Anda di halaman 1dari 124

SKRIPSI

DETEKSI KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN


DALAM PERSPEKTIF FRAUD DIAMOND PADA
BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE
2016-2022

Diusulkan Oleh:
Kiki Mita Irmayasari
4.42.19.0.16

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2023
SKRIPSI
DETEKSI KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN
DALAM PERSPEKTIF FRAUD DIAMOND PADA
BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE
2016-2022

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyusun Skripsi


Program Studi Sarjana Terapan Perbankan Syariah Jurusan Akuntansi
Politeknik Negeri Semarang

Diusulkan Oleh:
Kiki Mita Irmayasari
4.42.19.0.16

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2023
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi dengan judul Deteksi


Kecurangan Laporan Keuangan Dalam Perspektif Fraud Diamond Pada Bank
Umum Syariah di Indonesia Periode 2016–2022 yang dibuat untuk melengkapi
sebagian persyaratan menjadi Sarjana Terapan pada Program Studi Perbankan
Syariah Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Semarang, sejauh yang saya ketahui
bukan merupakan tiruan atau duplikasi dari Skripsi yang sudah dipublikasikan dan
atau pernah dipakai untuk mendapat gelar Sarjana Terapan di lingkungan Politeknik
Negeri Semarang maupun di Perguruan Tinggi atau instansi manapun, kecuali
bagian dari sumber informasinya dicantumkan sebagaimana mestinya.

Semarang, 7 Agustus 2023

Kiki Mita Irmayasari


4.42.19.0.16

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul Deteksi Kecurangan Laporan Keuangan Dalam Perspektif


Fraud Diamond Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2016–2022
yang dibuat untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi Sarjana Terapan pada
Program Studi Perbankan Syariah Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Semarang
dan disetujui untuk dijadikan dalam sidang ujian Skripsi.

Semarang, 7 Agustus 2023


Pembimbing I Pembimbing II

Iwan Budiyono, S.E., M.Si., Akt. Ida Nurhayati, S.E., M.Si., CPA.
NIP. 198410192010121003 NIP. 198506162019032012

Mengetahui,
Ketua Program Studi Perbankan Syariah

Dr. Sam’ani, S.E., M.M.


NIP. 196710251997021003

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul Deteksi Kecurangan Laporan Keuangan Dalam Perspektif


Fraud Diamond Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2016–2022
telah dipertahankan dalam ujian wawancara dan diterima sebagai syarat untuk
menjadi Sarjana Terapan pada Program Studi Perbankan Syariah Jurusan Akuntansi
Politeknik Negeri Semarang pada tanggal 14 Agustus 2023.

Tim Penguji
Penguji 1, Penguji II, Penguji III,

Dr. Nyata Nugraha, S.E., M.Si., Akt. Saniman Widodo, S.E., M.M. Mustika Widowati, S.E., M.Si.
NIP. 197008051998021001 NIP. 196202191990031001 NIP.196609261992032002

Ketua, Sekretaris

Iwan Budiyono, S.E., M.Si., Akt. Rola Nurul Fajria, S.ST., M.E.
NIP. 198410192010121003 NIP. 199011222019032021

Mengesahkan,
Ketua Jurusan Akuntansi

Siti Arbainah, S.E., M.M.


NIP. 196412301990032002

iv
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Kiki Mita Irmayasari
NIM : 4.42.19.0.16
Program Studi : Perbankan Syariah
Judul : Deteksi Kecurangan Laporan Keuangan Dalam
Perspektif Fraud Diamond Pada Bank Umum Syariah di
Indonesia Periode 2016–2022
Demi Kepentingan Pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui memberikan
kepada Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Semarang hak bebas royalti (non
exclusive royalty rights) atas Skripsi saya, beserta perangkat yang diperlukan. Hak
tersebut memberikan kewenangan pada Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri
Semarang untuk menyimpan, mengalih mediakan, mengelola dalam bentuk
pangkalan data (data base), merawat, dan mempublikasikan untuk kepentingan
ilmiah, selama mencantumkan identitas saya sebagai penyusun dan pemilik hak
cipta. Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Semarang, 7 Agustus 2023


Pembimbing I Penulis

Iwan Budiyono, S.E., M.Si., Akt. Kiki Mita Irmayasari


NIP. 198410192010121003 NIM. 4.42.19.0.16

Pembimbing II

Ida Nurhayati, S.E., M.Si., CPA.


NIP. 198506162019032012

v
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi
pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui
sedang kamu tidak mengetahui”

(QS. Al-Baqarah:216)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

❖ Kedua orang tua tercinta.


❖ Kedua dosen pembimbing, Bapak Iwan Budiyono, S.E., M.Si. Akt. dan Ibu Ida
Nurhayati, S.E., M.Si., CPA.
❖ Para dosen Program Studi Perbankan Syariah.
❖ Teman-teman seperjuangan Angkatan 2019 khususnya Perbankan Syariah A.
❖ Almamater Politeknik Negeri Semarang.

vi
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan taufiq-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan Skripsi dengan judul Deteksi Kecurangan Laporan
Keuangan Dalam Perspektif Fraud Diamond Pada Bank Umum Syariah di
Indonesia Periode 2016–2022.

Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis signifikansi pengaruh Fraud Diamond


Terhadap Deteksi Kecurangan Laporan Keuangan Pada Bank Umum Syariah di
Indonesia Periode 2016-2022, baik secara simultan maupun parsial. Skripsi ini
disusun sebagai salah satu persyaratan guna menyelesaikan Pendidikan Sarjana
Terapan Program Studi Perbankan Syariah Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri
Semarang.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan, dukungan,
dan sumbangan pemikiran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Totok Prasetyo, B.Eng (Hons), M.T., IPU, ACPE., selaku Direktur
Politeknik Negeri Semarang.
2. Siti Arbainah, S.E., M.M., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri
Semarang.
3. Dr. Sam’ani, S.E., M.M., selaku Ketua Program Studi Perbankan Syariah
Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Semarang.
4. Iwan Budiyono, S.E., M.Si. Akt. dan Ida Nurhayati, S.E., M.Si., CPA., selaku
dosen pembimbing I dan II yang senantiasa sabar dalam memberikan bimbingan,
nasihat dan arahan selama penyusunan proposal hingga Skripsi ini.
5. Dra. Embun Duryany Soemarso, M.M., selaku dosen wali kelas PS 4A angkatan
2019 yang telah memberikan dukungan, nasihat, dan arahan selama menempuh
studi di Politeknik Negeri Semarang.
6. Para dosen di Program Studi Perbankan Syariah yang telah memberikan ilmu
yang bermanfaat bagi penulis.

vii
7. Keluarga tercinta, khususnya kedua orang tua yang senantiasa mendoakan dan
memberi dukungan baik moral maupun material dengan tulus sehingga Skripsi
ini dapat terselesaikan.
8. Teman-teman mahasiswa Program Studi Perbankan Syariah angkatan 2018
Politeknik Negeri Semarang yang telah memberikan semangat dan dukungan
selama menempuh studi di Politeknik Negeri Semarang.
9. Rekan-rekan kelas PS-4A, yang telah membantu dan memberikan banyak
masukan selama 4 tahun bersama serta semua pihak yang tidak bisa penulis
sebutkan satu-persatu yang telah membantu kelancaran penulis dalam
menyelesaikan Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun Skripsi ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran serta kritik yang membangun demi
kesempurnaan Skripsi ini. Akhir kata, semoga Skripsi ini mampu memberikan
pengetahuan dan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Semarang, 7 Agustus 2023

Kiki Mita Irmayasari


NIM. 4.42.19.0.16

viii
Kiki Mita Irmayasari NIM. 4.42.19.0.16 “Detection of Fraudulent Financial Reporting in
the Perspective Fraud Diamond at Islamic Commercial Banks in Indonesia for the 2016-
2022 Period”. Bachelor Applied of Sharia Banking Thesis Accounting Departement State
Polytechnic of Semarang, under the guidance of Iwan Budiyono, S.E., M.Si. Akt. and Ida
Nurhayati, S.E., M.Si., CPA., August, 2023, 138 pages.

ABSTRACT

This study aims to analyze the significance of the influence of Pressure (ROA),
Opportunity (BDOUT), Rationalization (TACC), and Capability (DCHANGE) on
Fraudulent Financial Reporting (FFR) at Islamic Commercial Bank in Indonesia
for the 2016-2022 Period, either simultaneously or partially.
The population in this study were all Islamic Commercial Banks in Indonesia, while
the sample in this study were 8 (eight) Islamic Commercial Banks in Indonesia for
the 2016-2022 period which were selected using a purpose sampling technique. The
analytical model used in this study is the Multiple Linear Regression Analysis
Model, while the analysis technique uses a simultaneous significance test (F test),
a coefficient of determination test (R²), and a partial significance test (t test) which
is processed using the Eviews 12 program.
The results of proving the hypothesis and discussion show that that Pressure (ROA),
Opportunity (BDOUT), Rationalization (TACC), and Capability (DCHANGE)
simultaneously have a significant effect on Fraudulent Financial Reporting (FFR)
at Islamic Commercial Banks in Indonesia for the 2016-2021 period. Furthermore,
Pressure (ROA) partially has a positive and significant effect, Opportunity
(BDOUT) partially has a negative and not significant effect, Rationalization
(TACC) partially has a negative but significant effect, and Capability (DCHANGE)
partially has a positive and significant effect on Fraudulent Financial Reporting
(FFR) at Islamic Commercial Banks in Indonesia for the 2016-2021 period.
Keyword: Fraudulent Financial Reporting (FFR), Pressure (ROA), Opportunity
(BDOUT), Rationalization (TACC), and Capability (DCHANGE).

ix
Kiki Mita Irmayasari, NIM. 4.42.19.0.16 “Deteksi Kecurangan Laporan Keuangan dalam
Perspektif Fraud Diamond pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2016-2022”,
Skripsi Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Semarang, dibawah bimbingan Iwan
Budiyono, S.E., M.Si. Akt. dan Ida Nurhayati, S.E., M.Si., CPA., pada bulan Agustus 2023,
138 Halaman.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis signifikansi pengaruh Tekanan (ROA),


Kesempatan (BDOUT), Rasionalisasi (TACC), dan Kemampuan (DCHANGE)
terhadap Kecurangan Laporan Keuangan (FFR) pada Bank Umum Syariah di
Indonesia periode 2016-2022 baik secara simultan maupun parsial.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah di Indonesia,
sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah 8 (delapan) Bank Umum Syariah di
Indonesia periode 2016-2022 yang dipilih menggunakan teknik purposive
sampling. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model
Analisis Regresi Linier Berganda, sedangkan teknik analisis menggunakan uji
signifikansi simultan (uji F), uji koefisien determinasi (R²), dan uji signifikansi
parsial (uji t) yang diolah menggunakan program Eviews 12.
Hasil pembuktian hipotesis dan pembahasan menunjukkan bahwa Tekanan (ROA),
Kesempatan (BDOUT), Rasionalisasi (TACC), dan Kemampuan (DCHANGE)
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Kecurangan Laporan Keuangan
(FFR) pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2016-2022. Selanjutnya
Tekanan (ROA) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan, Kesempatan
(BDOUT) secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan, Rasionalisasi
(TACC) secara parsial berpengaruh negatif tetapi signifikan, dan Kemampuan
(DCHANGE) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Kecurangan Laporan Keuangan (FFR) pada Bank Umum Syariah di Indonesia
periode 2016-2022.
Kata Kunci: Kecurangan Laporan Keuangan (FFR), Tekanan (ROA),
Kesempatan (BDOUT), Rasionalisasi (TACC), dan
Kemampuan (DCHANGE).

x
DAFTAR ISI

Halaman
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH .............................. v
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................... vii
ABSTRACT .................................................................................................... ix
ABSTRAK ..................................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi
DAFTAR NOTASI ........................................................................................ xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang Masalah........................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 9
1.3. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 9
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................... 10
1.4.1. Manfaat Teoritis ............................................................................. 10
1.4.2. Manfaat Praktis .............................................................................. 10
1.5. Sistematika Penulisan .............................................................................. 10
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 13
2.1. Landasan Teori ......................................................................................... 13
2.1.1. Bank Syariah .................................................................................. 13
2.1.2. Teori Agensi ................................................................................... 13
2.1.3. Teori Stewardship ........................................................................... 14
2.1.4. Kecurangan Laporan Keuangan ..................................................... 15
2.1.5. Manajemen Laba (Earning Management) ...................................... 16
2.1.6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecurangan Laporan
Keuangan ........................................................................................ 19
2.1.7. Teori Fraud Diamond ..................................................................... 20

xi
2.1.8. Tekanan (Pressure)......................................................................... 21
2.1.9. Kesempatan (Opportunity) ............................................................. 22
2.1.10. Rasionalisasi (Rationalization) .................................................... 23
2.1.11. Kemampuan (Capability) ............................................................. 24
2.2. Pengaruh Antar Variabel .......................................................................... 24
2.2.1. Pengaruh Tekanan (ROA) terhadap Kecurangan Laporan
Keuangan ........................................................................................ 24
2.2.2. Pengaruh Kesempatan (BDOUT) terhadap Kecurangan Laporan
Keuangan ........................................................................................ 25
2.2.3. Pengaruh Rasionalisasi (TACC) terhadap Kecurangan Laporan
Keuangan ........................................................................................ 26
2.2.4. Pengaruh Kemampuan (DCHANGE) terhadap Kecurangan
Laporan Keuangan .......................................................................... 27
2.3. Ringkasan Penelitian Terdahulu .............................................................. 28
2.4. Kerangka Pemikiran Teoritis ................................................................... 37
2.5. Hipotesis Penelitian ................................................................................. 37
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 40
3.1. Desain Penelitian ..................................................................................... 40
3.2. Jenis Data Penelitian ................................................................................ 41
3.3. Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 41
3.4. Populasi dan Sampel ................................................................................ 42
3.4.1. Populasi .......................................................................................... 42
3.4.2. Sampel ............................................................................................ 42
3.5. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel ........................................ 43
3.5.1. Identifikasi Variabel ....................................................................... 43
3.5.2. Definisi Operasional Variabel ........................................................ 43
3.6. Analisis Statistik Deskriptif ..................................................................... 46
3.7. Pengujian Data ......................................................................................... 46
3.7.1. Uji Normalitas ................................................................................ 46
3.7.2. Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 47
3.8. Model Regresi Data Panel........................................................................ 48
3.9. Estimasi Model Regresi Data Panel ......................................................... 49
3.10. Metode Memilih Model Terbaik dalam Regresi Data Panel ................. 50

xii
3.11. Teknik Analisis Data ............................................................................. 51
3.11.1. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ................................ 51
3.11.2. Uji Koefisien Determinasi (R2).................................................. 52
3.11.3. Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t) ..................................... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 54
4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian ......................................................... 54
4.1.1. PT Bank Muamalat Indonesia ....................................................... 55
4.1.2. PT Bank Victoria Syariah .............................................................. 56
4.1.3. PT Bank Jabar Banten Syariah ...................................................... 57
4.1.4. PT Bank Mega Syariah .................................................................. 58
4.1.5. PT Bank Panin Dubai Syariah ....................................................... 59
4.1.6. PT Bank Syariah Bukopin ............................................................. 59
4.1.7. PT BCA Syariah ............................................................................ 60
4.1.8. PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah .......................... 61
4.2. Statistik Deskriptif ................................................................................... 61
4.3. Uji Normalitas .......................................................................................... 63
4.4. Uji Asumsi Klasik .................................................................................... 65
4.4.1. Uji Multikolinearitas ..................................................................... 65
4.4.2. Uji Heteroskedastisitas .................................................................. 65
4.4.3. Uji Autokorelasi ............................................................................ 66
4.5. Estimasi Model Regresi Data Panel ......................................................... 67
4.5.1. Common Effect Model (CEM) ....................................................... 67
4.5.2. Fixed Effect Model (FEM) ............................................................. 68
4.5.3. Random Effect Model (REM) ........................................................ 69
4.6. Metode Memilih Model Terbaik dalam Regresi Data Panel ................... 70
4.6.1. Uji Chow ........................................................................................ 70
4.6.2. Uji Hausman .................................................................................. 71
4.7. Model Regresi Data Panel........................................................................ 71
4.8. Pembuktian Hipotesis .............................................................................. 73
4.8.1. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) .................................................. 74
4.8.2. Uji Koefisien Determinasi (R2) ..................................................... 74
4.8.3. Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ....................................................... 75
4.9. Pembahasan .............................................................................................. 77

xiii
4.9.1. Pembahasan Hipotesis 1 ................................................................ 77
4.9.2. Pembahasan Hipotesis 2................................................................. 79
4.9.3. Pembahasan Hipotesis 3 ................................................................ 81
4.9.4. Pembahasan Hipotesis 4 ................................................................ 84
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 84
5.1. Kesimpulan .............................................................................................. 84
5.2. Implikasi .................................................................................................. 84
5.2.1. Implikasi Teoritis ........................................................................... 84
5.2.2. Implikasi Manajerial ...................................................................... 86
5.2.3. Implikasi Kebijakan ....................................................................... 87
5.3. Keterbatasan ............................................................................................. 87
5.4. Saran ........................................................................................................ 88
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 90
LAMPIRAN ................................................................................................... 96
CURRICULUM VITAE ................................................................................. 108

xiv
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1.1. Number of Cases Industry of Victim Organizations .......................... 3
Tabel 1.2. Kasus Tindakan Fraud pada Perbankan Syariah di Indonesia .......... 4
Tabel 2.1. Ringkasan Penelitian Terdahulu ........................................................ 28
Tabel 3.1. Daftar Bank Umum Syariah di Indonesia yang terdaftar di OJK ...... 42
Tabel 3.2. Daftar Sampel Bank Umum Syariah di Indonesia yang terdaftar
di OJK .................................................................................................. 43
Tabel 3.3. Definisi Operasional Variabel ............................................................ 44
Tabel 3.4. Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi ......................................... 48
Tabel 4.1. Proses Seleksi Sampel........................................................................ 54
Tabel 4.2. Statistik Deskriptif ............................................................................. 62
Tabel 4.3. Hasil Pengujian Multikolineritas ....................................................... 65
Tabel 4.4. Hasil Uji Glejser ................................................................................ 66
Tabel 4.5. Hasil Uji Durbin Watson ................................................................... 67
Tabel 4.6. Uji Common Effect Model (CEM) ..................................................... 67
Tabel 4.7. Uji Fixed Effect Model (FEM) ........................................................... 68
Tabel 4.8. Uji Random Effect Model (REM) ...................................................... 69
Tabel 4.9. Uji Chow ............................................................................................ 70
Tabel 4.10. Uji Hausman .................................................................................... 71
Tabel 4.11. Uji Random Effect Model (REM) .................................................... 71
Tabel 4.12. Uji F ................................................................................................. 74
Tabel 4.13. Uji Koefisien Determinasi R2 .......................................................... 75
Tabel 4.14. Uji t .................................................................................................. 75

xv
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1.1. Jenis Tingkat Fraud Tahun 2022 .................................................. 3
Gambar 2.1. Elemen-Elemen Fraud Diamond .................................................. 20
Gambar 2.2. Hubungan Tekanan (ROA) terhadap Kecurangan Laporan
Keuangan ...................................................................................... 25
Gambar 2.3. Hubungan Kesempatan (BDOUT) terhadap Kecurangan
Laporan Keuangan ........................................................................ 26
Gambar 2.4. Hubungan Rasionalisasi (TACC) terhadap Kecurangan
Laporan Keuangan ........................................................................ 27
Gambar 2.5. Hubungan Kemampuan (DCHANGE) terhadap Kecurangan
Laporan Keuangan ........................................................................ 28
Gambar 2.6. Kerangka Pemikiran Teoritis ........................................................ 37
Gambar 4.1. Hasil Uji Normalitas...................................................................... 63
Gambar 4.2. Hasil Uji Normalitas setelah Outlier ............................................. 64
Gambar 4.3. Perbandingan antara ROA dan FFR .............................................. 78
Gambar 4.4. Perbandingan antara BDOUT dan FFR ........................................ 80
Gambar 4.5. Perbandingan antara TACC dan FFR............................................ 83
Gambar 4.6. Perbandingan antara DCHANGE dan FFR ................................... 85

xvi
DAFTAR NOTASI

Halaman
Notasi 1. Rumus Menghitung Total Akrual ..................................................... 18
Notasi 2. Rumus Regresi OLS ......................................................................... 18
Notasi 3. Rumus Persamaan ............................................................................. 18
Notasi 4. Rumus Discretionary Accruals ........................................................ 18
Notasi 5. Rumus Tekanan (ROA) .................................................................... 22
Notasi 6. Rumus Kesempatan (BDOUT) ......................................................... 23
Notasi 7. Rumus Rasionalisasi (TACC) .......................................................... 24
Notasi 8. Formulasi Model Regresi Linear Berganda...................................... 49

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Input Data .......................................................................... 97


Lampiran 2. Statistik Deskriptif ...................................................................... 98
Lampiran 3. Hasil Uji Normalitas ................................................................... 98
Lampiran 4. Hasil Multikolinieritas ................................................................ 99
Lampiran 5. Hasil Uji Heteroskedastisitas ...................................................... 99
Lampiran 6. Hasil Uji Durbin-Watson (DW Test)........................................ 100
Lampiran 7. Estimasi Common Effect Model (CEM) ................................... 100
Lampiran 8. Estimasi Fixed Effect Model (FEM) ......................................... 101
Lampiran 9. Estimasi Random Effect Model (REM) ...................................... 102
Lampiran 10. Hasil Uji Chow ......................................................................... 103
Lampiran 11. Hasil Uji Hausman ................................................................... 103
Lampiran 12. Hasil Uji F, Uji t, dan Uji R2 .................................................... 104
Lampiran 13. Tabel Durbin Watson ............................................................... 105
Lampiran 14. Tabel F ...................................................................................... 106
Lampiran 15. Tabel t ....................................................................................... 107

xviii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Industri perbankan syariah dipandang sebagai salah satu jantung dari
perekonomian sebuah negara yang perlu dijaga stabilitasnya untuk menunjang
pembangunan nasional dalam rangka pemerataan, pertumbuhan dalam
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Indonesia dengan penduduk mayoritas
muslim dalam memenuhi kebutuhannya, perlu untuk melaksanakan penerapan
prinsip syariah. Bank Syariah hadir menjadi kebutuhan bagi berkembangnya
Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia yang kemudian disahkan pada UU No.
10 tahun 1998 mengenai perbankan yang berfungsi sebagai lembaga intermediary
keuangan berlandaskan hukum islam.

Belum spesifik dan kurang mengakomodasi karakteristik operasional perbankan


Syariah, dimana pertumbuhan dan volume usaha bank syariah berkembang cukup
pesat sehingga disahkan UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah guna
menjamin kepastian hukum bagi stakeholders dan sekaligus memberikan
keyakinan kepada masyarakat dalam menggunakan produk dan jasa Bank Syariah.
Kegiatan operasional bank syariah untuk memberikan keyakinan kepada
masyarakat sehingga diatur kegiatan operasionalnya dengan prinsip Syariah
meliputi kegiatan usaha yang tidak mengandung unsur-unsur riba, maisir, gharar,
haram dan dzalim.

Prinsip syariah yang diterapkan di bank syariah dituntut untuk memiliki performa
yang lebih baik sehingga dapat menarik investor maupun masyarakat untuk
menginvestasikan dananya pada bank syariah. Hal ini menyebabkan pentingnya
informasi bagi pengguna informasi dalam melihat kinerja sebuah perusahaan.
Investor dalam menanamkan modalnya, perusahaan harus menjelaskan informasi
perusahaan dengan menampilkan performa terbaiknya, dimana informasi
diungkapkan dalam bentuk laporan keuangan yang dapat dipercaya (Mulyadi,
2013:3). Laporan keuangan yang tersusun dengan baik dan benar harus sesuai
berdasarkan PSAK No. 101 tentang penyajian laporan keuangan syariah, tujuan
laporan keuangan pada sektor perbankan syariah yaitu untuk menyediakan

1
2

informasi kinerja operasional perbankan dalam menjalankan aktivitasnya yang


dapat bermanfaat dalam pengambilan keputusan.

Penyampaian informasi laporan keuangan harus sesuai dengan prinsip syariah


sehingga tidak boleh melakukan segala cara untuk merekayasa laporan keuangan
agar perusahaan dapat bersaing, dan timbul adanya rekayasa ataupun manipulasi
laporan keuangan. Islam mengajarkan untuk tidak melakukan manipulasi laporan
keuangan. manipulasi adalah suatu kebohongan dan kecurangan yang termasuk
dalam perbuatan tercela. Tindakan yang tidak disukai oleh Allah SWT yang dapat
menimbulkan suatu kemudharatan dan merugikan banyak pihak. Perbankan
syariah memiliki prinsip syariah sebagai pedoman utamanya, yang artinya
tindakan kecurangan adalah hal yang harus dihindari karena termasuk dalam
kategori tidak sesuai dengan prinsip syariah dan tidak menggambarkan perilaku
umat Islam. Surah di Al-Qur’an yang menjelaskan mengenai kecurangan yaitu
firman allah QS. Al-Muthaffifin ayat 1-6 sebagai berikut.

ُ َ‫ أَ ََل ي‬٣ َ‫ َوإِّذَا كَالُوهُ ْم أَو َّوزَ نُوهُ ْم ي ُْخس ُِّرون‬٢ َ‫اس يَ ْست َْوفُون‬
‫ظ ُّن‬ ِّ َّ‫علَى ٱلن‬
َ ‫وا‬ ۟ ُ‫ ٱلَّذِّينَ إِّذَا ٱ ْكت َال‬١ َ‫ط ِّففِّين‬
َ ‫َوي ٌْۭل ل ِّْل ُم‬
٦ َ‫ب ْٱلعَـلَمِّ ين‬ َ ‫ ِّليَ ْو ٍم‬٤ َ‫أ ُ ۟ولَـٰٓئِّكَ أَنَّ ُهم َّم ْبعُوثُون‬
ُ َّ‫ يَ ْو َم يَقُو ُم ٱلن‬٥ ‫عظِّ ٍۢ ٍيم‬
ِّ ‫اس ل َِّر‬
Artinya: (1) celakalah bagi orang – orang yang curang (dalam menakar dan
menimbang)!, (2) (yaitu) orang – orang yang apabila menerima takaran
dari orang lain mereka minta dicukupkan, (3) dan apabila mereka
menakar atau menimbang (untuk orang lain), mereka mengurangi.
Tidakkah orang – orang itu yakin bahwa sesungguhnya mereka akan
dibangkitkan. Pada suatu hari yang besar. Yaitu hari ketika manusia
berdiri menghadap Rabb semesta alam. (Kemenag RI, 2019:587)
Ayat tersebut menjelaskan bahwa fraud (kecurangan) bukan hanya dalam
bertransaksi muamalah (jual-beli) saja, melainkan dalam semua aspek kehidupan
yang dikerjakan sehari-hari, bahwa melakukan tindakan kecurangan perilaku
tercela dan tidak dibenarkan oleh agama islam. Serta jika melakukan tindakan
tersebut maka Allah akan membalas sesuai yang telah dilakukannya.

Menurut laporan Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) survei yang


dilakukan setiap 2 (dua) tahun sekali, pada tahun 2022 kerugian yang diakibatkan
oleh kecurangan secara global menduduki peringkat tertinggi dari tiga kasus
lainnya yaitu Asset Misappropriation, Corruption, dan Financial Statement Fraud.
dalam grafik menunjukkan informasi sebagai berikut.
5

bertujuan untuk kepentingan diri sendiri dengan cara memanipulasi yang ada di
laporan keuangan. Mempertimbangkan terungkapnya berbagai kasus fraud di
sektor perbankan maka perlu diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor
11/25/PBI/2009 tentang penerapan strategi anti fraud bagi bank umum dalam Surat
Edaran Bank Indonesia menjelaskan bahwa fraud adalah tindakan penyimpangan
atau pembiaran yang sengaja dilakukan untuk mengelabui, menipu, atau manipulasi
bank, nasabah atau pihak lain (Peraturan Bank Indonesia, 2009).

Kecurangan laporan keuangan merupakan salah saji yang timbul dalam


pelaporan keuangan yang baik hanya berupa salah saji atau kehilangan secara
sengaja jumlah atau pengungkapan dalam pelaporan keuangan untuk mengelabui
pemakai laporan keuangan. Kecurangan yang timbul antara lain: manipulasi;
representasi; salah penerapan secara sengaja prinsip akuntansi yang berkaitan
dengan jumlah, klasifikasi, cara penyajian atau pengungkapan. Salah saji yang
timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva yaitu pencurian terhadap
aktiva, penggelapan tanda terima barang/jasa, dan tindakan yang menyebabkan
perusahaan membayar harga barang/jasa yang diterima oleh perusahaan (SAS 316,
2001). Berdasarkan sumber Standar Auditing Seksi 316 yang menjadi landasan
penelitian terhadap kecurangan laporan keuangan mengungkapkan hal-hal yang
seringkali mempengaruhi berupa suatu tekanan untuk melakukan kecurangan,
peluang yang dirasakan ada untuk melakukan kecurangan, sikap atau gaya
manajemen yang melakukan pembenaran atas tindakan yang dilakukan, serta
kemampuan. Instrumen yang telah disebutkan dapat menjadi alat untuk mendeteksi
adanya kecurangan laporan keuangan melalui fraud diamond dengan bantuan
proksi rasio dari laporan keuangan Bank Umum Syariah.

Manajemen laba merupakan tindakan mengatur laba sesuai dengan yang


dikehendaki oleh pihak tertentu atau terutama oleh manajemen perusahaan.
Tindakan manajemen laba bersifat mengambil keuntungan jangka pendek.
Manajemen melakukan hal ini untuk mendorong tindakannya dalam
memperlihatkan kepada pemegang saham terhadap prestasi kinerja perusahaan
yang semakin lama semakin baik. Tindakan ini disebut manajer melakukan
manajemen laba yang dikategorikan sebagai suatu penipuan dan tidak etis (Fahmi,
2012:279).
6

Dalam penelitian ini akan terfokuskan dengan menggunakan teori Fraud diamond
yang diciptakan oleh Wolfe dan Hermanson. Indikator Fraud diamond yaitu
meliputi 4 (empat) variabel yaitu Pressure, Opportunity, Rationalization dan
Capability (Wolfe and Hermanson, 2004). Fraud diamond merupakan adaptasi dari
teori fraud triangle yang menambahkan satu elemen kualitatif yang diyakini
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tindakan fraud. Sebelumnya fraud
triangle menjelaskan 3 elemen yaitu pressure (tekanan), opportunity (kesempatan),
dan Rationalization (rasionalisasi), sedangkan dalam fraud diamond hanya
menambahkan satu elemen yaitu capability (kemampuan). Adanya elemen-elemen
di atas merupakan penyebab laporan keuangan perusahaan menjadi tidak sehat
karena belum adanya penangkapan sinyal awal atau pendeteksi terhadap
kecurangan.

Kecurangan laporan keuangan dapat menimbulkan kerugian yang besar, salah


satunya dapat merusak kepercayaan antar manajemen dan akan menyebabkan
perusahaan hancur. Kecurangan terjadi karena adanya kemampuan yang
diperlukan untuk melakukannya, dan kemampuan tersebut menjadi faktor pemicu
kecurangan di perusahaan. Indikator yang telah dijabarkan dalam penelitian ini
secara tidak langsung akan mendukung analisis yang dibutuhkan agar penelitian
ini tidak hanya bertumpu pada satu aspek. Penelitian ini memerlukan titik tumpu
lain yaitu penelitian terdahulu atas research gap yang menjelaskan pengaruh
metode fraud diamond terhadap kecurangan laporan keuangan.

Indikator fraud diamond yang pertama yaitu Pressure atau tekanan, umumnya suatu
tekanan muncul karena adanya kebutuhan mengenal masalah keuangan namun
banyak juga yang terdorong hanya sifat keserakahan. Salah satu tekanan yang
mendorong adanya fraud adalah target keuangan (Financial Targets), yang
diproksikan dengan rasio Return On Asset (ROA) adalah ukuran kinerja operasional
yang banyak digunakan untuk menunjukkan seberapa efisien aktiva telah bekerja
(Skousen et al., 2009). Return On Asset (ROA) digunakan untuk mengukur
manajemen perusahaan dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan.
Semakin besar ROA yang diperoleh, semakin besar pula tingkat keuntungan yang
dicapai oleh perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut
dari segi penggunaan aset (Ratnasari dan Rofi, 2020:87).
7

Hasil penelitian Nikmah (2023), Solikhin dan Mutiara (2023), Farida et al.,
(2022), Noviana et al., (2022), Aurora et al., (2022), Prakoso dan Wahyu (2021),
Alvionika dan Wahyu (2021) dan Sembiring dan Zulfiati (2020) yang menyatakan
bahwa tekanan dengan proksi ROA berpengaruh signifikan terhadap Kecurangan
Laporan Keuangan (FFR). Namun berbeda dengan penelitian Almujaddedi dan
Hayati (2022), Fadhilah dan Widyananto (2022), Lestari dan Florensi (2022),
Cahyani dan Annisa (2021), Andrean (2021), Novitasari dan Chariri (2018) yang
menyatakan Tekanan (ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap Kecurangan
Laporan Keuangan (FFR).

Indikator kedua yaitu Opportunity atau kesempatan, para pelaku kecurangan


percaya bahwa aktivitas yang dilakukan tidak akan terdeteksi, jika adanya
pengawasan, Kecurangan dapat diminimalisir dengan cara meningkatkan
pengawasan melalui rasio Dewan Komisaris Independen (BDOUT), yang
memiliki fungsi mengawasi jalannya kinerja perusahaan. Hasil penelitian
Alamujaddedi dan hayati (2022), Handayani et al., (2021), Agustina dan Pratomo
(2019), Septriani dan Handayani, (2018), dan Sunardi dan Amin (2018), yang
menyatakan bahwa Kesempatan (BDOUT) berpengaruh signifikan terhadap
Kecurangan Laporan Keuangan (FFR). Namun berbeda dengan penelitian Farida
et al., (2022), Khoirunnisa et al., (2020), Febrianto dan Fitriana (2020), Kuncoro
(2019), Pitaloka dan Majidah (2019) dan yang menyatakan Kesempatan (BDOUT)
tidak berpengaruh signifikan terhadap Kecurangan Laporan Keuangan (FFR).

Rasionalisasi merupakan elemen ke-3 (tiga) dalam pendeteksian kecurangan


Seseorang pelaku kecurangan akan mencari pembenaran atas perbuatannya,
karena mereka meyakini bahwa tindakan yang diperbuat merupakan suatu yang
memang haknya. Bahkan terkadang pelaku merasa berjasa banyak untuk
perusahaan (Priantara, 2013:47). Pada penelitian ini Rasionalisasi diproksikan
dengan rasio total akrual (TACC), prinsip akrual berhubungan dengan
pengambilan keputusan manajemen dan memberikan wawasan terhadap
rasionalisasi dalam pelaporan keuangan. Hasil penelitian Nadia et al., (2023),
Farida et al., (2022), Cahyani dan Annisa (2021), Febrianto dan Fitriana (2020),
dan Lestari dan Nuratama (2020) yang menyatakan bahwa Rasionalisasi (TACC)
berpengaruh signifikan terhadap Kecurangan Laporan Keuangan (FFR). Namun
8

berbeda dengan penelitian Haninun dan Habibburahman (2022), Ratnasari dan


Rofi (2020), Achmad dan Imang (2018), Aprilia (2017), dan Ardiyani
Utamaningsih (2015) yang menyatakan Rasionalisasi (TACC) tidak berpengaruh
signifikan terhadap Kecurangan Laporan Keuangan (FFR).

Elemen terakhir teori Fraud diamond adalah Capability atau kemampuan. Suatu
posisi seseorang dalam organisasi dapat memberi kemampuan untuk melakukan
tindakan kecurangan, jika seseorang itu paham dan mampu dengan benar
mengenai pengendalian internal perusahaan, dia dapat menyalahgunakan
posisinya untuk melakukan tindakan yang merugikan perusahaan. Perubahan
Direksi (DCHANGE) adalah penyerahan wewenang dari direksi lama ke direksi
baru. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki kinerja manajemen sebelumnya.
Namun, perubahan direksi menimbulkan stress period sehingga berdampak pada
semakin adanya kecurangan. Hasil penelitian Nikmah (2023), Haninun dan
Habibburrahman (2022), Farida et al., (2022), Suryani (2019), dan Sunardi dan
Amin (2018) yang menyatakan bahwa Kemampuan (DCHANGE) berpengaruh
signifikan terhadap Kecurangan Laporan Keuangan (FFR). Namun berbeda
dengan penelitian Sholikhin dan Mutiara (2023), Prakoso dan Setiyorini (2021),
Cahyani dan Annisa (2021), Febrianto dan Fitriana (2020), dan Septriyani dan
Handayani (2018) yang menyatakan Kemampuan (DCHANGE) tidak
berpengaruh signifikan terhadap Kecurangan Laporan Keuangan (FFR).

Berdasarkan fenomena bisnis tentang kasus kecurangan pada Bank Umum Syariah
dan disertai beberapa hasil research gap dari penelitian terdahulu dapat
disimpulkan bahwa pertentangan dalam menentukan hasil pengaruh dari
kecurangan masih belum sampai kata konsisten, pendeteksian pada kecurangan
bersifat sulit. Dengan adanya fenomena baru yang berkembang di beberapa
Perbankan Syariah. Hal tersebut mendorong peneliti untuk berkontribusi langsung
dalam pengamanan atas pendeteksian dini pada kecurangan bagi sektor perbankan
syariah di Indonesia. Dengan penjelasan tersebut peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul "Deteksi Kecurangan Laporan Keuangan dalam
Perspektif Fraud Diamond Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode
2016-2022".
9

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan fenomena bisnis mengenai kasus kecurangan dan research gap yang
diuraikan, maka masalah-masalah dalam penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh
dari fraud diamond terhadap kecurangan laporan keuangan pada Bank Umum
Syariah yang ada di Indonesia periode 2016-2022. Berdasarkan permasalahan
penelitian tersebut, maka dapat dikembangkan pertanyaan penelitian sebagai
berikut:
1. Bagaimana signifikansi pengaruh Tekanan (ROA) secara parsial terhadap
deteksi kecurangan Laporan Keuangan pada Bank Umum Syariah di Indonesia
periode 2016-2022?
2. Bagaimana signifikansi pengaruh Kesempatan (BDOUT) secara parsial
terhadap deteksi kecurangan Laporan Keuangan pada Bank Umum Syariah di
Indonesia periode 2016-2022?
3. Bagaimana signifikansi pengaruh Rasionalisasi (TACC) secara parsial terhadap
pengungkapan deteksi Laporan Keuangan pada Bank Umum Syariah di
Indonesia periode 2016-2022?
4. Bagaimana signifikansi pengaruh Kemampuan (DCHANGE) secara parsial
terhadap deteksi kecurangan Laporan Keuangan pada Bank Umum Syariah di
Indonesia periode 2016-2022?

1.3. Tujuan Penelitian


Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian yang
ingin dicapai dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Menganalisis signifikansi pengaruh Tekanan (ROA) secara parsial terhadap
deteksi kecurangan laporan keuangan pada Bank Umum Syariah di Indonesia
periode 2016-2022.
2. Menganalisis signifikansi pengaruh Kesempatan (BDOUT) secara parsial
terhadap deteksi kecurangan laporan keuangan pada Bank Umum Syariah di
Indonesia periode 2016-2022.
3. Menganalisis signifikansi pengaruh Rasionalisasi (TACC) secara parsial
terhadap deteksi kecurangan laporan keuangan pada Bank Umum Syariah di
Indonesia periode 2016-2022.
4. Menganalisis signifikansi pengaruh Kemampuan (DCHANGE) secara parsial
10

terhadap deteksi kecurangan laporan keuangan pada Bank Umum Syariah di


Indonesia periode 2016-2022.

1.4. Manfaat Penelitian


Pada penelitian ini terdapat 2 (dua) manfaat yang ingin dicapai penulis dan
diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu manfaat
teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis merupakan sumbangan hasil penelitian
ini terhadap teori, sementara manfaat praktis merupakan kontribusi yang positif
bagi pemecahan masalah dalam upaya mengetahui pengaruh Tekanan (ROA),
Kesempatan (BDOUT), Rasionalisasi (TACC) dan Kemampuan (DCHANGE)
terhadap deteksi kecurangan Laporan Keuangan pada Bank Umum Syariah di
Indonesia.

1.4.1. Manfaat Teoritis


Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi dalam
mengembangkan penelitian mengenai Tekanan (ROA), Kesempatan (BDOUT),
Rasionalisasi (TACC) dan Kemampuan (DCHANGE) secara simultan terhadap
deteksi kecurangan laporan keuangan pada Bank Umum Syariah di Indonesia, dan
mendukung teori-teori penelitian sebelumnya. Selain itu, diharapkan dapat
membantu memberikan informasi bagi penelitian selanjutnya.

1.4.2. Manfaat Praktis


Diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumber informasi dalam pembuatan dan
pengambilan keputusan maupun kebijakan dalam upaya meningkatkan deteksi
kecurangan laporan keuangan pada Bank Umum Syariah di Indonesia dengan
menggunakan fraud diamond.

1.5. Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan digunakan untuk menyajikan hasil penulisan secara teratur
sehingga memudahkan pembahasan. Adapun sistematika dari penulisan penelitian
ini sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memaparkan latarbelakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan.
11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Bab ini memaparkan landasan teori, pengaruh antar variabel, ringkasan penelitian
terdahulu, kerangka pemikiran teoritis, dan hipotesis penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN


Bab ini memaparkan desain penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan
data, populasi dan sampel, identifikasi dan definisi operasional variabel, analisis
statistik deskriptif, pengujian data, model analisis regresi berganda data panel,
estimasi model regresi data panel, metode memilih model terbaik dalam regresi data
panel, dan teknik analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Bab ini memaparkan gambaran umum objek penelitian, statistik deskriptif, uji
normalitas, uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda data panel,
pembuktian hipotesis, dan pembahasan.

BAB V PENUTUP
Bab ini berisi mengenai kesimpulan, implikasi, keterbatasan penelitian, dan saran.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Landasan Teori


2.1.1. Bank Syariah
Bank Syariah merupakan sistem perbankan yang dalam operasionalnya menganut
prinsip syariah. Ajaran islam menegakkan asas keadilan dan menghapus unsur
dzalim dalam transaksi bisnis. Asas ini melarang semua bentuk peningkatan
kekayaan secara tidak adil. Salah satu yang tidak diperbolehkan dalam transaksi di
dalam ajaran islam adalah riba (Putra dan Saraswati, 2020:93).

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 bank syariah menurut


jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah (BPRS). Bank Umum Syariah (BUS) merupakan bank syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, sedangkan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) merupakan bank syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Menurut salah satu teoritis ekonomi islam yaitu Abdul Ghofur Anshori tujuan Bank
Syariah secara umum adalah untuk mendorong dan mempercepat kemajuan
ekonomi suatu masyarakat dengan melakukan kegiatan perbankan, finansial,
komersial, dan investasi sesuai kaidah syariah. Hal inilah yang membedakan
dengan bank konvensional yang tujuan utamanya adalah pencapaian keuntungan
setinggi-tingginya (Usanti & Shomad, 2013).
2.1.2. Teori Agensi
Teori keagenan mendasarkan hubungan antara prinsipal yaitu para pemegang
saham dengan agen yaitu manajemen atau perusahaan (Jensen & Meckling, 1976).
Teori keagenan beranggapan bahwa setiap individu berperilaku sesuai dengan
kepentingannya masing-masing dan menimbulkan kepentingan yang bertentangan.
Namun, hal ini menimbulkan permasalahan yaitu para agen memiliki kepentingan
untuk memaksimumkan fee kontraktual yang diterimanya tergantung pada tingkat
upaya kerja yang dihasilkan sedangkan para prinsipal atau pemegang saham
memaksimumkan returns atas investasinya (Harnovinsah et al., 2023:17).

13
14

Konsekuensi logis dari kontrak kerja ini adalah dalam meningkatkan efisiensi peran
informasi dengan mengurangi rugi yang disebabkan oleh masalah moral hazard.
Orang-orang yang menggunakan teori keagenan akan melihat manfaat maksimal
individu dimana setiap individu dimotivasi oleh kepentingan sendiri dari pada
kepentingan orang lain. Perbedaan kepentingan inilah dapat memicu masalah
keagenan yang mempengaruhi kualitas laba yang dilaporkan (Jensen dan Meckling,
1976). Perbedaan tujuan dapat menimbulkan terjadinya conflict of interest atau
kepentingan konflik antara pihak agen dan prinsipal. Pada kondisi ini, agen
memiliki lebih banyak informasi dibandingkan prinsipal. Hubungan diantara
keduanya dapat mengarah pada suatu kondisi ketidakseimbangan informasi antara
prinsipal dan agen atau disebut sebagai asimetri informasi (Harnovinsah et al.,
2023:17).

Terjadinya asimetri informasi diantara kedua belah pihak, secara tidak langsung
memberikan kesempatan (Opportunity) kepada agen untuk menyembunyikan
beberapa informasi seperti manipulasi data yang disajikan dalam laporan keuangan
yang tidak diketahui oleh prinsipal. Agen melakukan kecurangan dengan
kemampuan (capability) yang terbuka dan akses yang luas dalam perusahaan untuk
mencari keuntungannya sendiri dengan berbagai cara seperti manipulasi angka-
angka dalam laporan keuangan. Dengan demikian maka agen yang mengalami
berbagai tekanan (pressure) berusaha menentukan strategi agar kinerja perusahaan
selalu meningkat dengan harapan (rationalization) bahwa ketika peningkatan
kinerja di perusahaan prinsipal akan memberikan suatu bentuk apresiasi terhadap
agen.

2.1.3. Teori Stewardship


Teori stewardship merupakan teori yang menggambarkan situasi dimana para
manajer tidak termotivasi oleh tujuan-tujuan individu tetapi lebih ditujukan kepada
sasaran hasil utama untuk kepentingan organisasi. Menurut buku (Hasnati,
2022:126) yang berjudul Komisaris Independen dan Komite Audit Organ
Perusahaan yang Berperan untuk Mewujudkan Corporate Governance di Indonesia
teori stewardship mempunyai dasar psikologis dan sosiologis yang dirancang
dimana para eksekutif sebagai steward termotivasi untuk tidak bertindak sesuai
15

keinginan prinsipal. Selain itu perilaku steward tidak akan meninggalkan


organisasinya sebab steward berusaha mencoba sasaran organisasinya.

Teori Stewardship mengasumsikan hubungan yang kuat antara kesuksesan


organisasi dengan kepuasan pemilik. Steward akan melindungi dan
memaksimalkan kekayaan organisasi dengan kinerja perusahaan. Asumsi penting
dari stewardship adalah manajer (steward) meluruskan tujuan sesuai tujuan pemilik
(Sudaryo et al., 2017:54). Hal tersebut dengan adanya keinginan untuk memenuhi
target yang diterapkan oleh pemilik perusahaan yang dapat memicu keinginan yang
kuat untuk mencapai sasaran organisasi dengan segala cara seperti melakukan
manipulasi laporan keuangan untuk meningkatkan daya tarik investor, karena
laporan keuangan yang buruk dapat mengakibatkan investor tidak ingin
menanamkan modalnya pada suatu perusahaan.

2.1.4. Kecurangan Laporan Keuangan


Menurut Association of Certified Fraud Examiners (ACFE), (2022) Kecurangan
laporan keuangan atau Financial Statement Fraud adalah suatu skema kekeliruan
yang disengaja dari kondisi keuangan suatu perusahaan yang dilakukan melalui
perbuatan salah saji dan kelalaian dari jumlah atau pengungkapan dalam laporan
keuangan untuk menipu pengguna laporan keuangan. Menurut Statement on
Auditing Standard (SAS) No. 99, kecurangan laporan keuangan dapat dilakukan
dengan beberapa tindakan, yaitu:
1. Manipulasi, pemalsuan, atau perubahan catatan akuntansi, dokumen pendukung
dari laporan keuangan yang disusun.
2. Kekeliruan atau kelalaian yang disengaja dalam informasi yang signifikan
terhadap laporan keuangan.
3. Melakukan secara sengaja penyalahgunaan prinsip-prinsip yang berkaitan
dengan jumlah, klasifikasi, cara penyajian, atau pengungkapan.

Sedangkan menurut Priantara, (2013:90) kesengajaan salah saji laporan keuangan


ada beberapa jenis yaitu :
16

1. Aggressive Accounting
Pemilihan dan penerapan prinsip akuntansi yang bertujuan agar laba tahun
berjalan lebih tinggi, terlepas dari apakah praktik tersebut sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum atau tidak.
2. Earnings Management
Manipulasi laba secara aktif dan intens untuk suatu target yang sudah ditentukan
sebelumnya, proyeksi keuangan yang sudah dibuat, dan untuk mendapatkan
angka yang konsisten dengan arus laba yang tidak fluktuatif dan lebih
berkelanjutan (smoother, more sustainable earnings stream).
3. Income Smoothing
Suatu bentuk earnings management yang didesain untuk menghilangkan aliran
lab yang fluktuatif, termasuk cara–cara mereduksi dan menyimpan laba pada
saat kinerja keuangan sedang membaik agar laba tersebut bisa dimanfaatkan
pada saat kinerja keuangan sedang menurun.
4. Creative Accounting
Setiap langkah yang digunakan untuk memainkan angka-angka laporan
keuangan yang mencangkup aggressive accounting, fraudulent financial
reporting, income smoothing, dan earnings management.

Menurut Karyono, (2013:18) kecurangan laporan keuangan dilakukan untuk


menekan laba (revenue understatement) dalam rangka menghindari atau
memperkecil pengenaan pajak penghasilan badan atau perusahaan. Berdasarkan
informasi yang sudah dijelaskan diatas dapat disimpulkan bahwa kecurangan
laporan keuangan merupakan tindakan yang disengaja dilakukan oleh seseorang
yang memiliki wewenang dengan memanipulasi laporan keuangan yang ada dengan
tujuan untuk memperoleh keuntungan. Para pelaku kepentingan melakukan
kecurangan laporan keuangan guna kepentingan jabatan agar dianggap memiliki
kemampuan yang baik dalam mengatur keuangan di suatu perusahaan.

2.1.5. Manajemen Laba (Earning Management)


Tindakan manajemen laba sebuah bentuk dari kecurangan laporan keuangan.
Menurut Sulistyanto (2008:6) manajemen laba merupakan sebuah upaya manajer
perusahaan untuk mengintervensi atau mempengaruhi informasi laporan keuangan
17

dengan tujuan untuk mengelabui stakeholder yang ingin mengetahui kinerja dan
kondisi perusahaan.

Menurut Sulistyanto (2008:17) secara umum manajemen laba dapat dilakukan


karena dasar pencatatan transaksi yang dipakai adalah akrual, yaitu pencatatan
transaksi yang dilakukan tanpa harus disertai penerimaan kas dan atau pengeluaran
kas. Laporan keuangan yang disusun dengan menggunakan basis akrual dapat
memberikan informasi yang lebih lengkap dan komprehensif. Pada dasarnya
pemakai laporan keuangan ingin mengetahui kinerja yang telah dicapai oleh
perusahaan yang bersangkutan secara utuh, baik kinerja kas maupun non kas. Oleh
sebab itu, perusahaan-perusahaan dan stakeholder lebih banyak menerima dan
menggunakan laporan keuangan basis akrual.

Akuntansi berbasis akrual menggunakan prosedur akrual, deferral, pengalokasian


yang bertujuan untuk menghubungkan pendapatan, biaya keuntungan dan kerugian
selama periode tertentu, meski kas belum diterima atau dikeluarkan. Maka
esensinya penggunaan akuntansi akrual terletak pada upaya untuk mempertemukan
seluruh pendapatan dan biaya untuk mengukur kinerja perusahaan. Sehingga
melalui kebijakan akrual dapat memungkinkan terjadinya manajemen laba melalui
upaya manajemen untuk mengintervensi informasi dalam laporan keuangan
(Sulistyanto, 2008:18).

Dalam penelitian ini penggunaan earning management dideteksi kemungkinan


dilakukan pada laporan keuangan secara umum diteliti melalui penggunaan akrual.
Pengukuran earning management menggunakan model Jones dimodifikasi
(Modified Jones Model) model ini banyak digunakan dalam penelitian-penelitian
akuntansi karena dinilai dengan baik dalam mendeteksi adanya praktik manajemen
laba. Penelitian ini untuk mendeteksi adanya manajemen laba pada Bank Umum
Syariah diperoleh dalam satu periode tertentu. Menurut Sulistyanto (2008:165)
untuk mengetahui jumlah laba akrual laba dipecah menjadi laba kas dan laba non-
kas akrual untuk menghitung nilai discretionary accruals dan nondiscretionary
accruals sehingga diperoleh nilai discretionary accruals bisa nol, positif, atau
negatif. Berarti dalam hal ini terindikasikan bahwa perusahaan melakukan
manajemen laba jika nilai nol menunjukkan manajemen laba dilakukan dengan pola
18

perataan laba (income smoothing), sedangkan nilai positif menunjukan bahwa


manajemen laba dilakukan dengan pola kenaikan laba (income increasing). Dan
nilai negatif menunjukan manajemen laba dengan pola penurunan laba (income
decreasing). Perhitungan earning management menggunakan Modified Jones
Model dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Mentabulasikan data-data yang dibutuhkan dan menghitung nilai total akrual


(TAC)
TAit = Niit - CFOit ………………………………………………………………………………………. (1)

Keterangan :
TAit : Total akrual perusahaan i dalam periode t.
Niit : Laba bersih perusahaan i pada periode t
2. Mendapatkan data β1, β2, β3 dengan regresi OLS pada persamaan berikut ini:
𝑇𝐴𝑖𝑡 1 ∆𝑅𝐸𝑉𝑖𝑡 𝑃𝑃𝐸𝑖𝑡
= β1 + β2 + β3 + 𝑒 ………………………………(2)
𝐴𝑖𝑡−1 𝐴𝑖𝑡−1 𝐴𝑖𝑡−1 𝐴𝑖𝑡−1
Keterangan :
Ait-1 : Total Aktiva Perusahaan i pada periode t-1
∆𝑅𝐸𝑉it : selisih pendapatan pada periode t
𝑃𝑃𝐸 it : nilai aktiva tetap perusahaan pada periode t
e : error
3. Memasukan kedalam persamaan berikut ini:
1 ∆𝑅𝐸𝑉𝑖𝑡 ∆𝑅𝐸𝐶𝑖𝑡 𝑃𝑃𝐸𝑖𝑡
𝑁𝐷𝐴𝑖𝑡 = β1 ( ) + β2( − ) + β3( )
𝐴𝑖𝑡−1 𝐴𝑖𝑡−1 𝐴𝑖𝑡−1 𝐴𝑖𝑡−1 …………………(3)

Keterangan :
NDAit : Non discretionary Accrual perusahaan i pada periode t
∆𝑅𝐸𝐶 : selisih piutang pada periode t dengan periode t-1
4. Menghitung discretionary accruals
𝑇𝐴𝑖𝑡
DAit = − 𝑁𝐷𝐴𝑖𝑡 ………………………………………………………..(4)
𝐴𝑖𝑡

Keterangan :
DAit : Discretionary Accrual perusahaan i pada periode t
Ait : total aktiva perusahaan i pada periode t
19

Penggunaan earning management dalam penelitian ini kemungkinan terdeteksi


pada laporan keuangan secara umum yang diteliti melalui penggunaan akrual
(Fahmi, 2012:281).

2.1.6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecurangan Laporan Keuangan


Menurut Karyono, (2013:8) setiap tindakan kriminal, selalu didorong atau dipicu
oleh suatu kondisi dan perilaku penyebab terjadinya. Banyak ahli dan organisasi
profesi mengungkap pendorong atau penyebab fraud sebagai berikut:
1. Teori C = N + K
yaitu C menyatakan Criminal sama dengan Niat (N) dan Kesempatan (K). teori
ini menyatakan bahwa meskipun ada niat melakukan kecurangan, namun apabila
tidak ada kesempatan maka tidak akan terjadi kecurangan. Kesempatan pada
orang atau kelompok orang yang memiliki kewenangan otoritas dan akses atas
objek kecurangan. Niat perbuatan ditentukan oleh moral dan integritas
(Ardianingsih, 2018:79).
2. Teori Fraud Triangle
Berdasarkan buku Audit Laporan keuangan Ardianingsih (2018:79-80) Teori
yang dikembangkan oleh Dr. Donald Cressey, salah satu orang pendiri
Association of Certified Fraud Examiner (ACFE), dalam teori segitiga perilaku
kecurangan didukung oleh 3 (tiga) unsur yang meliputi Tekanan (Pressure),
Kesempatan (Opportunity), dan Rasionalisasi (Razionalitation). Unsur-unsur
fraud diterangkan sebagai berikut.
a. Tekanan (Pressure) adalah dorongan untuk melakukan tindakan menyimpang
(fraud) yang terjadi pada karyawan dan manajer.
b. Kesempatan (Opportunity) yang timbul karena lemahnya sanksi, lemahnya
pengendalian intern untuk mencegah dan mendeteksi kecurangan, serta
ketidakmampuan untuk menilai kualitas kinerja.
c. Pembenaran (Rationalization) adalah tindakan mencari alasan bahwa apa
yang dilakukan benar dan biasa terjadi/lazim di masyarakat.
3. Teori GONE
Teori ini diciptakan oleh Jack Bologna (1995), terdapat 4 (empat) faktor
pendorong seseorang untuk melakukan tindakan kecurangan, yang dikenal
dengan teori GONE, yaitu:
20

a. Greed (Keserakahan), berkaitan dengan perilaku serakah yang secara


potensial ada di dalam diri setiap orang.
b. Opportunity (Kesempatan), berkaitan dengan keadaan instansi atau
masyarakat yang sedemikian rupa sehingga terbuka kesempatan bagi
seseorang untuk melakukan kecurangan terhadapnya.
c. Needs (Kebutuhaan), berkaitan dengan faktor-faktor yang dibutuhkan oleh
individu-individu untuk menunjang hidupnya yang menurutnya wajar.
d. Exposure atau pengungkapan, berkaitan dengan tindakan atau konsekuensi
yang akan dihadapi oleh pelaku kecurangan apabila pelaku ditemukan
melakukan kecurangan.
4. Teori Fraud Diamond
Teori ini diciptakan oleh Wolfe dan Hermanson sebagai bentuk penyempurnaan
dari teori yang diciptakan oleh Cressey. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kecurangan laporan keuangan menurut teori fraud diamond yaitu, bahwa banyak
kecurangan yang umumnya bernominal besar tidak mungkin terjadi apabila
tidak ada orang tertentu dengan kemampuan khusus yang ada dalam perusahaan.
Maka dalam teori ini hanya menambahkan 1 (satu) faktor berupa Kemampuan
(Capability) (Ardianingsih, 2018:81).

2.1.7. Teori Fraud Diamond


Gambar 2.1.
Elemen - Elemen Fraud Diamond
Opportunity

Pressure Rationalization

Capability
Sumber: Priantara (2013).
Fraud diamond merupakan sebuah pandangan baru tentang fenomena Fraud yang
dikemukakan oleh Wolfe and Hermanson, (2004) Fraud diamond merupakan suatu
bentuk penyempurnaan dari teori fraud triangle oleh Cressey (1953). Teori Fraud
21

diamond menurut Wolfe dan Hermanson (2004) dalam buku Priantara (2013) yang
berjudul Fraud Auditing dan Investigation menambahkan satu elemen kualitatif
yang diyakini memiliki pengaruh signifikan terhadap fraud yakni capability,
banyak fraud terutama yang bernilai milyaran tidak akan terjadi tanpa keberadaan
orang yang tepat dengan kemampuan yang tepat. Peluang membuka pintu untuk
melakukan fraud, tekanan dan rasionalisasi dapat menarik orang untuk melakukan
fraud. Orang yang melakukan fraud harus memiliki kemampuan untuk mengenali
peluang sebagai sebuah kemampuan dan mengambil keuntungan tersebut.

2.1.8. Tekanan (Pressure)


Menurut Priantara (2013:44-45) tekanan adalah dorongan orang untuk melakukan
fraud. Tekanan paling sering datang dari adanya tekanan kebutuhan dana atau uang
Kebutuhan ini seringkali dianggap kebutuhan yang tidak dapat dibagi dengan orang
lain untuk bersama-sama menyelesaikannya sehingga harus diselesaikan secara
tersembunyi dan pada akhirnya menyebabkan terjadinya kecurangan. Menurut Jao
(2020) pressure merupakan kondisi dimana pihak manajemen selaku agen yang
diharuskan berusaha keras dan semaksimal mungkin untuk memberikan hasil yang
terbaik untuk pemegang saham (investor) dalam bentuk profit perusahaan
meningkat setiap tahunnya, kondisi ini dapat dikelompokkan sebagai tekanan yang
dialami, dimana perusahaan harus tetap memberikan pelayanan yang baik
walaupun kondisi sedang mengalami penurunan Hal ini mendorong beberapa
perusahaan untuk melakukan manipulasi atau mengganti beberapa data agar
laporan keuangan dinilai baik oleh para pemegang saham, keputusan ini diambil
agar perusahaan dinilai mampu mempertanggung jawabkan kinerja selama periode
berlangsung.

Salah satu tekanan yang mendorong adanya fraud adalah target keuangan. Target
keuangan adalah suatu tingkat kinerja laba yang akan dicapai atau usaha yang
dikeluarkan. Setiap perusahaan pastinya berusaha dalam mencapai performa yang
terbaik melalui laba sehingga perusahaan mampu bersaing dengan perusahaan lain.
Secara tidak langsung target keuangan memberikan tekanan finansial bagi
manajemen untuk mencapai target keuangan tersebut.
22

Kinerja perusahaan mengukur target keuangan dengan proksi Return On Asset


(ROA) karena dapat menunjukan seberapa besar tingkat pengembalian aktiva yang
dimiliki oleh perusahaan (Martyanta, 2013). Return On Asset (ROA) sering
digunakan dalam menilai kinerja operasional yang dilakukan manajer sehingga
dapat menentukan bonus dan upah. Kriteria penetapan peringkat ROA digunakan
sebagai pedoman untuk mengetahui performa terbaik perusahaan. Kondisi ini agen
akan melaksanakan kewajibannya dengan menampilkan performa perusahaan
sebaik mungkin, sehingga mencapai target keuangan yang telah direncanakan.
Berdasarkan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia Nomor
14/SEOJK.03/2021 tentang rencana bisnis Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah rasio Return On Asset (ROA) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Laba sebelum Pajak
ROA = …………………………………………(5)
Rata − Rata Total Aset

Sumber: Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia Nomor


14 /SEOJK.03/2021 Tentang Rencana Bisnis Bank Umum Syariah
dan Unit Usaha Syariah.
2.1.9. Kesempatan (Opportunity)
Adanya kesempatan memungkinkan terjadinya kecurangan, peluang tercipta karena
adanya kelemahan pengendalian internal, ketidakefektifan pengawasan
manajemen, atau penyalahgunaan posisi atau peluang dapat terjadi kapan saja
sehingga memerlukan pengawasan dari struktur organisasi mulai dari atas. Menurut
Sihombing dan Rahardjo (2014) berpendapat bahwa kecurangan dapat terjadi tanpa
hambatan, dikarenakan pelaku memiliki peluang dalam tindakan. Peluang yang
dimaksud adalah menganggap tindakan kecurangan yang dilakukan tersebut
memiliki risiko yang kecil untuk dideteksi dan diketahui. Berdasarkan pandangan
yang dikemukakan oleh Priantara (2013:13) terdapat faktor-faktor yang
meningkatkan kesempatan individu melakukan kecurangan sebagai berikut:
1. Sistem pengendalian yang lemah, misalnya kurang atau tidak adanya audit trail
sehingga tidak dapat dilakukan penelusuran, ketidakcukupan dan
ketidakefektifan pengendalian.
2. Tata kelola organisasi yang buruk seperti tidak ada komitmen yang tinggi dan
suri tauladan yang baik, sikap yang lali dan apatis dari manajemen.
23

Pengawasan yang lemah akan menimbulkan peluang bagi manajemen dalam


melakukan tindakan kecurangan dalam laporan keuangan. Rasio Dewan Komisaris
Independen (BDOUT) digunakan sebagai proksi dari kesempatan pada penelitian
ini dengan alasan dewan komisaris memiliki tugas yaitu memberikan jaminan
bahwa strategi perusahaan diterapkan secara maksimal, memberikan pengawasan
pada kinerja manajemen ketika mereka mengoperasikan perusahaan, dan menjamin
tercapainya akuntabilitas perusahaan (Sembiring dan Zulfiati, 2020:5). Dewan
komisaris secara luas dapat dipercaya dalam menjalankan peran pentingnya untuk
memonitor manajemen tingkat atas, sehingga dengan adanya dewan komisaris
independen pengawasan perusahaan semakin efektif dan dapat meminimalisir
terjadinya fraud. Hal ini menunjukan bahwa dewan komisaris independen dalam
menjalankan sikap independensinya terhadap operasional perusahaan sangat
dibutuhkan (Novitasari dan Chariri, 2018:6).

Rasio BDOUT dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:


Jumlah Dewan Kom. Independen
BDOUT = ………………………………. (6)
Jumlah Komisaris
Sumber: Skousen et al., (2009)

2.1.10. Rasionalisasi (Rationalization)


Rasionalisasi merupakan elemen yang penting dalam terjadinya kecurangan,
dimana pelaku mencari pembenaran yang rasional atas perbuatannya (Ardianingsih,
2018:80). Pandangan yang dikemukakan oleh Skousen et al., (2009) bahwa
rasionalisasi merupakan bagian yang paling sulit diukur, bagi mereka yang
memiliki sikap tidak jujur dalam bekerja mungkin akan lebih mudah melakukan
tindak kecurangan sedangkan bagi mereka yang melakukan pekerjaan sesuai
standar moral mungkin tidak akan mudah.

Rasio Total Akrual (TACC) digunakan sebagai proksi rasionalisasi pada penelitian
ini, karena prinsip akrual disepakati sebagai dasar penyusunan laporan keuangan
karena lebih rasional dan adil. Namun prinsip akrual dapat digunakan untuk
mengubah angka laba yang dihasilkan, sehingga terindikasi sebagai tindakan fraud
dalam pelaporan keuangan Prinsip akrual berhubungan dengan pengambilan
24

keputusan manajemen dan memberikan wawasan terhadap rasionalisasi dalam


pelaporan keuangan (Septriani dan Handayani 2018).

Rasio Total Akrual (TACC) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Net Income − Cash Flow from Operating Activity ………………(6)


TACC =
Total Assets

Sumber: Skousen et al., (2009)

2.1.11. Kemampuan (Capability)


Wolfe dan Hermanson berpendapat bahwa ada pembaharuan fraud triangle untuk
meningkatkan kemampuan mendeteksi dan mencegah fraud yaitu dengan cara
menambahkan elemen keempat yakni Capability. Wolfe dan Hermanson (2004)
berpendapat bahwa banyak fraud yang umumnya bernominal besar tidak mungkin
terjadi apabila tidak ada orang tertentu dengan kapabilitas khusus yang ada dalam
perusahaan. Opportunity membuka peluang atau pintu masuk bagi fraud dan
Pressure dan Rationalization yang mendorong seseorang untuk melakukan fraud.

Perubahan direksi diindikasikan mampu menggambarkan kemampuan dalam


melakukan tindak kecurangan. Perubahan direksi adalah penyerahan wewenang
dari direksi lama kepada direksi baru. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki kinerja
manajemen sebelumnya, namun perubahan direksi dapat menimbulkan stress
period sehingga berdampak pada semakin terbukanya peluang individu untuk
melakukan fraud (Novitasari dan Anis, 2018:7).

Untuk mengukur proksi kemampuan dengan Perubahan Direksi (DCHANGE)


dapat menggunakan variabel dummy dimana apabila perubahan direksi perusahaan
selama 1 tahun maka diberi kode 1, sebaliknya apabila tidak terdapat perubahan
direksi selama 1 tahun maka diberi kode 0 (Novitasari dan Anis, 2018:8).

2.2. Pengaruh Antar Variabel


2.2.1. Pengaruh Tekanan (ROA) terhadap Kecurangan Laporan Keuangan
Dalam menjalankan kinerjanya, manajer perusahaan dituntut untuk melakukan
performa terbaik sehingga dapat mencapai target keuangan yang telah
direncanakan. Perbandingan laba terhadap jumlah aktiva atau Return On Asset
adalah ukuran kinerja operasional yang banyak digunakan untuk menunjukkan
25

seberapa efisien aktiva telah bekerja (Skousen et al., 2009). Return On Asset
digunakan untuk mengukur manajemen perusahaan dalam memperoleh keuntungan
(laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA yang diperoleh, semakin besar pula
tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan tersebut dan semakin baik pula
posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan aset. Namun apabila hasilnya
terjadi perbedaan yang tidak wajar menunjukan terjadinya fraud (Karyono,
2013:116).

Pandangan tersebut diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nikmah
(2023), Solikhin dan Mutiara (2023), Farida et al., (2022), Alvionika dan Wahyu
(2021), Prakoso dan Wahyu (2021), Sembiring dan Zulfiati (2020), Sunardi dan
Amin, (2018) yang menyatakan bahwa tekanan dengan proksi ROA berpengaruh
signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan. Berdasarkan landasan teoritis
dan empiris di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis 2 sebagai berikut.

H1: Diduga Tekanan (ROA) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap


Kecurangan Laporan Keuangan.
Gambar 2.2.
Hubungan Tekanan (ROA) terhadap Kecurangan Laporan Keuangan

Tekanan H2 Kecurangan
(ROA) Laporan
Keuangan

Sumber: Nikmah (2023); Solikhin dan Mutiara (2023); Farida et al., (2022);
Alvionika dan Wahyu (2021); Prakoso dan Wahyu (2021);
Sembiring dan Zulfiati (2020); Sunardi dan Amin (2018).
2.2.2. Pengaruh Kesempatan (BDOUT) terhadap Kecurangan Laporan
Keuangan
Kesempatan merupakan peluang seseorang melakukan kecurangan, Kesempatan
(Opportunity) yang diproksikan dengan (BDOUT), Beasley menyimpulkan bahwa
masuknya dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan meningkatkan
efektivitas dewan tersebut dalam mengawasi manajemen untuk mencegah
kecurangan laporan keuangan. Kecurangan lebih sering terjadi pada perusahaan
yang lebih sedikit memiliki anggota dewan komisaris eksternal (Skousen et al.,
2009).
26

Hal ini didukung oleh Almujaddedi dan Hayati (2022), Handayani et al., (2021),
Agustina dan Pratomo (2019), Septriyani dan Handayani (2018), dan Sunardi dan
Amin, (2018) yang menyatakan bahwa kesempatan dengan proksi (BDOUT)
berpengaruh signifikan terhadap kemungkinan terjadinya kecurangan laporan
keuangan. Berdasarkan landasan teoritis dan empiris di atas, maka dapat
dirumuskan hipotesis 3 sebagai berikut.

H2: Diduga Kesempatan (BDOUT) secara parsial berpengaruh signifikan


terhadap Kecurangan Laporan Keuangan.

Gambar 2.3.
Hubungan Kesempatan (BDOUT) terhadap Kecurangan Laporan Keuangan

Kesempatan H3 Kecurangan
(BDOUT) Laporan
Keuangan

Sumber: Almujaddedi dan Hayati (2022), Handayani et al., (2021), Agustina


& Pratomo (2019), Septriyani & Handayani (2018), Sunardi dan
Amin (2018).
2.2.3. Pengaruh Rasionalisasi (TACC) terhadap Kecurangan Laporan
Keuangan
Rasionalisasi terjadi karena pelaku mencari kebenaran atas aktivitasnya yang
mengandung fraud Mereka meyakini atau merasa bahwa tindakannya bukan
merupakan suatu kesalahan tetapi sesuatu yang memang merupakan haknya,
bahkan terkadang pelaku merasa telah berjasa karena berbuat banyak untuk
perusahaan (Priantara, 2013:47). Rasionalisasi yang diproksikan dengan total
akrual (TACC) menyatakan pembenaran atas tindakan atau sikap dalam melakukan
praktik kecurangan terhadap laporan keuangan.

Seringkali manajemen bersikukuh bahwa praktik akuntansi yang melakukan


kecurangan dimana tercermin dari besarnya produk akrual yang tampak dalam
laporan keuangan. Prinsip akrual berhubungan dengan pengambilan keputusan
manajemen dan memberikan wawasan terhadap rasionalisasi dalam pelaporan
keuangan (Septriani dan Handayani, 2018).
27

Hal ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Nadia et al., (2023) Farida et al.,
(2022), Cahyani dan Annisa (2021), Febrianto dan Fitriana (2020), Khairi dan
Alfarisi (2019), dan Sunardi dan Amin (2018) yang menyatakan bahwa
Rasionalisasi dengan proksi (TACC) berpengaruh signifikan terhadap
kemungkinan terjadinya kecurangan laporan keuangan. Berdasarkan landasan
teoritis dan empiris di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis 4 sebagai berikut.

H3: Diduga Rasionalisasi (TACC) secara parsial berpengaruh signifikan


terhadap Kecurangan Laporan Keuangan.
Gambar 2.4.
Hubungan Rasionalisasi (TACC) terhadap Kecurangan Laporan Keuangan

Rasionalisasi H4
Kecurangan
(TACC) Laporan
Keuangan

Sumber: Nadia et al., (2023) Farida et al., (2022), Cahyani dan Annisa (2021),
Febrianto dan Fitriana (2020), Khairi dan Alfarisi (2019), Sunardi
dan Amin (2018).
2.2.4. Pengaruh Kemampuan (DCHANGE) terhadap Kecurangan Laporan
Keuangan
Berdasarkan Wolfe dan Hermanson (2004) meneliti tentang capability sebagai
salah satu fraud risk faktor yang melatarbelakangi terjadinya fraud menyimpulkan
bahwa perubahan direksi dapat mengindikasikan terjadinya fraud. Perubahan
direksi tidak selamanya berdampak baik bagi perusahaan. Perubahan direksi bisa
menjadi suatu upaya perusahaan untuk memperbaiki kinerja direksi sebelumnya
dengan melakukan perubahan susunan direksi ataupun perekrutan direksi yang baru
yang dianggap lebih berkompeten dari direksi sebelumnya. Sementara disisi lain,
perubahan direksi bisa jadi merupakan upaya perusahaan untuk menyingkirkan
direksi yang dianggap mengetahui fraud yang dilakukan perusahaan serta
perubahan direksi dianggap akan membutuhkan waktu adaptasi sehingga kinerja
awal tidak maksimal. Perubahan direksi dapat menimbulkan stress period sehingga
berdampak pada semakin terbukanya peluang bagi individu untuk melakukan fraud
(Novitasari dan Anis, 2018:7).
28

Hal ini didukung oleh Noviana et al., (2022), Haninun & Habibburrahman (2022),
Utama dan Yuniasih (2021), dan Suryani (2019) yang menyatakan bahwa
Kemampuan dengan proksi (DCHANGE) berpengaruh signifikan terhadap
kemungkinan terjadinya kecurangan laporan keuangan. Berdasarkan landasan
teoritis dan empiris di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis 5 sebagai berikut.

H4: Diduga Kemampuan (DCHANGE) secara parsial berpengaruh signifikan


terhadap Kecurangan Laporan Keuangan.

Gambar 2.5.
Hubungan Kemampuan (DCHANGE) terhadap Kecurangan Laporan
Keuangan

Kemampuan H5 Kecurangan
(DCHANGE) Laporan
Keuangan

Sumber : Noviana et al., (2022), Haninun & Habibburrahman (2022), Utama


dan Yuniasih (2021), dan Suryani (2019).
2.3. Ringkasan Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu mengenai deteksi kecurangan laporan keuangan
(FFR) menjadi rujukan utama untuk menguatkan teori serta hipotesis yang akan
dibangun dalam penelitian ini. Adapun ringkasan penelitian terdahulu dapat dilihat
pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1.
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti Variabel Model Hasil
Analisis
1. Nikmah (2023) Y : Financial Analisis Signifikan
Statement Regresi 1. ACHANGE (+)
Fraud (FFR) Logistik 2. ROA (+)
X1 : Financial 3. Capability (+)
Stability
(ACHANGE) Tidak Signifikan
X2 : External 1. LEV (+)
Pressure 2. BDOUT (-)
International (LEV) 3. Rationalization
Journal of X3 : Financial (+)
Social Service Targets (ROA)
and Research
Bersambung…
29

Tabel 2.1. (Lanjutan 1)


(IJSSR) Vol. 3 X4 : Ineffective
No. 3 monitoring
(BDOUT)
X5 : Rationalization
X6 : Capability
(DCHANGE)
2. Farida et al., Y : Fraudulent Analisis Signifikan
(2022) Financial Regresi 1. LEV (+)
Reporting (FFR) Linear 2. ROA (+)
X1 : External Berganda 3. Rationalization
Pressure (LEV) (+)
X2 : Financial 4. Capability (+)
Targets (ROA) Tidak Signifikan
X3 : Ineffective 1. BDOUT (+)
monitoring 2. ChangeDirec (+)
(BDOUT) 3. Arrogance
X5 : Rationalization (totalCEOs) (+)
X6 : Capability
(DCHANGE)
IEOM Society X7 : Arrogance
International (totalCEOs)

3. Sunardi dan Y : Financial Analisis Signifikan


Amin (2018) Statement Fraud Regresi 1. ROA (+)
(FFR) Linear 2. BDOUT (-)
X1 : Financial Berganda 3. TATA (+)
Stability 4. Capability (+)
(ACHANGE)
X2 : Financial Tidak Signifikan
Targets (ROA) 1. ACHANGE (-)
X3 : Financial 2. LEV (+)
Pressure (LEV) 3. ΔCPA (+)
X4 : Effective
Monitoring
(BDOUT)
International X5 : Auditor Change
Journal of (ΔCPA)
Development X6 : Rationalization
and (TATA)
Sustainability X7 : Capability
Vol. 7 No. 3 (DCHANGE)
4. Solikhin dan Y : Kecurangan Analisis Signifikan
Parasetya (2023) Laporan Regresi 1. ROA (+)
Keuangan (FFR) Linear 2. REC (+)
X3 : Target Berganda
Keuangan Tidak Signifikan
(ROA) 1. BDOUT (+)

Bersambung…
30

Tabel 2.1. (Lanjutan 2)


X4 : Sifat Industri 2. Pergantian
(REC) Auditor (+)
Diponegoro X5 : Efektivitas 3. Pergantian
Journal of monitoring direksi (+)
Accounting (BDOUT)
Vol. 12 No. 1 X7 : Pergantian
Direksi
5. Nadia et al., Y : Kecurangan Analisis Signifikan
(2023) Laporan Regresi 1. LEV (+)
Keuangan Linear 2. TACC (+)
X1 : Pressure (LEV) Berganda
X2 : Opportunity Tidak Signifikan
(BDOUT) 1. BDOUT (+)
Jurnal Akuntansi X3: Rationalization 2. DCHANGE (+)
dan Governance (TACC)
Vol. 3 No. 2 X4: Change in
Direct
(DCHANGE)
6. Lestari dan Y : Fraud Laporan Analisis Signifikan
Florensi (2022) Keuangan (FFR) Regresi 1. ACHANGE (+)
X1 : Financial Linear
Target (ROA) Berganda Tidak Signifikan
X2 : Financial 1. ROA (+)
Stability 2. LEV (-)
(ACHANGE) 3. REC (+)
X3 : External 4. Change in
Pressure (LEV) Auditor (-)
Jurnal Bina X4 : Nature of
Akuntansi Vol. Industry (REC)
9 No. 1 X5 : Change in
Auditor

7. Aurora et al., Y : Financial Meta Signifikan


(2022) Statement Fraud Analisis 1. ACHANGE (+)
X1 : Financial (SMA) 2. LEV (+)
Stability 3. ROA (+)
Jurnal Pressure
Pendidikan dan (ACHANGE)
Konseling Vol. X2 : External
4 No. 6 Pressure (LEV)
X3 : Financial
Targets (ROA)
8. Noviana et al., Y : Fraudulent Analisis Signifikan
(2022) Financial Regresi 1. ROA (+)
Statement Logistik 2. DCHANGE (-)
X1 : Financial
Target (ROA) Tidak Signifikan
1. BDOUT (+)
Bersambung…
31

Tabel 2.1. (Lanjutan 3)


X2 : External 2. LEV (+)
Pressure (LEV) 3. AUDCHANGE
X3 : Ineffective (+)
Monitoring
(BDOUT)
X4: Auditor Change
Jurnal Akuntansi (AUDCHANGE)
dan Keuangan X5: Change in
Vol. 19 No. 3 Director
(DCHANGE)
9. Almujaddedi Y : Fraud Analisis Signifikan
dan Hayati X1 : Financial Regresi 1. ACHANGE (-)
(2022) Target (ROA) Linier 2. BDOUT (+)
X2 : Financial Berganda
Stability Tidak Signifikan
(ACHANGE) 1. ROA (-)
X3 : External 2. LEV (-)
Pressure (LEV) 3. REC (+)
X4 : Pengawasan 4. KAP (+)
Jurnal Ilmiah (BDOUT) 5. DCHANGE (+)
Ekonomi Islam X5 : Receivable
Vol. 8 No. 3 X6 : KAP
X7 : DCHANGE
10. Cahyani dan Y : Fraudulent Analisis Signifikan
Annisa (2021) Financial regresi 1. Rationalization
Statement linier (+)
Jurnal Ekonomi X1 : Financial berganda
dan keuangan Target Tidak Signifikan
islam X2 : Financial 1. Financial Target
Iqtishaduna Vol. Stability (-)
12 No. 1 X4: Ineffective 2. Ineffective
Monitoring monitoring (+)
X5: Rationalization 3. Capability (-)
X6: Capability
11. I Made Alit Y : Financial Analisis Signifikan
Putra Utama Statement Fraud Regresi 1. Pressure (-)
(2021) X1 : External Berganda 2. Change of
Pressure Director (+)
X2 : Quality of
External Auditor Tidak Signifikan
Jurnal Hita X3 : Audit Opinion 1. Quality of
Akuntansi dan X4: Change in External Auditor
Keuangan Director (+)
2. Audit Opinion (+)
12. Alvionika dan Y : Kecurangan Analisis Signifikan
Meiranto (2021) Laporan Regresi 1. DEBT (-)
Keuangan Linier 2. LDR (-)
Berganda 3. ROA (-)
Bersambung…
32

Tabel 2.1. (Lanjutan 4)


X1 : External 4. IND (-)
Pressure
(DEBT) Tidak Signifikan
X2 : Financial 1. AUD (-)
Stability (LDR) 2. AUDCHAN (-)
X3 : Financial
Target (ROA)
X4 : Ineffective
Monitoring
Diponegoro (AUD)
Journal Of X5 : Rationalization
Accounting Vol. (AUDCHAN)
10 No. 4 X6 : Capability
(IND)
13. Prakoso dan Y : Kecurangan Analisis Signifikan
Setiyorini Laporan Regresi 1. ROA (-)
(2021) Keuangan Logistik 2. IND (+)
X1 : Tekanan (ROA)
X2 : Kesempatan Tidak Signifikan
(IND) 1. AUDCHANGE
X3 : Rasionalisasi (+)
Jurnal Akuntansi (AUDCHANGE) 2. DCHANGE (+)
dan Perpajakan X4 : Kemampuan
Vol. 7 No. 2 (DCHANGE)
14. Andrean (2021) Y : Financial Analisis Signifikan
Statement Fraud Regresi 1. ACHANGE (+)
X1 : ROA Linier 2. AUDCHANGE
X2 : ACHANGE Berganda (+)
X3 : BDOUT
X4 : AUDCHANGE Tidak Signifikan
X5 : DCHANGE 1. ROA (-)
Jurnal Ekonomi 2. BDOUT (+)
Vol. 1 No. 1 3. DCHANGE (+)
15. Handayani et al., Y : Financial Analisis Signifikan
(2021) Statement Fraud Regresi 1. ACHANGE (+)
X1 : Tekanan Linier 2. BDOUT (+)
(ACHANGE) Berganda 3. KAP (+)
Pareso Jurnal X2 : Kesempatan
Vol. 3 No. 3 (BDOUT)
X3 : Rasionalisasi
(KAP)
16. Febrianto dan Y : Kecurangan Analisis Signifikan
Fitriana (2020) Laporan regresi 1. Rationalization
Keuangan linier (+)
X1 : Financial berganda
Stability Tidak Signifikan
Bersambung…
33

Tabel 2.1. (Lanjutan 5)


Jurnal X2 : Effective 1. Financial
Komunikasi Monitoring Stability (+)
Ilmiah X3 : Rationalization 2. Effective
Akuntansi dan X4 : Capability Monitoring (+)
perpajakan Vol. 3. Capability (+)
13 No. 1
17. Khoirunnisa et Y : Fraudulent Analisis Signifikan
al., (2020) Financial Regresi 1. ROA (+)
Statement Linier 2. LEV (+)
X1 : Financial Berganda 3. RECEIVABLE
Stability (CATA) 4. TATA (+)
X2 : Financial
Target (ROA) Tidak Signifikan
X5: Ineffective 1. CATA (-)
Monitoring 2. BDOUT (+)
(BDOUT) 3. AUDCHANGE
X6: Rationalization (+)
(TATA) 4. DCHANGE (-)
X7: Change in 5. CEOPIC (+)
Auditor
(AUDCHANGE)
X8: Change in
BISNIS: Jurnal Direct
Bisnis dan (DCHANGE)
Manajemen X9: Frequent of
Islam Vol. 8 No. CEO’S Picture
1 (CEOPIC)
18. Lestari dan Y : Financial Analisis Signifikan
Nuratama, Statement Fraud Regresi 1. RECEIVABLE -
(2020) X1 : Financial Linear 2. Rationalization -
Stability Berganda
Jurnal Hita (ACHANGE) Tidak Signifikan
Akuntansi dan X2 : Rationalization 1. ACHANGE (-)
Keuangan Vol. 1 2. LEV (-)
No. 1
19. Sembiring dan Y : Financial Analisis Signifikan
Zulfiati (2020) Statement Fraud Regresi 1. ACHANGE (-)
X1 : ACHANGE Linier 2. ROA (+)
X2 : ROA Berganda 3. BDOUT (+)
X3 : BDOUT 4. TATA (+)
X4 : TATA
X5 : DCHANGE Tidak Signifikan
DCHANGE (+)
20. Khairi dan Y : Kecurangan Analisis Signifikan
Alfarisi (2019) Laporan Regresi 1. Financial
Keuangan Linear stability (+)
X1 : Financial Berganda 2. TACC (+)
Stability (AC)
Bersambung…
34

Tabel 2.1. (Lanjutan 6)


X4 : Effective 3. Number of
Monitoring Independent
(BDOUT) Commissioner (-
X5 :Change in )
Eksternal Tidak Signifikan
Auditor (CPA) 1. IO (-)
X6 : Ratio Total 2. Quality of
Accruals to Total Auditor
Aset (TATA) Eksternal (+)
X7 : Change in 3. ACOM (-)
Board Director 4. Change in
Jurnal (DCHANGE) Eksternal
Manajemen Vol. Auditor (-)
10 No. 2 5. DCHANGE (+)
21. Agustina dan Y : Kecurangan Analisis Signifikan
Pratomo (2019) Laporan Regresi 1. LEV (-)
Keuangan Logistik 2. IND (+)
X1 : LEV
X2 : IND Tidak Signifikan
X3 : AUDCHANGE 1. AUDCHANGE
Jurnal Ilmiah X4 : DCHANGE (+)
MEA Vol 3. No. X5 : CEOPIC 2. DCHANGE (-)
1 3. CEOPIC (-)
22. Kuncoro (2019) Y : Financial Analisis Signifikan
Statement Fraud Regresi 1. AUD (-)
X1 : Pressure Logistik 2. DCHANGE (-)
(ACHANGE)
X2 : Opportunity Tidak Signifikan
(BDOUT) 1. ACHANGE (-)
X3 : Rationalization 2. BDOUT (-)
Jurnal Ekonomi (AUD)
Bisnis Vol. 8 X4 : Capability
No. 5 (DCHANGE)
23. Pitaloka dan Y : Kecurangan Analisis Signifikan
Majidah (2019) Laporan Regresi 1. DAR (+)
Keuangan Logistik 2. BDOUT (-)
X1 : Financial
Target (ROA) Tidak Signifikan
X2 : Ineffective 1. ROA (-)
Monitoring 2. INVENTORY (+)
e-Proceeding of (BDOUT) 3. PA (-)
Management X3 : PA 4. DCHANGE (-)
Vol. 6 No. 1 X4 : DCHANGE
24. Suryani (2019) Y : Financial Analisis Signifikan
Statement Fraud Regresi 1. ACHANGE (+)
X1 : ACHANGE Linier 2. DIRCHG (-)
X2 : DIRCHG Berganda
Tidak Signifikan
Bersambung…
35

Tabel 2.1. (Lanjutan 7)


Jurnal Akuntansi X3 : AUDCHANGE 1. AUDCHANGE (-
Riset Vol. 11 )
No. 2

25. Achmad dan Y : Fraudulent Analisis Signifikan


Imang (2018) Financial regresi 1. ROA (+)
Reporting (FFR) linier 2. Capability (-)
Jurnal X1 : Financial berganda
Komunikasi Targets (ROA) Tidak Signifikan
Ilmiah X2 : Ineffective 1. Ineffective
Akuntansi monitoring monitoring (-)
Fakultas X3 : Rationalization 2. Rationalization
Ekonomi Vol. 4 X4: Capability (+)
No. 2
26. Septriani dan Y : Kecurangan Analisis Signifikan
Handayani Laporan regresi 1. ROA (+)
(2018) Keuangan linier 2. ACHANGE (-)
X1 : ROA berganda 3. BDOUT (-)
Jurnal X2 : ACHANGE 4. TATA (+)
Akuntansi, X3 : LEV
Keuangan dan X4 : BDOUT Tidak Signifikan
Bisnis Vol. 11 X5: TATA 1. Competence (-)
No. 1 X6: Competence
27. Nugraheni dan Y : Financial Analisis Signifikan
Triatmoko Statement Fraud regresi 1. ROA (+)
(2017) X1 : Financial logistik 2. LEV (-)
Targets (ROA)
X2: Ineffective Tidak Signifikan
Monitoring (BDIN) 1. ACHANGE (+)
Jurnal Akuntansi X3: Pergantian 2. BDIN (+)
dan Auditing Direksi 3. DCHANGE (-)
Vol. 14 No. 2 (DCHANGE)
28. Aprilia et al., Y : Fraudulent Analisis Signifikan
(2017) Financial Regresi 1. Ineffective
Statement Linear Monitoring (-)
X1 : Ineffective Berganda
Monitoring Tidak Signifikan
X2 : Rationalization 1. DCHANGE (+)
X3: Change in 2. Rationalization
JOM Fekon Vol. Director (+)
4 No. 1
29. Ardiyani dan Y : Financial Analisis Tidak Signifikan
Utaminingsih Statement Fraud Regresi 1. LEV (-)
(2015) X1 : External Logistik 2. INVENTORY (-)
Pressure (LEV) 3. TACC (+)
X2 : Kondisi Industri 4. Kualitas Audit
(INVENTORY) (+)

Bersambung…
36

Tabel 2.1. (Lanjutan 8)


Accounting X3 : Rationalization
Analysis Journal (TACC)
Vol. 4 No. 1 X4 : Kualitas Audit
30. Ratnasari dan Y : Financial Analisis Signifikan
Rofi (2020) Statement Fraud Regresi 1. ROA (+)
X1 : Financial Linier
Journal of Target Berganda Tidak Signifikan
Management X2 : Ineffective 1. BDOUT (+)
and Business Monitoring 2. TACC (-)
Review Vol. 17 X3 : Total Accrual 3. DCHA NGE (-)
No. 1 X4 : Capability
31. Nurrohman dan Y : Financial Analisis Signifikan
Hapsari (2020) Statement Fraud Regresi 1. TACC (-)
X1 : Pengawasan Linier
tidak efektif Berganda
e-Proceeding of X2 : Rasio Total data Tidak Signifikan
Management Akrual panel 1. BDOUT (-)
Vol. 7 No. 2 X3 : Pergantian 2. DCHANGE (-)
Direksi
32. Haninun & Y : Financial Analisis Signifikan
Habibburrahman Statement Fraud regresi 1. LEV (+)
(2022) X1 : ACHANGE linier 2. DCHANGE (+)
X2: ROA berganda
X3 : LEV Tidak Signifikan
X4 : Nature of 1. ACHANGE (+)
Industry 2. ROA (+)
Jurnal Akuntansi X5 : TACC 3. Nature Of
dan Keuangan X6 : DCHANGE Industry (+)
Vol. 13 No. 1 4. TACC (-)
Sumber: Nikmah, (2023); Farida et al., (2022); Sunardi dan Amin, (2018);
Solikhin dan Mutiara, (2023); Cahyani dan Annisa, (2021); Khairi
dan Alfarisi, (2019); Lestari dan Florensi, (2022); Achmad dan
Imang, (2018), Febrianto dan Fitriana (2020); Septriani dan
Handayani, (2018); I Made Alit Putra Utama, (2021); Nugraheni dan
Triatmoko, (2017); Aurora et al., (2022); Noviana et al., (2022);
Aprilia et al., (2017); Khoirunnisa et al., (2020); Nadia et al., (2023);
Lestari dan Nuratama, (2020).
37

2.4. Kerangka Pemikiran Teoritis


Kerangka pemikiran teoritis pada penelitian ini terlihat pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6.
Kerangka Pemikiran Teoritis

Tekanan
(ROA)
H1

Kesempatan
(BDOUT) H2
Kecurangan
H3 Laporan
Rasionalisasi Keuangan (FFR)
(TACC) H4

Kemampuan
(DCHANGE
)

Sumber: Nikmah, (2023); Solikhin dan Mutiara, (2023); Nadia et al., (2023),
Farida et al., (2022); Almujaddedi dan Hayati, (2022); Noviana et al.,
(2022); Haninun dan Habibburrahman (2022); Alvionika dan
Wahyu, (2021); Prakoso dan Wahyu, (2021); Handayani et al.,
(2021); Cahyani dan Annisa, (2021); Utama dan Yuniasi, (2021);
Sembiring dan Zulfiati, (2020); Febrianto dan Fitriana, (2020),
Khairi dan Alfarisi, (2019); Agustina dan Pratomo, (2019); Suryani
(2019); Septriyani dan Handayani (2018); Sunardi dan Amin, (2018)
kembangkan dalam penelitian ini.
2.5. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan pengaruh antar variabel, maka hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini sebagai berikut:
H1: Diduga Tekanan (ROA) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
iKecurangan Laporan Keuangan (FFR) pada Bank Umum Syariah di
iIndonesia periode 2016- 2022.
H2: Diduga Kesempatan (BDOUT) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
iKecurangan Laporan Keuangan (FFR) pada Bank Umum Syariah di Indonesia
iperiode 2016- 2022.
38

H3: Diduga Rasionalisasi (TACC) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap


Kecurangan Laporan Keuangan (FFR) pada Bank Umum Syariah di Indonesia
periode 2016- 2022.

H4: Diduga Kemampuan (DCHANGE) secara parsial berpengaruh signifikan


terhadap Kecurangan Laporan Keuangan (FFR) pada Bank Umum Syariah di
Indonesia periode 2016- 2022.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian


Penelitian terapan merupakan penelitian yang mengkaji permasalahan dan upaya
pemecahannya pada fenomena sosial atau bisnis yang ditemukan di lapangan.
Tujuan penelitian terapan adalah memberikan solusi atas permasalahan sosial atau
bisnis secara praktis. Penelitian terapan ini menekankan bukan pada pengembangan
teori atau gagasan baru, melainkan bagaimana menggunakan teori yang ada untuk
memecahkan permasalahan sosial atau bisnis yang sedang terjadi. Oleh sebab itu
hasil penelitian terapan dapat dirasakan secara langsung oleh perusahaan. Selain itu
karena penelitian terapan merupakan studi ilmiah, maka ketika peneliti mengkaji
suatu masalah tertentu yang terjadi pada perusahaan, peneliti akan mengembangkan
permasalahan berdasarkan pada fakta yang terkait dengan kesenjangan antara yang
diharapkan oleh perusahaan dengan yang sesungguhnya terjadi. Fakta ini berdasar
pada data numerik (angka–angka) yang dianalisis menggunakan pendekatan
statistik ataupun matematik. Pendekatan ini membuat fakta yang ada, yang tadinya
fenomena bisnis, menjadi realita yang dapat diklasifikasikan, konkrit, dapat diamati
dan dapat diukur. Pemaparan yang telah dijabarkan membuat penelitian terapan
termasuk ke dalam kategori scientific (quantitative) research atau penelitian ilmiah
(kuantitatif) (Sulistyorini, 2018:1-2).

Penelitian kausal merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengidentifikasi


hubungan sebab akibat. Tujuan penelitian kausal adalah memahami dan
menentukan mana variabel penyebab (variabel independen) dan mana variabel yang
menjadi akibat (variabel dependen), serta menentukan pola hubungan antara
variabel independen dan variabel dependen dengan menentukan arah pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen.

Penelitian ini akan menguji pengaruh Tekanan (ROA), Kesempatan (BDOUT),


Rasionalisasi (TACC), dan Kemampuan (DCHANGE) berpengaruh signifikan
terhadap Kecurangan Laporan Keuangan (FFR) pada Bank Umum Syariah di
Indonesia Periode 2016-2022.

40
41

3.2. Jenis Data Penelitian


Menurut Sulistyorini (2018:53), penentuan jenis data yang dibutuhkan dalam suatu
penelitian tergantung pada masalah penelitian yang akan dipecahkan. Data yang
digunakan dalam penelitian ini berdasarkan sumbernya adalah data sekunder, yang
diperoleh dari laporan tahunan Bank Umum Syariah di Indonesia yang
dipublikasikan melalui website masing-masing bank. Data sekunder merupakan
data yang sudah tersedia atau sudah menjadi laporan resmi perusahaan baik yang
sudah dipublikasikan maupun yang belum (Sulistyorini, 2018:53).

Data yang digunakan berdasarkan sifatnya yaitu data kuantitatif dengan skala rasio
dari Return On Asset (ROA), Jumlah Komisaris Independen (BDOUT), Total
Akrual (TACC), dan skala nominal dari Perubahan Direksi (DCHANGE) terhadap
kecurangan laporan keuangan (FFR). Data kuantitatif adalah data yang berupa
angka (Sulistyorini, 2018:53). Berdasarkan waktu pengambilannya, penelitian ini
menggunakan data panel, yaitu gabungan dari data Time Series dan Cross Section,
dimana data diambil berasal lebih dari satu perusahaan pada kurun waktu tertentu
atau lebih dari satu tahun. Berdasarkan skala data, penelitian ini menggunakan data
nominal (data yang tidak memiliki tingkatan, urutan, dan interval) dan data rasio
(data yang kategori yang diukur memiliki jarak dan dapat diperbandingkan)
(Sulistyorini, 2018:53).

3.3. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
dokumentasi. Studi dokumenter merupakan metode pengumpulan data di mana data
dikumpulkan dari hasil studi sebelumnya yang didokumentasi dalam bentuk
laporan, jurnal, dan lain sebagainya (Sulistyorini, 2018:58). Adapun data-data yang
dikumpulkan adalah laporan tahunan Bank Umum Syariah di Indonesia dari
periode 2016-2022 yang dipublikasikan melalui website masing-masing bank yang
di dalamnya memuat informasi mengenai pengungkapan kecurangan laporan
keuangan (FFR) informasi yang berkaitan dengan variabel bebas dalam penelitian
ini.
42

3.4. Populasi dan Sampel


3.4.1. Populasi
Menurut Sulistyorini (2018:49) Populasi adalah subjek/objek penelitian yang
diamati oleh peneliti karena memiliki karakteristik yang relevan dengan masalah
penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah di Indonesia.

Berdasarkan pengertian tersebut, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Bank
Umum Syariah di Indonesia yang terdaftar pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per
Februari tahun 2023 sebanyak 13 (tiga belas) seperti yang dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1.
Daftar Bank Umum Syariah di Indonesia yang terdaftar di OJK
No Bank Umum Syariah
1. PT Bank Aceh Syariah
2. PT BPD Riau Kepri Syariah
3. PT BPD Nusa Tenggara Barat Syariah
4. PT Bank Muamalat Indonesia
5. PT Bank Victoria Syariah
6. PT Bank Jabar Banten Syariah
7. PT Bank Syariah Indonesia, Tbk
8. PT Bank Mega Syariah
9. PT Bank Panin Dubai Syariah, Tbk
10. PT Bank KB Bukopin Syariah
11. PT BCA Syariah
12. PT Bank Tabungan Pensiun Nasional Syariah
13. PT Bank Aladin Syariah
Sumber: Statistik Perbankan Syariah, Februari 2023.

3.4.2. Sampel
Menurut Sulistyorini (2018:61) Sampel merupakan sebagian populasi yang diambil
oleh peneliti dengan satu syarat mutlak yang harus dipenuhi bahwa sampel yang
diambil harus representatif atau mampu mewakili populasi. Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling, yaitu teknik
pengambilan sampel berdasarkan tujuan tertentu (Sulistyorini, 2018:68). Adapun
kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bank Umum Syariah yang terdaftar pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak
tahun 2016-2022.
2. Bank Umum Syariah yang berturut-turut mempublikasikan laporan keuangan
tahunan dan telah diaudit selama periode 2016-2022.
43

3. Bank Umum Syariah yang tidak melakukan akuisisi atau merger pada tahun
2016-2022.
4. Bank Umum Syariah yang dapat memberikan informasi lengkap mengenai data
yang dibutuhkan dalam penelitian ini meliputi: Kecurangan Laporan Keuangan
(FFR), Tekanan (ROA), Kesempatan (BDOUT), Rasionalisasi (TACC), dan
Kemampuan (DCHANGE) dari tahun 2016-2022.

Berdasarkan kriteria tersebut, sampel dalam penelitian ini adalah 8 (Delapan) Bank
Umum Syariah terlihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2.
Daftar Sampel Bank Umum Syariah di Indonesia yang terdaftar di OJK
No Bank Umum Syariah
1. PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk
2. PT Bank Victoria Syariah
3. PT Bank Jabar Banten Syariah
4. PT Bank Mega Syariah
5. PT Bank Panin Dubai Syariah, Tbk
6. PT Bank KB Bukopin Syariah
7. PT BCA Syariah
8. PT Bank Tabungan Pensiun Nasional Syariah
Sumber: Statistik Perbankan Syariah, Februari 2023 (data diolah).

3.5. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel


3.5.1. Identifikasi Variabel
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis signifikansi pengaruh variabel
independen yang terdiri dari: Tekanan (ROA), Kesempatan (BDOUT),
Rasionalisasi (TACC), dan Kemampuan (DCHANGE) terhadap variabel dependen
Kecurangan Laporan Keuangan (FFR). Hubungan variabel independen dengan
variabel dependen adalah naik turunnya variabel dependen yang dipengaruhi oleh
pergerakan variabel independen.

3.5.2. Definisi Operasional Variabel


Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen (Y) yaitu Kecurangan
Laporan Keuangan (FFR) dan variabel independen (X) yaitu Tekanan (ROA),
Kesempatan (BDOUT), Rasionalisasi (TACC), dan Kemampuan (DCHANGE).
Adapun definisi operasional masing-masing variabel dapat dilihat pada Tabel 5.3.
44

Tabel 3.3.
Definisi Operasional Variabel
No Variabel Definisi Skala Metode Pengukuran
Operasional
1 Kecurangan Variabel: FFR yang Rasio Perhitungan modified jones model
Laporan diproksikan dengan (1995):
Keuangan manajemen laba 1. Menghitung total accrual
(FFR) (DA). Keterangan :

Discretionary TAit = Niit - CFOit


accruals (DA)
merupakan
Keterangan :
komponen akrual
hasil rekayasa TAit : Total akrual perusahaan i
manajerial dengan dalam periode t.
memanfaatkan Niit : Laba bersih perusahaan i
kebebasan dan pada periode t.
keleluasaan dalam CFOit : Arus kas operasi
estimasi dan perusahaan i pada periode t.
pemakaian standar 2. Mendapatkan data β1, β2, β3
akuntansi audit dengan regresi OLS pada
(Sulistyanto, persamaan berikut ini :
2008:164)
𝑇𝐴𝑖𝑡 1 ∆𝑅𝐸𝑉𝑖𝑡
= β1 + β2
𝐴𝑖𝑡−1 𝐴𝑖𝑡−1 𝐴𝑖𝑡−1
𝑃𝑃𝐸𝑖𝑡
+β3 +𝑒
𝐴𝑖𝑡−1

Keterangan :
Ait-1 : Total Aktiva Perusahaan I
pada periode t-1
∆𝑹𝑬𝑽it : selisih pendapatan pada
periode t
𝑷𝑷𝑬it : nilai aktiva tetap
perusahaan pada periode t
e : error
3. Memasukan ke dalam persamaan
berikut ini:

1 ∆𝑅𝐸𝑉𝑖𝑡
𝑁𝐷𝐴𝑖𝑡 = β1 ( ) + β2(
𝐴𝑖𝑡−1 𝐴𝑖𝑡−1

∆𝑅𝐸𝐶𝑖𝑡 𝑃𝑃𝐸𝑖𝑡
− ) + β3( )
𝐴𝑖𝑡−1 𝐴𝑖𝑡−1

Keterangan :
NDAit : Non discretionary
Bersambung….
45

Tabel 3.3. (Lanjutan 1)


Accrual perusahaan I pada
periode t
∆𝑹𝑬𝑪: selisih piutang pada
periode t dengan periode t-1
4. Menghitung discretionary
accruals

𝑇𝐴𝑖𝑡
DAit = − 𝑁𝐷𝐴𝑖𝑡
𝐴𝑖𝑡

Keterangan :
DAit : Discretionary Accrual
perusahaan i pada periode t
Ait : total aktiva perusahaan i
pada periode t
2 Tekanan Perbandingan laba Rasio
(ROA) terhadap jumlah
aktiva atau Return
On Asset adalah
ukuran kinerja
operasional yang 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
banyak digunakan 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 (𝑡)
𝑅𝑂𝐴 =
untuk 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡 (𝑡)
menunjukkan
seberapa efisien
aktiva telah bekerja
(Skousen et al.,
2009).
3 Kesempatan Effective Rasio
(BDOUT) Monitoring
merupakan suatu
keadaan
perusahaan dimana
terdapat internal 𝐽𝑚𝑙ℎ 𝐷𝑒𝑤𝑎𝑛
control yang baik 𝐾𝑜𝑚. 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛
Diproksikan 𝐵𝐷𝑂𝑈𝑇 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠
dengan rasio
jumlah komisaris
independen
(BDOUT).
(Skousen et al.
2009:10)
4 Rasionalisasi Rasionalisasi Rasio TACC = (Net Income – Cashflow
(TACC) merupakan from Operating
pencarian alasan Activities) / Total Assets
yang rasional dalam
melakukan tindak
Bersambung….
46

Tabel 3.3. (Lanjutan 2)


fraud dengan
penilaian yang
subjektif.
Diproksikan
dengan rasio total
akrual (TACC).
(Skousen et al.,
2009:13)
5 Kemampuan Capability adalah nomina Perubahan Direksi (DCHANGE)
(DCHANGE) tingkat kekuatan l selama 1 tahun.
seseorang yang 1 = ada perubahan CEO
dapat 0 = tidak ada perubahan CEO
mempengaruhi
kecurangan
pelaporan
keuangan
perusahaan
(Alvionika dan
Meiranto, 2021)

3.6. Analisis Statistik Deskriptif


Menurut Ghozali dan Ratmono (2018:31) uji statistik deskriptif dapat memberikan
gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari jumlah sampel (N), nilai
tertinggi (maximum), nilai terendah (minimum), nilai rata-rata (mean), dan standar
deviasi (standard deviation). Pada penelitian ini menggunakan statistik deskriptif
meliputi minimum, maximum, rata-rata (mean), dan standar deviasi.

3.7. Pengujian Data


3.7.1. Uji Normalitas
Menurut Ghozali dan Ratmono (2018:145) uji normalitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai
distribusi normal. Jika asumsi ini tidak terpenuhi maka hasil uji statistik menjadi
tidak valid. Pengujian normalitas residual yang digunakan adalah uji Jarque-Bera
(JB). Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal. Salah satu
cara mengetahui apakah nilai residual berdistribusi normal dengan melihat
probabilitas pada Jarque-Bera. Jika nilai probabilitas Jarque-Bera lebih kecil dari
taraf signifikansi 5 % (0,05) maka dapat dikatakan bahwa nilai residual tidak
berdistribusi normal atau asumsi normalitas pada model regresi tidak terpenuhi.
Namun jika nilai probabilitas Jarque-Bera (JB) lebih besar dari taraf signifikansi 5
47

% atau (0,05), maka dapat dikatakan bahwa data tersebut berdistribusi normal atau
regresi berganda memenuhi asumsi normalitas.

3.7.2. Uji Asumsi Klasik


Uji asumsi klasik bertujuan untuk memberikan kepastian bahwa model regresi
linier berganda yang diestimasikan memiliki ketepatan dalam estimasi tidak bias
dan konsisten. Model regresi linier, khususnya regresi berganda dapat disebut
sebagai model yang baik jika model tersebut memenuhi kriteria Best Linear
Unbiased Estimator (BLUE) atau model regresi linier berganda yang terbaik dan
tidak bias (Sulistyorini, 2018:88). Kriteria BLUE dapat dicapai jika memenuhi
syarat asumsi klasik. Dengan demikian agar tujuan tersebut dapat terpenuhi, maka
harus dilakukan 3 (tiga) pengujian asumsi klasik sebagai berikut:

3.7.2.1. Uji Multikolinieritas


Menurut Ghozali dan Ratmono (2018:71-72), uji multikolinearitas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-
variabel tersebut tidak orthogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen
yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk
mengetahui terjadi multikolinearitas perlu menganalisis hasil korelasi antara dua
variabel independen yang melebihi 0,80 dapat menjadi pertanda bahwa
multikolinearitas merupakan terjadi multikolinearitas pada model regresi.

3.7.2.2. Uji Heteroskedastisitas


Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali
dan Ratmono, 2018:85). Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Pengujian pada penelitian ini menggunakan uji Glejser dengan
cara membandingkan nilai absolute residual dengan variabel independen lainya.
Data terbebas dari masalah heteroskedastisitas jika nilai signifikan antara variabel
independennya lebih dari > 0,05 (Ghozali dan Ratmono, 2018:91).
48

3.7.2.3. Uji Autokorelasi


Uji asumsi autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali dan Ratmono, 2018:121).
Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Penelitian ini
menggunakan uji Durbin Watson (DW test). Pengambilan keputusan ada tidaknya
autokorelasi dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4.
Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi (+) Tolak 0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi (+) No decision dl < d < du
Tidak ada autokorelasi (-) Tolak 4-dl < d < 4
Tidak ada autokorelasi (+) No decision 4-du < d < 4-dl
Tidak ada autokorelasi (+) Tidak ditolak du < 4 < 4-du
atau (-)
Sumber: Ghozali dan Ratmono (2018).

3.8. Model Regresi Data Panel


Penelitian ini menggunakan model analisis regresi linier berganda data panel.
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel
independen meliputi Tekanan (ROA), Kesempatan (BDOUT), Rasionalisasi
(TACC), Kemampuan (DCHANGE) terhadap variabel dependen yaitu Kecurangan
Laporan Keuangan (FFR). Sementara data panel merupakan gabungan data periode
(time series) dan data objek (cross section). Data cross section adalah data yang
dikumpulkan dalam satu waktu tertentu pada satu atau lebih subjek penelitian,
sementara data time series merupakan data yang dikumpulkan dari lebih dari satu
periode waktu atau runtut waktu terhadap satu subjek penelitian (Ghozali and
Ratmono, 2018:195). Alat uji yang digunakan adalah Eviews 12.

Adapun model analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini diformulasikan
sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e …………………………. (8)

Keterangan
Y = Variabel Dependen (FFR).
49

a = Konstanta.
b1 = Koefisien Regresi variabel Tekanan (ROA).
b2 = Koefisien Regresi variabel Kesempatan (BDOUT).
b3 = Koefisien Regresi variabel Rasionalisasi (TACC).
b4 = Koefisien Regresi variabel Kemampuan (DCHANGE).
X1 = Variabel Tekanan (ROA).
X2 = Variabel Kesempatan (BDOUT).
X3 = Variabel Rasionalisasi (TACC).
X4 = Variabel Kemampuan (DCHANGE).
e = error term.

3.9. Estimasi Model Regresi Data Panel


Menurut Sulistyorini (2018:118) terdapat tiga metode yang biasa digunakan untuk
mengestimasi regresi menggunakan data panel, yaitu:

3.9.1. Common Effect Model (CEM)


Intersep dan slope diasumsikan tetap untuk semua periode waktu dan seluruh
subjek penelitian. Dengan kata lain pendekatan common effect model digunakan
untuk mengestimasi model regresi linier berganda data panel dengan
mengkombinasikan data cross section dan time series sebagai satu kesatuan tanpa
melihat adanya perbedaan waktu (time series) dan objek penelitian (cross section).

3.9.2. Fixed Effect Model (FEM)


Metode ini mengasumsikan bahwa koefisien slope sama dan koefisien intersep
berbeda antar objek penelitian (data cross section) tetapi intersep sama antar waktu
(data time series). Pendekatan ini digunakan untuk mengatasi kelemahan dari
pendekatan common effect model, untuk itu dalam pendekatan ini ditambahkan
variabel dummy agar dapat dihasilkan koefisien slope yang berbeda antar objek
penelitian (data cross section). Oleh sebab itu pendekatan ini dikenal dengan nama
lain Least Square Dummy Variable model.

3.9.3. Random Effect Model (REM)


Jika koefisien slope sama dan intersep berbeda antar objek penelitian (data cross
section) dan antar waktu (data time series). Pendekatan ini digunakan untuk
50

mengatasi kelemahan pada pendekatan fixed effect model. Untuk itu pendekatan ini
memasukkan parameter yang berbeda antara data cross section dan time series ke
dalam error. Oleh sebab itu pendekatan ini disebut sebagai pendekatan Error
Component Model.

3.10. Metode Memilih Model Terbaik dalam Regresi Data Panel


Menurut Sulistyorini (2018:129) dalam upaya mendapatkan estimasi model regresi
linier berganda data panel yang paling tepat, dilakukan tiga jenis uji yaitu:

3.10.1. Uji Chow


Uji ini dilakukan untuk menganalisis model mana yang lebih mampu menghasilkan
model estimasi terbaik antara pendekatan Common Effect Model atau Fixed Effect
Model. Uji Chow dilakukan dengan melihat besarnya p-value Cross section Chi
Square dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jika p-value Cross section Chi Square > 0,05. Hal ini berarti Pooled Least
Square atau Common Effect Model lebih baik dari pada Fixed Effect Model
dalam mengestimasi model regresi linier berganda data panel.
2. Jika p-value Cross section Chi Square < 0,05. Hal ini berarti Fixed Effect Model
lebih baik dari pada Common Effect Model dalam mengestimasi model regresi
linier berganda data panel.
3.10.2. Uji Hausman
Uji ini dilakukan untuk menganalisis model mana yang lebih mampu menghasilkan
estimasi model terbaik antara pendekatan Fixed Effect Model ataukah Random
Effect Model. Uji ini didasarkan pada asumsi bahwa bahwa Least Squares Dummy
Variables (LSDV) dalam Fixed Effect Model dan Generalized Least Squares (GLS)
dalam Random Effect Model adalah efisien sedangkan Ordinary Least Squares
(OLS) dalam Common Effect Model tidak efisien. Uji Hausman dilakukan dengan
melihat besarnya p-value pada Cross Section Random.
1. Jika p-value Cross Section Random > 0,05. Hal ini berarti Random Effect Model
lebih baik dari pada Fixed Effect Model dalam mengestimasi model regresi linier
berganda data panel.
2. Jika p-value Cross Section Random < 0,05. Hal ini berarti Fixed Effect Model
lebih baik dari pada Random Effect Model dalam mengestimasi model regresi
linier berganda data panel.
51

3.10.3. Uji Lagrange Multiplier (LM)


Uji ini dilakukan untuk menganalisis manakah yang lebih mampu menghasilkan
estimasi model terbaik antara pendekatan Fixed Effect Model atau Common Effect
Model. Uji LM dilakukan dengan cara melihat nilai p–value pada Cross Section
Breusch-Pagan.
1. Jika p-value Cross Section Breusch-Pagan > 0,05. Hal ini berarti Common Effect
Model lebih baik dari pada Random Effect Model dalam mengestimasi model
regresi linier berganda data panel.
2. Jika p-value Cross Section Breusch-Pagan < 0,05. Hal ini berarti Random Effect
Model lebih baik dari pada Common Effect Model dalam mengestimasi model
regresi linier berganda data panel.

3.11. Teknik Analisis Data


Pengujian ini bertujuan mengukur ketepatan fungsi regresi dalam menaksir nilai
aktual yang diukur dari goodness of fit. Perhitungan statistik dapat dikatakan
signifikan apabila nilai uji statistik berada pada daerah di mana H0 ditolak dan atau
sebaliknya dikatakan tidak signifikan apabila nilai uji statistik berada dalam daerah
di mana H0 tidak ditolak (Ghozali and Ratmono, 2018). Secara statistik, hal ini
dapat diukur melalui uji F, uji koefisien determinasi (R2), dan uji t.

3.11.1. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)


Uji F merupakan uji kelayakan yang digunakan untuk menilai model yang
diestimasi layak digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen sebagai suatu model yang utuh, yang diharapkan
sebagai model yang digunakan untuk memecahkan masalah penelitian. Secara
statistik uji ini disebut uji simultan, yaitu apakah seluruh variabel independen
berpengaruh terhadap variabel dependen. Menurut Ghozali dan Ratmono (2018:56)
uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama atau simultan
terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan hipotesis uji F dalam
penelitian ini dengan tingkat signifikansi 0,05 (α = 5 %) sebagai berikut:
1. Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya variabel independen
secara simultan mempengaruhi variabel dependen.
52

2. Jika Fhitung < Ftabel maka H0 ditolak dan Ha ditolak, artinya variabel independen
secara simultan tidak mempengaruhi variabel dependen.

3.11.2. Uji Koefisien Determinasi (R2)


Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk menguji seberapa besar
kemampuan semua variabel independen yang digunakan dalam regresi untuk
memprediksi variabel dependennya. Menurut Ghozali dan Ratmono (2018:55)
koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variabel-variabel dependen. Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen sangat terbatas. Nilai koefisien determinasi dapat diukur oleh nilai R2 jika
variabel bebas hanya satu, sedangkan jika variabel independennya lebih dari satu
maka digunakan adjusted R2. Nilai adjusted R2 dapat naik atau turun berdasarkan
signifikansi variabel independen.

3.11.3. Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t)


Uji t merupakan uji kelayakan model yang digunakan untuk mengetahui apakah
secara masing-masing atau individu variabel independen yang terdapat di dalam
model yang digunakan dalam memprediksi variabel dependen. Menurut Ghozali
dan Ratmono (2018:57) uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa besar pengaruh
satu variabel independen terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel
independen lainnya konstan atau untuk menunjukkan tingkat signifikansi.

Menurut Ghozali dan Ratmono (2018:57) uji t pada dasarnya menunjukkan


seberapa besar pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen
dengan menganggap variabel independen lainnya konstan atau untuk menunjukkan
tingkat signifikansi. Pengujian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel
independen (ROA, BDOUT, TACC, dan DCHANGE) terhadap variabel dependen
(FFR) secara terpisah.

Adapun Kriteria uji t adalah sebagai berikut:


1. Jika thitung > ttabel atau signifikansi < 0,05, artinya variabel independen secara
parsial berpengaruh signifikan variabel dependen.
2. Jika thitung < ttabel atau signifikansi > 0,05, artinya variabel independen secara
parsial berpengaruh tidak signifikan variabel dependen.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian


Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah di Indonesia yang
terdaftar pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Februari tahun 2023 yaitu
sebanyak 13 (tiga belas) Bank Umum Syariah. Dari 13 Bank Umum Syariah ini,
digunakan metode purposive sampling untuk mendapatkan sampel Bank Umum
Syariah yang memenuhi syarat untuk penelitian ini. Proses seleksi sampel dapat
dilihat pada Tabel 4.1

Tabel 4.1.
Proses Seleksi Sampel
No Kriteria Jumlah
1. Bank Umum Syariah yang menyajikan laporan tahunan dan telah 13
di audit dari tahun 2016-2022.
2. Bank Umum Syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan 10
(OJK) dari tahun 2016-2022.
3. Bank Umum Syariah yang tidak mengalami akuisisi pada tahun 8
2016-2022.
4. Bank Umum Syariah yang dapat memberikan informasi lengkap 8
mengenai data yang dibutuhkan dalam penelitian ini meliputi
ROA, BDOUT, TACC, DCHANGE, dan FFR dari tahun 2016-
2022.
Jumlah Sampel Penelitian (7 x 8) 56
Sumber: www.ojk.go.id, tahun 2023.
Berdasarkan Tabel 4.1., maka Bank Umum Syariah yang memenuhi kriteria
purposive sampling pada penelitian ini adalah 8 (delapan) Bank Umum Syariah
yang meliputi: Bank Muamalat Indonesia, Bank Victoria Syariah, BJBS Syariah,
Bank Mega Syariah, Bank Panin Dubai Syariah, Bank Bukopin Syariah, BCA
Syariah, dan BTPN Syariah. Total data pada penelitian ini adalah 56 data yang
diperoleh dari laporan keuangan tahunan Bank Umum Syariah di atas dari tahun
2016- 2022.

Berikut sejarah singkat Bank Umum Syariah yang digunakan sebagai sampel dalam
penelitian ini, sebagai berikut:

54
55

4.1.1. PT Bank Muamalat Indonesia


PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI) (“BMI”, “Bank”) merupakan bank
pertama di Indonesia yang menggunakan konsep perbankan secara Syariah.
Perseroan didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 1 tanggal 1 November 1991
Masehi atau 24 Rabiul Akhir 1412 Hijriah, dibuat dihadapan Yudo Paripurno, SH,
Notaris, di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah memperoleh pengesahan Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-2413.HT.01.01
tahun 1992 tanggal 21 Maret 1992 dan telah didaftarkan pada kantor Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 30 Maret 1992 di bawah No. 970/1992 serta
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 34 tanggal 28 April 1992
tambahan No. 1919A.

BMI didirikan atas gagasan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ikatan
Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan pengusaha muslim yang kemudian
mendapat dukungan dari Pemerintah Republik Indonesia. Perseroan mulai
beroperasi tanggal 1 Mei 1992/27 Syawal 1412 H dan tanggal tersebut juga
ditetapkan sebagai hari lahir Perseroan. Perseroan memperoleh izin untuk
beroperasi sebagai bank umum berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI
Nomor 1223/MK.013/1991 tanggal 5 November 1991 dan Surat Keputusan
Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 430/KMK.013/1992 tentang Pemberian
Izin Usaha Perseroan di Jakarta tanggal 24 April 1992, sebagaimana diubah dengan
Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 131/KMK.017/1995 tentang Perubahan
Keputusan Menteri Keuangan No. 430/KMK.013/1992 tentang Pemberian Izin
Usaha Perseroan tanggal 30 Maret 1995 yang dalam keputusannya memberikan izin
kepada Perseroan untuk dapat melakukan usaha sebagai bank umum berdasarkan
prinsip syariah.

Bank Muamalat merupakan perusahaan publik yang sahamnya tidak tercatat di


Bursa Efek Indonesia (BEI) dan secara resmi beroperasi sebagai Bank Devisa sejak
tanggal 27 Oktober 1994 berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.
27/76/KEP/DIR tentang Penunjukan PT Bank Muamalat Indonesia Menjadi Bank
Devisa tanggal 27 Oktober 1994.
56

BMI terus berinovasi dengan mengeluarkan produk-produk keuangan syariah


seperti Sukuk Subordinasi Mudharabah, Asuransi Syariah (Asuransi Takaful),
Dana Pensiun Lembaga Keuangan Muamalat (DPLK Muamalat)
dan multifinance syariah (Al-Ijarah Indonesia Finance) yang seluruhnya menjadi
terobosan baru di Indonesia. Seluruh produk-produk itu menjadi pionir produk
syariah di Indonesia dan menjadi tonggak sejarah penting di industri perbankan
syariah. Seiring kapasitas Bank yang semakin besar dan diakui, BMI kian
melebarkan sayap dengan terus menambah jaringan kantor cabangnya tidak hanya
di seluruh Indonesia, akan tetapi juga di luar negeri.

Bank Muamalat Indonesia melakukan rebranding pada logo Bank untuk semakin
meningkatkan awareness terhadap image sebagai Bank Syariah Islami, Modern
dan Profesional. Bank pun terus merealisasikan berbagai pencapaian serta prestasi
yang diakui, baik secara nasional maupun internasional. Kini, dalam memberikan
layanan terbaiknya, BMI beroperasi bersama beberapa entitas asosiasi dan
afiliasinya yaitu Al- Ijarah Indonesia Finance (ALIF) yang memberikan layanan
pembiayaan syariah, (DPLK Muamalat) yang memberikan layanan dana pensiun
melalui Dana Pensiun Lembaga Keuangan, Muamalat Institute yaitu lembaga yang
mengembangkan, mensosialisasikan dan memberikan pendidikan mengenai sistem
ekonomi syariah kepada masyarakat, dan Baitulmaal Muamalat yang memberikan
layanan untuk menyalurkan dana Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS)
(www.bankmamalat.co.id).

4.1.2. PT Bank Victoria Syariah


Bank Victoria Syariah didirikan pertama kalinya dengan nama PT Bank Swaguna
berdasarkan Akta Nomor 9 tanggal 15 April 1966. Akta tersebut kemudian diubah
dengan Akta Perubahan Anggaran Dasar Nomor 4 tanggal 5 September 1967 yang
telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (d/h
Menteri Kehakiman) berdasarkan Surat Keputusan Nomor JA.5/79/5 tanggal 7
November 1967 dan telah didaftarkan pada Daftar Perusahaan di Kantor Panitera
Pengadilan Negeri I di Cirebon masing-masing di bawah Nomor 1/1968 dan Nomor
2/1968 pada tanggal 10 Januari 1968, serta telah diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia Nomor 42 tanggal 24 Mei 1968.
57

PT Bank Swaguna diubah namanya menjadi PT Bank Victoria Syariah sesuai


dengan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Nomor 5 tanggal 6 Agustus
2009 yang dibuat dihadapan Erni Rohainin, S.H., MBA, Notaris Daerah Khusus
Ibukota Jakarta yang berkedudukan di Jakarta Selatan. Perubahan kegiatan usaha
Bank Victoria Syariah dari Bank Umum Konvensional menjadi Bank Umum
Syariah telah mendapatkan izin berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia
Nomor 12/8/KEP.GBI/DpG/2010 tertanggal 10 Februari 2010.

Bank Victoria Syariah mulai beroperasi dengan prinsip syariah sejak tanggal 1
April 2010. Adapun kepemilikan saham Bank Victoria pada Bank Victoria Syariah
adalah sebesar 99,99 %. Dukungan penuh dari perusahaan induk PT Bank Victoria
International Tbk telah membantu tumbuh kembang Bank Victoria Syariah yang
selalu terus berkomitmen untuk membangun kepercayaan nasabah dan masyarakat
melalui pelayanan dan penawaran produk yang sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah serta mampu dalam memenuhi kebutuhan nasabah
(www.bankvictoriasyariah.co.id).

4.1.3. PT Bank Jabar Banten Syariah


Pendirian Bank Jabar Banten Syariah diawali dengan pembentukan divisi atau Unit
Usaha Syariah oleh Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten pada
tanggal 20 Mei 2000, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Jawa
Barat yang mulai tumbuh keinginannya untuk menggunakan jasa perbankan
syariah. Setelah 10 (sepuluh) tahun operasional Unit Usaha syariah, manajemen
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten berpandangan bahwa untuk
mempercepat pertumbuhan usaha syariah serta mendukung program Bank
Indonesia yang menghendaki peningkatan share perbankan syariah, maka dengan
persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat dan Banten diputuskan untuk menjadikan Unit Usaha Syariah menjadi
Bank Umum Syariah.

Bank Jabar Banten Syariah merupakan bank yang memiliki tanggung jawab besar
sebagai salah satu pelaku ekonomi Indonesia untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat luas agar mereka menjadi sumber daya nasional yang tangguh dan
58

terbaik dengan memberikan edukasi perbankan yang baik, benar, dan sesuai dengan
Syariah (www.bjbsyariah.co.id).

4.1.4. PT Bank Mega Syariah


Berawal dari PT Bank Umum Tugu (Bank Tugu). Bank umum yang didirikan pada
14 Juli tahun 1990 melalui Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 1046/KMK/013/1990 tersebut, diakuisisi CT Corpora (Para Group) melalui
Mega Corpora (PT Para Global Investindo) dan PT Para Rekan Investama pada
2001. Sejak awal, para pemegang saham menginginkan untuk mengonversi Bank
Umum Konvensional itu menjadi Bank Umum Syariah. Keinginan tersebut
terlaksana ketika Bank Indonesia mengizinkan Bank Tugu dikonversi menjadi bank
syariah melalui Keputusan Deputi Gubernur Bank Indonesia Nomor
6/10/KE.DpG/2004 menjadi PT Bank Syariah Mega Indonesia pada tanggal 27 Juli
2004, sesuai dengan Keputusan Deputi Gubernur Bank Indonesia Nomor
6/11/KE.DpG/2004. Pengkonversian tersebut dicatat dalam sejarah perbankan
Indonesia sebagai upaya pertama pengkonversian Bank Umum Konvensional
menjadi Bank Umum Syariah.

Pada 25 Agustus 2004, Bank Syariah Mega Indonesia resmi beroperasi. Sejak 2
November 2010 sampai dengan sekarang, melalui Keputusan Gubernur Bank
Indonesia Nomor 12/75/KEP.GBI/DpG/2010, PT Bank Syariah Mega Indonesia
berganti nama menjadi PT Bank Mega Syariah. Komitmen perusahaan dibuktikan
dengan terus memperkuat modal bank. Dengan demikian, Bank Mega Syariah akan
mampu memberikan pelayanan terbaik dalam menghadapi persaingan yang
semakin ketat dan kompetitif di industri perbankan nasional.

Pada tahun 2008, Bank Mega Syariah mulai memasuki pasar perbankan mikro dan
gadai. Strategi tersebut ditempuh karena ingin berperan lebih besar dalam
peningkatan perekonomian umat yang mayoritas memang berbisnis di sektor usaha
mikro dan kecil. Sejak 16 Oktober 2008, Bank Mega Syariah telah menjadi bank
devisa. Status bank devisa telah memperluas jangkauan bisnis bank, sehingga tidak
hanya menjangkau ranah domestik, tetapi juga ranah internasional. Strategi
perluasan pasar dan status bank devisa akhirnya semakin memantapkan posisi Bank
59

Mega Syariah sebagai salah satu Bank Umum Syariah terbaik di Indonesia
(www.megasyariah.co.id).

4.1.5. PT Bank Panin Dubai Syariah


Bank Panin Syariah didirikan di Malang tanggal 08 Januari 1972 dengan nama PT
Bank Pasar Bersaudara Djaja. Bank Panin Syariah beberapa kali melakukan
perubahan nama, antara lain: PT Bank Pasar Bersaudara Djaja, per 08 Januari 1972.
PT Bank Bersaudara Jaya, per 08 Januari 1990. PT Bank Harfa, per 27 Maret 1997.
PT Bank Panin Syariah, per 03 Agustus 2009. Bank Panin Syariah memperoleh izin
operasi syariah dari Bank Indonesia tanggal 6 Oktober 2009 dan kemudian resmi
beroperasi sebagai bank syariah pada tanggal 02 Desember 2009. Induk usaha Bank
Panin Syariah adalah Bank Panin Indonesia (Bank Panin), dan induk usaha terakhir
adalah Panin Investment. Pemegang saham yang memiliki 5 % atau lebih saham
Bank Panin Syariah yaitu Bank Panin (induk usaha) sebesar 51,86 % dan Dubai
Islamic Bank PJSC-2048594000 sebesar 39,50 %.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Bank Panin
Syariah adalah menjalankan kegiatan jasa umum perbankan dengan prinsip syariah.
Pada tanggal 30 Desember 2013, Bank Panin Syariah memperoleh pernyataan
efektif dari Otoritas Jasa Keuangan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana
Saham Bank Panin Syariah atau Initial Public Offering (IPO) kepada masyarakat
sebanyak 4.750.000.000 dengan nilai nominal Rp 100,- per saham dengan harga
penawaran Rp 100,- per saham disertai dengan Waran Seri I yang diberikan secara
cuma-cuma sebagai insentif sebanyak 950.000.000 dengan pelaksanaan sebesar Rp
110,- per saham (www.paninbanksyariah.co.id).

4.1.6. PT Bank Syariah Bukopin


Bank Syariah Bukopin sebagai bank yang beroperasi dengan prinsip syariah yang
bermula masuknya konsorsium Bank Bukopin dengan diakuisisinya Bank
Persyarikatan Indonesia oleh Bank Bukopin. Proses akuisisi berlangsung secara
bertahap sejak 2005 hingga 2008, dimana Bank Persyarikatan Indonesia yang
sebelumnya bernama Bank Swansarindo Internasional yang didirikan di
Samarinda, Kalimantan Timur berdasarkan Akta Nomor 102 tanggal 29 Juli 1990
yang merupakan bank umum. Memperoleh Surat Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 1.659/ KMK.013/1990 tanggal 31 Desember 1990 tentang Pemberian Izin
60

Peleburan Usaha 2 (dua) Bank Pasar dan Peningkatan Status Menjadi Bank Umum
dengan nama Bank Swansarindo Internasional yang memperoleh kegiatan operasi
berdasarkan surat Bank Indonesia Nomor 24/1/UPBD/PBD2/Smr tanggal 1 Mei
1991 tentang Pemberian Izin Usaha Bank Umum dan Pemindahan Kantor Bank.
Pada tahun 2001 sampai akhir 2002 proses akuisisi oleh Organisasi
Muhammadiyah dan sekaligus perubahan nama Bank Swansarindo Internasional
menjadi Bank Persyarikatan Indonesia yang memperoleh persetujuan dari Bank
Indonesia Nomor 5/4/KEP. DGS/2003 tanggal 24 Januari 2003 yang dituangkan ke
dalam akta nomor 109 Tanggal 31 Januari 2003. Dalam perkembangannya
kemudian Bank Persyarikatan Indonesia melalui tambahan modal dan asistensi oleh
Bank Bukopin, maka pada tahun 2008 setelah memperoleh izin kegiatan usaha bank
umum yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah melalui Surat Keputusan
Gubernur Bank Indonesia Nomor 10/69/KEP.GBI/DpG/2008 tanggal 27 Oktober
2008 tentang Pemberian Izin Perubahan Kegiatan Usaha Bank Konvensional
Menjadi Bank Syariah, dan Perubahan Nama PT Bank Persyarikatan Indonesia
menjadi PT Bank Syariah Bukopin dan efektif beroperasi tanggal 9 Desember 2008
(www.kbbukopinsyariah.com).

4.1.7. PT BCA Syariah


Perkembangan perbankan syariah yang tumbuh cukup pesat dalam beberapa tahun
terakhir menunjukkan minat masyarakat mengenai ekonomi syariah semakin
bertambah. Untuk memenuhi kebutuhan nasabah akan layanan syariah, maka
berdasarkan akta Akuisisi Nomor 72 tanggal 12 Juni 2009 yang dibuat dihadapan
Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M. Si, PT Bank Central Asia mengakuisisi PT
Utama Internasional Bank yang nantinya menjadi PT Bank BCA Syariah.
Selanjutnya berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan di Luar Rapat Perseroan
Terbatas Utama Internasional Bank Nomor 49 yang dibuat dihadapan Notaris Pudji
Rezeki Irawati, S.H., tanggal 16 Desember 2009 tentang perubahan kegiatan usaha
dan perubahan nama dari PT Bank UIB menjadi PT Bank BCA Syariah. Akta
perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia
dalam Surat Keputusan Nomor AHU-01929. AH.01.02 tanggal 14 Januari 2010.
Pada tanggal yang sama telah dilakukan penjualan 1 lembar saham ke BCA
Finance, sehingga kepemilikan saham sebesar 99,9997 % dimiliki oleh Bank
61

Central Asia dan 0,0003 % dimiliki oleh BCA Finance. Perubahan kegiatan usaha
dari Bank Umum Konvensional menjadi Bank Umum Syariah dikukuhkan oleh
Gubernur Bank Indonesia melalui Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor
12/13/KEP.GBI DG/2010 tanggal 2 Maret 2010. Dengan memperoleh izin tersebut,
pada tanggal 5 April 2010 Bank BCA Syariah resmi beroperasi sebagai Bank
Umum Syariah (www.bcasyariah.co.id).

4.1.8. PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah


Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah adalah anak perusahaan Bank
Tabungan Pensiunan Nasional, dengan kepemilikan saham 70 %. Bank beroperasi
berdasarkan prinsip inklusi keuangan dengan menyediakan produk dan jasa
keuangan kepada masyarakat terpencil yang belum terjangkau serta segmen
masyarakat pra sejahtera. Selain menyediakan akses layanan keuangan kepada
masyarakat. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah juga menyediakan
pelatihan keuangan sederhana untuk membantu mata pencaharian nasabahnya agar
dapat terus berlanjut serta membina masyarakat yang lebih sehat melalui Program
Daya Bank Tabungan Pensiunan Nasional.
Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah dibentuk dari konversi Bank Sahabat
Purba Danarta (Bank Sahabat) yang berpusat di Semarang menjadi Bank Syariah
dan kemudian spin off Unit Usaha Syariah Bank Tabungan Pensiunan Nasional ke
bank syariah yang baru ini. Bank Sahabat didirikan pada tahun 1991 dengan lisensi
bank non devisa. Bank Tabungan Pensiunan Nasional kemudian mengakuisisi 70
% saham di Bank Sahabat pada 30 Januari 2014 dan mengkonversinya menjadi
bank syariah berdasarkan keputusan Otoritas Jasa Keuangan tertanggal 22 Mei
2014. Unit Usaha Syariah di Bank Tabungan Pensiunan Nasional, yang dibentuk
pada bulan Maret tahun 2008, spin off ke bank syariah yang baru pada 14 Juli 2014.
Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah menaikkan Standard Governance
Bank dengan melakukan Initial Public Offering (IPO) pada 8 Mei 2018
(www.btpnsyariah.com).

4.2. Statistik Deskriptif


Statistik deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk menyajikan data
kuantitatif yang berisi minimum, mean, standard deviation, serta jumlah sampel
penelitian (observation). Jika range data suatu variabel besar, maka nilai standar
62

deviasi tiap variabelnya akan bernilai lebih besar dibandingkan dengan nilai mean.
Artinya data variabel memiliki sebaran yang luas dan bersifat heterogen.
Sebaliknya jika range data kecil, standar deviasinya akan bernilai lebih kecil
dibandingkan nilai mean, yang artinya variabel tersebut memiliki sebaran yang
kecil dan bersifat homogen.

Hasil statistik deskriptif dengan data yang diolah untuk Kecurangan Laporan
Keuangan (FFR), Tekanan (ROA), Kesempatan (BDOUT), Rasionalisasi (TACC),
Kemampuan (DCHANGE) dengan program Eviews 12 ditunjukkan pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2.
Hasil Uji Statistik Deskriptif
FFR (Y) ROA (X1) BDOUT (X2) TACC (X3) DCHANGE (X4)
Mean 0.210750 0.011768 0.603321 -0.050000 0.642857
Median 0.031500 0.004300 0.667000 -0.015000 1.000000
Maximum 1.000000 0.135800 1.000000 0.185000 1.000000
Minimum -0.352000 -0.107700 0.000000 -1.332000 0.000000
Std. Dev. 0.403582 0.045013 0.213754 0.208549 0.483494
Observations 56 56 56 56 56
Sumber: Data Sekunder, diolah dengan Eviews 12 (2023).

Berdasarkan Tabel 4.2., diketahui bahwa jumlah data dalam setiap variabel adalah
56 (lima puluh enam) data. Data tersebut berasal dari laporan tahunan 8 (delapan)
Bank Umum Syariah dari tahun 2016-2022. Adapun uraian hasil analisis deskriptif
adalah sebagai berikut:

1. Kecurangan Laporan Keuangan (FFR) sebagai variabel Y memiliki nilai


minimum sebesar -0.352000 dan nilai maksimum sebesar 1.000000. Nilai mean
sebesar 0.210750 dengan nilai standar deviasi sebesar 0.403582. Dengan nilai
standar deviasi lebih besar dari nilai mean, menandakan variabel kecurangan
laporan keuangan (FFR) menyebar dari nilai mean. Sehingga menunjukan
variabel kecurangan laporan keuangan (FFR) bersifat heterogen.
2. Tekanan (ROA) sebagai variabel X1 memiliki nilai minimum sebesar -0.107700
dan nilai maksimum sebesar 0.135800. Nilai mean sebesar 0.011768 dengan
nilai standar deviasi sebesar 0.045013. Dengan nilai standar deviasi lebih besar
dari nilai mean, menandakan variabel tekanan (ROA) menyebar dari nilai mean,
artinya variabel tekanan (ROA) bersifat heterogen.
65

4.4. Uji Asumsi Klasik


Uji asumsi klasik bertujuan untuk memberikan kepastian bahwa model regresi
linier berganda yang diestimasikan memiliki ketepatan dalam estimasi tidak bias
dan konsisten. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari uji
multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas.

4.4.1. Uji Multikolinearitas


Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen (Ghozali dan
Ratmono, 2018:71). Hasil pengujian multikolinieritas dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3.
Hasil Pengujian Multikolinieritas
ROA BDOUT TACC DCHANGE
ROA 1.0000 -0.0189 -0.1500 -0.2369
BDOUT -0.0189 1.0000 -0.0615 0.0625
TACC -0.1501 -0.0615 1.0000 0.1643
DCHANGE_ -0.2369 0.0625 0.1643 1.0000
Sumber: Data Sekunder, diolah dengan Eviews 12 (2023).
Berdasarkan Tabel 4.3., Diperoleh korelasi antar variabel independent masing-
masing sebesar:
1. Korelasi antara ROA dengan BDOUT sebesar -0.0189
2. Korelasi antara ROA dengan TACC sebesar -0.1500
3. Korelasi antara ROA dengan DCHANGE sebesar -0.2369
4. Korelasi antara BDOUT dengan TACC sebesar -0.0615
5. Korelasi antara BDOUT dengan DCHANGE sebesar 0.0625
6. Korelasi antara TACC dengan DCHANGE sebesar 0.1643

Kesimpulan dari hasil uji multikolinieritas dari masing-masing variabel independen


dengan variabel independen lainnya tidak terdapat korelasi. Hal ini dibuktikan
dengan korelasi antar variabel independen < 0,80. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa data terbebas dari gejala multikolinieritas.

4.4.2. Uji Heteroskedastisitas


Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari satu pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali dan
66

Ratmono, 2018:85). Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan


lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Adapun pengujian heteroskedastisitas dengan uji Glejser dapat
dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4.
Hasil Uji Glejser
Dependent Variable: RESABS
Method: Panel Least Squares
Date: 08/01/23 Time: 07:25
Sample: 2016 2022
Periods included: 7
Cross-sections included: 8
Total panel (unbalanced) observations: 55

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.454596 0.555570 0.818252 0.4176


ROA X1 3.242550 3.412250 0.950267 0.3472
BDOUT X2 0.342332 0.601159 0.569453 0.5719
LOGTACC X3 -0.087015 0.116557 -0.746548 0.4593
DCHANGE X4 0.431412 0.294052 1.467131 0.1495

Root MSE 0.874543 R-squared 0.082241


Mean dependent var 1.243982 Adjusted R-squared -0.001191
S.D. dependent var 0.922347 S.E. of regression 0.922896
Akaike info criterion 2.773851 Sum squared resid 37.47646
Schwarz criterion 2.966894 Log likelihood -62.95936
Hannan-Quinn
criter. 2.847091 F-statistic 0.985720
Durbin-Watson stat 1.354821 Prob(F-statistic) 0.425233

Sumber: Data Sekunder, diolah dengan Eviews 12 (2023).

Berdasarkan Tabel 4.4., Menunjukan probabilitas variabel independen lebih dari


0,05 atau variabel independen tidak memiliki koefisien yang signifikan. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak terjadi gejala
heteroskedastisitas.

4.4.3. Uji Autokorelasi


Uji asumsi autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linier
ada korelasi antara kesalahan pengganggu periode t dengan kesalahan pengganggu
pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali dan Ratmono, 2018:191). Metode
67

pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Durbin Watson (DW
test). Hasil pengujian Durbin Watson dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5.
Hasil Uji Durbin Watson
Weighted Statistics

Root MSE 0.111003 R-squared 0.710337


Mean dependent var 0.091180 Adjusted R-squared 0.687164
S.D. dependent var 0.208002 S.E. of regression 0.116420
Sum squared resid 0.677686 F-statistic 30.65363
Durbin-Watson stat 1.993760 Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Data Sekunder, yang diolah dengan Eviews 12 (2023).
Berdasarkan Tabel 4.5., Menunjukan bahwa nilai Durbin Watson sebesar 1,99
dengan signifikansi 0,05, jumlah data (n) 55, jumlah variabel independen (k)
sebanyak 4, diperoleh batas bawah (dL) sebesar 1,4136 dan batas atas (dU) sebesar
1,7240. Sebagaimana Tabel 4.5., nilai Durbin-Watson (DW) lebih besar dari batas
atas (dU) dan kurang dari 4-1,7240 (4-du) atau 1,7240 < 1,99 < 2,276. Maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi pada model regresi.

4.5. Estimasi Model Regresi Data Panel


4.5.1. Common Effect Model (CEM)
Pendekatan Common Effect Model (CEM) mengasumsikan intersep dan slope tetap
untuk semua periode waktu dan seluruh subjek penelitian. Sehingga pendekatan
common effect model digunakan untuk mengestimasi model regresi linier berganda
data panel dengan mengkombinasikan data cross section dan time series sebagai
satu kesatuan tanpa melihat adanya perbedaan waktu (time series) dan objek
penelitian (cross section). Hasil uji Common Effect Model (CEM) dapat dilihat
pada Tabel 4.6

Tabel 4.6.
Uji Common Effect Model (CEM)
Dependent Variable: Y_FFR
Method: Panel Least Squares
Date: 08/01/23 Time: 08:42
Sample: 2016 2022
Periods included: 7
Cross-sections included: 8
Total panel (unbalanced) observations: 55

Bersambung….
68

Tabel 4.6. (Lanjutan 1)


Std.
Variable Coefficient Error t-Statistic Prob.

C -0.160418 0.076829 -2.087988 0.0419


ROA X1 2.379494 0.421350 5.647309 0.0000
BDOUT X2 -0.015026 0.085968 -0.174788 0.8620
LOGTACC X3 -0.036418 0.016553 -2.200101 0.0324
DCHANGE X4 0.380714 0.039587 9.617211 0.0000

Root MSE 0.129328 R-squared 0.683876


Mean dependent var 0.209701 Adjusted R-squared 0.658586
S.D. dependent var 0.232139 S.E. of regression 0.135641
Akaike info criterion -1.071107 Sum squared resid 0.919919
Schwarz criterion -0.888623 Log likelihood 34.45545
Hannan-Quinn criter. -1.000539 F-statistic 27.04140
Durbin-Watson stat 1.451497 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Data Sekunder, diolah dengan Eviews 12 (2023).


4.5.2. Fixed Effect Model (FEM)
Pendekatan Fixed Effect Model (FEM) bahwa koefisien slope sama dan koefisien
intersep berbeda antar objek penelitian (data cross section) tetapi intersep sama
antar waktu (data time series). Pendekatan ini digunakan untuk mengatasi
kelemahan dari pendekatan common effect model, untuk itu dalam pendekatan ini
ditambahkan variabel dummy agar dapat dihasilkan koefisien slope yang berbeda
antar objek penelitian (data cross section). Oleh sebab itu pendekatan ini dikenal
dengan nama lain Least Square Dummy Variable model. Hasil uji Fixed Effect
Model (FEM) dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7.
Uji Fixed Effect Model (FEM)
Dependent Variable: Y_FFR
Method: Panel Least Squares
Date: 08/01/23 Time: 07:45
Sample: 2016 2022
Periods included: 7
Cross-sections included: 8
Total panel (unbalanced) observations: 55

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.146049 0.071967 -2.029387 0.0486


ROA X1 1.652474 0.723062 2.285383 0.0273
BDOUT X2 -0.008408 0.085626 -0.098193 0.9222
LOGTACC X3 -0.035217 0.015624 -2.254052 0.0293
Bersambung….
69

Tabel 4.7. (Lanjutan 1)


DCHANGE X4 0.371158 0.036256 10.23724 0.0000

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

Root MSE 0.105658 R-squared 0.789005


Mean dependent var 0.209701 Adjusted R-squared 0.735029
S.D. dependent var 0.232139 S.E. of regression 0.119495
Akaike info criterion -1.220862 Sum squared resid 0.613995
Schwarz criterion -0.782898 Log likelihood 45.57369
Hannan-Quinn
criter. -1.051497 F-statistic 14.61782
Durbin-Watson stat 2.249965 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Data Sekunder, diolah dengan Eviews 12 (2023).

4.5.3. Random Effect Model (REM)


Pendekatan Random Effect Model (REM) mengasumsikan koefisien slope sama
dan intersep berbeda antar objek penelitian (data cross section) dan antar waktu
(data time series). Pendekatan ini digunakan untuk mengatasi kelemahan pada
pendekatan fixed effect model. Untuk itu pendekatan ini memasukkan parameter
yang berbeda antar data cross section dan time series ke dalam error. Oleh sebab
itu pendekatan ini disebut sebagai pendekatan Error Component Model. Hasil uji
Random Effect Model (REM) dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8.
Uji Random Effect Model (REM)
Dependent Variable: Y_FFR
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 08/01/23 Time: 07:31
Sample: 2016 2022
Periods included: 7
Cross-sections included: 8
Total panel (unbalanced) observations: 55
Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.147860 0.078389 -1.886239 0.0651


ROA X1 1.997774 0.580220 3.443133 0.0012
BDOUT X2 -0.013717 0.083184 -0.164905 0.8697
LOGTACC X3 -0.034926 0.015384 -2.270222 0.0275
DCHANGE X4 0.372486 0.035948 10.36175 0.0000

Effects Specification
Bersambung….
70

Tabel 4.8. (Lanjutan 1)


S.D. Rho

Cross-section random 0.093922 0.3819


Idiosyncratic random 0.119495 0.6181

Weighted Statistics

Root MSE 0.111003 R-squared 0.710337


Mean dependent var 0.091180 Adjusted R-squared 0.687164
S.D. dependent var 0.208002 S.E. of regression 0.116420
Sum squared resid 0.677686 F-statistic 30.65363
Durbin-Watson stat 1.993760 Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.678421 Mean dependent var 0.209701


Sum squared resid 0.935791 Durbin-Watson stat 1.443851

Sumber: Data Sekunder, diolah dengan Eviews 12 (2023).

4.6. Metode Memilih Model Terbaik dalam Regresi Data Panel


Dalam upaya mendapatkan estimasi model regresi linier berganda data panel yang
paling tepat, dilakukan tiga jenis uji yaitu:

4.6.1. Uji Chow


Uji ini dilakukan untuk menganalisis model mana yang lebih mampu menghasilkan
model estimasi terbaik antara pendekatan Common Effect Model atau Fixed Effect
Model. Hasil Uji Chow dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9.
Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 3.060696 (7,43) 0.0105


Cross-section Chi-square 22.236479 7 0.0023

Sumber: Data Sekunder, diolah dengan Eviews 12 (2023).

Berdasarkan Tabel 4.9., dapat dilihat bahwa probabilitas dari Cross-section Chi-
square sebesar 0,0007. Kriteria pemilihan estimasi menggunakan Uji Chow adalah
jika p-value Cross Section Chi-square > 0,05, maka model mengikuti Common
Effect Model, jika p-value Cross Section Chi-square < 0,05 maka model mengikuti
71

Fixed Effect Model. Berdasarkan hasil uji Chow dapat dikatakan bahwa model
mengikuti Fixed Effect Model dengan p-value Cross Section Chi-square 0,0023 <
0,05.

4.6.2. Uji Hausman


Uji ini dilakukan untuk menganalisis model mana yang lebih mampu menghasilkan
estimasi model terbaik antara pendekatan Fixed Effect Model atau Random Effect
Model. Hasil Uji Hausman dapat dilihat pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10.
Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects

Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 1.474612 4 0.8311

Sumber: Data Sekunder, diolah dengan Eviews 12 (2023).

Berdasarkan Tabel 4.10., dihasilkan nilai Jika p-value pada Cross Section Random
sebesar 0, 8652. Kriteria pemilihan estimasi menggunakan Uji Hausman jika p-
value Cross Section Random > 0,05 maka model mengikuti Random Effect Model,
jika p-value Cross Section Random < 0,05 maka model mengikuti Fixed Effect
Model. Berdasarkan hasil uji Hausman dapat dikatakan bahwa model mengikuti
Random Effect Model dengan p-value pada Cross Section Random 0,8311 > 0,05.

4.7. Model Regresi Data Panel


Berdasarkan hasil Uji Chow, Uji Hausman, dan Uji Langrage Multiplier (LM)
model analisis yang paling sesuai untuk penelitian ini adalah Random Effect Model
(REM). Hasil model regresi data panel dengan Random Effect Model (REM) dapat
dilihat pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11.
Uji Random Effect Model (REM)
Dependent Variable: Y_FFR
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 08/01/23 Time: 07:31
Sample: 2016 2022
Bersambung….
72

Tabel 4.11. (Lanjutan 1)


Periods included: 7
Cross-sections included: 8
Total panel (unbalanced) observations: 55
Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.147860 0.078389 -1.886239 0.0651


ROA X1 1.997774 0.580220 3.443133 0.0012
BDOUT X2 -0.013717 0.083184 -0.164905 0.8697
LOGTACC X3 -0.034926 0.015384 -2.270222 0.0275
DCHANGE X4 0.372486 0.035948 10.36175 0.0000

Effects Specification
S.D. Rho

Cross-section random 0.093922 0.3819


Idiosyncratic random 0.119495 0.6181

Weighted Statistics

Root MSE 0.111003 R-squared 0.710337


Mean dependent var 0.091180 Adjusted R-squared 0.687164
S.D. dependent var 0.208002 S.E. of regression 0.116420
Sum squared resid 0.677686 F-statistic 30.65363
Durbin-Watson stat 1.993760 Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.678421 Mean dependent var 0.209701


Sum squared resid 0.935791 Durbin-Watson stat 1.443851

Sumber: Data Sekunder, diolah dengan Eviews 12 (2023).

Hasil analisis regresi linier berganda pada Tabel 4.11., menunjukan hasil persamaan
model regresi data panel sebagai berikut:

FFR = -0.1478 + 1.9978 ROA - 0.0137 BDOUT – 0.0349 TACC + 0.3725


DCHANGE + e
Berdasarkan persamaan hasil regresi linier berganda diatas, dapat diinterpretasikan
sebagai berikut:
1. Konstanta = -0.1478
Konstanta sebesar -0.1478. Hal ini menunjukkan bahwa apabila variabel
Tekanan (ROA), Kesempatan (BDOUT), Rasionalisasi (TACC), dan
73

Kemampuan (DCHANGE) bernilai 0, maka nilai Kecurangan Laporan


Keuangan (FFR) sebesar -0.1478.
2. Koefisien regresi ROA = 1.9978
Koefisien regresi variabel Tekanan (ROA) sebesar 1.835537 menunjukkan
setiap peningkatan Tekanan (ROA) sebesar 1 (satu) satuan, akan berdampak
pada peningkatan maka nilai Kecurangan Laporan Keuangan (FFR) sebesar
1.9978 dengan asumsi variabel Kesempatan (BDOUT), Rasionalisasi (TACC),
dan Kemampuan (DCHANGE) dianggap bernilai 0.
3. Koefisien regresi BDOUT = - 0.0137
Koefisien regresi variabel Kesempatan (BDOUT) sebesar - 0.0137 menunjukkan
setiap peningkatan Kesempatan (BDOUT) sebesar 1 (satu) satuan, akan
berdampak pada penurunan Kecurangan Laporan Keuangan (FFR) sebesar -
0.0137 dengan asumsi variabel Tekanan (ROA), Rasionalisasi (TACC), dan
Kemampuan (DCHANGE) dianggap bernilai 0.
4. Koefisien regresi TACC = – 0.0349
Koefisien regresi variabel Rasionalisasi (TACC) sebesar – 0.0349 menunjukkan
setiap peningkatan Rasionalisasi (TACC) sebesar 1 (satu) satuan, akan
berdampak pada penurunan maka nilai Kecurangan Laporan Keuangan (FFR)
sebesar – 0.0349 dengan asumsi variabel Tekanan (ROA), Kesempatan
(BDOUT), dan Kemampuan (DCHANGE) dianggap bernilai 0.
5. Koefisien regresi DCHANGE = 0.3725
Koefisien regresi variabel Kemampuan (DCHANGE) sebesar 0.3725
menunjukkan setiap peningkatan Kemampuan (DCHANGE) sebesar 1 (satu)
satuan, akan berdampak pada peningkatan maka nilai Kecurangan Laporan
Keuangan (FFR) sebesar 0.3725 dengan asumsi variabel Tekanan (ROA),
Kesempatan (BDOUT), dan Rasionalisasi (TACC) dianggap bernilai 0.

4.8. Pembuktian Hipotesis


Pengujian hipotesis bertujuan mengukur ketepatan fungsi regresi dalam menaksir
nilai aktual yang diukur dari goodness of fit. Secara statistik, hal ini dapat diukur
melalui uji F, uji koefisien determinasi (R2), dan uji t. Perhitungan statistik dapat
dikatakan signifikan apabila nilai dari uji statistiknya berada pada daerah dimana
74

H0 ditolak. Sebaliknya disebut tidak signifikan apabila uji statistiknya berada dalam
daerah dimana H0 diterima (Ghozali, 2018:97)

4.8.1. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)


Menurut pandangan Ghozali dan Ratmono (2018:56) uji statistik F digunakan untuk
menguji apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel
dependen. Hasil uji simultan (Uji F) dapat dilihat pada Tabel 4.12.

Tabel 4.12.
Uji F
Weighted Statistics

Root MSE 0.111003 R-squared 0.710337


Mean dependent var 0.091180 Adjusted R-squared 0.687164
S.D. dependent var 0.208002 S.E. of regression 0.116420
Sum squared resid 0.677686 F-statistic 30.65363
Durbin-Watson stat 1.993760 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Data Sekunder, diolah dengan Eviews 12 (2023).

Pembuktian hipotesis 1 (satu) dilakukan dengan uji F. Berdasarkan Tabel 4.12.,


dihasilkan Fhitung = 30,65 > Ftabel = 2,56 atau signifikansi 0,000000 < 0,05, yang
berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara Tekanan (ROA), Kesempatan
(BDOUT), Rasionalisasi (TACC), dan Kemampuan (DCHANGE) secara simultan
terhadap Kecurangan Laporan Keuangan (FFR).

Dengan demikian hipotesis 1 (satu) yang menyatakan “Diduga Tekanan (ROA),


Kesempatan (BDOUT), Rasionalisasi (TACC), dan Kemampuan (DCHANGE)
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Kecurangan Laporan Keuangan
(FFR) pada Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2016-2022”, dinyatakan
diterima.

4.8.2. Uji Koefisien Determinasi (R2)


Menurut Ghozali dan Ratmono (2018:55) koefisien determinasi (R2) digunakan
untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel-
variabel dependen. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai
koefisien determinasi dapat diukur oleh nilai R2 jika variabel bebas hanya satu,
75

sedangkan jika variabel independennya lebih dari satu maka digunakan adjusted
R2. Nilai adjusted R2 dapat naik atau turun berdasarkan signifikansi variabel
independen. Hasil uji koefisien determinasi (R2) dalam penelitian ini terlihat pada
Tabel 4.13.
Tabel 4.13.
Uji Koefisien Determinasi R2
Weighted Statistics

Root MSE 0.111003 R-squared 0.710337


Mean dependent var 0.091180 Adjusted R-squared 0.687164
S.D. dependent var 0.208002 S.E. of regression 0.116420
Sum squared resid 0.677686 F-statistic 30.65363
Durbin-Watson stat 1.993760 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Data Sekunder, diolah dengan Eviews 12 (2023).

Berdasarkan Tabel 4.13., dihasilkan nilai Adjusted R Square pada uji koefisien
determinasi (R2) adalah 0,6872 atau 68,72 %. Hal ini menunjukkan bahwa variabel
Tekanan (ROA), Kesempatan (BDOUT), Rasionalisasi (TACC), dan Kemampuan
(DCHANGE) memberikan kontribusi pengaruh terhadap Kecurangan Laporan
Keuangan (FFR) sebesar 68,72 %, sedangkan 31,28 % sisanya dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4.8.3. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)


Menurut Ghozali dan Ratmono (2018:57) uji t pada dasarnya menunjukan seberapa
besar pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen dengan
menganggap variabel independent lainnya konstan atau untuk menunjukan tingkat
signifikansi. Adapun hasil uji t terhat pada Tabel 4.14.

Tabel 4.14.
Uji t
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.147860 0.078389 -1.886239 0.0651


ROA X1 1.997774 0.580220 3.443133 0.0012
BDOUT X2 -0.013717 0.083184 -0.164905 0.8697
LOGTACC -0.034926 0.015384 -2.270222 0.0275
DCHANGE X4 0.372486 0.035948 10.36175 0.0000
Sumber: Data Sekunder, diolah dengan Eviews 12 (2023).
76

Berdasarkan Tabel 4.14., maka dapat dilakukan pembuktian hipotesis terhadap


masing-masing variabel independen sebagai berikut:
1. Pembuktian Hipotesis 1
Pembuktian hipotesis 1 (satu) dilakukan dengan uji t. Berdasarkan Tabel 4.14.,
dihasilkan thitung variabel Tekanan (ROA) = 3,443 > ttabel = 2.00856 atau
signifikansi = 0,0012 < 0,05 yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan
antara Tekanan (ROA) secara parsial terhadap Kecurangan Laporan Keuangan
(FFR). Dengan demikian, hipotesis 1 (satu) yang menyatakan bahwa “Diduga
Tekanan (ROA) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Kecurangan
Laporan Keuangan (FFR) pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2016-
2022”, dinyatakan diterima.
2. Pembuktian Hipotesis 2
Pembuktian hipotesis 2 (dua) dilakukan dengan uji t. Berdasarkan Tabel 4.14.,
dihasilkan thitung variabel Kesempatan (BDOUT) = -0.1649 < ttabel = 2.00856 atau
signifikansi = 0,8697 > 0,05 yang berarti terdapat pengaruh yang tidak signifikan
antara Kesempatan (BDOUT) secara parsial terhadap Kecurangan Laporan
Keuangan (FFR). Dengan demikian, hipotesis 2 (dua) yang menyatakan bahwa
“Diduga Kesempatan (BDOUT) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
Kecurangan Laporan Keuangan (FFR) pada Bank Umum Syariah di Indonesia
periode 2016-2022”, dinyatakan ditolak.
3. Pembuktian Hipotesis 3
Pembuktian hipotesis 3 (tiga) dilakukan dengan uji t. Berdasarkan Tabel 4.14.,
dihasilkan thitung variabel Rasionalisasi (TACC) = -2.2702 > ttabel = 2.00856 atau
signifikansi = 0,0275 < 0,05 yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan
antara Rasionalisasi (TACC) secara parsial terhadap Kecurangan Laporan
Keuangan (FFR). Dengan demikian, hipotesis 3 (tiga) yang menyatakan bahwa
“Diduga Rasionalisasi (TACC) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
Kecurangan Laporan Keuangan (FFR) pada Bank Umum Syariah di Indonesia
periode 2016-2022”, dinyatakan diterima.
4. Pembuktian Hipotesis 4
Pembuktian hipotesis 4 (empat) dilakukan dengan uji t. Berdasarkan Tabel 4.14.,
dihasilkan thitung variabel Kemampuan (DCHANGE) = 10.36175>ttabel = 2.00856
77

atau signifikansi = 0,0000 < 0,05 yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan
antara Kemampuan (DCHANGE) secara parsial terhadap Kecurangan Laporan
Keuangan (FFR). Dengan demikian, hipotesis 4 (empat) yang menyatakan
bahwa “Diduga Kemampuan (DCHANGE) secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap Kecurangan Laporan Keuangan (FFR) pada Bank Umum
Syariah di Indonesia periode 2016-2022”, dinyatakan diterima.

4.9. Pembahasan
4.9.1. Pembahasan Hipotesis 1
Berdasarkan pembuktian hipotesis 1 (satu) menunjukan bahwa variabel Tekanan
(ROA) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kecurangan laporan
keuangan pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2016-2022.

Hal ini sesuai pandangan yang dikemukakan oleh Purba (2015:12), yang
menyatakan bahwa salah satu faktor terjadinya kecurangan laporan keuangan
adalah ketidakmampuan manajemen untuk memperoleh laba yang besar. Secara
teori tekanan akan memberikan dampak terhadap laporan keuangan penipuan.
Tekanan yang diproksikan oleh Target Keuangan (ROA) dalam penelitian ini,
menunjukan bahwa semakin tinggi target keuangan yang diharapkan dari atasan,
akan memberikan tekanan yang lebih besar terhadap manajemen. Itu sebabnya
manajemen akan berusaha melakukan kinerja yang lebih baik sehingga mereka
akan menghindarinya risiko dan mencapai target keuangan dari atasan.

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Nikmah 2023; Solikhin
dan Mutiara 2023; Farida et al., 2022, Aurora et al., 2022; Khoirunnisa et al., 2020;
Sunardi dan Amin 2018) yang menyatakan bahwa Tekanan (ROA) berpengaruh
signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan (FFR).

Berdasarkan aspek arah pengaruh menunjukan Tekanan (ROA) berpengaruh


positif terhadap kecurangan laporan keuangan (FFR) pada Bank Umum Syariah di
Indonesia periode 2016-2022, artinya peningkatan pada Tekanan (ROA)
perusahaan cenderung meningkatkan kecurangan laporan keuangan (FFR). Hal ini
sesuai dengan pandangan yang dikemukakan oleh Purba (2015:12), bahwa salah
satu faktor terjadinya kecurangan laporan keuangan adalah ketidakmampuan
manajemen untuk memperoleh laba yang besar. Lebih lanjut menurut Widarti
79

4.9.2. Pembahasan Hipotesis 2


Berdasarkan pembuktian hipotesis 2 (dua) menunjukan bahwa variabel
Kesempatan dengan proksi rasio Dewan Komisaris Independen (BDOUT) secara
parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan
(FFR) pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2016-2022.

Semula diduga rasio Dewan Komisaris Independen (BDOUT) secara parsial


berpengaruh signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan (FFR). Hal ini
didasarkan pada pandangan yang dikemukakan oleh Priantara (2013:46) bahwa
salah satu faktor yang meningkatkan kesempatan seseorang melakukan kecurangan
adalah sistem pengendalian yang lemah, misalnya kurang atau tidak adanya audit
trail sehingga tidak dapat dilakukan penelusuran. Selanjutnya Purba, (2015:32)
mengemukakan bahwa kesempatan dapat diminimalisir dan dicegah apabila
efektivitas pengawasan dari Dewan Komisaris Independen atau eksternal
terlaksana.

Namun hasil penelitian ini menunjukkan rasio Dewan Komisaris Independen


(BDOUT) berpengaruh tidak signifikan terhadap Kecurangan Laporan Keuangan
(FFR). Hal ini berarti rasio Dewan Komisaris Independen (BDOUT) dalam
perbankan syariah bukan faktor utama dalam mendeteksi adanya Kecurangan
Laporan Keuangan (FFR). Hal ini menandakan bahwa adanya Dewan Komisaris
Independen pada Perbankan Syariah hanya dilakukan untuk pemenuhan regulasi
kebijakan dari OJK yang tertuang pada POJK No. 57/POJK.04/2017 Pasal 19,
tentang ketentuan presentase jumlah dewan komisaris independen. Dimana
mewajibkan seluruh perusahaan memiliki Komisaris Independen. Dalam hal ini
Dewan Komisaris terdiri dari 2 (dua) orang, persentase jumlah Komisaris
Independen wajib paling sedikit 30 % (tiga puluh persen) dari jumlah seluruh
anggota Dewan Komisaris diperusahaan tersebut (Widarti, 2015).

Hasil ini kontradiksi dengan penelitian yang dilakukan oleh Almujaddedi dan
Hayati, (2022), Handayani et al., (2021), Agustina dan Pratomo (2019), Septriyani
dan Handayani (2018), dan Sunardi dan Amin, (2018) yang menyatakan bahwa
rasio Dewan Komisaris Independen (BDOUT) berpengaruh signifikan terhadap
Kecurangan Laporan Keuangan (FFR). Namun sejalan dengan penelitian Nikmah
81

Kesempatan (BDOUT) berpengaruh negatif terhadap Kecurangan Laporan


Keuangan (FFR).

Hal ini sejalan dengan pandangan yang dikemukakan oleh Skousen et al., (2009)
menyatakan bahwa perusahaan yang melakukan fraud cenderung memiliki Dewan
Komisaris Independen (BDOUT) yang sedikit. Semakin kecil rasio Dewan
Komisaris Independen (BDOUT) dalam perusahaan, maka semakin tinggi adanya
Kecurangan Laporan Keuangan (FFR). Dewan Komisaris Independen memiliki
tugas mengevaluasi pencegahan fraud yang dilakukan manajemen, penerapan
ukuran-ukuran anti fraud dan penciptaan teladan yang relevan. Adanya pengawasan
yang aktif dapat memperkuat komitmen manajemen untuk menciptakan budaya
yang tidak memberi toleransi terhadap kecurangan, artinya semakin tinggi rasio
Dewan Komisaris Independen (BDOUT) akan mengurangi adanya Kecurangan
Laporan Keuangan (FFR) (Purba, 2015:30).

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Septriani dan
Handayani (2018), Pitaloka dan Majidah (2019), Cahyani dan Annisa (2021), dan
Nikmah (2023) yang menyatakan bahwa rasio Dewan Komisaris Independen
(BDOUT) berpengaruh negatif terhadap Kecurangan Laporan Keuangan (FFR).

4.9.3. Pembahasan Hipotesis 3


Berdasarkan pembuktian hipotesis 3 (tiga) dihasilkan bahwa variabel Rasionalisasi
(TACC) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Kecurangan Laporan
Keuangan (FFR) pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2016-2022.

Hal ini sesuai dengan pandangan yang ditemukan oleh Jones Model dalam
Sulistyawan (2011:70) menyatakan bahwa total akrual bisa digunakan sebagai
pendeteksi kecurangan dalam manajemen laba. Hal ini didukung oleh Skousen et
al., (2009) menyatakan bahwa rasio TACC dapat digunakan untuk menggambarkan
rasionalisasi terkait penggunaan prinsip akrual oleh manajemen. Oleh karena itu
rasionalisasi dengan proksi TACC berpengaruh signifikan terhadap Kecurangan
Laporan Keuangan (FFR). Kondisi ini sesuai dengan penelitian dari Faradiza
(2019) bahwa rasionalisasi dalam kecurangan merupakan pemikiran untuk
membenarkan tindakan kecurangan yang akan atau telah terjadi. Karena
rasionalisasi dapat merubah seseorang yang awalnya tidak memiliki keinginan
82

untuk melakukan kecurangan pada akhirnya melakukannya. Menurut Oktarigusta


(2017) rasionalisasi yang diproksikan dengan total akrual (TACC) memungkinkan
bagi manajemen melakukan kecurangan, karena mereka dapat merekam transaksi
tanpa menerima atau membayar tunai.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nadia et al.,
(2023) Farida et al., (2022), Cahyani dan Annisa (2021), Febrianto dan Fitriana
(2020), Khairi dan Alfarisi (2019), Sunardi dan Amin (2018) yang menyatakan
bahwa rasionalisasi (TACC) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
kecurangan laporan keuangan (FFR).

Dilihat dari aspek arah pengaruh, menunjukan bahwa rasionalisasi (TACC) secara
parsial berpengaruh negatif terhadap kecurangan laporan keuangan (FFR), artinya
peningkatan pada rasionalisasi (TACC) cenderung menurunkan kemungkinan
terjadinya kecurangan laporan keuangan (FFR) yang dilakukan oleh manajemen.
Seharusnya secara teoritis rasio total akrual (TACC) berpengaruh positif terhadap
kecurangan laporan keuangan.

Hal ini didasarkan pada pandangan yang dikemukakan oleh Sulistyawan et al.,
(2011:51) menyatakan bahwa total akrual merupakan perbedaan laba dengan arus
kas operasi, dimana makin besar perbedaanya, maka perbedaan itu disebabkan
karena aspek akrual atau kebijakan akuntansi. Laba dipengaruhi oleh kebijakan
akuntansi, sedangkan arus kas operasi hanya berasal dari transaksi rill. Artinya
semakin tinggi rasio akrual (TACC) pada bank syariah cenderung meningkatkan
kemungkinan terjadinya Kecurangan Laporan Keuangan (FFR).

Namun hasil penelitian menunjukan Rasionalisasi dengan proksi TACC


berpengaruh negatif terhadap Kecurangan Laporan Keuangan (FFR), artinya
semakin tinggi rasio total akrual akan cenderung menurunkan terjadinya
Kecurangan laporan keuangan. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.5.
84

(2020) yang menyatakan bahwa Rasionalisasi (TACC) berpengaruh negatif


terhadap Kecurangan Laporan Keuangan (FFR).

4.9.4. Pembahasan Hipotesis 4


Berdasarkan pembuktian hipotesis 4 (empat) dihasilkan bahwa variabel
Kemampuan dengan proksi perubahan direksi (DCHANGE) secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap Kecurangan Laporan Keuangan (FFR) pada
Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2016-2021.

Hal ini sejalan dengan pandangan yang dikemukakan oleh Purba (2015:12) yang
menyatakan bahwa jabatan seseorang (kemampuan) dapat mempengaruhi
kemungkinan terjadinya kecurangan semakin besar. Perubahan direksi tidak
selamanya berdampak baik bagi perusahaan. Perubahan direksi bisa menjadi suatu
upaya perusahaan untuk memperbaiki kinerja direksi sebelumnya dengan
melakukan perubahan susunan direksi ataupun perekrutan direksi yang baru yang
dianggap lebih berkompeten dari direksi sebelumnya. Sementara disisi lain,
perubahan direksi bisa jadi merupakan upaya perusahaan untuk menyingkirkan
direksi yang dianggap mengetahui fraud yang dilakukan perusahaan serta
perubahan direksi dianggap akan membutuhkan waktu adaptasi sehingga kinerja
awal tidak maksimal. Perubahan direksi dapat menimbulkan stress period sehingga
berdampak pada semakin terbukanya peluang bagi individu untuk melakukan fraud
(Novitasari dan Anis, 2018:7).

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Haninun &
Habibburrahman (2022), Noviana et al. (2022), Utama (2021), dan Suryani (2019),
yang menyatakan bahwa Kemampuan (DCHANGE) berpengaruh signifikan
terhadap Kecurangan Laporan Keuangan (FFR).

Berdasarkan aspek arah pengaruh menunjukkan bahwa Kemampuan (DCHANGE)


berpengaruh positif terhadap Kecurangan Laporan Keuangan (FFR), artinya
semakin tinggi tingkat Kemampuan (DCHANGE) akan cenderung meningkatkan
kemungkinan adanya Kecurangan Laporan Keuangan (FFR). Hal ini didasarkan
pada pandangan yang dikemukakan oleh Priantara (2013:47) menyatakan bahwa
kecurangan tidak akan terjadi tanpa keberadaan orang yang tepat dengan
kemampuan yang tepat. Direksi memegang peranan penting dalam sebuah
86

pendidikan maka bukannya tidak mungkin akan terjadi hal-hal yang akan
menyimpang dari kode etik tugas jabatan, karena tidak cakap dalam mengambil
keputusan, adanya keraguan dari karyawan serta tidak cakap dalam memecahkan
masalah (Haninun dan Habibburrahman, 2022)

Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Aprilia (2017),
Suryani (2019), Sembiring dan Zulfiati (2020), Andrean (2021), dan Haninun &
Habibburrahman (2022) yang menyatakan Kemampuan (DCHANGE) secara
parsial berpengaruh positif terhadap Kecurangan Laporan Keuangan (FFR).
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. Tekanan (ROA) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kecurangan
laporan keuangan (FFR) pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2016-
2022.
2. Kesempatan (BDOUT) secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap
kecuarangan laporan keuangan (FFR) pada Bank Umum Syariah di Indonesia
periode 2016-2022.
3. Rasionalisasi (TACC) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
kecurangan laporan keuangan (FFR) pada Bank Umum Syariah di Indonesia
periode 2016-2022.
4. Kemampuan (DCHANGE) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
kecuarangan laporan keuangan (FFR) pada Bank Umum Syariah di Indonesia
periode 2016-2022.

5.2. Implikasi
5.2.1. Implikasi Teoritis
Implikasi teoritis dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Tekanan (ROA) berpengaruh signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan
(FFR). Hal ini sejalan dengan pandangan yang dikemukakan oleh Ratnasari dan
Rofi, (2020:87)semakin besar ROA yang diperoleh, yaitu diatas 5,98 % maka
semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan tersebut
dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan aset.
Namun apabila hasilnya terjadi perbedaan yang tidak wajar dari segi analisis
antara item-item laporan keuangan berupa neraca, laporan laba rugi dan laporan
arus kas yang menggambarkan perbedaan yang mencolok menunjukan indikasi
terjadinya fraud (Karyono, 2013:116)
2. Kesempatan (BDOUT) berpengaruh tidak signifikan terhadap kecurangan
laporan keuangan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan pandangan yang

84
85

dikemukakan oleh Priantara (2013:46) yang menyatakan bahwa salah satu faktor
kesempatan seseorang melakukan kecurangan adalah sistem pengendalian yang
lemah, misalnya kurang atau tidak adanya audit trail sehigga tidak dapat
dilakukan penelusuran. Selanjutnya menurut Purba (2015:32) menyatakan
bahwa kesempatan dapat diminimalisir dan dicegah apabila efektivitas
pengawasan dari dewan komisaris Independen atau eksternal terlaksana.
Berdasarkan teori yang telah dijabarkan tidak dapat diterapkan pada perbankan
Syariah karena dalam penelitian ini menunjukan bahwa Dewan Komisaris
Independen tidak dapat mencegah terjadinya kecurangan laporan keuangan pada
Bank Umum Syariah.
3. Rasionalisasi (TACC) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
Kecurangan Laporan Keuangan (FFR). Temuan ini sesuai dengan penelitian
Faradiza (2019) bahwa rasionalisasi dalam kecurangan merupakan pemikiran
untuk membenarkan tindakan kecurangan yang akan atau telah terjadi.
Rasionalisasi merupakan alasan yang muncul secara pribadi yang dapat
membenarkan tindakan fraud bahkan dia mengerti bahwa tindakannya
sebenarnya salah. Sulistyawan et al., (2011:51) menyatakan bahwa total akrual
merupakan perbedaan laba dengan arus kas operasi, dimana makin besar
perbedaanya, maka perbedaan itu disebabkan karena aspek akrual atau kebijakan
akuntansi, laba dipengaruhi oleh kebijakan akuntansi, sedangkan arus kas
operasi hanya berasal dari transaksi rill, artinya semakin tinggi rasio akrual
(TACC) pada bank syariah cenderung meningkatkan kemungkinan terjadinya
Kecurangan Laporan Keuangan (FFR).
4. Kemampuan (DCHANGE) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
Kecurangan Laporan Keuangan (FFR). Temuan penelitian ini sesuai dengan
pandangan yang dikemukakan oleh Purba (2015:12) menyatakan bahwa tingkat
jabatan seseorang dapat mempengaruhi kemungkinan terjadinya fraud semakin
besar. Semakin tinggi jabatan seseorang maka semakin besar pula kemungkinan
terjadinya fraud, karena memanfaatkan peluang atas kekuasaannya dan memiliki
kemampuan yang lebih.
86

5.2.2. Implikasi Manajerial


Penelitian ini memperoleh beberapa bukti analisis data berdasarkan atas penemuan
penelitian. Hasil dari temuan penelitian dapat direkomendasikan beberapa
implikasi sesuai dengan prioritas yang dapat diberikan sebagai masukan bagi
manajemen Bank Umum Syariah di Indonesia. Adapun implikasi manajerial pada
penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil analisis, Kemampuan (DCHANGE) merupakan variabel yang
paling berpengaruh signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan (FFR). Hal
ini menunjukkan bahwa semakin cepat perubahan direksi (DCHANGE) akan
cenderung meningkatkan kemungkinan terjadinya kecurangan laporan keuangan
(FFR). Seringnya perubahan direksi bisa menimbulkan moral hazard yang
bersangkutan melakukan berbagai upaya untuk mencapai target yang ditetapkan,
sehingga mampu melakukan tindakan-tindakan yang tidak diperkenankan seperti
fraud.
2. Berdasarkan hasil analisis, Tekanan (ROA) merupakan variabel yang
berpengaruh signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan (FFR). Hal ini
menunjukan bahwa semakin tinggi target keuangan yang diharapkan dari atasan,
akan memberikan tekanan yang lebih besar terhadap manajemen. Itu sebabnya
manajemen akan berusaha melakukan kinerja yang lebih baik sehingga mereka
akan menghindarinya risiko dan mencapai target keuangan dari atasan.
3. Berdasarkan hasil analisis, Rasionalisasi (TACC) merupakan variabel
berpengaruh signifikansi terhadap kecurangan laporan keuangan (FFR). Hal ini
menunjukkan bahwa semakin besar total akrual (TACC) akan cenderung
meningkatkan kemungkinan terjadinya kecurangan laporan keuangan (FFR),
karena rasionalisasi dapat membuat seseorang yang awalnya tidak ingin
melakukan fraud pada akhirnya melakukannya juga. Hal ini mengakibatkan
motivasi bagi karyawan untuk membenarkan alasan perbuatan fraud yang
dilakukan dalam membuat laporan keuangan, sehingga akan berdampak pada
kerugian yang mengakibatkan perusahaan pada kebangkrutan dan menimbulkan
hilangnya kepercayaan investor untuk menanam saham pada perusahaan yang
bersangkutan. Oleh karena itu, Bank Umum Syariah diharapkan melakukan
pengawasan terhadap total akrual yang ada pada laporan keuangan di bank
87

tersebut, sehingga mampu meminimalisir terjadinya kecurangan laporan


keuangan.

5.2.3. Implikasi Kebijakan


Berdasarkan hasil analisis penelitian ini dapat direkomendasikan implikasi
kebijakan yang memberikan masukan bagi pemangku kebijakan industri perbankan
syariah dan pemerintah. Peran dari dewan komisaris independen dinilai hanya
untuk pemenuhan regulasi kebijakan dari OJK (Laksono dan Kusumaningtyas,
2021). Hal ini diharapkan dengan adanya peran Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
dapat meningkatkan pemahaman dan pengetahuan dalam pengembangan ilmu
hukum dalam penanganan kecurangan laporan keuangan dan memberikan
pemantauan terhadap sistem pengendalian internal yang ada pada perusahaan dan
manajemennya.

5.3. Keterbatasan
Penelitian ini tidak terlepas dari beberapa keterbatasan maupun kelemahan yang
mungkin dapat mempengaruhi hasil penelitian. Adapun keterbatasan dalam
penelitian ini adalah:
1. Bank Umum Syariah di Indonesia belum optimal dalam mendeteksi adanya
kecurangan pada laporan keuangan. Hal ini disebabkan penerapan budaya anti-
fraud yang belum optimal dalam pengendalian internal di bank syariah.
2. Kontradiksi hasil penelitian antara teori dan keadaan di lapangan mengenai
pengaruh tidak signifikannya Kesempatan (BDOUT) dan Rasionalisasi
berpengaruh negatif terhadap Kecurangan Laporan Keuangan (FFR), sehingga
manajemen perlu memperhatikan hal ini untuk meningkatkan pengawasan anti
fraud.
3. Keterbatasan variabel, penelitian ini variabel independen yang digunakan masih
terbatas dan belum menggunakan variabel yang berkaitan dengan unsur Syariah.
88

5.4. Saran
Berdasarkan keterbatasan dalam penelitian ini, maka saran untuk penelitian
mendatang yaitu:
1. Bagi Bank Umum Syariah agar dapat memperhatikan pengoptimalan pada
pengendalian internal bank syariah agar kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
dapat meningkatkan keefektifan pengawasan terhadap kecurangan laporan
keuangan.
2. Bagi Bank Umum Syariah dapat membentuk Komite Anti-fraud untuk
meminimalisir adanya risiko-risiko kecurangan laporan keuangan yang
berakibat pada tingkat kesehatan perbankan. Hal ini diharapkan agar
pengawasan baik dari dalam maupun luar dapat terjaga dengan baik.
3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambahkan variasi variabel
independen untuk mendeteksi adanya kecurangan laporan keuangan dengan
variabel yang berunsur Syariah, agar dapat memberikan penjelasan yang lebih
optimal.
90

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Tarmizi dan Pamungkas, Mang Dapit. 2018. Fraudulent Financial


Reporting Based of Fraud Diamond Theory: A Study of the Banking
Sector in Indonesia. Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi. Vol.
39. No. 2. Hal. 135–150.

Agustina, Ratna Dewi., dan Pratomo, Dudi. 2019. Pengaruh Fraud Pentagon Dalam
Mendeteksi Kecurangan Pelaporan Keuangan. Jurnal Ilmiah
Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi (MEA). Vol. 3. No. 1. Hal. 44– 62.

Almujaddedi, dan Hayati, Revi. 2022. Determinan Indikator Fraud Diamond


terhadap Internal Fraud pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Jurnal
Ilmiah Ekonomi Islam. Vol. 8. No. 3. Hal. 2792–2801.

Alvionika, Patricia dan Meiranto, Wahyu. 2021. Analisis Kecurangan Pelaporan


Keuangan Berdasarkan Fraud Diamond Theory (Studi Empiris pada
Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2015-2019).
Diponegoro Journal of Accounting. Vol. 10. No. 4. Hal. 1–12.

Andrean, Ivan. 2021. Fraud Diamond Dalam Mendeteksi Financial StatementFraud


Pada Perusahaan Manufaktur. Jurnal Ekonomi. Vol. 1. No. 1. Hal. 187–
207.

Aprilia, Regina. 2017. Pengaruh Financial Stability, Personal Financial Need,


Ineffective Monitoring, Change In Auditor Dan Change In Director
terhadap Financial Statement Fraud dalam Perspektif Fraud Diamond.
JOM Fekon. Vol. 4. No. 1. Hal. 1472–1486.

Ardiyani, Susmita dan Sri Utaminingsih, Nanik. 2015. Analisis Determinan


Financial Statement Melalui Pendekatan Fraud Triangle. Accounting
Analysis Journal. Vol. 4. No. 1. Hal. 1–10.

Aurora, Feliscia. Yovina dan Meiden, Carmel. 2022. Studi Meta Analisis Terhadap
Jurnal-JurnalMengenai Fraudulent Financial Statement Menggunakan
Fraud Triangel. Jurnal Pendidikan Dan Konseling. Vol. 4. No. 99. Hal.
1349–1358.

Bahri, Syaiful. 2018. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Cahyani, Puspa dan Annisa, Asna. 2021. Pengungkapan Fraudulent Financial


Statement Pada Bank Umum Syariah. Iqtishaduna Jurnal Ekonomi Dan
Keuangan. Vol. 12. No. 1.

Fadhilah, Farida Nur dan Widyananto, Arief. 2022. Analisis Komponen Fraud
Diamond Dalam Mendeteksi Financial Statement Fraud Pada Bank Umum
Syariah Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2014- 2018. At-
Tamwil : Islamic Economic and Finance Journal. Vol. 1. No.02. Hal. 51–
67.
91

Fahmi, Irham. 2012. Pengantar Pasar Modal. Bandung: Alfabeta.

Farida, Ajeng Luthfiyatul. Wahyuni, Dhian dan Fariska, Putri. 2022. Determinant
of the Fraud Pentagon Theory for Fraudulence Financial Reporting. IEOM
Society International. Hal. 1148–1158.

Febrianto, Hendra Galuh dan Fitriana, Amalia Indah. 2020. Mendeteksi


Kecurangan Laporan Keuangan Dengan Analisis Fraud Diamond Dalam
Perspektif Islam (Studi Empiris Bank Umum Syariah di Indonesia).
Jurnal Profita. Vol. 13 No. 1. Hal. 85.

Ghozali, Imam dan Ratmono, Dwi. 2018. Analisis Multivariat dan Ekonometrika
Teori, Konsep, dan Aplikasi dengan Eviews 10. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.

Handayani, Ridha. Sutarjo, Agus dan Yani, Meri. 2021. Pengaruh Pressure,
Opportunity dan Rationalization (Fraud Triangle) terhadap Financial
Statement Fraud (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2017). Pareso Jurnal, Vol.
3. No. 3. Hal. 683–694.

Haninun dan Habibburrahman. 2022. Analisis Fraud Diamond dalam Mendeteksi


Financial Statement Fraud (Studi Kasus pada Perusahaan BUMN yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2019-2020). Jurnal
Akuntansi Dan Keuangan. Vol. 13. No. 1. Hal. 94-104.

Harnovinsah. Anasta, Lawe dan Sopanah, Ana. 2023. Teori Akuntansi Konsep dan
Praktis. Surabaya: Scopindo Media Pustaka.

Hasnati. (2022). Komisaris Independen dan Komite Audit Organ Perusahaan


yang Berperan untuk Mewujudkan Corporate Governance di Indonesia.
Yogyakarta: Absolute Media.

Utama, I Made Alit Putra dan Yuniasih, Ni Wayan. 2021. Pengaruh External
Pressure, Quality of External Auditor, Audit Opinion, Change of Director,
dan Frequent Number of CEO’s Picture Terhadap Financial Statement
Fraud Dalam Perspektif Fraud Pentagon Pada Perusahaan Perbankan Yang
Terdaftar di Bursa Efek Indo. Hita Akuntansi Dan Keuangan. Vol. 2 No.
4. Hal. 437–454.

Jao, Robert. Mardiana, Ana. Holly, Anthony dan Chandra, Excel. 2020. Pengaruh
Financial Target dan Financial Stability terhadap Financial Statement
Fraud. Journal of Management. Vol. 4. No. 1. Hal. 27–42.

Jensen, Michael dan Meckling, William. 1976. Theory of the firm: Managerial
behavior, agency costs, and ownership structure. Journal of Financial
Economics. Vol. 3 No. 4. Hal. 283–303.

Karyono. 2013. Forensic Fraud. Yogyakarta: CV Andi Offset.


92

Khairi, Himmatul dan Alfarisi, M Fany. 2019. Analisis Fraud Diamond Theory
dalam Mendeteksi Terjadinya Manajemen Laba pada Laporan Keuangan
Perusahaan. Jurnal Manajemen. Vol. 10. No. 2. Hal. 176.

Khoirunnisa, Awaliyatu. Rahmawaty, Anita dan Yasin. 2020. Fraud Pentagon


Theory dalam Mendeteksi Fraudulent Financial Reporting Pada
Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index 70 (JII 70) Tahun
2018. BISNIS: Jurnal Bisnis Dan Manajemen Islam. Vol. 8. No. 1. Hal.
97–110.

Kuncoro, Herawan. 2019. Pengaruh Fraud Diamond terhadap Deteksi Financial


Statement Fraud pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun
2015-2018. Ekonomi Dan Bisnis. Vol. 8. No. 5. Hal. 5.

Lestari, Anom Ayu Megawati dan Nuratama, I Putu. 2020. Pengaruh Financial
Stability, External Pressure, Nature Of Industry Dan Rationalization
Terhadap Financial Statement Fraud Dalam Sudut Pandang Fraud Triangle
Pada Perusahaan Sektor Real Estate And Property Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2014. Hita Akuntansi Dan Keuangan. Vol.
1. No. 1. Hal. 407–435.

Lestari, Made Irma dan Florensi, Vosby. 2022. Deteksi Fraudulent Financial
Statement: Pengujian Dengan Analisis Proksi Fraud Triangle. Jurnal Bina
Akuntansi, Vol. 9. No. 1. Hal. 107–125.

Martyanta dan Daljono. 2013. Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan


Melalui Faktor Risiko Tekanan dan Peluang (Studi Kasus pada Perusahaan
yang Mendapat Sanksi dari Bapepam Periode 2002-2006). Diponegoro
Journal of Accounting. Vol. 2. No. 2. Hal. 1–12.

Mulyadi. 2013. Auditing. Jakarta: Salemba Empat.

Nadia, Nurun. Nugraha, Nyata dan Sartono. 2023. Analisis Pengaruh Fraud
Diamond Terhadap Kecurangan Laporan Keuangan Pada Bank Umum
Syariah. Jurnal Akuntansi Dan Governance. Vol. 3. No. 2. Hal. 125–
139.

Nikmah dan Arjoen, Muhammad Robby. 2023. Financial Statement Fraud , Audit
Committee And Audit Quality : Insight Into Fraud Diamond Theory.
International Journal of Social Service and Research. Vol. 3. No. 3. Hal.
605–620.

Noviana, Gloria. Helmi, Syarif M & Ginting, Rafles. 2022. Bagaimana


pendeteksian fraudulent financial statement dengan menggunakan fraud
diamond theory dengan metode beneish m-score. Jurnal Akuntansi Dan
Keuangan. Vol. 19 No. 3. Hal. 608–617.

Novitasari, Ade Rizky & Chariri, Anis. 2018. Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Financial Statement Fraud Dalam Perspektif Fraud
93

Pentagon. Diponegoro Journal Of Accounting Volume. Vol. 7. No. 4.


Hal. 1–15.

Nugraheni, Nella Kartika dan Triatmoko, Hanung. 2017. Analisis Faktor-Faktor


Yang Mempengaruhi Terjadinya Financial Statement Fraud: Perspektif
Diamond Fraud Theory (Studi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2016). Jurnal Akuntansi Dan
Auditing. Vol. 14. No. 2. Hal. 118–143.

Nurrohman, Akhmad Mujahid dan Hapsari, Dini Wahjoe. 2020. Pengaruh Fraud
Pentagon Terhadap Kecurangan Laporan Keuangan Menggunakan F-
Score Model (Studi Kasus Pada Perusahaan Sektor Properti, Real Esatate
Dan Konstruksi). E-Proceeding ofManagement. Vol. 7. No. 2. Hal. 5790–
5797.

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55/POJK.04/2015 tentang Pemenuhan


Regulasi Dewan Komisaris Independen (diakses tanggal 20 Juli 2023).

Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009. tentang Fraud (diakses tanggal


25 Juni 2023).

Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/13/PBI/2013 tentang Dewan Komisaris


Indeependen (diakses tanggal 17 Juli 2023).

Pitaloka, Anisa dan Majidah. 2019. Analisis Fraud Diamond Dalam Mendeteksi
Kecurangan Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2015- 2017).
E-Proceeding of Management. Vol. 6. No. 1.

Prakoso, Dimas Bagus dan Setiyorini, Wahyu. (2021). Pengaruh Fraud Diamond
terhadap Indikasi Kecurangan Laporan Keuangan (Studi pada Perusahaan
Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2019).
Jurnal Akuntansi dan Perpajakan. Vol. 7. No. 2. Hal. 48–61.

Priantara, Diaz. 2013. Fraud Auditing dan Investigation. Jakarta: Mitra Wacana
Media.

SA Seksi 316. tentang Pertimbangan Atas Kecurangan Dalam Audit Laporan


Keuangan (diakses tanggal 25 Juni 2023).

Purba, Bona. 2015. Fraud dan Korupsi: Pencegahan, Pendeteksian dan


Pemberantasannya. Jakarta: Lestari Kiranatama.

Putra, Ardansyah dan Saraswati, Dwi. 2020. Bank dan Lembaga Keuangan
Lainnya. Surabaya: CV. Jakad Media Publishing.

Rahma, Dhea Violin dan Suryani, Elly. 2019. Pengaruh Faktor-Faktor Fraud
Triangle Terhadap Financial Statement Fraud. Jurnal ASET (Akuntansi
Riset). Vol. 11. No. 2. Hal. 301–314.
94

Ratnasari, Martdian dan Rofi, M Akhsanur. 2020. Faktor-Faktor Yang Memotivasi


Kecurangan Laporan Keuangan. Journal of Management and Business
Review. Vol. 17. No. 1. Hal. 79–107.

Sembiring, Kelvin Brema dan Zulfiati, Lies. 2020. Analisis Fraud Diamond Dan
Indikasi Financial Statements Fraud Pada Perusahaan Manufaktur Di
Indonesia. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia. Hal. 1–21.

Septriani, Yossi dan Handayani, Desi. 2018. Mendeteksi Kecurangan Laporan


keuangan dengan Analisis Fraud Pentagon. Jurnal Politeknik Caltex riau.
Jurnal Politeknik Caltex Riau. Vol. 11. No. 1. Hal. 11–23.

Sihombing, Kennedy Samuel dan Rahardjo, Shiddiq Nur. 2014. Analisis Fraud
Diamond dalam Mendeteksi Financial Statement Fraud (Studi Empiris
pada Perusahaan manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2010 – 2012). Diponegoro Journal of Accounting. Vol. 3. No. 2.
Hal. 1–12.

Skousen, Christopher J. Smith and Charlotte J. Wright. 2009. Detecting and


predicting financial statement fraud: The effectiveness of the fraud triangle
and SAS No. 99. Advances in Financial Economics.Vol. 13. No. 99.

Solikhin, Zahra Rohadotul Aisy dan Parasetya, Mutiara Tresna. 2023. Analisis
Pengaruh Tekanan, Peluang, Rasionalisasi, Dan Kapabilitas Terhadap
Kemungkinan Kecurangan Laporan Keuangan: Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Periode 2016-2020.
Diponegoro Journal of Accounting. Vol. 12. No. 1. Hal. 1–15.

Sudaryo, Yoyo. Sjarif, Devyanthi dan Sofiati, Nunung Ayu. 2017. Keuangan Di
Era Otonomi Daerah. Yogyakarta: ANDI.

Sulistyanto, Sri. (2008). Manajemen laba: Teori dan Model Empiris. Jakarta:
Penerbit Grasindo.

Sulistyawan, Dedhy. Januarsi, Yeni dan Alvia, Liza. 2011. CREATIVE


ACCOUNTING Mengungkap Manajemen Laba dan Skandal
Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Sulistyorini, Utami Tri. (2018). Metode Penelitian: Analisis Kausal-Regresi.


Semarang: Badan Penerbit Polines.

Sunardi, Sunardi dan Amin, M. Nuryatno. 2018. Fraud detection of financial


statement by using fraud diamond perspective. International Journal of
Development and Sustainability. Vol. 7. No. (3). Hal. 878–891.

Usanti, Trisandi dan Shomad, Abd. 2013. Transaksi Bank Syariah. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
95

Widarti. 2015. Pengaruh fraud triangle terhadap deteksi kecurangan laporan


keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek
indonesia (bei). Jurnal Manajemen Dan Bisnis Sriwijaya. Vol. 13. No.
2.

Wolfe, David T dan Hermanson, Dana R. (2004). The Fraud Diamond : Considering
the Four Elements of Fraud: Certified Public Accountant. The CPA
Journal. Vol. 74. No. 12. Hal. 38–42.

www.quran.kemenag.go.id diakses pada tanggal 2 April 2023.

www.bankmuamalat.co.id diakses pada tanggal 11 Juli 2023.

www.bankvictoriasyariah.co.id diakses tanggal 11 Juli 2023.

www.bjbs.co.id diakses tanggal 11 Juli 2023.

www.megasyariah.co.id diakses tanggal 11 Juli 2023.

www.paninbanksyariah.co.id diakses tanggal 11 Juli 2023.

www.bcassyariah.co.id diakses tanggal 11 Juli 2023.

www.btpnsyariah.co.id diakses tanggal 11 Juli 2023.

www.ojk.go.id diakses pada tanggal 15 Juli 2022.


96

LAMPIRAN
97

Lampiran 1. Hasil Input Data

ROA BDOUT TACC DCHANGE FFR


No BANK TAHUN
(X1) (X2) (X3) (X3) (Y)
1 BMI 2016 0,0022 0,500 0,028 1,000 0,095
2 BMI 2017 0,0011 0,250 -0,006 0,000 0,052
3 BMI 2018 0,0008 0,600 -0,013 1,000 0,092
4 BMI 2019 0,0005 0,600 0,000 1,000 0,095
5 BMI 2020 0,0003 0,600 -0,021 0,000 0,077
6 BMI 2021 0,0002 0,196 -0,304 0,000 -0,182
7 BMI 2022 0,0009 1,000 -0,014 1,000 -0,011
8 BVS 2016 -0,0219 0,333 -0,017 1,000 0,015
9 BVS 2017 0,0036 0,667 -0,098 0,000 -0,098
10 BVS 2018 0,0032 0,667 -0,027 0,000 -0,002
11 BVS 2019 0,0005 0,667 -0,027 1,000 -0,011
12 BVS 2020 0,0016 0,667 -0,039 0,000 -0,024
13 BVS 2021 0,0071 0,667 0,137 1,000 0,153
14 BVS 2022 0,0045 0,667 -0,099 1,000 0,062
15 BJBS 2016 -0,0809 0,000 -0,159 1,000 -0,050
16 BJBS 2017 -0,0569 0,750 -0,084 0,000 -0,068
17 BJBS 2018 0,0054 0,500 0,179 1,000 0,256
18 BJBS 2019 0,0060 0,667 0,037 1,000 0,095
19 BJBS 2020 0,0041 0,667 -0,052 1,000 0,012
20 BJBS 2021 0,0096 0,667 -0,065 1,000 -0,013
21 BJBS 2022 0,0114 0,333 -1,332 1,000 -0,026
22 BMS 2016 0,0263 0,000 0,028 0,000 0,085
23 BMS 2017 0,0156 1,000 -0,112 0,000 -0,026
24 BMS 2018 0,0093 1,000 0,031 0,000 0,111
25 BMS 2019 0,0089 1,000 0,035 1,000 0,105
26 BMS 2020 0,0174 1,000 -0,505 1,000 -0,352
27 BMS 2021 0,0408 1,000 -0,025 0,000 0,026
28 BMS 2022 0,0259 0,600 0,030 1,000 -0,109
29 BPS 2016 0,0037 0,333 0,032 1,000 0,026
30 BPS 2017 -0,1077 0,500 -0,142 1,000 -0,116
31 BPS 2018 0,0026 0,667 0,157 1,000 0,193
32 BPS 2019 0,0025 0,667 -0,006 1,000 0,023
33 BPS 2020 0,0006 0,667 0,142 0,000 0,177
34 BPS 2021 -0,0672 0,667 -0,104 1,000 -0,072
35 BPS 2022 0,0179 0,667 0,011 1,000 0,005
36 BSB 2016 -0,0112 0,500 0,016 0,000 0,062
37 BSB 2017 0,0002 0,500 -0,079 0,000 0,000
38 BSB 2018 0,0002 0,500 0,050 1,000 1,000
Bersambung...
100

Lampiran 5. (Lanjutan 1)
Root MSE 0.111003 R-squared 0.710337
Mean dependent var 0.091180 Adjusted R-squared 0.687164
S.D. dependent var 0.208002 S.E. of regression 0.116420
Sum squared resid 0.677686 F-statistic 30.65363
Durbin-Watson stat 1.993760 Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.678421 Mean dependent var 0.209701


Sum squared resid 0.935791 Durbin-Watson stat 1.443851

Lampiran 6. Hasil Uji Durbin-Watson (DW Test)

Weighted Statistics

Root MSE 0.111003 R-squared 0.710337


Mean dependent var 0.091180 Adjusted R-squared 0.687164
S.D. dependent var 0.208002 S.E. of regression 0.116420
Sum squared resid 0.677686 F-statistic 30.65363
Durbin-Watson stat 1.993760 Prob(F-statistic) 0.000000

Lampiran 7. Estimasi Common Effect Model (CEM)

Dependent Variable: Y_FFR


Method: Panel Least Squares
Date: 08/01/23 Time: 08:42
Sample: 2016 2022
Periods included: 7
Cross-sections included: 8
Total panel (unbalanced) observations: 55

Std.
Variable Coefficient Error t-Statistic Prob.

C -0.160418 0.076829 -2.087988 0.0419


ROA__X1_ 2.379494 0.421350 5.647309 0.0000
BDOUT__X2_ -0.015026 0.085968 -0.174788 0.8620
LOGTACC -0.036418 0.016553 -2.200101 0.0324
DCHANGE_X4_ 0.380714 0.039587 9.617211 0.0000

Root MSE 0.129328 R-squared 0.683876


Mean dependent var 0.209701 Adjusted R-squared 0.658586
S.D. dependent var 0.232139 S.E. of regression 0.135641
Akaike info criterion -1.071107 Sum squared resid 0.919919
Schwarz criterion -0.888623 Log likelihood 34.45545
Hannan-Quinn criter. -1.000539 F-statistic 27.04140
Durbin-Watson stat 1.451497 Prob(F-statistic) 0.000000
101

Lampiran 8. Estimasi Fixed Effect Model (FEM)

Dependent Variable: Y_FFR


Method: Panel Least Squares
Date: 08/01/23 Time: 07:45
Sample: 2016 2022
Periods included: 7
Cross-sections included: 8
Total panel (unbalanced) observations: 55

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.146049 0.071967 -2.029387 0.0486


ROA__X1_ 1.652474 0.723062 2.285383 0.0273
BDOUT__X2_ -0.008408 0.085626 -0.098193 0.9222
LOGTACC -0.035217 0.015624 -2.254052 0.0293
DCHANGE_X4_ 0.371158 0.036256 10.23724 0.0000

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

Root MSE 0.105658 R-squared 0.789005


Mean dependent var 0.209701 Adjusted R-squared 0.735029
S.D. dependent var 0.232139 S.E. of regression 0.119495
Akaike info criterion -1.220862 Sum squared resid 0.613995
Schwarz criterion -0.782898 Log likelihood 45.57369
Hannan-Quinn
criter. -1.051497 F-statistic 14.61782
Durbin-Watson stat 2.249965 Prob(F-statistic) 0.000000
102

Lampiran 9. Estimasi Random Effect Model (REM)

Dependent Variable: Y_FFR


Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 08/01/23 Time: 07:31
Sample: 2016 2022
Periods included: 7
Cross-sections included: 8
Total panel (unbalanced) observations: 55
Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.147860 0.078389 -1.886239 0.0651


ROA__X1_ 1.997774 0.580220 3.443133 0.0012
BDOUT__X2_ -0.013717 0.083184 -0.164905 0.8697
LOGTACC -0.034926 0.015384 -2.270222 0.0275
DCHANGE_X4_ 0.372486 0.035948 10.36175 0.0000

Effects Specification
S.D. Rho

Cross-section random 0.093922 0.3819


Idiosyncratic random 0.119495 0.6181

Weighted Statistics

Root MSE 0.111003 R-squared 0.710337


Mean dependent var 0.091180 Adjusted R-squared 0.687164
S.D. dependent var 0.208002 S.E. of regression 0.116420
Sum squared resid 0.677686 F-statistic 30.65363
Durbin-Watson stat 1.993760 Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.678421 Mean dependent var 0.209701


Sum squared resid 0.935791 Durbin-Watson stat 1.443851
103

Lampiran 10. Hasil Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests


Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 3.060696 (7,43) 0.0105


Cross-section Chi-square 22.236479 7 0.0023

Lampiran 11. Hasil Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test


Equation: Untitled
Test cross-section random effects

Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 1.474612 4 0.8311


104

Lampiran 12. Hasil Uji F, Uji t, dan Uji R2

Dependent Variable: Y_FFR


Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 08/01/23 Time: 07:31
Sample: 2016 2022
Periods included: 7
Cross-sections included: 8
Total panel (unbalanced) observations: 55
Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.147860 0.078389 -1.886239 0.0651


ROA__X1_ 1.997774 0.580220 3.443133 0.0012
BDOUT__X2_ -0.013717 0.083184 -0.164905 0.8697
LOGTACC -0.034926 0.015384 -2.270222 0.0275
DCHANGE_X4_ 0.372486 0.035948 10.36175 0.0000

Effects Specification
S.D. Rho

Cross-section random 0.093922 0.3819


Idiosyncratic random 0.119495 0.6181

Weighted Statistics

Root MSE 0.111003 R-squared 0.710337


Mean dependent var 0.091180 Adjusted R-squared 0.687164
S.D. dependent var 0.208002 S.E. of regression 0.116420
Sum squared resid 0.677686 F-statistic 30.65363
Durbin-Watson stat 1.993760 Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.678421 Mean dependent var 0.209701


Sum squared resid 0.935791 Durbin-Watson stat 1.443851
105

Lampiran 13. Tabel Durbin Watson


109

V. Pengalaman Partisipasi
Nama Kegiatan Penyelenggara Tempat Keterangan
Latihan dasar Politeknik Negeri Rindam Bersertifikat,
Kedisiplinan (LDK) Semarang IV/Diponegoro diselenggarakan
Mahasiswa Baru Magelang, pada 23-26
Jawa Tengah Agustus 2019
Wawasan Almamater Politeknik Negeri Politeknik Bersertifikat,
dan Orientasi Semarang Negeri diselenggarakan
Akademik Semarang pada 27-29
Agustus 2019
Pendidikan Karakter Politeknik Negeri Politeknik Bersertifikat,
Pengembangan Semarang Negeri diselenggarakan
Spiritual Mahasiswa Semarang pada 18-26
(PESIMA) Agustus 2019
Accounting National Himpunan Politeknik Bersertifikat,
Seminar Mahasiswa Negeri diselenggarakan
Jurusan Akuntansi Semarang 26 September
2019
Malam Keakraban Himpunan Bandungan, Bersertifikat,
Jurusan Akuntansi Mahasiswa Semarang diselenggarakan
2019 Jurusan Akuntansi pada 10 Oktober
2019
Pelatihan Soft Skill Keluarga Politeknik Bersertifikat,
Mahasiswa Bidikmisi Mahasiswa Negeri diselenggarakan
dan Afirmasi Bidikmisi Semarang pada 19 Oktober
Politeknik Negeri 2019
Semarang
Latihan Ketrampilan Himpunan Politeknik Bersertifikat,
Manajemen Mahasiswa Negeri diselenggarakan
Mahasiswa & Jurusan Akuntansi Semarang pada 1
Wawasan Orientasi November 2019
Organisasi (LKMM
& WOO)
Peserta Semarang Gedung UTC Bersertifikat,
Entrepreneurship Entrepreneur Convention diselenggarakan
Festival Balairung pada 7 Desember
Astina 2019
Semarang
Peserta Public Semarang Gedung UTC Bersertifikat,
Speaking Entrepreneur Convention diselenggarakan
Festival Balairung pada 7 Desember
Astina 2019
Semarang
Peserta Character Semarang Gedung UTC Bersertifikat,
Building Entrepreneur Convention diselenggarakan
Festival Balairung pada 7 Desember
Astina 2019
Semarang
110

Competition Semarang Gedung UTC Bersertifikat,


Selection Online Entrepreneur Convention diselenggarakan
Program Millenials Festival Balairung pada 7 Desember
Entrepreneur Summit Astina 2019
Singapore or Semarang
Malaysia 2019
Webinar Ilmiah KSEI KSEI Jazirah Politeknik Bersertifikat,
Jazirah 2020 Polines Negeri diselenggarakan
Semarang pada 19 Mei
2020
Panitia Pelaksana Politeknik Negeri Politeknik Bersertifikat,
Pemilihan Raya 2020 Semarang Negeri diselenggarakan
Semarang pada 14 Agustus
2020
FoSSEI Leadership FoSSEI KSEI Online Bersertifikat,
Forum 2020 UNNES diselenggarakan
13-15 Agustus
2020
Pelatihan Design HMJ S1 Online Bersertifkat,
melalui Powerpoint Keperawatan diselenggarakan
UNISSULA 16 Agustus 2020
Lomba Olimpiade FoSSEI Fakultas Online Bersertifikat,
Ekonomi Islam Ekonomi dan diselenggarakan
Mahasiswa Tingkat Bisnis Universitas 20 September
Nasional Jenderal 2020
Soedirman
Indonesia Economics Himpunan Online Bersertifikat,
Events 14 Mahasiswa diselenggarakan
(ECCENTS) Ekonomi pada 16 Agustus
Pembangunan 2021
Fakultas Ekonomi
dan Bisnis
Universitas
Airlangga
Seminar Perbankan HMPS PBS IAIN Online Bersertifikat,
Syariah “Investasi Surakarta diselenggarakan
Emas Pilihan pada 17
Mahasiswa Kini” September 2020
Kursus FoSSEI Nasional Online Bersertifikat,
Kepemimpinan diselenggarakan
Nasional KSEI 2020 pada 26
September 2020
Accounting National Himpunan Politeknik Bersertifikat,
Seminar Mahasiswa Negeri diselenggarakan
Jurusan Akuntansi Semarang pada 11
November 2020
Webinar Nasional IAI Wilayah Jawa Online Bersertifikat,
“Langkah Strategis Tengah diselenggarakan
111

Bank Syariah Pasca pada 14


Merger” Desember 2020
Workshop Himpunan Politeknik Bersertifikat,
Perpajakan Mahasiswa Negeri diselenggarakan
Jurusan Akuntansi Semarang pada 14 Januari
2021
Job Application Himpunan Politeknik Bersertifikat,
Training Mahasiswa Negeri diselenggarakan
Jurusan Akuntansi Semarang pada 6 Februari
2021
FoSSEI Development Himpunan Online Bersertifikat,
Training “Supervisor Mahasiswa Hukum diselenggarakan
Kaderisasi” Ekonomi Syariah pada 7 Maret
Universitas 2021
Muhammadiyah
Purwokerto
Seminar Nasional Himpunan Online Bersertifikat,
Optimalisasi Mahasiswa Hukum diselenggarakan
Financial Ekonomi Syariah pada 9 Maret
Technology Syariah Universitas 2021
Muhammadiyah
Purwokerto
Temu Ilmiah FoSSEI Jawa Politeknik Bersertifikat,
Regional Jawa Tengah Negeri diselenggarakan
Tengah 2021 Semarang pada 25-27
Maret 2021
Webinar Pasar Modal FoSSEI Nasional Online Bersertifikat,
Syariah 2021 dan KSEI Jazirah diselenggarakan
Polines pada 20 Maret
2021
Kuliah Kerja Jurusan Akuntansi Politeknik Bersertifikat,
Lapangan Sarjana Negeri diselenggarakan
Terapan Jurusan Semarang pada 24
Akuntansi September 2021
Online Course The Indonesia Online Bersertifikat,
Technical Analisis: Capital Market diselenggarakan
Fibonacci Institute 15 November
2021
Online Course The Indonesia Online Bersertifikat,
Investasi Saham Capital Market diselenggarakan
Syariah Institute 15 November
2021
Panitia Sharia KSEI AKSES Online Bersertifikat,
Economic Hackathon LIPIA diselenggarakan
31 Oktober-14
November 2021
Kajian Remaja KSEI YES Online Bersertifikat,
Milenial Universitas Yarsi diselenggarakan
112

pada 5 Februari
2022
Akuntansi Mencari Himpunan Politeknik Bersertifikat,
Bakat Mahasiswa Negeri diselenggarakan
Jurusan Akuntansi Semarang pada 24 April
2022
Workshop Nasional Iqtishad Online Bersertifikat,
Keuangan Syariah Consulting diselenggarakan
pada 15
November 2022
Table Manner Hotel Grasia Hotel Grasia Bersertifikat,
Semarang diselenggarakan
pada 16
Desember 2022
Pelatihan Perpajakan Tax Center Politeknik Bersertifikat,
Brevet A dan B POLINES Negeri diselenggarakan
Semarang pada 17 Januari-
8 Juni 2023

Dengan ini Curriculum Vitae saya buat untuk memenuhi salah persyaratan
kelulusan dalam Program Studi Perbankan Syariah Jurusan Akuntansi Politeknik
Negeri Semarang.
Semarang, 7 Agustus 2023
Yang Bersangkutan,

Kiki Mita Irmayasari


113
114
115
116
117
118
119

Anda mungkin juga menyukai