Anda di halaman 1dari 116

ANALISIS PENGARUH SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS),

NON PERFORMING FINANCING (NPF), KURS, DAN INFLASI TERHADAP


PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PERBANKAN SYARIAH DI
INDONESIA

(Periode Januari 2010 - Januari 2016)

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh :
LUSI ANGRAINI
NIM : 1112086000012

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437/2016
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Selasa, 18 Oktober 2016 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Lusi Angraini
2. NIM : 1112-086-0000-12
3. Jurusan : Ekonomi Syariah
4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS),
Non Performing Financing (NPF), Kurs dan Inflasi Terhadap Pembiayaan Murabahah
Pada Perbankan Syariah di Indonesia periode Januari 2010 - Januari 2016

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang


bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Selasa 18 Oktober 2016

1. Endra Kasni Laila Yuda, S.Ag.,M.Si ( _____________________ )


NIDN :19720818199802003 Ketua

2. Dr. Ir. H Roikhan Mochamad Aziz, MM ( _____________________ )


NUPN : 9903017434 Sekretaris

3. Ali Rama, SE., M.Ec ( _____________________ )


NIP :198406282015031002 Penguji Ahli

4. Dr. Ir. H Roikhan Mochamad Aziz, MM ( _____________________ )


NUPN : 9903017434 Pembimbing
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS DIRI

Nama : Lusi Angraini

Tempat, Tanggal Lahir : Gambok, 22 Mei 1994

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Perumnas STIPER Blok B. No.17, Sijunjung

No Telp/Hp : 08121973557 / 082388385977

Email : Lusiangraini@yahoo.co.id

PENDIDIKAN

TK Pertiwi (Tahun 1999-2000)

SDN 13 Muaro (Tahun 2000-2006)

SMPN 7 Muaro (Tahun 2006-2009)

SMAN 1 Sijunjung (Tahun 2009-2012)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Tahun 2012-2016)

PENGALAMAN ORGANISASI

HMJ Ekonomi Syariah (Tahun 2012-2014)

i
ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze the influence of


Indonesia Bank Certificate Syariah (SBIS), Non Performing Financing
(NPF) the exchange rate and inflation on financing Murabaha Islamic bank
in Indonesia. The data used was Time Series data periods of January
2010 – January 2016 from Statistics Islamic Banking. To analyze , the
author uses the method of ordinary least squares ( OLS ) .
The results of this research indicate that the variable Indonesia
Bank Certificate Syariah (SBIS), Non Performing Financing (NPF) a n d
e x c h a n g e r a t e h a v e a s i g n i f i c a n t e f f e c t to the murabahah
finance. This is showed by the value of Adjusted R Square of 83,36% while
the remaining 16,64% influence by other factors. Meanwhile, inflation has
a n o significantly effect on Murabahah Financing. Simultaneously, the
overall independent variables have a significant influence to Small and
Medium Enterprises Financing.

Keywords: Murabahah Financing, Bank Indonesia Certificates Sharia (SBIS), Non


Perfoming Fianancing (NPF), Exchange Rate and Inflation.

ii
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh Sertifikat


Bank Indonesia Syariah (SBIS), Non Performing Financing (NPF) kurs
dan inflasi terhadap pembiayaan Murabahah pada bank syariah di
Indonesia. Data yang digunakan adalah data Time Series periode Januari
2010- Januari 2016 , yang bersumber dari Statistik Perbankan Syariah.
Untuk menganalisis, penulis menggunakan metode Ordianry Least Square
(OLS).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Sertifikat Bank
Indonesia Syariah (SBIS), Non Performing Financing (NPF) dan Kurs
berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Pembiayaan Murabahah.
Ditemukan dengan nilai Adjusted R Square 83,36%, sedangkan sisanya
16,64% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Sedangkan Inflasi tidak
berpengaruh signifikan terhadap Pembiayaan Murabahah. Secara simultan,
dengan nilai signifikan sebesar 0,0001 maka keseluruhan variabel
independen memiliki pengaruh signifikan tehadap Pembiayaan Murabahah.

Kata kunci: Pembiayan Murabahah, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Non
Perfoming Fianancing (NPF), Kurs dan Inflasi.

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Pengaruh Non Performing Financing (NPF), Kurs, Inflasi dan Sertifikat Bank

Indonesia Syariah (SBIS) Terhadap Pembiayaan Murabahah pada Pebankan

Syariah di Indonesia periode Januari 2010– Januari 2016” sebagai salah satu syarat

untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa

dukungan, bantuan, bimbingan serta doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membatu dalam penyusunan skripsi ini terutama pada:

1. Kedua orang tua, Papa Darlisman dan Mama Yunofriza terima kasih

telah menyayangi, mendidik dan memberikan motivasi serta doa-

doanya yang tidak henti kepada penulis.

2. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc,M.Si selaku Dekan FEB, Bapak

Dr.Amilin, SE., Ak.,M.Si., QIA., BKP selaku Wakil Dekan I Bid.

Akademik, Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag, M.H selaku Wakil

Dekan II Bid Administrasi Umum dan Bapak Dr. Desmadi Saharuddin

M.A selaku Wakil Dekan III Bid. Kemahasiswaan yang telah

memberikan jalan bagi saya dalam mengerjakan skripsi ini.

iv
3. Bapak Yoghi Citra Pratama Pratama, M.Si Selaku Ketua Jurusan

Ekonomi Syariah dan Ibu Endra Kasni Laila Yuda, M.Si selaku

sekertaris Jurusan Ekonomi Syariah.

4. Bapak Dr. Desmadi Saharuddin M.A selaku Pembimbing Akademik.

5. Bapak Dr. Ir. H Roikhan Mochamad Aziz, MM. Hah. Slm Selaku Dosen

Pembimbing Skripsi I dan sebagai penemu H Theory serta rumus total

Quran 1587x4=112+6236 yang dengan kerendahan hatinya bersedia

meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan, ilmu yang

bermanfaat, serta masukan yang sangat berarti selama penyelesain

skripsi ini. Maafkan anak didikmu ini yang selalu mencuri waktumu,

pak. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan bapak.

6. Terima kasih kepada kakak-kakak ku Randhi Andrian dan Risca Wina

Noverta yang selalu setia mendukung penulis dalam penyusunan

skripsi.

7. Kepada Tante Mar, Om Yursal, Bang Bewa yang memberi motivasi dan

bimbingan kepada penulis.

8. Untuk “Uda” yang telah setia menemani dan memberikan perhatian

serta semangat kepada penulis selama penyusunan skripsi.

9. Sahabatku Ines, Ukhriyatul Ambiyah, Noni Wilda Sari, Ririn Ardini,

Yola Dwi Putri yang telah mendengarkan keluh kesah serta memberikan

dukungan dan semangat selama penyusunan skripsi

v
10. Seluruh anggota KKN Pusako Rantau : Fitri wati, FitriYani, Delima,

Haris, Ridwan, Arif, Septian, Mail, Roni, Hafiz, Yudi dan Arif yang

memberi dukungan dan semangat untuk penulis.

11. Seluruh teman-teman Ekonomi syariah 2012, yang telah memberikan

dukungan dan berbagi ilmu satu sama lain semasa kuliah.

12. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah

memberikan Ilmu yang bermanfaat semasa perkuliahan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari kekurangan dan

keterbatasan, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua

pihak khususnya dalam bidang pembiayaan perbankan syariah.

Wassalamualaikum Wr. Wb
Jakarta, 15 September 2016

Lusi Angraini

vi
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHENSIF

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... i

ABSTRACT ..................................................................................................... ii

ABSTRAK ....................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 11
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ........................................... 12
1. Tujuan Penelitian ........................................................................... 12
2. Manfaat Penelitian ......................................................................... 13
D. Sistematika Penulisan .......................................................................... 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 16

A. Landasan Teori ..................................................................................... 16


1. Konsep Dasar Ekonomi Islam........................................................ 16
2. Bank Syariah .................................................................................. 17
a. Pengertian Bank Syariah .......................................................... 17

vii
b. Prinsip Bank Syariah ................................................................ 18
c. Jenis dan Produk Bank Syariah ................................................ 19
3. Pembiayaan Murabahah .................................................................. 23
a. Pengertian Murabahah ............................................................. 23
b. Landasan Hukum ..................................................................... 24
c. Syarat-syarat dan Rukun dalam Akad Murabahah................... 25
d. Skema Pembiayaan Murabahah ............................................... 26
4. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)......................................
a. Pengertian Sertifikat Bank Indonesia Syariah.......................... 26
b. Ketentuan Akad ........................................................................ 28
c. Ketentuan Hukum .................................................................... 28
5. Non Performing Financing (NPF) ..................................................
a. Pengertian Non Performing Financing (NPF).......................... 29
b. Jenis-jenis Non Performing Financing (NPF) .......................... 31
6. Nilai Tukar Rupiah (Kurs) .............................................................
a. Pengertian Nilai Tukar ............................................................. 32
b. Jenis-jenis Nilai Tukar.............................................................. 33
7. Inflasi..............................................................................................
a. Pengertian Inflasi ...................................................................... 33
8. Hubungan Variabel Dependen dengan Variabel Independen ........
a. Hubungan SBIS dan Pembiayaan Murabahah ......................... 35
b. Hubungan NPF dan Pembiayaan Murabahah........................... 36
c. Hubungan Kurs dan Pembiayaan Murabahah .......................... 37
d. Hubungan Inflasi dan Pembiayaan Murabahah ........................ 37
B. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 38
C. Kerangka Berpikir ................................................................................ 42
D. Hipotesis............................................................................................... 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.........................................................

A. Ruang Lingkup Penellitian ................................................................... 46


B. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 46

viii
C. Metode Analisis Data ........................................................................... 47
1. Analisis Regresi Berganda ............................................................. 47
2. Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 48
a. Uji Normalitas .......................................................................... 48
b. Uji Multikolonieritas ................................................................ 49
c. Uji Heteroskedastisitas ............................................................. 50
d. Uji Autokorelasi ....................................................................... 51
3. Uji Signifikansi .............................................................................. 52
a. Uji t Statistik (Parsial) .............................................................. 52
b. Uji F Statistik (Simultan) ......................................................... 53
c. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R-Square) ..................... 53
D. Operasional Variabel Penelitian ........................................................... 53
1. Variabel Dependen ......................................................................... 53
2. Variabel Independen ......................................................................
a. Sertifikat Bank Indonesia Syariah ............................................ 54
b. Non Performing Financing....................................................... 54
c. Nilai Tukar Rupiah ................................................................... 55
d. Inflasi........................................................................................ 55

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ......................................... 56


B. Analisis dan Pembahasan ..................................................................... 57
1. Analisis Deskriptif ......................................................................... 57
a. Analisis Deskriptif Pembiayaan Murabahah ............................ 57
b. Analisis Deskriptif SBIS .......................................................... 59
c. Analisis Deskriptif NPF ........................................................... 60
d. Analisis Deskriptif Kurs ........................................................... 61
e. Analisis Deskriptif Inflasi ........................................................ 62
2. Hasil Estimasi Model Regresi Berganda ...................................... 63
3. Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 64
a. Uji Normalitas .......................................................................... 64

ix
b. Uji Multikoleniaritas ................................................................ 65
c. Uji Heterokedastisitas .............................................................. 66
d. Uji Autokorelasi ....................................................................... 67
4. Persamaan Regresi ......................................................................... 68
5. Uji Signifikansi .............................................................................. 70
a. Uji t (parsial) dan Interprestasi ................................................. 70
b. Uji F (Simultan) dan Interprestasi ............................................ 72
c. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R-Square) .................... 73
6. Analisis Ekonomi ........................................................................... 73
a. Pengaruh SBIS terhadap Pembiayaan Murabahah ................... 74
b. Pengaruh NPF terhadap Pembiayaan Murabahah .................... 75
c. Pengaruh Kurs terhadap Pembiayaan Murabahah ................... 75
d. Pengaruh Inflasi terhadap Pembiayaan Murabahah ................. 76

BAB V PENUTUP ........................................................................................... 78

A. Kesimpulan .......................................................................................... 78
B. Implikasi ............................................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

LAMPIRAN .....................................................................................................

x
DAFTAR TABEL

Tabel Keterangan

1.1 Perkembangan Komposisi Pembiayaan Murabahhah , SBIS,


NPF, Kurs dan Inflasi periode Januari 2010-Januari 2016...... 4
2.1 Perbandingan Bank Syariah dan Bank
Konvensional........................................................................... 22
2.2 Hasil-hasil Penellitian
Terdahulu................................................................................. 39
4.1 Ouput Regresi Berganda.......................................................... 64
4.2 Uji Normalitas.......................................................................... 65
4.3 Variance Inflation Factors........................................................ 65
4.4 Uji White.................................................................................. 66
4.5 Uji Durbin-Watson................................................................... 67
4.6 Correlation LM Test................................................................. 68
4.7 Uji t-Statistik............................................................................ 71

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Keterangan

1.1 Perkembangan Pembiayaan Murabahah Periode Januari 2010- 5


Januari 2016..................................................................................
1.2 Perkembangan Sertifikat Bank Indonesia Syariah Periode Januari 6
2010-Januari 2016..........................................................................
1.3 Perkembangan Non Performing Financing Periode Januari 2010- 7
Januari 2016..................................................................................
1.4 Perkembangan Kurs Periode Januari 2010-Januari 8
2016...............................................................................................
1.5 Perkembangan Inflasi Periode Januari 2010-Januari 9
2016...............................................................................................
2.1 Bagan Murabahah.......................................................................... 26
2.2 Kerangka Berpikir......................................................................... 44
4.1 Perkembangan Pembiayaan Murabahah Periode Januari 2010- 58
Januari 2016..................................................................................
4.2 Perkembangan Sertifikat Bank Indonesia Syariah Periode Januari 59
2010-Januari 2016..........................................................................
4.3 Perkembangan Non Performing Financing Periode Januari 2010- 61
Januari 2016..................................................................................
4.4 Perkembangan Kurs Periode Januari 2010-Januari 62
2016...............................................................................................
4.5 Perkembangan Inflasi Periode Januari 2010-Januari 63
2016...............................................................................................

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Data Sebelum Di Ln .................................................................... 82

Lampiran 2: Data Setelah Di Ln ...................................................................... 84

Lampiran 3: Analisis Regresi ........................................................................... 86

Lampiran 4: Uji Asumsi Klasik ....................................................................... 87

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Secara umum bank merupakan suatu lembaga yang berperan di

dalam bidang keuangan, perbankan sebagai tonggak bagi perekonomian

suatu negara termasuk bagi Indonesia karena perbankan memiliki peranan

yang sangat penting. Menurut Undang-Undang No.10 tahun 1998 tentang

perbankan dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga

kegiatan, yaitu : menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan

jasa bank lainnya.

Konsep perekonomian yang bersumber kepada Al-quran dan Hadist

pada akhirnya merupakan konsep yang menjadi pilihan sebagian kalangan

umat Islam dalam mengelola kegiatan ekonomi menuju pelaksanaan ajaran

agama Islam. Menurut Saeed (2004) krisis yang melanda dunia perbankan

Indonesia sejak tahun 1997 telah menyadarkan semua pihak bahwa

perbankan dengan sistem konvensional bukan merupakan satu-satunya

sistem yang dapat diandalkan, tetapi ada sistem perbankan lain yang lebih

tangguh karena menanamkan prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu

perbankan syariah.

Bank syariah merupakan suatu lembaga keuangan yang berfungsi

untuk memperlancar mekanisme ekonomi di sektor rill dengan kegiatan

usaha seperti investasi, jual-beli, dan lainnya yang dilakukan berdasarkan

kepada prinsip syariah, berupa aturan perjanjian yang berdasar kepada

2
hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk penyimpanan

dana atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan yang lainya yang sesuai

dengan prinsip-prinsip syariah yang bersifat makro maupun mikro.

Perbankan syariah di Indonesia mulai berkembang pada tahun 1992,

yang diawali dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI), yang

merupakan pelopor berdirinya perbankan yang berlandaskan kepada sistem

yang berbasis kepada syariah yang kemudian disusul oleh Bank Perkreditan

Rakyat Syariah.

Tahun 1997 saat Indonesia mengalami krisis moneter, pada saat itu

terjadi permasalahan inflasi dan krisis nilai tukar semakin meningkat karena

tingkat inflasi yang sudah mencapai dua digit angka yaitu 11,1 % dan

menyebabkan nilai mata uang rupiah merosot tajam. Dan banyak

diantaranya bank-bank konvensional yang mengalami kebangkrutan.

Pada saat mengalami krisis inilah bank syariah mampu

membuktikan bahwa sistem bagi hasil mampu untuk mengatasi

permasalahan tingginya nilai tukar dan suku bunga. Banyak para ekonom

yang melirik pada dunia Islam khususnya kepada sistem ekonomi Islam,

yang sebetulnya dalam Islam itu bukanlah sesuatu hal yang baru. Karena

sistem ekonomi Islam itu sendiri sudah dilaksanakan sejak zaman Nabi

Muhammad SAW.

Perkembangan perbankan syariah ditandai dengan disetujuinya

Undang-Undang No.10 tahun 1998. Undang-Undang tersebut mengatur

secara rinci mengenai landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat

3
dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah. Selain itu

perbankan diperbolehkan untuk menerapkan dual banking system yang

memberikan izin kepada perbankan konvensional untuk membuka bank

syariah baru maupun unit usaha syariah.

Karena adanya kebijakan baru untuk mendirikan Bank Umum

Syariah dan Unit Usaha Syariah, menyebabkan pertumbuhan perbankan

syariah di Indonesia semakin berkembang. Berdasarkan data statistik

perbankan syariah yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia menunjukkan

hingga april 2016 jumlah bank syariah di Indonesia berjumlah 199 bank

syariah yang terdiri dari 12 Bank Umum Syariah (BUS), 22 Unit Usaha

Syariah (UUS), dan 165 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)..

Menurut Setiawan (2009) munculnya bank-bank syariah baru

menimbulkan persaingan yang sehat antar bank syariah baik dalam hal

meningkatkan pelayanan jasa, maupun meningkatkan kinerja bank itu

sendiri. Sebagai salah satu lembaga yang memiliki peranan penting dalam

perekonomian negara maka regulator perbankan perlu melakukan

pengawasan kinerja secara terkontrol dan menyeluruh untuk meningkatkan

kinerja perbankan syariah agar bank tersebut tetap sehat dan efisien

(Hanania, 2015).

Dalam perbankan syariah terdapat 8 akad dalam pembiayaan, yaitu

akad wadiah, akad mudharabah, akad musyarakah, akad murabahah, akad

salam, akad istishna, akad ijarah dan akad qardh. Dalam perbankan syariah

akad murabahah adalah jual beli antara bank dengan nasabah, dimana bank

4
membeli barang yang diperlukan nasabah kemudian menjualnya kepada

nasabah yang bersangkutan sebesar harga perolehan ditambah dengan

margin keuntungan yang disepakati antara bank syariah dan nasabah

(Janwari, 2015).

Tabel 1.1
Perkembangan Komposisi Pembiayaan Murabahah, SBIS, NPF, Kurs
dan Inflasi
Periode Januari 2010-Januari 2016 di Indonesia

Tahun Pembiayaan SBIS NPF Kurs Inflasi


Murabahah (Miliar) (Persen) (Rupiah) (Persen)
(Miliar)

2010 37.508 5.408 3.02 8.991 6.96

2011 56.365 9.244 2.52 9.068 3.79


2012 88.004 4.993 2.22 9.670 4.30

2013 110.565 6.699 2.62 12.189 8.36

2014 117.371 8.130 4.33 12.440 8.36

2015 122.111 6.280 3.90 13.795 3.35

2016 122.287 6.275 4.39 13.846 4.14

Sumber : Bank Indonesia (data diolah)

5
Pembiayaan murabahah adalah pembiayaan yang diminati

masyarakat, sebab akad murabahah adalah akad jual beli yang ditambah

oleh margin yang disepakati. Terlihat pada tabel di atas setiap tahunnya

pembiayaan murabahah mengalami peningkatan yang cukup pesat. Ini

terlihat baik pada pembiayaan murabahah setiap tahunya. Masyarakat lebih

memilih pembiayaan murabahah karena dilihat dari segi resiko. Pada

pembiayaan murabahah resiko yang akan diterima nasabah akan lebih kecil

dibandingkan pada pembiayaaan lain, dari segi resiko adalah salah satu

minat masyarakat.

Pada pembiayaan murabahah risiko bisa terjadi yang berakibat pada

bank, diantara kemungkinan risiko yang harus diantisipasi dalam

pembiayaan murabahah antara lain: Default atau kelalaian, nasabah sengaja

tidak membayar angsuran. Fluktuasi harga komparatif. Ini terjadi bila harga

suatu barang dipasar naik setelah bank membelikannya untuk nasabah. Bank

tidak bisa mengubah harga jual beli tersebut. Penolakan nasabah; barang

yang dikirim bisa saja ditolak oleh nasabah karena berbagai sebab antara

lain rusak dalam perjalanan. Dijual; karena pembiayaan murabahah bersifat

jual beli dengan utang, maka ketika kontrak ditanda tangani, barang itu

menjadi milik nasabah (Antonio,2001).

Kebijakan moneter yang dilakukan oleh Bank Indonesia dalam

rangka pengendalian uang beredar dilakukan dengan operasi pasar terbuka

yaitu dengan menambah atau mengurangi jumlah uang beredar di

masyarakat melalui bank-bank, termasuk bank syariah. Agar operasi pasar

6
terbuka berdasarkan prinsip syariah dapat dilaksanakan, maka perlu

diciptakan suatu piranti yang sesuai dengan prinsip syariah dalam bentuk

Serifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS). Sertifikat Bank Indonesia Syariah

merupakan surat berharga berdasarkan prinsip syariah yang berjangka

pendek dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia guna

untuk pengendalian moneter yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah

menggunakan akad Ju’alah.

Apabila bank syariah lebih memilih untuk menempatkan dana

tersebut di SBIS, dikarenakan besarnya resiko untuk menyalurkannya

pada sektor riil maka hal ini merupakan indikasi dari tidak

tersalurkannya pembiayaan perbankan syariah dengan optimal.

Sehingga dapat dikatakan SBIS dengan pembiayaan murabahah

memiliki hubungan negatif.

Dari tabel menunjukan bahwa perkembangan SBIS tumbuh secara

fluktuatif atau bergerak naik turun. Bahkan sesuatu yang sangat mencolok

terjadi pada Januari 2012 SBIS naik hingga (10.663) dan turun pada bukan

Februari 2012 menjadi (4.243).

Penyaluran pembiayaan oleh bank dalam melakukan investasi juga

dipengaruhi oleh suku bunga sertifikat bank Indonesia (SBI) sedangkan

dalam bank syariah menggunakan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

yang dapat dimanfaatkan oleh bank syariah untuk mengatasi bila terjadi

kelebihan pada tingkat likuiditas. Akan tetapi peningkatan nilai Sertifikat

7
Bank Indoensia Syariah sebagai salah satu kebijakan moneter cenderung

menyebabkan pembiayaan murabahah menurun (Hermawan, 2013).

Non Performing Financing (NPF) adalah rasio antara pembiayaan

yang bermasalah dengan total pembiayaan yang disalurkan oleh bank

syariah. Berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh Bank Indonesia

kategori yang termasuk dalam NPF adalah pembiayaan yang kurang lancar,

diragukan dan macet.

Dari tabel dapat menunjukan bahwa perkembangan NPF tumbuh

secara fluktuatif atau bergerak naik turun. Bahkan sesuatu yang sangat

mencolok terjadi pada Oktober 2015 NPF mengalami penurunan dari angka

4.41 menjadi 2.30 pada bulan November 2015.

Hal tersebut mungkin dikarenakan total pembiayaan yang diberikan

kepada masyarakat yang juga terus meningkat. Peningkatan penyaluranan

pembiayaan dalam kondisi sektor riil yang kurang kondusif karena laju

inflasi yang tinggi dalam satu tahun terakhir, mendorong penin gkatan

jumlah pembiayaan bermasalah (NPF) yang dihadapi bank syariah.

NPF ini dapat dikatakan sebagai kredit macet di perbankan syariah.

Menurut Bank Indonesia bank yang baik adalah bank yang memiliki NPF

kurang dari 5%. NPF ini menunjukan seberapa besar kolektabilitas bank

dalam mengumpulkan kembali pembiayaan yang telah disalurkannya.

Sehingga besar kecilnya NPF dapat dijadikan pertimbangan oleh pihak bank

syariah untuk memberikan pembiayaan murabahah. Semakin besar NPF,

8
maka pihak bank syariah merasa khawatir untuk menyalurkan dananya

disektor riil, dan pihak bank syariah akan menempatkan dananya ditempat

yang lebih aman yaitu instrument moneter.

Semakin ketat kebijakan kredit/analisis pembiayaan yang dilakukan

manajemen bank (semakin ditekan tingkat NPF) akan menyebabkan tingkat

permintaan pembiayaan oleh masyarakat turun. Hal ini disebabkan karena

waktu proses pembiayaan yang cukup lama, analisis pembiayaan yang

mendalam, bahkan ada calon nasabah yang merasa privasi pribadinya

terganggu (merasa tidak dipercaya) karena adanya analisis karakter yang

mendalam, sehingga calon nasabah merasa lebih baik meminjam (pindah)

ke bank lain yang lebih lunak dalam melakukan analisis

pembiayaan/kebijakan kredit (Azmi,2015).

Nilai tukar rupiah (kurs) tumbuh secara fluktuatif atau naik turun. Itu

dapat dilihat pada September 2015 nilai tukar rupiah naik hingga 14,675 dan

kembali turun pada Oktober 2015 menjadi 13.639. Kondisi perekonomian

berpengaruh terhadap aktivitas perbankan.

Salah satu indikator yang digunakan untuk mengatur kestabilan

ekonomi adalah kurs valuta asing. Dampak fluktuatif dari kurs

mengakibatkan masyarakat cenderung ingin memiliki mata uang asing

sehingga melakukan penarikan dana dari bank yang mengakibatkan bank

mengalami kesulitan dalam menyalurkan dana. Kurs valuta asing adalah

perbandingan nilai tukar mata uang suatu Negara dengan mata uang Negara

9
asing atau perbandingan nilai tukar valuta antar Negara. Kenaikan nilai

tukar mata uang disebut apresiasi sehingga mata uang asing lebih murah,

dengan demikian nilai mata uang dalam negeri akan mengalami

peningkatan (Darma & Rita, 2010).

Perbankan syariah merupakan lembaga yang bergerak di bidang

industri keuangan yang tentunya akan terpengaruh oleh pergerakan nilai

tukar rupiah (kurs). Jika saja nilai rupiah melemah dan mata uang asing

semakin meningkat maka transaksi perbankan di bidang valuta asing akan

mengalami perubahan. Hal ini akan berpengaruh terhadap pembiayaan.

Inflasi pada Januari 2010 sampai dengan Januari 2016 mengalami

fluktuatif, itu ditandai dengan naik turunnya nilai inflasi setiap bulannya.

Kondisi perekonomian yang selalu menarik perhatian perbankan dalam

menyalurkan pembiayaan adalah tingkat inflasi. Karena secara umum

inflasi berarti kenaikan tingkat harga secara umum dari barang atau

komoditas dan jasa selama suatu periode tertentu. Inflasi juga dapat

dianggap sebagai fenomena moneter karena terjadinya penurunan nilai tukar

perhitungan moneter terhadap komoditas.

Dari data diatas inflasi mengalami fluktuatif karena variabel makro

seperti inflasi juga merupakan kompenen penting yang harus diperhatikan,

Inflasi akan berpengaruh dalam pelaksanaan pembiayaan murabahah

adalah sebagai berikut, Secara langsung terhadap barang yang menjadi

10
objek dari transaksi, Mempengaruhi nasabah dan bank apabila terjadi inflasi

dalam melakukan cicilan.Bagi tingkat keuntungan bank.

Inflasi disebabkan oleh uang yang beredar di masyarakat terlalu

banyak, sehingga permintaan akan barang meningkat. Jika permintaan

barang meningkat, maka harga akan naik. Untuk mengatasi terjadinya

inflasi, Bank Indonesia biasanya memberikan stimulus kepada perbankan

agar menyimpan uangnya di Bank Indonesia untuk dapat mengendalikan

uang yang beredar di masyarakat. Dengan adanya kebijakan tersebut,

perbankan akan cenderung menyimpan dananya di Bank Indonesia daripada

menyalurkan pembiayaan ke masyarakat. Disatu sisi kebijakan tersebut

dapat meredam terjadinya inflasi. Disisi lain jika suku bunga Bank

Indonesia terlalu tinggi maka penyaluran dana kepada masyarakat akan

berkurang, sehingga investasi akan terhambat. Jika investasi berjalan

lambat, maka roda perekonomian akan terganggu yang menyebabkan daya

beli masyarakat menurun yang berarti pertumbuhan ekonomi akan

melemah (Azmi, 2015).

Keadaan ekonomi makro yang fluktuasi pada sisi yang kurang

menguntungkan, ditandai dengan melemahnya nilai tukar rupiah dan

naiknya suku bunga yang membuat bagi hasil dana bank syariah kurang

menarik. Sementara kebijakan suku bunga yang tinggi merupakan peluang

bagi bank syariah untuk menawarkan pembiayaan bebas fluktuasi bunga

(Kiptiyah, 2007).

11
Kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana merupakan fokus

utama kegiatan bank syariah. Oleh karena itu, untuk dapat menyalurkan

dana secara optimal, bank harus memiliki kemampuan dalam menghimpun

dana pihak ketiga karena DPK ini merupakan sumber utama pembiayaan

bank syariah. Menurut Antonio (2001 : 146) dan Muhammad (2005 : 265)

salah satu sumber dana yang bisa digunakan untuk pembiayaan adalah

simpanan (DPK). Maka, semakin besar dan pihak ketiga yang dihimpun,

akan semakin besar pula volume pembiayaan yang dapat disalurkan

(Andraeny,2011).

Dalam praktek penyaluran dana bank syariah ke sektor rill

memerlukan waktu yang tak singkat, oleh karena itu bank syariah dapat

memutuskan penempatan kelebihan dananya pada instrumen SWBI,

walaupun hanya menjanjikan bonus tetapi cukup aman dan fleksibel.

Terbukti apabila bank syariah kelebihan dana dari pihak ketiga, maka bank

syariah memiliki opsi yaitu menyalurkan untuk pembiayaan atau

menyimpan dana tersebut di instrumen moneter yaitu suku bunga BI yang

berfungsi untuk melihat likuiditas suatu perbankan syariah.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka diperlukan suatu kajian yang

lebih mendalam untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari faktor ekonomi

makro terhadap pembiayaan murabahah. Agar peneliti lebih fokus dan tidak

meluas dari pembahasan yang akan dikaji, maka dalam penelitian ini penulis

membatasinya pada ruang lingkup penelitian dimana pembiayaan

murabahah dipengaruhi oleh Serrtifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS),

12
Non Performing Financing (NPF), kurs, dan inflasi. Dan sebab itu penulis

mencoba melakukan kegiatan penelitian dalam bentuk penulisan skripsi

dengan judul “ANALISIS PENGARUH SERTIFIKAT BANK

INDONESIA SYARIAH (SBIS), NON PERFORMING FINANCING

(NPF), KURS, DAN INFLASI TERHADAP PEMBIAYAAN

MURABAHAH DI PERBANKAN SYARIAH INDONESIA PERIODE

Januari 2010- Januari 2016”.

B. Perumusan Masalah

Kondisi ekonomi makro akan berpengaruh terhadap pembiayaan

murabahah. Jika perekonomian makro Indonesia mengalami ekpansi dan

perbankan syariah mengalami pertumbuhan yang baik maka akan semakin

banyak pembiayaan murabahah yang dialokasikan. Dengan pertumbuhan

pembiayaan murabahah yang mengalami kenaikan pada tahun 2011-2015,

menarik minat untuk dilakukan kajian apakah ekonomi makro Indonesia

berupa Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Non Performing

Financing (NPF), Kurs dan Inflasi benar-benar berkontribusi secara empiris

terhadap pembiayaan murabahah.

Maka berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, dapat

dirincikan dalam beberapa pertanyaan berikut :

1. Apakah Sertifikat Bank Indonesia Syariah, Non Performing

Fianancing (NPF), Kurs dan Inflasi mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap pembiayaan murabahah di Perbankan

Syariah di Indonesia secara simultan?

13
2. Apakah Sertifikat Bank Indonesia Syariah, Non Performing

Fianancing (NPF), Kurs dan Inflasi mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap pembiayaan murabahah di Perbankan

Syariah di Indonesia secara parsial?

3. Variabel manakah dari Sertifikat Bank Indonesia Syariah, Non

Performing Fianancing (NPF), Kurs dan Inflasi yang

berpengaruh dominan terhadap pembiayaan murabahah di

Perbankan Syariah di Indonesia?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Untuk menjawab rumusan masalah yang telah dipaparkan,

maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk menganalisis seberapa besar Sertifikat Bank Indonesia

Syariah, Non Performing Fianancing (NPF), Kurs dan Inflasi

berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah di Perbankan

Syariah di Indonesia secara simultan.

b. Untuk menganalisis seberapa besar Sertifikat Bank Indonesia

Syariah, Non Performing Fianancing (NPF), Kurs dan Inflasi

berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah di Perbankan

Syariah di Indonesia secara parsial.

c. Untuk mengetahui variabel apa yang paling besar pengaruh

terhadap pembiayaan murabahah pada Perbankan Syariah di

Indonesia periode Januari 2010 – Januari 2016.

14
2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan tersebut penelitian ini diharapkann dapat

memberikan manfaat sebagai berikut :

a. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dan menjadi

gambaran bagi perusahaan-perusahaan untuk lebih memperhatikan

dalam mengalokasikan dananya.

b. Bagi Pemerintah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dan menjadi

gambaran bagi pemerintah untuk lebih memperhatikan sektor

produktif guna menunjang keadaan dan kegiatan ekonomi.

c. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dan menjadi

bahan pembelajaran bagi masyarakat untuk lebih memperhatikan

keadaan ekonomi dan memperhatikan dalam mengalokasikan

uangnya.

d. Bagi Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi,

kepustakaan dan untuk penelitian berikutnya, agar bisa melakukan

penelitian yang lebih spesifik dengan menggunakan variabel-

variabel yang berbeda sehingga memperoleh pemahaman baru bagi

mahasiswa.

15
e. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

dan wawasan yang berkaitan dengan perbankan syariah dan

metodologi penelitian.

D. Sistematika Penulisan

Dalam membahas skripsi ini penulis membagi ke dalam lima bab.

Pada tiap-tiap bab terdapat sub-sub bab. Maka dari itu, dalam penulisan

skripsi ini penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis akan menguraikan terkait alasan pemilihan

judul atau latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini penulis akan menguraikan dan menjelaskan landasan

teori yang dilengkapi Filosofi ekonomi Islam, definisi bank syariah,

pembiayaan Murabahah, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS),

Net Perfoming Financing (NPF), Kurs, penelitian terdahulu,

kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini penulis akan menguraikan dan menjelaskan ruang

lingkup penelitian, metode penentuan sampel, metode pengumpulan

data, metode analisis data dan operasional variabel penelitian.

16
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai hasil penelitian:

sekilas gambaran umum objek penelitian, analisis data dan

pembahasan terdiri dari: hasil uji asumsi klasik (uji normalitas,

multikolonieritas, heterokedastisitas dan autokorelasi), hasil uji

hipotesis (uji-t, uji-f dan uji adjusted r square), hasil analisis regresi

linier berganda dan interpretasi.

BAB V PENUTUP

Penutup yang di dalamnya mencangkup kesimpulan dari

keseluruhan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab

sebelumnya serta implikasi yang dapat penulis sampaikan dalam

penulisan skripsi ini.

17
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Kosep Dasar Ekonomi Islam

Kata “ekonomi” berasal drai bahasa Yunani yang terdiri dari 2 kata

yaitu “oikos” yang berarti ‘keluarga, rumah tangga” dan “ nomos’ yang

berarti “peraturan, hukum” kemudian bila digabung bermakna “ aturan

rumah tangga”. Sedangkan kata “islam” berasal dari bahasa arab yang

terdiri dari 3 akar kata yaitu “sin” )‫ (س‬yang berati “alam”, “lam” )‫ (ل‬yang

berarti “Allah”, dan “mim” )‫ (م‬yang berarti ibadah, kemudian bila

digabung menjadi “sinlammim” )‫ (س)(ل)(م‬bermakna “alam diciptakan

Allah untuk ibadah’.

QS Adz-Dzariyat [51] : 56

َ ‫َو َما َخلَ ْقتُ ْال ِج َّن َواإل ْن‬


‫س ِإال ِل َي ْعبُدُون‬

Artinya : Dan tidak Aku Ciptakan jin dan Manusia kecuali untuk

Beribadah kepada-Ku.

Dalam ontologi dari semua ciptaan atau makhluk atau alam

semesta adalah sistem dan sistem dasar yang bernama Islam. Pada dasar

dari sistem ini (Islam) maka unsur sub -sistem yang ada telah diciptakan

oleh Tuhan dan bukan oleh manusia atau makhluk lainnya (Aziz, 2015).

Islam dimaknai sebagai suatu sistem yang holistik, komprehensif atau

menyeluruh. Dan kemudian Islam yang menyeluruh inilah yang menjadi

18
epistemologi dari konsep institusi keuangan yang sedang dikembangkan,

yaitu kaffah.

Institusi keuangan yang kaffah merupakan epistemologi yang

muncul karena beranggapan bahwa konsep dasar kehidupan adalah Islam

dan Islam dianggap sebagai suatu sistem (Aziz, 2015). Epistemologi ini

didukung oleh ayat al-Qur‟an Surah al-Baqarah [2] ayat 208 yang

berbunyi :

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam

Islam secara kaffah (menyeluruh). Q.S. al-Baqarah: 208

2. Bank Syariah

a. Pengerian Bank Syariah

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21

tahun 2008 tentang Perbankan Syariah pasal 1 ayat 1 perbankan

syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah

dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta

cara dan proses dalam melaksanakan kegiatannya.

Secara umum bank syariah dapat diartikan sebagai bank

dengan pola bagi hasil yang merupakan landasan utama dalam segala

operasinya, baik dalam produk pendanaan, pembiayaan, maupun

dalam produk lainnya (Ascarya,2007).

19
Bank syariah atau Bank Islam adalah badan usaha yang

fungsinya sebagai penghimpun dana dari masyarakat dan penyalur

dana kepada masyarakat yang sistem dan mekanisme kegiatan

usahanya berdasarkan hukum Islam sebagaimana yang diatur dalam

Al-Quran dan Al-Hadis (Sadi, 2015).

b. Prinsip Bank Syariah

Bank islam dalam menjalankan usahanya minimal

mempunyai 5 prinsip operasional yang terdiri dari :

1) Prinsip Simpanan Murni

Merupakan fasilitas yang diberikan oleh bank islam untuk

memberikan kesempatan kepada pihak yang kelebihan dana untuk

menyimpan dananya dalam bentuk al-wadiah.

2) Bagi Hasil

Suau sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara

penyedia dana dengan pengelola dana.

3) Prinsip Jual Beli dan Margin Keuntungan

Merupakan suatu sistem yang menerapkan tata cara jual beli,

dimana bank akan membeli terlebih dahulu barang yang

dibutuhkan atau mengangkat nasabah sebagai agen bank

melakukan pembelian barang atas nama bank, kemudian bank

menjual barang tersebut kepada nasabah dengan sejumlah harga

beli ditambah keuntungan (margin/mark-up).

20
4) Prinsip Sewa

Terbagi atas 2 yaitu : ijarah (sewa murni) dan ijarah al muntahiya

bit tamlik (penggabungan sewa dan beli).

5) Prinsip Fee (Jasa)

Meliputi seluruh layanan non-pembiayaan yang diberikan bank

(Muhammad,2006).

Sedangkan menurut Wirdyaningsih, dkk (2005) lembaga

keuangan syariah menetapkan ketentuan-ketentuan sebagai

berikut :

1) Menjauhkan diri dari kemungkinan adanya unsur riba.

2) Menerapkan prinsip sistem bagi hasil dan jual beli.

c. Jenis Produk Bank Syariah

1) Produk Pengerahan Dana

a) Giro Wadiah

Dana nasabah yang dititipkan di bank. Setiap saat nasabah

berhak mengambilnya dan berhak mendapatkan bonus dari

keuntungan pemanfaatan dana giro oleh bank.

b) Tabungan Mudharabah

Dana yang disimpan nasabah akan dikelola bank, untuk

meperoleh keuntungan. Keuntungan akan diberikan kepada

nasabah berdasarkan kesepakatan bersama.

21
c) Deposito Investasi Mudharabah

Dana yang disimpan nasasbah hanya bisa ditarik berdasarkan

jangka waktu yang telah ditentukan, dengan bagi hasil

keuntungan berdasarkan kesepakatan bersama.

d) Tabungan Haji Mudharabah

Simpanan pihak ketiga yang penarikannya dilakukan pada

saat nasabah akan menunaikan ibadah haji, atau pada kondisi-

kondisi tertentu sesuai dengan perjanjian nasabah.

e) Tabungan Qurban

Simpanan pihak ketiga yang dihimpunkan untuk ibadah

qurban dengan penarikan dilakukan pada saat nasabah akan

melaksanakan ibadah qurban, atau atas kesepakatan antara

pihak bank dengan nasabah.

2) Produk Penyaluran Dana

a) Mudharabah

Bank dpat menyediakan pembiayaan modal investasi atau

modal kerja, hingga 100%, sedangkan nasabah menyediakan

usaha dan managemennya.

b) Salam

Pembiayaan kepada pihak nasabah untuk membuat barang

tertentu atas pesanan pihak-pihak lain atau pembeli.

22
c) Istishna’

Pembiayaan kepada nasabah yang terlebih dahulu memesan

barang kepada bank atau produsen lain dengan kriteria

tertentu.

d) Ijarah wa Iqtina’

Merupakan penggabungan sewa dan beli, dimana si penyewa

mempunyai hak untuk memiliki barang pada akhir masa sewa

(financial lease).

e) Murabahah

Pembiayaan pembelian barang lokal ataupun internasional.

Pembiayaan ini dapat diaplikasikan untuk tujuan modal kerja

dan pembiayaan investasi baik jangka panjang maupun jangka

pendek.

f) Al-Qardhul Hasan

Pinjaman lunak bagi pengusaha yang benar-benar kekurangan

modal.

g) Musyarakah

Pembiayaan sebagian dari modal usaha keseluruhan, dimana

pihak bank akan dilibatkan dalam proses manajemen.

3) Produk Jasa

a) Jasa penerbitan L/C

b) Jasa Transfer

c) Jasa Inkasso

23
d) Bank Garansi

e) Menerima Zakat, Infak, Sadaqoh (untuk disalurkan)

(Muhammad, 2006).

Perbandingan antara bank syariah dan bank konvensional disajikan

dalam tabel berikut :

Tabel 2.1
Perbandingan Bank Syariah dan Bank Konvensional

No Bank Syariah Bank Konvensional

1 Melakukan investasi-investasi Investasi yang halal dan haram

yang halal saja

2 Berdasarkan prinsip bagi hasil Memakai perangkat bunga

3 Profit dan falah oriented Profit oriented

4 Hubungan dengan nasabah Hubungan dengan nasabah

dalam bentuk hubungan dalam bentuk hubungan

kemitraan debitor-kreditor

5 Penghimpun dan penyaluran Tidak terdapat dewan sejenis

dana harus sesuai dengan fatwa

Dewan Pengawas Syariah

Sumber : Antonio (2001)

24
3. Pembiayaan Murabahah

a. Pengertian Murabahah

Bai’ al-murabahah adalah jual beli barang pada harga asal

dengan tambahan keuntungan yang disepakati (antonio,2001).

Menurut Janwari (2015) murabahah adalah jual beli barang

dengan alat tukar disertai tambahan yang telah ditentukan (resale

with a stated profit). Sedangakan menurut Karim (2007) murabahah

adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan

dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli.

Murabahah adalah perjanjian jual-beli antara bank dengan nasabah.

Bank syariah membeli barang yang diperlukan nasabah

kemudian menjualnya kepada nasabah yang bersangkutan sebesar

harga perolehan ditambah dengan margin keuntungan yang

disepakati antara bank syariah dan nasabah.

Murabahah, dalam konotasi Islam pada dasarnya berarti

penjualan. Satu hal yang membedakannya dengan cara penjualan

yang lain adalah bahwa penjual dalam murabahah secara jelas

memberi tahu kepada pembeli berapa nilai pokok barang tersebut

dan berapa besar keuntungan yang dibebankannya pada nilai

tersebut. Keuntungan tersebut bisa berupa lump sum atau

berdasarkan persentase. (www.wikipedia.org)

Sedangkan menurut Ascarya (2008) Murabahah adalah istilah

dalam fikih Islam yang berarti suatu bentuk jual beli tertentu ketika

25
penjual menyatakan biaya perolehan barang, meliputi harga barang

dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk memperoleh barang

tersebut, dan tingkat keuntungan (margin) yang digunakan.

Pembiayaan murabahah, yaitu pembiayaan berupa talangan

dana yang dibutuhkan nasabah untuk membeli suatu barang dengan

kewajiban mengembalikan talangan dana tersebut seluruhnya

ditambah margin keuntugan bank pada waktu jatuh tempo. Bank

memperoleh margin keuntungan berupa selisih harga beli dari

pemasok dengan harga jual bank kepada nasabah (Wirdiyaningsih

dkk., 2005).

b. Landasan Hukum

Sebagai dasar hukum pelaksanaan murabahah dalam sumber

utama hukum Islam adalah sebagai berikut :

1) Al-Qur’an

QS. Al-baqarah (2): 275: “ Dan Allah telah menghalalkan jual beli

dan mengharamkan riba”.

2) Al-Hadits

Dari Suhaib ar-Rumi r.a bahwa Rasulullah saw. bersabda, “ Tiga

hal yang di dalamnya terdapat keberkahan: jual beli secara

tangguh, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum

dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual.” (HR

Ibnu Majah) (Antonio,2001).

26
c. Syarat-Syarat dan Rukun dalam Akad Murabahah

Menurut Wahbah az-Zhaili, dalam murabahah ditetapkan

syarat-syarat sebagai berikut :

1) Mengetahui harga pokok

Dalam jual beli murabahah disyaratkan agar mengetahui harga

pokok atau harga asal, karena mengetahui harga merupakan syarat

sah jual beli.

2) Mengetahui keuntungan

Hendaknya margin keuntungan juga diketahui oleh sipembeli,

karena margin keuntungan tersebut termasuk bagian dari harga

yang harus diserahkan oleh pembeli kepada pihak penjual.

3) Harga pokok merupakan sesuatu yang dapat diukur, dihitung dan

ditimbang, baik pada waktu terjadi jual beli dengan penjual

pertama atau setelahnya (Janwari, 2015).

Rukun dari akad murabahah yang harus dipenuhi dalam

transaksi ada beberapa, yaitu :

1) Pelaku akad, yaitu ba’i (penjual) adalah pihak yang memiliki

harga untuk dijual dan musytari (pembeli) adalah pihak yang

memerlukan dan akan membeli barang.

2) Objek akad, yaitu mabi’ (barang dagangan) dan tsaman (harga),

dan

3) Shighah, yaitu ijab dan qabul (Ascarya, 2008).

27
d. Skema Pembiayaan Murabahah

Bagan murabahah sederhana dapat dilihat dari gambar berikut :

Gambar 2.1
Bagan murabahah

Barang

BA’I Akad Pembeli


Murabahah (Musytari)

Cost + Margin

Sumber : Ascariya (2008)

e. Penggunaan Akad Murabahah pada Pembiayaan Murabahah


di Syariah

Mekanisme pembiayaan murabahah dapat digunakan untuk

pengadaan barang, modal kerja, pembangunan rumah dan lain-lain.

Berikut ini beberapa contoh aplikasi mekanisme pembiayaan

murabahah dalam perbankan syariah:

a. Pengadaan Barang

Transaksi ini dilakukan oleh bank syariah dengan prinsip jual

beli murabahah, seperti pengadaan sepeda motor, kulkas, kebutuhan

barang untuk investasi untuk pabrik dan sejenisnya. Apabila seorang

nasabah menginginkan untuk memiliki sebuah kulkas, ia dapat

datang ke bank syariah dan kemudian mengajukan permohonan agar

bank membelikannya. Setelah bank syariah meneliti keadaan

28
nasabah dan menganggap bahwa ia layak untuk mendapatkan

pembiayaan untuk pengadaan kulkas, bank kemudiaan membeli

kulkas dan menyerahkannya kepada pemohon, yaitu nasabah. Harga

kulkas tersebut sebesar Rp. 4.000.000,- dan pihak bank ingin

mendapatkan keuntungan sebesar RP. 800.000,-. Jika pembayaran

angsuran selama dua tahun, maka nasabah dapat mencicil

pembayarannya sebesar Rp. 200.000,- per bulan. Selain memberikan

keuntungan kepada bank syariah, nasabah juga dibebani dengan

biaya administrasi yang jumlahnya belum ada ketentuannya. Dalam

praktiknya biaya ini menjadi pendapatan fee base income bank

syariah. Biaya-biaya lain yang diharus ditanggung oleh nasabah

adalah biaya asuransi, biaya notaris atau biaya kepada pihak ketiga (

Wiroso. 2005).

b. Modal Kerja (Modal Kerja Barang)

Penyediaan barang persediaan untuk modal kerja dapat

dilakukan dengan prinsip jual beli murabahah. Akan tetapi, transaksi

ini hanya berlaku sekali putus, bukan satu akad dengan pembelian

barang berulang-ulang.Sebenarnya, penyediaan modal kerja berupa

uang tidak terlalu tepat menggunakan prinsip jual beli murabahah.

Transaksi pembiayaan modal kerja dalam bentuk barang atau uang

lebih tepat menggunakan prinsip mudharabah (bagi hasil) atau

musyarakah (penyertaan modal). Karena, jika pembiayaan modal

kerja dalam bentuk uang menggunakan mekanisme murabahah,

29
maka transaksi ini sama dengan consumer finance (pembiayaan

konsumen) dalam bank konvesional yang mengandung usur bunga.

Transaksi dalam consumer finance menggunakan pinjam meminjam

uang dan dalam murabahah menggunakan transaksi jual beli.

c. Renovasi Rumah (Pengadaan Material Renovasi Rumah)

Pengadaan material renovasi rumah dapat menggunakan

mekanisme jual beli murabahah. Barang-barang yang

diperjualbelikan adalah segala bentuk barang yang dibutuhkan untuk

renovasi rumah, seperti bata merah, genteng, cat, kayu dan lainlain.

Transaksi dalam pembiayaan ini hanya berlaku sekali putus, tidak

satu akad dilakukan berulang-ulang.

4. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

a. Pengertian Sertifikat Bank Indonesia Syariah

Sertifikat Bank Indonesia Syariah merupakan surat berharga

berdasarkan prinsip syariah yang berjangka pendek dalam mata uang

urpiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia guna untuk pengendalian

moneter yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah menggunakan

akad Ju’alah.

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) adalah surat

berharga berdasarkan prinsip syariah berjangka waktu pendek dalam

mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. www.bi.go.id

30
Hal ini sedikit berbeda dengan SBI Konvensional yang

diterbitkan melalui lelang dengan tingkat diskonto yang berbasis

bunga (interest), sedangkan SBIS diterbitkan menggunakan

akad/kontrak transaksi ju’alah. Akad ju’alah adalah janji atau

komitmen (iltizam) untuk memberikan imbalan terentu (‘iwadah/ju’l)

atas pencapaian hasil (natijah) yang ditentukan dari suatu pekerjaan.

Para peserta yang diperbolehkan untuk mengikuti lelang SBIS

diantaranya Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS)

atau pialang yang bertindak untuk dan atas nama BUS/UUS.

Ketentuan lainnya, wajib memenuhi persyaratan Financing to

Deposit Ratio (FDR) yang ditetapkan Bank Indonesia.

Karakteristik Sertifikat Bank Indonesia Syariah :

1) Menggunakan akad ju’alah.

2) Satuan unit sebesar Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah).

3) Berjangka waktu paling kurang 1 (satu) bulan dan paling lama 12

(dua belas) bulan.

4) Diterbitkan tanpa wakkat (scripless).

5) Dapat diagunkan kepada Bank Indonesia.

6) Tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder.

Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 64/DSN-

MUI/XII/2007 tentang Sertifikat Bank Indonesia Syariah mengatur

sebagai berikut :

31
b. Ketentuan Akad

1. SBIS Ju’alah sebagai instrumen moneter boleh diterbitkan untuk

pengendalian moneter dan pengelolaan likuiditas perbankan

syariah.

2. Dalam SBIS Ju’alah, Bank Indonesia bertindak sebagai ja’il

(pemberi pekerjaan), Bank Syariah bertindak sebagai maj’ul

lah(penerima pekerjaan), dan objek/underlying Ju’alah (mahall al-

‘aqd) adalah partisipasi Bank Syariah untuk membantu tugas Bank

Indonesia dalam pengendalian moneter melalui penyerapan

likuiditas dari masyarakat dan menempatkannya di Bank Indonesia

dalam jumlah dan jangka waktu tertentu.

3. Bank Indonesia dalam operasi moneternya melalui penerbitan SBIS

mengumumkan target penyerapan likuiditas kepada bank-bank

syariah sebagai upaya pengendalian moneter dan menjanjikan

imbalan (reward/‘iwadh/ju’l) tertentu bagi yang turut

berpartisipasi dalam pelaksanaannya.

c. Ketentuan Hukum

1. Bank Indonesia wajib memberikan imbalan (reward/‘iwadh /ju’l)

yang telah dijanjikan kepada Bank Syariah yang telah membantu

Bank Indonesia dalam upaya pengendalian moneter dengan cara

menempatkan dana di Bank Indonesia dalam jangka waktu

tertentu, melalui "pembelian" SBIS Ju'alah.

32
2. Dana Bank Syariah yang ditempatkan di Bank Indonesia melalui

SBIS adalah wadi’ah amanah khusus yang ditempatkan dalam

rekening SBIS-Ju’alah, yaitu titipan dalam jangka waktu tertentu

berdasarkan kesepakatan atau ketentuan Bank Indonesia, dan tidak

dipergunakan oleh Bank Indonesia selaku penerima titipan, serta

tidak boleh ditarik oleh Bank Syariah sebelum jatuh tempo.

3. Dalam hal Bank Syariah selaku pihak penitip dana (mudi’)

memerlukan likuiditas sebelum jatuh tempo, ia dapat me-repo-kan

SBIS Ju’alah-nya dan Bank Indonesia dapat mengenakan denda

(gharamah) dalam jumlah tertentu sebagai ta'zir.

4. Bank Indonesia berkewajiban mengembalikan dana SBIS Ju’alah

kepada pemegangnya pada saat jatuh tempo.

5. Bank syariah hanya boleh/dapat menempatkan kelebihan

likuiditasnya pada SBIS Ju’alah sepanjang belum dapat

menyalurkannya ke sektor riil.

6. SBIS-Ju’alah merupakan instrumen moneter yang tidak dapat

diperjual-belikan (non tradeable) atau dipindahtangankan, dan

bukan merupakan bagian dari portofolio investasi bank syariah.

5. Non Performing Financing (NPF)

a. Pengertian Non Performing Financing (NPF)

Menurut Rimadhani (2011) sebagai Indikator yang

menunjukan kerugian akibat resiko kredit adalah tercermin dari

besarnya Non Performing Loan (NPL), dalam terminologi bank

33
syariah disebut Non Performing Fianancing (NPF). Non Performing

Fianancing (NPF) adalah rasio antara pembiayaan yang bermasalah

dengan total pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah.

Berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh Bank Indonesia

kategori yang termasuk dalam NPF adalah pembiayaan kurang lancar,

diragukan macet, salah satu resiko usaha bank menurut Peraturan

Bank Indonesia adalah resiko kredit, yang didefinisikan : resiko yang

timbul sebagai akibat kegagalan counterparty memenuhi kewajiban.

Non performing financing (NPF) merupakan pembiayaan

yang disalurkan oleh bank kepada masyarakat namun mengalami

masalah (macet) dalam pengembaliannya dan ada kemungkinan tidak

dapat ditagih. Non performing financing (NPF) merupakan rasio yang

digunakan untuk menghitung jumlah pembiayaan bermasalah

(Hanania, 2015).

Besarnya NPF yang diperoleh bank Indonesia adalah 5% jika

melebihi 5% akan mempengaruhi penilaian tingkat kesehatan bank

yang bersangktan yaitu akan mengurangi nilai skor yang yang

diperoleh. Bila resiko pembiayaan meningkat, margin atau biaya

kredit akan meningkat pula. Sementara itu, dalam ekonomi Islam

sektor perbankan tidak mengenal instrument bunga, sistem keuangan

Islam menerapkan sistem pembagian keuntungan dan kerugian,

bukan kepada tingkat bunga yang telah menetapkan tingkat

keuntungan dimuka.

34
b. Jenis-jenis Non Performing Financing (NPF)

Adapun jenis-jenis Non Performing Financing (NPF) adalah

sebagai berikut :

1) Non Performing Financing Gross ( Penyediaan Dana Bermasalah)

NPF gross adalah perbandingan antara jumlah pembiayaan

yang diberikan dengan tingkat kolektabilitas 3 sampai dengan 5

dibandingkan dengan total pembiayaan yang siberikan oleh bank.

Terdapat 5 kategori tingkat kolektabilitas pembiayaan yaitu :

Lancar (current), dalam perhatian khusus (special mention),

Kurang Lancar (sub-standar), diragukan (doubtful) dan macet

(loss). Berikut ini adalah rumunsnya (Septiana Ambarawati,

2008:65).

𝑃𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝐷𝑎𝑛𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ


NPF Gross = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛 𝐷𝑎𝑛𝑎

Keterangan :

1. Penyediaan atau penyaluran dana berupa piutang dan ijarah.

2. Pembiayaan merupakan pembiayaan yang diberikan kepada

dana pihak ketiga (tidak termasuk pembiayaan kepada bank lain).

3. Penyediaan dana bermasalah adalah penyediaan dana dengan

kualitas kurang lancar , diragukan dan macet.

4. Penyediaan dana bermasalah dihitung secara gross tidak

dikurangi PPAP.

5. Angka dihitung perposisi ( tidak disetahunkan).

35
𝑃𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝐷𝑎𝑛𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ−𝑃𝑃𝐴𝑃
NPF Net = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝐷𝑎𝑛𝑎

Keterangan : PPAP adalah penyisihan pengahapusan aktiva

produktif sesuai dengan ketentuaan tentang PPAP yang berlaku

bagi bank syariah.

2) Non Performing Financing Net (Penyediaan Dana

Bermasalah)

Penyediaan Dana Bermasalah – PPAP Total Penyediaan Dana


NPF Net = Total Penyediaan Dana

Keterangan: PPAP adalah Penyisihan Penghapusan

Aktiva Produktif sesuai ketentuan tentang PPAP yang

berlaku bagi bank syariah.

6. Nilai Tukar Rupiah (Kurs)

a. Pengertian Nilai Tukar

Nilai tukar adalah harga suatu mata uang terhadap mata uang

lainya atau nilai dari suatu mata uang terhadap mata uang lainnya.

Kurs asing adalah harga yang harus dibayar dengan uang sendiri

untuk memperoleh satuan mata uang asing ( Rita dan Darma, 2011).

Dalam hubungannya dengan aktivitas perbankan syariah, kurs

akan sangat berkaitan dengan segala aktivitas keuangan yang

dijalankannya. Intinya, dalam menjalankan fungsinya melayani jasa

keuangan, perbankan juga harus melayani para nasabahnya dalam

bertransaksi valas. Dalam hal ini, dari sisi bank akan mendapatkan

keuntungan (Pratiwi, 2014).

36
Menurut Karim (2012) Exchange rate (nilai tukar uang)

adalah catatan (quotation) harga pasar dari mata uang asing (foreign

currency) dalam harga mata uang domestik (domestic currency) atau

resiprokalnya, yaitu harga mata uang domestik dalam mata uang

asing.

b. Jenis-jenis Nilai Tukar

Menurut Kewal (2012) Nilai tukar atau disebut juga kurs valuta

dalam berbagai transaksi atupun jual beli valuta asing, dikenal ada

empat jenis, yaitu:

1) Selling rate (kurs jual), yaitu kurs yang ditentukan oleh suatu bank

untuk penjualan valuta asing tertentu pada saat tertentu.

2) Middle rate (kurs tengah), yaitu kurs jual dan kurs beli valuta

asing terhadap mata uang nasional, yang ditetapkan oleh Bank

Central pada suatu saat tertentu.

3) Buying rate (kurs beli), yaitu kurs yang ditentukan oleh suatu bank

untuk pembelian valuta asing tertentu pada saat tertentu.

4) Falt rate ( kurs flat), yaitu kurs yang berlaku dalam transaksi jual

beli bank notes dan traveler chaque, dimana dalam kurs tersebut

telah diperhitungkan promosi dan biaya lain-lain.

7. Inflasi

a. Pengertian Inflasi

Tingkat inflasi yaitu presentasi kecepatan kenaikan harga-

harga dalam satu tahun tertentu, biasanya digunakan untuk

37
menunjukan sampai dimana buruknya masalah ekonomi yang

dihadapi (Sukirno,2012).

Secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya

harga-harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari

satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila

kenaikan itu meluas (mengakibatkan kenaikan harga) pada barang

lainnya (Darma & Rita, 2011).

Menurut Nandadipa (2010) terjadinya inflasi ditandai dengan

adanya peningkatan perilaku masyarakat dalam belanja, serta adanya

perilaku pengambilan simpanan di bank. Karena peningkatan perilaku

masyarakat dalam mengambil dana atau simpanannya dibank, maka

dalam kondisi seperti ini bank juga mengalami kesulitan dalam tujuan

penyaluran dananya kepada masyarakat (Pratiwi, 2014).

Inflasi dapat diukur dengan tingkat inflasi (rate of inflation)

yaitu tingkat perubahan dari tingkat harga secara umum.

Persamaannya adalah sebagai berikut :

𝑡𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 − 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎


𝑥 100 = 𝑟𝑎𝑡𝑒 𝑜𝑓 𝑖𝑛𝑓𝑙𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛
𝑡𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎

Menurut Paul A. Samuelson inflasi dapat digolongkan

menurut tingkat keparahannya, yaitu sebagai berikut :

1) Moderate inflation. Karakeristiknya adalah kenaikan tingkat

harga yang lambat. Umumnya disebut sebagai inflasi satu digit

2) Galopping inflation. Inflasi ini pada tingkat ini terjadi pada

tingkatan 20% sampai dengan 200% per tahun.

38
3) Hyper inflation. Inflasi jenis ini terjadi pada tingkatan yang sangat

tinggi yaitu jutaan sampai triliyunan persen per tahun (Karim,

2011).

Secara umum penyebab terjadinya inflasi menurut ekonomi

islam seperti yang dikemukakan oleh Al-Maqrizi adalah :

1) Natural inflation. Yaitu inflasi yang terjadi karena sebab-sebab

alamiah, manusia tidak punya kuasa untuk mencegahnya. Inflasi

ini adala inflasi yang diakibatkan oleh turunnya penawaran

agregatif (AS) atau naiknya permintaab agregatif (AD).

2) Human error inflation, yaitu inflasi yang terjadi karena kesalahan

manusia. Contohnya korupsi dan buruknya adminitrasi, pajak

yang tinggi, percetakan uang yang berlebihan (Rozalinda, 2105).

8. Hubungan Variabel Dependen dengan Variabel Independen

a. Hubungan Sertifikat Bank Indonesia Syariah dan Pembiayaan

Murabahah

Sertifikat Bank Indonesia Syariah merupakan surat berharga

berdasarkan prinsip syariah yang berjangka pendek dalam mata uang

urpiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia guna untuk pengendalian

moneter yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah menggunakan

akad Ju’alah. Jika melihat dari sisi moneter, turunnya SBIS kurang

menguntungkan bagi perekonomian karena akan meningkatkan

jumlah uang beredar (JUB). Namun jika dilihat dari sisi lain, hal ini

justru menguntungkan bank syariah karena diharapkan dana yang

39
tidak disimpan dalam SBIS akan digunakan untuk memberikan

pembiayaan produktif yang berguna bagi masyarakat yang akhirnya

menggerakan sektor rill.

b. Hubungan Non Performing Financing (NPF) dan Pembiayaan

Murabahah

Non performing financing (NPF) merupakan pembiayaan

yang disalurkan oleh bank kepada masyarakat namun mengalami

masalah (macet) dalam pengembaliannya dan ada kemungkinan tidak

dapat ditagih. NPF ini menunjukan seberapa besar kolektibitas bank

dalam mengumpulkan pembiayaan yang telah disalurakannya.NPF

dapat dijadikan alat ukur untuk menilai apakah sebuah bank itu sehat

atau tidak. Jika semakin rendah NPF maka akan semakin tinggi

jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh bank. Kredit bermasalah

yang tinggi dapat menimbulkan keengganan bank untuk menyalurkan

kredit harus membentuk cadangan pengahapusan yang besar sehingga

pembiayaan cendrung rendah.

Lukman Dendawijaya (2005:82) menyebutkan bahwa

implikasi bagi pihak bank sebagai akibat timbulnya kredit bermasalah

diantaranya akan mengakibatkan hilangnya kesempatan memperoleh

income (pendapatan) dari kredit yang diberikan sehingga mengurangi

perolehan laba dan berpengaruh buruk bagi rentabilitas bank.

Peningkatan non performing financing akan berpengaruh terhadap

peningkatan jumlah Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif

40
(PPAP) yang harus dibentuk oleh pihak bank syariah sesuai ketentuan

dari Bank Indonesia. Bila hal ini berlangsung terus-menerus, maka

akan mengurangi modal bank syariah sehingga akan berpengaruh

terhadap kemampuan bank dalam menyalurkan pembiayaan

(Andraeny, 2011).

c. Hubungan Nilai Tukar Rupiah dan Pembiayaan Murabahah

Nilai tukar rupiah (kurs) merupakan harga mata uang asing

dalam mata uang domestik. Jika nilai mata uang menguat maka nilai

ekspor produk dari negara tersebut akan menjadi lebih tinggi dan

sebaliknya jika nilai mata uang melemah, maka nilai impor barang

dari negara lain akan lebih rendah atau murah.

Perbankan syariah merupakan lembaga yang bergerak di

bidang industri keuangan yang tentunya akan terpengaruh oleh

pergerakan nilai tukar rupiah (kurs). Jika saja nilai rupiah melemah

dan mata uang asing semakin meningkat maka transaksi perbankan di

bidang valuta asing akan mengalami perubahan. Hal ini akan

berpengaruh terhadap pembiayaan.

d. Hubungan Inflasi dan Pembiayaan Murabahah

Jika tingkat inflasi mengalami peningkatan akan

menyebabkan harga-harga barang terus mengalami kenaikan, apalagi

jika pada tahap hiperinflasi dimana inflasi sudah tidak dapat

dikendalikan.

41
Menurut Dornbus dan Fischer dalam Nandipa (2010) dampak

inflasi antara lain : menimbulkan gangguan fungsi uang, melemahkan

semangat menabung, meningkatkan kecendrungan untuk berbelanja,

pengerukan tabungan dan penumpukan uang, permainan harga diatas

standar kemampuan, penumpukan kekayaan dan invesatsi non

produktif, serta distribusi barang relatif tidak stabil dan

terkonsentrasi.

Inflasi akan berpengaruh dalam pelaksanaan pembiayaan

murabahah adalah sebagai berikut, Secara langsung terhadap barang

yang menjadi objek dari transaksi, Mempengaruhi nasabah dan bank

apabila terjadi inflasi dalam melakukan cicilan.Bagi tingkat

keuntungan bank.

B. Penelitan Terdahulu

Berikut ini adalah beberapa hasil penelitian terdahulu mengenai

Analisis Pengaruh BI rate, Kurs, dan Inflasi Terhadap Pembiayaan Murabahah

Perbankan Syariah di Indonesia.

42
Tabel 2.2
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Metode Penelitian
No Peneliti Judul
Hasil Penelitian
. (Tahun) Penelitian Persamaan Perbedaan
1. Prastanto Faktor-Faktor Non FDR, DER, Secara Simultan
(2013) Yang Performing QR, ROE, FDR, NPF, DER,
Mempengaru Financing Analisis QR, dan ROE
hi (NPF) Deskriptifberpengaruh
Pembiayaan terhadap
Murabahah pembiayaan
Pada Bank murabahah,
Umum secara parsial
Syariah Di FDR, QR, dan
Indonesia ROE berpengaruh
positif signifikan
terhadap
pembiayaan
murabahah
sedangkan NPF
dan DER
berpengaruh
negatif signifikan
terhadap
pembiayaan
murabahah.
2. Liftin Pengaruh Non DPK, CAR, Secara simultan
Wardiantika DPK, CAR, Performing DPK, CAR, NPF
dan NPF, SWBI Financing dan SWBI
Rohmawati Terhadap (NPF), berpengaruh
Kusumaningt Pembiayaan SWBI atau signifikan
ias (2014) Murabahah SBIS terhadap
Pada Bank pembiayaan
Umum murabahah,
Syariah secara parsial
Tahun 2008- DPK mempunyai
2012 pengaruh positif
terhadap
pembiayaan
murabahah, NPf
mempunyai
pengaruh negatif
terhadap
pembiayaan
murabahah,

43
sedangkan CAR
dan SWBI tidk
berpengaruh
terhadap
pembiayaan
murabahah.
3. Rahmat Pengaruh SBIS, Sertifikat Bank
Dahlan Tingkat Inflasi, Indonesia Syariah
(2014) Bonus Ordinary secara signifikan
Sertifikat Least berpengaruh
Bank Square negatif terhadap
Indonesia (OLS) pembiayaan bank
Syariah dan syariah di
Tingkat Indonesia, inflasi
Bonus Inflasi tidak berpengaruh
Terhadap terhadap
Pembiayaan pembiayaan
Bank Syariah murabahah,
Di Indonesia secara simultan
SBIS dan inflsi
berpengaruh
terhadap
pembiayaan bank
syariah di
Indonesia.
4. Emile Satia Faktor-Faktor Kurs, DPK, Secara simultan
Darma dan Yang Inflasi, Pendapatan kurs, inflasi, DPK,
Rita (2011) Berpengaruh SWBI atau Bank SWBI dan
TerhadaoTin SBIS pendapatan bank
gkat berpengaruh
Pengguliran terhadap tingkat
Dana Bank pengguliran dana
Syariah bnak syariah.
Kurs dan SWBI
berpengaruh
negatif signifikan
terhadap tingkat
pengguliran dana
bank syariah,
inflasi dan DPK
positif tidak
signifikan
terhadap tingkat
pengguliran dana
bank syariah
sedangkan

44
pendapatan bank
negatif tidak
signifikan
terhadap tingkat
pengguliran dana
bank syariah.
5. Haryadi Analisis SWBI/SBIS Equivalent SWBI dan NPF
(2009) Faktor-Faktor , NPF, dan rate berpengaruh
Yang Inflasi, pembiayaan positif dan
Mempengaru Ordinary , Equivalent signifikan
hi Penyaluran Least rate DPK terhadap
Pembiayaan Square penyaluran
Pada (OLS) pembiayaan pada
Perbankan perbankan syariah
Syariah di di Indonesia,
Indonesia sedangkan
(Periode Equivalent rate
2004:03 – pembiayaan,
2009:04) Equivalent rate
DPK dan inflasi
tidak signifikan
mempengaruhi
penyaluran
pembiayaan pada
bnak syariah di
Indonesia.
6. Mahmoud Murabahah Murabahah, Tingkat Efek dari
Khalid versus Inflasi, Kurs Bunga, variabel
Almsafir & Interest Rate, Tingkat makroekonomi di
Ayman the Penganggur Murabahah dapat
Abdalmajeed equilibrium an, diterima
Alsmadi Relationship Autoregress dibandingkan
(2014) With ive dengan
Macroecono Distributed dampaknya
mic variabels Lag terhadap suku
in Jordanian approach bunga dan
Economy : (ARDL), Murabahah dapat
An ARDL membuat
Approach keseimbangan
lebih cepat dari
tingkat suku
bunga. Namun,
para pembuat
polisi di Yordania
harus membayar

45
lebih
memperhatikan
keuangan Islam
sebagai alternatif
pembiayaan
konvensional.
7. Torki M. Al- The Impact of inflasi, GDP, Ada hubungan
Fawwaz, Islamic keuangan pertumbuha yang signifikan
Ateyah M. Finance on islam, n ekonomi, secara statistik
Alawwneh Some Macro analisi investasi antara keuangan
dan George Economic berganda domestik, Islam dan PDB.
N. Variables, (A Ada korelasi
Shawaqfeh case study of positif yang
(2015) jordan signifikan secara
Islamic Bank) statistik antara
keuangan Islam
dan investasi
domestik,
Ada korelasi
negatif yang
signifikan secara
statistik antara
keuangan Islam
dan tingkat inflasi.
Ada korelasi
positif yang
signifikan secara
statistik antara
keuangan Islam
dan laju
pertumbuhan
ekonomi.
8. Fika Azmi Faktor Non Simpanan Secara Parsial
(2015) Internal dan Performing Dana Pihak Dana Pihak
Eksternal Financing Ketiga, Ketiga (DPK) dan
Yang (NPF), Margin Margin
Mempengaru Inflasi, Murabahah Murabahah
hi SBIS, berpengaruh
Pembiayaan Ordinary positif terhadap
Murabahah Least pembiayaan
Pada Square murabahah,
Perbankan (OLS sedangkan NPF,
Syariah di SBIB dan Inflasi
Indonesia tidak berpengaruh

46
terhadap
pembiayaan
murabahah.
Secara simultan
DPK, NPF,
margin
murabahah, SBIS
dan Inflasi
berpengaruh
signifikan
terhadap
pembiayaan
murabahah.

C. Kerangka Berpikir

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini lebih difokuskan kepada

bagaimana pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah, Non Performing

Financing, nilai tukar rupiah, dan inflasi terhadap pembiayaan murabahah

perbankan syariah periode Januari 2010- Januari 2016. Dalam penelitian ini

yang menjadi variabel dependen adalah pembiayaan murabahah sedangkan

variabel independen adalah Serifikat Bank Indonesia Syariah, Non

Performing Financing, kurs dan inflasi.

Untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen maka penulis menggukan model persamaan regresi linear berganda

atau yang lebih dikenal dengan Ordinary Least Square. Regresi linear

berganda membutuhkan beberapa asumsi agar model dapat digunakan

sebagai alat untuk memprediksi.

47
Langkah awal yang harus dilakukan adalah melakukan uji asumsi

klasik dimana terdapat uji normalitas, uji multikoleniaritas, uji

heterokedastisitas, dan uji autokorelasi. Uji autokorelasi bertujuan untuk

mengui apakah dalam satu model regresi linear terdapat korelasi antar

kesalahan pengganggu (residual).

Jika model lolos dari uji asumsi klasik, maka dilakukan interprestasi

atas model regresi berganda yang terdiri dari persamaan regresi, uji t statistik

(parsial), uji F statistik (simultan) dan uji koefisien determinasi. Uji t statistik

pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen

secara persial (individual) dalam menerangkan variabel dependen. Uji F

statistik unutk melihat pengaruh seluruh variabel independen secara simultan

atau bersama-sama terhadap variabel dependen. Sedangkan koefisien

determinasi untuk mengetahui seberapa besar variabel dependen dapat

diterangkan oleh variabel independen.

Gambar kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

48
Gambar 2.2
Kerangka Berpikir

Analisis Pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah


(SBIS), Non Performing Financing (NPF), Kurs dan
Inflasi Terhadap Pembiayaan Murabahah Perbankan
Syariah di Indonesia

Variabel Independen
Variabel Depanden
Sertifikat Bank Indonesia Syariah
Pembiayaan
Non Performing Financing
Murabahah
Nilai Tukar Rupiah
Inflasi

Uji Asumsi Klasik


1. Uji Normalitas
2. Uji Multikoleniaritas
3. Uji Homokedastisitas
4. Uji Autokorelasi

Analisis Regresi
Berganda
(OLS)

Interprestasi & Kesimpulan

49
D. Hipotesis

Hipotesis yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Ho : Tidak terdapat pengaruh secara simultan dan signifikan antara

variabel Sertifikat Bank Indonesia Syariah, Non Performing

Financing, Kurs dan Inflasi terhadap pembiayaan Murabahah pada

Perbankan Syariah di Indonesia.

Ha : Terdapat pengaruh secara simultan dan signifikan antara variabel

Sertifikat Bank Indonesia Syariah, Non Performing Financing, Kurs

dan Inflasi terhadap pembiayaan Murabahah pada Perbankan Syariah

di Indonesia.

2. Ho : Tidak terdapat pengaruh secara parsial dan signifikan antara variabel

Sertifikat Bank Indonesia Syariah, Non Performing Financing, Kurs

dan Inflasi terhadap pembiayaan Murabahah pada Perbankan Syariah

di Indoensia.

Ha : Terdapat pengaruh secara parsial dan signifikan antara variabel

Sertifikat Bank Indonesia Syariah, Non Performing Financing, Kurs

dan Inflasi terhadap pembiayaan Murabahah pada Perbankan Syariah

di Indoensia.

50
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini didasarkan pada masalah pertumbuhan pembiayaan

yang terus meningkat dari tahun ke tahun.

Adapun data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Non Performing Financing

(NPF), nilai tukar rupiah (kurs), dan inflasi yang merupakan variabel

independen. Dan yang menjadi variabel dependen adalah pembiayaan

murabahah. Penulis ingin mengetahui sejauh mana variabel independen

mempengaruhi variabel dependen dan menggambarkan secara menyeluruh

tentang keadaan perbankan syariah di Indonesia, terutama pada pembiayaan

murabahah.

B. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya. Data yang

digunakan dalam penelitian ini mengambil data statistik perbankan syariah

dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Data yang digunakan merupakan data

angka-angka (kuantitaif) bulanan dari periode Januari 2010- Januari 2016,

yang juga dikeluarkan oleh situs resmi Bank Indonesia, jurnal-jurnal, dan

studi kepustakaan.

51
Dalam studi kepustakaan penulis membaca, meneliti dan

mempelajari bahan-bahan tertulis seperti jurnal, buku, artikel dan informasi

tertulis lainnya yang berhubungan dengan pembahasan dalam skripsi ini.

C. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini untuk mengetahui analisis pengaruh Sertifikat

Bank Indonesia Syariah (SBIS),Non Performing Financing (NPF),kurs dan

inflasi terhadap pembiayaan murabahah di perbankan syariah di Indonesia,

dengan menggunakan metode data kuantitatif, yaitu dimana data yang

digunakan dalam penelitian berbentuk angka dengan menggunakan alat

analisis Ordinary Least Square digunakan untuk mencapai penyimpangan

atau error yang minimum dengan menggunakan analisis regresi berganda

yaitu digunakan lebih dari dua variabel. Tahapan-tahapan dalam

menggunakan analisis regresi berganda adalah sebagai berikut :

1. Analisis Regresi Berganda

Secara umum penelitian ini menganalisis tentang pengaruh Sertifikat

Bank Indonesia Syariah (SBIS),Non Performing Financing (NPF),kurs

dan inflasi terhadap pembiayaan murabahah perbankan syariah di

Indonesia periode Januari 2010- Januari 2016. Data yang digunakan

adalah time series dari Januari 2010 sampai Januari 2016.

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui hubungan

dan pengaruh dari beberapa variabel bebas (independent variable)

terhadap variabel terikat (dependent variable). Bentuk persamaan regresi

dengan 3 variabel independen adalah :

52
Y = a + βX1 + βX2 + βX3 + βX4 + ε

LnY = a + βLnX1 + βX2 + βLnX3 + βX4 + ε

Keterangan :

LnY = Pembiayaan Murabahah

a = constanta

β1-β4 = koefisien regresi

LnX1 = Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

X2 = Non Performing Financing (NPF)

LnX3 = Nilai tukar rupiah

X4 = Inflasi

ε = error term

Untuk memperoleh nilai koefisien regresi a, b1, b2, b3, dan b4 dari

persamaan diatas dapat digunakan metode Ordinary Least Square (OLS)

(Purwanto, 2013).

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mendeteksi apakah terdapat

normalitas, multikoleniaritas, heterokedastisitas dan autokorelasi. Uji

asumsi klasik penting dilakukan untuk menghasilkan estimator yang

linear tidak bias dengan varian yang minimum BLUE (Best Linier

Unbiased Estimator), yang berarti model regresi tidak mengandung

masalah. Untuk itu diperlukan pendeteksian lebih lanjut diantaranya :

53
a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi antara variabel dependen, variabel independen atau

keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Uji

normalitas menjadi sangat populer dan tercakup di beberapa komputer

statistik (Gujarati,2006).

Salah satu asumsi dalam analisis statitika adalah data yang

berdistribusi normal. Dalam analisis multivariat, para peneliti

menggunakan pedoman kalau tiap variabel terdiri atas 30 data, maka

data sudah berdistribusi normal. Apabila analisis melibatkan 4

variabel, maka diperlukan data sebanyak 4x30 = 120.

Normalitas lebih mudah bila melihat koefisien Jarque-Bera dan

Probabilitasnya. Bila nilai J-B tidak signifikan (lebih kecil dari 2),

makan data berdistribusi normal. Dan bila probabilitasnya lebih besar

dari 5% (0,05) maka data terdistribusi normal (Winarno,2011).

b. Uji Multikoleniaritas

Uji Multikoleniaritas bertujuan untuk mengetahui apakah model

regresi masing-masing variabel bebas (independent) saling

berhubungan secara linear. Ada beberapa cara untuk mengetahui ada

atau tidaknya multikoleniaritas, diantaranya :

1) Nilai R2 tinggi, tetapi variabel independen banyak yang tidak

signifikan.

54
2) Dengan menghitung koefisien korelasi antar variabel

independen. Apbila koefisien rendah, maka tidak terdapat

multikoleniaritas.

3) Dengan melakukan regresi auxiliary. Regresi jenis ini dapat

digunakan untuk mengetahui hubungan antara dU (atau

lebih) variabel independen yang secara bersama-sama

(misalnya X2 dan X3) mempengaruhi satu variabel

independen yang lain (misal X1).

Apabila model prediksi kita memiliki multikoleniaritas, akan

memunculkan akibat-akibat berikut :

1) Estimator masih bersifat BLUE, tetapi memilki varian dan

kovarian yang besar, sehingga sulit dipakai sebagai alat

estimasi.

2) Interval estimasi cenderung lebar dan nilai statistik uji y akan

kecil, sehingga menyebabkan variabel independen tidak

signifikan secara statistik dalam mempengaruhi variabel

independen.

Cara menghilangkan multikoleniaritas :

1) Biarkan saja model mengandung multikoleniariras karena

estimatornya masih bersifat BLUE

2) Tambahkan datanya bila memungkinkan, karena masalah

multikoleniaritas muncul karena jumlah obsevasi sedikit.

55
3) Hilangkan salah satu variabel independen, terutama yang

memiliki hubungan linear yang kuat dengan variabel lain.

4) Tranformasikan salah satu variabel (Winarno, 2011).

c. Uji Heterokedastisitas

Asumsi dalam model regresi adalah :

1) Residual (ei) memiliki nilai rata-rata nol,

2) Residual memilki varian yang konstan atau var (ei)=σ2,

3) Residual suatu observasi tidak saling berhubungan dengan

residual observasi lainnya atau cov (ei,ej)=0, sehingga

menghasilkan estimate BLUE (Winarno, 2011).

Ada beberapa pendekatan heterokedastisitas yaitu Uji Park,

Goldfield-Quant Test, dan Uji White. Pada penelitian ini pendekatan

heterokedastisitas dilakukan dengan Uji White. Apabila probabilitas

Obs* lebih besar dari 5% (0,05) maka model tersebut tidak terdapat

heterokedastisitas. Apabila probabilitas Obs* lebih kecil dari 5%

(0,05) maka model tersebut terdapat heterokedastisitas. Jadi model

tersebut harus ditanggulangi melalui transformasi logaritma natural

dengan cara membagi persamaan regresi dengan variabel independen

yang mengandung heterokedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah hubungan antara residual satu observasi

dengan residual observasi lainnya. Autokorelasi lebih mudah timbul

pada data yang bersifat runtut waktu, karena berdasarkan sifatnya ,

56
data masa sekarang dipengaruhi oleh data pada masa sebelumnya.

Meskipun demikian tetap dimungkinkan otokorelasi dijumpai pada

data yang bersifat antar objek (cross section).

Apabila data yang kita analisis mengandung autokorelasi, maka

estimator yang kita dapatkan memiliki karakteristik berikut ini :

1) Estimator metode kuadrat terkecil masih linier.

2) Estimator metode kuadrat terkecil masih tidak bias.

3) Estimator metode kuadrat terkecil tidak mempunyai varian yang

minimum (no longer best).

Cara untuk memeriksa ada tidaknya otokorelasi adalah dengan :

1) Uji Durbin-Watson

2) Uji Breusch-Godfrey (Winarno, 2011).

3. Uji Signifikansi

Penelitian ini pada dasarnya menguji pengaruh linear antara variabel

independennya yaitu Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Non

Performing Financing (NPF), Kurs dan inflasi terhadap pembiayaan

murabahah perbankan syariah sebagai variabel dependen. Dalam

pengujian hipotesis analisis dilakukan melalui :

a. Uji t Statistik (Parsial)

Uji ini dilakukan untuk melihat apakah variabel independen

secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen. Untuk

membuktikan hipotesis kita dapat meihat melihat masing-masing nilai

t-statistik yang dibandingkan dengan nilai t-tabel pada tingkat

57
signifikansi α = 5%. Jika nilai probabilitas besar dari α = 5% maka H0

diterima Ha ditolak. Namun jika nilai probabilitas kecil α = 5% maka

H0 ditolak Ha diterima.

b. Uji F Statistik (Simultan)

Pengujian terhadap pengaruh variabel independen secara

bersama–sama (simultan) terhadap perubahan nilai variabel dependen

dilakukan melalui pengujian terhadap besarnya perubahan nilai

variabel dependen yang dapat dijelaskan (explained) oleh perubahan

nilai semua variabel independen.

c. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)

Angka koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur

seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependennya. Semakin besar angka R2 yang didapat, berarti semakin

baik model yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara

variabel independen terhadap variabel dependen. Dan sebaliknya jika

angka R2 semakin kecil, maka semakin lemah model tersebut untuk

menjelaskan hubungan antara variabel indepeden dengan dependen.

Nilai R2 selalu berada diantara 0 dan 1 (Winarno, 2011).

D. Operasionalisasi Variabel Penelitian

1. Variabel Dependen

Pembiayaan murabahah adalah akad jual beli barang dengan

menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) sesuai

dengan perjanjian penjual dan pembeli. Pembiayaan murabahah

58
dapat dilakukan oleh bank kepada nasabah yang ingin membeli

suatu barang tetapi tidak memiliki dana atau uang untuk

membelinya. Data pembiayaan murabahah yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data pembiayaan murabahah Bank Umum

Syariah dan Unit Usaha Syariah periode Januari 2011- Januari

2016. Data tersebut diperoleh dari Statistik Perbankan Syariah pada

situs www.ojk.id.

2. Variabel Independen

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi

atau menjadi penyebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen

adalah sebagai berikut :

a. Sertifikat Bank Indonesia Syariah

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) adalah surat

berharga berdasarkan prinsip syariah berjangka waktu pendek

dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia.

Data SBIS yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

periode Januari 2010 – Januari 2016. Data tersebut diperoleh

dari Laporan Statistik Perbankan Syariah Indonesia pada situs

www.ojk.id.

b. Non Performing financing (NPF)

Non performing financing (NPF) merupakan pembiayaan

yang disalurkan oleh bank kepada masyarakat namun

59
mengalami masalah (macet) dalam pengembaliannya dan ada

kemungkinan tidak dapat ditagih. Data NPF yang digunakan

dalam penelitian ini adalah data periode Januari 2010 – Januari

2016. Data tersebut diperoleh dari Laporan Statistik Perbankan

Syariah pada situs www.ojk.id.

c. Nilai Tukar Rupiah

Menurut Karim (2012) Exchange rate (nilai tukar uang)

adalah catatan (quotation) harga pasar dari mata uang asing

(foreign currency) dalam harga mata uang domestik (domestic

currency) atau resiprokalnya, yaitu harga mata uang domestik

dalam mata uang asing.

Data Kurs yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

periode Januari 2010 – Januari 2016. Data tersebut diperoleh

dari Laporan Kebijakan Moneter Indonesia pada situs

www.bi.go.id.

d. Inflasi

Tingkat inflasi yaitu presentasi kecepatan kenaikan harga-

harga dalam satu tahun tertentu, biasanya digunakan untuk

menunjukan sampai dimana buruknya masalah ekonomi yang

dihadapi (Sukirno,2012).

Data inflasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

periode Januari 2010 – Januari 2016. Data tersebut diperoleh

60
dari Laporan Kebijakan Moneter Indonesia pada situs

www.bi.go.id.

61
BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya yang

didirikan dengan kewenangan untuk menghimpun dana simpanan

masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat. Menurut

Undang-Undang Negara Republik Indonesia No.10 Tahun 1998 tanggal 10

November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah “

badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan

atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang

banyak”.

Berdasarkan undang-undang Perbankan Syariah Indonesia No.12

Tahun 2008, disebutkan bhawa bank terdiri atas dua jenis, yiatu bank

konvensional dan bank syariah. Bank konvensional adalah bank yang

menjalankan kegiatan usahanya secara konvensional yang terdiri atas Bank

Umum Konvensional dan Bank Pengkreditan Rakyat. Adapun Bank

Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan

kepada prinsip syariah yang terdiri atas Bank Umum Syariah (BUS) dan

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah- BPRS (dahulu itu disebut dengan Bank

Pengkreditan Rakyat Syariah).

Bank Umum Syariah adalah bank syariah yang kegiatanya

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sementara itu, BPRS adalah

62
bank yang melaksanakan kegiatan usahanya tidak memberiakn jasa lalu

lintas dalam pembayaran. Berdasarkan UU Perbankan Syariah No.21 Tahun

2008 tersebut, disebutkan bahwa bank konvensional yang hendak

melaksanakan usaha syariah harus membentuk Unit Usaha Syariah (UUS)

yang khusus beroperasi dengan menggunakan sistem syariah.

B. Analisis dan Pembahasan

1. Analisis Deskriptif

Analisis statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara ,mendeskripsikan atau menggambarkan

data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Analisis ini hanya berupa akumulasi data dasar dalam bentuk deskripsi

semata dalam arti tidak mencari atau menerangkan saling hubungan ,

menguji hipotesis, membuat ramalan, atau melakukan penarikan

kesimpulan.

a. Analisis Deskriptif Pembiayaan Murabahah

Murabahah adalah istilah dalam fikih Islam yang berarti

suatu bentuk jual beli tertentu ketika penjual menyatakan biaya

perolehan barang, meliputi harga barang dan biaya-biaya lain yang

dikeluarkan untuk memperoleh barang tersebut, dan tingkat

keuntungan (margin) yang digunakan.

Berdasarkan data laporan statistika perbankan syariah yang

dipublikasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank

63
Indonesia pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2016 pembiayaan

murabahah mempunyai pertumbuhan yang cukup baik. Untuk

melihat bagaimana perkembangan dari pembiayaan murabahah

perbankan syariah pada tahu 2010 sampai dengan 2016 maka dapat

dilihat pada gambar 4.1 sebagai berikut :

Gambar 4.1

Perkembangan Pembiayaan Murabahah periode Januari 2010


– Januari 2016
140000.00
120000.00
100000.00
80000.00
60000.00
40000.00
20000.00
0.00
May-11
May-10

May-12

May-13

May-14

May-15
Jan-10

Sep-10
Jan-11

Sep-11
Jan-12

Sep-12
Jan-13

Sep-13
Jan-14

Sep-14
Jan-15

Sep-15
Jan-16
Pemb.Murabahah

Sumber : Otoritas Jasa Keuangan (data diolah)

Dari gambar 4.1 menunjukan bahwa pembiayaan

murabahah perbankan syariah secara nominal tumbuh setiap

bulannya. Bahkan jika dilihat secara seksama pertumbuhan

pembiayaan murabahah perbankan syariah sangat baik. Karena

tidak ada penurunan nominal terhadap pembiayaan murabahah di

perbankan syariah Indonesia.

64
b. Analisis Deskriptif Sertifikat Bank Indonesia Syariah

Sertifikat Bank Indonesia Syariah merupakan surat berharga

berdasarkan prinsip syariah yang berjangka pendek dalam mata

uang urpiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia guna untuk

pengendalian moneter yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah

menggunakan akad Ju’alah.

Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia,

pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2016 Sertifikat Bank

Indonesia Syariah mengalami fluktuasi. Untuk melihat

perkembangan Sertifikat Bank Indonesia Syariah pada tahun 2010

sampai dengan 2016 dapat dilihat pada gambar 4.2 sebagai berikut :

Gambar 4.2

Perkembangan Sertifikat Bank Syariah Indonesia Syariah periode


Januari 2010 – Januari 2016

12000.00

10000.00

8000.00

6000.00

4000.00

2000.00

0.00
May-15
May-10

May-11

May-12

May-13

May-14
Sep-10

Sep-11

Sep-12

Sep-13

Sep-14

Sep-15
Jan-10

Jan-11

Jan-12

Jan-13

Jan-14

Jan-15

Jan-16

SBIS

Sumber : Bank Indonesia (data diolah)

65
Dari gambar 4.2 menunjukan bahwa perkembangan SBIS

tumbuh secara fluktuatif atau bergerak naik turun. Bahkan sesuatu

yang sangat mencolok terjadi pada Januari 2012 SBIS naik hingga

(10.663) dan turun pada bukan Februari 2012 menjadi (4.243).

c. Analisis Deskriptif Non Performing Financing (NPF)

Non Performing Financing (NPF) adalah rasio antara

pembiayaan yang bermasalah dengan total pembiayaan yang

disalurkan oleh bank syariah. Berdasarkan kriteria yang sudah

ditetapkan oleh Bank Indonesia kategori yang termasuk dalam NPF

adalah pembiayaan yang kurang lancar, diragukan dan macet.

Berdasarkan data yang dipublikasikan Bank Indonesia dan

Otoritas Jasa Keuangan pada tahu 2010 sampai dengan 2016 NPF

mempunyai pertumbuhan yang fluktuatif. Untuk melihat

perkembangan NPF tahun 2011 sampai dengan 2016 dapat dilihat

pada gambar 4.3 sebagai berikut :

66
Gambar 4.3

Perkembangan Non Performing Financing periode Januari


2010 – Januari 2016

6.00

5.00

4.00

3.00

2.00

1.00

0.00
May-10

May-11

May-12

May-13

May-14

May-15
Jan-10

Sep-10
Jan-11

Sep-11
Jan-12

Sep-12
Jan-13

Sep-13
Jan-14

Sep-14
Jan-15

Sep-15
Jan-16
NPF

Dari gambar 4.3 dapat menunjukan bahwa perkembangan

NPF tumbuh secara fluktuatif atau bergerak naik turun. Bahkan

sesuatu yang sangat mencolok terjadi pada Oktober 2015 NPF

mengalami penurunan dari angka 4.41 menjadi 2.30 pada bulan

November 2015.

d. Analisis Deskriptif Nilai Tukar Rupiah (kurs)

Exchange rate (nilai tukar uang) adalah catatan (quotation)

harga pasar dari mata uang asing (foreign currency) dalam harga

mata uang domestik (domestic currency) atau resiprokalnya, yaitu

harga mata uang domestik dalam mata uang asing.

Berdasarkan data yang di publikasikan oleh Bank Indonesia

pada tahun 2011 sampai dengan 2016 nilai tukar rupiah mempunyai

pertumbuhan yang fluktuatif. Untuk melihat perkembangan nilai

67
tukar rupiah tahun 2010 sampai dengan 2016 dapat dilihat pada

gambar 4.4 sebagai berikut :

Gambar 4.4

Perkembangan Kurs periode Januari 2010 – Januari 2016

16000.00
14000.00
12000.00
10000.00
8000.00
6000.00
4000.00
2000.00
0.00
May-10

May-11

May-12

May-13

May-14

May-15
Jan-10

Sep-10
Jan-11

Sep-11
Jan-12

Sep-12
Jan-13

Sep-13
Jan-14

Sep-14
Jan-15

Sep-15
Jan-16
Kurs

Sumber : Bank Indonesia (data diolah)

Dari gambar 4.4 menunjukan bahawa perkembangan nilai

tukar rupiah tumbuh secara fluktuatif atau bergerak naik turun.

Bahkan pada September 2015 nilai tukar rupiah naik hingga

(14.675) dan turun menjadi (13.639) pada Oktober 2015.

e. Analisis Deskriptif Inflasi

Secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya

harga-harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari

satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila

kenaikan itu meluas (mengakibatkan kenaikan harga) pada barang

lainnya.

68
Berdasarkan data yng di publikasikan oleh Bank Indonesia

pada tahun 2011 sampai dengan 2016 inflasi mempunyai

pertumbuhan yang fluktuatif. Untuk melihat perkembangan inflasi

tahun 2010 sampai dengan 2016 dapat dilihat pada gambar 4.5

sebagi berikut :

Gambar 4.5
Perkembangan Inflasi periode Januari 2010 – Januari 2016

10.00

8.00

6.00

4.00

2.00

0.00
Jan-10

Jan-11

Jan-12

Jan-13

Jan-14
May-14

Jan-15

Jan-16
May-10

May-11

May-12

May-13

May-15
Sep-10

Sep-11

Sep-12

Sep-13

Sep-14

Sep-15
Inflasi

Sumber : Bank Indonesia (data diolah)

Dari gambar 4.5 menunjukan bahawa perkembangan inflasi

tumbuh secara fluktuatif atau bergerak naik turun. Peningkatan

tertinggi terjadi pada Juli 2013 yaitu sebesar 8,61%.

2. Hasil Estimasi Model Regresi Berganda

Dengan menggunakan aplikasi eviews 9.0 maka dihasilkan

output estimasi model regresi sebagai berikut :

69
Tabel 4.1
Output Regresi Berganda

Variabel Probabilitas
C 0.0000
SBIS 0.0013
NPF 0.0000
Kurs 0.0000
Inflasi 0.6955
Adjusted r-square 0.832958
Durbin-watson 0.540028
Data sekunder diolah, 2016
Berdasarkan hasil regresi berganda memperlihatkan bahwa nilai

dari probabilitas terdapat 3 variabel yang signifikan dan satu variabel

tidak signifikan. Nilai adjusted r-square sebesar 0.832958

mencerminkan bahwa model highly significant. Nilai Durbin-Watson

sebesar 0.540028 yang mengindikasikan bahwa model mengandung

autokorelasi.

3. Uji Asumsi Klasik

Analisis regresi berganda memerlukan dipenuhinya asumsi agar

model dapat digunakan sebagai alat prediksi. Maka untuk selanjutnya

dilakukan uji asumsi klasik.

a. Uji Normalitas

Salah satu asumsi model regresi adalah residual mempunyai

distribusi normal.

70
Tabel 4.2
Uji Normalitas
Jarque-Bera 3.389951
Probability 0.183604

Data sekunder diolah, 2016

Tabel 4.2 menunjukan nilai Jarque-Bera sebesar 3.389951

lebih besar dari 2 dan nilai probability sebesar 0.183604 lebih besar

dari tingkat signifikansi α = 5%. Hal tersebut dapat disimpulkan

bahwa data residual berdistribusi normal.

b. Uji Multikoleniaritas

Multikoleniaritas bisa dideteksi dengan melihat korelasi

antara variabel independen di dalam regresi. Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas.

Berikut ini adalah uji multikoleniaritas dengan menggunakan

Variance Inflation Factors.

Tabel 4.3
Variance Inflation Factors

Variabel Centered VIF


C NA

SBIS 1.759490

NPF 1.250434

Kurs 2.342932

Inflasi 1.220869

Data sekunder diolah, 2016

71
Hasil uji multikoleniaritas dapat dilihat pada kolom Centered

VIF. Nilai VIF semua variabel bebas lebih keil dari 10 atau 5. Maka

dapat dikatakan tidak terjadi mulltikoleniaritas pada ketiga variabel

bebas tersebut. Berdasarkan syarat asumsi klasik linear OLS, model

regresi yang baik adalah terbebas dari adanya multikoleniaritas.

Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikoleniaritas

didalam model regresi.

c. Uji Heterokedastisitas

Ada tidaknya masalah heterokedastisitas dapat di deteksi

dengan beberapa metode salah satunya dengan uji white. Keputusan

taerjadi atau tidaknya heterokedastisitas pada model regresi linear

adalah dengan melihat nilai Pro. F-statistic (F hitung). Apablia F

hitung lebih besar dari tingkat α = 5% artinya tidak terjadi

heterokedastisitas,namun jika nilai F hitung kecil dari α = 5% artinya

terjadi heterokedastisitas.

Tabel 4.4
Uji White

Prob. F 0.0757

Prob. Chi-Square 0.0768

Data sekunder diolah, 2016

Berdasarkan tabel 4.4 Output diatas memberikan informasi

bahwa nilai Prob Obs*R-squared sebesar 0.0768 lebih besar dari

tingkat alpha 0,05 (5%) sehingga dapat disimpulkan bahwa model

dalam penelitian ini terbebas dari masalah heterokedastisitas.

72
d. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah hubungan antara residual satu observasi

dengan residual observasi lainya. Autokorelasi lebih mudah timbul

pada data yang bersifat runtut waktu (times series), karena

berdasrkan sifatnya, data masa sekarang dipengaruhi oleh data pada

masa-masa sekarang dipengaruhi oleh data pada masa-masa

sebelumnya.

Statistik Durbin-Watson adalah suatu prosedur rutin yang

umum ditemukan pada banyak software statistik.

Tabel 4.5
Uji Durbin-Watson

Tolak H0, Tidak Tolak H0,


berarti ada Tidak menolak Tidak berarti ada
autokorelasi dapat H0, berarti dapat autokorelasi
positif diputuskan tidak ada diputuskan negatif
autokorelasi
0 dL du 2 4-du 4-dL 4
1,10 1,54 2,46 2,90
Dari hail regresi diperoleh nilai durbin-watson sebesae

0.540028 yang artinya berada pada daerah autokorelasi positif.

Sehingga dapat diindikasikan model ini mengandung autokorelasi.

Tabel 4.6
Correlation LM Test
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 35.71216 Prob. F(2,66) 0.0000


Obs*R-squared 37.94071 Prob. Chi-Square(2) 0.0000

Data sekunder diolah, 2016

73
Untuk tetap dapat menggunakan model regresi, maka

digunakan uji lain yaitu dengan metode Newey, Whitney dan

Kenneth (HAC) agar uji t dan F tetap bisa dipercaya (Widarjono,

109).

Sementara itu menurut penelitian Rachmawati dan

Sumarminingsih (2013) disebutkan bahwa metode standard error

Newey, Whitney dan Kenneth (HAC) dapat mengoreksi standard

error yang didapatkan dari OLS sehingga standard error tidak akan

understimate.

Setelah dilakukan uji HAC, hasil yang didapatkan adalah

sekarang data telah mempunyai standard error yang konsisten

dibandingkan sebelum dilakukan uji HAC, sehingga bisa dilakukan

evaluasi terhadap uji t maupun uji F terhadap model meskipun

model terkena autokorelasi.

4. Persamaan Regresi

Model penelitian ini dapat dijelaskan melalui persamaan regresi

sebagai berikut :

PEMB_MURABAHAH = -13.87559 + 0.265233*SBIS -

0.237404*NPF + 2.553023*KURS + 0.006958*INFLASI

Dimana :

PEMB_MURABAHAH : Pembiayaan Murabahah Perbankan

Syariah

74
SBIS : Sertifikat Bank Indonesia Syariah

NPF : Non Performing Financing

KURS : Nilai Tukar Rupiah

INFLASI : Inflasi

Dari persamaan regresi yang telah diuraikan sebelumnya, dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut :

a. Jika variable-variabel independen dianggap konstan atau bernilai nol,

artinya variabel independen tidak terjadi peningkatan atau penurunan

maka besarnya pertumbuhan pembiayaan murabahah adalah sebesar

13.87%.

b. Nilai koefisien regresi variabel SBIS adalah sebesar 0.265233 yang

berarti setiap peningkatan SBIS sebesar 1% maka meningkatkan

pembiayaan murabahah sebesar 0,26%.

c. Nilai koefisien regresi variabel NPF adalah sebesar -0.237404 yang

berarti setiap peningkatan SBIS sebesar 1% maka menurunkan

pembiayaan murabahah sebesar 0.23%.

d. Nilai koefisien regresi variabel kurs adalah sebesar 2.553023 yang

berarti setiap peningkatan kurs sebesar 1% maka meningkatkan

pembiayaan murabahah sebesar 2.55%.

e. Nilai koefisien regresi variabel inflasi adalah sebesar 0.006958 yang

berarti setiap peningkatan inflasi sebesar 1% maka meningkatkan

pembiayaan murabahah sebesar 0.006%.

75
5. Uji Signifikansi

Pengujian signifikansi ini dilakukan untuk mengetahui apakah

hipotesis yang telah ditetapkan diterima atau ditolak secara statistik. Uji

signifikansi terdiri dari uji t, uji F dan uji koefisien determinasi.

a. Uji t (Parsial) dan Interprestasi

Uji t statistik atau uji parsial dimaksudkan untuk menguji

apakah parameter (koefisien regresi dan kontanta) yang diduga

untuk mengestimasi persamaan atau model regresi linear berganda

sudah merupakan parameter yang tepat atau belum. Maksud tepat

disini adalah parameter tersebut mampu menjelaskan perilaku

variabe bebas dalam mempengaruhi variabel terikatnya. Apabila

nilai Prob. t-statistik lebih besar dari alpha 0,05 maka H0 diterima

dan H1 ditolak atau dapat dikatakan bahwa variabel bebas tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya, sedangkan

apabila nilai Prob. t-statistik lebih kecil dari alpha 0,05 maka H0

ditolak dan H1 diterima atau dapat dikatakan bahwa variabel bebas

berpengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya.

Tabel 4.7
Uji t-statistik

variabel coefficient Std.error t-statistik Prob.


-13.87559 3.380979 -4.104016 0.0001
C
0.265233 0.117758 2.252358 0.0275
SBIS
-0.237404 0.059556 -3.986205 0.0002
NPF
2.553023 0.449958 5.673912 0.0000
Kurs

76
0.006958 0.028656 0.242799 0.8089
Inflasi
Data sekunder diolah, 2016

Tabel 4.7 merupakan hasil pengujian variabel independen

yaitu Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Non Performing

Financing (NPF), Kurs dan inflasi terhadap pembiayaan

murabahah secara parsial. Maka pembuktian dari hipotesis yang

telah dipaparkan sebelumnya pada bab 2 adalah sebagai berikut :

1) Nilai t-statistik variabel SBIS sebesar 2.252358 dengan

memiliki nilai probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikansi α

= 5% (0,0248 < 0,05) yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima.

Artinya, secara persial variabel SBIS berpengaruh positif

signifikan terhadap pembiayaan murabahah.

2) Nilai t-statistik variabel NPF sebesar -3.986205 dengan

memiliki nilai probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikansi α

= 5% (0,0002 < 0,05) yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima.

Artinya, secara persial variabel NPF berpengaruh negatif

signifikan terhadap pembiayaan murabahah.

3) Nilai t-statistik variabel kurs sebesar 5.673912 dengan memiliki

nilai probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikansi α = 5%

(0.0000 > 0,05) yang berarti H0 ditolak dan Ha terima. Artinya,

secara persial variabel kurs berpengaruh signifikan positif

terhadap pembiayaan murabahah.

77
4) Nilai t-statistik variabel inflasi sebesar 0.242799 dengan

memiliki nilai probabilitas lebih besar dari tingkat signifikansi α

= 5% (0.5362 > 0,05) yang berarti H0 diterima dan Ha ditolak.

Artinya, secara persial variabel inflasi tidak berpengaruh

signifikan terhadap pembiayaan murabahah.

b. Uji F (Simultan) dan Interprestasi

Uji F-statistik atau uji simultan mengidentifikasi model

regresi yang diestimasi layak atau tidak. Layak disini maksudnya

adalah model yang diestimasi layak digunakan untuk menjelaskan

pengaruh variabel bebas secara simultan (bersama-sama) terhadap

variabel terikat. Apabila nilai Prob. F-statistik lebih besar dari alpha

0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak atau dapat dikatakan bahwa

variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel

terikatnya, sedangkan apabila nilai Prob. F-statistik lebih kecil dari

alpha 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima atau dapat dikatakan

bahwa variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel

terikatnya.

Dari hasil regresi diperoleh nilai probabilitias F-statistik

lebih kecil dari tingkat signifikansi α = 5% (0,0000 < 0,05) yang

berarti H0 dan H1 diterima. Maka secara simultan variabel

independen yaitu Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Non

Performing Financing (NPF), Kurs dan inflasi mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap pembiayaan murabahah.

78
c. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R-Square)

Uji koefisien determinasi menjelaskan variasi pengaruh

variabel bebas terhadap variabel terikatnya atau dapat pula

dikatakan sebagai proporsi pengaruh seluruh variabel bebas

terhadap variabel terikat. Nilai koefisien determinasi dapat diukur

oleh nilai R-Square untuk variabel bebas yang terdiri dari satu

variabel saja dan Adjusted R-Square untuk variabel bebas lebih dari

satu.

Berdasarkan nilai regresi didapatkan nilai Adjusted R-Square

sebesar 0.832958. Dari koefisien determinasi tersebut menunjukan

bahwa 83,29% pembiayaan murabahah dapat dijelaskan oleh

SBIS,NPF, kurs dan inflasi. Sedangkan 16,71 % pembiayaan

murabahah dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam

penelitian ini.

6. Analisis Ekonomi

Dari serangkaian proses pengolahan data yang telah dilakukan,

didapati bahwa model regresi yang dihasilkan layak dan cukup baik

untuk menjelaskan analisis pengaruh SBIS, NPF, kurs dan inflasi

terhadap pembiayaan murabahah pada Januari 2010- Januari 2016. Hal

ini dapat dilihat dari variabel bebas yang diteliti berpengaruh signifikan

terhadap varibel terikatnya.

79
a. Pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah terhadap

Pembiayaan Murabahah

Hasil regresi menunjukan bahwa SBIS berpengaruh positif

signifikan terhadap pembiayaan murabahah. Terbuktinya hal ini

dapat dilihat dari koefisien sebesar 2.252358 dengan probabilitas

0,0275. Artinya setiap kenaikan 1% SBIS akan meningkatkan

pembiayaan murabahah sebesar 2.27% dan sebalikanya, penurunan

SBIS akan menurunkan persentase pembiayaan murabahah sebesar

2,27%.

Sertifikat Bank Indonesia Syariah(SBIS) merupakan salah

satu alat untuk penyerapan kelebihan likuiditas yang dialami oleh

perbankan syariah. Bank Indonesia melakukan operasi pasar untuk

mengendalikan jumlah uang beredar. Agar pelaksanaan operasi

pasar terbuka berdasarkan prinsip syariah dapat berjalan maka

diperlukan alat khusus untuk pelaksanaan tersebut. Alat yang sesuai

dengan prinsip syariah itu adalah SBIS. Penitipan dana pada SBIS

di Bank Indonesia diberikan bonus. Meskipun bonus SBIS yang

diberikan cukup tinggi, permintaan masyarakat akan pembiayaan

murabahah juga tetap meningkat.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ririh Dian

Pratiwi (2014) menjelaskan bahwa SWBI berpengaruh terhadap

tingkat pengguliran dana Bank Umum non devisa syariah tahun

2010-2012. Siti Fatimah (2015) secara parsial melalui uji t bahwa

80
SWBI signifikan terhadap tingkat pengguliran dana, Hasil penelitian

ini menunjukan bahwa semakin tinggi SWBI maka semakin rendah

tingkat pengguliran dana bank umum non devisa syariah. Hal ini

disebabkan karena semakin besar dana yang disalurkan dalam SWBI

tidak akan mengurangi jumlah dana yang disalurkan dalam bentuk

pembiayaan. Pembiayaan merupakan bagian dari FDR (Finance to

Deposit Ratio) yang mencerminkan kegiatan penyaluran dana ke

masyarakat yang digunakan untuk mengukur efektifitas bank

syariah dalam menjalankan fungsi intermediasinya.

b. Pengaruh Non Performing Financing terhadap Pembiayaan

Murabahah

Hasil regresi menunjukan bahwa NPF berpengaruh negatif

signifikan terhadap pembiayaan murabahah. Terbuktinya hal ini

dapat dilihat dari koefisien sebesar -3.986205 dengan memiliki nilai

probabilitas 0,0002. Artinya, setiap kenaikan 1% NPF akan

menurunkan pembiayaan murabahah sebesar 3,98% begitu pun

sebaliknya, penurunan 1% NPF akan menaikan pembiayaan

murabahah sebesar 3,98%.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Prastanto

(2013) dan Liftin Wardiantika & Rohmawati Kusumaningtian

(2014) yang menjelaskan bahwan NPF berpengaruh negatif

terhadap pembiayaan murabahah. Hasil penelitian ini sesuai dengan

teori yang menyatakan bahwa semakin tinggi nilai NPF maka akan

81
menyebabkan nilai pembiayaan murabahah menjadi turun dan

begitu juga sebaliknya.

c. Pengaruh Kurs terhadap Pembiayaan Murabahah

Hasil regresi menunjukan bahwa nilai tukar rupiah

berpengaruh signifikan positif terhadap pembiayaan murabahah.

Terbuktinya hal ini dapat dilihat dari koefisien sebesar 5.673912

dengan memiliki nilai probabilitas 0,0000. Artinya, setiap kenaikan

1% nilai tukar rupiah akan menurunkan pembiayaan murabahah

sebesar 5,67% begitu pun sebaliknya, penurunan !% nilai tukar

rupiah akan menaikan pembiayaan murabahah sebesar 5,67%.

Dalam perbankan, nilai tukar rupiah mempunyai pengaruh

terhadap pembiayaan. Nilai tukar akan menentukan imbal hasil

investasi riil. Mata uang yang menurun secara jelas akan

mengurangi daya beli dari pendapatan dan keuntungan modal yang

didapat dari jenis investasi apapun. Penurunan investasi ini akan

mempengaruhi kegiatan operasional bank syariah. Sehingga setiap

perubahan nilai tukar akan mempengaruhi pendapatan dan profit

bank syariah.

Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh rossar

maries (2008) dan Ari Cahyono (2009) yang menghasilkan nilai

tukar rupiah berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pembiayaan. Apabila kurs naik, maka suatu mata uang melemah

terhadap mata uang negara lain, sehingga produsen yang

82
memproduksi produk dengan bahan baku yang berasal dati impor

akan menjadi lebih mahal. Hal tersebut mengakibatkan biayaa

produksi menjadi meningkat, sehingga produsen menetapkan harga

jual produk tersebut menjadi lebih mahal. Akibatnya permintaan

terhadap barang akan mengalami penurunan dan tidak tertutup

kemungkinan adanya penggunaaan barang subtitusi yang pada

akhirnya akan menekan permintaan. Kemudian apabila kurs turun

maka mata uang akan menguat terhadap mata uang negara lain

produsen yang menggunakan bahan baku impor akan menyebabkan

biaya produksi menurun sehingga harga jual stabil. Hal tersebut

memyebabkan pembiayaan menjadi menurun.

d. Pengaruh Inflasi terhadap Pembiayaan Murabahah

Hasil regresi menunjukan bahwa inflasi tidak berperngaruh

signifikan terhadap pembiayaan murabahah. Terbuktinya hal ini

dapat dilihat dari koefisien sebesarr 0.242799 dengan memiliki nilai

probabilitas 0.8089.

Tidak berpengaruhnya inflasi terhadap pembiayaan

murabahah hal ini menyebabkan pemerintah (Bank Indonesia)

mengeluarkan regulasi untuk menaikan suku bunga simpanan bank-

bank di Indonesia. Ini dalam rangka agar inflasi dapat terkendali.

Namun akibat lainnya adalah bank-bank terpaksa menaikan suku

bunga pinjamannya (kredit).

83
Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Rahmad Dahlan (2014) dimana inflasi tidak

memiliki pengaruh terhadap pembiayaan perbankan syariah.

Inflasi dapat diartikan sebagai suatu proses kenaikan harga-

harga yang berlaku dalam sesuatu perekonomian. Tingkat inflasi

berbeda dari suatu periode ke periode lainya, dan berbeda pula dari

satu Negara ke Negara lain. Ada kalanya tingkat inflasi adalah

rendah yaitu mencapai 4-6 persen. Tingkat inflasi yang moderat

mencapai diantara 5-10 persen. Inflasi yang sangat serius dapat

mencapai tingkat beberapa ratus atau beberapa ribu persen dalam

setahun.

84
BAB V

PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang teah dipaparkan pada

bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil uji regresi juga ditemukan bahwa variabel independen Sertifikat Bank

Indonesia Syariah (SBIS), Non Perfoming Financing Kurs dan Inflasi

secara simultan atau bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap

pembiayaan murabahah pada Perbankan Syariah di Indonesia.

2. Hasil uji regresi ditemukan bahwa variabel independen Sertifikat Bank

Indonesia Syariah dengan tingkat signifikan positif sebesar 0,0275, dan Non

Performing Financing (NPF) dengan tingkat signifikan negatif sebesar

0,0002, Kurs dengan tingkat signifikan positif sebesar 0,0000 secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap Pembiayaan murabahah dalam Perbankan

Syariah di Indonesia. Inflasi tidak berpengaruh signifikan sebesar 0,8099

terhadap Pembiayaan murabahah dalam Perbankan Syariah di Indonesia.

3. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel Sertifikat Bank Indonesia

Syariah memiliki nilai koefisien sebesar 0.265233, Non Performinhg

Financing (NPF) memiliki nilai koefisien sebesar -0.237404, Kurs memiliki

nilai koefisien sebesar 2.553023, dan Inflasi memiliki nilai koefisien sebesar

0.006958. Hal ini menunjukan bahwa variabel kurs yang memiliki pengaruh

yang dominan terhadap Pembiayaan Murabahah.

85
2. Implikasi

1. Bagi pemerintah untuk mengevaluasi dan lebih mengembangkan kinerja

perbankan secara propesional dari sistem perbankan syariah yang telah

dijalankan selama ini sehingga dapat meningkatkan pembiayaan perbankan

syariah di Indonesia.

2. Bagi perbankan syariah di Indonesia untuk meningkatkan kinerja

keuanganya dengan baik sehingga dapat memaksimalkan tingkat

pembiayaan. Sdan juga bank syariah harus lebih memperhatikan kepada

pembiayaaan yang menjadi sumber laba yang besar bagi perbankan syariah,

maka dari itu manajemen perbankan syariah haru memperkenalkan sistem

pembiayaan yanag ada pada perbankan syariah kepada masyarakat.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian yang lebih luas

agar menggunakan data yang lebih banyak lagi dengan penambahan

variabel lain dan mencoba obyek penelitian yang lain.

86
DAFTAR PUSTAKA

Aziz, Mochamad Roikhan. “Teori H dalam Islam Sebagai Wahyu dan Turats”. Jurnal

UIN Syarif Hidayatullah. 2015

Aziz, Mochamad Roikhan. “Islamic Micro Macro Economics”. Module 1, Jakarta: UIN Syarif

Hidayatullah.2004

Aziz, Mochamad Roikhan.“Schumpeter Thought and Islamic Worldview”. Proceedings of

International Seminar on Islamic Economics FEB UIN Jakarta. 2015

Aziz, Mochamad Roikhan.. “Hahslm Islamic Economic Methodology”. Proceeding ICOSEC:

Developing Countries Readiness Toward Global Universitas Negri Solo, Surakarta.

(September. H. 1125-1138. 2015).

Aziz , Mochamad Roikhan. “Comparative Study of Islamic Bonds in Indonesia and Malaysia

on System Dynamics Approach”, Jurnal Ekonomi Kemasyarakatan Equilibirium, Vol,5,

No. 2 Jakarta,. Http://www.stiead.ac.id (January-April,2008).

Aziz, Mochamad Roikhan. “New Paradigma in On sinlamim Kaffah In Islamic Economics”.

Jurnal Signifikan Vol. 9, No.2, Mei-Agustus, Jakarta. http://www.uinjkt.ac.id 2010.

Aziz , Mochamad Roikhan. “New Paradigma on System Thinking”. Ekonotika, Fakultas

Ekonomi Bisnis, Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan (IESP). 2011

Aziz, Mochamad Roikhan. “Pemodalan Lembaga Keuangan Syariah Non Bank Dengan

Metode Islam”. Jurnal Ekonomi Umat. Vol 7 No.2, Jakarta. http://www.uhamka.ac.id

(Januari-April 2013).

87
Aziz, Mochamad Roikhan. “Sinlamim: Kode Tuhan”, Esa Alam, Jakarta.

Http://www.tokogunungagung.co.id 2012.

Aziz, Mochamad Roikhan. “Jejak Islam Yang Hilang”, Sinlammim, Jakarta.

Http://www.tokogunungagung.co.id 2006.

Aziz, Mochamad Roikhan. “Integrasi Ilmu Ekonomi Islam: Pendekatan Filosofi dan

Simbolik”. Integrasi keilmuan. UIN Press, Jakarta. 2014

Aziz, Mochamad Roikhan. “Islamic Monetary Based On Method. Book Of Journal”, Islamic

Monetary Program State Islamic University, Faculty Of Economics Bussiness. (January

2013)

Aziz, Mochamad Roikhan. “Information System On Islam. Book Of MIS Project Vol 1, Vol 2,

Vol 3, Vol 4”, Computer Comunication Information Techonology, Faculty Of

Techniquem university Of Indonesia, Depok. (November 2012).

Aziz, Mochamad Roikhan. “Five Pillars of Economy, EconomyDevelopment In Islamic

Perspective”, Book of Journal, Development Studdies, Fauculty Economics Bussiniess,

state Islmic University. Jakarta. (October 2012).

Aziz, Mochamad Roikhan. “Islamic Economic”, Book of Article, University Of Islam Riau

(UIR). (june 2012).

Aziz, Mochamad Roikhan. “Macro Economy in Isla”, Book of Article Accounting Program

FEB, UIN Jakarta. (May 2012).

Aziz, Mochamad Roikhan. “Islamic Micro Economy”, Book of Article, IESP Program FEB,

UIN Jakarta. (April 2012).

88
Aziz, Mochamad Roikhan. “Draft regulation Act of Haji Finance Management, Ministerial of

Religious, Affair”, Directorate General of Haji, Jakarta. 2011

Aziz, Mochamad Roikhan. “Academic Literature, Haji Finance Management, Ministerial of

Religious, Affair”, Directorate General of Haji, Jakarta. 2010.

Aziz, Mochamad Roikhan. “The prospect of IslamicRevival in Indonesia 2015 Based On

Development of Sukuk The Skuk Through Sinlamim Kaffaf Method”. Approved Paper

For Seminar Sharia Economics Days (Second), UI, Depok. (April 2010).

Aziz, Mochamad Roikhan..”Pemodelan Institusi Keunagan Islam Berbasis Metode Sinlamim

Kaffah (Studi kelayakan Pada Bofsa)”. Prosiding, UII, Jogjakarta. (April,2009).

Aziz, Mochamad Roikhan. “Kaffah Thinking on Simlamim Method Thorgh Digital RO” ,

Procceding UKM Malaysia. (October 2009).

Aziz, Mochamad Roikhan . “Islamic Principle And Financial Aspect In Sukuk On Asset Becked

Securities”. Proceeding, IALE Hukumoli. (August 2009).

Aziz, Mochamad Roikhan. The Application of Kaffah economics On Sukuk As Islamic

Economic Instrument In OIC Countries. Proceeding, IRTI-IDB,IIUM, Kuala Lumpur,

Malaysia. (March, 2009).

Aziz, Mochamad Roikhan. The Mistery Of Digital Root Based On Sinlammim Method.

Proceeding. Institut Teknologi Bandung (ITB). Bandung, Indonesia. (October 2008).

Aziz, Mochamad Roikhan. The Root Of Mathematics And Science Is level Compared With

Religious Thinking. Proceeding. State Islamic University (UIN) Jakarta, Indonesia.

(October 2008).

89
Aziz, Mochamad Roikhan. The Sukuk Competition Between Indonesia and Malaysia With

System Dynamics. Proceeding. University Malaysia Sabah, Labuan, Malaysia.

(November 2008).

Aziz, Mochamad Roikhan. The Application of Mathematics In Information System Based On

Al-Quran. Working paper, Studium General, State Islamic University (UIN) Jakarta,

Indonesia. (October 2008).

Aziz, Mochamad Roikhan. The Assimilation of sinlammim Into System Thinking In The

Quantitative Method With Modeling On sukuk As Islamic Economic Instrument.

Proceeding. University Of Malahayati, Lampung, Indonesia. (October 2008).

Aziz, Mochamad Roikhan.: The Future Of Sukuk Between Malaysia and Indonesia Based on

System Thinking . Proceeding. Monash University, Sunway Campus, Malaysia. (October

2008)

Aziz, Mochamad Roikhan. Sukuk Dynamics In System Thinking. Proceeding, School Of

Business (SBM), Institute Technology Bandung (ITB), Bandung, Indonesia. (September

2008).

Aziz, Mochamad Roikhan. Kaffah Approuch In Islamic EconomicTheory. Journal. University

Islamic Indonesia (UII), Jogjakarta, Indonesia. (August 2008).

Aziz, Mochamad Roikhan. Holding Thinking To Develop Islamic Bonds In Indonesia,

proceeding. IAEI – University Airlangga (Unair), Surabaya, Indonesia. (August 2008).

Al-fawaz, Torki M, Ateyah M. Alawneh dan George N. Shawaqfeh. 2015. The Impact of

Islamic on Some Macro Economic Variables. Interdiscilanary Journal of Contemporary

Research Business. Volume 7. No 1.

90
Almsafir, Mahmoud Khalid dan Ayman Abdalmajed alsmadi. 2014. Murabahah versus Interest

Rate, the Equilibrium Relationship with Macroeconomic variables in Jordanian

Economy : An ARDL Approach. Procedia Social dan Behaviorral Science.

Andraeny, Dita. 2011. Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Tingkat Bagi Hasil, dan Non

Performing Financing Terhadap Volume Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil pada

Perbankan Syariah di Indonesia. Banda Aceh :Universitas Syiah Kuala.

Antonio, M. Syafi’i. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani,

Ascarya. 2008. Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta : RajaGrafindo Persada

Dahlan, Rahmat. 2014. Pengaruh Tingkat Bonus Sertifikat Bank Indonesia Syariah dan Tingkat

Inflasi Terhadap Pembiayaan Bank Syariah di Indonesia. Jurnal Etikonomi. Vol. 13. No.

2 Oktober 2014.

Darma, Emile Satia dan Rita. 2011. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Tingkat

Pengguliran Dana Bank Syariah. Jurnal Akuntansi dan Investasi. Vol. 12, No. 1, 1 Januari

2011.

Dian Suci Rahmawati dan Eni Sumarminingsih. Metode Standard Error Newey West Untuk

Mengatasi Heterokedastisitas dan Autokorelasi pada Analisis Regresi Linear Berganda.

Vol 2, No 1, Tahun 2014.

Gujarati, Damodar N & Dawn C Porter. 2012. Dasar-dasr Ekonometrika. Jakarta : Salemba

Empat

Hamid, Abdul. 2012. Panduan Penulisan Skripsi. FEB UIN. Jakarta

Hanania, Luthfia. 2015. Faktor Internal dan Eksternal yang Mempengaruhi Profitabilitas

Perbankan Syariah dalam Jangka Pendek dan Jangka Panjang. Perbanas Review Volume

1. Nomor 1. November 2015.

91
Janwari, Yadi. 2015. Lembaga Keuangan Syariah. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Karim, Adiwarman. 2011. Ekonomi Makro Islam. Jakarta : Rajawali Pers.

Kewal, Suramaya Suci. 2012. Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs, dan Pertumbuhan PDB

Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Jurnal Economica, Volume 8, Nomor 1, April

2012.

Muhammad. 2006. Bank Syariah Analisis Kekuatan, Peluang, Kelemahan dan Ancaman.

Yogyakarya : Ekonisia.

Nuryazini. 2008. Mengenal BI Rate Lebih Dalam. Edukasi Perbankan. (Online)

(http://nuryazini.wordpress.com). (diakses tanggal 26 agustus 2016).

Pohan, Aulia. 2008. Potret Kebijakan Moneter Indonesia. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Pradaningtyas, Dewi Agita dan Fitri Catur Lestari. 2012. Kajian Preferensi Konsumen

Terhadap Elemen Bauran Pemasaran Hypermarket. Volume 2, Tahun 4, Desember 2012.

Prastanto. 2013. Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah pada Bank Umum

Syariah di Indonesia. Accounting Analysis Journal. Vol. 2. Nomor 1

Pratiwi, Ririh Dian. 2014. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengguliran Dana Bank

Umum Non Devisa Syariah Tahun 2010-2012. Media Ekonomi & Teknologi Informasi,

Vol. 22 No. 1. Maret 2014 : 15-31.

Rahman, Supandi, dkk. Pengaruh Tingkat Inflasi dan Suku Bunga Bank Konvensional

Terhadap Permintaan Pembiayaan Murabahah pada Bank Syariah Indonesia.

Rimadhani, Mustika. 2011. Analisis Variabel-Variabel yang Mempenagruhi Pembiayaan

Murabahah pada Bank Syariah Mandiri Periode 2008.01-2011.12. Media Ekonomi.

Volume 19 Nomor 1, April 2011.

92
Rozalinda. 2015. Ekonomi Islam: Teori dan Aplikasi pada Aktivitas Ekonomi. Jakarta :

Rajawali.

Sadi, Muhammad. 2015. Konsep Hukum Perbankan Syariah Pola Relasi Sebagai Institusi

Intermediasi dan Agen Investasi. Malang : Setara Press.

Sukirno, Sadono. 2012. Mikroekonomi Teori Pengantar. Jakarta : Rajawali Pers.

Wardiantika, Lifstin dan Rohmawati Kusumaningtias. Pengaruh DPK, CAR, NPF, dan SWBI

Terhadap Pembiayaan Murabahah pada Bank Umum Syariah Tahun 2008-2012. Jurnal

Ilmu Manajemen. Volume 2 Nomor 4 Oktober 2014.

Winarno,W.W. 2011. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan EViews. Edisi Ketiga,

Cetakan pertama.UPP STIM YKPN.Yogyakarta

Wirdiyaningsih, dkk. 2005. Bank dan Asuransi Islam di Indonesia. Jakarta : Kencana.

www.bi.go.id

www.ojk.go.id

www.wikipedia.org

93
Lampiran : Data Ln

Tahun/ Bulan LNPemb.Murabahah LNSBIS NPF LNKurs Inflasi


Jan-10 10.19 8.12 4.36 9.14 3.72
Feb-10 10.21 8.00 4.75 9.14 3.81
Mar-10 10.25 7.79 4.53 9.12 3.43
Apr-10 10.27 8.02 4.47 9.11 3.91
May-10 10.30 7.41 4.77 9.12 4.16
Jun-10 10.35 7.91 3.89 9.11 5.05
Jul-10 10.37 7.85 4.14 9.10 6.22
Aug-10 10.41 7.54 4.10 9.11 6.44
Sep-10 10.43 7.75 3.95 9.10 5.80
Oct-10 10.46 7.93 3.95 9.10 5.67
Nov-10 10.50 8.10 3.99 9.11 6.33
Dec-10 10.53 8.60 3.02 9.10 6.96
Jan-11 10.54 8.29 3.28 9.11 7.02
Feb-11 10.57 8.20 3.66 9.09 6.84
Mar-11 10.62 8.68 3.60 9.07 6.65
Apr-11 10.66 8.30 3.79 9.06 6.16
May-11 10.69 8.26 3.76 9.05 5.98
Jun-11 10.74 8.52 3.55 9.06 5.54
Jul-11 10.77 8.56 3.75 9.05 4.61
Aug-11 10.81 8.20 3.53 9.06 4.79
Sep-11 10.82 8.68 3.50 9.09 4.61
Oct-11 10.86 8.64 3.11 9.09 4.42
Nov-11 10.90 8.77 2.74 9.12 4.15
Dec-11 10.94 9.13 2.52 9.11 3.79
Jan-12 10.94 9.27 2.68 9.10 3.65
Feb-12 10.97 8.35 2.82 9.11 3.56
Mar-12 10.99 8.81 2.76 9.12 3.97
Apr-12 11.03 8.25 2.85 9.13 4.50
May-12 11.08 8.21 2.93 9.17 4.45
Jun-12 11.12 8.28 2.88 9.16 4.53
Jul-12 11.17 8.02 2.92 9.16 4.56
Aug-12 11.21 8.00 2.78 9.17 4.58
Sep-12 11.25 8.14 2.74 9.17 4.31
Oct-12 11.30 8.11 2.58 9.17 4.61
Nov-12 11.34 8.11 2.50 9.17 4.32
Dec-12 11.39 8.52 2.22 9.18 4.30
Jan-13 11.40 8.46 2.49 9.18 4.57
Feb-13 11.44 8.54 2.72 9.18 5.31
Mar-13 11.49 8.63 2.75 9.18 5.90

94
Apr-13 11.50 8.58 2.85 9.18 5.57
May-13 11.51 8.60 2.92 9.19 5.47
Jun-13 11.54 8.60 2.64 9.20 5.90
Jul-13 11.56 8.44 2.75 9.24 8.61
Aug-13 11.56 8.35 3.01 9.30 8.79
Sep-13 11.58 8.42 2.80 9.36 8.40
Oct-13 11.59 8.56 2.96 9.33 8.32
Nov-13 11.59 8.54 3.08 9.39 8.37
Dec-13 11.61 8.81 2.62 9.41 8.38
Jan-14 11.61 8.57 3.01 9.41 8.22
Feb-14 11.61 8.58 3.53 9.36 7.75
Mar-14 11.62 8.67 3.22 9.34 7.32
Apr-14 11.63 8.74 3.48 9.35 7.25
May-14 11.63 8.81 4.02 9.36 7.32
Jun-14 11.65 8.82 3.90 9.39 6.70
Jul-14 11.65 8.68 4.31 9.36 4.53
Aug-14 11.64 8.78 4.58 9.37 3.99
Sep-14 11.65 8.77 4.67 9.41 4.53
Oct-14 11.65 8.81 4.58 9.40 4.83
Nov-14 11.66 8.78 4.86 9.41 6.23
Dec-14 11.67 9.00 4.33 9.43 8.36
Jan-15 11.66 8.99 4.87 9.44 6.96
Feb-15 11.66 9.11 5.10 9.46 6.29
Mar-15 11.67 9.08 4.81 9.48 6.38
Apr-15 11.67 9.12 4.62 9.47 6.79
May-15 11.68 9.09 4.76 9.49 7.15
Jun-15 11.68 9.09 4.73 9.50 7.26
Jul-15 11.68 9.01 4.54 9.51 7.26
Aug-15 11.68 9.06 4.50 9.55 7.18
Sep-15 11.69 8.95 4.41 9.59 6.83
Oct-15 11.69 8.88 4.41 9.52 6.25
Nov-15 11.70 8.78 2.30 9.54 4.89
Dec-15 11.71 8.75 3.90 9.53 3.35
Jan-16 11.71 8.74 4.39 9.54 4.14

95
Lampiran : Analisis estimasi model Regresi

Dependent Variable: PEMB_MURABAHAH


Method: Least Squares
Date: 10/19/16 Time: 09:52
Sample: 2010M01 2016M01
Included observations: 73

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -13.87559 1.688313 -8.218612 0.0000


SBIS 0.265233 0.079107 3.352837 0.0013
NPF -0.237404 0.033609 -7.063682 0.0000
KURS 2.553023 0.228497 11.17312 0.0000
INFLASI 0.006958 0.017701 0.393059 0.6955

R-squared 0.842239 Mean dependent var 11.19060


Adjusted R-squared 0.832958 S.D. dependent var 0.505287
S.E. of regression 0.206515 Akaike info criterion -0.250857
Sum squared resid 2.900081 Schwarz criterion -0.093976
Log likelihood 14.15629 Hannan-Quinn criter. -0.188338
F-statistic 90.75760 Durbin-Watson stat 0.540028
Prob(F-statistic) 0.000000

96
Lampiran : Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

10
Series: Residuals
Sample 2010M01 2016M01
8 Observations 73

Mean -3.71e-15
6 Median 0.024129
Maximum 0.331159
Minimum -0.586698
4 Std. Dev. 0.200696
Skewness -0.522384
Kurtosis 2.848465
2
Jarque-Bera 3.389951
Probability 0.183604
0
-0.6 -0.5 -0.4 -0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3

2. Uji Multikoleniaritas

Variance Inflation Factors


Date: 10/19/16 Time: 09:54
Sample: 2010M01 2016M01
Included observations: 73

Coefficient Uncentered Centered


Variable Variance VIF VIF

C 2.850402 4878.966 NA
SBIS 0.006258 778.1872 1.759490
NPF 0.001130 26.30700 1.250434
KURS 0.052211 7653.623 2.342932
INFLASI 0.000313 18.86841 1.220869

3. Uji Heterokedastisitas

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 2.221450 Prob. F(4,68) 0.0757


Obs*R-squared 8.436714 Prob. Chi-Square(4) 0.0768
Scaled explained SS 6.765918 Prob. Chi-Square(4) 0.1488

Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 10/19/16 Time: 09:56
Sample: 2010M01 2016M01
Included observations: 73

97
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.374512 0.218979 -1.710266 0.0918


SBIS^2 0.000176 0.001198 0.147012 0.8836
NPF^2 -0.002401 0.001192 -2.013529 0.0480
KURS^2 0.005435 0.003212 1.692128 0.0952
INFLASI^2 -0.000890 0.000381 -2.335841 0.0225

R-squared 0.115571 Mean dependent var 0.039727


Adjusted R-squared 0.063546 S.D. dependent var 0.054386
S.E. of regression 0.052630 Akaike info criterion -2.985036
Sum squared resid 0.188353 Schwarz criterion -2.828155
Log likelihood 113.9538 Hannan-Quinn criter. -2.922516
F-statistic 2.221450 Durbin-Watson stat 1.585158
Prob(F-statistic) 0.075741

4. Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 38.43588 Prob. F(2,66) 0.0000


Obs*R-squared 39.27745 Prob. Chi-Square(2) 0.0000

Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 10/19/16 Time: 09:56
Sample: 2010M01 2016M01
Included observations: 73
Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.302340 1.166246 0.259242 0.7963


SBIS -0.073661 0.055379 -1.330119 0.1881
NPF 0.024469 0.023354 1.047730 0.2986
KURS 0.031408 0.157681 0.199185 0.8427
INFLASI -0.009628 0.012285 -0.783724 0.4360
RESID(-1) 0.575915 0.117266 4.911193 0.0000
RESID(-2) 0.234694 0.119435 1.965040 0.0536

R-squared 0.538047 Mean dependent var -3.71E-15


Adjusted R-squared 0.496052 S.D. dependent var 0.200696
S.E. of regression 0.142473 Akaike info criterion -0.968355
Sum squared resid 1.339701 Schwarz criterion -0.748722
Log likelihood 42.34497 Hannan-Quinn criter. -0.880828
F-statistic 12.81196 Durbin-Watson stat 1.657241
Prob(F-statistic) 0.000000

98
a. Uji HAC (Newey-West)

Dependent Variable: PEMB_MURABAHAH


Method: Least Squares
Date: 10/19/16 Time: 09:57
Sample: 2010M01 2016M01
Included observations: 73
HAC standard errors & covariance (Bartlett kernel, Newey-West fixed
bandwidth = 4.0000)

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -13.87559 3.380979 -4.104016 0.0001


SBIS 0.265233 0.117758 2.252358 0.0275
NPF -0.237404 0.059556 -3.986205 0.0002
KURS 2.553023 0.449958 5.673912 0.0000
INFLASI 0.006958 0.028656 0.242799 0.8089

R-squared 0.842239 Mean dependent var 11.19060


Adjusted R-squared 0.832958 S.D. dependent var 0.505287
S.E. of regression 0.206515 Akaike info criterion -0.250857
Sum squared resid 2.900081 Schwarz criterion -0.093976
Log likelihood 14.15629 Hannan-Quinn criter. -0.188338
F-statistic 90.75760 Durbin-Watson stat 0.540028
Prob(F-statistic) 0.000000 Wald F-statistic 37.14010
Prob(Wald F-statistic) 0.000000

99

Anda mungkin juga menyukai