Anda di halaman 1dari 121

PENGARUH UKURAN KAP, KEPEMILIKAN MANAJERIAL,

DAN FINANCIAL DISTRESS TERHADAP


INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN
(Studi Kasus pada Perusahaan Indeks LQ45 Periode 2014-2019)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Akuntansi

Oleh:

Vino Maulana
NIM: 11140820000028

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1442 H/2020 M
PENGARUH UKURAN KAP, KEPEMILIKAN MANAJERIAL,
DAN FINANCIAL DISTRESS TERHADAP
INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN
(Studi Kasus pada Perusahaan Indeks LQ45 Periode 2014-2019)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Akuntansi

Oleh:

Vino Maulana
NIM: 11140820000028

Di Bawah Bimbingan

Drs. Abdul Hamid, MBA., Ak., CPA., CA.


NIP. 19620502 199303 1 003

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1442 H/2020 M

ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Selasa, 8 Oktober 2019 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
mahasiswa:
1. Nama : Vino Maulana
2. NIM : 11140820000028
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Ukuran KAP, Kepemilikan Manajerial, dan
Financial Distress Terhadap Integritas Laporan Keuangan
(Studi Kasus pada Perusahaan Indeks LQ45 Periode 2014-
2019)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Akuntansi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 8 Oktober 2019

1. Drs. Abdul Hamid, MBA., Ak., CPA., CA. (______________________)


NIP. 19620502 199303 1 003 Penguji I

2. Wilda Farah, M. Si., Ak., CPA., CA., BKP. (______________________)


NIP. 19830326 200912 2 005 Penguji II

iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Senin, 23 November 2020 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Vino Maulana
2. NIM : 11140820000028
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Ukuran KAP, Kepemilikan Manajerial, dan
Financial Distress Terhadap Integritas Laporan Keuangan
(Studi Kasus pada Perusahaan Indeks LQ45 Periode 2014-
2019)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di
atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 23 November 2020

1. Yessi Fitri, SE., M.Si, Ak. (______________________)


NIP. 19760924 200604 2 002 Ketua

2. Drs. Abdul Hamid, MBA., Ak., CPA., CA. (______________________)


NIP. 19620502 199303 1 003 Pembimbing

3. Dr. Khayatun Nufus, M.Si. (______________________)


NIDN. 0320046901 Penguji Ahli

iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini


Nama : Vino Maulana
NIM : 11140820000028
Jurusan : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:


1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya
ini.
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap
dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 17 Oktober 2020

(Vino Maulana)

v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap : Vino Maulana
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 17 September 1996
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Alamat : Jl. Penerangan VII No. 30 RT 08/07
Kel. Pesanggrahan, Kec. Pesanggrahan,
Jakarta Selatan 12320
6. Telepon : 0812 8195 1211
7. Email : vinomaulanabaru@gmail.com

B. Pendidikan Formal
1. SD Negeri Pesanggrahan 01 Pagi Tahun 2002-2008
2. SMP Negeri 177 Jakarta Tahun 2008-2011
3. SMA Negeri 63 Jakarta Tahun 2011-2014

C. Pendidikan Informal
1. LBPP LIA Veteran Januari-Desember 2009

D. Pengalaman Organisasi
1. Anggota Badminton SMA 63 Jakarta
2. Anggota Divisi Dana Usaha Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ)
Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Periode 2014-2015
3. Anggota Divisi Futsal Gebyar Lomba Akuntansi (GALAKSI) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Tahun 2015
4. Anggota Divisi Perlengkapan Latihan Kader dan Kepemimpinan Simpul
(LKKS) Ikatan Mahasiswa Akuntansi Indonesia (IMAI) Simpul Jakarta
Tahun 2016
5. Anggota Dewan Pengawas Simpul (DPS) Ikatan Mahasiswa Akuntansi
Indonesia (IMAI) Simpul Jakarta Periode 2016-2017

vi
6. Ketua Pelaksana Latihan Kader dan Kepemimpinan Simpul (LKKS) IMAI
Simpul Jakarta Tahun 2017
7. Ketua Kuliah Kerja Nyata (KKN) 110 ASSOFIN UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Tahun 2017
8. Ketua Badan Pengurus Simpul (BPS) Ikatan Mahasiswa Akuntansi
Indonesia (IMAI) Simpul Jakarta Periode 2017-2019

E. Pengalaman Kerja
1. Panitia Pemungutan Suara (PPS) Kelurahan Pesanggrahan Pemilu 2019
(Maret 2018 – Juli 2019)
2. Internship PMMB FHCI Kementerian BUMN 2018
Divisi Perbendaharaan Departemen Pengelolaan Dana dan Investasi PT.
PELNI (Persero) Kantor Pusat (Agustus 2018 – Februari 2019)

F. Data Keluarga
1. Ayah : Ahmad Kusnoto
2. Ibu : Devina Desi, S.Pd.
3. Anak ke- : Satu dari Dua Bersaudara

vii
ABSTRACT

This study aimed to examine an analyze the effect of KAP Size, Managerial
Ownership, and Financial Distress on the Integrity of Financial Statements. Sample
of the study were 150 LQ45 companies that listed in Indonesia Stock Exchange in
2014-2019 period. This study used purposive sampling method. The analytical
method to test the data in this study uses multiple regression panel data using
Eviews software. The results of this study indicate there is a simultaneous influence
between KAP Size, Managerial Ownership, and Financial Distress on the Integrity
of Financial Statements. Partially, KAP Size, Managerial Ownership, and
Financial Distress have a significant effect on the Integrity of Financial Statements.

Keywords: KAP Size, Managerial Ownership, Financial Distress, Integrity of


Financial Statement

viii
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisa pengaruh Ukuran KAP,
Kepemilikan Manajerial, dan Financial Distress terhadap Integritas Laporan
Keuangan. Sampel dalam penelitian ini adalah 150 perusahaan Indeks LQ45 yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2019. Penelitian ini menggunakan
metode purposive sampling. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan
analisis regresi berganda data panel dengan menggunakan aplikasi Eviews. Hasil
penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh secara simultan antara Ukuran KAP,
Kepemilikan Manajerial, dan Financial Distress terhadap Integritas Laporan
Keuangan. Secara parsial, Ukuran KAP, Kepemilikan Manajerial, dan Financial
Distress berpengaruh signifikan terhadap Integritas Laporan Keuangan.

Kata kunci: Ukuran KAP, Kepemilikan Manajerial, Financial Distress, Integritas


Laporan Keuangan

ix
KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah
SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pengaruh Ukuran KAP, Kepemilikan Manjerial, dan
Financial Distress Terhadap Integritas Laporan Keuangan (Studi Kasus pada
Perusahaan Indeks LQ45 Periode 2014-2019)”. Shalawat serta salam kita
sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya,
sahabatnya, dan kita umatnya yang tetap istiqomah dalam menegakkan dinul Islam
hingga hari akhir.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat guna mencapai
gelar Sarjana Akuntansi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu dalam penyusunan
skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tua, Ayahanda Ahmad Kusnoto dan Ibu Devina Desi yang
memberikan kasih sayang, dukungan moril dan materil, nasihat, motivasi, dan
doa yang tidak pernah putus untuk keberhasilan dan kebahagiaan penulis.
2. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE., M.Si., Ak., CA., QIA., BKP., CRMP. selaku
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Fitri Damayanti, SE., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus Dosen
Penasihat Akademik penulis.
5. Bapak Drs. Abdul Hamid, MBA., Ak., CPA., CA. selaku Dosen Pembimbing
Skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu serta dengan sabar memberikan
pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

x
6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah yang
telah memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan kepada penulis. Semoga
menjadi ilmu yang bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua.
7. Seluruh Staff dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah yang telah membantu penulis dalam memenuhi segala kebutuhan
dalam bentuk administrasi dan lain-lain.
8. Seseorang yang baru hadir di hidup penulis namun memiliki peran terbesar
dalam penyusunan skripsi ini. Meluangkan waktunya untuk selalu menemani
penulis, memberikan semangat, dukungan, dan kasih sayang yang tiada henti
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Rizza Alfian, S.Ak., Abdul Rahman, S.Ak., Widyawati Noviandini Rahayu,
S.Ak., Cika Dewi Aninda, S.Ak. dan seluruh teman-teman Akuntansi 2014
yang membuat penulis selalu bersemangat untuk menjalani perkuliahan.
Semoga Allah SWT memudahkan langkah kita menuju cita-cita yang ingin kita
capai.
10. Zainul, Zulfikar, dan seluruh teman-teman Ikatan Mahasiswa Akuntansi
Indonesia (IMAI) yang telah memberikan pengalaman berharga yang penulis
tidak dapatkan di bangku perkuliahan.
11. Seluruh pihak yang terlibat, namun tidak dapat penulis sebut satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Kritik dan saran
yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Semoga skripsi ini mampu memberikan manfaat bagi masyarakat dan menjadi
referensi bagi penelitian yang sejenis.

Jakarta, 17 Oktober 2020

(Vino Maulana)

xi
DAFTAR ISI

Contents

COVER ............................................................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .............................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................................iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................................ v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .........................................................................................vi

ABSTRACT ...................................................................................................................... viii

ABSTRAK .........................................................................................................................ix

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... x

DAFTAR ISI..................................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 8

C. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 8

D. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................... 10

A. Landasan Teori ................................................................................................ 10

1. Teori Keagenan (Agency Theory) .............................................................. 10

2. Teori Sinyal (Signaling Theory) ................................................................ 13

3. Laporan Keuangan ..................................................................................... 13

4. Integritas Laporan Keuangan ..................................................................... 17

xii
5. Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP)...................................................... 19

6. Kepemilikan Manajerial ............................................................................ 20

7. Financial Distress ...................................................................................... 23

B. Penelitian Terdahulu ....................................................................................... 26

C. Kerangka Pemikiran ....................................................................................... 32

D. Keterkaitan antar Variabel dan Hipotesis .................................................... 33

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................ 38

A. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................................. 38

B. Metode Penentuan Sampel ............................................................................. 38

C. Operasional Variabel Penelitian .................................................................... 39

1. Ukuran KAP (X1)....................................................................................... 39

2. Kepemilikan Manajerial (X2) ..................................................................... 40

3. Financial Distress (X3) .............................................................................. 40

4. Integritas Laporan Keuangan (Y) .............................................................. 43

D. Metode Pengumpulan Data ............................................................................ 44

E. Metode Analisis Data ...................................................................................... 44

1. Analisis Statistik Deskriptif ....................................................................... 45

2. Uji Pemilihan Model .................................................................................. 45

3. Uji Asumsi Klasik...................................................................................... 47

4. Analisis Regresi Linear Berganda Data Panel ........................................... 50

5. Uji Hipotesis .............................................................................................. 52

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................................. 54

A. Gambaran Objek Penelitian ........................................................................... 54

B. Analisis dan Pembahasan ............................................................................... 55

1. Analisis Statistik Deskriptif ....................................................................... 55

2. Uji Pemilihan Model Regresi Data Panel .................................................. 59

xiii
3. Uji Asumsi Klasik...................................................................................... 61

4. Analisis Regresi Linear Berganda Data Panel ........................................... 64

5. Uji Hipotesis .............................................................................................. 66

C. Interpretasi Hasil Penelitian ........................................................................... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 72

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 72

B. Saran ................................................................................................................. 72

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 74

LAMPIRAN..................................................................................................................... 79

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 31


Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel .................................................................... 44
Tabel 4.1. Tabel Rincian Perolehan Sampel Penelitian ........................................ 54
Tabel 4.2. Uji Statistik Deskriptif ......................................................................... 56
Tabel 4.3. Uji Chow .............................................................................................. 59
Tabel 4.4. Uji Hausman ........................................................................................ 60
Tabel 4.5. Uji Multikolinieritas ............................................................................. 62
Tabel 4.6. Uji Heterokedastisitas .......................................................................... 63
Tabel 4.7. Uji Autokorelasi ................................................................................... 64
Tabel 4.8. Hasil Pengujian Regresi Data Panel..................................................... 64

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 32


Gambar 4.1 Uji Normalitas ................................................................................... 61

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Perusahaan yang Termasuk dalam Sampel Penelitian .......... 80


Lampiran 2. Tabel Pengukuran Ukuran KAP ....................................................... 80
Lampiran 3. Tabel Pengukuran Kepemilikan Manajerial ..................................... 85
Lampiran 4. Tabel Pengukuran Financial Distress .............................................. 90
Lampiran 5. Tabel Pengukuran Integritas Laporan Keuangan ............................. 97
Lampiran 6. Tabel Z-Score ................................................................................. 101
Lampiran 7. Uji Statistik Deskriptif .................................................................... 101
Lampiran 8. Uji Chow......................................................................................... 101
Lampiran 9. Uji Hausman ................................................................................... 102
Lampiran 10. Uji Normalitas .............................................................................. 102
Lampiran 11. Uji Multikolinearitas .................................................................... 102
Lampiran 12. Uji Heterokedastisitas ................................................................... 103
Lampiran 13. Uji Autokorelasi ........................................................................... 103
Lampiran 14. Hasil Pengujian Regresi Data Panel ............................................. 103

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laporan keuangan merupakan suatu penyajian terstruktur dari posisi

keuangan dan kinerja suatu entitas (PSAK Nomor 1 tahun 2015). Tujuan

laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai posisi

keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan perusahaan dalam suatu

periode tertentu. Laporan keuangan dikeluarkan oleh perusahaan sebagai salah

satu bentuk pertanggungjawaban terhadap pihak-pihak yang berkepentingan.

Oleh karena itu, laporan keuangan yang disajikan perlu memiliki integritas

yang tinggi, yakni prinsip moral yang tidak memihak dan jujur (Saad &

Abdillah, 2019).

Laporan keuangan juga merupakan salah satu sumber informasi yang

wajib dipublikasikan dan dipertanggungjawabkan kepada pihak manajemen

terhadap pengelolaan sumber daya pemilik. Publikasi laporan keuangan

sebagai produk informasi akuntansi yang dihasilkan perusahaan juga tidak

terlepas dari proses penyusunannya. Proses pembuatan laporan keuangan harus

disajikan dengan benar dan jujur serta mengungkap fakta yang sebenarnya

kepada pengguna laporan keuangan agar menghasilkan laporan keuangan yang

berintegritas.

Berbagai informasi yang tersedia dalam laporan keuangan diperlukan

para pengguna seperti investor, kreditur, karyawan, pemasok, pelanggan,

1
pemerintah, dan masyarakat sebagai bahan pertimbangan untuk pembuatan

keputusan yang memiliki konsekuensi ekonomi. Oleh karena itu, informasi

dalam laporan keuangan harus memiliki integritas yang tinggi sehingga tidak

menyesatkan para pengguna laporan keuangan. Integritas laporan keuangan

adalah sejauh mana laporan keuangan yang disajikan menunjukkan informasi

yang benar dan jujur (Atiningsih & Suparwati, 2018). Informasi akuntansi yang

memiliki integritas yang tinggi dapat diandalkan, karena merupakan suatu

penyajian yang jujur sehingga memungkinkan pengguna informasi akuntansi

bergantung pada informasi tersebut.

Laporan keuangan yang berintegritas berarti laporan keuangan benar,

akurat dan terhindar dari manipulasi data keuangan pada saat proses

penyusunannya. Terjadinya skandal-skandal laporan keuangan menyebabkan

merosotnya kepercayaan masyarakat, khususnya masyarakat keuangan, yang

salah satunya ditandai dengan turunnya harga saham secara drastis dari

perusahaan yang terkena kasus. Misalnya pada kasus manipulasi laporan

keuangan yang dilakukan oleh Bank Bukopin selama 3 tahun terakhir,

membuat Bank Bukopin harus memperbaiki laporan keuangan pada tahun

2015, 2016, dan 2017. Bank Bukopin diduga memanipulasi data kartu kredit

selama kurang lebih 5 tahun yang lalu. Jumlah kartu kredit yang dimodifikasi

sebanyak 100.000 kartu kredit. Hal ini menyebabkan posisi kredit dan

pendapatan berbasis komisi Bukopin bertambah tidak sewajarnya (Ayem &

Yuliana, 2019).

2
Kasus lainnya, pada tahun 2016, ditemukan dugaan penggelembungan

nilai aset oleh PT Waskita Karya setelah adanya pergantian manajemen, yakni

sebesar Rp 5 miliar atau 0,3% dari total nilai asetnya, yakni Rp 1,6 triliun

rupiah. Pada tahun yang sama, Caboot Investment Property melakukan

manipulasi laporan keuangan dengan menyalahgunakan dana investor sebesar

$ 17.000.000, mengeluarkan laporan keuangan palsu yang menyesatkan, dan

dengan sengaja memberikan informasi lainnya yang menyembunyikan fakta

(Saad & Abdillah, 2019).

Salah satu kasus yang terbaru adalah kasus laporan keuangan PT

Garuda Indonesia untuk tahun buku 2018. Dalam laporan keuangan tersebut,

Garuda Indonesia Group membukukan laba bersih sebesar USD 809,85 ribu

atau setara Rp 11,33 miliar (asumsi kurs Rp 14.000 per dolar AS). Angka ini

melonjak tajam dibanding tahun 2017 yang menderita rugi USD 216,5 juta.

Namun laporan keuangan tersebut menimbulkan polemik, lantaran dua

komisaris Garuda Indonesia menganggap laporan keuangan 2018 Garuda

Indonesia tidak sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

(PSAK). Pasalnya, Garuda Indonesia memasukan keuntungan dari PT Mahata

Aero Teknologi yang memiliki utang kepada maskapai berpelat merah

tersebut. PT Mahata Aero Teknologi sendiri memiliki utang terkait

pemasangan Wi-Fi yang belum dibayarkan, dan oleh Garuda dicatatkan dalam

Laporan Keuangan 2018 pada kolom pendapatan. Berdasarkan hasil pertemuan

dengan pihak KAP, dapat disimpulkan adanya dugaan audit yang tidak sesuai

3
dengan standar akuntansi (ekonomi.okezone.com diakses pada tanggal 12

oktober 2019).

Berbagai kasus yang menunjukkan lemahnya integritas laporan

keuangan yang disajikan perusahaan melibatkan banyak pihak, mulai dari

pihak internal sampai pihak eksternal, yaitu akuntan publik. Terungkapnya

ketidakjujuran perusahaan dalam menyajikan laporan keuangan berdampak

pada merosotnya kepercayaan masyarakat, terutama masyarakat keuangan,

yang ditandai dengan menurunnya harga saham dari perusahaan yang terkena

skandal secara drastis. Apabila tidak ditanggapi dengan serius, maka hal

tersebut dapat menimbulkan kerugian bagi investor dan menurunkan integritas

perusahaan di hadapan publik (Saad & Abdillah, 2019).

Dalam perkembangannya, integritas laporan keuangan dipengaruhi

oleh beberapa faktor-faktor lain di luar prinsip dan syarat kualitas sebuah

laporan keuangan yang menyebabkan laporan keuangan menjadi berintegritas

ataukah tidak, tergantung dari faktor-faktor itu sendiri. Faktor yang dimaksud

tersebut antara lain adalah Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP),

Kepemilikan Manajerial, dan Financial Distress.

Menurut Astria (2011) ukuran KAP merupakan ukuran yang digunakan

untuk menentukan besar kecilnya suatu KAP. Ukuran KAP dapat dikatakan

besar jika KAP tersebut berafiliasi dengan Big 4, mempunyai cabang dan

kliennya merupakan perusahaan-perusahaan besar serta mempunyai tenaga

profesional di atas 25 orang. Sedangkan ukuran KAP dikatakan kecil jika tidak

4
berafiliasi dengan Big 4, tidak memiliki kantor cabang dan kliennya merupakan

perusahaan kecil serta jumlah profesionalnya kurang dari 25 orang.

Dengan KAP yang besar, maka laporan keuangan akan lebih andal dan

jujur sehingga menghasilkan laporan keuangan yang berintegritas tinggi. Hal

ini selaras dengan penelitian Saksakotama dan Cahyonowati (2014) bahwa

KAP besar merupakan pihak independen yang memberikan sinyal opini bebas

lebih andal dibandingkan KAP kecil, sehingga semakin besar KAP, maka

kualitas dan integritas laporan keuangan meningkat. Penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Sukanto dan Widaryanti (2018) menunjukkan bahwa ukuran

KAP berpengaruh signifikan terhadap integritas laporan keuangan. Sedangkan

hasil penelitian Qoyyimah, dkk (2015) menyatakan bahwa ukuran KAP tidak

berpengaruh signifikan terhadap integritas laporan keuangan.

Faktor lainnya dalam penelitian ini adalah Kepemilikan Manajerial.

Kepemilikan manajerial memberikan peran bagi manajemen dalam

pengambilan keputusan terkait berbagai kebijakan perusahaan termasuk dalam

penyajian laporan keuangan. Kepemilikan manajerial adalah persentase suara

yang berkaitan dengan saham dan option yang dimiliki oleh manajer dan

direksi suatu perusahaan (Atiningsih & Suparwati, 2018). Tingginya

kepemilikan manajerial akan meningkatkan kualitas laba sehingga laporan laba

mempunyai kekuatan responsif yang dapat memberikan reaksi positif bagi

pihak-pihak yang berkepentingan seperti pemegang saham dan pelaku pasar

modal (Boediono, 2005). Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fajaryani

(2015), Sugiharto (2017), dan Istiantoro dkk (2017) menunjukkan bahwa

5
Kepemilikan Manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap integritas

laporan keuangan.

Kemudian faktor selanjutnya adalah Financial Distress. Menurut Platt

dan Platt (2002), Financial Distress merupakan suatu kondisi yang

menunjukan tahap penurunan dalam kondisi keuangan perusahaan yang terjadi

sebelum terjadinya kebangkrutan ataupun likuidasi. Perusahaan yang sedang

mengalami kesulitan atau penurunan keuangan tersebut cenderung

menyampaikan laporan keuangan tidak tepat waktu (Narayana & Yadnyana,

2017). Salah satu alasan yang menyebabkan terjadinya keterlambatan dalam

pelaporan keuangan yakni berupa kesulitan keuangan (financial distress) pada

suatu perusahaan yang sekaligus menjadi sebuah berita buruk bagi perusahaan

tersebut. Hal ini dapat menjadi indikasi tidak berjalannya corporate

governance.

Kualitas penerapan corporate governance yang rendah akan

berdampak pada penurunan kinerja perusahaan yang terus-menerus dan

membawa perusahaan pada kondisi kesulitan keuangan. Penelitian yang

dilakukan oleh Haq dkk (2017) menunjukkan bahwa financial distress

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap integritas laporan keuangan,

kesulitan keuangan yang dialami oleh suatu perusahaan akan meningkatkan

risiko yang dihadapi oleh investor sehingga memicu mereka untuk menuntut

return yang lebih besar. Sedangkan, penelitian yang dilakukan oleh Ariantoni

(2017) menunjukkan bahwa financial distress berpengaruh signifikan positif

terhadap integritas laporan keuangan.

6
Penelitian ini merupakan replikasi yang mengkombinasikan penelitian

yang dilakukan oleh Sukanto dan Widaryanti (2018) dan Haq dkk (2017).

Perbedaan penelitian ini dengan terdahulu ialah pada objek penelitiannya, yaitu

perusahaan Indeks LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama

periode 2014-2019, sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan objek

perusahaan Real Estate dan Perusahaan Manufaktur. Selain itu, penelitian

sebelumnya yang mengaitkan Integritas Laporan Keuangan dengan variabel

Ukuran KAP, Kepemilikan Manajerial, dan Financial Distress menunjukkan

hasil yang tidak konsisten. Oleh sebab itu, penelitian ini penting dilakukan

untuk mengetahui bagaimana ukuran KAP, kepemilikan manajerial, dan

financial distress mempengaruhi integritas laporan keuangan, karena pelaporan

informasi akuntansi yang memiliki integritas memungkinkan penggunanya

untuk bergantung pada informasi tersebut dalam pengambilan keputusan,

sehingga tidak menyesatkan pengguna laporan keuangan dalam membuat

keputusan.

Melihat fenomena dan alasan-alasan yang ada, peneliti termotivasi

untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Ukuran KAP,

Kepemilikan Manajerial, dan Financial Distress terhadap Integritas

Laporan Keuangan (Studi Kasus pada Perusahaan Indeks LQ45 Periode

2014-2019)“.

7
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan

masalah yang akan diteliti adalah:

1. Apakah Ukuran KAP berpengaruh terhadap Integritas Laporan Keuangan?

2. Apakah Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap Integritas Laporan

Keuangan?

3. Apakah Financial Distress berpengaruh terhadap Integritas Laporan

Keuangan?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisa pengaruh Ukuran KAP terhadap Integritas Laporan

Keuangan.

2. Untuk menganalisa pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Integritas

Laporan Keuangan.

3. Untuk menganalisa pengaruh Financial Distress terhadap Integritas

Laporan Keuangan.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada

berbagai pihak diantaranya:

8
1. Kontribusi Teoritis

a. Mahasiswa jurusan akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai

literature dalam penelitian selanjutnya dan dapat menambah ilmu

pengetahuan.

b. Peneliti selanjutnya, sebagai sarana mendukung bukti empiris

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi integritas laporan

keuangan dan sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian

selanjutnya dengan topik yang sama.

c. Untuk penulis, sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta

menambah referensi mengenai integritas laporan keuangan agar

diperoleh hasil yang bermanfaat bagi penulis di masa yang akan

datang dan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana

Akuntansi.

2. Kontribusi Praktis

a. Bagi perusahaan, dapat menjadi referensi dalam menyajikan laporan

keuangan yang memiliki integritas sehingga berguna bagi

pengambilan keputusan.

b. Bagi auditor, sebagai suatu tinjauan dalam penyajian laporan

keuangan yang lebih berintegritas.

c. Bagi investor, dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam keputusan

untuk investasi.

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Teori Keagenan (Agency Theory)

Di dalam teori keagenan (agency theory), hubungan agensi terjadi

ketika satu orang atau lebih (principal) memperkerjakan orang lain (agent)

untuk memberikan suatu jasa dan mendelegasikan wewenang dalam

pengambilan sebuah keputusan kepada agent tersebut. Hubungan antara

principal dan agent dapat mengarah pada kondisi ketidakseimbangan

informasi (asymmetrical information) karena agent berada pada posisi

yang memiliki informasi yang lebih banyak tentang perusahaan,

dibandingkan dengan principal. Dengan asumsi bahwa setiap individu

bertindak untuk memaksimalkan kepentingan dirinya sendiri, maka

dengan informasi asimetri yang dimilikinya akan mendorong agent untuk

menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui principal.

Anthony dan Govindarajan (2005) menyatakan teori agensi

mengasumsikan setiap individu bertindak dengan mengutamakan

kepentingannya masing-masing. Apabila kedua pihak bertindak dengan

memaksimalkan utilitasnya, terdapat alasan kuat untuk memercayai bahwa

manajemen sebagai agen tidak akan selalu bertindak dengan

mengutamakan kepentingan prinsipal. Oleh karena itu, pemegang saham

sebagai prinsipal harus memberikan insentif yang tepat kepada manajemen

10
baik yang bersifat finansial maupun non-finansial untuk meyakinkan

bahwa manajemen tidak akan mengambil tindakan tertentu yang dapat

merugikan prinsipal. Pemegang saham dan manajemen memiliki tujuan

berbeda. Pemegang saham lebih mementingkan tingkat pengembalian

keuangan atas investasi yang mereka tanamkan di perusahaan. Di sisi lain,

manajer menginginkan kepentingannya dipenuhi dengan pemberian

kompensasi atau insentif yang memadai atas usaha pengelolaan

perusahaan yang telah dilakukannya. Perbedaan tujuan inilah yang

memicu terjadinya konflik kepentingan dalam hubungan agensi.

Selain itu, manajemen sebagai pengelola perusahaan memiliki

informasi mengenai perusahaan dan prospeknya pada masa depan jauh

lebih banyak dibanding pemegang saham. Sebagai pengelola, manajemen

berkewajiban menyampaikan informasi mengenai kondisi perusahaan

kepada prinsipal sebagai bentuk pertanggungjawaban. Akan tetapi, sering

kali informasi ini tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

Ketidakseimbangan informasi yang dimiliki manajemen dan pemegang

saham disebut sebagai asimetri informasi (Anthony & Govindarajan,

2005).

Asimetri informasi memberikan kesempatan manajemen untuk

bertindak oportunis, yaitu tindakan yang mengutamakan kepentingan

pribadi. Belkaoui (2007) menjelaskan terdapat dua tipe asimetri informasi,

yaitu:

11
a. Seleksi yang Merugikan (Adverse Selection)

Seleksi yang merugikan (adverse selection) adalah jenis

asimetri informasi yang timbul ketika agen menggunakan informasi

yang tidak dapat diverifikasi prinsipal untuk mengimplementasikan

tindakan yang berbeda dengan keinginan prinsipal. Oleh karena itu,

prinsipal tidak dapat menentukan apakah tindakan agen merupakan

pilihan yang tepat.

b. Bahaya Moral (Moral Hazard)

Bahaya moral (moral hazard) adalah suatu masalah informasi

ex-post yang timbul ketika terdapat masalah motivasional dan konflik

akibat kontrak kesepakatan pada perilaku pengganti yang tidak

sempurna. Satu pihak atau lebih yang melakukan atau akan

melakukan suatu transaksi usaha atau transaksi usaha potensial dapat

mengamati Tindakan-tindakan dalam penyelesaian transaksi mereka

sedangkan pihak lainnya tidak.

Anthony dan Govindarajan (2005) mengungkapkan terdapat

dua cara yang dapat dilakukan untuk menangani konflik kepentingan

antara prinsipal dan agen, yaitu pemantauan dan kontrak insentif.

Sistem pengendalian yang memantau tindakan manajer dapat

dirancang pemegang saham guna mencegah tindakan agen yang

bersifat oportunistik, meningkatkan kekayaan agen dengan

mengorbankan kepentingan pemegang saham. Selain itu, kontrak

12
insentif yang sesuai juga dapat dilakukan untuk membatasi perilaku

oportunistik agen.

2. Teori Sinyal (Signaling Theory)

Menurut Siahaan (2017) Teori sinyal menjelaskan adanya suatu

asimetri informasi antara pihak manajemen perusahaan dengan pihak-

pihak yang berkepentingan dengan adanya infomasi tersebut. Signaling

theory menjelaskan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan

memberikan sinyal kepada pemakai laporan keuangan. Sinyal ini berupa

informasi tentang apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk

merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal juga dapat berupa promosi atau

informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik dari

pada perusahaan lain.

Teori sinyal juga menyatakan bahwa pemberian sinyal dilakukan

oleh manajer untuk mengurangi adanya asimetri informasi. Manajer

memberikan informasi dengan melalui laporan keuangan bahwa mereka

menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme yang menghasilkan laba

yang lebih berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahaan melakukan

tindakan membesar-besarkan laba dan membantu pengguna laporan

keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang tidak overstate.

3. Laporan Keuangan

Ikatan Akuntan Indonesia (2012) menyatakan laporan keuangan

merupakan struktur yang menyajikan posisi keuangan dan kinerja

keuangan dalam sebuah entitas. Tujuan umum dari laporan keuangan ini

13
untuk kepentingan umum adalah penyajian informasi mengenai posisi

keuangan (financial position), kinerja keuangan (financial performance),

dan arus kas (cash flow) dari entitas yang sangat berguna untuk membuat

keputusan ekonomis bagi para penggunanya. Untuk dapat mencapai tujuan

ini, laporan keuangan menyediakan informasi mengenai elemen dari

entitas yang terdiri dari aset, kewajiban, beban, dan pendapatan (termasuk

gain dan loss), perubahan ekuitas dan arus kas. Informasi tersebut diikuti

dengan catatan, akan membantu pengguna memprediksi arus kas masa

depan. Sedangkan menurut Harahap (2011), laporan keuangan

menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada

saat tertentu atau jangka waktu tertentu.

Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca,

laporan laba-rugi atau hasil usaha, laporan perubahan ekuitas, laporan arus

kas, laporan posisi keuangan. Laporan Keuangan menurut Kieso, dkk

(2008) adalah media pengomunikasian informasi keuangan utama kepada

pihak-pihak eksternal perusahaan-perusahaan yang menampilkan sejarah

perusahaan yang dikuantifikasikan dalam satuan moneter. Selain itu,

laporan keuangan juga merupakan suatu informasi yang menjadi

gambaran kinerja keuangan suatu perusahaan, karena informasi yang

terkandung di dalamnya menggambarkan keadaan keuangan perusahaan

tersebut. Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk

memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-

hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Berdasarkan

14
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah suatu

pelaporan mengenai kondisi keuangan perusahaan yang harus dilaporkan

sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada pihak-pihak terkait (Fahmi,

2013).

Laporan keuangan sebagai hasil akhir dari proses akuntansi

memuat informasi yang digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam

pembuatan keputusan. Laporan keuangan merupakan bagian dari proses

pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari laporan

posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan,

catatan, dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian

integral dari laporan keuangan. Tujuan laporan keuangan adalah untuk

menyediakan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, dan perubahan

posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu yang bermanfaat

bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan

keuangan juga merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen atas

penggunaan berbagai sumber daya yang telah dipercayakan

pengelolaannya kepada mereka. Laporan keuangan digunakan oleh para

pemakai dalam pembuatan keputusan ekonomi. Pemakai laporan

keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan,

pemberi pinjaman, serta lembaga-lembaga, dan masyarakat (Ikatan

Akuntan Indonesia, 2012).

Pemakai laporan keuangan menggunakan laporan keuangan untuk

memenuhi kebutuhan informasi yang berbeda seperti sebagai berikut:

15
a. Investor

Dalam penanaman modal ke sebuah perusahaan, investor menghadapi

berbagai risiko dan penasihat investor juga berkepentingan dengan

risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang

dilakukan sehingga mereka membutuhkan informasi guna membantu

menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi

tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang

memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan

membayar dividen.

b. Karyawan

Karyawan maupun kelompok perwakilannya membutuhkan informasi

mengenai profitabilitas dan stabilitas perusahaan untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, imbalan

pascakerja, dan kesempatan kerja.

c. Pemberi Pinjaman

Pemberi pinjaman memerlukan informasi keuangan untuk menilai

kemampuan perusahaan membayar pinjaman serta bunganya pada

saat jatuh tempo.

d. Pemasok dan Kreditur Usaha Lainnya

Pemasok dan kreditur usaha lainnya memerlukan informasi yang

memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah kewajiban

akan dibayar pada saat jatuh tempo. Dibanding pemberi pinjaman,

kreditur usaha memberikan pinjaman dengan jangka waktu yang lebih

16
pendek kecuali apabila perusahaan sebagai pelanggan utama sehingga

mereka bergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.

e. Pelanggan

Pelanggan membutuhkan informasi mengenai kelangsungan hidup

perusahaan, terutama apabila mereka memiliki perjanjian jangka

panjang atau memiliki kebergantungan yang tinggi terhadap

perusahaan.

f. Pemerintah

Pemerintah berkepentingan atas informasi untuk mengatur aktivitas

perusahaan, menetapkan kebijakan pajak, dan untuk menyusun

statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.

g. Masyarakat

Perusahaan mempengaruhi masyarakat dengan berbagai cara, misal

pemberian kontribusi yang tinggi terhadap perekonomian nasional

sehingga laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan

menyediakan kecenderungan dan perkembangan terakhir

kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

4. Integritas Laporan Keuangan

Menurut Mayangsari dalam Fajaryani (2015) menjelaskan bahwa

Integritas laporan keuangan adalah sebagai ukuran sejauh mana laporan

keuangan yang disajikan menunjukkan informasi yang benar dan jujur

sehingga tidak menyesatkan pengguna ketika akan membuat sebuah

keputusan. Integritas laporan keuangan merupakan salah satu produk dari

17
standar etika sebagai prinsip moral yang tidak memihak dan jujur dalam

menyediakan informasi (laporan keuangan) yang secara formal wajib

dipublikasikan dengan benar sebagai sarana pertanggungjawaban pihak

manajemen terhadap pengelolaan sumber daya pemilik (Aljufri, 2014).

Menurut Yulinda (2016), Integritas laporan keuangan merupakan

sejauh mana laporan keuangan disajikan secara benar dan jujur, dimana

semua informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan arus kas

harus benar apa adanya karena akan dipertanggungjawabkan kepada

stakeholder. Oleh karena itu, informasi yang memiliki integritas yang

tinggi memiliki kemampuan untuk mempengaruhi keputusan pembaca

laporan keuangan untuk membantu membuat keputusan. Integritas laporan

keuangan diukur dengan konservatisme. Watts (2003), mendefinisikan

konservatisme sebagai prinsip kehati-hatian dalam pelaporan keuangan

dimana perusahaan tidak terburu-buru dalam mengakui dan mengukur aset

dan laba serta segera mengakui utang dan kerugian yang mempunyai

kemungkinan akan terjadi. Tingkat konservatisme dalam laporan

keuangan dimana nilai aset understatement dan kewajiban overstatement

dapat diketahui dengan menggunakan market to book ratio. Market to

book ratio yang mencerminkan nilai pasar relatif terhadap nilai buku

perusahaan. Rasio yang bernilai lebih dari 1 mengindikasikan penerapan

akuntansi yang konservatif karena perusahaan mencatat nilai perusahaan

lebih rendah dari nilai pasarnya (Beaver & Ryan, 2000).

18
Menurut Smith, Ren, dan Dong (2011) pengukuran integritas

laporan keuangan dilakukan dengan menggunakan konservatisme.

Perusahaan yang mengalami kegagalan, cenderung melakukan manipulasi

data akuntansi dengan menerapkan praktik yang tidak konservatif.

Interpretasi umum dari konservatisme akuntansi didefinisikan sebagai

tingkat kehati-hatian dalam pelaksanaan penilaian yang diperlukan dalam

membuat perkiraan yang diperlukan dalam kondisi ketidakpastian,

sehingga aset atau pendapatan tidak overstated dan kewajiban atau beban

tidak understated (Saksakotama & Cahyonowati, 2014).

Berbagai faktor dapat mempengaruhi integritas laporan keuangan

yang disajikan oleh manajemen, antara lain Komisaris Independen,

Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional,

Ukuran KAP, Kualitas Audit, Ukuran Perusahaan, Idependensi, Financial

Distress, Struktur Corporate Governance, Audit Tenure, Audit Report Lag

dan Leverage.

5. Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP)

Ukuran KAP merupakan ukuran yang digunakan untuk

menentukan besar kecilnya suatu KAP. Ukuran Kantor Akuntan Publik

dapat dikatakan besar jika KAP tersebut berafiliasi dengan Big 4,

mempunyai cabang dan kliennya merupakan perusahaan-perusahaan besar

serta mempunyai tenaga profesional di atas 25 orang. Sedangkan Ukuran

KAP dikatakan kecil jika tidak berafiliasi dengan Big 4, tidak mempunyai

19
kantor cabang dan kliennya merupakan perusahaan kecil serta jumlah

profesionalnya kurang dari 25 orang (Astria, 2011).

KAP yang besar lebih independen dibandingkan dengan KAP yang

kecil. Dengan alasan bahwa ketika KAP besar kehilangan satu klien tidak

begitu berpengaruh terhadap pendapatannya. Akan tetapi jika KAP kecil

kehilangan satu klien sangat berarti karena kliennya sedikit (Shockley,

1981). Sehingga KAP besar seperti Big 4 biasanya dianggap lebih mampu

mempertahankan independensi auditor daripada KAP kecil. Selain itu,

perusahaan audit yang lebih besar umumnya dianggap sebagai penyedia

kualitas audit tinggi dan memiliki reputasi tinggi di lingkungan bisnis serta

KAP yang lebih besar juga dianggap lebih mandiri dari KAP yang kecil

dalam menahan tekanan manejemen jika terjadi perselisihan karena

biasanya memiliki lebih banyak klien dan mampu mengatasi kesulitan

(Astria, 2011).

6. Kepemilikan Manajerial

Tehranian, dkk (2006) mendefinisikan kepemilikan manajerial

sebagai proporsi saham yang dimiliki manajemen yang secara aktif turut

dalam pengambilan keputusan perusahaan, meliputi direksi dan komisaris.

Menurut Christiawan dan Tarigan (2007), kepemilikan manajerial

merupakan situasi dimana manajer memiliki peran ganda sebagai

pengelola sekaligus pemegang saham dalam suatu perusahaan. Informasi

mengenai kepemilikan manajerial yang ditunjukkan dengan besarnya

persentase kepemilikan saham oleh manajemen merupakan informasi

20
penting bagi pengguna laporan keuangan sehingga informasi ini akan

diungkapkan dalam laporan keuangan.

Menurut Verya (2017), kepemilikan manajerial adalah

kepemilikan saham yang dimiliki oleh manajemen termasuk di dalamnya

dimiliki oleh manajemen secara pribadi maupun dimiliki oleh anak cabang

perusahaan bersangkutan beserta afiliasinya. Kepemilikan manajerial

dapat berperan dalam membatasi perilaku menyimpang dari manajemen.

Kepemilikan manajerial merupakan suatu mekanisme yang dapat

diterapkan dalam meningkatkan integritas laporan keuangan, Dimana

manajer akan cenderung bertindak dalam kepentingan pemegang saham,

antara lain dengan tidak memanipulasi informasi yang tersaji di laporan

keuangan.

Anthony dan Govindarajan (2005) menyatakan teori agensi

menggambarkan hubungan keagenan antara pemegang saham yang

bertindak sebagai prinsipal dan manajer yang bertindak sebagai agen.

Manajer diberi amanah untuk mengelola perusahaan demi kepentingan

pemegang saham sehingga segala keputusan bisnis yang diambil manajer

adalah untuk memaksimalkan sumber daya (utilitas) perusahaan. Suatu

ancaman bagi pemegang saham jika manajer bertindak untuk

kepentingannya sendiri, bukan untuk kepentingan pemegang saham. Baik

pemegang saham maupun manajer memiliki kepentingannya masing-

masing. Hal inilah yang menjadi masalah dalam teori agensi yaitu konflik

kepentingan. Pemegang saham dan manajer memiliki kepentingannya

21
masing-masing untuk memaksimalkan tujuannya. Masing-masing pihak

memiliki risiko terkait dengan fungsinya. Manajer memiliki risiko untuk

tidak ditunjuk lagi sebagai manajer jika gagal menjalankan fungsinya,

sedangkan pemegang saham memiliki risiko kehilangan modalnya jika

salah memilih manajer. Kondisi ini merupakan konsekuensi adanya

pemisahan fungsi pengelolaan dengan fungsi kepemilikan.

Akan tetapi, kondisi tersebut akan berbeda apabila manajer juga

merupakan pemegang saham perusahaan. Keputusan dan aktivitas di

perusahaan dengan kepemilikan manajerial tentu akan berbeda dengan

perusahaan tanpa kepemilikan manajerial. Dalam perusahaan dengan

kepemilikan manajerial, manajer yang sekaligus pemegang saham

tentunya akan menyelaraskan kepentingannya dengan kepentingan

pemegang saham. Sementara dalam perusahaan tanpa kepemilikan

manajerial, manajer yang bukan pemegang saham kemungkinan hanya

mengutamakan kepentingannya sendiri (Christiawan & Tarigan, 2007).

Astria (2011) menyatakan kepemilikan manajerial berperan dalam

membatasi perilaku manajemen yang menyimpang. Kepemilikan saham

oleh manajemen akan memotivasi manajer untuk memfokuskan pada

kinerja perusahaan dengan mengutamakan kepentingan pemegang saham

termasuk dirinya dalam setiap pengambilan keputusan. Iturriaga dan Sanz

(2001) mengungkapkan bahwa struktur kepemilikan manajerial dapat

dijelaskan dari dua sudut pandang yaitu pendekatan keagenan (agency

approach) dan pendekatan ketidakseimbangan (asymmetric information

22
approach). Pendekatan keagenan memandang struktur kepemilikan

sebagai alat untuk mengurangi konflik keagenan diantara beberapa klaim

(claim holder) terhadap perusahaan. Pendekatan ketidakseimbangan

informasi memandang kepemilikan manajerial sebagai suatu cara untuk

mengurangi ketidakseimbangan informasi antara pihak internal dan pihak

eksternal melalui pengungkapan informasi di pasar modal.

7. Financial Distress

Definisi financial distress menurut Yustika (2015) adalah kondisi

dimana keuangan perusahaan dalam keadaan tidak sehat atau krisis.

Financial distress memiliki hubungan yang erat dengan kebangkrutan

pada suatu perusahaan, karena financial distress adalah tahap dimana

kondisi keuangan perusahaan mengalami penurunan sebelum terjadinya

kebangkrutan. Sedangkan menurut Plat dan Plat dalam Fahmi (2013),

financial distress didefinisikan sebagai tahap penurunan kondisi keuangan

yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan atau likuidasi. Jika

perusahaan mengalami masalah dalam likuiditas maka akan sangat

memungkinkan perusahaan tersebut mulai memasuki masa kesulitan

keuangan (financial distress), dan jika kondisi tersebut tidak cepat diatasi

maka ini bisa berakibat kebangkrutan usaha.

Menurut Saleh dan Sudiyatno (2013), faktor-faktor yang dapat

menyebabkan probabilitas kebangkrutan atau sering disebut financial

distress, antara lain kenaikan biaya operasi, ekspansi berlebihan, tertinggal

23
dalam teknologi, kondisi persaingan, kondisi ekonomi, dan kelemahan

manajemen perusahaan.

Teori akuntansi positif menyebutkan bahwa manajer akan

cenderung mengurangi tingkat konservatisme akuntansi apabila

perusahaan mengalami tingkat kesulitan keuangan (financial distress)

yang tinggi karena apabila terjadi financial distress mengindikasikan

kinerja buruk manajemen dan akan mengakibatkan pergantian

manajemen. Oleh karena itu manajer akan mengurangi tingkat

konservatisme (Noviantari & Ratnadi, 2015).

Konservatisme akuntansi mengindikasikan adanya integritas

laporan keuangan karena perusahaan yang mengalami kegagalan,

cenderung melakukan manipulasi data akuntansi dengan menerapkan

praktik yang tidak konservatif, sehingga konservatisme dirasa lebih sesuai

untuk menjadi proksi integritas laporan keuangan dibandingkan proksi

lainnya seperti halnya manajemen laba (Smith, dkk dalam Saksakotama &

Cahyonowati, 2014). Pernyataan ini didukung dengan penelitian-

penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Seperti

pada penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Suryanawa (2014),

Fathurahmi, dkk (2015), dan Noviantari dan Ratnadi (2015) yang

menyatakan bahwa financial distress memiliki pengaruh negatif terhadap

konservatisme akuntansi.

Darsono dan Ashari (2005) menjelaskan bahwa terdapat beberapa

indikator yang dijadikan panduan untuk menilai kesulitan keuangan

24
(financial distress) yang akan diderita perusahaan, pengukuran tersebut

antara lain:

a. Informasi arus kas sekarang dan arus kas untuk periode mendatang.

Arus kas memberikan gambaran sumber-sumber dan penggunaan kas

perusahaan.

b. Analisis posisi dan strategi perusahaan dibandingkan dengan pesaing.

Informasi ini memberikan gambaran posisi perusahaan dalam

persaingan bisnis yang merujuk pada kemampuan perusahaan dalam

menjual produk atau jasanya untuk menghasilkan kas.

c. Penilaian kebangkrutan perusahaan adalah suatu formula yang

dicetuskan oleh Edward Altman yang disebut dengan rumus Altman

Z-score.

Model financial distress diskriminan Altman (Z-Score) dinyatakan

oleh Supardi (2013) adalah suatu model statistik yang dikembangkan oleh

Altman yang kemudian berhasil merumuskan rasio-rasio financial terbaik

dalam memprediksi terjadinya kebangkrutan perusahaan.

25
B. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1.
Penelitian Terdahulu

Nama Metode Penelitian


No. Judul Penelitian Hasil Penelitian
Peneliti Perbedaan Persamaan
1. Sukanto & Analisis Pengaruh Komite Audit, Variabel Ukuran KAP Ukuran KAP dan
Widaryanti Ukuran KAP dan Tata Komisaris dan Integritas Laporan kepemilikan institusional
(2018) Kelola Perusahaan Independen, Keuangan. berpengaruh signifikan
Terhadap Integritas Kepemilikan terhadap integritas laporan
Laporan Keuangan. Manajemen, dan keuangan. Sementara itu,
Kepemilikan komite audit, komisaris
Institusional. independen, kepemilikan
manajemen tidak
Periode yang berpengaruh signifikan
digunakan 2013-2015. terhadap integritas laporan
keuangan.
Objek yang diteliti
perusahaan properti
dan real estate yang
terdaftar di BEI.

Metode analisis
penelitian
menggunakan regresi
logistik.

26
Nama Metode Penelitian
No. Judul Penelitian Hasil Penelitian
Peneliti Perbedaan Persamaan
2. Kartika & Determinan Integritas Kepemilikan Kepemilikan Kepemilikan institusional,
Nurhayati Laporan Keuangan: Institusional, Manajerial dan kepemilikan manajerial,
(2018) Kajian Empiris Pada Komisaris Ukuran KAP. pergantian
Perusahaan Manufaktur Independen, Komite auditor, spesialisasi industri
di Indonesia. Audit, Pergantian Metode analisis auditor berpengaruh positif
Auditor, Spesialisasi penelitian signifikan terhadap integritas
Auditor. menggunakan regresi laporan keuangan.
linear berganda. Sementara itu, komisaris
Periode yang independen tidak
digunakan 2012-2016. berpengaruh terhadap
integritas laporan keuangan.
Objek yang diteliti Komite audit, ukuran KAP
perusahaan berpegaruh
manufaktur yang negatif terhadap integritas
terdaftar di BEI. laporan keuangan.
3. Ariantoni Pengaruh Ukuran Ukuran Perusahaan, Variabel Financial Ukuran perusahaan, financial
(2017) Perusahaan, Financial Komite Audit, Distress, Kepemilikan distress, komite audit,
Distress, Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, dan kepemilikan institusional
Kepemilikan Institusional, dan Integritas Laporan berpengaruh signifikan
Institusional, Proporsi Dewan Keuangan. positif terhadap integritas
Kepemilikan Manajerial, Komisaris laporan keuangan, sedangkan
dan Proporsi Dewan Independen. Metode analisis kepemilikan manajerial
Komisaris Independen penelitian dihilangkan karena
terhadap Integritas Periode yang menggunakan regresi menunjukan nilai yang
Laporan Keuangan Pada digunakan 2012-2014. linear berganda konstan. Pada variabel
Perusahaan Jasa komisaris independen

27
Nama Metode Penelitian
No. Judul Penelitian Hasil Penelitian
Peneliti Perbedaan Persamaan
Keuangan yang Objek yang diteliti berpengaruh negatif dan
Terdaftar di BEI Tahun perusahaan jasa tidak signifikan terhadap
2012-2014. keuangan yang integritas laporan keuangan.
terdaftar di BEI.
4. Dwidinda, Pengaruh Komisaris Komisaris Variabel Kepemilikan Komisaris independen dan
dkk (2017) Independen, Komite Independen, Komite Manajerial dan komite audit, tidak memiliki
Audit, Kepemilikan Audit, Kepemilikan Integritas Laporan pengaruh secara parsial dan
Konstitusional, dan Institusional. Keuangan. cenderung berpengaruh
Kepemilikan Manajerial negatif. Kepemilikan
Terhadap Integritas Periode yang Metode analisis institusional dan kepemilikan
Laporan Keuangan digunakan 2012-2015. penelitian manajerial tidak memiliki
(Studi Kasus Pada Sub menggunakan regresi pengaruh secara parsial tetapi
Sektor Properti dan Real linear berganda data berpengaruh positif.
Estate yang Terdaftar di Objek yang diteliti panel.
BEI Periode 2012-2015). perusahaan properti
dan real estate yang
terdaftar di BEI.
5. Haq, dkk Pengaruh Kepemilikan Periode yang Variabel Kepemilikan Kepemilikan manajerial dan
(2017) Manajerial dan Financial digunakan 2011-2015. Manajerial, Financial financial distress, secara
Distress Terhadap Distress, dan simultan berpengaruh
Integritas Laporan Objek yang diteliti Integritas Laporan terhadap integritas laporan
Keuangan. perusahaan Keuangan. keuangan. Secara parsial
manufaktur yang kepemilikan manajerial tidak
terdaftar di BEI. Metode analisis berpengaruh terhadap
penelitian integritas laporan keuangan
menggunakan regresi dan financial distress

28
Nama Metode Penelitian
No. Judul Penelitian Hasil Penelitian
Peneliti Perbedaan Persamaan
linear berganda data berpengaruh negatif terhadap
panel. integritas laporan keuangan.
6. Setiawan Pengaruh Mekanisme Kepemilikan Kepemilikan Kepemilikan institusional
(2017) Corporate Governance, Institusional, Komite Manajerial dan tidak berpengaruh terhadap
Audit Tenure, dan Audit, Komisaris Integritas Laporan integritas laporan keuangan.
Ukuran Perusahaan Independen, Audit Keuangan. sedangkan variabel
Terhadap Integritas Tenure, dan Ukuran kepemilikan manajerial,
Laporan Keuangan Perusahaan. Metode analisis komite audit, komisaris
(Studi Empiris pada penelitian independen berpengaruh
Perusahaan BUMN yang Periode yang menggunakan regresi negatif terhadap integritas
Terdaftar di BEI Tahun digunakan 2010-2014. linear berganda data laporan keuangan. Variabel
2010-2014). panel. audit tenure dan ukuran
Objek yang diteliti perusahaan berpengaruh
perusahaan BUMN positif dan signifikan
yang terdaftar di BEI. terhadap integritas laporan
keuangan perusahaan.
7. Nurdiniah Effect of Good KAP Reputation, Size, Variabel Good Komisaris independen dan
& Pradika Corporate Governance, dan Leverage. Corporate ukuran perusahaan
(2017) KAP Reputation, It’s Governance, berpengaruh positif terhadap
Size, and Leverage on Periode yang Integritas Laporan integritas laporan keuangan.
Integrity of Financial digunakan 2013-2015. Keuangan. Sedangkan komite audit,
Statements. kepemilikan institusional,
Objek yang diteliti Metode analisis dan leverage tidak
perusahaan yang penelitian berpengaruh terhadap
terdaftar di BEI. menggunakan regresi integritas laporan keuangan.
linear berganda.

29
Nama Metode Penelitian
No. Judul Penelitian Hasil Penelitian
Peneliti Perbedaan Persamaan
8. Sauqi, dkk The Effect of Corporate Kepemilikan Kepemilikan Kepemilikan Institusional,
(2017) Governance Institusional, Komite Manajerial dan Kepemilikan Manajerial,
Mechanisms, Auditor Audit, Komisaris Integritas Laporan Komite Audit, Komisaris
Independence, dan Audit Independen, Auditor Keuangan. Independen berpengaruh
Quality to Integrity of Independen, Kualitas terhadap Integritas Laporan
Financial Statements. Audit. Metode analisis Keuangan. Sedangkan
penelitian Auditor Independen tidak
Periode yang menggunakan regresi berpengaruh terhadap
digunakan 2012-2015. linear berganda. Integritas Laporan Keuangan,
dan Kualitas Audit
Objek yang diteliti berpengaruh positif terhadap
perusahaan Integritas Laporan Keuangan.
manufaktur yang
terdaftar di BEI.
9. Fajaryani Analisis Faktor- Faktor Kepemilikan Kepemilikan Kepemilikan institusional,
(2015) yang Mempengaruhi Institusional, Ukuran Manajerial dan ukuran perusahaan, leverage,
Integritas Laporan Perusahaan, Leverage, Integritas Laporan dan spesialisasi auditor
Keuangan Pada dan Spesialisasi Keuangan. dibidang industri klien
Peusahaan Pertambangan Auditor di Bidang berpengaruh positif dan
yang Terdaftar di BEI Industri klien. Metode analisis signifikan terhadap integritas
Periode 2008-2013). penelitian laporan keuangan sedangkan
Periode yang menggunakan regresi kepemilikan manajerial tidak
digunakan 2008-2013. linear berganda. berpengaruh dan tidak
signifikan terhadap integritas
laporan keuangan.

30
Nama Metode Penelitian
No. Judul Penelitian Hasil Penelitian
Peneliti Perbedaan Persamaan
Objek yang diteliti
perusahaan
pertambangan yang
terdaftar di BEI.
10. Qoyyimah, Pengaruh Struktur Struktur Corporate Ukuran Kantor Struktur Corporate
dkk (2015) Corporate Governance, Governance, Audit Akuntan Publik dan Governance, Audit Tenure,
Audit Tenure, dan Tenure. Integritas Laporan dan Ukuran Kantor Akuntan
Ukuran Kantor Akuntan Keuangan. Publik tidak berpengaruh dan
Publik (KAP) Terhadap Periode yang tidak signifikan terhadap
Integritas Laporan digunakan 2011-2014. integritas laporan keuangan.
Keuangan.
Objek yang diteliti
perusahaan BUMN
yang terdaftar di BEI.

Metode analisis
penelitian
menggunakan regresi
logistik.
Tabel 1

31
C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini digambarkan dalam gambar 2.1.

Gambar 1 Gambar 2.1.


Kerangka Pemikiran

Laporan keuangan perusahaan Adanya auditor yang belum


memberikan informasi yang dapat mendeteksi kecurangan
benar dan jujur. Sehingga pada laporan keuangan,
pengguna laporan keuangan sehingga integritas laporan
dapat menggunakan informasi keuangan diragukan keandalan
yang terdapat di laporan informasinya yang
keuangan tersebut untuk mengakibatkan menurunnya
membuat keputusan yang kepercayaan publik pada
memiliki konsekuensi perusahaan dan juga pada
ekonomi. kualitas audit dari auditor.

GAP

Basis Teori: Teori Keagenan (Agency Theory) dan Teori Sinyal (Signaling
Theory)

Pengaruh Ukuran KAP, Kepemilikan Manajerial, dan Financial Distress


Terhadap Integritas Laporan Keuangan

Ukuran KAP (X1)

H2 Integritas Laporan
Kepemilikan Manajerial (X2) Keuangan (Y)

Financial Distress (X3)

Metode Analisis: Analisis Regresi Berganda

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

32
D. Keterkaitan antar Variabel dan Hipotesis

1. Pengaruh Ukuran KAP terhadap Integritas Laporan Keuangan

Ukuran KAP merupakan ukuran yang digunakan untuk

menentukan besar kecilnya suatu Kantor Akuntan Publik. Ukuran Kantor

Akuntan Publik dapat dikatakan besar jika KAP tersebut berafiliasi dengan

Big 4, mempunyai cabang dan kliennya merupakan perusahaan-

perusahaan besar serta mempunyai tenaga profesional di atas 25 orang.

Sedangkan ukuran Kantor Akuntan Publik dikatakan kecil jika tidak

berafiliasi dengan Big 4, tidak mempunyai kantor cabang dan kliennya

merupakan perusahaan kecil serta jumlah profesionalnya kurang dari 25

orang (Astria, 2011).

Lennox (1999) dalam Riyatno (2007) menyatakan bahwa kualitas

audit KAP besar lebih akurat dibandingkan dengan KAP kecil. Hal ini

dikarenakan KAP besar mempunyai insentif yang lebih besar untuk

mengaudit lebih akurat karena mereka memiliki lebih banyak hubungan

spesifik dengan klien yang akan hilang jika mereka memberikan laporan

yang tidak akurat. Selain itu, KAP besar memiliki sumber daya atau

kekayaan yang lebih besar daripada KAP kecil, maka mereka terancam

oleh tuntutan hukum pihak ketiga yang lebih besar pula bila mereka tidak

menghasilkan laporan audit yang tidak akurat. Dengan demikian semakin

besar ukuran KAP maka integritas laporan keuangan perusahaan yang di

audit juga semakin tinggi.

33
Penelitian yang dilakukan oleh Febriana (2020) menunjukkan

bahwa ukuran KAP berpengaruh positif signifikan terhadap integritas

laporan keuangan. Artinya, semakin besar Ukuran KAP maka integritas

laporan keuangan semakin tinggi.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis

sebagai berikut:

H1: Ukuran KAP berpengaruh signifikan terhadap Integritas

Laporan Keuangan

2. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Integritas Laporan

Keuangan

Tehranian, dkk (2006) mendefinisikan kepemilikan manajerial

sebagai proporsi saham yang dimiliki manajemen yang secara aktif turut

dalam pengambilan keputusan perusahaan, meliputi direksi dan komisaris.

Menurut Christiawan dan Tarigan (2007), kepemilikan manajerial

merupakan situasi dimana manajer memiliki peran ganda sebagai

pengelola sekaligus pemegang saham dalam suatu perusahaan. Informasi

mengenai kepemilikan manajerial yang ditunjukkan dengan besarnya

persentase kepemilikan saham oleh manajemen merupakan informasi

penting bagi pengguna laporan keuangan sehingga informasi ini akan

diungkapkan dalam laporan keuangan.

Kepemilikan manajerial merupakan salah satu mekanisme yang

dapat diterapkan dalam meningkatkan integritas laporan keuangan.

Dengan demikian, manajer pada perusahaan yang memiliki persentase

34
kepemilikan manajerial akan cenderung memiliki tanggung jawab lebih

besar dalam menjalankan perusahaan, mengambil keputusan terbaik untuk

kesejahteraan perusahaan, dan melaporkan laporan keuangan dengan

informasi yang benar dan jujur sehingga memiliki integritas laporan

keuangan yang tinggi (Astria, 2011).

Di dalam teori keagenan (agency theory), hubungan agensi terjadi

ketika satu orang atau lebih (principal) memperkerjakan orang lain (agent)

untuk memberikan suatu jasa dan mendelegasikan wewenang dalam

pengambilan sebuah keputusan kepada agent tersebut. Hubungan antara

principal dan agent dapat mengarah pada kondisi ketidakseimbangan

informasi (asymmetrical information) karena agent berada pada posisi

yang memiliki informasi yang lebih banyak tentang perusahaan,

dibandingkan dengan principal. Adanya kepemilikan manajemen ini akan

meningkatkan keseimbangan informasi antara pemegang saham dan

manajemen, sehingga mampu mengurangi masalah yang ditimbulkan

dalam teori keagenan. Kepemilikan oleh manajer dapat menentukan

kebijakan dan pengambil keputusan terhadap metode akuntansi yang

diterapkan pada perusahaan yang mereka kelola. Dengan demikian,

manajer pada perusahaan yang memiliki persentase kepemilikan

manajerial akan cenderung memiliki tanggung jawab lebih besar dalam

menjalankan perusahaan, mengambil keputusan terbaik untuk

kesejahteraan perusahaan, dan melaporkan laporan keuangan dengan

35
informasi yang benar dan jujur sehingga memiliki integritas laporan

keuangan yang tinggi (Verya, 2017).

Sejalan dengan hal tersebut, penelitian yang dilakukan oleh

Dwidinda, dkk (2017) menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial

berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan. Semakin tinggi

tingkat kepemilikan manajerial maka semakin tinggi pula tingkat integritas

laporan keuangan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis

sebagai berikut:

H2: Kepemilikan Manajerial berpengaruh signifikan terhadap

Integritas Laporan Keuangan

3. Pengaruh Financial Distress terhadap Integritas Laporan Keuangan

Definisi financial distress menurut Yustika (2015) adalah kondisi

dimana keuangan perusahaan dalam keadaan tidak sehat atau krisis.

Financial distress memiliki hubungan yang erat dengan kebangkrutan

pada suatu perusahaan, karena financial distress adalah tahap dimana

kondisi keuangan perusahaan mengalami penurunan sebelum terjadinya

kebangkrutan.

Teori akuntansi positif menyebutkan bahwa manajer akan

cenderung mengurangi tingkat konservatisme akuntansi apabila

perusahaan mengalami tingkat kesulitan keuangan (financial distress)

yang tinggi karena apabila terjadi financial distress mengindikasikan

kinerja buruk manajemen dan akan mengakibatkan pergantian

36
manajemen. Oleh karena itu manajer akan mengurangi tingkat

konservatisme (Noviantari & Ratnadi, 2015). Konservatisme akuntansi

mengindikasikan adanya integritas laporan keuangan karena perusahaan

yang mengalami kegagalan, cenderung melakukan manipulasi data

akuntansi dengan menerapkan praktik yang tidak konservatif, sehingga

konservatisme dirasa lebih sesuai untuk menjadi proksi integritas laporan

keuangan dibandingkan proksi lainnya seperti halnya manajemen laba

(Smith, dkk dalam Saksakotama & Cahyonowati, 2014).

Penelitian yang dilakukan oleh Ariantoni (2017) menunjukkan

bahwa financial distress berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Integritas Laporan Keuangan. Artinya, semakin tinggi tingkat financial

distress maka semakin tinggi integritas laporan keuangan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis

sebagai berikut:

H3: Financial Distress berpengaruh signifikan terhadap Integritas

Laporan Keuangan

37
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di

Indeks LQ45 dengan periode 2014-2019. Penelitian ini bertujuan untuk

menganalisa hubungan kausalitas yang digunakan untuk menjelaskan

pengaruh variabel independen, yaitu Ukuran KAP, Kepemilikan Manajerial,

dan Financial Distress terhadap variabel dependen, yaitu Integritas Laporan

Keuangan.

Berdasarkan jenisnya, penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif,

yaitu menekankan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian

dengan angka dan melakukan analisis data sekunder dengan prosedur statistik,

dimana data yang digunakan berupa angka-angka yang diperoleh dengan

mengakses website Bursa Efek Indonesia (BEI) di www.idx.co.id dan website

resmi masing-masing perusahaan yang diteliti.

B. Metode Penentuan Sampel

Setelah menentukan ruang lingkup penelitian, pihak peneliti

selanjutnya menentukan populasi yang akan diuji. Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian

ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004). Sedangkan sampel adalah sub

38
kelompok atau sebagian dari populasi. Dengan mempelajari sampel, peneliti

akan mampu menarik kesimpulan yang dapat digeneralisasikan terhadap

populasi penelitan.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan Indeks LQ45 yang

terdaftar di BEI. Sedangkan perusahaan Indeks LQ45 yang terdaftar di BEI

yang sesuai dengan kriteria yang dibuat merupakan sampel. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, mengandung

arti bahwa sampel yang diambil didasarkan kriteria atau pertimbangan tertentu

(Sugiyono, 2017). Adapun kriteria yang digunakan dalam memilih sampel

adalah:

1. Seluruh Indeks LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama

periode tahun 2014-2019.

2. Perusahaan yang konsisten berada dalam daftar LQ45 selama periode

tahun 2014-2019.

3. Perusahaan yang menyediakan Laporan Keuangan secara lengkap selama

periode tahun 2014-2019.

C. Operasional Variabel Penelitian

1. Ukuran KAP (X1)

Menurut Astria (2011) ukuran KAP merupakan ukuran yang

digunakan untuk menentukan besar kecilnya suatu Kantor Akuntan Publik.

Ukuran Kantor Akuntan Publik dapat dikatakan besar jika KAP tersebut

berafiliasi dengan Big 4, mempunyai cabang dan kliennya merupakan

39
perusahaan-perusahaan besar serta mempunyai tenaga profesional di atas

25 orang. Sedangkan ukuran Kantor Akuntan Publik dikatakan kecil jika

tidak berafiliasi dengan Big 4, tidak memiliki kantor cabang dan kliennya

merupakan perusahaan kecil serta jumlah profesionalnya kurang dari 25

orang. Ukuran KAP diukur menggunakan dummy sebagai berikut:

Kode 0 = Perusahaan yang berafiliasi dengan non-Big 4

Kode 1 = Perusahaan yang berafiliasi dengan Big 4

2. Kepemilikan Manajerial (X2)

Kepemilikan manajerial adalah proporsi saham yang dimiliki

manajemen yang secara aktif turut dalam pengambilan keputusan

perusahaan, meliputi direksi dan komisaris (Tehranian, dkk, 2006).

Kepemilikan manajerial dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐚𝐡𝐚𝐦 𝐤𝐞𝐩𝐞𝐦𝐢𝐥𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐧𝐚𝐣𝐞𝐫𝐢𝐚𝐥


× 𝟏𝟎𝟎%
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐚𝐡𝐚𝐦 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐞𝐝𝐚𝐫

3. Financial Distress (X3)

Financial distress adalah kondisi dimana keuangan perusahaan

dalam keadaan tidak sehat atau krisis (Yustika, 2015). Financial distress

memiliki hubungan yang erat dengan kebangkrutan pada suatu

perusahaan, karena financial distress adalah tahap dimana kondisi

keuangan perusahaan mengalami penurunan sebelum terjadinya

kebangkrutan.

40
Dalam penelitian ini, pengukuran financial distress diukur dengan

metode Z-Score dengan empat jenis rasio keuangan yang dikemukakan

oleh Altman pada tahun 1968. Model Altman (Z-Score) menggunakan

berbagai rasio untuk menciptakan alat prediksi kesulitan keuangan.

Kesulitan keungan tersebut akan tergambar pada rasio-rasio yang telah

diperhitungkan. Rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam metode

Altman Z-Score, salah satu diantaranya dikemukakan oleh Darsono dan

Ashari (2005) adalah:

Z = 6,56X1 + 3,26X2 + 6,72X3 + 1,05X4

Keterangan:

Z : Bankruptcy Indeks

X1 : Working Capital / Total Asset

X2 : Retained Earning / Total Asset

X3 : EBIT / Total Asset

X4 : Market Value of Equity / Total Liabilities

Rasio yang digunakan tersebut merupakan formula Z-Score

terakhir, merupakan rumus yang dinilai sangat fleksibel karena dapat

digunakan untuk berbagai jenis bidang usaha perusahaan dan cocok

digunakan di negara berkembang seperti Indonesia. Model ini dikenal

dengan model Altman Modifikasi (Rudianto, 2013).

Sejumlah studi telah dilakukan untuk mengetahui kegunaan

analisis rasio keuangan dalam memprediksi kegagalan atau kebangkrutan

41
suatu perusahaan. Salah satu studi tentang prediksi ini adalah Multiple

Discriminant Analysis (MDA) yang biasa disebut metode Z-Score model

Altman. Dasar pemikiran Altman menggunakan analisa diskriminan

bermula dari keterbatasan analisa rasio yaitu metodologinya pada dasarnya

bersifat suatu penyimpangan yang artinya setiap rasio diuji secara terpisah.

Analisis Z-Score digunakan untuk mengukur atau memprediksi

kebangkrutan dengan tingkat ketepatan dan keakuratan yang relatif dapat

dipercaya (Patunrui & Yati, 2017).

Analisis laporan keuangan dengan menghitung rasio merupakan

alat yang penting untuk digunakan dalam menilai kondisi perusahaan.

Dalam Prihadi (2010), rasio-rasio tersebut yaitu, likuiditas, solvabilitas,

profitabilitas, dan aktivitas. Rasio-rasio ini merupakan rasio yang

berhubungan kuat dengan kebangkrutan.

Apabila perhitungan metode Z-Score telah dilakukan dengan

serangkaian rasio-rasio keuangan yang dimasukkan dalam suatu

persamaan diskriminan maka akan menghasilkan suatu angka atau skor

tertentu. Angka ini memiliki penjelasan atau interprestasi tertentu.

Dalam model tersebut perusahaan yang mempunyai skor Z > 2,99

diklasifikasikan sebagai perusahaan sehat, sedangkan perusahaan yang

mempunyai skor Z < 1,81 diklasifikasikan sebagai perusahaan potensial

bangkrut. Selanjutnya skor 1,81 sampai 2,99 diklasifikasikan sebagai

perusahaan pada grey area atau daerah kelabu (Muslich, 2000).

42
Dalam penelitian ini, mengacu pada beberapa jurnal seperti

Simatupang (2020), Anissa (2016), dan Harlen, dkk (2019), pengukuran

financial distress menggunakan skala rasio yang terdiri dari Working

Capital / Total Asset, Retained Earning / Total Asset, EBIT / Total Asset,

Market Value of Equity / Total Liabilities. Menurut Rudianto dalam

Harlen, dkk (2019), rumus ini merupakan rumus modifikasi Altman, yang

mana rumus ini dapat digunakan oleh perusahaan dengan berbagai jenis

bidang usaha.

4. Integritas Laporan Keuangan (Y)

Menurut Mayangsari dalam Fajaryani (2015) mendefinisikan

integritas laporan keuangan sebagai ukuran sejauh mana laporan keuangan

yang disajikan manajemen menunjukkan informasi yang benar dan jujur

sehingga tidak menyesatkan para penggunanya. Integritas laporan

keuangan diukur dengan konservatisme menggunakan Model Beaver dan

Ryan.

Indeks konservatisme sebagai proksi integritas laporan keuangan

dihitung dengan Model Beaver dan Ryan (2000) menggunakan Market to

Book Ratio, yaitu:

𝑷𝒓𝒊𝒄𝒆 𝒔𝒉𝒂𝒓𝒆𝒔
𝐌𝐁𝐑 =
𝑩𝒐𝒐𝒌 𝒗𝒂𝒍𝒖𝒆

Keterangan:
Book value : total equity / volume shares

43
Tabel 3.1.
Operasionalisasi Variabel

No. Variabel Indikator Skala


1. Ukuran KAP Kode 0 = KAP berafiliasi non-Big 4 Nominal
(X1) (Astria, Kode 1 = KAP berafiliasi Big 4
2011)
2. Kepemilikan Rasio
Manajerial Jumlah saham
(X2) kepemilikan manajerial
Jumlah saham × 100%
(Tehranian,
dkk, 2006) yang beredar

3. Financial Rasio
Distress (X3)
(Harlen, Z = 6,56X1 + 3,26X2 + 6,72X3 + 1,05X4
2019)
4. Integritas Rasio
Laporan 𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒𝑠
Keuangan (Y) MBR =
𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒
(Fajaryani,
2015)
Tabel 2

D. Metode Pengumpulan Data

Teknik atau metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam

penelitian ini adalah metode arsip (dokumentasi) dan studi pustaka. Data ini

diperoleh dari website resmi BEI yaitu www.idx.co.id dan dari website resmi

masing-masing perusahaan yang diteliti, sedangkan data lainnya yaitu referensi

dari jurnal yang mendukung penelitian ini.

E. Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan analisis regresi

berganda.

44
1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data

yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,

minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi)

(Ghozali, 2016). Tujuan statistik deskriptif adalah untuk menganalisis data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan

yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2017).

2. Uji Pemilihan Model

Pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan software Eviews 10.0. Menurut Wahyu (2015),

untuk memilih model yang paling tepat dalam mengelola data panel,

terdapat beberapa pengujian yang dapat dilakukan, yaitu:

a. Uji Chow

Uji ini dilakukan untuk menentukan model common effect atau

fixed effect yang paling tepat digunakan dalam mengestimasi data

panel. Untuk melakukan uji chow, data diregresikan terlebih dahulu

dengan menggunakan model common effect dan fixed effect,

kemudian dilakukan uji fixed/random effect dengan mengggunakan

redundant fixed effect-likelihood ratio. Hipotesis yang dibentuk dalam

Uji Chow adalah sebagai berikut:

H0: Common Effect Model (pooled OLS)

Ha: Fixed Effect Model (LSDV)

45
Jika nilai probabilitas cross section F lebih besar dari 0,05

maka model yang terpilih adalah common effect. Sebaliknya, jika nilai

probabilitas cross section F lebih kecil dari 0,05 maka model yang

terpilih adalah fixed effect.

b. Uji Hausman

Uji hausman adalah uji yang digunakan untuk memilih model

yang terbaik antara fixed effect model atau random effect model. Uji

hausman ini didasarkan pada ide bahwa Least Squares dummy

Variabels (LSDV) dalam metode fixed effect dan Generalized Least

Square (GLS) dalam metode random effect adalah efisien, sedangkan

Ordinary Least Square (OLS) dalam metode common effect tidak

efisien. Yaitu dengan menguji hipotesis berbentuk:

H0: Fixed Effect Model

Ha: Random Effect Model

Statistik uji Hausman mengikuti distribusi statistik Chi-

Square dengan derajat kebebasan (df) sebesar jumlah variabel bebas.

Apabila nilai statistik hausman lebih besar dari nilai kritis Chi-Square

maka hipotesis nol ditolak yang artinya model yang tepat untuk

regresi data panel adalah model random effect. Dan sebaliknya,

apabila nilai statistik hausman lebih kecil dari nilai kritis Chi-Squares

maka hipotesis nol diterima yang artinya model yang tepat untuk

regresi data panel adalah model fixed effect.

46
3. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik perlu dilakukan untuk membuktikan apakah

hipotesis yang menggunakan model regresi linear telah memenuhi

beberapa asumsi klasik yang disyaratkan agar hasil regresi yang diperoleh

merupakan estimasi yang tepat.

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel

bebas, variabel tidak bebas atau keduanya mempunyai distribusi

normal atau tidak. Salah satu cara untuk melihat normalitas residual

adalah dengan menggunakan metode jarque-bera (JB). Apabila nilai

JB lebih kecil dari 2 maka data berdistribusi normal atau jika

probabilitas lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi normal.

Menurut Ajija dkk (2011) uji normalitas hanya digunakan jika

jumlah observasi adalah kurang dari 30, untuk mengetahui apakah

error term mendekati distribusi normal. Jika jumlah observasi lebih

dari 30, tidak perlu dilakukan uji normalitas. Sebab, distribusi

sampling error term telah mendekati normal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji ada atau

tidaknya korelasi antar variabel independen dalam model regresi.

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara

variabel independen, jika variabel independen saling berkorelasi,

maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Pengujian

47
multikolinearitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai

VIF (Variance Inflation Factor). Jika nilai VIF membesar maka

diduga ada multikolinearitas. Sebagai aturan main (rule of thumb) jika

nilai VIF melebihi angka 10 maka dikatakan ada multikolinearitas

(Widarjono, 2007).

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidakseimbangan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain. Apabila variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut

homoskedastisitas. Untuk mengetahui apakah suatu data bersifat

heterokedastis atau tidak perlu dilakukan pengujian. Pengujian

heterokedastis untuk penelitian ini menggunakan uji white

heteroscedasticity (no cross term), dengan hipotesis sebagai berikut:

H0: Tidak terjadi masalah heteroskedastisitas

Ha: Terjadi masalah heteroskedastisitas

Jika pada output white heteroscedasticity nilai probability

Obs*R-Squared lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah

heterokedastisitas atau datanya homocedastic. Akan tetapi, apabila

nilai probabilitasnya lebih kecil dari 0,05 maka terjadi masalah

heterokedastisitas atau datanya tidak homocedastic (Basuki, 2017).

48
d. Uji Autokorelasi

Pengujian asumsi ketiga dalam model regresi linear klasik

adalah uji autokorelasi. Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji

apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan

penganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka

dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah

yang bebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi dapat dilihat dari nilai

Durbin Watson. Apabila nilai Durbin Watson berada pada daerah dU

sampai 4-dU dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak

mengandung autokorelasi.

Kesulitan utama pada uji Durbin Watson adalah terdapat

interval “tidak tahu”, yang tidak memberikan keputusan yang tidak

tegas (tidak konklusif) dan biasanya jangkauan interval ini cukup

besar. Dengan demikian akan dihadapi resiko besar untuk membuat

keputusan yang salah, yaitu kasus-kasus yang seharusnya

mengandung autokorelasi dinyatakan sebagai kasus yang tidak

konklusif, jadi karena tidak secara nyata mengandung autokorelasi

maka model itu dapat diterima. Atau jika diperoleh hasil hitung

DWhitung berada pada interval “tidak tahu” maka dapat dilakukan uji

Lagrange Multiple (LM).

Uji Lagrange Multiple (LM) dikembangkan oleh Breusch-

Godfrey, sehingga disebut pula The Breusch-Godfrey (BG) Test.

Mendeteksi problem autokorelasi bisa juga menggunakan Uji

49
Lagrange Multiple (LM). Uji ini dilakukan dengan melihat nilai

Obs*R-squared dan nilai probability-nya pada tabel Breusch-Godfrey

Serial Correation LM Test hasil program Eviews. Ketentuannya

adalah bila nilai probability > 5%, berarti tidak ada autokorelasi.

Sementara bila nilai probability < 5%, berarti mengandung masalah

autokorelasi. Dalam penelitian ini menggunakan Uji Lagrange

Multiple (LM).

4. Analisis Regresi Linear Berganda Data Panel

Dalam penelitian ini, pengujian hipotesis akan menggunakan uji

regresi linear berganda dengan menggunakan data panel. Analisis regresi

linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel

independen yang jumlahnya lebih dari satu terhadap variabel dependen

(Sugiyono, 2012).

Persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:

ILK = b0 + b1KAP + b2KM + b3FD + 𝜀

Keterangan:

ILK : Integritas Laporan Keuangan

b0 : Konstanta

b1-b3 : Koefisien Regresi

KAP : Ukuran KAP

KM : Kepemilikan Manajerial

FD : Financial Distress

𝜀 : Residual Error

50
Menurut Widarjono (2018), dalam metode estimasi model regresi

dengan menggunakan data panel dapat dilakukan melalui tiga pendekatan,

antara lain:

a. Common Effect Model

Merupakan teknik yang paling sederhana untuk mengestimasi

data panel adalah hanya dengan mengkombinasikan data time series

dan cross section. Dalam pendekatan ini tidak memperhatikan

dimensi individu maupun waktu. Diasumsikan bahwa perilaku data

antar perusahaan sama dalam berbagai kurun waktu.

b. Fixed Effect Model

Model ini mengetahui adanya perbedaan dengan

mengasumsikan bahwa intersep adalah berbeda antar perusahaan

sedangkan slope-nya tetap sama antar perusahaan. Teknik model fixed

effect adalah teknik mengestimasi data panel dengan menggunakan

variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan intersep. Model

ini juga mengasumsikan bahwa koefisien regresi (slope) tetap antar

perusahaan dan antar waktu.

c. Random Effect Model

Model ini akan mengestimasi data panel dimana variabel

gangguan mungkin saling berhubungan antar waktu dan antar

individu. Masalah ini bisa diatasi dengan menggunakan variabel

gangguan (error terms) dikenal sebagai metode random effect. Di

dalam model ini kita akan mengestimasi data panel dimana variabel

51
gangguan mungkin saling berhubungan antar waktu dan antar

individu.

5. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis ini dilakukan melalui uji goodness fit of model

yang merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengambil keputusan

dalam menolak atau menerima hipotesis penelitian. Pengujian ini terdiri

dari koefisien determinan Adjusted R Square (Adj R2), uji simultan (Uji

F), dan uji parsial (Uji t).

a. Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Ghozali (2011), koefisien determinasi (R2) mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Koefisien determinasi memiliki nilai antara nol dan satu.

Semakin kecil nilai R2 berarti bahwa kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variabel dependen terbatas sedangkan

koefisien determinasi yang mendekati satu berarti kemampuan

variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen

mendekati sempurna. Digunakan Adjusted sebagai koefisien

determinasi jika regresi variabel independen lebih dari 2.

b. Uji Simultan (Uji F)

Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Kriteria

pengambilan keputusan menurut Ghozali (2013) adalah dengan

52
melihat angka probabilitasnya. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka Ha

diterima yang menyatakan semua variabel independen secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika

nilai signifikansi > 0,05 maka Ha ditolak yang menyatakan semua

variabel independen secara simultan tidak berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013).

c. Uji t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel independen secara individual dalam

menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013). Menurut

Ghozali (2018) jika probabilitas (p-value) < sig (α 0,05) maka secara

parsial variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen. Jika probabilitas > sig (α 0,05) maka secara parsial variabel

independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

53
BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Objek Penelitian

Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan

tahunan selama periode penelitian yaitu tahun 2014-2019. Data sekunder

tersebut didapat dari website masing-masing perusahaan yang diteliti. Objek

yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan Indeks LQ45 periode

2014 – 2019 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Populasi yang digunakan yaitu seluruh perusahaan Indeks LQ45 yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu sebanyak 45 perusahaan. Dari

keseluruhan populasi, digunakan teknik pengambilan sampel dengan metode

purposive sampling dengan menyeleksi perusahaan yang memenuhi kriteria

yang ditetapkan oleh peneliti. Berdasarkan metode pengambilan sampel

tersebut diperoleh 25 perusahaan yang layak dijadikan sampel.

Tabel 4.1.
Tabel Rincian Perolehan Sampel Penelitian

Pelanggaran
No. Kriteria Jumlah
Kriteria
Perusahaan Indeks LQ45 yang terdaftar di
1. Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode - 45
tahun 2014-2019
Perusahaan yang konsisten berada dalam
2. daftar LQ45 selama periode tahun 2014- (20) 25
2019
Perusahaan yang menyediakan Laporan
3. Keuangan secara lengkap selama periode - 25
tahun 2014-2019
4. Jumlah sampel yang memenuhi kriteria - 25
Tabel 3
5. Periode penelitian 6 tahun (2014-2019) - 150

54
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

regresi berganda menggunakan data panel. Pengolahan data dalam penelitian

ini dilakukan dengan menggunakan software Microsoft Excel 2013 dan

software Eviews 10.0.

Berikut merupakan data yang di deskripsikan yang terdiri dari variabel

independen, yaitu Ukuran KAP, Kepemilikan Manajerial, dan Financial

Distress, dan variabel dependen yaitu Integritas Laporan Keuangan.

B. Analisis dan Pembahasan

1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data

yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,

minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi)

(Ghozali, 2016). Berikut adalah hasil uji statistik deskriptif:

Tabel 4.2.
Uji Statistik Deskriptif

Date: 12/08/20
Time: 12:07
Sample: 1 150

X1_KAP X2_KM X3_FD Y_ILK

Mean 0.833333 0.000795 10.28364 7.378975


Median 1.000000 0.000000 5.885700 2.573650
Maximum 1.000000 0.009200 50.68440 246.4597
Minimum 0.000000 0.000000 -0.859500 0.392400
Std. Dev. 0.373927 0.002023 11.31337 23.20821
Skewness -1.788854 2.980489 1.706019 7.943606
Kurtosis 4.200000 10.71891 5.189980 77.61330
Jarque-Bera 89.00000 594.4681 102.7376 36372.17

55
Probability 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000
Sum 125.0000 0.119300 1542.546 1106.846
Sum Sq. Dev. 20.83333 0.000610 19070.86 80254.56

Observations 150 150 150 150

Sumber: Data diolah (Eviews 10.0)

Tabel 4.2. di atas menunjukkan bahwa jumlah data (observations)

yang digunakan dalam penelitian ini adalah 150 sampel yang berasal dari

laporan keuangan yang dipublikasi oleh perusahaan Indeks LQ45 yang

konsisten terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun

2014-2019. Berdasarkan hasil tersebut maka semua data pada sampel

dapat diolah dan tidak terdapat kehilangan data.

Variabel dependen pada penelitian ini adalah Integritas Laporan

Keuangan (ILK). Hasil analisis menggunakan statistik deskriptif terhadap

ILK menunjukkan nilai minimum 0,392 dan nilai maksimum sebesar

246,46 dengan rata-rata 7,378975. Nilai maksimum pada perusahaan

Matahari Department Store pada tahun 2014, yang berarti

mengindikasikan penerapan akuntansi yang konservatif karena perusahaan

mencatat nilai perusahaan lebih rendah dari nilai pasarnya. Sedangkan

nilai minimum terdapat pada Bank BRI pada tahun 2016. Nilai rata-rata

sebesar 7,378975 dengan standar deviasi sebesar 23,20821 hal ini

menunjukan variabel ILK mempunyai sebaran data yang cukup tinggi

karena nilai standar deviasi lebih besar dari nilai rata-rata, sehingga

simpangan data pada variabel ILK kurang baik. Nilai skewness sebesar

7,943606 menunjukan kemiringan sebaran data condong ke kiri dan tidak

normal dengan nilai kurtosis sebesar 77,613 menujukan data mengumpul

56
atau homogen. Nilai probability Jarque-Bera sebesar 0,0000 menujukan

data tersebar tidak normal.

Variabel independen pertama pada penelitian ini adalah Ukuran

KAP. Hasil analisis statistik deskriptif terhadap Ukuran KAP

menunjukkan nilai maksimum sebesar 1 dan nilai minimum sebesar 0

dengan rata-rata sebesar 0,833333. Untuk variabel ukuran KAP

menggunakan variabel dummy, oleh karena itu hasil penelitian hanya

muncul angka 0 dan 1. Nilai rata-rata sebesar 0,833333 dengan standar

deviasi sebesar 0,373927. Nilai standar deviasi yang lebih kecil dari nilai

rata-rata menunjukan Ukuran KAP mempunyai sebaran yang cukup

rendah dari pada nilai rata-rata atau data bersifat homogen sehingga

dikatakan simpangan variabel Ukuran KAP cukup baik. Nilai skewness

sebesar -1,788 menunjukan sebaran data lebih condong miring ke kanan

dan berdistribusi normal dengan nilai kurtosis sebesar 4,2000 menunjukan

data hampir mengumpul atau homogen. Nilai probability Jarque-Bera

sebesar 0,0000 menujukan data tersebar tidak normal.

Variabel independen kedua pada penelitian ini adalah Kepemilikan

Manajerial (KM). Hasil analisis statistik deskriptif terhadap KM

menunjukkan nilai maksimum sebesar 0,009 dan nilai minimum sebesar 0

dengan rata-rata sebesar 0,000795. Nilai maksimum terdapat pada

perusahaan Gudang Garam tahun 2014-2016 yang berarti rendahnya peran

serta manajemen sebagai pemilik saham dalam pengambilan keputusan,

sedangkan nilai minimum terdapat pada perusahaan Bank BRI (2014),

57
Bank Mandiri (2014-2015), Bumi Serpong Damai (2014-2019), Indofood

CBP Sukses Makmur (2014-2019), Indocement Tunggal Prakasa (2014-

2019), Kalbe Farma (2014-2019), Matahari Department Store (2014), PT

Pembangunan Perumahan (2014-2019), Semen Indonesia (2014-2019),

Unilever (2014-2019), dan Waskita (2014-2019) yang menunjukkan

perusahaan tersebut tidak memiliki kepemilikan manajerial. Nilai rata-rata

sebesar 0,000795 dengan standar deviasi 0,002023 hal ini menunjukan

variabel KM mempunyai sebararan data yang cukup tinggi karena nilai

standar deviasi lebih besar dari nilai rata-rata, sehingga simpangan data

pada variabel Kepemilikan Manajerial kurang baik. Nilai skewness sebesar

2,980489 menunjukan kemiringan sebaran data condong ke kiri dan tidak

normal dengan nilai kurtosis sebesar 10,7189 menujukan data data hampir

mengumpul atau homogen. Nilai probability Jarque-Bera sebesar 0,0000

menujukan data tersebar tidak normal.

Variabel independen ketiga pada penelitian ini adalah Financial

Distress (FD). Hasil analisis statistik deskriptif terhadap FD menunjukkan

nilai maksimum sebesar 50,68 dan nilai minimum sebesar -0,86 dengan

rata-rata sebesar 10,28364. Nilai maksimum terdapat pada perusahaan

Surya Citra Media pada tahun 2014 yang artinya pada tahun tersebut

perusahaan berada dalam zona aman, dan nilai minimum pada perusahaan

Jasa Marga pada tahun 2019 yang berarti perusahaan tersebut berada pada

zona distress. Nilai rata-rata sebesar 10,28364 dengan standar deviasi

11,31337 hal ini menunjukan variabel FD mempunyai sebararan data yang

58
rendah karena nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-rata, sehingga

simpangan data pada variabel FD cukup baik. Nilai skewness sebesar

1,706019 menunjukan kemiringan sebaran data cenderung condong ke kiri

dan berdistribusi tidak normal dengan nilai kurtosis sebesar 5,189980

menujukkan data hampir mengumpul atau homogen. Nilai probability

Jarque-Bera sebesar 0,0000 menujukan data tersebar tidak normal.

2. Uji Pemilihan Model Regresi Data Panel

a. Uji Chow

Uji ini dilakukan untuk menentukan model common effect atau

fixed effect yang paling tepat digunakan dalam mengestimasi data

panel. Untuk melakukan uji chow, data diregresikan terlebih dahulu

dengan menggunakan model common effect dan fixed effect. Hipotesis

yang dibentuk dalam uji chow adalah sebagai berikut:

H0: Common Effect Model

Ha: Fixed Effect Model

Tabel 4.3.
Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests


Pool: KODE
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 6.968731 (24,122) 0.0000


Cross-section Chi-square 129.490312 24 0.0000

Tabel 4 Sumber: Data diolah (Eviews 10.0)

Pada tabel 4.3. menunjukkan bahwa nilai probabilitas cross

section F sebesar 0,0000. Berdasarkan tabel hasil Uji Chow di atas

59
dapat dilihat bahwa nilai Cross-section Chi-Square < nilai signifikansi

(0,0000 < 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat

diambil kesimpulan bahwa model yang dipilih adalah model fixed

effect. Kemudian, karena Uji Chow yang dilakukan menyimpulkan

memilih fixed effect model, maka perlu dilakukan uji selanjutnya yaitu

Uji Hausman untuk memilih antara fixed effect model dengan random

effect model.

b. Uji Hausman

Uji ini dilakukan untuk menentukan model fixed effect atau

random effect yang paling tepat digunakan dalam mengestimasi data

panel. Untuk melakukan uji hausman, data juga diregresikan dengan

model fixed effect dan random effect, kemudian dilakukan uji

fixed/random effect dengan menggunakan correlated random effect-

hausman test. Hipotesis yang dibentuk dalam uji hausman adalah

sebagai berikut:

H0: Fixed Effext Model

Ha: Random Effect Model

Tabel 4.4.
Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test


Pool: KODE
Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 4.786880 3 0.1881


Tabel 5 Sumber: Data diolah (Eviews 10.0)

60
Berdasarkan tabel 4.4. hasil Uji Hausman dapat diketahui

bahwa nilai probabilitas Cross-section random > nilai signifikansi

(0,1881 > 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa model yang dipilih adalah random effect model.

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.

Apabila nilai probabilitas Jarque-Bera < nilai signifikan (0,05) maka

H0 ditolak dan Ha diterima yang artinya data tidak memiliki distribusi

normal. Sedangkan apabila nilai probabilitas Jarque-Bera > nilai

signifikan (0,05) maka H0 diterima dan Ha ditolak yang artinya data

memiliki distribusi normal (Ghozali, 2011). Hipotesis Uji Normalitas

dalam penelitian ini adalah:

H0: Data berdistribusi normal

Ha: Data tidak berdistribusi normal

Gambar 4.1.
Uji Normalitas
14
Series: Standardized Residuals
12 Sample 2014 2019
Observations 150
10
Mean -1.60e-16
Median 0.021345
8
Maximum 0.869892
Minimum -0.621062
6
Std. Dev. 0.324084
Skewness 0.264641
4
Kurtosis 2.385597

2 Jarque-Bera 4.110185
Probability 0.128081
0
-0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8
Gambar 2 Sumber: Data diolah (Eviews 10.0)

61
Berdasarkan gambar 4.1. hasil Uji Normalitas di atas dapat

diketahui bahwa nilai probability Jarque-Bera > nilai signifikansi

(0,128081 > 0,05). Dengan demikian dapat diartikan menerima H0 dan

menolak Ha yang artinya data berdistribusi normal sehingga dapat

dilanjutkan ke pengujian berikutnya.

b. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji ada atau

tidaknya korelasi antar variabel independen dalam model regresi.

Pengujian multikolinearitas dalam penelitian ini dilakukan dengan

melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor). Jika nilai VIF

membesar maka diduga ada multikolinearitas. Sebagai aturan main

(rule of thumb) jika nilai VIF melebihi angka 10 maka dikatakan ada

multikolinearitas (Widarjono, 2007).

Tabel 4.5.
Uji Multikolinearitas

Variance Inflation Factors


Date: 12/08/20 Time: 12:12
Sample: 1 150
Included observations: 150

Variable Coefficient Variance Uncentered VIF Centered VIF

X1_KAP 0.004693 5.374963 1.146659


X2_KM 0.000172 1.220579 1.047030
X3_FD 6.04E-06 2.047600 1.117813
C 0.003314 4.824700 NA

Tabel 6 Sumber: Data diolah (Eviews 10.0)

62
Berdasarkan tabel 4.5. di atas hasil Uji Multikolinearitas

menunjukkan nilai VIF untuk seluruh variabel independen < 10, maka

dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas dalam model.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidakseimbangan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain. Dalam penelitian ini menggunakan

Uji White untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas, adapun

hasil dari pengujian heterokedastisitas adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6.
Uji Heterokedastisitas

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 1.223117 Prob. F(3,145) 0.3035


Obs*R-squared 3.677512 Prob. Chi-Square(3) 0.2985
Scaled explained SS 8.911648 Prob. Chi-Square(3) 0.0305

Tabel 7 Sumber: Data diolah (Eviews 10.0)

Berdasarkan tabel 4.6. di atas hasil Uji White

Heteroskedastisitas dapat diketahui bahwa nilai Probabilitas Chi-

Square Obs*R-squared sebesar 0,2985 > 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model atau

datanya homokedastisitas

d. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji ada atau tidaknya

kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu

63
pada periode t-1 (sebelumnya) dalam model regresi linear. Uji

Lagrange Multiple (LM) dilakukan dengan melihat nilai Obs*R-

squared dan nilai probability-nya pada tabel Breusch-Godfrey Serial

Correation LM Test hasil program Eviews. Ketentuannya adalah bila

nilai probability > 5%, berarti tidak ada autokorelasi. Sementara bila

nilai probability < 5%, berarti mengandung masalah autokorelasi

(Ghozali, 2011).

Tabel 4.7.
Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 3.987107 Prob. F(2,143) 0.2070


Obs*R-squared 7.869939 Prob. Chi-Square(2) 0.1950

Tabel 8 Sumber: Data diolah (Eviews 10.0)

Berdasarkan tabel 4.7. di atas hasil Uji Autokorelasi dapat

diketahui bahwa nilai probabilitas Chi-Square sebesar 0,1950 > 0,05

sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.

4. Analisis Regresi Linear Berganda Data Panel

Tabel 4.8.
Hasil Pengujian Regresi Data Panel

Dependent Variable: Y_ILK


Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 12/08/20 Time: 12:02
Sample: 2014 2019
Periods included: 6
Cross-sections included: 25
Total panel (balanced) observations: 150
Swamy and Arora estimator of component variances

64
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

X1_KAP 0.166397 0.076847 2.165300 0.0320


X2_KM 0.044085 0.021203 2.079137 0.0394
X3_FD 0.027695 0.003741 7.402265 0.0000
C 0.565099 0.084209 6.710682 0.0000

Effects Specification
S.D. Rho

Cross-section random 0.236189 0.5176


Idiosyncratic random 0.228037 0.4824

Weighted Statistics

R-squared 0.323673 Mean dependent var 0.373125


Adjusted R-squared 0.309776 S.D. dependent var 0.276154
S.E. of regression 0.229428 Sum squared resid 7.685048
F-statistic 23.29064 Durbin-Watson stat 0.913977
Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.506497 Mean dependent var 1.017520


Sum squared resid 15.64958 Durbin-Watson stat 0.448827

Tabel 9 Sumber: Data diolah (Eviews 10.0)

Berdasarkan dari tabel 4.8. di atas, persamaan regresi yang

dihasilkan sebagai berikut:

ILK = 0,565099 + 0,166397KAP + 0,044085KM + 0,027695FD + 𝜀

Berdasarkan persamaan regresi di atas, maka dapat

diinterpretasikan:

a. Nilai konstanta sebesar 0,565099 menunjukkan bahwa jika variabel

independen pada regresi yaitu Ukuran KAP, Kepemilikan Manajerial,

dan Financial Distress bernilai 0 atau konstan, maka Integritas

65
Laporan Keuangan pada Perusahaan Indeks LQ45 yang terdaftar di

BEI periode 2014-2019 adalah sebesar 0,565099.

b. Koefisien regresi Ukuran KAP sebesar 0,166397 menunjukkan bahwa

setiap terjadinya peningkatan variabel Ukuran KAP sebesar 1 satuan

dengan asumsi variabel lain bernilai 0 atau konstan, maka akan

meningkatkan Integritas Laporan Keuangan sebesar 0,565397.

c. Koefisien regresi Kepemilikan Manajerial sebesar 0,044085

menunjukkan bahwa setiap terjadinya peningkatan variabel

Kepemilikan Manajerial sebesar 1 satuan dengan asumsi variabel lain

bernilai 0 atau konstan, maka akan meningkatkan Integritas Laporan

Keuangan sebesar 0,044085.

d. Koefisien regresi Financial Distress sebesar 0,027695 menunjukkan

bahwa setiap terjadinya peningkatan variabel Financial Distress

sebesar 1 satuan dengan asumsi variabel lain bernilai 0 atau konstan,

maka akan meningkatkan Integritas Laporan Keuangan sebesar

0,027695.

5. Uji Hipotesis

a. Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Ghozali (2011), koefisien determinasi (R2) mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Pada tabel 4.8. nilai Adjusted R Squared sebesar 0,309776

atau 30,97%, menunjukkan seberapa besar kemampuan variabel-

variabel independen (Ukuran KAP, Kepemilikan Manajerial, dan

66
Financial Distress) dalam menjelaskan variabel dependen (Integritas

Laporan Keuangan). Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel-

variabel independen tersebut mampu menjelaskan variabel dependen

sebesar 30,97%, sedangkan sisanya yaitu sebesar 69,03% dijelaskan

oleh variabel-variabel lainnya yang tidak dianalisis dalam penelitian

ini, seperti: Struktur Corporate Governance, Audit Tenure, Audit

Report Lag, Kepemilikan Institusional, Leverage, Independensi,

Kualitas Audit, Komisaris Independen, dan lain-lain.

b. Uji Simultan (Uji F)

Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Kriteria

pengambilan keputusan menurut Ghozali (2013) adalah dengan

melihat angka probabilitasnya. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka Ha

diterima yang menyatakan semua variabel independen secara simultan

berpengaruh terhadap variabel dependen.

Pada tabel 4.8. dapat diketahui bahwa nilai probabilitas F

statistic sebesar 0,000000 lebih kecil dari 0,05 yang berarti bahwa

variabel Ukuran KAP, Kepemilikan Manajerial, dan Financial

Distress secara bersama-sama atau simultan berpengaruh signifikan

terhadap Integritas Laporan Keuangan.

67
c. Uji Parsial (Uji t)

Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Ketentuannya adalah jika nilai probabilitas < sig

(α 0,05) maka secara parsial variabel independen berpengaruh

terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013).

Berdasarkan tabel 4.8, dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

1) Variabel Ukuran KAP memiliki nilai probabilitas (p-value)

0,0320 < tingkat signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan H1

diterima, yang berarti bahwa Ukuran KAP berpengaruh

signifikan terhadap Integritas Laporan Keuangan.

2) Variabel Kepemilikan Manajerial memiliki nilai probabilitas (p-

value) 0,0394 < tingkat signifikansi 0,05 sehingga dapat

disimpulkan H2 diterima, yang berarti bahwa Kepemilikan

Manajerial berpengaruh signifikan terhadap Integritas Laporan

Keuangan.

3) Variabel Financial Distress memiliki nilai probabilitas (p-value)

0,0000 < tingkat signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan H3

diterima, yang berarti bahwa Financial Distress berpengaruh

signifikan terhadap Integritas Laporan Keuangan.

68
C. Interpretasi Hasil Penelitian

1. Pengaruh Ukuran KAP terhadap Integritas Laporan Keuangan

Dari tabel 4.8. di atas, menunjukkan tingkat signifikansi pada

variabel ukuran KAP sebesar 0,0320 (sig < 0,05). Berdasarkan hasil

tersebut maka H1 diterima, yang berarti ukuran KAP secara signifikan

berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan. Hasil penelitian juga

menunjukkan arah positif dengan nilai koefisien regresi sebesar

0,166397, yang artinya semakin besar ukuran KAP maka semakin tinggi

integritas laporan keuangan perusahaannya atau sebaliknya.

Hasil penelitian tersebut selaras dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Febriana (2020) yang menunjukkan bahwa Ukuran KAP

berpengaruh positif terhadap Integritas Laporan Keuangan. Hal tersebut

menjelaskan bahwa besarnya ukuran KAP yang digunakan perusahaan

dapat meningkatkan integritas laporan keungan perusahaan. Ukuran KAP

dilihat dari besar kecilnya KAP yaitu KAP big four dan KAP non big four.

KAP big four dianggap lebih mampu memberikan kualitas audit yang

lebih baik dibandingkan KAP non big four sehingga integritas laporan

keuangan yang dihasilkan oleh KAP yang besar lebih tinggi dibandingkan

KAP kecil.

2. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Integritas Laporan

Keuangan

Dari tabel 4.8. di atas, menunjukkan tingkat signifikansi pada

variabel kepemilikan manajerial sebesar 0,0394 (sig < 0,05). Berdasarkan

69
hasil tersebut maka H2 diterima, yang berarti kepemilikan manajerial

berpengaruh secara signifikan terhadap integritas laporan keuangan. Hasil

penelitian juga menunjukkan arah positif dengan nilai koefisien regresi

sebesar 0,044085, yang artinya semakin tinggi tingkat kepemilikan

manajerial maka semakin tinggi tingkat integritas laporan keuangan

perusahaannya.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang menyatakan

bahwa Kepemilikan Manajerial berpengaruh signifikan terhadap Integritas

Laporan Keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian

Kartika & Nurhayati (2018) yang menyatakan bahwa Kepemilikan

Manajerial berpengaruh positif signifikan terhadap Integritas Laporan

Keuangan. Kepemilikan Manajerial merupakan posisi terbaik untuk

melaksanakan fungsi monitoring agar tercipta perusahaan yang memenuhi

good corporate governance. Dengan demikian, tingkat pengungkapan

informasi yang lebih tinggi dan tidak memihak diharapkan dari perusahaan

dengan proporsi dewan komisaris independen yang lebih tinggi.

3. Pengaruh Financial Distress terhadap Integritas Laporan Keuangan

Dari tabel 4.8. di atas, menunjukkan tingkat signifikansi pada

variabel financial distress sebesar 0,0000 (sig < 0,05). Berdasarkan hasil

tersebut maka H3 diterima, yang berarti financial distress secara

signifikan berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan. Hasil

penelitian juga menunjukkan arah positif dengan nilai koefisien regresi

70
sebesar 0,034893, yang artinya semakin tinggi tingkat financial distress

maka semakin tinggi tingkat integritas laporan keuangan perusahaannya.

Hasil penelitian ini selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Ariantoni (2017) yang menyatakan bahwa Financial Distress

berpengaruh signifikan terhadap Integritas Laporan Keuangan.

Berdasarkan teori signaling, Suprihantini dan Pusparini (2007) dalam

Dewi dan Suryanawa (2014) mengemukakan bahwa tingkat

konservatisme akuntansi suatu perusahaan akan dinaikkan apabila kondisi

keuangannya sedang mengalami masalah. Hal tersebut terjadi karena

perusahaan yang sedang mengalami kesulitan keuangan dengan prospek

yang buruk akan berupaya untuk memberikan sinyal yang lebih baik

kepada publik melalui penyelenggaraan akuntansi yang konservatif dalam

rangka mengembalikan kepercayaan publik kepada perusahaan tersebut.

Akibatnya, integritas laporan keuangan perusahaan tersebut pun akan

mengalami peningkatan.

71
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Ukuran KAP,

Kepemilikan Manajerial, dan Financial Distress terhadap Integritas Laporan

Keuangan Perusahaan Indeks LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) periode 2014-2019. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan serta hasil

pengujian yang dilakukan terhadap 150 sampel penelitian, maka kesimpulan

yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut:

1. Ukuran KAP secara simultan dan secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap Integritas Laporan Keuangan.

2. Kepemilikan Manajerial secara simultan dan secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap Integritas Laporan Keuangan.

3. Financial Distress secara simultan dan secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap Integritas Laporan Keuangan.

B. Saran

Penelitian di masa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil

penelitian yang lebih baik dengan adanya beberapa masukan diantaranya yaitu:

1. Peneliti selanjutnya dapat menambah tahun pengamatan penelitian atau

dapat menggunakan perusahaan yang bergerak di sektor yang berbeda

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai objek penelitian agar

72
dapat mengetahui hasil yang berbeda di setiap sektor dan dapat

mengetahui kondisi terkini dengan menambah tahun pengamatan.

2. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan proxy lain untuk mengukur,

seperti Struktur Corporate Governance, Audit Tenure, Audit Report Lag,

Kepemilikan Institusional, Leverage, Ukuran Perusahaan, Independensi,

Kualitas Audit, Komite Audit, Komisaris Independen, dan lain-lain.

3. Mempertimbangkan model berbeda dalam pengukuran Integritas Laporan

Keuangan sehingga dapat dilihat hasil yang berbeda. Seperti pengukuran

menggunakan Discretionary Accrual, model Zhang (2007), dan

Earning/Stock Return Relation.

73
DAFTAR PUSTAKA

Ajija, S. R., Sari, D. W., Setianto, R. H., & Primanti, M. R. 2011. Cara Cerdas
Menguasai Eviews. Jakarta: Salemba Empat.
Aljufri. 2014. Dampak Audit Quality dan Corporate Governance Terhadap
Integritas Laporan Keuangan. Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis, Vol. 11,
No. 2, ISSN: 1829-9822, (hal. 267-280).
Almilia, L. S., & Kritijadi. 2003. Analisis Rasio Keuangan untuk Memprediksi
Kondisi Financial Distress Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Auditing (JAAI) Vol. 7 No. 2, ISSN:
1410-2420.
Anissa, N. 2016. Penggunaan Metode Z-Score Untuk Memprediksi Kemungkinan
Kebangkrutan Pada PT. Mitra Adiperkasa Tbk. Jurnal Ekonomi Bisnis, Vol.
21, No. 3.
Anthony, R. N., & Govindarajan, V. 2005. Sistem Pengendalian Manajemen.
Jakarta: Salemba Empat.
Ariantoni, Z. 2017. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Financial Distress, Komite
Audit, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial dan Proporsi
Dewan Komisaris Independen Terhadap Integritas Laporan Keuangan pada
Perusahaan Jasa Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2012-2014. JOM Fekon, Vol. 4, No. 1.
Astria, T. 2011. Analisis Pengaruh Audit Tenure, Struktur Corporate Governance,
dan Ukuran KAP terhadap Integritas Laporan Keuangan. Universitas
Diponegoro.
Atiningsih, S., & Suparwati, Y. K. 2018. Pengaruh Corporate Governance dan
Leverage Terhadap Integritas Laporan Keuangan. Jurnal Ilmu Manajemen
dan Akuntansi Terapan, Vol. 9, No. 2.
Ayem, S., & Yuliana, D. 2019. Pengaruh Independensi Auditor, Kualitas Audit,
Manajemen Laba dan Komisaris Independen Terhadap Integritas Laporan
Keuangan. Jurnal Akuntansi dan Manajemen Akmenika, Vol. 16, No. 1.
Basuki, A. T. 2017. Ekonometrika dan Aplikasi dalam Ekonomi (Dilengkapi
Aplikasi EVIEWS 7). Yogyakarta: Danisa Media.
Beaver, W. H., & Ryan, S. G. 2000. Biases and Lags in Book Value and Their
Effects on The Ability of The Book to Market Ratio to Predict Book Return
on Equity. Journal of Accounting Research 38, 127–148.
Belkaoui, A. R. 2007. Accounting Theory Edisi Lima. Jakarta: Salemba Empat
Boediono, G. S. B. 2005. Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate
Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis
Jalur. Simposium Nasional Akuntansi VIII.

74
Christiawan, Y. J., & Tarigan, J. 2007. Kepemilikan Manajerial: Kebijakan Utang,
Kinerja dan Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi Keuangan, 2 (1). Hlm. 1-8.
Darsono & Ashari. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Andi.
Yogyakarta.
Dewi, N. K. S. L., & Suryanawa, I. K. 2014. Pengaruh Struktur Kepemilikan
Manajerial, Leverage, dan Financial Distress terhadap Konservatisme
Akuntansi. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 7, No. 1: 223-
234.
Dwidinda, J., Khairunnisa, & Triyanto D. N. Pengaruh Komisaris Independen,
Komite Audit, Kepemilikan Konstitusional, dan Kepemilikan Manajerial
Terhadap Integritas Laporan Keuangan (Studi Kasus Pada Sub Sektor
Property dan Real Estate yang Terdaftar di BEI Periode 2012-2015). E-
Proceeding of Management, Vol. 4, No. 3.
Fahmi, I. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta.
Fajaryani, A. 2015. Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Integritas Laporan
Keuangan. Jurnal Nominal. Vol. IV. No.1. pp.67-82.
Fathurahmi, A., Sukarmanto, E., & Fadilah, S. 2015. Pengaruh Growth
Opportunities dan Financial Distress Terhadap Conservatism Accounting
pada Perusahaan Textile dan Garment yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2010-2014. Prosiding Penelitian Sivitas Akademika
Unisba (Sosial dan Humaniora), Gelombang 2.
Febriana, P. I. 2020. Pengaruh Audit Tenure, Ukuran Kap Dan Struktur Corporate
Governance Terhadap Integritas Laporan Keuangan. Undergraduate thesis,
Widya Mandala Catholic University Surabaya.
Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Ghozali, I. 2013. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS Edisi 7.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Ghozali, I. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program SPSS Edisi 8.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Ghozali, I. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Haq, F. R. G., Suzan, L., & Muslih, M. 2017. Pengaruh Kepemilikan Manajerial
dan Financial Distress terhadap Integritas Laporan Keuangan. Assets:
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi, Vol. 7, No. 1.
Harahap, S. S. 2011. Teori Akuntansi Edisi Revisi 2011. Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada.
Hardiningsih, P. 2010. Pengaruh Independensi, Corporate Governance, dan
Kualitas Audit Terhadap Integritas Laporan Keuangan. Kajian Akuntansi.
2(1). Hlm. 61-76.

75
Harlen, dkk. 2019. Analisis Penggunaan Model Altman Z-Score Untuk
Memprediksi Potensi Kebangkrutan (Studi Kasus Pada Perusahaan Sub
Sektor Pertambangan Minyak dan Gas Bumi yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2012-2016). Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 66, No. 1.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba
empat.
Istiantoro, I., Paminto, A., & Ramadhani, H. 2017. Pengaruh Struktur Corporate
Governance Terhadap Integritas Laporan Keuangan Perusahaan pada
Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di BEI. Akuntabel, 14(2), 157–179.
Iturriaga, F. J. L., & Sanz, J. A. R. 2001. Ownership Structure, Corporate Value and
Firm Investment: A Simultaneous Equations Analysis of Spanish
Companies. Journal of Management and Governance. Vol. 5: 179-204.
Kartika, A., & Nurhayati, I. 2018. Determinasi Integritas Laporan Keuangan:
Kajian Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Prosiding
SENDI_U 2018.
Kieso, D. E., Weygandt, J. J., & Warfield, T. D. 2008. Akuntansi Intermediate (Jilid
1 Edisi 12). Jakarta: Erlangga.
Linata, Y., & Sugiarto, B. 2012. Pengaruh Independensi Akuntan Publik, Kualitas
Audit, Ketepatan Waktu Pelaporan serta Mekanisme Corporate Governance
Terhadap Integritas Laporan Keuangan Perusahaan LQ45 yang Terdaftar
pada BEI Periode 2007-2010. Jurnal Akuntansi iBii Vol. 1, No. 1.
Mayangsari, S. 2003. Analisis Pengaruh Independensi, Kualitas Audit, serta
Mekanisme Corporate Governance Terhadap Integritas Laporan Keuangan.
Simposium Nasional Akuntansi VI.
Muslich, Muhammad. 2000. Manajemen Keuangan Modern. Jakarta: Bumi Aksara.
Narayana, D. G. A., & Yadnyana, I K. 2017. Pengaruh Struktur Kepemilikan,
Financial Distress dan Audit Tenure pada Ketepatwaktuan Publikasi
Laporan Keuangan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol. 18, No.
3, hal. 2085-2144.
Noviantari, N. W., & Ratnadi, N. M. D. 2015. Pengaruh Financial Distress, Ukuran
Perusahaan, dan Laverage pada Konservatisme Akuntansi. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana.
Okezone.com. (2019, 28 Juni). Kronologi Kasus Laporan Keuangan Garuda
Indonesia Hingga Kena Sanksi. Diakses pada 12 Oktober 2019, dari
https://economy.okezone.com/read/2019/06/28/320/2072245/kronologi-
kasus-laporan-keuangan-garuda-indonesia-hingga-kena-sanksi?page=3.
Patunrui, K. I. A., & Yati, S. 2017. Analisis Penilaian Financial Distress
Menggunakan Model Altman (Z-Score) Pada Perusahaan Farmasi yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015. Jurnal Akuntansi dan
Manajemen Bisnis. Vol. 5, No. 1, (hal. 55-71).

76
Platt, H. D., & Platt, M. B. 2002. Predicting Corporate Financial Distress:
Reflections on Choice-Based Sample Bias. Journal of Economics and
Finance. Vol. 26, No. 2, (hal. 184-199).
Prihadi, T. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Teori dan Aplikasi. Jakarta: PPM
Manajemen.
Qoyyimah, S. D., Kholmi, M., & Harventy, G. 2015. Pengaruh Struktur Corporate
Governance, Audit Tenure dan Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP)
Terhadap Integritas Laporan Keuangan. Jurnal Reviu Akuntansi dan
Keuangan, Vol. 5, No. 1.
Riyatno. 2007. Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik Terhadap Earnings
Response Coefficients. Jurnal Keuangan dan Bisnis, Vol. 5, No.2: 152.
Rudianto. 2013. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Erlangga.
Saad, B., & Abdillah, A. F. 2019. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage,
Audit Tenure, dan Financial Distress Terhadap Integritas Laporan
Keuangan. Jurnal Ilmu Manajemen Oikonomia, 15(1), 70–85.
Saksakotama, P. H., & Cahyonowati, N. 2014. Determinan Integritas Laporan
Keuangan Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Diponegoro Journal of
Accounting, Vol. 3 No. 2 ISSN: 2337-3806, (hal. 1-13).
Saleh, A., & Sudiyatno, B. 2013. Pengaruh Rasio Keuangan untuk Memprediksi
Probabilitas Kebangkrutan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
BEI. Dinamika Akuntansi, Keuangan, dan Perbankan. Vol. 2, No. 1, (hal.
82-91).
Siahaan, S. 2017. Pengaruh Good Corporate Governance dan Kualitas Kantor
Akuntan Publik Terhadap Integritas Laporan Keuangan Studi Kasus pada
Perusahan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Fakultas
Ekonomi - Universitas Methodist Indonesia, 1(1), 14.
Simatupang, E. M. 2020. Penerapan Altman Z-Score dalam Memprediksi
Kebangkrutan Pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Jurnal Akuntansi
Barelang, Vol 4, No. 2.
Smith, M., Ren, Y., & Dong, Y. (2011). The Predictive Ability of Conservatism
and Governance Variables in Corporate Financial Disclosure. Asian Review
of Accounting, Vol. 0, No. 2, (hal. 171-185).
Sugiharto, A. 2017. Analisis Pengaruh Struktur Corporate Governance dan
Kualitas Audit Terhadap Integritas Laporan Keuangan Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2014. Universitas Katolik
Widya Mandala. Retrieved from http://repository.wima.ac.id/.
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.

77
Sukanto, E., & Widaryanti. 2018. Analisis Pengaruh Ukuran KAP dan Tata Kelola
Perusahaan Terhadap Integritas Laporan Keuangan. Fokus Ekonomi, Vol.
3, No. 1.
Supardi. 2013. Aplikasi Statistika dalam Penelitian. Jakarta.
Tehranian, H., Cornett, M. M., Marcus, A. J., & Saunders, A. 2006. Earning
Management, Corporate Governance, and True Financial Performance.
Diakses dari http://papers.ssrn.com/ pada tanggal 4 September 2019.
Veres, M., Darmadji, S. H., & Sutanto, A. C. 2013. Hubungan Mekanisme Good
Corporate Governance dan Kualitas Kantor Akuntan Publik Terhadap
Konservatisme Akuntansi di Industri Perbankan Indonesia. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Universitas Surabaya, Vol. 2, No. 1.
Verya, E. 2017. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage dan Good
Corporate Governance Terhadap Integritas Laporan. Jurnal JOM Fekon,
Vol. 4, No.1.
Watts, R. L. 2003. Conservatism in Accounting Part I: Explanations and
Implications. Journal of Accounting and Economics. 207–221.
Widarjono, A. 2007. Ekonometrika Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonesia FE
UII.
Winarno, W. W. 2015. Analisis Ekonometrika dan Sttatistika dengan Eviews.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Wulandari, N. P. Y., & Budiartha. 2014. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Komite
Audit, Komisaris Independen dan Dewan Direksi Terhadap Integritas
Laporan Keuangan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.
Yulinda, N. 2016. Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, Leverage,
Pergantian Auditor dan Spesialisasi Industri Auditor Terhadap Integritas
Laporan Keuangan. Jurnal JOM Fekon, Vol. 3, No. 1.
Yustika, Y. 2015. Pengaruh Likuiditas, Leverage, Profitabilitas, Ukuran
Perusahaan dan Biaya Agensi Manajerial Terhadap Financial Distress.
Universitas Diponegoro, Semarang.

78
LAMPIRAN

79
Lampiran 1. Daftar Perusahaan yang Termasuk dalam Sampel Penelitian

No. Nama Perusahaan Kode


1. AKR Corpirondo AKRA
2. Aneka Tambang ANTM
3. Bank Central Asia BBCA
4. Bank Negara Indonesia BBNI
5. Bank Rakyat Indonesia BBRI
6. Bank Tabungan Negara BBTN
7. Bank Mandiri BMRI
8. Bumi Serpong Damai BSDE
9. Gudang Garam GGRM
10. Indofood CBP Sukses Makmur ICBP
11. Indofood Sukses Makmur INDF
12. Indocement Tunggal Perkasa INTP
13. Jasa Marga JSMR
14. Kalbe Farma KLBF
15. Matahari Department Store LPPF
16. Media Nusantara Citra MNCN
17. Tambang Batubara Bukit Asam PTBA
18. PP Persero PTPP
19. Surya Citra Media SCMA
20. Semen Indoensia SMGR
21. Telekomunikasi Indonesia TLKM
22. United Tractors UNTR
23. Unilever UNVR
24. Wijaya Karya WIKA
25. Waskita Karya WSKT

Lampiran 2. Tabel Pengukuran Ukuran KAP

No Kode Tahun Nama Kantor Akuntan Publik X1


2014 KAP Purwantono Suherman & Surja (EY) 1
2015 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2016 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
1 AKRA
2017 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2018 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2019 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1

80
No Kode Tahun Nama Kantor Akuntan Publik X1
2014 - 1
KAP Tanudiredja Wibisana Rintis & Rekan
2015 1
(PWC)
KAP Tanudiredja Wibisana Rintis & Rekan
2016 1
(PWC)
2 ANTM KAP Tanudiredja Wibisana Rintis & Rekan
2017 1
(PWC)
KAP Tanudiredja Wibisana Rintis & Rekan
2018 1
(PWC)
KAP Tanudiredja Wibisana Rintis & Rekan
2019 1
(PWC)
2014 KAP Siddharta Widjaja & Rekan (KPMG) 1
2015 KAP Siddharta Widjaja & Rekan (KPMG) 1
2016 KAP Siddharta Widjaja & Rekan (KPMG) 1
KAP Tanudiredja Wibisana Rintis & Rekan
3 BBCA 2017 1
(PWC)
KAP Tanudiredja Wibisana Rintis & Rekan
2018 1
(PWC)
KAP Tanudiredja Wibisana Rintis & Rekan
2019 1
(PWC)
2014 KAP Tanudiredja Wibisana & Rekan (PWC) 1
KAP Tanudiredja Wibisana Rintis & Rekan
2015 1
(PWC)
4 BBNI 2016 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2017 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2018 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2019 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2014 KAP Purwantono Suherman & Surja (EY) 1
2015 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2016 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
5 BBRI
2017 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2018 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2019 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2014 KAP Purwantono Suherman & Surja (EY) 1
2015 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2016 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
6 BBTN
2017 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2018 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2019 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2014 KAP Tanudiredja Wibisana & Rekan (PWC) 1
7 BMRI
2015 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1

81
No Kode Tahun Nama Kantor Akuntan Publik X1
2016 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2017 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2018 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2019 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2014 KAP Mirawati Sensi Suryanto & Lianny (MS) 0
2015 KAP Mirawati Sensi Suryanto & Lianny (MS) 0
2016 KAP Mirawati Sensi Idris (MS) 0
8 BSDE
2017 KAP Mirawati Sensi Idris (MS) 0
2018 KAP Mirawati Sensi Idris (MS) 0
2019 KAP Mirawati Sensi Idris (MS) 0
2014 KAP Siddharta Widjaja & Rekan (KPMG) 1
2015 KAP Siddharta Widjaja & Rekan (KPMG) 1
2016 KAP Siddharta Widjaja & Rekan (KPMG) 1
9 GGRM
2017 KAP Siddharta Widjaja & Rekan (KPMG) 1
2018 KAP Siddharta Widjaja & Rekan (KPMG) 1
2019 KAP Siddharta Widjaja & Rekan (KPMG) 1
2014 KAP Purwantono Suherman & Surja (EY) 1
2015 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2016 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
10 ICBP
2017 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2018 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2019 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2014 KAP Purwantono Suherman & Surja (EY) 1
2015 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2016 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
11 INDF
2017 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2018 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2019 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2014 KAP Purwantono Suherman & Surja (EY) 1
2015 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2016 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
12 INTP
2017 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2018 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2019 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
KAP Aryanto Amir Jusuf Mawar & Saptoto
2014 0
(RSM AJJ)
13 JSMR 2015 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2016 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1

82
No Kode Tahun Nama Kantor Akuntan Publik X1
2017 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2018 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2019 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2014 KAP Purwantono Suherman & Surja (EY) 1
2015 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2016 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
14 KLBF
2017 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2018 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2019 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2014 KAP Tanudiredja Wibisana & Rekan (PWC) 1
KAP Tanudiredja Wibisana Rintis & Rekan
2015 1
(PWC)
KAP Tanudiredja Wibisana Rintis & Rekan
2016 1
(PWC)
15 LPPF KAP Tanudiredja Wibisana Rintis & Rekan
2017 1
(PWC)
KAP Tanudiredja Wibisana Rintis & Rekan
2018 1
(PWC)
KAP Tanudiredja Wibisana Rintis & Rekan
2019 1
(PWC)
2014 KAP Osman Bing Satrio & Eny (Deloitte) 1
2015 KAP Osman Bing Satrio & Eny (Deloitte) 1
2016 KAP Osman Bing Satrio & Eny (Deloitte) 1
16 MNCN
2017 KAP Kanaka Puradiredja Suhartono (Nexia) 0
2018 KAP Kanaka Puradiredja Suhartono (Nexia) 0
2019 KAP Kanaka Puradiredja Suhartono (Nexia) 0
2014 KAP Tanudiredja Wibisana & Rekan (PWC) 1
KAP Tanudiredja Wibisana Rintis & Rekan
2015 1
(PWC)
2016 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
17 PTBA
2017 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2018 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
KAP Tanudiredja Wibisana Rintis & Rekan
2019 1
(PWC)
2014 KAP Soejatna Mulyana & Rekan (SMR) 0
2015 KAP Soejatna Mulyana & Rekan (SMR) 0
2016 KAP Hertanto Grace Karunawan (HGK) 0
18 PTPP
2017 KAP Satrio Bing Eny & Rekan (Deloitte) 1
2018 KAP Hertanto Grace Karunawan (HGK) 0
2019 KAP Hertanto Grace Karunawan (HGK) 0

83
No Kode Tahun Nama Kantor Akuntan Publik X1
2014 KAP Purwantono Suherman & Surja (EY) 1
2015 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2016 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
19 SCMA
2017 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2018 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2019 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2014 KAP Osman Bing Satrio & Eny (Deloitte) 1
2015 KAP Osman Bing Satrio & Eny (Deloitte) 1
2016 KAP Satrio Bing Eny & Rekan (Deloitte) 1
20 SMGR 2017 KAP Satrio Bing Eny & Rekan (Deloitte) 1
2018 KAP Satrio Bing Eny & Rekan (Deloitte) 1
KAP Tanudiredja Wibisana Rintis & Rekan
2019 1
(PWC)
2014 KAP Purwantono Suherman & Surja (EY) 1
2015 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2016 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
21 TLKM
2017 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2018 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2019 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2014 KAP Tanudiredja Wibisana & Rekan (PWC) 1
KAP Tanudiredja Wibisana Rintis & Rekan
2015 1
(PWC)
KAP Tanudiredja Wibisana Rintis & Rekan
2016 1
(PWC)
22 UNTR KAP Tanudiredja Wibisana Rintis & Rekan
2017 1
(PWC)
KAP Tanudiredja Wibisana Rintis & Rekan
2018 1
(PWC)
KAP Tanudiredja Wibisana Rintis & Rekan
2019 1
(PWC)
2014 KAP Siddharta Widjaja & Rekan (KPMG) 1
2015 KAP Siddharta Widjaja & Rekan (KPMG) 1
2016 KAP Siddharta Widjaja & Rekan (KPMG) 1
23 UNVR
2017 KAP Siddharta Widjaja & Rekan (KPMG) 1
2018 KAP Siddharta Widjaja & Rekan (KPMG) 1
2019 KAP Siddharta Widjaja & Rekan (KPMG) 1
2014 KAP Hadori Sugiarto Adi & Rekan (HLB) 0
2015 KAP Hadori Sugiarto Adi & Rekan (HLB) 0
24 WIKA
2016 KAP Soejatna Mulyana & Rekan (SMR) 0
2017 KAP Satrio Bing Eny & Rekan (Deloitte) 1

84
No Kode Tahun Nama Kantor Akuntan Publik X1
KAP Amir Abadi Jusuf Aryanto Mawar &
2018 0
Rekan (RSM)
KAP Amir Abadi Jusuf Aryanto Mawar &
2019 0
Rekan (RSM)
KAP Doli Bambang Sulistiyanto Dadang & Ali
2014 0
(dbsd&a)
KAP Doli Bambang Sulistiyanto Dadang & Ali
2015 0
(dbsd&a)
KAP Amir Abadi Jusuf Aryanto Mawar &
2016 0
25 WSKT Rekan (RSM)
2017 KAP Satrio Bing Eny & Rekan (Deloitte) 1
KAP Amir Abadi Jusuf Aryanto Mawar &
2018 0
Rekan (RSM)
KAP Amir Abadi Jusuf Aryanto Mawar &
2019 0
Rekan (RSM)

Lampiran 3. Tabel Pengukuran Kepemilikan Manajerial

Jumlah Saham Jumlah Saham


No Kode Tahun X2
Kepemilikan Manajerial yang Beredar

2014 28.270.464 3.913.637.674 0,01


2015 26.904.535 3.949.030.235 0,01
2016 28.824.270 3.991.781.170 0,01
1 AKRA
2017 23.118.820 4.006.329.420 0,01
2018 27.118.820 4.014.694.920 0,01
2019 27.118.820 4.014.694.920 0,01
2014 1.200.750 9.538.460.000 0,00
2015 623.066 24.030.765.000 0,00
2016 623.066 24.030.765.000 0,00
2 ANTM
2017 172.285 24.030.765.000 0,00
2018 172.285 24.030.765.000 0,00
2019 43.500 24.030.764.725 0,00
2014 59.913.360 24.655.010.000 0,00
2015 59.780.623 24.655.010.000 0,00
2016 49.462.588 24.655.010.000 0,00
3 BBCA
2017 47.698.585 24.655.010.000 0,00
2018 47.870.485 24.655.010.000 0,00
2019 45.845.935 24.655.010.000 0,00

85
Jumlah Saham Jumlah Saham
No Kode Tahun X2
Kepemilikan Manajerial yang Beredar

2014 37.541.246 18.648.656.458 0,00


2015 4.270.029 24.956.054.000 0,00
2016 538.040 28.428.000.000 0,00
4 BBNI
2017 492.257 18.648.656.458 0,00
2018 451.431 18.648.656.458 0,00
2019 1.421.049 18.648.656.458 0,00
2014 - 24.669.162.000 0,00
2015 1.304.500 24.669.162.000 0,00
2016 1.443.500 24.669.162.000 0,00
5 BBRI
2017 3.937.500 123.345.810.000 0,00
2018 5.743.300 123.345.810.000 0,00
2019 4.597.500 123.345.810.000 0,00
2014 5.396.150 10.567.696.000 0,00
2015 5.496.150 10.582.345.000 0,00
2016 473.500 10.590.000.000 0,00
6 BBTN
2017 162.500 10.590.000.000 0,00
2018 1.469.300 10.590.000.000 0,00
2019 911.100 10.590.000.000 0,00
2014 - 23.333.333.333 0,00
2015 - 23.333.333.333 0,00
2016 2.855.329 23.333.333.333 0,00
7 BMRI
2017 4.152.658 46.666.666.666 0,00
2018 4.327.958 46.666.666.666 0,00
2019 9.261.758 46.666.666.666 0,00
2014 - 18.371.846.392 0,00
2015 - 19.246.696.192 0,00
2016 - 19.246.696.192 0,00
8 BSDE
2017 19.246.696.192 0,00
2018 - 19.246.696.192 0,00
2019 - 19.246.696.192 0,00
2014 17.702.200 1.924.088.000 0,01
2015 17.702.200 1.924.088.000 0,01
2016 17.702.200 1.924.088.000 0,01
9 GGRM
2017 12.946.930 1.924.088.000 0,01
2018 12.946.930 1.924.088.000 0,01
2019 12.946.930 1.924.088.000 0,01

86
Jumlah Saham Jumlah Saham
No Kode Tahun X2
Kepemilikan Manajerial yang Beredar

2014 - 5.830.954.000 0,00


2015 - 5.830.954.000 0,00
2016 - 11.661.908.000 0,00
10 ICBP
2017 - 11.661.908.000 0,00
2018 - 11.661.908.000 0,00
2019 - 11.661.908.000 0,00
2014 1.380.020 8.780.426.500 0,00
2015 1.380.020 8.780.426.500 0,00
2016 1.380.020 8.780.426.500 0,00
11 INDF
2017 1.380.020 8.780.426.500 0,00
2018 1.461.020 8.780.426.500 0,00
2019 1.380.020 8.780.426.500 0,00
2014 - 3.681.231.699 0,00
2015 - 3.681.231.699 0,00
2016 - 3.681.231.699 0,00
12 INTP
2017 - 3.681.231.699 0,00
2018 - 3.681.231.699 0,00
2019 - 3.681.231.699 0,00
2014 801.500 6.800.000.000 0,00
2015 453.200 6.800.000.000 0,00
2016 280.100 7.257.871.200 0,00
13 JSMR
2017 1.192.600 7.257.871.200 0,00
2018 1.684.100 7.257.871.200 0,00
2019 1.684.100 7.257.871.200 0,00
2014 - 46.875.122.110 0,00
2015 - 46.875.122.110 0,00
2016 - 46.875.122.110 0,00
14 KLBF
2017 - 46.875.122.110 0,00
2018 - 46.875.122.110 0,00
2019 - 46.875.122.110 0,00
2014 - 2.917.918.080 0,00
2015 20.000 2.917.918.080 0,00
2016 40.000 2.917.918.080 0,00
15 LPPF
2017 10.000 2.917.918.080 0,00
2018 10.000 2.917.918.080 0,00
2019 10.000 2.804.883.280 0,00

87
Jumlah Saham Jumlah Saham
No Kode Tahun X2
Kepemilikan Manajerial yang Beredar

2014 13.907.800 14.276.088.500 0,00


2015 10.403.300 14.276.088.500 0,00
2016 12.074.300 14.276.103.500 0,00
16 MNCN
2017 11.717.500 14.276.103.500 0,00
2018 11.153.000 14.276.103.500 0,00
2019 8.575.000 14.276.103.500 0,00
2014 60.000 2.304.131.850 0,00
2015 130.000 2.304.131.850 0,00
2016 56.000 2.304.131.850 0,00
17 PTBA
2017 198.000 11.520.659.245 0,00
2018 126.000 11.520.659.250 0,00
2019 162.500 11.520.659.250 0,00
2014 - 4.842.436.500 0,00
2015 - 4.842.436.500 0,00
2016 - 6.199.897.354 0,00
18 PTPP
2017 - 6.199.897.354 0,00
2018 - 6.199.897.354 0,00
2019 - 6.199.897.354 0,00
2014 10.850.000 14.621.601.234 0,00
2015 4.500.000 14.621.601.234 0,00
2016 4.500.000 14.621.601.234 0,00
19 SCMA
2017 4.500.000 14.621.601.234 0,00
2018 4.500.000 14.621.601.234 0,00
2019 9.796.000 14.774.672.301 0,00
2014 - 5.931.520.000 0,00
2015 - 5.931.520.000 0,00
2016 - 5.931.520.000 0,00
20 SMGR
2017 - 5.931.520.000 0,00
2018 - 5.931.520.000 0,00
2019 - 5.931.520.000 0,00
2014 88.620 100.799.996.400 0,00
2015 4.805.427 100.799.996.400 0,00
2016 9.046.012 100.799.996.400 0,00
21 TLKM
2017 4.902.083 100.799.996.400 0,00
2018 8.088.313 99.062.216.600 0,00
2019 1.846.487 99.062.216.600 0,00

88
Jumlah Saham Jumlah Saham
No Kode Tahun X2
Kepemilikan Manajerial yang Beredar

2014 2.140.605 3.730.135.136 0,00


2015 21.515 3.730.135.136 0,00
2016 21.515 3.730.135.136 0,00
22 UNTR
2017 46.193 3.730.135.136 0,00
2018 1.985.315 3.730.135.136 0,00
2019 4.059.015 3.730.135.136 0,00
2014 - 7.630.000.000 0,00
2015 - 7.630.000.000 0,00
2016 - 7.630.000.000 0,00
23 UNVR
2017 - 7.630.000.000 0,00
2018 - 7.630.000.000 0,00
2019 - 7.630.000.000 0,00
2014 4.769.000 6.149.225.000 0,00
2015 5.226.700 6.149.225.000 0,00
2016 82.374 8.969.951.372 0,00
24 WIKA
2017 5.107.768 8.969.951.372 0,00
2018 863.900 8.969.951.372 0,00
2019 1.321.335 8.969.951.372 0,00
2014 - 9.727.504.205 0,00
2015 - 13.572.493.310 0,00
2016 - 13.573.654.550 0,00
25 WSKT
2017 - 13.573.902.600 0,00
2018 - 13.573.902.600 0,00
2019 - 13.573.902.600 0,00

89
Lampiran 4. Tabel Pengukuran Financial Distress

Working Retained Market Value Total Z-Score


No Kode Tahun Total Asset EBIT
Capital Earnings of Equity Liability (X3)
2014 535.988 14.791.917 3.845.417 993.343 16.124.187 8.830.734 3,45
2015 2.414.196 15.203.129 4.375.360 1.291.914 28.334.291 7.916.954 6,31
2016 1.575.671 15.830.740 5.028.693 1.118.546 23.950.687 7.756.420 5,41
1 AKRA
2017 3.386.857 16.823.208 5.625.393 1.126.408 25.440.191 7.793.559 6,29
2018 3.205.869 19.940.850 6.410.237 868.080 17.223.041 10.014.019 4,20
2019 2.065.112 21.409.046 6.401.191 865.379 15.858.044 11.342.184 3,35
2014 2.480.192 22.004.083 11.011.125 -790.792 10.158.459 9.954.166 3,20
2015 6.913.496 30.356.850 9.593.047 -1.668.773 8.506.890 12.040.131 2,90
2016 6.277.907 29.981.535 9.685.248 237.291 21.507.534 11.572.740 4,43
2 ANTM
2017 3.449.477 30.014.273 9.765.721 454.396 15.019.228 11.523.869 3,28
2018 2.986.698 33.306.390 10.591.179 1.265.501 18.383.535 13.567.160 3,30
2019 2.372.000 30.194.907 7.912.776 687.034 20.185.842 12.061.488 3,28
2014 537.903.194 552.423.892 70.332.010 20.741.121 323.597.006 472.550.777 7,77
2015 608.742.127 594.372.770 81.995.065 22.657.114 327.911.633 501.945.424 8,11
2016 641.975.800 676.738.753 98.503.180 25.839.200 382.152.655 560.556.687 7,67
3 BBCA
2017 126.234.706 750.319.671 115.998.322 29.158.743 539.944.719 614.940.262 2,79
2018 144.325.071 824.787.944 135.568.861 32.706.064 641.030.260 668.438.779 2,96
2019 165.168.077 918.989.312 155.114.148 36.288.998 825.326.459 740.067.127 3,17
2014 94.348.475 416.573.708 35.078.159 13.524.310 113.756.804 341.148.654 2,33
4 BBNI 2015 113.765.694 508.595.288 41.537.950 11.466.148 124.530.709 412.727.677 2,20
2016 138.863.970 603.031.880 50.798.322 14.302.905 157.064.700 492.701.125 2,28

90
Working Retained Market Value Total Z-Score
No Kode Tahun Total Asset EBIT
Capital Earnings of Equity Liability (X3)
2017 159.963.645 709.330.084 60.313.505 17.165.387 184.621.698 584.086.818 2,25
2018 192.838.433 808.572.011 71.046.832 19.820.715 164.108.176 671.237.546 2,27
2019 196.716.395 845.605.208 82.463.505 19.369.106 147.790.602 688.489.442 2,22
2014 140.009.358 801.955.021 88.761.688 30.859.073 287.395.737 704.217.592 2,19
2015 162.213.782 878.426.312 106.733.021 32.494.018 281.845.175 765.299.133 2,24
2016 193.547.639 1.003.644.426 125.309.471 33.973.770 57.602.493 856.831.836 1,97
5 BBRI
2017 212.634.530 1.126.248.442 143.827.697 37.022.157 448.978.748 958.900.948 2,37
2018 276.352.977 1.296.898.292 163.130.389 41.753.694 451.445.664 1.111.622.961 2,45
2019 328.161.369 1.416.758.840 181.327.431 43.364.053 546.421.938 1.183.155.670 2,63
2014 31.301.479 144.575.961 4.974.952 1.548.172 12.734.073 132.369.555 1,71
2015 35.751.880 171.807.592 6.759.480 2.541.886 13.704.136 157.947.485 1,68
2016 39.690.064 214.168.479 9.008.204 3.330.084 18.426.600 195.037.943 1,56
6 BBTN
2017 66.383.732 261.365.267 11.511.889 3.861.555 37.806.300 223.937.463 2,09
2018 78.085.623 306.436.194 13.714.319 3.610.275 26.898.600 263.784.017 2,00
2019 85.099.931 311.776.828 13.361.997 411.062 22.768.500 269.451.682 2,03
2014 260.158.507 855.039.673 74.042.745 26.008.015 235.666.666 697.019.624 2,84
2015 232.372.417 910.063.409 89.224.718 26.369.430 215.833.333 736.198.705 2,50
2016 254.020.042 1.038.706.009 96.930.793 18.572.965 270.083.333 824.559.898 2,37
7 BMRI
2017 290.499.465 1.124.700.847 111.357.522 27.156.863 373.333.333 888.026.817 2,62
2018 335.029.870 1.202.252.094 127.084.686 33.943.369 344.166.666 941.953.100 2,75
2019 303.893.048 1.318.246.335 143.310.060 36.441.440 361.666.666 1.025.749.580 2,42
8 BSDE 2014 6.294.350 28.134.725 8.913.858 4.306.325 33.161.182 9.661.295 7,13

91
Working Retained Market Value Total Z-Score
No Kode Tahun Total Asset EBIT
Capital Earnings of Equity Liability (X3)
2015 10.643.156 36.022.148 10.727.656 2.362.081 34.644.053 13.925.458 5,96
2016 10.775.258 38.292.205 12.412.443 2.065.442 33.777.951 13.939.298 5,81
2017 10.395.706 45.951.188 17.168.223 5.228.121 32.719.383 16.754.337 5,52
2018 14.717.445 52.101.492 18.518.889 1.760.420 24.154.603 21.814.594 4,40
2019 18.097.271 54.444.849 21.289.945 3.165.097 24.154.603 20.897.343 5,06
2014 14.749.466 58.220.600 32.090.712 7.205.845 116.792.141 24.991.880 9,20
2015 18.523.345 63.505.413 36.899.588 8.635.275 105.824.840 25.497.504 9,08
2016 20.294.608 62.951.634 38.487.441 8.931.136 122.949.223 23.387.406 10,58
9 GGRM
2017 21.153.448 66.759.930 41.186.735 10.436.512 161.238.574 24.572.266 12,03
2018 23.281.152 69.097.219 44.150.868 10.479.242 160.901.859 23.963.934 12,36
2019 26.822.406 78.647.274 49.948.338 14.487.736 101.976.664 27.716.516 9,41
2014 7.372.530 24.910.211 7.475.019 3.388.725 76.385.497 9.870.264 11,96
2015 7.959.156 26.560.624 8.850.067 4.009.634 78.572.105 10.173.713 12,18
2016 9.101.577 28.901.948 10.979.473 4.989.254 100.000.861 10.401.125 14,56
10 ICBP
2017 9.751.743 31.619.514 12.799.244 5.206.561 103.790.981 11.295.184 14,10
2018 6.886.170 34.367.153 15.029.629 6.446.785 121.866.938 11.660.003 14,97
2019 10.068.566 38.709.314 18.495.204 7.436.972 130.321.821 12.038.210 15,92
2014 18.314.050 85.938.885 16.215.970 6.229.297 59.267.878 44.710.509 3,89
2015 17.709.207 91.831.526 16.827.340 4.962.084 45.438.707 48.709.933 3,21
11 INDF 2016 9.766.002 82.174.515 19.506.084 7.385.228 69.584.880 38.233.092 4,07
2017 10.877.636 87.939.488 21.378.442 7.658.554 66.950.752 41.182.764 3,90
2018 2.068.516 96.537.796 23.303.960 7.446.966 65.414.177 46.620.996 2,92

92
Working Retained Market Value Total Z-Score
No Kode Tahun Total Asset EBIT
Capital Earnings of Equity Liability (X3)
2019 6.716.583 96.198.559 26.779.999 8.749.397 69.584.880 41.996.071 3,72
2014 12.826.214 28.884.973 20.159.896 6.789.602 92.030.792 4.100.172 30,34
2015 10.446.111 27.638.360 19.540.851 5.644.576 82.183.497 3.772.410 29,03
2016 11.236.880 30.150.580 21.883.459 4.145.632 56.690.968 4.011.877 20,57
12 INTP
2017 9.404.050 28.863.676 20.323.413 2.287.274 80.803.035 4.307.169 24,66
2018 8.390.147 27.788.562 18.892.488 1.400.228 67.918.724 4.566.973 20,15
2019 8.956.007 27.707.749 18.703.116 2.274.427 70.035.433 4.627.488 20,76
2014 -671.545 31.857.947 4.009.691 1.821.973 47.940.000 20.432.952 3,12
2015 -4.014.740 36.724.982 4.895.330 2.068.304 35.530.000 24.356.318 1,63
2016 -5.661.104 53.500.322 6.491.366 2.649.679 31.354.003 37.161.482 0,92
13 JSMR
2017 -6.010.875 79.192.772 8.124.829 3.250.452 46.450.375 60.833.333 0,91
2018 -19.267.618 82.418.600 9.887.378 3.210.306 31.063.688 62.219.614 -0,36
2019 -29.913.851 99.679.570 11.764.108 3.097.603 37.559.483 76.493.833 -0,86
2014 5.734.885 12.425.032 8.900.997 2.763.700 85.781.473 2.607.556 41,40
2015 6.382.611 13.696.417 10.006.397 2.720.881 61.875.161 2.758.131 30,33
2016 7.255.367 15.226.009 11.415.504 3.091.188 71.015.809 2.762.162 33,93
14 KLBF
2017 7.816.614 16.616.239 12.787.858 3.241.186 79.218.956 2.722.207 37,46
2018 8.362.120 18.146.206 14.073.109 3.306.399 71.250.185 2.851.611 33,01
2019 8.645.382 20.264.726 15.361.120 3.402.616 75.937.697 3.559.144 28,80
2014 -401.014 3.408.372 3.362.730 1.850.544 43.768.771 3.230.782 20,32
15 LPPF 2015 -166.073 3.889.291 4.291.307 2.244.821 51.355.358 2.783.124 26,57
2016 385.698 4.858.878 5.040.383 2.532.666 44.133.510 3.003.635 22,83

93
Working Retained Market Value Total Z-Score
No Kode Tahun Total Asset EBIT
Capital Earnings of Equity Liability (X3)
2017 362.925 5.427.426 5.513.125 2.396.300 29.179.180 3.099.441 16,60
2018 274.597 5.036.396 5.324.476 1.575.321 16.340.341 3.220.568 11,23
2019 150.942 4.832.910 5.371.581 1.763.009 11.808.558 3.086.283 10,30
2014 7.777.899 13.609.033 5.354.711 2.543.779 36.261.264 4.215.820 15,32
2015 6.687.046 14.474.557 5.679.366 1.680.778 26.482.144 4.908.164 10,76
2016 2.439.271 14.239.867 6.460.202 2.152.932 25.054.561 4.752.769 9,15
16 MNCN
2017 5.259.147 15.057.291 7.317.991 2.415.650 18.344.792 5.256.208 8,62
2018 5.183.129 16.339.552 8.669.057 2.103.569 9.850.511 5.697.247 6,49
2019 5.497.057 17.836.430 10.692.594 2.939.118 23.270.048 5.310.928 9,68
2014 3.842.676 14.812.023 9.205.393 2.674.726 28.801.648 6.141.181 9,87
2015 2.675.743 16.894.043 10.191.771 2.663.796 10.426.196 7.607.496 5,50
2016 3.307.180 18.576.774 11.365.741 2.696.916 28.801.648 8.024.369 7,91
17 PTBA
2017 6.604.519 21.987.482 14.564.510 6.067.783 129.031.383 8.187.497 22,53
2018 6.803.648 24.172.933 16.814.700 6.799.056 49.538.834 7.903.237 12,59
2019 6.988.633 26.098.052 17.057.049 5.455.162 30.644.953 7.675.226 9,48
2014 3.706.683 14.611.864 1.442.958 919.444 17.311.710 12.221.594 3,90
2015 4.316.121 19.128.811 2.047.155 1.287.534 18.764.441 14.009.739 3,69
2016 8.660.226 31.215.671 2.916.844 1.165.959 23.621.608 20.437.542 3,59
18 PTPP
2017 9.208.034 41.782.780 4.062.974 1.792.261 16.367.729 27.539.670 2,67
2018 11.011.597 52.549.150 5.274.318 2.003.090 11.190.814 36.233.538 2,28
2019 11.213.597 59.165.548 5.904.243 1.239.763 9.826.837 41.839.415 1,96
19 SCMA 2014 2.381.208 4.728.435 2.432.821 1.917.091 51.175.604 1.250.247 50,68

94
Working Retained Market Value Total Z-Score
No Kode Tahun Total Asset EBIT
Capital Earnings of Equity Liability (X3)
2015 1.983.029 4.565.963 2.100.622 2.038.466 45.326.963 1.152.287 48,65
2016 1.961.713 4.820.611 2.387.980 2.023.551 40.940.483 1.115.203 45,65
2017 1.965.270 5.385.807 2.871.400 1.782.043 36.261.571 980.414 45,19
2018 2.622.645 6.138.226 3.551.987 1.969.018 27.342.394 1.035.274 34,58
2019 2.570.361 6.716.724 3.801.887 1.373.065 20.832.287 1.228.125 23,54
2014 6.375.275 34.314.666 21.630.157 7.090.765 96.090.624 9.312.214 15,50
2015 3.939.514 38.153.118 23.814.976 5.850.923 67.619.328 10.712.320 10,37
2016 2.221.485 44.226.895 26.527.984 5.084.621 54.421.696 13.652.504 7,24
20 SMGR
2017 4.998.241 48.963.502 26.733.360 2.746.546 58.722.048 18.524.450 6,15
2018 7.804.848 51.155.890 28.613.778 4.104.959 68.212.480 18.419.594 7,25
2019 4.418.279 79.807.067 29.774.283 3.195.775 71.178.240 43.915.143 3,55
2014 1.976 141.822 63.237 28.613 288.791.989 55.830.000 8,33
2015 12.499 166.173 70.457 31.342 312.983.988 72.745.000 7,66
2016 7.939 179.611 76.615 38.189 401.183.985 74.067.000 8,80
21 TLKM
2017 2.185 198.484 84.896 42.659 447.551.984 86.354.000 8,35
2018 -2.993 206.196 90.995 36.405 371.483.312 88.893.000 6,92
2019 -16.647 221.208 91.489 37.908 393.276.999 103.958.000 5,98
2014 17.281.983 60.292.031 24.420.272 6.621.858 64.717.844 21.715.297 7,07
2015 20.979.423 61.715.399 25.247.633 4.192.746 63.225.790 22.465.074 6,98
22 UNTR 2016 23.841.375 63.991.229 28.201.882 6.730.030 79.265.371 21.369.286 8,48
2017 22.825.638 82.262.093 32.973.767 10.522.657 132.046.783 34.724.168 7,98
2018 6.866.092 116.281.017 40.521.820 15.708.719 102.019.195 59.230.338 4,24

95
Working Retained Market Value Total Z-Score
No Kode Tahun Total Asset EBIT
Capital Earnings of Equity Liability (X3)
2019 18.241.426 111.713.375 47.059.898 15.476.885 80.291.158 50.603.301 5,04
2014 -2.527.662 14.280.670 4.426.482 7.676.722 246.449.000 9.681.888 30,19
2015 -3.504.428 15.729.945 4.655.060 7.829.490 282.310.000 10.902.585 30,04
2016 -4.289.965 16.745.695 4.531.958 8.571.885 296.044.000 12.041.437 28,46
23 UNVR
2017 -4.590.669 18.906.413 5.001.088 9.371.661 426.517.000 13.733.025 35,21
2018 -2.809.757 19.522.970 7.405.833 12.185.764 346.402.000 11.944.837 34,94
2019 -4.534.974 20.649.371 5.109.562 9.901.772 320.460.000 15.367.509 24,48
2014 1.005.166 15.909.219 1.523.052 1.139.189 22.629.148 11.032.465 3,36
2015 1.962.750 19.602.406 2.013.224 1.098.081 16.233.954 14.164.304 2,57
2016 6.946.335 31.096.539 2.627.883 1.230.490 21.169.085 18.597.824 3,20
24 WIKA
2017 8.934.490 45.683.774 4.003.197 1.462.391 13.903.424 31.051.949 2,25
2018 15.303.544 59.230.001 5.479.925 2.358.628 14.845.269 42.014.686 2,64
2019 11.986.014 62.110.847 7.261.129 2.789.255 17.850.203 42.895.114 2,39
2014 2.796.014 12.542.041 954.023 755.601 14.299.431 9.693.211 3,66
2015 4.410.039 30.309.111 1.933.161 1.398.004 22.666.063 20.604.904 2,63
2016 5.420.921 61.425.181 3.334.161 2.155.589 34.612.819 44.651.963 1,81
25 WSKT
2017 117.819 97.895.760 6.681.081 4.620.646 29.998.324 75.140.936 0,97
2018 10.189.404 124.391.581 10.347.404 5.536.442 22.804.156 95.504.462 1,36
2019 4.014.347 122.589.259 10.233.409 1.328.649 20.089.375 93.470.790 0,79

96
Lampiran 5. Tabel Pengukuran Integritas Laporan Keuangan

No Kode Tahun Price Shares Book Value MBR (Y)


2014 4.120 1.523 2,70
2015 7.175 1.845 3,89
2016 6.000 2.023 2,97
1 AKRA
2017 6.350 2.254 2,82
2018 4.290 2.473 1,73
2019 3.950 2.508 1,58
2014 1.065 1.263 0,84
2015 354 762 0,46
2016 895 769 1,16
2 ANTM
2017 625 769 0,81
2018 765 821 0,93
2019 840 755 1,11
2014 13.125 3.160 4,15
2015 13.300 3.635 3,66
2016 15.500 4.572 3,39
3 BBCA
2017 21.900 5.330 4,11
2018 26.000 6.155 4,22
2019 33.475 7.063 4,74
2014 6.100 3.272 1,86
2015 4.990 3.143 1,59
2016 5.525 3.140 1,76
4 BBNI
2017 9.900 5.411 1,83
2018 8.800 5.919 1,49
2019 7.925 6.703 1,18
2014 11.650 3.962 2,94
2015 11.425 4.586 2,49
2016 2.335 5.951 0,39
5 BBRI
2017 3.640 1.357 2,68
2018 3.660 1.502 2,44
2019 4.430 1.693 2,62
2014 1.205 1.155 1,04
2015 1.295 1.310 0,99
2016 1.740 1.806 0,96
6 BBTN
2017 3.570 2.046 1,75
2018 2.540 2.251 1,13
2019 2.150 2.251 0,96
7 BMRI 2014 10.100 4.493 2,25

97
No Kode Tahun Price Shares Book Value MBR (Y)
2015 9.250 5.121 1,81
2016 11.575 6.573 1,76
2017 8.000 3.643 2,20
2018 7.375 3.963 1,86
2019 7.750 4.479 1,73
2014 1.805 1.006 1,80
2015 1.800 1.148 1,57
2016 1.755 1.265 1,39
8 BSDE
2017 1.700 1.517 1,12
2018 1.255 1.574 0,80
2019 1.255 1.743 0,72
2014 60.700 17.270 3,51
2015 55.000 19.754 2,78
2016 63.900 20.563 3,11
9 GGRM
2017 83.800 21.926 3,82
2018 83.625 23.457 3,57
2019 53.000 26.470 2,00
2014 13.100 2.579 5,08
2015 13.475 2.810 4,79
2016 8.575 1.586 5,41
10 ICBP
2017 8.900 1.743 5,11
2018 10.450 1.947 5,37
2019 11.175 2.287 4,89
2014 6.750 4.695 1,44
2015 5.175 4.911 1,05
2016 7.925 5.004 1,58
11 INDF
2017 7.625 5.325 1,43
2018 7.450 5.685 1,31
2019 7.925 6.173 1,28
2014 25.000 6.733 3,71
2015 22.325 6.483 3,44
2016 15.400 7.101 2,17
12 INTP
2017 21.950 6.671 3,29
2018 18.450 6.308 2,92
2019 19.025 6.270 3,03
2014 7.050 1.680 4,20
13 JSMR 2015 5.225 1.819 2,87
2016 4.320 2.251 1,92

98
No Kode Tahun Price Shares Book Value MBR (Y)
2017 6.400 2.530 2,53
2018 4.280 2.783 1,54
2019 5.175 3.195 1,62
2014 1.830 209 8,74
2015 1.320 233 5,66
2016 1.515 266 5,70
14 KLBF
2017 1.690 296 5,70
2018 1.520 326 4,66
2019 1.620 356 4,55
2014 15.000 61 246,46
2015 17.600 379 46,43
2016 15.125 636 23,79
15 LPPF
2017 10.000 798 12,53
2018 5.600 622 9,00
2019 4.210 623 6,76
2014 2.540 658 3,86
2015 1.855 670 2,77
2016 1.755 665 2,64
16 MNCN
2017 1.285 687 1,87
2018 690 745 0,93
2019 1.630 877 1,86
2014 12.500 3.763 3,32
2015 4.525 4.031 1,12
2016 12.500 4.580 2,73
17 PTBA
2017 11.200 1.198 9,35
2018 4.300 1.412 3,04
2019 2.660 1.599 1,66
2014 3.575 494 7,24
2015 3.875 1.057 3,67
2016 3.810 1.738 2,19
18 PTPP
2017 2.640 2.297 1,15
2018 1.805 2.632 0,69
2019 1.585 2.795 0,57
2014 3.500 233 14,99
2015 3.100 233 13,28
19 SCMA 2016 2.800 253 11,05
2017 2.480 301 8,23
2018 1.870 349 5,36

99
No Kode Tahun Price Shares Book Value MBR (Y)
2019 1.410 371 3,80
2014 16.200 4.215 3,84
2015 11.400 4.626 2,46
2016 9.175 5.155 1,78
20 SMGR
2017 9.900 5.132 1,93
2018 11.500 5.519 2,08
2019 12.000 5.714 2,10
2014 2.865 853 3,36
2015 3.105 927 3,35
2016 3.980 1.047 3,80
21 TLKM
2017 4.440 1.112 3,99
2018 3.750 1.184 3,17
2019 3.970 1.184 3,35
2014 17.350 10.342 1,68
2015 16.950 10.522 1,61
2016 21.250 11.426 1,86
22 UNTR
2017 35.400 12.744 2,78
2018 27.350 15.295 1,79
2019 21.525 16.383 1,31
2014 32.300 603 53,59
2015 37.000 633 58,48
2016 38.800 617 62,93
23 UNVR
2017 55.900 678 82,44
2018 45.400 993 45,71
2019 42.000 692 60,67
2014 3.680 793 4,64
2015 2.640 884 2,99
2016 2.360 1.393 1,69
24 WIKA
2017 1.550 1.631 0,95
2018 1.655 1.919 0,86
2019 1.990 2.142 0,93
2014 1.470 293 5,02
2015 1.670 715 2,34
2016 2.550 1.236 2,06
25 WSKT
2017 2.210 1.676 1,32
2018 1.680 2.128 0,79
2019 1.480 2.145 0,69

100
Lampiran 6. Tabel Z-Score

2014 2015 2016 2017 2018 2019 Jumlah


Distress Zone 0 0 1 2 1 2 6
Gray Zone 3 6 5 4 5 5 28
Safe Zone 22 19 19 19 19 18 116
Total 150

Lampiran 7. Uji Statistik Deskriptif


Date: 12/08/20
Time: 12:07
Sample: 1 150

X1_KAP X2_KM X3_FD Y_ILK

Mean 0.833333 0.000795 10.28364 7.378975


Median 1.000000 0.000000 5.885700 2.573650
Maximum 1.000000 0.009200 50.68440 246.4597
Minimum 0.000000 0.000000 -0.859500 0.392400
Std. Dev. 0.373927 0.002023 11.31337 23.20821
Skewness -1.788854 2.980489 1.706019 7.943606
Kurtosis 4.200000 10.71891 5.189980 77.61330
Jarque-Bera 89.00000 594.4681 102.7376 36372.17
Probability 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000
Sum 125.0000 0.119300 1542.546 1106.846
Sum Sq. Dev. 20.83333 0.000610 19070.86 80254.56

Observations 150 150 150 150

Lampiran 8. Uji Chow


Redundant Fixed Effects Tests
Pool: KODE
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 6.968731 (24,122) 0.0000


Cross-section Chi-square 129.490312 24 0.0000

101
Lampiran 9. Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: KODE
Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 4.786880 3 0.1881

Lampiran 10. Uji Normalitas


14
Series: Standardized Residuals
12 Sample 2014 2019
Observations 150
10
Mean -1.60e-16
Median 0.021345
8
Maximum 0.869892
Minimum -0.621062
6
Std. Dev. 0.324084
Skewness 0.264641
4
Kurtosis 2.385597

2 Jarque-Bera 4.110185
Probability 0.128081
0
-0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8

Lampiran 11. Uji Multikolinearitas

Variance Inflation Factors


Date: 12/08/20 Time: 12:12
Sample: 1 150
Included observations: 150

Variable Coefficient Variance Uncentered VIF Centered VIF

X1_KAP 0.004693 5.374963 1.146659


X2_KM 0.000172 1.220579 1.047030
X3_FD 6.04E-06 2.047600 1.117813
C 0.003314 4.824700 NA

102
Lampiran 12. Uji Heterokedastisitas

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 1.223117 Prob. F(3,145) 0.3035


Obs*R-squared 3.677512 Prob. Chi-Square(3) 0.2985
Scaled explained SS 8.911648 Prob. Chi-Square(3) 0.0305

Lampiran 13. Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 3.987107 Prob. F(2,143) 0.2070


Obs*R-squared 7.869939 Prob. Chi-Square(2) 0.1950

Lampiran 14. Hasil Pengujian Regresi Data Panel


Dependent Variable: Y_ILK
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 12/08/20 Time: 12:02
Sample: 2014 2019
Periods included: 6
Cross-sections included: 25
Total panel (balanced) observations: 150
Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

X1_KAP 0.166397 0.076847 2.165300 0.0320


X2_KM 0.044085 0.021203 2.079137 0.0394
X3_FD 0.027695 0.003741 7.402265 0.0000
C 0.565099 0.084209 6.710682 0.0000

Effects Specification
S.D. Rho

Cross-section random 0.236189 0.5176


Idiosyncratic random 0.228037 0.4824

103
Weighted Statistics

R-squared 0.323673 Mean dependent var 0.373125


Adjusted R-squared 0.309776 S.D. dependent var 0.276154
S.E. of regression 0.229428 Sum squared resid 7.685048
F-statistic 23.29064 Durbin-Watson stat 0.913977
Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.506497 Mean dependent var 1.017520


Sum squared resid 15.64958 Durbin-Watson stat 0.448827

104

Anda mungkin juga menyukai