Anda di halaman 1dari 37

GAMMA CAMERA

KELOMPOK V/KELAS 2A

1. GHERALDY RADYA PRATAMAP1337430117011


2. RUTH PITASARY SILITONGA P1337430117017
3. AZIA RIJWANI SABIDA P1337430117032
4. MOH. FAUZA ZAKI ALMAMDUH P1337430117045
Sejarah Gamma Camera

Gamma camera ditemukan oleh Hal


Anger di Barkeley pada tahun 1957.
Oleh sebab itu, gamma camera juga
disebut anger camera. Sebelum itu sistem
pencacahan konvesional mulai
dikembangkan oleh Copeland dan
Benjamin tahun 1949.
Pengertian
Gamma camera adalah alat elektonik
yang bisa mendeteksi sinar gamma yang
di pancarkan oleh radio pharmaceautical,
yang biasanya digunakan adalah
technetium 99m (Tc-99m) yang di
suntikan ke tubuh pasien. Posisi dari
radiofarmaka bisa terekam dan di
tampilkan dalam monitor atau film
fotografi.
Prinsip Dasar Gamma Camera

Radiofarmaka yang telah dimasukkan ke


dalam tubuh akan memancarkan radiasi
Sinar Gamma yang dipancarkan oleh
tubuh akan ditangkap oleh gamma
camera
Setelah sinar Gamma tersebut diproses
oleh gamma camera maka image dari
objek akan ditampilkan pada monitor
Komponen Dasar
Gamma Camera
Kolimator

kolimator terbuat
dari timbal yang
berisikan pipa-pipa
kecil yang disebut
dengan septa.
Fungsinya untuk
memfokuskan sinar
gamma ke detektor.
Jenis Kolimator
1. Paralel Hole Kolimator

Terdiri dari selubung timah hitam yang


mempunyai lubang-lubang paralel dengan
detektor. Alat ini menekan hampir semua
sinar gamma yang tidak paralel dengan
lubang detector.
Paralel kolimator merupakan jenis
kolimator yang sering digunakan pada
berbagai tipe gamma camera.
Kolimator ini tidak menyebabkan
perubahan bentuk dan ukuran (image
distortions).
2. Konverging Kolimator

Terdiri dari selubung timah yang mempunyai


lubang-lubang yang memusat dari detektor ke
objek. Pancaran sinar gamma dari objek tidak
paralel. Kolimator ini dapat digunakan untuk
objek yang terletak pada bagian dalam tubuh.
Pada kolimator ini image mengalami
pembesaran, tetapi tidak inverted
(terbalik)
3. Diverging Kolimator

Terdiri dari selubung timah hitam yang


mempunyai lubang-lubang yang memusat dari
objek ke detektor. Jenis kolimator ini
menyebabkan image objek mengecil. Biasanya
digunakan apabila ukuran objek besar.
4. Pin Hole Kolimator
Mempunyai bentuk kerucut
dan sebuah lubang dengan
jarak yang tetap dari objek
ke detektor. Proyeksi
kolimator ini mirip dengan
kamera konvensional, sinar
gamma setelah melewati
pin hole kolimator akan
diterima detektor dengan
terbalik. Kolimator ini biasa
digunakan untuk objek
yang sangat kecil, misalnya
kelenjar tyroid.
Detektor

Detektor terdiri dari scintilasi kristal yang


diletakkan di belakang kolimator, terbuat
dari Zinc Sulphide atau cesium iodine =
thalium
akan mengeluarkan cahaya apabila
tertumbuk sinar gamma. Fungsi utama
kristal ini ialah untuk mengubah sinar
gamma menjadi foton.
Posisi detektor pada gamma
camera
Photo Multiplier Tube (PMT)
PMT berfungsi untuk merubah signal
cahaya menjadi signal elektrik secara
terukur. PMT ditempatkan dibagian
belakang kristal NaI(Tl) dan berjumlah
banyak serta tersusun dalam suatu
konfigurasi.
Pada setiap tabung photomultiplier akan
memiliki 3 elektroda. Dengan elektroda
pertama yaitu photo katoda yang berfungsi
merubah foton menjadi elektron, elektroda
selanjutnya yaitu dynoda, yang fungsinya
melipat gandakan elektron-elektron tersebut.
Dynoda terakhir yaitu anoda, yang berfungsi
untuk menghasilkan pulsa output.
Cathode Ray Tube (CRT)
Signal-signal yang dihasilkan dari PMT
akan diproses menjadi 3 (tiga) signal X, Y,
Z. Spatial coordinates X dan Y sebagai
sumbu, dan komponen Z sebagai parameter
besarnya energi yang masuk dalam kristal
detektor dan diproses oleh PHA.
Koordinat X dan Y dapat langsung diamati
pada layar display (CRT) atau didalam
komputer. Sedang signal Z (intensitas) akan
diproses lebih lanjut oleh komponen
berikutnya, yaitu PHA.
Pulse Height Analyzer (PHA)
PHA pada prinsipnya memiliki fungsi
membuang signal-signal radiasi yang
berasal dari sinar hambur atau radiasi lain.
Sehingga hanya foton yang dikehendaki
yang akan dicatat.
PHA akan melakukan pemilahan
terhadap signal-signal tersebut, selanjutnya
meneruskan signal yang sesuai untuk
diteruskan ke sistem komputer, sedang
yang tidak sesuai ditolak.
Prinsip Pembentukan Gambar Pada
Gamma Camera
Sinar gamma yang Tumbukan tersebut akan
dipancarkan dari tubuh menghasilkan pulsa cahaya
pasien ditangkap oleh flourosensi yang kemudian
kristal-kristal sintilasi dideteksi dan dikuatkan
setelah melalui suatu oleh setiap PMT di
kolimator dan akan sepanjang permukaan
menumbuk detektor belakang kristal

Sinyal analog koordinat


X dan Y dapat langsung
dikirim ke peralatan PMT mengubah pulsa cahaya
penampil gambar atau menjadi suatu sinyal listrik.
direkam oleh computer, Sinyal hasil konversi tersebut
sedangkan sinyal Z mempunyai tiga komponen
diolah oleh PHA. koordinat spasial (X, Y, dan Z)
Jika dapat diterima, maka
Sinyal dari PHA akan terbentuk citra organ
digunakan untuk pada monitor computer
memvalidasi yaitu dengan intensitas dari titik-
memberi informasi pada titik gambar (piksel) yang
computer apakah sebanding dengan hasil
kejadian dapat diproses pencacahan.
atau tidak.
Terdapat 2 macam gamma camera yang
digunakan, yaitu single photon emission
computed tomography (SPECT) dan positron
emission tomography (PET). Perbedaan
mendasar dari kedua kamera ini adalah jenis
obat radioaktif yang digunakannya.
Pada SPECT, obat radioaktif yang digunakan
hanya memancarkan sinar gamma ke satu
arah (single photon), sedangkan pada PET
obat radioaktif yang digunakan mampu
memancarkan sinar gamma pada dua arah
yang berlawanan sekaligus (double photon).
Output Gamma Camera

Berupa titik-titik pixel


Terdiri dari hot nodule, yaitu apabila
radiofarmaka diserap secara berlebihan
oleh organ yang diperiksa.
Dan Cold Nodule, yaitu apabila organ
sama sekali tidak menyerap radiofarmaka.
Yang berarti dapat diindikasikan bahwa ada
keganasan.
Kesimpulan
1. Gamma camera adalah alat elektronik yang bisa
mendeteksi sinar gamma yang dipancarkan oleh
radio pharmaceautical yang disuntikkan ke tubuh
pasien.
2. Radiofarmaka yang sering digunakan adalah
technetium Tc-99m, I-125, I-135, dan P-32.
3. Mekanisme kerja gamma camera adalah dengan
mendeteksi radiasi dari radiofarmaka lalu
mengubahnya menjadi cahaya tampak yang bersifat
analog dan diubah lagi menjadi sinyal listrik bersifat
digital yang dapat diolah oleh computer.
4. Terdapat dua jenis gamma camera, yaitu single
photon emission computed tomography (SPECT)
dan positron emission tomography (PET).
TERIMA KASIH
Pertanyaan
Andre Lukita
Pertanyaan :Bagaimana output yang
dihasilkan gamma camera

Jawab : Output dari gamma camera berupa


titik-titik pixel
Lintang Ayu
Pertanyaan : Apakah ketebalan tubuh akan
mempengaruhi image yang dihasilkan gamma
camera?

Jawab : Ketebalan tubuh tetap akan


mempengaruhi image yang akan dihasilkan.
Sama seperti pada pemeriksaan radiologi
konvensional. Objek yang dekat dengan
detektor akan menghasilkan image yang lebih
bagus daripada objek yang jauh dari detektor.
Syera Agneozky
Pertanyaan : Jika gamma camera tidak
dapat menampakkan objek yang diperiksa.
Apa yang harus dilakukan?

Jawab : apabila image yang dihasilkan oleh


gamma camera tidak dapat menampilkan
objek yang diperlukan maka pasien akan
dirujuk untuk pemeriksaan menggunakan
SPECT
Ageng Pangestu
Pertanyaan : Kelebihan dan kekurangan dari
masing-masing jenis kolimator

Jawab :
1. Konverging kolimator
Kelebihan : dapat digunakan untuk
pemeriksaan dengan objek yang
mempunyai kedalaman lebih di
dalam tubuh.
Kekurangan : Objek yang dihasilkan akan
mengalami pembesaran
2. Paralel Kolimator
Kelebihan : Gambar yang dihasilkan akan sesuai
dengan objek aslinya

3. Diverging Kolimator
Kelebihan : Digunakan untuk pemeriksaan objek
dengan ukuran yang besar
Kekurangan : Image yang dihasilkan akan mengecil

4. Pin Hole Kolimator


Kelebihan : Digunakan untuk pemeriksaan objek
dengan ukuran yang kecil
Kekurangan : Image yang dihasilkan akan terbalik.
Sehingga perlu ketelitian dalam
melakukan evaluasi image

Anda mungkin juga menyukai