KOM 71
Universitas Bakrie
JAKARTA
2021
BAB 1
LATAR BELAKANG
Nah Project adalah produk sneakers local yang berdiri di Bandung, Jawa Barat.
Nah Project didirikan oleh 2 orang yang bernama Rizky Arief Dwi Prakoso (23), alumni
mahasiswa ITB jurusan Geologi angkatan 2012, dan Karina Innadindya (22), alumni
mahasiswa Unpad jurusan Geofisika angkatan 2013. NAH Project dimulai sekitar akhir
September 2017. Sepatu berjenis Sneakers ini merintis usaha produksinya setekah
mereka berdua menyelesaikan studi atau kuliah. Rizky yang sudah lebih dulu
menyelesaikan studinya telah memiliki pengalaman pada bidang marketing sepatu di
Bandung.
Pada tahun 2018 Nah Project mengalami peningkatan penjualan setelah produk dari
brand tersebut dibeli oleh Presiden Republik Indonesia yaitu bapak Joko Widodo. Awal
cerita Pertemuan antara sepatu NAH Project dengan Jokowi terjadi berkat aktifnya Rizky
dan timnya berpartisipasi dalam event komunitas sneakers. Dalam sebuah acara
komunitas tersebut, Rizky bertemu dengan brand Never Too Lavish yang merupakan
pembuat jaket denim dengan peta Indonesia yang pernah dipakai Jokowi.Dari hal inilah
kisah pertumbuhan pesat NAH Project bermula. Rizky bercerita Jokowi sedang mencari
sepatu baru yang nyaman untuk dipakai dan ia meminta saran kepada ajudannya untuk
sepatu yang bagus. Rizky pun menerima telepon dari salah satu ajudan Jokowi yang
memesan tiga pasang sepatu NAH Project yang terdiri dari warna hitam, abu-abu, dan
merah. Tiga sepatu itu dikirim oleh Rizky ke Istana Kepresidenan, Jakarta. Ia tidak
menyangka sepatu yang dikirimnya ke istana ternyata benar-benar dipakai oleh Jokowi.
Ini dikarenakan sang ajudan tidak mengatakan kalau sepatu itu dipesan untuk Jokowi.
NAH Project mencatatkan transaksi penjualan kurang lebih sebanyak 45.000 sepatu
sampai sekarang. Menyusul kesuksesan tersebut, pada bulan oktober 2020, NAH Project
berusaha meningkatkan penjualan dengan mengenalkan layanan Choose What You Pay.
Lewat program ini, pembeli bebas memilih tiga banderol harga pada produk unggulan
NAH Project, mulai dari harga terendah hingga tertinggi. Harga terendah ditentukan dari
biaya produksi, pengemasan dan keuntungan kecil brand tersebut. Sedangkan, harga
tertinggi diambil dari biaya komponen produk, seperti produksi, pengemasan,
operasional, pemasaran, hingga biaya pengembangan produk, Menariknya, apa pun
harga yang kamu pilih, kualitasnya tetap sama. Sampai saat ini, NAH Project sudah
berkolaborasi dengan brand lain maupun content creator. Contohnya, kolaborasi mereka
bersama Axe Indonesia dan MaknaCreative yang menghasilkan sneaker bernama
Harumkan Indonesia MonoTranslucent. Selain itu, NAH Project juga bekerja sama
dengan tim eSports EVOS untuk merilis sepatu NAH x EVOS Legendary. Mengikuti
Tren, Nah Project juga memproduksi clothing dan aksesoris seperti tote bag dan masker
wajah.
Strenghts:
sneakers global.
- Produk selalu mengikuti trend namun juga tetap memiliki ciri khas
Weakness:
Ketenaran sebuah brand sepatu sneakers lokal semakin kuat. Namun di Indonesia
sendiri brand lokal dapat didefininisikan dengan citra atau makna yang kurang baik
ataupun murahan. Apabila dibandingkan dengan sebuah brand sepatu sneakers global
yang mempunyai sebuah kesan yang superior, dan memiliki kualitas yang lebih baik.
Opportunity:
Semakin hari industri sneakers di Indonesia semakin berkembang, hal ini dapat
dilihat dari pertumbuhan cepat merek-merek sneakers lokal yang mulai bermunculan.
Pemerintah juga sadar akan perkembangan ini, hal tersebut dapat terlihat dari
Threat:
Sebuah tren pada minat konsumen terhadap sepatu sneakers lokal tidak dapat
diperbaiki, maka brand sepatu sneakers lokal dapat sulit untuk tetap berkembang,
NAH Project telah dibuat untuk menargetkan mereka yang berusia usia: Remaja,
mulai dari usia 17 hingga 40 tahun NAH Project dirancang untuk baik konsumen pria
maupun wanita dengan variasi dan pola yang berbeda untuk keduanya. Produk dari NAH
Project juga menawarkan rangkaian uniseks kepada konsumennya. NAH Project juga
menargetkan kelompok pendapatan atau Socio-Economic-Status (SES) A,B,C. Fokus
dari NAH Project terletak pada generasi millennial tetapi tidak menutup kemungkinan
bahwa Generasi X dapat menjadi salah satu target mereka, dan itu terbukti ketika
Presiden Joko Widodo sempat menggunakan sepatu dari NAH Project ini. Selain itu
sepatu ini juga dibuat untuk memenuhi keinginan dari para pecinta Sneakers, dimulai
dari NAH Project yang menggunakan influencer untuk mempromosikan sepatu-sepatu
dari NAH Project. Dari awal berdirinya NAH Project (Oktober 2017) sampai sekarang
ini, sepatu NAH Project bisa di dapatkan diseluruh Indonesia, khususnya di kota-kota
besar. Tidak hanya itu, mereka paham betul dengan dunia digital sekarang ini, sehingga
membuat para pelanggan nya dapat memesan secara online melalui websitenya, beberapa
platform e-commerce (tokopedia, shopee, dll), dan yang paling penting adalah di social
media, terutama Instagram.
Selain Brand Nah Project memiliki target market, Nah Project juga memiliki Target
Audience untuk mencapai tujuan sebuah brand. Target Audience dari NAH Project dapat
disampaikan sebagai berikut:
Demografis
Pria dan Wanita
Umur 17-40 tahun
SES : A,B,C
Geografis
Mereka yang tinggal di Indonesia, terutama dikota-kota besar di Indonesia
yang aktivitasnya cukup padat.
Psikografis
Mereka yang menginginkan sepatu yang terbilang cukup murah dengan
harga yang tidak terlalu mahal tetapi memiliki kualitas yang baik dan
peduli terhadap tampilan.
Penggemar sepatu lokal dengan harga terjangkau dan transparan.
1.5 Positioning
Setelah mengetahui siapa saja target market dan juga target audience dari NAH
Project, maka dapat disimpulkan bahwa langkah selanjutnya adalah menentukan
positioning dari brand sepatu lokal tersebut. Menurut (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006 :
101) positioning melibatkan sebuah perancangan dan penawaran dari citra perusahaan
sehingga target market ataupun target audience dapat mengetahui dan mengakui bahwa
positioning merupakan hal yang penting di mata kompetitor. Menentukan positioning
yang baik harus mencerminkan bagaimana target sasaran dapat mendefinisikan value dan
memilih produk yang kompetitif. Positioning membahas bagaimana pemasar
membedakan produk dari pesaing, sedangkan segmentasi membahas bagaimana pemasar
memilih pasar. Jika sepatu-sepatu lokal lainnya memiliki positioning yang
mengedepankan sepatu yang nyaman ataupun desain yang menarik, tetapi NAH Project
memiliki positioning yang berbeda yaitu merupakan sepatu merek lokal yang transparan
dalam penentuan harga.
Maksud dari transparan dalam penentuan harga adalah bahwa NAH Project betul-
betul transparan kepada pelanggannya dalam menentukan harga, dimulai dari biaya
produksi, gaji dan operasional untuk tim NAH Project, lalu packaging yang digunakan,
dan Research & Development. Dikutip dari website NAH Project
(www.nahproject.com), NAH Project meyakini bahwa pelanggan memiliki hak untuk
mengetahui harga sebenarnya dari produk yang telah mereka beli. Tanpa membuat harga
yang berlebihan dan menurunkan kualitas, NAH Project berusaha untuk selalu
memberikan kualitas terbaik bagi pelanggan nya dan menjaga produk seefisien mungkin
untuk penggunanya. Meskipun harga dari sepatu NAH Project terbilang sangat
terjangkau untuk semua kalangan, tetapi desain, kualitas, dan kenyamanan ketika
digunakan tidak perlu diragukan lagi, maka dari itu banyak sekali customer yang
menyukai sepatu ataupun footwear dari NAH Project.
5 Step Global Brand merupakan tahapan suatu brand untuk menjadi global brand.
Tentunya semua brand ingin selalu berkembang untuk menggapai tujuan dari sebuah
perusahaan. Salah satunya menjadi global brand merupakan harapan semua pemilik
brand. Maka 5 step global brand ini terdiri dari presence, relevance, performance,
advantage, dan bonding. Berikut adalah 5 tahapan NAH Project untuk menjadi global
brand.
Presence
Pada tahap Presence NAH Project ini masih membangung Awareness untuk
memikat para calon customer. Tetapi tidak sedikit juga yang sudah mengetahui
tentang NAH Project ini. Pada awal peluncurannya NAH project dikenal dengan
produk sepatunya yang menggunakan bahan rajut atau knit. Dan saat ini NAH
Project sudah dapat diakses di beberapa online shop seperti Lazada, Shopee
Tokopedia, Blibli dan juga di akun Instagram @nah.project. dengan membangun
4P yaitu Price, Place, Promotion, Product. Dengan menjual produk yang dapat
memperkalkan brand secara mudah dan membantu dikarenakan mudahnya akses
untuk membeli produk dari NAH project mengingat disaat ini banyak orang yang
lebih tertarik untuk membeli barang atau sesuatu melalui online shop. Dan hal ini
dapat membantu dari penjualan produk NAH Project dan dibantu dengan
Promotion di akun media sosial dari NAH Projectt itu sendiri yang
memperkenalkan produk yang memiliki keunikan sendiri dengan menggunakan
bahan rajut dan tidak hanya itu juga NAH Project juga menerapkan strategi
diskon untuk langkah pertama konsumen mencoba produknya.
Relevance
Pada tahap Relevance ini memasuki ke Inovasi produk, NAH Project pada
awalnya hanya memiliki satu produk yaitu sepatu. Tetapi untuk bersaing di pasar
produk lokal Indonesia yang dimana brand lain memiliki banyak produk lainnya
maka NAH Project memikirkan untuk memperluas produksinya dengan merilis
beberapa produk lainnya seperti baju, topi, sandal dan juga jaket, tapi di saat
pandemic Covid – 19 ini NAH Project juga memproduksi masker. Yang dimana
saat ini banyak anak muda yang sangat menyukai fashion yang modern dan
banyak yang berburu produk fashion tersebut terlebih lagi saat ini sedang
banyaknya brand lokal yang sedang berlomba – lomba untuk menarik perhatian
calon customer. Dan dengan banyaknya pilihan produk dari NAH Project ini dan
juga dengan harga yang tidak terlalu mahal maka akan banyak menarik perhatian
calon customer untuk memilih NAH Project sebagai pilihan untuk fashion
mereka. yang dimana hal itu langsung menaikkan nama NAH Project yang
membuatnya sangat terkenal di bidang fashion dan juga brand lokal Indonesia.
Sehingga pada tahap Relevance ini untuk menjadi global brand maka NAH
Project harus mampu mempengaruhi calon konsumen untuk memastikan prefensi
dari calon konsumen.
Performance
Pada tahap performance ini NAH Project saat ini masih dalam tahap berkembang
untuk memperbesar nama brand mereka di seluruh Indonesia karena banyaknya
persaingan dengan brand lokal lain yang diantaranya sudah ada yang tersebar di
luar negeri. Tetapi hal ini tidak membuat NAH Project tidak memperhatikan
performance dari brand mereka. Dengan mempromosikan produknya. Salah
satunya NAH Project ini mengeluarkan salah satu produk yang bekerja sama
dengan UMKM atau usaha mikro kecil menengah yaitu sebuah sneaker dengan
harga yang cukup terjangkau yang berkode SN, yang menjadi salah satu produk
unggulan dari NAH Project yang memiliki hastags yaitu #StrivetoGrow. Yang
membuat produk ini special adalah produk ini hasil kerja sama dengan UMKM
yang memiliki bahan dari faux leather, mesh dan neoprene pada bagian atas
dengan phylon pada bagian outsole. Dengana danya produk ini juga NAH Project
membuktikan bahwa mereka mampu untuk berkembang dan bersaing dengan
brand lain. NAH Project percaya bahwa tumbuh dan berkembang itu tidak datang
dengan sendirian tetapi dengan bersama, oleh karena itu dilakukan kerja sama ini.
Dan hal ini diterima dengan positif oleh beberapa calon konsumen dan bahkan
Presiden Republik Indonesia yaitu Joko Widodo juga sempat menggunakan
sepatu dari brand NAH Project ini yang membuat nama NAH Project semakin
besar dan terkenal di kalangan brand fashion lokal di Indonesia.
Advantage
Pada tahap ini sebuah brand harus membangun hubungan dengan calon
konsumen yang dimana mereka harus percaya bahwa brand tersebut menawarkan
keunggulan dan keuntungan bagi mereka. Dan untuk NAH Project ini berusaha
untuk membangun hal tersebut dengan membuat layananan Choose What you
Pay yang dimana dengan program ini calon konsumen bebas memilih tiga dari
produk NAH Project dengan tiga banderol harga mulai dari harga yang terendah
sampai yang tertinggi. Harga terendah akan ditentukan dari biaya produksi,
proses pengemasan dan juga keuntungan kecil dari produk tersebut dan
sedangkan untuk harga yang tertingginya diambil dari biaya komponen produk
seperti pengemasan, produksi, promosi, pemasaran, dan juga biaya pengembalian
produk. Dan yang menarik dari program ini adalah apapun harga yang didapat
maka kualitasnya akan tetap yang terbaik dan tidak ada pengurangan kualitas
walaupun dari harga yang paling rendah.
Bonding
Pada tahap terakhir ini konsumen telah menjalin ikatan dengan brand. Dan dalam
contoh NAH Project ini banyak konsumen yang puas dengan pelayanan dari
NAH Project. Dari contoh salah satu konsumen yang puas adalah dikarenakan
NAH Project sering mengadakan diskon yang disebut Clearance Sale yang
dimana adanya event tersebut membuat banyak calon konsumen yang berminat
untuk membeli produk dari NAH Project, dan hasilnya memuaskan yang berasal
dari review produk yang dilakukan oleh konsumen yang membeli Produk di NAH
Project. Dan hal ini membuat ketertarikan emosional terhadap NAH Project dan
juga sudah menjadi bagian penting dalam berfashion yang menjadi kebutuhan
sehari – hari mereka.
BAB II
ANALISA PASAR DAN BUDAYA
2.1 Analisa Pasar
2.1.1 Local Brand Competitor
1. Brodo
Brodo merupakan brand lokal Indonesia yang berdiri sejak 2010 dan
diawali ketika CEO Brodo yang pada saat itu ingin mencari sepatu dengan ukuran
46 tetapi tidak dapat menemukannya. Brodo ingin membuat sepatu asli Indonesia
yang memiliki kualitas tinggi dengan harga yang terjangkau. Sepatu-sepatu yang
dijual Brodo juga mercam-macam, mulai dari sepatu formal, casual, sneakers dan
juga boots. Sama seperti Nah Project, Brodo tidak hanya menjual sepatu,
melainkan juga menjual Apparel dan bahkan menjual produk personal care dan
grooming.
2. Bloods Industries
Bloods merupakan clothingline local yang didirikan sejak 2002, brand ini
merupakan salah satu local clothing brand terbesar di Indonesia. Brand yang
awalnya menitipkan produknya pada distro-distro yang ada di Bandung kini
sudah memiliki banyak cabang diseluruh Indonesia. Selain baju, Bloods juga
menjual apparel lainnya termasuk sepatu.
Forever Young Crew Footwear atau biasa disebut FYC dikenalkan pada
2013-2014 oleh Al Kautsar yang dulunya merupakan musisi band rock. Footwear
brand ini tidak hanya menjual sneakers, melainkan juga menjual apparel lainnya
seperti jaket, t-shirt, dan aksesoris lainnya. Produk-produk dari FYC Footwear
kebanyakan memiliki design yang simple seperti yang biasa digunakan oleh
orang-orang yang bermain skateboard.
2.1.2 Negara Tujuan Ekspansi
1. Singapore
Singapore merupakan negara yang dipilih sebagai tujuan ekspansi Nah Project.
Dikutip dari www.worldometers.info bahwa negara tetangga Indonesia itu
memiliki 5.8 juta penduduk dengan mayoritas chinese, melayu dan juga india.
2. Local Brand:
51 Label
51 Label adalah brand lokal dari singapore yang menjual sepatu kulit,
sneakers pria dan juga wanita. Tujuan dari brand ini adalah untuk memberikan
sepatu yang berkualitas premium kepada customer-nya, tanpa perlu membeli
brand premium seperti Gucci, LV dan lain lain.
Pedro
Pedro merupakan salah satu local brand yang didirikan pada tahun 2006.
Brand ini dirancang untuk memberdayakan seseorang yang menyukai gaya
modern. Pedro menjual sepatu untuk pria, wanita dan juga anak-anak dan juga
menjual berbagai macam aksesoris lainnya seperti tas pria dan wanita.
1. Nike
Dikutip dari Forbes Top 100 Global Brand, Nike merupakan brand yang ada di
posisi 13 diatas kompetitornya Adidas yang ada pada posisi 51 dan juga H&M yang
ada posisi 76. Produk-produk dari Nike selain produk untuk olahraga, merupakan
apparel yang bisa disebut Streetwear karena jenis fashion dan designnya yang
mengikuti trend dan sering digunakan untuk kegiatan sehari-hari. Karena itu, penulis
memutuskan untuk memilih Nike sebagai Global Brand Benchmark
Analisa budaya, Analisa budaya merupakan salah satu hal penting yang harus
dipertimbangkan. Perancangan dan penerapan strategi pemasaran memerlukan standard
yang berbeda. Setiap negara atau benua memiliki ciri khas dan latar belakang budaya
yang beragam. Hal ini menyebabkan strategi yang digunakan tidak dapat diterap ke
seluruh negara. Budaya merupakan pola hidup berkembang dan dimiliki masyarakat
yang turun menurun karena budaya memiliki nilai tersendiri bagi setiap individu atau
sebuah kelompok.
Dalam dunia periklanan tentunya kita mempelajari sebuah etika beriklan. Setiap
negara memiliki etika beriklan yang berbeda. Contohnya Timur Tengah atau Indonesia
yang penduduknya mayoristas Islam akan berbeda dengan negara yang mayoritas non-
muslim seperti Eropa atau Amerika. Dapat disimpulkan bahwa agama merupakan bagian
dari budaya.
Terkait NAH Project merupakan brand dengan produk footwear dan clothing juga
harus memperhatikan kebiasaan atau budaya berpakaian target konsumen yang dituju.
Sehingga kita harus mempertimbangkan kelayakan brand kita terhadap negara yang
dituju. Sebab dalam memasarkan suatu brand atau produk memiliki biaya cukup banyak.
Sehingga efiensi dalam beriklan juga diperlukan dalam perancangan suatu strategi.
Dalam ekspansi NAH Project untuk menjadi brand global. Kita perlu menguasai pasar
local dan negara tentangga. NAH Project merupakan brand footwear dan clothing
besutan dari Indonesia. Maka dalam proses ekspansi brand menjadi global brand kita
harus mendekatan diri kita dengan negara-negara memiliki nilai budaya yang berdekatan.
Sehingga NAH Project menjadi global brand perlu mengusai pasar di asia terutama asia
tenggara sehingga NAH Project ini kita dapat perkenalkan seperti negara Singapura,
Malaysia dan negara asia tenggara lainya.
Pada pembahasan ini teori budaya konsumen menjadi relavan untuk dibahas. Teori
budaya konsumen adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku konsumen yang dilihat
dari aspek sosial dan budaya. Dari teori ini kita dapat melihat kebiasaan konsumen dalam
setiap negara. Sehingga pengaruh budaya dapat mempengaruhi bagaimana proses jual
suatu brand.
Cellia Lurry merupakan pakar yang mendalami ilmu budaya konsumen memberikan
beberapa penyebab perkembangan suatu budaya konsumen. Yaitu:
1. Hal yang diperhatikan pertama kali adalah jenis komoditas yang tersedia
di pasar dalam suatu negara. Contoh Singapura, tidak memiliki lahan
yang memproduksi bahan pakaian sehingga mereka melakukan import
untuk bahan pakaian. Selain bahan kita juga dapat memberikan dalam
bentuk produk jadi yaitu pakaian. Sehingga ekspansi NAH Project
terhadap Singapura memiliki peluang besar.
2. Terbangun dan berkembangnya model pembelian. Contoh pada masa
pandemic seperti aktivitas secara online merupakan hal yang efektif
dalam memasarkan brand dalam situasi ini. Sehingga kebiasaan pada
situasi mempengaruhi budaya berbelanja. Sehingga kita dapat
memasarkan produk kita secara online untuk situasi saat ini karena
perilaku belanja online saat ini berkembang pesat.
Persaingan dengan brand lokal negara yang dituju juga perlu dipertimbangkan.
Seperti Singapura memiliki lokal brand popular seperti Pedro dan 51 Label. Jika
konsumen memiliki jiwa local pride yang tinggi menjadi tantangan bagi brand pendatan.
Sehingga kita perlu melakukan penyesuaian dan adaptasi.
Budaya juga mempengaruhi dalam inovasi produk. Setelah NAH Project dapat
mengusai pasar Asia atau Singapura kita tidak boleh berpuas diri dahulu. Maka kita
harus memperluas pasar. Mengapa budaya dapat mempengaruhi dalam inovasi produk
karena hal ini terjadi karena proses penyesesuaian. Seperti negara timur tengah atau
seperti negara Arab Saudi memiliki budaya yang berbeda dengan eropa dan Amerika.
Sehingga NAH Project harus dapat menyesesuaikannya. Pada contohnya NAH Project
ingin menyasar target audience perempuan yang ada di Arab. Dari segi budaya Arab
kental dengan budaya berpakaian sebagai seorang Muslimah. Sehingga memberikan
inovasi terhadap produknya untuk dapat diterima oleh target konsumen disana. Salah
satunya dengan mengeluarkan produk khusus berhijab namun dikemas secara kekinian.
Sehingga budaya setempat dapat menerima NAH Project dengan baik. Tentunya juga itu
berlaku dengan iklan dalam memasarkan produk di suatu negara. Seperti model iklan,
pesan iklan atau penyajian iklan juga perlu diperhatikan karena perlu diingat etika
beriklan baik secara individu atau suatu negara berbeda-beda.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Setelah melakukan proses analisa terhadap brand NAH Project untuk menjadi brand
global. Kita dapat menarik berbagai kesimpulan yang penting. Hal penting ini akan
menjadi rujukan dan sebagai referensi NAH Project dalam proses menjadi Global Brand.
Sehingga poin-poin kesimpulan dari analisa ini yaitu:
Lazamuk, Leslie & Leon G. Fistinger.2000. Consumer Behaviour. 5th Edition. New York :
Prestice Hall
Anholt, Simon. (2003). “Brand New Justice”. Great Britain. Butterworth-Heinemann.
Hollis, Nigel. (2008). “The Global Brand”. United States. Palgrave Macmillan.
Steenkamp, Jan-Benedict . (2017). “Global Brand Strategy”. North Carolina, USA. Palgrave
Macmillan.
Lee, Alvin. Dkk. (2015). “The Strategy of Global Branding and Brand Equity”. New York,
USA. Routledge.
Tri Panuntun, Rizki. (2017). Strategi Promosi Bloods Industries. Bandung. Komunikasi
Konsentrasi Humas, Fakultas Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Komputer
Indonesia, Jalan Dipatiukur No. 112-116.
Lupiyoadi dan Hamdani, 2006. Manajemen Pemasaran jasa Edisi kedua. Penerbit Salemba
Empat: Jakarta.