Disusun Oleh:
Firza Annisa
4416070038
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan
Manajemen Keuangan
Disusun Oleh:
Firza Annisa
4416070038
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini adalah hasil karya saya
sendiri bukan jiplakan karya orang lain baik sebagian atau seluruhya. Pendapat,
gagasan, atau temuan orang lain yang terdapat di dalam Skripsi ini telah saya kutip
dan saya rujuk sesuai dengan etika ilmiah.
iii
LEMBAR PENGESAHAN
DEWAN PENGUJI
Tanggal:
iv
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Disetujui oleh:
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Diketahui Oleh:
KPS Manajemen Keuangan
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. karena berkat nikmat sehat
dari-Nya penulis dapat melakukan penelitian dalam bentuk karya ilmiah skripsi
dengan judul ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
RASIO SOLVABILITAS RBC (RISK BASED CAPITAL) PT ASURANSI
JIWASRAYA (PERSERO) TAHUN 2010-2019 sebagai syarat untuk
menyelesaikan studi Sarjana Terapan pada Program Studi Manajemen Keuangan
Jurusan Akuntansi di Politeknik Negeri Jakarta. Dengan ini, penulis menyampaikan
rasa terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu proses penyusunan
hingga skripsi ini dapat diselesaikan. Adapun penulis ingin berterima kasih kepada:
Penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan ini. Akhir
kata, semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak yang membaca
Firza Annisa
vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademis Politeknik Negeri Jakarta, saya yang bertanda tangan
dibawah ini:
NIM : 4416070038
Jurusan : Akuntansi
Dengan hak bebas royalti noneksklusif ini Politeknik Negeri Jakarta berhak
menyimpan, mengalihmedia atau mengformatkan, mengelola dalam bentuk
pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan skripsi saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak
cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Depok
Yang menyatakan
(Firza Annisa)
vii
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RASIO
SOLVABILITAS RBC (RISK BASED CAPITAL) PT ASURANSI
JIWASRAYA (PERSERO) TAHUN 2010-2019
Firza Annisa
ABSTRAK
Kata kunci: Klaim Dibayar, Reasuransi, Hasil Investasi, Pendapatan Premi, Risk Based
Capital, Solvabilitas
ABSTRACT
Keywords: Paid Claims, Reinsurance, Investment Returns, Premium Income, Risk Based
Capital, Solvency
viii
Politeknik Negeri Jakarta
DAFTAR ISI
ix
Politeknik Negeri Jakarta
2.4.2 Pengaruh Reasuransi Terhadap Tingkat Solvabilitas RBC ............. 19
2.4.3 Pengaruh Hasil Investasi Terhadap Tingkat Solvabilitas RBC....... 19
2.4.4 Pengaruh Pendapatan Premi Terhadap Tingkat Solvabilitas RBC . 20
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 21
3.1 Jenis Penelitian ....................................................................................... 21
3.2 Objek Penelitian ..................................................................................... 21
3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian .......................................................... 22
3.4 Metode Pengumpulan Data .................................................................... 22
3.5 Metode Analisis Data ............................................................................. 23
3.5.1 Variabel Penelitian .......................................................................... 23
3.5.2 Tahap Analisis Data ........................................................................ 25
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 28
4.1 Hasil Penelitian....................................................................................... 28
4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian .............................................................. 28
4.1.2 Deskripsi Data Penelitian ................................................................ 28
4.1.3 Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................................. 34
4.1.4 Hasil Uji Hipotesis .......................................................................... 37
4.1.5 Hasil Analisis Regresi ..................................................................... 39
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian.................................................................. 40
4.2.1 Implikasi Hasil Penelitian ............................................................... 43
BAB 5 PENUTUP ............................................................................................. 45
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 45
5.2 Saran ....................................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 48
x
Politeknik Negeri Jakarta
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
xi
Politeknik Negeri Jakarta
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Politeknik Negeri Jakarta
2
kebangkrutan perusahaan. Penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut dengan judul
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RASIO
SOLVABILITAS RBC (RISK BASED CAPITAL) PT ASURANSI
JIWASRAYA (PERSERO) TAHUN 2010-2019.
a. Bagi dunia akademis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan
bagi penelitian lain yang terkait dengan topik ini.
b. Bagi Politeknik Negeri Jakarta, penelitian ini sebagai bahan evaluasi
kurikulum terkait mata kuliah aktuaria, manajemen risiko, dan manajemen
investasi.
2. Manfaat Secara Praktis
a. Bagi pemerintah (regulator), dapat dijadikan masukkan dalam membuat
rumusan kebijakan ke depannya dalam mengawasi perusahaan asuransi
b. Bagi perusahaan asuransi, penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi
sebagai dasar untuk merencanakan pengelolaan dana dalam rangka menjaga
kesehatan perusahaan asuransi melalui RBC
c. Bagi calon nasabah, diharapkan dapat digunakan sebagai dasar dalam
memilih perusahaan asuransi
2.1.1 Asuransi
Istilah asuransi berasal dari bahasa inggris “insurance”, yang berarti
pertanggungan. Dalam bahasa Belanda “asurantie” yang dalam hukum Belanda
disebut verzekering yang berarti pertanggungan, yang kemudian muncul istilah
assuradeur yang berarti penanggung, sedangkan greassureerde berarti
tertanggung. Istilah assurantie sesungguhnya berasal dari bahasa Latin, yaitu
assecurare yang berarti meyakinkan orang (Nopriansyah, 2015).
Definisi asuransi di Indonesia telah ditetapkan dalam Undang-Undang No. 2
Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian sebagaimana Pasal 1: “asuransi atau
pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih dengan nama pihak
penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi
asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian,
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab
hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul
dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran
yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.”
Pengertian Asuransi dalam UU No. 40 Tahun 2014 tentang perasuransian,
asuransi merupakan perjanjian di antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi
dengan pemegang polis, yang menjadi dasar atau acuan bagi penerimaan premi oleh
perusahaan asuransi dengan imbalan untuk:
1. Memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena
kerugian yang dideritanya, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan
keuntungan maupun tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin
7
Politeknik Negeri Jakarta
8
polis asuransi yang mereka miliki. Klaim Asuransi yang diajukan akan ditinjau oleh
perusahaan untuk validitasnya dan kemudian dibayarkan kepada pihak tertanggung
setelah disetujui (Tarigan 2015).
Teknik dasar dari asuransi adalah menghimpun (pooling) risiko. Fungsi ini
mengandung kewajiban penting untuk membayar kerugian yang diderita oleh para
peserta dari dana yang terhimpun. Bagi kebanyakan perusahaan asuransi tampak
sebagai lembaga yang tujuannya hanyalah membayar kerugian-kerugian.
Perusahaan tidak melihat fungsi dasar pooling risiko ini. Agar tetap berada dalam
bisnis, perusahaan asuransi tentu saja harus membayar kerugian-kerugian. Klaim-
klaim harus dibayar dengan segera dan layak. Klaim yang sah tidak boleh kurang
dibayarnya (underpaid). Perusahaan asuransi yang selalu kurang membayar klaim
yang sah akan segera kehilangan langganan. Sebaliknya, adalah sama berbahaya
bagi perusahaan asuransi jika membayar klaim berlebihan (overpaid). Seandainya
suatu perusahaan asuransi secara terus menerus berlebihan dalam membayar klaim,
maka pada akhirnya perusahaan akan kesulitan keuangan (Hery 2015). Besaran
klaim dalam penelitian diambil langsung dari laporan keuangan perusahaan.
2.1.4 Reasuransi
Dalam menjalankan usaha asuransi tentunya perusahaan asuransi akan
menghadapi risiko-risiko yang belum tentu dalam penyelesaian risiko tersebut
perusahaan asuransi dapat menyelesaikannya sendiri tanpa mengetahui terlebih
dahulu metode pengelolaan risiko atau dalam hal ini metode yang digunakan adalah
metode reasuransi. Perusahaan asuransi dapat memilih dan menerapkan metode dan
bentuk reasuransi yang tepat untuk kelangsungan kegiatan perusahaannya tersebut.
Dalam pasal 1 Undang-undang Nomor 40 tahun 2014 tentang Perasuransian,
Usaha Reasuransi adalah usaha jasa pertanggungan ulang terhadap risiko yang
dihadapi oleh perusahaan asuransi, perusahaan penjaminan, atau perusahaan
reasuransi lainnya. Sebenarnya, reasuransi itu tidak lain pembelian oleh suatu
perusahaan asuransi yang telah mengantarkan atau menjual polis, untuk melindungi
dirinya terhadap semua atau sebagian klaim yang ditanggungnya terhadap para
pemegang polisnya. Dalam proses ini, perusahaan asuransi yang memindahkan
resikonya itu disebut coding campany (perusahaan yang menyerahkan) dan
perusahaan asuransi yang menerima resiko disebut reinsurer (penanggung ulang,
dilakukan oleh perusahaan asuransi menghasilkan hasil yang sebanding dengan kas
yang digunakan dalam investasi (Raharjo, 2019). Dalam penelitian ini, besaran
hasil investasi tersebut diambil langsung dari laporan keuangan perusahaan.
secara parsial
pendapatan premi, laba
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
RBC
Ambar Pengaruh X1: Ukuran Regresi Hasil Penelitian ini
wati Ukuran Perusahaan linier menunjukkan bahwa
dan Perusahaan, X2: Hasil berganda ukuran perusahaan,
Hasib Hasil Investasi, Investasi hasil investasi, dan
(2018) dan X3: profitabilitas secara
Profitabilitas Profitabilitas simultan berpengaruh
Terhadap Y: RBC signifikan terhadap
Solvabilitas solvabilitas.
Asuransi Ukuran perusahaan
Syariah di secara parsial
Indonesia berpengaruh positif dan
Periode 2012- signifikan terhadap
2016 solvabilitas. Sedangkan
hasil investasi dan
profitabilitas tidak
berpengaruh signifikan
A Perusahaan Y: mempengaruhi
(2019) Asuransi Solvabilitas solvabilitas perusahaan
asuransi. Secara parsial,
profitabilitas, risiko
underwriting dan
reasuransi secara
signifikan
mempengaruhi
solvabilitas perusahaan
asuransi
Karyati Analisis X1: Premi Regresi Pada perusahaan
dan Perbedaan X2: Klaim linear asuransi konvensional,
Mulyati Pengaruh X3: Investasi berganda Premi tidak
(2019) Premi, Klaim, X4: berpengaruh terhadap
dan Investasi Pertumbuhan pertumbuhan laba.
Terhadap Laba Sedangkan Klaim dan
Pertumbuhan hasil investasi
Laba pada berpengaruh terhadap
Perusahaan pertumbuhan laba.
Asuransi Secara bersama-sama
Syariah (simultan) Premi,
dengan Klaim, dan Investasi
Asuransi berpengaruh terhadap
Konvensional pertumbuhan laba
Periode 2011-
2013
Sumber: Data diolah
Klaim dibayar
(X1) H1
Reasuransi (X2) H2
Solvabilitas (Risk
H3 Based Capital)
Hasil Investasi (Y)
(X3) H4
Pendapatan
Premi (X4)
H5
Alat Analisa:
1. Uji Asumsi Klasik
2. Analisis Regresi Linear Berganda
3. Hipotesis Variabel Klaim, Reasuransi, Investasi, Premi
4. Koefisien Determinasi
5. Tabel Uji F
6. Tabel Uji t
Politeknik Negeri Jakarta
19
Terdapat empat variabel independen dalam penelitian ini yaitu jumlah klaim
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
yang dibayarkan, reasuransi, hasil investasi, dan pendapatan premi. Sedangkan
Sumber: Data diolah
variabel dependen yang digunakan adalah solvabilitas yang diukur dengan nilai
Risk Based Capital (RBC).
yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Menurut Joo (2013)
ketepatan investasi akan memberikan keuntungan besar bagi perusahaan yang akan
memiliki efek positif pada tingkat solvabilitas.
H3: Hasil investasi berpengaruh positif terhadap solvabilitas
21
Politeknik Negeri Jakarta
22
1. Variabel Dependen
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑆𝑜𝑙𝑣𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠
𝑅𝐵𝐶 =
𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑆𝑜𝑙𝑣𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚
2. Variabel Independen
Skala
No Variabel Definisi Pengukuran
Pengukur
Jumlah rupiah klaim
Jumlah Total klaim yang
yang dibayar Nominal
1 Klaim dibayarkan oleh
perusahaan pada (IDR)
Dibayarkan Perusahaan asuransi.
laporan keuangan.
Kegiatan
mengasuransikan Premi Reasuransi Dibayar
kembali asset-aset Total Premi Diterima
yang dimiliki sebuah
2 Reasuransi Rasio
perusahaan asuransi
untuk meminimalisir
paparan risiko yang
diterima.
Keuntungan yang Hasil investasi yang
Hasil didapatkan didapat perusahaan Nominal
3
Investasi perusahaan asuransi pada laporan (IDR)
yang digunakan keuangan.
untuk membiayai
beban asuransi
Pendapatan yang
diterima perusahaan
dari pemegang polis Pendapatan premi
Pendapatan sehubungan dengan yang didapat Nominal
4
Premi adanya perjanjian perusahaan pada (IDR)
pertanggungan yang laporan keuangan
dituangkan dalam
polis asuransi
Sumber: Data diolah
2. Sementara itu, jika titik-titik menjauh atau tersebar dan tidak mengikuti
garis diagonal maka hal ini menunjukkan bahwa nilai residual tidak
berdistribusi normal
b. Uji Multikolinieritas
Uji ini bertujuan menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas yaitu jumlah klaim yang dibayarkan, reasuransi,
hasil investasi, dan pendapatan premi. Dalam model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Keputusan dalam
uji ini adalah dengan melihat nilai Tolerance dan VIF pada tabel coefficients.
Jika nilai Tolerance > 0.10 dan nilai VIF < 10.00 maka tidak terjadi korelasi
di antara variabel bebas.
c. Uji Heterokedastisitas
Dilakukan untuk menilai apakah ada ketidaksamaan varian dari residual
untuk semua pengamatan pada model regresi linear. Dalam penelitian ini
digunakan uji heteroskedastisitas menggunakan scatterplots. Jika titik-titik
menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y tanpa membentuk pola
tertentu, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1 (sebelumnya). Dalam penelitian ini digunakan runs test dengan
dasar pengambilan keputusan berupa nilai asymp. sig. (2-tailed) > α (0.10).
28
Politeknik Negeri Jakarta
29
adalah Risk Based Capital (RBC). Sumber data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah laporan keuangan Jiwasraya tahun 2010 hingga 2019.
1. Klaim Dibayar
Klaim asuransi merupakan proses permintaan secara resmi kepada perusahaan
asuransi untuk mendapatkan manfaat terkait perlindungan finansial atau ganti
rugi dari pihak tertanggung yang diberikan oleh perusahaan asuransi yang diatur
dalam polis asuransi yang mereka miliki. Pada Gambar 4.1 terlihat bahwa terjadi
penurunan 10,5% pada 2014 atau sekitar Rp 527 miliar lalu kembali meningkat
pada tahun 2015 sampai 2018. Peningkatan yang signifikan terjadi pada tahun
2017 dan 2018 yaitu sebesar 128,3% atau sekitar Rp 8,8 triliun pada 2017 dan
Rp 7,5 triliun pada 2018. Pada tahun 2019 pembayaran klaim mengalami
penurunan sebesar Rp 8,3 triliun. Seperti yang telah diketahui, Jiwasraya
mengalami tekanan likuiditas akibat produknya yaitu JS Saving Plan. Penurunan
kepercayaan nasabah terhadap produk membuat klaim secara signifikan
meningkat.
Rp25,000,000
Rp23,207,772
Rp20,000,000
Rp15,666,805 Rp14,877,035
Rp15,000,000
Rp10,000,000
Rp5,207,028 Rp6,862,366
Rp4,829,033 Rp4,918,922
Rp4,176,629 Rp4,538,762
Rp5,000,000
Rp1,974,015
Rp-
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
2. Reasuransi
Pada tahun 2008 Jiwasraya dinyatakan “insolvent” oleh regulator, pada saat itu
Badan Pengelola Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam – LK).
Menteri Negara BUMN melalui suratnya nomor S-593/MBU/2008 tanggal 9 Juli
2008 pada prisnsipnya akan tetap mempertahankan kelangsungan hidup
perusahaan (going concern) dan mengharapkan kerjasama dan dukungan
menteri keuangan sebagai ultimate shareholder serta regulator untuk membantu
penyelesaian masalah yang sedang dihadapi oleh perusahaan. Pada akhirnya,
manajemen Jiwasraya memiliki solusi sementara untuk penyelesaian masalah
dengan cara reasuransi.
0.035
0.030
0.025
0.020
0.015
0.010
0.005
0.000
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Rp(5,000,000)
Rp(10,000,000)
Rp(15,000,000)
Rp(16,519,058)
Rp(20,000,000)
saham-saham di Indeks LQ45 (45 saham unggulan dan paling likuid di Bursa
Efek Indonesia), sementara sisanya di luar LQ45. Alokasi reksadana Saving Plan
Jiwarsrya sebesar 59,1% atau sebesar Rp 14,9 triliun dari jumlah aset finansial.
Dari jumlah ini, hanya 2% yang dikelola oleh top tier perusahaan manajer
investasi (MI), sementara sisanya di luar perusahaan MI lainnya.
4. Pendapatan Premi
Menurut Salim (2007:117) mengemukakan bahwa “dalam perusahaan asuransi
laba itu tercipta melalui premi”. Pendapatan premi bersumber dari pembayaran
yang wajib dilakukan oleh setiap peserta asuransi jiwa yang dilakukan secara
teratur kepada perusahaan asuransi jiwa yang bersangkutan sesuai kesepakatan
dalam polis. Oleh karena itu, pendapatan premi merupakan faktor utama bagi
laba perusahaan asuransi jiwa.
Rp25,000,000
Rp21,802,883
Rp20,000,000
Rp18,079,531
Rp15,000,000
Rp10,212,892
Rp6,364,204 Rp10,553,600
Rp10,000,000 Rp5,775,186
Rp5,711,666
Rp4,763,161
Rp5,000,000
Rp3,613,325 Rp3,087,481
Rp-
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
500.00%
202.06% 200.15%
155.74% 163.97% 174.49%140.81%162.16%
123.16%
0.00%
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
-500.00%
-1000.00%
-1500.00% -1431.02%
-2000.00% -1866.10%
Adanya Risk Based capital diupayakan mampu sebagai cermin dari kekuatan
perusahaan dalam membiayai klaim–klaim yang mungkin sudah jatuh tempo.
Menurut Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
424/KMK.06/2003 Tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas adalah uji yang dilakukan untuk memastikan apakah di
dalam sebuah model regresi ada interkorelasi atau kolinearitas antar variabel
bebas. Interkorelasi adalah hubungan yang linear atau hubungan yang kuat
antara satu variabel bebas atau variabel prediktor dengan variabel prediktor
lainnya di dalam sebuah model regresi. Interkorelasi itu dapat dilihat dengan
nilai koefisien korelasi antara variabel bebas, nilai VIF dan Tolerance, nilai
Eigenvalue dan Condition Index, serta nilai standar error koefisien beta atau
koefisien regresi parsial.
Tabel 4.1 Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
Klaim .385 2.597
Reasuransi .101 9.931
Hasil Investasi .344 2.906
Premi .112 8.904
a. Dependent Variable: RBC
Sumber: Data diolah
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah uji yang menilai apakah ada ketidaksamaan varian
dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi linear. Apabila asumsi
heteroskedastisitas tidak terpenuhi, maka model regresi dinyatakan tidak valid
sebagai alat peramalan.
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah terjadi korelasi antara suatu
periode t dengan periode sebelumnya (t -1). Secara sederhana adalah bahwa
analisis regresi adalah untuk melihat pengaruh antara variabel bebas terhadap
variabel terikat, jadi tidak boleh ada korelasi antara observasi dengan data
observasi sebelumnya.
Runs Test
Unstandardized
Residual
a. Median
Sumber: Data diolah
Penelitian ini menggunakan uji runs test untuk menguji apakah antar residual
terdapat korelasi yang tinggi atau tidak. Jika antar residual tidak terdapat
hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random.
Berdasarkan hasil uji runs test di atas diketahui bahwa nilai asymp. sig. (2-tailed)
0.737 > α (0.10). Hal tersebut menunjukkan bahwa data yang dipergunakan
random sehingga tidak terdapat masalah autokorelasi pada data yang diuji.
Dari hasil olah data dapat diketahui nilai R² sebesar 0.853 atau sama dengan
85.3%. Angka tersebut mengandung arti bahwa variabel klaim dibayar (X1),
reasuransi (X2), hasil investasi (X3), dan pendapatan premi (X4) secara simultan
(bersama-sama) berpengaruh terhadap variabel Risk Based Capital (Y) sebesar
85.3%. Sedangkan sisanya (100% - 85.3% = 14.7%) dipengaruhi oleh variabel
lain di luar persamaan regresi.
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 5.605 4 1.401 7.248 .026b
Residual .967 5 .193
Total 6.572 9
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel output di atas, diketahui nilai Sig. adalah sebesar 0.026.
Karena nilai Sig. 0.026 < 0.05, maka sesuai dengan dasar pengambilan
keputusan dalam uji F dapat disimpulkan bahwa klaim dibayar, reasuransi, hasil
investasi, dan pendapatan premi secara simultan berpengaruh terhadap Risk
Based Capital.
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 4.393 9.664 .455 .668
Klaim .963 .363 .733 2.652 .045
Reasuransi -.472 .777 -.328 -.607 .570
Hasil
.281 .295 .279 .954 .384
Investasi
Premi -
-1.598 .774 -1.057 .094
2.065
a. Dependent Variable: RBC
Sumber: Data diolah
terhadap RBC yang berarti bahwa setiap kenaikan klaim 1 persen maka akan
meningkatkan RBC sebesar 0,963 persen. Nilai koefisien reasuransi sebesar -0,472
artinya reasuransi memiliki pengaruh tidak searah atau negatif terhadap RBC yang
berarti bahwa setiap kenaikan reasuransi 1 persen akan menurunkan RBC sebesar
0,472 persen. Nilai koefisien hasil investasi sebesar 0,281 artinya hasil investasi
memiliki pengaruh searah atau positif terhadap RBC yang berarti bahwa setiap
kenaikan hasil investasi 1 persen maka akan meningkatkan RBC sebesar 0,281
persen. Nilai koefisien pendapatan premi sebesar -1,598 artinya pendapatan premi
memiliki pengaruh tidak searah atau negatif terhadap RBC yang berarti bahwa
setiap kenaikan pendapatan premi 1 persen maka akan menurunkan RBC sebesar
1,598 persen.
Hal ini sesuai dengan fenomena yang dialami Jiwasraya dimana Jiwasraya tidak
memiliki modal yang cukup untuk membayar klaim nasabahnya sehingga
dinyatakan insolvent. Menurut Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo
perseroan tidak mampu membayar klaim karena terdapat tekanan likuiditas,
yakni total asetnya hanya Rp 17 triliun tetapi liabilitas polis mencapai Rp 52,9
triliun. Adapun, mayoritas tekanan likuiditas diakibatkan oleh polis Saving Plan
mencapai sekitar 92%.
2. Pengaruh Reasuransi terhadap Tingkat Solvabilitas RBC
Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah reasuransi berpengaruh negatif
terhadap tingkat solvabilitas RBC PT Jiwasraya. Berdasarkan tabel 4.5 diketahui
bahwa koefisien Reasuransi bernilai negatif sebesar 0,607 dengan signifikansi
0,570 > 0,10. Hal ini menunjukkan bahwa reasuransi tidak berpengaruh
signifikan terhadap RBC Jiwasraya, dengan demikian H2 ditolak.
Hal ini mendukung penelitian dari Haan dan Kakes (2010) yang meneliti 350
perusahaan asuransi di Belanda yang menyimpulkan bahwa reasuransi tidak
berpengaruh signifikan terhadap solvabilitas. Selain itu ada juga penelitian dari
Daniel, Safitri, dan Elizabeth (2017), dan Nurwidyaningsih (2018) yang
menyatakan bahwa kenaikan reasuransi tidak diikuti oleh kenaikan solvabilitas.
Hal ini dikarenakan dengan melakukan reasuransi, perusahaan asuransi akan
menyerahkan sebagian atau seluruh resikonya kepada perusahaan lain yang
dikarenakan perusahaan asuransi tersebut menerima suatu risiko yang berat
untuk ditanggung sendiri, sehingga perusahaan asuransi akan melakukan
penyebaran risiko dengan melakukan reasuransi. Namun hal ini menyebabkan
pengumpulan modal yang lebih rendah dalam mencapai tingkat solvabilitas
minimum yang telah ditentukan sebesar 120%.
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan fenomena yang terjadi di Jiwasraya.
Tanpa skema finansial reasuransi, menurut OJK Jiwasraya akan mengalami
defisit sebesar Rp 3,2 triliun. Penulis berasumsi bahwa reasuransi yang
dilakukan oleh Jiwasraya ini tidak berpengaruh signifikan terhadap
solvabilitasnya karena skema reasuransi yang dilakukan oleh Jiwasraya hanya
bersifat sementara sebagai langkah penyelamatan jangka pendek. Dalam laporan
tahunan 2015 diketahui bahwa penghentian metode reasuransi ini dilakukan
signifikansi 0,094 < 0,10. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan premi
berpengaruh signifikan terhadap RBC, dengan demikian H4 diterima. Arah
koefisien adalah negatif artinya semakin besar pendapatan premi yang diterima
Jiwasraya, maka dapat menurunkan nilai RBC.
Hal ini mendukung penelitian dari Karyati dan Mulyati (2019) yang mengatakan
bahwa setiap premi yang dibayarkan oleh nasabah kepada asuransi mengandung
unsur risiko yang dapat menyebabkan perusahaan mengalami kegagalan
pembayaran. Selain itu ada juga penelitian dari Putri (2015) dan Wong (2012)
yang menyatakan piutang premi berpengaruh negatif terhadap solvabilitas.
Wong (2012) mengindikasikan perusahaan perlu menurunkan besarnya piutang
premi agar solvabilitas perusahaan meningkat, karena jika tagihan premi
meningkat maka perusahaan asuransi mempunyai dana yang besar sehingga
mempunyai kecenderungan untuk mengurangi solvabilitas.
Dengan demikian peneliti berasumsi bahwa hal tersebut sama dengan fenomena
yang terjadi di Jiwasraya dimana pendapatan preminya berasal dari produk yang
menjanjikan imbal hasil yang tinggi sehingga mengandung unsur risiko yang
sangat tinggi pula. Imbal hasil tinggi tersebut menarik minat sejumlah nasabah
sehingga pendapatan premi meningkat. Namun seiring dengan meningkatnya
pendapatan premi tersebut, perusahaan asuransi harus menyiapkan dana yang
besar pula. Sedangkan dana yang dimiliki oleh Jiwasraya dari investasi tidak
dikelola dengan baik sehingga menyebabkan perusahaan gagal bayar.
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan secara empiris pengaruh dari
jumlah klaim yang dibayar, reasuransi, hasil investasi, dan pendapatan premi
terhadap risk based capital PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dengan periode
penelitian 2010-2019, yang dapat disimpulkan sebagai berikut:
45
Politeknik Negeri Jakarta
46
5.2 Saran
1. Bagi perusahaan asuransi, diharapkan dapat selalu menjaga nilai risk based
capital agar tetap berada diatas batas minimal yaitu 120%. Berdasarkan
penelitian ini, kenaikan RBC dapat dilakukan dengan meningkatkan
pembayaran klaim dan hasil investasi. Pendapatan premi dapat meningkatkan
RBC jika premi yang diperoleh sesuai dengan kemampuan membayar klaimnya.
Selain itu RBC juga dapat ditingkatkan dengan mengurangi skema penggunaan
reasuransi.
2. Bagi calon nasabah, diharapkan untuk tidak mudah tergiur dengan imbal hasil
yang tinggi yang ditawarkan suatu produk asuransi. Ada baiknya dilakukan
pengumpulan informasi sebaik mungkin tentang perusahaan dan produk asuransi
yang akan dibeli.
3. Bagi peneliti selanjutnya, dengan penelitian ini diharapkan peneliti dapat
melakukan penelitian yang lebih lanjut terkait solvabilitas perusahaan asuransi
baik asuransi jiwa maupun asuransi kerugian. Selain itu juga diharapkan bisa
menambah variabel lainnya di luar variabel yang terdapat dalam penelitian ini
karena masih terdapat beberapa variabel kemungkinan yang dapat
mempengaruhi tingkat solvabilitas perusahaan asuransi. Selain itu, jika peneliti
ingin meneliti kasus serupa terhadap perusahaan yang berbeda disarankan untuk
meneliti laporan keuangan triwulanan perusahaan agar titik data yang diteliti
lebih banyak sehingga hasil penelitian juga akan lebih akurat.
Abbas, Salim. 2007. Asuransi & Manajemen Risiko, Rajawali Pers. Jakarta.
Agustiyani. 2020. Merunut Kelalaian Pemerintah dan OJK dalam Masalah
Jiwasraya. [Internet]. [diunduh Mei 22]. Tersedia pada:
https://katadata.co.id/agustiyanti/indepth/5e9a498f2f50b/merunut-kelalaian-
pemerintah-dan-ojk-dalam-masalah-jiwasraya
Alamsyah dan Wiratno. 2017. Pendapatan Premi, Rasio Hasil Investasi, Laba,
Klaim dan Risk Based Capital Perusahaan Asuransi Kerugian di Indonesia.
Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan JRAP. 4(1): 87-101
Ambarwati dan Hasib. 2018. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Hasil Investasi, dan
Profitabilitas terhadap Solvabilitas Asuransi Syariah di Indonesia Periode
2012-2016. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. 4(2): 91-101
Aniseh, Mardani, Salim. Pengaruh ROA, Resiko Underwriting, dan Reasuransi
Terhadap Solvabilitas Perusahaan Asuransi. Jurnal Riset Manajemen. Malang:
Universitas Islam Malang
Ardianto, Prisma. 2020. BPK: RBC Jiwasraya Minus 1.431,02% Sejak 2018.
[Internet]. [diunduh Agst 5]. Tersedia pada: https://investor.id/finance/bpk-rbc-
jiwasraya-minus-143102-sejak-
2018#:~:text=JAKARTA%2C%20investor.id%20%2D%20Badan,%2C02%2
5%20(audited).
CNN Indonesia. 2019. Kronologi Kasus Gagal Bayar Jiwasraya Versi OJK.
[Internet]. [diunduh Mei 20]. Tersedia pada:
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20191230095752-78-
460918/kronologi-kasus-gagal-bayar-jiwasraya-versi-ojk
De Haan, L., & Kakes, J. 2010. Are non-risk based capital requirements for
insurance companies binding?. Journal of Banking & Finance. 34(7): 1618-
1627.
48
Politeknik Negeri Jakarta
49
Dhaniati, Rina. 2011. Analisis Pengaruh RBC, Rasio Underwriting, Rasio Hasil
Investasi, Rasio Penerimaan Premi, dan Rasio Beban Klaim Terhadap Laba
Perusahaan Asuransi. [skripsi] Jakarta (ID): Universitas Gunadarma
Fadlin, Aditya R.P dan Fitrianti. 2013. Analisis Pengaruh Risk Based Capital,
Penerimaan Premi, Underwriting dan Beban Klaim Terhadap Profitabilitas.
[skripsi] Jakarta (ID): Universitas Indonesia
Ghofar, Abd. 2012. Pengaruh Premi, Klaim, Investasi, dan Profitabilitas Terhadap
Pertumbuhan Aset Pada Perusahaan Asuransi Syariah di Indonesia. [Skripsi]
Yogtakarta (ID): Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Ghozali, Imam. 2006. Aplikai Analisis Multivarite dengan SPSS. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Henrita dan Atahau. 2020. Aplikasi Risk Based Capital dan Rasio Keuangan dalam
Penilaian Tingkat Kesehatan PT Asuransi Jiwasraya. Jurnal Pamator. 13(1):
125-133
Joo, Bashir Ahmad. 2013. Analysis of Financial Stability of Indian Non Life
Insurance Companies. Asian Journal of Finance & Accounting. 5(1): 306-
319
Juwita dan Rindiati. 2020. Pengaruh Pendapatan Premi dan Hasil Underwritting
Terhadap Laba pada PT Asuransi Jiwasraya (Persero) Periode 2008-2015.
Land Journal. 1(1): 21-29
Karyati, Mulyati, Icih. 2019. Analisis Perbedaan Pengaruh Premi, Klaim, dan
Investasi Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Asuransi Syariah
dengan Asuransi Konvensional Periode 2011-2013. Islamic Economic,
Accounting and Management Journal (Tsarwatica). 1(1): 20-21
Kirmizi dan Agus, Susi Surya. 2011. Pengaruh Pertumbuhan Modal dan Aset
Terhadap Rasio Risk Based Capital (RBC), Pertumbuhan Premi Neto dan
Profitabilitas Perusahaan Asuransi Umum Di Indonesia. Jurnal Pendidikan
Ekonomi dan Bisnis, (online), Vol.3, No.1, (http://ejournal.
unri.ac.id/index.php/JPEB/article/ viewFile/403/397, diakses pada 11 Juli
2020).
Kusuma, Muhammad Rizza Perdana. 2013. Analisis Pengaruh Profitabilitas, Risiko
Underwriting, dan Ukuran Perusahaan terhadap Tingkat Solvabilitas