghindari

opini audit going concern perusahaan melakukan pergantian auditor untuk

menghindari dalam asumsi opini audit going concern agar perusahaannya

terlihat mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam

melakukan opinion shopping terlihat bahwa perlakuan ini ada sisi

negatifnya karena terlihat bahwa perusahaan yang berusaha menghindari

asumsi-asumsi opini audit going concern serta mengurangi kredibilitas

laporan keuangan dan kurangnya kepercayaan para investor dan kreditur.

Dan hal ini dapat berdampak pada reputasi dan independensi auditor dalam

memeriksa suatu organisasi guna mendukung perlakuan akuntansi

perusahaan.
5

Debt default merupakan suatu kegagalan yang dilakukan oleh debitur

dalam membayar hutang pokok serta bunga yang sudah memasuki waktu

jatuh tempo pinjaman guna menjalankan operasional perusahaannya. Dalam

Sister Clara Kesumojati dkk. (2017) jika ditemukannya permasalahan going

concern maka perusahaan tersebut sedang mengalami situasi dimana

kondisi keuangan perusahaannya sangat buruk, yang diakibatkan oleh

kondisi default maka perusahaan tersebut sedang dalam keadaan diambang

kebangkrutan. Jika perusahaan memiliki hutang yang tinggi, perusahaan

cenderung menggunakan kas yang ada pada perusahaannya agar dapat

menutupi hutang dan mengurangi jumlah hutang yang dimiliki. Hal ini

dapat menimbulkan dampak yang membuat terganggunya kegiatan

operasional perusahaan. Apabila suatu perusahaan tidak mampu dalam

membayar kewajiban dalam membayar utang pokok dan/atau bunganya

pada saat waktu jatuh tempo yang telah ditentukan maka kemungkinan besar

para auditor akan memberikan opini audit going concern.

Fenomena yang terjadi di perusahaan dari awal 2017 sampai akhir

tahun 2020 menurut sahamok.net banyaknya perusahaan yang di beri sanksi

delisting akibat adanya permasalahan terhadap kelangsungan hidup

perusahaannya, yang mana perusahaannya antara lain Borneo Lumbung

Energi & Metal (BORN), Leo Investment (ITTG), Bara Jaya Internasional

(ATPK), Grahamas Citrawisata (GMCW), PT. Sigmagold Inti Prakasa

(TMPI), PT. Truba Alam Manunggal Engineering (TRUB). Ada banyak

perusahaan yang terkena delisting akibat going concern perusahaannya


6

dapat menimbulkan adanya keraguan terhadap entitas yang belum bisa

menjaga kelangsungan hidup perusahaannya, serta adanya faktor yang

mempengaruhi seperti kondisi keuangan yang buruk yang menyebabkan

munculnya kecemasan bagi para pengguna laporan keuangan. Fenomena

lain yang terjadi terkait going concern antara lain adalah PT Tiga Pilar

Sejahtera Food Tbk (AISA) yang merupakan perusahaan yang bergerak

dibidang produksi industri barang konsumsi. Pada laporan keuangan AISA

tahun berakhir 31 Desember 2019 auditor independen menyatakan telah

memberikan opini audit berupa “Wajar Dengan Pengecualian”. Menurut

laporan keuangan AISA pada tahun yang berakhir 31 Desember 2019

dengan penjelasan kondisi keuangan yang mengalami defisit dan defisiensi

modal sebesar Rp. 4.456.451 juta dan Rp. 1.657.853 juta. Pada tahun yang

2018 AISA juga mengalami gagal bayar terhadap utangnya yang jatuh

tempo pada bulan april 2018. Auditor independen juga menyatakan dalam

laporan keuangan PT. Tiga Pilar Indonesia (AISA) bahwa adanya

ketidakpastian secara material yang menyebabkan timbulnya keraguan yang

signifikan atas kemampuan perusahaan dalam mempertahankan

kelangsungan usahanya. Fenomena ini juga terjadi pada perusahaan PT.

Prima Cakrawala Abadi (PCAR) dimana auditor menyatakan bahwa laporan

keuangan yang disajikan sudah wajar dalam semua hal yang material,

namun auditor menambahkan penjelasan bahwa perusahaan PCAR telah

mengalami kerugian yang berulang kali dari kegiatan usahanya, untuk tahun

yang berakhir pada 31 Desember 2020 telah mengalami kerugian sebanyak


7

Rp. 15.957.991.606 sehingga perusahaan mengalami defisit sebesar Rp.

70.193.833.779 serta perusahaan juga tidak mendapatkan Izin Usaha

Industri dari instansi terkait yang disebabkan karena pabrik dan juga kantor

berlokasi di kawasan pemukiman atau perumahan. Auditor berpendapat

karena kondisi yang sudah dijelaskan sebelumnya membuat timbulnya

keraguan substansial terkait kemampuan PCAR dalam mempertahankan

kelangsungan hidup usahanya. Masalah yang terjadi pada AISA dan PCAR

ini dapat memberikan gambaran bahwa apabila perusahaan mengalami

kondisi keuangan yang bermasalah akan berdampak pada opini yang akan

diberikan oleh auditor dan juga berakibat terhadap kelangsungan hidup

perusahaannya.

Fenomena diatas menjelaskan bahwa pentingnya opini audit going

concern terhadap kelangsungan hidup perusahaan, dimana bisa dilihat

apakah perusahaan mampu dalam menjalankan kelangsungan hidup

perusahaannya. Dan juga pengungkapan opini audit going concern ini

sendiri juga bermanfaat untuk para investor dan kreditur untuk melihat

asumsi going concern dalam menyajikan laporan keuangan suatu

perusahaan. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya opini

audit going concern salah satunya yaitu kualitas audit. Kualitas Audit

menurut Sister Clara Kesumojati dkk (2017) menyatakan bahwa kualitas

auditor yang dihasilkan oleh auditor tergantung pada reputasi auditor,

seperti akuntan publik yang termasuk kedalam big four firms, sama dengan

prestasi dan kepercayaan publik terhadap atas nama besar auditor. Lalu
8

financial distress menurut Dea Izazi dan Rizka Indri Arfianti (2019) dalam

menggambarkan tingkat kesehatan perusahaan dapat dilihat dari bagaimana

kondisi keuangan perusahaan. Perusahaan yang sedang mengalami financial

distress dapat ditandai dengan kondisi keuangan yang menurun atau tidak

sehat. Kondisi ini sangat dihindari oleh perusahaan, karena dengan kondisi

ini investor dapat menarik kembali atau membatalkan investasinya.

Selanjutnya adalah opinion shopping menurut SEC dalam penelitian Safitri

(2017) untuk mencapai tujuan pelaporan perusahaan dilakukannya aktivitas

dalam mencari auditor yang akan mendukung perlakuan akuntansi yang

diajukan oleh manajemen. Lalu variabel terakhir yaitu debt default menurut

Chen dan Church (1992) dalam penelitian Sister Clara Kesumojati dkk

(2017) menyatakan tanda bahwa pada saat jatuh tempo debitur atau

perusahaan tidak mampu dalam membayar hutang pokok dan bunganya.

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Sister Clara

Kesumojati, Tri Widyastuti dan Darmansyah (2017) dimana penulis

menambah 1 variabel yaitu Opinion Shopping, karena terlihat bahwa jika

perusahaan mengalami kesulitan dalam menangani keuangan perusahaannya

adakah faktor indikasi terjadinya pada teori opinion Shopping guna

kelangsungan hidup perusahaan, yang membuat penulis tertarik dalam

melakukan penelitian ini. Dan menggunakan objek penelitian yang berbeda,

dimana penelitian ini menggunakan Perusahaan sektor industri barang

konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sedangkan penelitian

Sister Clara Kesumojati, Tri Widyastuti dan Darmansyah (2017)


9

menggunakan seluruh perusahaan-perusahaan yang terdaftar pada Bursa

efek Indonesia.

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis akan melakukan

penelitian yang berjudul “PENGARUH KUALITAS AUDIT,

FINANCIAL DISTRESS, OPINION SHOPPING, DEBT DEFAULT

TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN

PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI

BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA PERIODE 2017-2020”

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah Kualitas Audit big four firms berpengaruh terhadap

Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur

Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia periode 2017-2020?

2. Apakah Financial Distress berpengaruh terhadap Penerimaan Opini

Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri

Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia periode

2017-2020?

3. Apakah Opinion Shopping berpengaruh terhadap Penerimaan Opini

Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri

Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia periode

2017-2020?
10

4. Apakah Debt default berpengaruh terhadap Penerimaan Opini Audit

Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang

Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia periode 2017-

2020?

5. Apakah Kualitas Audit Big Four Firms, Financial Distress, Opinion

Shopping, Debt default berpengaruh terhadap Penerimaan Opini Audit

Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang

Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia periode 2017-

2020?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh Kualitas Audit big four

firms terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada

Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2020

2. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh Financial Distress

terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan

Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Indonesia periode 2017-2020

3. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh Opinion Shopping

terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan

Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Indonesia periode 2017-2020


11

4. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh Debt default terhadap

Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur

Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia periode 2017-2020

5. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh Kualitas Audit Big

Four Firms, Financial Distress, Opinion Shopping, Debt default

berpengaruh terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada

Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2020

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Dapat dijadikan sebagai referensi dan informasi terkait apa saja faktor

yang dapat menyebabkan suatu perusahaan atau organisasi untuk

dapat dari auditor mengenai opini audit going concern.

2. Manfaat Praktik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi perusahaan apabila

para pengguna laporan keuangan sedang dalam proses pengambilan

keputusan guna melihat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi opini

audit going concern. Selain itu, penelitian ini bagi penulis dapat

menjadi acuan serta dapat meningkatkan dan juga memperdalam ilmu

yang telah dipelajari saat kuliah.


12

1.5 Sistematika Pembahasan

BAB I Pendahuluan

Dalam bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika pembahasan

penelitian

BAB II Kajian Pustaka

Dalam bab ini berisi uraian secara rinci mengenai teori-teori yang

menjadi landasan dalam penelitian ini. Teori-teori itu adalah teori

agency, teori opini audit, opini audit going concern, kualitas audit,

financial distress, opinion shopping, dan debt default. Di dalam bab

ini juga terdapat tinjauan mengenai penelitian-penelitian terdahulu,

hipotesis penelitian, dan juga terdapat kerangka penelitian.

BAB III Metode Penelitian

Dalam bab ini berisi penjelas secara rinci mengenai variabel

penelitian serta definisi operasional variabel yang diperlukan dalam

penelitian, populasi dan sampel penelitian, jenis dan sumber data,

teknik pengumpulan data, variabel penelitian dan definisi

operasional, dan juga metode analisis yang akan digunakan dalam

proses pengujian hipotesis.

BAB IV Hasil dan Pembahasan

Dalam bab ini berisi tentang pengujian hipotesis dan menampilkan

hasil dari pengujian tersebut, serta pembahasan terkait analisis yang

dikaitkan dengan alat uji yang digunakan


13

BAB V Penutup

Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil analisis dan

pembahasan, keterbatasan penelitian, dan saran yang diberikan

berhubungan dengan pembahasan penelitian ini.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Agency

Teori agensi menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam penelitian

Dea Izazi dan Rizka Indri Arfianti (2019) adalah hubungan suatu agensi

terjadi apabila salah satu pihak atau beberapa dari pihak (principal)

melakukan suatu kontrak yang melibatkan pihak lain atau disebut dengan

agen guna melaksanakan beberapa layanan (jasa) kepada mereka dengan

melakukan pendelegasian berupa wewenang untuk pengambilan keputusan

kepada agen. Dalam sebuah perusahaan, shareholder lah yang menjadi

pihak atau principal dan manajer lah sebagai agennya. Manajer sebagai

pihak yang menjalankan tugasnya untuk mengelola perusahaan, manajemen

yang lebih mengetahui bagaimana semua informasi yang berkaitan dengan

kondisi perusahaannya dibandingkan dengan pihak lain atau principal

tersebut. Maka dari itu, manajemen mempunyai kewajiban memberikan

pertanggung jawaban terkait informasi mengenai kondisi perusahaannya

kepada pihak lain atau principal yang berbentuk dalam laporan keuangan.

Dalam Khamidah (2017) menyatakan bahwa dalam perusahaan pihak

atau principal tertarik pada hasil keuangan yang bertambah (laba) pada

perusahaan yang diinvestasikannya. Sedangkan agen atau disebut dengan

manajer mendapatkan kepuasan dalam kompensasi keuangan dan juga

syarat-syarat yang menyertai dalam hubungan tersebut. Manajer selaku

14
15

pengelola perusahaan yang cenderung lebih menguasai informasi mengenai

perusahaan dibandingkan dari pihak lain dan juga principal. Karena hal ini

dengan adanya perbedaan kepentingan yang akan dapat menyebabkan

masing-masing dari pihak berusaha memperbesar keuntungan yang

dimaksud untuk dirinya sendiri. Oleh karena itu, dibutuhkannya peran

auditor dalam mewakili kepentingan agen dan juga principal dalam

melakukan monitoring terhadap kinerja yang dilakukan oleh manajemen

sudah sesuai dengan laporan keuangan. Menurut Saputra & Kustina (2018)

akuntan publik atau disebut auditor memberikan jasa guna menilai atas

kewajaran laporan keuangan perusahaan yang dibuat oleh manajer yang

berupa hasil akhir atau disebut dengan opini audit. Opini yang dikeluarkan

oleh auditor tersebut harus berkualitas dengan ditunjukkannya keobjektifan

dan transparansi informasi keuangan perusahaannya.

2.1.2 Opini Audit

Menurut Ikatan Audit Indonesia dalam penelitian Khamidah (2017)

menyatakan bahwa alat formal auditor yang berbentuk dalam laporan audit

berguna untuk mengkomunikasikan suatu kesimpulan yang diperoleh

perihal laporan keuangan yang di audit kepada pihak yang membutuhkan.

Opini yang diberikan oleh auditor adalah berupa pernyataan wajarnya

laporan keuangan dalam semua hal yang berkaitan dengan material, posisi

keuangan, hasil usaha dan juga arus kas yang harus sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku di Indonesia. Opini audit menurut SPAP (Standar


16

Profesional Akuntan Publik) dalam Saputra & Kustina (2018) ada 5 macam,

yaitu:

1. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)

Pendapat wajar tanpa pengecualian disampaikan dengan cara

menyatakan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar, dalam

berbagai hal yang material, seperti posisi keuangan, hasil usaha, dan

arus kas pada entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang

berlaku umum di Indonesia. Ini dimaksud sebagai pendapat yang

dinyatakan dalam laporan auditor bentuk baku.

2. Opini Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Paragraf Penjelas (Modified

Unqualified Opinion)

Opini wajar tanpa pengecualian diberikan sesuai dengan keadaan

tertentu yang memungkinkan sang auditor harus menambahkan suatu

paragraf berisi penjelasan (atau bahasa penjelasan yang lain) dalam

laporan auditnya yang telah diauditnya.

3. Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion)

Pendapat wajar dengan pengecualian disampaikan dengan cara

menyatakan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar, dalam

berbagai hal yang material, seperti posisi keuangan, hasil usaha, dan

arus kas entitas tertentu yang disajikan sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, kecuali untuk dampak

hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan.


17

4. Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion)

Pendapat tidak wajar disampaikan dengan cara menyatakan bahwa

laporan keuangan yang diperoleh tidak disajikan secara wajar pada

posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu yang harus

sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia

5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer of Opinion)

Pernyataan tidak memberikan pendapat disampaikan dengan cara

menyatakan bahwa auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan

keuangan. Opini ini dikeluarkan apabila seluruh laporan keuangan

yang telah disajikan tidak dapat memberi kepuasan kepada auditor.

2.1.3 Opini Audit Going Concern

Opini audit going concern menurut SPAP (2011) dalam penelitian

Sister Clara Kesumojati dkk (2017) menyatakan bahwa auditor selaku pihak

yang mengevaluasi terhadap apakah ada kesangsian yang didapatkan oleh

suatu entitas tentang kemampuan kelangsungan hidup suatu entitas tersebut.

Opini yang telah dikeluarkan oleh auditor ini digunakan untuk melihat dan

memastikan akankah perusahaan yang di audit oleh sang auditor dapat

mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam kurun waktu setidaknya

satu tahun (IAI, 2011). SPAP (Standar Profesional Akuntan Publik) seksi

341 tahun 2011 dalam penelitian Dea Izazi dan Rizka Indri Arfianti (2019)

menyatakan bahwa auditor harus melakukan evaluasi terhadap entitas

apakah terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan suatu entitas dalam

mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu yang pantas


18

dengan memperhatikan kondisi-kondisi yang bisa menjadi dasar

pertimbangan dalam rangka pemberian opini audit going concern.

Kelangsungan hidup (going concern) yang dinyatakan SPAP (2011)

dalam penelitian Byusi dan Achyani (2018) bahwa kelangsungan hidup

suatu perusahaan merupakan suatu usaha yang tidak mampu melunasi

hutang-hutangnya saat jatuh tempo yang bersamaan dengan tanpa

melakukan penjualan atas aktiva yang dimiliki suatu perusahaan tersebut,

lalu dilakukannya restrukturisasi utang dan juga melakukan pemaksaan dari

luar sebagai bentuk usaha untuk memperbaiki operasi. Salah satu bentuk

pasti perusahaan dapat dinyatakan going concern jika perusahaan mampu

memenuhi semua kewajiban atas usahanya. Apabila auditor melihat adanya

kesangsian besar yang membuat suatu perusahaan tidak mampu memenuhi

kewajibannya yang kemungkinan mengancam kelangsungan hidup

perusahaan dalam jangka waktu tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal

laporan keuangan yang diaudit maka para auditor berhak memberikan opini

audit going concern terhadap perusahaan tersebut.

2.1.4 Kualitas Audit

Kualitas audit menurut De Angelo dalam penelitian Vita Mustika

(2017) sebagai probabilitas dimana para auditor menemukan dan juga

melaporkan adanya suatu pelanggaran yang terdapat pada sistem akuntansi

kliennya. Para pengguna laporan keuangan memaknai kualitas audit sebagai

suatu kondisi yang mana auditor dapat memberikan jaminan berupa bahwa

tidak ada salah saji yang material (no material misstatements) ataupun
19

kecurangan (fraud) dalam laporan keuangan auditee dan audit dilaksanakan

oleh orang yang kompeten dan independen. Sedangkan auditor yang

memandang kualitas audit terjadi ketika mereka sudah bekerja dengan

standar dan etika profesional yang berlaku serta mampu menghindari

terjadinya kesalahan yang mengakibatkan rusaknya reputasi auditor.

Tanggung jawab yang dimiliki auditor untuk bertanggungjawab dalam

menyediakan informasi yang memiliki kualitas tinggi guna nantinya akan

berguna dalam pengambilan keputusan untuk para pemakai laporan

keuangan. Kualitas audit seorang auditor dinyatakan memiliki kualitas yang

ditinggi lebih cenderung akan mengeluarkan opini audit going concern yang

apabila auditee sedang mengalami masalah berkaitan dengan going concern.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Tjahjani (2017) dalam

penelitian Oktaviani dan Challen (2020) menyatakan bahwa hasil dari

kualitas audit yang lebih baik berasal dari KAP yang lebih besar seperti

KAP The Big Four Firms, dan juga KAP yang lebih besar itu cenderung

untuk lebih berani dalam mengungkapkan masalah yang dialami kliennya.

Lalu De Angelo menyimpulkan diartikannya hasil kualitas audit lebih baik

berasal dari KAP yang lebih besar dibandingkan hasil kualitas audit yang

dihasilkan dari kantor akuntan kecil (Vita Mustika, 2017). KAP yang besar

tentu memiliki reputasi yang baik dan cenderung akan menjaga dan

mempertahankan kualitas audit yang dihasilkan agar reputasinya tidak

menurun dan tidak kehilangan klien sebab hasil dari kualitas auditnya.
20

Audit yang memiliki kualitas yang baik merupakan hasil audit dari

para auditor yang berkompeten. Auditor yang memiliki kompeten yang baik

atau yang memiliki spesialis terkait auditnya akan lebih dapat memahami

industri klien sehingga para auditor mampu dalam menganalisis apakah

perusahaan tersebut tidak memiliki resiko terhadap kelangsungan hidup

usahanya (Rani & Helmayunita, 2020).

2.1.5 Financial Distress

Dalam Saputra & Kustina (2018) menyatakan bahwa financial distress

atau kesulitan keuangan adalah gambaran kesehatan atas kinerja keuangan

suatu perusahaan yang sebenar-benarnya dalam satu periode akuntansi.

Kondisi keuangan menurut Izazi, Rizka Indri Arfianti (2019) adalah yang

mana dalam kondisi keuangan perusahaan dapat digambarkan bagaimana

tingkat suatu kesehatan sebuah perusahaan. Perusahaan yang memiliki

kondisi keuangan yang menurun atau kondisi keuangan yang tidak sehat

dapat dijadikan sebagai pertanda bahwa perusahaan tersebut sedang

mengalami financial distress. Financial distress itu merupakan kondisi yang

tidak diharapkan oleh suatu perusahaan, karena dengan adanya kondisi

financial distress ini membuat para investor dapat membatalkan

investasinya dan juga dapat menarik kembali dana yang telah

diinvestasikannya.

Perusahaan yang sedang mengalami kesulitan keuangan atau financial

distress ini dapat diprediksi kemungkinan besarnya akan mendapat opini

audit going concern karena perusahaan tersebut mengindikasikan keraguan


21

dalam kelangsungan hidup perusahaan nya dan juga dapat diindikasikan

terancamnya perusahaan itu bangkrut. Financial distress dalam perhitungan

yang menggunakan model prediksi kebangkrutan Altman revisi adalah

semakin kecil nilai Z-score maka perusahaan tersebut semakin mengalami

kondisi kesulitan keuangan atau financial distress. Oleh karena itu dapat

dikatakan bahwa perusahaan tersebut sedang mengalami financial distress

dengan nilai Z-score semakin kecil yang semakin besar kemungkinan

menerima opini audit going concern (Kesumojati et al., 2017).

2.1.6 Opinion Shopping

Opinion shopping menurut SEC dalam Vita Mustika (2017) adalah

aktivitas dimana manajemen mencari auditor yang akan dan mau

mendukung perlakuan akuntansi yang diajukan oleh pihak manajemen demi

mencapai tujuan pelaporan keuangan untuk perusahaan dari manajemen

tersebut. Tujuan yang dilakukan oleh manajemen tersebut dengan

mengganti auditor untuk perusahaan itu adalah untuk menghindari

penerimaan opini audit going concern. Para manajemen yang melakukan hal

ini guna laporan keuangan perusahaannya dapat laporan audit yang positif

atau disebut dengan wajar tanpa pengecualian. Apabila laporan keuangan

suatu perusahaan itu negatif tentu akan mempengaruhi bagaimana

kemampuan suatu perusahaan agar dapat bertahan dalam persaingan pasar

modal dan nilai return dari saham yang dimilikinya.

Opinion shopping menurut Muttaqin (2012) dalam Syahputra dan

Yahya (2017) merupakan hal yang memiliki sisi negatif jika dilakukan yang
22

diantaranya dapat berkurangnya kredibilitas suatu laporan keuangan

perusahaan dan kualitas keputusan investasi dan kredit bagi perusahaan

yang melakukan hal tersebut. Laporan keuangan yang sudah dimanipulasi

tentu dapat menghancurkan bisnis sebuah perusahaan dan akibat dari hal itu

auditor dapat berdampak negatif terhadap reputasi yang dimilikinya, jika

dengan adanya kepentingan untuk membantu dalam pencapaian tujuan

pelaporan perusahaan, maka manajemen dari perusahaan yang melakukan

hal tersebut akan memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk dapat

mengabaikan dampak negatif tersebut. Untuk menghindari penerimaan opini

audit going concern ada dua cara yaitu, yang pertama, jika para auditor

bekerja pada perusahaan tertentu, perusahaan dapat melakukan

pengancaman untuk melakukan pergantian auditor. Yang kedua, apabila

auditor itu independen, perusahaan yang melakukan opinion shopping ini

akan melakukan pemberhentian terhadap auditor yang cenderung

memberikan opini audit going concern atau hal sebaliknya mereka akan

menunjuk auditor yang cenderung memberikan opini audit non going

concern.

2.1.7 Debt Default

Menurut PSA 30 dalam Saputra & Kustina (2018) salah satu indikator

yang paling banyak digunakan oleh para auditor dalam memberikan opini

audit going concern adalah kegagalan sebuah perusahaan dalam memenuhi

kewajiban hutang (default) baik itu utang pokoknya maupun bunganya.

Debt default menurut Chen dan Church dalam Oktaviani & Challen (2020)
23

merupakan kegagalan suatu perusahaan (debitor) dalam membayar

kewajiban hutang pokoknya dan atau juga bunganya pada waktu jatuh

tempo yang telah ditentukan. Dalam keadaan default memiliki kategori

apabila suatu perusahaan memiliki salah satu kondisi terpenuhi yang mana

apabila perusahaan tidak dapat atau lalai dalam membayar utang pokok dan

bunganya, persetujuan dan perjanjian utang dilanggar, jika dalam

pelanggaran tersebut tidak dituntut atau telah dituntut kreditor untuk masa

kurang lebih dalam satu tahun, lalu apabila perusahaan sedang dalam masa

proses negosiasi restrukturisasi utang yang jatuh tempo.

Menurut Sister Clara Kesumojati dkk (2017) para auditor dalam

melakukan pemeriksaan, hal pertama yang akan dilakukan oleh profesional

auditor adalah mencari tahu kondisi kesehatan keuangan dalam suatu

perusahaan dengan memeriksa hutang perusahaan tersebut. Ketika sebuah

perusahaan memiliki hutang yang cukup tinggi, perusahaan menggunakan

kas yang ada pada perusahaannya untuk menutupi hutang yang dimiliki.

Tentu hal ini akan berdampak pada terganggunya kegiatan operasional

perusahaan. Apabila suatu perusahaan tidak mampu dalam membayar

kewajiban dalam membayar utang pokok dan atau bunganya pada saat

waktu jatuh tempo yang telah ditentukan maka kemungkinan besar para

auditor akan memberikan opini audit going concern.

Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa status hutang perusahaan

merupakan faktor pertama yang akan diperiksa oleh auditor untuk mengukur

kesehatan keuangan perusahaan. Status debt default ini dapat dilihat dari
24

pernyataan auditor dalam laporan tahunan perusahaan yang menyatakan

bahwa perusahaan itu gagal dalam membayar kewajiban utang pokok dan

bunganya

2.1.8 Pandangan Islam Terhadap Auditor

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

Innallaha ya-murukum ang tu-addul-amaanaati ilaaa ahlihaa wa izaa

hakamtum bainan-naasi ang tahkumuu bil-'adl, innalloha ni'immaa

ya'izhukum bih, innalloha kaana samii'am bashiiroo

"Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang

berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara

manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah

sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha

Mendengar, Maha Melihat." (QS. An-Nisa' 4: Ayat 58).

Dalam pandangan Islam, para akuntan dan para auditor muslim

dituntut untuk dapat menjalani profesinya dengan akhlak yang baik agar

dapat memenuhi tujuan-tujuan sebagai berikut:

1. Agar dapat membantu berkembangnya kesadaran etika profesi dengan

membawa perhatian kepada mereka terkait isu-isu etika yang terdapat

dalam praktek profesi dan apakah setiap tindakan yang dilakukan

dapat dipertimbangkan sebagai perilaku yang tergolong beretika.


25

2. Agar dapat terjamin keabsahan laporan keuangan, sehingga

kredibilitas dapat meningkat dan juga kepercayaan yang diberikan

oleh jasa akuntan dapat meningkat pula.

Agar laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan dapat dipercaya,

maka dibutuhkannya auditor yang dapat berperan dalam menjembatani

kepentingan para pengguna laporan keuangan dan juga para penyedia

laporan keuangan. Para auditor akan memberikan opini yang dapat membuat

data-data yang ada di dalam laporan keuangan perusahaan dapat dipercaya

oleh para pengguna laporan keuangan.

2.2 Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian yang dilakukan sebelumnya dan yang berhubungan

dengan variabel penerimaan opini audit going concern dapat dilihat dalam

tabel 2-1 sebagai berikut:

Tabel 2-1 Penelitian Terdahulu

Peneliti Metode
Hasil
No (Tahun) Judul Penelitian Variabel
Penelitian
dan Sampel
1 Sister Clara Pengaruh Metode Variabel Kualitas
Islamy Kualitas Penelitian: Indenpenden audit tidak
Kesumojati, Audit, Analisis : berpengaruh
Tri Financial Regresi Kualitas signifikan
Widyastuti, Distress, Debt Logistik Audit, terhadap
dan default Financial opini audit
Darmansyah Terhadap Sampel: Distress, going
(2017) Penerimaan Perusahaan Debt default concern.
Opini Audit yang Sedangkan
Sumber: Going terdaftar di Variabel variabel
Jurnal Ilmiah Concern BEI periode Dependen: financial
Akuntansi 2011-2015 Penerimaan distress dan
Fakultas Opini Audit debt default
Ekonomi, Vol. Going berpengaruh
3, No. 1, 2017 Concern signifikan
terhadap
opini audit
going
concern
26

Peneliti Metode
Hasil
No (Tahun) Judul Penelitian Variabel
Penelitian
dan Sampel
2 Muhammad Pengaruh Metode Variabel Reputasi
Yunus, Calen, Prediksi Penelitian: Indenpenden Auditor dan
dan Sarida Kebangkrutan Analisis : Opinion
Sirait (2020) Model Regresi Data Prediksi shopping
Altman Z- Panel Kebangkruta berpengaruh
Sumber: Score, nModel negative
Riset Dan Reputasi Sampel: Altman Z- terhadap
Jurnal Auditor, dan Perusahaan Score, penerimaan
Akuntansi, Opinion Manufaktur Reputasi opini audit
Vol.4, No. 1, Shopping, Yang Auditor, dan going
2020 Terhadap Terdaftar Opinion concern
Penerimaan di BEI Tahun Shopping
opini 2015-2019 Sedangkan
Audit Going Variabel variabel
Concern Dependen: Prediksi
Penerimaan Kebangkruta
Opini Audit nModel
Going Altman Z-
Concern Score tidak
berpengaruh
terhadap
Penerimaan
Opini Audit
Going
Concern

3 Diva Fahdi Pengaruh Metode Variabel Return On


Akbar, (2018) Leverage Penelitian: Independen: Asset,Dan
Return On Analisis Pengaruh Financial
Sumber: Asset,Dan Regresi Data Leverage Distress
Jurnal Financial Panel Return On berpengaruh
Akuntansi, Distress, Asset,Dan positif
Vol.8, No. 1, Terhadap Sampel: Financial Terhadap
2018 Penerimaan Perusahaan Distress penerimaan
Opini Audit Manufaktur opini audit
Going Sub Sektor Variabel going
Concern Transportasi Dependen: concern.
Yang Penerimaan
Terdaftar Opini Audit Sedangkan
di BEI Tahun Going variabel
2016-2018 Concern Leverage
tidak
berpengaruh
terhadap
Penerimaan
Opini Audit
Going
Concern
4 Dwi Kartika Pengaruh Metode Variabel Kondisi
Sari, Fitriana Pertumbuhan Penelitian: Indenpenden Keuangan,
Dan Farida Perusahaan, Analisis : berpengaruh
Yuliaty (2020) Kondisi Regresi Data Pertumbuha Terhadap
27

Peneliti Metode
Hasil
No (Tahun) Judul Penelitian Variabel
Penelitian
dan Sampel
Keuangan, Panel n Penerimaan
Sumber: dan Opini Perusahaan, Opini Audit
Jurnal Syntax Audit Tahun Sampel: Kondisi Going Concern.
Idea, Vol.2, Sebelumnya, Perusahaan Keuangan,
No. 1, 2020 Terhadap manufaktur dan Opini Sedangkan
Penerimaan yang Audit Tahun Pertumbuhan
Opini Audit terdaftar di Sebelumnya Perusahaan
Going Bursa Efek dan Opini
Concern Indonesia Variabel Audit Tahun
dan telah Dependen: Sebelumnya
memenuhi Penerimaan tidak
kriteria yang Opini Audit berpengaruh
ada selama Going terhadap
periode 2013 Concern penerimaan
– 2017 opini audit
going
concern.
5 Sudiyanti Pengaruh Metode Variabel Ukuran
Tammy Ukuran Penelitian: Indenpenden Perusahaan dan
Rizkillah, Dan Perusahaan, Analisis : Profitabilitas
Annisa Financial Regresi Data Ukuran Terhadap
Nurbiati Distress, Panel Perusahaan, Penerimaan
(2018) Profitabilitas, Financial Opini Audit
Dan Opini Sampel: Distress, Going Concern.
Sumber: Audit Tahun Perusahaan Profitabilitas
Jurnal Akrab Sebelumnya Sektor , Dan Opini Sedangkan
Juara, Vol.3, Terhadap Pertambanga Audit Tahun Pertumbuhan
No. 3, 2018 Penerimaan n yang Sebelumnya Financial
Opini Audit terdaftar di Variabel Distress Dan
Going Bursa Efek Dependen: Opini Audit
Concern Indonesia Penerimaan Tahun
dan telah Opini Audit Sebelumnya
memenuhi Going tidak
kriteria yang Concern berpengaruh
ada selama terhadap
periode penerimaan
2012-2016 opini audit
going concern
6 Vita Mustika Pengaruh Metode Variabel Kualitas Audit,,
(2017) Kualitas Penelitian: Indenpenden Debt default,
Audit,, Debt Analisis : Opinion
Sumber: JOM default, Regresi Kualitas Shopping, Dan
Fekon Vol.4, Opinion Logistik Audit,, Debt Pertumbuhan
No.1, 2017 Shopping, default, Perusahaan
Dan Sampel: Opinion tidak
Pertumbuhan Perusahaan Shopping, berpengaruh
Perusahaan Manufaktur Dan terhadap
Terhadap yang Pertumbuha penerimaan
Penerimaan terdaftar di n opini audit
Opini Audit BEI periode Perusahaan going concern
Going 2011-2015
Concern Pada Variabel
28

Peneliti Metode
Hasil
No (Tahun) Judul Penelitian Variabel
Penelitian
dan Sampel
Perusahaan Dependen:
Manufaktur Penerimaan
(Yang Opini Audit
Terdaftar Di Going
bursa Efek Concern
Indonesia
2011-2015)
7 Oktaviani, dan Pengaruh Metode Variabel Kualitas auditor
Auliffi Ermian Kualitas penelitian: Indenpenden berpengaruh
Challen Auditor, Analisis : positif
(2020) Audit Tenure regresi Kualitas signifikan, audit
Dan Debt logistic. Auditor, tenure
Sumber: default Audit berpengaruh
Jurnal Terhadap Sampel: Tenure Dan negative dan
Akuntansi dan Penerimaan Perusahaan Debt default. signifikan, debt
Keuangan, Opini Audit manufaktur default
Vol.8, No.2, Going yang Variabel berpengaruh
2020 Concern terdaftar di Dependen: positif
BEI periode Penerimaan signifikan
tahun 2013- Opini Audit terhadap
2017. Going penerimaan
Concern opini audit
going concern.
Sumber : https://scholar.google.com/

2.3 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan landasan teori diatas dan beberapa dari penelitian

terdahulu, dapat dibuat suatu kerangka pemikiran yang menggambarkan

hubungan antara variabel independen yaitu kualitas audit big four firms,

financial distress, opinion shopping, debt default terhadap variabel

dependen yaitu Opini Audit Going Concern sebagai berikut:


29

Gambar 2-1 Kerangka Konseptual

Kualitas Audit Big


Four Firms(X1)
H1
Financial
Distress(X2) H2
Opini Audit Going
H3 Concern (Y)
Opinion Shopping
H4
(X3)

Debt default (X4)

H5

Keterangan:

= Uji Secara Parsial

= Uji Secara Simultan

2.4 Pengembangan Hipotesis

2.4.1 Pengaruh Kualitas Audit Big Four Firms Terhadap Opini Audit Going

Concern

Dalam penelitian Safitri (2017) menyatakan bahwa auditor memiliki

tanggung jawab dalam menyediakan informasi yang mempunyai kualitas

tinggi yang bertujuan untuk pengambilan keputusan bagi para pemakai

laporan keuangan. Auditor yang memiliki kualitas audit yang baik akan

lebih cenderung mengeluarkan opini audit going concern jika kliennya

terdapat masalah mengenai going concern.


30

Menurut Tjahjani (2017) dalam penelitian Oktaviani & Challen (2020)

menyatakan bahwa apabila KAP lebih besar akan menghasilkan kualitas

audit yang lebih baik, dan cenderung untuk dapat lebih berani dalam

mengungkapkan masalah yang dialami oleh klien. Menurut Rahman dan

Siregar (2012) dalam penelitian Effendi (2019) menyatakan bahwa auditor

yang memiliki skala besar seperti KAP the big four firms akan lebih

memiliki insentif dalam mendeteksi dan juga melaporkan masalah going

concern terhadap kliennya. Semakin besar skala yang dimiliki oleh auditor,

maka akan semakin besar juga kemungkinan auditor dalam memberikan

opini audit going concern. Oleh karena itu, kualitas audit yang lebih tinggi

akan membuat perusahaan lebih dapat menerima opini audit going concern.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Oktaviani & Challen (2020)

menyatakan bahwa kualitas audit berpengaruh positif dan signifikan

terhadap penerimaan opini audit going concern. Namun pada penelitian

yang dilakukan oleh Kesumojati et al., (2017) menyatakan bahwa kualitas

audit tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going

concern.

Berdasarkan uraian diatas, maka dari itu hipotesis dalam penelitian ini

adalah:

H1: Kualitas Audit Big Four Firms berpengaruh terhadap penerimaan

Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Sektor

Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia periode 2017-2020.


31

2.4.2 Pengaruh Financial Distress Terhadap Opini Audit Going Concern

Financial distress merupakan kondisi yang dialami perusahaan ketika

kondisi keuangan perusahaan tersebut memburuk. Financial Distress

menurut Izazi, Rizka Indri Arfianti (2019) menyatakan bahwa financial

distress atau dapat disebut dengan kondisi keuangan suatu perusahaan

bahwa kondisi ini dapat menggambarkan tingkat kesehatan suatu

perusahaan tersebut. Perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang

memburuk atau disebut tidak sehat dapat menjadi pertanda bahwa

perusahaan tersebut sedang mengalami financial distress. Dalam

perusahaan, kondisi financial distress ini adalah hal yang tidak diharapkan

oleh perusahaan karena kondisi ini akan berdampak pada investor, yang

akan menyebabkan investor akan menarik kembali atau membatalkan

investasinya pada perusahaan yang sedang mengalami financial distress.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Kesumojati dkk (2017)

menyatakan bahwa financial distress berpengaruh secara signifikan

terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan. Dan pada

penelitian Rizkillah dan Nurbaiti (2018) menunjukan bahwa Financial

Distress tidak berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit going

concern.

Berdasarkan uraian diatas, maka dari itu hipotesis dalam penelitian ini

adalah:

H2: Financial distress berpengaruh terhadap penerimaan Opini Audit

Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri


32

Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

periode 2017-2020.

2.4.3 Pengaruh Opinion Shopping Terhadap Opini Audit Going Concern

Opinion shopping menurut SEC dalam penelitian Safitri (2017)

menyatakan bahwa opinion shopping adalah aktivitas dalam mencari auditor

yang akan mendukung perlakuan akuntansi yang diajukan oleh manajemen

dalam suatu perusahaan untuk tujuannya mencapai tujuan pelaporan

keuangan perusahaan. Lalu dalam penelitian Effendi (2019) menyatakan

bahwa opinion shopping ini terjadi apabila perusahaan akan

memberhentikan auditor yang lebih cenderung memberikan opini audit

going concern, atau sebaliknya perusahaan akan mencari auditor yang dapat

lebih cenderung memberikan opini audit berupa unqualified opinion.

Perusahaan melakukan opinion shopping ini guna mendapat unqualified

opinion dari auditor baru yang didapatnya.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Yunus et al., (2020)

menyatakan bahwa opinion shopping berpengaruh terhadap penerimaan

opini audit going concern. Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh

Vita Mustika (2017) menyatakan bahwa opinion shopping tidak

berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.

Berdasarkan uraian diatas, maka dari itu hipotesis dalam penelitian ini

adalah:

H3: Opinion shopping berpengaruh terhadap penerimaan Opini Audit

Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri


33

Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

periode 2017-2020.

2.4.4 Pengaruh Debt default Terhadap Opini Audit Going Concern

Indikator yang paling banyak digunakan oleh auditor dalam

memberikan opini audit going concern adalah kegagalan dalam memenuhi

kewajiban hutang (default) baik itu hutang pokok maupun bunganya.

Menurut Chen dan Church dalam penelitian Sister Clara Kesumojati dkk

(2017) menyatakan bahwa debt default merupakan definisi kegagalan

debitor atau perusahaan dalam membayar hutang pokok atau bunganya pada

waktu jatuh tempo. Sister Clara Kesumojati dkk (2017) menjelaskan bahwa

hal pertama yang akan dilakukan oleh auditor guna mengetahui kondisi

kesehatan keuangan suatu perusahaan adalah dengan memeriksa hutang

perusahaannya. Ketika sebuah perusahaan memiliki hutang yang cukup

tinggi, perusahaan menggunakan kas yang ada pada perusahaannya untuk

menutupi hutang yang dimiliki. Tentu hal ini akan berdampak pada

terganggunya kegiatan operasional perusahaan. Apabila suatu perusahaan

tidak mampu dalam membayar kewajiban dalam membayar utang pokok

dan atau bunganya pada saat waktu jatuh tempo yang telah ditentukan maka

kemungkinan besar para auditor akan memberikan opini audit going

concern.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sister Clara Kesumojati dkk

(2017) menyatakan bahwa debt default secara signifikan berpengaruh

terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan. Sedangkan


34

pada penelitian yang dilakukan oleh Vita Mustika (2017) menyatakan

bahwa variabel debt default yang digunakan tidak berpengaruh terhadap

penerimaan opini audit going concern.

Berdasarkan uraian diatas, maka dari itu hipotesis dalam penelitian ini

adalah:

H4: Debt default berpengaruh terhadap penerimaan Opini Audit Going

Concern Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang

Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia periode 2017-

2020.

2.4.5 Pengaruh Kualitas Audit Big Four Firms, Financial Distress, Opinion

Shopping, Debt default berpengaruh terhadap Penerimaan Opini Audit

Going Concern

Penelitian ini juga akan melihat bagaimana pengaruh bagaimana

kualitas audit big four firms, financial distress, opinion shopping, dan debt

default terhadap penerimaan audit going concern secara simultan terhadap

penerimaaan opini audit going concern. Kualitas audit yang baik akan

menghasilkan informasi yang sangat berguna bagi para pemakai laporan

keuangan dalam langkah pengambilan sebuah keputusan. Maka dari itu,

auditor memiliki tanggung jawab dalam menyediakan jasa audit yang

berkualitas. Apabila auditor yang bersakala besar seperti KAP Big Four

Firms diyakini menghasilkan kualitas audit yang lebih baik, dan cenderung

untuk dapat lebih berani dalam mengungkapkan masalah kelangsungan

hidup usaha yang dialami oleh klien.


35

Perusahaan yang sedang mengalami financial distress merupakan

perusahaan yang sedang mengalami kondisi keuangan yang memburuk.

Apabila perusahaan tersebut tidak pernah mengalami financial distress

sangat kecil kemungkinan auditor dalam memberikan opini audit going

concern. Maka dari itu apabila perusahaan menunjukkan bahwa

perusahaannya sedang mengalami financial distress sangat besar

kemungkinan perusahaan mendapatkan opini audit going concern dari

auditor karena perusahaan tersebut memiliki indikasi keraguan terhadap

keberlangsungan hidup usahanya dalam jangka panjang maupun dalam

jangka pendek.

Opinion shopping dimaksud sebagai aktivitas dimana perusahaan

mengganti dan mencari auditor yang mana dapat mendukung perlakuan

akuntansi yang diajukan oleh manajemennya agar dapat mencapai tujuan

pelaporan perusahaan, dan opinion shopping ini dilakukan agar menghindari

akan adanya auditor yang memberikan opini audit going concern terhadap

keberlangsungan hidup perusahaannya.

Perusahaan yang tidak mampu dalam membayar hutangnya dalam

waktu jatuh tempo disebut debt default. Apabila perusahaan mengalami

kegagalan dalam membayar kewajibannya makanya saat itulah

diragukannya perusahaan tersebut dalam menjalankan kegiatan usahanya.

apabila situasi ini terjadi sangat memungkinkan untuk auditor memberikan

opininya dalam opini audit going concern.


36

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas audit big

four firms, Financial Distress, Opinion Shopping, Debt default dapat

mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern. Oleh sebab itu

dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:

H5: Kualitas Audit Big Four Firms, Financial Distress, Opinion

Shopping, Debt default berpengaruh terhadap penerimaan Opini

Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Sektor

Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia periode 2017-2020.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa penelitian

kuantitatif. Penelitian kuantitatif Sugiyono (2018) menyatakan bahwa

penelitian kuantitatif disebut metode kuantitatif karena metode ini

menggunakan data penelitiannya berupa data berbentuk angka-angka dan

analisis menggunakan statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang

telah ditetapkan.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2018) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah

generalisasi berupa objek atau subjek yang memiliki kualitas dan

karakteristik tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti guna dapat

dipelajari dan dapat ditarik kesimpulannya. Populasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada periode 2017 sampai tahun 2020.

3.2.2 Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2018) menyatakan bahwa sampel merupakan

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi dan sampel yang

diambil dari populasi itu harus benar-benar mewakili (representatif)

populasinya. Sampel pada penelitian ini berupa perusahaan manufaktur

sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

37
38

(BEI) sebanyak 58 perusahaan. Sampel dalam penelitian ini diperoleh

dengan metode purposive sampling, yang berupa pemilihan sampel dengan

menggunakan beberapa kriteria yang disesuaikan dengan penelitian yang

dilakukan. Adapun kriteria yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan-perusahaan pada sektor industri barang konsumsi yang

telah listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2017

sampai 2020 secara berturut-turut.

2. Perusahaan-perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan

yang telah diaudit oleh auditor independen secara lengkap per 31

Desember selama periode penelitian tahun 2017-2020.

3. Perusahaan-perusahaan yang menggunakan mata uang rupiah dalam

laporan keuangan selama periode penelitian tahun 2017-2020

4. Perusahaan-perusahaan yang mengalami laba bersih yang negatif

sekurang-kurangnya 2 periode laporan keuangan secara berturut-turut

selama periode penelitian tahun 2017-2020.

Adapun prosedur dalam pemilihan sampel sesuai dengan kriteria yang

telah ditetapkan diatas, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3-1 Prosedur Pengambilan Sampel

Jumlah
Perusahaan
No. Kriteria
Tidak
Sesuai
Sesuai
Perusahaan-perusahaan pada sektor industri barang (11)
1. konsumsi yang telah listing di Bursa Efek Indonesia selama 47
periode 2017-2020 secara berturut-turut.
39

Perusahaan-perusahaan yang mempublikasikan laporan (4)


keuangan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor
2. 43
independen secara lengkap per 31 Desember selama periode
penelitian tahun 2017-2020
Perusahaan-perusahaan yang menggunakan mata uang 0
3. rupiah dalam laporan keuangan selama periode penelitian 43
tahun 2017-2020
Perusahaan-perusahaan yang mengalami laba bersih yang (30)
negatif sekurang-kurangnya 2 periode laporan keuangan
4. 13
secara berturut-turut selama periode penelitian tahun 2017-
2020
Jumlah Sampel Perusahaan Akhir 13
Total Data Observasi Akhir × 52 Tahun 52
Sumber: www.idx.co.id

Dalam penyeleksian sampel yang telah dilakukan, diperoleh sampel

sebanyak 13 perusahaan yang memenuhi kriteria untuk menjadi sampel

dalam penelitian ini. Maka, jumlah data penelitian yang dilakukan selama 4

periode ini adalah sebanyak 13 x 4 = 52 data.

3.3 Teknik Pengumpulan Data dan Sumber Data

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan teknik dokumentasi data-data yang dipublikasikan oleh perusahaan

mengenai laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen

yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini juga

menggunakan metode studi pustaka yang merupakan bentuk penelitian

teoritis dengan mengolah bersumber dari buku, literatur, pendapat para ahli,

jurnal, dan hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan topik

pembahasan dalam penelitian ini.

3.3.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder. Menurut Chandrarin (2017) data sekunder merupakan


40

pengumpulan data yang berasal dari pihak atau lembaga yang telah

digunakan atau sudah dipublikasikan datanya. Oleh karena itu data yang

sudah dapat dipastikan penggunaannya ataupun sudah dipublikasikan, maka

tidak perlu lagi untuk diuji validitas dan reliabilitasnya. Data penelitian ini

meliputi laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur sektor industri

barang konsumsi yang terdaftar dan yang telah dipublikasikan serta

diperoleh dari database Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun periode

2017-2020 yang diakses dari www.idx.co.id.

3.4 Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel

3.4.1 Variabel Dependen (Y)

Menurut Sugiyono (2018) menyatakan bahwa variabel dependen atau

dalam Bahasa Indonesia berupa variabel terikat merupakan variabel yang

dipengaruhi atau bisa disebut sebagai akibat, karena adanya variabel bebas.

Pada penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah penerimaan

opini audit going concern. Opini audit yang termasuk dalam opini audit

going concern dalam penelitian Kesumojati, dkk (2017) adalah berupa wajar

tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas. Variabel opini audit going

concern ini diukur dengan menggunakan variabel dummy, yang mana

pendapat wajar tanpa pengecualian dikategorikan 0 dengan opini tersebut

perusahaan dikategorikan non going concern, sedangkan pendapat wajar

tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas, pendapat wajar dengan

pengecualian, pendapat tidak wajar, dan tidak memberikan pendapat


41

dikategorikan 1 dan dengan demikian perusahaan dikategorikan going

concern.

3.4.2 Variabel Independen (X)

Menurut Sugiyono (2018) menyatakan bahwa variabel dependen

dalam bahasa Indonesia berarti variabel bebas. Variabel dependen atau

variabel bebas ini adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab terjadinya perubahan atau timbulnya variabel dependen atau disebut

variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel independennya adalah sebagai

berikut:

3.4.2.1 Kualitas Audit

Kualitas audit menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)

dalam penelitian Vita Mustika (2017) menyatakan bahwa jika audit yang

dihasilkan memenuhi standar auditing dan standar pengendalian mutu

merupakan bentuk dari audit yang dihasilkan oleh auditor berkualitas.

Kualitas audit merupakan segala kemungkinan dimana auditor pada saat

mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan pelanggaran yang

terjadi dalam sistem akuntansi klien dan melaporkannya dalam laporan

keuangan auditan, dimana dalam melaksanakan tugasnya tersebut auditor

berpedoman pada standar auditing dan kode etik akuntan publik yang

relevan.

Dalam penelitian Oktaviani & Challen (2020) kualitas audit dalam

penelitian ini diproksikan dengan menggunakan skala auditor. Variabel ini

diukur dengan menggunakan variabel dummy 1 bagi perusahaan yang


42

menggunakan jasa auditor yang tergolong dalam KAP The Big 4 Firms dan

nilai dummy 0 dikategorikan bagi perusahaan yang menggunakan jasa

auditor yang tidak termasuk dalam KAP The Big 4 Firms. Berikut daftar

KAP yang termasuk KAP The Big 4 Firms:

1. Price Waterhosouse Coopers (PWC) : Tanudiredja, Wibisana Rintis

dan rekan.

2. Ernest & Young (EY) : KAP Suherman dan Surja

3. Deloitte: Satrio Bing Eny dan rekan, Deloitte Touche Solutions, PT

Deloitte Konsultan Indonesia, KJPP Lauw dan rekan, Hermawan

Juniarto dan Partners, dan PT Deloitte Consulting.

4. KPMG : Siddharta Widjaja dan rekan, KPMG Advisory Indonesia,

dan KPMG Siddharta Advisory.

3.4.2.2 Financial Distress

Altman dalam penelitian Dea Izazi dan Rizka Indri Arfianti (2019)

menyatakan bahwa financial distress dapat diukur dengan menggunakan

model prediksi kebangkrutan oleh Revised Altman yang terkenal disebut

dengan Z’ score. Pada prediksi kebangkrutan dilakukan nya modifikasi

model atau revisi yang dimaksudkan untuk membuat alat prediksi menjadi

relevan dengan masa lalu maupun kondisi yang akan datang. Formulanya

yakni sebagai berikut:

Z’ = 0.717 Z1 + 0.874 Z2 + 3.107 Z3 + 0.420 Z4 + 0.998 Z5

Keterangan :

Z1 = working capital / total assets


43

Z2 = retained earnings / totals assets

Z3 = earnings before interest and taxes / total assets

Z4 = book value of equity / book value of debt

Z5 = sales / total assets

Klasifikasi perusahaan yang sehat dan bangkrut didasarkan pada nilai

Z’ score model Altman revisi yaitu :

1. Jika nilai Z < 1.81 maka termasuk perusahaan tersebut dapat

dikategorikan sebagai perusahaan yang berisiko tinggi terhadap

kebangkrutan;

2. Jika nilai 1,81 < Z < 2.99 maka termasuk grey area (tidak dapat

ditentukan apakah perusahaan sehat ataupun mengalami

kebangkrutan);

3. Jika nilai Z > 2.99 maka termasuk perusahaan yang tidak bangkrut,

perusahaan tersebut dapat dikategorikan sebagai perusahaan sehat atau

perusahaan bebas dari masalah kebangkrutan (non bankrupt

company).

3.4.2.3 Opinion Shopping

Opinion shopping menurut SEC dalam Vita Mustika (2017) adalah

aktivitas dimana manajemen mencari auditor yang akan dan mau

mendukung perlakuan akuntansi yang diajukan oleh pihak manajemen demi

mencapai tujuan pelaporan keuangan untuk perusahaan dari manajemen

tersebut. Opinion shopping diukur dengan menggunakan variabel dummy 1


44

(Satu) untuk perusahaan yang melakukan pergantian auditor, sedangkan 0

(nol) untuk perusahaan yang tidak melakukan pergantian auditor.

3.4.2.4 Debt default

Menurut Chen dan Church dalam Kesumojati et al. (2017)

menyatakan bahwa debt default merupakan definisi kegagalan debitor atau

perusahaan dalam membayar hutang pokok atau bunganya pada waktu jatuh

tempo. Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy,

perusahaan berstatus debt default diberi nilai dummy 1 dan kategori

perusahaan yang tidak berstatus debt default diberi nilai dummy 0. Dalam

laporan keuangan status debt default biasanya ada atau terungkap di catatan

atas laporan keuangan pada penjelasan atas laporan keuangan (pada pos

utang) atau bisa dalam opini audit.

3.5 Metode Analisis Data

3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif

Menurut Sugiyono (2018) menyatakan bahwa statistik deskriptif

merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan

mendeskripsikan atau bisa disebut juga menggambarkan data yang telah

terkumpul tanpa bermaksud menarik kesimpulan yang berlaku untuk umum

atau generalisasi. Pada analisis statistik deskriptif memberikan gambaran

atau deskripsi dari suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar

deviasi, sum, range, nilai maximum, serta nilai minimum dari masing-

masing variabel opini audit going concern, kualitas audit big four firms,

financial distress, opinion shopping, dan debt default.


45

3.5.2 Model Regresi Data Panel

Dalam model regresi data panel ada tiga estimasi regresi data panel

yakni Model Common Effect, Model Fixed Effect, dan Model Random

Effect.

3.5.2.1 Model Common Effect

Model Common Effect atau dimaksud sebagai koefisien tetap antar

waktu dan individu adalah pendekatan model data panel yang paling

sederhana, yang mana model ini hanya menggabungkan antara data times

series dan cross-section dengan tidak memperhatikan perbedaan antara

waktu dengan individu. Model dari persamaan regresi Common Effect ini

yaitu:

Yit = β0 + β1X1it + β2X2it + β3X3it + β4X4it + eit

3.5.2.2 Model Fixed Effect

Model Fixed Effect adalah model yang berasumsi bahwa perbedaan

individu di akomodasi adanya perbedaan intersep. Teknik mengestimasi

data panel ini menggunakan variabel dummy untuk dapat menangkap

adanya perbedaan intersep antar perusahaan maupun intersep sama antar

waktu. Model Fixed Effect dengan variabel dummy ini yaitu:

Yit = β0 + β1X1it + β2X2it + β3X3it + β4X4it +..... + βndit + eit

3.5.2.3 Model Random Effect

Model Random Effect ini merupakan model yang akan mengestimasi

data panel dimana variabel gangguan atau bisa disebut dengan error terms

yang mungkin saling berhubungan antara waktu dan antara individu. Pada
46

model ini perbedaan intersep diakomodasi oleh gangguan masing-masing

perusahaan. Kelebihan apabila menggunakan model ini adalah dapat

menghilangkan heteroskedastisitas. Model Random Effect dapat dilihat

sebagai berikut:

Yit = β0 + β1X1it + β2X2it + β3X3it + β4X4it + eit + μi

3.5.3 Pemilihan Model Data Panel

Pemilihan model data panel dilakukan agar dugaan yang diperoleh

dapat seefisien mungkin dengan melakukan pemilihan model secara

statistik. Terdapat beberapa pengujian yang dapat dilakukan antara lain

sebagai berikut:

3.5.3.1 Chow Test (Uji Chow)

Uji Chow adalah pengujian yang digunakan untuk menentukan model

mana yang terbaik antara Fixed Effect Model dengan Common Effect Model

untuk dapat digunakan sebagai estimasi data panel, dengan memiliki

hipotesis sebagai berikut:

H0 = Common Effect Model prob > 0.05

H1 = Fixed Effect Model prob < 0.05

Apabila nilai p-value cross section Chi Square < α 0,05 (5%) atau

nilai probability (p-value) F test < α 0,05 (5%) maka H0 ditolak dan H1

diterima, berarti model yang dapat digunakan adalah model Fixed Effect.

Jika nilai p-value cross section Chi Square ≥ α 0.05 (5%) atau nilai

probability (p-value) F test ≥ α 0,05 (5%) maka H0 diterima dan H1 ditolak,

artinya model yang dapat digunakan adalah model Common Effect.


47

3.5.3.2 Hausman Test (Uji Hausman)

Uji Hausman adalah pengujian yang digunakan untuk dapat

menentukan model mana yang paling tepat digunakan untuk mengestimasi

data panel yang mana modelnya adalah antara Fixed Effect Model dengan

Random Effect Model Pengujian ini memiliki hipotesis sebagai berikut:

H0 = Random Effect Model > 0.05

H1 = Fixed Effect Model < 0.05

Apabila nilai p-value cross section random < α 0.05 (5%) maka H0

ditolak dan H1 diterima, maka model yang dapat digunakan adalah model

fixed effect model. Jika nilai p-value cross section random ≥ α 0.05 (5%)

maka H0 diterima dan H1 ditolak, maka model yang dapat digunakan adalah

model random effect model.

3.5.3.3 Lagrange Multiplier Test (Uji LM)

Pengujian uji LM ini merupakan pengujian yang dilakukan untuk

dapat memilih model mana yang paling tepat guna sebagai estimasi data

panel antara metode Random Effect Model (REM) atau Common Effect

Model (CEM). Uji LM didasarkan pada Breusch Pagan untuk uji

signifikansi Random Effect Model (REM) didasarkan pada residual dari

metode Common Effect Model (CEM). Pengujian ini memiliki hipotesis

sebagai berikut:

H0: Common Effect Model (CEM) > 0.05

H1: Random Effect Model (REM) < 0.05


48

Salah satu kriteria yang digunakan dalam pengujian uji LM ini adalah

jika nilai Breusch Pagan (both) > 0.05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Namun jika nilai Breusch Pagan (both) < 0.05 maka maka H0 ditolak dan H1

diterima. Sehingga model yang tepat untuk digunakan untuk menjelaskan

regresi data panel adalah model random effect model.

3.5.4 Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik memiliki tujuan untuk memperoleh hasil

regresi yang dapat dipertanggungjawabkan dan memiliki hasil yang terbebas

dari bias yang mengakibatkan hasil dari regresi tidak dapat digunakan

sebagai dasar untuk menguji hipotesis dan pengambilan keputusan. Asumsi-

asumsi yang harus dipenuhi dari pengujian tersebut adalah uji normalitas,

uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas, dan uji multikolinearitas.

3.5.4.1 Uji Normalitas

Pada model regresi uji normalitas digunakan untuk dapat menguji

apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi dapat terdistribusi secara

normal atau sebaliknya. Model regresi dapat dikatakan baik apabila

memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal (Purnomo, 2016).

Apabila nilai residual yang dihasilkan dapat terdistribusi secara

normal berarti dapat membandingkan antara nilai probabilitas Jarque-Bera

(JB) hitung dengan nilai alpha 0.05 dengan memiliki ketentuan sebagai

berikut:

1. Apabila probabilitas > 0.05 maka signifikansi H0 diterima yang berarti

residual berdistribusi secara normal.


49

2. Apabila probabilitas < 0.05 maka H0 ditolak yang berarti residual

tidak berdistribusi secara normal.

3.5.4.2 Uji Multikolinieritas

Multikolinearitas memiliki arti yang mana antara variabel independen

yang terdapat dalam model regresi memiliki hubungan linear yang

sempurna atau mendekati sempurna bisa disebut dengan koefisien

korelasinya tinggi atau bahkan bernilai 1. Model regresi dapat dikatakan

baik seharusnya tidak ada terjadi korelasi sempurna atau mendekati

sempurna diantara variabel bebasnya (Purnomo, 2016). Salah satu pengujian

multikolinearitas dapat digunakan dengan cara menganalisis matrik korelasi

variabel-variabel yang memiliki ketentuan yang harus dipenuhi yakni, jika

antar variabel independen terdapat korelasi yang tinggi atau diatas 0.9 maka

dapat diindikasi adanya multikolinearitas, sedangkan apabila antar variabel

terdapat korelasi yang rendah atau dibawah 0.9 maka tidak ada terjadi

multikolinieritas (Ghozali, 2018).

3.5.4.3 Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah korelasi antar anggota observasi yang disusun

secara menurut waktu dan tempat. Model regresi ini dapat dikatakan dengan

baik apabila tidak adanya terjadi autokorelasi (Purnomo, 2016:122). Salah

satu pengujian autokorelasi yang dapat dilakukan yaitu, metode pengujian

menggunakan uji Durbin-Watson. Salah satu pengukuran untuk menentukan

adanya gejala autokorelasi adalah dengan menguji uji Durbin-Watson (DW)

dengan ketentuan yang ditetapkan sebagai berikut:


50

1. Apabila nilai Durbin-Watson (DW) dibawah -2 atau DW < -2, maka

dapat diputuskan adanya autokorelasi positif pada penelitian ini

2. Apabila nilai Durbin-Watson (DW) berada di antara -2 dan +2 atau -2

< DW < +2, maka dapat diputuskan tidak adanya autokorelasi pada

penelitian ini

3. Apabila nilai Durbin-Watson (DW) diatas +2 atau DW < +2, maka

dapat diputuskan adanya autokorelasi negatif pada penelitian ini

3.5.4.4 Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas merupakan varian residual yang tidak sama pada

semua pengamatannya yang ada di dalam model regresi. Regresi dapat

dikatakan dengan baik apabila regresi tidak terjadi adanya

heteroskedastisitas (Purnomo, 2016:125). Salah satu pengujian

heteroskedastisitas dapat menggunakan metode uji Breusch-Pagan-Godfrey

yang memiliki ketentuan yang harus dipenuhi yakni, jika nilai prob. Chi

square (pada Obs*R-squared) < 0.05 maka dapat dikatakan terjadi gejala

heterokedasitisitas dalam model penelitiannya, sedangkan apabila nilai

prob. Chi square (pada Obs*R-squared) > 0.05 maka dapat dikatakan tidak

terjadinya gejala heteroskedastisitas dalam model penelitiannya.

3.5.5 Analisis Regresi Data Panel

Data panel merupakan penggabungan antara data runtun waktu (Time

Series) dan data silang (Cross Section). Data silang merupakan data yang

terdiri dari beberapa periode atau runtut waktu, sedangkan data silang

merupakan data dari banyak objek yang dikumpulkan pada suatu periode
51

waktu tertentu. Regresi yang menggunakan data panel disebut dengan

model regresi data panel. Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh

dengan menggunakan data panel yakni yang pertama, data panel merupakan

penggabungan data time series dan cross section yang mampu menyediakan

data yang lebih banyak sehingga akan menghasilkan lebih besar degree of

freedom, dan yang kedua dapat menggabungkan informasi dari data time

series dan cross section yang berguna mengatasi masalah yang timbul

ketika ada masalah penghilangan variabel (omitted-variable) (Caraka,

2017). Model dituliskan dalam penelitian ini yaitu:

Yit = β0 + β1X1it + β2X2it + β3X3it + β4X4it + eit

Keterangan:

Yit = Penerimaan Opini Audit Going Concern

β0 = Konstanta

β1 β2 β3 β4 = Koefisien Regresi

X1it = Kualitas Audit Big Four Firms

X2it = Financial Distress

X3it = Opinion Shopping

X4it = Debt default

eit = error (Kesalahan pengganggu)

3.6 Pengujian Hipotesis

Untuk memperoleh kesimpulan atau keputusan menerima atau

menolak hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian hipotesis

yang dilakukan secara parsial, secara menyeluruh atau simultan untuk


52

mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

3.6.1 Uji Parsial (Uji t)

Uji parsial atau uji t dilakukan guna dapat mengetahui seberapa

besar pengaruh variabel independen secara individual dalam

menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2018). Untuk

melakukan uji t dapat dilakukan dengan membandingkan hasil tingkat

signifikan yang muncul dengan tingkat kepercayaan 95% atau taraf

signifikan yang ditentukan sebesar 0.05 (5%) dengan ketentuan sebagai

berikut:

1. Jika nilai prob < 0.05, maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya

terdapat pengaruh yang signifikan variabel independen dengan

variabel dependen secara parsial.

2. Jika nilai prob > 0.05, maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya

tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel independen

dengan variabel dependen secara parsial.

3.6.2 Uji Simultan (Uji f)

Uji simultan atau uji f dilakukan untuk dapat mengetahui apakah

seluruh variabel independen dalam model mempunyai pengaruh secara

(simultan) bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2018).

Untuk melakukan dapat melakukan uji f ini dengan cara membandingkan

hasil tingkat signifikan yang muncul dengan tingkat kepercayaan 95% atau

taraf signifikan yang ditentukan sebesar 0.05 (5%) dengan ketentuan sebagai

berikut:
53

1. Jika nilai prob.(F-Statistic) < 0.05, maka H0 ditolak dan Ha diterima,

artinya bahwa variabel independen secara simultan mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

2. Jika nilai prob.(F-Statistic) > 0.05, maka H0 diterima dan Ha ditolak,

artinya bahwa variabel independen secara simultan tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

3.6.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi merupakan pengujian yang memiliki

tujuan untuk mengetahui seberapa besar variabel independen mampu

menjelaskan dan mempengaruhi variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi bervariasi dari angka 0 (nol) sampai 1 (satu) (Ghozali,

2013). Jika R2 sama dengan 0 (nol), maka variabel independen tidak

memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Apabila R2 mendekati

atau nilai sama dengan 1 (satu), maka variabel independen memiliki

pengaruh terhadap variabel dependen. Uji yang digunakan dalam

penelitian guna untuk menjelaskan besarnya pengaruh variabel

independen yang berupa pengaruh kualitas audit, financial distress,

opinion shopping, debt default terhadap variabel dependen yang berupa

opini audit going concern besaran nilai koefisien determinasi dilihat dari

nilai R-Square.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui pengaruh dari

variabel independen kualitas audit big four firms, financial distress, opinion

shopping, dan debt default terhadap variabel dependen yakni penerimaan

opini audit going concern pada perusahaan-perusahaan manufaktur sektor

industri barang konsumsi yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun

2017-2020 dengan 13 sampel perusahaan. Pengujian ini dilakukan dengan

menggunakan teknik analisis regresi data panel dengan bantuan aplikasi

Eviews 12. Berdasarkan pada pembahasan bab sebelumnya, maka

kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kualitas audit big four firms secara parsial tidak berpengaruh terhadap

penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur

sektor industri barang konsumsi periode 2017-2020. Hasil ini

membuktikan bahwa, baik KAP tersebut tergolong kedalam KAP The

Big Four Firms maupun tidak, auditor tetap akan memberikan opini

audit going concern terkait dengan kelangsungan hidup perusahaan

yang diperiksanya.

2. Financial distress secara parsial tidak berpengaruh terhadap

penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur

sektor industri barang konsumsi periode 2017-2020. Hasil ini bisa

terjadi akibat apabila kualitas audit terganggu yang membuat prosedur

84
85

audit yang seharusnya tidak jalan yang membuat auditor tidak mampu

menemukan financial distress untuk diberikannya opini audit going

concern.

3. Opinion shopping secara parsial berpengaruh terhadap penerimaan

opini audit going concern pada perusahaan manufaktur sektor industri

barang konsumsi periode 2017-2020. Hasil ini membuktikan bahwa

apabila perusahaan melakukan praktik pergantian auditor dengan

maksud mendukung laporan keuangan perusahaannya, auditor tetap

akan memberikan opini audit going concern.

4. Debt default secara parsial berpengaruh terhadap penerimaan opini

audit going concern pada perusahaan manufaktur sektor industri

barang konsumsi periode 2017-2020. Hasil ini membuktikan bahwa

semakin tinggi perusahaan gagal dalam membayar kewajibannya

dalam waktu jatuh tempo yang telah lewat semakin besar pula

kemungkinan auditor memberikan opini audit going concern.

5. Variabel independen kualitas audit big four firms, financial distress,

opinion shopping, dan debt default secara simultan berpengaruh

terhadap variabel dependen penerimaan opini audit going concern

pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi periode

2017-2020.
86

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan yang untuk dapat diharapkan

menjadi arahan bagi peneliti selanjutnya. Beberapa keterbatasan yang

dimiliki dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Keterbatasan variabel yang digunakan hanya pada kualitas audit,

financial distress, opinion shopping, dan debt default.

2. Keterbatasan pengambilan jumlah sampel yang digunakan hanya pada

satu sektor saja yakni sektor industri barang konsumsi, sehingga tidak

dapat menggambarkan keadaan pada sektor lain.

3. Keterbatasan periode pengamatan pada penelitian ini masih pendek

yaitu selama 4 periode dari tahun 2017-2020, sehingga belum dapat

menggambarkan keadaan dalam jangka panjang.

5.3 Saran

Saran yang dapat diberikan peneliti setelah melakukan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Peneliti di masa depan disarankan untuk dapat menambahkan

variabel-variabel independen lain yang belum diteliti di dalam

penelitian ini, seperti audit switching, audit report lag, auditor client

tenure, maupun penambahan variabel moderasi dan lain-lain.

2. Peneliti di masa depan disarankan untuk melakukan penelitian pada

perusahaan-perusahaan pada sektor yang berbeda, seperti pada

perusahaan sektor properti.


87

3. Peneliti di masa depan disarankan untuk dapat memperpanjang

periode penelitian untuk melihat gambaran jangka panjang.


DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran Surah An-Nisa' 4: Ayat 58

Akbar, D. F. (2018). Pengaruh Leverage Return on Asset Dan Financial Terhadap


Opini Audit Going Concern Distress Audit Going Concern Pengaruh
Leverage Return on Asset Dan Financial Terhadap Opini Audit Going
Concern Distress Terhadap Opini Audit Going Concern. Akuntansi, 8(1).

Byusi, H., & Achyani, F. (2018). DETERMINAN OPINI AUDIT GOING


CONCERN (Studi Empiris Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang
Terdaftar di BEI Tahun 2013-2015). Riset Akuntansi Dan Keuangan
Indonesia, 3(1), 13–28. https://doi.org/10.23917/reaksi.v3i1.5552

Caraka, R. E. (2017). Spatial Data Panel. Cetakan Pertama. Ponorogo: CV. Wade
Group.

Chandra, I., Cianata, S., Rahmi, N. U., Zai, F. S., Alvina, A., & Batubara, M.
(2019). Pengaruh Kualitas Audit, Debt Default (Kegagalan Hutang) dan
Ukuran Perusahaan terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada
Subsektor Perusahaan Tekstil & Garment Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia pada Periode 2014-2017. Owner, 3(2), 289.
https://doi.org/10.33395/owner.v3i2.124

Chandrarin, G. (2017). Metode Riset Akuntansi Pendekatan Kuantitatif. Jakarta:


Salemba Empat

Effendi, B. (2019a). Kondisi Keuangan, Opinion Shopping dan Opini Audit


Going Concern pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI.
STATERA: Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 1(1), 34–46.
https://doi.org/10.33510/statera.2019.1.1.34-46

Effendi, B. (2019b). Kualitas Audit, Kondisi Keuangan, Ukuran Perusahaan dan


Penerimaan Opini Audit Going Concern. Owner, 3(1), 9.
https://doi.org/10.33395/owner.v3i1.80

Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBMSPSS 21


Edisi ke-7. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBMSPSS 25


Edisi ke-9. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ikatan Akuntansi Indonesia. (2011). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta:


Salemba Empat

Izazi, Rizka Indri Arfianti, D. (2019). Pengaruh Debt Default, Financial Distress,
Opinion Shopping Dan Audit Tenure Terhadap Penerimaan Opini Audit

88
89

Going Concern. Jurnal Akuntansi, 8(1), 1–14.


https://doi.org/10.46806/ja.v8i1.573

KESUMOJATI, S. C. I., WIDYASTUTI, T., & DARMANSYAH, D. (2017).


Pengaruh Kualitas Audit, Financial Distress, Debt Default Terhadap
Penerimaan Opini Audit Going Concern. JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi
Fakultas Ekonomi), 3(1), 62–76. https://doi.org/10.34204/jiafe.v3i1.434

Khamidah, N. N. (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan. Ilmu


Dan Riset Akuntansi, 06(05), 58–64.

Mustika, V. (2017). Pengaruh Kualitas Audit, Debt Default, Opinion Shopping,


Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going
Concern Pada Perusahaan Manufaktur (Yang Terdaftar Dibursa Efek
Indonesia 2011-2015). Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Riau, 4(1), 1613–1657.

Oktaviani, & Challen, A. E. (2020). Pengaruh Kualitas Auditor , Audit Tenure


Dan Debt Default Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern. Jurnal
Akuntansi Dan Keuangan, 8(2), 83–90.

Purnomo, R. A. (2016). Analisis Statistik Ekonomi dan Bisnis dengan SPSS


Cetakan Pertama. Ponorogo: CV. Wade Group.

Rani, R., & Helmayunita, N. (2020). Pengaruh Kualitas Audit, Pertumbuhan


Perusahaan, Dan Opinion Shopping Terhadap Penerimaan Opini Audit
Going Concern. Jurnal Eksplorasi Akuntansi, 2(4), 3808–3827.
http://jea.ppj.unp.ac.id/index.php/jea/article/view/320

Rizkillah, S. T., & Nurbaiti, A. (2018). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Financial


Distress, Profitabilitas, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap
Pemberian Opini Audit Going Concern (Studi Empiris Pada Perusahaan
Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016).
Jurnal Akrab Juara, 3(3), 205–217.

Safitri, R. (2017). PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,


UKURAN PERUSAHAAN, OPINION SHOPPING, KUALITAS AUDIT,
AUDIT CLIENT TENURE, DEBT DEFAULT DAN AUDIT LAG
TERHADAP PENERIMAANOPINI AUDIT GOING CONCERN (Studi
Empiris Pada PerusahaanManufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun 20.
Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Riau, 4(1), 219–
232.

Saputra, E., & Kustina, K. T. (2018). Analisis Pengaruh Financial Distress, Debt
Default, Kualitas Auditor, Auditor Client Tenure, Opinion Shopping Dan
Disclosure Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
90

KRISNA: Kumpulan Riset Akuntansi, 10(1), 51–62.

Sari, D. K., Fitriana, & Yuliaty, F. (2020). Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan,


Kondisi Keuangan Dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini
Audit Going Concern. Akrab Juara, 5(1), 43–54.
http://www.akrabjuara.com/index.php/akrabjuara/article/view/919

Sarwono, J. (2016). Prosedur-Prosedur Analisis Populer Aplikasi Riset Skripsi


dan Tesis Dengan Eviews. Yogyakarta: Gava Media

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta

Sunyoto, D. (2013). Metodologi Penelitian Akuntansi. Bandung: PT Refika


Aditama

Syahputra, F., & Yahya, M. R. (2017). Pengaruh Audit Tenure, Audit Delay,
Opini Audit Tahun Sebelumnya dan Opinion Shopping Terhadap
Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA), 2(3), 2–9.

Yunus, M., Calen, C., & Sirait, S. (2020). Pengaruh Prediksi Kebangkrutan Model
Altman Z-Score, Reputasi Auditor dan Opinion Shopping terhadap Opini
Audit Going Concern. Owner, 4(1), 343–355.
https://doi.org/10.33395/owner.v4i1.174
LAMPIRAN

91
LAMPIRAN 1

Tabulasi Data Penerimaan Opini Audit Going Concern (Y)

NO KODE PERUSAHAAN 2017 2018 2019 2020

1 AISA PT TIGA PILAR SEJAHTERA Tbk 1 1 1 1


2 ALTO PT TRI BANYAN TIRTA Tbk 1 0 1 1
3 BTEK PT BUMI TEKNOKULTURA Tbk 1 1 0 0
4 IIKP PT INTI AGRI RESOURCES Tbk 1 1 0 1
5 INAF INDOFARMA (PERSERO) Tbk 1 1 1 1
6 KICI PT KEDAUNG INDAH CAN Tbk 0 0 0 0
PT LANGGENG MAKMUR
7 LMPI 1 1 1 1
INDUSTRY Tbk
8 MBTO MARTINO BERTO Tbk 0 0 0 0
PT MAGNA INVESTEMA MANDIRI
9 MGNA 1 1 1 1
Tbk
10 MRAT MUSTIKA RATU Tbk 1 0 0 0
11 PCAR PRIMA CAKRAWALA ABADI Tbk 1 1 1 1
12 PSDN PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk 0 0 0 0
BENTOEL INTERNATIONAL
13 RMBA 1 1 1 0
INVESTAMA Tbk
LAMPIRAN 2

Tabulasi Data Kualitas Audit (X1)

NO KODE PERUSAHAAN 2017 2018 2019 2020


PT TIGA PILAR SEJAHTERA
1 AISA 0 0 0 0
Tbk
2 ALTO PT TRI BANYAN TIRTA Tbk 0 0 0 0
3 BTEK PT BUMI TEKNOKULTURA Tbk 0 0 0 0
4 IIKP PT INTI AGRI RESOURCES Tbk 0 0 0 0
5 INAF INDOFARMA (PERSERO) Tbk 0 0 0 0
6 KICI PT KEDAUNG INDAH CAN Tbk 0 0 0 0
PT LANGGENG MAKMUR
7 LMPI 0 0 0 0
INDUSTRY Tbk
8 MBTO MARTINO BERTO Tbk 0 0 0 0
PT MAGNA INVESTEMA
9 MGNA 0 0 0 0
MANDIRI Tbk
10 MRAT MUSTIKA RATU Tbk 0 0 0 0
PRIMA CAKRAWALA ABADI
11 PCAR 0 0 0 0
Tbk
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA
12 PSDN 1 1 1 0
Tbk
BENTOEL INTERNATIONAL
13 RMBA 1 1 0 0
INVESTAMA Tbk
Retained Earnings (Laba
Kode Tahun Aset Lancar Utang Lancar Working Capital Total Aset X1 X2 EBIT X3 Total Modal Total liabilitas X4 Sales X5 Z-Score Kategori
Ditahan)
2017 Rp 881,092,000,000.00 Rp 4,154,427,000,000.00 -Rp 3,273,335,000,000.00 Rp 1,981,940,000,000.00 -1.65158 -Rp 5,614,742,000,000.00 -2.83295 -Rp 5,210,334,000,000.00 -2.628906021 -Rp 3,347,901,000,000.00 Rp 5,329,841,000,000.00 -0.62814 Rp 1,950,589,000,000.00 0.984182 -11.1098 Distress
2018 Rp 788,973,000,000.00 Rp 5,177,830,000,000.00 -Rp 4,388,857,000,000.00 Rp 1,816,406,000,000.00 -2.41623 -Rp 5,717,710,000,000.00 -3.14781 -Rp 85,573,000,000.00 -0.047111163 -Rp 3,450,942,000,000.00 Rp 5,267,348,000,000.00 -0.65516 Rp 1,583,265,000,000.00 0.871647 -4.03526 Distress
AISA
2019 Rp 474,261,000,000.00 Rp 1,152,923,000,000.00 -Rp 678,662,000,000.00 Rp 1,868,966,000,000.00 -0.36312 -Rp 4,585,859,000,000.00 -2.45369 Rp 1,364,465,000,000.00 0.73006411 -Rp 1,657,853,000,000.00 Rp 3,526,819,000,000.00 -0.47007 Rp 1,510,427,000,000.00 0.808162 0.472544 Distress
2020 Rp 695,360,000,000.00 Rp 855,449,000,000.00 -Rp 160,089,000,000.00 Rp 2,011,557,000,000.00 -0.07958 -Rp 3,178,171,000,000.00 -1.57996 Rp 1,008,405,000,000.00 0.501305705 Rp 828,257,000,000.00 Rp 1,183,300,000,000.00 0.699955 Rp 1,283,331,000,000.00 0.637979 1.050298 Distress
2017 Rp 192,943,940,639.00 Rp 179,485,187,884.00 Rp 13,458,752,755.00 Rp 1,109,383,971,111.00 0.012132 -Rp 109,699,624,008.00 -0.09888 -Rp 69,728,704,187.00 -0.062853535 Rp 419,284,788,700.00 Rp 690,099,182,411.00 0.607572 Rp 262,143,990,839.00 0.236297 0.217993 Distress
2018 Rp 188,531,394,038.00 Rp 246,962,435,572.00 -Rp 58,431,041,534.00 Rp 1,109,843,522,344.00 -0.05265 -Rp 141,393,296,337.00 -0.1274 -Rp 45,675,193,213.00 -0.041154624 Rp 387,126,677,545.00 Rp 722,716,844,799.00 0.535655 Rp 290,274,839,317.00 0.261546 0.209035 Distress
ALTO
2019 Rp 176,818,868,579.00 Rp 200,070,083,238.00 -Rp 23,251,214,659.00 Rp 1,103,450,087,164.00 -0.02107 -Rp 148,755,029,525.00 -0.13481 -Rp 11,089,562,244.00 -0.010049899 Rp 380,730,523,614.00 Rp 722,719,563,550.00 0.526803 Rp 343,971,642,312.00 0.311724 0.368201 Distress
2020 Rp 192,738,872,245.00 Rp 232,807,819,931.00 -Rp 40,068,947,686.00 Rp 1,105,874,415,256.00 -0.03623 -Rp 159,235,261,920.00 -0.14399 -Rp 8,840,581,507.00 -0.0079942 Rp 372,883,080,340.00 Rp 732,991,334,916.00 0.508714 Rp 321,502,485,934.00 0.290722 0.327136 Distress
2017 Rp 1,105,184,126,789.00 Rp 1,096,688,884,572.00 Rp 8,495,242,217.00 Rp 5,306,055,112,389.00 0.001601 -Rp 59,935,580,875.00 -0.0113 -Rp 41,103,879,672.00 -0.007746599 Rp 1,987,619,409,028.00 Rp 3,318,435,703,361.00 0.598963 Rp 887,141,290,201.00 0.167194 0.385631 Distress
2018 Rp 1,042,216,941,453.00 Rp 483,324,264,339.00 Rp 558,892,677,114.00 Rp 5,165,236,468,705.00 0.108203 Rp 11,205,260,566.00 0.002169 Rp 77,718,131,618.00 0.015046384 Rp 2,260,528,669,378.00 Rp 2,904,707,799,327.00 0.778229 Rp 890,045,953,988.00 0.172315 0.625053 Distress
BTEK
2019 Rp 914,969,847,759.00 Rp 521,992,920,130.00 Rp 392,976,927,629.00 Rp 4,975,248,130,342.00 0.078986 -Rp 51,453,964,424.00 -0.01034 -Rp 113,644,399,721.00 -0.022841956 Rp 2,142,615,920,977.00 Rp 2,832,632,209,365.00 0.756405 Rp 697,914,218,244.00 0.140277 0.434311 Distress
2020 Rp 168,698,932,005.00 Rp 325,157,243,458.00 -Rp 156,458,311,453.00 Rp 4,223,727,970,626.00 -0.03704 -Rp 551,974,415,938.00 -0.13068 -Rp 624,428,226,904.00 -0.147838173 Rp 1,662,371,639,854.00 Rp 2,561,356,330,772.00 0.64902 Rp 1,013,029,439,944.00 0.239842 -0.08816 Distress
2017 Rp 18,602,111,558.00 Rp 22,704,492,270.00 -Rp 4,102,380,712.00 Rp 313,924,526,593.00 -0.01307 -Rp 85,241,174,466.00 -0.27153 -Rp 17,124,071,013.00 -0.054548369 Rp 288,887,959,837.00 Rp 25,036,566,756.00 11.53864 Rp 21,412,753,784.00 0.06821 4.49813 Non Distress
2018 Rp 21,055,644,654.00 Rp 22,158,317,850.00 -Rp 1,102,673,196.00 Rp 298,090,648,072.00 -0.0037 -Rp 100,489,928,719.00 -0.33711 -Rp 16,876,169,824.00 -0.056614221 Rp 274,343,742,077.00 Rp 23,746,905,995.00 11.55282 Rp 17,802,375,343.00 0.059721 4.438598 Non Distress
IIKP
2019 Rp 123,860,216,383.00 Rp 22,889,516,184.00 Rp 100,970,700,199.00 Rp 384,481,206,140.00 0.262615 -Rp 14,961,335,493.00 -0.03891 Rp 82,300,553,255.00 0.214056115 Rp 359,441,336,181.00 Rp 25,039,869,959.00 14.35476 Rp 20,078,357,205.00 0.052222 6.900475 Non Distress
2020 Rp 101,730,652,999.00 Rp 1,031,391,774.00 Rp 100,699,261,225.00 Rp 343,139,482,249.00 0.293465 -Rp 56,459,722,876.00 -0.16454 -Rp 44,561,143,462.00 -0.129863061 Rp 317,895,683,657.00 Rp 25,243,798,592.00 12.59302 Rp 15,661,470,849.00 0.045642 4.997742 Non Distress
2017 Rp 930,982,222,120.00 Rp 893,289,027,427.00 Rp 37,693,194,693.00 Rp 1,529,874,782,290.00 0.024638 Rp 134,039,681,864.00 0.087615 -Rp 56,816,969,124.00 -0.037138313 Rp 526,409,897,704.00 Rp 1,003,464,884,586.00 0.524592 Rp 1,631,317,499,096.00 1.066308 1.263356 Distress
2018 Rp 867,493,107,334.00 Rp 827,237,832,766.00 Rp 40,255,274,568.00 Rp 1,442,350,608,575.00 0.027909 Rp 104,277,217,488.00 0.072297 -Rp 25,298,215,466.00 -0.017539574 Rp 496,646,859,858.00 Rp 945,703,748,717.00 0.525161 Rp 1,592,979,941,258.00 1.104433 1.351495 Distress
INAF
2019 Rp 829,103,602,342.00 Rp 440,827,007,421.00 Rp 388,276,594,921.00 Rp 1,383,935,194,386.00 0.28056 -Rp 79,300,152,644.00 -0.0573 Rp 9,745,969,307.00 0.007042215 Rp 504,935,327,036.00 Rp 878,999,867,350.00 0.574443 Rp 1,359,175,249,655.00 0.982109 1.394372 Distress
2020 Rp 1,134,732,820,080.00 Rp 836,751,938,323.00 Rp 297,980,881,757.00 Rp 1,713,334,658,849.00 0.173919 -Rp 150,252,017,344.00 -0.0877 Rp 18,081,602,176.00 1.0553E-02 Rp 430,326,476,519.00 Rp 1,283,008,182,330.00 0.335404 Rp 1,715,587,654,399.00 1.001315 1.221025 Distress
2017 Rp 90,345,642,590.00 Rp 12,385,069,176.00 Rp 77,960,573,414.00 Rp 149,420,009,884.00 0.521755 -Rp 16,899,756,386.00 -0.1131 Rp 10,638,117,951.00 0.071196073 Rp 91,498,438,996.00 Rp 57,921,570,888.00 1.579695 Rp 113,414,715,049.00 0.759033 1.91744 Grey Area
2018 Rp 97,221,132,552.00 Rp 15,902,122,815.00 Rp 81,319,009,737.00 Rp 154,088,747,766.00 0.527741 -Rp 11,829,129,610.00 -0.07677 -Rp 1,112,421,557.00 -0.007219356 Rp 94,649,601,902.00 Rp 59,439,145,864.00 1.592378 Rp 89,916,161,329.00 0.583535 1.540031 Distress
KICI
2019 Rp 95,881,525,044.00 Rp 12,652,638,345.00 Rp 83,228,886,699.00 Rp 152,818,996,760.00 0.544624 -Rp 17,156,589,225.00 -0.11227 -Rp 4,193,649,233.00 -0.027441937 Rp 87,355,039,686.00 Rp 65,463,957,074.00 1.334399 Rp 91,061,314,601.00 0.595877 1.362244 Distress
2020 Rp 102,505,706,556.00 Rp 13,087,685,422.00 Rp 89,418,021,134.00 Rp 157,023,139,112.00 0.569458 -Rp 21,735,008,485.00 -0.13842 Rp 1,201,740,051.00 0.007653267 Rp 80,769,473,599.00 Rp 76,253,665,513.00 1.059221 Rp 89,388,918,495.00 0.569272 1.324108 Distress
2017 Rp 572,240,218,362.00 Rp 360,471,900,688.00 Rp 211,768,317,674.00 Rp 834,548,374,286.00 0.253752 -Rp 125,439,556,521.00 -0.15031 -Rp 34,598,578,079.00 -0.041457846 Rp 376,256,327,751.00 Rp 458,292,046,535.00 0.820997 Rp 411,144,165,006.00 0.492655 0.758249 Distress
2018 Rp 525,674,069,930.00 Rp 379,536,352,404.00 Rp 146,137,717,526.00 Rp 786,704,752,983.00 0.185759 -Rp 171,830,260,811.00 -0.21842 -Rp 58,874,992,358.00 -0.074837469 Rp 330,490,664,696.00 Rp 456,214,088,287.00 0.72442 Rp 455,555,959,093.00 0.579069 0.591939 Distress
LMPI
2019 Rp 479,994,366,854.00 Rp 403,747,604,778.00 Rp 76,246,762,076.00 Rp 737,642,257,697.00 0.103366 -Rp 213,499,854,720.00 -0.28944 -Rp 56,356,644,949.00 -0.076401053 Rp 289,321,381,716.00 Rp 448,320,875,981.00 0.645344 Rp 517,512,379,678.00 0.701576 0.554986 Distress
2020 Rp 458,427,633,362.00 Rp 407,671,137,398.00 Rp 50,756,495,964.00 Rp 698,252,022,979.00 0.072691 -Rp 254,831,126,239.00 -0.36496 -Rp 49,123,405,851.00 -0.070351971 Rp 246,494,550,828.00 Rp 451,757,472,151.00 0.545635 Rp 513,607,183,458.00 0.735561 0.477821 Distress
2017 Rp 520,384,083,342.00 Rp 252,247,858,307.00 Rp 268,136,225,035.00 Rp 780,669,761,787.00 0.343469 Rp 87,449,514,135.00 0.112019 -Rp 31,658,218,720.00 -0.040552639 Rp 412,742,622,543.00 Rp 367,927,139,244.00 1.121805 Rp 731,577,343,628.00 0.937115 1.624574 Distress
2018 Rp 392,357,840,917.00 Rp 240,203,560,883.00 Rp 152,154,280,034.00 Rp 648,016,880,325.00 0.2348 -Rp 24,770,878,588.00 -0.03823 -Rp 155,155,168,378.00 -0.239430751 Rp 300,499,756,873.00 Rp 347,517,123,452.00 0.864705 Rp 502,517,714,607.00 0.77547 0.528126 Distress
LAMPIRAN 3

MBTO
2019 Rp 317,285,450,420.00 Rp 254,266,866,831.00 Rp 63,018,583,589.00 Rp 591,063,928,037.00 0.106619 -Rp 90,773,530,900.00 -0.15358 -Rp 88,263,038,281.00 -0.14932909 Rp 235,171,201,739.00 Rp 355,892,726,298.00 0.660792 Rp 537,567,605,097.00 0.909491 0.66346 Distress
2020 Rp 182,202,105,658.00 Rp 295,518,213,807.00 -Rp 113,316,108,149.00 Rp 982,882,686,217.00 -0.11529 -Rp 285,090,883,971.00 -0.29006 -Rp 189,413,036,663.00 -0.192711744 Rp 589,859,359,467.00 Rp 393,023,326,750.00 1.500825 Rp 297,216,309,211.00 0.302392 -0.00279 Distress
2017 Rp 48,343,503,453.00 Rp 18,368,509,173.00 Rp 29,974,994,280.00 Rp 226,027,673,845.00 0.132616 -Rp 45,713,379,491.00 -0.20225 -Rp 33,547,195,262.00 -0.148420743 Rp 53,540,927,936.00 Rp 172,486,745,909.00 0.310406 Rp 198,690,664,862.00 0.879055 0.464846 Distress
2018 Rp 34,715,467,684.00 Rp 118,728,791,165.00 -Rp 84,013,323,481.00 Rp 204,476,568,540.00 -0.41087 -Rp 80,423,484,439.00 -0.39331 -Rp 36,954,115,275.00 -0.180725428 Rp 16,556,254,934.00 Rp 187,920,313,606.00 0.088103 Rp 257,437,549,951.00 1.259008 0.093628 Distress
MGNA
2019 Rp 4,047,266,662.00 Rp 174,657,441,724.00 -Rp 170,610,175,062.00 Rp 88,838,496,383.00 -1.92045 -Rp 199,309,514,350.00 -2.2435 -Rp 121,782,917,211.00 -1.370834966 -Rp 105,092,097,967.00 Rp 193,930,594,350.00 -0.54191 Rp 42,286,984,239.00 0.475998 -7.34953 Distress
2020 Rp 641,399,081.00 Rp 55,861,608,352.00 -Rp 55,220,209,271.00 Rp 6,805,984,418.00 -8.11348 -Rp 146,525,934,491.00 -21.529 Rp 56,965,098,971.00 8.36985445 -Rp 49,055,623,934.00 Rp 55,861,608,352.00 -0.87816 Rp - 0 1.002612 Distress
2017 Rp 384,262,906,538.00 Rp 106,813,922,324.00 Rp 277,448,984,214.00 Rp 497,354,419,089.00 0.55785 Rp 220,487,659,512.00 0.443321 -Rp 1,355,570,984.00 -0.002725563 Rp 366,731,414,004.00 Rp 130,623,005,085.00 2.807556 Rp 344,678,666,245.00 0.693024 2.649784 Grey Area
Tabulasi Data Financial Distress (X2)

2018 Rp 382,330,851,179.00 Rp 122,929,175,890.00 Rp 259,401,675,289.00 Rp 511,887,783,867.00 0.506755 Rp 218,230,527,092.00 0.426325 Rp 1,877,100,535.00 0.003667016 Rp 367,973,996,780.00 Rp 143,913,787,087.00 2.556906 Rp 300,572,751,733.00 0.587185 2.407256 Grey Area
MRAT
2019 Rp 412,707,718,061.00 Rp 142,931,525,716.00 Rp 269,776,192,345.00 Rp 532,762,947,995.00 0.506372 Rp 218,361,709,481.00 0.409867 Rp 2,429,538,219.00 0.004560261 Rp 368,641,525,050.00 Rp 164,121,422,945.00 2.246151 Rp 305,224,577,860.00 0.572909 2.250607 Grey Area
2020 Rp 432,576,455,286.00 Rp 195,801,413,331.00 Rp 236,775,041,955.00 Rp 559,795,937,451.00 0.422967 Rp 192,640,378,200.00 0.344126 Rp 6,179,163,273.00 0.011038242 Rp 342,418,605,477.00 Rp 217,377,331,974.00 1.575227 Rp 318,408,499,475.00 0.568794 1.867581 Grey Area
2017 Rp 102,822,165,432.00 Rp 36,483,673,038.00 Rp 66,338,492,394.00 Rp 140,807,574,027.00 0.471129 -Rp 37,652,057,198.00 -0.2674 -Rp 645,202,337.00 -0.004582156 Rp 95,866,292,831.00 Rp 44,941,281,196.00 2.133146 Rp 135,431,651,945.00 0.961821 1.945673 Grey Area
2018 Rp 86,383,519,237.00 Rp 28,973,210,457.00 Rp 57,410,308,780.00 Rp 117,423,511,774.00 0.488917 -Rp 46,176,150,246.00 -0.39324 -Rp 7,468,892,901.00 -0.063606451 Rp 88,450,301,317.00 Rp 28,973,210,457.00 3.052831 Rp 176,509,268,479.00 1.503185 2.5916 Grey Area
PCAR
2019 Rp 81,197,082,570.00 Rp 33,133,870,056.00 Rp 48,063,212,514.00 Rp 124,735,506,556.00 0.385321 -Rp 49,122,098,163.00 -0.39381 -Rp 9,889,142,889.00 -0.079280897 Rp 84,232,092,403.00 Rp 40,503,414,153.00 2.079629 Rp 62,720,091,934.00 0.502825 1.061023 Distress
2020 Rp 64,192,318,245.00 Rp 21,624,939,963.00 Rp 42,567,378,282.00 Rp 103,351,122,210.00 0.411871 -Rp 71,239,197,065.00 -0.68929 -Rp 16,008,559,329.00 -0.154894877 Rp 63,670,233,322.00 Rp 39,680,888,888.00 1.604557 Rp 46,602,172,890.00 0.450911 0.335535 Distress
2017 Rp 387,076,417,966.00 Rp 333,943,794,874.00 Rp 53,132,623,092.00 Rp 691,014,455,523.00 0.076891 -Rp 83,305,595,981.00 -0.12056 Rp 53,690,306,573.00 0.077697805 Rp 299,519,909,843.00 Rp 391,494,545,680.00 0.765068 Rp 1,399,580,416,996.00 2.0254 2.53385 Grey Area
2018 Rp 369,067,844,907.00 Rp 361,013,085,421.00 Rp 8,054,759,486.00 Rp 697,657,400,651.00 0.011545 -Rp 145,535,666,539.00 -0.20861 -Rp 21,727,981,555.00 -0.0311442 Rp 242,897,129,653.00 Rp 454,760,270,998.00 0.534121 Rp 1,334,070,483,011.00 1.283518 1.234473 Distress
PSDN
2019 Rp 285,684,939,859.00 Rp 378,030,544,728.00 -Rp 92,345,604,869.00 Rp 763,492,320,252.00 -0.12095 -Rp 192,893,888,909.00 -0.25265 Rp 4,341,114,728.00 0.005685866 Rp 175,963,488,806.00 Rp 587,528,831,446.00 0.299498 Rp 1,224,283,552,949.00 1.603531 1.436243 Distress
2020 Rp 283,695,608,058.00 Rp 368,958,625,142.00 -Rp 85,263,017,084.00 Rp 765,375,539,783.00 -0.1114 -Rp 254,908,784,410.00 -0.33305 -Rp 33,306,278,579.00 -0.043516257 Rp 120,151,540,897.00 Rp 645,223,998,886.00 0.186217 Rp 895,456,045,999.00 1.169956 0.739662 Distress
2017 Rp 9,005,061,000,000.00 Rp 4,687,842,000,000.00 Rp 4,317,219,000,000.00 Rp 14,083,598,000,000.00 0.306542 -Rp 6,307,627,000,000.00 -0.44787 Rp 400,127,000,000.00 0.028410851 Rp 8,923,670,000,000.00 Rp 5,159,928,000,000.00 1.729418 Rp 20,258,870,000,000.00 1.438473 2.078576 Grey Area
2018 Rp 9,584,354,000,000.00 Rp 6,028,559,000,000.00 Rp 3,555,795,000,000.00 Rp 14,879,589,000,000.00 0.238971 -Rp 6,865,326,000,000.00 -0.46139 Rp 324,590,000,000.00 0.021814447 Rp 8,365,971,000,000.00 Rp 6,513,618,000,000.00 1.284382 Rp 21,923,057,000,000.00 1.473364 1.845721 Grey Area
RMBA
2019 Rp 11,598,066,000,000.00 Rp 6,083,396,000,000.00 Rp 5,514,670,000,000.00 Rp 17,000,330,000,000.00 0.324386 -Rp 6,829,654,000,000.00 -0.40174 Rp 29,138,000,000.00 0.001713967 Rp 8,401,643,000,000.00 Rp 8,598,687,000,000.00 0.977084 Rp 20,834,699,000,000.00 1.225547 1.520263 Distress
2020 Rp 8,283,505,000,000.00 Rp 3,735,768,000,000.00 Rp 4,547,737,000,000.00 Rp 12,464,005,000,000.00 0.36487 -Rp 9,522,347,000,000.00 -0.76399 -Rp 2,649,762,000,000.00 -0.212593143 Rp 5,708,950,000,000.00 Rp 6,755,055,000,000.00 0.845137 Rp 13,890,914,000,000.00 1.114482 0.400571 Distress
LAMPIRAN 4

Tabulasi Data Opinion Shopping (X3)

NO KODE PERUSAHAAN 2017 2018 2019 2020


1 AISA PT TIGA PILAR SEJAHTERA Tbk 0 0 0 1
2 ALTO PT TRI BANYAN TIRTA Tbk 0 0 1 1
3 BTEK PT BUMI TEKNOKULTURA Tbk 1 1 1 0
4 IIKP PT INTI AGRI RESOURCES Tbk 1 1 1 1
5 INAF INDOFARMA (PERSERO) Tbk 0 0 1 1
6 KICI PT KEDAUNG INDAH CAN Tbk 1 1 0 0
PT LANGGENG MAKMUR
7 LMPI 1 0 0 0
INDUSTRY Tbk
8 MBTO MARTINO BERTO Tbk 0 0 1 0
PT MAGNA INVESTEMA MANDIRI
9 MGNA 0 0 0 0
Tbk
10 MRAT MUSTIKA RATU Tbk 1 0 0 1
11 PCAR PRIMA CAKRAWALA ABADI Tbk 1 1 1 0
12 PSDN PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk 1 1 1 1
BENTOEL INTERNATIONAL
13 RMBA 0 0 1 0
INVESTAMA Tbk
LAMPIRAN 5

Tabulasi Data Debt Default (X4)

NO KODE PERUSAHAAN 2017 2018 2019 2020

1 AISA PT TIGA PILAR SEJAHTERA Tbk 1 1 1 1


2 ALTO PT TRI BANYAN TIRTA Tbk 1 1 1 1
3 BTEK PT BUMI TEKNOKULTURA Tbk 0 0 0 0
4 IIKP PT INTI AGRI RESOURCES Tbk 1 1 0 0
5 INAF INDOFARMA (PERSERO) Tbk 1 1 1 1
6 KICI PT KEDAUNG INDAH CAN Tbk 1 1 1 1
PT LANGGENG MAKMUR
7 LMPI 1 1 1 1
INDUSTRY Tbk
8 MBTO MARTINO BERTO Tbk 1 1 1 1
PT MAGNA INVESTEMA MANDIRI
9 MGNA 1 1 1 1
Tbk
10 MRAT MUSTIKA RATU Tbk 1 0 0 0
11 PCAR PRIMA CAKRAWALA ABADI Tbk 0 0 1 1
12 PSDN PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk 0 0 0 0
BENTOEL INTERNATIONAL
13 RMBA 1 1 0 0
INVESTAMA Tbk
LAMPIRAN 6

Data Olahan dari Tahun 2017-2020

Kode Perusahaan Tahun Y X1 X2 X3 X4


AISA PT TIGA PILAR SEJAHTERA Tbk 2017 1 0 -11.1098 0 1
AISA PT TIGA PILAR SEJAHTERA Tbk 2018 1 0 -4.0353 0 1
AISA PT TIGA PILAR SEJAHTERA Tbk 2019 1 0 0.4725 0 1
AISA PT TIGA PILAR SEJAHTERA Tbk 2020 1 0 1.0503 1 1
ALTO PT TRI BANYAN TIRTA Tbk 2017 1 0 0.2180 0 1
ALTO PT TRI BANYAN TIRTA Tbk 2018 0 0 0.2090 0 1
ALTO PT TRI BANYAN TIRTA Tbk 2019 1 0 0.3682 1 1
ALTO PT TRI BANYAN TIRTA Tbk 2020 1 0 0.3271 1 1
BTEK PT BUMI TEKNOKULTURA Tbk 2017 1 0 0.3856 1 0
BTEK PT BUMI TEKNOKULTURA Tbk 2018 1 0 0.6251 1 0
BTEK PT BUMI TEKNOKULTURA Tbk 2019 0 0 0.4343 1 0
BTEK PT BUMI TEKNOKULTURA Tbk 2020 0 0 -0.0882 0 0
IIKP PT INTI AGRI RESOURCES Tbk 2017 1 0 4.4981 1 1
IIKP PT INTI AGRI RESOURCES Tbk 2018 1 0 4.4386 1 1
IIKP PT INTI AGRI RESOURCES Tbk 2019 0 0 6.9005 1 0
IIKP PT INTI AGRI RESOURCES Tbk 2020 1 0 4.9977 1 0
INAF INDOFARMA (PERSERO) Tbk 2017 1 0 1.2634 0 1
INAF INDOFARMA (PERSERO) Tbk 2018 1 0 1.3515 0 1
INAF INDOFARMA (PERSERO) Tbk 2019 1 0 1.3944 1 1
INAF INDOFARMA (PERSERO) Tbk 2020 1 0 1.2210 1 1
KICI PT KEDAUNG INDAH CAN Tbk 2017 0 0 1.9174 1 1
KICI PT KEDAUNG INDAH CAN Tbk 2018 0 0 1.5400 1 1
KICI PT KEDAUNG INDAH CAN Tbk 2019 0 0 1.3622 0 1
KICI PT KEDAUNG INDAH CAN Tbk 2020 0 0 1.3241 0 1
LMPI PT LANGGENG MAKMUR 2017 1 0 0.7582 1 1
INDUSTRY Tbk
LMPI PT LANGGENG MAKMUR 2018 1 0 0.5919 0 1
INDUSTRY Tbk
LMPI PT LANGGENG MAKMUR 2019 1 0 0.5550 0 1
INDUSTRY Tbk
LMPI PT LANGGENG MAKMUR 2020 1 0 0.4778 0 1
INDUSTRY Tbk
MBTO MARTINO BERTO Tbk 2017 0 0 1.6246 0 1
MBTO MARTINO BERTO Tbk 2018 0 0 0.5281 0 1
MBTO MARTINO BERTO Tbk 2019 0 0 0.6635 1 1
MBTO MARTINO BERTO Tbk 2020 0 0 -0.0028 0 1
MGNA PT MAGNA INVESTEMA MANDIRI 2017 1 0 0.4648 0 1
Tbk
MGNA PT MAGNA INVESTEMA MANDIRI 2018 1 0 0.0936 0 1
Kode Perusahaan Tahun Y X1 X2 X3 X4
Tbk
MGNA PT MAGNA INVESTEMA MANDIRI 2019 1 0 -7.3495 0 1
Tbk
MGNA PT MAGNA INVESTEMA MANDIRI 2020 1 0 1.0026 0 1
Tbk
MRAT MUSTIKA RATU Tbk 2017 1 0 2.6498 1 1
MRAT MUSTIKA RATU Tbk 2018 0 0 2.4073 0 0
MRAT MUSTIKA RATU Tbk 2019 0 0 2.2506 0 0
MRAT MUSTIKA RATU Tbk 2020 0 0 1.8676 1 0
PCAR PRIMA CAKRAWALA ABADI Tbk 2017 1 0 1.9457 1 0
PCAR PRIMA CAKRAWALA ABADI Tbk 2018 1 0 2.5916 1 0
PCAR PRIMA CAKRAWALA ABADI Tbk 2019 1 0 1.0610 1 1
PCAR PRIMA CAKRAWALA ABADI Tbk 2020 1 0 0.3355 0 1
PSDN PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk 2017 0 1 2.5338 1 0
PSDN PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk 2018 0 1 1.2345 1 0
PSDN PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk 2019 0 1 1.4362 1 0
PSDN PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk 2020 0 0 0.7397 1 0
RMBA BENTOEL INTERNATIONAL 2017 1 1 2.0786 0 1
INVESTAMA Tbk
RMBA BENTOEL INTERNATIONAL 2018 1 1 1.8457 0 1
INVESTAMA Tbk
RMBA BENTOEL INTERNATIONAL 2019 1 0 1.5203 1 0
INVESTAMA Tbk
RMBA BENTOEL INTERNATIONAL 2020 0 0 0.4006 0 0
INVESTAMA Tbk
LAMPIRAN 7

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Date: 11/03/21 Time: 13:58


Sample: 2017 2020

Y X1 X2 X3 X4

Mean 0.615385 0.096154 0.911000 0.500000 0.673077


Median 1.000000 0.000000 1.055650 0.500000 1.000000
Maximum 1.000000 1.000000 6.900500 1.000000 1.000000
Minimum 0.000000 0.000000 -11.10980 0.000000 0.000000
Std. Dev. 0.491251 0.297678 2.589278 0.504878 0.473665
Skewness -0.474342 2.739778 -2.310690 0.000000 -0.737928
Kurtosis 1.225000 8.506383 12.48204 1.000000 1.544538

Jarque-Bera 8.776354 130.7492 241.0768 8.666667 9.309130


Probability 0.012423 0.000000 0.000000 0.013124 0.009518

Sum 32.00000 5.000000 47.37200 26.00000 35.00000


Sum Sq. Dev. 12.30769 4.519231 341.9223 13.00000 11.44231

Observations 52 52 52 52 52

LAMPIRAN 8

Hasil Uji Normalitas


LAMPIRAN 9

Hasil Uji Multikolinieritas

X1 X2 X3 X4

X1 1.000000 0.116354 0.065233 -0.189874


X2 0.116354 1.000000 0.381190 -0.266925
X3 0.065233 0.381190 1.000000 -0.368964
X4 -0.189874 -0.266925 -0.368964 1.000000

LAMPIRAN 10

Hasil Uji Autokorelasi

Dependent Variable: Y
Method: Least Squares
Date: 11/03/21 Time: 13:50
Sample: 1 52
Included observations: 52

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.268237 0.159578 1.680920 0.0994


X1 -0.108372 0.222140 -0.487855 0.6279
X2 -0.025221 0.027419 -0.919835 0.3624
X3 0.198213 0.145454 1.362714 0.1795
X4 0.418136 0.150781 2.773130 0.0079

R-squared 0.183727 Mean dependent var 0.615385


Adjusted R-squared 0.114257 S.D. dependent var 0.491251
S.E. of regression 0.462335 Akaike info criterion 1.386159
Sum squared resid 10.04644 Schwarz criterion 1.573778
Log likelihood -31.04013 Hannan-Quinn criter. 1.458088
F-statistic 2.644697 Durbin-Watson stat 1.167921
Prob(F-statistic) 0.045066
LAMPIRAN 11

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey


Null hypothesis: Homoskedasticity

F-statistic 0.512271 Prob. F(4,47) 0.7270


Obs*R-squared 2.172364 Prob. Chi-Square(4) 0.7041
Scaled explained SS 0.881753 Prob. Chi-Square(4) 0.9272

Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 11/03/21 Time: 13:54
Sample: 1 52
Included observations: 52

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.162743 0.068444 2.377740 0.0215


X1 -0.058404 0.095278 -0.612985 0.5428
X2 0.013433 0.011760 1.142229 0.2591
X3 0.017492 0.062387 0.280374 0.7804
X4 0.022420 0.064671 0.346679 0.7304

R-squared 0.041776 Mean dependent var 0.193201


Adjusted R-squared -0.039775 S.D. dependent var 0.194470
S.E. of regression 0.198300 Akaike info criterion -0.306861
Sum squared resid 1.848174 Schwarz criterion -0.119241
Log likelihood 12.97838 Hannan-Quinn criter. -0.234932
F-statistic 0.512271 Durbin-Watson stat 1.114954
Prob(F-statistic) 0.726976
LAMPIRAN 12

Hasil Uji Common Effect Model (CEM)

Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Date: 11/03/21 Time: 13:39
Sample: 2017 2020
Periods included: 4
Cross-sections included: 13
Total panel (balanced) observations: 52

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.268237 0.159578 1.680920 0.0994


X1 -0.108372 0.222140 -0.487855 0.6279
X2 -0.025221 0.027419 -0.919835 0.3624
X3 0.198213 0.145454 1.362714 0.1795
X4 0.418136 0.150781 2.773130 0.0079

R-squared 0.183727 Mean dependent var 0.615385


Adjusted R-squared 0.114257 S.D. dependent var 0.491251
S.E. of regression 0.462335 Akaike info criterion 1.386159
Sum squared resid 10.04644 Schwarz criterion 1.573778
Log likelihood -31.04013 Hannan-Quinn criter. 1.458088
F-statistic 2.644697 Durbin-Watson stat 0.694505
Prob(F-statistic) 0.045066
LAMPIRAN 13

Hasil Uji Fixed Effect Model (FEM)

Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Date: 11/03/21 Time: 13:40
Sample: 2017 2020
Periods included: 4
Cross-sections included: 13
Total panel (balanced) observations: 52

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.172051 0.120714 1.425275 0.1629


X1 0.090815 0.232709 0.390250 0.6987
X2 -0.005524 0.023138 -0.238727 0.8127
X3 0.243342 0.098138 2.479603 0.0181
X4 0.472401 0.157070 3.007572 0.0049

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.780401 Mean dependent var 0.615385


Adjusted R-squared 0.680013 S.D. dependent var 0.491251
S.E. of regression 0.277888 Akaike info criterion 0.534751
Sum squared resid 2.702754 Schwarz criterion 1.172657
Log likelihood 3.096481 Hannan-Quinn criter. 0.779309
F-statistic 7.773849 Durbin-Watson stat 2.575615
Prob(F-statistic) 0.000000
LAMPIRAN 14

Hasil Uji Random Effect Model (REM)

Dependent Variable: Y
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 11/03/21 Time: 13:41
Sample: 2017 2020
Periods included: 4
Cross-sections included: 13
Total panel (balanced) observations: 52
Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.177844 0.167542 1.061492 0.2939


X1 0.046697 0.206683 0.225937 0.8222
X2 -0.008662 0.022107 -0.391802 0.6970
X3 0.235417 0.096415 2.441707 0.0184
X4 0.480231 0.138556 3.465961 0.0011

Effects Specification
S.D. Rho

Cross-section random 0.439803 0.7147


Idiosyncratic random 0.277888 0.2853

Weighted Statistics

R-squared 0.285557 Mean dependent var 0.185383


Adjusted R-squared 0.224753 S.D. dependent var 0.305310
S.E. of regression 0.268820 Sum squared resid 3.396406
F-statistic 4.696379 Durbin-Watson stat 2.035949
Prob(F-statistic) 0.002853

Unweighted Statistics

R-squared 0.163927 Mean dependent var 0.615385


Sum squared resid 10.29013 Durbin-Watson stat 0.671994
LAMPIRAN 15

Hasil Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests


Equation: MODEL_FEM
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 7.924906 (12,35) 0.0000


Cross-section Chi-square 68.273224 12 0.0000

Cross-section fixed effects test equation:


Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Date: 11/03/21 Time: 13:43
Sample: 2017 2020
Periods included: 4
Cross-sections included: 13
Total panel (balanced) observations: 52

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.268237 0.159578 1.680920 0.0994


X1 -0.108372 0.222140 -0.487855 0.6279
X2 -0.025221 0.027419 -0.919835 0.3624
X3 0.198213 0.145454 1.362714 0.1795
X4 0.418136 0.150781 2.773130 0.0079

R-squared 0.183727 Mean dependent var 0.615385


Adjusted R-squared 0.114257 S.D. dependent var 0.491251
S.E. of regression 0.462335 Akaike info criterion 1.386159
Sum squared resid 10.04644 Schwarz criterion 1.573778
Log likelihood -31.04013 Hannan-Quinn criter. 1.458088
F-statistic 2.644697 Durbin-Watson stat 0.694505
Prob(F-statistic) 0.045066
LAMPIRAN 16

Hasil Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test


Equation: MODEL_REM
Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 0.982624 4 0.9124

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.

X1 0.090815 0.046697 0.011436 0.6799


X2 -0.005524 -0.008662 0.000047 0.6458
X3 0.243342 0.235417 0.000335 0.6651
X4 0.472401 0.480231 0.005473 0.9157

Cross-section random effects test equation:


Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Date: 11/03/21 Time: 13:44
Sample: 2017 2020
Periods included: 4
Cross-sections included: 13
Total panel (balanced) observations: 52

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.172051 0.120714 1.425275 0.1629


X1 0.090815 0.232709 0.390250 0.6987
X2 -0.005524 0.023138 -0.238727 0.8127
X3 0.243342 0.098138 2.479603 0.0181
X4 0.472401 0.157070 3.007572 0.0049

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.780401 Mean dependent var 0.615385


Adjusted R-squared 0.680013 S.D. dependent var 0.491251
S.E. of regression 0.277888 Akaike info criterion 0.534751
Sum squared resid 2.702754 Schwarz criterion 1.172657
Log likelihood 3.096481 Hannan-Quinn criter. 0.779309
F-statistic 7.773849 Durbin-Watson stat 2.575615
Prob(F-statistic) 0.000000
LAMPIRAN 17

Hasil Uji Langrange Multiplier

Lagrange Multiplier Tests for Random Effects


Null hypotheses: No effects
Alternative hypotheses: Two-sided (Breusch-Pagan) and one-sided
(all others) alternatives

Test Hypothesis
Cross-section Time Both

Breusch-Pagan 29.60928 0.903037 30.51232


(0.0000) (0.3420) (0.0000)

Honda 5.441441 -0.950282 3.175729


(0.0000) (0.8290) (0.0007)

King-Wu 5.441441 -0.950282 1.583528


(0.0000) (0.8290) (0.0567)

Standardized Honda 6.292876 -0.716271 0.651754


(0.0000) (0.7631) (0.2573)

Standardized King-Wu 6.292876 -0.716271 -0.693409


(0.0000) (0.7631) (0.7560)

Gourieroux, et al. -- -- 29.60928


(0.0000)
BIOGRAFI PENULIS

Penulis bernama Salsabilla Nur Febrianinda, lahir di kota

Pekanbaru pada tanggal 18 Februari 2000 anak dari Ayahanda

Zuaznir S.E. dan Ibunda Mizra Linda. Penulis merupakan anak

pertama dari 3 bersaudara. Penulis mempunyai 2 adik yang

bernama Achmad Dzaki Hanif Aninda dan Muhammad Ilham Rahmadhoni

Aninda. Jenjang pendidikan penulis di mulai dari TK Al-Muhajjirin Depok pada

tahun 2002-2005, PGSD KKGJ Bogor pada tahun 2005-2007 dan SDN 024 Tanah

Merah pada tahun 2007-2011, Pondok Pesantren Bahrul Ulum Pantai Raja pada

tahun 2011, MTsN Bukit Raya Pekanbaru pada tahun 2011-2014, SMKS

Manajemen Penerbangan Pekanbaru pada tahun 2014-2017.

Pada tahun 2017 melalui seleksi jalur ujian mandiri diterima menjadi

salah satu mahasiswi jurusan Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penulis menyelesaikan teori

perkuliahan selama 7 semester, dan dua semester untuk menyusun skripsi yang

selesai pada 30 Desember 2021 dengan judul “Pengaruh Kualitas Audit, Financial

Distress, Opinion Shopping, Debt Default Terhadap Penerimaan Opini Audit

Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi

Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2020”

Dengan berkat Rahmat Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini di bawah bimbingan Bapak Nasrullah Djamil, S.E, M.Si, Ak, CA yang pada

tanggal 30 Desember 2021 penulis mengikuti ujian Munaqasah dan dinyatakan

LULUS dengan menyandang gelar Sarjana Akuntansi (S.Ak).

Anda mungkin juga menyukai