Anda di halaman 1dari 62

SKRIPSI TERAPAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RASIO


SOLVABILITAS RBC (RISK BASED CAPITAL) PT ASURANSI
JIWASRAYA (PERSERO) TAHUN 2010 - 2019

Disusun Oleh:
Firza Annisa
4416070038

Program Studi Manajemen Keuangan


Jurusan Akuntansi
Politeknik Negeri Jakarta
September 2020
SKRIPSI TERAPAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RASIO


SOLVABILITAS RBC (RISK BASED CAPITAL) PT ASURANSI
JIWASRAYA (PERSERO) TAHUN 2010 - 2019

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan
Manajemen Keuangan

Disusun Oleh:
Firza Annisa
4416070038

Program Studi Manajemen Keuangan


Jurusan Akuntansi
Politeknik Negeri Jakarta
September 2020
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini adalah hasil karya saya
sendiri bukan jiplakan karya orang lain baik sebagian atau seluruhya. Pendapat,
gagasan, atau temuan orang lain yang terdapat di dalam Skripsi ini telah saya kutip
dan saya rujuk sesuai dengan etika ilmiah.

Nama : Firza Annisa


NIM : 4416070038
Tanda Tangan :

Tanggal : 27 Agustus 2020

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh:

Nama Penyusun : Firza Annisa


Nomor Induk Mahasiwa : 4416070038
Jurusan/Program Studi : Akuntansi/Manajemen Keuangan
Judul Skripsi : “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Rasio Solvabilitas RBC (Risk Based Capital)
PT Asuransi Jiwasraya (Persero) Tahun 2010-
2019”

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai


bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan pada
Program Studi Manajemen Keuangan Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Jakarta

DEWAN PENGUJI
Tanggal:

Ketua Penguji : Mulia Nasution, S.E., M.M. ( )

Anggota Penguji : Fatimah, S.E., M.M. ( )

DISAHKAN OLEH KETUA JURUSAN AKUNTANSI


Ditetapkan di : Depok
Tanggal : 27 Agustus 2020

Ketua Jurusan Akuntansi

R. Elly Miraty, S.E., M.M.


NIP.196112221989102001

iv
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama Penyusun : Firza Annisa


Nomor Induk Mahasiwa : 4416070038
Jurusan/Program Studi : Akuntansi/Manajemen Keuangan
Judul Skripsi : “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Rasio Solvabilitas RBC (Risk Based Capital)
PT Asuransi Jiwasraya (Persero) Tahun 2010-
2019”

Disetujui oleh:
Pembimbing 1 Pembimbing 2

Fatimah, S.E., M.M. Mia Andika Sari, S.Hum., M.M.


NIP. 196312231990032010 NIP. 9222016020919820803

Diketahui Oleh:
KPS Manajemen Keuangan

Dr. Sabar Warsini, S.E., M.M.


NIP.196404151990032002

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. karena berkat nikmat sehat
dari-Nya penulis dapat melakukan penelitian dalam bentuk karya ilmiah skripsi
dengan judul ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
RASIO SOLVABILITAS RBC (RISK BASED CAPITAL) PT ASURANSI
JIWASRAYA (PERSERO) TAHUN 2010-2019 sebagai syarat untuk
menyelesaikan studi Sarjana Terapan pada Program Studi Manajemen Keuangan
Jurusan Akuntansi di Politeknik Negeri Jakarta. Dengan ini, penulis menyampaikan
rasa terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu proses penyusunan
hingga skripsi ini dapat diselesaikan. Adapun penulis ingin berterima kasih kepada:

1. Ibu R. Elly Mirati, S.E., M.M. selaku ketua jurusan akuntansi


2. Ibu Dr. Sabar Warsini, S.E., M.M. selaku ketua program studi manajemen
keuangan
3. Ibu Fatimah, S.E., M.M. selaku dosen pembimbing 1 yang telah
memberikan bimbingan selama penulisan skripsi ini.
4. Ibu Mia Andika Sari, S.Hum., M.M. selaku dosen pembimbing 2 yang
sangat banyak membantu proses penulisan skripsi ini.
5. Kedua orang tua penulis beserta keluarga besar yang memberikan dukungan
baik secara moral maupun spiritual.
6. Fatimah, Farras, Endah, dan teman-teman dari program studi manajemen
keuangan yang memberikan banyak bantuan dan dukungan kepada penulis.
7. Ikhsan Aprilian Naro selaku support system penulis yang selalu memberi
dukungan dan doa dalam penulisan skripsi ini.
8. Dinda, Kholillah, Suci, Riyanti, Mila, Novia, Yola, dan Adinda selaku
teman penulis yang memberi dukungan kepada penulis.

Penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan ini. Akhir
kata, semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak yang membaca

Depok, Agustus 2020

Firza Annisa

vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademis Politeknik Negeri Jakarta, saya yang bertanda tangan
dibawah ini:

Nama : Firza Annisa

NIM : 4416070038

Program Studi : Manajemen Keuangan

Jurusan : Akuntansi

Jenis Karya : Skripsi Terapan

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Politeknik Negeri Jakarta Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive
Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: ANALISIS FAKTOR-
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RASIO SOLVABILITAS RBC (RISK
BASED CAPITAL) PT ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) TAHUN 2010-
2019

Dengan hak bebas royalti noneksklusif ini Politeknik Negeri Jakarta berhak
menyimpan, mengalihmedia atau mengformatkan, mengelola dalam bentuk
pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan skripsi saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak
cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Depok

Pada Tanggal : 10 September 2020

Yang menyatakan

(Firza Annisa)

vii
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RASIO
SOLVABILITAS RBC (RISK BASED CAPITAL) PT ASURANSI
JIWASRAYA (PERSERO) TAHUN 2010-2019
Firza Annisa

Program Studi Manajemen Keuangan

ABSTRAK

Fenomena kebangkrutan (insolvency) seperti PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dalam


perusahaan asuransi dapat diamati dari solvabilitas perusahaan asuransi tersebut. Tingkat
solvabilitas perusahaan asuransi di Indonesia dapat dilihat dari nilai RBC (Risk Based
Capital). Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menganalisis pengaruh klaim dibayar,
reasuransi, hasil investasi, dan pendapatan premi secara bersama-sama terhadap RBC (2)
menganalisis pengaruh klaim dibayar, reasuransi, hasil investasi, dan pendapatan premi
secara parsial terhadap RBC. Penelitian ini menggunakan data perusahaan tahun 2010-
2019 yang dianalisis menggunakan regresi linear berganda dengan level of significance
10%. Hasil pengujian menunjukkan bahwa klaim dibayar, reasuransi, hasil investasi, dan
pendapatan premi secara bersama-sama memiliki pengaruh signifikan terhadap RBC.
Secara parsial, klaim dibayar dan pendapatan premi memiliki pengaruh signifikan terhadap
RBC, sedangkan reasuransi dan hasil investasi tidak memiliki pengaruh terhadap RBC.

Kata kunci: Klaim Dibayar, Reasuransi, Hasil Investasi, Pendapatan Premi, Risk Based
Capital, Solvabilitas

ABSTRACT

The phenomenon of bankruptcy (insolvency) such as PT Asuransi Jiwasraya (Persero) in


an insurance company can be observed from the solvency of the insurance company. The
level of solvency of insurance companies in Indonesia can be seen from the value of the
RBC (Risk Based Capital). The objectives of this study are (1) to analyze the effect of paid
claims, reinsurance, investment returns, and premium income simultaneously on RBC (2)
to analyze the effect of paid claims, reinsurance, investment returns, and premium income
partially on RBC. This study used company data for the years 2010-2019 which were
analyzed using multiple linear regression with a level of significance of 10%. The test
results show that paid claims, reinsurance, investment returns, and premium income
simultaneously have a significant effect on RBC. Partially, claims paid and premium
income have a significant effect on RBC, while reinsurance and investment returns have
no effect on RBC.

Keywords: Paid Claims, Reinsurance, Investment Returns, Premium Income, Risk Based
Capital, Solvency

viii
Politeknik Negeri Jakarta
DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................... iii


LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iv
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................................ v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah Penelitian ................................................................... 4
1.3 Pertanyaan Penelitian ............................................................................... 4
1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 5
1.6 Batasan Penelitian .................................................................................... 6
1.7 Sistematika Penulisan ............................................................................... 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 7
2.1 Landasan Teori ......................................................................................... 7
2.1.1 Asuransi ............................................................................................ 7
2.1.2 Risk Based Capital (RBC) ................................................................ 8
2.1.3 Klaim Asuransi ............................................................................... 11
2.1.4 Reasuransi ....................................................................................... 12
2.1.5 Hasil Investasi ................................................................................. 13
2.1.6 Pendapatan Premi ............................................................................ 14
2.2 Penelitian Terdahulu ............................................................................... 14
2.3 Kerangka Pemikiran ............................................................................... 18
2.4 Pengembangan Hipotesis ....................................................................... 19
2.4.1 Pengaruh Klaim Dibayar terhadap Tingkat Solvabilitas RBC ........ 19

ix
Politeknik Negeri Jakarta
2.4.2 Pengaruh Reasuransi Terhadap Tingkat Solvabilitas RBC ............. 19
2.4.3 Pengaruh Hasil Investasi Terhadap Tingkat Solvabilitas RBC....... 19
2.4.4 Pengaruh Pendapatan Premi Terhadap Tingkat Solvabilitas RBC . 20
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 21
3.1 Jenis Penelitian ....................................................................................... 21
3.2 Objek Penelitian ..................................................................................... 21
3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian .......................................................... 22
3.4 Metode Pengumpulan Data .................................................................... 22
3.5 Metode Analisis Data ............................................................................. 23
3.5.1 Variabel Penelitian .......................................................................... 23
3.5.2 Tahap Analisis Data ........................................................................ 25
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 28
4.1 Hasil Penelitian....................................................................................... 28
4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian .............................................................. 28
4.1.2 Deskripsi Data Penelitian ................................................................ 28
4.1.3 Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................................. 34
4.1.4 Hasil Uji Hipotesis .......................................................................... 37
4.1.5 Hasil Analisis Regresi ..................................................................... 39
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian.................................................................. 40
4.2.1 Implikasi Hasil Penelitian ............................................................... 43
BAB 5 PENUTUP ............................................................................................. 45
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 45
5.2 Saran ....................................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 48

x
Politeknik Negeri Jakarta
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perhitungan Risk Based Capital ............................................................ 11


Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 14
Tabel 3.1 Pengukuran Variabel Independen ......................................................... 24
Tabel 4.1 Uji Multikolinearitas ............................................................................. 35
Tabel 4.2 Uji Autokorelasi .................................................................................... 37
Tabel 4.3 Uji t (Pengaruh Parsial) ......................................................................... 39

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 19


Gambar 4.1 Pertumbuhan Klaim Dibayar ............................................................. 29
Gambar 4.2 Pertumbuhan Reasuransi ................................................................... 30
Gambar 4.3 Pertumbuhan Hasil Investasi ............................................................. 31
Gambar 4.4 Pertumbuhan Pendapatan Premi........................................................ 32
Gambar 4.5 Pertumbuhan Risk Based Capital ...................................................... 33
Gambar 4.6 Hasil Uji Normalitas.......................................................................... 34
Gambar 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................ 36

xi
Politeknik Negeri Jakarta
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Usaha asuransi mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda dengan jenis
usaha pada umumnya. Karena usaha asuransi mengambil alih berbagai risiko dari
pihak lain sehingga perusahaan asuransi menjadi padat risiko apabila tidak dikelola
dengan baik (Kirmizi dan Agus, 2011). Dalam industri asuransi, pengetahuan
tentang kondisi keuangan sebuah perusahaan asuransi menjadi suatu hal yang
sangat penting karena perusahaan asuransi menjual produk asuransinya itu berupa
jaminan atas kerugian yang harus ditanggung oleh perusahaan asuransi tersebut
dikarenakan terjadinya resiko-resiko yang bisa terjadi dari pihak yang
dipertanggungkan yang dijamin di dalam sebuah polis. Karena itu tentunya salah
satu faktor yang bisa meningkatkan kepercayaan para nasabah kepada perusahaan
asuransi, adalah faktor kesehatan keuangan asuransi tersebut. Perusahaan asuransi
dipercaya dapat memenuhi seluruh kewajibannya melalui bukti bahwa kondisi
keuangan perusahaan asuransi tersebut cukup sehat dalam menjalankan usahanya
dengan memiliki aset dan kekuatan modal melebihi dari total kewajiban yang
dimilikinya.
Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat adanya pertumbuhan
pendapatan yang naik cukup signifikan sepanjang tahun 2019. Ketua Dewan
Pengurus AAJI, Budi Tampubolon menjelaskan, pihaknya mencatat bahwa
pertumbuhan pendapatan (income) industri asuransi jiwa meningkat sebesar 18,7
persen. Dengan pertumbuhan pendapatan (income) industri asuransi jiwa yang
meningkat sebesar 18,7 persen itu, Budi memastikan bahwa industri asuransi jiwa
merupakan industri yang kokoh dengan komitmen yang tinggi. Data itu menurutnya
juga mencerminkan kepercayaan dari masyarakat dan para pemangku kepentingan,
terhadap kelangsungan industri asuransi jiwa. Sebab, selain pertumbuhan income
18,7 persen di 2019 itu, total pendapatan premi juga tercatat naik sekitar 5,8 persen.
Kemudian, lanjut Budi, hasil investasi di tahun 2019 juga menunjukkan perbaikan
yang sangat signifikan, yakni mencapai sebesar 336,8 persen. (Suara.com, 2020)

1
Politeknik Negeri Jakarta
2

Namun pada akhir tahun 2019, PT Asuransi Jiwasraya (Persero) mengalami


kasus gagal bayar yang menjadi pekerjaan rumah yang besar bagi Kementerian
BUMN untuk membenahi kinerja beberapa perusahaan yang dirasa sangat jauh dari
makna berkualitas. Berdasarkan data Kementerian Keuangan tahun 2019, PT
Asuransi Jiwasraya (Persero) menduduki urutan kedua BUMN dengan kerugian
terbesar dengan saldo rugi Rp 13,08 triliun.
Menurut data dari OJK yang diterima oleh CNN Indonesia kasus ini
bermula pada 2004, perusahaan melaporkan cadangan yang lebih kecil dari
seharusnya, insolvensi (risiko pailit) mencapai Rp 2,76 triliun. Selang dua tahun
kemudian, yaitu pada 2006 laporan keuangan perseroan menunjukkan ekuitas
negatif Rp 3,29 triliun. Aset yang dimiliki jauh lebih kecil dibandingkan kewajiban.
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pun memberikan opini disclaimer (tidak
menyatakan pendapat) untuk laporan keuangan 2006-2007 lantaran penyajian
informasi cadangan tidak dapat diyakini kebenarannya.
Selanjutnya, pada 2008-2009 defisit perseroan semakin lebar, yakni Rp 5,7
triliun pada 2008 dan Rp 6,3 triliun pada 2009. Melihat kondisi tersebut Jiwasraya
mulai melakukan langkah penyelamatan jangka pendek (reasuransi). Namun, tanpa
skema finansial reasuransi, maka Jiwasraya mengalami defisit sebesar Rp 3,2
triliun.
Sepanjang 2013-2017, pendapatan premi Jiwasraya meningkat karena
penjualan produk JS Saving Plan dengan periode pencairan setiap tahun. Namun,
pada 2017, OJK mengklaim telah meminta Jiwasraya mengevaluasi produk tersebut
agar sesuai kemampuan pengelolaan investasi. Laporan audit Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) menyebutkan Jiwasraya banyak melakukan investasi pada aset
berisiko. Pada tahun 2018-2019 diketahui Jiwasraya melakukan penyimpangan
yang berindikasi fraud dalam mengolah saving plan dan investasi. PT Asuransi
Jiwasraya diketahui memiliki 28 produk reksadana dan sebagian besar reksadana
berkualitas rendah. Tujuannya untuk mengejar imbal hasil tinggi, sehingga
mengabaikan prinsip kehati-hatian. Kemudian pada April 2018, OJK dan direksi
Jiwasraya membahas penurunan pendapatan premi secara signifikan akibat
penurunan guaranteed return (garansi imbal hasil) atas produk JS Saving Plan. Hal
ini merupakan imbas dari evaluasi produk tersebut.

Politeknik Negeri Jakarta


3

Fenomena kebangkrutan (insolvency) seperti PT Jiwasraya dalam


perusahaan asuransi dapat diamati dari solvabilitas perusahaan asuransi tersebut.
Tingkat solvabilitas perusahaan asuransi di Indonesia dapat dilihat dari nilai RBC
(Risk Based Capital). Menurut Peraturan Menteri Keuangan No.53/PMK.10/2012,
perusahaan asuransi tiap tahun wajib menetapkan target tingkat solvabilitas paling
rendah sebesar 120% dari modal minimum berbasis risiko. Modal minimum
berbasis risiko merupakan jumlah dana yang dibutuhkan untuk mengantisipasi
risiko kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari deviasi dalam pengelolaan
asset dan liabilitas.
Namun berdasarkan penelitian dari Henrita (2020) tentang Aplikasi Risk
Based Capital dan Rasio Keuangan dalam Penilaian Tingkat Kesehatan PT
Asuransi Jiwasraya menunjukan bahwa kesehatan PT Asuransi Jiwasraya pada
tahun 2008 hingga 2017 sudah cukup baik. Hasil Risk Based Capital cenderung
memenuhi standar walaupun beberapa rasio keuangan perusahaan mengalami
beberapa penyimpangan dimana persentasenya mendekati batas normal dan tidak
stabil pada waktu - waktu tertentu. Selain itu ada juga penelitian dari Handayani
(2015) yang membuat penelitian dengan menganalisis kinerja keuangan perusahaan
BUMN asuransi (menggunakan analisis ratio dan Risk Based Capital). Studi
tersebut dilaksanakan melalui 9 perusahaan asuransi milik negara dengan jenjang
waktu 3 tahun (2012-2014). Hasil penelitiannya menunjukan bahwa analisis rasio
terbaik adalah adalah pada PT Asuransi Jiwasraya dan yang paling rendah adalah
PT Asuransi Ekspor Indonesia dan Risk Based tertinggi terdapat pada PT Asuransi
Jasa Raharja.
Hasil penelitian yang tidak sesuai dengan kenyataan telah membuat sulit
bagi para investor pada industri asuransi untuk mengatakan dengan pasti apakah
mengetahui tingkat kesehatan sebuah perusahaan adalah usaha yang bermanfaat.
Sehingga menimbulkan pertanyaan bagaimana tingkat kesehatan PT Asuransi
Jiwasraya menggunakan Risk Based Capital. Dengan alasan-alasan tersebut maka
perlu adanya penelitian untuk menganalisa faktor-faktor yang mungkin
mempengaruhi RBC Jiwasraya berdasarkan kasus gagal bayar yang dialami yaitu
klaim dibayar, reasuransi, hasil investasi, dan pendapatan premi. Dengan adanya
analisis pengaruh dari variabel-variabel tersebut maka dapat diketahui kerentanan

Politeknik Negeri Jakarta


4

kebangkrutan perusahaan. Penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut dengan judul
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RASIO
SOLVABILITAS RBC (RISK BASED CAPITAL) PT ASURANSI
JIWASRAYA (PERSERO) TAHUN 2010-2019.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian


Dari latar belakang masalah tersebut, diketahui terdapat beberapa masalah
yang dialami PT Jiwasraya yaitu kegagalan pembayaran klaim, penggunaan skema
reasuransi, investasi yang mengabaikan prinsip kehati-hatian, dan pendapatan
premi yang turun signifikan yang dapat menyebabkan Risk Based Capital tidak
memenuhi batas minimal yaitu 120%. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis
pengaruh pembayaran klaim, reasuransi, hasil investasi, dan pendapatan premi
terhadap RBC PT Jiwasraya.

1.3 Pertanyaan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka pertanyaan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi jumlah klaim dibayar, reasuransi, hasil investasi, pendapatan
premi, dan RBC PT Asuransi Jiwasraya (Persero) periode 2010-2019?
2. Bagaimana pengaruh klaim dibayar terhadap RBC PT Asuransi Jiwasraya
(Persero) tahun 2010-2019?
3. Bagaimana pengaruh reasuransi terhadap RBC PT Asuransi Jiwasraya (Persero)
tahun 2010-2019?
4. Bagaimana pengaruh hasil investasi terhadap RBC pada PT Asuransi Jiwasraya
(Persero) tahun 2010-2019?
5. Bagaimana pengaruh pendapatan premi terhadap RBC pada PT Asuransi
Jiwasraya (Persero) tahun 2010-2019?
6. Bagaimana pengaruh klaim dibayar, reasuransi, hasil investasi, dan pendapatan
premi terhadap RBC PT Asuransi Jiwasraya (Persero) tahun 2010-2019 secara
simultan?

Politeknik Negeri Jakarta


5

1.4 Tujuan Penelitian


Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan kondisi jumlah klaim dibayar, reasuransi, hasil investasi,
pendapatan premi, dan RBC PT Asuransi Jiwasraya (Persero) periode 2010-
2019.
2. Menganalisis pengaruh jumlah klaim dibayar terhadap RBC pada PT Asuransi
Jiwasraya (Persero) periode 2010-2019.
3. Menganalisis pengaruh reasuransi terhadap RBC pada PT Asuransi Jiwasraya
(Persero) periode 2010-2019.
4. Menganalisis pengaruh hasil investasi terhadap RBC pada PT Asuransi
Jiwasraya (Persero) periode 2010-2019.
5. Menganalisis pengaruh pendapatan premi terhadap RBC pada PT Asuransi
Jiwasraya (Persero) periode 2010-2019.
6. Menganalisis pengaruh klaim dibayar, reasuransi, hasil investasi, dan
pendapatan premi terhadap RBC PT Asuransi Jiwasraya (Persero) tahun 2010-
2019 secara simultan.

1.5 Manfaat Penelitian


1. Manfaat Secara Teoritis

a. Bagi dunia akademis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan
bagi penelitian lain yang terkait dengan topik ini.
b. Bagi Politeknik Negeri Jakarta, penelitian ini sebagai bahan evaluasi
kurikulum terkait mata kuliah aktuaria, manajemen risiko, dan manajemen
investasi.
2. Manfaat Secara Praktis
a. Bagi pemerintah (regulator), dapat dijadikan masukkan dalam membuat
rumusan kebijakan ke depannya dalam mengawasi perusahaan asuransi
b. Bagi perusahaan asuransi, penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi
sebagai dasar untuk merencanakan pengelolaan dana dalam rangka menjaga
kesehatan perusahaan asuransi melalui RBC
c. Bagi calon nasabah, diharapkan dapat digunakan sebagai dasar dalam
memilih perusahaan asuransi

Politeknik Negeri Jakarta


6

1.6 Batasan Penelitian


Penelitian ini hanya terbatas pada faktor yang mempengaruhi Risk Based
Capital Jiwasraya diantaranya adalah jumlah klaim dibayar, reasuransi, hasil
investasi, dan pendapatan premi. Penelitian ini tidak membahas faktor lain
penyebab kerugian PT Jiwasraya. Kontribusi yang dapat diberikan dari penelitian
ini adalah dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi perusahaan asuransi lain
untuk lebih bijak dalam mengelola modal agar rasio kesehatan (RBC) perusahaan
dapat terus ditingkatkan dan bagi pemerintah agar lebih ketat dalam melakukan
pengawasan terhadap keuangan perusahaan asuransi.

1.7 Sistematika Penulisan


Adanya sistematika penulisan adalah untuk mempermudah pembahasan
dalam penulisan. Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, pertanyaan
penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, serta
sistematika penulisan skripsi.
2. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas mengenai landasan teori yang berhubungan dengan penelitian
yang dilakukan. Adapun sumber berasal dari buku, penelitian terdahulu, dan
jurnal-jurnal ilmiah
3. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini membahas jenis dan objek penelitian serta metode yang digunakan dalam
penelitian. Proses pengumpulan data dilakukan dengan cara pengumpulan
dokumen dari laporan keuangan perusahaan.
4. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan tentang gambaran variabel yang digunakan dalam
penelitian, analisa data, pembahasan secara teoritik baik secara kuantitatif dan
statistik, serta implikasi kebijakan.
5. BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran atas
penelitian ini. Dengan saran penelitian diharapkan penelitian ini dapat
disempurnakan pada penelitian-penelitian selanjutnya.

Politeknik Negeri Jakarta


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


Penelitian ini dilakukan dengan berlandaskan teori oleh beberapa pakar dari
berbagai sumber buku, artikel, dan jurnal. Berikut adalah teori yang mendasari
penelitian ini.

2.1.1 Asuransi
Istilah asuransi berasal dari bahasa inggris “insurance”, yang berarti
pertanggungan. Dalam bahasa Belanda “asurantie” yang dalam hukum Belanda
disebut verzekering yang berarti pertanggungan, yang kemudian muncul istilah
assuradeur yang berarti penanggung, sedangkan greassureerde berarti
tertanggung. Istilah assurantie sesungguhnya berasal dari bahasa Latin, yaitu
assecurare yang berarti meyakinkan orang (Nopriansyah, 2015).
Definisi asuransi di Indonesia telah ditetapkan dalam Undang-Undang No. 2
Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian sebagaimana Pasal 1: “asuransi atau
pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih dengan nama pihak
penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi
asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian,
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab
hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul
dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran
yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.”
Pengertian Asuransi dalam UU No. 40 Tahun 2014 tentang perasuransian,
asuransi merupakan perjanjian di antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi
dengan pemegang polis, yang menjadi dasar atau acuan bagi penerimaan premi oleh
perusahaan asuransi dengan imbalan untuk:
1. Memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena
kerugian yang dideritanya, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan
keuntungan maupun tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin

7
Politeknik Negeri Jakarta
8

diderita tertanggung / pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang


tidak pasti tersebut; atau
2. Memberikan pembayaran dengan acuan pada meninggalnya tertanggung atau
pembayaran yang didasarkan pada hidup tertanggung dengan manfaat yang
besarnya telah ditetapkan dan didasarkan pada hasil pengelolaan dana.

Perusahaan asuransi mempunyai perbedaan karakteristik dengan perusahaan


nonasuransi seperti kegiatan underwriting – aktuaria, klaim, dan reasuransi –
retrosesi. Penjaminan (underwriting) adalah proses penaksiran / penilaian dan
penggolongan risiko yang terkait pada calon tertanggung, serta pembuatan
keputusan untuk menerima atau menolak risiko tersebut. Aktuaria (actuarial)
adalah fungsi pada suatu perusahaan asuransi yang menerapkan prinsip-prinsip
matematika pada asuransi, termasuk mengkalkulasi/ memperhitungkan daftar harga
premi serta memastikan kesehatan perusahaan dari segi keuangan. Klaim adalah
beban yang menjadi kewajiban perusahaan asuransi terhadap pemegang polis
sehubungan dengan perjanjian asuransi antara perusahaan asuransi dengan
konsumen (pemegang polis) akibat terjadi peristiwa yang diasuransikan atau yang
jatuh tempo. Reasuransi adalah pihak yang menerima pertanggungan ulang dari
suatu penutupan asuransi. Retrosesi adalah pelimpahan risiko dari perusahaan
reasuransi kepada perusahaan asuransi lain.
Macam-macam asuransi yang terdapat di Indonesia yaitu asuransi kerugian
terdiri dari asuransi untuk harta benda (property, kendaraan), kepentingan keuangan
(pecuniary), tanggung jawab hukum (liability) dan asuransi diri (kecelakaan atau
kesehatan). Asuransi jiwa, pada hakekatnya merupakan suatu bentuk kerjasama
antara orang-orang yang menghindarkan atau minimal mengurangi risiko yang
diakibatkan oleh risiko kematian (yang pasti terjadi tetapi tidak pasti kapan
terjadinya), risiko hari tua (yang pasti terjadi dan dapat diperkirakan kapan
terjadinya, tetapi tidak pasti berapa lama), dan risiko kecelakaan (yang tidak pasti
terjadi, tetapi tidak mustahil terjadi).

2.1.2 Risk Based Capital (RBC)


Risk Based Capital (RBC) merupakan rasio kecukupan modal terhadap resiko
yang ditanggung dan menjadi salah satu indikator utama dalam menilai kesehatan

Politeknik Negeri Jakarta


9

perusahaan asuransi, khususnya yang terkait dengan solvabilitas atau kemampuan


perusahaan memenuhi semua kewajibannya (Rahayu & Mubarok, 2017:190). RBC
adalah salah satu parameter untuk mengukur kinerja kesehatan dan keamanan
keuangan perusahaan berdasarkan kemampuan modal perusahaan untuk menutup
seluruh kerugian yang mungkin dialami asuransi, yang tentunya akan berdampak
cukup signifikan terhadap hasil kinerja keuangan perusahaan asuransi. Secara
umum, rasio kesehatan RBC adalah suatu ukuran yang menginformasikan tingkat
keamanan financial atau kesehatan suatu perusahaan asuransi. Semakin besar rasio
kesehatan RBC sebuah perusahaan asuransi, semakin sehat kondisi financial
perusahaan tersebut. Sehingga laba yang diperoleh perusahaan asuransi akan
semakin meningkat (Bogar, 2016).
Sesuai Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
424/KMK.06/2003 tentang Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan
Reasuransi bahwa setiap perusahaan asuransi wajib memiliki RBC paling rendah
120% yang berarti bahwa perusahaan asuransi tersebut minimal memiliki kekayaan
20% lebih besar dari nilai hutang perusahaan termasuk untuk membiayai setiap
risiko pertanggungan yang dimiliki oleh perusahaan asuransi tersebut.
Pengertian Risk Based Capital menurut Keputusan DJLK No.
5314/LK/1999 tentang pedoman perhitungan batas Tingkat Solvabilitas
(BTSM) menyatakan bahwa : “Batas Tingkat Solvabilitas Minimum
adalah suatu jumlah minimum tingkat solvabilitas yang ditetapkan
yaitu sebesar jumlah dana yang digunakan untuk menutup risiko
kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari deviasi pengelolaan
kekayaan dan kewajiban yang terdiri dari komponen – komponen
sebagaimana dimaksud dalam KMK.” Disebutkan pula dalam keputusan
tersebut masih tentang pedoman perhitungan BTSM bahwa “komponen-
komponen batas Tingkat Solvabilitas Minimum disebut juga Risk Based
Capital.” Dengan demikian, pengertian Batas Tingkat Solvabilitas
Minimum dapat diartikan sama dengan Risk Based Capital.
Komponen yang terdapat pada rasio kesehatan (Risk Based Capital) sesuai
pasal 3 ayat (1) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 424/KMK.06/2003 tentang

Politeknik Negeri Jakarta


10

Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi


sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
135/PMK.05/2005 adalah sebagai berikut :
1. Kegagalan pengelolaan kekayaan (Asset Default Risk)
Risiko ini diakibatkan oleh adanya penurunan nilai
kekayaan/kehilangan/penurunan pendapatan jumlah dana yang dibutuhkan
untuk menanggulangi risiko kegagalan pengelolaan kekayaan ditentukan dengan
mengalikan suatu factor risiko terhadap nilai kekayaan.
2. Ketidakseimbangan antara proyeksi arus kekayaan dan kewajiban (Cash Flow
Mismatch Risk)
Risiko ini dapat ditentukan dengan membandingkan nilai sekarang dari proyeksi
arus kekayaan dan nilai sekarang dari proyeksi arus kewajiban. Jumlah dana
yang dibutuhkan untuk menutupi ketidakseimbangan antara cash flow kekayaan
dan cash flow kewajiban suatu perusahaan asuransi ditentukan dengan
membandingkan nilai diskonto dari cash flow kewajiban dalam berbagai macam
investasi.
3. Ketidakseimbangan antara proyeksi nilai kekayaan dan kewajiban dalam setiap
jenis mata uang (Currency Mismatch Risk)
Risiko ini ditentukan dengan membandingkan kekayaan dengan kewajiban yang
dimiliki. Jumlah dana yang dibutuhkan untuk menutup ketidakseimbangan
antara asset dan kewajiban adalah dana penutup ketidakseimbangan.
4. Perbedaan antara beban klaim yang terjadi dan beban klaim yang diperkirakan
(Claim Experience Worse Than Expected Risk)
Risiko ini timbul dari kemungkinan pengalaman klaim yang terjadi lebih buruk
dari klaim yang diperkirakan. Jumlah dana yang diperlukan untuk menutup
risiko perbedaan antara beban klaim yang terjadi dan beban klaim yang
diperkirakan ditentukan dengan menetapkan faktor risiko terhadap masing-
masing komponen tersebut.
5. Ketidakcukupan premi akibat perbedaan hasil investasi yang diasumsikan dalam
penetapan premi dengan hasil investasi yang diperoleh (Insufficent Premium
Risk)

Politeknik Negeri Jakarta


11

Komponen ketidakcukupan premi dikaitkan dengan risiko bahwa premi yang


diterima tidak cukup karena hasil investasi yang diperoleh lebih rendah dari hasil
investasi yang diperkirakan. Jumlah dana yang dibutuhkan untuk
menanggulangi risiko ketidakcukupan premi adalah faktor risiko dikalikan
dengan cadangan teknis.
6. Ketidakmampuan pihak reasuradur untuk memenuhi kewajiban membayar klaim
(Reinsurance Risk)
Komponen risiko asuransi dikaitkan dengan ketidakmampuan penanggung
ulang untuk memenuhi kewajibannya. Jumlah dana yang dibutuhkan untuk
menanggulangi risiko reasuransi ditentukan dengan cadangan teknik beban
penanggung ulang.

Berikut adalah uraian perhitungan untuk mengetahui RBC perusahaan asuransi


berdasarkan Peraturan Ketua Bapepam LK Nomor PER-09/BL/2011:
Tabel 2.1 Perhitungan Risk Based Capital
Uraian
1. Tingkat Solvabilitas
a. Kekayaan yang diperkenankan
b. Kewajiban
c. Tingkat Solvabilitas (a-b)
2. Batas Tingkat Solvabilitas Minimum (BTSM)
a. Kegagalan pengelolaan kekayaan
b. Ketidakseimbangan antara nilai kekayaan dan nilai
kewajian dalam setiap jenis mata uang
c. Perbedaan antara beban klaim yang diperkirakan dengan
beban klaim yang terjadi
d. Kemampuan reasuradur untuk membayar klaim yang
terjadi
e. Jumlah BTSM (2a + 2b + 2c + 2d)
3. Kelebihan (kekurangan) Batas Tingkat Solvabilitas (1c –
2e)
4. Rasio Risk Based Capital (dalam%) (1c : 2e)

Sumber: Peraturan Ketua Bapepam LK Nomor PER-09/BL/2011

2.1.3 Klaim Asuransi


Klaim asuransi adalah proses permintaan secara resmi kepada perusahaan
asuransi untuk mendapatkan manfaat terkait perlindungan finansial atau ganti rugi
dari pihak tertanggung yang diberikan oleh perusahaan asuransi yang diatur dalam

Politeknik Negeri Jakarta


12

polis asuransi yang mereka miliki. Klaim Asuransi yang diajukan akan ditinjau oleh
perusahaan untuk validitasnya dan kemudian dibayarkan kepada pihak tertanggung
setelah disetujui (Tarigan 2015).
Teknik dasar dari asuransi adalah menghimpun (pooling) risiko. Fungsi ini
mengandung kewajiban penting untuk membayar kerugian yang diderita oleh para
peserta dari dana yang terhimpun. Bagi kebanyakan perusahaan asuransi tampak
sebagai lembaga yang tujuannya hanyalah membayar kerugian-kerugian.
Perusahaan tidak melihat fungsi dasar pooling risiko ini. Agar tetap berada dalam
bisnis, perusahaan asuransi tentu saja harus membayar kerugian-kerugian. Klaim-
klaim harus dibayar dengan segera dan layak. Klaim yang sah tidak boleh kurang
dibayarnya (underpaid). Perusahaan asuransi yang selalu kurang membayar klaim
yang sah akan segera kehilangan langganan. Sebaliknya, adalah sama berbahaya
bagi perusahaan asuransi jika membayar klaim berlebihan (overpaid). Seandainya
suatu perusahaan asuransi secara terus menerus berlebihan dalam membayar klaim,
maka pada akhirnya perusahaan akan kesulitan keuangan (Hery 2015). Besaran
klaim dalam penelitian diambil langsung dari laporan keuangan perusahaan.

2.1.4 Reasuransi
Dalam menjalankan usaha asuransi tentunya perusahaan asuransi akan
menghadapi risiko-risiko yang belum tentu dalam penyelesaian risiko tersebut
perusahaan asuransi dapat menyelesaikannya sendiri tanpa mengetahui terlebih
dahulu metode pengelolaan risiko atau dalam hal ini metode yang digunakan adalah
metode reasuransi. Perusahaan asuransi dapat memilih dan menerapkan metode dan
bentuk reasuransi yang tepat untuk kelangsungan kegiatan perusahaannya tersebut.
Dalam pasal 1 Undang-undang Nomor 40 tahun 2014 tentang Perasuransian,
Usaha Reasuransi adalah usaha jasa pertanggungan ulang terhadap risiko yang
dihadapi oleh perusahaan asuransi, perusahaan penjaminan, atau perusahaan
reasuransi lainnya. Sebenarnya, reasuransi itu tidak lain pembelian oleh suatu
perusahaan asuransi yang telah mengantarkan atau menjual polis, untuk melindungi
dirinya terhadap semua atau sebagian klaim yang ditanggungnya terhadap para
pemegang polisnya. Dalam proses ini, perusahaan asuransi yang memindahkan
resikonya itu disebut coding campany (perusahaan yang menyerahkan) dan
perusahaan asuransi yang menerima resiko disebut reinsurer (penanggung ulang,

Politeknik Negeri Jakarta


13

reasuransi). Oleh karena itu, menggunakan reasuransi sebenarnya akan mengurangi


jumlah pemulihan modal perusahaan untuk mencapai tingkat solvabilitas tertentu.
Tarigan dan Mahfud (2015) menyatakan semakin besar perusahaan asuransi
menggunakan reasuransi akan mendorong pengumpulan modal yang lebih rendah
untuk mencapai sebuah batas tingkat solvabilitas yang ditentukan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa penggunaan reasuransi akan menekan penggunaan modal dan
berefek pada minimnya solvabilitas.
Berdasarkan penelitian Haan dan Kakes, reasuransi diukur dengan
menghitung proporsi dari premi reasuransi dibayar terhadap total premi yang
diterima.

Premi Reasuransi Dibayar


Reasuransi =
Total Premi Diterima

2.1.5 Hasil Investasi


Arti investasi menurut Kasmir dan Jakfar (2012) adalah penanaman modal
dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu relatif panjang dalam berbagai
bidang usaha. Sifat bisnis asuransi membutuhkan investasi uang yang besar.
Sumber dana-dana perusahaan asuransi untuk membayar kerugian-kerugian adalah
dari modal yang telah disetor, surplus, dan premi yang telah dibayar dimuka untuk
jasa-jasa yang diberikan. Pengelolaan bisnis yang baik menghendaki dana-dana itu
di investasikan dengan aman dan menguntungkan (Alamsyah, 2017). Orang-orang
yang ahli dalam analisis investasi sangat penting bagi operasi perusahaan asuransi.
Rasio hasil investasi adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kesehatan
perusahaan asuransi (Ningrum, 2014). Rasio hasil investasi dapat digunakan untuk
menilai kebijaksanaan investasi yang dijalankan oleh perusahaan asuransi. Menurut
Joo (2013) ketepatan investasi akan memberikan keuntungan besar bagi perusahaan
yang akan memiliki efek positif pada tingkat solvabilitas. Efektifitas dan efisiensi
investasi perusahaan asuransi perlu dinilai dengan melihat kinerja investasi
perusahaan. Kinerja investasi yang buruk akan membawa perusahaan asuransi
dalam kondisi sulit karena tidak dapat melunasi seluruh kewajibannya, sebaliknya
perusahaan dengan kinerja investasi yang baik akan mempermudah perusahaan
dalam memenuhi kewajibanya. Kinerja investasi yang baik berarti investasi yang

Politeknik Negeri Jakarta


14

dilakukan oleh perusahaan asuransi menghasilkan hasil yang sebanding dengan kas
yang digunakan dalam investasi (Raharjo, 2019). Dalam penelitian ini, besaran
hasil investasi tersebut diambil langsung dari laporan keuangan perusahaan.

2.1.6 Pendapatan Premi


Pendapatan premi merupakan unsur yang paling penting dalam sebuah
perusahaan, karena pendapatan akan dapat menentukan maju mundurnya suatu
perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus semaksimal mungkin untuk
memperoleh pendapatan yang memuaskan. Dan diharapkan dapat menggunakan
segala sumber yang ada dalam perusahaan dengan seefisien mungkin. Budiarjo
(2015) menyebutkan bahwa “pendapatan premi adalah premi yang diperoleh
sehubungan dengan kontrak asuransi dan reasuransi diakui sebagai pendapatan
selama periode polis (kontrak) berdasarkan proporsi jumlah proteksi yang
diberikan”. Pendapatan perusahaan asuransi sebagian besar diperoleh melalui premi
asuransi dan pendapatan investasi. Pendapatan premi asuransi diperoleh melalui
penjualan produk dan jasa asuransi ke tertanggung. Besaran pendapatan premi
tersebut diambil langsung dari laporan keuangan perusahaan.

2.2 Penelitian Terdahulu


Pada penelitian ini penulis mencantumkan hasil penelitian yang memiliki
relevansi atau keterkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan sebagai bentuk
perbandingan penelitian yang dilakukan dengan penelitian yang telah ada
sebelumnya.
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
Peneliti Metode
Judul Variabel Hasil Penelitian
(Tahun) Analisis
X1: Ukuran Ukuran perusahaan,
Are Non-Risk Perusahaan, profitabilitas, dan
Based Capital X2: jumlah proporsi saham
Haan Requirements Profitabilitas berkontribusi
for Insurance Regresi
dan X3: dalam solvabilitas
Companies linier
Kakes Reasuransi perusahaan asuransi
Binding? berganda
(2010) X4: Risiko yang tinggi. Sedangkan
Underwriting risiko
X5: Lini underwriting, lini
bisnis bisnis, herfindahl, dan

Politeknik Negeri Jakarta


15

X6: reasuransi tidak secara


Herfindahl signifikan
X7: Proporsi berkontribusi dalam
Saham solvabilitas perusahaan
Y: asuransi
Solvabilitas
Pengaruh
Premi, Klaim, Secara simultan maupun
Investasi, dan X1: Premi parsial premi tidak
Profitabilitas X2: Klaim berpengaruh terhadap
Terhadap X3: Regresi pertumbuhan aset.
Ghofar
Pertumbuhan Profitabilitas linier Klaim, investasi dan
(2012)
Aset pada Y: berganda profitabilitas
Perusahaan Pertumbuhan berpengaruh signifikan
Asuransi Aset terhadap pertumbuhan
Syariah di aset.
Indonesia
Tarigan Analisis X1: Klaim Regresi Hasil penelitian
& Pengaruh Dibayar linear menyimpulkan bahwa
Mahfud Kemampuan X2: berganda variabel yang
(2015) Membayar Profitabilitas berpengaruh signifikan
Klaim, X3: Risiko terhadap solvabilitas
Profitabilitas, Underwriting RBC adalah klaim
Risiko X4: dibayar, reasuransi, dan
Underwriting, Reasuransi risiko underwriting.
dan Reasuransi Y: RBC Sedangkan ROA tidak
Terhadap memiliki pengaruh
Solvabilitas positif yang signifikan
Perusahaan terhadap RBC.
Asuransi
Alamsy Pendapatan X1: Regresi Pendapatan premi, rasio
ah. R & Premi, Rasio Pendapatan linier hasil investasi, laba, dan
Wiratn Hasil Investasi, Premi berganda klaim secara simultan
o. A Laba, Klaim X2: Rasio berpengaruh secara
(2017) dan Risk Based Hasil simultan terhadap risk
Capital Investasi based capital
Perusahaan X3: Laba perusahaan asuransi
Asuransi X4: Klaim kerugian yang terdaftar
Kerugian di Y: RBC di Otoritas Jasa
Indonesia Keuangan selama
periode penelitian tahun
2011-2015. Sedangkan

Politeknik Negeri Jakarta


16

secara parsial
pendapatan premi, laba
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
RBC
Ambar Pengaruh X1: Ukuran Regresi Hasil Penelitian ini
wati Ukuran Perusahaan linier menunjukkan bahwa
dan Perusahaan, X2: Hasil berganda ukuran perusahaan,
Hasib Hasil Investasi, Investasi hasil investasi, dan
(2018) dan X3: profitabilitas secara
Profitabilitas Profitabilitas simultan berpengaruh
Terhadap Y: RBC signifikan terhadap
Solvabilitas solvabilitas.
Asuransi Ukuran perusahaan
Syariah di secara parsial
Indonesia berpengaruh positif dan
Periode 2012- signifikan terhadap
2016 solvabilitas. Sedangkan
hasil investasi dan
profitabilitas tidak
berpengaruh signifikan

Nurwid Pengaruh X1: ROA Regresi Hasil uji hipotesis


yanigsi Profitabilitas, X2: Risiko linier menunjukkan bahwa
h Risiko Underwriting berganda secara simultan
(2018) Underwriting, X3: profitabilitas, risiko
dan Reasuransi Reasuransi underwriting, dan
Terhadap Y: RBC reasuransi
Solvabilitas mempengaruhi
Perusahaan solvabilitas perusahaan
Asuransi asuransi. Secara parsial
variabel profitabilitas
dan risiko underwriting
berpengaruh signifikan
terhadap solvabilitas
perusahaan asuransi.
Aniseh. Pengaruh X1: ROA Regresi Hasil uji hipotesis
N, ROA, Resiko X2: Resiko linier menunjukkan bahwa
Madani Underwiting, Underwiting berganda secara simultan
. R, & dan Reasuransi X3: profitabilitas, risiko
Salim. Terhadap Reasuransi underwriting, dan
Solvabilitas reasuransi

Politeknik Negeri Jakarta


17

A Perusahaan Y: mempengaruhi
(2019) Asuransi Solvabilitas solvabilitas perusahaan
asuransi. Secara parsial,
profitabilitas, risiko
underwriting dan
reasuransi secara
signifikan
mempengaruhi
solvabilitas perusahaan
asuransi
Karyati Analisis X1: Premi Regresi Pada perusahaan
dan Perbedaan X2: Klaim linear asuransi konvensional,
Mulyati Pengaruh X3: Investasi berganda Premi tidak
(2019) Premi, Klaim, X4: berpengaruh terhadap
dan Investasi Pertumbuhan pertumbuhan laba.
Terhadap Laba Sedangkan Klaim dan
Pertumbuhan hasil investasi
Laba pada berpengaruh terhadap
Perusahaan pertumbuhan laba.
Asuransi Secara bersama-sama
Syariah (simultan) Premi,
dengan Klaim, dan Investasi
Asuransi berpengaruh terhadap
Konvensional pertumbuhan laba
Periode 2011-
2013
Sumber: Data diolah

Berdasarkan Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu, variabel-variabel yang


digunakan oleh kedelapan peneliti menghasilkan kesimpulan yang berbeda-beda.
Diantaranya perbedaan hasil penelitian Tarigan dan Mahfud (2015) yang
menyatakan bahwa secara parsial klaim memiliki pengaruh positif signifikan
terhadap RBC karena perusahaan yang mengalami insolvency akan cenderung tidak
dapat membayar klaim-klaim yang diterimanya. Sedangkan menurut Ghofar (2012)
klaim merupakan sebuah beban/biaya, maka jika terjadi klaim akan mengurangi
tingkat pertumbuhan aset perusahaan asuransi. Selain itu penelitian dari Tarigan
dan Mahfud (2015) dan Aniseh dkk (2019) juga memiliki hasil yang berbeda
dengan Haan dan Kakes (2010) dan Nurwidyaningsih (2018) terkait variabel
reasuransi. Menurut Tarigan, Mahfud, dan Aniseh, reasuransi memiliki pengaruh

Politeknik Negeri Jakarta


18

signifikan terhadap RBC sedangkan menurut Nurwidyaningsih, Haan dan Kakes


dan reasuransi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap RBC.
Perbedaan lainnya yaitu hasil penelitian Alamsyah dan Wiratno (2017) yang
menyatakan hasil investasi memiliki pengaruh signifikan terhadap RBC, sedangkan
menurut Ambarwati (2018) hasil investasi tidak memiliki pengaruh signifikan
terhadap RBC. Penelitian dari Alamsyah dan Wiratno (2017) juga menyatakan
bahwa pendapatan premi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap RBC.
Sedangkan pendapatan premi merupakan unsur yang paling penting dalam sebuah
perusahaan asuransi karena pendapatan tersebut berfungsi untuk membayar beban-
beban yang terjadi dalam perusahaan dan dapat menentukan maju mundurnya suatu
perusahaan.
Dari kedelapan penelitian tersebut, variabel penelitian, data, dan objek yang
digunakan berbeda-beda. Data yang digunakan dalam penelitian-penelitian
terdahulu adalah data panel (gabungan beberapa objek dalam bebeapa periode
waktu) sehingga belum ada yang secara spesifik menjadikan PT Asuransi
Jiwasaraya (Persero) sebagai objek penelitian sehingga hasil penelitian yang
didapat pasti memiliki perbedaan.

2.3 Kerangka Pemikiran


Kebangkrutan perusahaan asuransi dapat dideteksi dengan nilai Risk Based
Capital (RBC) yang menggambarkan solvabilitas perusahaan asuransi tersebut.

Klaim dibayar
(X1) H1

Reasuransi (X2) H2
Solvabilitas (Risk
H3 Based Capital)
Hasil Investasi (Y)
(X3) H4

Pendapatan
Premi (X4)
H5

Alat Analisa:
1. Uji Asumsi Klasik
2. Analisis Regresi Linear Berganda
3. Hipotesis Variabel Klaim, Reasuransi, Investasi, Premi
4. Koefisien Determinasi
5. Tabel Uji F
6. Tabel Uji t
Politeknik Negeri Jakarta
19

Terdapat empat variabel independen dalam penelitian ini yaitu jumlah klaim
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
yang dibayarkan, reasuransi, hasil investasi, dan pendapatan premi. Sedangkan
Sumber: Data diolah
variabel dependen yang digunakan adalah solvabilitas yang diukur dengan nilai
Risk Based Capital (RBC).

2.4 Pengembangan Hipotesis


Pengembangan hipotesis ini memuat dugaan atau jawaban sementara
terhadap pengaruh klaim dibayar, reasuransi, hasil investasi, dan pendapatan premi
pada RBC Jiwasraya berdasarkan kerangka pemikiran penelitian.

2.4.1 Pengaruh Klaim Dibayar terhadap Tingkat Solvabilitas RBC


Semakin besar jumlah klaim yang dibayar menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk dapat memenuhi tingkat solvabilitasnya. Jumlah klaim dibayar
yang besar menunjukkan kemampuan modal perusahaan yang tinggi, sehingga
perusahaan yang mengalami insolvency akan cenderung tidak dapat membayar
klaim-klaim yang diterimanya. Perusahaan dengan klaim dibayar yang lebih besar
cenderung memiliki RBC yang lebih besar (Tarigan dan Mahfud, 2015). Penelitian
tersebut kemudian menarik asumsi bahwa jumlah klaim memiliki pengaruh positif
terhadap solvabilitas.
H1: Jumlah klaim yang dibayarkan berpengaruh positif terhadap tingkat solvabilitas

2.4.2 Pengaruh Reasuransi Terhadap Tingkat Solvabilitas RBC


Semakin besar sebuah perusahaan asuransi menggunakan reasuransi akan
mendorong pengumpulan modal yang lebih rendah untuk mencapai sebuah batas
level solvabilitas yang ditentukan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan
reasuransi akan menekan penggunaan modal dan berefek minimnya solvabilitas.
Hal ini sejalan dengan penelitian Tarigan dan Mahfud (2015) bahwa reasuransi
memiliki pengaruh negatif terhadap solvabilitas perusahaan asuransi.
H2 : Reasuransi berpengaruh negatif terhadap Rasio Solvabilitas

2.4.3 Pengaruh Hasil Investasi Terhadap Tingkat Solvabilitas RBC


Pengelolaan investasi yang baik akan dapat mengakomodasi tingkat risiko
investasi yang dapat ditoleransi oleh perusahaan dengan hasil investasi yang sesuai,

Politeknik Negeri Jakarta


20

yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Menurut Joo (2013)
ketepatan investasi akan memberikan keuntungan besar bagi perusahaan yang akan
memiliki efek positif pada tingkat solvabilitas.
H3: Hasil investasi berpengaruh positif terhadap solvabilitas

2.4.4 Pengaruh Pendapatan Premi Terhadap Tingkat Solvabilitas RBC


Pendapatan premi adalah sejumlah uang yang dibayarkan oleh seorang
pemegang polis kepada perusahaan asuransi sehubungan dengan adanya perjanjian
pertanggungan yang dituangkan dalam polis asuransi. Riani (2014) menyatakan
adanya pengaruh positif signifikan variabel pendapatan premi terhadap laba
perusahaan asuransi umum di Indonesia.
H4: Pendapatan premi berpengaruh positif terhadap solvabilitas

Politeknik Negeri Jakarta


BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Dalam penyusunan skripsi ini dibutuhkan data dan informasi yang sesuai
dengan sifat permasalahannya agar data dan informasi yang diperoleh cukup
lengkap digunakan sebagai dasar dalam membahas masalah yang ada. Jenis
penelitian yang digunakan penulis dalam penyusunan skripsi ini adalah penelitian
asosiatif, karena adanya variabel-variabel yang akan ditelaah hubungannya serta
bertujuan untuk menyajikan gambaran secara terstruktur, faktual, dan akurat
mengenai fakta-fakta serta hubungan antara variabel yang akan diteliti. Penelitian
asosiatif adalah suatu pertanyaan penelitian yang bersifat menyatakan hubungan
antara dua variabel atau lebih. Pendekatan asosiatif ini digunakan penulis untuk
mengetahui dan menguji ada atau tidaknya pengaruh antara klaim dibayar,
reasuransi, hasil investasi, dan pendapatan premi terhadap rasio risk based capital.

3.2 Objek Penelitian


Objek penelitian bisa jadi suatu perusahaan atau kelompok perusahaan,
produk – produk perusahaan, sumber daya manusia perusahaan, atau hal – hal
lainnya yang menghadapi suatu masalah atau sebagai sesuatu yang diteliti
permasalahannya. Masalah – masalah yang ditentukan tersebut selanjutnya akan
dianalisis atau dikaji sampai pada tahap usulan solusi (Umar, 2019).
Objek penelitian dalam penelitian ini mengenai rasio solvabilitas risk based
capital pada PT Asuransi Jiwasraya (Persero). PT Asuransi Jiwasraya (Persero)
merupakan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di sektor asuransi. Pemilihan
objek penelitian ini adalah berdasarkan fenomena kebangkrutan yang dialami oleh
BUMN asuransi tertua di Indonesia ini. Asuransi Jiwasraya bangkrut karena gagal
bayar polis kepada para nasabahnya. Kasus Jiwasraya 2019 ini terkait tidak
mampunya perusahaan pelat merah ini membayar klaim jatuh tempo para
pemegang polis pada akhir 2019 yang nilainya capai hingga Rp13,74 triliun.

21
Politeknik Negeri Jakarta
22

3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian


Menurut Sugiyono (2015), jenis data dibedakan menjadi 2, yaitu kualitatif
dan kuantitatif. Pengertian data kualitatif menurut Sugiyono (2015) adalah data
yang berbentuk kata, skema, dan gambar. Sedangkan data kuantitatif adalah data
yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Untuk sumber data
dibagi menjadi dua menurut Sandu dan Ali (2015:67) yakni data primer dan data
sekunder. Data primer merupakan data yang dikumpulkan secara langsung oleh
peneliti. Terdapat berbagai cara untuk mendapatkan data secara langsung antara
lain melalui observasi, wawancara, diskusi terfokus, hingga penyebaran kuisioner.
Sedangkan data sekunder adalah data yang dikumpulkan secara tidak langsung oleh
peneliti. Peneliti mendapatkan data melalui berbagai sumber yang telah ada.
Terdapat berbagai cara untuk mendapatkan data secara tidak langsung antara lain
melalui buku yang relevan, laporan, jurnal – jurnal, dan lain – lain (Sandu dan Ali,
2015).
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan sumber data dalam
penelitian ini adalah data sekunder karena data yang diperoleh atau dikumpulkan
peneliti dari berbagai sumber yang telah ada. Sumber data penelitian ini didapatkan
melalui laman digital resmi PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Laman digital resmi
tersebut digunakan untuk mengetahui laporan keuangan perusahaan selama tahun
penelitian yaitu dari 2010 hingga 2019.

3.4 Metode Pengumpulan Data


Terdapat empat teknik pengumpulan data yang dapat digunakan dalam
penelitian diantaranya (Sandu dan Ali, 2015):
1. Pengumpulan data melalui kuesioner atau angket. Pada teknik ini penentuan
sampel sebagai responden kuesioner perlu diperhatikan. Apabila salah
menentukan sampel, informasi yang kita butuhkan barangkali tidak kita peroleh
secara maksimal.
2. Pengumpulan data melalui metode interview (wawancara). Secara garis besar ada
dua macam pedoman wawancara yaitu pedoman wawancara tidak struktur, yaitu
pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Dan
jenis kedua adalah pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara
yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai check-list.

Politeknik Negeri Jakarta


23

3. Pengumpulan data melalui metode observasi. Metode ini dilengkapi dengan


format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun berisi
item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi.
Peranan yang penting pada metode ini adalah pengamat. Pengamat harus jeli
dalam mengamati adalah menatap kejadian, gerak atau proses.
4. Pengumpulan data melalui dokumentasi, yakni mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, agenda, dan sebagainya.
Penelitian ini menggunakan pengumpulan data melalui dokumentasi. Data
penelitian dikumpulkan dengan dokumentasi yang berasal dari laporan keuangan
dari tahun 2010-2019 dan data tambahan lainnya dalam bentuk tulisan dari
perusahaan seperti laporan tahunan perusahaan Jiwasraya dan artikel-artikel terkait.
Dengan metode ini penulis bermaksud mengumpulkan data historis dan mengamati
secara saksama mengenai aspek-aspek tertentu yang berkaitan dengan masalah
yang sedang diteliti oleh penulis sehingga akan memperoleh data-data yang dapat
mendukung penyusunan laporan penelitian. Data-data yang diperoleh tersebut
kemudian diproses dan dianalisi lebih lanjut dengan dasar teori yang telah dipelajari
sehingga memperoleh gambaran mengenai objek tersebut dan dapat ditarik
kesimpulan mengenai masalah yang diteliti.

3.5 Metode Analisis Data


Teknik analisis data dalam penelitian ini merupakan analisis multivariate
yaitu metode pengolahan variabel dalam jumlah yang banyak, dimana tujuannya
adalah untuk mencari pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap suatu obyek
secara simultan atau serentak. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:

3.5.1 Variabel Penelitian


Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini penulis melakukan
pengukuran terhadap keberadaan suatu variabel dengan menggunakan instrumen
penelitian. Setelah itu penulis akan melanjutkan analisis untuk mencari pengaruh

Politeknik Negeri Jakarta


24

suatu variabel dengan variabel lain. Menurut Sugiyono (2010:30), berdasarkan


hubungan antara satu variabel dengan variabel lain, maka variabel dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel Dependen

Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang dipengaruhi atau


yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Sesuai dengan masalah yang
akan diteliti maka yang akan menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah
solvabilitas yang diukur dengan Risk Based Capital (RBC) dengan skala
pengukuran berupa rasio.

𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑆𝑜𝑙𝑣𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠
𝑅𝐵𝐶 =
𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑆𝑜𝑙𝑣𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚

2. Variabel Independen

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi


penyebab perubahan variabel dependen. Dalam penelitian ini terdapat tiga
variabel yang akan dianalisis yaitu jumlah klaim yang dibayarkan, reasuransi,
hasil investasi, dan pendapatan premi.

Tabel 3.1 Pengukuran Variabel Independen

Skala
No Variabel Definisi Pengukuran
Pengukur
Jumlah rupiah klaim
Jumlah Total klaim yang
yang dibayar Nominal
1 Klaim dibayarkan oleh
perusahaan pada (IDR)
Dibayarkan Perusahaan asuransi.
laporan keuangan.
Kegiatan
mengasuransikan Premi Reasuransi Dibayar
kembali asset-aset Total Premi Diterima
yang dimiliki sebuah
2 Reasuransi Rasio
perusahaan asuransi
untuk meminimalisir
paparan risiko yang
diterima.
Keuntungan yang Hasil investasi yang
Hasil didapatkan didapat perusahaan Nominal
3
Investasi perusahaan asuransi pada laporan (IDR)
yang digunakan keuangan.

Politeknik Negeri Jakarta


25

untuk membiayai
beban asuransi
Pendapatan yang
diterima perusahaan
dari pemegang polis Pendapatan premi
Pendapatan sehubungan dengan yang didapat Nominal
4
Premi adanya perjanjian perusahaan pada (IDR)
pertanggungan yang laporan keuangan
dituangkan dalam
polis asuransi
Sumber: Data diolah

3.5.2 Tahap Analisis Data


1. Menghitung rasio dan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian pada
laporan keuangan PT Jiwasraya (Klaim Dibayar, Reasuransi, Hasil Investasi,
Pendapatan Premi, dan RBC) selama 10 tahun yaitu dari 2010 sampai 2019
2. Melakukan uji regresi linear berganda
Analisis regresi adalah suatu analisis yang mengukur pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat (Sunyoto 2011). Untuk mengetahui apakah ada
pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen,
maka digunakan persamaan regresi linear berganda yang dirumuskan sebagai
berikut:
Y = a + b1X1+ b2X2+ b3X3 + ... + bnXn + e
Sebuah model regresi linear berganda yang baik harus memenuhi uji asumsi
klasik terlebih dahulu. Pengujian asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji
moltikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Pada penelitian
ini taraf nyata yang digunakan adalah 10%.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah residual yang dihasilkan dari
regresi terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang
memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal. Uji normalitas
dilakukan dengan uji Normal Probability Plot. Untuk melihat kenormalan
dari nilai residual, ketentuannya menurut adalah sebagai berikut:
1. Jika titik-titik atau data berada di dekat atau mengikuti garis diagonalnya
maka dapat dikatakan bahwa nilai residual berdistribusi normal.

Politeknik Negeri Jakarta


26

2. Sementara itu, jika titik-titik menjauh atau tersebar dan tidak mengikuti
garis diagonal maka hal ini menunjukkan bahwa nilai residual tidak
berdistribusi normal
b. Uji Multikolinieritas
Uji ini bertujuan menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas yaitu jumlah klaim yang dibayarkan, reasuransi,
hasil investasi, dan pendapatan premi. Dalam model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Keputusan dalam
uji ini adalah dengan melihat nilai Tolerance dan VIF pada tabel coefficients.
Jika nilai Tolerance > 0.10 dan nilai VIF < 10.00 maka tidak terjadi korelasi
di antara variabel bebas.
c. Uji Heterokedastisitas
Dilakukan untuk menilai apakah ada ketidaksamaan varian dari residual
untuk semua pengamatan pada model regresi linear. Dalam penelitian ini
digunakan uji heteroskedastisitas menggunakan scatterplots. Jika titik-titik
menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y tanpa membentuk pola
tertentu, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1 (sebelumnya). Dalam penelitian ini digunakan runs test dengan
dasar pengambilan keputusan berupa nilai asymp. sig. (2-tailed) > α (0.10).

3. Melakukan Uji Hipotesis


Setelah uji asumsi klasik terpenuhi, selanjutnya dilakukan uji hipotesis untuk
mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Uji
hipotesis dilakukan dengan tiga pengujian yaitu:
a. Uji Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien ini pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan sebuah
model menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi
adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-
variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas.
Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan

Politeknik Negeri Jakarta


27

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel


dependen.
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji ini untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independen terhadap
variabel dependen secara bersama-sama.
c. Uji Signifikansi parsial (Uji Statistik t)
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen
secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Politeknik Negeri Jakarta


BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang dimulai dari
gambaran umum objek penelitian, variabel penelitian, uji asumsi klasik, hasil
pengujian hipotesis, dan pembahasan terhadap uji hipotesis yang diuji secara
statistik dengan menggunakan program pengolahan data SPSS.

4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian


Objek dalam penelitian ini adalah PT Asuransi Jiwasraya (Persero).
Perusahaan ini merupakan sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia
yang bergerak di bidang pelayanan asuransi jiwa. Berdasarkan pengelompokkan
bisnis, Jiwasraya membagi produk-produknya ke dalam dua kategori, yaitu: produk
individu dan produk kumpulan. Produk-produk individu Jiwasraya dirancang untuk
mampu memberikan perlindungan komprehensif yang sekaligus memiliki manfaat
investasi menguntungkan. Sedangkan produk kumpulan akan membantu
meringankan beban pengusaha, sekaligus memberikan manfaat bagi karyawan.
Selain itu ada juga DPLK Jiwasraya yang merupakan lembaga keuangan yang
mengelola Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) bagi karyawan perusahaan dan
perorangan atau pekerja mandiri. Pada 2019 terungkap Jiwasraya bangkrut karena
gagal bayar polis kepada para nasabahnya yang nilainya hingga mencapai Rp 13,74
triliun.

4.1.2 Deskripsi Data Penelitian


Berikut adalah gambaran umum variabel yang digunakan dalam penelitian.
Sebagaimana diketahui dalam latar belakang penelitian bahwa Jiwasraya memiliki
masalah yaitu tidak dapat membayar klaim, sempat mengalami insolvency pada
2008 sehingga menggunakan skema reasuransi, investasi yang tidak menggunakan
prinsip kehati-hatian, pendapatan preminya yang menurun drastis pada 2018, dan
rasio kesehatan (RBC) yang jauh dari ketetapan minimal peraturan pemerintah.
Sehingga variabel independen dalam penelitian ini adalah klaim dibayar,
reasuransi, hasil investasi, dan pendapatan premi. Sedangkan variabel dependennya

28
Politeknik Negeri Jakarta
29

adalah Risk Based Capital (RBC). Sumber data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah laporan keuangan Jiwasraya tahun 2010 hingga 2019.
1. Klaim Dibayar
Klaim asuransi merupakan proses permintaan secara resmi kepada perusahaan
asuransi untuk mendapatkan manfaat terkait perlindungan finansial atau ganti
rugi dari pihak tertanggung yang diberikan oleh perusahaan asuransi yang diatur
dalam polis asuransi yang mereka miliki. Pada Gambar 4.1 terlihat bahwa terjadi
penurunan 10,5% pada 2014 atau sekitar Rp 527 miliar lalu kembali meningkat
pada tahun 2015 sampai 2018. Peningkatan yang signifikan terjadi pada tahun
2017 dan 2018 yaitu sebesar 128,3% atau sekitar Rp 8,8 triliun pada 2017 dan
Rp 7,5 triliun pada 2018. Pada tahun 2019 pembayaran klaim mengalami
penurunan sebesar Rp 8,3 triliun. Seperti yang telah diketahui, Jiwasraya
mengalami tekanan likuiditas akibat produknya yaitu JS Saving Plan. Penurunan
kepercayaan nasabah terhadap produk membuat klaim secara signifikan
meningkat.
Rp25,000,000
Rp23,207,772

Rp20,000,000

Rp15,666,805 Rp14,877,035
Rp15,000,000

Rp10,000,000
Rp5,207,028 Rp6,862,366
Rp4,829,033 Rp4,918,922
Rp4,176,629 Rp4,538,762
Rp5,000,000
Rp1,974,015

Rp-
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Gambar 4.1 Pertumbuhan Klaim Dibayar


Sumber: Data diolah

Penurunan kepercayaan nasabah ini menyebabkan penurunan penjualan. Selain


itu, tidak ada backup asset yang cukup untuk memenuhi kewajiban dan gagal
bayar. Oleh karena itu pembayaran klaim menurun pada 2019.

Politeknik Negeri Jakarta


30

2. Reasuransi
Pada tahun 2008 Jiwasraya dinyatakan “insolvent” oleh regulator, pada saat itu
Badan Pengelola Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam – LK).
Menteri Negara BUMN melalui suratnya nomor S-593/MBU/2008 tanggal 9 Juli
2008 pada prisnsipnya akan tetap mempertahankan kelangsungan hidup
perusahaan (going concern) dan mengharapkan kerjasama dan dukungan
menteri keuangan sebagai ultimate shareholder serta regulator untuk membantu
penyelesaian masalah yang sedang dihadapi oleh perusahaan. Pada akhirnya,
manajemen Jiwasraya memiliki solusi sementara untuk penyelesaian masalah
dengan cara reasuransi.
0.035

0.030

0.025

0.020

0.015

0.010

0.005

0.000
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Gambar 4.2 Pertumbuhan Reasuransi


Sumber: Data Diolah
Reasuransi ini dilakukan menggunakan cara kerjasama dengan perusahaan dari
luar negeri. Solusi reasuransi ini dilakukan oleh perusahaan mulai 31 Desember
2009 sampai dengan 31 Maret 2013. Selanjutnya sebagai pendukung kegiatan
operasi, perusahaan mengadakan kontrak kerja sama reasuransi dengan PT
Reasuransi Indonesia sesuai Kontrak Reasuransi Jiwa atas dasar Premi Resiko
No.23 tanggal 31 Januari 1976. Selanjutnya, perusahaan juga mengadakan
kontrak atas dasar premi risiko dengan PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugu-
Re) dan PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk serta PT Reasuransi Nasional
Indonesia masing-masing sesuai dengan perjanjian kerjasama No.12 tanggal 1

Politeknik Negeri Jakarta


31

September 1998 dan Perjanjian Kerjasama tanggal 9 April 2002 serta


01/CN/DIV-J/I/09 tanggal 29 Januari 2009.
3. Hasil Investasi
Hasil Investasi PT Jiwasraya menurun signifikan pada tahun 2018 hingga
mencatatkan hasil minus Rp 16,5 triliun dalam laporan keuangannya. Hal ini
diketahui karena manajemen Jiwasraya diduga lemah dalam menjalankan
prinsip kehati-hatian dalam berinvestasi.

Rp5,000,000 Rp1,714,647 Rp3,394,094


Rp1,089,689 Rp3,184,851
Rp1,531,684
Rp669,565 Rp806,985
Rp891,355 Rp(869,115)
Rp-
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Rp(5,000,000)

Rp(10,000,000)

Rp(15,000,000)

Rp(16,519,058)

Rp(20,000,000)

Gambar 4.3 Pertumbuhan Hasil Investasi


Sumber: Data diolah

Berawal dari kesalahan pembentukan harga produk (mispricing) atas produk JS


Saving Plan, perseroan meluncurkan produk yang membutuhkan likuiditas
tinggi, tetapi menjanjikan imbal hasil yang sangat tinggi namun kenyataannya
imbal hasil JS Saving Plan ini tidak pernah bisa di-cover oleh investasi. Produk
ini memberikan guaranteed return 9%-13% serta dapat dicairkan setiap tahun.
Sementara pada 2018 IHSG melemah hingga 2,80%. Menurut Ketua Bersama
Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Maryoso Sumaryono hasil investasi
industri asuransi jiwa menyusut tajam seiring penurunan IHSG tersebut. Selain
itu jika dilihat dari perincian aset investasi Jiwasraya, investasi JS Saving Plan
dilakukan pada saham-saham dan reksadana yang berisiko tinggi atau high risk.
Porsi investasi saham dalam portfolio JS Saving Plan sebesar 22,4% atau
sebanyak Rp 7 triliun dari jumlah aset finansial. Sebanyak 5% portfolio itu berisi

Politeknik Negeri Jakarta


32

saham-saham di Indeks LQ45 (45 saham unggulan dan paling likuid di Bursa
Efek Indonesia), sementara sisanya di luar LQ45. Alokasi reksadana Saving Plan
Jiwarsrya sebesar 59,1% atau sebesar Rp 14,9 triliun dari jumlah aset finansial.
Dari jumlah ini, hanya 2% yang dikelola oleh top tier perusahaan manajer
investasi (MI), sementara sisanya di luar perusahaan MI lainnya.

4. Pendapatan Premi
Menurut Salim (2007:117) mengemukakan bahwa “dalam perusahaan asuransi
laba itu tercipta melalui premi”. Pendapatan premi bersumber dari pembayaran
yang wajib dilakukan oleh setiap peserta asuransi jiwa yang dilakukan secara
teratur kepada perusahaan asuransi jiwa yang bersangkutan sesuai kesepakatan
dalam polis. Oleh karena itu, pendapatan premi merupakan faktor utama bagi
laba perusahaan asuransi jiwa.

Rp25,000,000
Rp21,802,883

Rp20,000,000
Rp18,079,531

Rp15,000,000
Rp10,212,892
Rp6,364,204 Rp10,553,600
Rp10,000,000 Rp5,775,186
Rp5,711,666
Rp4,763,161
Rp5,000,000
Rp3,613,325 Rp3,087,481

Rp-
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Gambar 4.4 Pertumbuhan Pendapatan Premi


Sumber: Data diolah

Sepanjang tahun 2013-2017 pendapatan premi Jiwasraya meningkat karena


penjualan produk JS Saving Plan dengan periode pencairan setiap tahun.
Menurut Direktur Utama Jiwasraya Hexana Tri Sasongko pendapatan premi
Saving Plan mencapai 75,3 persen dari total premi Jiwasraya. Namun pada
2017, OJK mengklaim telah meminta Jiwasraya mengevaluasi produk tersebut

Politeknik Negeri Jakarta


33

agar sesuai kemampuan pengelolaan investasi. Lalu pendapatan premi Jiwasraya


menurun signifikan hingga sekitar Rp 11,3 Triliun di 2018 akibat penurunan
guaranteed return (garansi imbal hasil) atas produk JS Saving Plan. Hal ini
merupakan imbas dari evaluasi produk tersebut. Perseroan meluncurkan produk
yang membutuhkan likuiditas tinggi, tetapi menjanjikan imbal hasil yang
sangat tinggi. Imbal hasil yang tinggi tersebut menarik minat sejumlah nasabah
dan menjadi sumber keuntungan bagi Jiwasraya. Saat pasar mulai bergejolak,
para investor atau pemegang polis mulai
mempertanyakan underlying investasi keuangan dari Jiwasraya. Hal tersebut
berpengaruh terhadap menurunnya perolehan premi pada 2018.

5. Risk Based Capital (RBC)


Untuk sebuah perusahaan asuransi, Risk Based Capital diyakini sebagai
keseluruhan ekuitas yang diperlukan untuk memberi keyakinan stakeholder
yang berhubungan misalnya masyarakat dan kreditur dalam peluang insolvent
atau modal negatif.

500.00%
202.06% 200.15%
155.74% 163.97% 174.49%140.81%162.16%
123.16%
0.00%
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

-500.00%

-1000.00%

-1500.00% -1431.02%

-2000.00% -1866.10%

Gambar 4.5 Pertumbuhan Risk


Risk Based
Based Capital
Capital
Sumber: Data diolah

Adanya Risk Based capital diupayakan mampu sebagai cermin dari kekuatan
perusahaan dalam membiayai klaim–klaim yang mungkin sudah jatuh tempo.
Menurut Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
424/KMK.06/2003 Tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan

Politeknik Negeri Jakarta


34

Perusahaan Reasuransi setiap saat wajib memenuhi tingkat solvabilitas paling


sedikit 120% (seratus dua puluh per seratus) dari risiko kerugian yang mungkin
timbul sebagai akibat dari deviasi dalam pengelolaan kekayaan dan kewajiban.
Gambar 4.6 diatas menunjukkan bahwa Risk Based Capital Jiwasraya
mengalami fluktuasi dari tahun 2010-2017. Secara umum sebelum mengalami
kasus gagal bayar, nilai Risk Based Capital PT Asuransi Jiwasraya cenderung
menurun mendekati batas minimal rasio solvabilitas yang ditetapkan oleh
peraturan menteri keuangan. Artinya kesehatan PT Asuransi Jiwasraya secara
keseluruhan cenderung kurang baik. Namun terjadi penurunan RBC secara
signifikan pada tahun 2018 hingga -1.431,02%. Menurut BPK, Jiwasraya
membutuhkan dana Rp32,89 triliun untuk dapat megembalikan RBC menjadi
120%.

4.1.3 Hasil Uji Asumsi Klasik


Pengujian asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji
heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Pada penelitian ini taraf nyata yang
digunakan adalah 10%.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk menilai
sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel, apakah sebaran data
tersebut berdistribusi normal ataukah tidak.

Gambar 4.6 Hasil Uji Normalitas


Sumber: Data diolah

Politeknik Negeri Jakarta


35

Berdasarkan output chart di atas, terlihat bahwa titik-titik ploting selalu


mengikuti dan mendekati garis diagonalnya. Oleh karena itu, sebagaimana dasar
pedoman pengambilan keputusan uji normalitas teknik probability plot dapat
disimpulkan nilai residual berdistribusi normal. Dengan demikian maka asumsi
normalitas untuk nilai residual dalam analisis regresi linear berganda dalam
penelitian ini dapat terpenuhi.

2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas adalah uji yang dilakukan untuk memastikan apakah di
dalam sebuah model regresi ada interkorelasi atau kolinearitas antar variabel
bebas. Interkorelasi adalah hubungan yang linear atau hubungan yang kuat
antara satu variabel bebas atau variabel prediktor dengan variabel prediktor
lainnya di dalam sebuah model regresi. Interkorelasi itu dapat dilihat dengan
nilai koefisien korelasi antara variabel bebas, nilai VIF dan Tolerance, nilai
Eigenvalue dan Condition Index, serta nilai standar error koefisien beta atau
koefisien regresi parsial.
Tabel 4.1 Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
Klaim .385 2.597
Reasuransi .101 9.931
Hasil Investasi .344 2.906
Premi .112 8.904
a. Dependent Variable: RBC
Sumber: Data diolah

Dasar pengambilan keputusan dalam uji multikolinieritas ini dilakukan dengan


cara melihat nilai Tolerance dan VIF. Berdasarkan output, diketahui nilai
Tolerance untuk keempat variabel independen lebih besar dari 0,10. Sementara,
nilai VIF untuk keempat variabel tersebut lebih kecil dari 10,00. Maka mengacu
pada dasar pengambilan keputusan dalam uji multikolinieritas dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinieritas dalam model regresi.

Politeknik Negeri Jakarta


36

3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah uji yang menilai apakah ada ketidaksamaan varian
dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi linear. Apabila asumsi
heteroskedastisitas tidak terpenuhi, maka model regresi dinyatakan tidak valid
sebagai alat peramalan.

Gambar 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas


Sumber: Data diolah

Berdasarkan scatterplot di bawah diketahui bahwa titik-titik data menyebar di


atas, dan di bawah angka 0 dan penyebaran titik-titik data tidak berpola. Maka
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas, hingga
model regresi yang baik dapat terpenuhi.

4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah terjadi korelasi antara suatu
periode t dengan periode sebelumnya (t -1). Secara sederhana adalah bahwa
analisis regresi adalah untuk melihat pengaruh antara variabel bebas terhadap
variabel terikat, jadi tidak boleh ada korelasi antara observasi dengan data
observasi sebelumnya.

Politeknik Negeri Jakarta


37

Tabel 4.2 Uji Autokorelasi

Runs Test

Unstandardized
Residual

Test Valuea .04898


Cases < Test Value 5
Cases >= Test Value 5
Total Cases 10
Number of Runs 5
Z -.335
Asymp. Sig. (2-tailed) .737

a. Median
Sumber: Data diolah

Penelitian ini menggunakan uji runs test untuk menguji apakah antar residual
terdapat korelasi yang tinggi atau tidak. Jika antar residual tidak terdapat
hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random.
Berdasarkan hasil uji runs test di atas diketahui bahwa nilai asymp. sig. (2-tailed)
0.737 > α (0.10). Hal tersebut menunjukkan bahwa data yang dipergunakan
random sehingga tidak terdapat masalah autokorelasi pada data yang diuji.

4.1.4 Hasil Uji Hipotesis


Pengujian hipotesis terdiri atas uji koefisien determinasi, uji pengaruh parsial,
dan uji pengaruh simultan. Uji koefisien determinasi dilihat pada nilai R Square
sedangkan uji parsial dan simultan dilihat dari nilai signifikansinya.

1. Uji Koefisien Determinasi (R²)


Koefisien determinasi pada regresi linear sering diartikan sebagai seberapa besar
kemampuan semua variabel bebas dalam menjelaskan varians dari variabel
terikatnya. Secara sederhana koefisien determinasi dihitung dengan
mengkuadratkan Koefisien Korelasi (R).
Tabel 4.3 Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
R Adjusted R Std. Error of the Durbin-
Model R Square Square Estimate Watson
a
1 .924 .853 .735 .43970 1.942
Sumber: Data diolah

Politeknik Negeri Jakarta


38

Dari hasil olah data dapat diketahui nilai R² sebesar 0.853 atau sama dengan
85.3%. Angka tersebut mengandung arti bahwa variabel klaim dibayar (X1),
reasuransi (X2), hasil investasi (X3), dan pendapatan premi (X4) secara simultan
(bersama-sama) berpengaruh terhadap variabel Risk Based Capital (Y) sebesar
85.3%. Sedangkan sisanya (100% - 85.3% = 14.7%) dipengaruhi oleh variabel
lain di luar persamaan regresi.

2. Uji F (Uji Pengaruh Simultan)


Uji simultan (Uji F) ini dilakukan untuk menggambarkan seberapa jauh
pengaruh variabel bebas/independen (klaim dibayar, reasuransi, hasil investasi,
dan pendapatan premi) secara bersama-sama dalam menerangkan variabel
terikat / dependen (Risk Based Capital).

Tabel 4.4 Uji F (Pengaruh Simultan)

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 5.605 4 1.401 7.248 .026b
Residual .967 5 .193
Total 6.572 9
Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel output di atas, diketahui nilai Sig. adalah sebesar 0.026.
Karena nilai Sig. 0.026 < 0.05, maka sesuai dengan dasar pengambilan
keputusan dalam uji F dapat disimpulkan bahwa klaim dibayar, reasuransi, hasil
investasi, dan pendapatan premi secara simultan berpengaruh terhadap Risk
Based Capital.

3. Uji t (Uji Pengaruh Parsial)


Uji t dikenal dengan uji parsial, yaitu untuk menguji bagaimana pengaruh
masing-masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri terhadap variabel
terikatnya. Uji ini dapat dilakukan dengan mambandingkan t hitung dengan t
tabel atau dengan melihat kolom signifikansi pada masing-masing t hitung.

Politeknik Negeri Jakarta


39

Tabel 4.3 Uji t (Pengaruh Parsial)

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 4.393 9.664 .455 .668
Klaim .963 .363 .733 2.652 .045
Reasuransi -.472 .777 -.328 -.607 .570
Hasil
.281 .295 .279 .954 .384
Investasi
Premi -
-1.598 .774 -1.057 .094
2.065
a. Dependent Variable: RBC
Sumber: Data diolah

Hasil pengujian menunjukkan bahwa secara parsial, variabel yang


berpengaruh signifikan terhadap RBC pada taraf alpha 10% adalah variabel klaim
dan pendapatan premi. Sedangkan variabel reasuransi dan hasil investasi tidak
berpengaruh signifikan.

4.1.5 Hasil Analisis Regresi


Berdasarkan tabel 4.5 koefisien regresi di atas, didapatkan persamaan
regresi yang terbentuk adalah:
Y = 4,393 + 0,963 X1 - 0,472 X2 + 0,281 X3 - 1,598 X4 + e
Keterangan:
Y = RBC
X1 = Klaim Dibayar
X2 = Reasuransi
X3 = Hasil Investasi
X4 = Pendapatan Premi

Pada persamaan regresi dapat diketahui bahwa nilai konstanta sebesar


4,393. Hasil ini menunjukkan bahwa jika variabel independen yaitu klaim dibayar,
reasuransi, hasil investasi, dan pendapatan premi dalam keadaan sama dengan nol
atau konstan, maka akan memengaruhi RBC sebesar 4,393. Nilai koefisien klaim
dibayar sebesar 0,963 artinya variabel klaim memiliki pengaruh searah atau positif

Politeknik Negeri Jakarta


40

terhadap RBC yang berarti bahwa setiap kenaikan klaim 1 persen maka akan
meningkatkan RBC sebesar 0,963 persen. Nilai koefisien reasuransi sebesar -0,472
artinya reasuransi memiliki pengaruh tidak searah atau negatif terhadap RBC yang
berarti bahwa setiap kenaikan reasuransi 1 persen akan menurunkan RBC sebesar
0,472 persen. Nilai koefisien hasil investasi sebesar 0,281 artinya hasil investasi
memiliki pengaruh searah atau positif terhadap RBC yang berarti bahwa setiap
kenaikan hasil investasi 1 persen maka akan meningkatkan RBC sebesar 0,281
persen. Nilai koefisien pendapatan premi sebesar -1,598 artinya pendapatan premi
memiliki pengaruh tidak searah atau negatif terhadap RBC yang berarti bahwa
setiap kenaikan pendapatan premi 1 persen maka akan menurunkan RBC sebesar
1,598 persen.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian


Pembahasan hasil penelitian ini mengaitkan hasil analisis data secara statistik
dengan teori penelitian-penelitian terdahulu serta kaitannya dengan objek
penelitian:

1. Pengaruh Klaim Dibayar terhadap Tingkat Solvabilitas RBC


Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah jumlah klaim yang dibayarkan
berpengaruh positif terhadap tingkat solvabilitas RBC PT Jiwasraya.
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa koefisien Klaim bernilai positif sebesar
2,652 dengan signifikansi 0,045 < 0,10. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah
klaim yang dibayar berpengaruh positif dan signifikan terhadap RBC, dengan
demikian H1 diterima. Arah koefisien adalah positif artinya semakin besar klaim
yang dibayarkan oleh perusahaan maka dapat meningkatkan nilai RBC.
Hal ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Tarigan (2015), Putri (2015),
dan Karyati (2019) yang menyimpulkan bahwa klaim berpengaruh positif dan
signifikan terhadap RBC. Menurut Tarigan dan Mahfud (2015) semakin besar
jumlah klaim yang dibayar menunjukkan kemampuan perusahaan untuk dapat
memenuhi tingkat solvabilitasnya. Jumlah klaim dibayar yang besar
menunjukkan kemampuan modal perusahaan yang tinggi, sehingga perusahaan
yang mengalami insolvency akan cenderung tidak dapat membayar klaim-klaim
yang diterimanya.

Politeknik Negeri Jakarta


41

Hal ini sesuai dengan fenomena yang dialami Jiwasraya dimana Jiwasraya tidak
memiliki modal yang cukup untuk membayar klaim nasabahnya sehingga
dinyatakan insolvent. Menurut Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo
perseroan tidak mampu membayar klaim karena terdapat tekanan likuiditas,
yakni total asetnya hanya Rp 17 triliun tetapi liabilitas polis mencapai Rp 52,9
triliun. Adapun, mayoritas tekanan likuiditas diakibatkan oleh polis Saving Plan
mencapai sekitar 92%.
2. Pengaruh Reasuransi terhadap Tingkat Solvabilitas RBC
Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah reasuransi berpengaruh negatif
terhadap tingkat solvabilitas RBC PT Jiwasraya. Berdasarkan tabel 4.5 diketahui
bahwa koefisien Reasuransi bernilai negatif sebesar 0,607 dengan signifikansi
0,570 > 0,10. Hal ini menunjukkan bahwa reasuransi tidak berpengaruh
signifikan terhadap RBC Jiwasraya, dengan demikian H2 ditolak.
Hal ini mendukung penelitian dari Haan dan Kakes (2010) yang meneliti 350
perusahaan asuransi di Belanda yang menyimpulkan bahwa reasuransi tidak
berpengaruh signifikan terhadap solvabilitas. Selain itu ada juga penelitian dari
Daniel, Safitri, dan Elizabeth (2017), dan Nurwidyaningsih (2018) yang
menyatakan bahwa kenaikan reasuransi tidak diikuti oleh kenaikan solvabilitas.
Hal ini dikarenakan dengan melakukan reasuransi, perusahaan asuransi akan
menyerahkan sebagian atau seluruh resikonya kepada perusahaan lain yang
dikarenakan perusahaan asuransi tersebut menerima suatu risiko yang berat
untuk ditanggung sendiri, sehingga perusahaan asuransi akan melakukan
penyebaran risiko dengan melakukan reasuransi. Namun hal ini menyebabkan
pengumpulan modal yang lebih rendah dalam mencapai tingkat solvabilitas
minimum yang telah ditentukan sebesar 120%.
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan fenomena yang terjadi di Jiwasraya.
Tanpa skema finansial reasuransi, menurut OJK Jiwasraya akan mengalami
defisit sebesar Rp 3,2 triliun. Penulis berasumsi bahwa reasuransi yang
dilakukan oleh Jiwasraya ini tidak berpengaruh signifikan terhadap
solvabilitasnya karena skema reasuransi yang dilakukan oleh Jiwasraya hanya
bersifat sementara sebagai langkah penyelamatan jangka pendek. Dalam laporan
tahunan 2015 diketahui bahwa penghentian metode reasuransi ini dilakukan

Politeknik Negeri Jakarta


42

karena perusahaan memiliki solusi lain dengan memanfaatkan kebijakan dan


peraturan yang berlaku yaitu penerapan IFRS (International Financial Report
Statement), dimana salah satu kebijakannya adalah perusahaan dapat melakukan
revaluasi terhadap aset yang dimiliki. Dengan melakukan revaluasi aset ini,
maka perusahaan terhindar dan keluar dari permasalahan insolvent. Sehingga
dapat dikatakan bahwa permasalahan insolvency ini teratasi karena revaluasi
aset, bukan reasuransi.
3. Pengaruh Hasil Investasi terhadap Tingkat Solvabilitas RBC
Hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah hasil investasi berpengaruh positif
terhadap tingkat solvabilitas RBC PT Jiwasraya. Berdasarkan tabel 4.5 diketahui
bahwa koefisien Hasil Investasi bernilai positif sebesar 0,954 dengan
signifikansi 0,384 > 0,10. Hal ini menunjukkan bahwa hasil investasi tidak
berpengaruh signifikan terhadap RBC Jiwasraya, dengan demikian H3 ditolak.
Hal ini sejalan dengan penelitian dari Joo (2013) dan Ambarwati dan Hasib
(2018) yang menyatakan bahwa hasil investasi tidak signifikan berpengaruh
terhadap solvabilitas. Penelitian tersebut dilakukan pada perusahaan asuransi
syariah di Indonesia. Menurut penelitian tersebut hasil investasi yang didapat
perusahaan asuransi syariah di Indonesia kurang mendapat keuntungan atau
investasi yang dilakukan kurang banyak atau kurang tepat sehingga hasil
investasi yang dihasilkan memberikan keuntungan kecil yang menyebabkan
hasil investasi tidak signifikan berpengaruh terhadap solvabilitas.
Peneliti berasumsi bahwa hal ini sama dengan yang dialami PT Jiwasraya
dimana pengelolaan investasinya tidak tepat. PT Asuransi Jiwasraya diketahui
memiliki 28 produk reksadana dan sebagian besar reksadana berkualitas rendah.
Selain itu investasinya juga hanya sebagian kecil yang dikelola oleh top tier
perusahaan manajer investasi (MI). Tujuannya untuk mengejar imbal hasil
tinggi, sehingga mengabaikan prinsip kehati-hatian sehingga tidak memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap tingkat solvabilitas.
4. Pengaruh Pendapatan Premi terhadap Tingkat Solvabilitas RBC
Hipotesis keempat dalam penelitian ini adalah pendapatan premi berpengaruh
positif terhadap tingkat solvabilitas RBC PT Jiwasraya. Berdasarkan tabel 4.5
diketahui bahwa koefisien Premi bernilai negatif sebesar 2,065 dengan

Politeknik Negeri Jakarta


43

signifikansi 0,094 < 0,10. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan premi
berpengaruh signifikan terhadap RBC, dengan demikian H4 diterima. Arah
koefisien adalah negatif artinya semakin besar pendapatan premi yang diterima
Jiwasraya, maka dapat menurunkan nilai RBC.
Hal ini mendukung penelitian dari Karyati dan Mulyati (2019) yang mengatakan
bahwa setiap premi yang dibayarkan oleh nasabah kepada asuransi mengandung
unsur risiko yang dapat menyebabkan perusahaan mengalami kegagalan
pembayaran. Selain itu ada juga penelitian dari Putri (2015) dan Wong (2012)
yang menyatakan piutang premi berpengaruh negatif terhadap solvabilitas.
Wong (2012) mengindikasikan perusahaan perlu menurunkan besarnya piutang
premi agar solvabilitas perusahaan meningkat, karena jika tagihan premi
meningkat maka perusahaan asuransi mempunyai dana yang besar sehingga
mempunyai kecenderungan untuk mengurangi solvabilitas.
Dengan demikian peneliti berasumsi bahwa hal tersebut sama dengan fenomena
yang terjadi di Jiwasraya dimana pendapatan preminya berasal dari produk yang
menjanjikan imbal hasil yang tinggi sehingga mengandung unsur risiko yang
sangat tinggi pula. Imbal hasil tinggi tersebut menarik minat sejumlah nasabah
sehingga pendapatan premi meningkat. Namun seiring dengan meningkatnya
pendapatan premi tersebut, perusahaan asuransi harus menyiapkan dana yang
besar pula. Sedangkan dana yang dimiliki oleh Jiwasraya dari investasi tidak
dikelola dengan baik sehingga menyebabkan perusahaan gagal bayar.

4.2.1 Implikasi Hasil Penelitian


Implikasi hasil penelitian ini adalah rekomendasi strategi yang dapat
dilakukan oleh perusahaan asuransi dan pemerintah/OJK sebagai regulator agar
tidak ada lagi kasus kebangkrutan perusahaan asuransi yang serupa:
1. Perusahaan asuransi di Indonesia harus lebih berhati-hati dalam merancang
produk. Risiko yang sulit diprediksi di masa depan harus dikelola dengan
lebih prudent.
2. Perusahaan asuransi harus berhati-hati dalam menempatkan dana investasi.
3. Pemerintah seharusnya lebih tegas dalam menangani masalah Jiwasraya karena
permasalahan yang dialami perusahaan ini sudah terjadi sejak 2006 yaitu laporan
keuangan perseroan menunjukkan ekuitas negatif Rp 3,29 triliun.

Politeknik Negeri Jakarta


44

4. Pengawasan OJK terhadap laporan keuangan harus didalami agar bisa


mendeteksi kemungkinan-kemungkinan yang dapat menyebabkan perusahaan
mengalami kebangkrutan. Selain itu Jiwasraya tidak rutin menyampaikan
laporan keuangan triwulanannya. Padahal, dalam peraturan Otoritas Jasa
Keuangan Nomor 55/POJK.05/2017 tentang Laporan Berkala Perusahaan
Peransuransian di pasal 8 menyebutkan, perusahaan peransuransian wajib
menyampaikan laporan berkala kepada OJK dalam bentuk laporan bulanan,
triwulanan, semesteran dan laporan lain.
5. Izin pemasaran produk baru harus lebih diperketat lagi tahapannya agar produk
asuransi seperti JS Saving Plan tidak lagi mendapat izin dari OJK.
6. Memperketat pengawasan penempatan investasi perusahaan asuransi

Politeknik Negeri Jakarta


BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan secara empiris pengaruh dari
jumlah klaim yang dibayar, reasuransi, hasil investasi, dan pendapatan premi
terhadap risk based capital PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dengan periode
penelitian 2010-2019, yang dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil penelitian menunjukkan jumlah klaim yang dibayarkan oleh Jiwasraya


mengalami penurunan signifikan pada 2019 karena ketidakcukupan modal.
Jiwasraya juga sempat mengalami insolvency pada 2008 sehingga menggunakan
mekanisme reasuransi untuk menyelesaikan permasalahan. Selanjutnya
Jiwasraya diketahui mengabaikan prinsip kehati-hatian dalam berinvestasi
sehinga pada 2018 hasil investasi menurun signifikan. Pendapatan premi yang
diperoleh Jiwasraya meningkat sepanjang tahun 2013-2017 karena penjualan
produk JS Saving Plan. Namun karena imbal hasil produk tersebut tidak sesuai
dengan hasil investasi, pendapatan premi Jiwasraya menurun signifikan pada
2018. Untuk variabel risk based capital, sepanjang tahun 2010-2017 RBC
Jiwasraya masih di atas batas ketentuan yaitu di atas 120% namun menurun
drastis pada 2018 hingga -1431,02% dan -1866,10% pada 2019.
2. Hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukkan Klaim Dibayar secara
parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap RBC. Hasil tersebut
menerima hipotesis pertama (H1), yaitu Klaim Dibayar berpengaruh signifikan
terhadap RBC.
3. Hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukkan Reasuransi secara parsial
tidak berpengaruh signifikan terhadap RBC. Hasil tersebut menolak hipotesis
kedua (H2), yaitu Reasuransi berpengaruh signifikan terhadap RBC.
4. Hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukkan Hasil Investasi secara
parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap RBC. Hasil tersebut menolak

45
Politeknik Negeri Jakarta
46

hipotesis ketiga (H3), yaitu Hasil Investasi berpengaruh signifikan terhadap


RBC.
5. Hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukkan Pendapatan Premi secara
parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap RBC. Hasil tersebut
menerima hipotesis keempat (H4), yaitu Pendapatan Premi berpengaruh
signifikan terhadap RBC
6. Hasil pengujian tingkat signifikansi (uji F) atau simultan menunjukkan bahwa
variabel klaim dibayar, reasuransi, hasil investasi, dan pendapatan premi secara
simultan berpengaruh terhadap RBC. Hasil pengujian determinasi pada model
ini menunjukkan nilai sebesar 0,853. Artinya sebesar 85,3% perubahan-
perubahan dalam RBC dapat dijelaskan oleh perubahan-perubahan dalam klaim
dibayar, reasuransi, hasil investasi, dan pendapatan premi sedangkan selebihnya
14,7% dijelaskan oleh faktor variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model
penelitian.

5.2 Saran
1. Bagi perusahaan asuransi, diharapkan dapat selalu menjaga nilai risk based
capital agar tetap berada diatas batas minimal yaitu 120%. Berdasarkan
penelitian ini, kenaikan RBC dapat dilakukan dengan meningkatkan
pembayaran klaim dan hasil investasi. Pendapatan premi dapat meningkatkan
RBC jika premi yang diperoleh sesuai dengan kemampuan membayar klaimnya.
Selain itu RBC juga dapat ditingkatkan dengan mengurangi skema penggunaan
reasuransi.
2. Bagi calon nasabah, diharapkan untuk tidak mudah tergiur dengan imbal hasil
yang tinggi yang ditawarkan suatu produk asuransi. Ada baiknya dilakukan
pengumpulan informasi sebaik mungkin tentang perusahaan dan produk asuransi
yang akan dibeli.
3. Bagi peneliti selanjutnya, dengan penelitian ini diharapkan peneliti dapat
melakukan penelitian yang lebih lanjut terkait solvabilitas perusahaan asuransi
baik asuransi jiwa maupun asuransi kerugian. Selain itu juga diharapkan bisa
menambah variabel lainnya di luar variabel yang terdapat dalam penelitian ini
karena masih terdapat beberapa variabel kemungkinan yang dapat
mempengaruhi tingkat solvabilitas perusahaan asuransi. Selain itu, jika peneliti

Politeknik Negeri Jakarta


47

ingin meneliti kasus serupa terhadap perusahaan yang berbeda disarankan untuk
meneliti laporan keuangan triwulanan perusahaan agar titik data yang diteliti
lebih banyak sehingga hasil penelitian juga akan lebih akurat.

Politeknik Negeri Jakarta


DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Salim. 2007. Asuransi & Manajemen Risiko, Rajawali Pers. Jakarta.
Agustiyani. 2020. Merunut Kelalaian Pemerintah dan OJK dalam Masalah
Jiwasraya. [Internet]. [diunduh Mei 22]. Tersedia pada:
https://katadata.co.id/agustiyanti/indepth/5e9a498f2f50b/merunut-kelalaian-
pemerintah-dan-ojk-dalam-masalah-jiwasraya
Alamsyah dan Wiratno. 2017. Pendapatan Premi, Rasio Hasil Investasi, Laba,
Klaim dan Risk Based Capital Perusahaan Asuransi Kerugian di Indonesia.
Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan JRAP. 4(1): 87-101
Ambarwati dan Hasib. 2018. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Hasil Investasi, dan
Profitabilitas terhadap Solvabilitas Asuransi Syariah di Indonesia Periode
2012-2016. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. 4(2): 91-101
Aniseh, Mardani, Salim. Pengaruh ROA, Resiko Underwriting, dan Reasuransi
Terhadap Solvabilitas Perusahaan Asuransi. Jurnal Riset Manajemen. Malang:
Universitas Islam Malang
Ardianto, Prisma. 2020. BPK: RBC Jiwasraya Minus 1.431,02% Sejak 2018.
[Internet]. [diunduh Agst 5]. Tersedia pada: https://investor.id/finance/bpk-rbc-
jiwasraya-minus-143102-sejak-
2018#:~:text=JAKARTA%2C%20investor.id%20%2D%20Badan,%2C02%2
5%20(audited).
CNN Indonesia. 2019. Kronologi Kasus Gagal Bayar Jiwasraya Versi OJK.
[Internet]. [diunduh Mei 20]. Tersedia pada:
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20191230095752-78-
460918/kronologi-kasus-gagal-bayar-jiwasraya-versi-ojk
De Haan, L., & Kakes, J. 2010. Are non-risk based capital requirements for
insurance companies binding?. Journal of Banking & Finance. 34(7): 1618-
1627.

48
Politeknik Negeri Jakarta
49

Dhaniati, Rina. 2011. Analisis Pengaruh RBC, Rasio Underwriting, Rasio Hasil
Investasi, Rasio Penerimaan Premi, dan Rasio Beban Klaim Terhadap Laba
Perusahaan Asuransi. [skripsi] Jakarta (ID): Universitas Gunadarma
Fadlin, Aditya R.P dan Fitrianti. 2013. Analisis Pengaruh Risk Based Capital,
Penerimaan Premi, Underwriting dan Beban Klaim Terhadap Profitabilitas.
[skripsi] Jakarta (ID): Universitas Indonesia
Ghofar, Abd. 2012. Pengaruh Premi, Klaim, Investasi, dan Profitabilitas Terhadap
Pertumbuhan Aset Pada Perusahaan Asuransi Syariah di Indonesia. [Skripsi]
Yogtakarta (ID): Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Ghozali, Imam. 2006. Aplikai Analisis Multivarite dengan SPSS. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Henrita dan Atahau. 2020. Aplikasi Risk Based Capital dan Rasio Keuangan dalam
Penilaian Tingkat Kesehatan PT Asuransi Jiwasraya. Jurnal Pamator. 13(1):
125-133
Joo, Bashir Ahmad. 2013. Analysis of Financial Stability of Indian Non Life
Insurance Companies. Asian Journal of Finance & Accounting. 5(1): 306-
319
Juwita dan Rindiati. 2020. Pengaruh Pendapatan Premi dan Hasil Underwritting
Terhadap Laba pada PT Asuransi Jiwasraya (Persero) Periode 2008-2015.
Land Journal. 1(1): 21-29
Karyati, Mulyati, Icih. 2019. Analisis Perbedaan Pengaruh Premi, Klaim, dan
Investasi Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Asuransi Syariah
dengan Asuransi Konvensional Periode 2011-2013. Islamic Economic,
Accounting and Management Journal (Tsarwatica). 1(1): 20-21
Kirmizi dan Agus, Susi Surya. 2011. Pengaruh Pertumbuhan Modal dan Aset
Terhadap Rasio Risk Based Capital (RBC), Pertumbuhan Premi Neto dan
Profitabilitas Perusahaan Asuransi Umum Di Indonesia. Jurnal Pendidikan
Ekonomi dan Bisnis, (online), Vol.3, No.1, (http://ejournal.
unri.ac.id/index.php/JPEB/article/ viewFile/403/397, diakses pada 11 Juli
2020).
Kusuma, Muhammad Rizza Perdana. 2013. Analisis Pengaruh Profitabilitas, Risiko
Underwriting, dan Ukuran Perusahaan terhadap Tingkat Solvabilitas

Politeknik Negeri Jakarta


50

Perusahaan Asuransi di Indonesia [skripsi]. Semarang (ID): Universitas


Diponegoro Semarang
Nurwidyaningsih, Mutiara. 2018. Pengaruh Profitabilitas, Risiko Underwriting, dan
Reasuransi Terhadap Solvabilitas Perusahaan Asuransi (Pada Perusahaan
Asuransi yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia). [Skripsi]. Yogyakarta (ID):
Universitas Islam Indonesia
Otoritas Jasa Keuangan. (2014). Perasuransian Indonesia 2014, (online). Jakarta:
Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia. (http://www.ojk.go.id/statistik-
2014- perasuransian, diakses pada 15 Juli 2020).
Otoritas Jasa Keuangan. 2018. Statistik Perasuransian 2017. Jakarta: Otoritas Jasa
Keuangan.
Otoritas Jasa Keuangan. Peraturan Otoriras Jasa Keuangan Nomor
71/POJK.05/2016 Tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan
Perusahaan Reasuransi.
Peraturan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. PER – 08 /BL/2012 Tentang
Pedoman Perhitungan Modal Minimum Berbasis Risiko Bagi Perusahaan
Asuransi Dan Perusahaan Reasuransi.
Peraturan Menteri Keuangan No. 53/ PMK.010/2012 tanggal 3 April 2012 Tentang
Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi.
Pitselis, Georgios.2006. Risk Based Capital, Supervision of Solvency and Cross-
Section Effect models. University of Piraeus, Department of Statistics &
Insurance Science.
PT Asuransi Jiwasraya (Persero). 2014. Laporan Keuangan. [Internet]. [diunduh
Jun 3]. Tersedia pada: https://www.jiwasraya.co.id/id/laporan-keuangan
Tarigan, A. P. K., & Mahfud, M. K. 2015. Analisis Pengaruh Kemampuan
Membayar Klaim, Profitabilitas, Risiko Underwriting Dan Reasuransi
Terhadap Solvabilitas Perusahaan Asuransi. Diponegoro Journal Of
Management, 4(3):12-13
Witono, Eka Purnama. 2003. Analisis Kinerja Perusahaan-Perusahaan Asuransi Di
Indonesia Dengan Metode Risk Based Capital. Jurnal akuntansi Krida
Wacana. Vol. 3 No. 1 , Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Krida Wacana,
Jakarta.

Politeknik Negeri Jakarta


51

Yuli Asmoro, Kurniawan. 2010. Pengaruh Pendapatan Premi, Rasio Hasil


Investasi, dan Klaim terhadap Risk Based Capital. [skripsi] Jakarta (ID):
Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti.

Politeknik Negeri Jakarta

Anda mungkin juga menyukai