DISUSUN OLEH :
DENINTA GIZKA
Z. W.
3211100XXX
CAHYANINGRUM LATHIFA
3211100112
3211100061
3211100009
ARSITEKTUR
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Dewasa ini kebutuhan sandang atau lebih terkenal dengan kata fesyen merupakan
kebutuhan yang sangat bersaing dengan kebutuhan pangan. Perkembangan dunia fesyen
terbilang cukup merata diseluruh penjuru dunia dan menjamur di berbagai lapiran masyarakat
dari yang muda hinga yang tua. Dari segala perkembangannya sandang kini tidak hanya
berhenti pada kain yang digunakan sebagai penutup badan yaitu baju dan celana atau rok.
Kini kebutuhan penduku ng fesyen seperti aksesoris, tas, sepatu, hingga tampilan rambut juga
sangat diperhatikan bahkan menjadi mata pencaharian yang menjanjikan.
Tidak hanya pemerhati fesyen, kalangan anak sekolah hingga mahasiswa kini telah
memiliki gaya hidup baru, yaitu gaya hidup yang peduli dengan fesyen. Hal tersebut juga
didukung oleh adanya media sosial saat ini yang memfasilitasi pengguna untuk
mempublikasikan foto keseharian mereka, dan dari fenomena ini mau tidak mau hal yang
paling sering dilihat adalah pakaian dari pengguna media sosial tersebut.
Bagi seorang mahasiswi yang setiap hari berpakaian bebas, tentunya kebutuhan akan
sandang cukup besar. Setidaknya mereka memiliki 5 baju rapih yang digunakan setiap kuliah.
Jika kita berbicara mengenai mahasiswi yang mementingkan penampilan, tentunya baju yang
mereka gunakan akan di mix and match dengan barang pendukung lainnya seperti tas juga
sepatu. hal tersebut mengartikan bahwa kebutuhan barang pendukung fesyen merupakan hal
yang dibutuhkan dalam jumlah lebih dari satu. Hal tersebutlah yang menginspirasi kami
untuk membuat suatu bisnis plan di bidang fesyen utamanya penggunaan sepatu. Bagaimana
sepatu dapat sering digunakan namun dapat tetap cocok atau serasi dengan pakaian yang
digunakan.
Apabila kita bicara mengenai bisnis fesyen terutama sepatu, maka yang paling sesuai
untuk target pasar mahasiswi adalah penggunaan sepatu dengan hak datar atau sering kita
sebut flat shoes. Flat shoes merupakan sepatu cantik untuk perempuan yang nyaman
digunakan sehari hari juga sesuai dengan kondisi mahasiswi yang aktif bergerak.
Kebutuhan akan sepatu bertambah jika telah memasuki musim hujan. Bagaimana
tidak, musim hujan sering kali membuat kondisi jalan di Surabaya menggenang. Kondisi
tersebut membuat sepatu mahasiswa mau tidak mau basah bahkan bisa mengalami kerusakan
dalam jangka waktu yang pendek. Maka dari itu adanya sepatu dengan kualitas baik dan
warna yang gelap dibutuhkan untuk menghindari tampang sepatu yang kotor dikarenakan
basah di musim hujan ataupun debu di musim kemarau.
1.2
Rumusan masalah
Melihat latar belakang di atas, maka dirumuskan permasalahan antara lain:
1.
Bagaimana menciptakan suatu sepatu yang dapat dengan mudah di mix and
match dengan pakaian yang berganti-ganti setiap harinya?
2.
1.3
Tujuan
Melihat latar perumusan masalah di atas, maka karya ini kedepannya akan memiliki
tujuan antara lain:
1.
Menciptakan suatu sepatu yang dapat dengan mudah di mix and match dengan
berbagai pakaian.
2.
Membuat sepatu yang sesuai dengan kantong mahasiswa namun tetap dengan
kualitas yang baik.
1.4
Luaran
Adapun luaran yang diharapkan dari pelaksanaan program ini adalah :
1.
2.
3.
1.5
Manfaat
Manfaat dari program ini adalah:
1.
Untuk team, adanya bisnis sepatu yang memacu kreatifitas yang menghasilkan
profit.
2.
3.
4.
BAB II
ANALISA PRODUK
2.1
Analisa produk
Produk ini bergerak dalam bidang fesyen. Produk ini merupakan produk
fesyen yang praktis, serba guna dan bermanfaat untuk para konsumen yang
segmentasinya adalah mahasiswi. Produk yang ditawarkan adalah sepatu yang
menjawab kebutuhan masyarakat kini yang suka mengekspresikan dirinya. Sepatu
dengan base warna dan bahan yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan untuk
kemudian dapat dipadu-padankan dengan aksesoris beragam varian yang dapat
dengan mudah diganti dengan bantuan velcro.
Tampilan sepatu menjadi lebih personal karena akan selalu berbeda sesuai
dengan suasana hati atau pun tema fashion yang dikenakan. Bahan-bahan yang
digunakan adalah bahan yang aman, nyaman dan berkualitas.
Berikut karakteristik dari produk Shoessuka dibandingkan dengan produk
sejenis lainnya , antara lain :
1) Desain. Karena para konsumen bisa dengan bebas menentukan seperti
apa desain sepatu yang diinginkan dan tentu saja nilai eksklusivitasnya
tinggi karena desainnya terbatas (limited edition).
2) Fleksibel. Karena sepatu dapat digunakan ke berbagai acara dengan
format heels yang bisa diatur sesuai kebutuhan konsumen.
3) Unik. Karena dalam sepasang produk Shoessuka, konsumen bisa
merasakan berbagai macam jenis sepatu (flat shoes, wedges, high
heels, boot, etc) hanya dengan membeli sepasang sepatu produk
Shoessuka.
2.2
Analisa kompetitor
Keberhasilan bisnis salah satunya ditentukan oleh kemampuan memahami
(strengths),
dan
kelemahan
(weaknesses) yang terjadi sebaga akibat dari perubahan persaingan potensial, serta
kekuatan dan kelemahan pesaing. Berikut merupakan analisa kompetitor Shoessuka
dibandingkan dengan kompetitor:
No
1
2
Bahan
Brand
Kategori
Desain
Produksi
5
6
Harga
Teknologi Pembuatan
Aspek Lain
Tabel di
atas
Shoessuka
Produk Sejenis
menjelaskan
posisi
produk
Shoessuka dibandingkan
dengan
sejumlah kompetitor penting dalam 6 atribut, yaitu bahan, brand, desain, produksi, harga,
teknologi pembuatan dan aspek khusus. Dapat dilihat di tabel tersebut bahwa produk
Shoessuka tertinggal pada atribut brand. Hal ini dapat dijelaskan karena produk Shoessuka
ini masih belum memiliki nama besar, sehingga beberapa konsumen yang memiliki
karakterisik loyalitas tinggi terhadap sebuah brand akan sulit untuk dijangkau produk
Shoessuka. Sementara itu di sisi lain produk Shoessuka mengungguli produk-produk sejenis
yang ada di pasaran. Hal tersebut dijelaskan dari sisi desain bahwa produk Shoessuka ini
memiliki desain yang sangat beragam dan unik (limited edition) karena mengutamakan
keinginan dari para konsumen yang ingin agar produk sepatu mereka unik dan tidak pasaran.
Sedangkan dari segi harga produk Shoessuka relatif lebih ekonomis dari produk sejenis.
Karena memang segmentasi pasar yang diinginkan adalah perempuan remaja (pelajarmahasiswi) yang memiliki keterbatasan penghasilan/uang.
Dari analisa perbandingan dengan kompetitor tersebut, dapat disimpulkan bahwa arah
pengembangan produk Shoessuka harus memperhatikan aspek desain, harga serta proses
produksi dan teknologi pembuatannya. Karena di aspek tersebut, produk Shoessuka. Ini dapat
bersaing dengan para kompetitor. Hal ini dimaksudkan agar pengembangan produk
difokuskan pada aspek-aspek tersebut sehingga nilai-nilai keunggulan produk tetap terjaga.
2.3
Analisa SWOT
Analisa SWOT adalah alat yang digunakan untuk mengidentifikasi isu-isu
internal dan eksternal yang mempengaruhi kemampuan kita dalam memasarkan produk kita.
Kelebihan (strengths) :
1. Mudah di mix and match dengan berbagai macam pakaian, merupakan
cetusan dan identitas terkuat dari produk kami
2. Design asesoris dapat dipesan secara custom,baik dari segi design,
bahan, hingga budget yang diinginkan
3. Pembelian asesoris terjangkau oleh kalangan mahasiswa, mahasiswa
dalam hal ini merupakan pasar pertama produk kami
4. Kualitas sepatu terjaga karena diawasi dan di olah oleh pengerajin
terpercaya kami
5. Design sepatu custom dapat dipesan secara custom,baik dari segi design,
bahan, tinggi heels, hingga budget yang diinginkan
6. Target pasar, dapat menjangkau ke semua umur (perempuan) namun jika
dapat berkembang dengan baik tidak menutup kemungkinan merambah
ke fesyen laki-laki
Kelemahan (weaknesses) :
1. Harga sesuai dengan kualitas
2. Sepatu harga murah cenderung tidak tahan lama karena bahan yang
memang kurang baik dibanding bahan dengan harga lebih tinggi
3. Perlu menjaga kebersihan sepatu, karena sepatu ini dirancang akan
sering dipakai bahkan setiap hari
Kesempatan (opportunites):
1. Banyak link terlebih pada kelompok kami berasal dari daerah yang
berbeda beda sehingga memiliki link dari teman yang cukup banyak
2. Rasa mudah bosan merupakan suatu hal yang biasa yang dianggap
sangat berpeluang bagi produk kami
3. Pasar luas selain karena kami mahasiswa, tetapi juga karena kami
menjangkau harga yang sesuai dengan berbagai kalangan
4. Pasar yang kuat dalam hal ini adalah pasar dari konsumen yang memiliki
sikap mudah bosan, sehingga konsumen tersebut akan sering kembali
untuk meminta desain asesoris lanjutan sesuai dengan pakaian yang ia
punya
5. Online serve merupakan pasar yang sedang ramai saat ini karena dapat
diakses dimanampun juga kapanpun dan dapat mendisplay produk
dengan jumlah banyak
Ancaman (threats) :
1. Plagiat dari pebisnis baru yang merasa memiliki pasar yang belum
terjamah oleh prosuk kami
2. Industri kreatif yang sejenis yang sudah ada di lokasi lain namun dengan
konsep penempel magnet dan kurang terpublikasi di masyarakat
3. Peminat berkurang dimusim hujan karena produk kami bukan lah sepatu
yang tahan air
Matriks TOWS adalah metode untuk merumuskan strategi bisnis sebuah perusahaan
berdasarkan analisa SWOT. TOWS adalah singkatan dari Threat, Opportunities, Weakness,
dan Strength. SO strategy (Strength Opportunity), WO strategy (Weakness Opportunity), ST
strategy (Strength Threat), dan WT strategy (Weakness Threat). Berikut adalah analisa
dengan menggunakan matriks TOWS pada produk kami.
Pemetaan strategi sebuah bisnis adalah yang bisa diterapkan perusahaan yaitu dengan
analisa kondisi eksternal dan internal dari suatu bisnis. Dari pemetaan TOWS matriks strategi
bisnis dibagi ke dalam 4 kategori, yaitu S-O strategy, S-T strategy, W-O strategy, dan W-T
strategy. Berikut ini adalah penjelasan dari masing masing kategori strategi tersebut:
Hand made dan original pada desain esesoris akan meminimalisir kemungkinan
plagiat ataupun industri kreatif sejenis. harga juga dapat disesuaikan dengan
kualitas sepatu maupun asesoris.
BAB III
ANALISA PASAR
3.1
Profil konsumen
Produk Shoessuka ini hadir di masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
konsumen yang sering berubah-ubah. Namun selama ini belum ada sepatu yang
mampu mewadahi pola selera konsumen yang sering berubah-ubah. Sepatu ini hadir
dengan konsep yang baru di mana menyajikan sebuah sepatu sebagai kanvas media
para konsumen menuangkan kreasinya melalui aksesoris yang dapat diganti sesuai
selera. Produk Shoessuka hadir untuk para mahasiswi yang membutuhkan sepatu yang
praktis namun tetap fashionable. Karena tingginya mobilitas dan padatnya kegiatan,
mahasiswi cenderung memilih menggunakan sepatu yang praktis, nyaman dan
harganya terjangkau. Mengingat daya beli konsumen masih terpengaruh oleh daya
beli orang tuanya (bukan daya beli konsumen langsung).
3.2
potensi penjualan. Yang pertama adalah kebutuhan manusia akan gaya hidup (lifestyle). Banyaknya kegiatan mahasiswi di kampus akan semakin memicu seseorang
untuk menggunakan alas kaki yang praktis dan nyaman untuk media mobilitasnya.
Potensi kedua adalah keterjangkauan harga dari produk. Mahasiswi lebih
menyukai harga yang murah dengan kualitas yang sepadan (tidak terlalu buruk).
Sehingga produk ini akan mudah masuk pasar.
Potensi ketiga adalah kecenderungan mahasiswi untuk mencoba hal baru dan
mencoba sesuatu yang menarik. Sehingga brand baru dari Shoessuka tidak akan
menimbulkan suatu handicap, melainkan justru relatif menjadi kekuatan dari produk.
Ditambah dengan eksklusivitas desain dan warna yang menarik, maka tidak sulit bagi
produk ini untuk bersaing di pasar.
Sementara itu, pasar dari produk ini dibagi kedalam segmen utama,
yaitu mahasiswi dengan daya beli tingkat menengah. Selain itu tidak ada lagi segmen
yang signifikan diproyeksikan oleh produk ini.
3.3
handmade shoes yang ada di pasar. Produk produk kompetitor ini bahkan sudah
mempunyai kepercayaan dan loyalitas tersendiri bagi pasarnya. Lebih
jauh lagi,
produk produk pesaing ini secara tidak langsung membuat segmen segmen pasar
yang terbentuk karena keberagaman harga dari produk produk pesaing tersebut.
Produk produk pesaing tersebut antara lain xxxxxx dan lain- lain.
3.4
yang
Mouth to mouth
Sebagai produk yang baru dan belum memiliki brand yang besar. Hal ini
terbilang efektif karena kecepatan informasi yang tersebar cukup tinggi.
Internet
Menampilkan profil Shoessuka di media sosial (facebook, twitter
instagram) sehingga diketahui masyarakat luas khususnya mahasiswi
yang menjadi pasar utama produk ini.
3.5
Pengembangan produk
Pengembangan
produk
yang berlangsung
secara
kontinyu
dan
kampus maupun sekolah atau dengan cara yang lebih mobile yaitu
melalui kios yang dibuka dengan memanfaatkan bagasi mobil.
2)
BAB IV
ANALISA FINANSIAL
Analisa Finansial dilakukan dengan tujuan mengetahui kondisi keuangan perusahaan
selama berlangsungnya masa operasi perusahaan. Output dari analisa finansial ini adalah
sebuahhasil studi kelayakan usaha secara finansial.
4.1
4.2
4.3
PERHITUNGAN PENDAPATAN
4.4
BAB V
PERSONALIA DAN JADWAL KEGIATAN
5.1
Personalia
Business plan ini terdiri 1 orang ketua tim dan 3 anggota tim. Di bawah ini
akan dijelaskan siapa-siapa yang terkait dengan business plan ini, berikut nama
mahasiswa sebagai berikut :
Ketua Tim dan Anggota
Ketua Tim
Nama : Deninta Gizka Zyahrina Widya
NRP
: 3211100xxx
Anggota I
Nama : Cahyaningrum Lathifa
NRP
: 3211100112
Anggota II
Nama : Sarah Inassari Santoso
NRP
: 3211100061
Anggota III
Nama : Anindhita Nurmala Putri
NRP
5.2
: 3211100009
Struktur organisasi
Dalam melakukan bisnis diperlukan adanya struktur organisasi yang jelas
untuk mengetahui peran dan tugas masing-masing dalam bisnis yang dijalankan serta
untuk menghindarkan kesalapahaman antar masing-masing anggota dalam bisnis.
Berikut struktur organisasi bisnis Shoessuka (Sepatu Suka-suka)
Peran ketua adalah memberikan arahan kepada divisi marketing, produksi dan
manajemen serta bertanggungjawab atas berjalannya bisnis Shoessuka ini. Divisi
marketing berperan untuk memasarkan Shoessuka ke konsumen dan memasarkan
produk secara online melalui situs media sosial. Divisi produksi berperan dalam
proses produksi Shoessuka serta controlling dalam proses pembuatannya. Divisi
manajemen berperan dalam mengatur dan menyusun jadwal kegiatan bulanan bisnis
Shoessuka sehingga terjadi integrasi antara proses produksi dan marketing.
Diharapkan kerja sama antara ketua, divisi marketing dan divisi produksi serta
divisi manajemen akan berjalan dengan baik dan sesuai rencana.
5.3
Jadwal kegiatan
Dalam menjalankan bisnis ini, diperlukan adanya perencanaan jadwal kegiatan
Mencari referensi (preseden) dari produk sejenis lalu membuat inovasi dan
karakteristik yang berbeda dengan kompetitor sehingga diharapkan produk yang
diusulkan akan mampu bertahan di segmentasi pasar yang dituju.
Bulan 3
:
pemasaran
produk
shoessuka
dimulai
dengan
mengikuti