Anda di halaman 1dari 6

Bahan Presentasi FISMOD

Energi nuklir mempunyai peranan penting pada bidang kedokteran terutama di


bidang radiodiagnostik, radioterapi, dan kedokteran nuklir. Kedokteran nuklir
memanfaatkan sumber radiasi terbuka yang berasal dari inti radionuklida buatan
yang berfungsi untuk diagnosis penyakit secara tepat, untuk terapi dan penelitian
kedokteran. Perangkat yang biasa digunakan untuk diagnosis penyakit dalam
kedokteran nuklir adalah perangkat kamera gamma.

Perangkat kamera gamma ini sudah berkembang pesat seperti kamera gamma
model pencitraan planar dan kamera gamma model pencitraan SPECT, yang
dapat berupa kamera gamma satu kepala, dua kepala, dan tiga kepala. Perangkat
kamera gamma ini juga dilengkapi dengan komputer akuisisi data, komputer proses
data dan printer untuk mencetak data hasil pencitraan. Baik tidaknya hasil pengujian
perangkat kamera gamma sangat tergantung pada keahlian operator dalam
menangani perangkat tersebut, baik dari segi elektronik, pengoperasian, dan
pengolahan hasil citranya. Perangkat kamera gamma harus dalam kondisi yang baik
sebelum dilakukan pemeriksaan agar tidak membahayakan pasien atau menimbulkan
hasil citraan yang buruk. Oleh karena itu, perangkat kamera gamma perlu dilakukan
pengujian kualitas perangkat kamera gamma secara rutin oleh operator agar nantinya
mendapatkan hasil pengkuran dan analisis yang baik.

Kamera Gamma merupakan alat diagnostik medik yang dapat menghasilkan


citra anatomi dan fungsi organ dengan cara mendeteksi berkas radiasi dari
radioisotop yang dimasukkan ke dalam tubuh pasien. Perangkat terdiri dari 3
bagian utama yaitu bagian deteksi, bagian pencitraan dan bagian mekanik. Umumnya
bagian deteksi dan mekanik tidak terlalu ban yak peru bahan, tetapi pada bagian
pencitraan berkembang seiring

Bahan radioaktif yang biasa digunakan untuk pemeriksaan kedokteran nuklir


disebut dengan radionuklida atau radiofarmaka. Radiofarmaka atau
radionuklida ini diinjeksikan kedalam tubuh pasien (secara internal), atau
dicampurkan ke cairan organ tubuh yang diambil keluar tubuh (secara eksternal).
Kedua cara tersebut dinamakan teknik in vivo. Dalamm pemeriksaan kedokterann
nuklir, radioisotop yang masuk kedalam tubuh, atau cairan tadi dimonitor dari luar
dengan peralatan yang disebut instrumentasi kedokteran nuklir. Ada dua jenis
instrumentasi nukir yakni keperluan diagnosis dan keperluan terapi. Pada kasus
ini, salah satu instrumentasi nuklir yaitu gamma kamera dapat di golongkan sebagai
instrumentasi nuklir jenis diagnostik.
Sejarah
Perancang siklotron→Lawrence dan Livingston (1923)
Pendiri reaktor nuklir→Fermy dkk. (1942)
Kamera gamma → Hal Anger (1957)
Hal Anger yang merancang kamera gamma pada tahun 1957. Kamera
gamma (sering disebut juga sebagai kamera Anger) merupakan instrumen
andalan kedokteran nuklir sampai sekarang.
Penemuan Teknesium-99m (99mTc) oleh Perrier dan Segre serta
penggunaannya dalam bidang biologic oleh Harper (1961)
merupakan tonggak sejarah yang sangat penting bagi perkembangan
teknologi nuklir. 99mTc sifat fisik dan kimia sangat ideal.
(1963) Kuhl & Edwards memperkenalkan gambar tomografi yang
dihasilkan oleh Anger Camera.
(1983) penggunaan compton camera untuk SPECT

Gamma camera adalah alat elektonik yang bisa mendeteksi siar gamma
yang di pancarkan oleh radio pharmaceautical yang biasanya adalah
technetium 99m (Tc-99m) yang di suntikan ke tubuh pasien. Posisi dari
radiofarmaka bisa terekam dan di tampilkan dalam monitor atau film fotografi.
Gamma camera digunakan untuk melakukan scanning pada otak,
tiroid, paru-paru, hati, ginjal, empedu, dan kerangka tulang. Image yang
tampak pada gamma camera dihasilkan oleh pancaran radiofarmaka yang di
injeksikan ke dalam tubuh pasien. Radiofarmaka yang sering digunakan
adalah technetium 99m, alasan digunakanya radiofarmaka ini karena Tc-
99m memiliki waktu paruh yang singkat yaitu 6 jam.

=SPECT merupakan teknik pencitraan menggunakan sinar gamma secara


tomografi .

=> Hal ini sangat mirip dengan pencitraan nuklir kedokteran planar konvensional
menggunakan kamera gamma (gamma camera). Namun SPECT, mampu
memberikan 3D informasi. Informasi ini biasanya disajikan sebagai irisan
penampang melalui pasien, tetapi dapat secara bebas diformat ulang atau
dimanipulasi sesuai kebutuhan.

Fungsi SPECT adalah untuk memfisualisasikan fungsi dari organ tubuh.

TEKNOLOGI SPECT

1. Gamma Camera dengan desain khusus.

• Mempunyai 1, 2 atau 3 detector head.


• Makin banyak detector head, akuisisi data makin cepat.

2. Rotating Gamma Camera berputar 180°- 360° mengelilingi pasien.

=> Akuisisi data oleh detector

•Didapatkan 1 seri gambar matrix dinamic planar.

•Terdiri dari 64 gambar pada matrix (128 x 128)

=> Untuk mengurangi keterbatasan SPECT (kolimator dan waktu pengambilan


data)

maka

> dilengkapi dengan dua atau tiga kamera sintilasi yang dapat bergerak
mengelilingi pasien

> Dengan multi kepala kamera dimungkinkan untuk menggunakan kolimator


resolusi relatif tinggi pada suatu batas kuantum mottle dalam pencitraan
disbanding dengan kepala kamera tunggal (gamma camera)

Kolimator yang umum digunakan pada pesawat SPECT adalah kolimator parallel-
hole.

3 . Rekonstruksi data oleh computer

ØFiltered back Projection

Algoritme rekonstruksi analitik yang dirancang untuk mengatasi keterbatasan


proyeksi balik konvensional; itu menerapkan filter konvolusi untuk menghilangkan
keburaman. Sampai saat ini metode utama dalam rekonstruksi pencitraan cross-
sectional.

ØDalam beberapa format : transaxial, sagital, coronal, planar dan 3 dimensi.

=> mempengaruhi kualitas dari proses ini :

1. Collimation

2. Akuisisi per slice

3. Jumlah dari array,

4. Jumlah irisan yang diperoleh di sekitar lingkaran

5. Jarak

6. Atenuasi tubuh
Pembentukan image

=>1. kepala kamera bergerak mengelilingi pasien (180 atau 360)

2. mengambil data dari berbagai sudut, {Pengambilan data dapat secara


kontinu

(continues acquisition) selama kepala kamera bergerak, atau pun pada saat
kepala

kamera berhenti pada suatu sudut tertentu (step and shoot acquisition)}

3. Sebuah komputer kemudian digunakan untuk menerapkan rekonstruksi


tomografi algoritma ke beberapa proyeksi, menghasilkan kumpulan data 3-
D.

Kumpulan data ini kemudian dapat dimanipulasi untuk menunjukkan irisan


=>Gambar yang diperoleh oleh kamera gamma adalah 2-D tampilan distribusi 3-D

dari radionuklida.

a. Menggunakan radiofarmaka yang sejenis.

b. Perubahan/modifikasi pada instrument penangkap radiasi (kolimator dan


detektor). Tujuannya untuk menangkap energi foton tunggal yang mewakili
lapisan/potongan organ tertentu.

Dalam tomografi dengan emisi ada 3 keterbatasan fundamental:

1. Collection effeciency, radiasi gamma dipancarkan ke segala arah lapisan, namun


hanya yang masuk ke detector yang dipakai untuk pencitraan. Oleh karenanya
efesiensi sangat terbatas, kecuali bila pasien dapat dikelilingi oleh detektor.

2. Atenuasi radiasi gamma oleh pasien. Penyederhanaan telah dilakukan dengan


menjumlahkan pencacahan dari dua detektor yang berhadapan atau pun dari
beberapa detektor. Oleh karenanya perlu faktor koreksi. Namun koreksi atenuasi
teliti tidak diperlukan dalam SPECT.

3. Masalah umum dalam kedokteran nuklir, yakni waktu koleksi hanya merupakan
fraksi waktu radiasi gamma dipancarkan. Dengan demikian citra dibentuk dengan
foton yang sangat terbatas.

Bahan Planar dan SPECT


Penanda pengumpulan darah
99m
Tc-albumin Albumin adalah istilah yang
digunakan untuk merujuk ke segala jenis protein
monomer yang larut dalam air atau garam dan
mengalami koagulasi ketika terpapar panas.
99m
Tc-sel darah merah
Bahan infark-avid
99m
Tc-pirofosfat
Dalam kimia, istilah pirofosfat merujuk pada
oksianion fosforus yang mengandung ikatan P-O-
P.
111
In-imikromab pentetat Indium
Bahan perfusi
201
Tl-talus klorida Thallium
99m
Tc-sestamibi
99m
Tc-tetrofosmin
99m
Tc-teboroksim
99m
Tc-nitrido ditiokarbamat [Tc-N-(NOEt)2]

(Anon n.d.)

(FRISKA WILFIANDA 2014)

(Amal n.d.; Asril, Milvita, and Nazir 2014)

(Masjhur 2005)

(Anon n.d.)

Amal, Ikhlasul. n.d. “PRINSIP KERJA KAMERA GAMMA KEDOKTERAN NUKLIR


(MAKALAH).”

Anon. n.d. “7@pet Dan Spect.” Retrieved May 18, 2021a


(https://www.slideshare.net/hapsarikusuma/7pet-dan-spect).

Anon. n.d. “BAB 18 RADIOFARMAKA | PIO Nas.” Retrieved May 18, 2021b
(http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-18-radiofarmaka).

Asril, Yosi Sudarsi, Dian Milvita, and Fadil Nazir. 2014. “Studi Awal Uji Perangkat
Kamera Gamma Dual Head Model Pencitraan Single Photon Emission
Computed Tomography (Spect) Menggunakan Sumber Radiasi High Energy
I131.” Jurnal Fisika Unand 3(3):156–62.

Farikhin, Fahrizal, S. T. Joko Sedyono, and M. Eng. 2016. “Analisa Scanning Electron
Microscope Komposit Polyester Dengan Filler Karbon Aktif Dan Karbon Non
Aktif.” Universitas Muhammadiyah Surakarta.

FRISKA WILFIANDA, PUTRI. 2014. “STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA
DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN SINGLE PHOTON EMISSION COMPUTED
TOMOGRAPHY (SPECT) MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI MEDIUM ENERGY
Ra226.” Universitas Andalas.

Masjhur, Johan S. 2005. “Aplikasi Teknik Nuklir Dalam Bidang Kesehatan Masa Kini.”
Jurnal Sains Dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear
Science and Technology) 1(2):13.

Anda mungkin juga menyukai