Anda di halaman 1dari 19

PEMASARAN GLOBAL MEREK

KOM 71

(ANALISIS NAH PROJECT)

UJIAN AKHIR SEMESTER

Alfan Novaldi 1171003004

Alfonso Mathew B. 1171003098

M. Hanif Fisabillah 1171003163

Revaldi Pili Pratama 1171003017

Zulchaidir Tri Putra 1171003154

Program Studi Ilmu Komunikasi

Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Universitas Bakrie

JAKARTA

2021
BAB 1

LATAR BELAKANG

1.1 Product Knowledge

Nah Project adalah produk sneakers local yang berdiri di Bandung, Jawa Barat.
Nah Project didirikan oleh 2 orang yang bernama Rizky Arief Dwi Prakoso (23), alumni
mahasiswa ITB jurusan Geologi angkatan 2012, dan Karina Innadindya (22), alumni
mahasiswa Unpad jurusan Geofisika angkatan 2013. NAH Project dimulai sekitar akhir
September 2017. Sepatu berjenis Sneakers ini merintis usaha produksinya setekah
mereka berdua menyelesaikan studi atau kuliah. Rizky yang sudah lebih dulu
menyelesaikan studinya telah memiliki pengalaman pada bidang marketing sepatu di
Bandung.

Penulis melakukan penelusuran pada website mainbasket.com mengutip


pembicaraan antara majalah mainbasket dengan founder Nah Project yaitu Rizky Arief
Dwi dia menyampaikan Visi dari NAH Project adalah jadi merek sneakers yang
mendominasi pasar Indonesia melalui inovasi dan gebrakan-gebrakan baru.. Selain itu,
dia juga menyampaikan makna dari nama tersebut berawal dari permainan kata seperti
penyebutan “Nah! Ini nih yang saya cari”.

Menurut situs resminya Nah Project (nahproject.com) brand tersebut memiliki


moto yaituTransparency Pricing. Nah Project merupakan pelopor dan masih menjadi
satu-satunya Brand Indonesia yang melaukan metode transparency pricing.
Transparency Pricing adalah sebuah konsep yang memberikan informasi mengenai
detail sebuah harga produk dari biaya produksi hingga packaging. Produk yang dijual
oleh Nah Project tidak hanya sepatu namun juga ada yang lainnya seperti : kaus, jaket,
dan jaket hoodie. Kisaran harga dari brand tersebut yaitu untuk jaket hoodie ada di angka
Rp200 ribu. Lalu sneakers pada harga Rp300 ribuan namun produk dengan berbahan
FlexKnit hargai lebih tinggi, yaitu mulai Rp400 ribu.

Pada tahun 2018 Nah Project mengalami peningkatan penjualan setelah produk dari
brand tersebut dibeli oleh Presiden Republik Indonesia yaitu bapak Joko Widodo. Awal
cerita Pertemuan antara sepatu NAH Project dengan Jokowi terjadi berkat aktifnya Rizky
dan timnya berpartisipasi dalam event komunitas sneakers. Dalam sebuah acara
komunitas tersebut, Rizky bertemu dengan brand Never Too Lavish yang merupakan
pembuat jaket denim dengan peta Indonesia yang pernah dipakai Jokowi.Dari hal inilah
kisah pertumbuhan pesat NAH Project bermula. Rizky bercerita Jokowi sedang mencari
sepatu baru yang nyaman untuk dipakai dan ia meminta saran kepada ajudannya untuk
sepatu yang bagus. Rizky pun menerima telepon dari salah satu ajudan Jokowi yang
memesan tiga pasang sepatu NAH Project yang terdiri dari warna hitam, abu-abu, dan
merah. Tiga sepatu itu dikirim oleh Rizky ke Istana Kepresidenan, Jakarta. Ia tidak
menyangka sepatu yang dikirimnya ke istana ternyata benar-benar dipakai oleh Jokowi.
Ini dikarenakan sang ajudan tidak mengatakan kalau sepatu itu dipesan untuk Jokowi.

NAH Project mencatatkan transaksi penjualan kurang lebih sebanyak 45.000 sepatu
sampai sekarang. Menyusul kesuksesan tersebut, pada bulan oktober 2020, NAH Project
berusaha meningkatkan penjualan dengan mengenalkan layanan Choose What You Pay.
Lewat program ini, pembeli bebas memilih tiga banderol harga pada produk unggulan
NAH Project, mulai dari harga terendah hingga tertinggi. Harga terendah ditentukan dari
biaya produksi, pengemasan dan keuntungan kecil brand tersebut. Sedangkan, harga
tertinggi diambil dari biaya komponen produk, seperti produksi, pengemasan,
operasional, pemasaran, hingga biaya pengembangan produk, Menariknya, apa pun
harga yang kamu pilih, kualitasnya tetap sama. Sampai saat ini, NAH Project sudah
berkolaborasi dengan brand lain maupun content creator. Contohnya, kolaborasi mereka
bersama Axe Indonesia dan MaknaCreative yang menghasilkan sneaker bernama
Harumkan Indonesia MonoTranslucent. Selain itu, NAH Project juga bekerja sama
dengan tim eSports EVOS untuk merilis sepatu NAH x EVOS Legendary. Mengikuti
Tren, Nah Project juga memproduksi clothing dan aksesoris seperti tote bag dan masker
wajah.

1.2 Analisa SWOT

Analisa SWOT merupakan rancangan analisis pemasar dalam merancang strategi


pemasaran dan juga merupakan upaya dalam mengevaluasi baik secara internal dan
eksternal. SWOT merupakan singkat dari strength, Weakness, Opputurnity dan Threats.
Berikut adalah analisis SWOT dari NAH Project.

Strenghts:

- Kualitas produk merek sneakers lokal mampu bersaing dengan merek

sneakers global.
- Produk selalu mengikuti trend namun juga tetap memiliki ciri khas

tersendiri yang membedakan dengan pesaing.

- Harga merek sneakers lokal relatif lebih terjangkau dibandingkan

dengan harga merek sneakers global.

Weakness:

Ketenaran sebuah brand sepatu sneakers lokal semakin kuat. Namun di Indonesia

sendiri brand lokal dapat didefininisikan dengan citra atau makna yang kurang baik

ataupun murahan. Apabila dibandingkan dengan sebuah brand sepatu sneakers global

yang mempunyai sebuah kesan yang superior, dan memiliki kualitas yang lebih baik.

Opportunity:

Semakin hari industri sneakers di Indonesia semakin berkembang, hal ini dapat

dilihat dari pertumbuhan cepat merek-merek sneakers lokal yang mulai bermunculan.

Pemerintah juga sadar akan perkembangan ini, hal tersebut dapat terlihat dari

keseriusan pemerintah membentuk wadah dalam memaksimalkan pengembangan

industri sepatu di Indonesia.

Threat:

Sebuah tren pada minat konsumen terhadap sepatu sneakers lokal tidak dapat

diperbaiki, maka brand sepatu sneakers lokal dapat sulit untuk tetap berkembang,

juga berdampak matinya usaha sepatu sneakers lokal mati.

1.3 Target Market

NAH Project telah dibuat untuk menargetkan mereka yang berusia usia: Remaja,
mulai dari usia 17 hingga 40 tahun NAH Project dirancang untuk baik konsumen pria
maupun wanita dengan variasi dan pola yang berbeda untuk keduanya. Produk dari NAH
Project juga menawarkan rangkaian uniseks kepada konsumennya. NAH Project juga
menargetkan kelompok pendapatan atau Socio-Economic-Status (SES) A,B,C. Fokus
dari NAH Project terletak pada generasi millennial tetapi tidak menutup kemungkinan
bahwa Generasi X dapat menjadi salah satu target mereka, dan itu terbukti ketika
Presiden Joko Widodo sempat menggunakan sepatu dari NAH Project ini. Selain itu
sepatu ini juga dibuat untuk memenuhi keinginan dari para pecinta Sneakers, dimulai
dari NAH Project yang menggunakan influencer untuk mempromosikan sepatu-sepatu
dari NAH Project. Dari awal berdirinya NAH Project (Oktober 2017) sampai sekarang
ini, sepatu NAH Project bisa di dapatkan diseluruh Indonesia, khususnya di kota-kota
besar. Tidak hanya itu, mereka paham betul dengan dunia digital sekarang ini, sehingga
membuat para pelanggan nya dapat memesan secara online melalui websitenya, beberapa
platform e-commerce (tokopedia, shopee, dll), dan yang paling penting adalah di social
media, terutama Instagram.

1.4 Target Audience

Selain Brand Nah Project memiliki target market, Nah Project juga memiliki Target
Audience untuk mencapai tujuan sebuah brand. Target Audience dari NAH Project dapat
disampaikan sebagai berikut:

 Demografis
 Pria dan Wanita
 Umur 17-40 tahun
 SES : A,B,C
 Geografis
 Mereka yang tinggal di Indonesia, terutama dikota-kota besar di Indonesia
yang aktivitasnya cukup padat.
 Psikografis
 Mereka yang menginginkan sepatu yang terbilang cukup murah dengan
harga yang tidak terlalu mahal tetapi memiliki kualitas yang baik dan
peduli terhadap tampilan.
 Penggemar sepatu lokal dengan harga terjangkau dan transparan.

1.5 Positioning

Setelah mengetahui siapa saja target market dan juga target audience dari NAH
Project, maka dapat disimpulkan bahwa langkah selanjutnya adalah menentukan
positioning dari brand sepatu lokal tersebut. Menurut (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006 :
101) positioning melibatkan sebuah perancangan dan penawaran dari citra perusahaan
sehingga target market ataupun target audience dapat mengetahui dan mengakui bahwa
positioning merupakan hal yang penting di mata kompetitor. Menentukan positioning
yang baik harus mencerminkan bagaimana target sasaran dapat mendefinisikan value dan
memilih produk yang kompetitif. Positioning membahas bagaimana pemasar
membedakan produk dari pesaing, sedangkan segmentasi membahas bagaimana pemasar
memilih pasar. Jika sepatu-sepatu lokal lainnya memiliki positioning yang
mengedepankan sepatu yang nyaman ataupun desain yang menarik, tetapi NAH Project
memiliki positioning yang berbeda yaitu merupakan sepatu merek lokal yang transparan
dalam penentuan harga.

Maksud dari transparan dalam penentuan harga adalah bahwa NAH Project betul-
betul transparan kepada pelanggannya dalam menentukan harga, dimulai dari biaya
produksi, gaji dan operasional untuk tim NAH Project, lalu packaging yang digunakan,
dan Research & Development. Dikutip dari website NAH Project
(www.nahproject.com), NAH Project meyakini bahwa pelanggan memiliki hak untuk
mengetahui harga sebenarnya dari produk yang telah mereka beli. Tanpa membuat harga
yang berlebihan dan menurunkan kualitas, NAH Project berusaha untuk selalu
memberikan kualitas terbaik bagi pelanggan nya dan menjaga produk seefisien mungkin
untuk penggunanya. Meskipun harga dari sepatu NAH Project terbilang sangat
terjangkau untuk semua kalangan, tetapi desain, kualitas, dan kenyamanan ketika
digunakan tidak perlu diragukan lagi, maka dari itu banyak sekali customer yang
menyukai sepatu ataupun footwear dari NAH Project.

1.6 5 Step Global Brand

5 Step Global Brand merupakan tahapan suatu brand untuk menjadi global brand.
Tentunya semua brand ingin selalu berkembang untuk menggapai tujuan dari sebuah
perusahaan. Salah satunya menjadi global brand merupakan harapan semua pemilik
brand. Maka 5 step global brand ini terdiri dari presence, relevance, performance,
advantage, dan bonding. Berikut adalah 5 tahapan NAH Project untuk menjadi global
brand.

 Presence

Pada tahap Presence NAH Project ini masih membangung Awareness untuk
memikat para calon customer. Tetapi tidak sedikit juga yang sudah mengetahui
tentang NAH Project ini. Pada awal peluncurannya NAH project dikenal dengan
produk sepatunya yang menggunakan bahan rajut atau knit. Dan saat ini NAH
Project sudah dapat diakses di beberapa online shop seperti Lazada, Shopee
Tokopedia, Blibli dan juga di akun Instagram @nah.project. dengan membangun
4P yaitu Price, Place, Promotion, Product. Dengan menjual produk yang dapat
memperkalkan brand secara mudah dan membantu dikarenakan mudahnya akses
untuk membeli produk dari NAH project mengingat disaat ini banyak orang yang
lebih tertarik untuk membeli barang atau sesuatu melalui online shop. Dan hal ini
dapat membantu dari penjualan produk NAH Project dan dibantu dengan
Promotion di akun media sosial dari NAH Projectt itu sendiri yang
memperkenalkan produk yang memiliki keunikan sendiri dengan menggunakan
bahan rajut dan tidak hanya itu juga NAH Project juga menerapkan strategi
diskon untuk langkah pertama konsumen mencoba produknya.
 Relevance

Pada tahap Relevance ini memasuki ke Inovasi produk, NAH Project pada
awalnya hanya memiliki satu produk yaitu sepatu. Tetapi untuk bersaing di pasar
produk lokal Indonesia yang dimana brand lain memiliki banyak produk lainnya
maka NAH Project memikirkan untuk memperluas produksinya dengan merilis
beberapa produk lainnya seperti baju, topi, sandal dan juga jaket, tapi di saat
pandemic Covid – 19 ini NAH Project juga memproduksi masker. Yang dimana
saat ini banyak anak muda yang sangat menyukai fashion yang modern dan
banyak yang berburu produk fashion tersebut terlebih lagi saat ini sedang
banyaknya brand lokal yang sedang berlomba – lomba untuk menarik perhatian
calon customer. Dan dengan banyaknya pilihan produk dari NAH Project ini dan
juga dengan harga yang tidak terlalu mahal maka akan banyak menarik perhatian
calon customer untuk memilih NAH Project sebagai pilihan untuk fashion
mereka. yang dimana hal itu langsung menaikkan nama NAH Project yang
membuatnya sangat terkenal di bidang fashion dan juga brand lokal Indonesia.
Sehingga pada tahap Relevance ini untuk menjadi global brand maka NAH
Project harus mampu mempengaruhi calon konsumen untuk memastikan prefensi
dari calon konsumen.

 Performance

Pada tahap performance ini NAH Project saat ini masih dalam tahap berkembang
untuk memperbesar nama brand mereka di seluruh Indonesia karena banyaknya
persaingan dengan brand lokal lain yang diantaranya sudah ada yang tersebar di
luar negeri. Tetapi hal ini tidak membuat NAH Project tidak memperhatikan
performance dari brand mereka. Dengan mempromosikan produknya. Salah
satunya NAH Project ini mengeluarkan salah satu produk yang bekerja sama
dengan UMKM atau usaha mikro kecil menengah yaitu sebuah sneaker dengan
harga yang cukup terjangkau yang berkode SN, yang menjadi salah satu produk
unggulan dari NAH Project yang memiliki hastags yaitu #StrivetoGrow. Yang
membuat produk ini special adalah produk ini hasil kerja sama dengan UMKM
yang memiliki bahan dari faux leather, mesh dan neoprene pada bagian atas
dengan phylon pada bagian outsole. Dengana danya produk ini juga NAH Project
membuktikan bahwa mereka mampu untuk berkembang dan bersaing dengan
brand lain. NAH Project percaya bahwa tumbuh dan berkembang itu tidak datang
dengan sendirian tetapi dengan bersama, oleh karena itu dilakukan kerja sama ini.
Dan hal ini diterima dengan positif oleh beberapa calon konsumen dan bahkan
Presiden Republik Indonesia yaitu Joko Widodo juga sempat menggunakan
sepatu dari brand NAH Project ini yang membuat nama NAH Project semakin
besar dan terkenal di kalangan brand fashion lokal di Indonesia.

 Advantage

Pada tahap ini sebuah brand harus membangun hubungan dengan calon
konsumen yang dimana mereka harus percaya bahwa brand tersebut menawarkan
keunggulan dan keuntungan bagi mereka. Dan untuk NAH Project ini berusaha
untuk membangun hal tersebut dengan membuat layananan Choose What you
Pay yang dimana dengan program ini calon konsumen bebas memilih tiga dari
produk NAH Project dengan tiga banderol harga mulai dari harga yang terendah
sampai yang tertinggi. Harga terendah akan ditentukan dari biaya produksi,
proses pengemasan dan juga keuntungan kecil dari produk tersebut dan
sedangkan untuk harga yang tertingginya diambil dari biaya komponen produk
seperti pengemasan, produksi, promosi, pemasaran, dan juga biaya pengembalian
produk. Dan yang menarik dari program ini adalah apapun harga yang didapat
maka kualitasnya akan tetap yang terbaik dan tidak ada pengurangan kualitas
walaupun dari harga yang paling rendah.

 Bonding

Pada tahap terakhir ini konsumen telah menjalin ikatan dengan brand. Dan dalam
contoh NAH Project ini banyak konsumen yang puas dengan pelayanan dari
NAH Project. Dari contoh salah satu konsumen yang puas adalah dikarenakan
NAH Project sering mengadakan diskon yang disebut Clearance Sale yang
dimana adanya event tersebut membuat banyak calon konsumen yang berminat
untuk membeli produk dari NAH Project, dan hasilnya memuaskan yang berasal
dari review produk yang dilakukan oleh konsumen yang membeli Produk di NAH
Project. Dan hal ini membuat ketertarikan emosional terhadap NAH Project dan
juga sudah menjadi bagian penting dalam berfashion yang menjadi kebutuhan
sehari – hari mereka.
BAB II
ANALISA PASAR DAN BUDAYA
2.1 Analisa Pasar
2.1.1 Local Brand Competitor
1. Brodo

Brodo merupakan brand lokal Indonesia yang berdiri sejak 2010 dan
diawali ketika CEO Brodo yang pada saat itu ingin mencari sepatu dengan ukuran
46 tetapi tidak dapat menemukannya. Brodo ingin membuat sepatu asli Indonesia
yang memiliki kualitas tinggi dengan harga yang terjangkau. Sepatu-sepatu yang
dijual Brodo juga mercam-macam, mulai dari sepatu formal, casual, sneakers dan
juga boots. Sama seperti Nah Project, Brodo tidak hanya menjual sepatu,
melainkan juga menjual Apparel dan bahkan menjual produk personal care dan
grooming.

2. Bloods Industries

Bloods merupakan clothingline local yang didirikan sejak 2002, brand ini
merupakan salah satu local clothing brand terbesar di Indonesia. Brand yang
awalnya menitipkan produknya pada distro-distro yang ada di Bandung kini
sudah memiliki banyak cabang diseluruh Indonesia. Selain baju, Bloods juga
menjual apparel lainnya termasuk sepatu.

3. Forever Young Crew 

Forever Young Crew Footwear atau biasa disebut FYC dikenalkan pada
2013-2014 oleh Al Kautsar yang dulunya merupakan musisi band rock. Footwear
brand ini tidak hanya menjual sneakers, melainkan juga menjual apparel lainnya
seperti jaket, t-shirt, dan aksesoris lainnya. Produk-produk dari FYC Footwear
kebanyakan memiliki design yang simple seperti yang biasa digunakan oleh
orang-orang yang bermain skateboard.
2.1.2 Negara Tujuan Ekspansi

1. Singapore

Singapore merupakan negara yang dipilih sebagai tujuan ekspansi Nah Project.
Dikutip dari www.worldometers.info bahwa negara tetangga Indonesia itu
memiliki 5.8 juta penduduk dengan mayoritas chinese, melayu dan juga india.

Alasan dipilihnya Singapore sebagai negara tujuan ekspansi adalah karena


Singapura merupakan negara tetangga, dan juga Nah Project mencari negara
untuk menjadi ekspansi yang masih ada didaerah asia tenggara, dan apabila
sukses maka baru akan melanjutkan ekspansi ke benua lainnya.

2. Local Brand:

 51 Label

51 Label adalah brand lokal dari singapore yang menjual sepatu kulit,
sneakers pria dan juga wanita. Tujuan dari brand ini adalah untuk memberikan
sepatu yang berkualitas premium kepada customer-nya, tanpa perlu membeli
brand premium seperti Gucci, LV dan lain lain.

 Pedro 

Pedro merupakan salah satu local brand yang didirikan pada tahun 2006.
Brand ini dirancang untuk memberdayakan seseorang yang menyukai gaya
modern. Pedro menjual sepatu untuk pria, wanita dan juga anak-anak dan juga
menjual berbagai macam aksesoris lainnya seperti tas pria dan wanita.

2.1.3 Global Brand Benchmark

1. Nike 

Nike merupakan perusahaan multinasional Amerika yang menjual pakaian, sepatu,


dan aksesoris lainnya yang berdiri pada tahun 1964 dengan nama Blue Ribbon Sports
dan didirikan oleh atlet lari dari University Oregon yang bernama Philip Knight dan
pelatih nya yaitu Bill Bowerman. Perusahaan pakaian tersebut tidak hanya menjual
pakaian ataupun sepatu untuk olahraga, tetapi juga menjual pakaian dan sepatu yang
bisa digunakan untuk beraktivitas sehari-hari. 
Nike berpusat di Oregon, Portland Amerika Serikat. Hingga pada saat ini, Nike
mempekerjakan sekitar 44 ribu pekerja yang tersebar diseluruh cabang yang ada
didunia. Selain dari brand Nike, Nike juga memiliki brand lainnya yang ada dibawah
brand utamanya seperti Air Jordan yang merupakan brand dari pemain basket
legendaris. Selain itu  juga Nike Golf yang menjual pakaian, dan peralatan untuk
olahraga golf dan juga brand-brand lainnya. 

Dikutip dari Forbes Top 100 Global Brand, Nike merupakan brand yang ada di
posisi 13 diatas kompetitornya Adidas yang ada pada posisi 51 dan juga H&M yang
ada posisi 76. Produk-produk dari Nike selain produk untuk olahraga, merupakan
apparel yang bisa disebut Streetwear karena jenis fashion dan designnya yang
mengikuti trend dan sering digunakan untuk kegiatan sehari-hari. Karena itu, penulis
memutuskan untuk memilih Nike sebagai Global Brand Benchmark

2.2 Analisa Budaya

Analisa budaya, Analisa budaya merupakan salah satu hal penting yang harus
dipertimbangkan. Perancangan dan penerapan strategi pemasaran memerlukan standard
yang berbeda. Setiap negara atau benua memiliki ciri khas dan latar belakang budaya
yang beragam. Hal ini menyebabkan strategi yang digunakan tidak dapat diterap ke
seluruh negara. Budaya merupakan pola hidup berkembang dan dimiliki masyarakat
yang turun menurun karena budaya memiliki nilai tersendiri bagi setiap individu atau
sebuah kelompok.

Dalam dunia periklanan tentunya kita mempelajari sebuah etika beriklan. Setiap
negara memiliki etika beriklan yang berbeda. Contohnya Timur Tengah atau Indonesia
yang penduduknya mayoristas Islam akan berbeda dengan negara yang mayoritas non-
muslim seperti Eropa atau Amerika. Dapat disimpulkan bahwa agama merupakan bagian
dari budaya.

Terkait NAH Project merupakan brand dengan produk footwear dan clothing juga
harus memperhatikan kebiasaan atau budaya berpakaian target konsumen yang dituju.
Sehingga kita harus mempertimbangkan kelayakan brand kita terhadap negara yang
dituju. Sebab dalam memasarkan suatu brand atau produk memiliki biaya cukup banyak.
Sehingga efiensi dalam beriklan juga diperlukan dalam perancangan suatu strategi.
Dalam ekspansi NAH Project untuk menjadi brand global. Kita perlu menguasai pasar
local dan negara tentangga. NAH Project merupakan brand footwear dan clothing
besutan dari Indonesia. Maka dalam proses ekspansi brand menjadi global brand kita
harus mendekatan diri kita dengan negara-negara memiliki nilai budaya yang berdekatan.
Sehingga NAH Project menjadi global brand perlu mengusai pasar di asia terutama asia
tenggara sehingga NAH Project ini kita dapat perkenalkan seperti negara Singapura,
Malaysia dan negara asia tenggara lainya.

Pada pembahasan ini teori budaya konsumen menjadi relavan untuk dibahas. Teori
budaya konsumen adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku konsumen yang dilihat
dari aspek sosial dan budaya. Dari teori ini kita dapat melihat kebiasaan konsumen dalam
setiap negara. Sehingga pengaruh budaya dapat mempengaruhi bagaimana proses jual
suatu brand.

Cellia Lurry merupakan pakar yang mendalami ilmu budaya konsumen memberikan
beberapa penyebab perkembangan suatu budaya konsumen. Yaitu:

1. Hal yang diperhatikan pertama kali adalah jenis komoditas yang tersedia
di pasar dalam suatu negara. Contoh Singapura, tidak memiliki lahan
yang memproduksi bahan pakaian sehingga mereka melakukan import
untuk bahan pakaian. Selain bahan kita juga dapat memberikan dalam
bentuk produk jadi yaitu pakaian. Sehingga ekspansi NAH Project
terhadap Singapura memiliki peluang besar.
2. Terbangun dan berkembangnya model pembelian. Contoh pada masa
pandemic seperti aktivitas secara online merupakan hal yang efektif
dalam memasarkan brand dalam situasi ini. Sehingga kebiasaan pada
situasi mempengaruhi budaya berbelanja. Sehingga kita dapat
memasarkan produk kita secara online untuk situasi saat ini karena
perilaku belanja online saat ini berkembang pesat.

Budaya-budaya atau perilaku berbelanja merupakan penyesesuaian yang harus


diperlukan. Apakah budaya negara tersebut lebih senang melihat produk lalu membeli
atau membeli lalu dilihat. Tentunya hal ini penting untuk product knowledge suatu brand
melalui budaya lokal tersebut. Pada pandemic 2020 memberikan perubahan besar
terhadap budaya membeli konsumen. Pada 2020 ini konsumen kerap media online
sebagai sarana berbelanja pada situasi seperti ini. Sehingga pada tahap awal dalam
memperkenal NAH Project harus gencar melalui media sosial. Pada tahap awal ekspansi
kita tidak perlu membuka banyak outlet sekaligus karena hal ini memerlukan biaya
besar. Setidaknya dalam proses ekspansi kita membuka 1 outlet untuk setiap negara atau
berkerja sama dengan distro-distro setiap negara untuk bermitra dalam mejajahkan
produk NAH Project.

Persaingan dengan brand lokal negara yang dituju juga perlu dipertimbangkan.
Seperti Singapura memiliki lokal brand popular seperti Pedro dan 51 Label. Jika
konsumen memiliki jiwa local pride yang tinggi menjadi tantangan bagi brand pendatan.
Sehingga kita perlu melakukan penyesuaian dan adaptasi.

Budaya juga mempengaruhi dalam inovasi produk. Setelah NAH Project dapat
mengusai pasar Asia atau Singapura kita tidak boleh berpuas diri dahulu. Maka kita
harus memperluas pasar. Mengapa budaya dapat mempengaruhi dalam inovasi produk
karena hal ini terjadi karena proses penyesesuaian. Seperti negara timur tengah atau
seperti negara Arab Saudi memiliki budaya yang berbeda dengan eropa dan Amerika.
Sehingga NAH Project harus dapat menyesesuaikannya. Pada contohnya NAH Project
ingin menyasar target audience perempuan yang ada di Arab. Dari segi budaya Arab
kental dengan budaya berpakaian sebagai seorang Muslimah. Sehingga memberikan
inovasi terhadap produknya untuk dapat diterima oleh target konsumen disana. Salah
satunya dengan mengeluarkan produk khusus berhijab namun dikemas secara kekinian.
Sehingga budaya setempat dapat menerima NAH Project dengan baik. Tentunya juga itu
berlaku dengan iklan dalam memasarkan produk di suatu negara. Seperti model iklan,
pesan iklan atau penyajian iklan juga perlu diperhatikan karena perlu diingat etika
beriklan baik secara individu atau suatu negara berbeda-beda.
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Setelah melakukan proses analisa terhadap brand NAH Project untuk menjadi brand
global. Kita dapat menarik berbagai kesimpulan yang penting. Hal penting ini akan
menjadi rujukan dan sebagai referensi NAH Project dalam proses menjadi Global Brand.
Sehingga poin-poin kesimpulan dari analisa ini yaitu:

1. NAH Project memiliki tantangan dalam mengalahkan pasar lokal. Contoh


dalam proses tahap pertama ekspansi NAH Project di Singapura. NAH Project
harus dapat bersaing dengan 51 Label dan Pedro.
2. Pentingnya penyesesuaian dan adaptasi. Poin ini jadi poin penting agar brand
kita dapat diterima oleh negara-negara di dunia.
3. Memperhatikan Etika Beriklan. Iklan menjadi salah tools yang digunakan
dalam memasarkan produk dari sebuah brand. Iklan yang digunakan tidak
dapat diterap disemua negara.
4. Budaya dapat memberikan inovasi terhadap produk. Adanya penyesesuaian
dan adaptasi maka brand akan memberikan solusi. Sehingga solusi berupa
inovasi terhadap produk sehingga konsumen lebih percaya dan nyaman.
5. Biaya besar dalam proses ekspansi Global Brand. Sehingga perancangan dan
analisa pasar menjadi penting. Maka dari itu efiensi dalam memperkenalkan
brand untuk menjadi global brand itu penting. Efiensi ini diperlukan karena
global brand memiliki proses dan prospek kedepannya yang Panjang.
6. Brand Knowledge dan awareness. Menjadi tantangan utama dalam bersaing
Ketika mengekspansi ketiap-tiap negara.
7. Pengentahuan suatu negara dituju. Hal ini penting dalam merancang
4P(Product, Price, Promotion & Place). Dalam tahap presence ini menjadi
penting karena harus bisa melihat daya beli konsumen terhadap kita agar
merek kita dapat memberikan kepuasan terhadap konsumen
8. Membangun citra baik. Membangun citra yang baik merupakan hal penting
dalam keberlangsungan suatu perusahaan atau brand. Karena brand kita akan
dikenal secara global, citra menjadi poin penting dalam proses ekspansi pasar
di negara-negara selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Lazamuk, Leslie & Leon G. Fistinger.2000. Consumer Behaviour. 5th Edition. New York :
Prestice Hall
Anholt, Simon. (2003). “Brand New Justice”. Great Britain. Butterworth-Heinemann.

Hollis, Nigel. (2008). “The Global Brand”. United States. Palgrave Macmillan.

Steenkamp, Jan-Benedict . (2017). “Global Brand Strategy”. North Carolina, USA. Palgrave
Macmillan.

Lee, Alvin. Dkk. (2015). “The Strategy of Global Branding and Brand Equity”. New York,
USA. Routledge.

Tri Panuntun, Rizki. (2017). Strategi Promosi Bloods Industries. Bandung. Komunikasi
Konsentrasi Humas, Fakultas Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Komputer
Indonesia, Jalan Dipatiukur No. 112-116.

Lupiyoadi dan Hamdani, 2006. Manajemen Pemasaran jasa Edisi kedua. Penerbit Salemba
Empat: Jakarta.

INTERNET(INFORMASI BRAND COMPETITOR DAN BRAND GLOBAL)

https://bro.do/pages/about-us diakses pada 31 Januari 2021

https://www.bloods-industries.co/ diakses pada 31 Januari 2021

https://fycfootwear.com/ diakses pada 31 Januari 2021

https://www.worldometers.info/demographics/singapore-demographics/ diakses pada 1


Februari 2021

https://www.facebook.com/51label/ diakses pada 1 Februari 2021

https://www.pedroshoes.com/catalog/about-us.html diakses pada Februari 2021

https://www.forbes.com/the-worlds-most-valuable-brands/#5e601f65119c diakses pada 2


Februari 2021

Anda mungkin juga menyukai