Anda di halaman 1dari 141

PENGARUH RASIO KEUANGAN, JAMINAN, DAN UMUR OBLIGASI

TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI DENGAN UKURAN PERUSAHAAN


SEBAGAI VARIABEL MODERASI

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi

oleh
Renny Rediawati
NIM: 11160820000018

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/2020 M
PENGARUH RASIO KEUANGAN, JAMINAN, UMUR OBLIGASI
TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI DENGAN UKURAN
PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Akuntansi

oleh
Renny Rediawati
NIM: 11160820000018

Di Bawah Bimbingan

Yusro Rahma, S.E., M.Si.


NIP. 19800506 200801 2 016

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/2020 M

i
ii
an ManufaLEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Rabu, 29 Juli 2020 telah dilakukan Ujian Skripsi atas Mahasiswa:

1. Nama : Renny Rediawati

2. NIM : 11160820000018

3. Jurusan : Akuntansi

1. Judul Skripsi : Pengaruh Rasio Keuangan, Jaminan, dan Umur Obligasi d and
Development, dan Marketing terhadap Nilai
Terhadap Peringkat Perusahaan
Obligasi Dengan (Studi
UkuranEmpiris pada
Perusahaan
Perusaha sebagai Variabel Moderasi

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang


bersangkutan selama ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas
dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 29 Juli 2020

1. Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA ( )


NIP. 197609242006042002 Ketua

2. Yusro Rahma, S.E., M.Si. ( )


NIP. 19800506 200801 2 016 Pembimbing

3. Fitri Yani Jalil, SE, M. Sc ( )


NIP. 198706042019032013 Penguji Ahli

iii
LEMBAR PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Renny Rediawati


NIM : 11160820000018
Jurusan : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan


mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau
tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui
pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti
bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenai sanksi berdasarkan
aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 29 Juli 2020
Yang Menyatakan

(Renny Rediawati)

iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Renny Rediawati
2. Tempat Tanggal Lahir : Bogor, 6 Januari 1999
3. Alamat :Jln.Babakan Raden, RT 02/RW 01, Cariu,
Pesanggrahan, Jakarta Selatan, DKI
Kab Jakarta
Bogor, – 12270.
Bogor 16840.

4. Telepon : 0895383122460
5. Email : rrediawati@gmail.com

B. PENDIDIKAN
PENDIDIKAN FORMAL
1. S1 (2016–2020) : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. SMA (2013–2016) : SMA Negeri 1 Cariu
3. SMP (2010–2013) : SMP Negeri 1 Cariu
4. SD (2004–2010) : SDN Cariu 1
5. TK (2003-2004) : RA Al-Ikhwan

C. LATAR BELAKANG KELUARGA


1. Nama Ayah : Muhamad Nahdudin
2. Tempat Tanggal Lahir : Bogor, 17 Agustus 1974
3. Nama Ibu : Rohayati
4. Tempat Tanggal Lahir : Bogor, 10 September 1976
5. Alamat : Jln. Babakan Raden, RT 02/RW 01, Cariu,
KabDKI
Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Bogor, Bogor
Jakarta 16840.
– 12270.

v
D. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Bendahara Umum Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Periode 2019–2020.
2. Sekretaris Koordinator Departemen Ekonomi Kreatif Himpunan
Mahasiswa Jurusan Akuntansi periode 2018-2019
3. Anggota Departemen Ekonomi Kreatif Himpunan Mahasiswa Jurusan
Akuntansi 2017-2018.

E. PENGALAMAN KEPANITIAAN
1. Pengarah Panitia (Steering Committee) Pengenalan Budaya Akademik
dan Kemahasiswaan (PBAK) Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2019).
2. Bendahara Company Visit Goes to Pabrik Mie Indofood Tbk. yang
diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta (2018).
3. Ketua Pelaksana Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan
(PBAK) Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi (2018).
4. Koordinator lomba fotografi Gebyar Lomba Akuntansi (Galaksi) yang
diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi (2018).
5. Wakil Bendahara Accounting Week 1.0 yang diselenggarakan oleh
Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
(2017).

vi
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu.

Segala puji bagi Allah SWT, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, yang
telah memberi karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pengaruh Rasio Keuangan,Jaminan, dan Umur Obligasi
Terhadap Peringkat Obligasi Dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel
Moderasi” dengan lancar. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW, nabi akhir zaman, yang telah membimbing
umatnya menuju jalan yang diridhai-Nya.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat untuk


mendapatkan gelar Sarjana Akuntansi (S.Ak) di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penulis menghanturkan syukur Alhamdulillah atas segala
kekuatan dan kemudahan yang diberikan Allah SWT sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan. Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Kedua orang tuaku yang selalu memberi dukungan, perhatian, semangat dan
doa yang tiada henti kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. Amilin, S.E., M.Si., Ak., CA., QIA., BKP selaku Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Yessi Fitri, S.E., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Fitri Damayanti S.E., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

vii
5. Ibu Yusro Rahma, S.E., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
meluangkan waktu, pikiran, perhatian serta dengan sabar membimbing penulis
dan selalu memberikan arahan selama proses penyusunan skripsi sampai
terlaksananya sidang skripsi.
6. Ibu Atiqah, S.E., M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
meluangkan waktu dan perhatiannya kepada penulis.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakrta yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada
penulis.
8. Seluruh Staff Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan bantuan kepada penulis.
9. Sahabat sejak awal perkuliahan hingga sekarang (Dewi, Bilah, Dinda,
Meidyana, Rina, Caca) yang selalu menjadi tempat keluh kesah penulis serta
selalu memberi dukungan kepada penulis hingga selesainya skripsi ini.
10. Sahabat Rumah (Alinda, Selpia, Meri, Desti, Maida, Pebri, Dewi dan Bella)
yang selalu mensupport dan selalu menjadi tempat bagi penulis untuk
menghilangkan penat.
11. Teman seperbimbingan Noel dan Robby yang selalu saling support serta selalu
mengingkatkan penulis untuk mengerjakan skripsi.
12. Sahabat seper-HMJan Nur Afiati dan Delia Putri yang telah bersama-sama di
HMJ Akuntansi selama 3 periode berturut-turut.
13. Seluruh teman Akuntansi 2016 terutama Akuntansi A yang telah bersama-sama
menjalani suka duka selama perkuliahan
14. Kawan-kawan Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi. Terimakasih telah
mengajarkan banyak hal kepada penulis selama penulis berorganisasi.
15. Serta seluruh pihak yang telah mendukung penyusunan skripsi ini hingga
selesai
Atas bantuan serta dukungan yang telah diberikan sekecil apapun itu, semoga
Allah SWT. Senantiasa membalas dengan pahala yang berlimpah.

viii
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proposal skripsi ini masih jauh dari
sempurna dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu.

Jakarta, Mei 2020

Renny Rediawati

ix
THE EFFECTS OF FINANCIAL RATIO, SECURE, AND MATURITY ON
FIRM WITH SIZE COMPANY AS MODERATION VARIABLE

ABSTRACT

The objective of this research is to examine the effects of the Financial Ratio,
Secure, and Maturity on Bond Ratings with Company Size as the Moderation Variabel.
The sample research uses company ranked by PT Pefindo and listed on Indonesia Stock
Exchange during 2016-2018. The total companies sampled in this study are 25
companies for 3 years. Based on purposive sampling method, the total sample of this
research are 75 companies.
Hypothesis testing in this research uses logistic regression with the help of
SPSS Software Version 25.The result of this research indicate that the Liquidity,
Leverage, and Maturity have no effect on Bond Ratings. While, the Secure has a
negative effect on Bond Ratings. The Company Size can moderate the effects of Secure
on Bond Ratings. However, the Company Size is not able to moderate the effects of
Liquidity, Leverage and Maturity on Bond Ratings.
Keywords: Financial Ratio, secure, maturity, company size, bond rating

x
PENGARUH RASIO KEUANGAN, JAMINAN, DAN UMUR
OBLIGASI TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI DENGAN
UKURAN PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Rasio Keuangan, Jaminan,


Umur Obligasi terhadap Peringkat Obligasi dengan Ukuran Perusahaan sebagai
Variabel Moderasi. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan yang di peringkat
oleh PT Pefindo dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2016–2018.
Jumlah perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian yakni 25 perusahaan selama
3 tahun. Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 75
perusahaan.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik
dengan bantuan software SPSS versi 25. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
Likuiditas, Leverage, dan Umur Obligasi tidak berpengaruh terhadap Peringkat
Obligasi. Sedangkan Jaminan berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi. Ukuran
perusahaan mampu memoderasi pengaruh jaminan terhadap peringkat obligasi. Namun
ukuran perusahaan tidak mampu memoderasi pengaruh likuiditas, leverage dan umur
obligasi terhadap peringkat obligasi.

Kata Kunci: Rasio Keuangan, Jaminan, Umur Obligasi, Ukuran Perusahaan,Peringkat


Obligasi.

xi
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ v
ABSTRACT ........................................................................................................... vii
ABSTRAK ............................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... xi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xvii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xviii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 11
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 11
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 12
D. Manfaat Penelitian.......................................................................... 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 15
A. Teori-teori Terkait Penelitian ......................................................... 15
1. Teori Keagenan (Agency Theory) ............................................. 15
2. Teori Sinyal (Signalling Theory) .............................................. 16
3. Obligasi ..................................................................................... 18
4. Lembaga Pemeringkat Obligasi ................................................ 23
5. Rasio Keuangan ........................................................................ 26
a. Likuiditas .......................................................................... 26

xii
b. Leverage ............................................................................. 28
6. Jaminan (secure) ........................................................................ 29
7. Umur Obligasi ........................................................................... 30
8. Ukuran Perusahaan .................................................................... 31
B. Penelitian Terdahulu ....................................................................... 34
C. Kerangka Pemikiran ....................................................................... 45
D. Keterkaitan antar Variabel dan Hipotesis....................................... 46
1. Pengaruh Likuiditas terhadap Peringkat obligasi ...................... 46
2. Pengaruh Leverage terhadap Peringkat Obligasi ...................... 47
3. Pengaruh Jaminan terhadap Peringkat Obligasi ........................ 47
4. Pengaruh Umur Obligasi terhadap Peringkat Obligasi .............. 48
5. Pengaruh Likuiditas terhadap Peringkat Obligasi yang
dimoderasi oleh Ukuran Perusahaan............................................ 49
6. Pengaruh Leverage terhadap Peringkat Obligasi
yang dimoderasi oleh Ukuran Perusahaan ................................ . 50
7. Pengaruh Jaminan terhadap Peringkat Obligasi yang
dimoderasi oleh Ukuran Perusahaan ...................................... 51
8. Pengaruh Umur Obligasi terhadap Peringkat Obligasi
yang dimoderasi oleh Ukuran Perusahaan ............................... 52
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 54
A. Populasi dan Sampel ...................................................................... 54
B. Data dan Sumber Data .................................................................... 55
C. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 55
D. Metode Analisis Data ..................................................................... 56
1. Analisis Statistik Deskriptif ...................................................... 56
2. Analisis Regresi Logistik .......................................................... 56
a. Menilai Kelayakan Model Regresi ....................................... 58

xiii
b. Menilai Model Fit (Overall Model Fit Test) ........................ 59
c. Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square) .................... 60
d. Matriks Klasifikasi ............................................................... 60
3. Pengujian Hipotesis .................................................................. 61
E. Definisi Operasional Variabel ........................................................ 61
1. Rasio Keuangan.......................................................................... 61
a. Likuiditas .............................................................................. 61
b. Leverage ............................................................................... 62
2. Jaminan....................................................................................... 63
3. Umur Obligasi............................................................................ 63
4. Ukuran Perusahaan..................................................................... 63
5. Peringkat Obligasi...................................................................... 64
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 69
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................... 69
B. Temuan Hasil Penelitian................................................................. 70
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ..................................................... 70
2. Analisis Regresi Logistik .......................................................... 73
a. Menilai Kelayakan Model Regresi ........................................ 73
b. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit Test) ......... 74
c. Menilai Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square) ........ 75
d. Matriks Klasifikasi ................................................................ 77
3. Hasil Model Regresi yang Terbentuk dan Pengujian Hipotesis 78
C. Pembahasan .................................................................................... 82
1. Pengaruh Likuiditas terhadap Peringkat Obligasi ..................... 82
2. Pengaruh Leverage terhadap Peringkat Obligasi ...................... 83
3. Pengaruh Jaminan terhadap Peringkat Obligasi ........................ 85
4. Pengaruh Umur Obligasi terhadap Peringkat Obligasi ............ 86
5. Pengaruh Likuiditas terhadap Peringkat Obligasi
yang dimoderasi oleh Ukuran Perusahaan ................................ 87

xiv
6. Pengaruh Leverage terhadap Peringkat Obligasi yang dimoderasi
oleh Ukuran Perusahaan ................................................................. 89
7. Pengaruh Jaminan terhadap Peringkat Obligasi yang dimoderasi oleh
Ukuran Perusahaan ......................................................................... 90
8. Pengaruh Umur Obligasi terhadap Peringkat Obligasi yang
dimoderasi oleh Ukuran Perusahaan ................................................. 91

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 93


A. Simpulan ........................................................................................ 93
B. Saran ............................................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 96
LAMPIRAN .......................................................................................................... 102

xv
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perkembangan Nilai Emisi Pasar Obligasi ......................................... 4


Tabel 2.1 Peringkat Obligasi Berdasarkan PT Pefindo ..................................... 24
Tabel 2.2 Kriteria Ukuran Perusahaan .............................................................. 32
Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 35
Tabel 3.1 Kategori Peringkat Obligasi .............................................................. 65
Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelittian ...................................................... 67
Tabel 4.1 Rincian Perolehan Sampel Penelitian ............................................... 69
Tabel 4.2 Hasil ji Statistik Deskriptif ................................................................ 70
Tabel 4.3 Kelayakan Model Regresi ................................................................. 73
Tabel 4.4 Menilai Model Fit ............................................................................. 74
Tabel 4.5 Koefisien Determinasi....................................................................... 75
Tabel 4.6 Hasil Identifikasi Prediksi Klasifikasi............................................... 77
Tabel 4.7 Uji Signifikansi Data ......................................................................... 78

xvi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Rekapitulasi Perdagangan Obligasi ............................................ 2


Gambar 2.2 Skema Kerangka Pemikiran ..................................................... 45

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Perusahaan Sampel ............................................................. 103


Lampiran 2 Pengukuran Gabungan (Seluruh Variabel) .................................... 104
Lampiran 3 Daftar Nilai Likuiditas yang dikur dengan Current Ratio (CR) .... 110
Lampiran 4 Daftar Nilai Leverage yang dikur dengan Debt to Equuity Ratio . 111
Lampiran 5 Pengukuran Umur Obligasi ........................................................... 112
Lampiran 6 Daftar Obligasi Perusahaan Sampel yang dijamin dan
tidak dijamin................................................................................... 113
Lampiran 7 Daftar Peringkat Obligasi Perusahaan Sampel .............................. 114
Lampiran 8 Perhitungan Ukuran Perusahaan .................................................... 115
Lampiran 9 Output Hasil Penelitian.................................................................. 120

xviii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini semakin meningkat, hal

tersebut juga didukung oleh perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi

yang kian pesat memicu pertumbuhan pasar modal di Indonesia. Pasar modal

(capital market) adalah pasar yang mempertemukan pihak yang menawarkan

dan yang memerlukan dana jangka panjang, seperti saham dan obligasi (Abdul

Halim, 2015). Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan jumlah investor di pasar

modal Indonesia sejumlah 2,47 juta investor per Desember 2019. Instrumen

keuangan yang diperdagangkan di pasar modal merupakan instrumen jangka

panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun) seperti saham, obligasi, reksadana,

Exchange Traded Fund (ETF), dan berbagai instrumen derivatif seperti option,

futures, dan lain-lain (BEI, 2019).

Salah satu instrumen keuangan yang diminati oleh para investor adalah

obligasi. Obligasi atau surat hutang pada umumnya diterbitkan oleh perusahaan

yang membutuhkan dana baik untuk ekspansi bisnisnya atau memenuhi

kebutuhan keuangan perusahaan dalam jangka pendek atau jangka panjang.

Penerbitan obligasi dapat ditinjau dari dua sisi, yaitu sisi emiten dan sisi

investor. Ditinjau dari sisi emiten obligasi diterbitkan dengan tujuan untuk

memperoleh dana dalam menunjang aktivitas perusahaan. Hal ini dikarenakan

1
obligasi merupakan salah satu alternatif pendanaan yang relatif lebih murah jika

dibandingkan dengan pinjaman dari pihak lain seperti bank. Sedangkan jika

ditinjau dari sisi investor, investasi pada obligasi merupakan alternatif yang

aman, karena obligasi memberikan penghasilan tetap berupa kupon bunga yang

dibayar secara tetap dengan tingkat bunga yang kompetitif serta pokok utang

yang dibayar secara tepat waktu pada saat jatuh tempo yang telah ditentukan

(Susilowati dan Sumarto dalam Febriani, 2017).

Perkembangan obligasi di Indonesia hingga saat ini cukup meningkat.

Hal ini dapat dilihat dari rekapitulasi perdagangan obligasi yang terus

meningkat setiap tahunnya. Oleh karena itu, obligasi memiliki potensi yang

besar untuk tumbuh dan berkembang di masa yang akan mendatang.

Gambar 1.1

Rekapitulasi Perdagangan Obligasi

Sumber: Statistik Pasar Modal, 2019

Berdasarkan gambar 1, maka secara umum dapat dikatakan bahwa

perkembangan obligasi terus mengalami peningkatan. Hal tersebut

2
membuktikan bahwa obligasi semakin diminati oleh para investor di Indonesia.

Investasi obligasi merupakan salah satu investasi jangka panjang yang diminati

oleh pemodal karena memiliki pendapatan yang bersifat tetap. Pendapatan tetap

tersebut diperoleh dari bunga yang akan diterima secara periodik dan pokok

obligasi pada saat jatuh tempo (Veronica, 2015).

Popularitas obligasi sebagai investasi sejauh ini memang masih di

bawah deposito maupun saham. Namun, bukan berarti obligasi adalah investasi

yang sepi peminat. Terbukti, Obligasi Ritel Indonesia (ORI) selalu habis untuk

dijadikan target berinvestasi. Pemerintah lewat Kementerian Keuangan telah

menerbitkan ORI sebanyak 15 kali. ORI015 menjadi obligasi negara yang

terakhir dijual tahun 2018 (Boby, 2019). Dari berbagai sektor yang terdapat di

pasar obligasi, sektor keuangan menjadi sektor yang paling banyak diminati

oleh para investor. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan nilai emisi pasar

obligasi Indonesia pada sektor keuangan memiliki nilai lebih tinggi

dibandingkan dengan sektor industri lainnya yang terdapat di pasar modal

Indonesia dari tahun 2016-2018.

3
Tabel 1.1.

Perkembangan Nilai Emisi Pasar Obligasi Indonesia

No. Sektoral Nilai


(Dalam Rp Miliar)

2016 2017 2018

1. Pertanian - - 1,000.00

2. Pertambangan 3,750.00 3,726.00 1,750.00

3. Industri dasar & 1,000.00 13,425 1,000.00


Bahan Kimia
4. Aneka Industri - - -

5. Industri Barang 500.00 1,050 500.00


Konsumsi
6. Properti & Real 4,450.00 12,489 8,551,50
Estate
7. Infrastruktur, 5,490.00 17,208 13,523.00
Utility, &
Transportasi
8. Keuangan 85,803.25 91,484 74,426.10

9. Perdagangan, Jasa, 1,000.00 5,150 1,700.00


& Investasi
Total 101,993.25 144,351.87 102,450.60

Sumber: Statistik Pasar Modal, Otoritas Jasa Keuangan, 2019

4
Berdasarkan tabel 1.1, pada tahun 2016 total nilai emisi pasar obligasi

adalah sebesar 101,993.25 miliar rupiah. Selanjutnya pada tahun 2017 total nilai

emisi pasar obligasi adalah sebesar 144,351.87 miliar rupiah. Kemudian tahun

2018 total nilai emisi pasar sebesar 102,450.60 miliar rupiah. Walaupun nilai

emisi pasar obligasi menurun pada tahun 2018, tetapi jika dilihat dari

sektoralnya, sektor keuangan menjadi sektor yang memiliki nilai paling tinggi

tiap tahunnya dibanding sektor lainnya.

Salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh investor sebelum membeli

obligasi adalah peringkat obligasi tersebut. Menurut Jogiyanto (2015)

Peringkat obligasi (bond rating) adalah simbol-simbol karakter yang diberikan

oleh agen pemeringkat untuk menunjukan risiko dari obligasi yang diterbitkan.

Sedangkan menurut Febriani (2017) Peringkat obligasi adalah skala risiko dari

semua obligasi yang diperdagangkan. Skala ini menunjukkan seberapa aman

suatu obligasi bagi investor. Keamanan ini ditunjukkan dari kemampuan

perusahaan dalam membayar bunga dan pelunasan pokok pinjaman (Sunarjanto

dan Tulasi, 2013). Default risk atau risiko gagal bayar merupakan risiko tidak

terbayarnya bunga dan pokok utang obligasi. Untuk mencegah hal tersebut kita

harus bisa menilai kualitas dari suatu obligasi tersebut. Kualitas suatu obligasi

dapat kita nilai berdasarkan peringkatnya. Semakin tinggi peringkat obligasi,

maka semakin rendah risiko yang dihadapi oleh investor yang artinya

5
kemungkinan obligasi mengalami kegagalan dalam membayar bunga dan

pokok pinjamannya.

Pada umumnya peringkat obligasi diterbitkan oleh lembaga

pemeringkat yang independen, objektif, dan dapat dipercaya. Lembaga

pemeringkat yang terbesar dan terkenal di dunia adalah Moody’s, Fitch Rating

dan Standard & Poor’s. Sedangkan di Indonesia terdapat 2 agen pemeringkat

obligasi, yakni PT Pefindo (Pemeringkat Efek Indonesia) dan PT Kasnic Credit

Rating Indonesia. Namun pada penelitian kali ini lebih mengacu pada hasil

rating yang dilakukan oleh PT Pefindo karena merupakan salah satu lembaga

pemeringkat yang diakui oleh Bank Indonesia serta banyaknya perusahaan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang menggunakan jasa pemeringkat PT

Pefindo.

Pemeringkatan obligasi terbagi menjadi dua kategori peringkat, yakni

Investment Grade (AAA,AA,A,BBB) dan non-investment grade (BB,B,CCC,

dan D). Obligasi yang memiliki peringkat kategori investment grade

menunjukkan bahwa obligasi tersebut layak untuk investasi karena perusahaan

dianggap memiliki kemampuan dalam pembayaran bunga dan pokok utang.

Sementara obligasi yang termasuk dalam peringkat non investment grade

memiliki risiko default yang sangat tinggi. Perusahaan yang masuk dalam

kategori ini biasanya cenderung sulit memperoleh pendanaan. .

Di Indonesia, perusahaan-perusahaan sering mengalami penurunan atas

peringkat obligasinya. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor keuangan maupun

6
non keuangan. Fenomena penurunan peringkat obligasi yang terjadi saat ini

yaitu terjadi pada PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE), Pefindo telah

menurunkan peringkat Obligasi Berkelanjutan II Tahap II Tahun 2019 PT

Tiphone Mobile Indonesia menjadi “idD” dari “idCCC”. Penurunan peringkat

tersebut diakibatkan karena kegagalan TELE dalam membayar kupon obligasi

yang jatuh tempo pada 19 Juni 2020 senilai Rp19 miliar. Fenomena penurunan

peringkat obligasi juga terjadi pada PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau

Antam pada tahun 2011. Peringkat obligasi PT Antam turun menjadi “idBBB+”

DARI “IdA-“. Analis Yogie Surya Perdana (2017) mengatakan, penurunan

peringkat tersebut terutama disebabkan oleh rendahnya harga jual nikel diluar

ekspektasi secara berkelanjuan, walaupun biaya tunai saat ini lebih rendah. Hal

tersebut juga terjadi pada PT Tiga Pilar yang mengalami penurunan peringkat

dari BB+ menjadi CCC pada tahun 2018. Peringkat tersebut mencerminkan

kemampuan tiga pilar untuk melunasi utang terkendala likuiditas lemah,

sehingga rentan akan gagal bayar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi sangatlah

beragam, baik faktor keuangan maupun faktor non keuangan (Kurnia, Heni

dkk: 2016). Hal tersebutlah yang mendorong peneliti untuk melakukan

penelitian mengenai pemeringkatan obligasi menggunakan rasio keuangan

yaitu leverage dan likuiditas serta faktor non keuangan yaitu umur obligasi dan

jaminan.

7
Rasio Likuiditas adalah rasio yang memberikan gambaran tentang

kemampuan perusahaan dalam memenuhi utang atau kewajiban jangka

pendeknya (Fred Weston dalam Kasmir, 2010). Rasio likuiditas diukur dengan

menggunakan rasio lancar. Kemampuan perusahaan membayar kewajibannya

pada saat jatuh tempo mengindikasikan kemampuannya dalam membayar

utang-utangnya serta tingkat likuiditas yang tinggi menunjukkan kuatnya

kondisi keuangan perusahaan. Penelitian Tri Hastutik (2014) menunjukkan

bahwa likuiditas yang diproksikan dengan current ratio (CR) berpengaruh

positif terhadap peringkat obligasi. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian

Wastam Wahyu Hidayat (2018) yang menunjukkan bahwa likuiditas

berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi. Sedangkan penelitian

Widiastuti, et al., (2016) dan Kadek Kristiana Dewi dan Gerianta Wirawan

Yasa (2016) menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh negatif terhadap

peringkat obligasi.

Rasio Leverage digunakan untuk megukur seberapa besar perusahaan

dibiayai oleh utang. Artinya, berapa besar utang yang ditanggung dibandingkan

dengan aktivanya. Rasio Leverage yang biasa digunakan adalah debt equity

ratio yaitu total utang dibagi dengan total ekuitas. Apabila sebuah perusahaan

pembiayaannya banyak menggunakan utang. Hal tersebut bisa beresiko kepada

kesulitan pembayaran dimasa yang akan datang karena utang lebih besar dari

modal yang dimiliki. Oleh karena itu, rasio leverage ini penting diketahui bagi

calon investor. Penelitian Tri Hastutik (2014) menunjukkan hasil bahwa

8
leverage berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi. Hasil penelitian

tersebut juga didukung oleh penelitian Wastam Wahyu Hidayat (2018) yang

menunjukkan hasil bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap peringkat

obligasi.

Umur obligasi adalah jangka waktu sejak diterbitkannya obligasi sampai

dengan tanggal jatuh tempo obligasi tersebut. Obligasi yang jatuh tempo lebih

pendek akan dianggap kurang beresiko dibanding obligasi jangka panjang, dan

hal tersebut direflesikan dalam peringkat obligasi, Fauziah (2009). Penelitian

yang dilakukan oleh Gilang Elly Prastika (2017) menunjukkan hasil bahwa

umur obligasi tidak memiliki pengaruh terhadap peringkat obligasi. Hal

tersebut juga didukung oleh penelitian dari Harisya Aran (2016) yang

menunjukkan bahwa umur obligasi tidak berpengaruh terhadap peringkat

obligasi. Berbeda dengan Andry (2005) yang menujukkan hasil bahwa umur

obligasi berpengaruh terhadap peringkat obligasi.

Jaminan merupakan janji yang diberikan oleh peminjam kepada

pemberi pinjaman untuk menghindari resiko apabila peminjam tidak mampu

memenuhi kewajibannya. Obligasi yang dijamin oleh perusahaan cenderung

lebih aman dibandingkan dengan obligasi tanpa jaminan karena memiliki resiko

yang lebih kecil apabila perusahaan mengalami gagal bayar. Penelitian Ni Made

Kristiana Sari dan Ida Bagus Badjra (2016) menujukkan hasil bahwa jaminan

memiliki pengaruh terhadap peringkat obligasi. Sedangkan penelitian yang

9
dilakukan oleh Estiyani (2011) menyatakan hal sebaliknya yaitu jaminan tidak

memiliki pengaruh terhadap peringkat obligasi.

Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu menunjukkan ketidak

konsistenan terhadap hasil yang diperoleh mengenai pengaruh Rasio Keuangan

(rasio Likuiditas, rasio leverage), umur obligasi dan jaminan terhadap peringkat

obligasi. Oleh karena itu, peneliti menduga adanya variabel yang memoderasi

pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap peringkat obligasi. Berdasarkan alasan

tersebut penelitian ini akan menempatkan Ukuran Perusahaan sebagai variabel

moderasi. Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu

perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Ni Made Kristiana Sari dan Ida

Bagus Badjra (2016) dan Gilang Elly Prastika (2017) menujukkan hasil bahwa

ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi. Hal

tersebut berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Magreta

dan Nurmayanti (2009) yang menunjukkan hasil bahwa ukuran perusahaan

berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi. Dengan adanya ukuran

perusahaan sebagai variabel moderasi diharapkan Rasio Keuangan (rasio

Likuiditas dan rasio Leverage), Jaminan dan Umur Obligasi akan berpengaruh

signifikan terhadap peringkat obligasi.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti termotivasi untuk melakukan

penelitian ini karena pertama, ketidakkonsistenan hasil dari penelitian-

penelitian sebelumnya. Kedua, masih terbatasnya penelitian yang

menambahkan ukuran perusahaan sebagai variabel moderasi. Ketiga,

10
banyaknya kasus penurunan peringkat obligasi perusahaan besar di Indonesia

yang disebabkan oleh faktor keuangan maupun non keuangan. Hal tersebut juga

semakin menyakinkan peneliti untuk menambahkan Ukuran Perusahaan

sebagai variabel moderasi. Dengan demikian, maka peneliti tertarik melakukan

penelitian yang berjudul “Pengaruh Rasio Keuangan,Jaminan, dan Umur

Obligasi Terhadap Peringkat Obligasi Dengan Ukuran Perusahaan

Sebagai Variabel Moderasi”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang hendak diteliti

dalam penelitian ini adalah;

1. Apakah rasio likuiditas berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat

obligasi?

2. Apakah rasio leverage berpengaruh secara signifikan terhadap perinkat

obligasi ?

3. Apakah jaminan berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat

obligasi?

4. Apakah umur obligasi berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat

obligasi?

5. Apakah rasio likuiditas berpengaruh terhadap peringkat obligasi yang

dimoderasi oleh ukuran perusahaan?

11
6. Apakah rasio leverage berpengaruh terhadap peringkat obligasi yang

dimoderasi oleh ukuran perusahaan?

7. Apakah jaminan berpengaruh terhadap peringkat obligasi yang dimoderasi

oleh ukuran perusahaan?

8. Apakah umur obligasi berpengaruh terhadap peringkat obligasi yang

dimoderasi oleh ukuran perusahaan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, penelitian ini

bertujuan untuk menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:

1. Pengaruh rasio likuiditas terhadap ukuran perusahaan.

2. Pengaruh rasio leverage terhadap ukuran perusahaan.

3. Pengaruh jaminan terhadap peringkat obligasi.

4. Pengaruh umur obligasi terhadap peringkat obligasi.

5. Pengaruh rasio likuiditas terhadap peringkat obligasi yang dimoderasi oleh

ukuran perusahaan.

6. Pengaruh rasio leverage terhadap peringkat obligasi yang dimoderasi oleh

ukuran perusahaan.

7. Pengaruh jaminan terhadap peringkat obligasi yang dimoderasi oleh ukuran

perusahaan.

8. Pengaruh umur obligasi terhadap peringkat obligasi yang dimoderasi oleh

ukuran perusahaan.

12
D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari peneliian ini adalah sebagai berikut:

1. Kontribusi Teoritis

a. Penulis, sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan

terkait dengan pengaruh rasio keuangan, jaminan, umur obligasi

terhadap peringkat obligasi dengan ukuran perusahaan sebagai variabel

moderasinya.

b. Mahasiswa jurusan akuntansi, sebagai wawasan memperluas ilmu

pengetahuan dan sebagai sarana referensi ilmu mengenai pengaruh rasio

keuangan, jaminan, umur obligasi terhadap peringkat obligasi dengan

ukuran perusahaan sebagai variabel moderasinya.

c. Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi untuk penelitian

selanjutnya mengenai topik ini.

d. Keilmuan, untuk menambah bukti empiris mengenai pengaruh rasio

keuangan, jaminan, umur obligasi terhadap peringkat obligasi dengan

ukuran perusahaan sebagai variabel moderasinya.

2. Kontribusi Praktis

a. Investor, sebagai pertimbangan yang dapat digunakan dalam

mengambil keputusan untuk berinvestasi obligasi sehingga investor

dapat lebih bijak dalam tindakannya ketika mendapat informasi

mengenai peringkat obligaasi suatu perushaan.

13
b. Perusahaan, sebagai sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan

bagi manajer dalam memberikan informasi laporan keuanagan kepada

para pengguna laporan keuangan. Informasi keuangan yang

dipublikasikan harus berkualitas dan dapat dipercaya karena untuk

kepentingan pihak eksternal seperti investor.

14
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori-teori Terkait dengan Penelitian

1. Teori Keagenan (Agency Theory)

Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan bahwa hubungan agensi

terjadi ketika satu orang atau lebih (principal) memperkerjakan orang lain

(agent) untuk memberikan suatu jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang

pengambilan keputusan. Pemegang saham sebagai pihak principal mengadakan

kontrak untuk memaksimumkan kesejahteraan dirinya dengan profitabilitas

yang selalu meningkat. Manajer sebagai agent termotivasi untuk

memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologisnya antara lain

dalam hal memperoleh investasi, pinjaman, maupun kontrak kompensasi

(Sugiarto: 2009).

Teori agensi juga mengasumsikan bahwa manajer (agent) memiliki

informasi lebih banyak dari pada principal. Hal ini dikarenakan principal tidak

selalu mengamati kegiatan yang dilakukan di perusahaannya secara terus-

menerus dan berkala. Karena principal tidak memiliki informasi yang cukup

mengenai kinerja agen, maka prinsipal tidak pernah mengetahui apakah agent

telah memebrikan kontribusi yang baik, situasi inilah yang disebut asimetri

informasi yang kemudian dapat memicu timbulnya biaya agensi. Jensen dan

Meckling (1976) membagi biaya agensi menjadi tiga komponen, yaitu:

15
a. Biaya Monitoring (monitoring cost)

Biaya monitoring merupakan pengeluaran biaya yang dirancang

untuk mengawasi dan mengatur aktivitas-aktivitas yang dilakukan

oleh agen.

b. Biaya Bonding (bonding cost)

Biaya bonding merupakan biaya yang digunakan untuk menjamin

bahwa agen tidak akan bertindak yang dapat merugikan prinsipal,

atau untuk meyakinkan bahwa prinsipal akan memberikan

kompensasi jika agen benar-benar melakukan tindakan yang tepat.

c. Kerugian Residual (residual loss)

Kerugian residual merupakan nilai uang yang ekuivalen dengan

pengurangan kemakmuran yang dialami oleh prinsipal sebagai

akibat dari perbedaan kepentingan atau nilai kerugian yang dialami

prinsipal akibat keputusan yang diambil oleh agen.

Konflik keagenan yang berhubungan dengan penerbitan obligasi dapat

terjadi antara manajemen dengan kreditor. Manajemen yang perusahaannya

menerbitkan obligasi berkepentingan agar obligasi yang diterbitkan dapat

terjual seluruhnya. Para kreditor berkepentingan terhadap penjaminan kondisi

perusahaan penerbit obligasi dalam keadaan baik sehingga nantinya tidak

menimbulkan kerugian. Untuk mengurangi konflik tersebut maka manajemen

16
menggunakan jasa lembaga pemeringkat obligasi sehingga dalam hal ini dapat

mengurangi biaya penjaminan (bonding cost)

2. Teori Sinyal (Signal Theory)

Menurut Brigham dan Hosuton (2014) signaling theory merupakan

suatu perilaku manajemen perusahaan dalam memberi petunjuk untuk investor

terkait pandangan manajemen pada prospek perusahaan untuk masa

mendatang. Signaling theory menjelaskan mengenai perusahaan yang memiliki

kewajiban untuk memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan.

Sinyal ini berupa informasi terkait aktivitas atau operasional perusahaan yang

disajikan melalui laporan keuangan. Teori sinyal menjelaskan mengapa

perusahaan mempunyai inisiatif dan dorongan untuk memberikan informasi

kepada pihak eksternal (Tearney dalam Estiyanti dan Yasa, 2011). Investor

yang merupakan pihak eksternal perusahaan memerlukan informasi yang akurat

terkait kondisi perusahaan sebelum melakukan investasi. Oleh karena itu,

sekecil apapun informasi yang diberikan akan memberikan pengaruh terhadap

investor untuk pengambilan keputusan investasinya.

Peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh lembaga independen tidak

terlepas dari kondisi peusahaan yang disajikan melalui laporan keuangan.

Dengan adanya peringkat obligasi diharapkan dapat memberikan sinyal

mengenai kondisi suatu perusahaan baik dari segi keuangan maupun non

keuangan bagi para pihak yang berkepentingan.

17
Impilkasi teori sinyal dalam penelitian ini digunakan untuk menjelaskan

variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu likuiditas, leverage,

umur obligasi , jaminan, ukuran perusahaan serta peringkat obligasi.

Likuiditas yang tinggi dapat memberikan sinyal bahwa perusahaan

memiliki kemampuan untuk melakukan kewajibannya dalam jangka waktu

relatif pendek. Perusahaan yang mempu membayar kewajiban jangka pendek

nya dengan baik menandakan bahwa perusahaan tersebut sedang dalam kondisi

keuangan yang baik pula. Hal tersebut juga menggambarkan bahwa perusahaan

tersebut kemungkinan pelunasan untuk kewajiban jangka panjangnya juga baik.

Hal tersebut akan memengaruhi peringkat obligasinya. Sedangkan nilai

leverage yang tinggi dapat memberikan sinyal bahwa suatu perusahaan tersebut

memiliki hutang yang lebih besar dibandingkan dengan aktiva yang

dimilikinya, sehingga risiko gagal bayar yang akan ditanggung investor akan

lebih tinggi. Hal tersebut akan memengaruhi peringkat obligasinya.

Jaminan, ketika obligasi tersebut dijamin artinya risiko dari obligasi

tersebut rendah karena ketika perusahaan mengalami gagal bayar, investor

masih memiliki jaminan atas obligasi yang telah dibelinya tersebut, sehingga

jaminan dapat memengaruhi peringkat obligasi. Sedangakan umur obligasi,

obligasi yang jatuh tempo lebih pendek akan dianggap kurang beresiko

dibanding obligasi jangka panjang.

Ukuran perusahan dijadikan variabel moderasi pada penelitian ini

dikarenakan tidak selamanya perusahaan besar memiliki peringkat obligasi

18
yang baik, begitupun perusahaan kecil. Di samping itu, ukuran perusahaan juga

bisa mempunyai korelasi terhadap tingkat risiko kebangkrutan atau kegagalan

sehingga dapat memengaruhi peringkat obligasi (Rukmana, 2016).

3. Obligasi

a. Pengertian Obligasi

Bursa Efek Indonesia (2019) mendefinisikan obligasi merupakan surat

hutang jangka menengah-panjang yang dapat dipindahtangankan, yang berisi

janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga

pada periode tertentu dan melunasi pokok hutang pada waktu yang telah

ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut. Abdul Halim (2015)

mengemukakan obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi

kontrak antara pemberi dana (dalam hal ini pemodal) dengan yang diberi dana

(emiten). Perusahaan yang menerbitkan obligasi mempunyai kewajiban untuk

membayar bunga secara reguler sesuai dengan jangka waktu yang telah

ditetapkan serta pokok pinjaman pada saat jatuh tempo.

b. Karakteristik Utama Obligasi

Menurut Bursa Efek Indonesia (2019) karakteristik yang harus dimiliki

oleh sebuah obligasi adalah sebagai berikut:

1) Nilai Nominal (face value)

Nilai nominal adalah nilai pokok suatu obligasi yang akan diterima oleh

pemegang obligasi pada saat obligasi tersebut jatuh tempo.

19
2) Kupon (the interest rate)

Kupon adalah nilai bunga yang diterima pemegang obligasi secara berkala

(kelaziman pembayaran kupon obligasi adalah setiap 3 atau 6 bulanan).

Kupon obligasi dinyatakan dalam annual prosentase.

3) Jatuh Tempo (maturity)

Maturity adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan

pembayaran kembali pokok atau nilai nominal obligasi yang dimilikinya.

Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan

di atas 5 tahun. Secara umum, semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi,

semakin tinggi kupon/bunganya.

4) Penerbit/Emiten (issuer)

Mengetahui dan mengenal penerbit obligasi merupakan faktor sangat

penting dalam melakukan investasi Obligasi Ritel. Mengukur risiko atau

kemungkinan dari penerbit obligasi dalam hal pembayaran kuon dan atau

pokok obligasi tepat waktu dapat dilihat dari peringkat obligasi yang

dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat obligasi seperti Pefindo.

c. Jenis-jenis Obligasi

Kieso et al (2014) menjelaskan, terdapat beberapa jenis dan rating

obligasi, antara lain:

1) Secured and Unsecured Bonds

Secured Bond (obligasi dijamin) adalah obligasi yang dijamin dengan

aktiva tertentu seperti gudang dan tanah. Obligasi hipotik dijamin oleh

20
klaim atas real estate. Obligasi perwalian kolateral dijamin oleh saham dan

obligasi korporasi lain. Obligasi yang tidak didukung oleh jaminan disebut

obligasi tanpa jaminan (unsecured bonds). Junk bond juga merupakan

obligasi tanpa jaminan dan sangat berisiko, sehingga harus membayar

bunga yang tinggi.

2) Term, Serial Bonds, and Callable Bonds

Terbitan obligasi yang jatuh tempo pada satu tanggal disebut obligasi

berjangka, sementara terbitan yang jatuh tempo dengan serangkaian

pembayaran angsuran disebut obligasi berseri. Obligasi yang jatuh tempo

secara berseri sering digunakan oleh sekolah atau dinas kebersihan, kota

praja, atau dinas perpajakan daerah yang meminjam uang melalui retribusi

khusus. Obligasi yang dapat ditebus (callable bond) memberikan kepada

penerbitnya hak untuk menebus dan menarik obligasi tersebut sebelum

jatuh temponya.

3) Convertible, Commodity-Backed, And Deep-Discount Bonds

Jika obligasi dapat dikonversi menjadi sekuritas lain korporasi dalam

jangka waktu tertentu setelah penerbitannya, maka obligasi ini disebut

obligasi konvertibel (convertible bonds).

Obligasi yang didukung komoditas (disebut juga obligasi yang berkaitan

dengan aktiva) dapat ditebus dalam ukuran komoditas, seperti minyak

dalam barel, batubara dalam ton, dan logam mulia dalam ons.

21
4) Registered and Bearer (Coupon) Bonds

Obligasi yang diterbitkan atas nama pemilik adalah obligasi terdaftar dan

mensyaratkan penyerahan sertifikat serta penerbitan sertifikat baru untuk

menyelesaikan penjualan. Namun, obligasi atas tunjuk atau kupon tidak

dicatat atas nama pemilik dan dapat ditransfer dari satu pemilik ke yang

lainnya hanya dengan penyerahan.

5) Income and Revenue Bonds

Obligasi laba (income bond) tidak membayar bunga kecuali perusahaan

penerbitnya meraih laba. Obligasi pendapatan (revenue bonds) disebut

demikian karena membayar bunga dari sumber pendapatan tertentu, paling

sering dikeluarkan oleh bandar udara, distrik sekolah, daerah, otoritas jalan

tol, dan lembaga pemerintah.

d. Penilaian Risiko Obligasi

Brigham & Houston (2009) menjelaskan bahwa pemegang obligasi

tidak akan terbebas dari risiko. Adapun beberapa risiko yang akan dihadapi

oleh para pemegang obligasi, sebagai berikut:

1) Risiko Suku Bunga

Tingkat suku bunga akan naik dan turun seiring dengan waktu, dan adanya

peningkatan pada tingkat suku bunga akan menyebabkan terjadinya

penurunan pada nilai obligasi beredar. Risiko penurunan nilai obligasi

akibat kenaikan tingkat suku bunga ini disebut risiko tingkat suku bunga

22
(interest rate risk). Tingkat suku bunga pasti akan mengalami kenaikan dan

penurunan, dan penurunan ini dapat menyebabkan kerugian nilai bagi para

pemegang obligasi. Jadi, orang atau perusahaan yang berinvestasi pada

obligasi akan menanggung risiko akibat perubahan tingkat suku bunga.

2) Risiko Tingkat Investasi Kembali

Risiko terjadinya penurunan pendapatan akibat turunnya tingkat suku

bunga disebut risiko tingkat investasi kembali (reinvestment rate risk),

dimana arti penting dari risiko ini telah ditunjukkan kepada seluruh

pemegang obligasi selama tahun-tahun belakangan ini sebagai akibat dari

terjadinya penurunan tingat bunga yang tajam sejak pertengahan tahun

1980-an. Risiko tingkat investasi kembali sudah dapat dipastikan akan

tinggi pada obligasi yang dapat ditebus. Risiko ini juga akan tinggi pada

obligasi dengan masa jatuh tempo yang singkat, karena semakin singkat

jatuh tempo suatu obligasi, maka akan semakin sedikit jumlah tahun ketika

tingat suku bunga lama yang relatif tinggi akan diterima, dan semakin cepat

dana tersebut akan harus diinvestasikan kembali pada tingkat baru yang

lebih rendah.

3) Risiko Gagal Bayar

Satu risiko penting lainnya yang dihubungkan dengan obligasi adalah

risiko gagal bayar. Jika emiten mengalami gagal bayar, investor akan

menerima jumlah yang lebih kecil daripada pengembalian obligasi yang

23
sebelumnya dijanjikan. Oleeh karena itu, investor perlu menilai risiko

gagal bayar obligasi terlebih dahulu sebelum melakukan pembelian.

4. Lembaga Pemeringkat Obligasi

Pada umumnya peringkat obligasi diterbitkan oleh lembaga

pemeringkat yang independen, objektif, dan dapat dipercaya. Lembaga

pemeringkat yang terbesar dan terkenal di dunia adalah Moody’s, Fitch Rating

dan Standard & Poor’s. Sedangkan di Indonesia terdapat dua agen

pemeringkat obligasi, yakni PT Pefindo (Pemeringkat Efek Indonesia) dan PT

Kasnic Credit Rating Indonesia. Namun pada penelitian kali ini lebih mengacu

pada hasil rating yang dilakukan oleh PT Pefindo karena merupakan salah satu

lembaga pemeringkat yang diakui oleh Bank Indonesia serta banyaknya

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang menggunakan jasa

pemeringkat PT Pefindo.

PT Pefindo atau PT Pemeringkat Efek Indonesia didirikan di Jakarta

pada tanggal 21 Desember 1993 melalui inisiatif Badan Pengawas Pasar

Modal (BAPEPAM) dan Bank Indonesia. Pada tanggal 31 Agustus 1994,

Pefindo mendapatkan izin usaha dari BAPEPAM dengan nomor 39/PM-

PI/1994 dan menjadi salah satu lembaga penunjang pasar modal di Indonesia.

Tugas utama PT Pefindo yaitu menyediakan peringkat atas risiko kredit

dengan objektif, independen, dan dapat dipertanggungjawabkan.

24
Berikut ini definisi peringkat yang dikeluarkan oleh PT Pefindo:

Tabel 2.1

Peringkat obligasi berdasarkan PT Pefindo

Peringkat Keterangan

idAAA Efek utang jangka panjang dengan peringkat idAAA didukung

oleh obligor paling kuat dibanding obligor lainnya untuk

memenuhi kewajiban keuangan atas efek hutang tersebut.

idAA Efek hutang jangka panjang dengan peingkat idAA memiliki

kualitas kredit sedikit dibawah peringkat tertinggi yang didukung

oleh kemampuan obligor yang kuat untuk memenuhi kewajiban

finansialnya.

idA Efek hutang jangka panjang dengan peringkat idA didukung oleh

obligor yang memiliki kemampuan yang kuat dibanding obligor

lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial atas efek hutang

tersebut. Kemampuan obligor tersebut cukup terpengaruh oleh

memburuknya perkembangan perekonomian, bisnis, dan

keuangan.

Bersambung pada halaman selanjutnya

25
Tabel 2.1 (Lanjutan)

Peringkat Keterangan

idBBB Efek hutang dengan peringkat idBBB didukung oleh obligor yang

memiliki kemampuan yang memadai dibanding obligor lainnya

untuk memenuhi kewajiban finansial atas efek hutang tersebut.

Kemampuan tersebut lebih terpengaruh oleh memburuknya

perkembangan perekonomian, bisnis, dan keuangan dibanding

obligor dengan peringkat lebih tinggi.

idBB Efek hutang dengan peringkat idBB didukung oleh obligor yang

memiliki kemampuan yang agak lemah dibanding obligor lainnya

untuk memenuhi kewajiban finansial atas efek hutang tersebut.

Kemampan tersebut sangat terpengaruh oleh memburuknya

perkembangan perekonomian,bisnis, dan keuangan.

Bersambung pada halaman selanjutnya

26
Tabel 2.1 (Lanjutan)

Peringkat Keterangan

idCCC Efek hutang jangka panjang dengan peringkat idCCC didukung

menandakan terdapat risiko besar bahwa obligor tidak mampu

memenuhi kewajiban finansial atas efek hutangnya.

idD Efek hutang jangka panjang dengan peringkat idD menandakan

obligor gagal memenuhi kewajiban finansial atas efek hutang pada

saat jatuh tempo. Peringkat idD juga dapat diberikan kepada

obligor yang sudah mengajukan pailit atau berhenti usaha.

Hasil pemeringkatan dari idAAA sampai dengan idB dapat dimodifikasi dengan

menambahkan tanda tambah (+) atau tanda kurang (-) untuk menunjukkan kekuatan

relative obligor dalam suatu kategori peringkat tertentu

Sumber: Pefindo, 2019

5. Rasio Keuangan

a. Likuiditas

Menurut Fred Weston dalam Kasmir (2010) rasio likuiditas

merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi

kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih,

27
maka akan mampu untuk memenuhi utang (membayar) tersebut terutama

utang yang sudah jatuh tempo.

Adapun jenis-jenis rasio yang dapat digunakan untuk mengukur

rasio likuiditas, yaitu:

1) Quick Ratio merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban utang lancar dengan alat-alat

yang paling likuid yang dimiliki. Rumusnya adalah Cash asset dibagi

dengan Total Deposito.

2) Current Ratio nerupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban pendeknya

dengan menggunakan ativa lancar yang dimiliki. Rumusnya adalah

sktiva lancar dibagi dengan hutang lancar.

3) Cash Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka

pendeknya dengan kas yang tersedia dan disimpan dibank. Rumusnya

adalah kas dan efek dibagi dengan hutang lancar.

Kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka

pendeknya mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut dalam keadaan

likuid. Kemampuan pelunasan kewajiban jangka pendek perusahaan

mengindikasikan juga bahwa perusahaan tersebut mampu melunasi

kewajiban jangka panjangnya seperti pelunasan obligasi. Oleh karena itu,

28
tingkat likuiditas yang tinggi berpengaruh terhadap peringkat obligasi yang

baik.

b. Leverage

Rasio leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya, berapa

besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan

aktivanya (Kasmir, 2010). Rasio yang biasa digunakan untuk menghitung

rasio leverage, yaitu:

1) Debt to Asset Ratio merupakan rasio yang mengukur dari total aset

yang didanai oleh kreditor perusahaan. Semakin tinggi nilai debt ratio,

maka semakin tinggu pula jumlah uang kreditor yang digunakan dalam

menghasilkan laba. Rumusnya adalah total kewajiban dibagi dengan

total aset.

2) Debt to Equity Ratio digunakan untuk mengukur bagian modal sendiri

yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan kewajiban atau hutang.

Rumusnya adalah hutang lancar ditambah hutang jangka panjang

dibagi dengan jumlah modal sendiri.

3) Long Term Debt to Equity Ratio digunakan untuk mengukur bagian

dari modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk hutang jangka

panjang. Rumusnya adalah hutang jangka panjang dibagi dengan

modal sendiri.

29
4) Tangible Asset Debt Coverage digunakan untuk mengukur besarnya

aktiva tetap tangible yang digunakan untuk menjamin hutang jangka

panjang. Rumusnya adalah jumlah aktiva ditambah tangible dan

hutang lancar dibagi dengan hutang jangka panjang.

5) Times Interest Earned Ratio digunakan untuk mengukur besar jaminan

keuntungan yang digunakan untuk membayar bunga hutang jangka

panjang. Rumusnya adalah EBIT dibagi dengan bunga hutang jangka

panjang.

6. Jaminan (Secure)

Salah satu bagian vital pada obligasi adalah jaminan, hal ini

dikarenakan dengan adanya jaminan pada obligasi, berarti perusahaan dapat

meminimalisir resiko awal kepada investor obligasi (Hasan dan Dana: 2018).

Berdasarkan jaminan, obligasi dikelompokan menjadi obligasi yang dijamin

dan obligasi yang tidak dijamin. Obligasi dengan jaminan merupakan obligasi

yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari penerbitnya misalanya mortage

bond yang dijamin dengan bangunan atau aktiva lain atau collateral bond yang

dijamin dengan surat-surat berharga milik perusahaan lain yang dimiliki, atau

dengan jaminan lain dari pihak ketiga (Yuliana, 2011 dalam Satriadi, 2015).

Jenis obligasi tanpa jaminan adalah Junk bond yaitu obligasi yang

memiliki tingkat bunga sebab memiliki tingkat risiko kredit yang besar. Tingkat

risiko yang terkandung dalam obligasi dipengaruhi oleh jaminan (Satriadi,

30
2015). Magreta dan Nurmayanti (2009) menyatakan bahwa investor lebih

menyukai obligasi yang dijamin karena obligasi yang dijamin risiko gagal

bayarnya lebih rendah dibanding obligasi yang tidak dijamin.

7. Umur Obligasi

Umur obligasi atau jatuh tempo adalah tanggal dimana pemegang

obligasi akan mendapatkan kembali pokok atau nilai nominal obligasi yang

dimilikinya (Magreta dan Nurmayanti: 2009). Periode jatuh tempo obliigasi

bervariasi mulai dari 1 sampai 5 tahun. Obligasi yang jatuh tempo 1 tahun akan

lebih mudah untuk diprediksi, sehingga memiliki risiko yang lebih kecil

dibandingkan dengan obligasi yang memiliki jatuh tempo dalam waktu 5 tahun.

Secara umum, semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi, semakin

tinggi kupon atau bunga yang harus ditanggung oleh perusahaan (Fauziah, 2014

dalam Widiastuti & Rahyuda, 2016). Hal ini berisiko akan terjadi kesulitan

pembayaran di masa yang akan datang. Mark and David (1996) dalam

Mahfudhoh dan Cahyonowati (2014) menyatakan bahwa perusahaan yang

rating obligasinya tinggi menggunakan umur obligasi yang pendek. Investor

cenderung tidak menyukai obligasi dengan umur yang panjang karena risiko

yang akan didapat akan jauh lebih besar.

31
8. Ukuran Perusahaan

Menurut Brigham dan Houston (2010) ukuran perusahaan merupakan

ukuran besar kecilnya sebuah perusahaan yang ditunjukan atau dinilai oleh total

asset, total penjualan, jumlah laba, beban paak dan lain-lain. Perusahaan yang

besar berarti ia mempunyai total aset, penjualan dan ekuitas yang besar pula.

Ukuran perusahaan yang memiliki total aset dan penjualan besar menunjukkan

bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam

tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang

baik dalam jangka waktu yang relatif lama (Indah, 2014 dalam Pambudi, 2017).

UU No. 20 Tahun 2008 mengklasifikasikan ukuran perusahaan ke

dalam 4 kategori yaitu usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah, dan usaha

besar. Pengklasifikasian ukuran perusahaan tersebut didasarkan pada total asset

yang dimiliki dan total penjualan tahunan perusahaan tersebut. Kriteria ukuran

perusahaan yang diatur dalam UU No. 20 Tahun 2008 adalah sebagai berikut:

32
Tabel 2.2.
Kriteria Ukuran Perusahaan

Kriteria

Ukuran Perusahaan Asset (Tidak termasuk Penjualan

No. tanah &bangunan

tempat usaha)

1. Usaha Mikro Maksimal 50 juta Maksimal 300 juta

2. Usaha Kecil >50 juta – 500 juta >300 juta – 2,5 M

3. Usaha Menengah >10 juta – 10 M 2,5 M – 50 M

4. Usaha Besar >10 M >50 M

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan: 2019

Kriteria di atas menunjukkan bahwa perusahaan besar memiliki asset

(tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) lebih dari sepuluh miliar

rupiah dengan penjualan tahunan lebih dari lima puluh miliar rupiah.

Dalam pengukuran terhadap ukuran perusahaan menurut Nuryaman

(2009) dalam Putranto dan Darmawan (2018) yaitu melalui log natural total

penjualan. Sedangkan menurut Prasetyantoko (2008) adalah sebagai berikut:

33
“Aset total dapat menggambarkan ukuran perusahaan, semakin besar

aset biasanya perusahaan tersebut semakin besar”.

Menurut Hartono (2000) variabel ukuran perusahaan dapat dinyatakan

dengan rumus sebagai berikut:

Menurut Istiningdiah (2012) dalam Nadzirah, dkk (2016) Variabel

ukuran perusahaan diukur dengan Logaritma Natural (Ln) dari total aktiva

dikarenakan besarnya total aktiva masing-masing perusahaan berbeda bahkan

mempunyai selisih yang besar, sehingga dapat menyebabkan nilai yang ekstrim

dan untuk menghindari adanya data yang tidak normal tersebut maka data total

aktiva perlu di Ln kan.

Ukuran perusahaan dapat memiliki korelasi terhadap tingkat risiko

kebangkrutan atau kegagalan sehingga dapat memengaruhi rating obligasi

(Mahfudhoh dan Cahyonowati, 2014). Semakin besar ukuran perusahaan

artinya semakin banyak investor dapat memperoleh banyak informasi dengan

mudah serta menekan ketidakpastian yang dimiliki investor sehingga dapat

meningkatkan peringkat obligasi perusahaan (Yuliana, 2011).

34
B. Penelitian Terdahulu

Adapun hasil penelitian-penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan

dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 2.3

35
Tabel 2.3.
Hasil-hasil Penelitian Terdahulu

No Judul Penulis (Tahun) Hasil Penelitian Metode Penelitian


Persamaan Perbedaan
1. Pengaruh Good Kadek Kristiana Hasil penelitian menemukan bahwa a. Variabel: a. Variabel: Good
Corporate Dewi dan Gerianta good corporate governance yang Likuiditas dan Corporate
Governance, Wirawan Yasa diproksikan oleh corporate governance Peringkat Obligasi Governance,
Profitabilitas, (2016) perception index, profitabilitas yang b. Jenis penelitian: Profitabilitas
likuiditas dan diproksikan oleh Return on Assets dan kuantitatif dan
Solvabilitas solvabilitas yang diproksikan oleh Cash c. Sumber data: data Solvabilitas.
Terhadap Flow from Operating/Total Liabilities sekunder yaitu dari b. Tahun Data:
Peringkat berpengaruh positif terhadap peringkat laporan keuangan 2002-2013
Obligasi obligasi, sedangkan likuiditas dengan tahunan c. Sampel: 70
proksi Current Ratio tidak berpengaruh perusahaan yang Perusahaan
terhadap peringkat obligasi teredia di Bursa d. Metode
Efek Indonesia. Analisis:
Ordinal
Logistic
Regression

Bersambung pada halaman selanjutnya

36
Tabel 2.3 (Lanjutan)

No Judul Penulis Hasil Metode Penelitian


Penelitian (Tahun) Penelitian Persamaan Perbedaan
2. Pengaruh Ni Putu Tresna Hasil analisis menunjukan a. Variabel: Rasio a. Variabel:
Pertumbuhan Widiastuti dan bahwa secara parsial Likuiditas, Pertumbuhan
Perusahaan, Rasio Henny Rahyuda, pertumbuhan perusahaan dan Maturity dan Perusahaan dan Rasio
Likuiditas, Maturity, (2016) rasio likuiditas berpengaruh Perngkat Obligasi Aktivitas.
dan Rasio Aktivitas negatif tidak signifikan terhadap b. Jenis penelitian: b. Tahun Data: 2012-
terhadap Peringkat peringkat obligasi, maturity kuantitatif 2014
Obligasi Pada berpengaruh positif signifikan c. Metode analisis: c. Sampel: 26 obligasi
Perusahaan Jasa terhadap peringkat obligasi, uji analisis regresi perusahaan jasa di
rasio aktivitas berpengaruh logistic BEI
positif tidak signifikan terhadap
peringkat obligasi. Secara
simultan pertumbuhan
perusahaan, rasio likuiditas,
maturity, dan rasio aktivitas
berpengaruh signifikan terhadap
peringkat obligasi

Bersambung pada halaman selanjutnya

37
Tabel 2.3 (Lanjutan)

No Judul Penulis Hasil Metode Penelitian


Penelitian (Tahun) Penelitian Persamaan Perbedaan
3.. Pengaruh Leverage Wastam Wahyu Hasil menunjukan bahwa a. Variabel: a. Sampel: 9
dan Likuiditas Hidayat (2018) Leverage berpengaruh negatif Leverage, perusahaan
Terhadap Peringkat dan signifikan terhadap Likuiditas dan penerbit obligasi.
Obligasi : Studi kasus peringkat obligasi sedang Peringkat b. Tahun data:
Perusahaan non Likuiditas berpengaruh positif Obligasi 2012-2014
keuangan di dan signifikan terhadap c. Metode analisis:
b. Jenis penelitian:
Indonesia peringkat obligasi karena regresi berganda
kuantitatif
signifikan < 0.05. Secara
keseluruhan kemampuan model
untuk menjelaskan peringkat
obligasi adalah 23.00%.Diskusi
dan keterbatasan dibahas dalam
artikel.

Bersambung pada halaman selanjutnya

38
Tabel 2.3 (Lanjutan)

No Judul Penulis Hasil Metode Penelitian


Penelitian (Tahun) Penelitian Persamaan Perbedaan
4. Pengaruh Putu Yulia Hasil penelitian menunjukkan a. Variabel: Ukuran a. Variabel :
Produktivitas dan Pransiska Dewi & produktivitas dan pertumbuhan Perusahaan & Produktivitas &
Pertumbuhan I Gusti Ngr. perusahaan berpengaruh positif Peringkat Pertumbuhan
Perusahaan pada Agung Suaryana terhadap peringkat obligasi, Obligasi Perusahaan
Peringkat Obligasi (2017) ukuran perusahaan mampu b. Jenis penelitian: b. Sampel: 49
dengan Ukuran memoderasi pengaruh kuantitatif perusahaan penerbit
Perusahaan sebagai produktivitas dan pertumbuhan obligasi.
Pemoderasi perusahaan pada peringkat c. Tahun data: 2010-
obligasi. 2015
d. Metode analisis:
moderated
regression analysis
(MRA)
Bersambung pada halaman selanjutnya

39
Tabel 2.3 (Lanjutan)

No Judul Penulis Hasil Metode Penelitian


Penelitian (Tahun) Penelitian Persamaan Perbedaan
5. The impact of Samuel B. Bonsall Hasil penelitian menunjukkan Studi a. Variabel: a. Variabel:
narrative disclosure IV & Brian P. ini berkontribusi pada literatur Peringkat Narrative
readabilityon bond Miller (2017) tentang peringkat obligasi Obligasi Disclosure
ratings and the cost of korporasi, yang terutama berfokus (bond rating) Readability
debt pada informasi akuntansi b. Jenis b. Sampel:
kuantitatif, dan hasil penelitian penelitian: 1097
menunjukkan bahwa narrative kuantitatif perusahaan
disclosure readability c. Metode penerbit
mempengaruhi opini lembaga analisis: obligasi.
pemeringkat obligasi. logistic c. Tahun data:
regression 1994-2014

Bersambung pada halaman selanjutnya

40
Tabel 2.3 (Lanjutan)

No Judul Penulis Hasil Metode Penelitian


Penelitian (Tahun) Penelitian Persamaan Perbedaan
6. Goodwill impairment Li Sun, Joseph Hasil empiris menunjukkan a. Variabel: a. Variabel: goodwill
loss and bond credit H. Zhang (2017) hubungan negatif antara jumlah Peringkat impairment loss
rating kerugian goodwill impairment Obligasi b. Sampel: 1.013
loss dengan bond credit rating , b. Jenis penelitian: perusahaan penerbit
hasil menunjukkan bahwa kuantitatif obligasi
perusahaan dengan kerugian c. Tahun data: 2002-
penurunan nilai goodwill 2014
menerima peringkat kredit yang d. Metode analisis: logit
lebih rendah. regression
e. Sumber data :
database Compustat
Amerika Utara

Bersambung pada halaman selanjutnya

41
Tabel 2.3 (Lanjutan)

No Judul Penulis Hasil Metode Penelitian


Penelitian (Tahun) Penelitian Persamaan Perbedaan
7. Credit Enhancement Yiming Hu Ying Hasil penelitian menunjukkan a. Variabel: a. Sampel: 1337
and Bond Rating: An Yang &Pengfei bahwa semua penedekatan Jaminan LGFPB
Empirical Study of the Han (2017) untuk megamankan obligasi (secure) & b. Tahun data: 2007-
Bonds Issued by Local akan meningkatkan peringkat Peringkat 2013
Government Financing obligasi. Pendekatan gabungan Obligasi c. Metode analisis:
Platforms memiliki efek peningkatan b. Jenis probit regression
kredit lebih tinggi dibandingkan penelitian:
dengan pendekatan tunggal. kuantitatif
Hasil penelitian juga
menemukan bahwa jaminan
yang diberikan oleh bank atau
perusahaan milik negara
meningkatkan peringkat
obligasi lebih dari jaminan yang
diberikan oleh platform
pembiayaan pemerintah daerah.

Bersambung pada halaman selanjutnya

42
Tabel 2.3 (Lanjutan)

No Judul Penulis Hasil Metode Penelitian


Penelitian (Tahun) Penelitian Persamaan Perbedaan
8.. Pengaruh Manajemen Kiki Akbar Rizki, Manajemen laba tidak berpengaruh a. Variabel: a. Variabel:
Laba, Rasio Keuangan Agus Wahyudi terhadap peringkat obligasi. Rasio Rasio Manajemen Laba
dan Mekanisme Salasa Gama, Ni likuiditas tidak berpengaruh terhadap Keuangan dan Mekanisme
Corporate Governance Putu Yeni Astiti peringkat obligasi. Rasio leverage dan Corporate
terhadap Peringkat (2018) tidak berpengaruh terhadap peringkat Peringkat Governance
Obligasi obligasi. Rasio profitabilitas tidak Obligasi b. Sampel: 10
berpengaruhterhadap peringkat perusahaan
b. Jenis
obligasi. Kepemilikan institusional Keuangan dan
penelitian:
tidak berpengaruh terhadap peringkat non keuangan
kuantitatif
obligasi. Kepemilikan manajerial yang terdaftar di
tidak berpengaruh terhadap Metode BEI
peringkat obligasi. Komisaris analisis: c. Tahun data: 2013-
independen tidak berpengaruh logistic 2016
terhadap peringkat obligasi Kualitas regression
audit tidak berpengaruh terhadap analysis
peringkat obligasi.
Bersambung pada halaman selanjutnya

43
Tabel 2.3 (Lanjutan)

No Judul Penulis Hasil Metode Penelitian


Penelitian (Tahun) Penelitian Persamaan Perbedaan
9. Analisis Pengaruh Vina (2017) Hasil pengujian menunjukkan a. Variabel: Umur a. Variabel:
Reputasi Auditor, bahwa seluruh variabel yang Obligasi, Reputasi Auditor,
Umur Obligasi, diuji secara umum mampu Likuiditas dan Growth dan
Likuiditas, Growth, dijadikan sebagai alat untuk Peringkat Produktivitas
dan Produktivitas memprediksi peringkat obligasi Obligasi Perusahaan
Perusahaan terhadap perusahaan. Namun, hanya b. Sampel: 78
b. Jenis penelitian:
Peringkat Obligasi beberapa variabel dari perusahaan
kuantitatif
pada Pertumbuhan Go keseluruhan variabel yang diuji, penerbit obligasi.
Public yang terdaftar yaitu umur obligasi (maturitas), c. Tahun data:
di Bursa Efek reputasi auditor yang secara 2006-2015
Indonesia signifikan berpengaruh dalam Metode analisis:
memprediksi peringkat obligasi Regresi linear
perusahaan. berganda

Bersambung pada halaman selanjutnya

44
Tabel 2.3 (Lanjutan)

No Judul Penulis Hasil Metode Penelitian


Penelitian (Tahun) Penelitian Persamaan Perbedaan
10. Pengaruh Leverage, Dinik Hasil penelitian menunjukkan a. Variabel: a. Variabel:
Likuiditas, Kustiyaningrum, bahwa: Leverage, Produktivitas
Profitabilitas, dan Elva Nuraina & a. Leverage secara parsial Likuiditas, Umur b. Sampel: 33
Umur Obligasi Anggita Langgeng tidak berpengaruh terhadap Obligasi, perusahaan terbuka.
Terhadap Peringkat Wijaya (2016) peringkat obligasi Likuiditas dan c. Tahun data: 2012-
Obligasi (Studi pada b. Likuiditas secara parsial Peringkat Obligasi 2014
perusahaan terbuka berpengaruh terhadap b. Jenis penelitian:
yang terdaftar di peringkat obligasi kuantitatif
Bursa Efek Indonesia) c. Profitabilitas secara parsial c. Metode analisis :
tidak berpengaruh terhadap Regresi logistik
peringkat obligasi
d. Umur Obligasi secara
parsial tidak berpengaruh
terhadap peringkat obligasi.
e. Leverage, likuiditas,
profitabilitas, dan umur
obligasi secara simultan
berpengaruh tehadap
peringkat obligasi.

45
C. Kerangka Pemikiran

Kerangka Pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.2
Skema Kerangka Pemikiran

Pengaruh Rasio Keuangan,Jaminan, dan Umur Obligasi terhadap Peringkat


\\ Obligasi dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderasi

Basis Teori: Agency Theory, Signaling Theory

Metode : Analisis Regresi Logistik

Hasil pengujian dan pembahasan

Simpulan dan Saran

46
D. Keterkaitan antar Variabel dan Hipotesis

1. Pengaruh Rasio Likuiditas terhadap Peringkat Obligasi

Rasio likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar

kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya (Putri, 2010 dalam

Partha dan Gerianta, 2016). Perusahaan yang memiliki rasio likuiditas yang

baik menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mampu dalam membayar

kewajiban jangka pendeknya. Ketika perusahaan tersebut mampu

membayar kewajiban jangka pendeknya, hal tersebut mengindikasikan

bahwa keadaan keuangan perusahaan tersebut dalam kondisi yang baik yang

berarti perusahaan tersebut juga dinilai mampu untuk membayar kewajiban

panjangnya seperti obligasi.

Ketika perusahaan memiliki tingkat likuiditas yang tinggi itu

berarti akan berpengaruh terhadap peringkat obligasi yang baik pula yang

akan diterimanya melalui lembaga pemeringkat obligasi. Hal ini juga

didukung oleh penelitian dari Hilda Indria Septyawanti (2013) dan Arif

Rahman Pambudi (2016) yang menggambarkan bahwa rasio likuiditas

berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Berdasarkan uraian diatas, maka

hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ha1 : Rasio Likuiditas berpengaruh terhadap peringkat obligasi

47
2. Pengaruh Rasio Leverage terhadap Peringkat Obligasi

Rasio leverage adalah rasio yang menunjukkan besarnya aktiva

sebuah perusahaan yang didanai oleh utang. Artinya, seberapa besar beban

utang yang ditanggung oleh perusahaan dibandingkan dengan aktiva yang

dimilikinya (Kasmir, 2010). Variabel leverage yang diproksikan dengan

debt to equity ratio memiliki pengaruh yang besar dalam prediksi peringkat

obligasi, karena perbandingan ini menunjukkan interpretasi yang baik

dalam memandang proporsi pendanaan perusahaan (Werastuti, 2015).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yossy Fauziah (2014)

menunjukkan hasil bahwa leverage berpengaruh positif terhadap peringkat

obligasi. Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Raharjo dan Sari (2008). Dan tidak sejalan dengan penelitian Wastam

Wahyu Hidayat (2018) yang menunjukkan hasil bahwa leverage

berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi. Berdasarkan uraian diatas,

maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ha2 : Rasio Leverage berpengaruh terhadap peringkat obligasi

3. Pengaruh Jaminan Terhadap Peringkat Obligasi

Seorang Investor tentunya lebih menyukai obligasi yang dijamin,

hal tersebut dikarenakan obligasi yang dijamin akan lebih aman sehingga

perusahaan tidak ragu ketika membeli suatu obligasi. Karena ketika

48
perusahaan tersebut gagal bayar masih terdapat aset yang dijaminnya.

Widya Andry (2005) dalam Mahfudhoh dan Cahyonowati (2014)

menyatakan bahwa aset yang dijaminkan untuk obligasi maka rating

obligasinya pun akan membaik sehingga obligasi tersebut aman untuk

diinvestasikan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hasan dan Dana (2018)

memberikan hasil bahwa jaminan memiliki pengaruh positif terhadap

peringkat obligasi. Hasil penelitian tersebut tidak sejalan dengan penelitian

Werastuti (2015) yang menunjukkan bahwa jaminan berpengaruh negatif

terhadap peringkat obigasi. Penelitian yang dilakukan oleh Aulia Nisa

(2014) juga menunjukkan bahwa jaminan berpengaruh positif terhadap

peringkat obligasi. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Ha3 : Jaminan berpengaruh terhadap Peringkat Obligasi

4. Pengaruh Umur Obligasi Terhadap Peringkat Obligasi

Seorang Investor cenderung lebih menyukai umur obligasi yang

pendek dibandingkan dengan umur obligasi yang panjang karena obligasi

dengan umur yang panjang memiliki risiko yang lebih besar pula. Umur

obligasi yang pendek ternyata dapat memberikan sinyal peringkat obligasi

yang Investment Grade (Magreta dan Nurmayanti, 2009).

49
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Vina (2017) menunjukkan

bahwa umur obligasi berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi. Hasil

ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Widiastuti dan

Rahyuda (2016), Dewi dan Gerianta (2016), Sari dan Ida (2016).

Berdasarkan analisis tersebut, maka hipotesis penelitian ini dirumuskan

sebagai berikut:

Ha4 : Umur Obligasi berpengaruh terhadap Peringkat Obligasi

5. Pengaruh rasio likuiditas terhadap peringkat obligasi yang dimoderasi

oleh ukuran perusahaan

Burton et al (1998) dalam Partha dan Yasa (2016) menyatakan

bahwa tingkat likuiditas yang tinggi akan menunjukkan kuatnya kondisi

keuangan perusahaan sehingga secara keuangan akan mampu

mempengaruhi prediksi peringkat obligasi. Proksi yang diguanakn untuk

mengukur likuiditas pada penelitian ini adalah rasio lancar (current ratio)

yang menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-

kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang

lancar, maka semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban

jangka pendeknya. Hal tersebut akan membawa perusahaan untuk

memperoleh peringkat obligasi yang lebih baik atau investment grade

(Yulianingsih: 2013).

50
Penelitian yang dilakukan oleh Praptiningsih (2015) serta

Prastika (2017) menunjukkan hasil bahwa ukuran perusahaan memiliki

pengaruh positif terhadap peringkat obligasi perusahaan. Semakin besar

ukuran suatu perusahaan maka semakin besar pula kemampuan perusahaan

tersebut dalam melunasi kewajibannya (Dewi dan Suaryana: 2017) . Dengan

ukuran perusahaan yang besar dapat mengambarkan total asset, penjualan,

dan ekuitas suatu perusahaan yang besar pula. Hal tersebut dapat dilihat jika

ukuran perusahaan dikaitkan dengan likuiditas dan peringkat obligasi suatu

perusahaan maka seharusnya jika likuiditas perusahaan tinggi maka akan

berpengaruh terhadap pemberian peringkat obligasi. Berdasarkan uraian

tersebut, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ha5 : Ukuran Perusahaan memoderasi hubungan antara likuiditas dengan

peringkat obligasi.

6. Pengaruh rasio leverage terhadap peringkat obligasi yang dimoderasi

oleh ukuran perusahaan

Semakin besar leverage perusahaan, semakin besar risiko

kegagalan perusahaan, dan semakin rendah leverage perusahaan, maka

semakin baik peringkat yang diberikan terhadap perusahaan (Nurakhiroh

dkk, 2014). Dengan ukuran perusahaan yang tinggi artinya perusahaan

tersebut memiliki total asset yang tinggi yang dapat memudahkan untuk

mendapatkan biaya operasional berupa hutang sehingga diperkirakan

51
ukuran perusahaan dapat meningkatkan rasio leverage yang dapat

mengakibatkan tingginya risiko perusahaan.

Umumnya ukuran perusahan yang besar cenderung lebih mudah

untuk mendapat kepercayaan dari pihak kreditur untuk mendapatkan

sumber pendanaan (Suwardika dan Mustanda: 2017) Seperti yang telah

dijelaskan sebelumnya, bahwa Investor lebih menyukai obligasi yang

memiliki risiko yang rendah. Hal tersebut akan mendapatkan signal negatif

bagi para calon investor bahwa ukuran perusahaan yang besar akan

meningkatkan hutang perusahaan yang akan memengaruhi turunnya

peringkat obligasi suatu perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka

hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ha6 : Ukuran Perusahaan memoderasi hubungan antara rasio leverage


dengan peringkat obligasi.

7. Pengaruh Jaminan terhadap Peringkat Obligasi dengan Ukuran

Perusahaan sebagai variabel moderasi

Perusahaan yang besar artinya perusahaan tersebut memiliki

total asset yang besar pula. Perusahaan-perusahaan besar cenderung lebih

mudah untuk memperoleh pinjaman dari pihak ketiga , karena

kemampuannya mengakses pihak lain atau jaminan yang dimiliki berupa

asset bernilai lebih besar dibanding perusahaan kecil (Ratnawati dan

Sinarjadi, 2015). Sehingga ada kemungkinan Ukuran Perusahaan yang besar

52
memiliki obligasi yang dijamin oleh asset yang dimiliki oleh perusahaan

tersebut.

Bila aktiva perusahaan dijaminkan untuk obligasi, maka

peringkat obligasi juga akan meningkat akibatnya obligasi tersebut masuk

kategori aman (Hasan dan Dana, 2018). Hal tersebut akan mendapatkan

signal positif kepada calon investor bahwa ukuran perusahaan memiliki

obligasi yang dijamin yang akan mengurangi risiko gagal bayar terhadap

utang obligasi sehingga akan meningkatkan peringkat obligasinya.

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Ha7 : Ukuran Perusahaan memoderasi hubungan antara jaminan dengan

peringkat obligasi

8. Pengaruh Umur Obligasi terhadap Peringkat Obligasi dengan Ukuran


Perusahaan sebagai Variabel Moderasi
Seorang Investor cenderung lebih menyukai obligasi dengan

umur yang pendek karena risiko yang didapat akan semakin kecil. Andry

(2005) dalam Dewi dan Suaryana (2017) menyatakan bahwa total hutang

dan ukuran perusahaan memiliki korelasi kuat dan positif. Artinya, semakin

besar ukuran suatu perusahaan semakin besar potensi atau kemampuan

perusahaan dalam melunasi kewajibannya.

Dengan ukuran perusahaan yang besar artinya perusahaan

tersebut memiliki kemampuan untuk membayar utang obligasi tersebut

53
tepat sesuai dengan jatuh tempo yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal

tersebut memberika signal positif bahwa ukuran perusahaan yang besar

cenderung mengeluarkan obligasi dengan umur yang pendek untuk

mengurangi risiko investasi yang akan memengaruhi peringkat obligasi

yang akan diterimanya. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ha8 : Ukuran Perusahaan memoderasi hubungan antara umur obligasi

dengan peringkat obligasi

54
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Menurut Purwanto dan Sulistyastuti (2017) populasi adalah semua

individu/unit-uit yang menjadi target penelitian. Sedangkan sampel adalah

bagian dari populasi yang dipilih mengikuti prosedur tertentu sehingga

dapat mewakili populasinya. Dengan mempelajari sampel, peneliti dapat

menarik kesimpulan yang dapat mengeneralisasikan populasi penelitian.

Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang

terdaftar di BEI pada tahun 2016-2018, sedangkan sampel pada pada

penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling.

Purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan

keperluan penelitian. Artinya setiap unit/individu yang diambil dari

populasi dipilih dengan sengaja berdasarkan pertimbangan tertentu

(Purwanto dan Sulistyastuti, 2017). Hal ini berarti sampel yang dipilih harus

memenuhi persyaratan atau kriteria sampel yang diperlukan. Sampel yang

akan diambil dari populasi adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI

tahun 2016-2018 dengan kualifikasi sebagai berikut:

a. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018.

b. Perusahaan yang terdaftar di PT Pefindo dan menggunakan jasa

pemeringkat obligasi oleh PT Pefindo.

55
c. Menerbitkan laporan keuangan tahun 2016-2018 dan dipublikasikan

oleh Bursa Efek Indonesia

B. Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Untuk memperoleh data-data penelitian, peneliti mengumpulkan dan

mengkaji laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan oleh BEI.

Selain laporan keuangan, sumber data yang digunakan ialah data peringkat

obligasi yang dikeluarkan oleh PT Pefindo.

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengumpulan

data sebagai berikut:

1. Penelitian Keperpustakaan (Library Research)

Dalam penelitian ini data diperoleh dari beberapa literatur seperti

buku-buku, jurnal, tesis, disertasi dan bahan-bahan lain yang

berkaitan dengan masalah yang akan penulis bahas.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Dalam penelitian ini pengumpulan data yang dilakukan penulis

adalah pengambilan data berupa laporan keuangan periode 2016-

2018 pada website resmi Bursa Efek Indonesia serta data peringkat

obligasi pada website resmi PT Pefindo selaku lemaba pemeringkat

obligasi.

56
D. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini data penelitian di analisis dan diuji dengan

menggunakan alat uji statistik yang terdiri dari statistik deskriptif dan

analisis regresi logistik untuk pengujian hipotesis.

1. Statistik Deskriptif

Statistik Deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan

data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi

(Sugiyono, 2017). Data dalam penelitian berasal dari data sekunder,

dimana data-data tersebut bersumber dari laporan keuangan pada

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016

hingga 2018 yang diolah sesuai dengan formula kinerja keuangan

likuiditas dan leverage serta pengaruhnya terhadap peringkat obligasi.

2. Analisis Regresi Logistik

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi

logistik (logistic-regression), yang variabel bebasnya merupakan

kombinasi antara metric dan non metric (nominal). Regresi logistik

adalah regresi yang digunakan untuk menguji sejauh mana probabilitas

terjadinya variabel dependen dapat diprediksi dengan variabel

independen (Ghozali 2018). Pada teknik analisis regresi logistik tidak

57
memerlukan lagi uji normalitas dan uji asumsi klasik pada variabel

bebasnya.

Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi logistik

karena dalam penelitian ini variabel terikat merupakan Variabel dummy.

Selain itu, dalam menguji hubungan anatara Likuiditas, Leverage,

Jaminan dan Umur obligasi dengan Peringkat Obligasi yang dioderasi

oleh Ukuran Perusahaan juga digunakan uji interaksi moderasi atau

moderated regression analysis (MRA). Teknik analisis ini tidak

melakukan uji normalitas data, karena regresi logistik tidak

membutuhkan asusmsi normalitas pada variabel bebasnya (Ghozali,

2018). Asumsi multivariate normal distribution tidak dapat dipenuhi

karena variabel bebasnya merupakan campuran antara variabel kontinyu

(metric) dan kategorikal (non metric) (Ghozali, 2018).

Model regresi logistik yang digunakan untuk menguji hipotesis

penelitian adalah sebagai berikut:

Rating
Ln = α + β1 CR + β2 DER + β3 secure + β4 UO + β5 rating
1−Rating

+ β6 CR . Rating + β7 DER . Rating + β8 secure . rating + UO . Rating

Keterangan:

Rating : Peringkat Obligasi

α : Konstanta

β1 - β 4 : Koefisien Regresi

58
CR : Current Ratio

DER : Debt to Equity Ratio

Secure : Jaminan

UO : Umur Obligasi

εi : error term

b. Menilai Kelayakan Model Regresi

Kelayakan model regresi dinilai dengan mengguankan

Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Model ini untuk

menguji hipotesis nol bahwa data empiris sesuai dengan model

(tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model

dapat dikatakan fit). Adapun hasilnya jika (Ghozali, 2018):

1) Jika nilai statistik Hosmer and Lemshow’s goodness of fit test

sama dengan atau kurang dari 0,05 maka hipotesis nol ditolak

yang b erarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai

observasinya sehingga Goodness of fit model tidak baik karena

model tidak dapat memprediksi nilai observasinya.

2) Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test

lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan

berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat

dikatakan bahwa model dapat diterima karena sesuai dengan

data observasinya.

59
c. Menilai Model Fit (Overall Model Fit Test)

Analisis pertama yang dilakukan adalah menilai overall fit

model terhadap data. Hipotesis yang digunakan untuk menilai

model fit adalah:

H0: Model yang dihipotesiskan fit dengan data

Ha: Model yang dihipotesisikan tidak fit dengan data

Dari hipotesis ini jelas bahwa hipotesisi nol tidak akan

ditolak agar dapat menghasilkan model fit dengan data. Statistik

yang digunakan berdasarkan pada fungsi likelihood. Likelihood (L)

dari model adalah probabilitas yang menunjukkan bahwa model

yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji

hipotesis nol dan hipotesis altenatif, L ditransformasikan menjadi –

2LogL (Ghozali, 2018).

Output SPSS memberikan dua nilai -2LogL yaitu satu

untuk model yang hanya memasukkan konstanta dan yang kedua

untuk model dengan konstanta dan variabel bebas (Ghozali, 2018).

Dengan alpha 5%, cara menilai model fit ini adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai -2LogL < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, yang

berarti bahwa model fit dengan data.

2) Jika nilai -2LogL > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak, yang

berarti bahwa model tidak fit dengan data.

60
d. Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)

Cox and Snell’s R square merupakan ukuran yang mencoba

meniru ukuran R2 pada multiple regression yang didasarkan pada

teknik estimasi likehood dengan nilai maksimum kurang dari 1

sehingga sulit diinterpretasikan (Ghozali, 2018).

Nagelkere R Square merupakan modifikasi dari koefisien

Cox and Snell R Square untuk memastikan bahwa nilainya

bervariasi dari 0 sampai 1. Hal ini dilakukan dengan cara membagi

nilai Cox and Snell R Square dengan nilai maksimumnya. Nilai

yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang

mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk mempredikasi

variabel-variabel dependen.

e. Matriks Klasifikasi

Uji matriks kalasifikasi digunakan untk memeperjelas

gambaran atas prediksi model regresi logistik dengan data

observasi. Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari

model regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan

mendapatkan peringkat obligasi high investment atau low

investment.

61
3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara

membandingkan antara nilai probabilitas (sig). Apabila terlihat

angka signifikan lebih kecil dari 0,05 maka koefisien regresi adalah

signifikan pada tingkat 5% maka berarti H0 ditolak dan H1

diterima, yang berarti bahwa variabel bebas berpengaruh secara

signifikan terhadap terjadinya variabel terikat. Begitu pula

sebaliknya, jika angka signifikansi lebih besar dari 0,05 maka

berarti H0 diterima dan H1 ditolak, yang berarti bahwa variabel

bebas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap terjadinya

variabel terkait.

E. Definisi Operasional Variabel


Pada bagian ini seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian

akan diuraikan beserta operasional dan cara pengukurannya, yaitu rasio

keuangan (likuiditas dan leverage), jaminan, umur obligasi dan ukuran

perusahaan.

1. Rasio Keuangan (X1)

a. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan rasio yang menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau

membayar utang jangka pendeknya. Jika perusahaan memiliki

kemampuan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya pada saat

jatuh tempo, maka perusahaan tersebut dikatakan sebagai

62
perusahaan yang likuid. Sebaliknya, jika perusahaan tidak memiliki

kemampuan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya pada saat

jatuh tempo, maka perusahaan tersebut dikatakan sebagai

perusahaan tidak likuid (Hery, 2017). Kemampuan pelunasan

kewajiban jangka pendek perusahaan mengindikasikan juga bahwa

perusahaan tersebut mampu melunasi kewajiban jangka panjangnya

seperti pelunasan obligasi. Dalam penelitian ini variabel likuiditas

diproksikan menggunakan Current Ratio (CR). Current Ratio

merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan utang lancar

yang dimiliki oleh suau perusahaan.

b. Leverage
Leverage adalah rasio yang menunjukkan besarnya aktiva

sebuah perusahaan yang didanai oleh utang. Artinya, seberapa besar

beban utang yang ditanggung oleh perusahaan dibandingkan dengan

aktiva yang dimilikinya. Dalam penelitian ini variabel leverage

diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER). DER digunakan

untuk mengukur bagian modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk

keseluruhan kewajiban atau hutang. Rumusnya adalah hutang lancar

ditambah hutang jangka panjang dibagi dengan jumlah modal

sendiri.

63
2. Jaminan (X2)

Berdasarkan jaminan, obligasi dikelompokan menjadi

obligasi yang dijamin dan obligasi yang tidak dijamin. Dalam penelitian

ini variabel jaminan menggunakan variabel dummy. Obligasi dengan

jaminan diberikan kode 1 dan obligasi tanpa jaminan diberikan kode 0

(Hasan dan Dana, 2018)

3. Umur Obligasi (X3)

Umur obligasi atau jatuh tempo adalah tanggal dimana

pemegang obligasi akan mendapatkan kembali pokok atau nilai nominal

obligas yang dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai

dari 1 sampai 5 tahun. Obligasi yang jatuh tempo 1 tahun akan lebih

mudah untuk diprediksi, sehingga memiliki risiko yang lebih kecil

dibandingkan dengan obligasi yang memiliki jatuh tempo dalam waktu

5 tahun. Dalam penelitian ini, variabel umur obligasi pengukurannya

dilakukan dengan cara memberikan nilai 1 untuk obligasi dengan umur

jatuh tempo 1-5 tahun. Dan nilai 0 untuk obligasi yang jatuh tempo lebih

dari 5 tahun (Hasan dan Dana, 2018).

4. Ukuran Perusahaan (Moderating)

Ukuran perusahaan merupakan pengukur yang menunjukkan

besar kecilnya suatu perusahaan. Ukuran perusahaan dapat diukur

dengan menggunakan total asset, penjualan dan ekuitas. Dalam

64
penelitian ini Ukuran Perusahaan dirumuskan sebagai berikut

(Jogiyanto, 2015) :

Ukuran Perusahaan = Ln Total Aktiva

5. Peringkat Obligasi

Peringkat obligasi ini dilihat berdasarkan peringkat yang

dikeluarkan oleh PT Pefindo yang terbagi menjadi 2 kategori yaitu,

Investment grade (AAA,AA,A,BBB) dan non-investment grade

(BB,B,CCC,D). Dalam penelitian ini variabel dependen peringkat

obligasi mengacu pada penelitian Anita Febriani (2017) yang memakai

kriteria high investment grade dan low investment grade. Hal tersebut

dilakukan karena tidak tersedianya data non investment garde (BB, B,

CCC, D) selama kurun waktu penelitian pada seluruh perusahaan yang

dijadikan sampel.

Metode perhitungan untuk menentukan kriteria high invetment

grade dan low investment grade ini merujuk pada penelitian Anita

Febriani (2017), yang menyatakan bahwa kategori peringkat obligasi

ditentukan dengan menentukan jumlah untuk tiap peringkat obligasi,

lalu setiap peringkat obligasi akan diberikan nilai kemudian ditotal

sehingga mendapatkan nilai 487, kemudian 487 tersebut dibagi dengan

total sampel penelitian yatu sebesar 75 sehingga mendapatkan nilai rata-

rata sebesar 6,49. Nilai rata-rata tersebutlah yang dijadikan acuan untuk

menentukan mana yang termasuk kategori high investment grade dan

65
low investment grade. Berikut adalah perhitungan dari peringkat

obligasi tersebut :

Tabel 3.1.
Kategori Peringkat Obligasi
Simbol Jumlah Proyeksi Total simbol x
Simbol Angka Proyeksi angka

AAA 12 8 96

AA 22 7 154

A 33 6 198

BBB 7 5 35

BB 1 4 4

B 0 3 0

CCC 0 2 0

D 0 1 0

TOTAL 75 487

NILAI RATA- 6,49

RATA

Sumber : Data sekunder diolah, 2020

Kategori peringkat obligasi diukur menggunakan skala nominal.

Dan setelah dilakukan perhitungan maka dapat diambil kesimpulan

bahwa peringkat obligasi yang masuk kategori high investment grade

adalah AAA dan AA dan akan diberi nilai 1 karena berada di atas nilai-

66
rata-rata sedangkan peringkat obligasi yang masuk kategori low

investment grade adalah A, BBB, dan B yang akan diberi nilai 0 karena

dibawah nilai rata-rata.

Metode tersebut dilakukan karena sampel peringkat obligasi

pada penelitian ini didominasi oleh Peringkat (AAA, AA, A, BBB) yaitu

sebanyak 74 sampel sedangkan peringkat lainnya (BB) hanya berjumlah

1.

Tabel 3.2
Operasional Variabel Penelitian

No. Variabel Pengukuran Skala


1.
Rasio Keuangan (X1)
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
a. Likuiditas CR = 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 x 100%

(Ni Luh Gede Erni Rasio


Sulindawati, dkk,
2017: 136)

b. Leverage 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔(𝐷𝑒𝑏𝑡)


DER = 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠(𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦)
(Kasmir, 2010: Rasio
124)

2. Diberikan nilai 1 untuk


obligasi yang dijamin. Dan
Jaminan (X2)
nilai 0 untuk obligasi yang
(Hasan dan Dana, 2018) tidak dijamin. Nominal

Bersambung pada halaman selanjutnya

67
Tabel 3.2 (lanjutan)

No. Variabel Pengukuran Skala


3. Diberikan nilai 1 untuk
obligasi yang memiliki
umur obligasi 1-2 tahun.
Umur Obligasi (X3) Dan diberikan nilai 0 Nominal
untuk obligasi yang
(Hasan dan Dana, 2018) memiliki umur obligasi 3-
5 tahun.

4.
Ukuran Perusahaan (Z)
Ukuran Perusahaan =
(Jogiyonto, 2015)
Ln Total Aktiva Rasio

5.
Diberikan nilai 1 untuk
Peringkat Obligasi (Y) peringkat obligasi kategori
high investment grade dan
(Mahfdhoh & Nominal
0 untuk peringkat obligasi
Cahyonowati, 2014) kategori low investment
grade.

68
BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian


Gambaran umum objek penelitian menyajikan prosedur pemilihan

populasi dan sampel penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

sektor perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai tahun

2016-2018. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

berupa laporan keuangan perusahaan yang di publikasikan oleh Bursa Efek

Indonesia (BEI) melalui website resmi BEI di www.idx.co.id. Selain lapran

keuangan, sumber data yang digunakan ialah data peringkat obligasi yang

dikeluarkan oleh PT Pefindo melalui website resminya di

www.pefindo.com.

Dalam pengambilan sampel, penelitian ini menggunakan teknik

purposive sampling, yaitu metode pemilihan sampel berdasarkan kriteria-

kriteria tertentu yang ditetapkan dalam penelitian agar sampel yang

digunakan dapat mempresentasikan penelitian yang dilakukan. Jumlah

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2018 sebanyak

669 perusahaan. Sebanyak 623 perusahaan tidak terdaftar di PT Pefindo dan

tidak menggunakan jasa pemeringkat obligasi oleh PT Pefindo. 21

perusahaan tidak menyediakan laporan keuangan secara lengkap selama

periode penelitian dalam website Bursa Efek Indonesia (BEI). Ringkasan

pemilihan sampel disajikan pada tabel 4.1 sebagai berikut:

69
Tabel 4.1
Rincian Perolehan Sampel Penelitian

No. Kriteria Jumlah

1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek


669
Indonesia (BEI) tahun 2016-2018

2. Perusahaan yang tidak terdaftar dan tidak

menggunakan jasa pemeringkat obligasi oleh (623)

PT Pefindo Tahun 2016-2018

3. Perusahaan yang tidak mempublikasikan

laporan keuangan di website resmi Bursa Efek (21)

Indonesia selama periode 2016-2018,

Jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria 25

Jumlah tahun penelitian 3

Total sampel data selama 3 tahun 75

Sumber: Data sekunder yang diolah

B. Temuan Hasil Penelitian

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deksripsi suatu data

yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,

maksimum, minimum, sum, range, kurtois dan skewness (kemecengan

distribusi) (Ghozali, 2018: 19). Pada penelitian ini uji statistik deskriptif

70
memberikan gambaran pada variabel-variabel dengan melihat data

minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi. Hasil uji statistik

deskriptif dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.2
Hasil Uji Statistik Deskriptif

Std.
N Minimum Maximum Mean
Deviation
CR 75 ,31 6,00 1,7196 1,02228

DER 75 ,01 7,15 1,1159 ,98555

Secure 75 0 1 ,59 ,496

UO 75 0 1 ,83 ,381

Size 75 20,96 31,58 25,7781 3,34593

Rating 75 0 1 ,16 ,369

CR*Size 75 6,50 136,98 44,6180 27,00480

DER*Size 75 ,19 153,16 27,7443 21,77244

Secure*Size 75 ,00 31,58 15,0305 12,98150

UO*Size 75 ,00 31,58 21,4667 10,43266

Valid N 75
(listwise)

Sumber: Output SPSS yang diolah

71
a. Variabel Dependen

Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada tabel 4.2 menunjukkan

bahwa variabel dependen pada penelitian ini adalah rating dengan

jumlah sampel (N) sebanyak 75 memiliki nilai minimum sebesar 0 dan

nilai maksimum sebesar 1 (dummy). Nilai rata-rata (mean) sebesar 0,16

dan standar deviasi yang diperoleh sebesar 0,369.

b. Variabel Independen

Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada tabel 4.2 menunjukkan

bahwa variabel dependen pada penelitian ini adalah likuiditas yang

diukur dengan jenis perhitungan current ratio, leverage yang diukur

dengan perhitungan debt to equity ratio, jaminan, dan umur obligasi

dengan jumlah sampel (N) sebanyak 75. Current ratio memiliki nilai

minimum sebesar 0,31 yang diperoleh dari PT Express Transindo

Utama Tbk (TAXI) pada tahun 2018, dan nilai maksimum sebesar 6,00

yang diperoleh dari PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE) pada

tahun 2016. Nilai rata-rata (mean) dari current ratio sebesar 1,7196 dan

standar deviasi yang diperoleh sebesar 1,02228. Debt to equity ratio

memiliki nilai minimum sebesar 0,01 yang diperoleh dari PT Adhi

Karya (Persero) Tbk (ADHI) pada tahun 2017 dan 2018, sedangkan

nilai maksimum sebesar 7,15 yang diperoleh dari PT Express Transindo

Utama Tbk (TAXI) pada tahun 2017. Nilai rata-rata (mean) dari debt to

equity ratio sebesar 1,1159 dan standar deviasi yang diperoleh sebesar

72
0,98555. Secure memiliki nilai minimum sebesar 0 dan nilai maksimum

sebesar 1 (dummy). Nilai rata-rata (mean) dari sebesar 0,59 dan standar

deviasi yang diperoleh sebesar 0,496. Umur Obligasi memiliki nilai

minimum sebesar 0 dan nilai maksimum sebesar 1 (dummy). Nilai rata-

rata (mean) dari sebesar 0,83 dan standar deviasi yang diperoleh sebesar

0,381.

c. Variabel Moderasi

Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada tabel 4.2 menunjukkan

bahwa variabel moderasi pada penelitian ini diukur dengan Ukuran

Perusahaan (size) dengan jumlah sampel (N) sebanyak 75 memiliki

nilai minimum sebesar 20,96 yang diperoleh dari Express Transindo

Utama Tbk (TAXI) pada tahun 2018, dan nilai maksimum sebesar

31,58 yang diperoleh dari PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) pada

tahun 2018. Nilai rata-rata (mean) dari size sebesar 25,7781 dan standar

deviasi yang diperoleh sebesar 3,34593.

2. Analisis Regresi Logistik

a. Menilai Kelayakan Model Regresi

Kelayakan model regresi dapat dinilai menggunakan uji

model Hosmer and Lemshow”s Goodnes of Fit Test. Dalam

kelayakan model regresi digunakan pengujian Chi-square yaitu

model dikatakan mampu memprediksi nilai observasi apabila nilai

73
signifikansi yang diperoleh lebih dari 0,005. Adapun hasil dari

pengujian atas kelayakan model regresi dapat dilihat pada tabel 4.3

sebagai berikut:

Tabel 4.3
Kelayakan Moder Regresi
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.

1 7,260 7 ,402

Sumber: Data diolah, 2020

Berdasarkan tabel 4.3, menunjukkan nilai chi-square sebesar

7,260 dengan nilai signifikansi sebesar 0,402. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa nilai signifikansi lebih dari 0,005. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa model mampu memprediki nilai

observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena

cocok dengan data observasinya.

b. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit Test)

Pengujian ini dilakukan untuk menilai model yang telah

dihipotesiskan telah fit atau tidak dengan data. Hipotesis untuk

menilai model fit adalah apabila H0 : model yang dihipotesisikan fit

dengan data dan Ha : model yang dihipotesiskan tidak fit dengan

data.

Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai -2 Log

Likelihood (-2LL) pada awal (Block Number = 0) dengan nilai -2

74
Log Likelihood (-2LL) pada akhir (Block Number = 1). Apabila

terdapat penurunan pada nilai likelihood tersebut, itu menunjukkan

model regresi yang baik atau dengan kata lain model yang

dihipotesiskan fit dengan data. Hasil penilaian overall model fit

disajikan dalam tabel 4.4 sebagai berikut:

Tabel 4.4
Menilai Model Fit
-2 Log Likelihood (-2LL) pada -2 Log Likelihood (-2LL) pada
awal (Block Number = 0) awal (Block Number = 1)

66,909 51,585

Sumber: Data diolah, 2020

Berdasarkan tabel 4.4 tersebut nilai -2LL awal adalah sebesar

66,909 dan setelah dimasukkan lima variabel independen, maka

nilai -2LL akhir mengalami penurunan menjadi sebesar 51,585.

Penurunan nilai -2LL ini menunjukkan bahwa model regresi yang

baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan

data.

c. Menilai Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)

Nagelkerke R Square merupakan modifikasi dari koefisien

Cox and Snell’s untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0

sampai 1. Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox and

75
Snell’s R Square dengan nilai maksimumnya. Adapun hasil dari

Nagelkerke R Square disajikan dalam tabel 4.5 sebagai berikut:

Tabel 4.5
Koefisien Determinasi
Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Nagelkerke R


Square Square

1 36,536a ,324 ,555

Sumber: Data diolah, 2020

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai Nagelkerke R

Square adalah sebesar 0,555 yang berarti variabilitas variabel

dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen dan

variabel moderasi adalah sebesar 55,5%, sedangkan sisanya sebesar

44,5% dijelaskan variabel-variabel lain di luar model penelitian.

Variabel lain tersebut contohnya Produktivitas dan Pertumbuhan

Perusahaan seperti penelitian yang dilakukan oleh Putu Dewi & I

Gusti (2017.

d. Matriks Klasifikasi

Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model

regresi untuk memprediksi kemungkinan Peringkat Obligasi yang

dilakukan oleh suatu perusahaan. Kekuatan prediksi dari model

76
regresi untuk mempredikssi kemungkinan terjadinya variabel terikat

dinyatakan dalam persen. Adapun hasil matriks klasifikasi dari

model regresi dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut:

Tabel 4.6
Hasil Identifikasi Prediksi Klasifikasi
Classification Table

Observed Predicted
Rating Percentage
Correct
Low High
Investment Investment
Grade Grade
,00 62 1 98,4
ASW

1,00 4 8 66,7

Overall Percentage 93,3

Sumber: Data diolah, 2020

Berdasarkan tabel klasifikasi di atas menunjukkan kekuatan

prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan

perusahaan termasuk high investment grade adalah sebesar 66,7%.

Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan model regresi

tersebut, terdapat sebanyak 8 data (66,7%) yang diprediksi termasuk

high investment grade dari total 12 data. Sedangkan, kekuatan

77
prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan

perusahaan termasuk low investment grade adalah sebesar 98,4%

yang berarti dengan model regresi yang digunakan terdapat

sebanyak 62 perusahaan (98,4%) yang diprediksi termasuk low

investment grade dari total 63 perusahaan. berdasarkan penjelasan

tersebut overall percentage sebesar 93,3% yang berarti ketepatan

model peneltian ini adalah sebesar 93,3%.

3. Hasil Model Regresi yang Terbentuk dan Pengujian Hipotesis

Analisis model regresi logistik dalam penelitian ini bertujuan

untuk melihat hasil signifikansi setiap koefisein dalam regresi

logistik ini, digunakan model persamaan yang memasukkan semua

variabel independen yang tampak pada tabel berikut:

Tabel 4.7
Uji Signifikansi Data
Variabel in the Equation

B S.E. Wald Df Sig. Exp(B)


CR -2,754 8,339 0,109 1 0,741 0,064
DER 0,779 3,348 0,054 1 0,816 2,179
Secure -14,105 6,974 4,090 1 0,043 0,000
UO 1,262 7,593 0,028 1 0,868 3,532
Size 32,774 20,705 2,506 1 0,113 1,712
Step 1a
CR*Size -0,167 0,190 0,775 1 0,379 0,846
DER*Size -0,245 0,216 1,279 1 0,258 0,783
Secure*Size -1,083 0,518 4,379 1 0,036 0,339
UO*Size 0,071 0,568 0,016 1 0,901 1,073
Constant -19,341 15,645 1,528 1 0,216 0,000
Sumber: Data diolah, 2020

78
Berdasarkan hasil analisis regresi logistik pada tabel di atas, model

regresi logistik dapat dibentuk dengan melihat pada nilai estimasi parameter

dalam Variables in The Equation. Model regresi yang terbentuk

berdasarkan nilai estimasi parameter dalam Variables in The Equation

adalah sebagai berikut:

Rating = -19,341 - 2,754 CR + 0,779 DER - -14,105 Secure + 1,262 UO -

0,167 CR*Size - 0,245 DER*Size – 1,083 Secure*Size + 0,071 UO*Size

Keterangan:

Rating : Peringkat Obligasi

CR : Current Ratio

DER : Debt to Equity Ratio

Secure : Jaminan

UO : Umur Obligasi

Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan antara

tingkat signifikansi (sig) dengan tingkat kesalahan (α) yaitu 5% atau 0,05.

Hasil uji hipotesis adalah sebagai berikut:

1. Variabel current ratio memiliki nilai koefisien regresi sebesar -2,754

dengan tingkat signifikansi sebesar 0,741 yang lebih besar dari α = 5%.

Hal ini menunjukkan hipotesis pertama ditolak, yang artinya current

ratio tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi.

79
2. Variabel debt to equity ratio memiliki nilai koefisien regresi sebesar

0,779 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,816 yang lebih besar dari α

= 5%. Hal ini menunjukkan hipotesis kedua ditolak, yang artinya debt

to equity ratio tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi.

3. Variabel secure memiliki nilai koefisien regresi sebesar -14,105 dengan

tingkat signifikansi sebesar 0,043 yang lebih kecil dari α = 5%. Hal ini

menunjukkan hipotesis ketiga diterima, yang artinya jaminan

berpengaruh terhadap peringkat obligasi.

4. Variabel umur obligasi memiliki nilai koefiien regresi sebesar 1,262

dengan tingkat signifikansi sebesar 0,868 yang lebih besar dari α = 5%.

Hal ini menunjukkan hipotesis keempat ditolak, yang artinya umur

obligasi tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi.

5. Variabel interaksi antara current ratio dan ukuran perusahaan memiliki

nilai koefisien regresi sebesar -0,167 dengan tingkat signifikansi sebesar

0,379 yang lebih besar dari α = 5%. Hal ini menunjukkan hipotesis

kelima ditolak, yang artinya ukuran perusahaan tidak berhasil

mempengaruhi hubungan antara current ratio dengan peringkat

obligasi.

6. Variabel interaksi antara debt to equity ratio dan ukuran perusahaan

memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,245 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,258 yang lebih besar dari α = 5%.. hal ini

menunjukkan hipotesis keenam diterima, yang artinya ukuran

80
perusahaan tidak berhasil mempengaruhi hubungan antara debt to equity

ratio dengan peringkat obligasi.

7. Variabel interaksi antara jaminan dan ukuran perusahaan memiliki nilai

koefisien regresi sebesar -1,083 dengan tingkat signifikansi sebesar

0,036 yang lebih kecil dari α = 5%. . hal ini menunjukkan hipotesis

ketujuh diterima. Yang artinya ukuran perusahaan berhasil

mempengaruhi hubungan antara jaminan dengan peringkat obligasi.

8. Variabel interaksi antara umur obligasi dan ukuran perusahaan memiliki

nilai koefisien regresi sebesar 0,071 dengan tingkatt signifikansi sebesar

0,901 yang lebih besar dari α = 5%. . hal ini menunjukkan hipotesis

kedelapan ditolak, yang artinya ukuran perusahaan tidak berhasil

mempengaruhi hubungan antara umur obligasi dengan peringkat

obligasi.

C. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pengaruh rasio

keuangan, jaminan dan umur obligasi terhadap peringkat obligasi dengan

ukuran perusahaan sebagai variabel moderasi dengan hipotesis yang telah

ditetapkan. Setelah dilakukan uji hipotesis, maka penjelasan masing-masing

variabel akan diuraikan sebagai berikut:

1. Pengaruh Likuiditas terhadap Peringkat Obligasi

Pada hipotesis alternatif 1 (Ha1) menyatakan bahwa likuiditas

berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Berdasarkan hasil pengujian

hipotesis pertama menunjukkan bahwa variabel likuiditas memliki

81
tingkat signifikansi sebesar 0,741> α = 5%, yang artinya variabel

likuiditas tidak memiliki pengaruh terhadap peringkat obligasi. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa hipotesis pertama ditolak.

Menurut Wuryani Eni (2015) tidak berpengaruhnya variabel

likuiditas dapat disebabkan karena Pefindo sebagai lembaga

pemeringkat obligasi dalam menilai likuiditas suatu perusahaan

menggunakan laporan keuangan terbaru seperti mempergunakan

laporan keuangan bulanan atau laporan keuangan triwulan yang

diterbitkan sebelum dilakukannya proses pemeringkatan sehingga hasil

yang diperoleh merupakan hasil penilaian likuiditas yang terbaru sesuai

keadaan saat itu (current). Sedangkan dalam penelitian ini rasio

likuiditas diperoleh dari laporan keuangan tahunan.

Selain itu tidak diterimanya hipotesis pertama juga bisa

disebabkan karena rasio lancar yang digunakan untuk menilai likuiditas

dalam penelitian ini merupakan rasio yang menggambarkan

kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka

pendeknya sehingga dianggap tidak cukup relevan untuk mempengaruhi

peringkat obligasi yang merupakan surat utang yang mayoritasnya

berumur 5 tahun.

Hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan Devy

Ariana (2017), Anita Febriani (2017) dan juga Mahfudhoh dan

Cahyonowati (2014) yang menunjukkan hasil bahwa variabel likuiditas

tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Hasil tersebut

82
mengindikasikan bahwa besar kecilnya kemampuan perusahaan dalam

membiayai hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancar

tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi yang diterbitkan oleh PT

Pefindo. Namun hasil tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Hidayat Wastam (2018) dan Kustyaningrum Dinik

(2016) yang memberikan hasil bahwa likuiditas berpengaruh terhadap

peringkat obligasi.

2. Pengaruh Leverage terhadap Peringkat Obligasi

Hipotesis alternatif 2 (Ha2) menyatakan bahwa leverage

berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Hasil pengujian regresi

menunjukkan bahwa leverage yang diukur dengan debt to equit ratio

memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,816> α = 5%, yang artinya

variabel leverage tidak memiliki pengaruh terhadap peringkat obligasi.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis kedua ditolak.

Tidak berpengaruhnya leverage terhadap peringkat obligasi

dapat disebabkan karena beberapa perusahaan dalam penelitian ini

utangnya dijamin oleh perusahaan induknya atau bahkan ada

perusahaan yang menjaminnya. Sehingga apabila utang perusahaan

lemah akan diperkuat oleh perusahaan yang menjamin, sehingga

obligasinya akan diberikan peringkat sesuai atau bahkan sama dengan

dengan perusahaan yang menjamin. Menurut Estiyanti dan Yasa (2012)

dalam Damayanti,dkk (2017) hasil yang tidak signifikan tersebut

83
disebabkan oleh perhitungan leverage dalam penelitian ini

menggunakan debt to equity ratio dimana hutang obligasi masuk

kedalam rasio tersebut dan tidak dipisahkan dengan total hutang

sedangkan perusahaan pemeringkat mungkin hanya menggunakan

current liabilities dalam perhitungan leverage.

Hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Damyanti, dkk (2017), Kustyaningrum, dkk (2016) serta Aji, dkk (2019)

yang menunjukkan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap

peringkat obligasi. Hal tersebut mengindikasikan bahwa tinggi

rendahnya leverage tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi.

Namun hasil tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Utami Cory dan Khairunnisa (2015) yang memberikan hasil bahwa

leverage berhasil memengaruhi peringkat obligasi.

3. Pengaruh Jaminan terhadap Peringkat Obligasi

Hipotesis alternatif 3 (Ha3) menyatakan bahwa jaminan

berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Hasil pengujian regresi

menunjukkan bahwa jaminan memiliki tingkat signifikansi sebesar

0,043< α = 5%, yang artinya variabel jaminan memiliki pengaruh

terhadap peringkat obligasi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa

hipotesis ketiga diterima.

Diterimanya hipotesis ketiga tersebut memiliki arti bahwa

jaminan mampu memberikan dampak terhadap peringkat obligasi yang

84
diberikan. Hal tersebut bisa disebabkan karena adanya tingkat risiko

yang terdapat dalam suatu obligasi tersebut. Obligasi yang dijamin

memiliki tingkat risiko lebih rendah dibandingkan dengan obligasi yang

tidak dijamin. Dengan obligasi yang dijamin maka akan memberikan

kepercayaan terhadap para investor. Sehingga jika dikaitkan dengan

teori sinyal, PT Pefindo mampu memberikan sinyal positif kepada para

investor bahwa obligasi yang dijamin mampu mempengaruhi peringkat

obligasi suatu perusahaan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Dewi Wulandari P, dkk (2019) yang menunjukkan hasil

bahwa jaminan berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi. Namun

hasil tersebut bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Mahfudhoh dan Cahyonowati (2014) yang menunjukkan hasil bahwa

jaminan tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi.

4. Pengaruh Umur Obligasi terhadap Peringkat Obligasi

Hipotesis alternatif 4 (Ha4) menyatakan bahwa umur obligasi

berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Hasil pengujian regresi

menunjukkan bahwa umur obligasi memiliki tingkat signifikansi

sebesar 0,868> α = 5%, yang artinya variabel umur obligasi tidak

memiliki pengaruh terhadap peringkat obligasi. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa hipotesis keempat ditolak.

85
Umur obligasi adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan

mendapatkan kembali pokok atau nilai nominal obligasi yang

dimilikinya. Semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi, maka

semakin tinggi kupon atau bunga yang ditanggung perusahaan. hal

tersebut berisiko menyebabkan terjadinya kesulitan pembayaran di

masa yang akan datang. Oleh karena itu investor lebih menyukai

obligasi dengan umur yang pendek karena risiko yang akan didapat

lebih kecil. Menurut Mark and David (1996) dalam Mahfudhoh dan

Cahyonowati (2014) perusahaan yang rating obligasinya tinggi

menggunakan umur obligasi yang pendek.

Tidak diterima hipotesis keempat pada penelitian ini

disebabkan karena sebagian besar yaitu 21 perusahaan dari 25

perusahaan sampel pada penelitian ini obligasinya memiliki periode

jatuh tempo 1-5 tahun dan hanya 4 perusahaan yang obligasinya lebih

dari 5 tahun. Dan 4 perusahaan yang umur obligasinya lebih dari 5 tahun

tersebut termasuk kategori high investment grade. Hal ini berbeda

dengan pendapat yang dijelaskan sebelumnya oleh Mark and David

(1996) dalam Mahfudhoh dan Cahyonowati (2014) bahwa perusahaan

yang rating obligasinya tinggi menggunakan umur obligasi yang

pendek. Sehingga dapat disimpulkan bahwa umur obligasi tidak

berpengaruh terhadap peringkat obligasi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Hasan dan Dana

(2018), Werastuti (2015) serta Fauziah Yossy (2014) yang

86
menunjukkan hasil bahwa umur obligasi tidak berpengaruh terhadap

peringkat obligasi. Namun hasil tersebut bertentangan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Vina (2017) yang menunjukkan hasil bahwa umur

obligasi berpengaruh terhadap peringkat obligasi.

5. Pengaruh Likuiditas terhadap Peringkat Obligasi yang dimoderasi

oleh Ukuran Perusahaan

Hipotesis alternatif 5 (Ha5) menyatakan bahwa ukuran

perusahaan mampu memoderasi pengaruh likuiditas terhadap peringkat

obligasi. Hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa variabel interaksi

likuiditas dengan ukuran perusahaan memiliki tingkat signifikansi

sebesar 0,379> α = 5%. Hasil tersebut membuktikan bahwa variabel

ukuran perusahaan tidak mampu memoderasi pengaruh likuiditas pada

peringkat obligasi atau dengan kata lain hipotesis kelima ditolak.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa besar kecilnya

ukuran suatu perusahaan tidak mampu mempengaruhi hubungan antara

likuidtas terhadap peringkat obligasi. Hal ini disebabkan karena terkait

dengan pembahasan pada hasil Hipotesis 1 menyebutkan bahwa rasio

lancar yang digunakan untuk menilai likuiditas dalam penelitian ini

merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan suatu perusahaan

dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya sehingga dianggap tidak

cukup relevan untuk mempengaruhi peringkat obligasi yang merupakan

surat utang yang mayoritasnya berumur 5 tahun. Oleh karena itu,

87
meskipun perusahaan tersebut memiliki ukuran perusahaan yang besar

itu tidak akan mampu mempengaruhi hubungan antara likuiditas

terhadap peringkat obligasi.

Ukuran perusahaan yang besar dapat menggambarkan total

aset, penjualan, dan ekuitas suatu perusahaan yang besar pula. Namun.

Menurut Arifman (2013) jika tingkat likuiditas tersebut terlalu tinggi

juga mengindikasikan bahwa adanya pengelolaan aset yang tidak efektif

berupa adanya dana yang tidak produktif yang diinvestasikan dalam aset

lancar dan perusahaan juga memiliki persediaan yang menumpuk serta

piutang yang sulit ditagih sehingga persediaan dan piutang tersebut tidak

dapat segera dikonversi menjadi kas dengan cepat.

6. Pengaruh Leverage terhadap Peringkat Obligasi yang dimoderasi

oleh Ukuran Perusahaan

Hipotesis alternatif 6 (Ha6) menyatakan bahwa ukuran

perusahaan tidak mampu memoderasi pengaruh leverage terhadap

peringkat obligasi. Hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa variabel

interaksi leverage dengan ukuran perusahaan memiliki tingkat

signifikansi sebesar 0,258> α = 5%. Hasil tersebut membuktikan bahwa

variabel ukuran perusahaan tidak memoderasi pengaruh leverage pada

peringkat obligasi atau dengan kata lain hipotesis keenam diterima.

Ukuran perusahaan yang besar artinya perusahaan tersebut

memiliki total aset yang tinggi yang dapat memudahkan untuk

88
mendapatkan kepercayaan dari pihak kreditur untuk mendapatkan

sumber pendanaan. Dengan semakin tingginya hutang yang di dapatkan

suatu perusahaan maka akan semakin tinggi pula kemungkinan

(probabilitas) kebangkrutan. Hal tersebut dikarenakan semain tingginya

hutang artinya semakin tinggi pula bunga yang harus dibayarkan

sehingga kemungkinan tidak membayar bunga tersebut juga akan

semakin besar.

Besar atau kecilnya ukuran perusahaan tidak mampu

memoderasi pengaruh leverage terhadap peringkat obligasi karena

Pefindo dalam memberikan peringkat obligasi tidak didasarkan pada

besar kecilnya suatu perusahaan dapat menutupi kewajibannya kepada

pihak luar, akan tetapi cenderung melihat kondisi perusahaan secara

keseluruhan.

7. Pengaruh Jaminan terhadap Peringkat Obligasi dengan Ukuran

Perusahaan sebagai variabel moderasi

Hipotesis alternatif 7 (Ha7) menyatakan bahwa ukuran

perusahaan mampu memoderasi pengaruh jaminan terhadap peringkat

obligasi. Hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa variabel interaksi

jaminan dengan ukuran perusahaan memiliki tingkat signifikansi

sebesar 0,036< α = 5%. Hasil tersebut membuktikan bahwa variabel

89
ukuran perusahaan mampu memoderasi pengaruh jaminan pada

peringkat obligasi atau dengan kata lain hipotesis ketujuh diterima.

Diterimanya ukuran perusahan sebagai pemoderasi antara

jaminan dengan peringkat obligasi karena ukuran perusahaan yang besar

artinya perusahaan tersebut memiliki total aset yang besar pula, dengan

aset tersebut maka suatu perusahaan sering menjadikan aset tersebut

sebagai jaminan untuk obligasinya. Dengan adanya hal tersebut maka

akan memberikan sinyal positif kepada para investor bahwa ukuran

perusahaan akan memiliki obligasi yang dijamin yang akan mengurangi

risko gagal bayar terhadap utang obligasinya.

8. Pengaruh Umur obligasi terhadap Peringkat Obligasi dengan

Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderasi

Hipotesis alternatif 8 (Ha8) menyatakan bahwa ukuran

perusahaan mampu memoderasi pengaruh umur obligasi terhadap

peringkat obligasi. Hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa variabel

interaksi umur obligasi dengan ukuran perusahaan memiliki tingkat

signifikansi sebesar 0,901> α = 5%. Hasil tersebut membuktikan bahwa

variabel ukuran perusahaan tidak mampu memederasi pengaruh umur

obligasi pada peringkat obligasi atau dengan kata lain hipotesis

kedelapan ditolak.

Semakin besar perusahaan maka semakin besar pula potensi

perusahaan dalam melunasi kewajibannya sesuai dengan jatuh tempo

90
yang telah ditetapkan sebelumnya. Namun kondisi tersebut berbanding

terbalik dengan hasil penelitian ini. Ditolaknya hipotesis kedelapan bisa

disebabkan karena umur obligasi pada penelitian ini mayoritasnya

berada pada rentang 1-5 tahun dan hanya 4 perusahaan yang umur

obligasinya diatas 5 tahun namun masih tetap mendapatkan peringkat

hight investment grade. 4 perusahaan yang umur obliganya diatas 5

tahun tersebut merupakan perusahaan besar yang memiliki total aset

yang besar pula.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan

tidak mampu memoderasi hubungan antara umur obligasi dengan

peringkat obligasi suatu perusahaan.

91
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan,

jaminan, umur obligasi terhadap peringkat obligasi dengan ukuran

perusahaan sebagai variabel moderasi. Berikut adalah kesimpulan dari hasil

pengujian seluruh hipotesis:

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa likuiditas tidak berpengaruh

terhadap peringkat obligasi. Hasil penelitian ini konsisten dengan

penelitian yang dilakukan oleh Devy Ariana (2017), Anita Febriani

(2017) dan juga Mahfudhoh dan Cahyonowati (2014).

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa leverage tidak berpengaruh

terhadap peringkat obligasi. Hasil penelitian ini konsisten dengan

penelitian yang dilakukan oleh Damayanti, dkk (2017), Kustyaningrum,

dkk (2016) serta Aji, dkk (2019).

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jaminan berpengaruh negatif

terhadap peringkat obligasi. Hasil penelitian ini konsisten dengan

penelitian yang dilakukan oleh Hasan dan Dana (2018), Sari dan Badjra

(2016) serta Aulia Nisa (2014).

4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur obligasi tidak berpengaruh

terhadap peringkat obligasi. Hasil penelitian ini konsisten dengan

92
penelitian yang dilakukan oleh penelitian Hasan dan Dana (2018),

Werastuti (2015) serta Fauziah Yossy (2014).

5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak mampu

memoderasi pengaruh likuiditas terhadap peringkat obligasi.

6. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak mampu

memoderasi pengaruh leverage terhadap peringkat obligasi.

7. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan mampu

memoderasi pengaruh jaminan terhadap peringkat obligasi.

8. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak mampu

memoderasi pengaruh umur obligasi terhadap peringkat obligasi.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diberikan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi pihak perusahaan sebaiknya manajemen keuangan perusahaan

mampu menganalisa dengan baik terkait rasio keuangan dalam

perusahaannya terutama rasio likuiditas dan leverage agar peringkat

obligasinya mampu menggambarkan kondisi perusahaan dengan baik

sehingga dipercayai oleh para investor maupun masyarakat luar.

2. Bagi pihak investor sebaiknya saat akan melakukan investasi, lebih

memperhatikan ada atau tidaknya jaminan pada obligasi yang ingin

dipilih, hal tersebut dikarenakan pada penelitian ini jaminan mampu

memengaruhi peringkat obligasi. Selain itu, pihak investor juga perlu

93
memperhatikan ukuran dari suatu perusahaan tersebut, karena pada

penelitian ini ukuran perusahaan mampu memoderasi variabel jaminan

terhadap peringkat obligasi suatu perusahaan.

3. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya mengganti proksi likuiditas dan

leverage dengan proksi lain, serta dapat menambah atau mengganti

variabel bebas seperti profitabilitas, tingkat suku bunga, good corporate

governance dan lain-lain. Peneliti selanjutnya juga disarankan

mengganti variabel moderasi untuk melihat pengaruh interaksinya

terhadap peringkat obligasi. Selain itu, peneliti selanjutnya juga

disarankan menambah rentang waktu penelitian , sehingga hasil yang

diperoleh lebih akurat.

94
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, N. (2013). Pemeringkatan Obligasi PT Pefindo: Berdasarkan Informasi


Keuangan. Accounting Analysis Journal, 2 (2).
Aji, P., Tohir., & Suwaryo. (2019). Analisis Pengaruh Profitabilitas, Leverage,
Aktivitas, Jaminan dan Umur Obligasi Terhadap Peringkat Obligasi
Perusahaan Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2015- 2017. Jurnal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi (JEBA), Vol 21, No 02.
Arifman, Y. (2013). Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas dan Leverage Terhadap
Peringkat Obligasi Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi, No. 1, Vol.3.
Aulia, Nisa. 2014. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat
Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Baskoro, A., & Wahidahwati. (2014). Pengaruh Faktor Keuangan Dan Non
Keuangan Pada Peringkat Obligasi Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmu
dan Riset Akuntansi, 3 (6).

Boby. (2019). Lebih Besar dari Bunga Deposito! Ini Keuntungan Investasi
Obligasi. [internet]. Diakses pada 10 Desember 2019, dari
https://www.moneysmart.id/obligasi-adalah-investasi-menguntungkan/.

Bonsall, S. B., & Miller, B. P. (2017). The impact of narrative disclosure readability
on bond ratings and the cost of debt. Review of Accounting Studies, 22(2),
608-643. https://doi.org/10.1007/s11142-017-9388-0

Dali, C. L., Ronni, S., & Malelak, M. I. (2015). Pengaruh Mekanisme Corporate
Governance dan Rasio Keuangan Terhadap Peringkat Obligasi. Finesta,
No. 3, Vol.1.
Damyanti, A., Ambarwati, S., & Astuti, T. (2017). Prediksi Peringkat Obligasi
Perusahaan Dengan Pendekatan Faktor Keuangan dan Non Keuangan.
Journal of Applied Business and Economics, Vol. 4, No. 3.
Dewi, K, & Gerianta, W. (2016). Pengaruh Good Corporate Governance,
Profitabilitas, Likuiditas Dan Solvabilitas Terhadap Peringkat Obligasi. E-
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 16(2).
Dewi, Putu Y.P & Suaryana, I. G. Ngr. (2017). Pengaruh Produktivitas dan
Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Peringkat Obligasi dengan Ukuran
Perusahaan sebagai Pemoderasi. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana, Vol.20, 1.

95
Dewi, W & Mahardika, Dewa P K. (2019). Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Pertumbuhan Perusahaan dan Jaminan terhadap Peringkat Obligasi. E-
proceeding of management, Vol 6, No 2.
Estiyanti, Ni Made & Gerianta, W. (2012). Pengaruh Faktor Keuangan Dan Non
Keuangan Pada Peringkat Obligasi Di Bursa Efek Indonesia. Simposium
Nasional Akuntansi XV. Banjarmasin.

Fauziah, Y. (2014). Pengaruh Likuiditas, Leverage dan Umur Obligasi Terhadap


Prediksi Peringkat Obligasi. Jurnal Akuntansi Universitas Negeri Padang.
2(1).

Febriani, A. (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi Pada


Perusahaan Perbankan. Journal Student UNY. Vol 5, No 3.

Fikriyah, S H. (2018). Pengaruh likuiditas, profitabilitas, dan size terhadap


peringkat obligasi bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Akuntansi Berkelanjutan Indonesia, Vol.1, No.3.

Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Halim, A. (2015). Analisis Investasi di Aset Keuangan. Jakarta: Mitra Wacana


Media.

Hartono,J. (2000). Teori portofolio dan analisis investasi. Yogayakarta: BPFE.


Hasan, D, A & Dana, I, M. (2018). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Maturity
DanJaminan Terhadap Peringkat Obligasi Tertinggi Pada Sektor
Keuangan Di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 7,
No. 2.
Heejin, Y., Hee-Joon, A., Maria H. Kim., & Doojin, R. (2017). Information
asymmetry and investor trading behavior around bond rating change
announcements. Journal ScienceDirect, Vol. 32.
Henny. (2016). Pengaruh Faktor Akuntansi Terhadap Prediksi Peringkat Obligasi.
Jurnal Akuntansi, Vol XX, No.01.
Hery. (2017). Teori Akuntansi. Jakarta: PT Grasindo.
Hidayat, W W. (2018). Pengaruh Laverage dan Likuiditas Terhadap Peringkat
Obligasi : Studi kasus Perusahaan non keuangan di Indonesia. Jurnal Riset
Manajemen dan Bisnis (JRMB) Fakultas Ekonomi UNIAT ,Vol.3, No.3.
Hu, Y., Yang, Y. and Han, P. (2017), Credit enhancement and bond rating: An
empirical study of the bonds issued by local government financing
platforms. China Finance Review International, Vol. 7 No. 1, pp. 114-
130. https://doi.org/10.1108/CFRI-12-2015-0143

96
Partha, I Made Bana & Gerianta Wirawan Yasa. (2016). Kemampuan Rasio
Keuangan Dalam Memprediksi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan
Sektor Non Keuangan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana,
Vol.15.3.
Istiningdiah, F. (2012). Pengaruh ukuran perusahaan dan sturktur modal terhadap
profitabilitas. Skripsi. Universitas Komputer Indonesia. Bandung
Jensen, M.C. & W.H. Meckling. (1976). Theory of the firm: Managerial Behavior,
Agency Costs and Ownership structure. Journal of Financial
Economics,3.

Jogiyanto, H. (2015). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kesepuluh.


Yogyakarta: BFFE.

Kasmir. (2010). Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana 2010.

Kieso, D. E., Weygandt, J. J., & Warfield, T. D. (2014). Accounting Intermediate


IFRS Edition. In Journal of Chemical Information and Modeling.

Kurnia, H dkk. (2016). Pengaruh Faktor Keuangan dan Non Keuangan Terhadap
Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Non Keuangan Yang Terdaftar di BEI
Periode 2011-2015. Akuntabilitas: Jurnal Penelitian dan Pengembangan
Akuntansi, Vol. 10, No. 2.

Kurniasih & Suwitho. (2015). Determinan Peringkat Obligasi Pada Perusahaan


Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI. Diterbitkan (Online) Volume 4
Nomer 2. (http://ejournal.stiesia.ac.id. Diunduh 10 Juni 2019)
Kustyaningrum, D., Nuraina, E., & Wijaya, A. (2016). Pengaruh leverage,
likuiditas, profitabilitas, dan umur obligasi terhadap peringkat obligasi
(studi pada perusahaan terbuka yang terdaftar di bursa efek indonesia).
Jurnal Akuntansi dan Pendidikan, Vol 5, No 1.
Liza, M., Elreda, A., & Rina, M. (2016). Faktor Yang Mempengaruhi Peringkat
Obligasi Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-
2015. http://ejurnal.untag-smd.ac.id , Vol 5, No 3.
Magreta & Nurmayanti, P. (2009). faktor-faktor yang mempengaruhi prediksi
peringkat obligasi ditinjau dari faktor akuntansi dan non akuntansi. Jurnal
Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 11, No.3.
Mahfudhoh, R. U., & Cahyonowati, N. (2014). Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Peringkat Obligasi. Diponegoro Journal Of Accounting,
Vol.1.
Nadzirah, Y, F., & Cipta, W. (2016). Pengaruh ukuran perusahaan dan profitabilitas
terhadap struktur modal. e-Journal Bisma Universitas Pendidikan
Ganesha Jurusan Manajemen, Vol 4.

97
Pambudi, A R. 2017. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan,
Pertumbuhan, Umur Obligasi dan Jaminan Terhadap Peringkat Obligasi
Pada Perusahaan Industri Transportasi. Skripsi. Surabaya: Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi Perbanas.
Partha, I Made. 2016. Kemampuan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Peringkat
Obligasi Pada Perusahaan Sektor Keuangan. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana, Vol. 15, No. 3
Pinanditha, A W & Suryantini, N. (2016). Pengaruh Profitabilitas, Rasio
Solvabilitas, Ukuran Perusahaan, dan Reputasi Auditor Terhadap
Peringkat Obligasi Pada Sektor Perbankan. E-Jurnal Manajemen
Universitas Udayana
Purwanto, A. E., & Sulistyastuti, D. R. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif.
Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Putranto, A D., & Darmawan, A. (2018). Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, Leverage, Dan Nilai Pasar Terhadap Harga Saham pada
Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2010-2016. Jurnal Administrasi dan Bisnis, Vol 56, No 1.
Praptiningsih. (2015). Pengaruh Profitabilitas dan Likuiditas serta Ukuran
Perusahaan Terhadap Peringkat Obligasi. Bina Widya, Vol.26, No.4.
Prastika, G E. (2017). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran
Perusahaan, Leverage, Umur Obligasi Dan Reputasi Kap Terhadap
Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2013-2015, Skripsi S1, Universitas Muhammadiyah
Surakarta, Diakses 1 Desember 2019, dari www.eprints.ums.ac.id
Prasetyantoko, A. (2008). Corporate Governance; Pendekatan Institusional.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
PT Pefindo. http://www.new.pefindo.com
Ratnawati, A & Sianrjadi, I. (2015). Analisis Struktur Modal, Tingkat Pertumbuhan
dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Tambah Ekonomi. Jurnal Aset
(Akuntansi Riset). 7 (1).
Raharjo & Sari M. P. (2008). Kemampuan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi
Peringkat Obligasi, Jurnal Maksi, vol 8, Universitas Negeri Semarang.
Rizal, S & Winda, S. (2015). The Effect Of Growth, Profitability And Liquidity To
Bond Rating Of The Banking Firms Listed On The Indonesian Stock
Exchange (Period 2009-2013). 3 rd IMCOSS, Bandar Lampung, ISSN :
2460-0598.
Rukmana, N.L. (2016). Pengaruh Rasio Keuangan Dan Ukuran Perusahaan (size)
Terhadap Peringkat Obligasi Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Pendidikan dan Ekonomi, Vol.5, No.6.

98
Sari, Ni Made Sri Kristina & Ida, B B. (2016). Pengaruh Lukuiditas, Ukuran
Perusahaan, Leverage, dan Jaminan Terhadap Peringkat Obligasi Pada
Sektor Keuangan. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol.5, No.8.
Sari, Ni Made Sri Kristina & Ida Bagus Badjra. (2016). Pengaruh Lukuiditas,
Ukuran Perusahaan, Leverage, dan Jaminan Terhadap Peringkat Obligasi
Pada Sektor Keuangan. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol.5, No.8.
Septyawati, H I. (2013). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prediksi
Peringkat Obligasi Perusahaan. Jurnal Akuntansi Universitas Negeri
Semarang, Vol.2. No.3.

Sugiyono. (2017). Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, R&D dan


Penelitian Evaluasi. In Metodelogi Penelitian.

Sugiarto. (2009). Struktur Modal, Struktur Kepemilikan Perusahaan,


Permasalahan Keagenan dan Informasi Asimetri. Edisi Permata
.Yogyakarta : Graha Ilmu.

Sunarjanto, N. Agus & Tulasi, D. (2013). Kemampuan rasio keuangan dan


corporate governance memprediksi peringkat obligasi pada perusahaan
consumer goods. Jurnal Keuangan dan Perbankan, 17 (2).
Sun, L. and Zhang, J.H. (2017). Goodwill impairment loss and bond credit
rating. International Journal of Accounting & Information Management,
Vol. 25 No. 1, pp. 2-20. https://doi.org/10.1108/IJAIM-02-2016-0014
Suwardika, I. N., & Mustanda, I. K. (2017). Pengaruh Leverage, Ukuran
Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Profitabilitas Terhadap Nilai
Perusahaan Pada Perusahaan Properti. E-Jurnal Manajemen Unud , Vol.
6, No. 3.
Utami, C & Khairunnisa. (2015). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,
Leverage, Likuiditas dan Jaminan obligasi terhadap Peringkat Obligasi
(Studi pada perusahaan yang terdaftar di PT. Pefindo tahun 2010-2013). e-
Proceeding of Management , Vol.2, No.3.

Veronica, A. (2015). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi Pada


Perusahaan Manufaktur. Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya, Vol 13,
No.2.

Vina. (2017). Analisis Pengaruh Reputasi Auditor, Umur Obligasi, Likuiditas,


Growth, dan Produktivitas Perusahaan Terhadap Peringkat Obligasi
Pada Pertumbuhan Go Public Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesa.
XV(30).

Wuryani, Eni. (2015). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan


Status Perusahaan terhadap Peringkat Obligasi. Jurnal Akuntansi UNESA.

99
Wen-Chyuan Chianga., Jennifer Shangb & Li Sunc. (2017). Broad bond rating
change and irresponsible corporate social responsibility activities.
Journal Advances in Accounting 2017.
Werastuti, D. (2015). Analisis Prediksi Peringkat Obligasi Perusahaan Dengan
Pendekatan Faktor Keuangan dan Non Keuangan. Jurnal Dinamika
Akuntansi (Online), Vol.7 No.1. (http://journal.unnes.ac.id.Diunduh 15
April 2019).
Widiastuti, N. P. T., & Rahyuda, H. (2016). Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan,
Rasio Likuiditas, Maturity, dan Rasio Aktivitas Terhadap Peringkat
Obligasi Pada Perusahaan Jasa. 5(11).

Yang, H., Ahn, H. J., Kim, M. H., & Ryu, D. (2017). Information asymmetry and
investor trading behavior around bond rating change announcements.
Emerging Markets Review. https://doi.org/10.1016/j.ememar.2017.05.004

Yulianingsih, G. (2013). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prediksi


Peringkat Obligasi Pada Perusahaan yang Listing di BEI. Jurnal. Vol.1
No.1.

100
LAMPIRAN

101
LAMPIRAN 1
Daftar Perusahaan Sampel

No. Kode Perusahaan Nama Perusahaan


1. ADHI PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
2. APLN PT Agung Podomoro Land Tbk.
3. ANTM Aneka Tambang Tbk.
4. APAI PT Angkasa Pura I (Persero)
5. APIA PT Angkasa Pura II (Persero)
6. BSDE PT Bumi Serpong Damai Tbk.
7. TAXI Express Tarnsindo Utama Tbk.
8. FAST Fast Food Indonesia Tbk.
9. BMTR PT Global Mediacom Tbk.
10. INDF Indofoof Sukses Makumur Tbk.
11. ISAT PT Indosat Tbk.
12. DILD Intiland Development Tbk.
13. JSMR Jasa Marga Tbk.
14. MYOR Mayora Indah Tbk.
15. MEDC PT Medco Energi Internasional Tbk.
16. MAPI Mitra Adiperkasa Tbk.
17. MDLN Modernland Realty Ltd Tbk.
18. ROTI PT Nippon Indosari Corpindo Tbk.
19. PJAA Pembangunan Jaya Ancol Tbk.
20. PPRO PT PP Properti Tbk.
21. STTP Siantar Top Tbk.
22. SMRA PT Summarecon Agung Tbk.
23. SSIA Sura Semesta Internusa Tbk.
24. TLKM PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.
25. TELE PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk.

102
LAMPIRAN 2
Pengukuran Gabungan (Seluruh Variabel)

Kode
No. Tahun CR DER Secure UO Size Rating CR*Size DER*Size Secure*Size UO*Size
Perusahaan
1. ADHI 2016 1,29 0,008 1 1 16,82 0 21,74 0,13 16,82 16,82
2. APLN 2016 1,07 0,65 1 1 10,15 0 10,85 6,63 10,15 10,15
3. ANTM 2016 2,44 0,63 0 0 15,16 0 37,04 9,53 0,00 0,00
4. APAI 2016 1,57 0,97 1 1 15,00 1 23,57 14,59 15,00 15,00
5. APIA 2016 2,56 0,40 0 1 14,84 1 38,01 6,01 0,00 14,84
6. BSDE 2016 2,91 0,30 1 1 17,47 0 50,83 5,28 17,47 17,47
7. TAXI 2016 4,08 2,47 0 1 21,66 0 88,38 53,51 0,00 21,66
8. FAST 2016 1,79 1,11 1 1 21,67 0 38,85 23,99 21,67 21,67
9. BMTR 2016 1,18 0,77 1 1 17,02 0 20,08 13,10 17,02 17,02
10. INDF 2016 1,51 0,87 0 0 11,32 0 17,09 9,85 0,00 0,00
Bersambung pada halaman selanjutnya

103
Pengukuran Gabungan (Seluruh Variabel)

No Kode
Tahun CR DER Secure UO Size Rating CR*Size DER*Size Secure*Size UO*Size
. Perusahaan
11. ISAT 2016 0,40 1,40 1 0 10,84 1 4,33 15,17 10,84 0,00
12. DILD 2016 0,92 1,38 1 1 16,29 0 14,98 22,48 16,29 16,29
13. JSMR 2016 0,70 2,27 1 1 10,89 0 7,58 24,76 10,89 10,89
14. MYOR 2016 2,25 1,06 0 0 16,37 0 36,84 17,36 0,00 0,00
15. MEDC 2016 1,30 2,20 0 1 8,19 0 10,64 18,01 0,00 8,19
16. MAPI 2016 1,58 0,29 0 1 9,28 0 14,66 2,73 0,00 9,28
23. SSIA 2016 1,78 1,32 1 1 8,88 0 15,84 11,72 8,88 8,88
24. TLKM 2016 1,20 0,30 1 0 12,10 1 14,52 3,63 12,10 0,00
25. TELE 2016 6,00 1,60 0 1 15,92 0 95,53 25,47 0,00 15,92
26. ADHI 2017 1,41 0,014 1 1 17,16 0 24,14 0,24 17,16 17,16
27. APLN 2017 1,31 0,80 1 1 14,84 0 19,39 11,92 14,84 14,84

Bersambung pada halaman selanjutnya

104
Pengukuran Gabungan (Seluruh Variabel)

Kode
No. Perusahaa Tahun CR DER Secure UO Size Rating CR*Size DER*Size Secure*Size UO*Size
n
28. ANTM 2017 1,62 0,62 0 0 14,01 0 22,71 8,73 0,00 0,00
29. APAI 2017 1,41 0,85 1 1 15,16 1 21,42 12,82 15,16 15,16
30. APIA 2017 1,79 0,48 0 1 15,00 1 26,90 7,22 0,00 15,00
31. BSDE 2017 2,37 0,31 1 1 17,64 0 41,81 5,45 17,64 17,64
32. TAXI 2017 0,85 7,15 0 1 21,42 0 18,21 153,16 0,00 21,42
33. FAST 2017 1,89 1,13 1 1 21,73 0 41,12 24,45 21,73 21,73
34. BMTR 2017 2,19 0,96 1 1 17,14 0 37,53 16,45 17,14 17,14
35. INDF 2017 1,52 0,88 0 0 11,39 0 17,31 10,02 0,00 0,00
36. ISAT 2017 0,60 1,30 1 0 10,83 1 6,50 14,08 10,83 0,00
46. STTP 2017 2,62 0,69 1 1 14,67 0 38,42 10,14 14,67 14,67
47. SMRA 2017 1,48 0,96 1 1 9,98 0 14,78 9,58 9,98 9,98

Bersambung pada halaman selanjutnya

105
Pengukuran Gabungan (Seluruh Variabel)

No. Kode Tahun CR DER Secure UO Size Rating CR*Size DER*Size Secure*Size UO*Size
Perusahaan
48. SSIA 2017 1,93 1,09 1 1 9,09 0 17,50 9,92 9,09 9,09
49. TLKM 2017 1,05 0,32 1 0 12,20 1 12,78 3,90 12,20 0,00
50. TELE 2017 3,80 1,50 0 1 15,98 0 60,74 23,98 0,00 15,98
51. ADHI 2018 1,34 0,014 1 1 17,22 0 23,09 0,24 17,22 17,22
52. APLN 2018 1,06 0,85 1 1 15,00 0 15,84 12,78 15,00 15,00
53. ANTM 2018 1,54 0,69 0 0 14,84 0 22,89 10,20 0,00 0,00
54. APAI 2018 0,67 1,10 1 1 14,01 1 9,41 15,41 14,01 14,01
55. APIA 2018 1,15 0,63 0 1 15,16 1 17,41 9,57 0,00 15,16
56. BSDE 2018 3,36 0,46 1 1 17,77 0 59,70 8,19 17,77 17,77
57. TAXI 2018 0,31 3,17 0 1 20,96 0 6,50 66,45 0,00 20,96
58. FAST 2018 1,91 0,94 1 1 14,91 0 28,40 14,03 14,91 14,91
59. BMTR 2018 1,35 1,03 1 1 17,18 0 23,20 17,70 17,18 17,18

106
Pengukuran Gabungan (Seluruh Variabel)

Kode Ratin DER*Siz


No. Tahun CR DER Secure UO Size CR*Size Secure*Size UO*Size
Perusahaan g e
60. INDF 2018 1,07 0,93 0 0 11,48 0 12,28 10,67 0,00 0,00
61. ISAT 2018 0,40 1,80 1 0 10,88 1 4,35 19,59 10,88 0,00
62. DILD 2018 1,01 1,20 1 1 16,47 0 16,63 19,76 16,47 16,47
63. JSMR 2018 0,38 3,08 1 1 11,32 0 4,30 34,87 11,32 11,32
64. MYOR 2018 2,65 0,56 0 1 30,50 0 80,96 17,01 0,00 30,50
65. MEDC 2018 1,70 2,00 0 1 22,38 0 38,05 44,76 0,00 22,38
66. MAPI 2018 1,35 0,09 0 1 9,44 0 12,75 0,81 0,00 9,44
67. MDLN 2018 2,19 0,85 1 1 16,54 0 36,22 14,06 16,54 16,54
68. ROTI 2018 3,57 0,51 0 1 8,39 0 29,95 4,28 0,00 8,39
69. PJAA 2018 0,80 1,05 0 1 7,98 0 6,41 8,39 0,00 7,98
70. PPRO 2018 1,21 1,83 1 1 23,53 0 28,47 43,09 23,53 23,53

Bersambung pada halaman selanjutnya

107
Pengukuran Gabungan (Seluruh Variabel)

Kode
No. Tahun CR DER Secure UO Size Rating CR*Size DER*Size Secure*Size UO*Size
Perusahaan
71. STTP 2018 2,85 0,60 1 1 14,78 0 42,11 8,84 14,78 14,78
72. SMRA 2018 1,45 0,95 0 1 9,94 0 14,42 9,45 0,00 9,94
73. SSIA 2018 1,70 0,77 1 1 8,91 0 15,16 6,82 8,91 8,91
74. TLKM 2018 0,94 0,38 1 0 12,24 1 11,44 4,65 12,24 0,00
75 TELE 2018 5,19 1,14 0 1 15,94 0 82,71 18,17 0,00 15,94

Keterangan:
CR (Current Ratio) : Proksi Likuiditas
DER (Debt to Equity Ratio) : Proksi Leverage
Secure : Jaminan
UO : Umur Obligasi
Size : Ukuran Perusahaan
Rating : Peringkat Obligasi

108
LAMPIRAN 3

Daftar nilai Likuiditas yang diukur dengan Current Ratio (CR)

No. Kode Perusahaan Tahun

2016 2017 2018

1. ADHI 1,29 1,41 1,34


2. APLN 1,07 1,31 1,06
3. ANTM 2,44 1,62 1,54
4. APAI 1,57 1,41 0,67
5. APIA 2,56 1,79 1,15
6. BSDE 2,91 2,37 3,36
7. TAXI 4,08 0,85 0,31
8. FAST 1,79 1,89 1,91
9. BMTR 1,18 2,19 1,35
10. INDF 1,51 1,52 1,07
11. ISAT 0,40 0,60 0,40
12. DILD 0,92 0,88 1,01
13. JSMR 0,70 0,76 0,38
14. MYOR 2,25 2,39 2,65
15. MEDC 1,30 1,50 1,70
16. MAPI 1,58 1,49 1,35
17. MDLN 1,34 1,33 2,19
18. ROTI 2,96 2,26 3,57
19. PJAA 0,89 1,04 0,80
20. PPRO 1,28 1,63 1,21
21. STTP 1,65 2,62 2,85
22. SMRA 2,05 1,48 1,45
23. SSIA 1,78 1,93 1,70
24. TLKM 1,20 1,05 0,94
25. TELE 6,00 3,80 5,19

109
LAMPIRAN 4
Daftar nilai Leverage yang diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER)

No. Kode Perusahaan Tahun

2016 2017 2018


1. ADHI 0,008 0,014 0,014
2. APLN 0,65 0,80 0,85
3. ANTM 0,63 0,62 0,69
4. APAI 0,97 0,85 1,10
5. APIA 0,40 0,48 0,63
6. BSDE 0,30 0,31 0,46
7. TAXI 2,47 7,15 3,17
8. FAST 1,11 1,13 0,94
9. BMTR 0,77 0,96 1,03
10. INDF 0,87 0,88 0,93
11. ISAT 1,40 1,30 1,80
12. DILD 1,38 1,19 1,20
13. JSMR 2,27 3,31 3,08
14. MYOR 1,06 1,03 0,56
15. MEDC 2,20 1,80 2,00
16. MAPI 0,29 0,21 0,09
17. MDLN 0,68 0,69 0,85
18. ROTI 1,02 0,62 0,51
19. PJAA 1,14 0,95 1,05
20. PPRO 1,96 1,51 1,83
21. STTP 1,00 0,69 0,60
22. SMRA 0,91 0,96 0,95
23. SSIA 1,32 1,09 0,77
24. TLKM 0,30 0,32 0,38
25. TELE 1,60 1,50 1,14

110
LAMPIRAN 5

Pengukuran Umur Obligasi

No. Kode Perusahaan Tahun

2016 2017 2018

1. ADHI 1 1 1
2. APLN 1 1 1
3. ANTM 0 0 0
4. APAI 1 1 1
5. APIA 1 1 1
6. BSDE 1 1 1
7. TAXI 1 1 1
8. FAST 1 1 1
9. BMTR 1 1 1
10. INDF 0 0 0
11. ISAT 0 0 0
12. DILD 1 1 1
13. JSMR 1 1 1
14. MYOR 0 1 1
15. MEDC 1 1 1
16. MAPI 1 1 1
17. MDLN 1 1 1
18. ROTI 1 1 1
19. PJAA 1 1 1
20. PPRO 1 1 1
21. STTP 1 1 1
22. SMRA 1 1 1
23. SSIA 1 1 1
24. TLKM 0 0 0
25. TELE 1 1 1

111
LAMPIRAN 6

Daftar obligasi perusahaan sampel yang dijamin dan tidak dijamin

No. Kode Perusahaan Tahun

2016 2017 2018

1. ADHI 1 1 1
2. APLN 1 1 1
3. ANTM 0 0 0
4. APAI 1 1 1
5. APIA 0 0 0
6. BSDE 1 1 1
7. TAXI 0 0 0
8. FAST 1 1 1
9. BMTR 1 1 1
10. INDF 0 0 0
11. ISAT 1 1 1
12. DILD 1 1 1
13. JSMR 1 1 1
14. MYOR 0 0 0
15. MEDC 0 0 0
16. MAPI 0 0 0
17. MDLN 1 1 1
18. ROTI 0 0 0
19. PJAA 0 0 0
20. PPRO 1 1 1
21. STTP 1 1 1
22. SMRA 1 1 0
23. SSIA 1 1 1
24. TLKM 1 1 1
25. TELE 0 0 0

112
LAMPIRAN 7

Daftar Peringkat Obligasi Perusahaan Sampel

Tahun
No. Kode Perusahaan
2016 2017 2018

1. ADHI 0 0 0
2. APLN 0 0 0
3. ANTM 0 0 0
4. APAI 1 1 1
5. APIA 1 1 1
6. BSDE 0 0 0
7. TAXI 0 0 0
8. FAST 0 0 0
9. BMTR 0 0 0
10. INDF 0 0 0
11. ISAT 1 1 1
12. DILD 0 0 0
13. JSMR 0 0 0
14. MYOR 0 0 0
15. MEDC 0 0 0
16. MAPI 0 0 0
17. MDLN 0 0 0
18. ROTI 0 0 0
19. PJAA 0 0 0
20. PPRO 0 0 0
21. STTP 0 0 0
22. SMRA 0 0 0
23. SSIA 0 0 0
24. TLKM 1 1 1
25. TELE 0 0 0

113
LAMPIRAN 8

Perhitungan Ukuran Perusahaan

Ukuran
Kode
No. Tahun Total Aset (Rp) Perusahaan
Perusahaan
(LN)

2016 20.037.690.000 23,72

1. ADHI 2017 28.332.948.000 24,07

2018 30.118.615.000 24,13

2016 25.711.953.382 23,97

2. APLN 2017 28.790.116.014 24,08

2018 29.583829.904 24,11

2016 29.981.535.812 24,12

3. ANTM 2017 30.014.273.452 24,12

2018 33.306.390.807 24,23

2016 23.666.945.954 23,89

4. APAI 2017 25.051.809.830 23,94

2018 31.608.915.621 24,18

2016 27.991.218.333.510 30.96

5. APIA 2017 32.651.959.318.664 31,12

2018 38.520.814.511.903 31,28

Bersambung pada halaman selanjutnya

114
Perhitungan Ukuran Perusahaan

Ukuran
Kode
No. Tahun Total Aset (Rp) Perusahaan
Perusahaan
(LN)

2016 38.536.825.180.203 31,28

6. BSDE 2017 45.951.188.475.157 31,46

2018 52.101.492.2014.552 31,58

2016 2.557.262.840 21,66

7. TAXI 2017 2.010.013.010 21,42

2018 1.269.024.960 20,96

2016 2.577.819.573 21,67

8. FAST 2017 2.749.422.391 21,73

2018 2.989.693.223 21,82

2016 24.624.431.000 23,93

9. BMTR 2017 27.694.734.000 24,04

2018 28.968.162.000 24,09

2016 82.174.515.000 25,13

10. INDF 2017 87.939.488.000 25,20

2018 96.537.796.000 25,29

Bersambung pada halaman selanjutnya

115
Perhitungan Ukuran Perusahaan

Ukuran
Kode
No. Perusahaan
Perusahaan Tahun Total Aset (Rp)
(LN)

2016 50.838.704.000 24,65

11. ISAT 2017 50.661.040.000 24,65

2018 53.139.587.000 24,70

2016 11.840.059.936.442 30,10

12. DILD 2017 13.097.184.984.411 30,20

2018 14.215.535.191.206 30,29

2016 53.500.322.659 24,70

13. JSMR 2017 79.192.772.790 25,10

2018 82.418.600.790 25,14

2016 12.922.421.859.142 30,19

14. MYOR 2017 14.915.849.800.251 30,33

2018 17.591.706.426.634 30,50

2016 3.597.130.603 22,00

15. MEDC 2017 5.160.785.857 22,36

2018 5.252.393.746 22,38

Bersambung pada halaman selanjutnya

116
Perhitungan Ukuran Perusahaan

Ukuran
Kode
No. Tahun Total Aset (Rp) Perusahaan
Perusahaan
(LN)

2016 10.683.437.788 23,09

16. MAPI 2017 11.425.390.076 23,16

2018 12.632.671.000 23,26

2016 14.540.108.285.179 30,31

17. MDLN 2017 14.599.669.337.351 30,31

2018 15.227.479.982.230 30,35

2016 2.919.640.858.718 28,70

18. ROTI 2017 4.559.573.709.411 29,15

2018 4.393.810.380.883 29,11

2016 3.768.551.035.234 28,96

19. PJAA 2017 3.748.269.800.320 28,95

2018 4.361.394.289.871 29,10

2016 8.849.833.866.256 22,90

20. PPRO 2017 12.559.932.322.129 23,25

2018 16.475.720.486.285 23,53

Bersambung pada halaman selanjutnya

117
Perhitungan Ukuran Perusahaan

Ukuran
Kode
No. Tahun Total Aset (Rp) Perusahaan
Perusahaan
(LN)

2016 2.337.207.195.055 28,48

21 STTP 2017 2.342.432.443.196 28,48

2018 2.631.189.810.030 28,60

2016 20.810.319.657 23,76

22 SMRA 2017 21.662.950.720 23,80

2018 23.299.242.068 23,87

2016 7.195.448.327.618 29,60

23. SSIA 2017 8.851.436.967.401 29,81

2018 7.404.167.100.524 29,63

2016 1.796.110.000 21,31

24. TLKM 2017 1.984.840.000 21,41

2018 2.061.960.000 21,45

2016 8.215.481.000 22,83

25. TELE 2017 8.749.797.000 22,89

2018 8.339.085.000 22,84

Bersambung pada halaman selanjutnya

118
LAMPIRAN 9
Output Hasil Penelitian

1. Analisis Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CR 75 ,31 6,00 1,7196 1,02228


DER 75 ,01 7,15 1,1159 ,98555
Secure 75 0 1 ,59 ,496
UO 75 0 1 ,83 ,381
Size 75 20,96 31,58 25,7781 3,34593
Rating 75 0 1 ,16 ,369
CRSize 75 6,50 136,98 44,6180 27,00480
DERSize 75 ,19 153,16 27,7443 21,77244
SecureSize 75 ,00 31,58 15,0305 12,98150
UOSize 75 ,00 31,58 21,4667 10,43266
Valid N (listwise) 75

Sumber: Output SPSS 25, 2020

2. Uji kelayakan model regresi

Hosmer and Lemeshow Test


Step Chi-square df Sig.
1 7,260 7 ,402
Sumber: Output SPSS 25, 2020

119
3. Model Fit
Overall model Fit Test

Iteration Historya,b,c
Coefficients
Iteration -2 Log likelihood Constant
Step 0 1 66,909 -1,360
2 65,957 -1,632
3 65,950 -1,658
4 65,950 -1,658
a. Constant is included in the model.
b. Initial -2 Log Likelihood: 65,950
c. Estimation terminated at iteration number 4 because
parameter estimates changed by less than ,001.

Sumber: Output SPSS 25, 2020

120
4. Koefisien Determinasi
Nagelkarke R Square

Model Summary
-2 Log Cox & Snell Nagelkerke R
Step likelihood R Square Square
a
1 36,536 ,324 ,555
a. Estimation terminated at iteration number 9
because parameter estimates changed by less than
,001.

Classification Tablea
Predicted
Rating
Low High
investment investment Percentage
Observed grade grade Correct
Step 1 Rating Low investment 62 1 98,4
grade
High investment 4 8 66,7
grade
Overall Percentage 93,3
a. The cut value is ,500

Sumber: Output SPSS 25, 2020

121
5. Uji Hipotesis

Sumber: Output SPSS 25, 2020

122

Anda mungkin juga menyukai