Anda di halaman 1dari 105

LAPORAN KEGIATAN

LAB. PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN


PERUSAHAAN JASA, DAGANG, DAN PAJAK

OLEH :

SYAWALLUL ANBIYA
NIM. 1702035308

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


PERPAJAKAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
LAPORAN KEGIATAN

LAB. PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN


PERUSAHAAN JASA, DAGANG, DAN PAJAK
DiajukanSebagai Salah Satu Syarat Guna Mengikuti Ujian Oral Comprehensive
Pada Program Diploma III perpajakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Riau

OLEH :

SYAWALLULANBIYA
NIM. 1702035308

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


PERPAJAKAN
FAKULTAS EKONOMIDAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN KEUANGAN

NAMA : SYAWALLUL ANBIYA


NIM : 1702035308
PROGRAM STUDI : DIII PERPAJAKAN
LAPORAN KEGIATAN : LAB. PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Diketahui Pekanbaru, 31 Mei 2020


Koordinator Prodi DIII Akuntansi Pembimbing Magang

Drs. ALFIATI SILFI,SE, M, Si,Ak VOLTA DIYANTO , SE.,M.Si.,Ak


NIP. 19740306 199802 2 001 NIP.19630325 199103 1 004
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran Allah SWT, yang atas rahmatnya

Lab.Penyusunan Laporan keuangan Perusahaan Dagang, dan Perusahan

Manufaktur dapat terselesaikan dengan baik.

Penulisan laporan ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan studi dan

memperoleh gelar diploma pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Riau.

Kelancaran dalam penyusunan laporan ini atas dukungan,bimbingan,bantuan,serta

do’a dari berbagai pihak sehingga kendala-kendala yang dihadapi dapat teratasi.

OLeh karena itu,saya mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Aras Mulyadi, M.Sc selaku Rektor Universitas Riau

Pekan Baru beserta para pembantu Rektor.

2. Ibu Dr. Hj. Sri Indarti, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Riau Pekanbaru beserta para pembantu Dekan dan stafnya.

3. Ibuk Alfiati silfi,SE,M.Si,Ak,CA selaku Kaprodi Akuntansi DIII Fakultas

Ekonomi dan Bisni Universitas Riau.

4. Bapak Volta Diyanto, SE, M.Si.Ak selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir

yang membimbing Tugas Akhir penulis hingga selesai.

5. Bapak H,Mukhlisy Ilyas, SE, Ak, BKP, CPA, CPMA dan Bapak Kasma

Indra selaku Instruktur lab penyusunan laporan keuangan.Seluruh Dosen-

dosen Perpajakan dan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Riau Pekanbaru.

i
6. Volta Diyanto, SE., M.Si., Ak. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

telah membimbing Penulis selama berlangsungnya kegiatan magang.

7. Teristimewa kepada kedua orangtua tercinta Ayahanda dan ibunda dengan

ketulusannya telah mendidik, selalu memberikan do’a,dukungan,dan

motivasi yang begitu berarti, semoga Allah SWT selalu memberikan

kesehatan dan umur panjang.

8. Seluruh sahabat, Rahmat Fitra Jaya, Ahmad Krismon, Ridho Dwi

Ikhsan,Yoga Nalapraya, Iftikhor Liwal yang selalu memberikan semngat

dan pelajaran berharga,serta teman-teman Perpajakan A 2017.

9. Dan kepada semua pihak yang tidak dapat di sebutkan satu persatu, yang

telah memberikan motivasi dalam penulisan Laporan ini.

Semoga Laporan Kegiatan ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas

dan menjadi sumbangan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan

pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Riau.

Pekanbaru, April 2020

Penulis,

SYAWALLUL ANBIYA
NIM:1702035308

ii
DAFTAR ISI

Hal
KATA PENGANTAR ..................................................i
DAFTAR ISI ....................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................1
B. Tujuan dan Manfaat...........................................2
C. Tempat dan Waktu Pelaksanaan................................3
D. Sistematika Penulisan........................................3
BAB II LANDASAN TEORI
A. Dasar Akutansi...............................................5
B. Akuntansi Perusahaan Jasa...................................10
C. Akuntansi Perusahaan Dagang........................................................................15
D. Perpajakan.......................................................................................................21
BAB III PROSEDUR PRAKTIKUM
A. Prosedur Laporan Pratikum............................................................................54
B. Kegiatan Selama Pratikum..............................................................................55
BAB IV PENUTUPAN
A. Kesimpulan.....................................................................................................90
B. Saran................................................................................................................91
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................92
LAMPIRAN

iii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya dunia usaha dewasa ini

mengakibatkan semakin meluasnya jaringan perusahaan yang

berdiri di berbagai sektor baik yang berskala nasional maupun

internasional. Hal ini di iringi pula dengan semakin tingginya

kebutuhan akan sumber daya manusia yang berkualitas,

professional dan memiliki keterampilan khusus dalam suatu

bidang tertentu yang dibutuhkan oleh perusahaan.

Kegiatan laporan penyusun keuangan dan magang diperusahaan

merupakan salah satu program DIII Akuntansi Universitas Riau

untuk setiap mahasiswa yang akan menyelesaikan studinya dan

setiap mahasiswa di berikan kesempatan untuk bebas memilih.

bagi mahasiswa yang tidak memilih magang diperusahaan, maka

dapat menyelesaikan studinya dengan cara menyusun kegiatan

laporan keuangan dikampus. Kegiatan ini diadakan agar mahasiswa

lebih mahir dalam menyusun laporan keuangan, Baik dalam

perusahaan jasa, perusahaan dagang, ma upun perusahaan

manufaktur.

Setiap perusahaan membutuhkan laporan keuangan dan dalamhal


2

penyusunan laporan keuangan dibutuhkan akuntan yang handal Jika

akuntan sudah paham dan handal dalam penyusunan laporan

keuangan tersebut, maka pihak intern dan ekstern yang

menggunakan laporan keuangan sebuah perusahaan sangat terbantu

dan lebih dimudahkan untuk melihat perkembangan perusahaan.

Dalam kaitan ini DIII Akuntansi Universitas Riau mengadakan

kegiatan penyusunan laporan keuangan kepada setiap mahasiswa

baik di perusahaan maupun tidak memilih di perusahaan, sehingga

diharapkan setiap mahasiswa yang lulus dari DIII Akuntansi

Universitas Riau sudah handal dalam penyusunan laporan

keuangan.

B. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan magang

Tujuan dari program Praktik Penyusunan Laporan Keuangan

adalah :

a. Meningkatkan kemampuan setiap mahasiswa dalam menyusun

laporan keuangan.

b. Meningkatkan pemahaman baik teori maupun prakteknya

dalam perusahaan jasa, perusahaan dagang, perusahaan

manufaktur.

c. Untuk lebih mengetahui cara-cara perhitungan


3

Perpajakan.

2. Manfaat magang

Manfaat dari Program Praktik Penyusunan Laporan Keuangan

adalah :

a. Meningkatkan kembali cara penyusunan laporan keuangan

yang sudah dipelajari pada semester sebelumnya.

b. Memecahkam setiap kasus bukti transaksi.

c. Menerapkan ketelitian dalam penyusunan laporan

keuangan.

C. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Kegiatan Praktik Penyusunan Laporan Keuangan dilaksanakan

selama tiga bulan yaitu dimulai pada tanggal 11 februari – 14

maret 2020. Jadwal kegiatan ini berlangsung dari pukul 08.00 –

10.00 WIB dan setiap hari senin sampai kamis.

Kegiatan ini dilaksanakan di gedung K tepatnya diruangan

K7 selama 3 bulan, yaitu di universitas Riau Gobah, Jalan

Pattimura No. 9 Pekanbaru. Selama kegiatan berlangsung setiap

mahasiswa yang mengikuti kelas ini diwajibkan memakai pakaian

seragam yaitu putih hitam.

Adapun aturan – aturan dalam kegiatan ini, yaitu setiap

mahasiswa masuk pukul 08.00 – 10.00 WIB dan pengisian absen

dilakukan 1 kali dalam sehari, hari pelaksanaan kegiatan


4

dilakukan pada setiap hari senin dan rabu.

D. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika dalam penulisan laporan saat ini

secara garis besarnya dapat dilihat sebagai berikut:

Bab I. Pendahuluan

Berisi uraian tentang latar belakang kegiatan penyusunan laporan

keuangan, tujuan dan manfaat kegiatan penyusunan laporan keuangan, tempat

dan waktu pelaksanaan kegiatan penyusunan laporan keuangan dan

sistematika penulisan laporan.

Bab II. Landasan Teori

Berisi uraian tentang dasar akuntansi, baik itu akuntansi untuk

perusahaan jasa, akuntansi untuk perusahaan dagang, maupun akuntansi untuk

perusahaan manufaktur serta bagaimana agar dapat menyusun laporan untuk

ketiga jenis perusahaan tersebut dengan baik dan benar.

Bab III. Pelaksanaan Kegiatan

Berisi uraian tentang bentuk prosedur kegiatan laporan keuangan

tersebut.

Bab IV. Kesimpulan dan Saran

Berisi tentang kesimpulan dari Kegiatan Lab. Penyusunan Laporan

Keuangan yang telah dilaksanakan serta saran yang berisi usulan/rekomendasi


5

mengenai isi kegiatan dari penyusunan laporan keuangan.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Dasar Akuntansi

1. Pengertian Akuntansi

Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai sistem informasi

yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai

aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan. (Carl S. Warren. et al:2013:3)

2. Tujuan Akuntansi

Tujuan dari akuntansi adalah menyediakan informasi yang relevan

dan tepat waktu untuk kebutuhan pengambilan keputusan bagi pemangku


6

kepentingan yang tidak terlibat didaam bisnis. (Carl S. Warren. et

al:2013:4)

3. Laporan Keuangan

Menurut PSAK Revisi No. 1 (IAI: 2017:1) bahwa tujuan laporan

keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi

keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang

bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan

ekonomi. Informasi yang relevan akan bermanfaat bagi para pemakai

apabila tersedia tepat waktu sebelum pemakai kehilangan kesempatan atau

kemampuan untuk mempengaruhi keputusan yang akan diambil

Menurut Dwi Martani (2012) laporan keuangan menyajikan

informasi:

a. Aset

b. Liabilitas

c. Ekuitas

d. Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian

e. Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik

f. Arus kas

Entitas menerapkan Pernyataan ini dalam penyusunan dan

penyajian laporan keuangan bertujuan umum sesuai dengan Standar

Akuntansi Keuangan, pernyataan ini tidak berlaku bagi penyusunan dan

penyajian laporan keuangan entitas syariah.


7

Dalam perusahaan laporan keuangan merupakan salah satu yang

terpenting, laporan keuangan adalah output dari system akuntansi, menurut

PSAK Revisi No. 1 (IAI: 2017:1) laporan keuangan yang lengkap terdiri

dari beberapa komponen diantaranya :

a. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi bersumber dari akun neraca saldo yang

disesuaikan. Akun-akun tersebut adalah akun pendapatan dan beban.

b. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan ini memuat perubahan modal dalam satu periode

akuntansi. Dalam menyusun perubahan modal, kita harus nebgetahi

modal awal saldo laporan laba rugi dan penarikan pribadi (prive).

c. Laporan Posisi Keuangan

Neraca adalah suatu laporan yang menggambarkan posisi

aktiva, utang dan modal pada periode tertentu.

d. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan laporan yang mengikhtisarkan

penerimaan dan pengeluaran uang tunai yang menunjukkan

perkembangan kedudukan uang tunai tersebut.

e. Catatan Atas Laporan Keuangan


8

Catatan atas laporan keuangaan merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

4. Komponen Laporan Keuangan

Menurut Dwi Martani (2012) bahwa komponen laporan keuangan

terbagi 7, yaitu:

a. laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode

b. laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode

c. laporan perubahan ekuitas selama periode

d. laporan arus kas selama periode

e. catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi

penting dan informasi penjelasan lain

f. informasi komparatif untuk mematuhi periode sebelumnya

g. laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif sebelumnya,

disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara

retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan

keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan

keuangannya.

5. Siklus Akuntansi

Siklus akuntansi adalah tahap-tahap proses akuntansi dalam sistem

informasi akuntansi yang diperlukan untuk mengumpulkan dan mengolah

data terkait transaksi akuntansi. Dikatakan sebagai siklus, karena tahap-

tahap proses akuntansi dilaksanakan berulang kali selama perusahaan


9

beroperasi. Tahap-tahap proses akuntansi yang membentuk siklus

akuntansi meliputi: (Warsidi: 2017)

a. Mencatat transaksi akuntansi yang terjadi selama satu periode

akuntansi ke dalam jurnal transaksi.

b. Memindahbukukan (posting) transaksi akuntansi dari jurnal ke buku

besar.

c. Menyusun neraca saldo untuk mengecek kesamaan debit dan kredit

transaksi akuntansi yang telah dicatat dan dibukukan.

d. Membuat jurnal penyesuaian dan membukukan (posting) jurnal

penyesuaian itu ke buku besar.

e. Menyusun neraca saldo setelah penyesuaian. Neraca saldo disesuaikan

ini menjadi sumber data dasar untuk menyusun laporan keuangan.

f. Menyusun laporan keuangan berdasarkan neraca saldo setelah

penyesuaian.

g. Membuat jurnal penutup dan membukukan (posting) jurnal penutup

itu ke buku besar.

h. Menyusun neraca saldo setelah penutupan (tahap opsional).

i. Membuat jurnal pembalik dan membukukan (posting) jurnal pembalik

itu ke buku besar (tahap opsional).

Berikut ilustrasi bagan dari siklus akuntansi:


10

Sumber: www.portalakuntansi.com

Meskipun siklus akuntansi yang digambarkan di atas mengacu pada

proses akuntansi dalam sistem akuntansi manual, siklus akuntansi pada

dasarnya memiliki kesamaan, terlepas dari apakah perusahaan

menggunakan sistem akuntansi manual atau sistem informasi akuntansi

berbasis komputer. Perusahaan melaksanakan tahap-tahap siklus akuntansi

pada setiap periode akuntansi. Siklus akuntansi juga pada dasarnya

memiliki kesamaan, baik untuk perusahaan jasa, perusahaan dagang,

maupun perusahaan manufaktur. (Warsidi: 2017)

B. Akuntansi perusahan jasa

1. Pengertian perusahaan jasa

Perusahaan jasa merupakan suatu unit usaha yang kegiatannya

memproduksi produk yang tidak berwujud “jasa” dengan tujuan untuk

mendapatkan laba atau keuntungan. Atau perusahaan jasa dapat diartikan

juga sebagai suatu perusahaan yang menjual jasa yang diproduksinya,

bertujuan untuk memenuhi kebutuhan para konsumen dan mendapatkan


11

keuntungan.Tapi perusahaan jasa-pun memerlukan produk fisik atau yang

berwujud untuk melakukan kegiatan usahanya. Misalnya seperti perusahaan

transportasi umum yang menawarkan jasa transportasi kepada konsumen,

maka untuk dapat melakukan kegiatan usahnya perusahaan tersebut

memerlukan alat transportasi seperti bus, pesawat atau kapal laut dan alat

transportasi tersebut merupakan produk yang berwujud. (Sahis Setiawan:

2019)

2. Karakteristik Perusahaan Jasa

Perusahaan Jasa memiliki beberapa karakteristik yang diantaranya

sebagai berikut ini: (Sahis Setiawan: 2019)

a. Tidak memiliki wujud “sifatnya abstrak dan tidak bisa dilihat”.

b. Produk yang dihasilkannya tidak standar atau bervariasi

“heterogenitas”.

c. Tidak dapat dipisahkan “produk dihasilkan dan dikonsumsi secara

bersama-sama”.

d. Tidak dapat disimpan karena tidak memiliki wujud.

3. Karakteristik Perusahaan Jasa

Perusahaan jasa merupakan perusahaan yang memiliki kegiatan

memproduksi dan menyediakan berbagai macam pelayanan misalnya seperti

keamanan, kemudahan dan lain-lain kepada konsumen yang

membutuhkannya, maka perusahaan jasa memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Pendapatan berasal dari penjualan jasa.


12

b. Dalam proses memproduksi jasa bisa atau tidak memerlukan bantuan

dari produk fisik.

c. Jasa yang diberikan tidak sama, jadi masing-masing konsumen dapat

memperoleh jenis pelayanan yang berbeda dengan konsumen lainnya.

d. Tidak memiliki persedian produk dalam bentuk fisik karena produk

yang dijual merupakan produk yang tidak berwujud “jasa” jadi produk

yang dihasilkan tidak dapat dilihat akantetapi manfaatnya dapat

dirasakan.

e. Biasanya tingkatan harganya memiliki sifat yang tidak mutlak sebab

murah atau mahalnya harga yang ditetapkan oleh perusahaan

tergantung tingkat kebutuhan konsumen.

f. Jasa yang dihasilkan tidak bisa disimpan, jadi sekali dibeli maka

penggunaannya akanlangsung habis.

4. Karakteristik Perusahaan Jasa

Dalam SAK atau Standar Akuntansi Keuangan, dinyatakan bahwa

laporan keuangan dapat kita indentifikasi secara jelas dari sebuah

informasi yang ada pada perusahaan jasa tersebuta. Berikut ini adalah

beberapa hal yang meliputi laporan keuangan pada perusahaan jasa:

a. Adanya laporan penghasilan komprehensif lain dan atau laporan laba

rugi.

b. Laporan perubahan ekuitas.

c. Adanya laporan neraca atau posisi keuangan.


13

d. Adanya laporan arus kas.

e. Catatan laporan keuangan.

f. Informasi komparatif.

Setidaknya terdapat 3 tujuan utama dari laporan keuangan pada

perusahaan jasa, berikut ini adalah ketiga tujuan dari perusahaan jasa:

a. Menghidangkan informasi yang berkaitan erat dengan posisi

keuangan.

b. Untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi pemegang saham dan

pemodal.

c. Untuk mengetaui apa yang sudah dilakukan oleh manajemen

dalam menjalankan usahanya.

5. Berkas Penyusunan Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

Pada dasarnya penyajian laporan keuangan dilakukakan pada

setiap akhir periode berjalan. Laporan keuangan itu sendiri tersusun

dari laporan laba rugi, laporan perubahan modal atau ekuitas, laporan

neraca, dan laporan arus kas.

Berukut ini adalah penjelasan dari 4 berkas penyusun laporan

keuangan pada perusahaan jasa:

a. Contoh Laporan Laba - rugi.

Laporan laba/rugi berisi tentang laporan keuangan yang

menyajikan seluruh jumlah pendapatan dan beban perusahaan dalam

satu periode akuntansi berjalan.


14

Pada laporan laba rugi terdapat 2 bentuk carapenyajian, yakni

dengan penyajian bentuk Single Step, dan bentuk bertahap atau multiple

step. Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing bentuk

penyajian laporan laba rugi pada perusahaan jasa:

1) Bentuk Single Step

Bentuk dari laporan jenis single step ini yakni dengan

menjumlahkan seluruh pendapatan yang diperoleh perusahaan jasa

dan semua beban yang ditanggungnya. Lalu kemudian selisih

antara pendapatan dan beban yang muncul akan diketahui sebagai

besarnya laba tau rugi yang diperoleh perusahaan jasa tersebut.

2) Bentuk Multiple Step atau Bertahap

Pada dasarnya bentuk laporan pada bentuk multipe step ini

tidak jauh berbeda dengan yang sebelumnya. Perbedaanya hanya

terdapat pada adanya pengelompokan pada jenis pendapatan dan

jenis beban. Misalnya pendapatan, dalam hal ini antara pendapatan

usaha serta pendapatan diluar usaha akan dikelompokan tersendiri

atau dipisah. Begitu pula pada akun beban, dibedakan pada akun

beban usaha dan akun beban diluar usaha. Kemudian adanya

selisih anatara pendapatan dan beban inilah yang akan kita ketahui

sebagai laba atau rugi perusahaan jasa tersebut.


15

b. Laporan Perubahan Modal atau ekuitas (Capital Statment)

Laporan perubahan modal atau perubahan ekuitas merupakan

suatu bentuk laporan keuangan perusahaan jasa yang khusus

menyajikan inforsmasi mengenai segala hal yang terjadi pada ekuitas

(modal) suatu perusahaan dalam satu periode.

Berikut ini adalah beberapa unsur-unsur yang menyebabkan

terjadinya perubahan modal atau ekuitas:

1) Modal awal

2) Laba atau rugi bersih

3) Prive atau setoran/penarikan pemilik modal

4) Ekuitas akhir atau modal akhir

Terjadinya perubahan modal apabila terjadinya hal sebagai

berikut, laba yang diperoleh lebih besar dari pengambilan pribadai

atau prive, dan terjadinya pengurangan modal apabila perushaan jasa

tersebut mengalami dua hal berikut ini:

1) Laba lebih kecil dari prive

2) Rugi ditambah dengan adanya pengambilan pribadi atau prive

c. Laporan Posisi Keuangan atau Neraca

Laporan posisi keuangan atau yang lebih akrab kita dengar

dengan sebutan neraca adalah sebuah laporan keuangan yang

menyajikan informasi mengenai perubahan posisi keuangna seperti,


16

adanya perubahan aset, kewajiban, dan ekuitas atau modal untuk satu

periode akuntasi berjalan pada perusahaan jasa tersebut.

6. Unsur – unsur Laporan Posisi Keuangan Perusahaan Jasa

Ada 3 unsur dari laporan posisi keuangan atau neraca pada

perusahaan jasa, ketiga unsur itu adalah sebagai berikut:

a. Aset

b. Kewajiban atau lialibitas

c. Modal atau Equity

C. Akuntansi Perusahaan Dagang

1. Pengertian Perusahaan Dagang

Perusahaan dagang adalah perusahaan yang bisnis utamanya

membeli barang dari pemasok dan menjual lagi ke konsumen tanpa

mengubah wujud barang tersebut. Sebagai contoh yang biasa kita temui

adalah toko kelontong dan supermarket. Kedua jenis bisnis ini membeli

barang kebutuhan sehari-hari dari pemasok dan menjual kembali kepada

konsumen.

Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan

utamanya membeli, menyimpan dan menjual kembali barang

dagang tanpa memberikan nilai tambah. Nilai tambah di sini

maksudnya mengolah kembali atau mengubah bentuk sifat barang,


17

sehingga mempunyai nilai jual yang tinggi. Sederhananya, perusahaan

dagang adalah perusahaan yang membeli barang kemudian menjualnya

kembali tanpa mengubah produknya.

2. Jenis – jenis Perusahaan Dagang

Perusahaan dagang dikelompokkan menjadi dua yaitu sebagai

berikut:

a. Jenis-Jenis Perusahaan Dagang Berdasarkan Produk Yang

Diperdayakan

1) Perusahaan Dagang Barang Produksi: perusahaan yang

memperdagangkan produk berupa bahan baku (raw material)

sebagai bahan dasar pembuatan produk atau alat-alat produksi untuk

menghasilkan produk lain. Contoh: kayu gelondongan dan mesin

bubut.

2) Perusahaan Dagang Barang Jadi: perusahaan yang

memperdagangkan produk akhir dari barang yang siap dikonsumsi.

Contoh: ransel, pakaian, kulkas.

b. Jenis-Jenis Perusahaan Dagang Berdasarkan Macam Konsumen

Yang Terlibat

1) Perusahaan Dagang Besar (Wholesaler): perusahaan yang

secara langsung membeli produk dari pabrik dalam jumlah


18

besar dan dijual dalam volume yang besar pula. Contoh:

Pedagang grosir.

2) Perusahaan Dagang Perantara (Middleman): perusahaan yang

membeli dalam partai besar untuk dijual kembali ke pengecer

dalam jumlah sedang. Contoh: pedagang subgrosir.

3) Perusahaan Dagang Pengecer (Retailer): perusahaan yang

langsung berhubungan dengan konsumen. Konsumen dapat

membeli secara eceran atau produk yang

ditawarkan. Retailer  sering kita dapati di lingkungan kita.

Contoh: warung, kios dan swalayan.

3. Karakteristik Perusahaan Dagang

Perusahaan dagang memiliki karakteristik sebagai berikut:

(Rabia Edra: 2017)

1) Kegiatan membeli barang, menyimpan dan menjual kembali.

2) Tidak ada proses produksi terhadap barang yang dijual.

3) Keuntungan diperoleh dari penjualan yang merupakan pembelian

ditambah biaya operasional perusahaan dagang.

4. Syarat-syarat Penyerahan Barang

Syarat penyerahan barang menjelaskan tentang satu pihak (antara

pihak pembeli atau pihak penjual) yang akan bertanggung jawab dalam

menanggung beban angkut pembelian suatu barang dagang dan risiko


19

terhadap barang dagang yang akan diangkut dalam perjalanan dari

gudang pihak penjual ke gudang pihak pembeli yang tentunya telah

disepakati bersama oleh kedua belah pihak. Syarat penyerahan barang

secara umum dibagi menjadi 2 yaitu:

a. FOB (Free on Board) Shipping Point

FOB Shipping Point merupakan syarat penyerahan barang

dimana biaya angkut barang atau yang biasa disebut ongkos kirim

serta tanggung jawab atas segala risiko terhadap barang dagang

dalam perjalanan dari gudang penjual menuju ke gudang pembeli

merupakan tanggung jawab pembeli.

b. FOB (Free on Board) Destination

FOB Destination merupakan syarat penyerahan barang

dimana biaya angkut barang atau disebut juga ongkos kirim dan

tanggung jawab atas segala risiko terhadap barang dagang dalam

perjalanan dari gudang penjual menuju ke gudang pembeli

merupakan tanggung jawab penjual. Barang dagang dikatakan

menjadi hak milik pembeli apabila barang tersebut sudah sampai dan

diterima di gudang pihak pembeli.

Proses pencatatan atau penjurnalan persediaan barang

terhadap pembelian barang dapat dicatat ketika barang dagang

tersebut sudah sampai kepada pihak pembeli. Dalam syarat

penyerahan barang FOB Destination, besarnya biaya angkut


20

pembelian barang tidak dapat diketahui oleh pihak pembeli. Hal ini

dikarenakan biaya angkut barang sudah termasuk dalam harga

barang yang dibeli oleh pihak pembeli sehingga dalam pembukuan

pada pihak pembeli tidak dicantumkan biaya angkut barang

melainkan hanya ada pencatatan harga beli barang dagang tersebut.

5. Syarat Pembayaran

Dalam perjanjian jual beli barang dagangan terdapat beberapa syarat

pembayaran, antara lain sebagai berikut:

a. Tunai atau kontan

artinya pembayaran dilakukan saat terjadi transaksi, baik secara

langsung (dengan uang tunai) maupun pembayaran dengan cek atau giro

bilyet.

b. n/30 (n adalah singkatan dari netto), pembayaran dilakukan paling lambat

30 hari setelah terjadinya transaksi.

c. n/EOM (End of Month), pembayaran dilakukan paling lambat akhir

bulan.

d. n/10 EOM, pembayaran dilakukan paling lambat 10 hari setelah akhir

bulan.
21

e. 2/10, n/30, apabila pembayaran dilakukan dalam waktu kurang atau sama

dengan 10 hari setelah tanggal transaksi, terdapat potongan 2%, jangka

waktu kredit 30 hari.

6. Sumber Penyusunan Laporan Keuangan

Sumber penyusunan laporan keuangan perusahaan jasa dan dagang pada

dasarnya sama, yaitu :

a. Jurnal

Tempat mencatat berbagai jenis transaksi yang terjadi dalam satu

periode.

b. Buku Besar

Buku yang berisi akun-akun. Buku dari buku besar memiliki

bermacam-macam bentuk, salah satunya bentuk 4 kolom.

c. Buku Besar Pembantu

Buku yang memuat rincian dari buku besar. Bentuk dari buku besar

pembantu sama dengan buku besar.

d. Neraca Saldo

Daftar yang memuat saldo dari akun-akun yang terdapat dalam buku

besar. Perusahaan yang menggunakan bentuk buku besar 3 kolom atau 4

kolom, akan termudahkan dalam penyusunan neraca saldonya. Karena saldo

telah teridentifikasi. Sedangkan perusahaan yang menggunakan bentuk T

sederhana, maka saldonya dihitung terlebih dahulu.


22

e. Jurnal Penyesuaian

Jurnal yang disusun untuk mengubah sedemikian rupa nilai

akun. Dengan adanya jurnal penyesuaian, maka neraca saldo akan

memperhatikan saldo sebenarnya dari harta, utang dan modal

perusahaan.

f. Neraca Lajur

Neraca lajur disusun dengan maksud sebagai berikut :

1) Memperkecil kemungkinan kesalahan pada penyusunan laporan

keuangan.

2) Seluruh data laporan keuangan dapat dibaca sekaligus.

3) Memungkinkan satuan angka laporan keuangan terlihat secara

logis.

D. Perpajakan

1. Pengertian Pajak

Pengertian pajak berdasarkan UU KUP Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1

ayat 1 adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,

dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk

keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. (Primandita

Fitriadi, at al : 2018 : 6)
23

2. Ciri-ciri Pajak

Pajak memiliki ciri-ciri berdasarkan UU KUP Nomor 28 Tahun 2007

Pasal 1 ayat 1 adalah sebagai berikut: (Primandita Fitriadi, at al : 2018 : 8)

a. Pajak Merupakan Kontribusi Wajib Warga Negara

Artinya setiap orang memiliki kewajiban untuk membayar pajak.

Namun hal tersebut hanya berlaku untuk warga negara yang sudah

memenuhi syarat subjektif dan syarat objektif. Yaitu warga negara yang

memiliki Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) lebih dari Rp2.050.000 per

bulan. Jika Anda adalah karyawan/pegawai, baik karyawan swasta maupun

pegawai pemerintah, dengan total penghasilan lebih dari Rp2 juta, maka

wajib membayar pajak. Jika Anda adalah wirausaha, maka setiap

penghasilan akan dikenakan pajak sebesar 1% dari total penghasilan

kotor/bruto (berdasarkan PP 46 tahun 2013).

b. Pajak Bersifat Memaksa Untuk Setiap Warga Negara

Jika seseorang sudah memenuhi syarat subjektif dan syarat objektif,

maka wajib untuk membayar pajak. Dalam undang-undang pajak sudah

dijelaskan, jika seseorang dengan sengaja tidak membayar pajak yang

seharusnya dibayarkan, maka ada ancaman sanksi administratif maupun

hukuman secara pidana.

c. Warga Negara Tidak Mendapat Imbalan Langsung

Pajak berbeda dengan retribusi. Contoh retribusi: ketika mendapat

manfaat parkir, maka harus membayar sejumlah uang, yaitu retribusi parkir,

namun pajak tidak seperti itu. Pajak merupakan salah satu sarana
24

pemerataan pendapatan warga negara. Jadi ketika membayar pajak dalam

jumlah tertentu, Anda tidak langsung menerima manfaat pajak yang dibayar,

yang akan Anda dapatkan berupa perbaikan jalan raya di daerah Anda,

fasilitas kesehatan gratis bagi keluarga, beasiswa pendidikan bagi anak

Anda, dan lain-lainnya.

d. Berdasarkan Undang-undang

Artinya pajak diatur dalam undang-undang negara. Ada beberapa

undang-undang yang mengatur tentang mekanisme perhitungan,

pembayaran, dan pelaporan pajak.

3. Fungsi Pajak

Pajak memiliki beberapa fungsi, yaitu: (Primandita Fitriadi, at al :

2018 : 10).

a. Fungsi Anggaran (Fungsi Budgeter)

Pajak merupakan sumber pemasukan keuangan negara dengan cara

mengumpulkan dana atau uang dari wajib pajak ke kas negara untuk membiayai

pembangunan nasional atau pengeluaran negara lainnya. Sehingga fungsi pajak

merupakan sumber pendapatan negara yang memiliki tujuan menyeimbangkan

pengeluaran negara dengan pendapatan negara.

b. Fungsi Mengatur (Fungsi Regulasi)


25

Pajak merupakan alat untuk melaksanakan atau mengatur

kebijakan negara dalam lapangan sosial dan ekonomi. Fungsi mengatur

tersebut antara lain:

1) Pajak dapat digunakan untuk menghambat laju inflasi.

2) Pajak dapat digunakan sebagai alat untuk mendorong kegiatan ekspor,

seperti: pajak ekspor barang.

3) Pajak dapat memberikan proteksi atau perlindungan terhadap barang

produksi dari dalam negeri, contohnya: Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

4) Pajak dapat mengatur dan menarik investasi modal yang membantu

perekonomian agar semakin produktif.

5) Fungsi Pemerataan (Pajak Distribusi)

Pajak dapat digunakan untuk menyesuaikan dan menyeimbangkan

antara pembagian pendapatan dengan kebahagiaan dan kesejahteraan

masyarakat.

c. Fungsi Stabilisasi

Pajak dapat digunakan untuk menstabilkan kondisi dan keadaan

perekonomian, seperti: untuk mengatasi inflasi, pemerintah menetapkan

pajak yang tinggi, sehingga jumlah uang yang beredar dapat dikurangi.

Sedangkan untuk mengatasi kelesuan ekonomi atau deflasi, pemerintah

menurunkan pajak, sehingga jumlah uang yang beredar dapat ditambah dan

deflasi dapat di atasi.


26

4. Pajak Penghasilan (PPh)

Pajak penghasilan sesuai dengan pasal 1 Undang Undang pajak

Penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subyek pajak atas

penghasilan yang diterima dalam tahun pajak. Oleh karena itu Pajak Penghasilan

melekat pada subyeknya. Pajak Penghasilan termasuk salah satu jenis pajak

subjektif. Subyek pajak akan dikenai pajak apabila dia menerima atau

memperoleh penghasilan. Dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan, subyek

pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan disebut sebagai Wajib

Pajak. Demikian pula atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang

pribadi atau badan dari pengalihan hak atas tanah dan atau bangunan, terutang

Pajak Penghasilan dan dalam hal ini yang bersifat final.

a. Subjek Pajak

Berdasarkan UU No. 36 tahun 2008 pasal 2 membagi subjek pajak

adalah orang pribadi, warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan

menggantikan yang berhak, Badan, Bentuk usaha tetap. Bentuk usaha tetap

merupakan subjek pajak yang perlakuan perpajakannya dipersamakan

dengan subjek pajak badan.

Didalam UU No. 36 tahun 2008 pasal 2, Subjek pajak dibedakan

menjadi subjek pajak dalam negeri dan subjek pajak luar negeri.
27

Subjek pajak dalam negeri adalah:

1) Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang

berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari

dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, atau orang pribadi yang

dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk

bertempat tinggal di Indonesia.

2) Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia,

kecuali unit tertentu dari badan pemerintah yang memenuhi kriteria:

a) Pembentukannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

b) Pembiayaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

c) Penerimaannya dimasukkan dalam anggaran Pemerintah Pusat

atau Pemerintah Daerah.

d) Pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional

negara.

3) Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan

yang berhak.

b. Objek Pajak

Berdasarkan UU No. 36 tahun 2008 pasal 4, menjelaskan tentang

objek pajak sebagai berikut:


28

1) Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan

kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak,

baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang

dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan

Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa

pun, termasuk:

a) Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa

yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan,

honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau

imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain dalam

Undang-undang ini.

1. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan

penghargaan

2. Laba usaha

3. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta

termasuk:

4. Keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan,

persekutuan, dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau

penyertaan modal.

5. Keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang

saham, sekutu, atau anggota yang diperoleh perseroan,

persekutuan, dan badan lainnya.


29

6. Keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan,

pemekaran, pemecahan, pengambilalihan usaha, atau

reorganisasi dengan nama dan dalam bentuk apa pun

7. Keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan,

atau sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga

sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat dan badan

keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan,

koperasi, atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro

dan kecil, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan

Peraturan Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan

dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di

antara pihak-pihak yang bersangkutan.

8. Keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau

seluruh hak penambangan, tanda turut serta dalam

pembiayaan, atau permodalan dalam perusahaan

pertambangan.

9. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan

sebagai biaya dan pembayaran tambahan pengembalian pajak.

10. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena

jaminan pengembalian utang.

11. Dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk

dividen dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan

pembagian sisa hasil usaha koperasi.


30

12. Royalti atau imbalan atas penggunaan hak.

13. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan

harta.

14. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala.

15. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan

jumlah tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

16. Keuntungan selisih kurs mata uang asing.

17. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva.

18. Premi asuransi.

19. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari

anggotanya yang terdiri dari Wajib Pajak yang menjalankan

usaha atau pekerjaan bebas.

20. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang

belum dikenakan pajak.

21. Penghasilan dari usaha berbasis syariah.

22. Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang yang mengatur mengenai ketentuan umum dan tata

cara perpajakan

2) Penghasilan di bawah ini dapat dikenai pajak bersifat final:

a) Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga

obligasi dan surat utang negara, dan bunga simpanan yang

dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi.


31

b) Penghasilan berupa hadiah undian.

c) Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi

derivatif yang diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan

saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan

pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura.

d) Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau

bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan

tanah dan/atau bangunan.

e) Penghasilan tertentu lainnya, yang diatur dengan atau berdasarkan

Peraturan Pemerintah.

5. PPh PASAL 21 

a. Pengertian PPh 21

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-32/PJ/2015 adalah

pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan

pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apa pun sehubungan

dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang

pribadi subyek pajak dalam negeri.

Pajak penghasilan pasal 21 merupakan pajak yang terutang atas

penghasilan yang menjadi kewajiban wajib pajak untuk membayarnya.

Beberapa hal terkait PPh pasal 21 adalah sebagai berikut :

1) Pemotong PPh Pasal 21 merupakan setiap orang pribadi atau badan

yang diwajibkan oleh Undang-undang No. 17 Tahun 2000 untuk


32

memotong pajak penghasilan pasal 21. Para pemotong PPh pasal 21,

yaitu:

a) Pemberi kerja

b) Bendaharawan pemerintah

c) Dana pensiunan

d) Perusahaan dan penyelenggaraan kegiatan

2) Subjek pajak yang dipotong Pajak Penghasilan 21 menurut

Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-545/PJ/2000 adalah:

a) Pejabat Negara

b) Pegawai Negeri Sipil (PNS)

c) Pegawai

d) Pegawai lepas

e) Pegawai pensiun

f) Penerima honor

b. Dasar pengenaan pajak (DPP)

Apa itu Dasar Pengenaan Pajak? Dasar Pengenaan Pajak

(DPP) adalah dasar pengenaan pajak yang diperoleh dari

penghasilan kena pajak dari wajib pajak penerima penghasilan.

Apa saja DPP bagi para peserta wajib pajak PPh 21?.

Berikut Dasar Pengenaan Pajak berdasarkan Direktur

Jenderal Pajak PER-32/PJ/2015:

1) Penghasilan kena pajak yang berlaku bagi :

a) pegawai tetap
33

b) penerima pensiun berkala

c) Pegawai tidak tetap yang penghasilannya dibayar

secara bulanan atau jumlah kumulatif penghasilan yang

diterima dalam 1 bulan kalender telah melebihi Rp

3.000.000,-

d) Bukan pegawai yang menerima imbalan bersifat

berkesinambungan

2) Dasar Pengenaan Pajak (DPP) untuk jumlah penghasilan

yang melebihi Rp300.000,- sehari, yang berlaku

bagi pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas yang

menerima upah harian, upah mingguan, upah satuan atau

upah borongan, sepanjang penghasilan kumulatif yang

diterima dalam 1 bulan kalender telah melebihi

Rp3.000.000,-.

3) Dasar Pengenaan Pajak (DPP) 50% dari jumlah penghasilan

bruto yang berlaku bagi bukan pegawai sebagaimana

dimaksud dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-

32/PJ/2015 Pasal 3 huruf c yang menerima imbalan yang

tidak bersifat berkesinambungan.

4) Dasar Pengenaan Pajak (DPP) untuk jumlah penghasilan

bruto yang berlaku bagi penerima penghasilan selain

penerima penghasilan di atas.


34

5) Dasar Pengenaan Pajak (DPP) dan Pemotongan PPh Pasal 26

adalah jumlah penghasilan bruto.

Dasar Pengenaan Pajak (DPP) bagi para peserta wajib

pajak PPh ini akan dibahas Tarif PPh 21 dimana yang penting

untuk dicermati agar tidak membingungkan wajib pajak untuk

membayar pajak.

c. Fungsi Pajak bagi Negara dan Masyarakat

Pajak memiliki peranan yang signifikan dalam kehidupan

bernegara, khususnya pembangunan. Pajak merupakan sumber

pendapatan negara dalam membiayai seluruh pengeluaran yang

dibutuhkan, termasuk pengeluaran untuk pembangunan. Sehingga

pajak mempunyai beberapa fungsi, antara lain:

1) Fungsi Anggaran (Fungsi Budgeter)

Pajak merupakan sumber pemasukan keuangan negara

dengan cara mengumpulkan dana atau uang dari wajib pajak

ke kas negara untuk membiayai pembangunan nasional atau

pengeluaran negara lainnya. Sehingga fungsi pajak

merupakan sumber pendapatan negara yang memiliki tujuan

menyeimbangkan pengeluaran negara dengan pendapatan

negara.

2) Fungsi Mengatur (Fungsi Regulasi)


35

Pajak merupakan alat untuk melaksanakan atau

mengatur kebijakan negara dalam lapangan sosial dan

ekonomi. Fungsi mengatur tersebut antara lain:

a) Pajak dapat digunakan untuk menghambat laju inflasi.

b) Pajak dapat digunakan sebagai alat untuk mendorong

kegiatan ekspor, seperti: pajak ekspor barang.

c) Pajak dapat memberikan proteksi atau perlindungan

terhadap barang produksi dari dalam negeri,

contohnya: Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

d) Pajak dapat mengatur dan menarik investasi modal yang

membantu perekonomian agar semakin produktif.

3) Fungsi Pemerataan (Pajak Distribusi)

Pajak dapat digunakan untuk menyesuaikan dan

menyeimbangkan antara pembagian pendapatan dengan

kebahagiaan dan kesejahteraan masyarakat.

4) Fungsi Stabilisasi

Pajak dapat digunakan untuk menstabilkan kondisi

dan keadaan perekonomian, seperti: untuk mengatasi

inflasi, pemerintah menetapkan pajak yang tinggi,

sehingga jumlah uang yang beredar dapat dikurangi.

Sedangkan untuk mengatasi kelesuan ekonomi atau deflasi,

pemerintah menurunkan pajak, sehingga jumlah uang yang

beredar dapat ditambah dan deflasi dapat di atasi.


36

Keempat fungsi pajak di atas merupakan fungsi dari

pajak yang umum dijumpai di berbagai negara. Untuk

Indonesia saat ini pemerintah lebih menitik beratkan

kepada 2 fungsi pajak yang pertama. Lembaga Pemerintah

yang mengelola perpajakan negara di Indonesia adalah

Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang berada di bawah

Kementerian Keuangan Republik Indonesia.

Tanggung jawab atas kewajiban membayar pajak berada

pada anggota masyarakat sendiri untuk memenuhi kewajiban

tersebut, sesuai dengan sistem self assessment yang

dianut dalam Sistem Perpajakan Indonesia. Direktorat

Jenderal Pajak, sesuai fungsinya berkewajiban melakukan

pembinaan, penyuluhan, pelayanan, serta pengawasan kepada

masyarakat. Dalam melaksanakan fungsinya tersebut,

Direktorat Jenderal Pajak berusaha sebaik mungkin

memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai visi dan

misi Direktorat Jenderal Pajak.

d. Tarif PPh 21

Setelah memahami bagaimana Dasar Pengenaan Pajak (DPP)

yang dijelaskan di atas, maka mengetahui berapa pajak PPh 21

yang harus dibayarkan oleh peserta wajib pajak adalah hal

yang penting. Peserta wajib pajak yang dimaksudkan di sini


37

adalah para peserta wajib pajak yang memiliki Nomor Pokok

Wajib Pajak (NPWP). Tarif PPh 21 dipotong dari jumlah

Penghasilan Kena Pajak yang dibulatkan ke bawah ke ribuan

penuh. Berikut akan ditampilkan penghasilan dan persentase

tarif pajak PPh 21 berdasarkan Pasal 17 ayat (1) huruf a

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-32/PJ/2015:

1) Wajib Pajak dengan penghasilan tahunan sampai

dengan Rp50.000.000,- adalah 5%

2) Wajib Pajak dengan penghasilan tahunan di

atas Rp50.000.000,- sampai

dengan Rp250.000.000,- adalah 15%

3) Wajib Pajak dengan penghasilan tahunan di

atas Rp250.000.000,- sampai

dengan Rp500.000.000,- adalah 25%

4) Wajib Pajak dengan penghasilan tahunan di

atas Rp500.000.000,- adalah 30%

5) Untuk Wajib Pajak yang tidak memiliki NPWP, dikenai

tarif 20% lebih tinggi dari mereka yang memiliki NPWP.

Namun peraturan tarif PPh 21 bagi penerima penghasilan

yang tidak memiliki NPWP diatur dalam persentase tarif pajak

PPh 21 berdasarkan Pasal 20 ayat 1 sampai 4 Peraturan

Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-32/PJ/2015:


38

1) Bagi penerima penghasilan yang tidak memiliki NPWP,

dikenakan pemotongan PPh Pasal 21 dengan tarif lebih

tinggi 20% daripada tarif yang diterapkan terhadap

wajib pajak yang memiliki NPWP.

2) Jumlah PPh Pasal 21 yang harus dipotong sebagaimana

yang dimaksud pada ayat (1) adalah sebesar 120% dari

jumlah PPh Pasal 21 yang seharusnya dipotong dalam hal

yang bersangkutan memiliki NPWP.

3) Pemotongan PPh Pasal 21 sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) hanya berlaku untuk pemotongan PPh Pasal 21 yang

bersifat tidak final.

4) Dalam hal pegawai tetap atau penerima pensiun berkala

sebagai penerima penghasilan yang telah dipotong PPh

Pasal 21 dengan tarif yang lebih tinggi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) mendaftarkan diri untuk

memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dalam tahun

kalender yang bersangkutan paling lama sebelum

pemotongan PPh Pasal 21 untuk Masa Pajak Desember, PPh

Pasal 21 yang telah dipotong atas selisih pengenaan

tarif sebesar 20% (dua puluh persen) lebih tinggi

tersebut diperhitungkan dengan PPh Pasal 21 yang


39

terutang untuk bulan-bulan selanjutnya setelah memiliki

NPWP.

e. Tarif Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

Adapun tarif PTKP dengan perhitungan PPh 21 dalam satu

tahun berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan  Nomor.

122/PMK010/2015 dan Peraturan Direktur Jenderal Pajak

Nomor PER-32/PJ/2015 yakni sebagai berikut:

1) Rp36.000.000,- untuk diri Wajib Pajak orang

pribadi dan istri yang penghasilannya

digabung dengan penghasilan suami.

2) Rp3.000.000,- tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin;

3) Rp3.000.000,- tambahan untuk setiap anggota keluarga

sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan

lurus serta anak angkat yang menjadi tanggungan

sepenuhnya, paling banyak 3 orang untuk setiap

keluarga.

Peraturan di atas merupakan peraturan yang baru,

walaupun peraturan itu baru dikeluarkan tanggal 29 Juni

2015, namun pemberlakukan peraturan tersebut dimulai sejak

tahun pajak 2015, sehingga konsekuensi yang ditimbulkan

sebagai berikut:
40

1) Perhitungan PPh Pasal 21 terutang untuk Masa

Pajak Juli s.d Desember 2015 dihitung dengan

menggunakan PTKP terbaru.

2) PPh Pasal 21 untuk Masa Pajak Januari s.d Juni

2015 yang telah dihitung, disetor dan dilaporkan

dengan menggunakan PTKP lama dilakukan pembetulan

dengan menggunakan PTKP terbaru.

Kelebihan setor akibat pembetulan perhitungan PPh Pasal

21 Masa Pajak Januari s.d Juni 2015 dikompensasikan

terhadap PPh Pasal 21 Masa Pajak Juli s.d Desember 2015.

Sementara itu, perhitungan tarif PTKP pegawai seperti

yang diatur dalam Peraturan DJP PER-32/PJ/2015 adalah sebagai

berikut:

1) Tarif PTKP ditentukan berdasarkan keadaan pada awal

tahun kalender.

2) Kecuali, untuk pegawai yang baru datang dan menetap di

Indonesia dalam bagian tahun kalender, ditentukan

berdasarkan keadaan pada awal bulan dari bagian tahun

kalender yang bersangkutan.

Lalu berapakah tarif baru PTKP dengan perhitungan pajak

PPh 21 yang terbaru? Berikut tarif baru PTKP berdasarkan

Pasal 10 ayat (2) huruf c:

1) Rp3.000.000,- untuk diri wajib pajak orang pribadi;


41

2) Rp250.000,- tambahan untuk wajib pajak yang kawin, dan;

3) Rp250.000,- tambahan untuk setiap anggota keluarga

sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus

atau anak angkat,

Selain itu, bagi karyawan dan karyawati menurut

peraturan PTKP yang terbaru yang diatur dalam peraturan DJP

PER-32/PJ/2015, maka berlaku ketentuan sebagai berikut:

1) Bagi karyawati kawin, tarif PTKP terbaru adalah sebesar

PTKP untuk dirinya sendiri.

2) Bagi karyawati tidak kawin, tarif PTKP terbaru adalah

sebesar PTKP untuk dirinya sendiri ditambah PTKP untuk

keluarga yang menjadi tanggungan sepenuhnya.

3) Bagi karyawati kawin yang suaminya tidak menerima atau

memperoleh penghasilan dan menunjukan keterangan tertulis

dari pemerintah daerah (kecamatan), maka tarif PTKP

terbaru.

Adapun ketentuan PTKP bagi PTKP Tidak Tetap atau

Tenaga kerja lepas yang tidak dibayar secara bulanan atau pun

penghasilan kumulatif selama satu bulan tidak melebih

Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah), sesuai dengan pemberlakuan

peraturan PTKP yang baru peraturan DJP PER-32/PJ/2015, maka

ketentuannya sebagai berikut:


42

1) Tidak dilakukan pemotongan PPh Pasal 21, jika penghasilan

sehari belum melebihi Rp300.000,-

2) Dilakukan pemotongan PPh Pasal 21, jika

penghasilan sehari sebesar atau melebihi

Rp300.000,- tersebut merupakan jumlah yang dapat

dikurangkan dari penghasilan bruto;

3) Bila pegawai tidak tetap memperoleh

penghasilan kumulatif dalam 1 (satu) bulan kalender

melebihi Rp 3.000.000,-maka jumlah tersebut dapat

dikurangkan dari penghasilan bruto;

4) Rata-rata penghasilan sehari adalah rata-rata upah

mingguan, upah satuan, atau upah borongan untuk setiap

hari kerja yang digunakan.

5) PTKP sebenarnya adalah sebesar PTKP untuk jumlah hari

kerja yang sebenarnya.

6) PTKP sehari sebagai dasar untuk menetapkan PTKP yang

sebenarnya adalah sebesar PTKP per tahun Rp 36.000.000,-

dibagi 360 hari.

7) Bila pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas tersebut

mengikuti program jaminan atau tunjangan hari tua, maka

iuran yang dibayar sendiri dapat dikurangkan dari

penghasilan bruto.
43

Selanjutnya, adapun peraturan bagi pegawai harian

maupun tidak tetap lainnya yang diatur dalam Peraturan

Menteri Keuangan RI Nomor. 152/ PMK.010/2015 tentang,

penetapan Bagian Penghasilan Sehubungan dengan Pekerjaan dari

Pegawai Harian dan Mingguan serta Pegawai Tidak Tetap Lainnya

yang Tidak Dikenakan Pemotongan Pajak Penghasilan, maka

ketentuannya adalah sebagai berikut:

1) Penghasilan yang kurang dari Rp300.000,- per hari tidak

dikenakan pemotongan pajak penghasilan.

2) Ketentuan penghasilan tidak kena pajak itu tidak

berlaku dalam hal:

a. Penghasilan bruto dimaksud jumlahnya melebihi

Rp3.000.000,- sebulan.

b. Penghasilan dimaksud dibayar secara bulanan

Ketentuan pada pasal 1 dan 2 tersebut tidak berlaku atas:

1) Penghasilan berupa honorium

2) Komisi yang di bayarkan kepada penjaja barang dan petugas

dinas luar akuntansi

f. PPh 21 Bukan pegawai

Berdasarkan Peraturan DJP PER-32/PJ/2015, yang

dimaksud bukan pegawai adalah orang pribadi selain pegawai

tetap dan pegawai tidak tetap/tenaga kerja lepas yang


44

memperoleh penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apapun

dari Pemotong PPh Pasal 21 sebagai imbalan jasa yang

dilakukan berdasarkan perintah atau permintaan dari pemberi

penghasilan. Lalu bagaimanakah peraturan mengenai PPh 21

untuk bukan pegawai? Berikut adalah pertaturan PPh 21 bagi

bukan pegawai:

1) Penghasilan kena pajak atau perhitungan PPh 21 bukan

pegawai adalah sebesar 50% dari jumlah penghasilan bruto

dikurangi PTKP per bulan.

2) Bila bukan pegawai tersebut memberikan jasa kepada

pemotong PPh Pasal 21, maka:

a). Bila pemotong PPh Pasal 21 mempekerjakan orang lain

sebagai pegawainya, maka besarnya jumlah penghasilan

bruto adalah sebesar jumlah pembayaran setelah

dikurangi dengan bagian gaji atau upah dari pegawai

yang dipekerjakan tersebut, kecuali apabila dalam

kontrak/perjanjian tidak dapat dipisahkan dengan

bagian gaji atau upah pegawai tersebut maka besar

penghasilan bruto adalah sebesar jumlah.

b). Bila ia hanya melakukan penyerahan material atau

barang, maka besarnya jumlah penghasilan bruto hanya

atas pemberian jasanya saja, kecuali apabila dalam


45

kontrak/perjanjian tidak dapat dipisahkan antara

pemberian jasa dengan material atau barang maka

besarnya penghasilan bruto tersebut termasuk

pemberian jasa dan material atau barang.

Berikut adalah ketentuan tarif pajak PPh 21 yang

diperuntukkan bagi bukan pegawai sesuai dengan peraturan

DJP PER-32/PJ/2015:

1) Tarif PPh 21 Bukan Pegawai berdasarkan Pasal 17 ayat

(1) huruf a Undang-Undang Pajak Penghasilan diterapkan

atas jumlah kumulatif dari:

a). Penghasilan Kena Pajak (PKP) sebesar 50% (lima puluh

persen) dari jumlah penghasilan bruto dikurangi PTKP

per bulan, yang diterima atau diperoleh bukan pegawai

yang memenuhi ketentuan pengurangan PPh 21 di atas.

b). 50% dari jumlah penghasilan bruto untuk setiap

pembayaran imbalan kepada bukan pegawai yang bersifat

kesinambungan yang tidak memenuhi ketentuan

pengurangan PPh 21 di atas.

c). Jumlah penghasilan bruto berupa honorarium atau

imbalan yang bersifat tidak teratur yang diterima

atau diperoleh anggota dewan komisaris atau dewan

pengawas, yang tidak merangkap sebagai pegawai tetap

pada perusahaan yang sama.


46

d). Jumlah penghasilan bruto berupa jasa produksi,

tantiem, gratifikasi, bonus atau imbalan lain yang

bersifat tidak teratur yang diterima atau diperoleh

mantan pegawai.

e). Jumlah penghasilan bruto berupa penarikan dana

pensiun oleh peserta program pensiun yang masih

berstatus sebagai pegawai, dari dana pensiun yang

pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan.

2) Tarif PPh 21 bukan pegawai berdasarkan Pasal 17 ayat (1)

huruf a Undang-Undang Pajak Penghasilan diterapkan atas:

a). 50% (lima puluh persen) dari jumlah penghasilan bruto

untuk setiap pembayaran imbalan kepada bukan pegawai

yang tidak bersifat.

b). Jumlah penghasilan bruto untuk setiap kali pembayaran

yang bersifat utuh dan tidak dipecah, yang diterima

oleh peserta kegiatan.

Selain adanya peraturan pajak PPh 21 bagi bukan

pegawai, ada pula aturan untuk pengurangan pajak PPh 21

bagi bukan pegawai sesaui dengan peraturan DJP PER-

32/PJ/2015. Ketentuan pengurangan pajak PPh 21 bagi bukan

pegawai adalah sebagai berikut:

3) Bukan pegawai dapat memperoleh pengurangan berupa PTKP

sepanjang yang bersangkutan telah mempunyai Nomor Pokok


47

Wajib Pajak (NPWP) dan hanya memperoleh penghasilan dari

hubungan kerja dengan satu pemotong PPh pasal 21 dan/atau

PPh Pasal 26 serta memperoleh penghasilan lainnya.

4) Untung dapat memperoleh pengurangan berupa PTKP tersebut,

penerima penghasilan bukan pegawai harus menyerahkan

fotokopi kartu Nomor Pokok Wajib Pajak, dan bagi wanita

kawin harus menyerahkan fotokopi kartu Nomor Pokok Wajib

Pajak suami serta fotokopi surat nikah dan kartu

keluarga.

g. PPh 21 Pegawai Tidak Tetap atau Tenaga Kerja Lepas 

Didalam peraturan DJP PER-32/PJ/2015telah dijelaskan

peraturan PPh 21 bagi bukan pegawai, kali ini akan dibahas

mengenai peraturan PPh 21 bagi pegawai tidak tetap atau

tenaga kerja lepas.

Pegawai Tidak Tetap atau Tenaga Kerja Lepas adalah

pegawai yang hanya menerima penghasilan apabila pegawai yang

bersangkutan bekerja, berdasarkan jumlah hari bekerja,

jumlah unit hasil pekerjaan yang dihasilkan, atau

penyelesaian suatu jenis pekerjaan yang diminta oleh pemberi

kerja. Di atas telah dijelaskan peraturan PTKP dengan


48

perhitungan pajak PPh 21 bagi pegawai tidak tetap atau

tenaga kerja lepas.

Peraturan Penghasilan Kena Pajak (PKP) dengan

perhitungan pajak PPh 21 bagi pegawai tidak tetap atau

tenaga kerja lepas, secara garis besar pegawai tidak tetap

atau tenaga kerja lepas yang penghasilannya kurang dari

Rp300.000,- tidak akan dilakukan pemotongan penghasilan

sesuai dengan peraturan DJP PER-32/PJ/2015. Secara lebih

rinci ketentuannya adalah sebagai berikut:

1) Tarif PPh 21 pegawai tidak tetap / tenaga kerja lepas

atas penghasilan berupa upah harian, upah mingguan, upah

satuan, upah borongan, dan uang saku harian, sepanjang

penghasilan tidak dibayarkan secara bulanan, tarif

lapisan pertama Pasal 17 ayat (1) huruf a Undang-Undang

Pajak Penghasilan diterapkan atas:

a). Jumlah penghasilan bruto sehari yang melebihi Rp

300.000,- atau

b). Jumlah penghasilan bruto dikurangi PTKP yang

sebenarnya, dalam hal jumlah penghasilan kumulatif

dalam 1 bulan kalender telah melebihi

Rp3.000.000,-.
49

2) Perhitungan PPh 21 pegawai tidak tetap / tenaga kerja

lepas dengan jumlah penghasilan kumulatif dalam satu

bulan kalender telah melebihi Rp8.200.000,-PPh Pasal 21

dihitung dengan menerapkan Pasal 17 ayat 1.

6. PPh Pasal 22

PPh Pasal 22 merupakan pembayaran pajak penghasilan dalam

tahun berjalan yang dipungut oleh bendaharawan pemerintah baik

pusat maupun daerah, instansi atau lembagan pemerintah dan

lembaga-lembaga Negara lainnya sehubungannya dengan pembayaran

atas penyerahan barang, dan kegiatan dibidang impor atau

kegiatan usaha dibidang lain.(Mardiasmo: 2009: 56)

a. Pemungut PPh Pasal 22

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor

224/PMK.011/2012 tentang perubahan atas Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 154/PMK.03/2010 tentang Pemungutan Pajak

Penghasilan Pasal 22 Sehubungan dengan Pembayaran atas

Penyerahan Barang dan Kegiatan di Bidang Impor atau Kegiatan Usaha

di Bidang Lain, Pemungut PPh Pasal 22 adalah:

1) Bank Devisa dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, atas impor barang;

2) bendahara pemerintah dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) sebagai

pemungut pajak pada Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Instansi


50

atau lembaga Pemerintah dan lembaga-lembaga negara lainnya,

berkenaan dengan pembayaran atas pembelian barang;

3) bendahara pengeluaran berkenaan dengan pembayaran atas pembelian

barang yang dilakukan dengan mekanisme uang persediaan (UP);

4) Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atau pejabat penerbit Surat Perintah

Membayar yang diberi delegasi oleh Kuasa Pengguna Anggaran

(KPA), berkenaan dengan pembayaran atas pembelian barang kepada

pihak ketiga yang dilakukan dengan mekanisme pembayaran langsung

(LS);

5) Badan Usaha Milik Negara yaitu badan usaha yang seluruh atau

sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan

secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan,

yang meliputi:

a) PT Pertamina (Persero), PT Perusahaan Listrik Negara (Persero),

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk., PT Telekomunikasi

Indonesia (Persero) Tbk., PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.,

PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk., PT Wijaya Karya

(Persero) Tbk., PT Adhi Karya (Persero) Tbk., PT Hutama

Karya (Persero), PT Krakatau Steel (Persero); dan

b) Bank-bank Badan Usaha Milik Negara,


51

c) berkenaan dengan pembayaran atas pembelian barang dan/atau

bahan-bahan untuk keperluan kegiatan usahanya.

6) Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri semen,

industri kertas, industri baja, industri otomotif, dan industri farmasi,

atas penjualan hasil produksinya kepada distributor di dalam

negeri;

7) Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM), Agen Pemegang Merek

(APM), dan importir umum kendaraan bermotor, atas penjualan

kendaraan bermotor di dalam negeri;

8) Produsen atau importir bahan bakar minyak, bahan bakar gas, dan

pelumas, atas penjualan bahan bakar minyak, bahan bakar gas, dan

pelumas;

9) Industri dan eksportir yang bergerak dalam sektor kehutanan,

perkebunan, pertanian, peternakan, dan perikanan, atas pembelian

bahan-bahan dari pedagang pengumpul untuk keperluan industrinya

atau ekspornya.

Wajib pajak badan atau perusahaan swasta yang wajib

memungut PPh Pasal 22 saat penjualan Berdasarkan PMK

No.224/PMK.011/2012, adalah:

1) Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri semen,

industri kertas, industri baja, industri otomotif, dan industri farmasi,


52

atas penjualan hasil produksinya kepada distributor di dalam

negeri.

2) Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM), Agen Pemegang Merek

(APM), dan importir umum kendaraan bermotor, atas penjualan

kendaraan bermotor di dalam negeri.

3) Produsen atau importir bahan bakar minyak, bahan bakar gas, dan

pelumas, atas penjualan bahan bakar minyak, bahan bakar gas, dan

pelumas.

4) Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri baja yang

merupakan industri hulu, termasuk industri hulu yang terintegrasi

dengan industri antara dan industri hilir.

5) Pedagang pengumpul berupa badan atau orang pribadi yang

kegiatan usahanya:

a) Mengumpulkan hasil kehutanan, perkebunan, pertanian,

peternakan, dan perikanan.

b) Menjual hasil tersebut kepada badan usaha industri dan

eksportir yang bergerak dalam sektor kehutanan, perkebunan,

pertanian, peternakan, dan perikanan.

6) Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No.  90/PMK.03/2015,

pemerintah menambahkan pemungut PPh Pasal 22 dengan wajib


53

pajak badan yang melakukan penjualan barang yang tergolong

sangat mewah.

b. Objek PPh Pasal 22

Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No.

90/PMK.03/2016, lihat lampiran berikut ini mengenai objek

PPh Pasal 22 berupa impor barang-barang mewah tertentu. 

Tarif PPh Pasal 22:

1) Atas impor:

a) Yang menggunakan Angka Pengenal Importir (API) =

2,5% x nilai impor.

b) non-API = 7,5% x nilai impor;yang tidak dikuasai =

7,5% x harga jual lelang.

2) Atas pembelian barang yang dilakukan oleh DJPB,

Bendahara Pemerintah, BUMN/BUMD = 1,5% x harga

pembelian (tidak termasuk PPN dan tidak final).

3) Atas penjualan hasil produksi ditetapkan berdasarkan

Keputusan Direktur Jenderal Pajak, yaitu:

a) Kertas = 0.1% x DPP PPN (Tidak Final)

b) Semen = 0.25% x DPP PPN (Tidak Final)

c) Baja = 0.3% x DPP PPN (Tidak Final)

d) Otomotif = 0.45% x DPP PPN (Tidak Final)


54

4) Atas penjualan hasil produksi atau penyerahan barang

oleh produsen atau importir bahan bakar minyak,gas, dan

pelumas adalah sebagai berikut:

Pungutan PPh Pasal 22 kepada penyalur/agen,

bersifat final. Selain penyalur/agen bersifat tidak final

5) Atas pembelian bahan-bahan untuk keperluan

industri atau ekspor dari pedagang pengumpul ditetapkan

= 0,25 % x harga pembelian (tidak termasuk PPN)

6) Atas impor kedelai, gandum, dan tepung terigu oleh

importir yang menggunakan API = 0,5% x nilai impor.

7) Atas penjualan:

a) Pesawat udara pribadi dengan harga jual lebih dari Rp

20.000.000.000.

b) Kapal pesiar dan sejenisnya dengan harga jual lebih

dari Rp 10.000.000.000.

c) Rumah beserta tanahnya dengan harga jual atau harga

pengalihannya lebih dari Rp 10.000.000.000,- dan luas

bangunan lebih dari 500 m2.

d) Apartemen, kondominium,dan sejenisnya dengan harga

jual atau pengalihannya lebih dari Rp

10.000.000.000,- dan/atau luas bangunan lebih dari

400 m2.
55

e) Kendaraan bermotor roda empat pengangkutan orang

kurang dari 10 orang berupa sedan, jeep, sport

utility vehicle(suv), multi purpose vehicle (mpv),

minibus dan sejenisnya dengan harga jual lebih dari

Rp 5.000.000.000,- (lima miliar rupiah) dan dengan

kapasitas silinder lebih dari 3.000 cc. Sebesar 5%

dari harga jual tidak termasuk PPN dan PPnBM.

8) Untuk yang tidak memiliki NPWP dipotong 100% lebih

tinggi dari tarif PPh Pasal 22.

c. Pengecualian Pemungutan PPh Pasal 22

Berdasarkan PMK No.90/PMK.03/2016, Berikut ini adalah

daftar pengecualian terhadap pemungutan PPh Pasal 22:

1) Impor barang-barang dan/atau penyerahan barang

yang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan

tidak terutang PPh. Pengecualian tersebut, harus

dinyatakan dengan Surat Keterangan Bebas PPh Pasal 22

yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak.

2) Impor barang-barang yang dibebaskan dari bea masuk:

a). Yang dilakukan ke dalam Kawasan Berikat (kawasan

tanpa bea masuk hingga barang tersebut dikeluarkan

untuk impor, ekspor atau re-impor) dan Entrepot

Produksi Untuk Tujuan Ekspor (EPTE), yaitu tempat


56

penimbunan barang dagangan karena pengimpornya tidak

membayar bea masuk sebagaimana mestinya.

b). Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan Pasal 7 PP

Nomor 6 Tahun 1969 tentang Pembebanan atas Impor

sebagaimana diubah dan ditambah terakhir dengan PP

Nomor 26 tahun 1988 Jo. Peraturan Pemerintah Nomor

2 tahun 1973.

c). Berupa kiriman hadiah.

d). Untuk tujuan keilmuan.

3) Pembayaran atas penyerahan barang yang dibebankan

kepada belanja negara/daerah yang meliputi jumlah

kurang dari Rp 2.000.000,- (bukan merupakan jumlah yang

dipecah-pecah).

d. Pembayaran PPh Pasal 22

Berdasarkan peraturan No.154/PMK.03/2010, bahwa PPh Pasal 22

adalah cicilan PPh pada tahun berjalan. Maksudnya, pada akhir tahun,

cicilan ini akan diperhitungkan menjadi kredit pajak PPh badan atau PPh

orang pribadi.PPh Pasal 22 yang berbentuk SSE, artinya PPh Pasal 22

tersebut dibayar langsung ke bank persepsi oleh wajib pajak yang

bersangkutan pada saat transaksi. Transaksi yang wajib dibayar langsung

adalah transaksi yang berkaitan dengan impor dan bendahara.

e. Kewajiban Membuat Bukti Pungut


57

Didalam peraturan No.154/PMK.03/2010, pemungut PPh Pasal

22 selain wajib membuat bukti pungut juga wajib menyetor

PPh yang dipungut dengan kode pajak 411122-900 ke bank

persepsi, kemudian melaporkannya dalam SPT Masa PPh Pasal

22,sedangkan pihak yang dipungut mendapat bukti pungut dan

dapat dikreditkan pada akhir tahun di SPT Tahunan. 

Penjualan bahan bakar minyak dan gas ke agen atau

penyalur dikenakan atas PPh bersifat final. Artinya, wajib

pajak yang hanya memiliki usaha tersebut, maka hanya wajib

lapor SPT Tahunan yang dilampiri bukti potong.

f. Kesimpulan

1) PPh Pasal 22 adalah pajak yang dikenakan pada

bendahara atau badan-badan tertentu, baik milik

pemerintah maupun swasta yang melakukan kegiatan

perdagangan ekspor, impor dan re-impor. Sekarang dengan

adanya Peraturan Menteri Keuangan No. 90/PMK.03/2015,

pemerintah melebarkan badan-badan yang berhak memungut

PPh Pasal 22 yaitu menjadi wajib pajak badan yang

melakukan penjualan barang yang tergolong sangat

mewah. 
58

2) PPh Pasal 22 dikenakan terhadap perdagangan barang yang

dianggap ‘menguntungkan’, karena itu PPh Pasal 22

dapat dikenakan baik saat penjualan maupun pembelian. 

3) Tarif PPh Pasal 22 bervariasi tergantung dari objek

pajaknya, yaitu berkisar antara 0,25%-1,5%.

BAB III

PELAKSANAAN PRATIKUM

A. Prosedur Kegiatan Pratikum

Prosedur kegiatan pratikum merupakan kegiatan wajib yang

dilakukan oleh penulis selama melakukan pratikum di kampus UNRI

Gobah. Adapun peraturannya adalah sebagai berikut:

1. Tempat

Selama melaksanakan kegiatan pratikum penyusunan laporan

keuangan di tempatkan diruangan K7 Gedung Kkampus UNRI Gobah jl.

Patimura- pekanbaru.

2. Kegiatan

Selama penulis melaksanakan kegiatan pratikum penyusunan

laporan keuangan, banyak kegiatan yang telah dilaksanakan

dikelas pratikum.
59

Diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Mengerjakan soal kasus perusahaan jasa (sebanyak 1 kasus)

b. Mengerjakan soal kasus perusahaan dagang (sebanyak 1 kasus)

3. Pakaian

Aturan yang harus di ikuti berikutnya adalah memakai

seragam yakni memakai baju putih dan celana hitam dan tidak di

benarkan bagi mahasiswa yang memakai pakaian bebas untuk masuk

ke dalam ruangan lab. Penyusun laporan keuangan. Aturan ini

dibuat guna bagi dosen pengajar untuk memantau mahasiswa yang

bermain-main diluar keluas saat jam pratikum berlangsung.

4. Aturan lainnya

Pada saat kegiatan pratikum ini berlangsung, mahasiswa

wajib datang kekampus dari jam 08.00-10.00 WIB. Absen akan di

lakukan 1 kali sehari. Perkuliahan ini atau kegiatan ini

dilaksanakan 4 hari dalam seminggu, setiap hari senin

sampaikamis.

B. Kegiatan Selama Pratikum

Selama melaksanakan pratikum penyusunan laporan keuangan di

DIII Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Riau, mahasiswa

mengerjakan kasus yang telah diberikan oleh dosen pengaju yang

teridiri dari kasus Akuntansi perusahaan jasa dan perusahaan

dagangnya.
60

Penulis mulai mengerjakan kasus pertama yang telah diberikan

oleh dosen pengajar pada tanggal 11 februari 2020 yaitu kasus

perusahaan dagangyang bernama “PT. PUTRA KARYA MANDIRI”.

1. Informasi Perusahaan

PT. KARYA PUTRA MANDIRI adalah sebuah perusahaan yang

bergerak di bidang pembelian dan penjualan komputer khususnya

komputer laptop dari merek-merek ternama (branded) antara lain :

Toshiba, Sony, Acer, Hp, dan Dell. Perusahaan membeli barang

dari agen tunggal yang ada di Indonesia dan dijual kepada

distributor yang ada di JABODETABEK. Perusahaan di dirikan di

Jakarta pada tanggal 12 Agustus 2010, berikut adalah informasi

lengkap mengenai perusahaan :

Nama Perusahaan : PT KARYA PUTRA MANDIRI

Alamat : Jl. Jayakarta Raya No. 08 Jakarta Pusat

No. Telepon : (021) 319-04232

No. Fax : (021) 319-6281

NPWP : 01.145.231.8-014.000

Akte Pendirian : Nomor. 27/XIII/2006

Akta Notaris dari Handayani Pratiwi S.H,.M.H.

(Berkedudukan di Jl. Pusaran Utama Jakarta Pusat)

2. Daftar Akun
61

Dibawah ini merupakan daftar akun yang berisi kode dan nama akun

untuk transaksi-transaksi yang terjadi.

PT. KARYA PUTRA MANDIRI


DAFTAR AKUN

Akun Nama Akun Saldo Normal


1111 Kas di Bank D
1112 Kas Kecil D
1121 Investasi Lancar - Saham D
1122 Investasi Lancar - Obligasi D
1123 Investasi Lancar - Sertifikat Bank D
1131 Piutang Usaha D
1132 Cadangan Kerugian Piutang K
1133 Piutang Karyawan D
1139 Piutang Lancar Lainnya D
1141 Persediaan Barang Dagangan D
1142 Perlengkapan Kantor D
1151 PPN Masukan (PPN M) D
1152 Persekot PPh Badan D
1153 Persekot Asuransi D
1154 Persekot Sewa D
1201 Investasi–Saham D
1202 Investasi–Obligasi D
1311 Tanah D
1312 Bangunan D
1313 Kendaraan D
1314 Peralatan Kantor D
1322 Akm. Penyusutan Bangunan K
1323 Akm. Penyusutan Kendaraan K
1324 Akm. Penyusutan Peralatan Kantor K
1401 Beban yang Ditangguhkan D
2101 Utang Usaha K
2102 Utang Gaji dan Upah K
2103 PPN Keluaran (PPN K) K
2104 Utang PPh Badan K
2105 Utang PPh 21 K
2106 Utang Deviden K
2199 Utang Jangka Pendek Lain-Lain K
2201 Utang Bank K
2202 Utang Obligasi K
2203 Utang Hipotik K
3001 Modal Saham K
62

Akun Nama Akun Saldo Normal


3002 Laba Ditahan K
3303 Deviden D
3004 Modal Donasi K
3009 Ikhtisar Laba/Rugi K
4101 Penjualan Barang Dagang K
4102 Retur Penjualan D
4103 Potongan Penjualan D
4201 Pendapatan Bunga K
4202 Pendapatan Deviden K
4203 Laba Penjualan Sekuritas K
4204 Laba Penjualan Aset Tetap K
4209 Pendapatan Lain-Lain K
5101 Beban Pokok Penjualan D
5102 Pot. Pembelian / Kontra HPP K
5211 Beban Iklan dan Promosi D
5212 Beban Gaji dan Upah Pemasaran D
5213 Beban Kerugian Piutang D
5214 Beban Penyusutan Kendaraan D
5215 Beban Angkutan Penjualan D
5216 Beban Bahan Bakar D
5217 Beban Tiket Tol D
5249 Beban Pemasaran Lain-lain D
5251 Beban Gaji dan Upah D
5252 Beban Listrik, Air dan Telepon D
5253 Beban Koran dan Majalah D
5254 Beban Perlengkapan Kantor D
5255 Beban Asuransi D
5256 Beban Sewa D
5257 Beban Perawatan dan Pemeliharaan D
5258 Beban Perjalanan Dinas D
5259 Beban Penyusutan Bangunan D
5260 Beban Penyusutan Peralatan Kantor D
5261 Beban Makan Minum D
5262 Beban Perangko dan Meterai D
5263 Beban Sumbangan D
5299 Beban Administrasi dan Umum Lain D
5301 Beban Bunga Bank D
5302 Beban Administrasi Bank D
5303 Rugi Penjualan Sekuritas D
5304 Rugi Penjualan Aset Tetap D
5309 Beban Non- Usaha Lain- Lain D
9101 Pajak Penghasilan Badan (PPh Badan) D
63

Daftar Customer dan Vendor

C/v Customer / Vendor Customer


101 PT Duta Makmur
102 PT Angkasa Cemerlang
103 PT Dunia Sejahtera
104 PT Elektronika Sejati
105 PT Abadi Utama
106 PT Gema Abadi tama
107 PT Bintang Surya
108 PT Sinar Indah
Vendor
201 PT Citra Indo Pratama
202 PT Nasional Jaya
203 PT Nusantara Bhakti
204 PT Duta Kencana Abadi
205 PT Timur Indah Elektronika

3. Jurnal Umum / Rekapitulasi

Pembelian

No. Akun Debit Kredit


1141 5.998.895.000
1151 599.889.500
2101 6.598.784.500

Total 6.598.784.500 6.598.784.500

Penjualan

No. Akun Debit Kredit


1131 11.045.650.000
5101 6.026.301.000
4101 10.041.500.000
2103 1.004.150.000
1141 6.026.301.000

Total 17.071.951.000 17.071.951.000


64

Kas Masuk

No. Akun Debit Kredit


1111 12.418.779.660
4103 106.699.340
1323 31.250.000
1131 12.319.879.000
1121 75.000.000
4203 18.750.000
4201 9.500.000
1313 125.000.000
4204 3.600.000
4202 5.000.000

Total 12.556.729.000 12.556.729.000

Kas Keluar

No. Akun Debit Kredit


2101 7.760.137.000
5215 44.000.000
1142 26.906.000
2103 394.475.000
5261 6.465.000
5216 3.730.000
5217 1.320.000
5262 2.265.000
5253 475.000
5211 1.065.150.000
2201 100.000.000
5301 25.000.000
5252 66.075.000
2105 3.750.000
1153 62.125.000
2102 752.875.000
5263 10.000.000
1313 475.000.000
2106 200.000.000
2202 125.000.000
1111 10.556.162.630
5102 77.601.370
1151 290.984.000
2201 200.000.000
Total 11.124.748.000 11.124.748.000
65

4. Jurnal Memorial

PT. KARYA PUTRA MANDIRI


Jurnal Memorial
Bulan : Desember 2018
Kode Jurnal : JMr
No.
Tgl. Nama akun dan keterangan Ref Debit Kredit
Bukti
11   Hutang Usaha 2101 41.222.500  
    Persedian Barang Dagang 1141   37.475.000
    PPN (M) 1151   3.747.500
    (Pengembalian barang dagang kepada PT. NUSANTARA BHAKTI)
13   Retur Penjualan 4102 24.780.000  
    PPN (K) 2103 2.478.000  
    Piutang Usaha 1131   27.258.000
    Persediaan Barang Dagang 1141 14870000  
    Beban Pokok Penjualan 5101   14870000
    (Dikembalikan barang dagang oleh PT. SINAR INDAH)
18   Retur Penjualan 4102 31.980.000  
    PPN (K) 2103 3.198.000  
    Piutang Usaha 1131   35.178.000
    Persediaan Barang dagang 1141 19196000  
    Beban Pokok Penjualan 5101   19196000
    (Dikembalikan barang dagang oleh PT. DUTA MAKMUR )
20   B. Gaji &Upah Pemasaran 5212 455.500.000  
B. Gaji & Upah Administrasi
    5251 337.000.000  
Umum
    Hutang Gaji &Upah 2102   752.875.000
    Hutang PPh Karyawan (PPh 21) 2105   39.625.000
    (Mencatat pengakuan gaji dan upah karyawan)
21   Hutang Usaha 2101 52.448.000  
    PersediannBarang Dagang 1141   47.680.000
    PPN (M) 1151   4.768.000
(Pengembalian barang dagang kepada PT. TIMUR INDAH
   
ELEKTRONIKA )
27   Dividen 3303 200.000.000  
    Hutang Dividen 2106   200.000.000
    (Pemberitahuan adanya pembagian dividen oleh peruasahaan )
     
Kode Jurnal : Jmr
66

 
No.
Tgl. Nama Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit
Bukti
31   Beban Perlengkapan Kantor 5254 32.075.150  

    Perlengkapan Kantor 1142   32.075.150

    (Perlengkapan Kantor yang terpakai sampai akhir periode)

           
31   Beban Asuransi 5255 70.000.000  
    Persekot Asuransi 1153   70.000.000

    (Asuransi dibayar dimuka yang telah jatuh tempo sampai akhir periode)

31   Beban Depresiasi Bangunan 5259 45.250.000  


    Beban Depresiasi Kendaraan 5214 113.410.000  
Beban Depresiasi Peralatan
    5260 12.315.000  
Kantor
    Akumulasi Depresiasi Bangunan 1322   45.250.000

    Akumulasi Depresiasi Kendaraan 1323   113.410.000


Akumulasi Depresiasi Peralatan
    1324   12.315.000
Kantor
    (Depresiasi berbagai aset tetap pada akhir periode)

           
31   Cadangan Kerugian Piutang 1132 13.366.650  
    Pendapatan Lain Lain 4209   13.366.650
(Penurunan cadangan kerugian piutang sebesar 13.366.650 (43.392.250 -
   
30.025.600)
           
31   Beban Sewa 5256 50.000.000  
    PersekotSewa 1154   50.000.000
    (Mencatat pajak penghasilan perusahaan)
31   Beban PPh Badan 9101 421.560.000  
    Hutang PPh Badan 2104   421.560.000
    (Mencatat pajak penghasilan perusahaan)
           

PT. KARYA PUTRA MANDIRI


Jurnal Memorial (JurnalPenutup)
67

Bulan : Desember 2018


Kode Jurnal : JMr
Tgl. No.
Nama Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit
  Bukti
    Penjualan Barang Dagang   10.041.500.000  
    Retur Penjualan     56.760.000
    Potongan Penjualan     106.699.340
    Pendapatan Bunga   9.500.000  
    Pendapatan Dividen   5.000.000  
    Laba Penjualan Sekuritas   18.750.000  
    Laba Penjualan Aktiva Tetap   3.600.000  
    Pendapatan Lain-Lain   13.366.650  
    Ikhtisar Laba/Rugi     9.928.257.310
    Beban Pokok Penjualan     5.992.235.000
    Potongan Pembelian   90.251.370  
    Beban Iklan dan Promosi     1.065.150.000
    Beban Gaji dan Upah Pemasaran     455.500.000
    Beban Angkut Penjualan     44.000.000
    Beban Bahan Bakar     3.730.000
    Beban Tol     1.320.000
Beban Gaji dan Upah
        337.000.000
Administrasi
    Beban Listrik, Air dan Telpon     66.075.000
    Beban Koran dan Majalah     475.000
    Beban Makan Minum     6.465.000
    Beban Perangko dan Meterai     2.265.000
    Sumbangan     10.000.000
    Beban Bunga Bank     25.000.000
    bebanperlengkapankantor     32.075.150
    Beban Asuransi     70.000.000
    Beban Depresiasi Bangunan     45.250.000
    Beban Depresiasi Kendaraan     113.410.000
Beban Depresiasi Peralatan
        12.315.000
Kantor
    Beban Sewa     50.000.000
    Beban PPh Badan     421.560.000
    Ikhtisar Laba/Rugi   8.663.573.780  
    Ikhtisar Laba/Rugi   1.264.683.530  
    Laba Ditahan     1.264.683.530
    Laba Ditahan   200.000.000  
    Dividen     200.000.000
        20.310.225.330 20.310.225.330
68

5. Buku Besar

Kas di Bank
Tgl Ket Ref Debit Kredit Saldo

1 Saldo Awal 778.187.250
31 Kas Masuk JKM 12.418.779.660 13.196.966.910
31 Kas Keluar JKK 10.556.162.630 2.640.804.280

Kas Kecil

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo


1 Saldo Awal  5.000.000

Investasi Lancar – Saham

Tgl Keterangan Ref Dibit Kredit Saldo


1 Saldo Awal  500.000.000
31 Kas Masuk JKM 75.000.000 425.000.000

Putang Usaha

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo


1 Saldo Awal  4.339.225.000
31 Penjualan JPJ 11.045.650.000 15.384.875.000
13 Retur Penjualan JMR 27.258.000 15.357.617.000
18 Retur Penjualan JMR 35.178.000 15.322.439.000
31 Kas Masuk JKM 12.319.879.000 3.002.560.000

Cadangan Kerugian Piutang

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo


1 Saldo Awal  43.392.250
31 Memorial JMR 13.366.650 30.025.600

Persediaan Barang Dagang

Tg Keteranga
Ref Debit Kredit Saldo
l n
1 Saldo Awal  542.925.000
5.998.895.00 6.541.820.00
31 Pembelian JPB
0 0
Retur 6.504.345.00
11 JMR 37.475.000
Penjualan 0
Retur 6.519.215.00
13 JMR 14.870.000
Pembelian 0
69

Retur 6.538.411.00
18 JMR 19.196.000
Penjualan 0
Retur 6.490.731.00
21 JMR 47.680.000
Pembelian 0
6.026.301.00
31 Penjualan JPJ 464.430.000
0

Perlengkapan Kantor

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo


1 Saldo Awal  10.919.150
31 Kas Keluar JKK 26.906.000 37.825.150
31 Memorial JMR 32.075.150 5.750.000

PPn Masukan

Tg
Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
l
1 Saldo Awal  290.984.000
31 Pembelian JPB 599.889.500 890.873.500
31 Kas Keluar JKK 290.984.000 599.889.500
11 ReturPembelian JU 3.747.500 596.142.000
21 ReturPembelian JU 4.768.000 591.374.000

Persekot Asuransi

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo


1 Saldo Awal  33.945.300
31 Kas Keluar JKK 62.125.000 96.070.300
31 Memorial JMR 70.000.000 26.070.300

Persekot Sewa

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo


1 Saldo Awal  65.750.000
31 Memorial JMR 50.000.000 15.750.000

Investasi – Saham

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo


1 Saldo Awal  300.000.000

Investasi – Obligasi
70

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo


1 Saldo Awal  150.000.000

Tanah

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo


1 Saldo Awal  561.630.000

Bangunan

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo


1 Saldo Awal  835.000.000

Kendaraan

Tg Keteranga
Ref Debit Kredit Saldo
l n
1 Saldo Awal  557.280.000
31 Kas Keluar JKK 475.000.000 1.032.280.000
31 Kas Masuk JKM 125.000.000 907.280.000

Peralatan Kantor

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo


1 Saldo Awal  99.265.500

AKM. Penyusutan Bangunan

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo


1 Saldo Awal  137.000.000
31 Memorial JMR 45.250.000 182.250.000

AKM Penyusutan Kendaraan

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo


1 Saldo Awal  228.640.000
31 Kas Masuk JKM 31.250.000 197.390.000
31 Memorial JMR 113.410.000 83.980.000

AKM Penyusutan Peralatan Kantor

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo


1 Saldo Awal  44.632.750
31 Memorial JMR 12.315.000 56.947.750
71

Utang Usaha

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo


1 Saldo Awal  3.200.824.000
31 Pembelian JPB 6.598.784.500 9.799.608.500
11 Retur Pembelian JMR 41.222.500 9.758.386.000
21 Retur Pembelian JMR 52.448.000 9.705.938.000
31 Kas Keluar JKK 7.760.137.000 1.945.801.000
Utang Gaji & Upah

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo


20 Memorial JMR 752.875.000 752.875.000
31 Kas Keluar JKK 752.875.000 0

PPn Keluaran

Tg Keteranga
Ref Debit Kredit Saldo
l n
1 Saldo Awal  394.475.000
31 Penjualan JPJ 1.004.150.000 1.398.625.000
Retur
13 JMR 2.478.000 1.396.147.000
Penjualan
Retur
18 JMR 3.198.000 1.392.949.000
Penjualan
31 Kas Keluar JKK 394.475.000 998.474.000

Utang PPh Badan

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo


31 Memorial JMR 421.560.000 421.560.000

Utang PPh 21

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo


1 Saldo Awal  3.750.000
20 Memorial JMR 39.625.000 43.375.000
31 Kas Keluar JKK 3.750.000 39.625.000

Utang Dividen
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
27 Dividen JMR 200.000.000 200.000.000
31 Kas Keluar JKK 200.000.000 0

Utang Bank
72

Tg Keteranga
Ref Debit Kredit Saldo
l n
1 Saldo Awal  525.000.000
31 Kas Keluar JKK 100.000.000 425.000.000
31 Kas Keluar JKK 200.000.000 625.000.000

Utang Obligasi
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
1 Saldo Awal  350.000.000
31 Kas Keluar JKK 125.000.000 225.000.000

Modal Saham

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo


1 Saldo Awal  4.000.000.000

Laba Ditahan

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo


1 Saldo Awal  142.397.200

Dividen

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo


27 Dividen JMR 200.000.000 200.000.000

Penjualan Barang Dagang

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo


31 Penjualan JPJ 10.041.500.000 10.041.500.000

Retur Penjualan

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo


13 Retur Penjualan JMR 24.780.000 24.780.000
18 Retur Penjualan JMR 31.980.000 56.760.000

Potongan Penjualan

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo


31 Kas Masuk JKM 106.699.340 106.699.340

Pendapatan Bunga
73

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo


31 Kas Masuk JKM 9.500.000 9.500.000

Pendapatan Dividen

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo


31 Kas Masuk JKM 5.000.000 5.000.000

Laba Penjualan Sekuritas

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo


31 Kas Masuk JKM 18.750.000 18.750.000
Laba Penjualan Aset Tetap

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo


31 Kas Masuk JKM 3.600.000 3.600.000

Pendapatan Lain-Lain

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo


31 Memorial JMR 13.366.650 13.366.650

Beban Pokok Penjualan

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo


31 Penjualan JPJ 6.026.301.000 6.026.301.000
13 Retur Penjualan JMR 14.872.000 6.011.431.000
18 Retur Penjualan JMR 19.196.000 5.992.235.000

Potongan Pembelian

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo


31 Kas Keluar JKK 77.601.370 77.601.370

Beban Iklan & Promosi

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo


31 Kas Keluar JKK 1.065.150.000 1.065.150.000
Memorial
31 1.065.150.000 0
( Jurnal Penutup)

Beban Gaji & Upah Pemasaran


74

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo


20 Memorial JMR 455.500.000 455.500.000
Memorial
31 JMR 455.500.000 0
(Jurnal Penutup)

Beban Penyusutan Kendaraan

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo


31 Memorial JMR 113.410.000 113.410.000
Memorial
31 JMR 113.410.000 0
(Jurnal Penutup)
Beban Angkut Penjualan

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo


31 Kas Keluar JKK 44.000.000 44.000.000

Beban Bahan Bakar

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo


31 Kas Keluar JKK 3.730.000 3.730.000
Memorial
31 JMR 3.730.000 0
(Jurnal Penutup)

Beban Tol

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo


31 Kas Keluar JKK 1.320.000 1.320.000
Memorial
31 JMR 1.320.000 0
(Jurnal Penutup)

Beban Listrik, Air & Telpon

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo


31 Kas Keluar JKK 66.075.000 66.075.000
Memorial
31 JMR 66.075.000 0
(Jurnal Penutup)

Beban Koran & Majalah

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo


31 Kas Keluar JKK 475.000 475.000
Memorial
31 JMR 475.000 0
(Jurnal Penutup)

Beban Perlengkapan Kantor


75

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo


31 Memorial JMR 32.075.150 32.075.150
Memorial
31 JMR 32.075.150 0
(Jurnal Penutup)

Beban Asuransi

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo


31 Memorial JMR 70.000.000 70.000.000
Memorial
31 JMR 70.000.000 0
(Jurnal Penutup)
Beban Sewa

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo


31 Memorial JMR 50.000.000 50.000.000
Memorial
31 JMR 50.000.000 0
(Jurnal Penutup)

Beban Penyusutan Bangunan

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo


31 Memorial JMR 42.250.000 42.250.000
Memorial
31 JMR 42.250.000 0
(Jurnal Penutup)

Beban Penyusutan Peralatan Kantor

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo


31 Memorial JMR 12.315.000 12.315.000
Memorial
31 JMR 12.3115.000 0
(Jurnal Penutup)

Beban Makan Minum

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo


31 Kas Keluar JKK 6.465.000 6.465.000
Memorial
31 JMR 6.465.000 0
(Jurnal Penutup)

Beban Perangko & Materai

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo


31 Kas Keluar JKK 2.265.000 2.265.000
Memorial
31 JMR 2.265.000 0
(Jurnal Penutup)
76

Sumbangan

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo


31 Kas Keluar JKK 10.000.000 10.000.000
Memorial
31 JMR 10.000.000 0
(Jurnal Penutup)

Beban Bunga Bank

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo


31 Kas Keluar JKK 25.000.000 25.000.000
Memorial
31 JMR 25.000.000 0
(Jurnal Penutup)

PPh Badan

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo


31 Memorial JMR 421.560.000 421.560.000
Memorial
31 JMR 421.560.000 0
(Jurnal Penutup)

6. Buku Pembantu Piutang dan Utang Usaha

PT KARYA PUTRA MANDIRI


BUKU PEMBANTU – PIUTANG USAHA
Nama Pelanggan : PT. DUTA
No. Akun :1131 – 01
MAKMUR
Tgl. Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
1 Saldo Awal 545.160.000
6 Penjualan 516.615.000 1.061.775.000
6 Kas 545.160.000 516.615.000
15 Kas 516.615.000 -
16 Penjualan 624.360.000 624.360.000
Retur
18 35.178.000 589.182.000
Penjualan
24 Kas 589.182.000 -
30 Penjualan 339.680.000 339.680.000

PT KARYA PUTRA MANDIRI


BUKU PEMBANTU – PIUTANG USAHA
77

Nama Pelanggan : PT. ANGKASA


No. Akun :1131 – 02
CEMERLANG
Tgl. Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
1 Saldo Awal 727.705.000
1 Kas 727.705.000 -
3 Penjualan 417.175.000 417.175.000
13 Kas 417.175.000 -
13 Penjualan 535.865.000 535.865.000
23 Kas 535.865.000 -
27 Penjualan 516.670.000 516.670.000
PT KARYA PUTRA MANDIRI
BUKU PEMBANTU – PIUTANG USAHA

Nama Pelanggan : PT. DUNIA


No. Akun :1131 – 03
SEJAHTERA
Tgl. Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
1 Saldo Awal 549.560.000
4 Penjualan 604.615.000 1.154.175.000
6 Kas 549.560.000 604.615.000
14 Kas 604.615.000 -
14 Penjualan 576.015.000 576.015.000
27 Kas 576.015.000 -
28 Penjualan 448.470.000 448.470.000

PT KARYA PUTRA MANDIRI


BUKU PEMBANTU – PIUTANG USAHA

Nama Pelanggan : PT. ELEKTRONIKA


No. Akun :1131 – 04
SEJATI
Tgl. Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
1 Saldo Awal 412.170.000
3 Kas 412.170.000 -
6 Penjualan 204.985.000 204.985.000
15 Penjualan 519.915.000 724.900.000
16 Kas 204.985.000 519.915.000
23 Kas 519.915.000 -
29 Penjualan 624.360.000 624.360.000

PT KARYA PUTRA MANDIRI


BUKU PEMBANTU – PIUTANG USAHA
Nama Pelanggan: PT. ABADI
No. Akun :1131 – 05
UTAMA
Tgl. Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
78

1 Saldo Awal   615.615.000


1 Penjualan   381.975.000 997.590.000
6 Kas   615.615.000 381.975.000
10 Penjualan   624.360.000 1.006.335.000
11 Kas   381.975.000 624.360.000
20 Kas   624.360.000 -
21 Penjualan   449.570.000 449.570.000
31 Kas   449.570.000 -

PT KARYA PUTRA MANDIRI


BUKU PEMBANTU – PIUTANG USAHA

Nama Pelanggan : PT. GEMA ABADITAMA No. Akun :1131 – 06


Tgl. Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
1 Saldo Awal 527.670.000
9 Kas 527.670.000 -
9 Penjualan 312.180.000 312.180.000
18 Kas 312.180.000 -
20 Penjualan 380.875.000 380.875.000
29 Kas 380.875.000 -
31 Penjualan 380.875.000 380.875.000

PT KARYA PUTRA MANDIRI


BUKU PEMBANTU – PIUTANG USAHA

Nama Pelanggan : PT. BINTANG SURYA No. Akun :1131 – 07


Tgl. Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
1 Saldo Awal 436.975.000
8 Kas 436.975.000 -
8 Penjualan 525.470.000 525.470.000
17 Kas 525.470.000 -
18 Penjualan 252.285.000 252.285.000
28 Kas 252.285.000 -
31 Penjualan 294.030.000 294.030.000

PT KARYA PUTRA MANDIRI


BUKU PEMBANTU – PIUTANG USAHA
Nama Pelanggan : PT. SINAR
No. Akun :1131 – 08
INDAH
Tgl. Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
1 Saldo awal 524.370.000
79

2 Penjualan 630.960.000 1.155.330.000


4 Kas 524.370.000 630.960.000
11 Kas 630.960.000 -
11 Penjualan 485.870.000 485.870.000
Retur
13 27.258.000 458.612.000
penjualan
20 Kas 458.612.000 -
24 Penjualan 398.475.000 398.475.000

PT KARYA PUTRA MANDIRI


BUKU PEMBANTU – UTANG USAHA

Nama Pemasok :PT CITRA INDO PRATAMA No. Akun :2101 – 01


Tgl. Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
1 Saldo awal 490.644.000
6 Pembelian 408.925.000 899.569.000
8 Kas 490.644.000 408.925.000
14 Pembelian 408.925.000 817.850.000
18 Kas 408.925.000 408.925.000
27 Pembelian 327.184.000 736.109.000
28 Kas 408.925.000 327.184.000

PT KARYA PUTRA MANDIRI


BUKU PEMBANTU – UTANG USAHA
Nama Pemasok :PT NATIONAL JAYA No. Akun :2101 – 02
Tgl. Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
1 Saldo awal 494.670.000
2 Pembelian 494.725.000 989.395.000
4 Kas 494.670.000 494.725.000
11 Pembelian 494.835.000 989.560.000
15 Kas 494.725.000 494.835.000
22 Pembelian 445.401.000 940.236.000
25 Kas 494.835.000 445.401.000

PT KARYA PUTRA MANDIRI


BUKU PEMBANTU – UTANG USAHA

Nama Pemasok :PT NUSANTARA BHAKTI No. Akun :2101 – 03


Tgl. Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
1 Saldo awal 741.906.000
80

9 Pembelian 412.225.000 1.154.131.000


Retur
11 41.222.500 1.112.908.500
pembelian
13 Kas 741.906.000 371.002.500
20 Pembelian 329.824.000 700.826.500
21 Kas 371.002.500 329.824.000
30 Pembelian 329.868.000 659.692.000
31 Kas 329.824.000 329.868.000

PT KARYA PUTRA MANDIRI


BUKU PEMBANTU – UTANG USAHA
Nama Pemasok :PT DUTA KENCANA ABADI No. Akun :2101 – 04
Tgl. Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
1 Saldo awal 844.360.000
3 Kas 844.360.000 -
4 Pembelian 527.780.000 527.780.000
13 Pembelian 369.523.000 897.303.000
17 Kas 527.780.000 369.523.000
24 Pembelian 633.534.000 1.003.057.000
27 Kas 369.523.000 633.534.000

PT KARYA PUTRA MANDIRI


BUKU PEMBANTU – UTANG USAHA
Nama Pemasok :PT TIMUR INDAH
No. Akun :2101 – 05
ELEKTRONIKA
Tgl. Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
1 Saldo awal 629.244.000
8 Pembelian 786.637.500 1.415.881.500
10 Kas 629.244.000 786.637.500
18 pembelian 419.584.000 1.206.221.500
20 Kas 786.637.500 419.584.000
Retur
21 52.448.000 367.136.000
pembelian
29 pembelian 209.814.000 576.950.000
31 Kas 367.136.000 209.814.000

7. Buku Pembantu Persediaan


81
82
83

8. Jurnal Memorial (Penyesuaian)


84

9. Worksheet

No. Neraca Saldo Sebelum


Penyesuaian
Aku Nama Akun Penyesuaian
n D K D K
  Kas di Bank 2.640.804.280      

  Kas Kecil 5.000.000      

  Investasi Lancar - Saham 425.000.000      

  Piutang Usaha 3.002.560.000      


Cadangan Kerugian
  Piutang
  43.392.250 13.366.650  

  Persediaan Barang Dagang 464.430.000      

  Perlengkapan Kantor 37.825.150     32.075.150

  PPN ( M ) 591.374.000      

  Persekot Asuransi 96.070.300     70.000.000

  Persekot Sewa 65.750.000     50.000.000

  Investasi – Saham 300.000.000      

  Investasi – Obligasi 150.000.000      

  Tanah 561.630.000      

  Bangunan 835.000.000      
Akum Depresiasi
  Bangunan
  137.000.000   45.250.000

  Kendaraan 907.280.000      
Akum Depresiasi
  Kendaraan
  197.390.000   113.410.000

  Peralatan Kantor 99.265.500      


Akum dep Peralatan
  kantor
  44.632.750   12.315.000

  Hutang Usaha   1.945.801.000    

  PPN Keluaran   998.474.000    

  HutangPPh 21   39.625.000    

  Hutang Bank   625.000.000    

  Hutang Obligasi   225.000.000    

  Modal – Saham   4.000.000.000    

  Laba Ditahan   142.397.200    


  Dividen 200.000.000      

  Penjualan Barang Dagang   10.041.500.000    

  Retur Penjualan 56.760.000      

  Potongan Penjualan 106.699.340      


85

No. Neraca Saldo Sebelum


Penyesuaian
Aku Nama Akun Penyesuaian
n D K D K
  Pendapatan Bunga   9.500.000    

  Pendapatan Dividen   5.000.000    

  Laba Penjualan Sekuritas   18.750.000    


Laba Penjualan
  aktivaTetap
  3.600.000    

  Beban Pokok Penjualan 5.992.235.000      

  Potongan Pembelian   77.601.370    

  Beban Iklan dan Promosi 1.065.150.000      


Beban Gaji dan Upah
  Pemasaran
455.500.000      
  Beban Angkut Penjualan 44.000.000      
  Beban Bahan Bakar 3.730.000      
  Beban Tol 1.320.000      
Beban Gaji dan Upah
  Administrasi
337.000.000      
Beban Listrik, Air dan
  telpon
66.075.000      
  Beban Koran dan majalah 475.000      
  Beban Makan Minum 6.465.000      
Beban Perangko dan
  Meterai
2.265.000      
  Sumbangan 10.000.000      
  Beban bunga Bank 25.000.000      
Beban perlengkapan
  kantor     32.075.150  

  Beban Asuransi     70.000.000  


Beban Depresiasi
  bangunan     45.250.000  
Beban Depresiasi
  kendaraan     113.410.000  
Beban Depresiasi
  peralatan kantor     12.315.000  

  Pendapatan Lain Lain       13.366.650


  Beban Sewa     50.000.000  

  Beban PPh Badan     421.560.000  

  Hutang PPh Badan       421.560.000

    18.554.663.570 18.554.663.570 757.976.800 757.976.800

  Lababersih        
86

Neraca Saldo Setelah


Laba/Rugi Neraca
Penyesuaian

D K D K D K
2.640.804.280       2.653.454.280  

5.000.000       5.000.000  

425.000.000       425.000.000  

3.002.560.000       3.002.560.000  

  30.025.600       30.025.600

464.430.000       464.430.000  

5.750.000       5.750.000  

591.374.000       591.374.000  

26.070.300       26.070.300  

15.750.000       15.750.000  

300.000.000       300.000.000  

150.000.000       150.000.000  

561.630.000       561.630.000  

835.000.000       835.000.000  

  182.250.000       182.250.000

907.280.000       907.280.000  

  310.800.000       310.800.000

99.265.500       99.265.500  

  56.947.750       56.947.750

  1.945.801.000       1.945.801.000

  998.474.000       998.474.000

  39.625.000       39.625.000

  625.000.000       625.000.000

  225.000.000       225.000.000

  4.000.000.000       4.000.000.000

  142.397.200       142.397.200

200.000.000       200.000.000  

  10.041.500.000   10.041.500.000    
56.760.000   56.760.000      
106.699.340   106.699.340      
87

Neraca Saldo Setelah


Laba/Rugi Neraca
Penyesuaian

D K D K D K
  9.500.000   9.500.000    
  5.000.000   5.000.000    
  18.750.000   18.750.000    
  3.600.000   3.600.000    
5.992.235.000   5.992.235.000      
  77.601.370   77.601.370    
1.065.150.000   1.065.150.000      
455.500.000   455.500.000      
44.000.000   44.000.000      
3.730.000   3.730.000      
1.320.000   1.320.000      
337.000.000   337.000.000      
66.075.000   66.075.000      
475.000   475.000      
6.465.000   6.465.000      
2.265.000   2.265.000      
10.000.000   10.000.000      
25.000.000   25.000.000      
32.075.150   32.075.150      
70.000.000   70.000.000      
45.250.000   45.250.000      
113.410.000   113.410.000    
12.315.000   12.315.000      
  13.366.650   13.366.650    
50.000.000   50.000.000      
421.560.000   421.560.000      
  421.560.000       421.560.000
19.147.198.570 19.147.198.570 8.917.284.490 10.169.318.020 10.242.564.080 8.977.880.550

    1.252.033.530     1.252.033.530

    10.169.318.020 10.169.318.020 10.242.564.080 10.229.914.080

10. Laporan Laba – Rugi


88
89

11. Laporan Perubahan Laba Ditahan

PT. KARYA PUTRA MANDIRI


Laporan Perubahan Laba ditahan
Periode : Desember 2018

Laba ditahan Awal   142.397.200


Laba bersih periode berjalan 1.264.683.530  
Dividen -200.000.000  
Laba ditahan Akhir   1.207.080.730
     

12. Laporan Perubahan Posisi Keuangan (Neraca)

PT. KARYA PUTRA MANDIRI


Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
Per : 31 Desember 2018

ASET
Aset Lancar
Kas di Bank 2.640.804.280
Kas Kecil 5.000.000
Investasi Lancar – Saham 425.000.000
Piutang Usaha 3.002.560.000
Cadangan Kerugian Piutang -30.025.600
Persediaan Barang Dagang 464.430.000
Perlengkapan Kantor 5.750.000
PPN ( M ) 591.374.000
Persekot Asuransi 26.070.300
Persekot Sewa 15.750.000
Total aset lancar 7.146.712.980

Investasi
Investasi – Saham 300.000.000
Investasi – Obligasi 150.000.000
Total Investasi 450.000.000
Aset Tetap
Tanah 561.630.00
90

0
835.000.0
Bangunan
00
(182.250.00
Akumulasi Depresiasi Bangunan
0)
907.280.0
Kendaraan
00
(310.800.00
Akumulasi Depresiasi Kendaraan
0)
99.265.5
Peralatan Kantor
00
(56.947.75
Akumulasi depresiasi Peralatan kantor
0)
Total Aset Tetap 1.853.177.750
TOTAL ASET 9.449.890.730

LIABILITAS DAN EKUITAS


LIABILITAS
Hutang lancar
Hutang Usaha 1.945.801.000
PPN Keluaran 998.474.000
Hutang PPh 21 39.625.000
Hutang PPh Badan 421.560.000
Total Hutang lancar 3.405.460.000
Hutang Jangka panjang
Hutang Bank 625.000.000
Hutang Obligasi 225.000.000
Total Hutang Jangka panjang 850.000.000

EKUITAS

Modal – Saham 4.000.000.000

Laba Ditahan 1.194.430.730

Total Ekuitas 5.194.430.730

TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 9.449.890.730

13. Jurnal Penutup

JURNAL PENUTUP
Kode Jurnal : JMr
91

No.
Tgl. Nama akun dan keterangan Ref Debit Kredit
Bukti
Penjualan Barang Dagang   10.041.500.000  
Dec-31 Retur Penjualan     56.760.000
Potongan Penjualan     106.699.340
Pendapatan Bunga   9.500.000  
Pendapatan Dividen   5.000.000  
Laba Penjualan Sekuritas   18.750.000  
Laba Penjualan aktiva Tetap   3.600.000  
Pendapatan Lain Lain   13.366.650  
Ikhtisar Laba/Rugi     9.928.257.310
Dec-31 Beban Pokok Penjualan     5.992.235.000
Potongan Pembelian   77.601.370  
Beban Iklan dan Promosi     1.065.150.000
Beban Gaji dan UpahPemasaran     455.500.000
Beban Angkut Penjualan     44.000.000
Beban Bahan Bakar     3.730.000
Beban Tol     1.320.000
B. Gaji dan Upah Administrasi     337.000.000
Beban Listrik, Air dan telpon     66.075.000
Beban Koran dan majalah     475.000
Beban Makan Minum     6.465.000
Beban Perangko dan Meterai     2.265.000
Sumbangan     10.000.000
Beban bunga Bank     25.000.000
Beban perlengkapan kantor     32.075.150
Beban Asuransi     70.000.000
Beban Depresiasi bangunan     45.250.000
Beban Depresiasi kendaraan     113.410.000
Beban Dep peralatan kantor     12.315.000
Beban Sewa     50.000.000
Beban PPh Badan     421.560.000
Ikhtisar Laba/Rugi   8.676.223.780  
Dec-31 Ikhtisar Laba/Rugi   1.252.033.530  
Laba Ditahan     1.252.033.530
Dec-31 Laba Ditahan   200.000.000  
Dividen     200.000.000
       
PT. KARYA PUTRA MANDIRI
NeracaSaldoPenutupan
Per : 31 Desember 2018
92

No.
Nama Akun Debit Kredit
Akun
Kas di Bank 2.653.454.280
Kas Kecil 5.000.000
Investasi Lancar – Saham 425.000.000
Piutang Usaha 3.002.560.000
Cadangan Kerugian Piutang 30.025.600
Persediaan Barang Dagang 464.430.000
Perlengkapan Kantor 5.750.000
PPN ( M ) 591.374.000
Persekot Asuransi 26.070.300
Persekot Sewa 15.750.000
Investasi – Saham 300.000.000
Investasi – Obligasi 150.000.000
Tanah 561.630.000
Bangunan 835.000.000
Akumulasi Depresiasi Bangunan 182.250.000
Kendaraan 907.280.000
Akumulasi Depresiasi Kendaraan 310.800.000
Peralatan Kantor 99.265.500
Akumulasi depresiasi
56.947.750
Peralatankantor
Hutang Usaha 1.945.801.000
PPN Keluaran 998.474.000
Hutang PPh 21 39.625.000
Hutang PPh Badan 421.560.000
Hutang Bank 625.000.000
Hutang Obligasi 225.000.000
Modal – Saham 4.000.000.000
Laba Ditahan 1.207.080.730

Jumlah 10.042.564.080 10.042.564.080

Setelah melaksanakan praktikum penyusunan laporan keuangan

bagian akuntansi di DIII Perpajakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Riau, selanjutnya mahasiswa mengerjakan kasus-kasus perpajakan yang telah


93

diberikan dosen pengajar dalam kegiatan lab. Penyusunan laporan keuangan

penulis juga mendapatkan teori tentang perpajakan pelatihan menghitung

pajak Pph pasal 21 pegawai tetap, berikut contoh perhitungannya:

PPh Pasal 21 Pegawai Tetap


Gaji pokok sebulan Rp. 7.000.000
Tunjangan struktural sebulan Rp. 3.500.000
Tunjangan fungsional sebulan Rp. 1.500.000
Tunjangan disiplin sebulan Rp. 400.000
Premi asuransi sebulan Rp. 280.000
Penghasilan bruto sebulan Rp.12.680.000
Pengurangan :
1.Biaya jabatan Rp. 500.000
2.Iuran pensiun Rp. 140.000
Total pengurangan : Rp. 640.000
Penghasilan neto sebulan RP.12.040.000
Penghasilan neto setahun Rp.144.480.000
Penghasilan tidak kena pajak (PTKP) Rp.54.000.000
Penghasilan kena pajak (PKP) Rp. 90.480.000
Penghasilan kena pajak (dibulatkan) Rp. 90.480.000
PPhpasal 21 setahun
5% x Rp.50.000.000 =Rp. 2.500.000
15% x Rp.40.480.000 =Rp. 6.072.000
PPh pasal 21 setahun Rp. 8.572.000
PPh pasal 21 setahun Rp. 714.333

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN


94

Berdasarkan uraian dari bab sebelumnya, maka dapat diambil

beberapa kesimpulan dan memberikan saran-saran yang di anggap

bermanfaat.

A. Kesimpulan

Laporan keuangan merupakan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu priode akuntansi yang digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut. Tujuan laporan keuangan adalah

memberikan informasi tentang posisi keungan, kinerja, dan arus kas

perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan

keuangan untuk pengambilan keputusan ekonomi serta pertanggung

jawaban kepada manajemen atas penggunaan sumber daya yang

dipercayakan kepada mereka.

Dalam praktik penyusunan laporan keuangan yang dilakukan selama

tiga bulan dapat disimpulkan bahwa penyusunan laporan keuangan

sebagian besar perusahaan masih sangatjauh dari yang diharapkan

kerena kebanyakan perusahaan membuat laporan keuangan tidak

menggunakan standar akuntansi yang ditetapkan oleh IAI.

Manfaat dari kegiatan penyusunan laporan keuangan yangdilakukan

selama 3 bulan terakhir telah tercapai karena adanya kegiatan ini


95

dapat menambah pemahaman dalam menyususn laporan keuangan baik itu

perusahaan jasa, dagang dan manufaktur.

B. Saran

1. Sebaiknya untuk tahun berikutnya semua mahasiswa

DIII Akuntansi dapat mengikuti magang di perusahaa-perusahaan

atau instasi pemerintahan karena akan mendapatkan data laporan

keuangan yang lebih akurat dan dapat merasakan dunia kerja

lebih nyata.

2. Sebaiknya pembimbing untuk Lab. Penyusunan laporan

keuangan di tunjuk lebih awal agar mendapat arahan untuk

menyusun laporan keuangan lebih cepat.


96

DAFTAR PUSTAKA

Carl S. Warren, Jonathan E. Duchac, James M. Reeve, Ersa, Amir


Abadi Jusuf, , Gatot Soepriyanto 2013. Pengantar Akuntansi.
Jakarta :Salemba Empat.
Dwi Martani. Kieso, D,E., Weygant, J.J dan Warfield, 2012.
Akutansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK, Jakarta: Salemba
Empat
Direktur Jendral Pajak PER-32/PJ. 2015. Dasar pengenaan pajak
d\DPP

Edra, Rabia. 2017. Pengertian Observasi Menurut Para Ahli.


[Online] Tersedia :
https://blog.ruangguru.com [27 November 2017]

Fitriyadi, Primandita. 2018. Kompilasi Undang-undang Perpajakan


Terlengkap. Jakarta :SalembaEmpat.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/gc/article/download/21173/
20882. Diaksestanggal 25 mei 2020

https://akuntanonline.com/contoh-laporan-keuangan-perusahaan-
jasa.diaksestanggal 24 mei 2020

https://www.gurupendidikan.co.id/perusahaan-jasa-pengertian-
karakteristik-ciri-contoh. diaksestanggal 24 mei 2020.

https://www.jurnal.id/id/blog/2017-memahami-akuntansi-perusahaan-
dagang-dengan-mudah/.diakses tanggal 24 mei 2020.
97

https://ukirama.com/blogs/syarat-penyerahan-barang-pada-
perusahaan-barang-fob-shipping-point-dan-fob-destination.
Diakses tanggal 24 mei 2020.

http://zakwaan-priaji.blogspot.com/2013/08/syarat-penyerahan-dan-
pembayaran-dalam.html. diakses tanggal 24 mei 2020.

https://www.bagi-in.com/laporan-keuangan. Diakses tanggal 24 mei


2020.

Mentri keuangan no. 122/PMK010. 2015. Peraturan Tarif PTKP dengan


perhitunganPph 21.
PSAK No. 1 Tentang Laporan Keuangan– edisi revisi. 2017. Penerbit

Dewan Standar Akuntansi Keuangan: PT. Raja Grafindo.

Peraturan Menteri Keuangan No. 90/PMK.03/2015, PPh Pasal 22 adalah


pajak yang dikenakan pada bendahara atau badan.

Peraturan Menteri Keuangan No.154/PMK.03/2010, PPhPasal 21.

Peraturan Menteri Keuangan No.90/PMK.03/2016, Pengecualian


Terhadap Pemungutan Pph Pasal 22.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 224/PMK.011/2012, Pemungutan PPh


Pasal 22.

Warsidi CA. 2017. Siklus akuntansi: tahap-tahap proses akuntansi.


Warsidi.com

Wicaksono, Gilang. 2020. Pratikum PT. Putra Karya


Mandiri.Pekanbaru :UNRI
98

Anda mungkin juga menyukai