Anda di halaman 1dari 29

APLIKASI TEKNOLOGI

NUKLIR DALAM BIDANG


KESEHATAN
Silvina Hayati (20033101)
Afifah Azzahra Harahap (20033109)
Anisya Rahmadani (20033113)
Ghaby Sal Sabila (20033129)

Dosen Pengampu :
Dra. HIDAYATI, M.Si
DEA STIVANI SUHERMAN, S.Pd., M.Pd
DAPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
 Teknologi nuklir adalah teknologi yang berhubungan dengan penggunaan,
pengelolaan, dan rekayasa inti atom (nuklir).
 Secara garis besar teknologi Nuklir sangat membantu, misalnya bagi sarana
pembantu penyembuhan kanker, pembangkit tenaga listrik, diagnosa penyakit dan
masih banyak lagi keuntungan lainya.
 Program Nuklir Indonesia memiliki tujuan dalam membangun dan memanfaatkan
ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir baik di bidang non-energi maupun di bidang
energi untuk tujuan kesejahteraan dan damai.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana kajian umum tentang nuklir ?
2. Bagaimana kajian tentang prosedur penggunaan nuklir dalam teknologi kesehatan ?
3. Bagaimana kajian umum tentang manfaat dan resiko penggunaan nuklir ?
4. Bagaimana aplikasi teknologi nuklir dibidang kesehatan ?

C. TUJUAN
5. Mendeskripsikan kajian umum tentang nuklir.
6. Mendeskripsikan kajian tentang prosedur penggunaan nuklir dalam teknologi kesehatan.
7. Mendeskripsikan kajian umum manfaat dan resiko penggunaan nuklir.
8. Mendeskripsikan aplikasi teknologi nuklir dibidang kesehatan.
A. NUKLIR

 Pada tahun 1896 Henri Becquerel menyelidiki fosforensi dalam garam uranium. Saat
itu ditemukan sebuah fenomena baru yang kemudian disebut radioaktivitas.
 Pierre Curie dan Marie Curie juga mulai menyelidiki fenomena itu. Dalam prosesnya,
mereka menemukan elemen radium, yang sangat radioaktif. Bahwasannya bahan
radioaktif menghasilkan sinar yang intens dan menembus dari tiga jenis berbeda,
yang mereka beri label alpha, beta, dan gamma.
 Beberapa jenis radiasi ini dapat melewati materi biasa, dan semuanya bisa berbahaya
dalam jumlah besar.
A. NUKLIR

 Fenomena baru radioaktivitas dimanfaatkan oleh produsen obat (seperti halnya


penemuan listrik dan magnet), dan sejumlah obat paten dan perawatan yang
melibatkan radioaktivitas diajukan.
 Ketika atom lebih dipahami, sifat radioaktivitas menjadi lebih jelas.
 Beberapa inti atom yang lebih besar tidak stabil, hal ini karena peluruhannya
(melepaskan materi atau energi) setelah interval acak.
A. NUKLIR

 Peluruhan alfa terjadi ketika nukleus melepaskan partikel alfa yang merupakan dua
proton dan dua neutron, setara dengan nukleus helium.
 Peluruhan beta adalah pelepasan partikel beta, elektron berenergi tinggi.
 Peluruhan gamma melepaskan sinar gamma, yang tidak seperti radiasi alfa dan
beta bukan masalah tetapi radiasi elektromagnetik frekuensi sangat tinggi, dan
energi.
 Jenis radiasi ini adalah yang paling berbahaya dan paling sulit diblokir. Ketiga jenis
radiasi terjadi secara alami pada unsur-unsur tertentu.
A. NUKLIR

Dalam konsep nuklir terdapat reaksi fisi dan fusi, adapun beberapa
kajian terhadap reaksi fisi dan fusi adalah sebagai berikut :

1. Fisi nuklir adalah proses pemisahan inti menjadi bagian yang kira-kira sama,
dan melepaskan energi dan neutron dalam proses tersebut.
2. Reaksi Fusi nuklir (reaksi termonuklir) adalah sebuah reaksi di mana dua inti
atom bergabung membentuk satu atau lebih inti atom yang lebih besar dan
partikel subatom (neutron atau proton).
A. NUKLIR

Gambar 2.1 Reaksi Fisi Nuklir Gambar 2.2 Reaksi Fusi Nuklir
B. Prosedur Penggunaan Nuklir dalam Teknologi
Kesehatan

 Dalam perkembangannya PET (Positron Emission Tomography) merupakan


salah satu teknologi nuklir dalam kesehatan.
 Adanya tahap diagnosa pada pencitraan nuklir dalam kesehatan menggunakan
sejumlah kecil bahan radioaktif yang disebut radiotracers yang biasanya
disuntikkan ke dalam aliran darah, dihirup atau ditelan.
 Radiotracer bergerak melalui area yang sedang diperiksa dan mengeluarkan
energi dalam bentuk sinar gamma yang terdeteksi oleh kamera khusus dan
komputer untuk membuat gambar bagian dalam tubuh pasien
B. Prosedur Penggunaan Nuklir dalam Teknologi
Kesehatan
Hasil pencitraan pada jantung biasanya berguna dalam :
1) memvisualisasikan aliran dan fungsi darah jantung (seperti pemindaian perfusi
miokard),
2) mendeteksi penyakit arteri koroner dan tingkat stenosis koroner,
3) nilai kerusakan pada jantung setelah serangan jantung,
4) mengevaluasi opsi perawatan seperti operasi bypass jantung dan angioplasty,
5) mengevaluasi hasil prosedur revaskularisasi (pemulihan aliran darah),
6) mendeteksi penolakan transplantasi jantung, dan
7) mengevaluasi fungsi jantung sebelum dan sesudah kemoterapi.
B. Prosedur Penggunaan Nuklir dalam Teknologi
Kesehatan

 Teknologi nuklir juga menawarkan prosedur terapeutik, seperti terapi


radioaktif yodium (131I) yang menggunakan sejumlah kecil bahan radioaktif
untuk mengobati kanker dan kondisi medis lainnya yang mempengaruhi
kelenjar tiroid, serta perawatan untuk kanker dan kondisi medis lainnya.

 Radioimmunotherapy (RIT) adalah perawatan kanker khusus yang


menggabungkan terapi radiasi dengan kemampuan penargetan imunoterapi,
perawatan yang meniru aktivitas seluler dalam sistem kekebalan tubuh.

 Dalam imunoterapi, molekul yang diproduksi laboratorium yang disebut


antibodi monoklonal direkayasa untuk mengenali dan mengikat permukaan
sel kanker.
C. Manfaat dan Resiko Penggunaan Nuklir

Adapun beberapa manfaat penggunaan nuklir adalah sebagai berikut :


1) Pembangkit listrik.
2) Kesehatan di bidang kedokteran, Pencitraan menggunakan radiasi pengion
terbesar adalah radiografi medis untuk membuat gambar bagian dalam tubuh
manusia menggunakan sinar-X.
3) Bidang Industri.
4) Detektor asap.
5) Iradiasi makanan.
C. Manfaat dan Resiko Penggunaan Nuklir

Adapun beberapa resiko atau efek samping penggunaan nuklir sebagai berikut :
• Dampak biologis bagi kesehatan seseorang yang sering terpapar radioaktif
seperti rusaknya sel-sel tubuh, gangguan tumbuh kembang anak, dan
kerusakan jaringan kulit.
• Dampak bagi lingkungan, seperti kejadian di Fukushima atau Chernobyl
melepaskan sejumlah besar radiasi pada masyarakat sekitar, memaksa ratusan
ribu orang mengungsi dan beberapa korban jiwa.
• Penyalahgunaan fungsi reaksi nuklir sebagai bahan peledak pada bom atom
Nagasaki dan Hiroshima yang menyebabkan korban jiwa.
D. Aplikasi Teknologi Nuklir Dalam Bidang
Kesehatan
A) Kamera Gamma
 Digunakan dalam penelitian kanker payudara dan kanker prostat dan keperluan riset penyakit
lainnya yang menyangkut jantung, tulang, otak, fungsi ginjal dan lain sebagainya.
 Keunggulannya, dapat memberikan informasi fisiologis, tingkat akurasi yang tinggi dan waktu
analisis yang cepat., serta harga jauh lebih murah dibanding produk impor.
 Gamma camera memiliki komponen dasar yang terdiri dari :
o Kolimator
o Konverging Kolimator
o Diverging Kolimator
o Pin Hole Kolimator
D. Aplikasi Teknologi Nuklir Dalam Bidang
Kesehatan
Kamera gamma memiliki komponen dasar yang terdiri dari :
1) Kolimator
Dalam kedokteran nuklir juga diperlukan sarana untuk memfokuskan sinar gamma ke
detektor. Ada 4 jenis kolimator yaitu:
a) Paralel Hole kolimator.
b) Konverging Kolimator.
c) Diverging Kolimator.
d) Pin Hole Kolimator.
D. Aplikasi Teknologi Nuklir Dalam Bidang
Kesehatan

2) Detektor
Detektor terdiri dari scintilasi kristal yang diletakkan di belakang kolimator, terbuat
dari Natrium Iodida kristal ditambah Thalium. Fungsi utama kristal ini ialah untuk mengubah
sinar gamma menjadi photon.
D. Aplikasi Teknologi Nuklir Dalam Bidang
Kesehatan
3) Photo Multiplier Tube (PMT)
PMT berfungsi untuk merubah signal cahaya menjadi signal elektrik secara terukur.
PMT ditempatkan dibagian belakang kristal NaI dan berjumlah banyak serta tersusun dalam
suatu konfigurasi. PMT dihubungkan dengan kristal secara optis dengan bahan silicon-like
materials.
D. Aplikasi Teknologi Nuklir Dalam Bidang
Kesehatan

4) Cathode Ray Tube (CRT)

Signal-signal yang dapat dari PMT akan diproses menjadi 3 signal X, Y, Z.


spatial coordinates X dan Y sebagai sumbu , dan komponen Z sebagai parameter
besarnya energi yang masuk dalam kristal detektor dan diproses oleh PHA.
D. Aplikasi Teknologi Nuklir Dalam Bidang
Kesehatan

5) Pulse Height Analyzer (PHA)


 PHA pada prinsipnya memiliki fungsi membuang signal-signal radiasi yang berasal dari sinar
hambur atau radiasi lain dari hasil interferensi isotop, sehingga hanya foton yang berasal dari
photopeak yang dikehendaki yang dicatat.
 PHA akan melakukan pemilahan terhadap signal-signal tersebut, selanjutnya meneruskan
signal yang sesuai untuk diteruskan ke sistem komputer, sedang yang tidak sesuai ditolak.
 PHA mampu melakukan fungsi tersebut karena energi yang diterima oleh detektor akan diubah
menjadi signal skintilasi yang memiliki korelasi linier dengan voltage signal yang dikeluarkan
oleh PMT.
D. Aplikasi Teknologi Nuklir Dalam Bidang
Kesehatan
B) Renograf dan Thyroid Uptake

 Renograf XP USB merupakan alat periksa fungsi ginjal berbasis teknik nuklir yang dioperasikan
dengan sistem komputer.
 Alat ini telah tervalidasi dalam seminar yang diselenggarakan oleh Badan Tenaga Atom
Internasional.
 Fungsi alat ini untuk mempelajari kecepatan kelenjar gondok dalam mengakumulasi dan
melepaskan iodium sebagai komponen pembentukan hormon tiroksin. Perunut yang dipakai
adalah isotop Iodium-131 (I-131) yang diberikan ke pasien.
D. Aplikasi Teknologi Nuklir Dalam Bidang
Kesehatan
C) Radiofarmaka I-131 Hippuran.

 Hippuran 131 mempunyai waktu paruh selama 8,04 hari dan memancarkan energi gamma
sebesar 364,48 keV.
 Digunakan untuk pemindaian tulang dan pemeriksaan fungsi ginjal.
 I-131 Hippuran saat ini diproduksi oleh Batan bersama PT. Inuki (Persero) dengan produksi
rata2 100 mCi/minggu atau 400 mCi/bulan. Total produksi dalam satu tahun sekitar 4.800 mCi
I-131 Hippuran.
D. Aplikasi Teknologi Nuklir Dalam Bidang Kesehatan

D) Biomaterial untuk Keperluan Klinis


 Berupa allograf tulang manusia (Allograft berasal dari donor dari spesies yang sama, yang dapat
berupa tulang segar/beku, beku-kering atau demineralisasi tulang beku-kering),
 xenograft/graf tulang sapi (Xenograft diperoleh dari spesies lain dan banyak digunakan dalam
aplikasi regeneratif periodontal klinis.
 Bahan alloplastic termasuk keramik dan polimer dan alami atau sintetis), dan membran amnion.
 Ini digunakan untuk kasus penyakit seperti kanker tulang, periodentitis, patah tulang dan trauma
pada mata.
D. Aplikasi Teknologi Nuklir Dalam Bidang
Kesehatan
E. Mo-99/Tc-99 Generator dan I-131 Oral Solution
Batan bersama PT Inuki telah mampu memproduksi untuk mencukupi kebutuhan
nasional, bahkan melakukan ekspor di beberapa negara di Asia (Malaysia, Vietnam, China,
Bangladesh, Korea, Jepang, dan Philipina). Kebutuhan dalam negeri untuk Tc-99 Generator
sekitar 500 unit. Kebutuhan I-131 Oral Solution adalah 90.000 mCi/tahun. Sedangkan kebutuhan
Mo-99 untuk Asia sebesar 1.200 Ci/tahun. Sementara kebutuhan dunia akan radioisotop ini juga
semakin meningkat.
D. Aplikasi Teknologi Nuklir Dalam Bidang
Kesehatan

Disamping kelima produk kesehatan tersebut di atas, BATAN (Badan Tenaga Nuklir
Nasional) juga mengaplikasi radiasi sinar gamma dari iradiator untuk :
 mensterilkan beberapa alat dan produk kesehatan seperti jarum suntik, sarung tangan bedah,
kateter, dan hemodialiser atau alat pencuci darah.
 Selain itu, sterilisasi juga dilakukan terhadap bahan jaringan dan jaringan biologi yang
kemudian di simpan di Bank Jaringan.
 Sterilisasi dilakukan dengan memanfaatkan energi radiasi yang tinggi guna membunuh
mikroba seperti bakteri, jamur (kapang), atau virus.
PENUTUP
KESIMPULAN

1) Secara umum rekayasa inti atom (nuklir) merupakan rekayasa sebuah inti atom terdiri dari
proton dan neutron yang saling terikat sangat kuat. Gaya elektromagnet yang menyebabkan
muatan, mencegah proton membentuk ikatan tanpa neutron (gaya elektromagnetik tersebut
akan menghancurkan inti nuklir).

2) Secara umum prosedur penggunaan nuklir dalam bidang kesehatan berupa diagnosa dengan
PET (Positron Emission Tomography).

3) Manfaat teknologi nuklir dalam kehidupan cukup kompleks yaitu a) pembangkit listrik, energi
nuklir, b) kesehatan di bidang kedokteran c) bidang Industri d) eksplorasi minyak dan gas untuk
pemboran sumur, e) konstruksi jalan, , f) detektor asap, dan g) iradiasi makanan.

4) Peran aplikasi teknologi nuklir dalam mengembangkan sejumlah peralatan medis dan produk
kesehatan untuk menangani berbagai penyakit, yaitu : Kamera Gamma, Renograf dan Thyroid
Uptake, Radiofarmaka I-131 Hippuran, Biomaterial untuk Keperluan Klinis, Mo-99/Tc-99
Generator dan I131 Oral Solution.
Daftar Pustaka
 Masjhur, J. S. 2000. Aplikasi teknik nuklir dalam bidang kesehatan masa kini. Indonesian
Journal of Nuclear Science Technology. 1 (2) : 29-42. Tersedia pada
www.googleschoolar.com.
 McHugh, C. I., Thirpparthi, M. R., Lawhorn, J. M., Polin, L., Gadgeel, S. Akoury, J., Mangner, T. J.,
Douglas, K. A., Li, J., Ratnam, M., & Shields, A. F. 2018. Using radiolabeled 3’-Deoxy-3’-18F-
Flourothymidine with PET to monitor the effect of dexamethasone on non-small cell lung cancer.
The Journal of Nuclear Medicine. 59 (10) : 1544-1550. Tersedia pada
www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed.
 Soeranto, H. 2003. Peran IPTEK nuklir dalam pemulian tanaman untuk mendukung industri
pertanian. Puslitbang Teknologi Isotop dan Radiasi-Batan. 0216(3128): 308-316. Tersedia
pada www.batan.go.id.
 Suhariyono, G. 2006. Perkembangan tenaga nuklir di dunia. Buletin Alara-Informasi IPTEK.
7(3): 102-112. Tersedia pada www.issn.com.
Daftar Pustaka
 Bhardwaj, R., Meer, A. V, D., Das. S. K., Bruin, M. D., Gascon, J., Wolterbeek, H. T., Denkova,
A. G., & Crespo. P.S. 2017. Separation of nuclear isomers for cancer therapeutic radionuclides based on
nuclear decay aftereffects. Department of Radiation Science and Technology. 44242 (7) : 1-8.
Tersedia pada www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed.
 Dwi Bondan, Panular,dkk. 2014. KAJIAN PEMANFAATAN RADIOFARMAKA TECHNETIUM-99m
DTPAPADA INDIKASI KELAINAN GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN KAMERA GAMMA.
Jurnal Berkala Fisika, 7 (3) : 97 – 102.
 Ferguson, C. D. 2011. Nuclear Energy: What Everyone Needs to Know. Oxford University Press. Inc
 https://www.eia.gov/energyexplained/nuclear/nuclear-power-and-the-environment.php
 Johansson B, Grepe A, Wannfors K, Hirsch J. Sebuah studi klinis tentang perubahan volume cangkok
tulang pada rahang atas yang atrofi. Dentomaxillofac Radiol. 2001; 30 :157–61. doi:
10.1038/sj.dmfr.4600601.
 Masjhur, J. S. 2000. Aplikasi teknik nuklir dalam bidang kesehatan masa kini. Indonesian Journal of
Nuclear Science Technology. 1 (2) : 29-42. Tersedia pada www.googleschoolar.com.
감사합니다 !
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, infographics & images by Freepik
Pertanyaan
• Nama :
Pertanyaan :

• Nama :
Pertanyaan :

• Nama :
Pertanyaan :

Anda mungkin juga menyukai